Plotinus - Afid Burhanuddin

advertisement
KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN
Plotinus
Endah Kusumawardani
Kehidupan sebagai proses makhluk Tuhan untuk menjalani waktu di dunia ini tidak
dapat terlepas dari yang namanya masalah. Bahkan terdapat kiasan tiada hidup tanpa
masalah. Masalah merupakan suatu hal yang muncul sebagai akibat dari apa yang telah kita
lakukan. Setiap masalah akan mempunyai jalan keluar untuk memecahkannya, tergantung
bagaimana seorang individu menanggapi masalah tersebut. Masalah juga dapat diartikan
sebagai sarana untuk mendewasakan diri dan membentuk pribadi seseorang.
Masalah kehidupan tersebut tidak dapat dipisahkan dengan pemikiran manusia tentang
bagaimana mengatasi masalah tersebut. Hal tersebut yang menjadikan filsafat menjadi
sangat penting bagi kehidupan. Filsafat ialah sekumpulan problema yang langsung mendapat
perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat (Jalaluddin,1994:9). Filsafat
juga dapat diartikan sebagai sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, manusia, sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan
bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu (Hasbullah
Bakry, Sistematik Filsafat,1971:11). Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa filsafat adalah dasar ilmu yang dapat dijadikan patokan untuk
memecahkan masalah kehidupan yang bersumber pada akal manusia.
Sejarah filsafat tidak dapat dipisahkan dengan tokoh - tokoh filsafat dunia yang telah
menjalani adanya pemikiran – pemikiran yang dapat kita terima hingga sekarang.
Berdasarkan sejarahnya, filsafat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu; zaman kuno,
zaman abad pertengahan, zaman modern dan masa kini. Jadi perkembangan ilmu filsafat
tidak berlangsung secara mendadak, namun berlangsung secara bertahap.
Dari tahap – tahap perkembangan ilmu filsafat tersebut, masing – masing mempunyai
ciri khusus. Dalam makalah ini akan membahas salah satu tokoh filsafat terkenal pada
zaman abad pertengahan, yaitu Plotinus. Plotinus adalah salah satu filosof yang mempunyai
pengaruh di zamannya. Ia terkenal dengan sistemnya yang disebut Neo-Plostinus. Selain itu,
ia juga menjadi filsuf pertama yang mengajukan teori penciptaan alam semesta, yang disebut
teori emanasi.
Endah Kusumawardani | 2012 | Plotinus
1
BIOGRAFI
A. Kehidupan Plotinus
Plotinus lahir di Mesir pada tahun 204 M, di daerah Lycopolis yang pada masa itu
dikuasai oleh Roma. Pada usia 28 tahun (232 M), ia pergi ke Alexandria untuk belajar
filsafat pada seorang guru yang bernama Animonius Saccas selama 11 tahun. Pada usia 39
tahun (243 M) ia ikut Raja Gordianus III untuk berperang melawan Persia. Pada saat itu ia
ingin menggunakan kesempatan itu untuk mempelajari Persia dan India, namun sebelum hal
itu dilakukan, Raja Gordanius III terbunuh sehingga membuatnya harus melarikan diri. Ia
melarikan diri ke Antioch. Saat usianya 40 tahun, ia pergi ke Roma. Di Roma ia menjadi
pemikir terkenal pada masa itu.
Plotinus mempelajari filsafat pertama kali dari ajaran filsafat Yunani, terutama dari
ajaran Plato. Plotinus menulis karya – karyanya dalam usia 50 tahun. Kebanyakan karya –
karyanya berisi tentang pendapat – pendapat yang didasarkan pada filsafat Plato, terutama
ajaran tentang ide tertinggi, baik atau kebaikan. Oleh karena itu filsafat Plotinus disebut
Platonisme.
