PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI PAKAN

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI PAKAN AMPAS TAHU
TERFERMENTASI Rhizopus oryzae TERHADAP PERTUMBUHAN
BERAT IKAN PATIN (Pangasius djambal) PADA SKALA
LABORATORIUM
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Darwis Lodifik Nahak
121434010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
(Saya tidak memiliki talenta spesial,saya hanya tertarik dengan
keingintahuan)
Semua ini saya persembahkan Kepada
TUHAN YANG MAHA ESA yang telah
Menyertai dan melindungi hidup saya
hingga menyeselasaikan semuanya
Bapak, Mamak, kedua saudara
saya
(Frederikus
Hironiumus
keluarga
besar
Nahak,
Sintus
Nahak),
Albertus nahak,
Marsaulina Sinaga, serta semua
teman-teman
dan
orang-orang
yang terlibat dihidup saya.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI PAKAN AMPAS TAHU
TERFERMENTASI Rhizopus oryzae TERHADAP PERTUMBUHAN
BERAT IKAN PATIN (Pangasius djambal) PADA SKALA
LABORATORIUM
Darwis Lodifik Nahak
121434010
Universitas Sanata Dharma
Ikan membutuhkan pakan untuk bisa melakukan pertumbuhan. Kandungan yang
terdapat pada pakan umumnya mengandung karbohidrat, protein dan lemak.
Bahan-bahan yang dimanfaatkan untuk pembuatan pakan adalah bahan yang
mengandung gizi yang baik untuk pertumbuhan ikan. Ampas tahu berperan untuk
menjadi bahan pakan untuk ikan patin.Kandungan gizi pada ampas tahu yang
rendah perlu ditingkatkan dengan cara fermentasi. Ampas tahu yang terfermentasi
memiliki nilai gizi yang lebih baik dari pada ampas tahu yang tidak terfermentasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ampas tahu terfermentasi
dapat dijadikan pakan alternatif ikan patin dan untuk mengetahui komposisi
optimal ampas tahu terfermentasi untuk pertumbuhan berat ikan patin pada skala
Laboratorium. Penelitian ini dilakukan di tempat penlitian di jalan kanigoro
Paingan, Kabupaten Sleman, DI.Yogyakarta selama 48 hari dengan metode
percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan
dan 2 kontrol. Pada 3 perlakuan,komposisi ampas tahu terfermentasi Rhizopus
oryzae selama 2 hari masing masing 40% (A1), 35% (A2), dan 30% (A3)
sedangkan kontrol negatif (-) tanpa ampas tahu terfermentasi Rhizopus oryzae
selama 2 hari dan kontrol positif (+) menggunakan pelet pabrik merek 781-1.
Untuk mengetahui perbedaan komposisi ampas tahu terfermentasi Rhizopus
oryzae selama 2 hari terhadap pertumbuhan ikan patin digunakan analisis dengan
uji anova one factor between design. Berdasarkan pengamatan dan hasil analisis
data dapat disimpulkan bahwa perbedaan komposisi ampas tahu terfermentasi
Rhizopus oryzae selama 2 hari tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
ikan patin. Komposisi ampas tahu terfermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
yang paling baik adalah komposisi 40% (A1). Ampas tahu terfermentasi Rhizopus
oryzae selama 2 hari
berpeluang menjadi pakan alternatif ikan patin
menggantikan pelet pabrik.
Kata kunci : Komposisi Ampas Tahu, Fermentasi, Pertumbuhan berat Ikan
Patin.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF DIFFERENT COMPOSITION OF FERMENTED
TOFU RESIDUE Rhizopus oryzae TOWARDS THE GROWTH OF SILVER
CATFISH (Pangasisus djambal) IN THE LABORATORY SCALE
Darwis Lodifik Nahak
121434010
Sanata Dharma University
Fish needs food to grow. The ingredients that are in fish food usually contain
carbohydrate, protein and fat. Besides, the ingredients that are used to make fish
food also need to contain ingredients that have good nutrients. Tofu residue plays
an important role to be fish food of silver catfish. However, the residue needs to
be fermented in order to increase the quality of nutrient. Fermented tofu reside
contains more nutrients than the residue that is not fermented. The aim of this
research is to find out that fermented tofu residue is able to be produced as an
alternative food for silver catfish. Besides, this research would also like to observe
the optimum composition of fermented tofu residue to grow the mass of silver
catfish in laboratory scale. This research is done in which is located at Kanigoro
street, Paingan, Sleman, DIY for 48 days with the trial method using Completely
Randomized Design (CRD) with three treatments and two controls. In the three
treatments, the composition of fermented tofu residue (Rhizopus oryzae) in two
days results 40% for the first treatment (A1), 35% for the second treatment (A2)
and 30% for the third treatment (A3). On the other hand, the negative control (-)
without fermented tofu residue within two days and the positive control (+) use
fabric-made fish food which is labeled with 781-1. To understand the different
composition of fermented tofu reside within two days towards the growth of silver
catfish, this research uses the test of anova one factor between design. Based on
the observation and the result of data analysis, it can be concluded that the
differences in fermented tofu residue composition within two days do not give a
significant effect towards the growth of silver catfish’s mass. The composition of
fermented tofu residue (Rhizopus oryzae) within two days which is the most
optimum is in the 40% concentration or in the (A1) treatment. The two days
fermented tofu residue has a big chance to be an alternative source of silver
catfish food and can subtitute the use of fabric-made fish food.
Keywords: The composition of tofu residue, Fermented, The growth of silver
catfish’s mas
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kasih dan karunia Tuhan yang maha Kuasa
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana pada program Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Judul yang diajukan adalah
“Pengaruh Perbedaan Komposisi Pakan Ampas Tahu Terfermentasi
Rhizopus oryzae Terhadap Pertumbuhan Berat Ikan Patin (Pangasius
Djambal) Pada Skala Laboratorium
Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku rektor
Universitas Sanata Dharma.
2. Rohandi, Ph.D, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
3. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd, selaku Kepala Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Biologi
5. Dr.
Ir.
P.
Wiryono
Priyotamtama
S.J,
selaku
dosen
pembimbing penulisan skripsi yang selalu menyemangati
peduli dan membimbing saya.
6. Bapak Albertus Nahak,Ibu Marsaulina Sinaga selaku orang tua
saya, Frederikus Nahak, Hironimus Sintus Nahak selaku
saudara saya, keluarga besar Albertus Nahak dan Marsaulina
Sinaga, dan Tri Fajar Wahyuningathi sebagai kekasih yang
selalu mendoakan, mendukung, dan memberi semangat kepada
saya.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Seluruh dosen Pendidikan Biologi, yang telah mengajar dan
membimbing selama saya menimba ilmu di Universitas Sanata
Dharma.
8. Pak Gatot, Pak Kris, Mas Andri, Mas Sulis, Pak Olsi, Pak
Albert Pak Agustinus Suyanto yang telah membantu dan
memberikan inspirasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi
9. Emi, Efis, Ichy, Alfi, Agus, Jane, Maya, Justin, Dani, Seno,
Reynold, Rendi, Endang, Adriana, dan Pak Slamet yang tiada
henti-hentinya membantu dan menyemangati saya.
10. Para sahabat tercinta P.BIO 2012, terimakasih untuk semua
dukungan serta kerjasamanya.
11. Kepada teman-teman KKN LI kelompok 16 dan 18, Para guru
dan siswa SMP Budya Wacana,Para Staf Sanata Darma,
12. Kepada warga dusun Hargosari yang telah mendoakan saya
dalam meraih gelar sarjana.
13. Kepada Pak Marzani dan Pak Mawardi yang telah memberikan
izin untuk melakukan penelitian di rumah kontrakan.
14. Kepada semua pihak,semua orang dan instasi yang telah
menjadi bagian dari perjalan hidup saya,
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan serta
saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya
skripsi.
Darwis Lodifik Nahak
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA ................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 4
C. BATASAN MASALAH ................................................................... 4
D. TUJUAN PENELITIAN .................................................................. 4
E. MANFAAT PENELITIAN .............................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6
A. IKAN PATIN .................................................................................. 6
1. TAKSONOMI DAN MORFOLOGI IKAN PATIN ................ 6
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. SIFAT BIOLOGIS .................................................................... 7
3. PERTUMBUHAN IKAN PATIN ........................................... 8
4. KEBUTUHAN PAKAN .......................................................... 9
5. KELANGSUNGAN HIDUP ................................................. 10
B. AMPAS TAHU .............................................................................. 10
1. PENGERTIAN AMPAS TAHU ............................................. 10
2. CARA PEMBUATAN AMPAS TAHU ................................. 11
3. KANDUNGAN GIZI AMPAS TAHU .................................. 11
C. FERMENTASI .............................................................................. 14
D. Rhizopus oryzae.............................................................................. 16
E. AKUARIUM ................................................................................. 18
F. PENELITIAN YANG RELEVAN ............................................... 19
G. KERANGKA BERFIKIR .............................................................. 20
H. HIPOTESIS ................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 22
A. JENIS PENELITIAN ..................................................................... 22
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ....................................... 23
C. ALAT DAN BAHAN .................................................................... 23
D. CARA KERJA................................................................................ 25
1. PERSIAPAN AKUARIUM..................................................... 25
2. FERMENTASI AMPAS TAHU .............................................. 25
3. PEMBUATAN PAKAN ......................................................... 26
4. PENEBARAN BENIH IKAN .............................................. 26
5. PEMBERIAN PAKAN .......................................................... 27
6. PENGELOLAAN AIR ............................................................ 27
7. PENGAMATAN ..................................................................... 27
E. DESAIN PENELITIAN ................................................................ 28
F. METODE ANALISIS DATA ........................................................ 30
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 32
A. DATA DAN ANALISIS DATA ................................................... 32
1. PERTUMBUHAN BERAT IKAN PATIN ........................... 32
2. KELANGSUNGAN HIDUP ................................................. 35
3. KUALITAS AIR .................................................................... 37
B. PEMBAHASAN ........................................................................... 37
1. PERTUMBUHAN BERAT IKAN PATIN ............................. 38
2. KELANGSUNGAN HIDUP ................................................... 47
3. KUALITAS AIR ...................................................................... 48
4. SISTEM AKUARIUM ............................................................. 50
BAB V IMPLEMENTASI PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN ........ 52
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 54
A. KESIMPULAN ............................................................................. 54
B. SARAN ......................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 55
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
2.1 KANDUNGAN DALAM AMPAS TAHU ................................................ 13
3.1 BAHAN DASAR PAKAN IKAN............................................................... 24
3.2 BERAT BASAH IKAN PATIN ................................................................... 29
4.1 RATA-RATA BERAT IKAN PATIN ........................................................ 32
4.2 PERHITUNGAN STATISTIK BERAT IKAN .......................................... 35
4.3 KUALITAS AIR DI AKUARIUM ............................................................. 37
4.4 ANALISIS PROKSIMAT PAKAN BUATAN DAN PAKAN PABRIK .. 39
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
2.1 Pangasius djambal ........................................................................................ 6
2.2.AMPAS TAHU ........................................................................................... 13
3.1 DENAH PENELITIAN .............................................................................. 30
4.1.GRAFIK RATA-RATA PERTUMBUHAN BERAT IKAN PATIN ........ 33
4.2.GRAFIK KELANGSUNGAN HIDUP IKAN ........................................... 36
4.3 SISA PAKAN ............................................................................................. 44
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 SILABUS MATA PELAJARAN ............................................ 59
LAMPIRAN 2 RPP ........................................................................................... 67
LAMPIRAN 3 DATA HASIL PENELITIAN .................................................. 97
LAMPIRAN 4 HITUNGAN STATISTIK ....................................................... 99
LAMPIRAN 5 DATA KUALITAS AIR ....................................................... 104
LAMPIRAN 6 FOTO PENELITIAN ............................................................ 105
LAMPIRAN 7 HASIL UJI PAKAN .............................................................. 108
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar asli Indonesia yang
tersebar disebagian wilayah nusantara. Daging ikan patin memiliki
kandungan kalori dan protein yang cukup tinggi, rasa dagingnya khas, enak,
lezat dan gurih sehingga digemari oleh masyarakat. Ikan patin dinilai lebih
aman untuk kesehatan karena kadar kolesterolnya rendah dibandingkan
dengan daging hewan ternak. Selain itu ikan patin memilki beberapa
kelebihan lain, yaitu ukuran per individunya besar dan di alam panjangnya
bisa mencapai 120 cm (Susanto dan Amri, 2002).
Harga jual ikan patin cukup tinggi dan sebagai komoditi yang memiliki
prospek cerah untuk dibudidayakan. Permintaan akan ikan patin di Eropa saat
ini sangat tinggi, hal ini menyusul adanya kebijakan Uni Eropa untuk
membatasi perburuan ikan cod.
Kendala yang sering dujumpai dalam budidaya ikan patin adalah pakan.
Achmad Poernomo, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
dan Perikanan, mengatakan bahwa teknologi pakan ikan mandiri
dalam
rangka penciptaan kedaulatan pangan telah mampu menekan biaya pakan
dalam budidaya ikan hingga di bawah 50%. Teknologi ini menarik untuk
dikembangkan mengingat biaya pakan bisa mencapai 60%-70% biaya
produksi. Dengan pengembangan teknologi pakan ikan mandiri, penghematan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
biaya produksi budidaya ikan air tawar sangatlah besar (Suara Pembaharuan,
2007).
Pembuatan pakan alternatif telah banyak dilakukan di masa sekarang.
Beberapa pakan alternatif yang telah digunakan dalam pembudidayaan patin
adalah mengunakan limbah yang dijadikan tepung diantaranya tepung ampas
kedelai, tepung jagung, tepung dedak, tepung ampas tahu dan tepung ampas
ketela/onggok. Pembuatan pakan perlu memperhatikan nutrisi,secara garis
besar nutrisi pada pakan harus mengandung karbohidrat, protein, dan lemak.
Kebutuhan protein pada pakan alternatif dapat diperoleh dengan mengolah
limbah ampas kepala teri, tepung ikan, ampas kepala ikan tongkol, sedangkan
kebutuhan lemak pada ikan bisa diperoleh dengan limbah minyak
goreng/minyak jelantah.
Industri tahu merupakan salah satu industri yang memiliki perkembangan
pesat. 84 ribu unit industri tahu di Indonesia dengan kapasitas produksi
mencapai 2,56 juta ton per tahun (Sadzali, 2010). Ampas tahu yang terbentuk
besarannya berkisar antara 25-35% dari produk tahu yang dihasilkan
(Kaswinarni, 2007). Ampas tahu dapat dijadikan sebagai bahan pakan sumber
protein karena mengandung protein kasar cukup tinggi berkisar antara 2329% (Mathius & Sinurat, 2001) dan kandungan zat nutrien lain adalah lemak
4,93% (Nuraini, 2009) dan serat kasar 22,65% (Duldjaman, 2004). Ampas
tahu diperoleh dari industri pembuatan tahu. Pemanfaatan ampas sebelumnya
digunakan untuk pakan ternak,seiring berjalannya waktu ampas tahu mulai
digunakan untuk pakan ikan.Menggunakan ampas untuk pakan ikan selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
meningkatkan nilai ekonomis dan kualitas ampas tahu dapat mengurangi
biaya produksi budidaya dan membantu masalah ekologi, karena dapat
menyelamatkan lingkungan dari pencemaran limbah industri.
Fermentasi merupakan proses perubahan karbohidrat menjadi alkohol.
Zat-zat yang bekerja pada proses fermentasi adalah enzim yang dibuat oleh
sel-sel bakteri. Hasil fermentasi adalah sesuatu produk yang dibuat dengan
bantuan mikroorganisme (Effendi, 2009). Peningkatan
kualitas
tepung
ampas tahu perlu diupayakan dengan proses fermentasi. Pendegradasian
serat kasar dengan jenis kapang Rhizhopus oryzae diharapkan sebagai
solusi yang berdampak baik untuk peningkatan nutrien dalam pakan yang
dihasilkan serta meningkatkan performa pada saat diaplikasikan pada ikan.
