Provask - Ikapharmindo Putramas

advertisement
PROVASK
AMLODIPINE
TABLET
Komposisi
Tiap tablet mengandung :
Amlodipine besylate 7,25 mg setara dengan Amlodipine 5 mg
Amlodipine besylate 14,5 mg setara dengan Amlodipine 10 mg
Cara kerja
Farmakologi:
Amlodipine merupakan penghambat influks (masuknya) ion kalsium (antagonis ion kalsium)
melalui membran ke dalam otot polos pembuluh darah dan jantung.
Mekanisme aksi anti hipertensi amlodipine adalah efek langsung relaksasi pada otot polos
pembuluh darah.
Mekanisme yang pasti mengenai bagaimana amlodipine dapat mengatasi angina, belum
dapat dipastikan tetapi amlodipine mengurangi hambatan iskemik total dengan cara:
1. Amlodipine mendilatasi arteriole perifer sehingga mengurangi resistensi perifer total
(after load) beban kerja jantung. Karena denyut jantung tetap stabil, pengurangan beban
jantung akan menyebabkan penurunan kebutuhan energi dan kebutuhan oksigen
miokard.
2. Mekanisme aksi amlodipine juga melibatkan dilatasi arteri dan arteriole coronaria, baik
pada daerah normal maupun pada daerah yang mengalami iskemia. Dilatasi ini akan
meningkatkan penghantaran oksigen miokard pada pasien dengan spasme arteri
coronaria.
Pada pasien hipertensi, dosis sekali sehari menunjukkan adanya penurunan tekanan darah
yang nyata selama 24 jam baik pada pengukuran posisi telentang maupun posisi berdiri.
Karena mula kerjanya yang lambat, maka hipotensi akut tidak terjadi pada pemberian
amlodipine.
Pada pasien angina, dosis sekali sehari amlodipine meningkatkan waktu latihan total,
waktu timbulnya angina dan timbulnya depresi segmen ST dan menurunkan frekuensi
serangan angina serta penggunaan tablet nitrogliserin.
Studi in vitro menunjukkan bahwa 97,5% amlodipine yang terdapat dalam darah, terikat
pada protein plasma.
Amlodipine tidak berkaitan dengan efek metabolik maupun perubahan pada kadar lemak
plasma dan dapat diberikan pada pasien penderita asma, diabetes dan gout.
Farmakokinetik:
Absorbsi: Sesudah pemberian dengan dosis terapeutik secara oral, amlodipine akan
diabsorbsi dengan kadar puncak dalam darah sesudah 6-12 jam pemberian. Bioavailabilitas
absolut antara 64% dan 80%. Volume distribusi mencapai 21 L/kg. Absorbsi amlodipine
tidak dipengaruhi oleh konsumsi makanan.
Biotransformasi/Eliminasi: Waktu paruh eliminasi plasma akhir amlodipine adalah 35-50
jam dan konsisten dengan dosis sekali sehari. Kadar plasma dicapai sesudah 7-8 hari.
Amlodipine dimetabolisme di hati dan metabolit inaktifnya diekskresi di urin.
Indikasi:
Pengobatan lini pertama hipertensi dan dapat digunakan sebagai obat tunggal untuk
mengontrol tekanan darah pada sebagian besar pasien. Pasien yang tidak dapat dikontrol
secara adekuat dengan obat hipertensi tunggal, mendapat keuntungan dengan penambahan
amlodipine yang telah digunakan sebagai kombinasi dengan diuretik tiazide, adrenoceptorß blocker atau ACE inhibitor.
Pengobatan lini pertama iskemia miokard baik yang disebabkan oleh obstruksi (stable
angina) dan/atau vasospasme/vasokonstriksi (prinzmetal's atau variant angina) arteri
coronaria. Amlodipine dapat digunakan dimana gejala klinis diduga adanya
vasospasme/vasokonstriksi tetapi vasospasme/vasokonstriksi belum dapat ditentukan.
Amlodipine dapat digunakan sebagai monoterapi, atau kombinasi dengan obat antiangina
lain pada pasien dengan angina yang refrakter terhadap nitrat dan/atau dosis ß-Blocker
yang adekuat.
Dosis dan Cara pemberian:
Hipertensi:
Dosis biasanya 5 mg satu kali sehari dan dapat ditingkatkan sampai dosis maksimum 10
mg tergantung pada respons individu pasien dan beratnya penyakit.
Pasien orangtua dengan gangguan fungsi hati, dosis dapat dimulai dengan 2,5 mg sehari
sekali dan dosis ini dapat digunakan jika amlodipine ditambahkan pada terapi antihipertensi
lainnya.
Pada kebanyakan pasien hipertensi dengan dosis 5 mg/hari, dosis tidak perlu dinaikkan.
