PUBLISITAS POLITIK PILKADA DEPOK 2015 PADA PASANGAN IDRIS-PRADI DI BERITA ONLINE www.depoknews.id Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh ARIE PERMANA NIM: 1112051100012 PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H PENGESAHAN PANITIA UJIAN DEPOK 2015 Skripsi berjudul PUBLISITAS POLITIK PILKADA oNLINE wu,w.depoknny." "l. PADA PASANGAN bms-pnaDt Dr BERTTA telahdiujiku,aau*,iau,g'*nuq,,1unr*.uttu.Dakwahdan.Ilmu*yY"ik1: pada Jurnat' 6 Januan Jakarta Universitas 1,fu* N"g"ri lUnO Syarii Hidayatullah .utu tyarat 2017. SKripsi ini tetitr diierirna sebagai Juh i*juru Sosral (S.Sos) pada Program Studi Jurnalistik" unt'k memeroleh gelar Iakatta,6 Januari 2017 Sidang MunaqasYah S Ketua MerangkaP Anggota ekretaris MerangkaP Anggota A rl ,'wA/ lt xl/ ll*11/ #ra. Iti. Muslirah Nurhl! K{ors Rtd}o. M'si Nrp. rq2r04122000032001 NrP. 1 9780 11a2009121002 Anggota ffi Pengugi 11292009t21001 Dr. Gun Gun llervanto. M'Si NrP. 19?608 122005011005 II "PUBLISITAS POLITIK PILKADA DEPOK 2015 PADA PASAF{GAN IDRIS-PRADI DI BERITA ONLINE www.depoknews.it' Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Arie Permana NrM. 1112051100012 Dosen Pembimbing, I)r. Gun Gun Heruanto M,Si NIP. 19760812 200501 I 005 PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM I\IEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431HJ2016 M ABSTRAK PUBLISITAS POLITIK PILKADA DEPOK 2015 PADA PASANGAN IDRIS-PRADI DI BERITA ONLINE www.depoknews.id Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap umat manusia. Kegiatan berkomunikasi ini dilakukan manusia dalam semua aspek tidak terkecuali politik. Kegiatan komunikasi politik ini tentunya dimanfaatkan dengan baik oleh para aktor-aktor politik ketika momen pilkada. Publisitas politik merupakan kegiatan yang umum dilakukan oleh setiap kandidat peserta pilkada. Perkembangan teknologi komunikasi menjadikan publisitas politik sebagai strategi penting dalam komunikasi politik melalui media massa. Pada pilkada serentak Kota Depok 2015, media komunikasi massa terutama yang berbasis internet menjadi senjata utama dalam publisitas politik pasangan Idris-Pradi. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah konsep publisitas yang diimplementasikan oleh pasangan Idris-Pradi melalui portal berita online www.depoknews.id. Kemudian pemanfaatan media sebagai salah satu strategi publisitas politik pasangan IdrisPradi. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan paradigma konstruktivis. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, teknik observasi dan dokumentasi. Adapun responden yang diwawancarai adalah KH. Dr. Muhammad Idris selaku walikota terpilih dan sekertaris Tim Sukses Idris-Pradi, Hafid Nasir. Selain itu, juga ada Mujiran, perwakilan redaksi www.depoknews.id. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ada Komunikasi Politik. Kemudian dari sekian banyak konsep dalam Teori Komunikasi Politik, difokuskan penelitian ini kepada Konsep Publisitas Politik. Selain itu, penelitian ini menggunakan Teori Performa Komunikatif dan Media Relation. Penelitian ini menemukan strategi publisitas politik pasangan Idris-Pradi melalui penempatan pada artikel berita di www.depoknews.id. Konsep publisitas politik tersebut ada tiga macam yaitu pure publicity, free ride publicity dan paid publicity. Penggunaan media komunikasi massa sebagai media publisitas politik dilakukan dalam berbagai media seperti facebook, twitter, media cetak lokal dan berita online. Dari ketiga macam publisitas tersebut sebenarnya keseluruhannya adalah paid publicity. Hal itu karena ada kerjasama khusus antara pasangan IdrisPradi dengan www.depoknews.id untuk meliput setiap kegiatan pasangan ini. Bentuk kerjasama tersebut berpengaruh besar dalam terpilihnya pasangan IdrisPradi pada pilkada Kota Depok 2015. Keyword: Pilkada Depok, Idris-Pradi, Publisitas, Politik, www.depoknews.id i KATA PENGANTAR بسم هللا الرحمن الرحىم Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW sebagai suri tauladan dan panutan bagi kita semua umat Islam. Karya tulis ini patut penulis syukuri dan banggakan karena penulis berusaha menyajikan dengan sebaik-baiknya supaya karya tulis ini dapat berguna bagi dunia akademis. Namun, penulis juga menyadari masih terdapat kesalahan dan kekurangan yang perlu diperbaiki dalam karya tulis ini. Dalam proses penyusunan, penulis mendapatkan banyak bantuan, petunjuk, bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. H. Arief Subhan, M.A, Wakil Dekan I Bidang Akademik Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag, serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Dr. Suhaimi, M.Si. 2. Kholis Ridho, M.A sekalu Ketua Prodi Jurnalistik dan Dra. Musfiroh Nurlaili H, M.A selaku Sekertaris Prodi Jurnalistik yang tidak kenal lelah untuk memotivasi mahasiswanya. 3. Siti Nurbaya, M.Si selaku Penasehat Akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi. ii 4. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Para dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mewariskan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan. Semoga ilmu yang bapak dan ibu berikan bermanfaat bagi penulis serta menjadi amal sholeh yang akan terus mengalir pahalanya. 6. Keluarga di Depok. Ibunda Sri Yanti yang tidak lelah memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi. Ayahanda Soehaemi Lesmana yang juga selalu memberikan semangat. Adik-adik Ade Shita Asmarani dan Alan Fathurrahman yang selalu menghibur, semoga penulis bisa menjadi penutan bagi kalian berdua. 7. H. Muhammad Idris selaku Walikota Depok yang telah bersedia memberikan waktunya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi. 8. Hafid Nasir selaku Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Tim Pemenangan Idris-Pradi yang juga telah memberikan waktunya untuk membantu penulis menyelasikan skripsi. 9. Elsa Carinta Putri, perempuan spesial yang yang selalu memberikan semangat dan tidak lelah menemani dengan sabar. 10. Sahabat-sahabat terbaik Leste Crew, Junaidi Abdillah, Daniel Heryanto Sitorus, Indra Rizky, Willy Hakim dan Ade Fadillah yang selalu memberikan support kepada penulis. iii 11. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2012 khususnya JKA27 yang telah bersama selama perkuliahan dan terima kasih atas segala dukungan dan perhatian yang luar biasa kepada penulis. 12. Kawan-kawan seperjuangan di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Komfakda) Cabang Ciputat. Semoga kita tetap menjadi insan akademis, pengabdi, pencipta yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terciptanya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. 13. Teman-teman KKN Bumerang, Rahman, Firman “Kim”, Aria “Bewok”, Irfan “Komeng”, Fauzi “Ncang”, Izzudin, Tendi, Taufik, Anisa, Riri, Gustianti, Rizka, Eky, Maliha, Ayu. 14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Jakarta, 20 Desember 2016 Arie Permana iv DAFTAR ISI ABSTRAK ....................................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 10 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 11 D. Metodologi Penelitian ................................................................ 11 E. Pengumpulan Data ...................................................................... 15 F. Teknik Analisis Data .................................................................. 17 G. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 17 H. Sistematika Penulisan ................................................................. 19 I. Kelemahan Penelitian .................................................................. 20 BAB II Landasan Teoritis A. Teori Performa Komunikatif ...................................................... 22 1. Pengertian Performa Komunikatif ........................................ 22 2. Lima Performa Komunikatif ................................................ 23 B. Komunikasi Politik ..................................................................... 24 1. Pengertian Komunikasi Politik ............................................. 24 2. Unsur-Unsur Komunikasi Politik ......................................... 29 v 3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi Politik ................................ 30 C. Konseptualisasi Publisitas .......................................................... 33 1. Pengertian Publisitas ............................................................ 33 2. Tujuan Publisitas .................................................................. 36 3. Bentuk-Bentuk Publisitas ..................................................... 37 D. Media Relations .......................................................................... 38 1. Pengertian Media Relations .................................................. 38 2. Fungsi Media Relations ........................................................ 40 3. Tujuan Media Relations ....................................................... 41 BAB III Gambaran Umum A. Profil KH. DR. M. Idris Abdul Shomad, MA ............................ 43 B. Profil Pradi Supriyatna ............................................................... 46 C. Profil www.depoknews.id ........................................................... 48 BAB IV Temuan dan Analisis A. Implementasi Konsep Publisitas Politik Idris-Pradi ................... 51 1. Pure Publicity ....................................................................... 57 2. Free Ride Publicity ............................................................... 60 3. Paid Publicity ....................................................................... 69 B. Strategi Pemanfaatan Media Untuk Publisitas Idris-Pradi ......... 75 1. Pemanfaatan Media .............................................................. 75 2. Pemanfaatan www.depoknews.id .......................................... 79 BAB V Penutup A. Kesimpulan ................................................................................. 91 vi B. Saran ........................................................................................... 92 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vii DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Form C1 Hasil Penghitungan Suara Pilkada Serentak Kota Depok 2015 ............................................................................................. 54 Gambar 2 : Informasi Pemilih dan Pengguna Hak Pilih serta Suara Sah dan Tidak Sah Pilkada Serentak Kota Depok 2015 ........................... 55 Gambar 3 : Contoh pure publicity ................................................................ 58 Gambar 4 : Contoh pure publicity ................................................................ 59 Gambar 5 : Contoh free ride publicity ......................................................... 60 Gambar 6 : Contoh free ride publicity ......................................................... 62 Gambar 7 : Contoh free ride publicity ......................................................... 63 Gambar 8 : Contoh free ride publicity ......................................................... 65 Gambar 9 : Contoh free ride publicity ......................................................... 66 Gambar 10 : Contoh free ride publicity ......................................................... 68 Gambar 11 : Contoh paid publicity ................................................................ 69 Gambar 12 : Contoh paid publicity ................................................................ 71 Gambar 13 : LPPDK Pasangan Idris-Pradi ..................................................... 74 Gambar 14 : Facebook resmi pasangan Idris-Pradi ....................................... 77 Gambar 15 : Twitter resmi pasangan Idris-Pradi ........................................... 77 Gambar 16 : Contoh berita di www.depoknews.id ......................................... 87 Gambar 17 : Contoh berita di www.depoknews.id ......................................... 88 viii DAFTAR TABEL Tabel 1 : Biodata KH. Muhammad Idris ................................................... 44 Tabel 2 : Biodata Pradi Supriyatna ........................................................... 47 Tabel 3 : Berita Terkait Pasangan Idris-Pradi di Portal Berita Online ..... 78 Tabel 4 : Peringkat Portal Berita Online Terkait Pemberitaan Pasangan IdrisPradi.............................................................................................. 79 Tabel 5 : Rubrik Portal Berita Online www.depoknews.id ....................... 85 ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Komunikasi memainkan peran penting bagi manusia untuk dapat berinterkasi dan berhubungan satu sama lainnya. Melalui komunikasi seseorang dapat menyampaikan berbagai hal yang ada dipikirannya kepada orang lain sehingga mencapai suatu pengertian makna pesan yang sama. Makna pesan yang tersampaikan dengan baik dapat membuat tujuan penyampaian pesan seseorang tercapai. Komunikasi dilakukan oleh siapa saja, dalam berbagai bentuk seperti melalui komunikasi verbal maupun Komunikasi verbal merupakan sedangkan komukasi komunikasi nonverbal. dalam bentuk kata-kata, komunikasi nonverbal merupakan komunikasi yang melalui gesture atau bahasa tubuh seseorang. Baik komunikasi verbal maupun nonverbal dilakukan demi mencapai tujuan yang sama yaitu agar makna pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik kepada orang yang menjadi penerima pesan kita. Komunikasi dapat digunakan di berbagai macam kegiatan manusia tak terkecuali politik. Politik merupakan salah satu kegiatan yang penting bagi manusia, karena dalam negara mulitikultural seperti indonesia yang memiliki begitu banyak ragam budaya, suku dan agama dituntut untuk memiliki tata 1 kelola kenegaraan yang baik. Di dalam kehidupan politik, seperti halnya dalam wilayah-wilayah kehidupan lain, sosialisasi merupakan suatu kunci bagi perilaku. Sosialisasi politik merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang, dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik, tentu saja sosialisasi maupun publikasi politik menggunakan asas-asas ilmu komunikasi. Melalui sosialisasi politik, individu-individu diharapkan mau dan mampu berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam kehidupan politik.1 Sosialisasi politik sejatinya memiliki peranan penting dalam kehidupan politik bagi setiap negara termasuk Indonesia. Sosialisasi politik mempunyai pengeruh besar dalam pemerintah menyampaikan program-program yang akan dilaksanakan. Publisitas politik juga tidak kalah pentingnya dengan sosialisasi politik. Publisitas politik lebih terlihat ketika menjelang pemilihan umum untuk memilih pemimpin daerah maupun negara kedepannya. Pilkada merupakan momen historis bagi bangsa Indonesia, dimana para kepala daerah dipilih secara langsung. Ini merupakan „hajatan‟ baru yang akan menentukan nasib penanganan daerah-daerah di masa mendatang. Model birokrasi daerah yang selama ini elitis dan menutup akses dari partisipasi rakyat, mau tidak mau harus tunduk pada kedaulatan rakyat. Peran besar yang 1 Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, Suatu Pemikiran dan Penerapan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001) hal. 135-136 2 diberikan kepada rakyat untuk menentukan kepala daerah mereka masingmasing.2 Pemilihan umum kepala daerah atau pilkada merupakan langkah maju proses demokratisasi lokal di Indonesia. Bergulirnya reformasi membuat masyarakat relatif lebih demokratis. Mereka terlihat independen, egaliter, terbuka, dan lebih cerdas dalam menanggapi informasi.3 Dalam perkembangannya pilkada di Indonesia telah dilaksanakan sebanyak 12 kali termasuk pilkada serentak yang dilakukan seluruh kota/kabupaten yang ada di Indonesia desember 2015 silam. Dimana sejak 2004 diberlakukannya undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, bahwa pemilihan kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang disingkat Pilkada. Yang mana pada masa sebelumnya pemilihan kepala Daerah dipegang wewenangnya oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Di dalam Undang-Undang RI nomor 22 tahun 2007 tentang penyelenggaraan pemilu, pengertian Pilkada adalah “Pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah pemilu untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung dalam negara kesatuan Republik Indonesia dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. Namun sejak ditetapkannya Undang-Undang RI nomor 15 tahun 2011 2 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta: PT Lasswell Visitama, 2010), hal. 13 3 Syamsul Hady Thubany, Era Baru Demokratisasi Lokal Indonesia, (Jogjakarta: Nuansa Aksara, 2005) hal ix 3 tentang Penyelengara Pemilu, pengertian Pilkada berubah menjadi, “Pemilihan gubernur, bupati dan walikota adalah pemilihan untuk memilih gubernur, bupati dan walikota secara demokratis dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945”. Dalam satu pelaksanaan pilkada, banyak praktek komunikasi politik yang dilakukan oleh para tokoh yang terlibat di dalam pelaksaanaan pilkada tersebut. Sebut saja, kampanye dan publisitas politik atau dalam ruang lingkup yang lebih sempit lagi, seperti konvensi partai untuk menentukan siapa bakal calon yang diajukan dalam pilkada, atau bahkan koalisi politik untuk samasama memajukan calon yang disepakati sebagai “jagoan” dalam pilkada. Tentu saja, komunikasi politik bukanlah sebuah proses yang sederhana, karena cara kerja sistem politik amat ditentukan oleh adanya suatu masukan (input) dari lingkungan, dan setelah melalui proses tertentu membentuk sejumlah output. Selanjutnya output ini diberikan kembali kepada lingkungan sebagai umpan balik (feed back).4 Hal tersebut menjadi sebuah landasan bagi sebuah partai politik untuk mengusung calon tertentu maju sebagai calon peserta pemilu kepala daerah. Dari informasi yang dikumpulkan baik melalui informasi yang dihimpun dari masing-masing cabang partai politik yang ada di setiap daerah maupun informasi yang di dapat melalui media massa. 