peningkatan kecerdasan emosi anak melalui bermain tebak

advertisement
PENINGKATAN KECERDASAN EMOSI ANAK MELALUI
BERMAIN TEBAK EKSPRESI DI TK AN NISA` 2
WONOKERSO KEDAWUNG SRAGEN TAHUN AJARAN
2011-2012
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat SI
Program Studi Pendidikam Anak Usia Dini
Diajukan oleh :
SAFITRI EKAWATI
A.520081058
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ABSTRAK
PENINGKATAN KECERDASAN ANAK EMOSI MELALUI BERMAIN
TEBAK EKSPRESI
(Penelitian Tindakan Kelas di TK An Nisa`2 Kelompok “B” Wonokerso
Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2011/2012)
Safitri Ekawati, A 520 081 058, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 104 Halaman
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosi anak dalam
pembelajaran melalui kegiatan bermain tebak ekspresi pada anak kelompok ”B”
TK An Nisa` 2 Wonokerso, Kedawung, Sragen tahun ajaran 2011/2012.
Penerima tindakan adalah seluruh anak kelompok B TK An Nisa` 2 Wonokerso,
Kedawung, Sragen tahun ajaran 201012012 yang berjumlah 15 anak.
Pelaksanaan tindakan adalah peneliti, sedangkan guru bertindak sebagai
kolaborator. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi. Analisis data secara deskiptif kualitatif dengan model alur
yang terdiri atas reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kecerdasan emosi anak secara
berarti dalam proses pembelajaran melalui bermain tebak ekspresi. Hal ini dapat
dilihat dari kemampuan anak yang meliputi tiga indikator dengan enam butir
amatan yaitu dengan indikator memahami ekspresi wajah orang lain, mampu
mengendalikan perasaan dalam dirinya, mampu bersikap tenang dalam situasi
apapun. Pada siklus I peningkatan mencapai 47 %, pada siklus ke II mencapai 60
%, pada siklus III mencapai 83%. Dari Penelitian dapat disimpulkan bahwa
penerapan kegiatan bermain tebak ekspresi dalam pembelajaran di TK dapat
meningkatkan kecerdasan emosi anak .
Kata kunci : Kecerdasan Emosi, Bermain Tebak Ekspresi.
1. PENDAHULUAN
Undang-undang no 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan anak
nasional pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat
diselesaikan melalui jalur formal, non formal, dan informal. Taman kanakkanak bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi
baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial
emosional, kognitif bahasa, fisik motorik kemandirian dan seni untuk
mempersiapkan memasuki pendidikan dasar.
Perkembangan emosi pada anak sangatlah penting, hal ini akan
mempengaruhi kehidupannya di masa yang akan datang. Emosi merupakan
ungkapan perasaan seseorang terhadap apa yang sedang mereka alami. Pada
usia anak-anak biasanya perkembangan emosinya cukup pesat sehingga perlu
adanya stimulasi yang tepat agar perkembangan emosi pada anak-anak dapat
berkembang secara optimal dan sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Pengembangan Emosi di Taman Kanak-kanak merupakan hal yang
penting dan harus diperhatikan oleh orang tua dan guru. Keterampilan emosi
pada anak sangat menentukan kepribadian anak pada masa selanjutnya.
Beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan dan di butuhkan anak
dalam upaya pengembangan emosi yang sehat sebagaimanana yang
dikemukakan oleh Reynolds (1990), Anak TK harus mendapatkan rasa cinta
dan kasih sayang dari orang tuanya, keluarga, guru, dan teman-temannya,
memiliki perasaan diingikan dan memiliki tempat dalam keluarga, sekolah,
dan lingkungannya, (perasaan saling memiliki). Anak TK perlu memperoleh
kesempatan untuk merasakan rasa berprestasi dan rasa puas terhadap halhal/pekerjaan yang dilakukannya sendiri. Ia harus diberi tugas dan hal-hal
lain yang harus dikerjakan baik dirumah, maupun disekolah dan diberi pujian
untuk keberhasilannya.