Pada pasien yang memerlukan dosis lebih tinggi, dosis amlodipine dapat dinaikkan menjadi
7.5 mg/hari dengan dosis maksimum 10 mg/hari.
Chronic Stable atau Vasospastic Angina:
Dosis yang dianjurkan: 5-10 mg, dengan dosis yang lebih rendah pada pasien orang tua
dan pasien dengan insufisiensi hepatik.
Tidak diperlukan penyesuaian dosis amlodipine pada pemberian bersama dengan obatobat diuretik tiazide, ß-Blocker dan ACE inhibitor.
Penggunaan pada anak-anak:
Tidak ada pengalaman penggunaan amlodipine pada anak-anak.
Over dosis:
Pada manusia, pengalaman internasional terjadinya over dosis adalah terbatas. Bilas
lambung dapat dilakukan pada beberapa kasus. Dari data didapatkan bahwa over dosis
dapat mengakibatkan vasodilatasi perifer yang berlebihan dengan akibat hipotensi sistemik
yang nyata dan berlangsung lama. Hipotensi akibat over dosis amlodipine yang secara
klinis nyata, memerlukan tindakan kardiovaskular aktif termasuk pengawasan fungsi jantung
dan pernapasan, peninggian ekstremitas dan pengawasan volume cairan tubuh dan
produksi urin.
Obat vasokonstriktor dapat membantu memperbaiki tonus pembuluh darah dan tekanan
darah jika tidak terdapat kontraindikasi terhadap vasokonstriktor. Pemberian kalsium
glukonat secara intravena mungkin bermanfaat memperbaiki efek obat penyekat kanal
kalsium. Karena amlodipine terikat dengan protein, dialisis tidak bermanfaat.
Peringatan dan Perhatian:
Penggunaan pada penderita gagal ginjal:
Amlodipine dimetabolisme seluruhnya menjadi metabolite inaktif dimana 10% diekskresi
di urin tanpa mengalami perubahan. Perubahan konsentrasi plasma amlodipine tidak
berkorelasi dengan tingkat gagal ginjal. Amlodipine dapat diberikan pada pasien dengan
dosis normal. Amlodipine tidak dapat didialisa.
Penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi hati:
Seperti pada semua obat antagonis kalsium, waktu paruh amlodipine memanjang pada
pasien dengan gangguan fungsi hati dan rekomendasi dosis belum ditetapkan. Obat dapat
diberikan dengan hati-hati pada pasien ini.
Penggunaan pada pasien gagal jantung kongestif:
Secara umum, penggunaan penyekat kanal kalsium harus hati-hati pada pasien gagal
jantung. Efek pada kemampuan mengendarai atau mengoperasikan mesin, tidak diketahui
Penggunaan pada kehamilan dan laktasi:
Keamanan amlodipine pada kehamilan dan laktasi belum ditetapkan. Amlodipine tidak
menunjukkan efek tosik pada studi binatang pada masa reproduksi selain memperlambat
kelahiran dan memperpanjang persalinan pada tikus pada dosis 50 kali dosis maksimal
yang dianjurkan pada manusia. Sebaiknya pemberian pada kehamilan dan laktasi hanya
dianjurkan jika tidak ada obat alternatif lain yang lebih aman dan penyakitnya memiliki
risiko tinggi terhadap ibu dan fetus.
Penggunaan pada orang tua:
Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak plasma amlodipine sama pada subyek penelitian
orang tua maupun pada orang yang lebih muda. Bersihan amlodipine cenderung berkurang
sehingga mengakibatkan meningkatnya AUC dan waktu paruh eliminasi pada pasien
orangtua. Amlodipine, yang diberikan dengan dosis yang sama baik pada pasien orangtua
maupun yang lebih muda, sama-sama ditoleransi dengan baik sehingga direkomendasikan
diberikan dengan dosis normal.
Efek samping:
Amlodipine ditoleransi dengan baik. Pada uji klinis placebo-controlled yang melibatkan
pasien hipertensi atau angina, efek samping yang paling sering didapati adalah sakit
kepala, edema, fatigue, rasa mengantuk, nausea, nyeri abdomen, kemerahan, palpitasi
dan dizziness. Efek samping yang jarang adalah perubahan kebiasaan buang air besar,
artralgia, astenia, dispepsia, dispnea, hiperplasia gusi, ginekomastia, impotensi, meningkatnya
eritema multiforme tetapi jarang.
Seperti pada penyekat kanal kalsium lainnya, efek samping berikut ini jarang dilaporkan
dan tidak dapat dibedakan dari riwayat penyakit penyebabnya: Infark miokard, aritmia
(termasuk takikardia ventrikel dan fibrilasi atrium) dan nyeri dada.
Kontraindikasi:
Pada pasien yang sensitif terhadap dihidropiridine.
