Jurnal Meti Dian Herawati 10030046

advertisement
UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA ANAK USIA DINI MELALUI
METODE STORYTELLING
( Studi Deskritif Di Kober Bunga Alami Cimahi)
Oleh
Meti Dian Herawati
Nim: 10030046
ABSTRAK
Anak usia dini memerlukan banyak sekali informasi untuk mengisi pengetahuannya agar siap menjadi
manusia sesungguhnya. Dalam hal ini membaca merupakan cara untuk mendapatkan informasi karena pada saat
membaca maka seluruh aspek kejiwaan manusia terlibat dan ikut serta bergerak. Kemampuan membaca anak
usia dini umumnya masih relatif kurang karena pendidikan usia dini merupakan awal atau permulaan anak
belajar membaca. Anak usia dini umumnya enggan untuk membaca sesuatu yang bersifat abstrak.
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran emperik tentang upaya guru dalam meningkatkan
minat baca anak usia dini melalui metode storytelling. Proses bercerita dari buku yang sudah dibaca ini sangat
berperan positif dalam meningkatkan dan menumbuhkan rasa percaya diri mereka.
Rumuskan masalah penelitian ini adalah : “Bagaimana upaya tutor dalam meningkatkan minat baca
anak usia dini melalui Metode Storytelling di Kober Bunga Alami Kecamatan Cimahi Tengah Kota
Cimahi ?”.
Minat membaca meliputi perasaan senang terhadap buku bacaan, kesadaran akan manfaat membaca,
jumlah buku bacaan yang pernah dibaca, dan perhatian terhadap buku bacaan (Sinambela dalam Rahayu,
2009).Dalam kegiatan storytelling, proses bercerita menjadi sangat penting karena dari proses inilah nilai atau
pesan dari cerita tersebut dapat sampai pada anak. Menurut Morrow dalam Tompkins ( 2005;15 ) menyatakan
bahwa : “Storytelling dapat memberi kesenangan dan merangsang imajinasi anak”.
Penelitian ini menggunakan metode deskritif. Pada saat kegiatan pembelajaran tutor menggunakan
metode storytelling untuk meningkatkan baca anak. Adapun teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam
menganalisis hasil penelitian, penulis pergunakan teknik observasi, wawancara, angket dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi tutor untuk lebih meningkatkan metode kegitan bercerita
menjadi lebih baik. Sekolah sebaiknya menambah bahan perpustakaan yang dimiliki serta menampilkan cerita
melalui media yang beraneka ragam. Berdasarkan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa upaya tutor
dalam meningkatkan minat baca cukup berhasil karena minat baca melalui metode storytelling mampu membuat
perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya maupun aspek sikapnya dengan tujuan
untuk memperbaiki mutu pendidikan agar di percaya masyarakat luas sesuai dengan program yang telah
dirancang yang diharapkan akan mencapai pula tujuan pendidikan nasional.
Kata Kunci: Storytelling, meningkatkan Minat baca
A. PENDAHULUAN
Sesuai dengan Pasal 1 UU RI No. 20 Tahun
2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara (Depdiknas, 2007: 2)
Anak usia dini memerlukan banyak sekali
informasi untuk mengisi pengetahuannya agar siap
menjadi manusia sesungguhnya. Dalam hal ini
membaca merupakan cara untuk mendapatkan
informasi karena pada saat membaca maka seluruh
aspek kejiwaan manusia terlibat dan ikut serta bergerak.
Hasilnya otak yang merupakan pusat koordinasi pun
bekerja keras menemukan hal-hal baru yang akan
menjadi pengisi memori otak sekaligus menjadi bekal
pertumbuhan ( Adi Susilo, 2011: 13).
Membaca pada era globalisasi informasi ini
merupakan suatu keharusan yang mendasar untuk
membentuk perilaku seorang siswa. Dengan membaca
seseorang dapat menambah informasi dan memperluas
ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Tetapi tanpa
adanya minat, anak tidak akan tertarik untuk membaca.
Minat merupakan faktor yang sangat penting yang ada
dalam diri manusia. Meskipun motivasinya sangat kuat,
tetapi jika minat tidak ada tentu kita akan melakukan
sesuatu yang dimotivasikan pada kita. Begitu pula
halnya kedudukan minat dalam membaca menduduki
tingkat teratas, karena tanpa minat seseorang sukar
akan melakukan kegiatan membaca (Tarigan, 1990 ).