Pada tahun 270 M Plotinus meninggal dunia di Minturnae, Campania, Italia. Muridnya
yang bernama Porphyry mempunyai inisiatif untk mengumpulkan tulisan gurunya yang
berjumlah 54 karangan. Karangan tersebut dikelompokkan menjadi 6 set atau ennead yang
masing – masing berisi 9 karangan. 6 ennead tersbut adalah:
1. Ennead 1 berisi etika, kebajikan, kebahagiaan, kejahatan, dan masalah pencabutan
dari kehidupan
2. Ennead 2 berisi tentang penciptaan alam semesta
3. Ennead 3 berisi tentang implikasi filsafat tentang dunia, seperti iman, kuasa Tuhan
4. Ennead 4 berisi tentang sifat dan fungsi jiwa
5. Ennead 5 berisi tentang roh Ketuhanan (alam idea)
6. Ennead 6 berisi tentang kebebasan kemauan (free will) dan apa yang menjadi realitas
B. Kedudukan Plotinus
Plotinus adalah seorang metafisikawan yang besar. Ia membangun sebuah system
yang disebut Neo-Platonisme. Nama tersebut sering tertukar dengan nama Plato.
Pengaruhnya sangat besar terhadap Teologi Kristen dan masa Renaissance. Hal tersebut
dikarenakan pada akhir abad pertengahan terjadi Dominasi Gereja, dimana Plotinus juga
tinggal di dalam masa itu.
Plotinus juga sangat dikenal sebagai filosof pertama yang mengajukan teori penciptaan
alam semesta. Ia mengajukan sebuah teori emanasi yang sering digunakan oleh filosof
Islam. Teori emanasi merupakan jawaban dari pertanyaan Thales sekitar delapan abad
sebelumnya; Apa bahan alam semesta ini? Plotinus menjawab; bahannya adalah Tuhan.
C. Pengikut Plotinus
Semasa hidupnya, Plotinus mempunyai banyak pengikut, namun hanya sedikit
pengikutnya yang berbobot, antara lain:
1. Porphyry (233-301M)
Adalah orang yang amat suci dan gemar menyiksa diri sendiri. Dia yang
mengumpulkan dan menyebarkan karya Plotinus dalam bentuk ennead yang telah
disebutkan pada pembahasan sebelumnya.
Porphyry mengatakan bahwa setiap orang yang bijak pastti menghormati
Tuhan sekalipun sering berdoa dan bertaubat. Orang bijak adalah pendeta yang
mencintai Tuhan. Orang bijak selalu melatih diri untuk mengenal Tuhan, berdoa,
bertaubat dan melakukan kebaikan.
2. Lamblichus (wafat 330 M)
Endah Kusumawardani | 2012 | Plotinus
2
Pengikut Plotinus yang satu ini juga menekankan pada hal - hal supranatural
atau mistik. Menurut pendapatnya, manusia tidak mungkin memahami Tuhan dan
ajaran Tuhan.
3. Proclus
Menurut pendapat Proclus, manusia tidak akan selamat tanpa iman. Agama
mempunyai peranan yang sangat penting dalam filsafat Proclus.
Dari ketiga pendapat pengikut Plotinus di atas dapat disimpulkan bahwa iman
seseorang akan menang secara mutlak melawan akal. Mereka memandang rendah adanya
filsafat karena dianggap tidak sesuai dengan penyelamatan.
PEMIKIRAN PLOTINUS
A. Keberadaan Ilmu
Pada masa Plotinus, keberadaan idea keilmus tidak begitu maju. Plotinus menganggap
bahwa ilmu metafisika lebih tinggi kedudukannya daripada sains atau ilmu alam. Namun
kedudukan metafisika lebih rendah daripada keimanan. Hal ini tidak dapat dipungkiri
karena filsafat Plotinus menganggap bahwa Tuhan dan keimanan adalah hal yang utama dan
tidak ada tandingannya.
Surga lebih penting daripada bumi, karena surge sebagai tempat peristirahatan yang
sangat mulia. Bintang – bintang dianggap sebagai tempat tinggal para dewa. Pada masa
Plotinus juga percaya akan adanya hantu yang tinggal diantara bumi dan bintang – bintang.
Hal tersebut merupakan bukti yang sangat jelas betapa rendahnya mutu sains pada masa
filsafat Plotinus.