Interaksi obat:
Amlodipine aman diberikan bersama dengan diuretik tiazide, •-Blocker, ß-Blocker,
ACE inhibitor, long-acting nitrat, nitrogliserin sublingual, obat anti inflamasi nonsteroid,
antibiotik dan obat hipoglikemia oral.
Studi menunjukkan bahwa pemberian amlodipine bersamaan dengan digoksin tidak
menyebabkan perubahan kadar serum digoksin ataupun bersihan ginjal digoksin pada
pasien normal dan pemberian bersamaan dengan simetidine tidak mempengaruhi
farmakokinetik dari amlodipine.
Data in vitro dari penelitian dengan plasma menunjukkan bahwa amlodipine tidak mempunyai
efek pada pengikatan protein dengan obat lain (digoksin, fenitoin, warfarin atau indometasin).
Penyimpanan:
Simpan pada suhu di bawah 30°C
Harus Dengan Resep Dokter
Kemasan:
Provask 5 Dus, 3 strip @ 10 tablet
Provask 10 Dus, 3 strip @ 10 tablet
Diproduksi oleh:
PT. IKAPHARMINDO PUTRAMAS
PHARMACEUTICAL LABORATORIES
JAKARTA - INDONESIA
Reg. No. : DKL1009319910B1
Reg. No. : DKL1009319910A1
PROVASK
AMLODIPINE
TABLET
Composition
Each tablet contains :
Amlodipine besylate 7,25 mg equivalent to Amlodipine 5 mg
Amlodipine besylate 14,5 mg equivalent to Amlodipine 10 mg
Actions
Pharmacology:
Amlodipine is a calcium ion-influx inhibitor (slow channel blocker or calcium ion antagonists)
and inhibits the transmembrane influx of calcium ions into the cardiac and vascular smooth
muscle.
The mechanism of the hypertensive action of amlodipine is due to a direct relaxant effect
on vascular smooth muscle. The precise mechanism by which amlodipine relieves angina
has not been fully determined but amlodipine reduces the total ischemic burden by the
following actions:
1. Amlodipine dilates the peripheral arterioles and thus, reduces the total peripheral
resistance (after load) against which the heart works. Since the heart rate remains
stable, this unloading of the heart reduces myocardial energy consumption and oxygen
requirements.
2. The mechanism of the action of amlodipine also probably involves dilatation of the main
coronary arteries and arterioles, both in normal and ischemic regions. This dilatation
increases myocardial oxygen delivery in patients with coronary artery spasm.
In patients with hypertension, once-daily dosing provides clinically significant reduction of
blood pressure in both the supine and standing positions throughout the 24-hr interval.
Due to the slow onset of action, acute hypotension is not a feature of amlodipine
administration.
In patients with angina, once-daily administration of amlodipine increases the total exercise
time, time to angina onset and time to 1 mm ST segment depression and decreases both
anginal attack frequency and nitroglycerine tablet consumption.
In vitro studies have shown that approximately 97.5% of circulating amlodipine is bound
to plasma proteins.
Amlodipine has not been associated with any adverse metabolic effects or changes in
plasma lipids and is suitable for use in patients with asthma, diabetes and gout.
Pharmacokinetics:
Absorption: After oral administration of therapeutics doses, amlodipine is well absorbed
with peak blood levels between 6-12 hrs post-dose. Absolute bioavailability has been
estimated to be between 64% and 80%. The volume of distribution is approximately 21
L/kg. Absorption of amlodipine is unaffected by the consumption of food.
Biotransformation/Elimination: The terminal plasma elimination half-life is about 35-50 hrs
and is consistent with once-daily dosing. Steady-state plasma levels are reached after 78 days of consecutive dosing. Amlodipine is extensively metabolized by the liver to inactive
metabolites excreted in the urine.
Indication:
First-line treatment of hypertension and can be used as the sole agent to control blood
pressure in the majority of patients. Patients not adequately controlled on a single
antihypertensive agent may benefit from the addition of amlodipine which has been used
in combination with a thiazide diuretic, ß-adrenoceptor-blocking agent or angiotensinconverting enzyme inhibitor.
First-line treatment of myocardial ischemia, whether due to fixed obstruction (stable angina)
and/or vasospasm/vaso-constriction (prinzmetal's or variant angina) of coronary vasculature.
Amlodipine may be used where the clinical presentation suggests a possible
vasospastic/vasoconstrictive component but where the vasospams/vasoconstriction has
not been confirmed. Amlodipine may be used alone as monotherapy, or in combination
with other antianginal drugs in patients with angina that is refractory to nitrates and/or
adequate doses of ß-blockers.
Dosage and Administration:
Hypertension:
Usual dose : 5 mg once daily which may be increased to a maximum dose of 10 mg
depending on the individual patient’s response and severity.
