Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 (Edisi Khusus) ISSN 0854-2172 PENINGKATAN PEMAHAMAN SEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW MELALUI PENDEKATAN TEBAK KATA Bisri SD Negeri Pagumenganmas, Kabupaten Pekalongan, Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui apakah model pembelajaran Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW, (2) Mengetahui apakah model pembelajaran Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam memahami materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Metode pengambilan data menggunakan metode tes dan non tes. Metode non tes yang digunakan yaitu observasi, dan dokumentasi. Alat pengambilan data yang digunakan berupa soal-soal tes dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan metode Cooperatif Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilihat dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada siklus II, dan penerapan metode Cooperatif Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas pada saat pembelajaran. © 2016 Dinamika Kata Kunci: Cooperative Learning; Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW; Tebak Kata PENDAHULUAN Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Majid dan Andayani, 2006). Arifin (2008) mendefinisikan pendidikan Islam sebagai usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Menurut Moh. Roqib (2009), pendidikan Islam pada dasarnya adalah usaha atau proses perubahan dan perkembangan manusia menuju ke arah yang lebih baik dan sempurna. Pembelajaran konvensional memang tidak bisa memberikan hasil yang maksimal. Fakta mengatakan bahwa hasil belajar Pendidian Agama Islam khususnya materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW bagi siswa kelas IV SD tahun pelajaran 2015/2016 rata-rata nilainya 53. Ini terbukti dari hasil ulangan harian selama tiga kali yang ada dalam buku daftar nilai. Ulangan harian pertama pada tanggal 21 Agustus 2015 materi peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW, diikuti PENINGKATAN PEMAHAMAN SEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW MELALUI PENDEKATAN TEBAK KATA Bisri 9 oleh 22 siswa, nilai tertinggi 77 nilai terendahnya 27 dengan rata-rata 52. Ulangan harian kedua materi Nisab/keturunan Nabi Muhammad SAW pada tanggal 4 September 2015 diikuti oleh 21 siswa (1 siswa sakit) nilai tertinggi 79 sedangkan nilai terendahnya 30 dengan rata-rata 54,4. Pada ulangan harian yang ketiga materi kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW, diikuti oleh 22 siswa pada tanggal 11 September tahun 2014 nilai tertinggi 7,6 dan nilai terendah 3,0 dari ketiga ulangan harian di atas rata-rata hanya 5,3. Jika diperhatikan kondisi hasil belajar siswa yang demikian itu dikarenakan tidak adanya usaha untuk melakukan inovasi-inovasi pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang menarik karena guru selalu menggunakan model pembelajaran konvensional, sehingga siswa cenderung merasa bosan, jenuh dan lelah serta tidak tertarik dengan materi dan ketika diakhiri dengan tes formatif atau tugas PR hasilnya jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan suatu pra study ternyata ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam memahami sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW, semester I tahun 2015/2016 menunjukkan fenomena kemampuannya rendah, ini bisa dilihat dari rumusan KKM untuk KD tersebut tercatat memiliki kompleksitas 65, daya dukung 85, intake 65. Rata-rata 71,66 akan tetapi dari jumlah siswa 22 hanya 7 siswa yang bisa melampauinya, hal ini memiliki kesamaan dengan kondisi tahun sebelumnya. Seiring dengan pemikiran di atas peneliti sadar bahwa dalam menyampaikan materi pelajaran tentang kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW, perlu menggunakan model pembelajaran yang menarik agar siswa menjadi berminat atau tertarik untuk belajar, pembelajaran yang bisa mempermudah untuk menanamkan konsep-konsep dalam ingatan siswa yakni pembelajaran Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata. Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosisal yang secara sengaja diajarkan (Abdurrahman & Bintoro, 2000). Cooperative Learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri, Solihatin (2008). Menurut Purnomo, pembelajaran Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki. Permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa menebak kata yang dimaksud oleh kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Melalui permainan tebak kata, selain anak menjadi tertarik untuk belajar juga memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran dalam ingatan siswa. Jadi, guru mengajak siswa untuk bermain tebak kata dengan menggunakan media kartu dari kertas karton dalam mata pelajaran. Dengan metode ini diharapkan dapat menjadikan sebagai salah satu alternatif yang menarik untuk mengaktifkan siswa dalam berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain agar terjadi peningkatan hasil belajar, terutama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya materi sejarah kelahiran nabi bagi siswa kelas IV SD pada Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016. Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah: (1) Apakah model pembelajaran Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW? (2) Apakah model pembelajaran Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam memahami materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW?. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: (1) Mengetahui apakah model pembelajaran Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah kelahiran 10 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 (Edisi Khusus) Nabi Muhammad SAW. (2) Mengetahui apakah model pembelajaran Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam memahami materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Prosedur Penelitian Tindakan menurut Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Pagumenganmas Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Pagumenganmas yang berjumlah 22 siswa. Penelitian dilakukan di semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: metode tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas belajar siswa, minat belajar siswa, dan kinerja guru pada masing-masing siklus. Data hasil tes dan hasil observasi tersebut dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil tes dan hasil observasi kondisi awal, siklus I, dan siklus II. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I adalah menelaah materi pembelajaran PAI kelas IV SD semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 yang akan dilakukan tindakan penelitian, menyusun instrumen penelitian, seperti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun lembar observasi aktivitas siswa, menyusun lembar observasi kinerja guru, menyusun soal-soal tes evaluasi siklus I. Tindakan siklus I akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dengan alokasi waktu 2x35 menit, yaitu pukul 07.15 – 08.25. Pelaksanaan tindakan siklus I berupa pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu dengan menerapkan langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif. Secara garis besar kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan yang meliputi tiga tahap yaitu: a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari, memberikan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran model Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara PENINGKATAN PEMAHAMAN SEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW MELALUI PENDEKATAN TEBAK KATA Bisri 11 heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum. Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar. c. Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran dengan salam penutup. Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan yang meliputi tiga tahap yaitu: Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum. Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar. c. Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran dengan salam penutup. a. 3. Observasi Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, mulai dari kegiatan awal/ pembukaan, kegiatan inti sampai dengan kegiatan penutup. 4. Refleksi Tahap refleksi yaitu menganalisis hasil tes dan hasil pengamatan, serta megevaluasi kegiatan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kendala pada siklus I, sehingga dapat diperoleh kesimpulan tentang bagian yang perlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran tipe Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata, pada siklus I dapat dikatakan cukup baik namun masih ada beberapa kendala, yaitu: Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran model Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata sehingga ada beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan kurang fokus. Siswa masih terlihat pasif pada saat diskusi kelompok. 12 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 (Edisi Khusus) Siklus II 1. Perencanaan Tindakan siklus II merupakan upaya perbaikan terhadap tindakan siklus I. Tahapan yang dilakukan sama dengan tahapan pada siklus I, namun pada siklus II ada beberapa hal yang perlu ditekankan dan ditambahkan, yaitu: Pertama, sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II guru lebih menekankan kembali mengenai langkah-langkah pembelajaran model Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata yang akan diterapkan. Kedua, guru harus mendorong siswa dalam memberikan kontribusi pada diskusi kelompok dan diskusi kelas. 2. Pelaksanaan Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat yaitu pembelajaran yang mengacu pada langkah-langkah pembelajaran model Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dengan alokasi waktu 2x35 menit, yaitu dari pukul 07.15-08.25. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan meliputi tiga tahap yaitu: a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran model Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa aga aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum. Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar. c. Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran dengan salam penutup. Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan meliputi tiga tahap yaitu: a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran model Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa aga aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan PENINGKATAN PEMAHAMAN SEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW MELALUI PENDEKATAN TEBAK KATA Bisri 13 evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum. Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar. c. Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran dengan salam penutup. 3. Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk mengetahui akibat dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil observasi pada siklus II dibandingkan dengan hasil observasi pada siklus I apakah ada peningkatan atau tidak. 4. Refleksi Refleksi dilaksanakan setiap akhir siklus, dimaksudkan untuk mengetahui berbagai masalah yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus II. Kekurangan pada siklus I telah diperbaiki pada pembelajaran siklus II dan hasilnya siswa lebih aktif dan dapat bekerjasama dengan baik dan diikuti pula dengan nilai hasil belajar siswa yang meningkat. Dengan dilakukannya perbaikan pembelajaran maka hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan pemahaman siswa terhadap materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Peningkatan Pemahaman Materi Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Keterangan Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Ketuntasan klasikal (%) Kondisi Awal 80 30 54,55 45,45% Siklus I 90 50 71,59 68,18% Siklus II 100 60 78,18 86,36% Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Grafik Peningkatan Pemahaman Siswa terhadap Materi Berdasarkan tabel 1 dan gambar 1 dapat diketahui sebelum dilakukan tindakan (kondisi awal) nilai rata-rata kelas sebesar 54,55 setelah tindakan siklus I mengalami peningkatan menjadi 71,59, dan kembali mengalami peningkatan pada tindakan siklus II menjadi 78,18. Persentase ketuntasan 14 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 (Edisi Khusus) belajar pada kondisi awal sebesar 45,45 setelah tindakan siklus I meningkat menjadi 68,18 dan meningkat lagi setelah tindakan siklus II menjadi 86,36. Untuk peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 2 dan gambar 2: Tabel 2. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Keterangan Siklus I Siklus II Rata-rata 57,45 72,22 Gambar 2. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dari tabel 2 dan gambar 2 dapat diketahui bahwa skor aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada kegiatan siklus I, skor rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 57,45 kemudian mengalami peningkatan setelah tindakan siklus II menjadi 72,22. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW yang ditunjukkan dari hasil tes evaluasi siklus II, dan penerapan Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran PAI yang dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. SIMPULAN Penerapan Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW yang ditunjukkan dari hasil tes evaluasi siklus II. Penerapan Cooperative Learning dengan pendekatan tebak dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran PAI yang dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Inovasi pembelajaran yang dilakukan pada siklus II yaitu pertama, sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II guru lebih menekankan kembali mengenai langkah-langkah pembelajaran model Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata yang akan diterapkan. Kedua, guru harus mendorong siswa dalam memberikan kontribusi pada diskusi kelompok dan diskusi kelas. PENINGKATAN PEMAHAMAN SEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW MELALUI PENDEKATAN TEBAK KATA Bisri 15 UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih, peneliti tujukan kepada tim pembimbing Penelitian Tindakan Kelas, Bapak Dr. Eko Supraptono, M.Pd, Kepala UPT Dindikbud Karangdadap, Kolaborator, Guru, serta siswa kelas IV SD N Pagumenganmas Kabupaten Pekalongan atas kerjasamanya. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman dan Bintoro. 2000. Memahami Dan Menangani Siswa Dengan Problema Belajar. Jakarta : Depdiknas Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Majid, Abdul & Andayani, Dian. 2006. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moh.Roqib. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Lks. Purnomo, Edi. Model Pembelajaran Tebak Kata. Online at: http://poyoth-p.blogspot.co.id/2012/11/modelpembelajaran-tebak-kata.html [diakses pada tanggal 5 November 2015] Solihatin, Etin dkk. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara. 16 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 (Edisi Khusus)