Kemampuan membaca anak usia dini umumnya
masih relative kurang karena pendidikan usia dini
merupakan awal atau permulaan anak belajar membaca.
Anak usia dini umumnya enggan untuk membaca
sesuatu yang abstrak. Selain itu tuntutan oaring tua
yang menginginkan anak cepat bisa membaca.
Untuk itu kebiasaan membaca harus
ditanamkan sejak dini, karenanya sangat penting untuk
menanamkan pada anak-anak agar suka membaca
sedari dini. Dalam kegiatan membaca ini sebaiknya
anak-anak juga didorong untuk menceritakan kembali
apa yang telah dia ketahui dari buku yang telah ia baca
(Storytelling). Proses bercerita dari buku yang sudah
dibaca ini sangat berperan positif dalam meningkatkan
dan menumbuhkan rasa percaya diri mereka. Hal ini
juga akan melatih kemampuan mental dan kemauan
berbicara anak, terutama didepan orang banyak.
Tutor memerlukan cara untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan
oleh tutor adalah dengan menggunakan media yang
dapat merangsang minat baca anak didik dalam
membaca. Media yang dapat digunakan salah satunya
adalah metode Storytelling. Storytelling merupakan
sebuah seni bercerita yang dapat digunakan sebagai
sarana untuk menanamkan nilai-nilai pada anak yang
dilakukan tanpa perlu menggurui sang anak. Dan untuk
dapat tampil maksimal dalam storytelling adalah harus
banyak membaca sumber–sumber informasi, karena
dalam kegiatan storytelling ini merupakan kolaborasi
antara sumber bacaan, imajinasi, daya pikir, daya ingat
seseorang. Kegiatan ini sangat baik diterapkan terhadap
anak-anak yang akan berdampak pada peningkatan
minat baca anak-anak, karena anak-anak dituntut untuk
dapat menceritakan kembali hasil dari bacaan tersebut.
Dalam kegiatan storytelling, proses bercerita
menjadi sangat penting karena dari proses inilah nilai
atau pesan dari cerita tersebut dapat sampai pada anak.
Proses inilah yang menjadi pengalaman seorang anak
dan menjadi tugas gurulah untuk menampilkan kesan
menyenangkan pada saat bercerita. Storytelling dengan
media buku dapat digunakan pencerita yang dalam hal
ini adalah tutor PAUD untuk memberikan pengalaman
yang menyenangkan terhadap buku. .Banyak
diantaranya tidak menyadari bahwa cara mengajar
kepada anak dapat menimbulkan kesan tidak
menyenangkan pada saat mengenal buku. Melalui
storytelling, seorang anak akan belajar membaca tanpa
perlu merasa dipaksa untuk melakukannya
Latar belakang penulis mengangkat tema
tersebut
karena
storytelling
berfungsi
untuk
memperkenalkan anak-anak agar lebih mencairkan
suasana dalam merangsang minat baca di usia dini.
Menurut Joseph Frank yang dikutip oleh (Asfandiyar,
2007: 6), storytelling merupakan salah satu cara yang
efektif untuk mengembangkan aspek-aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (perasaan), sosial,dan aspek
kognitif (penghayatan) anak-anak. Tema tersebut sangat
menarik untuk diigali mengingat storytelling dapat
diterapkan sejak lama dalam kurikulum pendidikan di
Indonesia. Tujuan utama dalam metode storytelling ini
adalah untuk meningkatkan minat baca anak.
Bagaimana upaya tutor dalam meningkatkan
minat baca pada anak usia dini, hal ini merupakan
kajian yang menarik yang diangkat ke dalam kajian
penelitian, sehingga penulis merumuskan judul sebagai
berikut :
“Upaya Tutor Dalam Meningkatkan Minat Baca Anak
Usia dini Melalui Metode Storytelling“
B. KAJIAN TEORI DAN METODE
1. Kajian Teori
a. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD adalah
jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar
yang merupakan
suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 28
ayat 1) yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan
informal.
Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan
oleh sebuah lembaga pendidikan dalam melaksanakan
pendidikan anak usia dini. Prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa
berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini
adalah anak yang sedang membutuhkan upayaupaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi
semua aspek perkembangan, baik perkembangan
fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa,
motorik, dan sosio-emosional.