Small, fragile, or elderly patients with hepatic insufficiency may be started on 2.5 mg once
daily and this dose may be used when adding amlodipine to other antihypertensive therapy.
In majority of hypertensive patients with 5 mg/day, the dose may not necessarily be
increased. For those who need higher doses, amlodipine can be increased to 7.5 mg/day
with maximum dose of 10 mg/day.
Chronic Stable or Vasospastic Angina:
Recommended dose: 5-10 mg, with the lower dose suggested in the elderly and in patients
with hepatic insufficiency.
No dose adjustment of amlodipine is required upon concomitant administration of thiazide
diuretics, ß-blockers and angiotensin-converting enzyme inhibitors.
Use in children:
No experience is available on use of amlodipine in children.
Overdose:
In humans, experience with international overdose is limited. Gastric lavage may be worth
while in some cases. Available data suggest that gross overdosage could result in excessive
peripheral vasodilation with subsequent marked and probably prolonged systemic
hypotension. Clinically significant hypotension due to amlodipine overdosage calls for
active cardiovascular support including frequent monitoring of cardiac and respiratory
function, elevation of extremities, and attention to circulating fluid volume and urine output.
A vasoconstrictor may be helpful in restoring vascular tone and blood pressures provided
that there is no contra indication to its use. Intravenous calcium gluconate may be beneficial
in revising the effects of calcium channel blockade. Since amlodipine is highly protein
bound, dialysis is not likely to be a benefit.
Warning and Precautions:
Use in renal failure:
Amlodipine is extensively metabolized to inactive metabolites with 10% excreted as
unchanged drug in the urine. Changes in amlodipine plasma concentration are not correlated
with degree of renal impairment. Amlodipine may be used in such patients at normal doses.
Amlodipine is not dialysable.
Use in patients with impaired Hepatic Functions:
As with all calcium antagonists, amlodipine’s half-life is prolonged in patients with impaired
liver function and dosage recommendations have not been established. The drug should
therefore be administered with caution in these patients.
Use in patients with Congestive Heart Failure:
In general,calcium-channel blockers should be used with caution in patients with heart
failure. Effect on the ability to drive or operate machinery was not applicable.
Use in pregnancy & lactation:
Safety of amlodipine in human pregnancy or lactation has not been established. Amlodipine
does not demonstrate toxicity in animal reproductive studies other than to delay parturition
and prolong labor in rats at a dose level 50 times the maximum recommended dose in
humans. Accordingly, use in pregnancy and lactation is only recommended when there
is no safer alternative and when the disease itself carries greater risk for the mother and
fetus.
Use in the elderly:
The time to reach peak plasma concentrations of amlodipine is similar in elderly and
younger subjects. amlodipine clearance tends to be decreased with resulting increases
in AUC and elimination half-life in elderly patients. Amlodipine, used at similar doses in
elderly or younger patients, is equally well tolerated. Therefore, normal dosage regimens
are recommended.
Adverse Reactions:
Amlodipine is well tolerated. In placebo-controlled clinical trials involving patients with
hypertension or angina, the most commonly observed adverse effects were headache,
edema, fatigue, somnolence, nausea, abdominal pain, flushing, palpitations and dizziness.
Less commonly observed adverse effects in marketing experience include altered bowel
habits, arthralgia, asthenia, dyspepsia, dyspnea, gingival hyperplasia, gynecomastia,
impotence, increased, and rarely erythema multiforme.
As with other calcium-channel blockers, the following adverse events have been rarely
reported and cannot be distinguished from the natural history of the underlying disease:
Myocardial infarction arrhythmia (including ventricular tachycardia and atrial fibrillation)
and chest pain.
Contraindications:
Patients with known sensitivity to dihydropyridine.
Drug Interactions:
Amlodipine has been safely administered with thiazide diuretics, •-blockers, ß-blockers,
angiotensin-converting enzyme inhibitors, long-acting nitrates, sublingual nitroglycerine,
nonsteroidal anti inflammatory drugs, antibiotics and oral hypoglycemic drugs.
Studies have indicated that the co-administration of amlodipine with digoxin did not change
serum digoxin levels or digoxine renal clearance in normal volunteers, and that coadministration of cimetidine did not alter the pharmacokinetics of amlodipine.
In vitro data from studies with human plasma indicate that amlodipine has no effect on
protein-binding of the drugs tested (digoxin, phenytoin, warfarin or indomethacin).
Storage :
Store below 30°C
On Medical Prescription Only
Presentation:
Provask 5 Box, 3 strips @ 10 tablets
Provask 10 Box, 3 Strips @ 10 tablets
Produced by:
PT. IKAPHARMINDO PUTRAMAS
PHARMACEUTICAL LABORATORIES
JAKARTA - INDONESIA
Reg. No. : DKL1009319910B1
Reg. No. : DKL1009319910A1
Download