Profil Industri Kreatif Di Jawa Timur

advertisement
Bab Empat
Profil Industri Kreatif Di Jawa Timur
Dalam bab berikut akan disajikan profil industri kreatif di Jawa Timur
beserta sub sektor industri kreatif yang digunakan sebagai konteks
penelitian yang terdapat pada 9 kota di Jawa Timur.
Profil Industri Kreatif di Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur memiliki posisi strategis di bidang industri
karena terletak diantara Jawa Tengah dan Bali sehingga menjadi pusat
pertumbuhan industri dan perdagangan. Kinerja perekonomian Jawa Timur
selama periode 2006-2013 cukup baik, terlihat dari nilai PDRB yang tumbuh
pada laju rata-rata 6,32 persen per tahun (Gambar 4.1). Laju ini lebih tinggi
dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada angka 5,90
persen per tahun pada periode yang sama. Di tingkat wilayah, Provinsi Jawa
Timur merupakan provinsi dengan output PDRB terbesar kedua setelah DKI
Jakarta dengan sumbangan sebesar 25,28 persen terhadap pembentukan
PDRB Wilayah Jawa-Bali dan sebesar 14,88 persen terhadap pembentukan
PDB nasional(2013).
117
Gambar 4.1.
Persen / Tahun
Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2000
8
6
4
2
0
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
LPE Jawa Timur
5,8
6,11
5,94
5,01
6,68
7,22
7,27
6,55
LPE Nasional
5,5
6,35
6,01
4,63
6,22
6,49
6,23
5,78
Sumber: BPS, 2013
Industri merupakan salah satu sektor strategis yang harus
dikembangkan oleh Pemerintah karena diharapkan dapat terus menjadi
motor penggerak kemajuan perekonomian nasional, melalui kontribusinya
terhadap penambahan devisa negara dan penyerapan tenaga kerja. Oleh
karena itu, Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan
industri di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya Jawa Timur, dimana
merupakan daerah yang memiliki posisi strategis di bidang industri karena
diapit dua propinsi besar yaitu Jawa Tengah dan Bali, sehingga menjadi
pusat pertumbuhan industri maupun perdagangan. Selain itu, Jawa
Timur juga mempunyai potensi di bidang
pertanian,
perkebunan,
niaga, holtikultura, perikanan dan sumberdaya energi lainnya. Dalam upaya
peningkatan daya saing industri kecil menengah (IKM), Pemerintah Provinsi
Jawa Timur memberikan berbagai fasilitas dari hulu hingga hilir proses
bisnis, disesuaikan dengan karakteristik masing-masing IKM.
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya serta sumber daya
alam sebagai modal dasar dan potensi besar dalam pengembangan Industri
Kreatif yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk provinsi Jawa
Timur. Jawa Timur merupakan destinasi yang memiliki potensi yang tinggi
dengan sumber daya yang dimiliki dan keanekaragaman budaya.
118
Provinsi
Jawa Timur mempunyai 3 (tiga) subsektor industri kreatif yang sudah
tumbuh dan berkembang serta memiliki struktur industri yang up stream,
mid stream, dan down stream (terintegrasi dari hulu hingga ke hilir)
sehingga memiliki keterkaitan antara satu industri dengan industri lainnya.
Ketiga subsektor industri kreatif tersebut adalah industri fesyen, industri
kerajnan, serta industri penerbitan & percetakan. Sub sektor industri kreatif
seperti pasar seni dan barang antik, arsitektur, video, film dan fotografi
serta industri musik, tingkat pertumbuhan dan kontribusinya terhadap
perekonomian Jawa Timur belum cukup signifikan.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mentargetkan kontribusi industri
kreatif bisa meningkat menjadi 8% dari kontribusi industri kreatif terhadap
perekonomian nasional tahun 2013 lalu yang baru mencapai 6,9% atau
setara Rp 537 triliun dan mampu menyerap 11% dari total tenaga kerja.
Setidaknya terdapat 15 jenis lapangan usaha yang masuk dalam kategori
ekonomi kreatif. Di antaranya periklanan, penerbitan dan percetakan, tv
dan radio, film, video dan fotografi, musik, seni pertunjukan, arsitektur,
desain, fesyen, kerajinan, pasar barang seni, permainan interaktif, layanan
komputer piranti lunak serta kuliner. Di antara jenis lapangan usaha
tersebut, industri fesyen dan industri kerajinan memberikan kontribusi
masing-masing sebesar 43 persen dan 25 persen terhadap industri kreatif
nasional. Industri fesyen dan kerajinan memiliki potensi luar biasa serta
paling menonjol dan mendominasi sektor industri kreatif nasional pada
umumnya dilakukan oleh Industri Kecil Menengah (IKM). Pada tahun 2013,
jumlah IKM di Jawa Timur tercatat sebanyak 802.389 unit usaha atau total
99, 87% dari total jumlah industri Jawa Timur.