Pemeliharaan ikan patin dapat dilakukan di akuarium. Jumlah Ikan di
akuarium ditebar sesuai dengan panjang, lebar dan ketinggian akuarium.
Selama masa pemeliharaan ikan, akuarium harus terjaga kondisi air agar ikan
berkembang dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Biaya pakan yang mencapai 60-70% dari biaya produksi menyebabkan
perlu adanya pembuatan pakan alternatif murah yang mampu menekan
ongkos produksi. Oleh sebab itu permasalahan yang akan diangkat pada
penelitian ini adalah:
1. Apakah ampas tahu yang difermentasi Rhizopus oryzae bisa digunakan
dalam pemberian pakan ikan patin?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Bagaimana pengaruh komposisi ampas tahu yang difermentasi Rhizopus
oryzae terhadap pertumbuhan ikan patin?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitan ini adalah:
1. Penggunaan ampas tahu yang difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
sebagai pakan alternatif ikan patin.
2. Konsentrasi ampas tahu terhadap pertumbuhan ikan patin
3. Pellet pabrik merk 781-1 sebagai kontrol pembanding antara pakan
buatan terhadap pakan pabrik.
4. Pertumbuhan berat ikan patin.
5. Waktu pertumbuhan ikan patin 48 hari dari pemberian pakan perlakuan
di dalam akuarium.
6. Jumlah ikan patin didalam lima akuraium sebanyak 50 ekor dengan
masing-masing akuraium diisi 10 ekor ikan patin.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah ampas tahu yang difermentasi Rhizopus oryzae
dapat dijadikan pakan alternatif ikan patin
2. Mengetahui komposisi optimal ampas tahu yang difermentasi Rhizopus
oryzae terhadap pertumbuhan berat ikan patin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Peneliti
dapat
mengaplikasikan
ilmu
yang
diperoleh
dalam
perkuliahan pada penelitian ini.
b. Menambah pengetahuan sekaligus pengalaman peneliti terkait
budidaya ikan patin.
c. Sebagai kesempatan bagi peneliti untuk mengembangkan kemampuan
dalam melakukan sebuah penelitian eksperimen.
2. Bagi Petani Ikan dan Masyarakat
a. Memberikan alternatif pakan yang murah untuk menekan biaya
produksi pakan.
3. Bagi Dunia Pendidikan
a. Dimplementasikan dalam pembelajaran kelas XII tentang materi
Bioteknologi dalam pemanfaaatan ampas tahu difermentasi Rhizopus
oryzae.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ikan Patin (Pangasius djambal)
Ikan patin adalah salah satu ikan asli perairan Indonesia yang telah
berhasil didomestikasi. Jenis-jenis ikan patin di Indonesia sangat banyak,
antara lain Pangasius atau Pangasius djambal, Pangasius humeralis,
Pangasius
lithostoma,
Pangasius
nasutus,
pangasius
polyuranodon,
Pangasius niewenhuisii. Sedangkan Pangasius sutchi dan Pangasius
hypophtalmus yang dikenal sebagai jambal siam atau lele bangkok
merupakan ikan introduksi dari Thailand (Kordi, 2005).
1. Taksonomi dan Morfologi Ikan Patin
Menurut Mahyuddin (2010) kedudukan taksonomi ikan patin adalah
sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Divisi
: Chordata
Class
: Pisces
Ordo
: Ostariophysi
Family
: Pangasidae
Genus
: Pangasius
Spesies
: Pangasius djambal
Gambar 2.1. Pangasius djambal
Ikan Patin mempunyai bentuk tubuh memanjang, berwarna putih
perak dengan punggung berwarna kebiruan. Ikan Patin tidak memiliki
sisik, kepala ikan Patin relatif kecil dengan mulut terletak di ujung kepala
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
agak ke bawah. Hal ini merupakan ciri khas golongan catfish. Panjang
tubuhnya dapat mencapai 120cm. Sudut mulutnya terdapat dua pasang
kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. Sirip punggung memiliki
sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang besar dan
bergerigi pada bagian belakang, sedangkan jari-jari lunak pada sirip
punggungnya terdapat 6-7 buah (Kordi, 2005).
2. Sifat Biologis
Penyebaran ikan patin meliputi Thailand, Burma, India (Weber dan
Beaufort, 1913; Smit 1945; Direktorat Jenderal Perikanan, 1977),
Taiwan,Malaysia, Semenanjung Indocina (Buchanan, 1983), Sumatra
dan Kalimantan (Schuster dan Djajadiredja, 1952). Patin dikenal sebagai
hewan yang bersifat nokturnal, yakni melakukan aktivitas atau yang aktif
pada malam hari. Ikan ini suka bersembunyi di liang-liang tepi sungai.
Benih patin di alam biasanya bergerombol dan sesekali muncul di
permukaan air untuk menghirup oksigen langsung dari udara pada
menjelang fajar. Untuk budidaya ikan patin, media atau lingkungan yang
dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin termasuk golongan ikan yang
mampu bertahan pada lingkungan perairan yang jelek. Walaupun patin
dikenal ikan yang mampu hidup pada lingkungan perairan yang jelek,
namun ikan ini lebih menyukai perairan dengan kondisi perairan baik
(Kordi, 2005).Kualitas air meliputi DO berkisar pada 3 – 7 mg/l, pH air
berkisar pada 7,5 – 8,5 (mahyuddin 2010) sedangkan suhu berkisar pada
25 – 35 oC (Kordi, 2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Ikan patin berbeda dengan ikan catfish pada umumnya yaitu sifat
patin yang termasuk omnivora atau golongan ikan pemakan segala.
Makanan ikan patin di alam berupa ikan kecil, cacing, detritus, serangga,
biji-bijian, udang kecil dan moluska. Ikan patin termasuk ikan yang
hidup di dasar perairan. Hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang
sedikit ke bawah. Habitatnya di tepi sungai-sungai besar dan muaramuara sungai (Susanto dan Amri, 2002).
3. Pertumbuhan Ikan Patin
Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran panjang, berat
maupun volume dalam waktu tertentu. Pertumbuhan ikan biasanya
diikuti dengan perkembangan, yaitu perubahan dalam kenampakan dan
kemampuannya yang mengarah pada pendewasaan. Pada pertumbuhan
normal terjadi rangkaian perubahan pematangan yaitu pertumbuhan yang
mengikutsertakan penambahan protein serta peningkatan panjang dan
ukuran (Ganong, 2008). Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal. Faktor internal meliputi faktor genetik, hormon, umur,
kemampuan dalam memanfaatkan makanan atau efisiensi penggunaan
ransum dan ketahanan terhadap suatu penyakit. Sedangkan faktor
eksternal meliputi lingkungan sekitar seperti ruang gerak, kepadatan
penebaran, kuantitas dan kualitas makanan (Anggorodi, 1994).
Ikan patin perkembangan gametnya dipengaruhi oleh suhu
lingkungan. Ikan patin jantan mencapai dewasa lebih cepat dari pada ikan
betina, karena proses kematangan kelamin relatif lama. Namun, ikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
patin yang hidup di daerah tropis, perkembangan telur dan spermanya
lebih cepat daripada ikan Patin yang hidup di daerah subtropis (Kordi,
2005). Ikan akan tumbuh dengan normal jika pertambahan berat sesuai
dengan pertambahan panjang. Pertumbuhan ikan dapat dinyatakan
menurut rata-rata berat/panjang pada umur tertentu (Kordi, 2005).
4. Kebutuhan Pakan
Makanan yang diberikan pada ikan minimal harus mengandung
karbohidrat, protein dan lemak. Zat-zat ini masing-masing akan diubah
menjadi energi yang sangat dibutuhkan, supaya dapat melakukan
aktivitas. Dalam hal ini ikan lebih cenderung memilih protein sebagai
sumber energi yang utama (Asmawi, 2002).
Menurut Mudjiman (2009), kebutuhan ikan akan karbohidrat sangat
bervariasi.
Kemampuan
ikan
untuk
memanfaatkan
karbohidrat
tergantung pada kemampuannya untuk menghasilkan enzim amilase serta
kemampuannya ini tergantung juga pada jenis ikannya. Pada ikan buas
biasanya sangat sedikit membutuhkan karbohidrat. Ikan sangat
membutuhkan protein, untuk menghasilkan tenaga atau energi serta
untuk pertumbuhan. Protein dan lemak lebih banyak digunakan oleh ikan
selama pemeliharaan, ikan diberi pakan buatan berupa pelet yang
mengandung protein 25-35% sebanyak 3-5% dari bobot badan/hari
(Kordi, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
5. Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup benih ikan Patin sampai umur dua
bulan pemeliharaan bisa mencapai 70-90%. Kematian benih ikan Patin
umumnya disebabkan oleh kualitas air yang jelek. Biasanya air kolam
yang kotor disebabkan sisa pakan yang tidak termakan dan kotoran benih
ikan Patin. Oleh karenanya, air harus dibersihkan agar kondisinya bersih
sehingga jumlah benih yang mati dapat ditekan. Kelangsungan hidup
benih ikan Patin sampai masa panen mencapai 60-80% (Effendi, 2003).
B. Ampas Tahu
1. Pengertian Ampas Tahu
Ampas tahu merupakan limbah padat yang diperoleh dari proses
pembuatan tahu dari kedelai,sedangkan yang dibuat tahu adalah cairan
atau susu kedelai yang lolos dari kain saring. Ditinjau dari komposisi
kimianya ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber protein.
kandungan protein dan lemak pada ampas tahu yang cukup tinggi, namun
kandungan tersebut berbeda tiap tempat dan cara pemprosesannya.
Ampas tahu yang merupakan limbah industri tahu memiliki
kelebihan, yaitu kandungan protein yang cukup tinggi. Ampas tahu
memiliki kelemahan sebagai bahan pakan yaitu kandungan serat kasar
dan air yang tinggi. Kandungan serat kasar yang tinggi menyulitkan
bahan pakan tersebut untuk dicerna itik dan kandungan air yang tinggi
dapat menyebabkan daya simpannya menjadi lebih pendek (Mahfudz,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2000). Ampas tahu adalah sisa barang yang telah diambil sarinya atau
patinya melalui proses pengolahan secara basah seperti ampas kecap,
ampas bir, dan ampas ubi kayu. Masyarakat kita umumnya menggunakan
ampas tahu tersebut sebagai pakan ternak.
2. Cara Pembuatan Ampas Tahu
Proses pembuatan tahu melalui beberapa tahap pengolahan yaitu
perendaman, penggilingan, ekstraksi, penggumpalan dan pencetakan.
Banyaknya air yang digunakan untuk ekstraksi menentukan banyaknya
yang terekstrak, ditandai dengan banyaknya rendaman yang dihasilkan.
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan sejumlah air tertentu dan pada
suhu pendidihan 100 sampai 110oC selanjutnya dilakukan penyaringan
dan penggumpalan serta pencetakan. Sehingga pembuatan tahu ini
didapatkan dua macam limbah yaitu limbah cairan dan limbah padat
(ampas tahu).
3. Kandungan Gizi Ampas Tahu
Ditinjau dari komposisi kimianya ampas tahu dapat digunakan
sebagai sumber protein. Terdapat laporan bahwa kandungan ampas tahu
yaitu protein 8,66%, lemak 3,79%, air 51,63% dan abu 1,21%, maka
sangat memungkinkan ampas tahu dapat diolah menjadi bahan makanan
ternak (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, 2011).
Ampas tahu lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan kacang
kedelai. Prabowo dkk, (1993) menyatakan bahwa protein ampas tahu
mempunyai nilai biologis lebih tinggi dari pada protein biji kedelai dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
keadaan mentah, karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah
dimasak. Ampas tahu juga mengandung unsur-unsur mineral mikro
maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu
5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm. Ampas tahu
dalam keadaan segar berkadar air sekitar 84,5% dari bobotnya. Kadar air
yang tinggi dapat menyebabkan umur simpannya pendek. Ampas tahu
basah tidak tahan disimpan dan akan cepat menjadi asam dan busuk
selama 2-3 hari, sehingga ternak tidak menyukai lagi. Ampas tahu kering
mengandung air sekitar 10,0-15,5% sehingga umur simpannya lebih lama
dibandingkan dengan ampas tahu segar (Mahfudz, 2000).
Tahu diproduksi dengan memanfaatkan sifat protein, yaitu akan
menggumpal bila bereaksi dengan asam. Penggumpalan protein oleh
asam cuka akan berlangsung secara cepat dan bersamaan di seluruh
bagian cairan sari kedelai, sehingga sebagian besar air yang semula
tercampur dalam sari kedelai akan terkumpul di dalamnya. Pengeluaran
air yang terkumpul tersebut dapat dilakukan dengan memberikan
tekanan. Semakin besar tekanan yang diberikan, semakin banyak air
dapat dikeluarkan dari gumpalan protein. Gumpalan protein itulah yang
disebut dengan tahu (Suprapti, 2005). Sebagai akibat proses pembuatan
tahu, sebagian protein terbawa atau menjadi produk tahu, sisanya terbagi
menjadi dua, yaitu terbawa dalam limbah padat (ampas tahu) dan limbah
cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel 2.1 Kandungan Unsur Gizi dan Kalori dalam Ampas tahu
No.
Nutrisi
Kalori/100 g Bahan
Ampas Tahu
1.
Energi (kal)
393
2.
Air (g)
4,9
3.
Protein (g)
17,4
4.
Lemak (g)
5,9
5.
Karbohidrat (g)
67,5
6.
Mineral (g)
4,3
7.
Kalsium (g)
19
8.
Fosfor (g)
29
9.
Zat besi (mg)
4
10.
Vitamin A (mg)
0
Selain unsur diatas, ampas tahu juga mengandung nitrogen (N) sebesar
1,074 % (Suprapti, 2005)
Gambar 2.2. Ampas Tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
C. Fermentasi
Fermentasi merupakan suatu proses yang melibatkan reaksi oksidasi
reduksi sehingga terjadi perombakan kimia terhadap suatu senyawa kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh makhluk hidup. Senyawa
kompleks yang berupa karbohidrat, protein, dan lemak akan diubah menjadi
glukosa, asam amino, asam lemak, dan gliserol. Proses fermentasi dapat
diterapkan dalam pembuatan pakan ikan. Setelah fermentasi, bahan yang
sebagian besar komponennya sudah berupa senyawa sederhana dapat
diberikan sebagai pakan ikan sehingga ikan tidak perlu mencerna lagi,
melainkan sudah dapat langsung menyerapnya. Organ pada ikan dapat
memanfaatkan karbohidrat hasil fermentasi secara lebih baik sebagai sumber
energi. Pada prinsipnya fermentasi dapat mengaktifkan pertumbuhan dan
metabolisme mikroorganisme yang dibutuhkan sehingga membentuk produk
yang berbeda dengan bahan bakunya (Winarno dan Fardiaz, 1992).
Fermentasi merupakan aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah
bahan baku menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, seperti asam-asam
organik, protein sel tunggal, biopolimer, dan antibiotika Lestari (2001). Pada
fermentasi terjadi proses yang menguntungkan di antaranya dapat
menghilangkan bau yang tidak diinginkan, meningkatkan daya cerna,
menghilangkan daya racun yang terdapat pada bahan mentah, dan
menghasilkan warna yang diinginkan. Mikroba yang banyak digunakan
sebagai inokulum fermentasi adalah kapang, bakteri, dan khamir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pertumbuhan kapang mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut
seperti kapas berwarna putih (Sukarminah, 2008).
Menurut Fajarudin (2014) waktu fermentasi yang semakin lama akan
mengakibatkan penurunan kadar air bahan, penurunan kadar air bahan
tersebut menyebabkan kadar serat kasar semakin terkonsentrasi sehingga
kadar serat akan semakin tinggi. Selain itu lama waktu fermentasi maka akan
banyak glukosa yang dihasilkan sehingga mikroorganisme berkembangbiak
menjadi semakin banyak, sehingga kemampuan mikroba Rhizopus oryzae
memecah glukosa untuk menghasilkan metabolit primer (fruktosa,alkohol)
dan metabolit sekunder (polifenol).
