Bab Empat Profil Industri Kreatif Di Jawa Timur Dalam bab berikut akan disajikan profil industri kreatif di Jawa Timur beserta sub sektor industri kreatif yang digunakan sebagai konteks penelitian yang terdapat pada 9 kota di Jawa Timur. Profil Industri Kreatif di Jawa Timur Provinsi Jawa Timur memiliki posisi strategis di bidang industri karena terletak diantara Jawa Tengah dan Bali sehingga menjadi pusat pertumbuhan industri dan perdagangan. Kinerja perekonomian Jawa Timur selama periode 2006-2013 cukup baik, terlihat dari nilai PDRB yang tumbuh pada laju rata-rata 6,32 persen per tahun (Gambar 4.1). Laju ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada angka 5,90 persen per tahun pada periode yang sama. Di tingkat wilayah, Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan output PDRB terbesar kedua setelah DKI Jakarta dengan sumbangan sebesar 25,28 persen terhadap pembentukan PDRB Wilayah Jawa-Bali dan sebesar 14,88 persen terhadap pembentukan PDB nasional(2013). 117 Gambar 4.1. Persen / Tahun Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2000 8 6 4 2 0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 LPE Jawa Timur 5,8 6,11 5,94 5,01 6,68 7,22 7,27 6,55 LPE Nasional 5,5 6,35 6,01 4,63 6,22 6,49 6,23 5,78 Sumber: BPS, 2013 Industri merupakan salah satu sektor strategis yang harus dikembangkan oleh Pemerintah karena diharapkan dapat terus menjadi motor penggerak kemajuan perekonomian nasional, melalui kontribusinya terhadap penambahan devisa negara dan penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan industri di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya Jawa Timur, dimana merupakan daerah yang memiliki posisi strategis di bidang industri karena diapit dua propinsi besar yaitu Jawa Tengah dan Bali, sehingga menjadi pusat pertumbuhan industri maupun perdagangan. Selain itu, Jawa Timur juga mempunyai potensi di bidang pertanian, perkebunan, niaga, holtikultura, perikanan dan sumberdaya energi lainnya. Dalam upaya peningkatan daya saing industri kecil menengah (IKM), Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan berbagai fasilitas dari hulu hingga hilir proses bisnis, disesuaikan dengan karakteristik masing-masing IKM. Indonesia memiliki keanekaragaman budaya serta sumber daya alam sebagai modal dasar dan potensi besar dalam pengembangan Industri Kreatif yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk provinsi Jawa Timur. Jawa Timur merupakan destinasi yang memiliki potensi yang tinggi dengan sumber daya yang dimiliki dan keanekaragaman budaya. 118 Provinsi Jawa Timur mempunyai 3 (tiga) subsektor industri kreatif yang sudah tumbuh dan berkembang serta memiliki struktur industri yang up stream, mid stream, dan down stream (terintegrasi dari hulu hingga ke hilir) sehingga memiliki keterkaitan antara satu industri dengan industri lainnya. Ketiga subsektor industri kreatif tersebut adalah industri fesyen, industri kerajnan, serta industri penerbitan & percetakan. Sub sektor industri kreatif seperti pasar seni dan barang antik, arsitektur, video, film dan fotografi serta industri musik, tingkat pertumbuhan dan kontribusinya terhadap perekonomian Jawa Timur belum cukup signifikan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur mentargetkan kontribusi industri kreatif bisa meningkat menjadi 8% dari kontribusi industri kreatif terhadap perekonomian nasional tahun 2013 lalu yang baru mencapai 6,9% atau setara Rp 537 triliun dan mampu menyerap 11% dari total tenaga kerja. Setidaknya terdapat 15 jenis lapangan usaha yang masuk dalam kategori ekonomi kreatif. Di antaranya periklanan, penerbitan dan percetakan, tv dan radio, film, video dan fotografi, musik, seni pertunjukan, arsitektur, desain, fesyen, kerajinan, pasar barang seni, permainan interaktif, layanan komputer piranti lunak serta kuliner. Di antara jenis lapangan usaha tersebut, industri fesyen dan industri kerajinan memberikan kontribusi masing-masing sebesar 43 persen dan 25 persen terhadap industri kreatif nasional. Industri fesyen dan kerajinan memiliki potensi luar biasa serta paling menonjol dan mendominasi sektor industri kreatif nasional pada umumnya dilakukan oleh Industri Kecil Menengah (IKM). Pada tahun 2013, jumlah IKM di Jawa Timur tercatat sebanyak 802.389 unit usaha atau total 99, 87% dari total jumlah industri Jawa Timur. Dalam mengembangkan industri kreatif di Jawa Timur, berdasarkan hasil Konvensi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015 yang diselenggarakan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia, pemerintah daerah diharapkan dapat memahami pentingnya industri kreatif yang salah 119 satunya dapat dilakukan dengan mengukur kontribusi industri kreatif terhadap perekonomian daerah, serta melakukan identifikasi potensi industri kreatif di daerah agar rencana pengembangannya dapat lebih fokus dan terarah. Pengembangan Industri Kreatif di Jawa Timur diharapkan dapat turut serta mendorong terwujudnya sasaran yang telah ditetapkan pada Roadmap Pengembangan ekonomi kreatif 2009-2015 yang dihasilkan dari Konvensi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015 yang diselenggarakan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Beberapa sasaran tersebut di antaranya adalah mewujudkan Industri kreatif yang unggul dipasar domestik & asing, meningkatkan teknologi yang mendukung desain dan melayani kebutuhan pasar serta meningkatkan pemanfaatan bahan baku dengan nilai tambah dan tingkat utilisasi yang tinggi dan ramah lingkungan (komunitaskreatifbali.files.wordpress.com). Diprediksi, keberadaan sektor budaya dan kreatif ini bakal ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Sektor industri kreatif tersebut saat ini mulai tumbuh cukup pesat. Di sektor industri tersebut mempunyai daya serap tenaga kerja yang cukup besar. Beberapa produk yang terkait industri berbasis budaya yang juga bagian dari industri kreatif bahkan telah lama hidup dalam tradisi masyarakat, seperti batik dan seni pertunjukan, sehingga memudahkan penetrasi industri tersebut. Sebagian dari industri tersebut dekat dengan kehidupan rakyat, industri kreatif mempunyai potensi besar untuk dijadikan jangkar bagi pengembangan ekonomi masyarakat Indonesia maupun masyarakat di Jawa Timur. Para pelaku usaha industri tradisional berbasis budaya ini perlu didorong untuk lebih peka