Dalam mengembangkan industri kreatif di Jawa Timur, berdasarkan
hasil Konvensi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015 yang diselenggarakan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia, pemerintah
daerah diharapkan dapat memahami pentingnya industri kreatif yang salah
119
satunya dapat dilakukan dengan mengukur kontribusi industri kreatif
terhadap perekonomian daerah, serta melakukan identifikasi potensi
industri kreatif di daerah agar rencana pengembangannya dapat lebih fokus
dan terarah. Pengembangan Industri Kreatif di Jawa Timur diharapkan
dapat turut serta mendorong terwujudnya sasaran yang telah ditetapkan
pada Roadmap Pengembangan ekonomi kreatif 2009-2015 yang dihasilkan
dari Konvensi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015 yang diselenggarakan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Beberapa sasaran
tersebut di antaranya adalah mewujudkan Industri kreatif yang unggul
dipasar domestik & asing, meningkatkan teknologi yang mendukung desain
dan melayani kebutuhan pasar serta meningkatkan pemanfaatan bahan
baku dengan nilai tambah dan tingkat utilisasi yang tinggi dan ramah
lingkungan (komunitaskreatifbali.files.wordpress.com).
Diprediksi, keberadaan sektor budaya dan kreatif ini bakal ikut
mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Sektor industri kreatif
tersebut saat ini mulai tumbuh cukup pesat. Di sektor industri tersebut
mempunyai daya serap tenaga kerja yang cukup besar. Beberapa produk
yang terkait industri berbasis budaya yang juga bagian dari industri kreatif
bahkan telah lama hidup dalam tradisi masyarakat, seperti batik dan seni
pertunjukan, sehingga memudahkan penetrasi industri tersebut. Sebagian
dari industri tersebut dekat dengan kehidupan rakyat, industri kreatif
mempunyai potensi besar untuk dijadikan jangkar bagi pengembangan
ekonomi masyarakat Indonesia maupun masyarakat di Jawa Timur. Para
pelaku usaha industri tradisional berbasis budaya ini perlu didorong untuk
lebih peka zaman tanpa harus meniadakan orisinalitas karya, bagaimana
permainan tradisional diindustrialisasi menjadi game-game interaktif di
internet. Para pelaku industri kreatif tersebut selama ini masih mengalami
sejumlah kendala, di antaranya kendala itu adalah kemampuan melakukan
branding (pengelolaan merk) yang saat ini masih buruk. Hal
120
tersebut
menyebabkan, sejumlah produk industri kreatif, terutama yang berbasis
budaya dan dikembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),
belum dapat diterima pasar dengan baik. (Haries Purwoko, Wakil Ketua
Umum Kadin Jawa Timur Bidang Industri Kreatif, Haries Purwoko, Jumat
(18/10).
Begitu prospektusnya masalah industri kreatif menyebabkan HIPMI
(Himpunan Pengusaha Indonesia) Jawa Timur berupaya mendorong
pertumbuhan industri kreatif. Dalam kaitannya dengan
industri
film,
sebagai salah satu bagian dari industri kreatif di Indonesia, perlu mendapat
dukungan untuk mempercepat pertumbuhan industri film di Indonesia.
HIPMI Jawa Timur saat ini mencoba untuk berkolaborasi dengan industri
perfilman Indonesia. Ke depan, akan aktif menggandeng stakeholder di
indutri ini seperti Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) (Ketua Umum BPD
HIPMI Jawa Timur, Muhammad Ali Affandi, di sela temu pemain dan
sutradara film Rectoverso di Tunjungan Plaza Surabaya, Selasa (26/2/2013,
Detik.com, di acces 2 Januari 2016).