4 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, hal. 13 4 Perkembangan teknologi, menjadikan media massa sebagai sebuah pilihan alat kampanye menguntungkan terutama pada partai politik yang mengusung orang baru di dalamnya. Karena mereka perlu untuk menjangkau pemilih yang berada di pelosok daerah. Karena media massa mempunyai kekuatan besar sebagai pilar keempat demokrasi, sehingga mampu menyebarluaskan visi misi calon ke berbagai wilayah.5 Dalam perjalanannya, antara media massa dan proses pemilihan walikota dan wakil walikota, senantiasa tidak dapat terpisahkan. Bagi siapapun yang akan berlaga dalam pilkada tentu amat memperhitungkan keberadaan media massa. Realitas sosial menunjukkan bahwa saat ini adalah “era media”. Apapun itu setiap peristiwa yang ada di tengah-tengah masyarakat menjadi komoditi pers. Apalagi momen pilkada serentak pada tahun 2015 ini menjadi menarik bagi pers untuk diberitakan. Sementara bagi calon kepala daerah terkait pelaksanaan pilkada ini akan memanfaatkan dengan baik keberadaan media massa sebagai media untuk mensosialisasikan keberadaanya maupun mempublikasikan diri. Regulasi tentang pilkada serentak yang baru yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentunya membuat setiap calon kepala daerah dan wakil kepala daerah harus betul-betul mempersiapkan dengan matang strategi politik yang akan diterapkan dalam perhelatan pemilu serentak 2015. Regulasi tersebut mengatur tentang batasan kampanye terbuka yang hanya dilakukan satu kali dalam masa kampanye. Ditambah dana kampanye 5 Antar Venus, Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifitaskan Kampanye Komunikasi, (Bandung: Simiosa Rekatama, TT), hal. xiv 5 baik itu kampanye terbuka maupun penggunaan alat peraga kampanye (APK) seperti spanduk, baliho, stiker, pamflet dan lain sebagainya secara keseluruhan ditanggung oleh pihak KPU sehingga membatasi dominasi satu pihak yang mungkin memiliki dana luar biasa untuk kampanye.. Karena hal tersebut, menjelang pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) serentak pada tanggal 9 Desember 2015, banyak calon walikota dan wakil walikota memanfaatkan media massa berbasis internet yang biasa disebut media baru (online) sebagai media untuk mempublikasikan dirinya. Karena, media online khususnya portal berita online banyak diminati masyarakat sebagai sumber informasi. Media baru diharapkan dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terutama sebagai media publikasi calon walikota dan calon wakil walikota. Publisitas, selain minim biaya atau bahkan cenderung tanpa biaya, dapat memberikan keuntungan kepada pelaku maupun medianya. Publisitas yang dilakukan melalui media online memberikan keuntungan kepada pelakunya karena dapat mempublikasikan dirinya dengan biaya yang tidak semahal memasang iklan resmi. Sedangkan untuk media online sendiri publisitas yang dilakukan oleh pelaku publisitas tersebut tentunya bernilai berita sehingga dapat menjadi konsumsi publik akan informasi. Publisitas sendiri adalah informasi yang berasal dari sumber luar yang digunakan oleh media massa karena itu memiliki nilai berita. Menurut Kriyantono, publisitas biasanya menggunakan media massa sebagai media dalam menyebarluaskan informasi. Atau lebih tepatnya publisitas adalah 6 segala informasi dan tindakan yang menjadikan individu menjadi lebih dikenal publik atau khalayak melalui serangkaian kegiatan untuk mengenalkan individu kepada publik melalui media massa.6 Publisitas merupakan sebuah metode yang tidak dapat terkontrol dalam penempatan pesan di media karena sumber tidak membayar media untuk memuat berita yang bersangkutan. Dengan demikian, publisitas adalah informasi yang bukan berasal dari media atau bukan pencarian wartawan media itu sendiri, namun media menggunakan informasi itu karena memiliki nilai berita. Media kerap melaporkan berita publisitas karena merupakan cara yang mudah dan ekonomis untuk mendapatkan berita dibanding harus mencari sendiri yang membutuhkan lebih banyak tenaga dan biaya. Publisitas ialah penyampaian informasi yang didesain untuk membangkitkan minat lebih tinggi pada perseorangan atau perusahaan melalui media informasi tanpa pengeluaran biaya karena pertimbangan besarnya minat khalayak.7 Hal ini dimanfaatkan pada pilkada serentak di kota Depok untuk menyampaikan pesan politik dalam rangka menyukseskan masing-masing kandidat dalam pilkada serentak 2015 kota Depok. Kedua pasang kandidat tersebut adalah Dimas Oky Nugroho yang diusung oleh partai PDI-P berpasangan dengan Babai Suhaimi yang diusung oleh Partai Golkar (DimasBabai) di nomor urut 1. Keduanya didukung pula oleh Partai Nasdem, PPP, 6 Rahmat Kriyantono, PR Writing: Teknik Media Public Relation dan Publisitas Korporat, (Jakarta: Kencana, 2012), hal. 41 7 Gun Gun Heryanto & Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), hal. 89 7 PKB dan PAN. Serta Idris Abdul Shomad yang diusung oleh PKS berpasangan dengan Pradi Supriyatna yang diusung oleh Partai Gerindra (Idris-Pradi). Kedua pasang calon tersebut sama-sama mempublikasikan kegiatan yang mereka lakukan di media online lokal yaitu www.depoknews.id. Dalam ranah politik keseluruhan ini merupakan suatu hal yang strategis karena secara tidak langsung pemberitaan kegiatan tersebut memberikan pengaruh psikologis pada para khalayak pengguna media. Menurut Alo Liliweri, paling tidak ada sepuluh alasan mengapa publisitas itu diperlukan. Dua dari sepuluh alasan tersebut adalah yang pertama publisitas paling tidak dapat mengontrol apa yang dibicarakan publik soal keberadaan dan kesuksesan pelaku publisitas. Kedua, adalah meningkatkan pamor pelaku publisitas.8 Contoh nyata publisitas melalui media massa adalah ketika Barrack Obama maju sebagai calon Presiden Amerika Serikat, dia memanfaatkan media massa sebagai media publisitas dan akhirnya memenangkan pemilu presiden Amerika Serikat pada tahun 2011. Contoh lain ketika Jokowi yang berpasangan dengan Basuki Tjahya Purnama (Ahok) dapat memenangkan pilkada gubernur DKI Jakarta pada tahun 2013 karena menggunakan media massa terutama media baru (internet) sebagai medium publisitas politik. Seperti hal tersebut, penulis tertarik mengambil studi kasus pada pasangan Idris-Pradi karena pasangan tersebut selain kedekatan dengan dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pasangan 8 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), hal. 466 8 ini memiliki strategi publisitas politik yang tidak kalah bagus dari beberapa contoh tokoh pada paragraf sebelumnya. Seperti diketahui, Idris Abdul Shomad pernah menjadi dosen tetap Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lalu, dengan pengemasan publisitas yang baik di media online lokal, pasangan ini dapat memenangkan pilkada Kota Depok dengan kemenangan mutlak. Menyoal kembali publisitas, penulis tertarik karena strategi ini merupakan stategi politik yang cukup efektif juga dengan minim biaya atau low cost. Publisitas berbeda dengan kampanye, titik perbedaan paling signifikan adalah dari segi biaya tentunya. Layaknya fenomena kampanyekampanye yang ada di setiap perhelatan pemilihan umum di Indonesia, sudah pasti ada bagi-bagi „ongkos bensin‟ bagi siapa saja yang ikut kampanye kandidat peserta pemilihan umum. Selain itu, kampanye dengan jor-joran biaya besar belum tentu hasilnya sesuai harapan. Meskipun, publisitas juga tidak selalu berhasil, tapi paling tidak publisitas lebih murah biaya apalagi melalui media sehingga publisitas tersebut bisa menjadi berita yang dapat dinikmati para pemirsa. Publisitas politik merupakan strategi alternatif yang efektif ketika iklan politik tidak terlalu menjadi perhatian masyarakat. Dengan adanya publisitas, popularitas dapat didongkrak tanpa kehilangan perhatian dari khalayak. Karena, publisitas ini juga bagian dari kerja pers juga dimana konten publisitasnya memiliki nilai berita yang dapat disajikan kepada masyarakat. Umumnya, masyarakat lebih percaya kepada berita daripada iklan. 9 Berbicara soal media, dalam penelitian ini penulis mengambil studi kasus portal berita online, yakni www.depoknews.id. Pemilihan portal berita tersebut bukan tanpa alasan meski ada beberapa berita online lainnya yang juga memuat berita tentang pilkada Depok. Pertama, portal berita ini memuat berita khususnya kota Depok paling banyak diantara portal berita lainnya yakni kurang lebih 15 berita sehari. Kedua, ada lebih banyak porsi “berita yang direncanakan” mengenai pasangan Idris-Pradi di portal berita online ini selama masa kampanye. Ketiga, meskipun terkesan pemberitaan lebih condong kepada Idris-Pradi, namun berita online ini masih bisa berasas netral karena juga memuat berita tentang kompetitor Idris-Pradi yaitu pasangan Dimas-Babai. Dengan demikian, berdasarkan beberapa argumentasi diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, “Publisitas Politik Pilkada Kota Depok 2015 pada Pasangan Idris-Pradi di Berita Online www.depoknews.id”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan dalam sebuah rumusan masalah: - Bagaimana konsep publisitas politik yang diimplementasikan oleh pasangan Idris-Pradi? - Bagaimana pemanfaatan media sebagai salah satu strategi publisitas politik pasangan Idris-Pradi pada pilkada kota Depok 2015? 10 Dengan melihat strategi dari pasangan tersebut, maka akan terlihat pula pemanfaatan www.depoknews.id sebagai media publisitas. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis bertujuan untuk: - Mendeskripsikan implementasi konsep dan teori publisitas yang dilakukan oleh pasangan Idris-Pradi pada Pilkada kota Depok 2015. - Mendeskripsikan pemanfaatan media massa sebagai medium publisitas politik oleh pasangan Idris-Pradi pada Pilkada kota Depok 2015. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat akademis dan manfaat praktis yaitu: a. Secara akademis penelitian ini diharapkan bisa menambah wacana dan referensi untuk keperluan studi lebih lanjut dan sebagai bahan bacaan kepustakaan b. Secara praktis penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan wawasan tentang komunikasi politik terutama kiat publisitas melalui media massa yang baik bagi penulis, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi maupun aktor politik yang akan maju sebagai pemimpin pada pemilihan umum kedepannya. D. Metodologi Penelitian 11 1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisnya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epistimologis yang panjang.9 Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap social meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara/mengelola dunia sosial mereka.10 Paradigma konstruktivisme ialah paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relatif. Paradigma konstruktivisme ini berada dalam perspektif interpretivisme (penafsiran) yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu interaksi simbolik, fenomenologis dan hermeneutik. Paradigma konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivisme realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang, seperti yang biasa dilakukan oleh kaum positivis. Konsep mengenai konstruksionis 9 Deddy mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 9 10 Dedi N. Hidayat, Paradigma dan Metode Penelitian Sosial Empirik Klasik, (Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, 2003), hal. 3 12 diperkenalkan oleh sosiolog interpretative, Peter L. Berger bersama Thomas Luckman. Dalam konsep kajian komunikasi, teori konstruksi sosial bisa disebut berada diantara teori fakta sosial dan defenisi sosial.11 Penulis menggunakan paradigma konstruktivis untuk mengetahui implementasi teori dan konsep publisitas politik oleh pasangan Idris-Pradi pada pilkada Depok 2015 di media online www.depoknews.id. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan ini memungkinkan seorang peneliti untuk menginterpretasikan dan menjelaskan suatu fenomena secara holistik dengan menggunakan kata-kata, tanpa harus bergantung pada sebuah angka. Pendekatan kualitatif pada umumnya mencari hasil penelitian langsung kepada sumbernya tanpa melakukan jajak pendapat kepada orang banyak melalui kuisioner. Menurut Bogdan dan Taylor, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.12 Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal 11 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Isi Media, (Yogyakarta: LKIS, 2004), hal. 13 12 Robert Bogdan and Steven J Teylor, Introduction to Qualitative Research Methods: a Phenomenological Approach to the Social Sciences, (New York: John Willey & Sons, 1975), hal. 4-5 13 yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut mementingkan proses dibandingkan dengan hasil akhir. Oleh karena itu urutan-urutan kegiatan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Pedekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). 3. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana pasangan Idris-Pradi memanfaatkan media sebagai media publisitas dalam Pilkada serentak kota Depok 2015. Penelitian deksriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) secara sitematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.13 Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.14 Berdasarkan sifat penelitian deskrptif, data yang di kumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan begitu laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut dapat berasal dari naskah wawancara, catatan 13 14 Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: CV Rajawali, 1963), hal 19 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hal 54-55 14 lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.15 Studi kasus Menurut Maxfield yang dikutip Nazir dalam bukunya mendefinisikan penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakterkarakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.16 Pada pendekatan studi kasus, ada tiga tipologi umum yang dikemukakan oleh Cresswell yaitu studi kasus intrinsik (fokus didalam suatu kasus dapat dilihat dari keunikannya), studi kasus instrumental (menggunakan kasus sebagai instrumen untuk menggambarkan isu tersebut), dan studi kasus kolektif (ketika suatu kasus diteliti lebih dari satu kasus).17 Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan stusi kasus intrinsik. E. Pengumpulan Data I. Data Primer a. Wawancara 15 Lexy J. Moleong¸ Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 11 16 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hal. 66 17 John W.Creswell, Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition, (London: SAGE Publications, 1998), hal. 36 15 Adalah salah satu dari sekian teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung dengan bertanya kepada key informan atau informan. b. Dokumentasi Merupakan teknik yang bisa digunakan dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi merupakan pengumpulan-pengumpulan data berupa gambar-gambar, foto-foto, artikel, yang hasilnya dapat dijadikan bahan lampiran maupun data tambahan riset yang dibutuhkan. II. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan dari berbagai organisasi atau perusahaan. Untuk memperoleh dan menunjang data sekunder, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data kepustakaan yang digunakan untuk mempermudah mendapatkan data-data, teori-teori, metode-metode penelitian dari referensi buku-buku, catalog yang berkaitan serta menunjang penelitian, serta mencari data-data yang dibutuhkan melalui website atau internet online bisa dibilang cara baru yang bisa dilakukan dalam mencari data. F. Teknik Analisis Data Maleong mendefinisikan analisis data sebagai proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar 16 sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Bodgan & Biklen mengemukakan analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.18 Tahap analisis data memegang peran penting dalam riset kualitatif, yaitu sebagai faktor utama penilaian kualitas riset. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dimana analisis data yang digunakan bila datadata yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif berupa kata-kata, kalimat-kalimat, atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi Melalui data kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan diambil kesimpulan yang berifat khusus kepada yang bersifat umum kemudian disajikan dalam bentuk narasi.19 G. Tinjauan Pustaka Sebelum melakukan penelitian mengenai strategi publisitas calon pasangan walikota dan wakil walikota Depok pada Pilkada serentak 2015 ini, peneliti sudah melakukan tinjauan pustaka terhadap peneltian terkait sebelumnya. Penelitian sejenis ini yaitu: 1. Tedi Khumaedi, skripsi tahun 2009 metode kualitatif deskriptif berjudul “Komunikasi Politik Dewan Pimpinan Cabang Partai 18 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009), hal. 165 19 Rachmat Kriyantono, hal. 194 17 Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor dalam Pilkada Bupati Bogor Tahun 2008”, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam skripsi ini, ditemukan sejumlah usaha DPC PPP dalam memenangkan calon bupati bogor seperti sosialisasi ke pelosok warga dan pemasangan alat peraga kampanye agar calon yang diusung menang dalam pilkada bupati Bogor 2008. 2. Misliyah, skripsi tahun 2010 metode kualitatif deskriptif berjudul “Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan Mochtar Muhammad-Rahmat Effendi dalam Pilkada Kota Bekasi Periode 2008-2013”, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam skripsi ini ditemukan sejumlah pembangunan citra yang efektif pasangan MuRah melalui sejumlah media massa seperti koran dan stasiun radio sehingga dapat memenangkan pilkada kota Bekasi. 3. Maharani Auliyawati, skripsi tahun 2008 metode kualitatif deskriptif berjudul “Kampanye Politik di Media Massa Pasangan Adang Darajatun-Dani Anwar dalam Masa Kampanye Pilkada DKI 2007”, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 18 Dalam skripsi ini ditemukan sejumlah faktor kekalahan Adang Darajatun-Dani Anwar pada pilkada DKI 2007. 4. Hernisya Hanuryandini, skripsi tahun 2014 metode kualitatif berjudul “Strategi Publisitas Tokoh Politik Pasangan H. Arief Wismansyah dan H. Syahrudin di Website www.arief2013.com pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Tangerang 2013”, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam skripsi ini ditemukan strategi publisitas politik melalui website dengan cara promosi diri pasangan Arief-Syahrudin. Perbedaan antara kelima skripsi tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah peneliti berusaha membongkar strategi publisitas politik pasangan Idris-Pradi pada pilkada serentak 2015 kota Depok di www.depoknews.id sehingga dapat memenangkan pilkada kota Depok 2015. H. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis secara sistematis membagi dalam lima bab yang terdiri dari beberapa sub bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, meliputi; A. Latar Belakang Masalah, B. Rumusan Masalah, C. Tujuan dan Manfaaat Penelitian, D. 19 Metodologi Penelitian, E. Pengumpulan Data, F. Teknik Analisa Data, G. Tinjauan Pustaka, H. Sistematika Penulisan BAB II : Landasan teori yang membahas tentang Teori Performa Komunikatif, Komunikasi Politik, Konseptualisasi Publisitas, Media Relations BAB III : Gambaran Umum mengenai KH. Muhammad Idris dan Pradi Supriyatna, Media Online www.depoknews.id BAB IV : Temuan dan Analisis, meliputi; A. Implementasi Konsep Publisitas Politik Idris-Pradi, B. Strategi Pemanfaatan Media Untuk Publisitas Idris-Pradi BAB V : Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran I. Kelemahan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan tidak akan terlepas dari sebuah kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut diharapkan sebagai rujukan untuk penelitian sejenis dikemudian hari. Sehingga, penelitian berikutnya bisa disempurnakan dan hasilnya lebih baik. Kelemahan penelitian ini adalah post factum yaitu penelitian yang dilakukan setelah fenomenanya berlalu. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam memperoleh data-data dan bukti-bukti untuk mendukung penelitian. Sebelum dipilihnya www.depoknews.id ini penulis terlebih dahulu memilih untuk menggunakan media cetak lokal Koran Depok dan Radar Depok. Namun, 20 karena tidak adanya arsip untuk mendukung penelitian akhirnya penelitian jatuh pada media online www.depoknews.id. Kelemahan selanjutnya adalah studi kasus yang dilakukan hanya dilakukan pada satu kasus saja yaitu publisitas yang dilakukan oleh pasangan Idris-Pradi. 21 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori Performa Komunikatif 1. Pengertian Performa Komunikatif Performa komunikatif adalah salah satu konsep yang terdapat di teori budaya organisasi. Teori budaya organisasi merupakan sebuah teori dimana orang melekatkan makna terhadap simbol-simbol komunikasi seperti tindakan, perkataan maupun kegiatan yang selalu dilakukan setiap saat.20 Performa komunikatif merupakan salah satu dari faktor terciptanya budaya komunikasi. Masing-masing anggota organisasi tentu memiliki performa komunikatif berbeda-beda dan sudah tentu dari tiap-tiap anggota organisasi membawa performa komunikatifnya untuk memberi warna terhadap budaya organisasi. Hal ini tidak terlepas dari ketiga asumsi dasar tentang teori ilmu budaya organisasi. Teori budaya organisasi itu sendiri adalah hasil penelitian dari Clifford Geertz, Michael Pacanowsky dan Nick O‟Donnel-Trujillo. Mereka menemukan tiga asumsi dasar terciptanya teori performa komunikatif.21 Asumsi pertama adalah tiap anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang sama mengenai organisasi mereka, sehingga tiap anggota memiliki pemahaman lebih baik mengenai ideologi organisasi. Kemudian asumsi kedua adalah pentingnya penggunaan-penggunaan dan 20 Richard West & Turner, Teori Komunikasi, Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008) buku 1 ed. 3 hal. 325 21 Richard West & Turner, hal. 319 22 penerapan aspek-aspek komunikasi dalam rutinitas organisasi. Lalu, asumsi ketiga adalah bagaimana tradisi dan rutinitas setiap organisasi berbeda-beda begitu pula cara berkomunikasinya.22 Performa terkait dengan sikap dan tindakan dari individu-individu yang berada dalam organisasi. Performa tentu tidak bisa didapatkan secara instan tapi melalui perjalanan karir atas pemahaman dan pengalaman yang didapatkan selama beraktifitas. Performa itu hasil dari proses yang tidak sebentar melainkan proses yang terus menerus berlangsung dalam jangka waktu yang lama. 2. Lima Performa Komunikatif Performa terbaik itu bisa didapatkan oleh siapa saja dalam organisasi atau instansi manapun. Seseorang bisa dilihat apakah ia berada di performa terbaiknya dengan dilihat dari penjabaran terhadap lima performa komunikatif yaitu, performa ritual yang kemudian terbagi menjadi ritual personal, tugas, sosial dan organisasi, performa hasrat, performa sosial, performa politis dan performa enkulturasi.23 Performa Ritual merupakan performa yang berkaitan dengan bagaimana seseorang melakukan kegiatan sehari-hari yang berpengaruh pada pandangan orang terhadap dirinya. Performa ritual terdiri dari empat jenis yaitu; ritual personal yang merupakan rutinitas yang dilakukan seseorang di tempat kerja setiap hari. Kemudian ritual tugas yang merupakan rutinitas yang dilakukan dengan pekerjaan tertentu di tempat kerja. Lalu, ritual sosial yang 22 23 Richard West & Turner, hal. 319 Richard West & Turner, hal. 326 23 merupakan rutinitas yang melibatkan hubungan dengan orang lain di tempat kerja. Terakhir, ritual organisasi yang merupakan rutinitas yang berkaitan dengan organisai secara keseluruhan. Adapun performa hasrat yaitu performa yang berkaitan dengan keinginan dan harapan seseorang dalam organisasi sehingga rasa tersebut menjadi sebuah kisah yang diceritakan terus menerus oleh orang lain dalam organisasi. Kemudian performa sosial dimana performa komunikatif seseorang dilihat dari sikap santun dan kesopanan maupun etika serta sikapsikap lainnya dalam menjalani setiap aktifitas kesehariannya di luar organisasi. Lalu, performa politis yang merupakan perilaku organisasi yang mendemonstrasikan kekuasaan atau kontrol. Performa ini menjelaskan gaya dan perilaku kepemimpinan seseorang dalam kapasitasnya sebagai seorang pemimpin. Terakhir, performa enkulturasi yang mencakup perilaku organisasi yang membantu para anggotanya dalam menemukan makna menjadi anggota suatu organisasi. Artinya, dalam performa enkulturasi ini dipahami bahwa seberapa besar organisasi berpengaruh dalam perjalanan karir seseorang. B. Komunikasi Politik 1. Pengertian Komunikasi Politik Sebelum memasuki pembahasan mengenai komunikasi politik, dibahas dahulu mengenai pengertian komunikasi dan pengertian politik. Sebab, komunikasi politik merupakan gabungan dari dua disiplin ilmu yang berbeda namun berkaitan sangat erat yaitu ilmu komunikasi dan ilmu politik. 24 a. Pengertian Komunikasi Komunikasi pada dasarnya adalah ilmu yang paling pertama dipelajari oleh seorang manusia. Sejak pertama lahir ke dunia, seorang bayi manusia sudah berusaha menyampaikan pesan kepada orang tuanya, meskipun hanya sebuah tangisan. Komunikasi merupakan pondasi awal manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini berarti bahwa komunikasi merupaka hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia baik sebagai individu maupun kelompok. Komunikasi bisa didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan baik langsung maupun tidak langsung dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku.24 Lebih lanjut lagi membahas komunikasi, Wiryanto mengatakan komunikasi adalah kondisi dimana komunikator dan komunikan memiliki persamaan makna pesan.25 Hal ini berkaitan dengan asal kata komunikasi yang berasal dari bahasa latin communis artinya adalah “sama”. Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga tercipta komunikasi yang efektif, umumnya para peminat komunikasi banyak meminjam pemikiran dari Harold Lasswell tentang komunikasi. Harold Lasswell dalam bukunya yang berjudul Stucture and Function of Communication in Society, mengatakan bahwa komunikasi adalah Who says what in which channel to whom with what effect (siapa mengatakan apa lewat saluran apa kepada siapa berakibat apa efeknya).26 24 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, hal. 4 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Grasindo, 2004), hal. 5 26 Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, (Jakarta: PT Citra Aditya Bakti, 2000), hal. 10 25 25 Jadi menurut Lasswell proses komunikasi memiliki 5 unsur. Kelima unsur tersebut adalah siapa sumbernya atau siapa komunikatornya, apa pesan yang disampaikannya, pesan tersebut disampaikan melalui media apa, kepada siapa pesan tersebut ditujukan dan apa efek yang ditimbulkan akibat pesan tersebut. Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang termasuk penjelasan mengenai komunikasi pada paragraf sebelumnya. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan kegiatan yang mengacu pada tindakan komunikator, yang mengirim pesan melalui media tertentu kepada komunikan sehingga tercipta perubahan-perubahan tertentu. b. Pengertian Politik Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali istilah politik digunakan. Karena kata politik sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. sederhana saja ketika ada seseorang melakukan sesuatu atas dasar suatu kepentingan sudah pasti akan berasumsi itu adalah politik. Dalam perkembangannya banyak pakar politik mendefinisikan mengenai politik itu sendiri meskipun tidak sesederhana itu. Politik dalam Bahasa Arab disebut Siyasyah, yang selanjutnya berkembang dan diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi siasat.27 Dalam Politik itu dalam kesehariannya memang hal-hal yang berbau siasat atau strategi. Strategi yang dimaksud adalah tentang bagaimana mencapai sebuah tujuan terutama tujuan-tujuan yang menyangkut ketatanegaraan. 27 Inu Kencana Syafi‟I, Ilmu Politik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hal. 9 26 Menurut Miriam Budihardjo, politik secara umum adalah setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan tujuan yang menyangkut sistem kenegaraan.28 Jadi misalnya ada demo sekelompok Habib yang memprotes kebijakan pemerintah mengenai pemimpin terpilih beragama non muslim, walaupun namanya aksi damai tapi kegiatan tersebut menyangkut sistem kenegaraan yakni kepala pemerintahan, hal tersebut berarti aksi tersebut aksi politik. Sedangkan menurut Delian Noor, Politik adalah segala aktifitas atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang dimaksud untuk mempengaruhi, dengan jalan mengubah, atau mempertahankan suatu macam bentuk susunan masyarakat.29 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, politik memiliki pengertian yaitu ilmu mengenai ketatanegaraan dan kenegaraan dan segala yang berhubungan dengan pemerintahan.30 Dari beberapa pengertian diatas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa politik merupakan segala kegiatan yang berhubungan dengan ketatanegaraan. Mulai dari tujuan untuk mencapai tujuan bersama sampai kepada mengatur kebijakan dan kepentingan publik. Semua hal diatas tidak dapat dilakukan tanpa adanya sebuah proses komunikasi. Maka dari itu perlu adanya kajian mengenai komunikasi politik. c. Definisi Komunikasi Politik 28 Miriam Budihardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 1998), hal. 8 Deliar Noor, Pengantar ke Pemikiran Politik, (Jakarta: Gramedia, 1998), hal. 94 30 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995) Cetakan ke-8, hal. 694 29 27 Komunikasi dan politik merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan. Tidak ada politik yang berjalan tanpa adanya proses komunikasi. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Sedangkan politik itu sendiri menyangkut kepentingan bersama dan segala aspeknya disampaikan melalui proses komunikasi. Komunikasi politik adalah perpaduan antara dua disiplin ilmu yang berbeda tapi saling berkesinambungan, yaitu ilmu komunikasi dan ilmu politik. Hal ini menandakan bahwa ilmu komunikasi begitu elastis sehingga bisa dipadukan dengan ilmu lainnya dan membentuk sebuah cabang ilmu baru. Komunikasi dalam kajian politik, dipahami sebagai proses penyamaan makna dari kegiatan yang berbau politik.31 Misalnya, kesepakatan menyangkut bagaimana pembagian sumber daya kekuasaan (power sharing) atau bagaimana kesepakatan tersebut dibuat. Sementara komunikasi politik dalam kajian komunikasi dipahami sebagai proses mempengaruhi orang lain dengan pesan-pesan politik guna mencapai sebuah tujuan.32 Definisi lain mengenai komunikasi politik dikatakan sebagai proses penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain.33 Pesan-pesan bercirikan politik ini bisa berbagai macam hal yang berbau kepentingan, bisa kebijakan pemerintah, kritik terhadap pemerintah, kampanye, publisitas politik, dan lain sebagainya. Jadi komunikasi politik disini adalah komunikasi yang bertujuan untuk meraih 31 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik Sebuah Pengantar. (Bogor: PT Ghalia Indonesia, 2013), hal. 2 32 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, hal. 2 33 Maswadi Ra‟uf, Indonesia dan Komunikasi Politik, (Jakarta: PT Gramedia, 1993), hal. 32 28 sebuah kekuasaan. Pandangan lain mengenai komunikasi politik menurut Cangara adalah suatu proses komunikasi yang memiliki pesan bermuatan politik.34 Kembali kepada paradigma Lasswell, who says what in which channel to whom with what effect, nampaknya ini yang dimaksudkan oleh banyak ahli komunikasi politik. Seperti halnya disampaikan Gun Gun Heryanto, bahwasanya ketika pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang komunikator itu memiliki muatan atau bobot politik, kemudian disampaikan melalui medium-medium tertentu sehingga komunikan ini berubah orientasi politiknya maka kejadian ini disebut komunikasi politik. 35 2. Unsur-Unsur Komunikasi Politik Berangkat dari paradigma Lasswell tersebut, menurut Cangara yang dikutip dari Dan Nimmo, komunikasi politik memiliki berbagai unsur. Unsurunsur komunikasi politik tersebut adalah komunikator politik, pesan politik, media atau saluran politik, sasaran atau target politik dan efek dari komunikasi politik.36 Komunikator politik adalah mereka-mereka yang memiliki informasi tentang hal-hal yang mengandung makna atau bobot politik, misalnya, Presiden, Menteri, anggota DPR, MPR, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pemerintah daerah, politisi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan 34 Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011) Edisi Revisi, hal. 30 35 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, hal. 2-3 36 Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2009) hal. 31-33 29 kelompok penekan (mahasiswa, pers dan lain-lain). Sedangkan pesan politik adalah pesan yang disampaikan oleh komunikator politik diatas yang disampaikan baik secara tertulis maupun tidak, secara verbal maupun non verbal, tersembunyi maupun terang-terangan. Misalnya, pidato politik, pernyataan politik, siaran berita yang memuat ulasan politik, makna logo, spanduk, baliho, dan semacamnya. Lalu, saluran atau media politik adalah sarana yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan politik diatas bisa berupa media cetak, media elektronik, media format kecil (brosur, pamflet, selebaran, bulletin, dan lain-lain), media luar ruang (baliho, spanduk, reklame, dan lain sebagainya), partai politik, karang taruna, dan media lainnya yang bisa menyampaikan pesan politik tersebut. Kemudian sasaran adalah pihakpihak yang menjadi tujuan komunikasi politik ini dilakukan. Misalnya anggota masyarakat yang diharapkan dapat memberikan dukungan politik kepada aktor-aktor politik dalam bentuk pemilihan suara dalam pemilihan umum. Terakhir efek komunikasi politik adalah perubahan-perubahan sikap atau pola pikir setelah menerima pesan politik tersebut. Diharapkan, efek yang ditimbulkan sesuai dengan harapan-harapan komunikator politik. 3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi Politik Secara umum, tujuan komunikasi politik adalah penyampaian pesanpesan politik dalam sebuah sistem politik tertentu oleh komunikator politik kepada komunikan politik. Namun, secara khusus para ilmuwan memberikan batasan yang eksplisit tentang tujuan komunikasi politik yaitu untuk 30 memperoleh citra politik, pendapat umum, partisipasi politik, sosialisasi politik, pendidikan politik dan rekruitmen politik.37 Citra politik adalah gambaran mengenai seorang figur di mata banyak orang dan persepsi-persepsi yang ditimbulkan yang bisa memberikan kesan positif maupun negatif. Kemudian pendapat umum atau public opinion dapat didefinisikan sebagai pendapat, sikap, perasaan, pendirian dan harapanharapan yang umumnya sama antara individu maupun kelompok-kelompok. Lalu, partisipasi politik adalah keterlibatan seseorang atau kelompok dalam setiap kegiatan pemerintahan maupun kegiatan politik lainnya. Sedangkan sosialisasi politik dapat dimaknai sebagai proses pengenalan-pengenalan segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem politik. Adapun pendidikan politik adalah usaha menanamkan, mengubah atau mempertahankan sistem nilai atau orientasi politik dengan mengaktifkan proses sikap, perilaku, sistem berfikir, serta pandangan seseorang atau kelompok, baik kader, simpatisan maupun masyarakat umum. Terakhir, rekrutmen politik adalah suatu usaha untuk mengajak individu-individu masuk kedalam dunia politik yang pada akhirnya menjadikan anggota politik, baik sebagai simpatisan sampai menjadi kader politik dan pengurus organisasi politik. Fungsi komunikasi politik menurut Gabriel Almond seperti dikutip Cangara adalah merupakan salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik.38 Seperti kutipannya yang terkenal yaitu: 37 Mahi H. Hikmat, Komunikasi Politik: Teori dan Praktik dalam Pilkada Langsung, (Bandung: Simbiosa Rekatama, 2011), hal. 39-41 38 Hafied Cangara, 2009, hal. 40 31 “All of the function performed in the political system-political socialization and recruitment, interest articulation, interest aggregation, rule making, rule application, and rule adjudication are performed by means of communication”.39 Kutipan diatas berarti bahwa komunikasi politik bukanlah fungsi yang berdiri sendiri, akan tetapi merupakan proses penyampaian pesan-pesan yang terjadi pada saat keenam fungsi lainnya dijalankan. Keenam fungsi tersebut adalah sosialisasi dan rekruitmen politik, artikulasi kepentingan, Agregasi kepentingan, pembuatan aturan, penerapan aturan dan penghakiman aturan. 40 Yang dimaksud sosialisasi dan rekruitmen politik yaitu dimana kondisi seseorang mendapatkan pengetahuan serta pengalaman tentang politik dan diajak ikut serta dalam kegiatan-kegiatan politik sebagai anggota sistem politik. Artikulasi kepentingan adalah proses dimana aspirasi masyarakat diproses sebagai dasar pembuatan aturan. Kemudian, agregasi kepentingan yaitu gabungan-gabungan kepentingan politik dari kelompok-kelompok yang berorientasi pada masyarakat. Lalu, pembuatan aturan adalah proses pembuatan aturan yang berupa undang-undang yang dilakukan biasanya oleh lembaga eksekutif dan legislatif. Adapun penerapan aturan adalah kegiatan penerapan aturan-aturan yang sebelumnya dibuat dan dilaksanakan oleh setiap bagian dari lembaga eksekutif dan legislatif. Terakhir, penghakiman aturan yaitu proses dimana penegakan hukum atas pelanggaran-pelanggaran dalam penerapan aturan. Pasti yang namanya penegakan dari pelanggaran- 39 40 Hafied Cangara, 2009, hal. 40 Hafied Cangara, 2009, hal. 40-41 32 pelanggaran aturan atau undang-undang melibatkan juga pembuatan aturan mengenai penghakiman ini. Menurut McNair, seperti yang dikutip oleh Cangara, komunikasi politik sebagai disiplin ilmu memiliki lima fungsi dasar sebagai berikut; memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kejadian-kejadian disekitarnya, mendidik masyarakat dalam menilai suatu berita mengenai pemerintahan, menyediakan ruang publik untuk aspirasi masyarakat, terakhir memberikan pengawasan terhadap pemerintah. 41 C. Konseptualisasi Publisitas 1. Pengertian Publisitas Sebelum lebih dikerucutkan lagi menjadi publisitas politik, dalam bagian ini akan dibahas terlebih dahulu mengenai publisitas secara umum. Karena, pada dasarnya publisitas adalah bagian kerja dari public relation (PR) suatu perusahaan, organisasi maupun institusi yang menggunakan media massa sebagai sarana penyampaian informasinya. Meskipun, menurut Jefkins publisitas bukan hanya istilah yang popular di dalam dunia PR saja melainkan dalam kehidupan sehari-hari karena menurutnya, publisitas adalah dampak dari diketahuinya sebuah informasi.42 Publisitas biasanya merupakan publikasi yang menggunakan media massa sebagai sarana penyebarluasan informasi. Atau lebih tepatnya, publisitas adalah segala informasi atau tindakan yang membawa seorang 41 42 Hafied Cangara, 2009, hal. 40 Frank Jefkins, Public Relation, (Jakarta: Erlangga, 2003), hal. 19 33 individu menjadi dikenal publik melalui kegiatan-kegiatan untuk mengenalkan seorang individu kepada masyarakat melalui media massa.43 Lebih lanjut, kita simak beberapa kutipan dari para ahli tentang pengertian publisitas: Menurut Howard Stephenson yang dikutip oleh Gun Gun Heryanto mengatakan Publicity is news about events that are panned. (publisitas adalah berita mengenai kejadian-kejadian yang direncanakan).44 Menurut R. Roekomy yang juga dikutip oleh Gun Gun Heryanto mengatakan publisitas adalah teknik penyiaran suatu berita tentang peristiwa yang direncanakan terlebih dahulu dalam media massa.45 Menurut MO Pallapah yang juga dikutip Gun Gun Heryanto mengatakan publisitas adalah salah satu bentuk kerja pers dimana menciptakan peristiwa-peristiwa atau kejadian melalui berita guna membentuk pendapat umum46 David F. Rachmacitti seperti dikutip oleh ALo Liliweri mengatakan publisitas adalah berita yang ditulis oleh media massa yang mencakup pemberitahuan tentang suatu produk, layanan-layanan, acara-acara, posisi, pekerja, kontribusi, sejarah, atau tujuan dari suatu bisnis, agensi atau kelompok.47 Sedangkan menurut Newsom, Truk dan Krueckeberg seperti juga dikutip oleh ALo Liliweri mengatakan publisitas adalah berita-berita tentang 43 Rahmat Kriyantono, PR Writing: Teknik Media Public Relation dan Publisitas Korporat, hal. 41 44 Gun Gun Heryanto & Shulhan Rumaru, hal. 89 45 Gun Gun Heryanto & Shulhan Rumaru, hal. 89 46 Gun Gun Heryanto & Shulhan Rumaru, hal. 89 47 Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, hal. 460 34 seseorang, produk atau pelayanan yang muncul pada suatu ruang media dalam bentuk berita.48 Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa publisitas merupakan sebuah kegiatan yang bernilai berita yang sengaja direncanakan untuk dilakukan oleh seseorang, organisasi maupun perusahaan sehingga menarik perhatian media massa sehingga tercapai tujuan tertentu. Pada umumnya tujuan tersebut adalah meraih polularitas. Selain itu, publisitas adalah gratis karena adanya simbiosis mutualisme antara media massa dengan pelaku publisitas. Hal ini senada dengan Gun Gun Heryanto: “Publicity is information from an outside source that is used by the media because the information has news value. It is an uncontrolled method of palcing massages in the media because the source does notpay the media placement” (publisitas adalah informasi yang berasal dari sumber luar yang digunakan oleh media massa karena informasi itu memiliki nilai berita. Publisitas merupakan sebuah metode yang tidak dapat terkontrol dalam penempatan pesan di media massa karena sumber tidak membayar media untuk memuat berita yang bersangkutan).”49 Dengan demikian, publisitas adalah informasi yang bukan berasal dari media massa atau bukan pencarian wartawan media massa itu sendiri, namun media massa menggunakan informasi itu karena memiliki nilai berita. Media massa kerap melaporkan berita publisitas karena merupakan cara yang mudah dan ekonomis untuk mendapatkan berita dibanding harus mencari sendiri yang membutuhkan lebih banyak tenaga dan biaya. 48 49 Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, hal. 460 Gun Gun Heryanto & Shulhan Rumaru, hal. 90 35 Pada umumnya publisitas, iklan dan kampanye memiliki kesamaan yakni sama-sama mempromosikan suatu produk atau seseorang. Namun, dalam hal ini publisitas memiliki perbedaan signifikan dengan iklan dan kampanye yakni segi ekonomisnya karena publisitas tidak perlu membayar biaya besar untuk mempromosikan sesuatu untuk meraih popularitas di mata masyarakat. Dengan demikian, jika dikhususkan menjadi publisitas politik, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa publisitas politik adalah suatu usaha yang dilakukan oleh aktor politik guna meraih popularitas atau kepentingan politik lainnya dengan cara melakukan suatu kegiatan yang bernilai berita sehingga dapat disebarluaskan oleh media massa sebagai sebuah berita. 2. Tujuan Publisitas Politik Jika ditelisik lebih lanjut, publisitas politik bertujuan untuk menaikkan popularitas lembaga atau kandidat politik. Tentunya, semakin besar popularitas seseorang, tidak memungkiri bahwa memudahkan dirinya untuk menyampaikan tujuan-tujuan politiknya. Menurut Gun Gun Heryanto, tujuan publisitas itu adalah untuk memeroleh perhatian, memeroleh penghargaan, niat baik, dan tentunya popularitas.50 Pada dasarnya publisitas ditujukan untuk menarik perhatian khalayak dengan isu-isu yang seolah-olah direncanakan. Kemudian, dengan adanya perhatian dari khalayak luas, pelaku publisitas diharapkan mendapatkan penghargaan. Meskipun tidak berupa piala maupun plakat, penghargaan dari 50 Gun Gun Heryanto & Shulhan Rumaru, hal. 92 36 masyarakat yang ditujukan kepada orang lain bisa berupa tanggapan positif dan citra positif. Publisitas juga bertujuan untuk niat baik. Niat baik inilah yang menstimulus pihak lain untuk mengadakan kerja sama. Publisitas terutama dalam ranah politik tentunya bertujuan untuk memeroleh popularitas. Popularitas sangat penting apabila seorang kandidat pilkada di beberapa wilayah pemilihannya kurang dikenal masyarakat. Dengan adanya publisitas, namanya bisa dikenal masyarakat dan juga berpengaruh pada elektabilitasnya. 3. Bentuk-Bentuk Publisitas Dalam kacamata komunikasi politik, publisitas pada praktiknya memiliki bentuk penyelenggaraan yang berbeda-beda. Paling umum bentuk publisitas menurut Gun Gun Heryanto ada 4 yaitu publisitas murni (pure publicity), publisitas berbayar (paid publicity), free ride publicity dan tie-in publicity.51 Publisitas murni (pure publicity) merupakan kegiatan publisitas yang memanfaatkan kejadian sehari-hari yang sebenarnya biasa saja misalnya ucapan selamat pagi, selamat hari raya maupun himbauan-himbauan. Biasanya publisitas murni banyak terlihat di pinggir-pinggir jalan seperti spanduk atau baliho ucapan hari raya dari kandidat ataupun aktor politik. Free ride publicity adalah kegiatan publisitas yang memanfaatkan keberadaan pihak lain seperti seminar, pengajian, arisan atau kegiatan tokoh lain untuk mendongkrak popularitas. Sifat free ride ini masih sama seperti 51 Gun Gun Heryanto & Shulhan Rumaru, hal. 93 37 publisitas murni yakni kejadian atau kegiatan acara biasa. Bedanya acara ini dilakukan oleh pihak ketiga diluar komunikan politik. Tie-in publicity merupakan publisitas yang memanfaatkan kejadian luar biasa misalnya memberikan bantuan sosial pada korban bencana alam. Kegiatan ini seperti menyelam sambil minum air, memanfaatkan suatu kejadian luar biasa untuk memeroleh popularitas karena kejadian seperti ini tentunya mengundang wartawan untuk meliput. Terakhir, publisitas berbayar (paid publicity) yaitu publisitas yang dilakukan dengan membayar media untuk publisitas pelakunya. Misalnya membuat talkshow khusus atau kerjasama untuk meliput setiap kegiatan seseorang dalam jangka waktu tertentu. Melakukan kerjasama khusus juga merupakan bagian dari paid publicity. D. Media Relations 1. Pengertian Media Relations Seperti halnya publisitas, aktifiras media relation juga merupakan bagian dari sebuah kerja seorang public relation (PR). Dalam kerjanya, seorang PR menjadi ujung tombak sebuah perusahaan maupun organisaasi dalam berbagai bidang. Penilaian jelek maupun buruk sebuah perusahaan maupun organisasi di mata publik tergantung kinerja PR dalam mengelola citra. Di dalam dunia politik kekinian, semakin banyak peran media relation yang digunakan dalam menaikkan popularitas seseorang politikus maupun partai politik melalui media massa. 