zaman tanpa harus meniadakan orisinalitas karya, bagaimana permainan tradisional diindustrialisasi menjadi game-game interaktif di internet. Para pelaku industri kreatif tersebut selama ini masih mengalami sejumlah kendala, di antaranya kendala itu adalah kemampuan melakukan branding (pengelolaan merk) yang saat ini masih buruk. Hal 120 tersebut menyebabkan, sejumlah produk industri kreatif, terutama yang berbasis budaya dan dikembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), belum dapat diterima pasar dengan baik. (Haries Purwoko, Wakil Ketua Umum Kadin Jawa Timur Bidang Industri Kreatif, Haries Purwoko, Jumat (18/10). Begitu prospektusnya masalah industri kreatif menyebabkan HIPMI (Himpunan Pengusaha Indonesia) Jawa Timur berupaya mendorong pertumbuhan industri kreatif. Dalam kaitannya dengan industri film, sebagai salah satu bagian dari industri kreatif di Indonesia, perlu mendapat dukungan untuk mempercepat pertumbuhan industri film di Indonesia. HIPMI Jawa Timur saat ini mencoba untuk berkolaborasi dengan industri perfilman Indonesia. Ke depan, akan aktif menggandeng stakeholder di indutri ini seperti Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) (Ketua Umum BPD HIPMI Jawa Timur, Muhammad Ali Affandi, di sela temu pemain dan sutradara film Rectoverso di Tunjungan Plaza Surabaya, Selasa (26/2/2013, Detik.com, di acces 2 Januari 2016). Klasifikasi Industri Kreatif Dalam Studi Klasifikasi industri kreatif yang digunakan dalam studi mengikuti klasifikasi industri kreatif yang telah dipetakan dalam Studi Industri Kreatif 2007. Pemetaan industri kreatif terdahulu telah mengklasifikasikan sektor industri kreatif menjadi 14 subsektor industri kreatif. Base study klasifikasi industri kreatif Indonesia ini mengacu pada studi pemetaan industri kreatif yang dilakukan oleh DCMS Inggris, yang disesuaikan dengan KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) tahun 2005. Dalam penelitian ini industri kreatif yang menjadikan konteks kajian adalah: 121 Sub Sektor Industri Periklanan Subsektor industri periklanan merupakan industri jasa yang mengemas bentuk komunikasi tentang suatu produk, jasa, ide, bentuk promosi, informasi: layanan masyarakat, individu maupun organisasi yang diminta oleh pemasang iklan (individu, organisasi swasta/pemerintah) melalui media tertentu (misal: televisi, radio, cetak, digital signage, internet) yang bertujuan untuk mempengaruhi, membujuk target individu/masyarakat untuk membeli, mendukung atau sepakat atas hal yang ingin dikomunikasikan. Periklanan Digital Media terutama internet sebagai media iklan mempunyai prospek yang cukup cerah, digital media akan mengubah banyak hal termasuk di dunia periklanan. Periklanan Digital Media yang terpenting atau kunci utamanya antara lain connect, community, dan computer, dengan connect antar jaringan satu dan yang lain melalui jejaring sosial akan terbentuk sebuah komunitas. Melalui internet orang akan bebas mempublikasikan segala hal termasuk dalam periklanan. Periklanan digital media bisa mematikan sektor lain. Akan tetapi, dampak positifnya justru menghidupkan usaha berbasis digital media.Periklanan melalui media konvensional yang selama ini menjadi media iklan mulai tergeser oleh media digital yang memanfaatkan internet. Melalui media tertentu (misal: televisi, radio, cetak, digital signage, internet) yang bertujuan untuk mempengaruhi, membujuk target individu/ masyarakat untuk membeli, mendukung atau sepakat atas hal yang ingin dikomunikasikan, seperti halnya : a. Riset pasar, b. Perencanaan komunikasi iklan, c. Iklan luar ruang, d. Produksi material iklan, e. Promosi , kampanye relasi publik, f. Tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah ) dan elektronik (televisi dan radio) g. Pemasangan berbagai poster dan gambar, h. Penyebaran selebaran, pamphlet, edaran, brosur dan reklame sejenis , distibusi dani. Delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan. 122 Sub Sektor Industri Film, Video, Fotografi Sub sektor industri kreatif film, video, dan fotografi merupakan kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi, produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video, film dan hasil fotografi. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film. Termasuk dalam sektor industri kreatif film, video, dan fotografi adalah: a. Industri produksi film yang meliputi rumah-rumah produksi, termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematrografi, sinetron, dan eksibisi film. b. industri distribusi (channel distribusi) film yang meliputi bioskopbioskop, televisi, layar independen maupun melalui kepingan CD atau video. Sub Sektor Industri Permainan Interaktif Permainan interaktif di Indonesia termasuk topik yang tergolong baru. Meskipun demikian, saat ini menurut data BPS 2013 sudah tidak kurang dari 7.000 pelaku usaha yang menggeluti bidang ini. Di Jawa Timur permainan interaktif sudah memunculkan nilai tambah pada setiap rantai nilai yang terdiri atas kreasi, produksi, distribusi, monetisasi, apresiasi dan akhirnya pada studi. Nilai tambah yang muncul dalam masing-masing rantai nilai merupakan salah satu pertanda bahwa industri ini mulai tumbuh dan berkembang. Pada dasarnya permainan interaktif adalah permainan yang banyak melibatkan peserta dalam proses permainannya dengan tujuan untuk merangsang kreativitas. Hal ini tentunya sejalan dengan titik tekan industri kreatif yang didefnisikan sebagai industri yang memiliki keterkaitan dalam proses pengeksploitasian ide atau kekayaan intelektual menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi. Oleh karena itu, permainan interaktif 123 dapat dijadikan sebagai komoditas kreatif. Hal ini yang mendorong terciptanya subsektor permainan interaktif sebagai salah satu dari empat belas subsektor ekonomi kreatif di Indonesia.Kegiatan permainan interaktif sebagai bagian dari industrikreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan dan edukasi disebut industri kreatif permainan interaktif, termasuk dalam hal ini adalah: a. Aplikasi software pada komputer (online maupun stand alone), b. Console (Playstation, XBOX, Nitendo dll), c. Mobile handset dan arcade. Berdasarkan Jenis “Platform” Atau Alat Yang Di Gunakan: 1. Arcade games, 2. PC Games, 3. Console games, 4.Handheld games, 5. Mobile games Berdasarkan “Genre” Permainannya: 