Usia prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan
berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan berbagai
potensi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara guna meningkatkan
kemampuan emosional anak. Walaupun demikian, kemampuan- kemampuan
yang lain pun juga ikut berkembang seperti kesiapan mental, kognitif, sosial
dan bahasa. Oleh karena itu dalam pembelajaran harus dilakukan secara
menarik dan bervariasi.
Oleh karenanya peneliti ingin melihat bagaimana peningkatan
kecerdasan emosi anak yang dilaksanakan melalui bermain tebak ekspresi di
TK An Nisa` 2 kelompok “B” Wonokerso, Kedawung, Sragen tahun ajaran
2011/2012 ini jika diterapkan dalam proses pembelajaran. Karena melalui
bermain tebak ekspresi yang menggunakan media gambar akan membuat
anak lebih tertarik dan mudah menerima pelajaran yang diberikan.
A. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas untuk
mempermudah dalam melaksanakan penelitian kami membatasi masalah
yang akan kami teliti yaitu :
1. Peningkatkan kecerdasan emosi dibatasi pada memahami ekspresi
wajah orang lain pada anak di Tk An Nisa` 2 Wonokerso
Kedawung Sragen.
2. Peningkatan Kecerdasan emosi pada anak Tk An Nisa` 2 pada
penelitian ini yaitu melalui Bermain Tebak Ekspresi dengan
menggunakan gambar.
B. Tujuan penelitian
1. Secara umum, penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan
kecerdasan emosi anak di taman kanak-kanak, agar mudah
berteman dengan orang lain dan mampu mengekspresikan
emosinya dengan baik.
2. Secara Khusus, penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui
peningkatan kecerdasan emosi melalui bermain tebak ekspresi di
TK An Nisa` 2 Wonokerso, Kedawung, Sragen Tahun Ajaran
2011/2012.
C. Manfaat penelitian
1. Secara Teoritis, penelitian ini di harapkan dapat memberikan
reformasi terutama perkembangan pada masa awal anak- anak,
terutama bagi pendidikan anak usia dini.
2. Secara Praktis, penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi :
a. Siswa Taman Kanak-kanak, untuk meningkatkan kemampuan/
kecerdasan emosi sejak dini.
b. Bagi pendidik atau guru, memperkaya wawasan guru tentang
cara mengembangkan kecerdasan emosi melalui bermain
tebak ekspresi.
c. Bagi khasanah pendidikan. Sebagai referensi bahwa dalam
mengajar tentang emosi, penting untuk memperhatikan anak
secara spesifik berdasarkan kemampuan dan tipe belajar
mereka.
2.LANDASAN TEORI
1. Kecerdasan Emosi
a. Pengertian Emosi
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang, dapat
berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk.
Dalam World Book Dictionary (1994: 690) emosi di definisikan
sebagai “ berbagai perasaan yang kuat “. Perasaan benci, takut,
marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam kesedihan
tersebut adalah gambaran dari emosi. Goleman (1995: 69)
menyatakan bahwa “ emosi merujuk pada perasaan atau pikiranpikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta
serangkaian kecenderungan untuk bertindak”.
Kesimpulannya adalah emosi merupakan perasaan yang
mendalam pada diri seseorang baik berupa perasaan senang, sedih,
takut, marah. Perasaan ini berasal dari diri seseorang masing-masing
sehingga emosi dari satu orang dengan orang yang lain berbeda.
Ekspresi yang ditunjukkan pun berbeda-beda.
b. Jenis Emosi
Stewart at all (1985) mengutarakan perasaan senang, marah ,
takut, dan sedih sebagai basic emotions.
