PENINGKATAN PEMAHAMAN SEJARAH KELAHIRAN NABI

advertisement
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan
Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6, No. 2, April 2016 (Edisi Khusus)
ISSN 0854-2172
PENINGKATAN PEMAHAMAN SEJARAH KELAHIRAN NABI
MUHAMMAD SAW MELALUI PENDEKATAN TEBAK KATA
Bisri
SD Negeri Pagumenganmas, Kabupaten Pekalongan, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui apakah model pembelajaran Cooperative Learning
dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah kelahiran
Nabi Muhammad SAW, (2) Mengetahui apakah model pembelajaran Cooperative Learning dengan
pendekatan tebak kata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam memahami materi
sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).
Metode pengambilan data menggunakan metode tes dan non tes. Metode non tes yang digunakan
yaitu observasi, dan dokumentasi. Alat pengambilan data yang digunakan berupa soal-soal tes
dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan metode Cooperatif
Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilihat dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada
siklus II, dan penerapan metode Cooperatif Learning dengan pendekatan tebak kata dapat
meningkatkan aktivitas siswa di kelas pada saat pembelajaran.
© 2016 Dinamika
Kata Kunci: Cooperative Learning; Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW; Tebak Kata
PENDAHULUAN
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan
tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar
umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Majid dan Andayani, 2006).
Arifin (2008) mendefinisikan pendidikan Islam sebagai usaha yang diarahkan kepada
pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran
Islam, memikir, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam serta bertanggung jawab
sesuai dengan nilai-nilai Islam. Menurut Moh. Roqib (2009), pendidikan Islam pada dasarnya
adalah usaha atau proses perubahan dan perkembangan manusia menuju ke arah yang lebih baik
dan sempurna.
Pembelajaran konvensional memang tidak bisa memberikan hasil yang maksimal. Fakta
mengatakan bahwa hasil belajar Pendidian Agama Islam khususnya materi sejarah kelahiran Nabi
Muhammad SAW bagi siswa kelas IV SD tahun pelajaran 2015/2016 rata-rata nilainya 53. Ini
terbukti dari hasil ulangan harian selama tiga kali yang ada dalam buku daftar nilai. Ulangan harian
pertama pada tanggal 21 Agustus 2015 materi peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW, diikuti
PENINGKATAN PEMAHAMAN SEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW
MELALUI PENDEKATAN TEBAK KATA
Bisri
9
oleh 22 siswa, nilai tertinggi 77 nilai terendahnya 27 dengan rata-rata 52. Ulangan harian kedua
materi Nisab/keturunan Nabi Muhammad SAW pada tanggal 4 September 2015 diikuti oleh 21
siswa (1 siswa sakit) nilai tertinggi 79 sedangkan nilai terendahnya 30 dengan rata-rata 54,4. Pada
ulangan harian yang ketiga materi kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW, diikuti oleh 22 siswa
pada tanggal 11 September tahun 2014 nilai tertinggi 7,6 dan nilai terendah 3,0 dari ketiga ulangan
harian di atas rata-rata hanya 5,3.
Jika diperhatikan kondisi hasil belajar siswa yang demikian itu dikarenakan tidak adanya
usaha untuk melakukan inovasi-inovasi pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang menarik
karena guru selalu menggunakan model pembelajaran konvensional, sehingga siswa cenderung
merasa bosan, jenuh dan lelah serta tidak tertarik dengan materi dan ketika diakhiri dengan tes
formatif atau tugas PR hasilnya jauh dari yang diharapkan.
Berdasarkan suatu pra study ternyata ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam
memahami sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW, semester I tahun 2015/2016 menunjukkan
fenomena kemampuannya rendah, ini bisa dilihat dari rumusan KKM untuk KD tersebut tercatat
memiliki kompleksitas 65, daya dukung 85, intake 65. Rata-rata 71,66 akan tetapi dari jumlah siswa
22 hanya 7 siswa yang bisa melampauinya, hal ini memiliki kesamaan dengan kondisi tahun
sebelumnya.
Seiring dengan pemikiran di atas peneliti sadar bahwa dalam menyampaikan materi
pelajaran tentang kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW, perlu menggunakan model pembelajaran
yang menarik agar siswa menjadi berminat atau tertarik untuk belajar, pembelajaran yang bisa
mempermudah untuk menanamkan konsep-konsep dalam ingatan siswa yakni pembelajaran
Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen
yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya saling
ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, keterampilan untuk menjalin
hubungan antar pribadi atau keterampilan sosisal yang secara sengaja diajarkan (Abdurrahman &
Bintoro, 2000). Cooperative Learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku
bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur
dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan sangat dipengaruhi
oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri, Solihatin (2008).