Klasifikasi Industri Kreatif Dalam Studi
Klasifikasi industri kreatif yang digunakan dalam studi mengikuti
klasifikasi industri kreatif yang telah dipetakan dalam Studi Industri Kreatif
2007. Pemetaan industri kreatif terdahulu telah mengklasifikasikan sektor
industri kreatif menjadi 14 subsektor industri kreatif. Base study klasifikasi
industri kreatif Indonesia ini mengacu pada studi pemetaan industri kreatif
yang dilakukan oleh DCMS Inggris, yang disesuaikan dengan KBLI (Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia) tahun 2005.
Dalam penelitian ini industri kreatif yang menjadikan konteks kajian adalah:
121
Sub Sektor Industri Periklanan
Subsektor industri periklanan merupakan industri jasa yang
mengemas bentuk komunikasi tentang suatu produk, jasa, ide, bentuk
promosi, informasi: layanan masyarakat, individu maupun organisasi yang
diminta oleh pemasang iklan (individu, organisasi swasta/pemerintah)
melalui media tertentu (misal: televisi, radio, cetak, digital
signage,
internet) yang bertujuan untuk mempengaruhi, membujuk target
individu/masyarakat untuk membeli, mendukung atau sepakat atas hal
yang ingin dikomunikasikan. Periklanan Digital Media terutama internet
sebagai media iklan mempunyai prospek yang cukup cerah, digital media
akan mengubah banyak hal termasuk di dunia periklanan. Periklanan Digital
Media yang terpenting atau kunci utamanya antara lain connect,
community, dan computer, dengan connect antar jaringan satu dan yang
lain melalui jejaring sosial akan terbentuk sebuah komunitas. Melalui
internet orang akan bebas mempublikasikan segala hal termasuk dalam
periklanan. Periklanan digital media bisa mematikan sektor lain. Akan
tetapi, dampak positifnya justru menghidupkan usaha berbasis digital
media.Periklanan melalui media konvensional yang selama ini menjadi
media iklan mulai tergeser oleh media digital yang memanfaatkan internet.
Melalui media tertentu (misal: televisi, radio, cetak, digital
signage,
internet) yang bertujuan untuk mempengaruhi, membujuk target individu/
masyarakat untuk membeli, mendukung atau sepakat atas hal yang ingin
dikomunikasikan, seperti halnya : a. Riset pasar, b. Perencanaan komunikasi
iklan, c. Iklan luar ruang, d. Produksi material iklan, e. Promosi , kampanye
relasi publik, f. Tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah ) dan
elektronik (televisi dan radio) g. Pemasangan berbagai poster dan gambar,
h. Penyebaran selebaran, pamphlet, edaran, brosur dan reklame sejenis ,
distibusi dani. Delivery advertising materials atau samples, serta
penyewaan kolom untuk iklan.
122
Sub Sektor Industri Film, Video, Fotografi
Sub sektor industri kreatif film, video, dan fotografi merupakan
kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi, produksi video, film, dan jasa
fotografi, serta distribusi rekaman video, film dan hasil fotografi. Termasuk
di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan
eksibisi film. Termasuk dalam sektor industri kreatif film, video, dan
fotografi adalah:
a.
Industri produksi film yang meliputi rumah-rumah produksi, termasuk
di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematrografi, sinetron, dan
eksibisi film.
b.
industri distribusi (channel distribusi) film yang meliputi bioskopbioskop, televisi, layar independen maupun melalui kepingan CD atau
video.
Sub Sektor Industri Permainan Interaktif
Permainan interaktif di Indonesia termasuk topik yang tergolong
baru. Meskipun demikian, saat ini menurut data BPS 2013 sudah tidak
kurang dari 7.000 pelaku usaha yang menggeluti bidang ini. Di Jawa Timur
permainan interaktif sudah memunculkan nilai tambah pada setiap rantai
nilai yang terdiri atas kreasi, produksi, distribusi, monetisasi, apresiasi dan
akhirnya pada studi. Nilai tambah yang muncul dalam masing-masing rantai
nilai merupakan salah satu pertanda bahwa industri ini mulai tumbuh dan
berkembang. Pada dasarnya permainan interaktif adalah permainan yang
banyak melibatkan peserta dalam proses permainannya dengan tujuan
untuk merangsang kreativitas. Hal ini tentunya sejalan dengan titik tekan
industri kreatif yang didefnisikan sebagai industri yang memiliki keterkaitan
dalam proses pengeksploitasian ide atau kekayaan intelektual menjadi
sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi. Oleh karena itu, permainan interaktif
123
dapat dijadikan sebagai komoditas kreatif. Hal ini yang mendorong
terciptanya subsektor permainan interaktif sebagai salah satu dari empat
belas subsektor ekonomi kreatif di Indonesia.Kegiatan permainan interaktif
sebagai bagian dari industrikreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi,
dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan,
ketangkasan dan edukasi disebut industri kreatif permainan interaktif,
termasuk dalam hal ini adalah:
a. Aplikasi software pada komputer (online maupun stand alone),
b.
