ABSTRAK DUDDY FACHRUDIN. 10050007057. Studi Deskriptif Mengenai Keikhlasan Pada Relawan Aktif Keluarga Besar Rumah Impian Indonesia Yang Berkontribusi Pada Tiga Rangkaian Program “X”. Terdapat fenomena para relawan aktif Keluarga Besar Rumah Impian Indonesia (KBRII) sebanyak 5 (lima) orang yang berkontribusi dan bersedekah pada 3 (tiga) rangkaian program “X”. Mereka adalah anggota KBRII yang kuliah di fakultas Psikologi Unisba pada semester II (dua) dan IV (empat) yang bersedekah dan berkontribusi baik tenaga, waktu, dan materi di 3 (tiga) rangkaian program “X”. Para relawan aktif tersebut masih dalam usia remaja akhir, di mana terjadi transisi dari egosentrisme ke arah mempedulikan kehidupan orang lain. Berkontribusi secara sosial atau sedekah adalah suatu bentuk tingkah laku mempedulikan orang lain. Namun, permasalahannya adalah bentuk amal tersebut akan diterima oleh Allah Swt. jika kontribusi dan sedekah tersebut dilakukan dengan ikhlas, yaitu karena Allah atau mengharapkan ridha-Nya. Menurut Qaradhawi, Ikhlas adalah keinginan untuk mendapatkan ridha Allah dengan melakukan suatu amal dan membersihkannya dari segala kepentingan, baik yang bersifat pribadi maupun duniawi. Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keikhlasan seseorang ada 5 (lima) faktor, yaitu: 1) Memiliki ilmu yang luas dan mendalam; 2) Berteman dan bergaul dengan orang-orang ikhlas; 3) Membaca riwayat hidup orang-orang ikhlas; 4) Berjuang melawan hawa nafsu; 5) Berdo’a memohon pertolongan dari Allah. Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan keikhlasan para relawan aktif KBRII yang berkontribusi pada tiga rangkaian program “X” sesuai teori keikhlasan oleh Qaradhawi. Terdapat 12 (dua belas) indikator keikhlasan yang kemudian dikembangkan menjadi alat ukur wawancara (guidline) keikhlasan: 1) Takut/ menghindari akan ketenaran (riya’); 2) Mempertanyakan diri sendiri atas amal yang diperbuat; 3) Beramal sembunyi-sembunyi atau tidak mau diketahui oleh orang lain; 4) Tidak mencari pujian; 5) Tidak mempedulikan posisi atau jabatan yang dipegang, karena apapun posisinya mendapatkan amal yang sama; 6) Sabar atas proses yang ditempuh; 7) Gembira dengan adanya rekan atau teman yang saling membantu; 8) Menginginkan amal yang dilakukan lebih digunakan untuk hal lebih bermanfaat; 9) Menghindari bahaya ujub dan waspada dari menganggap diri suci; 10) Tidak kikir memuji relawan yang pantas dipuji atau siapapun yang terlibat selama program “X”; 11) Suka dan benci karena Allah, bukan karena nafsu; 12) Mengharapkan ridha Allah. Hasil dan pembahasan penelitian menunjukkan masih terdapat percampuran niat atau motif dalam berkontribusi, ini terkait dengan fungsi mereka sebagai relawan, yang memiliki niat untuk mendapat pengalaman, mengekspresikan kasih sayang, mendapatkan persetujuan sosial, mengembangkan karir, dan mengalihkan perhatian dari masalahnya. Dari hal tersebut, maka gambaran keikhlasan para relawan aktif tersebut masih dalam proses filterisasi ke arah ikhlas yang murni. Selain itu, ditemukan juga perilaku prososial dan altruisme pada para relawan aktif, dan hampir sebagian besar kondisi keikhlasan mereka dalam tiga rangkaian program “X” diawali dari pengekspresian fungsi nilai yang berkaitan dengan kedua perilaku tersebut. Disamping pengekspresian fungsi nilai, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi keikhlasan para relawan aktif KBRII, yaitu faktor pendidikan, figur teladan, dan membaca buku-buku bermakna ikhlas. Keyword: ikhlas, relawan aktif, tiga rangkaian program “X”