Plotinus dianggap sebagai musuh Naturalisme karena ia dengan tegas membedakaan
antara tubuh dengan jiwa. Jiwa tidak dapat dipahami dengan ukuran – ukuran badaniah yaitu
bahwa setiap fakta alam harus dipahami sesuai dengan tendensi spiritualnya.
B. Metafisika Plotinus
Dalam berbagai hal keilmuan, Plotinus banyak bersandar pada Plato. Mereka
mempunyai kesamaan yaitu dalam penggunaan konsep realitas idea. Perbedaanya, Plato
menggunakan idea yang bersifat umum, sedangkan Plotinus menggunakan idea yang
bersifat particular. Plotinus kurang memperhatikan masalah social berbeda dengan Plato.
Plotinus juga tidak mempercayai bahwa kemanusiaan dapat dipelajari melalui filsafat.
Plotinus tidak mengembangkan filsafatnya di bidang politik, ilmu matematikanya pun tidak
sehebat Plato. Dalam hal materi yang bukan realitas, Plotinus memang sama dengan Plato,
namun Plotinus tidak tegas karena ia telah menganggap bahwa materi itu jahat dan menjadi
sumber kejahatan.
System metafisika Plotinus disebut konsep transedens, yaitu:
1. The One (Yang Esa)
Maksudnya adalah bahwa Tuhan adalah pandangan Philo, yaitu realitas yang
tidak mungkin bisa dipahami melalui sains, indra ataupun logika.kita hanya dapat
memahami esensinya bahwa Tuhan merupakan pokok yang ada di belakang akal dan
jiwa kita. Tuhan itu transedens yang hanya bisa didekati dengan tanda – tanda
kekuasaan-Nya.
2. The Mind (nous)
Merupakan gambaran dari Yang Esa yang di dalamnya terdapat ide – ide Plato.
Kandungan nous adalah benar – benar satu kesatuan dan untuk menghayatinya
diperlukan suatu perenungan.
3. The Soul (jiwa)
Endah Kusumawardani | 2012 | Plotinus
3
Merupakan makna satu jiwa dunia yang mempunyai dunia – dunia kecil. Jiwa
dunia dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek intelek yang tunduk pada aspek
reinkarnasi dan aspek irasional.
Dalam ajaran Plotinus, jiwa tidak bergantung pada materi, dengan kata lain
jiwa aktif dan materi pasif. Alam diciptakan melalui proses emanasi yang
berlangsung tidak dalam waktu, karena ruang dan waktu dalam emanasi terletak pada
tingkatan yang paling bawah. Dalam emanasi, The One tidak mengalami perubahan
tapi dari kesemuanya tidak ada yang berupa makhluk.
Plotinus dianggap sebagai bapak mistik barat, karena dia menganggap bahwa manusia
harus memusatkan diri kepada diri mereka sendiri kemudian menaikkan alam pikirnya kea
lam pemikiran ke-Tuhan-an. Dan konsep ketuhanan teersebut dapat dicapai dengan mistik
atau semedi.
C. Pemikiran Plotinus
1. Ajaran tentang jiwa
Menurut Plotinus, jiwa adalah kekuatan Ilahiyah dan merupakan sumber
kekekalan. Alam semesta berada dalam satu jiwa dunia. Jiwa tidak bersifat
kuantitatif jarena jiwa adalah sesuatu yang satu dan tidak dapat dibagi, artinya setiap
individu mempunyai jiwa, sehingga jiwa berjumlah banyak. Dari jiwa yang
berjumlah banyak tersebut dapat menjadi satu kesatuan
Dalam ajaran Plotinus juga terdapat reinkarnasi yang sama dengan Plato.
Menurutnya, jiwa telah ada sebelum keberadaan jasmani, sehingga jiwa bersifat
kekal. Reinkarnasi ditentukan oleh kehidupan kita di dunia, jiwa yang bersih tidak
ada kaitannya dengan kehidupan dunia karena dia akan kembali kepada Tuhan, dan
sebaliknya. Jiwa yang rendah adlah jiwa yang selalu mengingat istri, anak, teman,
dan lain – lain. Sedangkan jiwa yang tinggi adalah jiwa yang harus lupa penuh pada
sesuatu yang menimbulkan jiwa rendah tersebut.
