Kode/Nama Rumpun Ilmu: 722/Pendidikan Sejarah LAPORAN KEMAJUAN DOSEN MADYA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BLOG PADA MATA KULIAH SEJARAH KONTEMPORER EROPA KETUA : Drs. Gurdjita, M.Pd. ANGGOTA : Oka Agus Kurniawan S, M.Pd NIDN : 0005088704 UNIVERSITAS SILIWANGI JULI 2017 NIDN : 0026125202 i RINGKASAN Tujuan Jangka Panjang Untuk jangka panjang yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Merumuskan media pembelajaran blog yang dapat dipakai oleh semua dosen jurusan pendidikan sejarah 2. Menghasilkan calon guru sejarah yang berkualitas dan dapat memanfaatkan blog Target Khusus Target khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Perlu didorong suatu kegiatan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi khususnya blog 2. Mengembangkan blog di jurusan pendidikan sejarah pada mata kuliah sejarah kontemporer Eropa Metode Yang Akan di Pakai Untuk Mencapai Tujuan Jangka Panjang Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau lebih dikenal dengan Research and Development. Metode Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut Rencana Kegiatan yang Diusulkan Adapun rencana kerja yang diusulkan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengembangkan blog di jurusan pendidikan sejarah pada mata kuliah sejarah kontemporer Eropa 2. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran blog 3. Mengetahui respon dari calon guru sejarah setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran blog ii PRAKATA Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kemajuan penelitian ini yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Blog Pada Mata Kuliah Sejarah Kontemporer Eropa”. Penelitian ini perlu untuk digali dikarenakan dapat dijadikan sebagai pembelajaran yang inovatif, apalagi di era digital ini mahasiswa sudah tidak asing lagi dengan teknologi digital berupa blog. Dengan situasi seperti ini, penulis ingin mengembangkan media pembelajaran blog dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam pengembangannya, penulis akan mengkombinasikan antara materi pembelajaran, gambar/foto/peta, dan video, dengan begitu akan terkreasi media pembelajaran yang ideal dan mahasiswa pun akan nyaman dalam kegiatan pembelajarannya. Penulis mengakui penelitian ini jauh dari sempurna. Penulis membuka kritik dan saran dari semua pihak untuk melengkapi laporan kemajuan penelitian ini. Tasikmalaya, 31 Juli 2017 Penulis iii DAFTAR ISI RINGKASAN................................................................................ ii PRAKATA..................................................................................... iii DAFTAR ISI.................................................................................. iv DAFTAR TABEL.......................................................................... v DAFTAR GAMBAR..................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 1.1. Latar Belakang Masalah......................................... 1.2. Identifikasi Masalah............................................... 1.3. Batasan Masalah..................................................... 1.4. Rumusan Masalah................................................... 1.5. Tujuan Penulisan..................................................... 1.6. Luaran Penelitian.................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................... 2.1. Pengertian dan Fungsi Media Pembelajaran................. 2.2. Konsep Pengembangan Media...................................... 2.3. Media Pembelajaran Blog............................................ 2.4. Penelitian Terdahulu................................................... BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN................ 3.1. Tujuan Penelitian........................................................ 3.2. Manfaat Penelitian...................................................... BAB IV METODE PENELITIAN............................................. 4.1. Metode Penelitian....................................................... 4.2. Lokasi Penelitian........................................................ 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian.................................. 4.4. Tahapan Penelitian...................................................... 4.5. Strategi Penelitian....................................................... 4.6. Instrumen Penelitian.................................................... 4.7. Teknik Analisis Data.................................................. BAB V HASIL YANG DICAPAI................................................ BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA..................... BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN...................................... DAFTAR PUSTAKA..................................................................... LAMPIRAN.................................................................................... 1 4 4 4 4 4 4 6 6 9 11 15 17 17 17 18 18 18 18 18 20 23 25 27 34 35 36 38 iv DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Aspek penilaian media pembelajaran blog...................... 25 Tabel 4.2 Kategori skala Likert...................................................... 25 Tabel 4.3 Kategori skala Likert...................................................... 26 Tabel 5.1 Tinjauan ahli media........................................................ 30 Tabel 5.2 Tanggapan hasil uji coba terbatas.................................. 32 v DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1. Langkah-langkah penelitian R&D.............................. 23 Gambar 5.1. proses penulisan artikel blog...................................... 28 Gambar 5.2. Tampilan artikel pada blog........................................ 29 vi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada calon guru sejarah yang telah mengikuti mata kuliah sejarah kontemporer eropa bahwa penggunaan media pembelajaran blog harus dikembangkan agar dapat mengembagkan kualitas pembelajaran yang lebih baik di kelas. Ada beberapa permasalahan yang peneliti lihat dalam penyusunan proposal ini, pertama sudah adanya blog pembelajaran pada mata kuliah sejarah kontemporer Eropa namun belum dapat dimaksimalkan dalam penggunaanya pada kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini terlihat karena media pembelajaran blog dibuat dengan waktu yang tidak sebentar dan memerlukan kemampuan khusus. Walaupun demikian, peneliti ingin mencoba menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas karena sesuai dengan keadaan zaman sekarang agar mahasiswa tidak bosan. Kedua, berdasarkan survey yang sudah dilakukan kepada mahasiswa bahwa blog yang sudah ada kurang menarik bagi mahasiswa sehingga tidak dapat meningkatkan antusiasme dalam segi penggunaannya, maka dari itu diperlukan pengembangan agar media pembelajaran blog ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa. Ketiga, blog sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa karena saat ini merupakan era digital yang memanfaatkan teknologi internet ditambah lagi berdasarkan survey bahwa semua calon guru sejarah angkatan 2016 sudah pernah melakukan blogwalking atau berkunjung dari suatu blog ke blog lain untuk mencari sumber belajar. Dengan fakta tersebut, blog bukanlah hal yang baru dan rumit bagi calon guru sejarah serta diharapkan dalam pembelajaran di kelas mereka semakin termotivasi dan dengan begitu blog pembelajaran yang sudah adapun tidak sia-sia dan dapat digunakan dengan adanya pengembangan terlebih dahulu. Keempat, alasan pemilihan pada mata kuliah sejarah kontemporer Eropa dikarenakan materinya yang berat ditambah sumber materinya baik teks dan film 1 sulit untuk dicari. Maka dari itu dengan adanya media