Keuntungan lain dari proses fermentasi adalah meningkatnya gizi dan
daya simpan pakan karena proses fermentasi akan merombak senyawa
kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah diserap
oleh tubuh. Protein, lemak, dan polisakarida dapat dihidrolisis sehingga bahan
pangan setelah difermentasi mempunyai daya cerna yang lebih tinggi. Selain
itu, selama proses fermentasi berlangsung, akan terjadi penurunan pH yang
akan menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk sehingga daya simpan
pakan buatan lebih lama. Selama proses fermentasi, perombakan senyawa
kompleks akan menghasilkan senyawa volatil yang mempunyai aroma khas.
Senyawa volatil inilah yang akan memperbaiki aroma dan cita rasa pakan
buatan hasil fermentasi sehingga ikan akan terangsang untuk mengkonsumsi
pakan lebih banyak. Hasil akhir fermentasi sangat bergantung pada bahan
dasarnya (substrat), macam mikroba atau inokulum, dan kondisi lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sangat mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroba (Winarno dan
Fardiaz, 1992).
D. Rhizopus oryzae
Rhizopus termasuk jamur berfilamen yang sering disebut dengan kapang.
Rhizopus merupakan anggota Zygomycetes. Anggota Rhizopus yang sering
dipakai dalam proses fermentasi makanan adalah Rhizopus oligosporus dan
Rhizopus oryzae. Kedua kapang ini sering digunakan dalam produk
fermentasi di Indonesia. Rhizopus oryzae memiliki karakteristik, yaitu miselia
berwarna putih, ketika dewasa maka miselia putih akan tertutup oleh
sporangium yang berwarna abu-abu kecoklatan. Hifa kapang terspesialisasi
menjadi 3 bentuk, yaitu rhizoid, sporangiofor, dan sporangium. Rhizoid
merupakan bentuk hifa yang menyerupai akar, Sporangiofor adalah hifa yang
menyerupai batang, Sporangium adalah hifa pembentuk spora dan berbentuk
bulat (Rahmi, 2008).
Menurut Germain (2006), klasifikasi Rhizopus oryzae sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisio
: Zygomycota
Class
: Zygomycetes
Ordo
: Mucorales
Familia
: Mucoraceae
Genus
: Rhizopus
Species
: Rhizopus oryzae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam
pembuatan tempe. Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak
menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Jamur Rhizopus
oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi
trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur Rhizopus oryzae mampu
menghasilkan protease (Germain, 2006).
Fardiaz (1996) mendefenisikan fermentasi sebagai proses pemecahan
karbohidrat dan asama amino. Fermentasi oleh berbagai kapang, khamir dan
bakteri dapat terjadi secara anerobik fakultatif. Senyawa yang dapat dipecah
dalam proses fermentasi adalah karbohidrat, sedangkan asam amino hanya
dapat difermentasi oleh beberapa jenis bakteri tertentu. Aktivitas metabolisme
mikroorganisme pada proses fermentasi ditentukan oleh faktor-faktor
eksternal seperti pH, suhu, tekanan oksigen dan konsentrasi substrat. Bagian
terbesar dari substrat akan terfermentasi setelah mikroorganisme hampir
menyempurnakan pertumbuhan maksimumnya. Fermentasi oleh bakteri
digunakan untuk mengubah dan memberi flavor, bentuk dan tesktur yang
bagus dari bahan yang difermentasi.
Pertumbuhan miselium pada Rhizopus oryzae tergantung kepada
lingkungan fisiko kimianya. Miselium dapat berbentuk panjang dan melebar,
pendek dan bercabang, atau suatu campuran dari keduanya. Bila Rhizopus
oryzae ditumbuhkan pada suatu permukaan, miselianya akan tumpang tindih
dan membentuk lapisan tebal. Sedangkan pada kultur terendam miselia akan
tersebar atau membentuk pellet dengan diameter 0,1-10mm. Lapisan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pellet miselium sangat penting untuk pertumbuhan karena pada saatnya akan
mempengaruhi lingkungan fisikokimia individual sel-sel tersebut. Rhizopus
oryzae adalah kelompok mikroba yang tergolong dalam fungi.
E. Akuarium
Pemeliharaan ikan di akuarium paling baik karena ikan dan kualitas air
dapat dikontrol secara teliti, tetapi daya tampung akuarium tidak sebanyak
kolam atau bak. Penggunaan akuarium paling baik untuk pemeliharaan
benih,disebabkan akuarium mudah dibersihkan tanpa takut ikan akan ikut
terbuang atau terganggu walaupun masih kecil. Akuarium yang transparan
menyebabkan ikan di dalamnya bisa kelihatan. Ikan mati
dapat segera
kelihatan sehingga tindakan dini bisa segera dilakukan dan adanya hama bisa
secepatnya diketahui. Ukuran akuarium sangat bervariasi,ukuran yang umum
dipakai adalah 100cm x 40cm x 40cm atau 90cm x 40cm x 35cm. Ketebalan
kaca akuarium sekitar 5mm. Penyusunan akuarium ini dilakukan pada rak
besi atau kayu agar tidak mudah pecah, alas akuarium diberi styrofoam atau
gabus putih. Kebersihan akuarium sangat perlu dijaga. Membersihkan
akuarium cukup dengan menyedot atau menyifon air dalam akuarium hingga
habis, kemudian dinding dan dasarnya dilap atau digosok dengan spons
sampai bersih. Setelah itu, cuci sekali lagi dengan air bersih sebelum
digunakan.
Kepadatan ikan sangat penting untuk kenyamanan hidup. Ikan yang
terlalu padat dapat menimbulkan stress karena kualitas air cepat menjadi jelek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dan oksigen terlarut cepat habis. Selain itu, pada ikan tertentu dapat terjadi
gesekan antar ikan sehingga menimbulkan luka. Akibatnya, penampilan ikan
menjadi jelek atau bahkan dapat menimbulkan kematian (Lesmana, 2001).
F. Penelitian Relevan
Melati, I. Azwar, Z. I., dan Kurniasih, T. (2010) Pemanfaatan ampas tahu
terfermentasi sebagai subtitusi tepung kedelai untuk pakan ikan patin di
dalam 12 unit akuarium selama 46 hari dengan formulasi pakan A (100%
ampas tahu, 0% tapioka), pakan B (75% ampas tahu, 25% tapioka), pakan C
(50% ampas tahu , 50% tapioka), pakan D (25% ampas tahu, 75% tapioka)
dan selanjutnya difermentasi A.niger menunjukkan hasil bahwa perbandingan
75% ampas tahu dan 25% tapioka memberikan hasil kenaikan protein yang
lebih baik (129,58%) dari 15,40 % menjadi 35,36% dibandingkan perlakuan
lain dan subtitusi protein ampas tahu terfermentasi terhadap protein tepung
kedelai sebesar 4,03% (Pakan C) memberikan hasil yang tidak berbeda
nyata dengan tepung bungkil kedelai. Artinya ampas tahu terfermentasi
berpeluang untuk mengganti tepung bungkil kedelai.
Mulia, D., S., Yulyanti, E., Maryanto, H., Purbomartono, C. (2015)
Peningkatan kualitas ampas tahu sebagai bahan baku pakan ikan dengan
fermentasi Rhizopus oligosporus menggunakan 4 perlakuan dan 3 kali
ulangan yaitu P0 = ampas tahu non fermentasi, P1 = ampas tahu
dengan 1,5 mL suspensi Rhizopus oligosporus, P2 = 2,5 mL dan P3 = 3,5
mL, untuk masing-masing ampas tahu sebanyak 50 g. Berdasarkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
penelitian maka fermentasi ampas tahu dengan Rhizopus oligosporus dapat
meningkatkan kualitas ampas tahu sebagai bahan baku pakan ikan, dan
perlakuan
P2 adalah perlakuan yang paling baik karena menghasilkan
kualitas protein dan kadar abu tinggi, dan menurunkan kadar lemak paling
banyak.
G. Kerangka Berpikir
Ampas tahu merupakan salah satu limbah padat hasil dari pembuatan
tahu yang mengandung protein 17,4 gr, lemak 5,9 gr dan karbohidrat 67,5 gr
sehingga memungkinkan ampas tahu dapat diolah menjadi bahan pakan ikan
patin yang dapat menunjang pertumbuhan serta kelangsungan hidup ikan
patin.
Salah satu cara mengolah ampas tahu sebagai pakan ikan patin adalah
dengan proses fermentasi dengan memanfaatkan kapang berupa Rhizopus
oryzae atau yang umumnya masyarakat gunakan untuk membuat tempe.
Melalui proses fermentasi, kandungan serat kasar yang tinggi pada ampas
tahu dapat terurai mejadi serat yang lebih halus sehingga lebih mudah untuk
dicerna oleh ikan patin. Rhizopus oryzae merupakan salah satu bahan yang
dapat meningkatkan protein dan menguraikan lemak menjadi asam lemak dan
gliserol serta memecah pati menjadi glukosa sederhana pada substrat karena
Rhizopus oryzae dapat menghasilkan enzim protease, lipase, amilase, dan
antibiotika pada proses enzimatiknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
H. Hipotesis
Adapun hipotesis perlakuan yang digunakan yaitu:
H0: Perbedaan komposisi ampas tahu yang difermentasi Rhizopus oryzae
selama 2 hari tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan berat ikan patin.
Hi: komposisi yang optimal untuk pertumbuhan berat ikan patin adalah
komposisi 40% ampas tahu yang difermentasi Rhizopus oryzae selama 2
hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen
adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu
terhadap variabel lain dengan kontrol yang ketat (Sedarmayanti dan
Syarifudin, 2002). Penelitian eksperimen menggunakan suatu percobaan yang
dirancang secara khusus guna membangkitkan data yang diperlukan untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Variabel yang digunakan adalah.
1. Variabel terikat adalah besarnya berat basah ikan patin pada setiap tahap
pertumbuhan saat dilakukan pengukuran,
2. Variabel bebas adalah variasi komposisi ampas tahu yang difermentasi
Rhizopus oryzae selama 2 hari yang dihitung dalam satuan persentase
(%), komposisi pertama: 40%, komposisi kedua: 35%, komposisi ketiga:
30%, pada penelitian ini menggunakan 2 kontrol yaitu kontrol pertama
tanpa ampas tahu, kontrol kedua dengan pelet pabri merk 781-1.
Perincian komposisi pakan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
3. Variabel kontrol adalah luas akuarium, tinggi air pada akuarium, jumlah
akuarium
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di tempat penelitian yang berada di jalan
Kanigoro Paingan, Kabupaten Sleman, DI.Yogyakarta selama 62 hari dengan
persiapan selama 14 hari dan pemberian pakan perlakuan selama 48 hari.
Persiapan dimulai dari 20 Desember 2015 dan pemberian pakan perlakuan
dari 5 Januari 2016 sampai 22 Februari 2016
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Akuarium berukuran 50 x 30 x 30 cm sebanyak lima buah dengan
kedalaman air ± 30 cm
b. Blower/aerator
c. Kabel
d. Filter penyaring
e. Terminal colokan listrik
f. Kompor gas
g. Korek
h. Blender
i. Sendok pengaduk
j.
Pisau
k. Nampan/wadah atau baskom
l.
Ember
m. Mesin penctak pelet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
n. Timbangan
o. Alat tulis
p. Kamera Hp Samsung Galaxi grandprime
q. DO meter
r.
pH meter
s. Thermometer air
t. Jaring ikan
u. Kain lap
2. Bahan
a. Ikan patin berjumlah 50 ekor dengan berat rata-rata 1 ekor ikan
17gram ± 2gram
b. Komposisi pakan ikan di tabel 3.1
Tabel 3.1. Bahan Dasar Pakan Ikan.
Perlakuan (%)
Bahan pakan
(A1)
(A2)
(A3)
(A4)
Ampas tahu difermentasi
Rhizopus oryzae selama 2
hari
40%
35%
30 %
0%
Ampas kepala ikan teri
30%
30%
30%
30%
Dedak halus
10%
15%
20%
50%
Pelet merek
Tepung tapioka
15%
15%
15%
15%
781-1
Minyak
5%
5%
5%
5%
100
100
%
100
%
100
%
Total
(A5)
%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Keterangan:
A1: komposisi 40% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
A2: komposisi 35% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
A3: komposisi 30% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
A4: Komposisi 0% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
(kontrol -)
A5: pellet pabrik dengan merek 781-1 (kontrol +)
Konsentrasi ampas tahu berdasarkan penelitian Irma Melati, Zafril Imran
Azwar, Titin Kurniasih tahun (2010).
D. Cara Kerja
1. Persiapan akuarium
a. Menyiapkan akuarium sebanyak 5 buah dengan ukuran 40 x 30 x 30
cm
b. Menyiapkan blower/aerator sebanyak 5 buah
c. Menyiapkan kabel dan terminal colokan listrik sebanyak 3 buah
d. Menyiapkan filter penyaring sebanyak 1 dus
e. Menambahkan air setinggi 30 cm ± 1 cm
f. Lima buah akuarium diberi penomoran A1, A2, A3, A4, dan A5.
Setiapa akuarium dipasang 1 buah blower/aerator yang terhubung
dengan terminal dan colokan listrik. Filter penyaring digunakan pada
blower untuk menyaring air pada akuarium.
2. Fermentasi Ampas Tahu
a. Ampas tahu dikeringkan di bawah sinar matahari sampai kering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. Ampas tahu dikukus selama 30-45 menit, lalu didinginkan di wadah
c. Menambahkan Rhizopus oryzae sebanyak 4 gram/kilogram bahan.
d. Ampas tahu dan Rhizopus oryzae dicampur dan diaduk hingga
homogen.
e. Memasukkan campuran ampas tahu dan Rhizopus oryzae di dalam
plastik putih yang bersih
f. Fermentasikan ampas tahu pada suhu ruang selama 2 hari
3.
Pembuatan Pakan
a. Menyiapkan bahan tambahan pembuataan pakan dari ampas tahu
berupa ampas kepala ikan teri, dedak halus, tepung tapioka,dan
minyak.
b. Mencampurkan ampas tahu yang telah difermentasi Rhizopus oryzae
selama 2 hari dengan bahan tambahan pakan.
c. Pengadukan secara merata dengan mencampurkan air secukupnya
d. Menggiling pakan dengan mesin pencetak pakan
e. Menjemur pakan yang telah jadi hingga kering di bawah sinar
matahari
4.
Penebaran Benih Ikan
a. Membeli bibit ikan patin di cangkringan sebanyak 50 ekor
b. Memasukan 10 ekor bibit ikan patin pada setiap akuarium
c. Mengadaptasikan ikan selama 1 minggu
d. Selama adaptasi ikan patin diberi pakan pelet pabrik 781-1
e. Memuasakan ikan patin selama 3 hari sebelum diberi pakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
buatan(ikan pada akuarium yang diberi pakan pelet 781-1 ikut
dipuasakan selama 3 hari
5.
Pemberian Pakan.
a. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali dalam 1 hari yaitu pada
pagi hari jam 08.00 WIB dan sore hari jam 18.00 WIB.
b. Pakan diberikan dengan feeding rate (FR) 3% dari jumlah berat ikan
dalam 1 akuarium.
6.
Pengelolaan Air
Pergantian air pada akuarium tidak bergantung pada waktu tertentu
namun jika air pada akuarium kotor atau keruh maka akan dilakukan
pergantian air.
7.
Pengamatan
Parameter yang diamati selama penelitian adalah pertumbuhan berat
mutlak ikan patin setiap akuarium.
a. Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak adalah selisih berat total tubuh ikan
pada akhir pemeliharaan dan awal pemeliharaan setiap 12 hari
selama 48 hari. Pertumbuhan berat mutlak dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Effendie (1979) yaitu:
𝑊𝑚 = 𝑊𝑡 − 𝑊𝑜
Keterangan:
Wm = Pertumbuhan berat mutlak (gram)
Wt = Berat rata-rata akhir (gram)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Wo = Berat rata-rata awal (gram)
b. Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup dihitung dengan menggunakan rumus
Effendie (1979), yaitu :
SR=
𝑁𝑡
𝑁𝑜
𝑥 100 %
Keterangan:
SR = Kelangsungan hidup (%)
Nt
= Jumlah Ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
c. Kualitas Air
Pengukuran kulaitas air meliputi pengukuran DO, pH, Suhu
setiap akuarium setiap pengambilan data penelitian.
E. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Complete Randomized
Design. Menurut Tanujaya (2013), Complete Randomizes Design atau
rancangan acak lengkap (RAL) merupakan rancangan dasar dengan berbeda
perlakuan yang disusun secara random untuk seluruh unit percobaan. Ciri
khas percobaan ini yaitu bahan percobaan yang digunakan harus bersifat
homogen. Dalam rancangan penelitian ini dilakukan pembuatan denah
percobaan dengan pengacakan untuk memperoleh nilai yang tidak biasa, nilai
tengah maupun beda antar nilai tengah. Pengacakan dilakukan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
penempatan perlakuan satuan percobaan (Tanujaya, 2013).
Pada penelitain ini menggunakan 3 perlakuan berbeda pada konsentrasi
40%, 35%, 30% ampas tahu yang difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
dan mengunakan 2 kontrol yaitu tanpa ampas tahu yang diferementasi
Rhizopus oryzae selama 2 hari dan pelet pabrik merek 781-1. Selama
penelitian, berat basah ikan patin setiap akuarium dimasukkan dalam table
pengamatan seperti pada Tabel 3.2 dan denah penelitian dapat dilihat pada
gambar 3.1
Tabel 3.2: Berat Basah Ikan Patin.
Perlakuan Pengukuran
Pengukuran Sampel
setiap 12
Berat ikan (gram)
hari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
4
5
Ratarata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 3.3: Denah Penelitian
Akuarium
A3
Jend
ela
Akuarium
Akuarium
A2
A1
Akua
rium
A4
Akuari
um A5
Keterangan: aerator
Pintu tirai
Pintu
depan
Gambar 3.1 Denah Penelitian
F. Metode Analisa Data
Analisis data dilakukan dengan cara menggunakan program SPSS dan
Microsoft Excel 2013. Data yang telah diperoleh berdasarkan pengamatan
yang dilakukan merupakan data mentah yang meliputi berat ikan patin.
Analisis data menggunakan uji Anova. Uji Anova merupakan salah satu uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
komparatif yang digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata) pada
data yang lebih dari 2 kelompok. Dalam melakukan analisis data dengan uji
tersebut tentunya harus didukung dengan pengujian normalitas serta
homogenitas, dalam arti bahwa kedua pengujian tersebut merupakan
persyaratan analisis data sebelum melakukan uji Anova menggunakan
Microsoft Excel 2013.
Uji
normalitas
merupakan
pengujian
yang
bertujuan
untuk
memperlihatkan bahwa data penelitian yang dilakukan memiliki distribusi
yang normal atau tidak. Normalitas dipenuhi jika hasil uji signifikan dengan
taraf signifikan (α = 00,5). Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas
adalah apabila nilai signifikansi lebih besar dari α, maka data tersebut
berdistribusi normal. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi lebih kecil dari α,
maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji
normalitas maka dilanjutkan dengan uji homogenitas. Pengujian tersebut
bertujuan mengetahui varian dari beberapa populasi sama atau tidak. Adapun
dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah apabila nilai
signifikansi lebih kecil dari α, maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua
atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama. Sedangkan apabila nilai
signifikansi lebih besar dari α, maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua
atau lebih kelompok populasi data adalah sama. Baik uji normalitas maupun
uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data dan Anlisis Data
Setelah melakukan penelitian selama 48 hari, maka disajikan data hasil
penelitian yang terdiri dari pertumbuhan berat ikan patin dan kelangsungan
hidup.
1. Pertumbuhan Berat Ikan Patin
Hasil penelitian dapat dibuat tabel dan grafik rata-rata pertumbuhan
berat ikan patin (gram) setiap 12 hari sebagai berikut:
Table 4.1 Rata-Rata berat ikan Patin (gram)
Tanggal/Bulan
A1
A2
A3
A4
A5
5 januari 2016
16,4
17,2
16,3
19,3
14,5
17 Januari 2016
17,9
18,6
16,9
19,6
16,5
29 Januari 2016
19,7
20,9
18,2
22,7
22,1
10 Februari 2016
23,2
23,6
20,8
24,9
24,7
22 Februari 2016
25,0
25,3
22,2
26,5
26,7
Keterangan:
A1: Komposisi 40% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
A2: Komposisi 35% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
A3: Komposisi 30% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
A4: Komposisi 0% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
(kontrol -)
A5: Pellet pabrik dengan merek 781-1 (kontrol +)
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
30
BERAT IKAN (G)
25
20
15
10
5
0
05-Jan
17-Jan
A1
29-Jan
10-Feb
WAKTU (PER 12 HARI)
A2
A3
A4
22-Feb
A5
Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Pertumbuhan Berat Ikan Patin (gram)
Keterangan:
A1: Komposisi 40% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
A2: Komposisi 35% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
A3: Komposisi 30% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
A4: Komposisi 0% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
(kontrol -)
A5: Pellet pabrik dengan merek 781-1 (kontrol +)
Berdasarkan tabel 4.1 gambar 4.1 dan rata-rata pertumbuhan berat
ikan patin dengan 3 perlakuan dan 2 kontrol mengalami penambahan
berat yang berbeda-beda pada setiap 12 hari pengamatan. Setiap
akuarium diisi 10 ekor ikan patin. Saat pengukuran berat, semua ikan di
dalam akuarium ditimbang. Pada awal pengambilan data 5 Januari 2016
berat rata-rata ikan patin setiap akuarium berbeda-beda. Ikan patin pada
akuarium 4 atau A4 memiliki berat rata-rata paling tinggi yaitu 19,3 gram
sedangkan akurium 5 atau A5 memiliki berat rata-rata paling rendah
yaitu 14,5 gram. Pada 17 Januari 2016 dilakukan pengambilan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
kedua. Pertambahan berat rata-rata pada akuarium A1 sampai A4 di
bawah 1,5 gram sedangkan akuarium A5 pertambahannya 2 gram
kejadian ini disebabkan oleh ikan patin sedang mengalami adaptasi
terhadap lingkungan tempat tinggal di akuarium dan dengan pakan ikan
yang diberikan.
Selama pemeliharaan ikan patin di akuarium dengan waktu 48 hari,
pertambahan berat ikan patin yang paling tinggi adalah pada akuarium
A5, namun perbedaan rata-rata berat ikan patin pada akaurium A1
sampai A4 dengan akuarium A5 tidak terlalu jauh berbeda. Pada
akuarium A5 pakan yang diberikan adalah pakan pabrik dengan merek
781-1 sedangkan pakan akuarium A1 sampai A3 menggunakan pakan
dari ampas tahu dengan komposisi yang berbeda-beda dan difermentasi
dengan Rhizopus oryzae selama 2 hari dan akuarium A4 tanpa ampas
tahu yang difermentasi dengan Rhizopus oryzae selama 2 hari sebagai
kontrol negatif.
Untuk mengetahui keseragaman variasi data masing-masing
perlakuan, maka dilakukan uji normalitas dan homogenitas menggunakan
lavene. Hasil dari uji normalitas dan homogenitas dapat dilihat pada
(lampiran 4) dimana nilai signifikan > 0,05 dan ditarik kesimpulan bahwa
data penelitian ini normal dan homogen. Data yang homogen artinya
pada masing-masing perlakuan mempunyai keseragaman variasi data.
Demi mengetahui terdapat perbedaan nyata antara rata-rata pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
berat harian ikan patin maka dilakukan analisis variasi dengan Anova one
factor seperti pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Perhitungan Statistik Berat Ikan
Source of
SS
Df
MS
35,8384
4
8,9596
273,108
20
13,6554
308,9464
24
F
P-value
F crit
Variation
Between
0,656121 0,629464 2,866081
Groups
Within
Groups
Total
Dari pengujian statistik menggunakan uji anova one factor diperoleh
hasil F hitung (0,656121) < F table (2,866081) yang berarti data tidak
signifikan dengan Ho diterima dan Hi di tolak. Hasil ini menunjukkan
pertumbuhan berat rata-rata ikan patin pada setiap perlakuan tidak
menunjukkan perbedaan nyata. Berdasarkan hasil analisis ini bisa
dikatakan bahwa perbedaan komposisi ampas tahu yang difermentasi
Rhizopus oryzae selama 2 hari tidak memiliki pengaruh nyata terhadap
pertumbuhan berat ikan patin.
2. Kelangsungan Hidup Ikan
Kelangsungan hidup ikan ditentukan dengan jumlah populasi ikan
patin di dalam akuarium selama penelitian. Populasi ikan patin pada
setiap akuarium adalah 10 ekor. Dalam masa penelitian, populasi ikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
patin di dalam akuaraium kelangsungan hidupnya dapat dilihat pada
kelangsungan hidup
grafik di bawah ini:
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
A1
A2
A3
A4
A5
Perlakuan
Grafik 4.2. Kelangsungan Hidup Ikan
Keterangan:
A1: Komposisi 40% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
A2: Komposisi 35% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
A3: Komposisi 30% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
A4: Komposisi 0% ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
(kontrol -)
A5: Pellet pabrik dengan merek 781-1 (kontrol +)
Berdasarkan grafik di atas, presentase kelangsungan hidup ikan untuk
setiap perlakuan adalah sama dengan nilai presentase 100% yang berarti
bahwa dengan menggunakan pakan perlakuan maupun kontrol
kelangsungan hidup ikan patin di dalam akuarium sangat baik karena
ikan patin pada akuarium tidak mengalami kematian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Kualitas Air
Selama 5 kali perngambilan data kualitas air dengan waktu 48 hari
diperoleh hasil seperti dibawah ini:
Tabel 4.3 Kualitas Air di Akuarium
Perlakuan
Rata-Rata Parameter Air yang Diukur Selama 48
Hari Penelitian
pH
Suhu (OC)
DO (mg/l)
A1
8,36 ± 0,196
27,2 ± 0,836
3,34 ± 0,391
A2
8,4 ± 0,141
26,8 ± 0,836
3,42 ± 0,438
A3
8,34 ± 0,151
27 ± 0,707
3,36 ± 0,484
A4
8,28 ± 0,007
27,6 ± 1,140
3,58 ± 0,408
A5
8,32 ± 0,009
28,6 ± 1,140
3,58 ± 0,414
Berdasarkan tabel diatas kualitas air di akuarium A1 sampai A5
hampir sama. Pergantian air pada akuarium dilakukan ketika air pada
akuarium
berubah menjadi keruh.Berdasarkan pengamatan
yang
dilakukan, air pada akuarium akan menjadi keruh setelah 6-8 hari dari
pergantian air sebelumnya. Pengukuran kualitas air tetap dilakukan saat
pengambilan data. Kualitas air yang diukur selama penelitian ini masih
baik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin.
B. Pembahasan
Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran atau berat pada suatu
makhluk hidup. Bertambahanya ukuran atau berat mahluk hidup akibat dari
makhluk hidup yang mengkonsumsi makanan. Sumber energi terbesar bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
makhluk hidup untuk bisa tumbuh adalah makanan. Makanan yang baik
untuk pertumbuhan adalah makanan yang bergizi yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu makhluk hidup. Setiap mahluk hidup atau individu
kebutuhan makanan untuk dikonsumsi berbeda-beda. Makanan yang bergizi
hendaknya mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ampas tahu yang difermentasi
Rhizopus oryzae selama 2 hari dapat dijadikan pakan alternatif ikan patin dan
mengetahui komposisi optimal ampas tahu yang difermentasi Rhizopus
oryzae selama 2 hari terhadap pertumbuhan berat ikan patin.
1. Pertumbuhan Berat Ikan Patin
Berdasarkan tabel 4.1 dan grafik 4.1 pertumbuhan rata-rata berat
ikan patin dengan 3 perlakuan dan 2 kontrol mengalami peningkatan
selama 48 hari. Peningkatan berat pada ikan patin karena adanya pakan
yang diberikan selama penelitian. Pakan ikan yang diberikan adalah
pakan buatan dan pakan pabrik (komposisi pakan dapat dilihat pada table
3.1). Peningkatan berat ikan patin dari hari pertama penelitian sampai 48
hari yang paling besar adalah perlakuan A5 (kontrol +) sebesar 12,2
gram, sedangkan yang paling kecil adalah perlakuan A3(komposisi 30%
ampas tahu difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari ) sebesar 5,3
gram. Berdasarkan hasil uji anova one factor pada table 4.2 diperoleh
hasil F hitung (0,656121) < F table (2,866081) yang berarti data tidak
signifikan atau tidak ada perbedaan nyata pada 3 perlakuan pakan dan 2
kontrol dengan kata lain bahwa komposisi ampas tahu tidak berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
terhadap pertumbuhan berat ikan patin. Ikan patin membutuhkan energi
untuk bergerak dan mengganti sel-sel yang rusak, serta untuk
pertumbuhan. Energi yang diperoleh ikan patin berasal dari makanan. Di
dalam akuarium makanan yang diberikan adalah pakan buatan dan pelet
pabrik.
Makanan yang diberikan pada ikan minimal harus mengandung
karbohidrat, protein dan lemak. Zat-zat ini masing-masing akan diubah
menjadi energi yang sangat dibutuhkan ikan supaya dapat melakukan
aktivitas. Pakan buatan pada penelitian ini berasal dari bahan-bahan yang
mengandung karbohirat, protein dan lemak. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Suhenda et al (2003), mengambil kesimpulan
bahwa pakan yang diberikan untuk ikan patin mengandung protein 35%,
karbohidrat 36% dan lemak 5% memberikan pertumbuhan paling baik.
Penelitian ini menghasilkan data yang tidak signifikan sehingga untuk
mengetahui persentase kandungan yang terdapat pada pakan buatan dan
pakan pabrik maka dilakukan analisis proksimat di PAU Universitas
Gadjah Mada (lampiran 7) dan didapatkan hasil pada tabel bawah ini:
Table 4.4 Analisis Proksimat Pakan Buatan dan Pakan Pabrik
Jenis pakan
Air
Protein
Lemak
Abu
Pakan buatan
13,54%
25,93%
8,84%
16,60%
Pakan pabrik
12%
33%
6,87%
7%
781-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Hasil analisis proksimat, kandungan gizi pada pakan buatan
memiliki kadar air yang tidak jauh berbeda dengan pakan pabrik. Kadar
air merupakan persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan
berat kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas
maksimum teoritis sebesar 100%, sedangkan kadar air berdasarkan
berat kering dapat lebih dari 100% (Syarif dan Halid, 1993). Kadar air
dapat mempengaruhi tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar
air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet
bahan
pangan
tersebut,
kadar
air
yang tinggi mengakibatkan
mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak, sehingga
akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Winarno dan Fardiaz, 1992).
Hasil proksimat pada pakan buatan menunjukkan bahwa kadar air
sebesar 13,54%, diasumsikan tidak menimbulkan penurunan cita rasa
pakan, tidak menumbuhkan bakteri,dan dapat diawetkan berdasarkan
perbandingan dengan hasil kadar air dari pelet pabrik 781-1 yang dibuat
oleh pabrik. Protein pada ikan berperan sebagai sumber energi. Menurut
Kordi (2005) kisaran protein yang baik untuk pertumbuhan ikan adalah
sebesar 25-35%. Kebutuhan protein digunakan untuk menunjang
pertumbuhan ikan patin. Hasil analisis menyatakan bahwa kandungan
protein pada pakan buatan tidak sama dengan pelet pabrik merek 781-1.
Perbedaan protein masih dalam persentase kebutuhan ikan patin akan
protein. Pertumbuhan yang dihasilkan dengan perbedaan protein pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pakan pabrik dan pakan buatan berbeda secara kuantitatif namun tidak
berbeda nyata secara statistik.