1) Gembira
2) Marah
3) Takut
4) Sedih
c. Pengertian Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi didefinsikan sebagai kemampuan
mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta
perasaan orang lain, serta kemampuan memberikan respons secara
tepat terhadap suasana hati, temperamen, motvas, dan keinginan
orang lain (Armstrong, 2003). Dengan kemampuannya, anak yang
cerdas emosi dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain,
menangkap maksud dan motivasi orang lain bertindak sesuatu, serta
mampu memberikan tanggapan yang tepat sehingga orang lain merasa
nyaman.
d. Tahap Berkembangnya Kecerdasan Emosi
Ada beberapa aspek kecerdasan emosi yang perlu dimilki
anak. Orang tua bisa mengajarkan dan mengembangkan aspek-aspek
ini, sesuai dengan perkembangan usia anak. Berikut ini adalah aspekaspek yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi anak
sejak lahir hingga anak berusia 7 tahun yang menjelaskan
keterampilan emosi anak
Rentang usia
Keterampilan emosi anak
0-3 bulan
 Sebagian ahli mengatakan bahwa hubungan
emosional bayi dengan ibunuya sudah ada sejak
dalam kandungan. Sebagian emosi lainnya
mulai terjalin saat ayah dan ibu memberi
minum, menggendong dan mendekap ketika
hendak menentramkan si kecil.
 Di usia 3 bulan bayi mulai banyak belajar lewat
pengamatan dan peniruan bagaimana membaca
dan mengungkapkan emosi.
Usia 6-8 bulan  Bayi mulai menemukan cara baru untuk
mengungkapkan dan menyampaikan perasaanperasaan hatinya seperti gembira, ingin tahu,
takut dan kecewa dengan dunia disekitarnya.
 Pada usia 8 bulan bayi mulai menjelajah dan
mulai mampu membedakan orang-orang yang
dijumpainya. Rasa takutnya pada orang asing
mulai muncul
Usia
9-12  Bayi mulai memahami bahwa manusia dapat
bulan
membagi gagasan-gagasan dan emosi mereka
satu sama lain. Ia paham kalau ayah mengetahui
cuaca hatinya dari pertanyaan ayah, ``kamu lagi
sedih ya?`` ia tahu kalau ia sedang sedih
Usia 1-3 tahun  Pada usia 1-2 tahun anak merasa senang dan
amat bergairah untuk mengembangkan makna
tentang dirinya, dan mulai menjajaki
kemandiriannya. Ini kali pertama anak mulai
menjauhkan diri dan suka membangkang.
 Pada usia ini anak mulai berminat pada
permainan simbolik dan bohong-bohongan.
Pada usia 2-3 tahun ia mulai mewujudkan
tingkah laku dari apa yang mereka amati
terlebih dahulu pada anggota keluarga lain.
Disini anak mulai mampu menyimpan ingatan
tentang
tindakan-tindakandan
peristiwaperistiwa yang dilihat dalam benaknya dan
kemudian mengeluarkannya kembali untuk
ditirukan dikemudian hari.
Usia 4-7 tahun
 Anak sudah mulai sering di l;uar rumah, senang
bepergian ke berbagai tempat, bertemu teman
baru, dan menghabiskan waktu di berbagai
lingkungan.
 Pada periode ini orang tua perlu mulai
mengajarkan anak untuk menahan tingkah laku
yang tidak pada tempatnya, memusatkan
perhatian, dan mengatur diri mereka sendiri.
e. Pola Perkembangan Emosi
. Berikut ini adalah pola perkembangan dari dari berbagai
macam pola emosi yang umum.
1) Kemarahan
2) Ketakutan
3) Rasa ingin tahu
4) Kegembiraan
5) Afeksi
f. Variasi Dalam Pola Perkembangan Emosi
Variasi-variasi ini akan muncul dan terlihat sebelum masa
bayi berakhir dan akan mencapai puncaknya pada saat meningkatnya
usia anak. Variasi itu disebabkan oleh :
1) Keadaan anak pada saat itu, misalnya : anak yang sehat cenderung
kurang emosional dibandingkan anak yang kurang sehat.