pembelajaran blog ini dapat memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Gilakjani, Ismail, dan Ahmadi (2012) menjelaskan bahwa penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran menyediakan kondisi belajar dengan kesempatan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kaya bagi peserta didik, kaya akan informasi dan sumber belajar, serta dapat disisipi dengan berbagai elemen berbasis multimedia pembelajaran. Penggunaan media dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dapat mengembangkan sumber belajar yang dinamis, serta menarik bagi indra yang berbeda dan beragam gaya belajar peserta didik. Dengan adanya teknologi digital dapat membuat peserta didik menjadi lebih terpacu motivasinya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan tentu saja teknologi digital tersebut perlu disesuaikan dengan designnya yang menarik agar peserta didik nyaman dan tujuan pembelajarannya pun dapat tercapai, seperti pengembangan blog media pembelajaran. Blog merupakan sebuah aplikasi CMS (Content Management System) yaitu perangkat lunak yang memungkinkan seseorang untuk menambahkan dan atau memanipulasi (mengubah) isi dari suatu situs Web. Umumnya, sebuah CMS (Content Management System) terdiri dari dua elemen: aplikasi manajemen isi (Content Management Application, [CMA]); aplikasi pengiriman isi (Content Delivery Application [CDA]). Elemen CMA memperbolehkan pembuat untuk memanajer isi yang mungkin tidak memiliki pengetahuan mengenai HTML (HyperText Markup Language), untuk memenejemen pembuatan, modifikasi, dan penghapusan isi dari suatu situs Web tanpa perlu memiliki keahlian sebagai seorang Webmaster. Elemen CDA menggunakan dan menghimpun informasiinformasi yang sebelumnya telah ditambah, dikurangi atau diubah oleh pembuat situs web untuk meng-update atau memperbaharui situs Web tersebut. Kemampuan atau fitur dari sebuah sistem CMS berbeda-beda, walaupun begitu, kebanyakan dari software ini memiliki fitur publikasi berbasis Web, manajemen format, kontrol revisi, pembuatan index, pencarian, dan pengarsipan. 2 Banyak hal yang bisa dilakukan dalam pengembangan sebuah blog pembelajaran, Rokhman, Sardiman dan Pramandanu (2015) menjelaskan bahwa dengan media blog ini mudah untuk memberikan materi pembelajaran pasca penerimaan pelajaran ataupun sebelum pelajaran dilaksanakan. Dengan beberapa aspek tersebut maka media Blog sangat dibutuhkan untuk menutupi dan melengkapi waktu mengajar yang sangat kurang. Media pembelajaran blog yang dikembangkan ini akan mencoba untuk menjadikan blog sebagai media pembelajaran interaktif karena media pembelajaran interaktif berbasis blog memiliki beberapa keistimewaan seperti yang diungkapkan oleh Sukiman (2012), yaitu: 1) untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalostis, 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, 3) dapat mengatasi sifat pasif anak didik dan, 4) mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru tidak lagi perlu menyampaikan seluruh materi pembelajaran melalui ceramah, tetapi guru bertugas sebagai fasilitator dalam memecahkan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran sejarah, media pembelajaran blog sangat dibutuhkan. Kehadiran blog dan kemajuan internet sangat mendukung dalam pengembangan media pembelajaran. Pembelajaran dengan media blog akan sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran sejarah, karena dengan media blog memungkinkan untuk menghadirkan bentuk pembelajaran yang menarik, efektif dan efisien. Dengan media pembelajaran blog dapat menyajikan materi pembelajaran tekstual dan visual. Dengan hadirnya blog dan internet semua peserta didik dapat mengakses pembelajaran sejarah dimanapun mereka berada. Penggunaan media yang lebih canggih seperti blog menuntut konsekuensi dari pengajar untuk mampu mengoperasikannya dalam proses pembelajaran. Untuk itu, adanya kreativitas dalam menyampaikan bahan atau materi belajar akan menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik. 3 1.2.Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Media pembelajaran blog pada mata kuliah Sejarah kontemporer Eropa sudah ada namun belum dapat dimaksimalkan 2. Blog yang sudah ada kurang menarik bagi mahasiswa sehingga tidak dapat meningkatkan antusiasme dalam segi penggunaannya 3. Mata kuliah sejarah kontemporer Eropa memiliki kedalaman materi yang berat ditambah sumber materinya baik teks dan film sulit untuk dicari, maka dari itu dengan adanya media pembelajaran blog ini dapat memberikan solusi dari permasalahan tersebut. 4. Diperlukan pengembangan media pembelajaran blog pada Mata Kuliah Sejarah Kontemporer Eropa 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang ada cukup luas, sehingga perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti. Maka penelitian ini akan dibatasi padapengembangan media pembelajaran blog pada mata kuliah Sejarah kontemporer Eropa 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan tersebut dapat dirumuskan, yaitu bagaimana pengembangan media pembelajaran blog pada mata kuliah Sejarah kontemporer Eropa semester 2 Tahun Ajaran 2016/2017 1.5. Tujuan Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang dikemukan di atas, yaitu untuk mengetahui gambaran pengembangan media pembelajaran blog pada mata kuliah Sejarah kontemporer Eropa semester 2 Tahun Ajaran 2016/2017 1.6. Luaran Penelitian Adapun target luaran wajib yang akan dicapai pada penelitian ini adalah: 4 1. Publikasi ilmiah dalam jurnal lokal yang mempunyai ISSN atau jurnal nasional terakreditasi Sedangkan luaran tambahan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah 1. Pengayaan bahan ajar 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Fungsi Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alatalat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2011:3). Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar, sementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar (Sadiman, 2002:6). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah komponen-komponen yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat menstimulus pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar. Adapun media pengajaran menurut Sukmadinata (2003:112) diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Dari berbagai definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah segala benda yang dapat menyalurkan pesan atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar. Penggunaan media pembelajaran dapat membantu meningkatkan pemahaman dan daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. 6 Berikut ini fungsi-fungsi dari penggunaan media pembelajaran menurut Asnawir dan Usman (2002:24): 1. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru. 2. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi lebih konkrit) 3. Menarik perhatian siswa lebih besar (kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih menyenangkan dan tidak membosankan). 4. Semua indra siswa dapat diaktifkan. 5. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar Pendapat lain dikemukanan oleh McKnow dalam Sihkabuden (2005: 19) fungsi media pembelajaran antara lain: 1. Mengubah titik berat pendidikan formal, yaitu melalui media pembelajaran yang sebelumnya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang sebelumnya teoritis menjadi fungsional praktis 2. Membangkitkan motivasi belajar 3. Memperjelas penyajian pesan dan informasi 4. Memberikan stimulasi belajar atau keinginan untuk mencari tahu. Berdasarkan pendapat di atas bahwa media pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana yang dapat mempermudah guru dan siswa dalam pembelajaran, sehingga media pembelajaran ini mempunyai peranan penting dalam mensinergikan atau menyamakan visi di dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran ini sangat penting dalam menarik perhatian siswa karena dengan adanya media pembelajaran ini siswa dapat memvisualisasikan dalam pikirannya mengenai materi yang disampaikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Selain fungsi yang disebutkan di atas, ada beberapa manfaat media pembelajaran yang dijelaskan oleh Nana Sudjana (2010:3), yaitu: 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 7 2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik. 3. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. 4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti pengamatan, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Kesimpulan yang dapat dimabi dari pendapat di atas bahwa media pembelajaran mempunyai manfaat yang sangat berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran seperti meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga suasana dalam kelas tidak membosankan bagi siswa. Dengan adanya media pembelajaran ini guru tidak kehabisan tenaga dalam melakukan kegiatan pengajarannya karena tidak terlalu menekankan verbalisme dalam penyampaian materinya. Media pembelajaran yang dapat dipakai dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya terbatas pada alat pembelajaran yang biasanya berupa model, benda, gambar, tetapi lebih dari itu, seperti yang dikemukakan oleh Lawrence Grossbreg, Ellen Wartella. D. Charles White (2002:104) sebagai berikut: Some people assume that the media are simple technologies that can be described in terms of the hardware of production tramsmission andreception, but don’t that way because media include cover entire/allcomponent able to be used by teacher to clarify lesson items “. Sebagian orang berasumsi bahwa media itu hanya teknologi yang dapat diuraikan dalam kaitanya dengan perangkat keras, transmisi, produksi, dan penerimaan. Namun tidak demikian karena media mencakup seluruh komponen yang dapat digunakan guru untuk memperjelas materi pelajaran. Begitu juga dengan media pembelajaran blog yang dikaji dalam penelitian ini. 8 2.1.1. Penggunaan dan Pemilihan Media Pembelajaran Menurut Strauss dan Frost yang dijelaskan dalam Dina Indriana (2011:32) mengidentifikasikan sembilan faktor kunci yang harus menjadi pertimbangan dalam memilih media pengajaran. Kesembilan faktor kunci tersebut antara lain batasan sumber daya institusional, kesesuaian media dengan mata pelajaran yang diajarkan, karakteristik siswa atau anak didik, perilaku pendidik dan tingkat keterampilannya, sasaran pembelajaran mata pelajaran, hubungan pembelajaran, lokasi pembelajaran, waktu dan tingkat keragaman media. Pendapat lain diungkapkan oleh Arsyad (2011:71) bahwa dalam memilih media hendaknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual dan/ atau audio) 2. Kemampuan mengakomodasikan respon siswa yang tepat (tertulis, audio, dan/ atau kegiatan fisik) 3. Kemampuan mengakomodasikan umpan balik 4. Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes (sebaiknya latihan dan tes menggunakan media yang sama) 5. Tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefektivan biaya 2.2.Konsep Pengembangan Media Pengembangan menurut adalah Tindakan mengembangkan atau menunjukkan sesuatu yang belum diketahui. Proses dari pengembangan setara bertahap dari sesuatu yang sudah ada, sebagai sebuah rencana atau metode. Perubahan bertahap atau pertumbuhan melalui proses perubahan yang berkembang juga merupakan hasil dari pengembangan atau kondisi yang telah dikembangkan. Menurut Rayandra Asyhar (2012: 94) Pengembangan media pembelajaran merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan penyusunan dokumen pembelajaran lainnya, seperti kurikulum, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), 9 dan lain-lain. Untuk menghasilkan suatu media pembelajaran yang baik dalam arti efektif meningkatkan mutu pembelajaran, diperlukan suatu perancangan yang baik. Menurut Sadiman, dkk (dalam Rayandra Asyhar 2011: 94), perancangan media pembelajaran dapat melalui enam tahap, antara lain: menganalisis media pembelajaran siswa, merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan butir-butir materi, menyusun instrument evaluasi, menulis naskah media, dan melakukan evaluasi. Disamping itu, tahap validasi ahli sebaiknya dilakukan terhadap naskah atau materi pada media yang sudah disusun, yang dilakukan sebelum dilakukan uji coba lapangan. Pengembangan media pembelajaran sangat penting dilakukan, baik secara individual, bersama-sama dan atau melibatkan pihak eksternal karena ketersedian media pembelajaran di sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan lembaga-lembaga pendidikan masih sangat terbatas. Kata media merupakan jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Menurut Gagne (Rayandra Asyhar, 2012: 7) media adalah berbagai komponen pada lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk belajar. Briggs (Rayandra Asyhar, 2012: 7) mendefinisikan bahwa media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta didik sehingga merangsang mereka untuk belajar. Media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely (Rayandra Asyhar, 2012: 8), memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bias berupa perangkat keras (hardware), seperti komputer, dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu. Jadi, berdasarkan pengetian menurut ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan sebuah pesan dari penyampai ke penerima pesan secara terencana, sehingga penerima pesan dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif. 10 Media dibutuhkan dalam proses pembelajaran, Menurut Daryanto (2013:5) secara umum dapat dikatakan media mempunyai kegunaan, antara lain: 1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas. 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. 3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. 4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, audiotori dan kinestetiknya. 5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. 6. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Dari pendapat di atas, Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Rayandra Asyhar (2012: 44) berdasarkan indera yang dirangsang dalam proses pembelajaran, jenis media dapat dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu media visual, media audio, media audiovisual dan multimedia. Media pembelajaran dimungkinkan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pembelajaran sebab dengan adanya media siswa dapat berinteraksi secara audio dengan rekaman, visual dengan gambar diam atau gambar bergerak dan secara audio visual dengan video atau bisa juga yang termasuk ke dalam pengemasan media audio, media visual, dan media audo visual 2.3. Media Pembelajaran Blog Kemajuan di teknologi informasi dan komunikasi khususnya internet melahirkan sebuah aplikasi yang dapat dimanfaatkan sebagai media belajar yaitu blog. Blog sebagai sebuah media memiliki berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar di kelas. Selain itu, blog ini pun sebenarnya membawa peluang lebih besar untuk mendistribusikan materi atau bahan ajar 11 kepada siswa. Blog juga dapat digunakan oleh pendidik untuk bahan diskusi dengan siswa. Secara umum, blog dapat diartikan sebagai salah satu bentuk aplikasi web di internet yang terdiri atas tulisan berupa cerita, laporan, pembahasan suatu masalah dan sebagainya yang disebut sebagai posting. Menurut Pratama (2012) biasanya suatu halaman blog terdiri dari sebuah bagian posting dan sidebar. Posting berisi tulisan-tulisan dengan judul dan penjelasan serta komentar diakhirn tulisan. Bagian posting merupakan bagian yang terbesar dalam suatu halaman blog. Di samping bagian posting terdapat sidebar yang bisa kita isi sesuai dengan keperluan dan keinginan kita sendiri. sidebar bisa kita ini dengan gambar, video, tulisan, link, ataupun kode html. Dengan adanya sidebar kita bisa menambahkan berbagai pelengkap untuk memperindah blog yang tidak disediakan oleh situs penyedia blog itu sendiri. (http: //www.scribd.com/doc/ 15877619/ Blog-sebagaimedia-Pembelajaran, 28 Januari 2017) Ada beberapa keunggulan blog dibanding saluran komunikasi lainnya menurut Muhammad Adri (2008: 29-30) adalah sebagai berikut. 