1. Aksi – Shooting, 2. Fighting (pertarungan) 3. Aksi – Petualangan, 4. Petualangan, 5. Simulasi, 6. Role Playing 7. Strategi Berdasarkan Kategori-Kategori Lainnya: 1. Multiplayer Online, 2. Casual games 3. Edugames, 4. Advergames Sub Sektor Industri Musik Industri Kreatif sub sektor musik merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/ komposisi, pertunjukan musik, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara. Rantai nilai sub sektor industri musik, setiap proses pada aktivitas utama di industri musik akan melibatkan beberapa industri pendukung. Dinamika industri musik Indonesia merupakan suatu hal yang menarik. Evolusi senantiasa terjadi di setiap rantai nilai industri. Evolusi di rantai kreasi membuat kita semakin sulit menentukan suatu cutting edge yang jelas untuk membedakan berbagai jenis genre atau aliran musik. Berbagai aliran musik semakin berassimilasi. Musik rock berasimilasi dengan orkestra, dangdut, atau dangdut berwarna rock, orkestra 124 mengusung rock, dan berbagai format-format musik lainnya. Seluruh aliran musik saling memberi pengaruh. Tidak ketinggalan, musik beraliran etnik juga semakin menancapkan pengaruhnya, memperkaya blantika musik Indonesia. Sub Sektor Industri Layanan Komputer dan Piranti Lunak Sub sektor Industri Kreatif layanan komputer dan piranti lunak meliputi kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal. Termasuk dalam hal ini adalah: a. Jasa konsultasi (consultancy), b. Jasa implementasi perangkat lunak (Software Implementation), c. Pemrosesan data (Data Processing), d. Basis data (Data Base), dan, e. Layanan perawatan dan pelatihan lainnya (other maintenance training) Sub Sektor Industri TV dan Radio Sub sektor industri televisi dan radio meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio. Definisi yang diusulkan untuk Industri Televisi dan Radio didasari Undang-undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002. Undangundang ini mengklasifikasikan lembaga penyiaran menjadi 4 (empat) kategori, yaitu: a. Lembaga Penyiaran Publik, b. Lembaga Penyiaran Swasta, c. Lembaga Penyiaran Berlangganan, d. Lembaga Penyiaran Komunitas. Pemetaan Industri Kreatif di Jawa Timur Tabel berikut merupakan rekapitulasi pemetaan profil industri kreatif di 9 kota (Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Blitar, Malang, Batu, 125 Kediri, Mojokerto, Madiun) sebagai tempat penyebaran kuesioner dari 6 sub sektor (Sub sektor: periklanan; film, video, foto graphie; permainan interaktif; musik; layanan komputer & piranti lunak; tv & radio) industri kreatif. Selanjutnya akan disajikan di masing-masing kota dengan uraian lebih terinci sebagaimana tabel dan bahasan berikut: Tabel 4.1. Pemetaan Sub Sektor Industri Kreatif di 9 Kota Sumber: Analisis data primer 2016, diolah Profil Industri Kreatif di Surabaya Surabaya merupakan sebuah kota di ujung timur Pulau Jawa. Kota Surabaya sebagai kota Metropolis ke II setelah Jakarta terkenal dengan beberapa industri kreatif yang dibuat oleh warganya. Surabaya siap menjadi pusat industri kreatif nasional karena memiliki potensi besar yang didukung kualitas sumber daya manusia (SDM) dan mampu memunculkan berbagai ide kreatif bernilai ekonomis. Sebagaimana diketahui bahwa industri kreatif tidak dapat dilepaskan dari kemajuan IT dan komunikasi serta gaya hidup di daerah tersebut. Terkait dengan 6 sub sektor industri kreatif, berdasarkan 126 tabel 4.1. di atas semuanya ada di kota Surabaya, baik sub sektor periklanan; film, video, foto graphie; musik, permainan interktif, komputer dan piranti lunak; dan TV & radio; serta permainan interktif, sehingga seluruh 6 sub sektor dapat memberikan data secara maksimal masingmasing 4%, sehingga seluruh sub sektor mempunyai proporsi sebesar 24% dari seluruh sub sektor dari 9 kota. Potensi industri kreatif yang sangat besar di Kota Pahlawan didukung oleh banyaknya perguruan tinggi berkualitas di sektor tersebut. Selain itu, juga dipicu perkembangan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang semakin baik khususnya yang bergerak di industri kreatif. Upaya tersebut bisa meningkatkan kontribusi sektor industri kreatif di Surabaya menjadi 100 persen dari total perkembangan industri dibandingkan kondisi saat ini yang menyumbang 80 persen. Apalagi, kini Surabaya memiliki kekuatan di bidang teknologi informasi (ungkap Walikota Surabaya Tri Rismaharini dalam NEWS Republika.co.id, diakses 19 April 2016, pukul 15.25). Kreativitas di kota Surabaya semakin meningkat yang ditengarai dengan munculnya “Start Surabaya”. Start Surabaya adalah sebuah program inkubasi dan akselerasi perusahaan rintisan (startup) kreatif berbasis teknologi, yang memiliki misi agar anak muda Surabaya dapat meluncurkan bisnis atau produk berbasis teknologi yang berdampak positif dan memberikan nilai tambah kepada masyarakat. Dari 6 sub sektor tersebut semuanya mempunyai kecenderungan penekanan yang sama, yaitu dengan proporsi 100%. Sektor Periklanan di Surabaya sebagian besar bergerak dalam “Periklanan Digital Media”. Sebagai kota Metropolis Surabaya termasuk salah satu kota yang tidak dapat dilepaskan dari “Era Digital”. Hal tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh PT Telkom yang meluncurkan Kampung UMKM Digital yang pertama di Jalan Gadukan, Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Surabaya. Peluncuran "Kampung UMKM Digital" di kawasan perkampungan dengan produksi tas 127 itu dilakukan oleh General Manager PT Telkom Surabaya, M. Nasrun Ihsan, dalam acara "UMKM Goes Digital" di Balai RT 08/RW 03, kelurahan setempat. Kampung UMKM Digital tersebut merupakan kampung pertama yang di gagas oleh PT Telkom (ANTARA JAWA TIMUR.COM, 23 Maret 2016, diakses 19/4/2016, pukul 16.12). Terkait dengan sub sektor, kecuali sub sektor industri film, yang hanya dan banyak berada di kota Jakarta, meskipun film-film dengan tema Surabaya cukup terkenal seperti Battle of Surabaya, Surabaya 45, Jembatan Merah. Sedangkan sub sektor permainan interaktif yang terdapat di Surabaya banyak terkait dengan kemajuan IT digital. Demikian juga sub sektor industri TV hanya ada beberapa stasiun TV yaitu: JTV, Arek TV, serta TV perwakilan seperti TV RI, SCTV, Metro TV yang mempunyai jam tayang sangat minimal. Di samping itu sub sektor industri musik dan layanan komputer juga banyak diperoleh informasi di Surabaya. Profil Industri Kreatif di Pasuruan Kota Pasuruan adalah sebuah kota di Provinsi di Jawa Timur. Kota ini terletak 60 km sebelah tenggara Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur dan 355 km sebelah barat laut Denpasar, Bali. Kota Pasuruan merupakan salah satu kabupaten/ kota yang sangat peduli terhadap upaya pengembangan ekonomi kreatif. Arah kebijakan pengembangan ekonomi kreatif di kotaPasuruan berpedoman pada arah dan kebijakan nasional yang mengacu pada sinergitas, kolaborasi dan peran dari individu kreatif dengan 3 aktor utama yaitu pemerintah, cendikia, dan pengusaha. Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengatakan, dengan memajukan sektor industri kreatif ini dapat menurunkan angka kemiskinan daerahnya. "Pertumbuhan ekonomi Pasuruan 6,7%, di atas pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan nasional. Angka kemiskinan mengalami penurunan menjadi 11,15% dengan 128 adanya pengembangan ekonomi kreatif ini," tutur Irsyad (Detik Finance,16/7/2014 diakses 19/4/2016, pukul 16.51) Berpijak dari tabel 4.1. di depan, dari 6 sub sektor industri kreatif yang ada di Pasuruan, hanya sub sektor music serta sub sektor TV & Radio yang mempunyai proporsi lebih rendah yaitu 0,8% Adapun sub sektor periklanan mempunyai proporsi 1,6%, dan sub sector lainnya mempunyai proporsi sebesar 2% dari seluruh sub sektor dari 9 kota. Sehingga seluruh sub sektor mempunyai proporsi sebesar 9,2% dari seluruh sub sektor dari 9 kota. Sektor periklanan di Pasuruan sebagian besar bergerak dalam “Periklanan Outdoor”. Sub sektor periklanan yang banyak terjadi di kota Pasuruan adalah periklanan yang bernuansa religius, dikarenakan kota Pasuruan banyak berdiri pondok pesantren, yang memasang spanduk bertuliskan pesan pesan religi, pengajian, ajakan menuju kebaikan. Periklanan elektronik sebatas pada media radio terkait keunggulan produk lokal yaitu mebel. Sub sektor film, video, fotografi yang terdapat di Pasuruan banyak terkait dengan sektor video dan fotografi, sedangkan sub sektor film tidak dapat diperoleh. Sub sektor permainan interaktif banyak terkait dengan model/ kebiasaan anak/ anak muda/ remaja dalam kesehariannya. ndustri musik yang terdapat di Pasuruan banyak dipengaruhi oleh budaya dan unsur religi. Budaya orang pondok pesantren yang banyak terdapat di Pasuruan banyak berdampak terhadap jenis musik yang berkembang di Pasuruan. Terkait dengan sub sektor industri musik, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mempunyai kemampuan menciptakan lagu, dan mengaransemen lagu, tentunya lagu religi dan pesan moral (Jawa Pos.Com, 20/02/2105, diakses tgl 19/04/2016 pukul 18.50). Sub sektor industri kreatif layanan komputer dan piranti lunak pertumbuhannya tergantung dari perkembangan kemajuan komputer itu sendiri. Sedangkan sub sektor TV& Radio yang terdapat di Pasuruan tidak dapat menemukan sektor TV, namun 129 hanya sektor radio. Bentuk penyiaran kreatif radio di Pasuruan sangat tergantung dari program pengelolan radio yang ditetapkan. Profil Industri Kreatif di Probolinggo Kota Probolinggo adalah sebuah kota di Provinsi di Jawa Timur diujung timur. Terletak sekitar 100 km sebelah tenggara Surabaya, Kota Probolinggo berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara, serta Kabupaten Probolinggo di sebelah timur, selatan, dan barat. Probolinggo merupakan kota terbesar keempat di Jawa Timur setelah Surabaya, Malang, dan Kediri menurut jumlah penduduk. Kota ini terletak di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur dan menjadi jalur utama pantai utara yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Industri kreatif kota Probolinggo lebih cenderung ke arah wisata kreatif dan hasil kerajinan laut. Mengacu pada tabel 4.1. diatas, dari 6 sub sektor industri kreatif yang ada di Probolinggo, sub sektor musik hanya mampu memberikan data 1,2%, demikian juga sub sektor TV & radio hanya mampu memberikan data 1,2%. Adapun sub sektor permainan interaktif mempunyai proporsi 1,6%, dan sisanya sub sektor lain dengan proporsi sebesar 2%. Sehingga seluruh sub sektor mempunyai proporsi sebesar 9,2% dari seluruh sub sektor dari 9 kota.Sub sektor periklanan bergerak dalam berbagai aktivitas: pemasangan Iklan luar ruang; promosi; kampanye relasi publik; tampilan iklan di media cetak (surat kabar) dan elektronik (radio); pemasangan berbagai poster dan gambar; penyebaran selebaran, pamphlet, edaran, brosur dan reklame sejenis, serta penyewaan kolom untuk iklan. Di Probolinggo hanya dapat ditemukan sub sektor video dan fotografi, sedangkan sub sektor film tidak dapat diperoleh. Sub sektor permainan interaktif dapat ditemukan di tempat-tempat game online yang ada di kota Probolinggo. Sub sektor industri musik yang terdapat di Probolinggo banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Sebagai salah 130 satu contoh Ru+Sak Band yang berasal dari komunitas Karyawan salah satu Rumah Sakit di Probolinggo, yang mengangkat tema-tema yang terkait dengan Rumah Sakit (obat) (POSKOTANEWS, 11 Desember 2015, diakses 19/04/2016, pukul 19.43). Sedangkan sub sektor industri kreatif layanan komputer dan piranti lunak sangat tergantung dari kemajuan komputer itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan sub sektor tersebut terkait dengan jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras. Sub sektor radio di Probolinggo dapat ditemukan dalam penyebaran kuesioner baik sebagai radio pemerintah (RRI) maupun radio swasta. Profil Industri Kreatif di Blitar Blitar merupakan sebuah kota yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur. Blitar terletak sekitar 167 km sebelah barat daya Surabaya dan 80 km sebelah barat Malang. Selain disebut sebagai Kota Proklamator dan Kota Patria, kota ini juga disebut sebagai Kota Peta (Pembela Tanah Air) karena di bawah kepimpinanan Soeprijadi. Beberapa komoditi industri kreatif telah menjadi andalan bagi Kota Blitar, di antaranya adalah industri bubutan kayu yang menghasilkan berbagai macam barang kerajinan dari kayu. Sentra industri kerajinan kayu, mebel ukiran kayu dan lampu hias terdapat di Kecamatan Kepanjen kidul Kota Blitar. Berpijak pada tabel 4.1. di depan, dari 6 sub sektor industri kreatif yang ada di Blitar, sub sektor periklanan hanya mampu memberikan data 1,2%, sedangkan sub sektor musik hanya mampu memberikan data 