2. Belajar Melalui Bermain
Bermain merupakan sarana belajar anak usia dini.
Melalui bermain, anak diajak untuk bereksplorasi,
menemukan, memanfaatkan dan mengambil
kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.
3. Lingkungan yang Kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa
sehingga menarik dan menyenangkan dengan
memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang
dapat mendukung kegiatan
belajar melalui
bermain.
4. Menggunakan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran pada anak usia dini harus
menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang
dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus
menarik dan membangkitkan minat anak dan
bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak
mampu mengenal berbagai konsep secara mudah
dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah
dan bermakna bagi anak.
5. Mengembangkan Berbagai Kecakapan Hidup
Mengembangkan keterampilan hidup dapat
dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal
ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong
diri sendiri, mandiri, bertanggung jawab dan
memiliki disiplin diri.
6. Menggunakan Berbagai Media Edukatif dan
Sumber Belajar
Media danb sumber pembelajaran dapat berasal dari
lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang
sengaja disiapkan oleh pendidik / guru.
7. Dilaksanakan secara Bertahap dan Berulang-ulang
Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya
dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep
yang sederhana dan dekat dengan anak, agar konsep
dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru
menyajikan kegiatan-kegiatan yang berulang.
Dongeng dan cerita / kisah adalah salah satu
metode yang efektif untuk pembelajaran. Metode ini
disukai oleh anak-anak, remaja, bahkan orang yang
sudah tua sekalipun. Selain memberikan pengetahuan
dan contoh teladan yang bisa diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari, cerita juga sangat menghimbur.
b. Konsep Dasar Minat Baca
Pengertian minat menurut Drs. Moh. Uzer
Usman dalam buku Menjadi Guru Profesional edisi
kedua tahun 1995 :
“Minat merupakan suatu sifat yang relative menentap
pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya
terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan
melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa
minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Misalnya seorang anak menaruh minat terhadap bidang
kesenian, maka ia akan berusaha untuk mengetahui
lebih banyak tentang kesenian”.
Minat membaca meliputi perasaan senang
terhadap buku bacaan, kesadaran akan manfaat
membaca, jumlah buku bacaan yang pernah dibaca, dan
perhatian terhadap buku bacaan (Sinambela dalam
Rahayu, 2009).
Ditengah keberhasilan pemerintah dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan, salah satu masalah
yang masih terlihat adalah mengenai minat baca anak.
Minat membaca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan
sejak anak masih kecil sebab minat membaca pada
anak tidak akan terbentuk dengan sendirinya, tetapi
sangat dipengaruhi oleh stimulus yang diperoleh dari
lingkungan tempatnya berinteraksi anak tersebut.
Metode penelitin yang digunakan peneliti
dalam meningkatkan minat baca anak usia dini melalui
metode storytelling di Kober Bunga Alami, yaitu
dengan menggunakan metode deskritif, dengan teknik
pengumpulan data observasi, wawancara, angket dan
studi dokumentasi. Metode deskritif pada umumnya
dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan
subjek yang di teliti secara tepat.
c. Metode Storytelling Pendidikan Anak Usia Dini
Storytelling disebut juga bercerita
atau
mendongeng seperti yang dikemukakan oleh Malan, (
1991 ) bahwa :
“Mendongeng adalah bercerita berdasarkan tradisi
lisan dan Storytelling merupakan usaha yang dilakukan
oleh pendongeng dalam menyampaikan isi perasaan,
buah pikiran atau sebuah cerita kepada anak – anak
secara lisan”.
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Metode cerita atau story telling sudah terbukti
mampu memberikan pemahaman kepada anak-anak
dengan mudah. Sebagaimana yang dilakukan oleh
manusia yang paling mulia, Rasulullah Muhammad
SAW, di saat beliau memberikan pengajaran kepada
anak didiknya. Aktivitas storytelling memberi
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan
berbahasa atau keterampilan berbicara. Morrow dalam
Tompkins (2005: 15) menyatakan bahwa “ Storytelling
dapat memberi kesenangan dan merangsang imajinasi
anak”.
2. Metode Penelitian
Metode adalah cara kerja untuk dapat
memahami suatu objek, Kartini Kartono (1980: 15-16)
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan metoda
penelitian adalah “cara-cara berfikir yang disiapkan
dengan baik untuk mencapai satu tujuan penelitian”.