1. Publishable. Anda dapat langsung memposting berita dengan murah, mudah dan dapat dibaca dimanapun. 2. Findable. Mudah ditemukan lewat situs pencari berdasarkan subyek, nama penulis atau keduanya. Semakin tambun suatu blog, biasanya semakin digemari. 3. Social. Percakapan yang menarik berdasarkan topik beralih dari satu situs ke situs web, nge-link dari link ke link lain. Melalui blog, mereka yang memiliki minat yang sama dapat membangun network atau berita lintas geografi. 4. Viral. Informasi menyebar lebih cepat melalui blog dibanding news service. Saat ini, tidak ada viralmarketing yang dapat menyetarakan kecepatan dan efisiensi sebuah blog. 5. Syndicatable. Konten yang kaya mudah disindikasikan oleh siapa saja. Dengan blog ribuan informasi yang tersebar dapat dengan mudah diperoleh. 12 6. Linkable. Setiap blog nge-link ke yang lain, memiliki akses ke puluhan juta orang yang mengunjungi blogsphere setiap hari yang bercirikan komunikasi internet dua arah. Pemanfaatan blog sebagai media belajar masih sedikit yang menggunakan. Padahal media ini sangat menarik untuk diterapkan di dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar dengan media blog dalam dunia pendidikan dapat meningkatkan kualitas diri dan kompetensi seorang guru. Disini memungkinkan guru dapat bertukar pikiran dengan guru lain mengenai kiat-kiat mengajar, serta guru dapat mempostingkan bahan ajar dan sebagainya yang kemudian dapat dipelajari oleh siswa melalui blog ini. Sehingga memperlancar kegiatan belajar dalam rangka peningkatan kompetensi guru dan pendidikan pada umumnya. Media blog selain bermanfaat bagi guru, juga membawa manfaat bagi siswa, diantaranya siswa dapat belajar di luar jam sekolah tanpa ada batas ruang dan waktu sekaligus memperkenalkan siswa pada dunia teknologi dan informasi khususnya dunai internet. Sebagai media belajar, siswa juga dapat saling bertukar pikiran atau pendapat dengan teman satu kelas melalui komentar yang telah disediakan di dalam blog. Pemanfaatan media blog ini cukup efektif, karena para siswa tidak perlu membuat blog dan pusing-pusing mengisi halaman blog mereka secara rutin karena seluruh topik pembelajaran beserta diskusi dan interaksinya sudah terpusat di satu tempat, yakni di blog guru. Melalui fasilitas komentar, para siswa dan guru bisa berdiskusi secara aktif mengenai topik yang telah di publikasi di blog tersebut. Keuntungan dari pemanfaatan media ini yakni semua aktivitas yang dilakukan oleh siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru, karena semua interaksi dilakukan di blog guru. Hal ini akan meminimalisir adanya kalimatkalimat negatif dari para siswa. Menurut Bagus Tri Wibowo kriteria media blog yang baik haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut. 1. Mendesain blog menjadi lebih menarik antara lain dalam hal pemilihan warna dan gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang ditampilkan pada blog. 13 2. Efektifitas kata, kalimat dan paragraf dalam blog perlu diperhatikan. Hal ini perlu dilakukan akan tercipta kenyamanan dalam membaca materi yang ditampilkan dalam blog. 3. Pada blog dalam pembuatan materi bersifat feedback. Bertujuan untuk menimbulkan rangsangan siswa dalam kegiatan belajar seperti mengeluarkan pendapat, bertanya dan lain-lain. 4. Terdapat berbagai konten pada blog seperti andanya konten video dengan materi yang ditampilkan pada blog kemudian di diskusikan oleh siswa. (Bagus Tri Wibowo. http://www.scribd.com/doc/106615685/BlogSebagai- Media-Pembelajaran, 18 Juli 2017) Dengan adanya blog, maka seorang pengajar dapat bereksplorasi dengan blog yang dibuatnya tergantung dari tujuan yang dicapainya karena dalam blog selain ada artikel-artikel nasional dan internasional terdapat juga video pembelajaran yang semakin menarik perhatian siswa. Seorang pengajar yang menggunakan blog sebagai media pembelajaran akan menemukan banyak manfaatnya, seperti meningkatkan kemampuan menulis siswa, berpikir analisis dan kritik, kemampuan berdiskusi, dan lain-lain, seperti yang diungkapkan oleh Hall (2013), yaitu sebagai berikut: “blogs can be used to improve student writing, especially for developing skill in analysis and critique. The blog format is particularly useful for shorter, less formal, assignments. Blog platforms allow for inclusion and display of multimedia, which may offer an advantage over paper submissions. Blogs provide a means for student response to or discussion of outside-of-class readings that are not adequately covered during class. They can be useful as a forum for group projects, or act as a collaborative authoring tool for students to develop and present a group assignment or project. Blogs can be a place where students reflect on readings, much as analog journaling was used as a pedagogical tool in the past.” (http://ii.library.jhu.edu/2013/ 11/27/using-blogging-as-a-learning-tool/, 28 januari 2017) Blog sebagai media pembelajaran dapat digunakan oleh guru atau pengajar pada saat di kelas dan hal pertama yang harus dilakukan adalah guru atau pengajar harus sudah menyiapkan blog pembelajarannya dan di kelas, guru/ pengajar sudah menyiapkan materi dan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, jadi pada pelaksanannya nanti peserta didik mencari refrensi dalam mengerjakan tugasnya 14 melalui weblog yang ada di internet. Menurut Kristiyanti (2011:42), Blog dapat dimanfaatkan oleh para guru/ pengajar untuk media pembelajaran, yaitu Blog guru sebagai pusat pembelajaran. Guru dapat menuliskan materi belajar, tugas, maupun bahan diskusi di blognya, kemudian para peserta didik bisa berdiskusi dan belajar bersama-sama di blog guru/pengajarnya tersebut. Selain itu blog guru/ pengajar dan murid juga dapat saling berinteraksi. Guru, yang harus memiliki Blog, mengharuskan peserta didik memiliki blognya masing-masing, sebagai sarana mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya. Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa blog dapat diciptakan sesuai dengan yang kita inginkan dan sebagai seorang pengajar harus mampu untuk meningkatkan daya kreatifitasnya dalam men-design blognya agar terlihat menarik dan mampu membuat siswanya. 