0,8%, demikian juga sub sektor TV & radio hanya mampu memberikan data 0,8%. Sub sektor yang paling besar proporsinya adalah permainan interaktif serta sub sektor komputer dan piranti lunak dengan proporsi 2%. Sehingga seluruh sub sektor mempunyai proporsi sebesar 8,4% dari seluruh sub 131 sektor dari 9 kota. Fenomena di atas dikarenakan kota Blitar berada di pesisir pantai selatan, sehingga sub sektor periklanan, sub sektor film, video, fotografi, sub sektor permainan interaktif, sub sektor piranti lunak, serta sub sektor TV & Radio keberadaannya tidak sebanyak kota Surabaya maupun Probolinggo. Terkait sub sektor video dan fotografi biasanya menjadi dalam satu usaha dengan bidang: Video Liputan/ Liputan; Foto Pernikahan – Seharian; Foto Pernikahan – setengah hari; Paket Pre Wedding; Aerial Video & Photography; prewedding; wedding day; tunangan; profil klub (otomotif, grup dan sebagainya). Sedangkan terkait sub sektor permainan interktif pada dasarnya permainan interaktif hampir dimiliki oleh setiap anak remaja, sepanjang memiliki gatged tidak memandang di kota besar/ kota kecil. Mall-mall yang besar di Blitar hanya ada 1-2 saja belum tentu terdapat time zone tempat permainan interaktif. Industri kreatif musik di Blitar saat ini dapat dikatakan perkembangan dibidang musik yang terjadi di Blitar telah menyita perhatian khusus masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin menjamurnya bisnis studio musik kota Blitar yang berkembang akhir-akhir ini yang dibarengi dengan kesuksesannya menggelar acara/ event-event seperti: parade/ festival musik, konser maupun pagelaran musik lainnya (suaramerdeka.com, 11 Desember 2015, diakses 19/04/2016, pukul 20.29). Profil Industri Kreatif di Malang Malang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 90 km sebelah selatan Surabaya dan merupakan kota terbesar di kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, serta merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia menurut jumlah penduduk. Selain itu, Malang juga merupakan kota terbesar kedua di wilayah Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung. Kota Malang berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan 132 Kabupaten Malang. Kota Malang memiliki potensi yang luar biasa untuk terus dikembangkan menjadi kota yang kreatif. Pelaku industri kreatif di Malang makin berkembang pesat. Beberapa waktu yang lalu Wali Kota Malang melantik Komite Ekonomi Kreatif (KEK) dalam rangka memfasilitasi komunitas kreatif di Kota Malang. Langkah Kota Malang ini menyusul Bandung yang lebih dulu membentuk komite serupa. Komite yang beranggotakan sejumlah SKPD serta para penggiat industri kreatif ini diharapkan mampu menjadi katalisator bagi berkembangnya ekonomi kreatif di Kota Malang. Terkait dengan 6 sub sektor industri kreatif, berdasarkan tabel 4.1. diatas, di Kota Malang, seluruh 6 sub sektor (film, video, foto graphie; musik, permainan interktif, komputer dan piranti lunak; dan TV & radio; serta permainan interktif) secara umum mempunyai tekanan proporsi yang sama sebesar 2%, kecuali sub sektor periklanan sebesar 1,6%. Sehingga seluruh sub sektor mempunyai proporsi sebesar 11,6% dari seluruh sub sektor dari 9 kota. Sub sektor periklanan di Malang yang terlihat dari berdirinya jasa periklanan cukup banyak. Hal tersebut dapat dimaklumi karena Malang merupakan kota nomor II di Jawa Timur setelah Surabaya. Sektor periklanan di Malang sebagian besar bergerak dalam “Periklanan Digital Media”. Hal tersebut dikarenakan kemajuan teknologi digital banyak tumbuh di kota-kota besar. Malang menjadi kota kreatif dunia dengan melibatkan industri-industri yang diharapkan bisa menggugah gairah kreativitas. Banyak industri kreatif kecil dan menengah tumbuh di Malang. Melibatkan padat karya meliputi anak muda kreatif berprestasi. Melalui kegiatan Malang Creative Fusion (MCF), ingin menunjukkan bahwa Malang memiliki industri film yang potensial untuk berkembang. Ke depan, industri film di kota ini diharapkan akan lebih bagus lagi dan lebih produktif dengan menghasilkan film-film berkualitas (LEISURE, republika. co.id,19/02/2016, diakses tgl 19/04/2016 pukul 20.40). Sub sektor permainan interaktif yang 133 terdapat di Malang dapat dijumpai di Mall-mall yang besar di Malang hampir selalu terdapat time zone tempat permainan interaktif. Adanya startup pembuat aplikasi games atau aplikasi pendidikan, perakit robot, hingga pembuat film animasi. Mereka adalah anak muda yang kreatif hingga dipercaya menggarap sejumlah instansi lokal hingga mancanegara. Terkait industri kreatif musik di Malang terkait dengan group musik, kursus/ sekolah musik baik untuk anak-anak, remaja, hingga dewasa, studio musik yang terkait dengan penyewaan studio dan alat musik untuk bermain musik maupun pertunjukan musik dan group musik. Saat ini dapat dikatakan perkembangan di bidang musik yang terjadi di Malang telah tumbuh dengan pesat. Tidak dipungkiri lagi bahwa sejarah music cadas di Indonesia juga dilahirkan dari group musik dari Malang seperti Group Musik Bentoel dan Grass Rock. Sub sektor industri kreatif layanan komputer dan piranti lunak termasuk dalam hal ini layanan komputer dan piranti lunak adalah jasa konsultasi dan implementasi perangkat lunak juga jasa perawatan dan pelatihan. Sedangkan sub sektor TV& Radio, khusus sub sektor TV dapat ditemukan pada Malang TV, yang merupakan kelompok TV swasta yang merupakan andalan TV lokal bagi “KERA NGALAM” (istilah panggilan arek malang). Profil Industri Kreatif di Batu Kota Batu adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 90 km sebelah barat daya Surabaya atau 15 km sebelah barat laut Malang. Kota Batu berada di jalur yang menghubungkan MalangKediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Batu adalah daerah yang unik, karena memiliki potensi budaya “campuran” yang beragam, budaya khas beberapa daerah di daerah Jawa Timur lain ada di kota Batu. 134 Batu sebenarnya adalah daerah persinggahan sejak jaman kerajaan. Jadi, potensi untuk menjadi pusat budaya justru sangat terbuka besar dengan hal tersebut. Budaya Persilangan dan Campuran dari berbagai daerah mustinya bisa dilihat sebagai potensi besar untuk daya jual Kota Batu. Berdasarkan tabel 4.1. di depan, dari 6 sub sektor industri kreatif yang ada di Kota Batu, sub sektor periklanan hanya mampu memberikan data 