Pertumbuhan ikan dengan pelet pabrik merek 781-1 selama 48 hari
memliki rata-rata 12,2 gram sedangkan pada pakan buatan pertumbuhan
ikan dengan rata-rata 5,9 sampai 8,6 gram. Penggunaan lemak
sebenarnya hanya untuk menggantikan protein sebagai sumber energi
sehingga penggunaan protein dapat dihemat. Kandungan lemak yang
dibutuhkan sebagian besar ikan berkisar pada 4 sampai 16% (Mahyuddin
2010). Lemak hasil uji pada pakan buatan memiliki kandungan 8,84
sedangkan pada pakan pabrik merek 781-1 memiliki kandungan lemak
6,87%. Tingginya kandungan lemak pada pakan buatan berasal dari
minyak yang digunakan pada pakan. Komposisi terbanyak dari minyak
goreng yang mencapai hampir 100% adalah lemak (Luciana, 2005).
Penggunaan
minyak
pada
pakan
buatan
memberikan
dampak
peningkatan lemak karena tingginya kadar lemak pada minyak goreng.
Selain itu penggunaan minyak bermanfaat untuk proses penggilingan
pakan menjadi lebih mudah. Lemak difungsikan sebagai cadangan energi
ketika ikan tidak mendapatkan nutrisi makanan berupa protein dan
karbohidrat.
Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau
mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan.kadar mineral yang baik
antara 10 sampai 15%. Fungsi utama mineral bagi ikan antara lain untuk
menunjang sistem pernapasan, membantu membentuk struktur tubuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
ikan misalnya membantu pembentukan tulang, gigi, dan sisik ikan serta
berperan dalam pembentukan enzim dan pengaturan keseimbangan
antara cairan tubuh dan lingkungannya (Mahyuddin 2010). Kadar abu
pada hasil uji pakan buatan sebesar 16,60% sedangkan pelet 781-1
menurut sumber yang telah dituliskan kadar abu sebesar 7%. Ikan patin
sebagian besar membutuhkan protein, karbohidrat dan lemak untuk
pertumbuhan sehingga diasumsikan bahwa kadar abu tidak berdampak
banyak terhadap pertumbuhan ikan patin. Menurut Kordi (2005), ikan
membutuhkan pakan selama pemeliharaannya dengan frekuensi 3-5%
dari berat rata-rata ikan dengan jumlah kandungan protein sekitar 2535%. Dalam hal ini ikan lebih cenderung memilih protein sebagai sumber
energi yang utama (Asmawi, 2002). Selama penelitian 48 hari ikan
diberi makan setiap hari sebanyak 3% dari berat tubuh.
Karbohidrat merupakan salah satu nutrien yang digunakan dalam
pertumbuhan ikan patin. Ampas tahu merupakan limbah dari pembuatan
tahu. Ampas tahu selama ini tidak banyak dimanfaakan oleh masyarakat
untuk pakan ikan melainkan hanya dijadikan limbah atau untuk pakan
ternak akbat dari nilai gizi ampas tahu yang rendah. Peningkatan
kandungan gizi pada ampas tahu ditingkatakan dengan proses fermentasi.
Melati, I. Azwar, Z. I., dan Kurniasih, T. (2010) menyatakan bahwa
perbandingan ampas tahu 75% dan tapioka 25% difermentasi Aspergilus
niger memberikan hasil yang paling baik untuk pertumbuhan ikan patin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dengan kata lain bahwa ampas tahu terfermentasi dapat menggantikan
tepung kedelai untuk pakan ikan patin.
Menurut penelitian Aisyah dan Abun (2012) yang bertujuan untuk
mendapatkan dosis inokolum Rhizopus oryzae dan waktu fermentasi
didapatkan hasil bahwa inokolum Rhizopus oryzae sebesar 0,2% dan
waktu fermentasi 48 jam atau 2 hari merupakan waktu optimal yang
dapat meningkatkan kandungan protein murni tertinggi yaitu sebesar
46,90% dari 15,70% menjadi 22,06%. Rhizopus oryzae memiliki enzim
glukoamilase yang dapat mengubah pati menjadi glukosa (Rahmi, 2008).
Dengan kemampuan Rhizopus oryzae yang mampu mengubah pati
menjadi glukosa yang digunakan sebagai pertumbuhan mikroba
mengasumsikan bahwa proses fermentasi pada penelitian selama 2 hari
mampu meningkatkan protein pada ampas tahu.
Ampas tahu yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
konsentrasi yang berbeda-beda dan difermentasi dengan Rihizopus
oryzae selama 2 hari. Proses fermentasi bertujuan untuk mengurangi
serat kasar pada ampas tahu. Setelah fermentasi, bahan yang sebagian
besar komponennya sudah berupa senyawa sederhana dapat diberikan
sebagai pakan ikan sehingga ikan tidak perlu mencerna lagi, melainkan
sudah
dapat
langsung
menyerapnya.
Organ
pada
ikan
dapat
memanfaatkan karbohidrat hasil fermentasi secara lebih baik sebagai
sumber energi. Pada prinsipnya fermentasi dapat mengaktifkan
pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme yang dibutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sehingga membentuk produk yang berbeda dengan bahan bakunya
(Winarno dan Fardiaz, 1992). Jamur Rhizopus oryzae mempunyai
kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam
amino. Selain itu jamur Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protease
(Germain, 2006) berkaitan dengan proses fermentasi, pakan yang
diberikan sebanyak 3% pada ikan patin selalu terdapat sisa pakan seperti
pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.3 Sisa Pakan
Berdasarkan gambar di atas dan kejadian yang ditemui dalam
penelitian timbul suatu asumsi bahwa pemberian pakan pada ikan patin
dengan menggunakan ampas tahu yang terfermentasi persentasenya
dikurangi dari 3%. Proses fermentasi yang mengakibatkan ikan tidak
mencerna pakan melainkan langsung diserap oleh tubuh ikan. Kadar
nitrogen yang tinggi di dalam ampas tahu tahu mengakibatkan
mikroorganisme menguraikan asam-asam amino pada protein di ampas
tahu. Sisa pakan memberikan efek negatif dengan menurunnya kualitas
air sehingga air pada akuarium dan harus segera dilakukan pergantian
air.Pada pakan
yang mengandung kadar nitrogen
yang tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mengakibatkan timbulnya gas ammonia (NH3) yang mengakibatkan air
menjadi keruh dan bau. Aerator yang terdapat pada akuarium hanya
membantu sirkulasi oksigen dan sedikit menjaga kondisi air agar tetap
normal. Air yang ada di akuarium jika tidak di kontrol dengan baik maka
akan berdampak pada pertumbuhan ikan patin yang akan melambat
akibat dari energi yang digunakan untuk bertahan dengan lingkungan
yang buruk.
Menurut Mahyuddin (2010), ikan patin memiliki sifat nokturnal atau
ikan yang aktif di malam hari, sifat ini membuat ikan patin menyukai
tempat gelap atau minim cahaya. Pada saat penelitian, akuarium
ditempatkan pada tempat yang gelap atau sedikit cahaya (gambar 3.1).
Ikan patin lebih cenderung cepat menghabiskan makanan dari pakan
ketika malam hari. Patin mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan
atau kolam, sifat lain dari ikan patin adalah sifat omnivora. Pakan buatan
yang hanya sebentar terapung membuat ikan patin mengkonsumsi pakan
di dasar akuarium A1 sampai A4 namun pada akuarium A5 ikan patin
mengkonsumsi pakan di atas permukaan karena pakan yang digunakan
terapung (pelet pabrik). Perbedaan kebiasaan makan tidak terlalu
mempengaruhi penambahan berat pada ikan patin. Adanya pertambahan
berat pada ikan patin menunjukan bahwa ikan patin memanfaatkan pakan
yang diberikan selama penelitian. Selain dari pakan yang diberikan
kemungkinan dari kotoran yang telah dibuang. Perbedaan komposisi
pakan menghasilkan perbedaan berat rata-rata pada akhir penelitian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
namun perbedaan itu tidak ada beda nyata ketika dilakukan pengujian
secara statistik.
Penelitian Wahyuningsih (2002) menyatakan bahwa kebutuhan jenis
pakan untuk ikan patin yaitu 75% dari pakan alami dan 25% dari pakan
buatan atau pelet. Pakan alami pada ikan patin di alam berupa ikan kecil,
cacing, detritus, serangga, biji-bijian, udang kecil dan moluska. Ikan
patin termasuk ikan yang hidup di dasar perairan. Mengingat penelitian
ini dilakukan di akuarium dengan tidak melibatkan faktor pakan alami,
maka pertumbuhan patin di akuarium hanya didapat dari pakan buatan
atau pelet.
Pertumbuhan ikan patin setiap individu selama penelitian besarnya
tidak merata, faktor ketidakmerataan ini bisa diasumsikan akibat dari
kompetisi makanan dan faktor genetik. Pakan perlakuan memberikan
efek pertumbuhan terhadap ikan patin. Pertumbuhan dari 3 pakan
perlakuan dan 2 kontrol menunjukkan kenaikan berat ikan patin yang
tidak jauh berbeda. Dengan kajian analisa ekonomi, pakan perlakuan
yang dibuat harganya lebih murah dibanding dengan pelet pabrik merek
781-1. Harga pakan perlakuan untuk 1 kg jika dihitung dengan nilai
seharga Rp.6000 sedangkan harga pelet pabrik merek 781-1 dengan
harga Rp.10.000. Pembudidaya ikan patin dapat menghemat biaya pakan
sebesar Rp.4000 guna mencapai keuntungan dengan memanfaatkan
pakan dari konsentrasi ampas tahu yang difermentasi Rhizopus oryzae
selama 2 hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Kelangsungan Hidup Ikan
Kelangsungan hidup merupakan persentase organisme yang hidup
diakhir pemeliharaan. Kelangsungan hidup ikan patin selama penelitian
48 hari pada perlakuan A1, A2, A3, A4, dan A5 adalah 100%. Pemberian
perlakuan pakan buatan dan pellet pabrik menunjukkan bahwa
kelangsungan hidup ikan patin sangat baik. Menurut Mulyadi (2010)
tingkat kelangsungan hidup ikan yang tinggi disebabkan oleh pakan
buatan yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan baik dan kebutuhan
ikan akan pakan terpenuhi sehingga ikan tidak lapar.
Effendi (2009) menyatakan bahwa kelangsungan hidup dipengaruhi
oleh faktor biotik yaitu persaingan, parasit, umur, predator, padat
penebaran, dan penanganan manusia, sedangkan faktor abiotik adalah
sifat fisika dan kimia dalam perairan. Persaingan ikan patin dalam
kelangsungan hidup tidak berdampak negatif, namun dampak tersebut
dengan perbedaan berat atau bobot pada setiap ekor ikan. Jumlah
penebaran ikan dalam pemeliharaan mempengaruhi pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan.
Menurut Brandao (2004) dalam Irliyandi (2008) padat penebaran
akan meningkatkan interaksi sosial pada ikan sehingga menimbulkan
heterogenitas ukuran ikan. Peningkatan kepadatan akan berakibat
terganggunya proses fisiologis dan tingkah laku ikan terhadap ruang
gerak yang pada akhirnya dapat menurunkan kondisi kesehatan dan
fisiologis ikan akibatnya pemanfaatan makanan, pertumbuhan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kelangsungan hidup mengalami penurunan. Ikan patin yang ditebar
dalam penelitian sebanyak 10 ekor setiap akuarium. Penebaran ini
mengacu pada ukuran akuarium (40 x 30 x 30 cm) dan pada penelitian
Irma Melati, Zafril Imran Azwar, Titin Kurniasih (2010) dimana
akuarium yang digunakan berukuran 100 x 60 x 60 dengan jumlah ikan
disetiap akuarium sebanyak 20 ekor. Penurunan kualitas air dapat
mempengaruhi stress pada ikan patin yang mengakibatkan ikan patin
tidak mau mengkonsumsi pakan. Dampak dari penuruan kualitas air
mempengaruhi kelangsungan hidup ikan patin. Selama penelitian 48 hari
kualitas air tetap terjaga untuk meminimalkan tingkat stress maupun
kematian yang akan dialami ikan patin.
3. Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
pertumbuhan ikan patin. Sekalipun ikan patin dapat hidup pada kualitas
air yang buruk, akan tetapi pertumbuhan patin melambat karena
energinya digunakan untuk bertahan pada lingkungan perairan yang
buruk (Kordi 2005).
a. pH air
pH merupakan derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan suatu tingkat keasaman atau kebasaan dari indikator
yang diukur. PH air pada akuarium semuanya dalam keadaan
normal. Dengan melakukan pergantian air pada akuarium kondisi pH
air dapat terjaga dengan baik. Mengingat Penelitian ini dilakukan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
akuarium perubahan pH yang terjadi bisa diakibatkan oleh sisa
pakan.Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pemberian pakan pada
ikan di akuarium menghasilkan sisa saat melakukan pergantian air
pada akuarium.
b. Suhu
Lingkungan
yang
baik
dan
buruk
akan
mempengaruhi
pertumbuhan ikan patin. Salah satu parameter yang yang
mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah suhu. Ikan menjaga suhu
tubuh dengan melepaskan panas melalui insang (Isnaeni, 2006).
Panas metabolisme dibangkitkan oleh otot renang hilang ke air
sekitarnya ketika darah lewat melalui insang, dan aorta dorsel besar
mengirimkan darah secara langsung ke arah dalam mendinginkan
bagian dalam tubuh (Campbell dkk, 2004). Suhu pada setiap
akuarium selama penelitian dalam keadan yang normal dan
berpengaruh pada pertumbuhan ikan. Hasil pengukuran suhu
berkisar antara 26 sampai 28oC.
Suhu
pemeliharaan
yang melebihi
kisaran
akan
sangat
membahayakan kehidupan ikan patin. Jika suhu lebih rendah,
aktivitas dan nafsu makan ikan patin akan berkurang sehingga akan
mengakibatkan
pertumbuhan
(Supriyanto,
2010).
berkurangnya
kandungan
ikan
Kenaikan
oksigen
patin
suhu
menjadi
dapat
sehingga
terhambat
menimbulkan
asupan
oksigen
berkurang dan dapat menimbulkan stress pada ikan akibat kerusakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
insang karena ikan berusaha menyesuaikan suhu tubuhnya dengan
suhu disekitarnya (Marugaian, 2008). Suhu yang sesuai akan
meningkatkan aktivitas makan ikan sehingga menjadikan ikan
menjadi lebih cepat tumbuh (Madinawati, 2011).
c. DO
DO atau oksigen terlarut sangat berperan untuk pernapasan ikan.
Pada akuarium oksigen yang didapat oleh ikan berasal dari aerator
yang digunakan. Hasi pengukuran Do pada setiap akuarium
semuanya masih berada dalam keadaan normal. Kisaran angka
pengukuran DO pada akuarium selama penelitian adalah 3,3 sampai
3,5. Ketika ikan mengalami kekurangan oksigen maka akan
berpengruh pada pertumbuhan yang berdampak ikan menjadi stress
dan berdampak juga bagi kelangsungan hidup ikan.
4. Sistem Akuarium
Akurium merupakan wadah atau tempat untuk pemeliharan ikan. Di
dalam akurium ikan patin dipelihara selama 48 hari dan diberi pakan
buatan dari ampas tahu dan pelet pabrik. Pemeliharaan ikan di akurium
menghasilkan pertumbuhan berat bagi ikan patin seperti pada tabel 4.1.
Pertumbuhan Ikan patin yang dipelihara di akuarium berasal dari pakan
yang diberikan selama 48 hari. Pemberian pakan sebanyak 3% dari berat
tubuh ikan patin dilakukan setiap hari.