2) Taraf kemampuan intelektual, misalnya : anak yang lebih pintar,
cenderung lebih emosional dibandingkan anak yang kurang pintar.
3) Kondisi lingkungan, misalnya : anak yang biasa tinggal di
lingkungan harmonis, cenderung untuk memiliki emosionalitas
yang tinggi dibandingkan anak yang tinggal di lingkungan
harmonis.
g. Faktor yang Mempengaruhi Pola Perkembangan Emosi
Pola perkembangan emosi pada anak tidak dapat dipisahkan
dari dua faktor yang sangat menentukan yaitu faktor intern dan
ekstern.
1) Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri
anak itu sendiri..
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari lingkungan
yang berada di sekitar anak. Salah satunya adalah belajar, ada
lima jenis kegiatan belajar yang menunjang perkembangan emosi
pada anak.
a) Belajar coba dan ralat
b) Belajar dengan cara meniru
c) Belajar dengan cara mempersamakan diri
d) Belajar melalui pengkondisian
e) Pelatihan
Bermain tebak ekspresi merupakan salah satu dari aspek
ekstern yang dapat mengembangkan kecerdasan emosi anak melalui
kegiatan bermain pelatihan, disini anak dilatih untuk memahami
ekspresi yang dilihatnya, baik berupa ekspresi sedih, marah, senang,
takut.
h. Indikator Kecerdasan Emosi
Indikator emosional anak menurut buku Kelas yang Berpusat
Pada Anak (Cri:2000) sebagai berikut:
1) Anak lebih senang memilih teman bermain yang sebaya.
2) Mengekspresikan sejumlah emosi melalui tindakan, kata atau
ekspresi wajah.
3) Menceritakan kejadian /pengalaman yang baru berlalu.
4) Menggunakan barang-barang milik orang lain dengan hati-hati.
i. Indikator
Indikator yang digunakan sebagai acuan peneliti untuk
mendapatkan data-data agar mencapai kesimpulan adalah
1. Mampu memahami ekspresi wajah orang lain.
2. Mampu berlatih mengendalikan perasaan dalam dirinya.
3. Mampu bersikapm tenang dalam situasi apapun.
2. Bermain Tebak Ekspresi
a. Pengertian Bermain
Istilah bermain merupakan konsep yang tidak mudah untuk
dijabarkan, bahkan di dalam Oxford English Dictionary, tercantum
116 definisi tentang bermain. Tetapi ahli lain membantah pendapat
tersebut karena adakalanya bermain bukan dilakukan semata-mata
demi kesenangan, melainkan ada sasaran lain yang ingin dicapai yaitu
prestasi tertentu. Karena itu untuk memperoleh pemahaman yang
komprehensif mengenai bermain, perlu memandang bermain sebagai
'tali' yang merupakan untaian serat serta benang-benang yang terjalin
menjadi satu (Mayke, 2001). Menurut Hughes (1999), seorang ahli
perkembangan anak dalam bukunya Children, Play, and
Development, mengatakan bermain merupakan hal yang berbeda
dengan belajar dan bekerja. Suatu kegiatan yang disebut bermain
harus ada lima unsur didalamnya yaitu:
1) Mempunyai tujuan yaitu permainan itu sendiri untuk mendapat
kepuasan
2) Memilih dengan bebas dan tas kehendak sendiri, tidak ada yang
menyuruh ataupun memaksa.
3) Menyenangkan dan dapat menikmati.
4) Mengkhayal untuk mengembangkan daya imaginatif dan
kreativitas.
5) Melakukan secara aktif dan sadar (DWP, 2005).
Selain itu bermain juga dapat bermakna sebagai kegiatan anak
yang menyenangkan dan dinikmati (pleasurable and enjoyable)
(DWP, 2005), kegiatan bermain perlu dilihat sebagai salah satu
perilaku yang menyeluruh pada manusia dan dibutuhkan penelitian
yang sistematik (Mayke, 2001).
b. Pengertian Tebak Ekspresi
Tebak ekspresi merupakan kegiatan menebak isi hati orang
lain melalui ekspresi yang ditunjukkan. Kegiatan ini bertujuan
merangsang kepekaan anak terhadap isi hati dan perasaan orang lain.