1,2%, demikian juga sub sektor TV & radio hanya mampu memberikan data 1,2%. Sedangkan sub sektor musik hanya mampu memberikan data 0,8%, sedangkan sub sektor video, film & photographie memberikan proporsi 1,6%. Sub sektor yang paling besar proporsinya adalah permainan interaktif serta sub sektor komputer dan piranti lunak dengan proporsi 2%. Sehingga seluruh sub sektor mempunyai proporsi sebesar 8,8% dari seluruh sub sektor dari 9 kota. Kota Batu merupakan kota wisata terkenal di Jawa Timur selain Banyuwangi. Akhir tahun 2015, sekitar 350 ribu wisatawan mengunjungi Kota Wisata Batu, Jawa Timur. Jumlah wisatawan tersebut merupakan pengun-jung wisata yang menginap di hotel-hotel Kota Batu."Data kunjungan wisata selama liburan akhir tahun itu belum termasuk wisatawan menginap di Villa dan di alun-alun Kota Batu atau wisatawan tidak menginap. Kami perkirakan bila semua dihitung bisa lebih dari 700 ribu wisatawan datang ke Kota Batu selama libur panjang ini," kata Abdillah Alkaf, Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Jumat (SURYA MALANG.COM.BATU, Selasa,19 April 2016, diakses 19/04/2016 pukul 2242). Sektor periklanan di Batu sebagian besar bergerak dalam “Periklanan Outdoor”, terutama terkait dengan iklan-iklan wisata yang tersebar disekitar kota Batu. Iklan tersebut lebih bersifat memberitahu, memberikan arah, hingga mempengaruhi wisatawan untuk mengujunginya. Untuk sub sektor film, video, fotografi, sub sektor permainan interaktif, 135 sub sektor musik, sub sektor komputer dan piranti lunak, sub sektor TV & Radio yang terdapat di kota Batu tidak terlalu menonjol, hal tersebut dikarenakan batu yang tereletak di daerah perbukitan dan wisata yang banyak tumbuh area hutan, sehingga ke 6 sub sektor tersebut tidak sepesat di kota Malang. Profil Industri Kreatif di Kediri Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 130 km sebelah barat daya Surabaya dan merupakan kota terbesar ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang menurut jumlah penduduk. Kota Kediri memiliki luas wilayah 63,40 km² dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Kediri. Kota Kediri terbelah oleh sungai Brantas yang membujur dari selatan ke utara sepanjang 7 kilometer. Kediri dikenal merupakan pusat perdagangan utama untuk gula dan industri rokok terbesar di Indonesia. Kota Kediri, mempunyai hasil industri kreatif yang berupa Kain Tenun ikat yang sudah terkenal di samping industri kuliner Tahu Kuningnya. Pemerintah kota Kediri berkeinginan menggerakkan ekonomi rakyat, terutama industri kreatif tradisional kain tenun ikat yang merupakan ciri khas kerajinan dari Kediri yang sudah terkenal (www.kedirikota.go.id, diakses 20/04/2016, pukul 04.33). Mengacu pada tabel 4.1.diatas, dari 6 sub sektor industri kreatif yang ada di Kediri, sub sektor periklanan, dan sub sektor musik, hanya mampu memberikan data 1,2%. Adapun sub sektor film video & photography dan layanan komputer & piranti lunak mampu memberikan proporsi sebesar 2%. Sehingga seluruh sub sektor mempunyai proporsi sebesar 9,2% dari seluruh sub sektor dari 9 kota. Kota Kediri sebenarnya cukup menonjol, hal tersebut dapat dimaklumi karena Kediri dikenal merupakan pusat perdagangan utama untuk gula dan industri rokok terbesar di Indonesia. Sektor periklanan di Kediri sebagian besar bergerak 136 dalam “Periklanan Outdoor”, terutama terkait dengan iklan-iklan usaha dan industri rokok, gula, maupun iklan yang lain. Dilihat dari 6 sub sektor industri kreatif yang ada di kota Kediri penekanannya cukup merata, artinya seperti kota-kota lainnya kecuali kota Surabaya dan Malang, dimana sub sektor TV dan sub sektor Film tidak dapat ditemukan. Sub sektor permainan interaktif yang terdapat di Kota Kediri dapat dijumpai di tempat-tempat game online. Industri kreatif musik di kota Kediri terkait dengan kursus/ sekolah musik baik untuk anak-anak, remaja, hingga dewasa, studio musik yang terkait dengan penyewaan studio dan alat musik untuk bermain musik maupun pertunjukan musik dan group musik. Dilihat dari sub sektor layanan komputer dan piranti lunak terkait dengan jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras. Termasuk dalam hal ini layanan komputer dan piranti lunak adalah jasa konsultasi dan implementasi perangkat lunak juga jasa perawatan dan pelatihan. Profil Industri Kreatif di Mojokerto Kota Mojokerto adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Mojokerto terletak 50 km barat daya Surabaya. Mojokerto merupakan kota dengan luas wilayah terkecil di Jawa Timur dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto. Karena letaknya yang cukup strategis, 50 km arah barat Kota Surabaya, daerah ini menjadi hinterland kota metropolitan dan termasuk dalam Gerbang Kertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan). Mojokerto mempunyai hasil industri kreatif sepatu dan sandal yang tidak hanya dipasarkan pada pasar lokal saja, namun juga dieksport ke Eropa (Jerman dan Belanda) serta kuliner kerupuk rambak, dan telur asin (ANTARA JATIM.com,6/3/2013, diakses tgl 20/04/2016 pukul 06.15). 137 Berpijak pada tabel 4.1.diatas, terkait sub sektor industri kreatif di Mojokerto penekanannya cenderung merata/sama dari masing-masing sub sektor, kecuali sub sektor periklanan, sub sektor musik, serta sub sektor TV & radio. Dari 6 sub sektor industri kreatif yang ada di Mojokerto, sub sektor periklanan hanya mampu memberikan data 1,2%, demikian juga sub sektor musik hanya mampu memberikan data 1,2%, hal yang sama juga sub sektor TV & radio hanya mampu memberikan data 1,2%. Sedangkan sub sektor film video & photo graphie serta sub sektor permainan interaktif mampu memberikan proporsi data sebesar 2%. Sehingga seluruh sub sektor mempunyai proporsi sebesar 9,2% dari seluruh sub sektor dari 9 kota.Sub sektor periklanan di Mojokerto jika dilihat secara fisik yang nampak kasat mata hampir menyebar di sekitaran daerah Surabaya, hal tersebut dapat dimaklumi karena Mojokerto merupakan kota yang sangat dekat dengan Surabaya. Sub sektor film, seperti kota lainnya belum dapat ditemukan di Mojokerto, hal tersebut dikarenakan sektor film kenyataannya hanya dapat ditemukan di beberapa kota besar seperti Jakarta dan atau Bandung. Industri kreatif musik di kota Mojokerto terkait dengan kursus/ sekolah musik baik untuk anak-anak, remaja, hingga dewasa, studio musik yang