Console (Playstation, XBOX, Nitendo dll), c. Mobile handset dan arcade.
Berdasarkan Jenis “Platform” Atau Alat Yang Di Gunakan:
1. Arcade games, 2. PC Games, 3. Console games, 4.Handheld games, 5.
Mobile games
Berdasarkan “Genre” Permainannya: 1. Aksi – Shooting, 2. Fighting
(pertarungan) 3. Aksi – Petualangan, 4. Petualangan, 5. Simulasi, 6. Role
Playing 7. Strategi
Berdasarkan Kategori-Kategori Lainnya: 1. Multiplayer Online, 2.
Casual games 3. Edugames, 4. Advergames
Sub Sektor Industri Musik
Industri Kreatif sub sektor musik merupakan kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan kreasi/ komposisi, pertunjukan musik, reproduksi, dan
distribusi dari rekaman suara. Rantai nilai sub sektor industri musik, setiap
proses pada aktivitas utama di industri musik akan melibatkan beberapa
industri pendukung. Dinamika industri musik Indonesia merupakan suatu
hal yang menarik. Evolusi senantiasa terjadi di setiap rantai nilai industri.
Evolusi di rantai kreasi membuat kita semakin sulit menentukan suatu
cutting edge yang jelas untuk membedakan berbagai jenis genre atau aliran
musik. Berbagai aliran musik semakin berassimilasi. Musik rock berasimilasi
dengan orkestra, dangdut, atau dangdut berwarna rock, orkestra
124
mengusung rock, dan berbagai format-format musik lainnya. Seluruh aliran
musik saling memberi pengaruh. Tidak ketinggalan, musik beraliran etnik
juga semakin menancapkan pengaruhnya, memperkaya blantika musik
Indonesia.
Sub Sektor Industri Layanan Komputer dan Piranti Lunak
Sub sektor Industri Kreatif layanan komputer dan piranti lunak
meliputi kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi
informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak,
integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak,
desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal.
Termasuk dalam hal ini adalah: a. Jasa konsultasi (consultancy), b. Jasa
implementasi perangkat lunak (Software Implementation), c. Pemrosesan data
(Data Processing), d. Basis data (Data Base), dan, e. Layanan perawatan dan
pelatihan lainnya (other maintenance training)
Sub Sektor Industri TV dan Radio
Sub sektor industri televisi dan radio meliputi kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan
transmisi televisi dan radio. Definisi yang diusulkan untuk Industri Televisi
dan Radio didasari Undang-undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002. Undangundang ini mengklasifikasikan lembaga penyiaran menjadi 4 (empat)
kategori, yaitu: a. Lembaga Penyiaran Publik, b. Lembaga Penyiaran Swasta,
c. Lembaga Penyiaran Berlangganan, d. Lembaga Penyiaran Komunitas.
Pemetaan Industri Kreatif di Jawa Timur
Tabel berikut merupakan rekapitulasi pemetaan profil
industri
kreatif di 9 kota (Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Blitar, Malang, Batu,
125
Kediri, Mojokerto, Madiun) sebagai tempat penyebaran kuesioner dari 6
sub sektor (Sub sektor: periklanan; film, video, foto graphie; permainan
interaktif; musik; layanan komputer & piranti lunak; tv & radio) industri
kreatif. Selanjutnya akan disajikan di masing-masing kota dengan uraian
lebih terinci sebagaimana tabel dan bahasan berikut:
Tabel 4.1. Pemetaan Sub Sektor Industri Kreatif di 9 Kota
Sumber: Analisis data primer 2016, diolah
Profil Industri Kreatif di Surabaya
Surabaya merupakan sebuah kota di ujung timur Pulau Jawa. Kota
Surabaya sebagai kota Metropolis ke II setelah Jakarta terkenal dengan
beberapa industri kreatif yang dibuat oleh warganya. Surabaya siap menjadi
pusat industri kreatif nasional karena memiliki potensi besar yang didukung
kualitas sumber daya manusia (SDM) dan mampu memunculkan berbagai
ide kreatif bernilai ekonomis. Sebagaimana diketahui bahwa industri kreatif
tidak dapat dilepaskan dari kemajuan IT dan komunikasi serta gaya hidup di
daerah tersebut. Terkait dengan 6 sub sektor industri kreatif, berdasarkan
126
tabel 4.1. di atas semuanya ada di kota Surabaya, baik sub sektor
periklanan; film, video, foto graphie; musik, permainan interktif, komputer
dan piranti lunak; dan TV & radio; serta permainan interktif, sehingga
seluruh 6 sub sektor dapat memberikan data secara maksimal masingmasing 4%, sehingga seluruh sub sektor mempunyai proporsi sebesar 24%
dari seluruh sub sektor dari 9 kota. Potensi industri kreatif yang sangat
besar di Kota Pahlawan didukung oleh banyaknya perguruan tinggi
berkualitas di sektor tersebut. Selain itu, juga dipicu perkembangan sekolah
menengah kejuruan (SMK) yang semakin baik khususnya yang bergerak di
industri kreatif. Upaya tersebut bisa meningkatkan kontribusi
sektor
industri kreatif di Surabaya menjadi 100 persen dari total perkembangan
industri dibandingkan kondisi saat ini yang menyumbang 80 persen.