Penelitian Maesaroh, E. (2004) tentang tingkat pemberian pakan
ikan patin dalam keramba menyatakan bahwa pertumbuhan berat ikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
patin selama 42 hari dengan perlakuan tingkat pemberian pakan 0%, 1%,
3% dan 5% menghasilkan berat yang berbeda-beda. Pakan yang
digunakan merupakan pakan komersil jenis terapung yang mengandung
protein 23,91%, kadar lemak 4,48%, serat kasar 10,64%, kadar abu
6,0%. Tingkat pemberian pakan 0% atau tanpa pakan komersil
menghasilkan pertumbuhan berat sebesar 7,07 menjadi 14, 85 gram dan
diasumsikan bahwa pakan alami berperan penting dalam pertumbuhan
ikan patin di keramba. Pertumbuhan berat ikan patin yang paling tinggi
adalah pada tingkat pemberian pakan 3% dengan berat dari 7,07 menjadi
24,86 gram. Ikan patin memanfaatkan pakan komersil dan pakan alami
dengan baik sehingga pertumbuhannya sangat baik.
Perbandingan penambahan berat ikan patin pada akuarium dan di
keramba dipengaruhi oleh komposisi pakan, ruang gerak ikan, dan pakan
alami. Komposisi pakan pada penelitian yang dilakukan di akurium dan
di keramba berbeda namun masih dalam taraf kebutuhan nutrisi untuk
pertumbuhan ikan patin. Ruang gerak yang luas pada keramba
mengakibatkan ikan patin lebih banyak melakukan aktivitas gerak
sehingga membutuhkan energi yang banyak. Menurut Mahyuddin (2010)
pakan alami adalah makanan hidup bagi larva dan benih patin. Pakan
alami mengandung komposisi gizi yang lengkap dan mudah dicerna oleh
usus ikan patin. Beberapa jenis pakan alami bagi ikan patin adalah telur
Artemia sp, Malina sp, Daphnia sp, Cacing Tubifex sp.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
IMPLEMENTASI PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Hasil penelitian mengenai “Pengaruh Perbedaan Komposisi Pakan Ampas
Tahu Yang Terfermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari Terhadap Pertumbuhan
Berat Ikan Patin Pada Skala Laboratorium” dapat menjadi pengetahuan baru bagi
dunia pendidikan. Aspek-aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XII Pada bab Bioteknologi
mengenai fermentasi. Pemanfaatan limbah yang akan diferementasi sebagai salah
satu wujud nyata penerapan dalam penelitian ini.
Aplikasi
materi
Bioteknologi
adalah
dengan
mempelajari
tentang
bioteknologi konvensional mengenai fermentasi.Berkaitan dengan materi dan
alokasi waktu pada sub materi fermentasi maka pembelajaran dirancang agar
siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan pemanfaatan limbah ampas
tahu yang terdapat di sekitar lingkungan, kemudian melakukan fermentasi untuk
dijadikan produk makanan yang dikenal dengan sebutan tempe gembus
Pembelajaran dapat dilakukan dengan kegiatan proyek atau penelitian yang
dikerjakan oleh kelompok yang telah dirancang oleh guru bersama siswa.
Penelitian atau kegiatan proyek ini mengharapkan siswa mendapat pengetahuan
mengenai
pemanfaatan ampas tahu yang terfermentasiyang dapat dijadikan
produk makanan berupa tempe gembus. Hasil akhir dari penelitian atau proyek
ini,siswa menyusun laporan penelitian
yang dapat dijadikan sebagai literatur
untuk siswa-siswi, guru-guru, dan masyarakat terkait pemanfaatan ampas tahu
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
terfermentasi dengan mengumumkan hasil penelitian di majalah dinding, sekolah
maupun internet. Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran
terkait penelitian yang di lakukan menggunakan kurikulum 2013. Kompetensi
dasar (KD) yang digunakan adalah:
1.3
Peka terhadap permasalahan lingkungan hidup,menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengalaman ajaran agama yang dianutnya
2.2
Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan lingkungan sekitar.
3.10 Mendeskripsikan arti, prinsip dasar, dan jenis-jenis bioteknologi,
4.10 Menyajikan laporan hasil identifikasi produk-produk bioteknologi yang
dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Terlampir pada lampiran 1 dan 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa:
1. Pakan dari ampas tahu yang difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
memberikan kenaikan berat ikan patin. Pakan dari ampas tahu
terfermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari berpeluang menjadi pakan
pengganti pelet pabrik.
2. Komposisi 40% memberikan kenaikan berat ikan patin lebih baik namun
perbedaan komposisi ampas tahu terfermentasi Rhizopus oryzae selama
2 hari tidak menunjukan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat
ikan patin
B. Saran
1. Komposisi pakan dari ampas tahu yang difermentasi Rhizopus oryzae
selama 2 hari dapat diujikan di kolam untuk budidaya ikan patin
2. Dalam pengujian pakan di kolam perlu memperhatikan kualitas air,
pakan alami, dan lingkungan pada kolam
3. Dalam penebaran benih ikan patin di kolam sebaiknya berat dan umur
ikan patin hampir sama sehingga saat panen ikan patin bisa kelihatan
efek dari pemberian pakan.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, , R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta.
Aisyah, T., Abun. 2012. Bioproses Biji Kecipir oleh Rhizopus oryzae terhadap
Peningktan Protein Murni.Jurnal ilmu Ternak vol. 12,No 1 Hal 35
Asmawi, S. 2002. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Jakarta. PT Gramedia
Campbell, N. A, Jane B, Reece, dkk, 2004. Biologi Jilid III, Jakarta, Erlangga.
Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur. 2001. Uji Coba Pembuatan Silase Ampas
Tahu. Jawa Timur
Duldjaman, M. 2004. Penggunaan ampas tahu untuk meningkatkan gizi pakan
domba lokal. Media Peternakan. 27 (3): 107-110.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Effendi, S. 2009. Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan. Bandung:
Alfabeta.
Fajarudin. 2002. Pengaruh Jumlah Air Ekstraksi dan Lama Pengendapan
Terhadap Karakteristik Limbah Cair Tapioka Pada Sistem Batch.
Skripsi. Universitas Lampung
Fardiaz, S. 1996. Aplikasi HACCP dalam Industri Pangan. Jurusan Teknologi
Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC
Germain, G. S., and R. Summerbell. 2006. Identifying
Oxford University, California.
Filamentous Fungi.
Irliyandi F. 2008. Pengaruh Padat Penebaran 60, 75 Dan 90 Ekor/Liter terhadap
Produksi Ikan Patin Pangasius Hypophthalmus Ukuran 1 Inci Up (3 Cm)
dalam Sistem Resirkulasi.Program Studi Teknologi dan Manajemen
Akuakultur. Institut Pertanian Bogor.
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius
Kaswinarni, F. 2007. Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair Industri
Tahu. Tesis. Program Pasca Sarjana Uuniversitas Diponegoro. Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2013. Statistik Menakar Target Ikan
Air Tawat Tahun 2013. KKP. http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=847.
Diakses pada tanggal 9 Februari 2016.
Kordi, G. 2005. Budidaya Ikan Patin: Biologi, Pembenihan dan Pembesaran.
Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
Kordi, G. 2010. Budi Daya Perairan Jilid 2. Citra Aditya Bakti. Bandung
Lesmana, D. S. 2001. Budi Daya Ikan Hias Air Tawar. Cetakan Pertama. Jakarta:
Penebar Swadaya
Lestari, S. 2001. Pengaruh kadar ampas tahu yang difermentasi terhadap efisiensi
pakan dan pertumbuhan ikan mas (Cpyrinus carpio).Skripsi. Program Studi
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Intitut Pertanian
Bogor
Lucian, B. 2005. Minyak Gorengpun Bisa Melawan Kolestrol. Jakarta: Gramedia
Madinawati, N. Serdiati, Y. 2011. Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap
Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus). Media Litbang Sulteng
Maesaroh, E., 2004.Berbagai tingkat Pemberian Pada Ikan Patin dalam kramba di
sungai Ciomas,Bogor, Tesis,14,15,18, Institut Pertanian Bogor
Mahfudz 1.D., W. Sarengat dan B. Srigandono. 2000. Penggunaan ampas tahu
sebagai bahan penyusun ransum ayam broiler. Prosiding Seminar Nasional
Pengembangan Peternakan Lokal, Universitas Jendral Sudirman,
Purwokerto.
Mahyuddin, K., 2010. Agribisnis Patin. Penebar Swadaya. Jakarta
Marugaian, P., V. Ramamurthy, N. Karmegam. 2008. Effect of temperature on the
Behavioural And Physiological Responses Of Catfish, Mystus gulio
(Hamilton). Journal of applied sciences research, Vol. 10, No. 1 hal 42
Mathius,I.W dan A.P. Sinurat. 2001. Pemanfaatan Bahan Pakan Inkonvensional
untuk Ternak. Buletin Ilmu Peternakan Indonesia (WARTAZOA. Volume 11
No .2
Melati, I. Azwar, Z. I., dan Kurniasih, T. 2010. Pemanfaatan Ampas Tahu
Terfermentasi Sebagai Substitusi Tepung Kedelai Dalam Formulasi Pakan
Ikan Patin. Jurnal perikanan. Vol 1 hal 714-719
Mudjiman, A., 2009. Makanan Ikan. Penebar Swadya, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Mulia, D., S., Yulyanti, E., Maryanto, H., Purbomartono, C. 2015. Peningkatan
Kualitas Ampas Tahu Sebagai Bahan Baku Pakan Ikan Dengan Fermentasi
Rhizopus oligosporus. Jurnal perikanan. Vol XII, No.1 hal 10
Mulyadi, M.T. Usman dan Suryani. 2010. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan
Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan
Selais (Ompok hypophthalamus). Berkala Perikanan Terubuk. Vol. 9, No. 1
hal 22
Nuraini. 2009. Penformans Broiler dengan Ransum Mengandung Campuran
Ampas Sagu dan Ampas Tahu yang Difermentasi dengan Neurospora
Crassa. Media Peternakan 32 No 3: 3-5.
Prabowo, A., D. Samaih dan M. Rangkuti. 1993. Pemanfaatan ampas tahu
sebagai makanan tambahan dalam usaha penggemukan domba potong.
Proceeding Seminar 1983. Lembaga Kimia Nasional-LIPI, Bandung..
Rahmi,Y.,
2008.
Konversi
Alkohol
dari
Tepung
Jagung.
http://www.google.co.id/search?num=20&hl=id&client=firefoxa&channel=
s&rls=org.mozilla%3AenUS%3Aofficial&as_qdr=all&q=bioetanol+filetype
%3Apdf&btnG=Telusuri&meta=. 3 Februari 2016.
Sadzali, I. 2010. Potensi limbah tahu sebagai biogas. J. Universitas Indonesia
untuk Bangsa Seri Kesehatan, Sains, dan Teknologi 1(1): 64–65.
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. 2002. Metodologi Penelitian. Bandung.
Mandar Maju
Suara Pembaruan. 2007. Penangkapan Ikan di Pantura Jabar Berlebihan.
Bandung
Suhenda,N., Azwar, Z.I. dan Djajasewaka, H. 2003. Kontribusi Penelitian Nutrisi
dan Teknologi Pakan dan Peranannya bagi Perkembangan Usaha
Perikanan Budidaya. Prosiding Semi-Loka, 17 Maret 2016. Hlm: 53-60
Sukarminah. 2008. Mikrobiologi Pangan. Bandung. Penerbit Jurusan Teknologi
Industri Pangan. Universitas Padjajaran.
Suprapti, L. 2005. Pembuatan Tepung Terigu dan Pemanfaatanya. Kanisius.
Yogyakarta
Supriyanto. 2010. Pengaruh Pemberinan Probiotik. Jurnal Perikanan. Vol 8, No.
1, Hal 7-8
Susanto, H dan Amri K. 2002. Budi Daya Ikan Patin.Jakarta. Penebar Swadaya
Syarief, R. dan H. Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan. Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tanujaya. 2013. Penelitian Percobaan. Bandung, Rosda
Wahyuningsih. 2002. Budidaya Pakan Alami untuk Ikan. Penebar Swadaya.
Jakarta
Winarno, F.G., S dan D. Fardiaz, 1992. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan
: SMA
Kelas
: XII
KI 1
:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
:
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3
:
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KI 4
:
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
Kompetensi
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Dasar
1.3 Peka dan
peduli terhadap
permasalahan
1. Konsep dasar
Bioteknologi
Konventional
hidup, menjaga
(Fermentasi)
lingkungan
Tugas
Mengamati:
Mencari referensi
2. Bioteknologi
lingkungan
dan menyayangi
Menjelaskan pengertian bioteknologi
3. Produk
Bioteknologi
1. Siswa secara berkelompok
mencermati gambar tempe, tahu,
kloning, kultur jaringan
2. Siswa secara berkelompok
dan
mengumpulkan
informasi dari
berbagai sumber
Alokasi
Sumber
waktu
belajar
4 x 45 menit
1. Buku paket
biologi
kelas XI
2. Jurnal
penelitian
3. Internet
tentang
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagai
Konvensional
dibagikan jurnal mengenai ampas
permasalahan
manisfestasi
tahu terfermentasi Rhizopus oryzae
yang berkaitan
pengamalan
untuk pembuatan tempe gembus
dengan ikan
ajaran agama
Menanya: menggali siswa untuk
patin,ampas tahu
yang dianutnya
bertanya tentang bagaimana hasil
dan fermentasi
fermentasi amaps tahu terhadap
Observasi
pembuatan tempe gembus
 Sikap kerja
Mengumpulkan data:
1. Siswa mengkaji jurnal yang
diberikan
2. Siswa mengkaji berbagai informasi
mengenai manfaat Rhizopus
sama serta
memperhatika
n keselamatan
diri dan
lingkungan
oryzae untuk fermentasi ampas
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahu, dan mengkaji komposisi
ampas tahu terfermentasi Rhizopus
Portofolio
 Kompetensi
oryzae untuk pembuatan tempe
membuat
gembus
laporan dari
format, isi
Mengasosiasikan :
laporan,
1. Siswa secara berkelompok
kesesuaian isi,
membuat rancangan percobaan
dan aspek
sederhana untuk memanfaatkan
komunikatif
ampas tahu yang difermentasi
dan berbahasa.
Rhizopus oryzae dan menentukan
komposisi ampas tahu untuk
Tes tertulis

Mengerjakan
pembuatan tempe gembus
soal tentang
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi
bioteknolgi
konvensional
2.2 Peduli
terhadap
keselamatan diri
dan lingkungan
dengan
menerapkan
Mengkomunikasikan
1. Kelompok mempersentasikan
hasil diskusi
2. Kelompok mempersentasikan
hasil rancangan percobaan dan
teman lain memberi tanggapan
prinsip
keselamatan kerja
saat melakukan
kegiatan
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengamatan dan
percobaan di
laboratorium dan
di lingkungan
sekitar.
3.10 Memahami
tentang prinsipprinsip
bioteknologi
yang menerapkan
bioproses dalam
menghasilkan
produk baru
untuk
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meningkatkan
kesejahteraan
manusia dalam
berbagai aspek
kehidupan.
4.10
Merencanakan
dan melakukan
percobaan dalam
penerapan
prinsip-prinsip
bioteknologi
konvensional
untuk
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghasilkan
produk dan
mengevaluasi
produk yang
dihasilkan serta
prosedur yang
dilaksanakan
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menegah Atas (SMA)
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/semester
: XII/ Genap
Alokasi Waktu
: 6 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI.1
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2
: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI.3
: Memahami, menerapkan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI.4
:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.3
Peka
terhadap
permasalahan
lingkungan
hidup,menjaga
dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengalaman ajaran agama
yang dianutnya
2.2
Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.10 Memahami tentang prinsip-prinsip bioteknologi yang menerapkan
bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
4.10 Merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsipprinsip bioteknologi konvensional untuk menghasilkan produk dan
mengevaluasi produk yang dihasilkan serta prosedur yang dilaksanakan.