terkait dengan penyewaan studio dan alat musik untuk bermain musik maupun pertunjukan musik dan group musik. Terkait dengan sub sektor layanan komputer dan piranti lunak sebagaimana kota lainnya terkait dengan jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras. Profil Industri Kreatif di Madiun Kota Madiun adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Nganjuk di timur, Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Ngawi di barat. Ibukotanya adalah 138 Kecamatan Mejayan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.52 Tahun 2010.Kota Madiun memaknai industri kecil dan menengah (IKM) pengolahan sambal pecel, madumongso, kerupuk puli atau biasa disebut lempeng Madiun sebagai sektor ekonomi kreatif masyarakat Kota Madiun. Pemerintah Kota Madiun terus mengembangkan potensi produk unggulan industri kecil dan menengah setempat guna menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat setempat. Sebagaimana kota-kota lainnya dari 9 kota kecuali kota Surabaya, berdasarkan tabel 4.1. diatas, dari 6 sub sektor industri kreatif hampir mempunyai penekanan yang sama, kecuali sub sektor periklanan, sub sektor musik, serta sub sektor TV & radio memberikan proporsi 1,2%. Adapun sub sektor film, video & photographie mampu memberikan proporsi data 1,6%. Sedangkan sub sektor yang mampu memberikan proporsi terbesar adalah sub sektor prmainan interaktif, serta layanan komputer & piranti lunak. Sehingga seluruh sub sektor mempunyai proporsi sebesar 9,2% dari seluruh sub sektor dari 9 kota. Bentuk-bentuk periklanan yang ada di Madiun sebagian besar iklan-iklan usaha. Demikian juga sub sektor musik, dimana sub sektor tersebut tidak banyak memberikandata dikarenakan pertumbuhan industri musik tidak terlalu cepat. Terkait dengan sub sektor komputer dan piranti lunak, sebagaimana yang disampaikan Walikota Madiun Bambang Irianto (BI) “kalau produknya diunggah ke blog dengan kemasan dan model yang menarik pasti bisa go international. Masyarakat dunia akan melihatnya,’’ Menurut BI, transaksi perdagangan online dari waktu ke waktu semakin meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa media internet kini sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Karena itu, pihaknya terus mendorong pelaku UMKM memanfaatkan dunia maya. Termasuk menyiapkan telecenter Madumongso untuk menggelar pelatihan pengunaan internet, termasuk pembuatan blog (radar madiun.co.id, 15/04/2016, diakses 21/04/2016 pukul 11.00). 139 Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah Pemilik/ Pengelola industri kreatif sebanyak 249 responden dari 9 kota yang berasal dari 6 sub sektor. Deskripsi Karakteristik Individu Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidkan Terakhir Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 249 orang responden pemilik dan/ pengelola industri kreatif diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan terkahir adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Karakteristik Individu Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan Terakhir No. TOTAL Pendidikan 1. 2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan TOTAL Pendidikan Terakhir SMA S1 S2 62 76 138 48 57 105 3 3 6 113 136 249 Sumber: Analisis data primer 2016 Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan jumlah yang hampir seimbang yaitu sebanyak 113 berjenis kelamin laki-laki, dan sebanyak 136 berjenis kelamin perempuan. Demikian juga berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini lebih banyak berpendidkan terakhir SMA yaitu sebanyak 138, sedangkan berpendidikan Sarjana (S1) sebanyak 105, dan sisanya 6 berpendidikan S2. Jika dilihat dengan cross tabulation, dari 140 jumlah sebanyak 113 berkelamin laki-laki tersebut ternyata sebanyak 62 berpendidikan SMA, dan sebanyak 48 berpendidikan S1, serta sisanya sebanyak 3 berpendidikan S2. Demikian juga dari jumlah sebanyak 136 berjenis kelamin perempuan tersebut ternyata sebanyak 76 berpendidikan SMA, dan sebanyak 57 berpendidikan S1, serta berpendidikan S2 tsebanyak 3. Yang lebih menarik adalah ditemukannya SDM perempuan dengan proporsi yang lebih besar daripada lak-laki dan dengan pendidikan SMA dengan proporsi yang lebih besar daripada pendidikan S1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamindan Sub Sektor Industri Kreatif Jika karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan terakhir dikaitkan dengan sub sektor industri kreatif akan nampak sebagaimana tabel berikut. Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sub Sektor Industri Kreatif Sektor Periklanan Film, video, foto graphie Permainan interaktif Musik Layanan komputer & piranti lunak TV & radio Total Jenis_Kelamin Laki-Laki Perempuan 19 17% 21 15% 20 18% 25 18% 24 21% 23 17% 16 14% 17 13% 17 15% 31 23% Total 17 113 36 249 15% 100% 19 136 14% 100% 40 45 47 33 48 Sumber : Analisis data primer 2016, dioalah 141 Berdasarkan tabel diatas jika ditinjau dari jenis kelamin laki-laki dari 6 sub sektor industri kreatif nampak bahwa sub sektor permainan interaktif mempunyai SDM yang lebih besar daripada sub sektor yang lain yaitu sebesar 21%. Jika ditinjau dari karakteristik berdasarkan jenis kelamin perempuan nampak sub sektor layanan komputer & piranti lunak mempunyai SDM yang lebih besar yaitu 23%. Jika ditinjau secara totalitas, sub sektor layanan komputer & piranti lunak menempati proporsi pertama daripada sub sektor yang lainnya. Hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sub sector layanan komputer & piranti lunak dapat memberdaya-kan SDM lebih besar daripada sub sektor yang lain baik secara totalitas maupun perempuan. Kondisi diatas terkait dengan jenis sub sektor layanan komputer & piranti lunak tersebut memang secara empirik banyak memberdayakan SDM. Akan tetapi jika ditinjau dari perspektif gender lakilaki dan perempuan nampak bahwa perempuan(54,62%) menempati proporsi lebih besar daripada laki-laki. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pengelola dan Sub Sektor Industri Kreatif Jika 6 sub sektor industri kreatif tersebut dikaitkan dengan pendidikan terakhir (SMA, S1, maupun S2) responden akan nampak dalam tabel berikut. 142 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pengelola dan Sub Sektor Industri Kreatif No Sub Sektor Industri Kreatif 1. 