2.4. Penelitian Terdahulu Berikut beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu: Pertama, Rokhman, Sardiman dan Pramandanu (2015) dengan judul jurnalnya Pengembangan Media Blog Sejarah Untuk Pembelajaran Sejarah di SMA. Hasil uji kelayakan terhadap media pembelajaran sejarah dengan blog sejarah yang dikembangkan, menurut ahli materi memperoleh persentase sebesar 81,3%. Hasil tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Penilaian menurut ahli media pembelajaran, memperoleh persentase 80,8%. Hasil tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Evaluasi guru pengampu memperoleh 84,4%. Hasil tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Penilaian menurut siswa pada uji coba produk, memperoleh persentase 82,9%. Penilaian tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Jumlah rerata adalah 82,2% dengan kategori sangat baik. Dengan demikian berdasarkan rerata hasil uji ahli materi, uji ahli media pembelajaran, evaluasi guru pengampu dan uji coba produk, media pembelajaran dengan blog sejarah dinyatakan layak digunakan sebagai media pendukung pembelajaran sejarah pada materi masuknya Hindu di Indonesia. Kedua, Maria Kristiyanti (2012), Dalam jurnalnya yang berjudul Blog Sebagai Alternatif Media Pembelajaran dijelaskan bahwa salah satu media yang menarik diterapkan dalam pembelajaran adalah media Web Blog atau disebut 15 Blog. Blog dapat dimanfaatkan oleh para guru untuk media pembelajaran, yaitu Blog guru sebagai pusat pembelajaran. Guru dapat menuliskan materi belajar, tugas, maupun bahan diskusi di blognya, kemudian para muridnya bisa berdiskusi dan belajar bersama-sama di blog gurunya tersebut. Selain itu blog guru dan murid juga dapat saling berinteraksi. Guru, yang harus memiliki Blog, mengharuskan murid memiliki blognya masing-masing, sebagai sarana mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya. Ketiga, Ajat Sudrajat dan Zuljarnain (2015) dalam jurnalnya yang berjudul Pengembangan Media Blog Sejarah Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) langkah-langkah pengembangan blog sebagai media pembelajaran sejarah di SMA melalui: a) studi pendahuluan untuk mengkonstruksi kerangka teoritik, b) merencanakan dan menyusun blog beserta perangkatnya melalui FGD dan validasi ahli, c) melakukan uji coba terbatas di 1 SMA, evaluasi dan revisi blog. 2) Melalui uji coba terbatas pada 1 sekolah yakni SMA N 5 Yogyakarta, menunjukkan media blog efektif bagi pembelajaran sejarah. Uji coba blog menunjukkan bahwa media blog efektif dengan rerata skor pre tes sebesar 78,57 dan pos tes sebesar 93,71. Dengan demikian peran media blog dalam pembelajaran sejarah sebesar 15,14 persen. Sedangkan hasil penilaian blog sendiri yang menyangkut blog dan materi menunjukkan data sebagai berikut. Penilaian ahli terhadap kelayakan blog menunjukkan rerata skor 4,03 yang termasuk dalam kategori baik. Sedangkan penilaian ahli terhadap materi pembelajaran sejarah menunjukkan rerata skor 3,79 yang termasuk juga dalam klasifikasi baik. Adapun penilaian siswa terhadap kelayakan blog menunjukkan rerata skor 3,94 yang termasuk dalam kategori baik. Sedangkan penilaian siswa terhadap materi pembelajaran sejarah menunjukkan rerata skor 3,85 yang termasuk juga dalam klasifikasi baik 16 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang dikemukan di atas, yaitu untuk mengetahui gambaran pengembangan media pembelajaran blog pada mata kuliah Sejarah Kontemporer Eropa semester 2 Tahun Ajaran 2016/2017 3.2. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Dapat dijadikan role model bagi jurusan pendidikan sejarah untuk dijadikan referensi ataupun ikut mengaktualiasikannya dalam pemanfaatan blog di kelas 2. Manfaat Praktis a. Bagi dosen jurusan pendidikan sejarah Memberikan informasi kepada dosen bahwasannya perlu adanya upaya untuk memaksimalkan teknologi yang tersedia dalam hal ini blog untuk dimanfaatkan sebagai media belajar mahasiswa, sehingga kegiatan belajar mengajarpun bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. b. Bagi mahasiswa Memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam pemanfaatan blog sebagai media belajar mandirinya. Penggunaan Blog sebagai media pembelajaran, mengajarkan mereka untuk mahir mencari dan mendapatkan informasi dari internet. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. 17 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau lebih dikenal dengan Research and Development. Metode Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2013: 297). Menurut Puslitjaknov (Putra, 2011:133) model pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoritik. Dalam penelitian pengembangan ini digunakan model prosedural karena dianggap cocok dengan tujuan pengembangan yang ingin dicapai yaitu untuk menghasilkan suatu produk dan menguji kelayakan produk yang dihasilkan dimana untuk mencapai tujuan tersebut harus melalui langkah-langkah tertentu yang harus dikuti untuk menghasilkan produk tertentu. 4.2. Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya dengan alamat di Jl. Siliwangi 24 Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat 4.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh calon guru sejarah Fakultas Siliwangi Universitas Siliwangi dan sampel dalam penelitian ini adalah calon guru sejarah angkatan 2016. Tehnik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. 4.4. Model Penelitian Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model prosedural yang diadaptasi dari model pengembangan desain instruksional menurut Dick & Carey (2009:6-8), yaitu: 18 1. Identifikasi Tujuan Pembelajaran Langkah pertama dalam proses R&D adalah menentukan informasi apa yang akan ditampilkan dan keterampilan yang akan diajarkan kepada siswa. Tujuan pembelajaran dapat berasal dari tujuan pendidikan nasional, analisis kinerja, analisis kebutuhan siswa, dan kesulitan belajar siswa. 2. Analisis Pembelajaran Setelah identifikasi tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menentukan langkah yang dilakukan agar tujuan pembelajaran tercapai. Proses analisis pembelajaran pada akhirnya akan menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan siswa. 3. Analisis Pembelajar dan Konteks Tahap selanjutnya adalah analisis paralel dari siswa, pihak yang akan belajar keterampilan hingga akhirnya menerapkan dalam kehidupannya. Keterampilan awal siswa, kecenderungan/ prioritas, dan sikap ditentukan bersama dengan karakteristik pembelajaran agar menghasilkan produk yang sesuai kebutuhan. 4. Menentukan Tujuan Pembelajaran Langkah selanjutnya adalah menuliskan pernyataan spesifik dari apa yang siswa dapat lakukan ketika mereka menyelesaikan pembelajaran. Pernyataan ini berasal dari keterampilan yang diidentifikasi dalam analisis pembelajaran, mengidentifikasi keterampilan yang harus dipelajari, kondisi di mana keterampilan akan didemonstrasikan, dan kriteria untuk tujuan pembelajaran yang sukses. 5. Mengembangkan Instrumen Penilaian Berdasarkan tujuan yang telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan penilaian yang sejajar dan mengukur kemampuan peserta didik untuk melakukan apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Penekanan utama ditempatkan pada hal berkaitan dengan jenis keterampilan yang diuraikan dalam tujuan dengan persyaratan penilaian. 6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran 19 Berdasarkan informasi dari lima langkah sebelumnya, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi strategi untuk digunakan dalam pembelajaran. Strategi digunakan untuk membantu perkembangan siswa dalam belajar yang mencakup kegiatan sebelum pembelajaran (menstimulasi motivasi dan memfokuskan perhatian), penyajian konten baru dengan contoh dan demonstrasi, kegiatan pembelajaran dan penilaian yang aktif, dan tindak lanjut kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan yang baru dipelajari untuk dilakukan dunia nyata. 7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran Langkah selanjutnya adalah menghasilkan bahan pembelajaran yang sesuai dengan strategi pembelajaran. Bahan pembelajaran biasanya terdiri dari panduan bagi peserta didik, materi pembelajaran, dan penilaian. 8. Mendesain dan Melakukan Evaluasi Formatif Setelah draft pembelajaran selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran dan menemukan kesempatan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih baik. 9. Revisi Langkah terakhir dalam desain dan pengembangan proses adalah melakukan revisi produk. Data dari evaluasi formatif berguna untuk mengetahui kekurangan produk dan selanjutnya digunakan memperbaiki kualitas produk. 10. Mendesain dan Melakukan Evaluasi Sumatif Langkah terakhir dalam pengembangan produk adalah melakukan evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif adalah evaluasi produk yang menghasilkan nilai absolut atau relatif dan terjadi setelah produk dievaluasi secara formatif dan direvisi. 