Melalui kegiatan ini diharapkan, anak-anak dapat belajar menangkap
suasanan hati orang lain melalui ekspresi wajah. Cara yang
disarankan adalah sebagai berikut :
1) Sediakan beberapa gambar yang menunjukkan ekspresi.
2) Tanyakan pada anak, ekspresi apa yang ada pada gambar.
3) Bagi anak kedalam beberapa kelompok berpasangan atau
persilakan mereka mencari pasangan masing-masing.
4) Setelah itu mintalah anak-anak menebak ekspresi mana yang
sesuai dengan pasangannya. Tanyakan pada yang bersangkutan
apakah yang ditunjukkan teman sesuai dengan penilaian anak
terhadap diri mereka sendiri. Kesamaan gambar pilihan
menunjukkan kecocokan
Setelah anak bermain tebak gambar ekspresi diharapkan anak
mampu memahami ekspresi yang dia temukan di lingkungan
sekitarnya. Misalnya saat anak bermain bersama temannya baik
disekolah maupun dirumah, saat anak melihat ekspresi temannya
yang sedang bersedih dia mampu menghibur dan mengajaknya
bermain, sebaliknya saat anak melihat ekspresi teman yang sedang
marah ia mampu menghadapinya.
A. Kajian Penelitian Yang Relevan
Tinjauan pustaka merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang dilakukan. Penelitian ini mengacu pada penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan dan
diteliti. Pada dasarnya penelitian dapat mengacu pada penelitian lain yang
dapat dijadikan sebagai titik tolak.
Menurut Kartini (2011), yang berjudul implementasi pola asuh single
parent terhadap perkembangan emosi anak pra sekolah di TK Pertiwi
Rembun Nogosari Boyolali, sudah sesuai dengan standar perkembangan
sosial emosional yang ada. Menurut Wulandari (2011), yang berjudul
pengaruh lingkungan sekolah terhadap perkembangan emosi anak usia
dini di Tk Kemala Boyolali, mengemukakan bahwa lingkungan sekolah
mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak seperti : peduli /
rasa empati terhadap orang lain / teman sebayanya dan rasa penerimaan
sosial serta dapat mengembangkan kepribadian mandiri, peduli terhadap
kebersihan lingkungan.
Persamaan dari kedua penelitian diatas adalah mereka sama-sama
meneliti perkembangan emosi pada anak di usia taman kanak-kanak,
dalam hasil penelitian mereka jika dalam usia dini perkembangan emosi
dikembangkan dengan baik maka mereka akan mampu mengendalikan
emosi mereka dan mampu membina hubungan dengan orang lain secara
baik. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah meningkatkan
pekembangan emosi. Perbedaannya adalah metode yang digunakan.
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran tersebut digambarkan sebagai berikut :
Guru belum
menggunakan teknik
permainan tebak
ekspresi
Kondisi awal
C.
Kemampuan
emosi anak
rendah
rendah
Tindakan
Pembelajaran
D. dengan
tehnik permainan
tebak ekspresi
Kondisi akhir
Melalui teknik
permainan
E.tebak
ekspresi
Kemampuan
emosi anak
meningkat
meningkat
Gambar Alur Kerangka Berpikir
C.Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir tersebut
diatas dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut. Dengan bermain tebak
ekspresi dapat meningkatkan kecerdasan emosi anak.
3. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Prosedur Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan kelas adalah penelitian reflektif
dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Adapun menurut Hasley
(1972), seperti dikutip Cohen (1994) penelitian tindakan adalah intervensi
dalam dunia nyata serta pemeriksaan terhadap pengaruh yang ditimbulkkan
dari intervensi tersebut. Pendapat lain dikemukakan oleh Burns (1999) yang
menyatakan bahwa penelitian tindakan ditemukan untuk memecahkan
masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang
dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan
praktisi. Menurut Elliot (1982), penelitian tindakan adalah kajian tentang
situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui
proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari
pengaruh yang ditimbulkannya.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Tempat yang di gunakan untuk penelitian adalah TK An Nisa` 2
Wonokerso Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2011/2012
2.Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan pada semester genap tahun ajaran 20011/2012,
kelas yang terpilih sebagai subyek penelitian adalah kelompok B.
Tabel 3.1
rencana jadwal kegiatan penelitian
N
o
Waktu
November
Tahap
1 2
1.
Persiapan
2.
Pelaksanaan
3.
Analisis Data
4.
Pelaporan
Desember
3 4
1
2 3 4
x x
x
x
Januari
Februari
1 2 3
4 1 2
x x x
x
Maret
3
4
1
x
x
x
2
3
4
x
x x
x x
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa Tk An Nisa`2 Wonokerso Kedawung
Sragen, tahun ajaran 2011/2012 dengan pertimbangan bahwa siswa pada
sekolah ini memiliki kemampuan yang kurang baik dalam mengungkapkan
emosi mereka secara maksimal, dalam penelitian ini dipilih satu kelas yaitu
siswa kelompok B, yang berjumlah 15 anak terdiri 10 anak laki-laki dan 5
anak perempuan.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Empat kegiatan
utama dalam kegiatan ini adalah:
(1) Perencanaan Tindakan, (2)
Pelaksanaan Tindakan, (3) Pengamatan / Observasi, (4) Refleksi.
Perencanaan
Pelaksanaan
Tindakan I
Tindakan I
Permasalahan
Siklus 1
Pengamatan/
Refleksi I
Permasalahan baru
Perencanaan
Hasil refleksi I
Tindakan II
Siklus 2
Refleksi II
Pengumpulan data
Pelaksanaan
Tindakan II
Pengamatan/pengum
pulan data II
Apabila
Permasalahan
belum
terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Gambar 3.1
Proses Penelitian Tindakan.
Sumber : Penelitian Tindakan kelas (Arikunto,2006: 74)
D. Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum
dapat dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu tekhnik pengumpulan data
yang bersifat interaktif dan non interaktif. Dalam penelitian ini menggunakan
teknik interaktif yang berarti ada kemungkinan terjadi saling mempengaruhi
antara peneliti dengan sumber datanya.
Pengumpulan Data :
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data
1. Metode Observasi
2. Metode Wawancara
3. Metode Catatan Lapangan
4. Metode Dokumentasi
E. Instrumen Penelitian
1. Lembar observasi peningkatan kecerdasan emosi
Tabel 3.2
Butir Amatan Pedoman Observasi Peningkatan Kecerdasan Emosi Melalui
Bermain Tebak Ekspresi
No
Indikator
Butir amatan
Jumlah
1
Mampu memahami ekspresi 1. Mengetahui perbedaan
1
wajah orang lain
ekspresi wajah marah dan
senang.
2. Mengetahui ekspresi
1
wajah orang yang sedang
sedih dan senang.
2
Mampu berlatih mengendalikan 3.
Anak
mempunyai
1
perasaan dalam dirinya.
kesabaran.
4. Anak mau berbagi
1
dengan teman.
3
Mampu bersikap tenang dalam 5. Tidak mudah menangis.
1
situasi apapun.
6. Tidak mudah marah.
1
Jumlah
6
a. Menentukan deskripsi butir amatan dengan pemberian skor de1ngan
ketentuan sebagai berikut:
3 = Jika anak mampu
2 = Jika anak kurang mampu
1 = Jika anak tidak mampu melakukan kegiatan atau tidak mau
mencoba
b. Membuat lembar observasi yang digunakan untuk mencatat hasil
pengamatan setiap melakukan tindakan. Lembar observasi ini terdiri
dari nama siswa, kelompok/semester, indikator, butir amatan,
deskriptor butir amatan, jumlah butir amatan yang mampu dilakukan.
