BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi yang merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, yang juga menjadi kebutuhan dasar hidup manusia, telah mengalami banyak perkembangan. Walaupun induk dari ilmu komunikasi adalah ilmu sosial, namun teori kumunikasi itu sendiri sebenarnya banyak diaplikasikan dan dikaitkan ke bidang-bidang ilmu lainnya. Dari berbagai bidang seperti ekonomi, hukum, etika, filsafat, maupun politik, komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing. Disiplin ilmu komunikasi yang semakin meluas pada aspek tatanan Negara pun semakin memperjelas adanya sebuah komunikasi yang berlandaskan pada suatu sistem politik. Komunikasi politik sendiri adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik sehingga terbuka kemungkinan bagi para ilmuwan politik untuk memperbandingkan berbagai sistem politik dengan latar belakang budaya yang berbeda.1 Contoh aplikasi komunikasi politik dapat dilihat pada kampanye PemilihanUmum (PEMILU) atau Pemilihan Kepala Daerah selanjutnya 1 Ardinal, Komunikasi Politik, Jakarta: Indeks, 2009, hal 4 1 2 disebut PILKADA. Bagaimana komunikasi itu dijadikan strategi komunikasi politik dari para kandidat, dan perubahan paradigma berkampanye yang mengefektifkan komunikasi untuk melakukan pendekatan, menjadi bahan yang menarik untuk dapat di tela’ah dan diteliti lebih lanjut. Pilkada sebagai salah satu kegiatan politik yang memerlukan kehadiran seorang Public Relations untuk dapat mengemas komunikasi politik dengan tepat. Pilkada sendiri menjadi fenomena baru di Indonesia sejak dikeluarkannya PP RI No.6 Th. 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil daerah yang kemudian disempurnakan dalam PP RI No. Th. 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Daerah.2 Di bidang politik, tugas seorang Public Relations hampir sama dengan tugas PR pada umumnya. PR dalam politik dimanfaatkan untuk membentuk image. Sehingga kredibilitas yang dibentuk untuk tujuan memperoleh kepercayaan (trustworthy) dari masyarakat dapat tercapai. Biasanya seorang PR politik tergabung dalam tim sukses yang memegang kunci keberhasilan untuk memenangkan pemilihan dalam meraih suara. 2 Sinar Grafika, Peraturan Lengkap PILKADA, Jakarta, 2005, hal 3 3 Keberhasilan dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi kandidat dalam kampanye untuk meraih suara pemilih. Di era informasi ini, media massa sebagai sarana komunikasi politik di dalam suatu negara mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pola pikir dan perilaku khalayak dalam menentukan penilaian dan partisipasi politik. Pers dikenal juga sebagai “The fourh estate of the press” yaitu kekuasaan ke empat setelah legislatif, eksekutif dan yudikatif karena kemampuannya menyebarkan banyak hal kepada khalayak dengan segera. Kekuatan dan kekuasaan pers dapat lebih dirasakan terutama di negaranegara yang menganut paham demokrasi. 3 Untuk mengetahui citra di mata publik, seorang Public Relations melakukan kegiatan monitoring media terhadap media. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan opini publik atas informasi di media massa. Upaya yang dilakukan untuk melakukan evaluasi dan monitoring media salah satunya dengan menggunakan metode analisis isi. Menganalisis isi merupakan suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya sebagai suatu teknik penelitian, analisis isi mencakup prosedur-prosedur khusus untuk pemprosesan data ilmiah 3 Novel Ali, Peradaban Komunikasi Politik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999, hal 271 4 sebagaimana semua teknik penelitian, ia bertujuan untuk memberikan pengetahuan, memberikan wawasan baru, menyajikan fakta dan panduan praktis pelaksanaannya, ia adalah sebuah alat. 4 Metode analisis isi digunakan oleh seorang PR untuk menentukan secara obyektif apa yang dilaporkan dalam media. Analisis isi merupakan penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dan media massa.5 Oleh karena itu perlu dicermati untuk mengetahui kearah mana pemberitaan tersebut negatif atau positif. Analisis isi tidak mengukur apakah audience memahami atau percaya kepada isi pesan tersebut atau tidak. Namun, analisis isi dapat menghasilkan pandangan yang berharga tentang apa yang mungkin akan menjadi agenda publik di masa mendatang.6 Tangerang Selatan sebagai kota baru pemekaran kabupaten Tangerang untuk pertama kalinya melakukan pemilihan langsung Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) yang berjalan dua putaran, pada 13 November 2010 dan 27 Februari 2011, telah meninggalkan fenomena menarik. 