2. Ajaran tentang etika dan estetika
Dalam pembahasan etika, menurut Plotinus pada dasarnya manusia
mempunyai kebebasan, akan tetapi kebebasan tidak dapat diartikan secara lahiriyah.
Kebebasan diartikan sebagai kesempatan yang diberikan manusia untuk memilih
kebaikan atau keburukan.
Meskipun manusia berada dalam jiwa Ilahi, namun mereka tetap harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya karena ia telah diberi pikiran untuk
memilih kebebasan dalam menentukan pilihan.
Estetika atau keindahan pun memiliki arti spiritual. Menurut Plotinus, esensi
keindahan tidak terletak dalam bentuk kasat mata, akan tetapi esensinya terletak pada
keintiman seorang hamba dengan Tuhannya Yang Maha Sempurna. Keindahan
bertingkat mulai dari keindahan indrawi naik ke emosi kemudian ke susunan alam
semesta yang bersifat immaterial lalu ke tingkat keindahan Ilahiyah. Semua hal
dikatakan indah jika mengikuti bentuk ideal. Penciptaan keindahan harus melalui
komunikasi pikiran yang mengair dari Tuhan.
Selain tentang keindahan, Plotinus juga membicarakan tentang kejahatan.
Kejahatan bukan merupakan realitas metafisis, akan tetapi sikap keakuan yang yang
rendah dan bukan realitas pada manusia.
3. Ajaran tentang ilmu
Pada masa Plotinus, idea keilmuan tidak begitu maju karena Plotinus
menganggap bahwa sains berada di bawah ilmu metafisika dan metafisika lebih
rendah daripada keimanan. Surga lebih berarti daripada bumi sebab surga merupakan
tempat peristirahatan jiwa yang mulia. Plotinus mengekang kebebasan akal dengan
doktrin – doktrin agamanya.
Endah Kusumawardani | 2012 | Plotinus
4
Pengikut Plotinus, Simplicius bahkan tidak memberi ruang gerak kepada
filsafat rasional. Menurutnya, orang yang mempelajari filasfat rasional sama halnya
melakukan kesia-siaan belaka bahkan mereka harus dimusuhi. Akhirnya, pada masa
kaisar Justianus melarang pengajaran filsafat di Athena dan menghukum berat orang
– orang yang mempelajarinya.
PENUTUP
Plotinus lahir di Mesir tahun 204 M. Secara ringkas, Plotinus adalah filsuf pertama
pada abad pertengahan. Ia mengajukan teori penciptaan alam semesta. Agama juga menjadi
satu hal yang besar pengaruhnya terhadap pemikiran filsafat masa itu. Plotinus juga
mengajukan teori emanasi yang merupakan jawaban dari pertanyaan Thales.
Plotinus sering disamakan dengan filsafat Plato karena keduanya mempunyai
pemikiran yang hampir sama, namun banyak juga pemikiran yang berbeda. Di antaranya
konsep metafisika atau transedens yang memuat tiga realitas, yaitu:
1. The One (Ketuhanan)
2. The Mind (Pikiran)
3. The Soul (Kejiwaan)
DAFTAR PUSTAKA
-
Ari Y., Kumara.2010. The Greatest Philosophers 100 Tokoh Filsuf Barat dari Abad 6
SM – Abad 21 M yang Menginspirasi Dunia Bisnis. Yogyakarta:ANDI
Teguh.2005. Pengantar Filsafat Umum .Surabaya: eLKAF
Irwan-Cahyadi.Blogspot.com.14/10/2012:16.45PM
FilsafatAbadPertengahan_Sutisna.com.14/10/2012:17.04PM
*)
Penyusun
Nama
Mata Kuliah
Dosen
Prodi
: Endah Kusumawardani
: Filsafat Ilmu
: Afid Burhanuddin, M.Pd.
: Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP PGRI Pacitan.
Endah Kusumawardani | 2012 | Plotinus
5
Download