Selanjutnya yang dimaksud dengan penelitian deskritif
menurut Riyanto (2001: 19) adalah “ Penelitan yang
diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta
atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat,
mengenai sifat populasi atau daerah tertentu”. Dalam
penelitian deskritif akan dilakukan penggalian data
secara mendalam dan menganilis secara intensif faktorfaktor yang terlibat di dalamnya.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil data dari pengelola dan tutor
Kober Bunga Alami di kecamatan Cimahi Tengah Kota
Cimahi. Adapun kondisi geografisnya berada di Jl. H.
Tajuddin No.97 B Kelurahan Karang Mekar, di tengah
pusat kota
Cimahi dengan mata pencaharian
orangtuanya
adalah
pedagang
dan
tingakat
pendidikannya SMP dan SMA. Berdirinya Kober
Bunga Alami pada tahun 2006 dengan jumlah murid 35
anak. Seiring dengan berjalannya waktu banyak yang
menitipkan anaknya sampai tahun ajaran 2012-2013
jumlah anak di Kober Bunga Alami 44 anak. Dengan
banyak pertimbangan oleh pengelola maka Kober
Bunga Alami dikelompokkan menurut umur, akhirnya
dibagi waktunya untuk usia 5-6 tahun sekolah pagi dan
usia 4-5 tahun sekolah siang.
2.
Hasil Analisis Data
a. Minat Baca Anak Usia Dini di Kober Bunga
Alami.
Minat baca di Kober Bunga Alami relatif masih
kurang, mereka lebih senang mencari hiburan pada
acara di TV, warnet, mall,play stasion atau tempat
hiburan lainnya di banding membaca buku. Hambatan
utama untuk menumbuhkan minat baca pada anak
adalah minimnya akses orangtua terhadap buku. Buku
masih menjadi barang mahal bagi sebagian besar
orangtua. Orang tua akan merasa keberatan untuk
menyisihkan jatah hidupnya untuk membeli buku.
Ditengah keberhasilan pemerintah dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan, salah satu masalah
yang masih terlihat adalah mengenai minat baca anak.
Oleh karena itu, orangtua dan tutor patut dijadikan suri
teladan guna merangsang tumbuhnya perilaku gemar
membaca.
Penataan desain perpustakaan yang menarik,
terutama susunan koleksi buku, tata ruang dan asesoris
disesuaikan dengan usia anak-anak serta eye catching
menjadikan perpustakaan lebih digemari oleh anakanak sejak dini. Anak yang mempunyai motivasi yang
tinggi terhadap membaca dan mempunyai minat yang
tinggi pula terhadap kegiatan membaca diberikan
reward. Dengan fasilitas perpustakaan yang ada di
Kober Bunga Alami akan menumbuhkan minat baca
anak.
Agar anak tidak bosan membaca, anak-anak
diberi buku-buku lucu dan berwarna warni, serta bacaan
sesuai usianya. Walaupun masah ada yang belum
tertarik dengan buku namun tutor Kober Bunga Alami
memberikan motivasi kepada anak melalui buku-buku
dan gambar-gambar agar menarik minat anak.
b. Upaya tutor dalam meningkatkan minat baca
melalui metode storytelling di Kober Bunga
Alami
Melalui proses pembelajaran di Kober Bunga
Alami dengan kegiatan yang menyenangkan bagi anakanak, diharapkan dapat merangsang dan memupuk
kreatifitas anak. Sesuai dengan potensi yang
dimilikinya untuk pengembangan diri sejak usia dini.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
sebagian pendapat yang mengatakan bahwa proses
pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai
interaksi dan pengalaman belajar.
Dalam proses mendidik, menghargai anak menjadi
sangat penting, menghargai bearti memberikan harga,
dengan kata lain memberikan penilaian yang baik.
Aktifitas storytelling memberi kesempatan
untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan
keterampilan berbicara. Morrow dalam Tompkins
(2005 : 15) menyatakan bahwa “Storytelling dapat
member kesenangan dan merangsang imajinasi anak”.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Kober
Bunga Alami metode storytelling dilaksanakan dalam
upaya memberikan keterangan atau penjelasan tentang
hal baru dalam rangka penyampaian pembelajaran yang
dapat mengembangkan pencapaian perkembangan dan
pertumbuhan anak.
