PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBESARAN IKAN PATIN SESUAI DENGAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) DALAM KEGIATAN APLIKASI TEKNOLOGI PERCONTOHAN/PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN PENYULUH PERIKANAN DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROV. RIAU Persiapan Wadah dan Media Pemeliharaan Persiapan salah satu kegiatan yang menunjang keberhasilan pembesaran. Wadah yang akan digunakan berupa kolam tanah sebanyak 2 dengan luas masing-masing 300 m2 (total 600 m2) dengan kedalaman masing-masing 2,5 m. Kegiatan persiapan wadah dan media pemeliharaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pengeringan dasar kolam sampai rata dilengkapi dengan sistem kemalir untuk memudahkan pemanenan. Pemasangan saringan pada pintu masuk air untuk mencegah masuknya hama. Perbaikan pematang dan dasar kolam serta pengeringan. Sebaliknya dilengkapi dengan saluran tengah (kemalir) untuk memudahkan pemanenan. Pemupukan dengan kompos ukuran dosis 700 gram/m2 dilakukan sebelum diisi air. Penggaraman dengan dosis 200 grm/m2. Pengisian air kolam dengan ketinggian 200 cm dengan kualitas air yang sudah ditentukan. Gambar 3. Kolam yang diperguanak untuk Percontohan Pengelolaan Organisme Peliharaan a. Pengelolaan Komoditas Utama Ikan Patin Setelah wadah dan media siap, maka dilakukan penebaran benih. Sebelum dilakukan penebaran, dilakukan aklimatisasi agar benih tidak stress. Proses aklimatisasi ini dengan cara menambahkan sedikit demi sekit air kolam pemeliharaan ke bak atau kantong benih agar kualitas airnya sama. Benih ikan patin yang akan digunakan untuk pembesaran adalah benih dengan ukuran 2,5 inch. Benih ikan patin akan ditebar pada Kolom A (20 ekor/ m2) sebanyak 30.000 ekor Dan di Kolam B sebanyak (60 ekor/m2). Agar ikan tidak stress, sebelum ikan di 1 tebarkan, perlu dilakukan aklimatisasi (Penyesuaian kondisi lingkungan) sekitar 5-10 menit. Gambar 4. Persiapan Benih Ikan Patin yang akan ditebar ke Kolam Percontohan b. Pemeliharaan Setelah wadah dan media siap, maka dilakukan penebaran benih. Sebelum dilakukan penebaran, dilakukan aklimatisasi agar benih tidak stress. Proses aklimatisasi ini dengan cara menambahkan sedikit demi sekit air kolam pemeliharaan ke bak atau kantong benih agar kualitas airnya sama. Gambar 5. Penebaran Benih Ikan Patin Ke kolam Percontohan Benih ikan patin yang akan digunakan untuk pembesaran adalah benih dengan ukuran 2,5 inch. Benih ikan patin akan ditebar pada Kolam A (300 m2) sebanyak 12.000 ekor (40 ekor/m2) dan benih ikan yang akan ditebar pada Kolam B (300 m2) sebanyak 18.000 ekor (60 ekor/m2). 2 Agar ikan tidak stress, sebelum ikan di tebarkan, perlu (Penyesuaian kondisi lingkungan) sekitar 5-10 menit. dilakukan aklimatisasi Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan 3 tingkatan yaitu : F999, 781-2, dan Pellet lokal. Kebutuhan pakan yang direncakan adalah 9.600 kg dengan rincian sebagai berikut : a. Kolam A : Target tingkat kelangsungan hidup (SR) ikan patin yang dielihara pada kolam A adalah 80% dengan target FCR 1:2 sehingga target biomass panen adalah 12.000 ekor x 80% x 200 gram = 1.920 kg. Dengan target biomass panen 1.920 kg tersebut maka pakan yang butuhkan adalah 3.840 kg (F999 : 31 kg, 781-2 : 709 kg, dan pellet lokal : 3100 kg) b. Kolam B : Target tingkat kelangsungan hidup (SR) ikan patin yang dielihara pada kolam B adalah 80% dengan target FCR 1:2 sehingga target biomass panen adalah 18.000 ekor x 80% x 200 gram = 2.880 kg. Dengan target biomass panen 2.880 kg tersebut maka pakan yang butuhkan adalah 5.760 kg (F999 : 46 kg, 781-2 : 1064 kg, dan pellet lokal : 4649 kg) c. Pemeliharaan Komoditas Utama Ikan Patin Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari sebanyak 3 – 4% dari berat biomass/hari pada bulan pertama pemeliharaan diberikan pakan sebanyak 4% dan saat bulan kedua diberikan sebanyak 3% dari berat biomass. Pakan yang diberikan berupa crumble dengan kandungan protein 28 – 30 % pada bulan pertama pemeliharaan dan pakan buatan pellet dengan protein 24 – 26% pada bulan berikutnya. Sampling pertumbuhan (panjang dan berat) dilakukan satu kali dalam satu bulan. Jumlah ikan yang disampling adalah 10 % dari populasi yang dipelihara. Pemeliharaan dilakukan selama 3-7 bulan. Tingkat kelangsungan hidup yang ditargetkan adalah 85% dengan FCR 1:1,8. Gambar 6. Pakan Ikan Patin Pabrik untuk ukuran Benih. 3 Setelah Benih Berumur 1 bulan maka selanjutnya akan diberi Pelet buatan Kelompok sendiri sampai kepada ikan tersebut dipanen Gambar 7. Pelet Lokal untuk sampai kepada pembesaran d. Pemanenan Masa pemeliharaan aplikasi percontohan ini dilakukan selama 2 (dua) bulan , ikan akan dipanen total setelah 2 (dua) bulan masa Pemeliharaan. e. Pasca Pemanenan Setelah pemeliharaan dan ikan di panen, maka sebagian ikan yang dipanen dijual, kemudian sebagian ikan diolah lebih lanjut oleh ibu-ibu kelompok pengolahan yaitu kelompok Cahaya. Dan ikan Patin tersebut akan diolah menjadi Nugget, Kerupuk Kulit ikan, sedangkan kepalanya untuk Pindang Kepala dan tulang beserta durinya akan dibuat tepung tulang. Bahwa Kelompok Cahaya ini sudah melakukan kegiatan pengolahan ikan Patin menjadi Nugget, kerupuk ikan dan Kepala ikan Pindang Patin yang produknya sudah dipasarkan ke sekolah-sekolah, kantror-kantor dan masyarakat lainnya. Dengan harga Rp. 1.000,- per tusuk untuk nugget, Rp. 2.000,- per bungkus untuk kerupuk kulit dan Rp.5.000,- untuk Pindang Kepala ikan Patin. 4 5