Apalagi, kini Surabaya memiliki kekuatan di bidang teknologi informasi
(ungkap Walikota Surabaya Tri Rismaharini dalam NEWS Republika.co.id,
diakses 19 April 2016, pukul 15.25).
Kreativitas di kota Surabaya semakin meningkat yang ditengarai
dengan munculnya “Start Surabaya”. Start Surabaya adalah sebuah program
inkubasi dan akselerasi perusahaan rintisan (startup) kreatif berbasis
teknologi, yang memiliki misi agar anak muda Surabaya dapat meluncurkan
bisnis atau produk berbasis teknologi yang berdampak positif dan
memberikan nilai tambah kepada masyarakat. Dari 6 sub sektor tersebut
semuanya mempunyai kecenderungan penekanan yang sama, yaitu dengan
proporsi 100%. Sektor Periklanan di Surabaya sebagian besar bergerak
dalam “Periklanan Digital Media”. Sebagai kota Metropolis Surabaya
termasuk salah satu kota yang tidak dapat dilepaskan dari “Era Digital”. Hal
tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh PT Telkom yang meluncurkan
Kampung UMKM Digital yang pertama di Jalan Gadukan, Kelurahan
Morokrembangan,
Kecamatan
Krembangan,
Surabaya.
Peluncuran
"Kampung UMKM Digital" di kawasan perkampungan dengan produksi tas
127
itu dilakukan oleh General Manager PT Telkom Surabaya, M. Nasrun Ihsan,
dalam acara "UMKM Goes Digital" di Balai RT 08/RW 03, kelurahan
setempat. Kampung UMKM Digital tersebut merupakan kampung pertama
yang di gagas oleh PT Telkom (ANTARA JAWA TIMUR.COM, 23 Maret 2016,
diakses 19/4/2016, pukul 16.12).
Terkait dengan sub sektor, kecuali sub sektor industri film, yang
hanya dan banyak berada di kota Jakarta, meskipun film-film dengan tema
Surabaya cukup terkenal seperti Battle of Surabaya, Surabaya 45, Jembatan
Merah. Sedangkan sub sektor permainan interaktif yang terdapat di
Surabaya banyak terkait dengan kemajuan IT digital. Demikian juga sub
sektor industri TV hanya ada beberapa stasiun TV yaitu: JTV, Arek TV, serta
TV perwakilan seperti TV RI, SCTV, Metro TV yang mempunyai jam tayang
sangat minimal. Di samping itu sub sektor industri musik dan layanan
komputer juga banyak diperoleh informasi di Surabaya.
Profil Industri Kreatif di Pasuruan
Kota Pasuruan adalah sebuah kota di Provinsi di Jawa Timur. Kota ini
terletak 60 km sebelah tenggara Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur dan
355 km sebelah barat laut Denpasar, Bali. Kota Pasuruan merupakan salah
satu kabupaten/ kota yang sangat peduli terhadap upaya pengembangan
ekonomi kreatif. Arah kebijakan pengembangan ekonomi kreatif di
kotaPasuruan berpedoman pada arah dan kebijakan nasional yang mengacu
pada sinergitas, kolaborasi dan peran dari individu kreatif dengan 3 aktor
utama yaitu pemerintah, cendikia, dan pengusaha. Bupati Pasuruan Irsyad
Yusuf mengatakan, dengan memajukan sektor industri kreatif ini dapat
menurunkan angka kemiskinan daerahnya. "Pertumbuhan ekonomi
Pasuruan 6,7%, di atas pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan nasional.