4.5. Tahapan Penelitian Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh oleh peneliti atau pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model pengmbangn dalam memaparkan komponen rancangan produk yang dikembangkan. Dalam prosedur peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap langkah dalam pengembangan. 20 Langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Pada penelitian dan pengembangan ini akan menghasilkan suatu produk media pembelajaran blog. Tahap pengembangan Dick & Carey diadaptasi ke dalam penelitian pengembangan ini menjadi 4 tahap. Peneliti berusaha untuk menyesuaikan langkah pengembangan pembelajaran Dick & Carey dengan langkah pengembangan modul seperti halnya yang telah disampaikan dalam kajian teori. 4 langkah tersebut antara lain: 1. Tahap Analisis Kebutuhan Tahap ini bertujuan untuk mengkaji tujuan dari produk yang akan dikembangkan. Produk yang akan dikembangkan adalah modul. Peneliti akan melakukan analisis kurikulum untuk menentukan produk yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Analisis kurikulum akan menghasilkan tema yang disesuaikan dengan Kompetensi Dasar. Selain itu, tahap ini akan menentukan dan menetapkan modul yang akan dikembangkan dalam satu satuan program tertentu. Satuan program dapat diartikan sebagai satu tahun pelajaran, satu semester, atau hanya satu standar kompetensi. 2. Tahap Desain Produk Hasil dari analisis kebutuhan selanjutnya akan menentukan desain produk yang akan dikembangkan. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya (Sugiyono, 2013: 413). Tahap desain produk kegiatannya meliputi menentukan template blog, konsep penyampaian dan pengorganisasian materi, menu, widget, isi, gambar, dan video blog. Tahap ini akan menghasilkan desain produk awal berupa blog yang sebelumnya telah dilakukan penyusunan instrumen penilaian produk untuk dijadikan pedoman dalam mendesain produk. Produk berupa blog perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui kualitas dan kelayakannya. Uji produk adalah bagian dari rangkaian tahap validasi dan evaluasi. Produk akan dikonsultasikan kepada pakar/ ahli media pembelajaran, dan calon guru sejarah. 3. Tahap Validasi dan Evaluasi 21 Tahap ini merupakan tahapan inti yang berupa rangkaian penilaian pengembangan produk. Tahapan pra-validasi dilakukan dengan mengkonsultasikan produk awal kepada ahli media untuk mendapat masukan awal. Tahap pra-validasi berguna untuk menilai kelayakan produk sebelum dinilai oleh validator. Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk yang akan dikembangkan secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Ahli/ pakar melakukan validasi terhadap blog agar dapat diketahui kekurangan yang masih ada. Hasil dari validasi ahli/ pakar akan menjadi bahan untuk membuat revisi produk. Validasi terhadap desain awal dilakukan dengan cara meminta ahli/pakar yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang dirancang (Sugiyono, 2013: 302). Ahli pakar melakukan validasi terhadap produk sehingga akan menghasilkan evaluasi dan saran dalam pengembangan produk. Hasil dari evaluasi dan saran dari ahli/ pakar digunakan untuk memperbaiki dan merevisi produk yang sedang dikembangkan. Rangkaian selanjutnya dari tahap validasi dan evaluasi adalah tahap uji keterbacaan. Produk yang telah dinyatakan layak oleh ahli/ pakar selanjutnya diujikan kepada calon guru sejarah Universitas Siliwangi sebagai calon pengguna. Produk diterapkan ke dalam proses pembelajaran sejarah kontemporer eropa untuk kemudian calon guru sejarah menilai dan memberi masukan terhadap blog tersebut. Selain itu, uji keterbacaan juga dilakukan oleh sesama mahasiswa untuk mendapatkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan produk. 4. Tahap Produk Akhir Tahap ini akan menghasilkan produk akhir berupa blog yang sudah direvisi berdasarkan kritik dan saran dari tahap validasi dan evaluasi. Produk akhir siap diproduksi secara massal dan disebarkan sebagai blog dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini pengembangan hanya sampai pada tahap evaluasi formatif. Hasil dari evaluasi formatif dilakukan sebagai masukan atau input untuk memperbaiki produk awal. 22 TAHAP ANALISIS KEBUTUHAN Analisis Kompetensi Dasar Menetapkan Materi yang akan dikembangkan dalam blog TAHAP DESAIN PRODUK Produksi awal blog Penyusunan blog Menentukan template, menu, widget, isi, gambar, dan video TAHAP VALIDASI DAN EVALUASI Validasi Blog oleh ahli media pembelajar an Uji keterbacan siswa kelompok kecil Analisi dan revisi I Analisis dan revisi III Analisi dan revisi II Uji keterbacaan siswa kelompok besar TAHAP PRODUK AKHIR Media Pembelajaran Blog Kontemporer Eropa Gambar 4.1. Langkah-langkah penelitian R&D) 4.6. Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan berguna untuk memperoleh data yang dibutuhkan sesuai tujuan penelitian. Instrumen penelitian tersebut berupa lembar saran dan komentar serta kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2011:151). 23 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang diberikan kepada ahli media dan mahasiswa pendidikan sejarah angkatan 2016. Instrumen yang disusun berdasarkan keperluan pengumpulan data yang akan diberikan kepada ahli media sebagai instrumen kelayakan media digunakan untuk menganalisis desain media dan ketepatan materi, dan sebagai masukan dalam merevisi media juga untuk mendapatkan tingkat kelayakan media oleh ahli yang bersangkutan. Berikut adalah aspek penilaian dalam penyusunan media pembelajaran blog: (Tabel 4.1 aspek penilaian media pembelajarna blog ) No Pertanyaan Skor Penilaian 1 1 Kualitas tema blog 2 Bahasa yang digunakan mudah dimengerti 3 Bahasa yang digunakan tegas dan jelas 4 Kualitas gambar bagus sehingga dapat dilihat dengan jelas 5 Komposisi warna tulisan terhadap warna latar (background) 6 Teks dapat dilihat dengan jelas 7 Kemudahan memilih materi pada menubar 8 Visualisasi sesuai dengan materi 9 Nama domain mudah diingat 10 Kemudahan Navigasi untuk kembali ke halaman utama 11 Fasilitas searching dapat membantu dalam mencari materi yang diinginkan 12 Kemudahan dalam menggunakan blog 13 Video dalam materi dapat membantu menambah pengetahuan 14 Blog dapat membantu dalam memperkaya 24 2 3 4 pengetahuan ,termasuk sejarah kontemporer Eropa 15 Blog dapat membantu dalam mencari refrensi sumber belajar 4.7. Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yang memaparkan hasil pengembangan media pembelajaran blog yaitu langkah-langkah pembelajaran blog dan operasional menguji dalam tingkat mengembangkan kelayakan produk media untuk diimplementasikan pada mata kuliah sejarah kontemporer Eropa. Data yang diperoleh melalui instrumen penilaian pada saat uji coba dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif kualitatif. Dengan cara ini diharapkan dapat mempermudah memahami data untuk proses selanjutnya. Hasil analisis data digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk media yang dikembangkan. Data mengenai pendapat atau tanggapan peserta didikyang terkumpul melalui angket dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil angket dianalisis dengan kriteria sebagai berikut, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (2011:66), yaitu : (Tabel 4.2 Kategori Skala Likert) Penilaian Nilai Layak 4 Cukup Layak 3 Kurang Layak 2 Tidak Layak 1 Data yang terkumpul diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase dengan rumus sebagai berikut: Persentase = Skor yang diobservasi Skor yang diaharpkan X 100 % 25 atau dapat ditulis Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif yang diungkapkan dalam distribusi skor dan persentase terhadap kategori skala penilaian yang telah ditentukan. Setelah penyajian dalam bentuk persentase, langkah selanjutnya mendeskriptifkan dan mengambil kesimpulan tentang masing -masing indikator. Arikunto (2011) menjelaskan bahwa kesesuaian aspek dalam pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran dapat menggunakan tabel berikut: (Tabel 4.3 Kategori Skala Likert) Presentasi Pencapaian Interpretasi 76 - 100 % Layak 56 - 75 % Cukup Layak 40 - 55 % Kurang Layak 0 - 39 % Tidak Layak Dalam penilaian pengembangan media pembelajaran blog ini, penilaian ditentukan dengan nilai minimal cukup layak. Jadi, jika rata-rata penilaian oleh ahli materi dan ahli media, serta hasil uji penggunaan media oleh siswa dan guru menunjukkan hasil akhir cukup layak, maka pengembangan media pembelajaran blog pada penelitian ini dikategorikan layak digunakan dalam proses pembelajaran pada mata kuliah sejarah kontemporer Eropa. 