38 Perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap bentuk bentuk media massa memberikan pengaruh yang berarti bagi seorang aktor politik maupun sebuah partai politik. Liputan yang baik di media cenderung akan memberikan pencitraan yang baik pula bagi partai tersebut maupun seorang aktor politik yang mau maju sebagai calon peserta pemilu. Karena kemungkinan besar akan meningkatkan kepercayaan publik dalam melihat orang itu dan akhirnya menumbuhkan minat publik untuk memberikan suaranya dalam pemilu. Aktifitas public relations inilah yang menjalin relasi dengan media dan mendapatkan kepercayaan dari liputan media. Beberapa pakar seperti, Philip Lesly memberikan definisi media relations sebagai hubungan yang dibangun antara sebuah organisasi dengan media massa untuk kepentingan publisitas organisasi tersebut.52 Yosal Iriantara mengartikan media relations merupakan bagian dari public relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi.53 Tampak bahwa pengertian media relations berdasarkan pada relasi antara individu atau organisasi atau perusahaan dengan media. Sehingga dapat disimpulkan pengertian media relations adalah relasi yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapainya tujuan-tujuan individu maupun organisasi atau perusahaan. 52 Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Public Relations 2.0: Teori dan Praktik Public Relations di EraCyber, (Depok: Gramata Publishing, 2014) hal, 129 53 Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, hal, 130 39 Dengan demikian, media relations menempati posisi penting dalam pekerjaan seorang Public Relations karena dapat menjaga dan mengontrol informasi yang mengalir ke masyarakat dalam suatu sistem sosial.54 2. Fungsi Media Relations Media relation memiliki beberapa fungsi. Fungsi dari konsep ini yang paling terkenal adalah dari sebuah pengalaman perusahaan besar Johnson & Johnson. Perusahaan ini pernah jatuh karena sebuah kasus kesehatan dari konsumennya lalu kemudian dengan memanfaatkan hungungan dengan media perusaahaan ini membangun kembali kepercayaan publik dengan publikasipublikasi yang positif. Seperti dikutip Wahidin, Johnson & Johnson menegaskan bahwa media memiliki peran serta fungsi yang sangat penting bagi perusahaan yaitu meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan kepercayaan publik terhadap produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, meningkatkan nilai dan penjualan dari produk dan jasa, membantu perusahaan keluar dari komunikasi krisis, dan meningkatkan relasi dari beragam publik, seperti terhadap lembaga pemerintahan, perusahaan-perusahaan, organisasi masyarakat maupun individu. 55 Fungsi-fungsi inilah yang menempatkan media relations sebagai bagian dari aktifitas public relations. Dalam paradigma komunikasi politik objek utama dari fungsi tersebut bisa diganti dengan pelaku politik bisa seorang aktor maupun partai politik. Bahkan, John memberikan perhatian 54 Rini Darmastuti, Media Relations: Konsep, Strategi, Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013), hal. 40 55 Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, hal, 134 40 khusus pada posisi media relations, bahwa public relations memiliki tiga tanggung jawab fungsional yaitu relasi eksternal, relasi internal dan relasi media. 56 Relasi eksternal merupakan sebuah hubungan komunikasi yang dilakukan dengan pihak-pihak diluar organisasi kecuali media massa. Relasi internal adalah komunikasi yang dilakukan untuk mempererat hubungan antara organisasi dengan para anggota organisasi. Kemudian, relasi media adalah hubungan yang dibangun oleh organisasi dengan media massa. 3. Tujuan Media Relations Langkah yang diambil pada saat menentukan fungsi media relations, tentu diharapkan dapat sesuai dengan sasaran yang akan dicapai oleh seorang public relations. Sasaran sebagai tujuan dari sikap atau keputusan yang diambil diharapkan tanpa melahirkan masalah baru. Menjalankan fungsi PR dengan menggunakan media relations sebagai strategi adalah keputusan yang tepat karena maju mundurnya perusahaan sangat bergantung dengan harmonisasi hubungan antara pers dengan organisasi. Pada dasarnya, upaya membangun media relations bertujuan untuk menjaga netralitas dan objektifitas terhadap informasi atau data yang berkembang di media massa, mendapatkan sarana yang tepat untuk kepentingan publikasi, mendapatkan umpan balik dari masyarakat yang 56 Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, hal, 134-135 41 berfungsi untuk sarana evaluasi dan mendapatkan kepercayaan dari pers sehingga terjalin hubungan baik yang berkelanjutan.57 57 Dasrun Hidayat, M.I.Kom, Media Public Relations: Pendekatan Studi Kasus Cyber Publik Relations Sebagai Metode Kerja PR Digital, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), Hal. 78-79 42 BAB III GAMBARAN UMUM A. Profil KH. DR. M. Idris Abdul Shomad, MA Muhammad Idris Abdul Shomad yang sekarang berubah panggilan menjadi Muhammad Idris lahir di Jakarta 55 tahun yang lalu atau tepatnya pada tanggal 25 Juli 1961. Ayahnya, H. Abdul Shomad asli Beji, sedangkan Ibunya Hj. Yumani Binti Sholeh asli kelahiran Cilodong, Depok. Kedua orang tuanya kemudian hijrah ke Jakarta untuk berdagang di Manggarai. Idris dan kedelapan saudaranya lahir di Jakarta dengan lingkungan keluarga besar yang relijius.58 Kyai ramah yang tinggal di Cilodong, Depok ini menamatkan pendidikan dasar di Jakarta dari tahun 1966-1974. Kemudian meneruskan pendidikan menengah dan atas di Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo hingga tahun 1980. Lalu, mendapat beasiswa untuk melanjutkan gelar perguruan tinggi hingga memeroleh gelar Doktor di Arab Saudi. Mengenai pengalaman organisasi, sejak di pondok Gontor, Beliau sudah aktif dalam Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM). Sedangkan di Arab Saudi, beliau pun aktif dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dan Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI). Pengalaman 58 http://www.depok.go.id/07/04/2011/01-berita-depok/profil-wakil-walikota-depok-khdr-idris-abdul-shomad-ma-%E2%80%9Culama-putra-daerah-yang-visioner%E2%80%9D. Diakses pada 8 September 2016 43 organisasi inilah yang membuat dirinya semakin matang dalam menghadapai persoalan-persoalan di kota Depok ini nantinya. Selain itu, beliau juga pernah menjadi dosen di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta sejak 1998-2010 juga Pasca Sarjana UIN Jakarta dan Universitas Indonesia (UI). Kyai santun yang memiliki spesialis ilmu dakwah ini, pada tahun 2002 bersama-sama dengan Hidayat Nur Wahid mendirikan Ikatan Da‟i Indonesia (IKADI). Beliau pun mendapat amanah menjadi Sekjen di IKADI. Sebelum pilkada kota Depok 2015 ini, beliau pernah menjadi wakil walikota periode sebelumnya mendampingi Nur Mahmudi Ismail yang saat itu juga dirinya menjabat sebagai sekertaris MUI Kota Depok. Dengan integritas tingginya terhadap kemajuan kota Depok, tidak meragukan DPP PKS untuk menyalonkan dirinya menjadi calon walikota Depok pada pilkada 2015 berpasangan dengan Pradi Supriyatna. Tabel 1 Biodata KH. Muhammad Idris Nama KH. DR. Muhammad Idris Abdul Shomad, MA Tempat/Tanggal Lahir Jakarta, 25 Juli 1961 Agama Islam Jalan Ar Ridho no. 107 Rt 001/004 Kelurahan Alamat Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Depok Status Menikah dan dikaruniai 6 anak Riwayat Pendidikan - TK Budi Asih, Jakarta Selatan tahun 1967 44 - SD Matraman Wadas, Jakarta tahun 1974 - SMP Ponpes Modern Gontor tahu 1977 - SMA Ponpes Modern Gontor tahun 1980 - S1 Ushuluddin Dakwah, Universitas Imam Mohammad Ibnu Daud Gassim, Saudi Arabia tahun 1986 - S2 Komunikasi Dakwah, Universitas Imam Mohammad Ibnu Daud Gassim, Saudi Arabia tahun 1990 - S3 Syariah Tsaqofah, Universitas Imam Mohammad Ibnu Daud Gassim, Saudi Arabia tahun 1997 - Sekjen IKADI periode 2005-2015 - Sekertaris MUI kota Depok periode 2004-2009 - Dosen STAI At Taqwa Bekasi tahun 2000- Pengalaman Organisasi 2005 - Dosen S1-S3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1998-2010 Pengalaman Pekerjaan - Dosen S2 UMS Surakarta tahun 2002-2006 - Dosen S1 Universitas Indonesia tahun 20022006 - Ketua Yayasan Ma‟had al Aly Ad Dakwah, Jakarta Barat tahun 2004-2010 45 - Konsultan pada Sharia Consulting Center, Jakarta tahun 2005-2010 B. Profil Pradi Supriyatna Pradi Supriyatna yang lebih akrab dipanggil Bang Pradi adalah putra Depok asli kelahiran kota yang ikonik dengan buah belimbing ini. Beliau lahir pada 9 Oktober 1970 dalam keluarga yang sederhana. Bahkan, dirinya sempat membantu pamannya menjadi kenek metromini setiap pulang sekolah saat menempuh pendidikan menengah atas di SMA Bunda Kandung, Jakarta. Sebelum terjun ke dunia politik, Bang Pradi adalah seorang pengusaha muda di kota Depok. Namanya mulai berkibar ketika aktif sebagai pemimpin umum PT Aksara Depok Makmur yang menerbitkan harian umum Monitor Depok (Monde). Selain itu juga, beliau dikenal sebagai petinggi klub sepakbola kebanggan kota Depok yakni Persikad Depok. Tampil sebagai orang nomor 1 mendampingi KH. Muhammad Idris di kota Depok merupakan keinginan sarjana Manajemen Informatika Universitas Gunadarma Depok ini. Sudah Sejak 10 tahun lalu Bang Pradi bertarung di pilkada kota Depok. Bahkan pada periode sebelumnya, Bang Pradi menjadi 46 wakil dari Yuyun Wirasaputra dan kalah melawan pasangan Nur MahmudiIdris Abdul Shomad (pasangannya pada pilkada Depok 2015).59 Selain aktif sebagai seorang pengusaha, Bang Pradi juga aktif di kegiatan sosial di masyarakat, diantaranya sebagai Penasihat Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Depok dan Wakil Ketua DPD Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) Kota Depok. Selain itu, beliau anggota Executive Comitee (Exco) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kota Depok. Tabel 2 Biodata Pradi Supriyatna Nama Pradi Supriyatna Tempat, Tanggal Lahir Depok, 9 Oktober 1970 Agama Islam Jl. KH. M. Usman No 12 Rt 03/04 Kel. Kukusan, Alamat Kec. Beji Depok Status Menikah dengan dikaruniai 4 anak - SD Muhamadiyah 01 Kukusan Beji Depok tahun 1983 Riwayat Pendidikan - SMP 131 Ciganjur Jakarta Selatan tahun 1986 - SMA Bunda Kandung Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 1989 59 http://depokrayanews.com/2016/07/08/inilah-profil-wakil-walikota-depok-pradisupriatna. Diakses pada 7 September 2016 47 - S1 Manajemen Informatika Universitas Gunadarma tahun 1994 - Ketua DPC Partai Gerindra tahun 2010sekarang Pengalaman Organisasi - Exco PSSI Kota Depok tahun 2014-sekarang - Wakil Ketua Forkabi Kota Depok tahun 2009sekarang - Bussiness Development PT. Guna Bhakti Pertiwi tahun 2001-sekarang Pengalaman Pekerjaan Pimpinan Umum PT. Aksara Depok Makmur (Penerbit Harian Monitor Depok) tahun 20082015 - Komisaris CV. Pradi Perkasa Law & Firm (Advokat ) tahun 2009-sekarang C. Profil www.depoknews.id60 60 Data email dari redaksi www.depoknews.id 48 Lahir sebagai portal media online pertama di kota Depok, www.depoknews.id berupaya menyajikan berbagai berita terkini seputar Depok meliputi; peristiwa, gaya hidup, olahraga, wisata, hiburan, kuliner, teknologi, otomotif, politik, serta informasi perkembangan kedepokan. Portal berita online ini di dirikan pada tahun 2010 dengan dilatarbelakangi untuk menyeimbangkan berita lebih independen dan mengedepankan kebenaran serta berpihak kepada yang lemah. Portal www.depoknews.id memiliki visi menebarkan kabar yang mencerahkan dan mencerdaskan bangsa Indonesia. Sedangkan misi www.depoknews.id adalah menuju tatanan dunia yang lebih baik dan membangun jaringan kerjasama secara luas demi kebangkitan bangsa Indonesia. Motto portal berita ini adalah “Terpercaya dan Bersahabat”. Susunan redaksi www.depoknews.id adalah: 1. Pemimpin perusahaan : Eko Setiawan Nugroho 49 2. Pemimpin redaksi : R. Poetra Arwiek 3. Redaktur : Akhdan Mujahid, Fitri Yulinti, Yanuarita Puji Hastuti 4. Editor : Mujiran 5. Reporter : Mujiran, Ady Nugrahadi, Mia Nala Dini 6. Kontributor : Haris Maulana, Muslim, Akbar, Miriawan, M. Arya, M. Riyadi, Aditya Rahman, Tabronih, Febriyawan Mulyana 7. Marketing Iklan : Agus Awalus, Nur Azis, Sartono 8. IT & Sosmed : Torikodin, Fakih Aufa Alamat Redaksi Jl. Margonda Raya, No. 1, Depok, Jawa Barat. Email : [email protected]. Telepon : 021-7720 7020 50 BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS A. Implementasi Konsep Publisitas Politik Idris-Pradi Pilkada Depok tahun 2015 merupakan bagian dari era baru pilkada di Indonesia. Regulasi baru model pilkada serentak yang dilakukan di beberapa kota di Indonesia adalah yang pertama di masa pemerintahan presiden Joko Widodo. Ini juga merupakan yang pertama kalinya di Indonesia. dengan berlakuknya model baru ini, seluruh dana dan keperluan kampanye kandidat diatur oleh KPU pusat yang bersinergi dengan KPU daerah masing-masing. Salah satu aturan baru dalam pilkada kali ini adalah dibatasinya masing-masing kandidat untuk satu kali melakukan kampanye terbuka. Hal ini menyebabkan masing-masing tim sukses kandidat mengatur strategi sedemikian rupa guna memenangkan pilkada serentak Kota Depok ini. Baik pasangan Idris-Pradi maupun kompetitornya Dimas-Babai, menggunakan segala cara untuk menyiasati pembatasan kampanye tersebut. Setiap pasangan kandidat memiliki cara tersendiri untuk menyebarluaskan popularitas mereka di mata masyarakat. Namun, kedua pasangan tersebut memiliki kesamaan dalam pemanfaatan media komunikasi untuk mengenalkan diri mereka kepada masyarakat. Mulai dari pemanfaatan media cetak, berita online maupun sosial media seperti facebook dan twitter. Dua media terakhir ini secara resmi juga didaftarkan sebagai media kampanye di KPUD Kota Depok. 51 Sebuah kampanye politik selalu erat dengan konsep pemasaran politik, di dalamnya terdiri dari publisitas dan iklan politik guna meraih citra positif di mata masyarakat. Kolaborasi koalisi PKS dan Partai Gerindra yang mengusung pasangan Idris-Pradi ini gencar melakukan publisitas di media masa terutama yang berbasis internet. Pada prinsipnya, semakin banyak publisitas semakin banyak peluang untuk menarik dukungan dari masyarakat Depok. Selama masa kampanye, kegiatan-kegiatan sosial juga gencar dilakukan oleh pasangan ini dan hampir semua kegiatan tersebut mesuk dalam bidikan peliputan media. Imbasnya, citra positif pasangan Idris-Pradi menyebar luas di masyarakat, terlepas diluar kepopuleran Muhammad Idris yang seorang petahana. Tercatat beberapa komunitas masyarakat dan ketokohan ikut merapatkan diri mendukung pasangan Idris-Pradi. Bahkan, ada satu komunitas masyarakat dari pasangan kompetitor berbelok mendukung pasangan Idris-Pradi. Tidak bisa dipungkiri kepopuleran pasangan Idris-Pradi di mata masyarakat adalah hasil dari performa sosial Muhammad Idris kepada tiap lapisan elemen masyarakat baik yang berbasis ketokohan maupun berbasis komunitas. Tiap kegiatan yang bersifat tradisional di masyarakat berhasil dimanfaatkan untuk mendekatkan diri di masyarakat. Tentu, beragam kegiatan tersebut dengan sendirinya mengundang wartawan untuk meliput. Kalau anda tanya kenapa saya bisa eksis di masyarakat sebelumnya, bagaimana saya bisa eksis di lembaga-lembaga, bagaimana tokohtokoh yang begitu berafiliasi dengan saya. Yakni memanfaatkan eventevent yang sudah ada yang jadi tradisi di masyarakat yang dilakoni 52 oleh komunitas, lembaga tadi. Seperti ada acara kawinan saya diundang diajak kemana-mana. Atau ada acara komunitas sepeda, itu kan tidak pakai modal. Saya tinggal bawa sepeda gowes keliling. Mereka yang mengenalkan saya ini loh calon walikota. Yang berbicara juga bukan saya, mereka yang berbicara. Karena saya tidak boleh ngomong.61 Pada akhirnya, setelah melalui masa kampanye yang berlangsung selama kurang lebih 4 bulan, pasangan Idris-Pradi memenangkan pilkada Depok yang dilaksanakan tanggal 9 Desember 2015. Pasangan yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra serta didukung oleh Partai Demokrat ini mengalahkan pasangan Dimas-Babai yang diusung dan didukung banyak partai. Tercatat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar mengusung pasangan ini. Ditambah, Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) turut mendukung pasangan ini. Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara real count KPUD Kota Depok yang dilaksanakan di Hotel Bumiwiyata Depok pada 16 Desember 2015 menyatakan Idris-Pradi menang mutlak atas pasangan DimasBabai. Penetapan hasil rekapitulasi menunjukkan pasangan nomor 1 DimasBabai memeroleh 252.885 suara atau 38,13% dan pasangan nomor 2 IdrisPradi memeroleh 410.361 suara atau 61,87%. Total suara sah berdasarkan rekapitulasi adalah 662.891 suara. Sedangkan, jumlah surat suara yang tidak sah berjumlah 29.019 suara. Total 61 Wawancara Muhammad Idris tanggal 26 September 2016 di Balaikota Depok 53 surat suara sah dan tidak sah berjumlah 691.930. Sementara, daftar pemilih tetap (DPT) Kota Depok adalah 1.225.163 suara.62 Gambar 1 Sumber: www.kpu.go.id 62 https://pilkada2015.kpu.go.id/depokkota diakses pada 12 Oktober 2016 pukul 23.00 54 Gambar 2 Sumber: www.kpu.go.id Melihat kemenangan mutlak pasangan Idris-Pradi atas pasangan DimasBabai pada pilkada Kota Depok 2015 ini patut diamati bagaimana faktor yang memengaruhi kemenangan pasangan ini. Di setiap pilkada yang berlangsung di daerah manapun di Indonesia sudah barang tentu para calon kandidat peserta pemilu memiliki strategi masing-masing. Tidak terkecuali pasangan Idris-Pradi. Salah satu faktor utama dalam strategi kemenangan pasangan ini adalah melalui publisitas politik melalui media komunikasi. Media komunikasi yang 55 digunakan difokuskan yang berbasis media seperti sosial media dan portal berita online. Makanya kita butuh banyak kegiatan-kegiatan yang masif di masyarakat. Kita memainkan peranan di sosial media dan media online sehingga menjadi viral. Itu menjadi salah satu strategi utama kita di media.63 Dari pengamatan melalui portal www.depoknews.id terdapat beberapa bentuk publisitas yang dilakukan oleh pasangan Idris-Pradi. Ada kurang lebih 100 berita pilkada dan 62 berita terkait Idris-Pradi di portal berita online ini. Publisitas selain bagian dari kerja public relation suatu perusahaan, juga merupakan bagian dari kerja suatu media atau pers. Ketika suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun suatu institusi bernilai informasi, tentunya wartawan media tidak boleh ketinggalan untuk meliputnya. Karena sifatnya yang seperti berita, publisitas ini dimanfaatkan untuk mendongkrak popularitas melalui media. Publisitas juga tidak sembarang dilakukan. Artinya adalah tidak sembarang orang memiliki daya tarik untuk menjadikan suatu kegiatan tersebut mengundang para wartawan untuk meliput. Misalnya kegiatan jalan sehat, kalau hanya orang biasa tentunya kegiatan tersebut biasa saja. Lain hal ketika kegiatan jalan sehat tersebut dihadiri oleh walikota, baik acara tersebut maupun walikotanya sendiri menjadi perhatian khalayak seperti fungsi publisitas yang sudah dijelaskan sebelumnya. Faktor daya tarik inilah yang menjadikan publisitas sebagai kendaraan utama kemenangan Idris-Pradi di pilkada Kota Depok 2015. Publisitas 63 Wawancara Hafid Nasir tanggal 25 Oktober 2016 di Kantor DPC PKS Kota Depok 56 menjadi strategi jitu dalam mendongkrak popularitas Idris-Pradi di mata masyarakat. Selain dimana publisitas lebih minim biaya dibanding menaruh iklan di media massa karena publisitas lebih dipercaya daripada iklan. Bentuk publisitas politik menurut oleh Gun Gun Heryanto ada 4 yaitu pure publicity atau biasa disebut sebagai publisitas murni, paid publicity atau publisitas berbayar, tie-in publicity atau publisitas yang memanfaatkan keberadan pihak ketiga dan free ride publicity atau publisitas yang memanfatkan momen kejadian luar biasa.64 Namun, hanya tiga bentuk publisitas yang dilakukan oleh pasangan Idris-Pradi ini yang diperkuat dengan bukti-bukti artikel yang ada, yaitu: 1. Pure Publicity (publisitas murni) Publistas murni dilakukan kandidat untuk menarik perhatian khalayak. Aktifitas ini biasanya menekankan kepada kejadian alamiah. Kegiatan ini bertujuan untuk mempopulerkan diri melalui setting sosial yang apa adanya. Kejadian alamiah ini banyak macamnya. Umumnya, kejadian alamiah adalah kegiatan keseharian si pelaku publisitas ini. untuk menjadi sebuah publisitas, pengemasan berita berdasarkan kegiatan tersebut harus berbeda dengan laporan kegiatan biasa. 64 Gun Gun Heryanto & Shulhan Rumaru, Hal. 93 57 Gambar 3 Artikel Tanggal 01/10/2015 Artikel diatas berisi informasi mengenai cuitan Muhammad Idris di twitter. Cuitan itu bertuliskan “assalamualaikum selamat pagi warga Depok…hari ini saya mulai cuti untuk kampanye. Mohon doalnya untuk #DepokTerbaik.” Lalu disebutkan pula kalau Idris selama masa kampanye dia tidak tinggal di rumah dinas. Artikel ini tergolong publisitas murni karena memanfaatkan kejadian biasa yaitu cuitan di media sosial twitter. Cuitan maupun update status adalah hal biasa yang dilakukan semua orang. Namun, dibuat seolah-oleh menjadi berita guna menarik perhatian massa. Performa ritual Idris ini berhasil dinaikkan menjadi sebuah informasi yang bernilai berita. 58 Gambar 4 Artikel Tanggal 11/09/2015 Dalam artikel di atas, Pradi mengenakan kemeja putih mengunjungi kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) setelah menghadiri acara deklarasi damai di Gedung Salazar, Cilodong, Depok. Pradi berkunjung ditemani oleh kader Partai Gerindra. Sementara ketua PWI, Hendri Afirianto berpendapat kalau kunjungan yang singkat itu merupakan langkah yang patut diapresiasi karena mempererat hubungan calon pemimpin dengan wartawan. Artikel berita di atas penulis golongkan menjadi publisitas murni karena berisikan kejadian biasa seorang calon pemimpin melakukan kunjungan-kunjungan. Aktifitas mengunjungi PWI ini 59 merupak bentuk performa sosial dan performa politis dari calon wakil walikota Pradi Supriyatna. Hal seperti ini adalah hal yang lumrah dan biasa saja namun menjadi sebuah publisitas karena memiliki informasi bernilai berita juga bernilai penghargaan dari masyarakat. 2. Free Ride Publicity Publisitas bentuk ini umumnya memanfaatkan kepopuleran pihak lain atau memanfaatkan pihak ketiga untuk memeroleh kepopuleran. Pihak ketiga bisa berupa peresmian acara, seminar ataupun acara yang dilakukan oleh pihak lain dimana si pelaku publisitas „menumpang‟ untuk memeroleh popularitas. Gambar 5 Artikel Tanggal 28/08/2015 Dalam artikel diatas Muhammad Idris menyatakan cuma akan melaksanakan kampanye terbuka sekali. Idris beralasan bahwa figur 60 dirinya sudah dekat dengan masyarakat sehingga tidak perlu banyakbanyak melakukan kampanye terbuka. Selain itu juga Idris tidak mau banyak mengambil cuti untuk kampanye karena dirinya masih menjabat sebagai wakil walikota Depok. Disamping itu pula belum adanya kesepakatan kampanye antara timses kedua kandidat dengan KPU. Dalam artikel berita ini, Idris menyatakan hanya melaksanakan satu kali kegiatan kampanye terbuka saat kegiatan peresmian nomor urut dari KPU Kota Depok. Dalam hal ini branding dari www.depoknews.id menegaskan kalau sosok Idris merupakan sosok yang dekat dengan masyarakat luas. Performa hasrat Idris ini dipublikasikan dalam artikel ini dengan sangat jelas. Selain itu juga, Idris mencoba menanamkan di benak khalayak kalau dirinya adalah sosok calon pemimpin yang tegas dan berkeyakinan tinggi. Hal ini terlihat dari pernyataannya untuk melaksanakan satu kali kampanye terbuka. 61 Gambar 6 Artikel Tanggal 30/08/2015 Dalam artikel berita di atas, Muhammad Idris memanfaatkan momen halal bi halal Partai Kedailan Sejahtera (PKS) yang berlangsung di Balai Rakyat Depok Utara. Dalam pidatonya, Idris menyampaikan beberapa prestasi PKS dalam membangun Kota Depok. Idris juga menyampaikan harapan kepada basis komunitas untuk turut membantu pembangunan Kota Depok lebih cepat. Selain itu artikel ini juga menjelaskan prestasi PKS dalam menempatkan wakilnya di DPRD Kota pada pemilihan legislatif daerah pemilihan Beji-Limo-Cinere. Dalam publisitas politik free ride publisity, pelaku publisitas umumnya memanfaatkan keberadaan pihak ketiga baik melalui 62 seminar, acara, ataupun memanfaatkan kepopuleran pihak ketiga. Idris dalam hal ini memanfaatkan momentum acara halal bi halal PKS untuk publisitas dirinya. Isi artikel ini berusaha untuk membranding bahwa sosok pemimpin yang berlatarbelakang Partai Keadilan Sejahtera merupakan sosok yang cocok memimpin Depok. Didasari atas gambaran kesan keseluruhan artikel yang berisi fakta bahwa PKS sangat baik dalam membantu pemerintah membangun Kota Depok. Di luar daripada berita tersebut, dukungan gambar dalam berita yang menunjukkan Idris sedang merangkul seorang anak kecil menunjukkan performa sosial yang tidak mengenal batas usia. Gambar 7 Artikel Tanggal 15/09/2015 63 Artikel ini berisikan kegiatan Muhammad Idris saat sosialisasi pilkada serentak Kota Depok 2015 di Gedung Sekarpeni, Depok. Dalam sosialisasi ini Idris menyampaikan jangan menjadikan pilkada Depok sebagai ajang transaksional. Ajang transasksional yang dimaksud adalah ajang bagi-bagi uang maupun barang selama masa kampanye. Idris juga berharap agar masyarakat berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum kepala daerah kali ini. Acara itu juga dihadiri oleh kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Depok, Taufan Abdul Fatah. Dia juga berharap agar peserta sosialisasi dapat menyerap apa yang disampaikan oleh Idris. Sama seperti artikel sebelumnya, Idris memanfaatkan momen sebuah acara untuk publisitas politiknya. Dalam artikel ini, Idris menyampaikan niat baik (good will) agar masyarakat tidak menjadikan ajang pilkada sebagai ajang transaksional. Niat baik merupakan salah satu tujuan publisitas. Selain itu juga, Idris berharap dengan adanya publisitas ini dia dikenal sebagai calon pemimpin yang tidak melakukan money politics untuk memenangkan pilkada. Performa politis dan performa enkulturasi Idris berperan dalam pernyataan-pernyataannya di dalam artikel ini. Pernyataan agar masyarakat tidak melakukan transaksional dalam pilkada menegaskan pula bahwa dia adalah calon pemimpin yang bersih. 64 Gambar 8 Artikel Tanggal 15/10/2015 Artikel berita diatas berisi tentang tanggapan Ustad Arifin Ilham mengenai pilkada Kota Depok 2015. Arifin Ilham berharap dalam pemihan umum kepala daerah nanti akan lagir sosok yang soleh dan amanah. Hal itu disampaikannya sebelum memimpin acara zikir dan muhasabah menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1437 H. Di sela-sela ceramah Arifin Ilham juga memanggil Idris dengan sebutan “ayahanda”. Acara tersebut dihadiri pula oleh walikota yang masih menjabat yaitu Nur Mahmudi Ismail. Artikel ini benar-benar banyak sekali muatan publisitasnya. Memanfaatkan kehadiran Arifin Ilham untuk mem-branding sosok Idris di masyarakat dengan sebutan pemimpin soleh. Bisa saja siapapun dapat menjadi pemimpin soleh seperti apa yang dimaksud 65 oleh Arifin Ilham. Namun, melihat dari latar belakang calon walikota dan wakil walikota Depok, hanya satu yang berlatar belakang agamis dan bergelar Kiai Haji yaitu Muhammad Idris. Idris merupakan seorang wakil walikota (pada saat kampanye) yang juga seorang ulama lulusan Arab Saudi. Jadi, performa enkulturasi Idris sangat berperan dalam munculnya pendapat dari Ustad Arifin Ilham. Pemanfaatan pihak ketiga untuk publisitas diri merupakan hal lazim yang dilakukan siapapun. Dengan memanfaatkan pendapat dari pihak ketiga dalam sebuah artikel berita, akan lebih diterima di benak masyarakat daripada menaikan citra dengan memuji diri sendiri. Gambar 9 Artikel Tanggal 11/09/2015 66 Artikel diatas berisi tentang dukungan Ustad Subkhi AlBughuri terhadap pasangan calon Idris-Pradi. dalam artikel ini Ustad Subkhi menyebut kalau Muhammad Idris sudah punya ilmu dan memiliki pengalaman. Menurut dia seorang ulama yang memiliki ilmu, kemampuan dan kecakapan akan dia doakan sukses memimpin pemerintahan. Dia mengambil contoh keteladanan Nabi Yusuf. Selain itu, dalam artikel berita ini disebutkan pula salah satu program pasangan Idris-Pradi yaitu memberikan dana insentif bagi pembimbing rohani di Depok. Dalam berita diatas muatan publisitas menumpang pada keberadaan pihak lain mudah sekali terlihat. Dengan memanfatkan pernyataan seorang ustad yang pernah memandu acara bersama komedian Komeng dan Adul di salahsatu televisi swasta ini, pasangan Idris-Pradi berusaha mempopulerkan performa komunikatif Idris di mata masyarakat. Publisitas ini mengaharapkan khalayak akan memilih calon pemimpin yang sudah berpengalaman dan cerdas. Selain itu disisipkan pula sebuah program yang bisa menyejahterakan para pemimpin rohani seperti ustad, pendeta dan lainnya. 67 Gambar 10 Artikel tanggal 17/11/2015 Artikel diatas berisikan informasi mengenai tim sukses pasangan Idris-Pradi melakukan kegiatan pengobatan gratis pada warga Kecamatan Tapos, Depok. Tim yang bernama Sahabat IdrisPradi (SIP) melaksanakan kegiatan pengobatan gratis untuk mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat sekaligus membantu masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan pengobatan. Pada kegiatan tersebut para pasien dilayani oleh empat orang dokter, satu apoteker dan lima petugas registrasi. Kegiatan ini ditargetkan menjaring 200 orang pasien. Dalam berita diatas publikasi kegiatan pengobatan yang dilakukan oleh SIP merupakan bentuk publisitas untuk mempromosikan salah satu program kesehatan dari pasangan Idris- 68 Pradi. Dengan memanfaatkan kegiatan pengobatan gratis, diharapkan pasangan ini meraih citra positif di mata masyarakat. Seperti diketahui tanpa pengobatan gratis, warga di seluruh penjuru Kota Depok dapat berobat secara gratis di puskesmas terdekat. Namun, dengan hadirnya pengobatan gratis ini pasangan Idris-Pradi mempublikasikan bahwa pasangan ini peduli dengan kesehatan warganya. 