Menurut Purnomo, pembelajaran Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata
merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan
dengan kartu jawaban teka-teki. Permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa menebak
kata yang dimaksud oleh kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Melalui permainan
tebak kata, selain anak menjadi tertarik untuk belajar juga memudahkan dalam menanamkan
konsep pelajaran dalam ingatan siswa. Jadi, guru mengajak siswa untuk bermain tebak kata dengan
menggunakan media kartu dari kertas karton dalam mata pelajaran.
Dengan metode ini diharapkan dapat menjadikan sebagai salah satu alternatif yang menarik
untuk mengaktifkan siswa dalam berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain agar terjadi
peningkatan hasil belajar, terutama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya materi
sejarah kelahiran nabi bagi siswa kelas IV SD pada Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji
adalah: (1) Apakah model pembelajaran Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW? (2) Apakah
model pembelajaran Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa dalam memahami materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW?. Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk: (1) Mengetahui apakah model pembelajaran Cooperative Learning
dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah kelahiran
10
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6, No. 2, April 2016 (Edisi Khusus)
Nabi Muhammad SAW. (2) Mengetahui apakah model pembelajaran Cooperative Learning dengan
pendekatan tebak kata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam memahami materi sejarah
kelahiran Nabi Muhammad SAW.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Prosedur Penelitian
Tindakan menurut Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4
tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4)
Refleksi.
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Pagumenganmas Kecamatan Karangdadap Kabupaten
Pekalongan. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Pagumenganmas yang
berjumlah 22 siswa. Penelitian dilakukan di semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Metode
pengumpulan data yang digunakan meliputi: metode tes, observasi, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik
kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis siswa pada pra siklus, siklus I, dan
siklus II. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas
belajar siswa, minat belajar siswa, dan kinerja guru pada masing-masing siklus. Data hasil tes dan
hasil observasi tersebut dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil tes dan hasil
observasi kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I adalah menelaah materi pembelajaran
PAI kelas IV SD semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 yang akan dilakukan tindakan penelitian,
menyusun instrumen penelitian, seperti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
menyusun lembar observasi aktivitas siswa, menyusun lembar observasi kinerja guru, menyusun
soal-soal tes evaluasi siklus I. Tindakan siklus I akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
2.
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dengan alokasi waktu 2x35 menit, yaitu pukul
07.15 – 08.25. Pelaksanaan tindakan siklus I berupa pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan, yaitu dengan menerapkan langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif. Secara garis
besar kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan penutup.
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan yang meliputi tiga tahap yaitu:
a. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa,
mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari,
memberikan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran model Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata. Kemudian guru
mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara
PENINGKATAN PEMAHAMAN SEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW
MELALUI PENDEKATAN TEBAK KATA
Bisri
11
heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan
evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas
untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum.
Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil
mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar.
c. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan
menutup pelajaran dengan salam penutup.
Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan yang meliputi tiga tahap yaitu:
Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa,
mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari,
memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran konstruktivisme. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara
heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan
evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas
untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum.
Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil
mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar.
c. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan
menutup pelajaran dengan salam penutup.
a.
3.
Observasi
Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, mulai dari kegiatan awal/ pembukaan, kegiatan
inti sampai dengan kegiatan penutup.
4.
Refleksi
Tahap refleksi yaitu menganalisis hasil tes dan hasil pengamatan, serta megevaluasi kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau
kendala pada siklus I, sehingga dapat diperoleh kesimpulan tentang bagian yang perlu diperbaiki
dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan
model pembelajaran tipe Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata, pada siklus I dapat
dikatakan cukup baik namun masih ada beberapa kendala, yaitu:
Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran model Cooperative Learning dengan pendekatan
tebak kata sehingga ada beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan kurang fokus.
Siswa masih terlihat pasif pada saat diskusi kelompok.
12
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6, No. 2, April 2016 (Edisi Khusus)
Siklus II
1. Perencanaan
Tindakan siklus II merupakan upaya perbaikan terhadap tindakan siklus I. Tahapan yang
dilakukan sama dengan tahapan pada siklus I, namun pada siklus II ada beberapa hal yang perlu
ditekankan dan ditambahkan, yaitu: Pertama, sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II guru
lebih menekankan kembali mengenai langkah-langkah pembelajaran model Cooperative Learning
dengan pendekatan tebak kata yang akan diterapkan. Kedua, guru harus mendorong siswa dalam
memberikan kontribusi pada diskusi kelompok dan diskusi kelas.
2.
Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat yaitu
pembelajaran yang mengacu pada langkah-langkah pembelajaran model Cooperative Learning dengan
pendekatan tebak kata. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dengan alokasi waktu 2x35 menit,
yaitu dari pukul 07.15-08.25. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan meliputi tiga tahap yaitu:
a. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa,
mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari,
memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran model Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata. Kemudian guru
mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa aga aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara
heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan
evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas
untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum.
Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil
mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar.
c. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan
menutup pelajaran dengan salam penutup.
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan meliputi tiga tahap yaitu:
a. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa,
mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari,
memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran model Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata. Kemudian guru mengajukan
pertanyaan tentang pokok bahasan.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa aga aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara
heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan
PENINGKATAN PEMAHAMAN SEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW
MELALUI PENDEKATAN TEBAK KATA
Bisri
13
evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas
untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum.
Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil
mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar.
c. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan
menutup pelajaran dengan salam penutup.
3.
Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk mengetahui
akibat dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil observasi pada siklus II dibandingkan dengan hasil
observasi pada siklus I apakah ada peningkatan atau tidak.
4.
Refleksi
Refleksi dilaksanakan setiap akhir siklus, dimaksudkan untuk mengetahui berbagai masalah
yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus II. Kekurangan pada siklus I telah diperbaiki pada
pembelajaran siklus II dan hasilnya siswa lebih aktif dan dapat bekerjasama dengan baik dan diikuti
pula dengan nilai hasil belajar siswa yang meningkat.
Dengan dilakukannya perbaikan pembelajaran maka hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Peningkatan pemahaman siswa terhadap materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad
SAW dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Peningkatan Pemahaman Materi Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Keterangan
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Ketuntasan klasikal (%)
Kondisi Awal
80
30
54,55
45,45%
Siklus I
90
50
71,59
68,18%
Siklus II
100
60
78,18
86,36%
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik Peningkatan Pemahaman Siswa terhadap Materi
Berdasarkan tabel 1 dan gambar 1 dapat diketahui sebelum dilakukan tindakan (kondisi awal)
nilai rata-rata kelas sebesar 54,55 setelah tindakan siklus I mengalami peningkatan menjadi 71,59,
dan kembali mengalami peningkatan pada tindakan siklus II menjadi 78,18. Persentase ketuntasan
14
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6, No. 2, April 2016 (Edisi Khusus)
belajar pada kondisi awal sebesar 45,45 setelah tindakan siklus I meningkat menjadi 68,18 dan
meningkat lagi setelah tindakan siklus II menjadi 86,36.
Untuk peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 2 dan gambar 2:
Tabel 2. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
Keterangan
Siklus I
Siklus II
Rata-rata
57,45
72,22
Gambar 2. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
Dari tabel 2 dan gambar 2 dapat diketahui bahwa skor aktivitas siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada kegiatan siklus I,
skor rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 57,45 kemudian mengalami peningkatan setelah
tindakan siklus II menjadi 72,22.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan Cooperative Learning dengan
pendekatan tebak kata dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah kelahiran Nabi
Muhammad SAW yang ditunjukkan dari hasil tes evaluasi siklus II, dan penerapan Cooperative
Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada saat
pembelajaran PAI yang dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.
SIMPULAN
Penerapan Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata dapat meningkatkan
pemahaman siswa tentang sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW yang ditunjukkan dari hasil tes
evaluasi siklus II. Penerapan Cooperative Learning dengan pendekatan tebak dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran PAI yang dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa
pada saat pembelajaran berlangsung. Inovasi pembelajaran yang dilakukan pada siklus II yaitu
pertama, sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II guru lebih menekankan kembali mengenai
langkah-langkah pembelajaran model Cooperative Learning dengan pendekatan tebak kata yang akan
diterapkan. Kedua, guru harus mendorong siswa dalam memberikan kontribusi pada diskusi
kelompok dan diskusi kelas.
PENINGKATAN PEMAHAMAN SEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW
MELALUI PENDEKATAN TEBAK KATA
Bisri
15
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih, peneliti tujukan kepada tim pembimbing Penelitian Tindakan Kelas,
Bapak Dr. Eko Supraptono, M.Pd, Kepala UPT Dindikbud Karangdadap, Kolaborator, Guru, serta
siswa kelas IV SD N Pagumenganmas Kabupaten Pekalongan atas kerjasamanya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman dan Bintoro. 2000. Memahami Dan Menangani Siswa Dengan Problema Belajar. Jakarta : Depdiknas
Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Majid, Abdul & Andayani, Dian. 2006. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Moh.Roqib. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Lks.
Purnomo, Edi. Model Pembelajaran Tebak Kata. Online at: http://poyoth-p.blogspot.co.id/2012/11/modelpembelajaran-tebak-kata.html [diakses pada tanggal 5 November 2015]
Solihatin, Etin dkk. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.
16
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 6, No. 2, April 2016 (Edisi Khusus)
Download