Angka kemiskinan mengalami penurunan menjadi 11,15% dengan
128
adanya
pengembangan ekonomi kreatif ini," tutur Irsyad (Detik Finance,16/7/2014
diakses 19/4/2016, pukul 16.51)
Berpijak dari tabel 4.1. di depan, dari 6 sub sektor industri kreatif
yang ada di Pasuruan, hanya sub sektor music serta sub sektor TV & Radio
yang mempunyai proporsi lebih rendah yaitu 0,8% Adapun sub sektor
periklanan mempunyai proporsi 1,6%, dan sub sector lainnya mempunyai
proporsi sebesar 2% dari seluruh sub sektor dari 9 kota. Sehingga seluruh
sub sektor mempunyai proporsi sebesar 9,2% dari seluruh sub sektor dari 9
kota. Sektor periklanan di Pasuruan sebagian besar bergerak dalam
“Periklanan Outdoor”. Sub sektor periklanan yang banyak terjadi di kota
Pasuruan adalah periklanan yang bernuansa religius, dikarenakan kota
Pasuruan banyak berdiri pondok pesantren, yang memasang spanduk
bertuliskan pesan pesan religi, pengajian, ajakan menuju kebaikan.
Periklanan elektronik sebatas pada media radio terkait keunggulan produk
lokal yaitu mebel.
Sub sektor film, video, fotografi yang terdapat di Pasuruan banyak
terkait dengan sektor video dan fotografi, sedangkan sub sektor film tidak
dapat diperoleh. Sub sektor permainan interaktif banyak terkait dengan
model/ kebiasaan anak/ anak muda/ remaja dalam kesehariannya. ndustri
musik yang terdapat di Pasuruan banyak dipengaruhi oleh budaya dan
unsur religi. Budaya orang pondok pesantren yang banyak terdapat di
Pasuruan banyak berdampak terhadap jenis musik yang berkembang di
Pasuruan. Terkait dengan sub sektor industri musik, Bupati Pasuruan Irsyad
Yusuf mempunyai kemampuan menciptakan lagu, dan mengaransemen
lagu, tentunya lagu religi dan pesan moral (Jawa Pos.Com, 20/02/2105,
diakses tgl 19/04/2016 pukul 18.50). Sub sektor industri kreatif layanan
komputer
dan
piranti
lunak
pertumbuhannya
tergantung
dari
perkembangan kemajuan komputer itu sendiri. Sedangkan sub sektor TV&
Radio yang terdapat di Pasuruan tidak dapat menemukan sektor TV, namun
129
hanya sektor radio. Bentuk penyiaran kreatif radio di Pasuruan sangat
tergantung dari program pengelolan radio yang ditetapkan.
Profil Industri Kreatif di Probolinggo
Kota Probolinggo adalah sebuah kota di Provinsi di Jawa Timur
diujung timur. Terletak sekitar 100 km sebelah tenggara Surabaya, Kota
Probolinggo berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara, serta
Kabupaten Probolinggo di sebelah timur, selatan, dan barat. Probolinggo
merupakan kota terbesar keempat di Jawa Timur
setelah
Surabaya,
Malang, dan Kediri menurut jumlah penduduk. Kota ini terletak di
wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur dan menjadi jalur utama pantai utara yang
menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Industri kreatif kota
Probolinggo lebih cenderung ke arah wisata kreatif dan hasil kerajinan laut.
Mengacu pada tabel 4.1. diatas, dari 6 sub sektor industri kreatif
yang ada di Probolinggo, sub sektor musik hanya mampu memberikan data
1,2%, demikian juga sub sektor TV & radio hanya mampu memberikan data
1,2%. Adapun sub sektor permainan interaktif mempunyai proporsi 1,6%,
dan sisanya sub sektor lain dengan proporsi sebesar 2%. Sehingga seluruh
sub sektor mempunyai proporsi sebesar 9,2% dari seluruh sub sektor dari 9
kota.Sub sektor periklanan bergerak dalam berbagai aktivitas: pemasangan
Iklan luar ruang; promosi; kampanye relasi publik; tampilan iklan di media
cetak (surat kabar) dan elektronik (radio); pemasangan berbagai poster dan
gambar; penyebaran selebaran, pamphlet, edaran, brosur dan reklame
sejenis, serta penyewaan kolom untuk iklan. Di Probolinggo hanya dapat
ditemukan sub sektor video dan fotografi, sedangkan sub sektor film tidak
dapat diperoleh.