2. Pendidikan Terakhir SMA S1 18 13.04% 21 20% 1 21.74% 13.33% 30 14 1 Periklanan Film, video, foto graphie 3. Permainan interaktif 32 23.19% 4. Musik 15 10.87% 5. Layanan komputer & 25 piranti lunak 18.11% 6. TV & radio 18 13.04% JUMLAH 138 100% Sumber: Analisis data primer 2016, diolah 14 18 21 17 105 13.33% 17.14% 20% 16.19% 100% 1 0 2 1 6 S2 16,67% 16.67% OTAL 16.67% 0% 47 33 33.33% 16.67% 100% 48 36 249 40 45 Berdasarkan tabel di atas dlihat dari 6 sub sektor industri kreatif nampak bahwa sub sektor permainan interaktif mempunyai pengelola yang berpendidikan SMA lebih banyak yaitu sebesar 23.19%. Hal tersebut dikarenakan SDM yang dibutuhkan pada sub sektor permainan interaktif banyak membutuhkan SDM pada level pimpinan dengan pendidikan yang tidak terlalu tinggi (SMA). Adapun ditinjau dari jenjang pendidikan S1 dari 6 sub sektor industri kreatif nampak sub sektor periklanan dan sub sektor layanan komputer & piranti lunak mempunyai pengelola yang berpendidikan SMAlebih banyak daripada sub sektor lainnya yaitu masing-masing sebesar 20%. Kondisi demikian cukup mempunyai alasan dikarenakan sub sektor periklanan dan sub sektor layanan komputer & piranti lunak memerlukan pengelola/ pimpinan yang mempunyai kemampuan dan wawasan yang lebih luas sehingga jenjang pendidikan yang lebih banyak digunakan pada sub sektor tersebut. Yang lebih menonjol pada jenjang S2 hampir di semua sub sektor hanya mempunyai pengelola/ pimpinan yang 143 berpendidikan S2. Kesimpulan sebagai suatu hal yang menonjol adalah ternyata pimpinan/ pengelola dalam industri kreatif tersebut sebagian besar berpendidikan SMA (55,42%). Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha dan Sub Sektor Industri Kreatif Jika 6 sub sektor industri kreatif tersebut dikaitkan dengan lama usaha, akan nampak sebagaimana tabel 4.5. berikut. Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha dan Sub Sektor Industri Kreatif No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sub Sektor Industri Kreatif Periklanan Film, video, foto graphie Permainan interaktif Musik Layanan komputer & piranti lunak TV & radio JUMLAH ≤ 5 th Lama Usaha 6 s/d 10 th >10 th TOTAL 20 14% 18 19% 2 18% 40 24 17% 18 19% 3 27% 45 26 18% 19 20% 2 18% 47 28 19% 4 5% 1 9% 33 31 21% 17 18% 0 0% 48 16 11% 17 18% 3 27% 36 145 100% 93 100% 11 100% 249 Sumber: Analisis data primer 2016, diolah Berdasarkan tabel 4.5. jika ditinjau dari lama usaha ≤ 5 th, prosentase terbesar sub sektor industri kreatif terletak pada sub sektor layanan komputer dan piranti lunak, dengan proporsi sebesar 21% lebih besar dari sub sektor lainnya. Adapun jika ditinjau dari masa kerja 6 s/d 10 th prosentase terbesar terletak pada sub sektor permainan interaktif 144 dengan proporsi 20%. Sedangkan jika ditinjau dari lama usaha >10 th, prosentase terbesar dari 6 sub sektor industri kreatif terletak pada sub sektor film, video,foto graphie yang mempunyai masa kerja usaha yang sudah lama, dengan proporsi 27%. Kesimpulannya lama usaha ≤ 5 th berada pada sub sektor komputer dan piranti lunak hal tersebut dapat dipahami karena sub sektor tersebut perkembangan yang pesat memang pada dekade 10 tahun terakhir ini. Demikian juga lama usaha > 10 th berada pada sub sektor film, video, foto graphie serta sub sektor TV & radio. Hal demikian dapat dipahami karena sub sektor tersebut memang sudah lama keberadaannya dalam industri kreatif. Kesimpulan umum dari tabel di atas adalah bahwa secara menyeluruh (6 sub sektor) lama usaha ≤ 5 th mempunyai proporsi terbesar di banding lama usaha lainnya(6 s/d 10 th dan > 10 th) yaitu 58,23%. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan dan Sub Sektor Industri Kreatif Terkait dengan jumlah karyawan yang diberdaya gunakan dalam ke 6 sub sektor industry kreatif dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut. Berdasarkan jumlah karyawan yang diberdayagunakan ≤ 10 karyawan berada pada sub sektor Layanan komputer & piranti lunak sebesar 23%. Sedangkan jika ditinjau berdasarkan jumlah karyawan yang diberdayagunakan 11 s/d 15 karyawan serta 16 s/d 20 karyawan, proporsi terbesar berada pada sub sektor periklanan masing-masing 31%, dan 90%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sub sektor Layanan komputer & piranti lunak hanya membutuhkan SDM dengan jumlah ≤10 karyawan. 145 Tabel 4.6 Karakteristik Individu Berdasarkan Jumlah Karyawan dan Sub Sektor Industri Kreatif No 1. 2. Sub Sektor Industri Kreatif Periklanan Film, video, foto graphie Permainan 3. interaktif 4. Musik Layanan 5. komputer & piranti lunak 6. TV & radio JUMLAH Jumlah Karyawan ≤ 10 karyawan 11 s/d 15 karyawan 23 37 45 30 11% 17% 21% 14% 23% 48 30 213 14% 100% 8 8 1 3 0 6 26 31% 31% 4% 11% 0% 23% 100% 16 s/d 20 karywan/ lebih 9 90% 0% 0 1 0 0 0 10 10% 0% 0% TOTAL 40 45 47 33 48 0% 100% 36 249 Sumber : Analisis data primer 2016, diolah Adapun sub sektor periklanan membutuhkan karyawan lebih banyak daripada sub sektor lainnya, sebagian besar karyawan yang diberdaya gunakan sebagai tenaga administrasi, tenaga lapangan, tenaga pemasaran, dan desain grafis. Kesimpulan umum dari tabel di atas adalah secara menyeluruh (6 sub sektor) bahwa sebagian besar (85,54%) sub sektor industri kreatif yang memberdayakan karyawan ≤ 10 karyawan. Karakteristik Responden Berdasarkan Jangkauan Pemasaran dan Sub Sektor Industri Kreatif Berdasarkan jangkauan pemasaran nampak sebagaimana table 4.7 berikut. Dari tabel 4.7. nampak bahwa pada jangkauan pemasaran lokal, dari 6 sub sektor tersebut berada pada sub sektor permainan iteraktif yang mempunyai proporsi lebih besar yaitu sebesar 21%. Adapun dilihat dari jangkauan pemasaran regional, nampak berada pada sub sektor TV & radio yang mempunyai proporsi lebih besar yaitu sebesar 146 26%. Demikian juga dalam jangkauan nasional nampak berada pada sub sektor periklanan dengan proporsi yang lebih besar yaitu 100%. Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jangkauan Pemasaran dan Sub Sektor Industri Kreatif No Sub Sektor Industri Kreatif Jangkauan Pemasaran Lokal Regional Periklanan 26 13% 10 24% Film, video, 38 19% 7 17% foto graphie Permainan 3. 43 21% 4 9% interaktif 4. Musik 30 15% 3 7% Layanan 5. komputer & 41 20% 7 17% piranti lunak 6. TV & radio 25 12% 11 26% JUMLAH 203 100% 42 100% Sumber : Analisis data primer 2016, diolah 1. 2. TOTAL Nasional 4 100% 0 Internasional - 0 0 - 0 0 4 40 45 47 33 48 100% - 36 249 147 148