C. Indikator
1.3.1
Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.1
Bersikap
peduli
terhadap
keselamatan
dan
lingkungan
dengan
menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di laboratorium dan lingkungan sekitar
3.10.1 Menjelaskan arti bioteknologi
3.10.2 Menjelaskan prinsip-prinsip bioteknologi konvensional
3.10.3. Mengidentifikasi bahan atau limbah di sekitar lingkungan untuk
dijadikan produk bioteknologi konvensional
4.10.1 Melakukan eksperimen/percobaan penerapan prinsip-prinsip bioteknologi
konvensional untuk menghasilkan produk makanan
4.10.2 Menyusun laporan eksperimen/percobaan dengan tata tulis secara ilmiah
untuk dipublikasikan sebagai sumber informasi baru
D. Tujuan
1.3.1.1 Melalui refleksi siswa menunjukkan sikap peka dan peduli terhadap
permasalahan lingkungan
2.2.1.1 Melalui
diskusi
kelompok
siswa
mampu
bertanggung
jawab,
bekerjasama, teliti dan jujur terhadap keselamatan diri dan lingkungan
saat melakukan percobaan
3.10.1.1 Melalui studi kasus siswa mampu menjelaskan arti bioteknologi
3.10.2.1 Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip bioteknologi konvensional
melalui kegiatan diskusi
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.10.1.1 Melalui penugasan siswa mampu melakukan eksperimen/percobaan
penerapan
prinsip-prinsip
bioteknologi
konvensional
untuk
menghasilkan produk makanan
4.10.2.1Setelah melakukan percobaan siswa mampu menyusun laporan
eksperimen/percobaan dengan tata tulis secara ilmiah untuk di
publikasikan sebagai sumber informasi baru berdasarkan kegiatan
penugasan
E. Materi pembelajaran
Bioteknologi konvensional
F. Pendekatan,Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Kontekstual, saintifik
Metode
: Proyek ilmiah, diskusi, ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan
Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu)
Pembukaan
(10 menit)
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa
3. Guru mengecek kesiapan siswa
4. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertanyaan sederhana kepada siswa “apakah diantara
kalian ada yang pernah makan tempe atau tahu? Jika
sudah pernah apakah kalian mengetahui bagaimana
cara membuat tempe dan tahu? Baik untuk
mendalami cara pembuatan tempe dan tahu, hari ini
kita akan belajar bioteknologi konvensional tentang
fermentasi.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
6. Membagi siswa dalam bentuk kelompok yang terdiri
4-5 orang (1 kelompok)
7. Guru membagikan LKS
Kegiatan
Inti
KEGIATAN I
Mengamati
(110 menit)
1. Siswa secara berkelompok mencermati gambar tahu,
tempe, tahu, kloning dan kultur jaringan.
Menanya
1. Guru menanyakan kepada siswa
- Apakah yang dapat kalian cermati dari setiap
gambar yang telah ditampilkan berdasarkan
dengan materi yang akan kita pelajari saat ini?
2. Siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS bersama
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompoknya.
Mengumpulkan data
1. Siswa mengkaji tentang pengertian dan prinsipprinsip bioteknologi konvensional dari jurnal yang
telah disediakan
Mengasosiasikan
1. Siswa secara berkelompok mendiskusikan LKS yang
telah dibagikan
Mengkomunikasikan
1. Kelompok
mengenai
bioteknologi
mempersentasikan
pengertian
konvensional
dan
dan
hasil
diskusi
prinsip-prinsip
teman
lain
memberikan tanggapan
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KEGIATAN II
Mengamati
1. Siswa
secara
berkelompok
mencermati
jurnal
mengenai pengaruh fermentasi ampas tahu dengan
Rhizopus untuk pembuatan tempe gembus.
Menanya
1. Guru memberikan pertanyaan dari jurnal tersebut
Faktor apa saja yang mepengaruhi proses fermentasi
ampas tahu dengan menggunakan Rhizopuspada
pembuatan tempe gembus?
Mengumpulkan data
1. Siswa mengkaji berbagai informasi mengenai
manfaat Rhizopus untuk pembuatan tempe gembus.
Mengasosiasikan
Siswa
secara
berkelompok
membuat
rancangan
percobaan sederhana untuk memanfaatkan limbah
(ampas tahu) yang ada di sekitar lingkungan tempat
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tinggal menjadi makanan dengan sistem fermentasi pada
LKS II.
Penutup
(20 menit)
1. Guru mengajak siswa membuat rangkuman materi
yang telah dipelajari pada hari ini
2. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan
siswa
3. Guru memberikan penghargaan kepada semua
kelompok
yang
telah
berpartisipasi
dalam
pembelajaran
4. Memberikan tugas untuk melakukan percobaan yang
telah dirancang pada LKS II
5. Guru
menutup
kegiatan
pembelajaran
dan
mengucapkan salam
Pertemuan II
Kegiatan
Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu)
Pembukaan
1. Guru mengucapkan salam
(10 menit)
2. Guru
memberikan
apersepsi
dengan
bertanya
mengenai pelajaran yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya
3. Guru mengorganisasi siswa kedalam kelompok
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengamati
1. Siswa
secara
berkelompok
mencermati
hasil
percobaannya
Menanya
1. Guru memberikan pertanyaan kendala apa saja yang
ditemukan selama percobaan
Inti
(120
menit)
Mengumpulkan data
1. Siswa menganalisis data hasil percobaan
Mengasosiasikan
1. Siswa secara berkelompok membuat rancangan
untuk mempersentasikan hasil percobaannya
Mengkomunikasikan
1. Kelompok mempersentasikan hasil percobaan dan
teman lain memberi tanggapan
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penutup
1. Guru mengajajak siswa membuat ringkasa
(10 menit)
2. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan
siswa
3. Memberikan penghargaan kepada semua kelompok
yang telah berpartisipasi dalam pembelajaran
4. Memberikan tugas untuk membuat laporan hasil
percobaan dalam bentuk makalah
H. Alat dan Sumber belajar
Media:
1. Laptop
4. White board
2. Viewer
5. Spidol
3. Video
6. Penghapus
Sumber belajar:

Buku Biologi untuk SMA kelas X. Jakarta, Erlangga.

Internet

Lembar kerja siswa

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=71839&val=4888

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-35323Nim%20072244710009%20BAB%20I.pdf
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I. Penilaian
1. Tes
a. Tes tertulis
2. Non tes
a. Observasi
b. Presentasi
c. Produk
J. Instument dan penilaian hasil belajar
1. Instrumen Test Tertulis
2. Instrumen Lembar Observasi
3. Instrumen Penilaian Presentasi
4. Instrumen produk
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Kerja Siswa I
A. Judul
: Bioteknologi Konvensional
B. Tujuan
: Menjelaskan pengertian dan prinsip bioteknologi
konvensional
C. Alat dan bahan
: Alat tulis, jurnal penelitian
D. Cara kerja
1. Bergabunglah dalam kelompok yang telah ditentukan
2. Amati dan cermati dengan seksama jurnal yang dibagikan oleh guru
3. Diskusikan dengan teman kelompok pengertian dan prinsip bioteknologi
konvensional yang dilakukan berdasarkan jurnal yang dibagikan
4. Presentasikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas
E. Hasil
1. Judul Jurnal……….
2. Tema Jurnal…………
3. Pengertian Bioteknologi konvensiomal………………….
4. Prinsip dalam Bioteknologi konvensional menurut jurnal yang dibaca……
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Kerja Siswa II
A. Judul
: Pembuatan Tempe Gembus
B. Tujuan
: Siswa dapat membuat tempe gembus dengan ferementasi
dari ampas tahu
C. Alat dan bahan
: Rhizopus, ampas tahu,
wadah, plastic, sendok, kompor, panci kukus, oven, kain
D. Cara kerja
1. Diamkan ampas tahu selama 1 malam, bisa ditaruh di nampan
2. Kukus ampas tahu sampai matang 35-45 menit
3. Taruh ampas tahu di wadah lalu oven sampai kandungan airnya
habis(oven selama 25 menit, setiap 5 menit diaduk agar tidak gosong) lalu
tuang ampas tahu di nampan yang dilapisi serbet, biarkan dingin (kurang
lebih 1 jam).selain di oven bisa juga disangrai sampai kandungan airnya
habis
4. Taburkan Rhizopus sesuai dengan takaran pada kemasan, aduk dengan
sendok, usahakan tangan jangan menyentuh adonan ampas tahu.
Masukkan kedalam plastik, timbang. Lalu tutup plastiknya.
5. Simpan di rak kawat yang dilapisi kain tipis, tutup dengan kain atau
dengan serbet(jika tempe berembun, segera buka tutupnya, biar tempe
tidak busuk). penyimpanan selama 2 hari.
6. Tempe gembus siap di masak dan di konsumsi.
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Hasil dan Pembahasan
F. Kesimpulan
Soal.
1. Pada saat proses fermentasi, apakah ampas tahu di dalam
wadah/plastic menjadi hangat? Mengapa?
2. Apakah banyaknya amaps tahu yang difermentasi mempengaruhi rasa
pada tempe gembos dan adakah pengaruh dari fermentasi selama 2
hari? jelaskan!
3. Mengapa fermentasi amaps tahu menjadi tempe gembus dilakukan di
wadah tertutup?
Catatan
Kelompok 1: 500 gram ampas tahu yang sudah dioven
Kelompok 2: 1000 gram ampas tahu yang telah dioven
Kelompok 3: 1500 gram ampas tahu yang telah dioven
Kelompok 4: 2000 gram ampas tahu yang telah dioven
Kelompok 5: 2500 gram ampas tahu yang telah dioven
Kelompok 6: 3000 gram ampas tahu yang telah dioven
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Intrument Test Tertulis
KISI-KISI SOAL
Indikator
Soal
C1
3.10.2 Menjelaskan prinsip-
Jumlah
C2
C3
C4
C5
1
2
3
3
4
1
prinsip bioteknologi
konvensional
3.10.3.Mengidentifikasi bahan
atau limbah di sekitar
lingkungan untuk
dijadikan produk
bioteknologi
konvensional
Keterangan:
C1 : Ingatan
C4
: Analisis
C2 : Pemahaman
C5
: Evaluasi
C3 : Penerapan
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SOAL
Materi Pelajaran
: Biologi
Bentuk Soal
: Essay
Kelas/Semester
: X/I
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bioteknologi konvensional? (10)
2. Sebutkan prinsip-prinsip dalam bioteknologi konvensional? (15)
3. Bagaimana peran Rhizopus oryzae dalam fermentasi ? jelaskan faktor apa saja
yang mempengaruhi fermentasi! (30)
4. Sebutkan min 10 bahan yang dapat digunakan untuk dijadikan produk
bioteknologi konvensional?(25)
Kunci jawaban Essay
1. Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk
hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang
dan jasaBioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang menggunakan
mikroorganisme sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa, misalnya
jamur dan bakteri yang menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan
metabolisme sehingga diperoleh produk yang diinginkan.
2. Bioteknologi konvensional mempunyai beberapa prinsip/karekteristik antara
lain:
a. Belum mengembangkan teknik sampai tingkatan molekuler yang terarah.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Menggunakan secara langsung hasil yang diproduksi organisme atau
mikroorganisme berupa senyawa kimia atau bahan pangan tertentu yang
memiliki manfaat bagi manusia.
c. Peralatan yang digunakan sederhana.
d. Pemanfaatan mikroorganisme terbatas.
e. Masih menerapkan teknik-teknik biologi, bioteknologi, dan rekayasa
genetika yang terbatas.
f. Teknologi yang digunakan masih sederhana
g. Prosesnya relative belum steril sehingga kualitas hasilnya belum terjamin
3. Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan
tempe. Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan
toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Jamur Rhizopus oryzae
mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan
asam amino, selain itu jamur Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protase.
Fermentasi
adalah
proses
produksi
energi
dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah
satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas
yang
mendefinisikan
anaerobik
dengan
fermentasi
tanpa
sebagai respirasi dalam
akseptor
elektron
lingkungan
eksternal.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang
digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6)
yang
merupakan
gula
paling
sederhana,
melalui
fermentasi
akan
menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi,
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan digunakan pada produksi makanan. Persamaan Reaksi Kimia:C6H12O6 →
2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol) Jalur
biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang
terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian
dari tahap awal respirasi aerobikpada sebagian besar organisme. Jalur
terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Faktor yang mempengaruhi proses fermentasi:
a. Mikroba
Jenis serta jumlah mikroba yang digunakan selama proses fermentasi
akan mempengaruhi hasil fermentasi. Jika jumlah mikroba yang
digunakan terlalu sedikit, maka hasil fermentasi tidak akan menjadi
sempurna. Mikroba yang digunakan dalam proses fermentasi juga
harus memenuhi ke empat hal ini, yaitu murni, unggul, stabil dan
bukan patogen.
b. Suhu
Suhu sangat berpengaruh terhadap proses fermentasi. Setiap makanan
yang melalui proses pemasakan, harus benar-benar didiamkan hingga
dingin sebelum diberikan mikroba (ragi). Selain itu, setiap mikroba
memiliki suhu minimal, suhu maksimal serta suhu optimal
pertumbuhan. Pada suhu optimal ini, mikroba dapat berkembang
dengan sangat baik dan mempercepat proses fermentasi yang
berlangsung.
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Oksigen
Sebagian besar proses fermentasi dilakukan tanpa menggunakan
oksigen, namun ada yang menggunakan oksigen. Sebelum melakukan
fermentasi, ada baiknya kita mengetahui sifat mikroba yang
digunakan. Kadar oksigen selama proses fermentasi akan sangat
mempengaruhi hasil fermentasi.
d. pH
Tingkat keasaman suatu makanan yang difermentasi juga akan
mempengaruhi proses fermentasi. Kondisi keasaman atau PH yang
paling baik untuk proses pertumbuhan bakteri yaitu 3,5 hingga 5,5.
Setiap mikroba memiliki sifat yang berbeda dan kebutuhan yang
berbeda pula untuk dapat tumbuh dengan baik.
4. Baha- bahannya antara lain:
a. Limbah tahu
k. Nira
b. Tebu
l. Kulit manggis
c. Jerami
m. Anggur
d. Kulit rambutan
n. Kedelai
e. Kulit pisang
o. Sorgum( gandum)
f. Air kelapa
g. Beras ketan
h. Singkong
i. Kulit singkong
j. Batang pisang
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal
Skor
Aspek
1
6-10
Bila menjelaskan pengertian bioteknologi konvensional
dengan tepat dan jelas
1-5
Bila menjelaskan pengertian bioteknologi konvensional
kurang tepat
0
2
11-15
Bila menjawab 3 prinsip dengan benar
6-10
Bila menjawab 2 prinsip dengan benar
1-5
Bila menjawab 2 prinsip dengan benar
0
3
Bila tidak menjawab pertanyaan
30-26
Tidak menjawab sama sekali
Bila menjelaskan peran Rhizopus oryzae pada proses
fermentasi dan menjelaskan 4 faktor utama dengan tepat
dan jelas
25- 21
Bila menjelaskan peran Rhizopus oryzae pada proses
fermentasi dan menjelaskan 2 faktor utama dengan tepat
dan jelas
20 –
Bila menjelaskan peran Rhizopus oryzae pada proses
16
fermentasi dan menjelaskan 2 faktor utama kurang jelas
15 –
Bila menjelaskan peran Rhizopus oryzae pada proses
11
fermentasi kurang jelas tetapi
menjelaskan 1 faktor
utama dengan tepat dan jelas
10 – 6
Bila hanya menjelaskan peran Rhizopus oryzae saja
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
5–0
Tidak menjawab sama sekali
21-25
Bila menyebutkan 15 bahan dengan benar
16-20
Bila menyebutkan 13 bahan dengan benar
11-15
Bila menyebutkan 10 bahan dengan benar
6-10
Bila menyebutkan 8 bahan dengan benar
1-5
Bila menyebutkan 5 bahan dengan benar
0
Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Kognitif
No.
Nama
Skor Butiran Soal
Siswa
1
2
3
Jumlah
Nilai
Soal
Siswa
4
Skor
1.
2.
3.
dst
Jumlah skor maksimum 100
Nilai yang dicapai:
jumlah skor
x100
skor maksimal
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen Non Tes
Pengamatan Sikap
No.
Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
jujur
disiplin
teliti
Total
kerjasama
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rubrik penilaian
Jujur
Skor
3
Keterangan
Tidak
menyontek
atau
melakukan
plagiat
(mengambil/
menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) pada
saat mengerjakan tugas/ulangan
2
Kadang-kadang menyontek pada saat mengerjakan tugas, tidak
melakukan plagiat (mengambil/ menggunakan karya orang lain
tanpa
menyebutkan
sumber)
pada
saat
mengerjakan
tugas/ulangan.
1
Menyontek pada saat mengerjakan tugas/ulangan dan melakukan
plagiat mengambil/ menggunakan karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) pada saat mengerjakan tugas
Disiplin
3
Masuk kelas tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu,
mengerjakan tugas yang diberikan, memakai atribut sekolah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah, mengikuti
pelajaran dengan tertib dan membawa buku sesuai dengan
pelajaran
2
Terkadang masuk kelas tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat
waktu, mengerjakan tugas yang diberikan, terkadang memakai
atribut sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah,
terkadang mengikuti pelajaran dengan tertib dan membawa buku
sesuai dengan pelajaran
1
Masuk kelas tidak tepat waktu, mengumpulkan tugas tidak tepat
waktu, memakai seragam tidak sesuai dengan aturan yang
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berlaku, tidak mengerjakan tugas yang diberikan, tidak pernah
membawa buku sesuai dengan pelajaran
Teliti
3
Mengerjakan tugas dengan cermat dan tidak cereboh dalam
melakukan percobaan
2
Mengerjakan tugas kurang cermat dan masih sedikit ceroboh
dalam melakukan percobaan
1
Tidak mengerjakan tugas dengan cermat dan cereboh dalam
melakukan percobaan
Kerja sama
3
Mampu berdinamika dalam kelompok, menyampaikan pendapat
dalam melakukan diskusi dan pengamatan
2
Terkadang mampu berdinamika dalam kelompok, terkadang
menyampaikan
pendapat
dalam
melakukan
diskusi
dan
pengamatan
1
Tidak
mampu
menyampaikan
berdinamika
pendapat
dalam
dalam
kelompok,
melakukan
diskusi
tidak
dan
pengamatan
Petunjuk Penskoran:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
Jumlah Skor yang diperoleh
𝑥 100
Jumlah Skor Maksimal
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Penilaian Presentasi
No.
Nama Siswa
Aspek yang di nilai
Total
Skor
Kerjasama
Kecakapan
Keberanian
Kelompok
Merespon
Berpendapat
Pertanyaan
1
2
3
dst
Diisi dengan rentan angka 1-5
1 = Sangat Kurang
4 = Baik
2 =Kurang
5 = Sangat Baik
3 = Cukup
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rubrik Penilaian Presentasi

Aspek kerjasama kelompok
Skor
Kriteria
1
Sama sekali tidak kompak, persiapan sama sekali tidak kompak,
tidak ada pembagian tugas saat persentasi dengan jelas,
mikomunikasi dengan semua anggota kelompok, manajement
waktu sangat buruk
2
Tidak kompak, persiapan sama sekali tidak kompak, tidak ada
pembagian tugas saat persentasi dengan jelas, beberapa
mikomunikasi dengan semua anggota kelompok, manajement
waktu sangat buruk
3
Kurang kompak, persiapan presentasi kurang, ada pembagian
tugas saat persentasi dengan jelas, namun masih disertai
mikomunikasi dengan anggota kelompok, manajement waktu
kurang diperhatikan.
4
Cukup kompak, persiapan dilatih dengan baik, ada pembagian
tugas saat persentasi dengan jelas meski kadang tumpang tindih
dengan bagian anggota lain, manajemen waktu cukup baik.
5
Kerjasama kelompok terlihat kompak, presentasi dilatih dan
dipersiapkan dengan baik, ada pembagian tugas saat presentasi
dengan jelas dan pembagian waktu yang baik.

Aspek kecakapan merespon pertanyaan
Skor
1
Kriteria
Tidak dapat menjawab pertanyaan
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Menjawab pertanyaan dengan tidak tepat
3
Menjawab dengan benar, namun penyusunan kata-kata dalam
menyampaikan kurang baik (kurang konsisten)
4
Menjawab dengan benar, namun masih terlihat teks terkait,
penyusunan kata-kata mudah dimengerti dan sistematis
5
Menjawab dengan benar, tanpa melihat teks teori terkait
menggunakan logika yang tepat, penyusunan kata-kata mudah
dimengerti dan sistematis

Aspek keberanian berpendapat
Skor
1
Kriteria
Hanya berperan aktif saat presentasi, tidak mengemukakan
pendapat sama sekali
2
Mengemukakan pendapat secara hafalan melihat teks terkait,
terlihat tidak yakin
3
Mengemukakan pendapat masih melihat teks terkait, dapat
mengembangkan poin-poin presentasi dengan baik
4
Mengemukakan pendapat tanpa melihat teks terkait, dapat
mengembangkan poin-poin presentasi dengan baik
5
Mengemukakan pendapat terkait materi presentasi secara logis
tanpa melihat teks terkait, dapat mengembangkan poin-poin
presentasi dengan sangat baik dan meyakinkan
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
Jumlah Skor yang diperoleh
𝑥 100
Jumlah Skor Maksimal
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen Penilaian Produk
No
Aspek
Nilai
1
1
Tekstur
2
Aroma
3.
Warna
4.
Rasa
2
3
Kelompok:……….
Skor maksimal: 12
Keterangan:
Baik
=3
Cukup = 2
Kurang = 1
Nilai akhir =
skor perolehan
x100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rubrik Penilaian Produk

Aspek Tekstur
Skor
Kriteria
3
Jika tekstur tempe gembus lembut dan kenyal
2
Jika tekstur tempe gembus kurang lembut dan sedikit kurang
kenyal
1

Jika tekstur tempe gembus keras dan tidak kenyal
Aspek Aroma
Skor

Kriteria
3
Jika mengeluarkan bau khas tempe gembus(bau kedelai)
2
Jika mengeluarkan sedikit bau khas tempe gembus(bau kedelai)
1
Jika tidak mengeluarkan bau khas tempe gembus(bau bussuk)
Aspek Warna
Skor
Kriteria
3
Jika warna tempe gembus putih
2
Jika warna tempe gembus kekuning-kuningan
1
Jika warna tempe gembus berubah jadi kehitam-hitaman
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Aspek Rasa
Skor
Kriteria
3
Tidak menimbulkan rasa pahit
2
Sedikit menimbulkan rasa pahit
1
Menimbulkan rasa pahit
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3: Data Hasil Penelitian
Berat ikan ( gram)
Perlakuan Pengukuran
Pengukuran Sampel
setiap 12
hari
A5
Berat ikan (gram)
1
2
3
5
6
7
8
9
10
12 10 10 10 15 11 26 15 20 16 14,5
2
17 29 22 12 14 10 13 18 17 13 16,5
3
27 16 22 33 21 18 15 18 16 35 22,1
4
36 17 27 21 18 26 20 40 22 20 24,7
5
43 24 22 21 28 20 23 29 19 38 26,7
Pengukuran Sampel
setiap 12
hari
Rata-
Berat ikan (gram)
1
2
3
4
5
6
7
rata
8
9
10
1
19 6
23 25 10 25 15 25 24 21 19,3
2
24 11 26 14 22 20 9
3
26 20 12 27 29 16 26 13 30 28 22,7
4
22 29 28 30 36 26 18 15 14 31 24,9
5
32 22 30 15 16 19 27 37 33 34 26,5
Perlakuan Pengukuran
hari
24 22 24 19,6
Pengukuran Sampel
setiap 12
A3
4
rata
1
Perlakuan Pengukuran
A4
Rata-
Rata-
Berat ikan (gram)
1
5
6
2
3
4
1
27 8
7
13 11 29 25 14 15 14 16,3
2
9
3
13 33 12 11 16 17 24 30 17 9
4
13 15 37 26 11 15 38 21 14 18 20,8
5
17 14 27 22 12 16 41 42 15 16 22,2
12 16 30 14 8
7
rata
8
9
10
24 29 12 15 16,9
18,2
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perlakuan Pengukuran
Pengukuran Sampel
setiap 12
hari
A2
Berat ikan (gram)
1
2
3
4
5
6
7
rata
8
9
10
1
10 14 20 16 8
2
11 19 16 23 18 21 30 18 11 19 18,6
3
23 19 22 35 21 25 20 18 11 15 20,9
4
22 24 30 22 40 20 17 23 14 24 23,6
5
31 27 24 43 23 25 14 19 23 24 25,3
Perlakuan Pengukuran
hari
24 29 25 29 17 17,2
Pengukuran Sampel
setiap 12
A1
Rata-
Rata-
Berat ikan (gram)
1
2
3
4
5
24 7
6
7
rata
8
9
10
1
11 14 9
10 18 25 23 22 16,4
2
21 17 13 20 28 23 10 13 17 17 17,9
3
10 24 16 15 18 19 20 23 21 31 19,7
4
23 11 26 22 23 27 29 19 34 18 23,2
5
30 21 30 37 12 19 24 25 26 26 25,0
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 : Hitungan Statistik
Perhitungan Uji Normalitas Data Pertumbuhan Berat Harian Ikan Patin
Case Processing Summary
Cases
Berat ikan
Valid
Missing
Total
perlak
uan
N
Percent
N
Percent
N
Percent
A1
5
100.0%
0
.0%
5
100.0%
A2
5
100.0%
0
.0%
5
100.0%
A3
5
100.0%
0
.0%
5
100.0%
A4
5
100.0%
0
.0%
5
100.0%
A5
5
100.0%
0
.0%
5
100.0%
Descriptives
Perlakuan
beratikan
A1
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
A2
Statistic Std. Error
20.4400
Lower Bound
15.9747
Upper Bound
24.9053
1.60829
5% Trimmed Mean
20.4111
Median
19.7000
Variance
12.933
Std. Deviation
3.59625
Minimum
16.40
Maximum
25.00
Range
8.60
Interquartile Range
6.95
Skewness
.297
.913
Kurtosis
-2.031
2.000
Mean
21.1200
1.50645
95% Confidence
Lower Bound
16.9374
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interval for Mean
A3
25.3026
5% Trimmed Mean
21.1056
Median
20.9000
Variance
11.347
Std. Deviation
3.36853
Minimum
17.20
Maximum
25.30
Range
8.10
Interquartile Range
6.55
Skewness
.131
.913
Kurtosis
-1.985
2.000
Mean
18.8800
1.13464
95% Confidence
Interval for Mean
A4
Upper Bound
Lower Bound
15.7297
Upper Bound
22.0303
5% Trimmed Mean
18.8389
Median
18.2000
Variance
6.437
Std. Deviation
2.53712
Minimum
16.30
Maximum
22.20
Range
5.90
Interquartile Range
4.90
Skewness
.470
.913
Kurtosis
-2.118
2.000
Mean
22.6000
1.42127
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound
18.6539
Upper Bound
26.5461
5% Trimmed Mean
22.5667
Median
22.7000
Variance
10.100
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Std. Deviation
3.17805
Minimum
19.30
Maximum
26.50
Range
7.20
Interquartile Range
6.25
Skewness
.111
.913
Kurtosis
-2.377
2.000
Mean
20.9000
2.34350
A5
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound
14.3934
Upper Bound
27.4066
5% Trimmed Mean
20.9333
Median
22.1000
Variance
27.460
Std. Deviation
5.24023
Minimum
14.50
Maximum
26.70
Range
12.20
Interquartile Range
10.20
Skewness
-.277
.913
Kurtosis
-2.372
2.000
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
perlak
uan Statistic
df
Sig.
beratikan
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
A1
.182
5
.200*
.946
5
.708
A2
.173
5
.200*
.957
5
.786
A3
.206
5
.200*
.918
5
.519
A4
.227
5
.200*
.910
5
.470
A5
.199
5
.200*
.926
5
.572
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov smirnov, jika
nilai kolmogrov smirnov setiap perlakuan signifikan > 0,05 maka distribusi data
normal. Hal ini menunjukkan data sampel berasal dari distribusi normal
Perhitungan Uji Homogenitas Data Pertumbuhan Berat Harian Ikan Patin
Test of Homogeneity of Variances
Berat ikan
Levene
Statistic
df1
df2
Sig.
1.500
4
20
.240
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa homogenitas varians yang
dihasilkan dengan nilai levene statistic 1,500 nilai probabilitas f hitung 0,240 >
0,05, pada level probabilitas yang artinya ketiga perlakuan perbedaan konsentrasi
ampas tahu terfermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari pada pertumbuhan
berat ikan patin memiliki varians yang sama( homogeny).
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan Uji Anova One Factor Pertumbuhan Berat Harian Ikan Patin
Anova: Single Factor
SUMMARY
Groups
Count
A1
5
A2
5
A3
5
A4
5
A5
5
Sum Average Variance
102,2 20,44
12,933
105,6 21,12
11,347
94,4
18,88
6,437
113
22,6
10,1
104,5
20,9
27,46
ANOVA
PSource of
Variation
Between
Groups
Within Groups
SS
df
35,8384
273,108
4
20
Total
308,9464
24
MS
F
P-value
F crit
8,9596 0,656121 0,629464 2,866081
13,6554
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 : Data Kualitas Air
a. pH
Pengukuran
A1
A2
A3
A4
A5
5 januari 2016
8,1
8,2
8,1
8,2
8,0
17 januari 2016
8,5
8,5
8,4
8,4
8,5
29 januari 2016
8,5
8,5
8,4
8,3
8,3
10 febuari 2016
8,5
8,5
8,5
8,3
8,5
22 febuari 2016
8,2
8,3
8,3
8,2
8,2
b. Suhu ( Derajat Celcius)
Pengukuran
A1
A2
A3
A4
A5
5 januari 2016
27
26
28
27
28
17 januari 2016
26
26
26
26
27
29 januari 2016
28
27
27
29
30
10 febuari 2016
27
28
27
28
29
22 febuari 2016
28
27
27
28
29
A1
A2
A3
A4
A5
5 januari 2016
3,3
3,2
3,0
3,4
3,3
17 januari 2016
3,0
3,2
3,1
3,5
3,5
29 januari 2016
3,3
3,3
3,1
3,4
3,5
10 febuari 2016
4,0
4,2
4,2
4,3
4,3
22 febuari 2016
3,1
3,2
3,0
3,4
3,3
c. Do (mg/l)
Pengukuran
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiiran 6 : Foto-Foto penelitian
Pembuatan Pakan
Pakan Dari Ampas Tahu
Penggilingan Pakan
Pakan Pelet Pabrik
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Akuarium Pemeliharaan Ikan Patin
Berat Ikan Patin
Berat Ikan Patin
Akuarium Pemeliharanan Ikan
Ikan Patin
Ikan Patin
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Suhu dan DO
pH air
Ampas Tahu
Ampas tahu basah
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7
UNIVERSITAS GADJAH MADA
PUSAT STUDI PANGAN DAN GIZI
LAPORAN HASIL UJI
(Analysys Certificate)
No.PS/063/III/2016
Nomor Pengujian
(Analysis Report Number)
Nama Pelanggan
(Name of client)
Alamat Pelanggan
(Addres of client)
No. Telepon Pelanggan
(Phone No. of client)
Contoh Uji
(Type of sample)
Tanggal Penerimaan Contoh Uji
Tanggal Pengujian
Metode Uji
(Analysis Method)
Hasil Uji
(Analysis Result)
: PS/079/III/2016
: Darwis Lodifik, N
:
:
: Padatan
: 7 Maret 2016
: 8 Maret 2016
:
:
Hasil Analisa
No
.
Kode sampel
1.
Pelet
Air
%
Abu
%
Lemak
%
Protein
%
12.17
13.54
16.93
16.60
9.22
8.84
26.02
25.9
Yogyakarta,16 Maret 2016
Ketua Devisi Pelayanan Masyarakat,
Prof. Dr. Ir. Sutardi, M.App.Sc.
NIP. 19481103197411001
108
Download