3. Paid Publicity (Publisitas Berbayar) Publisitas berbayar merupakan bentuk penanaman brand kandidat kepada khalayak dengan sebuah segmen. Dalam publisitas ini pelaku publisitas membayar untuk mendapatkan blocking acara atau segmen guna mempublikasikan dirinya. Namun, hal ini berbeda dengan iklan komersial. Gambar 11 Artikel Tanggal 02/08/2015 69 Artikel ini berisi penilaian seorang tokoh masyarakat bernama Tuyono terhadap pasangan Idris-Pradi. Dia berpendapat bahwa Idris berpeluang besar memenangkan pilkada Depok 2015 ini karena merasa bahwa warga Depok masih membutuhkan PKS untuk memimpin Depok 5 tahun kedepan. Sosok Idris dan Pradi merupakan sosok yang dikenal masyarakat luas sehingga bisa memuluskan langkah memenangkan pilkada. Selain itu, pengamat politik UI, Iksan Darmawan menyatakan jika kekuatan PKS di Depok sulit ditandingi. Pada artikel ini jelas sekali berisikan materi publisitas untuk menaikkan popularitas Idris-Pradi. Artikel yang berisikan beberapa pendapat yang seolah-olah membuat sosok Idris-Pradi menjadi besar. Selain itu, pemilihan Tuyono sebagai tokoh masyarakat yang membantu mem-branding sosok Idris-Pradi tidak jelas identitasnya. Bisa saja itu hanya sebuah rekayasa media dengan mengatasnamakan orang lain sehingga bisa menguntungkan Idris-Pradi. maka dari itulah artikel ini penulis golongkan menjadi salah satu bentuk publisitas berbayar yang www.depoknews.id. 70 dilakukan Idris-Pradi di portal Gambar 12 Artikel tanggal 12/10/2015 Dalam artikel diatas berisikan semua pendapat Pradi Supriyatna mengenai isu Suku, agama Ras dan Antar golongan (SARA) dlaam pilkada. Pradi mengatakan kalau semua manusia di mata Tuhan adalah sama tidak ada yang berbeda. Dia mengatakan sudah tidak zaman memainkan isu SARA dalam pilkada, sekarang bagaimana berkompetisi secara sehat. Calon wakil walikota pasangan Muhammad Idris ini mengatakan kalau masyarakat sudah pintar dalam memberikan penilaian. Mengenai alat peraga kampanye (APK) dia menambahkan kalau timnya sudah bekerja dengan baik 71 sesuai prosedur dan tidak melanggar aturan dari KPUD. Terakhir dia menyatakan kalau targetnya hanya menang. Artikel ini jelas bermuatan publisitas berbayar. Ciri-cirinya bisa dilihat dari blocking satu berita penuh soal Pradi Supriyatna. Pradi berusaha menanamkan brand kepada masyarakat bahwa dirinya adalah calon pemimpin yang jauh dari cara kotor untuk memenangkan pilkada melalui www.depoknews.id. Dia juga kembali melemparkan penilaian kepada masyarakat mengenai sosoknya sendiri apakah berpolitik secara bersih atau tidak. Dari sekian contoh bentuk publisitas yang dilakukan oleh pasangan Idris-Pradi ini, pada dasarnya seluruh publisitas yang dilakukan adalah publisitas berbayar. Hal ini yang menyebabkan seluruh kegiatan Idris-Pradi maupun para relawan dan partai pendukungnya mendapatkan tempat yang begitu luas dalam pemberitaan di www.depoknews.id ini. Publisitas berbayar atau paid publicity tidak melulu berbicara mengenai blocking acara untuk talkshow dan lain sebagainya. Ketika publisitas sudah bernilai kontrak, maka disitulah publisitas termasuk dalam bentuk publisitas berbayar. Sekian banyak varian atau bentuk publisitas yang dilakukan oleh pasangan Idris-Pradi atau seluruh berita mengenai Idris-Pradi di portal berita online www.depoknews.id merupakan sebuah kerja sama khusus antara pihak Idris-Pradi dan portal berita ini. Kerja sama ini bisa disebut sebuah kontrak antara dua pihak ini. Kontrak tersebut menyebutkan kalau seluruh kegiatan 72 Idris-Pradi diliput secara intens oleh www.depoknews.id. Hal ini seperti disampaikan Mujiran: Ada, kita ada kerjasama khusus. Di media itu kan ada bagian marketingnya dan inilah yang mengajukan penawaran kepada paslon. Karena media itu pendapatan utamanya dari iklan. Artinya itu hubungannya kandidat dengan kita sebagai lembaga pemberitaan. Karena itu akan memengaruhi kredibilitas lembaga. Kalau ke kita kan resmi, pakai surat perjanjian yang ditandatangani macam iklan, jadi dia punya daya tawar. Jadi secara resmi kita branding secara kelembagaan.65 Kalau dalam masa kampanye kemarin kita ada branding mengenai beliau. Umpama branding-nya itu programnya kita muat, kegiatannya kita liput, kita ambil statement dari masyarakat, tentunya hal yang positif ya terus harapan-harapan masyarakat jika menang nanti seperti apa, masukannya seperti apa, termasuk kemarin Pak Idris kan incumbent ya, masyarakat diminta untuk memberi tanggapan selama beliau memimpin, itu adalah beberapa cara mem-branding calon.66 Pihak tim sukses Idris-Pradi juga secara tersirat mengakui kalau publisitas yang dilakukan oleh tim mereka sebagai strategi pemenangan IdrisPradi memang memiliki nilai kerja sama dengan portal berita ini. Berbagai kegiatan memang Idris-Pradi perlu publikasikan disamping itu juga pers butuh informasi untuk bahan berita. Walaupun secara kasat mata ini termasuk dalam suatu kelaziman kerja pers tapi dalam kasus ini, fenomena publisitas IdrisPradi terjadi dalam ruang lingkup kontrak. Hubungan antara media dengan pasangan Idris-Pradi adalah sebuah hubungan simbiosis mutualisme. Tidak dipungkiri bahwa pasangan Idris-Pradi memang butuh publikasi. Selain itu juga, media tentunya butuh berita dan Idris-Pradi butuh diberitakan. Maka terjalinlah komunikasi yang memang seharusnya diharapkan.67 Publisitas politik di media online ini berpengaruh besar dalam kemenangan mutlak pasangan Idris-Pradi dalam pilkada Kota Depok 2015 ini. 65 Wawancara Mujiran tanggal 23 November 2016 di Kantor www.depoknews.id Wawancara Mujiran tanggal 23 November 2016 67 Wawancara Hafid Nasir 25 Oktober 2016 66 73 Dengan adanya paid publicity ini tentunya lembaga pers dalam hal ini portal berita online www.depoknews.id bertangung jawab atas konten berita yang „mengangkat‟ Idris-Pradi. Kontrak dapat dihubungkan dengan komitmen yang artinya adalah setiap perjanjian yang dikerjasamakan ini dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Menurut data Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) yang diaudit oleh KPUD Kota Depok, pasangan Idris-Pradi mengeluarkan Rp.0 dalam poin pengeluaran untuk pembuatan/produksi iklan di media massa. Gambar 13 Sumber: LPPDK KPUD Kota Depok Namun, laporan diatas berbeda dengan laporan audit dari Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) yang dilansir oleh www.depoknews.id pada artikel berita berjudul “Laporan Dana Kampanye Pilkada Depok Dinilai Tidak Transparan” tanggal 21 Desember 2015. Dalam artikel itu menyebutkan pengeluaran kampanye Idris-Pradi bukan Rp.848.076.000 melainkan Rp.360.893.500 termasuk didalamnya pengeluaran 74 untuk pembuatan iklan di media cetak dan elektronik sebesar Rp.20 Juta.68 Nominal pengeluaran untuk iklan inilah yang mengindikasikan nilai kontrak antara Idris-Pradi dengan www.depoknews.id. Karena menurut pihak portal berita ini, kerjasama khusus ditandatangani layaknya iklan. Jadi, konsep publisitas yang sebenarnya diterapkan oleh pasangan IdrisPradi dan timnya dalam mem-branding pasangan ini berupa publisitas berbayar atau paid publicity. Itulah sebabnya mengapa perbedaan bentuk publisitas yang disebutkan sebelumnya tidak terlalu mencolok. Karena, kegiatan apapun dari kegiatan biasa sampai kegiatan acara bercampur begitu saja dan diberitakan secara terus-menerus. Hal ini bukan karena acara tersebut memang mengundang wartawan untuk meliput melainkan memang sudah tugasnya www.depoknews.id meliput terkait kerjasama khusus tersebut. A. Strategi Pemanfaatan Media Untuk Publisitas Idris-Pradi 1. Pemanfaatan Media Publisitas politik merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh kandidat manapun ketika menjelang pemilihan umum. Karena publisitas selain hemat biaya, juga bisa menaikkan elektabilitas sementara kandidat yang bertarung dalam pilkada. Selain itu publisitas juga dianggap lebih dipercaya dari pada iklan karena publisitas biasanya berbentuk berita sehingga orang lebih percaya. Itulah mengapa media kerap kali menjadi sasaran utama publisitas politik tiap kali menjelang pilkada. 68 www.depoknews.id/laporan-dana-kampanye-pilkada-depok-dinilai-tidak-transparan/ diakses pada 7 Januari 2017 pukul 14.30 75 Pada setiap publisitas, berbagai media kerap kali digunakan tanpa terkecuali. Media-media tersebut antara lain media elektronik (televisi dan radio), media cetak (koran, buletin dan majalah), media luar ruang (baliho, spanduk, pamflet dan lain-lain) atau bahkan menggunakan media baru seperti portal berita online, facebook dan twitter. Penggunaan media ini menjadi tren baru sejak kemenangan Barack Obama pada Pilpres Amerika Serikat dan juga Joko Widodo dalam Pilgub DKI 2013 silam. Strategi ini pula yang diadopsi oleh pasangan Idris-Pradi guna memenangkan pilkada Kota Depok 2015. Menurut Badan Pengurus Harian (BPH) tim sukses Idris-Pradi, Hafid Nasir, semua media terutama media lokal digunakan dalam publisitas pasangan ini. Media-media seperti koran lokal (Koran Depok, Radar Depok, Monitor Depok), sosial media (facebook, twitter) dan portal berita online (depoknews, berita depok, republika dan lain-lainnya). Namun, yang menjadi prioritas dalam publisitas politik Idris-Pradi adalah melalui media baru yakni sosial media dan portal berita online. Ketika kita laksanakan sebuah rangkaian kegiatan pasti itu kita sertakan tim medianya yang nanti juga dituangkan dalam mediamedia cetak dalam rangka publikasi di media. kita juga memainkan selain di media cetak juga media online seperti Twitter, Facebook, berita online kita optimalkan untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas. Jadi media cetak, media online, media cetak yang online, twitter, facebook juga kita mainkan strategi yang kita branding sosok Pak Wali agar bisa dikenal di masyarakat dengan sebaik-baiknya.69 69 Wawancara Hafid Nasir tanggal 25 Oktober 2016 76 Gambar 14 Facebook Resmi Pasangan Idris-Pradi Gambar 15 Twitter Resmi Pasangan Idris-Pradi Penggunaan media cetak khususnya media cetak lokal tidak menjadi fokus utama pasangan ini karena tidak mewakili jumlah pemilih di Depok. Maka dari itu media cetak sulit untuk mendongkrak elektabilitas pasangan Idris-Pradi. Sebab, selain transisi perubahan teknologi komunikasi dari media cetak ke media berbasis internet, segmentasi berita 77 politik di media cetak terbatas. Karena itulah penggunaan media cetak hanya sebagai syarat bersaing dengan kompetitornya. Terus terang kalau bicara soal media cetak, dalam hasil survei memang tidak begitu banyak mendongkrak elektabilitas. Karena kan, segmennya sedikit kalau media cetak meski Radar Depok 8 ribu tapi kan jumlah pemilih pada saat itu sekitar 1,3 jutaan lah jadi masih sangat minim. Makanya kita butuh banyak kegiatan-kegiatan yang masif di masyarakat. Kita memainkan peranan di sosial media dan media online sehingga menjadi viral. Itu menjadi salah satu strategi utama kita di media.70 Jumlah berita Idis-Pradi selama penetapan sebagai calon walikota dan wakil walikota hingga masa tenang di portal berita online baik nasional maupun lokal: Tabel 3 Berita Terkait Pasangan Idris Pradi di Portal Berita Online (Agustus 2015-November 2015) Media Agustus September Oktober November 1 Okezone 1 - 1 2 2 Republika Online - - 1 4 3 SindoNews 2 1 1 2 4 Liputan6 - - 2 3 5 Depoknews 11 7 12 32 6 Hariandepok 4 1 1 2 Peringkat pemberitaan pasangan Idris-Pradi di portal berita online nasional dan lokal Agustus-November 2015: 70 Wawancara Hafid Nasir tanggal 25 Oktober 2016 78 Tabel 4 Peringkat Portal Berita Online Terkait Pemberitaan Pasangan Idris-Pradi (Agustus 2015-November 2015) Media 1 Depoknews Jumlah Pemberitaan 62 2 Hariandepok 8 3 SindoNews 6 4 Republika Online 5 5 Liputan6 5 6 Okezone 4 Selain media komunikasi massa diatas, tim sukses pasangan IdrisPradi juga memanfaatkan media luar ruang seperti baliho, pamflet, spanduk, stiker dan lain sebagainya. Karena, alat peraga kampanye (APK) seperti yang disebutkan dirasa kurang bila hanya menggunakan APK yang berasal dari KPUD Kota Depok. Dalam perjalanannya, pasangan IdrisPradi menambahkan beberapa APK untuk menutupi kekurangan tersebut. Tim sukses Idris-Pradi tidak melakukan publisitas politik di media elektronik seperti televisi dan radio, mereka hanya memiliki kerjasama khusus di media online www.depoknews.id. 2. Pemanfaatan www.depoknews.id Publisitas politik pasangan Idris-Pradi dilakukan di media online netral yaitu berita online (dalam hal ini penulis menganggap kalau akun 79 facebook dan twitter pasangan Idris-Pradi bukan termasuk media netral). Berdasarkan hasil data, media online www.depoknews.id merupakan media yang paling banyak digunakan. Publisitas politik yang dilakukan di media online khususnya www.depoknews.id tidak dipungkiri memiliki kelebihan dan kekurangan. Media online kerap kali disangsikan kebenarannya karena isi beritanya kurang lengkap tidak seperti media cetak. Akan tetapi, kecepatan berita online ditambah lagi penyebarannya yang sulit terkontrol (viral) menjadikan media online sebagai media yang diminati untuk publisitas. Seperti halnya konsep media relations, adanya hubungan baik dengan media, diharapkan dapat membantu dalam menginformasikan berita yang wajar, berimbang dan menguntungkan perusahaan atau organisasi yang terkait. Selain itu, untuk mendapatkan sarana yang tepat untuk kepentingan publikasi seluas mungkin tentang kegiatan serta kebijakan yang diambil perusahaan yang dianggap baik untuk diketahui publik.71 Kegiatan media relations inilah yang mendorong adanya kerjasama khusus dengan media online www.depoknews.id. Meskipun seperti tampaknya kegiatan publisitas politik pasangan Idris-Pradi terbagi dalam beberapa macam bentuk publisitas, namun pada kenyataannya bukan serta merta murni publisitas. Dari beberapa macam bentuk publisitas politik sebenarnya semua berbentuk paid publicity karena pasangan Idris-Pradi 71 Dasrun Hidayat, M.I.Kom, Hal. 78 80 membayar untuk setiap kegiatannya diliput. Indikasi berbayar ini disebutkan dalam kerjasama khusus. Hubungan antara media dengan pasangan Idris-Pradi adalah sebuah hubungan simbiosis mutualisme. Tidak dipungkiri bahwa pasangan Idris-Pradi memang butuh publikasi. Selain itu juga, media tentunya butuh berita dan Idris-Pradi butuh diberitakan. Maka terjalinlah komunikasi yang memang seharusnya diharapkan.72 Bagi pasangan Idris-Pradi penggunaan www.depoknews.id sebagai media publisitas politik tentu bukan sembarang guna. Pemilihan media online ini menjadi prioritas karena jangkauannya lebih luas dibandingkan dengan media cetak. Faktor jumlah berita yang banyak untuk sekelas media online lokal terutama berita politik yang melonjak jumlahnya saat pilkada Depok 2015 juga menjadi alasannya. Minat masyarakat Depok terhadap informasi digital merupakan faktor yang sangat menentukan terpilihnya media online sebagai strategi utama tim sukses pasangan Idris-Pradi di media. Setiap tahun, jumlah pengguna internet Kota Depok semakin meningkat. Bahkan, pengguna internet di Kota Depok mencapai peringkat 5 besar secara nasional. Kota Depok berada dibawah Bandung yang berada di posisi 4 pengguna internet di Indonesia dengan 579 ribu pengguna. Depok sendiri menyumbang 502 jiwa pengguna internet se-Indonesia. Posisi pertama ditempati oleh DKI Jakarta dengan pengguna internet sebanyak 3.538.000. disusul oleh Surabaya dengan 956 ribu dan Bekasi dengan 677 ribu di 72 Wawancara Hafid Nasir 25 Oktober 2016 81 posisi kedua dan ketiga.73 Data tersebut merupakan data mutakhir tahun 2013 yang masih dipakai hingga sekarang. Itulah sebabnya kenapa www.depoknews.id dijadikan strategi utama pasangan Idris-Pradi dalam publisitas di media. Hal ini juga diamini oleh Mujiran, editor www.depoknews.id. Dia mengatakan bahwa telah terjadi kerjasama khusus antara www.depoknews.id dengan pasangan IdrisPradi. Semua kegiatan pasangan Idris-Pradi diliput secara khusus dengan kontrak layaknya iklan. Ada, kita ada kerjasama khusus. Di media itu kan ada bagian marketingnya dan inilah yang mengajukan penawaran kepada paslon. Karena media itu pendapatan utamanya dari iklan. Artinya itu hubungannya kandidat dengan kita sebagai lembaga pemberitaan. Karena itu akan memengaruhi kredibilitas lembaga. Kalau ke kita kan resmi, pakai surat perjanjian yang ditandatangani macam iklan, jadi dia punya daya tawar. Jadi secara resmi kita branding secara kelembagaan.74 Dengan adanya kerjasama khusus tersebut, portal berita online www.depoknews.id menjadi wadah untuk publisitas politik dari pasangan Idris-Pradi. Publisitas tersebut membuat portal berita ini penuh dengan informasi mengenai pasangan calon walikota dan wakil walikota ini. Secara kasat mata, banyaknya berita tentang pasangan ini seolah-olah media online ini tidak netral. Secara umum asas media massa atau media informasi adalah netralitas. Konsep netralitas yang populer dalam media adalah 73 74 www.kominfo.go.id diakses pada 28 November 2016 Wawancara Mujiran tanggal 23 November 2016 82 keberimbangan (balance), ketidakberpihakan (impartiality), keadilan (fairness) dan objektivitas (objectivity).75 Media online www.depoknews.id menolak untuk mengakui kalau media ini tidak netral. Mujiran berpendapat bahwa baik pasangan IdrisPradi maupun Dimas-Babai tetap diberitakan di portal berita ini. Hanya memang, bobot beritanya dibedakan antara pasangan Idris-Pradi dengan Dimas-Babai. Kita sebenarnya ada teori supaya awam tidak begitu jeli melihat ini. Sebenarnya kita juga memberitakan kompetitornya Pak Idris ini. Nah, jadi berita itu pertama dari segi jumlah atau volume kedua dari segi menjual atau tidaknya. Berita itu bisa kita buat menjadi menjual atau datar atau bahkan sebaliknya dibuat negatif. Katakanlah kita memberitakan kompetitor Pak Idris, beritanya kita buat datar-datar saja dan volumenya tidak banyak. Jadi media itu ada teori supaya tidak terkesan memihak..76 Fungsi pers menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 ayat (1) dan (2), bahwa pers nasional memiliki fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, kontrol sosial dan sebagai lembaga ekonomi. Sebagai lembaga ekonomi, pers harus menerapkan prinsip-prinsip ekonomi agar kualitas pers dan kesejahteraan para karyawan media penerbitan pers semakin meningkat dan tidak meninggalkan kewajiban sosialnya. Selain itu, pers juga berfungsi menyebarkan