26 BAB V HASIL YANG DICAPAI Pada bab ini dilaporkan tentang hasil yang sudah dicapai dalam rangkaian kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Februari 2017 sampai Juli 2017 di Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Siliwangi. 5.1. Persiapan Penyusunan Media Pembelajaran Dalam mempersiapkan media pembelajaran ini, hal pertama yang dilakukan adalah penyusunan dalam materi pembelajarannya dengan materi awal mengenai Jatuhnya Uni Soviet. Peneliti menggunakan refrensi/buku yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Tidak ada kesulitan untuk menyusun materi dari buku dalam negeri. Kesulitan terjadi saat penulis mencoba menyusun materi dengan acuannya dari buku luar negeri dan memang buku yang berasal dari luar negeri lebih lengkap materinya dibanding dalam negeri. Permasalahan yang dihadapi saat penyusunan materi dengan acuan buku luar negeri adalah bahasa yang digunakan berupa bahasa inggris, sehingga penulis harus terlebih dahulu menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan saat menterjemahkannya adalah dengan menggunakan google translate, tapi hasilnya tidak maksimal maka penulis menterjemahkan secara manual satu persatu untuk kata yang tidak dimengerti. Hasil terjemahan kemudian diorganisasikan sesuai topik bahasan dan disimpan ke dalam rancangan blog. Proses translasi bahasa ini membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk menyelesaikannya. Adapun file video yang penulis simpan dalam blog tersebut menggunakan bahasa Rusia dengan terjemahan bahasa Inggris karena kesulitan untuk menemukan yang berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris, jadi penulis merasa kekurangan refrensi untuk video pembelajaran mengenai Sejarah Kontemporer Eropa. Adapun selain materi pembelajaran yang sudah berhasil dipersiapkan, yaitu silabus, rencana pembelajaran semester, dan satuan acara perkuliahan. 27 Hal kedua, yaitu pembuatan media pembelajaran blognya dan dalam membuat media pembelajaran ini, penulis menggabungkan antara materi tulisan, gambar, dan video pembelajaran. Pembuatan blog ini nantinya akan dikembangkan sesuai dengan hasil kuisioner yang dibagikan kepada mahasiswa dan ahli media. 5.2. Perencanaan pengembangan media Perencanaan pengembangan media penbelajaran dimulai dengan penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian belajar, dan strategi pembelajaran yang akan dilakukan. Selanjutnya media pembelajaran dikembangkan melalui empat langkah, yaitu: 1. Mengumpulkan bahan pendukung Bahan-bahan pendukung ini, berupa materi dan gambar yang akan diajarkan, serta video pembelajarannya. 2. Melakukan penulisan artikel Setelah bahan-bahan pendukung seperti gambar, materi dan lain sebagainya terkumpul, dapat dilanjutkan untuk menulis blog setelah login di akun blognya dan untuk penelitian ini, peneliti membuat blog pada blogger.com dengan akunnya adalah akusedjarah.blogspot.co.id. Berikut ini adalah proses penulisan artikel pada akun blognya dengan materi runtuhnya Uni Soviet. 28 (Gambar 5.1 proses penulisan artikel blog) 3. Penerbitan Artikel Setelah tahap editing penulisan artikel selesai, maka tahap selanjutnya adalah melakukan penerbitan artikel di halaman blognya dan sebelum menerbitkan tulisan tersebut ditambahkan label sejarah kontemporer eropa pada edit html di akun blognya agar lebih tersusun dengan rapih dan mudah. Berikut adalah laman blog yang meunjukan artikel yang sudah melalui proses editing. (Gambar 5.2 Tampilan artikel pada blog) 4. Menguji Coba Produk Setelah bahan-bahan pendukung seperti gambar, materi dan lain sebagainya terkumpul, maka proses selanjutnya adalah menguji coba blog pada siswa dan ahli media pembelajaran. 5.2. Pengembangan Produk Hasil pengembangan media pembelajaran pada Mata Kuliah Sejarah Kontemporer Eropa ini ini diperoleh data-data, yaitu: 1. Data evaluasi tinjauan ahli media yang terdiri dari data hasil validasi dan hasil revisi dari ahli media. 29 2. Data evaluasi tanggapan pemakaian terbatas pada kelompok kecil yakni data hasil analisis dan hasil revisi. 3. Data evaluasi hasil tanggapan pemakaian lebih luas pada kelompok besar/uji lapangan yakni data hasil analisis. Validasi ahli media terhadap media pembelajaran meliputi aspektampilan bahasa, tata baahasa, kemudahan dalam penggunaan blog, dan kesesuaian materi. Hasil validasi para ahli dijadikan tolok ukur tentang layak tidaknya media pembelajaran untuk diujicobakan di lapangan. 5.3. Tinjauan Ahli Media Media pembelajaran blog yang dikembangkan ini divalidasi oleh ahli media. Validasi oleh ahli media meliputi 3 aspek yaitu aspek tampilan media, tata bahasa, dan kemudahan penggunaan blog. Data hasil validasi ahli media dapat dilihat pada tabel berikut: (Tabel 5.1 Tinjauan ahli media) N Aspek o 1 ∑ Bobot Frekuensi 1 2 Tampilan ∑ Butir Bobot % Max 3 4 3 1 13 4 16 81,25 1 2 11 3 12 91,6 2 2 14 4 16 87,5 3 1 13 4 16 81,25 Media 2 Tata Bahasa Bahasa 3 Kemudahan Penggunaan Blog 4 Kebermanfa atan Berdasarkan tabel penilai dari ahli media di atas bahwa hasil penilaian dari media pembelajran yang dibuat memiliki rata-rata nilainya 85,4 % sehingga dikategorikan sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran dengan mengacu pada tabel 4.3 skala Likert. 30 Dengan begitu peneliti akan menggunakannya dalam kegiatan pembelajaran di mata kuliah Sejarah Kontemporer Eropa. 5.4. Tanggapan Uji Coba Terbatas Tanggapan pemakaian terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil Tanggapan pemakaian terbatas dilakukan terhadap mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah. Tujuan dilakukannya tanggapan pemakaian terbatas yaitu untuk mengetahui kenyamanan pemakaian dan juga untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan atau kegagalan fungsional media pembelajaran. Adapun angket penilaian tanggapan pemakaian terbatas adalah sebagai berikut: 1. Kualitas tema blog 2. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti 3. Bahasa yang digunakan tegas dan jelas 4. Kualitas gambar bagus sehingga dapat dilihat dengan jelas 5. Komposisi warna tulisan terhadap warna latar (background) 6. Teks dapat dilihat dengan jelas 7. Kemudahan memilih materi pada menubar 8. Visualisasi sesuai dengan materi 9. Nama domain mudah diingat 10. Kemudahan Navigasi untuk kembali ke halaman utama 11. Fasilitas searching dapat membantu dalam mencari materi yang diinginkan 12. Kemudahan dalam menggunakan blog 13. Video dalam materi dapat membantu menambah pengetahuan 14. Blog dapat membantu dalam memperkaya pengetahuan ,termasuk sejarah kontemporer Eropa 15. Blog dapat membantu dalam mencari refrensi sumber belajar Tanggapan pemakaian terbatas dilakukan terhadap mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah yang terdiri dari 8 orang. Data hasil tanggapan pemakaian terbatas dapat dilihat pada tabel berikut: 31 (Tabel 5.2. Tanggapan hasil uji coba terbatas) No Aspek 1 1 ∑ Bobot Frekuensi Tampilan ∑ Butir Bobot % Max 2 3 4 5 14 13 104 4 128 81,25 2 14 9 79 3 96 82,29 2 16 14 108 4 128 84,37 1 11 20 115 4 128 89,84 Media 2 Penggunaa n Bahasa 3 Penggunaa n Blog 4 Manfaat Blog Hasil pengumpulan data tanggapan pemakaian terbatas ditinjau dari aspek (1) Tampilan media, memperoleh skor 104 dengan persentase mencapai 81,25 %, (2) Penggunaan Bahasa, memperoleh skor 79 dengan persentase mencapai 82,29%, (3) Penggunaan Blog, memperoleh skor 108 dengan presentase 84,37, dan (4) Manfaat Blog memperoleh skor 115 dengan presentase 89,84 %. Jumlah hasil pengumpulan data terbatas diperoleh skor 337,75 % dan rata-rata mencapai 84,43%. Dengan adanya hasil ini, maka selanjutnya adalah melihat tabel skala likert yang selanjutnya hasilnya adalah pada skala 4, maka dikategorikan sanagat layak untuk digunakan. Produk akhir yang dihasilkan dari penelitian pengembangan (research and development) ini adalah media pembelajaran blog untuk mata kuliah Sejarah kontemporer Eropa pada Materi Jatuhnya Uni Soviet. Proses pembuatan media pembelajaran Blog ini melalaui beberapa tahap, yaitu: pembuatan produk, validasi produk yang dibuat oleh ahli media. Dari hasil validasi kemudian dilakukan revisi sesuai saran yang diberikan. Setelah melakukan revisi sesuai yang disarankan oleh ahli ahli media kemudian dilakukan tanggapan pemakaian terbatas yang melibatkan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah FKIP Universitas Siliwangi. Tanggapan pemakaian terbatas dilakukan untuk meminimalisir kesalah-kesalah 32 atau kegagalan fungsional produk yang dibuat. Dari hasil dan saran tanggapan pemakaian terbatas tersebut dilakukan revesi untuk lebih menyempurnakan produk yang dibuat. Tanggapan pemakaian lebih luas dilakukan terhadap kelompok besar. Tanggapan pemakaian lebih luas ini dilakukan simulasi terhadap mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Tahun Akademik 2016. Maksud dan tujuan melakukan revisi pada produk atau media pembelajaran sesuai saran yang diberikan oleh ahli ahli media, tanggapan pemakaian terbatas dan tanggapan pemakaian lebih luas adalah untuk menghasilkan produk yang lebih sempurna dari sebelumnya serta menggali dan mencari beberapa aspek yang lazim digunakan dalam proses pengembangan produk yang meliputi: 1. Ketepatan materi atau bahan pembelajaran serta rancangan media yang dikembangkan. 2. Kualitas tampilan dan penyajian materi pada media yang dikembangkan. 3. Kemenarikan bahan ajar yang dapat memotivasi calon guru sejarah untuk belajar dengan menggunakan media pembelajaran 4. Membantu penyediaan sumber belajar yang dapat membantu calon guru sejarah dalam proses pemahaman konsep maupun pesan yang termuat dalam media pembelajaran yang dikembangkan. Berdasarkan dari data validasi ahli media serta data hasil tanggapan pemakaian terbatas dan tanggapan pemakaian lebih luas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran blog mata kuliah Sejarah kontempoere Eropa sangat layak untuk digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran calon guru sejarah. 33 BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Kegiatan yang dilakuan Setelah rancangan materi pembelajaran beserta perangkatnya selesai disusun, maka langkah penelitian selanjutnya adalah menganalisis hasil angket uji coba luas yang telah diberikan kepada masingmasing responden. Dari hasil tersebut dapat diketahui hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan atau direvisi dalam pembuatan blog ini. Data yang diperoleh melalui instrumen penilaian pada saat uji coba, dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif kualitatif. Dengan cara ini diharapkan dapat mempermudah memahami data untuk proses selanjutnya. Hasil analisis data digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk media yang dikembangkan. Data mengenai pendapat atau tanggapan peserta didik yang terkumpul melalui angket dianalisis dengan statistik deskriptif. Kegiatan selanjutnya, yaitu menyusun laporan hasil penelitian untuk dikumpulkan ke Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat dan Pemjaminan Mutu Pendidikan (LPPMPMP) dan penyusunan dalam bentuk jurnal untuk publikasi ilmiah ke dalam jurnal yang sudah memiliki ISSN di jurnal Candrasangkala Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 34 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan kegiatan penelitian yang sudah dilakukan, penulis dapat memberikan beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Kesulitan yang terjadi dalam mempersiapkan materi terutama yang bersumber dengan bahasa Inggris diperlukan solusi yang tepat agar lebih efisien 2. Angket yang sudah disebarkan maka harus dikaji dan diolah sebagai data untuk pembaharuan pengembangan blog. Penyebaran angket dan pengembangan blog akan dihentikan jika penyebaran angket sebelumnya atau tahap kedua hasilnya layak setelah pengolahan data dari ahli media pembelajaran dan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah angkatan 2016 pada mata kuliah Sejarah Kontemporer Eropa 7.2. Saran Berdasarkan kegiatan yang sudah dilakukan, maka ada beberapa saran yang dapat dilakukan pada saat penyusunan penelitian ini, yaitu: 1. Diperlukan rekan/partner untuk menterjemahkan sumber yang berhasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia karena jika hanya mengandalkan google translate maka hasilnya akan acak-acakan dan tidak sesuai dengan arti sesungguhnya 2. Diperlukan adanya komunikasi antara peneliti dengan ahli media agar penyusunan blog dapat berjalan dengan maksimal, sehingga tidak mengandalkan angket saja 35 DAFTAR PUSTAKA Adri, Muhammad. 2008. Guru Go Blog Optimalisasi Blog Untuk Pembelajaran. Padang: Elex Media Kompotindo. Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Arsyar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta. Asnawir, dan Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta Selatan: Ciputat Pers. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Dick & Carey. 2009. The Systematic Design of Instruction. New Jersey: Pearson Gilakjani, A. P., Ismail, H. N., & Ahmadi, S. M. 2012. The Effect of Multimodal Learning Models on Language Teaching and Learning. Theory and Practice in Language Studies.1(10), 1321-1327. Grossberg, Lawrence, Ellen Wartella, D.Charles Whitney, J.Macgregor Wise. 2002. Media Making : Mass Media in Popular Culture. America : Sage Publication. Hall, Macie. 2013. Using Blogging as a Learning Tool. [Online] Tersedia: http://ii.library.jhu.edu/2013/11/27/using-blogging-as-a-learning-tool/ 2013. [28 Januari 2017] Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press. Kristiyanti, Mariana. 2011. Blog Sebagai Media Pembelajaran. Majalah Ilmiah INFORMATIKA 2.2. 33-45. Pratama, Erik. 2012. Blog sebagai media pembelajaran. [Online] Tersedia: http://www. scribd.com/doc/15877619/Blog-sebagai-media-Pembelajaran. [28 Januari 2017] 36 Putra, Nusa. 2011. Research and Development. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rokhman, Sardiman dan Pramandanu. 2015. Pengembangan Media Blog Sejarah Untuk Pembelajaran Sejarah di SMA. Istoria. Vol 10. No. 2. Sadiman, Arief S. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas. Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung: Sinar Baru Baru. Sudrajat, Ajat, dan Zulkarnain. 2015. Pengembangan Media Blog Sejarah Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Istoria. 11. 1. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Wibowo, Bagus Tri. 2012. Blog Sebagai Media Pembelajaran. [Online] Tersedia: http://www.scribd.com/doc/106615685/Blog-Sebagai-MediaPembelajaran [18 Juli 2017] 37 LAMPIRAN Lampiran 1 (Gambar 1 Proses pembelajaran menggunakan blog) 38 Lampiran 2 (Gambar 2 Tampilan beranda blog) 39