Sub sektor permainan interaktif dapat ditemukan di tempat-tempat
game online yang ada di kota Probolinggo. Sub sektor industri musik yang
terdapat di Probolinggo banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Sebagai salah
130
satu contoh Ru+Sak Band yang berasal dari komunitas Karyawan salah satu
Rumah Sakit di Probolinggo, yang mengangkat tema-tema yang terkait
dengan Rumah Sakit (obat) (POSKOTANEWS, 11 Desember 2015, diakses
19/04/2016, pukul 19.43). Sedangkan sub sektor industri kreatif layanan
komputer dan piranti lunak sangat tergantung dari kemajuan komputer itu
sendiri. Hal tersebut dikarenakan sub sektor tersebut terkait dengan jasa
layanan komputer, pengembangan piranti lunak, desain prasarana piranti
lunak dan piranti keras. Sub sektor radio di Probolinggo dapat ditemukan
dalam penyebaran kuesioner baik sebagai radio pemerintah (RRI) maupun
radio swasta.
Profil Industri Kreatif di Blitar
Blitar merupakan sebuah kota yang terletak di bagian selatan
Provinsi Jawa Timur. Blitar terletak sekitar 167 km sebelah barat daya
Surabaya dan 80 km sebelah barat Malang. Selain disebut sebagai Kota
Proklamator dan Kota Patria, kota ini juga disebut sebagai Kota Peta
(Pembela Tanah Air) karena di bawah kepimpinanan Soeprijadi. Beberapa
komoditi industri kreatif telah menjadi andalan bagi Kota Blitar,
di
antaranya adalah industri bubutan kayu yang menghasilkan berbagai
macam barang kerajinan dari kayu. Sentra industri kerajinan kayu, mebel
ukiran kayu dan lampu hias terdapat di Kecamatan Kepanjen kidul Kota
Blitar.
Berpijak pada tabel 4.1. di depan, dari 6 sub sektor industri kreatif
yang ada di Blitar, sub sektor periklanan hanya mampu memberikan data
1,2%, sedangkan sub sektor musik hanya mampu memberikan data 0,8%,
demikian juga sub sektor TV & radio hanya mampu memberikan data 0,8%.
Sub sektor yang paling besar proporsinya adalah permainan interaktif serta
sub sektor komputer dan piranti lunak dengan proporsi 2%. Sehingga
seluruh sub sektor mempunyai proporsi sebesar 8,4% dari seluruh sub
131
sektor dari 9 kota. Fenomena di atas dikarenakan kota Blitar berada di
pesisir pantai selatan, sehingga sub sektor periklanan, sub sektor film,
video, fotografi, sub sektor permainan interaktif, sub sektor piranti lunak,
serta sub sektor TV & Radio keberadaannya tidak sebanyak kota Surabaya
maupun Probolinggo. Terkait sub sektor video dan fotografi biasanya
menjadi dalam satu usaha dengan bidang: Video Liputan/ Liputan; Foto
Pernikahan – Seharian; Foto Pernikahan – setengah hari; Paket Pre
Wedding; Aerial Video & Photography; prewedding; wedding day;
tunangan; profil klub (otomotif, grup dan sebagainya).
Sedangkan terkait sub sektor permainan interktif pada dasarnya
permainan interaktif hampir dimiliki oleh setiap anak remaja, sepanjang
memiliki gatged tidak memandang di kota besar/ kota kecil. Mall-mall yang
besar di Blitar hanya ada 1-2 saja belum tentu terdapat time zone tempat
permainan interaktif. Industri kreatif musik di Blitar saat ini dapat dikatakan
perkembangan dibidang musik yang terjadi di Blitar telah menyita perhatian
khusus masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin menjamurnya
bisnis studio musik kota Blitar yang berkembang akhir-akhir ini yang
dibarengi dengan kesuksesannya menggelar acara/ event-event seperti:
parade/ festival musik, konser maupun pagelaran musik lainnya
(suaramerdeka.com, 11 Desember 2015, diakses 19/04/2016, pukul 20.29).