informasi yang objektif, penyalur aspirasi rakyat, meluaskan komunikasi dan partisipasi masyarakat, serta melakukan kontrol sosial yang konstruktif. Pelaksanaan 75 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS, 2002), hal. 10 76 Wawancara Mujiran tanggal 23 November 2016 83 fungsi pers tersebut sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis.77 Sebagai lembaga ekonomi pula, www.depoknews.id mendapatkan pemasukan utamanya dari iklan demi kesejahteraan para karyawannya. Selain dari iklan komersial yang setiap harinya muncul di web portal berita ini, iklan politik juga diterima kerjasamanya. Karena, menurut www.depoknews.id media yang baik adalah media yang berorientasi pada komersil. Maka dari itu, portal berita ini menerima segala bentuk kerjasama iklan dari pasangan Idris-Pradi dalam bentuk konten publisitas politik. Jadi media yang bagus itu menurut saya adalah yang berorientasi murni bisnis. Jadi murni cari uang saja tidak berpihak pada politik manapun. Kalau berpihak pada politik malah kadang beritanya punya misi negatif, membuat mindset orang jadi jelek terhadap sesuatu, itu yang tidak bagus.78 Publisitas politik adalah informasi yang seolah-olah tidak direncanakan padahal sebenarnya direncanakan. Publisitas politik adalah upaya mem-branding seseorang tokoh politik. Upaya mem-branding pasangan Idris-Pradi oleh www.depoknews.id adalah melalui sebuah artikel berita. Hampir seluruh kegiatannya kita liput. Sehari bisa beberapa berita hasil liputan ke Pak Idris. Seandainya kita tidak bisa meliput kita minta press release-nya. Peliputan itu ada dua, kita meliput langsung ke lapangan atau kita minta press release. Hampir semua kegiatan beliau ini kita beritakan.79 77 Undang-Undang RI Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers Wawancara Mujiran tanggal 23 November 2016 79 Wawancara Mujiran tanggal 23 November 2016 78 84 Media online www.depoknews.id ini merupakan portal berita online pertama yang ada di Kota Depok. Berdiri pada medio 2010, portal berita online ini konsisten menyajikan berita seputar peristiwa, gaya hidup, olahraga, wisata, hiburan, kuliner, teknologi, otomotif, politik, serta tentunya informasi perkembangan Kota Depok. Total ada sekitar 10-20 berita perharinya dari semua kategori dan rubrik. Seperti portal berita pada umumnya www.depoknews.id memiliki rubrik berita yang memudahkan pembaca mencari berita. Rubrik dalam portal berita online ini ada 9 rubrik yang tersusun dengan berita-berita terhangat setiap harinya. Rubrik tersebut adalah Headline, Metro Depok, Pendidikan, Galeri, Bisnis, Politik, Kuliner, Gaya Hidup dan Komunitas. Ditambah, ada rubrik tambahan non berita yaitu surat pembaca. Tabel 5 Rubrik Portal Berita Online www.depoknews.id Rubrik Keterangan Berisi kumpulan berita-berita hangat 1 Headline utama dari semua rubrik Berisi berita-berita seputar Kota Depok pada umumnya terkait 2 Metro Depok pemerintahan baik Pemkot maupun kelurahan, lalu lintas, cuaca, kriminalitas dan lain sebagainya 3 Pendidikan Berisi berita-berita seputar pendidikan 85 baik Kota Depok maupun Nasional Berisi kumpulan karya jurnalistik foto 5 Galeri terpilih Berisi berita-berita seputar ekonomi 6 Bisnis dan bisnis baik Kota Depok maupun Nasional Berisi berita-berita seputar isu politik 7 Politik dan pilkada Berisi berita-berita ringan (feature) 8 Kuliner mengenai kuliner dan makanan Berisi berita baik straight news maupun feature seputar gaya hidup, 9 Gaya Hidup tips hunian ideal, infotainment, religi, kesenian, olahraga dan hobi Berisi feature mengenai komunitas- 10 Komunitas komunitas masyarakat yang ada di Kota Depok Portal berita www.depoknews.id sendiri memiliki beberapa kategori (tags) yang bisa digunakan untuk memudahkan pencarian. Kategori berita itu sendiri merupakan cabang dari rubrik portal berita online ini. Dalam satu rubrik bisa memuat lebih dari lima kategori. Kategori ini biasanya ditulis di akhir berita. 86 Sebut saja rubrik Metro Depok. Di dalam rubrik ini disetiap akhir beritanya ada ditambahkan kata kunci (kategori/tags) seperti depok raya, margonda, event, kecamatan (Beji, Pancoran Mas, Limo, Cinere, Bojongsari, Sawangan, Cipayung, Cimanggis, Cilodong, Sukmajaya dan Tapos) dan lain sebagainya. Kategori ini juga bisa ada di beberapa berita di rubrik berbeda. Portal berita online www.depoknews.id rutin memproduksi 10-20 berita setiap harinya. Sebagai contoh, November 2016 total 400 artikel berita diproduksi. Artinya, rata-rata 13,3 berita yang diproduksi setiap harinya. Berikut contoh beritanya: Gambar 16 Artikel tanggal 29/11/2016 87 Gambar 17 Artikel Tanggal 26/11/2016 Kerjasama pasangan Idris-Pradi dengan media online lokal www.depoknews.id sejatinya berakhir pada saat pemilihan umum kepala daerah Kota Depok selesai. Namun, dalam perjalanannya portal berita online ini hampir selalu memberitakan mengenai pemerintahan Idris-Pradi. Hal ini merupakan sebuah bentuk pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja pemerintahan Kota Depok saat ini sehingga portal berita online ini menjadi mitra media pemerintah Kota Depok. Menurut Nuruddin, pers menjadi jembatan yang menghubungkan kepentingan-kepentingan politik baik vertikal maupun horizontal. Pers menjadi bagian dari kehidupan politik untuk mempertemukan rakyat dan 88 penguasa. Bahkan kebebasan pers sering menjadi salah satu ukuran apakah suatu negara telah menganut sistem demokrasi atau tidak.80 Dengan adanya pemberitaan mengenai kegiatan pemerintahan, portal berita online www.depoknews.id menjadi penyambung antara pemerintah Kota Depok dengan masyarakat. Hal ini menjadikan kerjasama khusus yang terjalin selama masa kampanye pilkada Kota Depok 2015 menjadi kerjasama yang berkelanjutan. Seperti dikatakan Mujiran bahwa media dimanapun berada pasti ingin dekat dengan pemerintah yang berkuasa. Maka dari itu, selama masa kampanye meskipun mendukung pasangan Idris-Pradi, pemberitaan mengenai kompetitor pasangan ini yaitu pasangan Dimas-Babai tidak dibuat menjatuhkan. Hal ini bertujuan seandainya pasangan Dimas-Babai yang menang, tidak ada sentimen berlebihan sehingga media ini bisa dekat dengan pemerintah yang akan berkuasa nantinya. Pemerintah Kota Depok memiliki website resmi yang informasinya dapat diakses oleh seluruh warga. Tapi tidak dapat dipungkiri bahwa pemerintah Kota Depok juga membutuhkan publisitas melalui media. Hal ini bertujuan untuk meraih jangkauan informasi yang lebih jauh kepada masyarakat mengenai pencapaian-pencapaian pemerintah Kota Depok dalam masa pemerintahan. Maka dari itulah, meskipun sudah lewat masa kampanye, pemberitaan mengenai pasangan Idris-Pradi tetap berlangsung dalam 80 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007) Hal. 25 89 produksi berita www.depoknews.id. Sebagai fungsi pengawasan pers terhadap pemerintah, portal berita ini rutin memberitakan seputar pemerintah Kota Depok melalui rubrik Metro Depok. 90 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Publisitas merupakan salah satu strategi yang diterapkan oleh pasangan Muhammad Idris dan Pradi Supriyatna dalam memenangkan Pilkada serentak Kota Depok 2015. Konsep publisitas yang diimplementasikan oleh pasangan ini melalui portal berita online www.depoknews.id adalah bentuk publisitas berbayar (paid publicity). Karena meskipun ditemukan bukti bahwa ada tiga bentuk publisitas, pada dasarnya pasangan Idris-Pradi membayar sebuah kontrak untuk membuat www.depoknews.id mempublikasikan kegiatan-kegiatan pasangan ini setiap harinya. 2. Media menjadi wadah utama dalam publisitas politik pasangan IdrisPradi. Media yang dimanfaatkan oleh pasangan ini adalah media cetak dan media online khususnya. Media online yang digunakan adalah Facebook dan Twitter resmi yang terdaftar di KPUD Kota Depok juga portal media online www.depoknews.id. Pemanfaatan portal berita online sebagai sarana publisitas politik dilakukan dengan terlebih dulu melakukan kerjasama khusus agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh pasangan Idris-Pradi selalu dimuat dan diberitakan dalam portal berita online ini. Kemudian, mengemas konten sebaik mungkin sehingga seolah-olah kegiatan tersebut benar-benar sebuah berita. 91 B. Saran 1. Saran Praktis a. Pemanfaatan portal berita online sebagai media publisitas seharusnya tidak hanya dilakukan pada satu media saja, tetapi dilakukan juga pada beberapa media lainnya baik cetak maupun online untuk menghindari adanya stigma masyarakat akan keberpihakan media terhadap pasangan calon tertentu. b. Publisitas juga merupakan bentuk kerja dari pers. Maka dari itu tidak ada salahnya menjadi sarana publisitas seseorang maupun kandidat politik selama publisitas tersebut bernilai berita. 2. Saran Akademis a. Penelitian ini hanya meneliti satu pasang calon kandidat di satu media komunikasi massa saja. Penelitian berikutnya diharapkan mampu membandingkan konsep dan strategi publisitas di media komunikasi massa. Apabila ada perbandingan antara satu calon dengan calon lain atau media yang satu dengan yang lainnya, hasilnya jauh akan lebih menarik karena informasi yang diperoleh lebih beragam. 92 DAFTAR PUSTAKA Bogdan, Robert and Taylor, Steven J. 1975. Introduction to Qualitative Research Methods: a Phenomenological Approach to the Social Sciences. New York. John Willey & Sons. Budihardjo, Miriam. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta. Gramedia Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Poilitik: Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada. Cangara, Hafied. 2011. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta. RajaGrafindo Persada. Creswell, John W. 1988. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition. London: SAGE Publications. Darmastuti, Rini. 2013. Media Relations: Konsep, Strategi, Aplikasi. Yogyakarta. Pustaka Belajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan ke-8. Jakarta. Balai Pustaka Effendi, Onong Uchjana. 2000. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Jakarta. PT Citra Aditya Bakti. Eriyanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta. LKIS. Eriyanto. 2004. Analisis Wacana, Pengantar Analisis Isi Media. Yogyakarta. LKIS. Heryanto, Gun Gun. 2010. Komunikasi Politik di Era Industri Citra. Jakarta. PT Lasswell Visitama. Heryanto, Gun Gun. 2013. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar. Bogor. PT Ghalia Indonesia. Heryanto, Gun Gun & Shulhan Rumaru. 2013. Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar. Bogor. Ghalia Indonesia. Hidayat, Dasrun M.I.Kom. 2014. Media Public Relations: Pendekatan Studi Kasus Cyber Publik Relations Sebagai Metode Kerja PR Digital. Yogyakarta. Graha Ilmu. Hidayat, Dedi N. 2003. Paradigma dan Metode Penelitian Sosial Empirik Klasik. Jakarta. Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. Hikmat, Mahi H. 2011. Komunikasi Politik: Teori dan Praktik dalam Pilkada Langsung. Bandung. Simbiosa Rekatama. Jefkins, Frank. 2003. Public Relation. Jakarta. Erlangga. Kriyantono, Rahmat. 2012. PR Writing: Teknik Media Public Relation dan Publisitas Korporat. Jakarta. Kencana. Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana Prenada Media. Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta. Kencana Prenada Media. Maran, Rafael Raga. 2001. Pengantar Sosiologi Politik, Suatu Pemikiran dan Penerapan. Jakarta. Rineka Cipta. Moleong¸ Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. Noor, Deliar. 1998. Pengantar ke Pemikiran Politik. Jakarta. Gramedia. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. Rajawali Pers. Ra’uf, Maswadi. 1993. Indonesia dan Komunikasi Politik. Jakarta. PT Gramedia. Saputra, Wahidin & Nasrullah, Rulli. 2014. Public Relations 2.0: Teori dan Praktik Public Relations di EraCyber. Depok. Gramata Publishing. Suryabrata. 1963. Metode Penelitian. Jakarta. CV Rajawali. Syafi’I, Inu Kencana. 2010. Ilmu Politik. Jakarta. PT Rineka Cipta. Thubany, Syamsul Hady. 2005 Era Baru Demokratisasi Lokal Indonesia. Jogjakarta. Nuansa Aksara. Undang-Undang RI Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers Venus, Antar. TT. Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifitaskan Kampanye Komunikasi. Bandung. Simiosa Rekatama. West, Richard & Turner. 2008. Teori Komunikasi, Analisis dan Aplikasi, Buku 1 ed. 3. Jakarta. Salemba Humanika. Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT Grasindo. Internet http://www.depok.go.id/07/04/2011/01-berita-depok/profil-wakil-walikota-depokkh-dr-idris-abdul-shomad-ma-%E2%80%9Culama-putra-daerah-yangvisioner%E2%80%9D http://www.depoknews.id/laporan-dana-kampanye-pilkada-depok-dinilai-tidaktransparan/ http://depokrayanews.com/2016/07/08/inilah-profil-wakil-walikota-depok-pradisupriatna www.kominfo.go.id https://pilkada2015.kpu.go.id/depokkota Wawancara Wawancara Muhammad Idris (Walikota Depok Periode 2015-2020). Depok, 26 September 2016. Wawancara Hafid Nasir (Sekertaris Timses Idris-Pradi). Depok, 25 Oktober 2016. Wawancara Mujiran (Editor www.depoknews.id). Depok. 23 November 2016. Data email dari redaksi www.depoknews.id LAMPIRAN Bagan Struktur Organisasi Tim Sukses Pasangan Idris-Pradi Ketua Umum (Koalisi) Wk. Ketum 1,2,3 Sekertaris Manajer Kandidat Bendahara Manajer Operasional Tim Media Riset dan Konten Konsolidasi Internal Administrasi & Hukum Penggalangan Massa dan Jaringan Pengendalian Kebijakan Komunikasi Politik Logistik & Distribusi Tim Pendanaan Tim Pengamanan Keterangan Jabatan: Ketua Umum : Ir. H. Nuroji, Msi. (Gerindra) Wakil Ketua Umum 1 : M. Supariyono, Amd.Ak. (PKS) Wakil Ketua Umum 2 : H.Mohamad HB, SE.(Gerindra) Wakil Ketua Umum 3 : Ir. Edi Sitorus. (Demokrat) Sekretaris Umum : H. Moh. Hafid Nasir, Dipl. Inf. (PKS) Sekretaris 1 : H. Iing Hilman, SE. (Gerindra) Sekretaris 2 : Drs. Murthada Sinuraya, MM. (Demokrat) Bendahara Umum : H. Mujtahid Rahman Yadi (PKS) Bendahara 1 : Hamzah, SE. MM. (Gerindra) Bendahara 2 : H. Sarma Barkas. (PKS) Bendahara 3 : Dr. Suyanto, SE, MM. (Demokrat) Manajemen Operasional - Manajer Kandidat : Muhammad Said, M.Hum. (PKS), Jamaludin. (Gerindra) - Tim Pengendalian Kebijakan : Sugeng Susilo (PKS), Qurtifa Wijaya, S.Ag. (PKS), Yeti Wulandari, SH. (Gerindra), Jamal Hidayat, SE. (Gerindra) - Tim Komunikasi Politik : Muttaqin. (PKS), H. Moh. Sakam. (Gerindra), Endah Winarti (Demokrat) - Tim Media : El ShantyYuliana. (PKS), Muh. Sukma Akbar. (PKS), Amirrudin. (Gerindra), Sigit Cahyono (Gerindra), Danis. (Gerindra), Yusuf Alin Lubis. (Gerindra), Pradana Mulyoyunanda (Demokrat) - Tim Riset, Konten dan Issu : Bramastyo Bontas (PKS), Dra. Sri Utami, MM. (PKS), Agus Harsono. (PKS), Eko Arief Nugroho, S.Sos, M.Si. (Gerindra), Gatot Suherman. (Gerindra), Hj. Rezky M. Noor. (Gerindra), Siti Nurjanah (Demokrat) - Tim Admin : Sartono. (PKS), Ahmad Arif. (PKS), Hidayat. (PKS), M. Ridho Huda. (Gerindra), Maun Nyambat, SH. (Gerindra) - Tim Advokasi : Yogo Pamungkas, M.Hum. (PKS), Watony. (PKS), Rachmat Wisnu. (PKS), Gadis Aditya Siregar, SH. (Gerindra), Masnur Marzuki, SH. LLM. (Gerindra), Revi Sandy Nugroho, SH. (Gerindra), Dwi Handy Pardede, SH. (Gerindra), Ahmad Sumarjoko, SH. (Gerindra) - Tim Logistik dan Distribusi : Ade Ruhyana. (PKS), Taufik Ismail. (PKS), Sukma Indra. (Gerindra), Sarman Edo. (Gerindra), Furqon. (Gerindra) - Tim Pendanaan : TMY Putra. (PKS), Hendra Shogir. (PKS), Zeni Faizah, S.IP (PKS), Turiman, SE. (Gerindra), Rienova Serry Donie. (Gerindra), Hj. Dewi Mustika (Gerindra), Muhammad Al Katiri. (Gerindra), Priyanti, S.SE. (Gerindra), Zaenul Aulia. (Gerindra) - Tim Konsolidasi Internal : Agus Suprayitno. (PKS), H. Mohamad, HB, SE. (Gerindra), Drs. Karno, Msi. (Demokrat) - Tim Penggalangan Massa dan Jaringan : Hermanto Setiawan. (PKS), T. Farida Rachmayanti, SE, M.Si. (PKS), Edi Masturo, SE. (Gerindra), Akbar Husein, SE. (Gerindra), D. Y. Hermanus (Gerindra) , Budiyanto, Spd, SE, MM. (Gerindra) - Tim Pengamanan Muntuan (Gerindra) : H. Untung Triantoro. (PKS), Jhony Foto besama Muhammad Idris, Walikota Depok terpilih periode 2015-2020 Foto bersama Hafid Nasir, Sekertaris Tim Pemenangan pasangan Idris-Pradi Foto bersama Mujiran, Editor portal berita online www.depokmews.id