2. Wawancara
Pedoman wawancara ini digunakan peneliti sebagai alat untuk
mendapatkan informasi secara lisan yang diperoleh dari narasumber.
F. Indikator Pencapaian
Adapun indikator pencapaian yaitu apabila kecerdasan emosi ratarata sudah mampu mencapai 80%. Pelaksanaan PTK ini dapat dikatakan
berhasil jika hasil akhir penelitian telah sesuai dengan indikator
pencapaian diatas.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Profil Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini, tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian
adalah TK An Nisa` 2 yang beralamat di Dulang, Wonokerso, Kedawung,
Sragen, Jawa Tengah.TK An Nisa` 2 terletak dijalur antar kabupaten yaitu
Sragen dan Karanganyar. Berada di dekat perempatan yang menuju kekota
kecamatan dan kabupaten, Selain itu jarak kurang lebih 1 kilometer terdapat
perkebunan karet dan pabrik karet yang sangat luas dan TK An Nisa` 2 juga
dekat dengan pasar Dulang yang lumayan ramai. Dengan melihat letak dari TK
An Nisa` 2 yang sangat strategis dan menguntungkan karena banyaknya tempattempat atau obyek-obyek yang dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran
langsung untuk anak.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi PAUD unggulan dan Paud Teladan dalam prestasi dan akhlak.
b. Misi
1) Membangun generasi beriman, cerdas dan berakhlak.
2) Menanamkan nilai islami pada pembentukan sikap pengetahuan,
keterampilan dan keindahan perilaku.
3) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh
komponen sekolah yang berkaitan dengan proses pendidikan.
3. Sarana dan Prasarana
TK An Nisa` 2 untuk saat ini menggunakan 3 ruang kelas untuk
kegiatan pembelajaran yaitu untuk kelompok A, kelompok B, dan Play Group,
yang ukurannya agak luas yang kemudian di beri pembatas 2 buah almari untuk
ruang tamu dan kantor. Sarana dan prasarana lainnya antara lain toilet, halaman
yang cukup luas, alat permainan luar (outdoor) berupa 1 papan seluncur, 4
ayunan, 1 bola dunia, 1 bajing putar, 1 jungkitan, 1 tangga panjat, dan lain-lain.
Sedangkan alat permainan dalam berupa bermacam-macam APE seperti boneka
tangan, puzzle, menara susun yang bermacam-macam bentuk, balok-balok,
bola-bola warna dan lain-lain yang mendukung kegiatan pembelajaran.
4. Keadaan Sumber Daya Manusia
Dari data tahun ajaran 2011 / 2012, TK An Nisa` 2 dipimpin oleh Ibu
Yayah Linda Sari, A.Md, memiliki jumlah pendidik sebanyak 4 orang yang
terdiri dari 4 orang guru tetap yayasan. Dengan kualifikasi pendidikan 2 orang
berjenjang D3, dan 3 orang berjenjang pendidikan SMA. Untuk meningkatkan
mutu pendidikan 3 orang diantaranya menempuh pendidikan S1 PAUD. TK An
Nisa` 2 terdapat gerbang
B. Diskripsi Kondisi Awal
Sebelum peneliti melakukan tindakan terhadap kecerdasan emosi anak
dalam tahap perkembangan yang dilakukan melalui permainan tebak ekspresi di TK
terlebih dahulu peneliti mengadakan survei. Kegiatan survei awal atau pratindakan
ini dilakukan peneliti untuk mengetahui tingkat kemampuan anak atau sejauh mana
kemampuan yang dimiliki anak tersebut. Maka dari itu peneliti mengadakan
penelitian untuk meningkatkan kecerdasan emosi anak melalui bermain tebak
ekspresi
C. Hasil Pembahasan
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi
anak disetiap siklusnya mengalami peningkatan dengan adanya pembelajaran yang
bervariasi, motivasi dan reward yang diberikan kepada anak saat pembelajaran
berlangsung.. Peningkatan ini dapat dilihat dari kemampuan anak dalam mencari