Berdasarkan hasi analis data di atas, maka tutor
Kober Bunga Alami membuat Rencana Kegiatan
Harian (RKH) dan merumuskan tujuan utama dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode storytelling
untuk menarik minat baca anak. Alat peraga atau
media dipersiapkan sebaik mungkin atau semenarik
mungkin.
Upaya Tutor dalam meningkatkan minat baca
pada anak-anak di Kober Bunga Alami Cimahi melalui
metode storytelling, dilakukan dengan cara:
1. Memilih jenis atau judul cerita ( disesuaikan
dengan tema pembelajaran)
2. Penguasaan cerita
3. Menentukan teknik bercerita, yaitu bercerita dengan
buku, alat atau tanpa alat
4. Menyiapkan alat peraga ( buku cerita, bonela
tangan, spidol dan papan tulis, dll )
5. Tempat kegiatan cerita : diluar kelas atau di dalam
kelas
6. Pengaturan posisi anak
7. Menentukan waktu bercerita
8. Memilih waktu penyampaian kegiatan bercerita
9. Mengadakan evaluasi di akhir kegiatan bercerita
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian
metode deskriptif
kualitatif yang penulis lakukan tentang Upaya Tutor
dalam Meningkatkan Minat Baca Anak Usia Dini
Melalui Metode Storytelling, maka diambil kesimpulan
sebagai jawaban dari perumusan masalah yang
diajukan.
Kegiatan Storytelling di Kober Bunga Alami
Cimahi dapat meningkatkan minat baca anak usia dini.
Dalam penelitian ini diambil responden yaitu semua
kelompok B sebanyak 20 anak yang mengikuti
kegiatan bercerita di kelas.
Peningkatan kegiatan bercerita dapat dilihat dari aspek:
a. Pemanfaatan alat peraga serta buku sebagai alat
bercerita lebih maksimal. Dengan frekuensi yang
teratur minat baca dan kemampuan membaca anak
akan tumbuh, karena pada umumnya anak akan
mudah mengingat melalui gamabar,cerita dan alat
peraga seperti misalnya menggunakan buku atau
boneka tangan.
b. Jenis kegiatan ini lebih digemari oleh anak, karena
kegiatan storytelling merupakan kegiatan yang
paling tepat dalam meningkatkan minat baca anak
di Kober Bunga Alami kelompok B dan media
yang paling digemari untuk menyampaikan cerita
adalah melalui alat peraga, karena mereka lebih
bisa mengimajinasikan para tokoh
yang
memainkan cerita melalui peraga sehingga lebih
bisa menangkap maksud dan isi cerita.
c. Fasilitas dalam pelaksanaan kegiatan bercerita yang
dimanfaatkan siswa, dilihat dari fasilitasnya sudah
cukup lengkap, siswa merasa nyaman mengikuti
bercerita di kelas.
Dengan demikian bercerita ada beberapa manfaat yang
dapat diambil antara lain:
a. Menambah dan kreatifitas dan imajinasi siswa
b. Mendorong siswa agar dapat membaca dan lebih
tertarik membaca buku
c. Menangkap pengalaman dan pelajaran dengan
lebih mudah melalui cerita.
lanjutan ceritanya atau memberikan alternatif buku
cerita lain.
e. Mengakhiri kegiatan bercerita dengan evaluasi,
memberikan reward penguatan berupa pujian atau
pemberian stiker bintang, agar kegiatan bercerita
berikutnya anak-anak bersikap lebih baik lagi dan
dapat menjawab pertanyaan-peetanyaan dari cerita
tersebut atau dapat menceritakan kembali.
2.