4 Klauss Krippendorff, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi, Jakarta: Rajawali Pres, 1991, hal 15 5 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005, hal 89 6 Scoot M. Cutlip dkk, Effective Public Relations, Edisi Kesembilan, Jakarta: kencana Media Group, 2006,hal 345 5 Pilkada yang diikuti oleh empat pasangan calon Yayat-Norodom, Rodhiyah -Sulaeman, Arsid -Andre, dan Airin-Benyamin. Rekam jejak pilkada Tangsel dimulai pada 13 November 2010 Pemungutan suara putaran pertama Pilkada Tangsel dilaksanakan. Jumlah daftar pemilih tetap 732.195 pemilih diikuti 4 kandidat. 17 November 2010 KPUD Tangsel menetapkan perolehan suara putaran pertama yang dimenangkan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie dengan perolehan 188.893 suara. Disusul Arsid-Andre Taulany dengan perolehan 187.778 suara. Pasangan Yayat Sudrajat-Norodom Soekarno dengan perolehan 22.640 suara. Lalu, Rodiyah Najibah-Sulaiman Yasin dengan perolehan 7.518 suara. Selisih suara antara pasangan Airin-Benyamin dan Arsid-Andre sebanyak 1.115 suara. Pada 19 November 2010 Tim pasangan Arsid-Andre melayangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) karena menilai ada pelanggaran dalam proses Pilkada Kota Tangsel. Salah satu bukti yang dibawa adalah selebaran memo Airin Fans Club (AIFAC) yang ditandatangani oleh Asisten I Pemkot Tangsel, Ahadi. 22 November 2010 Tim Pasangan Yayat Sudrajat-Norodom juga melayangkan gugatan ke MK karena menilai kandidat nomor 3 (Arsid-Andre Taulany) dan nomor 4 (Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie) melakukan kecurangan dalam proses Pilkada Tangsel. 10 Desember 2010 Mahkamah Konstitusi memerintahkan KPUD Kota Tangsel melakukan pemungutan suara ulang di seluruh wilayah Tangsel dan membatalkan hasil perolehan suara Pilkada Kota Tangsel 6 tanggal 13 November yang dimenangkan Airin-Benyamin. Hal itu karena karena Mahkamah Konstitusi melihat ada pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis dan massif. Pada 27 Februari 2011 Pemungutan suara ulang diwilayah Tangsel kembali digelar dengan pemilih 738.181 yang terdaftar dalam DPT yang diperbaharui. 1 Maret 2011 Rekapitulasi PSU di Tingkat PPK se Kota Tangsel selesai dilakukan. Berdasarkan rekapitulasi di tingkat PPK, pasangan Airin-Benyamin meraih 253.173 suara. Pasangan Arsid-Andre 198.660 suara. 3 Maret 2011 Pleno hasil perhitungan perolehan suara oleh KPUD Kota tangsel kembali memutuskan pasangan Airin-Benyamin meraih perolehan suara terbanyak dalam PSU dengan meraih 253.173 suara. Sedangkan pasangan Arsid-Andre memperoleh 198.660 suara.7 Dalam pelaksanaan Pilkada Tangsel, hanya dua kubu yang menonjol yaitu pasangan Arsid-Andre Taulany dan Airin – Benyamin. Pasangan Arsid-Andre Taulany didukung empat partai PPP, Gerindra, Hanura dan PBB. Sedangkan Sembilan Partai Politik (Parpol) pendukung Airin-Benyamin yang tergabung dalam Koalisi Menata Tangsel yang teridiri dari Partai Demokrat, Partai Golkar, PDIP, PKS, PAN, PKB, PKPI, PDS, dan PPDI. 7 Rekam jejak Pilkada Tangsel, Tangsel Pos, 10 Maret 2011 7 Dengan demikian penulis memfokuskan penelitian dengan judul “Kecenderungan Isi Pemberitaan Media Terhadap Citra Calon Walikota dan Wakil Walikota dalam Kampanye Pilkada Tangerang Selatan”. Pemberitaan diambil dari Surat kabar Tangsel Pos pada periode Oktober 2010-Maret 2011. Surat kabar Tangsel Pos dipilih karena surat kabar pertama dan terbesar di Tangerang Selatan, menjadi referensi utama mengenai berbagai berita dan informasi penting bagi warga Tangerang Selatan. 8 Tangsel Pos adalah koran lokal yang tergabung dalam Jawa Pos National Network (JPNN). JPNN adalah jaringan media terbesar di Indonesia, yang memimpin pasar koran-koran lokal dari Aceh hingga Papua. Total saat ini terdapat 134 penerbitan (data Agustus 2008), terdiri dari surat kabar harian, tabloid, dan majalah yang terbit dan beredar di seluruh penjuru Nusantara. (www.jpnn.com) 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kecenderungan isi pemberitaan media Tangsel Pos tentang citra calon Walikota dan wakil Walikota dalam Pilkada Tangerang Selatan? 8 Company Profile Tangsel Pos 8 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan isi positif, netral atau negatif pemberitaan media Tangsel Pos tentang citra calon Walikota dan wakil Walikota dalam Pilkada Tangerang Selatan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Sebagai signifikansi akademis dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu komunikasi khususnya Public Relations (PR) dalam melihat bagaimana terbentuknya citra dari pemberitaan melalui monitoring media. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca, serta menjadi masukan bagi Public Relations politik yang tergabung dalam tim sukses mengenai pemberitaan media terhadap citra.