teman, lebih mandiri dalam bermain,dam mampu memahami ekspresi wajah orang
lain, pada setiap indikator yang diajarkan mengalami peningkatan dari siklus ke
siklus. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dari sebelum tindakan sampai ke
siklus ke III, yakni dari sebelum tindakan 37%, siklus I mencapai 47%, siklus II
mencapai 60%, pada siklus III mencapai 83%.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Peningkatan ini dapat dilihat dari kemampuan anak dalam mencari teman, lebih
mandiri dalam bermain,dam mampu memahami ekspresi wajah orang lain, pada
setiap indikator yang diajarkan mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Hal
ini terbukti dengan adanya peningkatan dari sebelum tindakan sampai ke siklus
ke III, yakni dari sebelum tindakan 37%, siklus I mencapai 47%, siklus II
mencapai 60%, pada siklus III mencapai 83%.
2. Bermain tebak ekspresi dapat meningkatkan kecerdasan emosi peserta didik
kelompok B. Metode ini sangat bervariasi tidak hanya menggunakan satu
macam cara permainan atau alat peraga, tetapi menggunakan berbagai macam
alat baik berupa lembar kerja atau atau gambar-gambar ekspresi wajah orang.
Gambar yang dimaksud yaitu gambar yang berisi bentuk wajah orang yaitu
marah, sedih, dan gembira, gambar yang digunakan juga sesuai tema, misalnya
tema alat komunikasi yaitu gambar orang yang sedang menelepon dengan
ekspresi wajah yang gembira. Permainan ini sangat menyenangkan bagi anak
mereka dapat berekspresi dengan gaya mereka sendiri mereka juga tidak merasa
bosan.
B. Saran
Berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran-saran
sebagai berikut :
1. Bagi guru
Khususnya bagi guru Taman Kanak-Kanak sebaiknya menggunakan permainan
bermain tebak ekspresi agar kecerdasan emosi anak dapat berkembang.
2. Bagi peneliti
Disarankan agar melakukan penelitian lanjutan dengan teknik atau metode yang
baru untuk menambah khasanah ilmu Pendidikan Anak Usia Dini.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti dkk. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak
Usia dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Bahan Dasar Peningkatan
Wawasan Kependidikan Guru Tk. Jakarta: Depdikbud.
Hidayat, Otib Satibi. 2004. Metode Pengembangan Moral Dan Nilai Agama
edisi ke satu. Jakarta: Pusat Penerbitan UT
Ismail, Andang. 2006. Education Games Menjadi Cerdas Dan Ceria Dengan
Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.
Kartini, Siti. 2011. Judul Skripsi: Implementasi Pola Asuh Single Parent
Terhadap Pola Perkembangan Emosi Anak Pra Sekolah. UMS.
Luluk, Asmawati. 2008. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Moelong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Musfiroh, Takdiroatun. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta:
UT
Nugraha, Ali Dan Yeni Rachmati. 2004. Metode Pengembangan Sosial
Emosional. Edisi ke satu. Jakarta: pusat penerbitan UT
Poerwadarminta,W.J.S 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Rahman, S, Hibana. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: PGTKI Press.
Rini, Hildayani dkk. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sanjaya,Wina. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Semiawan ,Conny.2002. Belajar Dan Pembelajaran Dalam Taraf Pendidikan
Usia Dini.Jakarta: Prenhallindo.
Tedja Saputra, Mayke S. 2001. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta
PT Grasindo.
:
Wulandari, Retno. 2011. Judul Skripsi: Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap
Perkembangan Emosi Anak. UMS.
Download