IGTKI-PGRI, (1997), Metodik Khusus Mengajar
,Cimahi
Saran
Berdasarkan kesimpulan
yang telah
dikemukakan di atas, maka ada beberapa saran yang
ditujukan pada pihak-pihak yang terkait:
a. Sebaiknya kegiatan bercerita diadakan setiap hari,
untuk menumbuhkan minat dan kemampuan anak
dalam membaca.
b. Menambah koleksi bahan pustaka yang lebih
lengkap, terutama buku cerita agar anak
mempunyai lebih banyak alternatif bahan bacaan.
c. Menampilkan cerita melalui media yang beragam
(menambah variasi teknik dalam bercerita) agar
anak tidak cepat merasa bosan dalam mengikuti
kegiatan bercerita.
d. Lebih memperhatikan perkembangan siswa setelah
mengikuti kegiatan bercerita, yaitu tutor
mengevaluasi setelah kegiatan bercerita selesai,
yaitu dengan cara memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menceritakan kembali isi atau cerita
yang telah disimak. Jadi dapat diketahui apakah
anak mengerti jalan cerita yang diceritakan atau
tidak. Selain itu juga menawarkan buku cerita
kepada anak, apakah anak tertarik untuk membaca
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Alma Buchari.dkk, (2009) Guru Profesional
Menguasai
Metode
dan
Terampil
Mengajar, Bandung: Penerbit Alfabeta.
Asmani Ma’mur Jamal. (2009). PAUD,
Manajemen Strategis Pendidikan anak Usia
Dini. Penerbit Diva Press.
Baca
Anak,
http;//Perpusmas.blogspotcom/2010/11/Story-telling-MeningkatkanMinat-Baca..html.
Chatib Munif, (2012), Orangtuanya Manusia.
Bandung: Penerbit Khaifa
Gee Robyn, Menghibur dan Mendidik Anak Kecil,
Penerbit Periplu
IGTKI, Metode dan Terampil Mengajar,(2009),
Cimahi
Kusumastuti Nurcahyani Dina. (2010). Pengaruh
Kegiatan
Storytelling
terhadap
pertumbuhan
minat
baca
siswa.
http;//www;Pemurtaka.com/SkripsiPengaruh Kegiatan-Storytelling.html
Karyono Hari. (2007). Menumbuhkan Minat Baca
sejak usia dini. Malang:
Jurnal
perpustakaan sekolah.
Kak Bimo.wordpress.com/makalah-ringkas
Latif Abdul Muhammad. (2012), The Miracle of
Story Telling, Mencerdaskan anak dengan
dongeng dan cerita, Jakarta: Penerbit
Dzkikrul Hakim
Leonhardt Mary. (1999). 99 Cara menjadikan
Anak
Anda
Keranjingan
Membaca,
Bandung: Penerbit Kaifa.
Munir Abdulah. (2012). Super Teacher.
Yogyakarta: Penerbit PT Pusaka Insan
Madani
Makalah Seminar . Turut membangun karakter
melaui
cerita.
http;//
Kak
Bimo.wordpress.com/makalah-ringkas
IGTKI, Metode dan Terampil Mengajar,(2009),
Cimahi
Melati Risang. (2012), Kiat Sukses Menjadi Guru
PAUD
Yang Disukai Anak-anak,
Jogjakarta: Penerbit Araska.
Prakoso Awam. (2012). Kampung Dongeng.
Jakarta: Penerbit PT Wahyu Media
Rimbaca Dika. (2012). Menumbuhkan Minat Baca
Anak.
http;//
Pikarimbaca,blogspot.com/2012/04/
Menumbuhkan-MinatBaca-PadaAnak.html
R.Putra Sareb Masri. (2002),Menumbuhkan
Minat Baca Sejak Dini, Penerbit Indeks.
Santoso Hari, (2008). Membangun minat baca
anak usia dini melalui penyediaan buku
bergambar Malang: Makalah.
Santi Danar Santi, (2009), Pendidikan Anak Usia
Dini Antara Teori dan Praktek, Jakarta:
Penerbit Indeks.
Sujiono Nurani Yuliani Nurani. (2009), Konsep
Dasar Anak Usia Anak Dini,Indeks, Jakrta:
PT Indeks.
Usman Uzer Moh. (2000). Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Penerbit PT Remaja
Rosdakarya.
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 ,
Tentang Sistem Pendidfikan Nasional .
Jakarta, Penerbit Biro Hukum &
Organisasi.Diknas
Perpustakaaan dan Masyarakat, Storytelling
Meningkatkan Minat Baca Anak Usia Dini
Putra Nusa dan Lestari Dwi Ninin. (2012),
Penelitian Kualitatif PAUD, Jakrta:
Penerbit PT Raja Grafindo Persada.
Yusriana Ajeng. (2012). Kiat-kiat Menjadi Guru
PAUD Yang Disukai Anak-anak.Jogjakarta:
Penerbit Diva Press.
Download