Profil Industri Kreatif di Malang
Malang adalah
sebuah kota yang
terletak
di
Provinsi Jawa
Timur, Indonesia. Kota ini terletak 90 km sebelah selatan Surabaya dan
merupakan kota terbesar di kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, serta
merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia menurut jumlah
penduduk. Selain itu, Malang juga merupakan kota terbesar kedua di
wilayah Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung. Kota Malang berada di
dataran tinggi yang cukup sejuk, dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan
132
Kabupaten Malang. Kota Malang memiliki potensi yang luar biasa untuk
terus dikembangkan menjadi kota yang kreatif. Pelaku industri kreatif di
Malang makin berkembang pesat. Beberapa waktu yang lalu Wali Kota
Malang melantik Komite Ekonomi Kreatif (KEK) dalam rangka memfasilitasi
komunitas kreatif di Kota Malang. Langkah Kota Malang ini menyusul
Bandung yang lebih dulu membentuk komite serupa. Komite yang
beranggotakan sejumlah SKPD serta para penggiat industri kreatif ini
diharapkan mampu menjadi katalisator bagi berkembangnya ekonomi
kreatif di Kota Malang.
Terkait dengan 6 sub sektor industri kreatif, berdasarkan tabel 4.1.
diatas, di Kota Malang, seluruh 6 sub sektor (film, video, foto graphie;
musik, permainan interktif, komputer dan piranti lunak; dan TV & radio;
serta permainan interktif) secara umum mempunyai tekanan proporsi yang
sama sebesar 2%, kecuali sub sektor periklanan sebesar 1,6%. Sehingga
seluruh sub sektor mempunyai proporsi sebesar 11,6% dari seluruh sub
sektor dari 9 kota. Sub sektor periklanan di Malang yang terlihat dari
berdirinya jasa periklanan cukup banyak. Hal tersebut dapat dimaklumi
karena Malang merupakan kota nomor II di Jawa Timur setelah Surabaya.
Sektor periklanan di Malang sebagian besar bergerak dalam “Periklanan
Digital Media”. Hal tersebut dikarenakan kemajuan teknologi digital banyak
tumbuh di kota-kota besar. Malang menjadi kota kreatif dunia dengan
melibatkan industri-industri yang diharapkan bisa menggugah gairah
kreativitas. Banyak industri kreatif kecil dan menengah tumbuh di Malang.
Melibatkan padat karya meliputi anak muda kreatif berprestasi. Melalui
kegiatan Malang Creative Fusion (MCF), ingin menunjukkan bahwa Malang
memiliki industri film yang potensial untuk berkembang. Ke depan, industri
film di kota ini diharapkan akan lebih bagus lagi dan lebih produktif dengan
menghasilkan film-film berkualitas (LEISURE, republika. co.id,19/02/2016,
diakses tgl 19/04/2016 pukul 20.40). Sub sektor permainan interaktif
yang
133
terdapat di Malang dapat dijumpai di Mall-mall yang besar di Malang
hampir selalu terdapat time zone tempat permainan interaktif. Adanya
startup pembuat aplikasi games atau aplikasi pendidikan, perakit robot,
hingga pembuat film animasi. Mereka adalah anak muda yang kreatif hingga
dipercaya menggarap sejumlah instansi lokal hingga mancanegara. Terkait
industri kreatif musik di Malang terkait dengan group musik, kursus/
sekolah musik baik untuk anak-anak, remaja, hingga dewasa, studio musik
yang terkait dengan penyewaan studio dan alat musik untuk bermain musik
maupun pertunjukan musik dan group musik. Saat ini dapat dikatakan
perkembangan di bidang musik yang terjadi di Malang telah tumbuh
dengan pesat. Tidak dipungkiri lagi bahwa sejarah music cadas di Indonesia
juga dilahirkan dari group musik dari Malang seperti Group Musik Bentoel
dan Grass Rock. Sub sektor industri kreatif layanan komputer dan piranti
lunak termasuk dalam hal ini layanan komputer dan piranti lunak adalah
jasa konsultasi dan implementasi perangkat lunak juga jasa perawatan dan
pelatihan. Sedangkan sub sektor TV& Radio, khusus sub sektor TV dapat
ditemukan pada Malang TV, yang merupakan kelompok TV swasta yang
merupakan andalan TV lokal bagi “KERA NGALAM” (istilah panggilan arek
malang).
Profil Industri Kreatif di Batu
Kota Batu adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Kota ini terletak 90 km sebelah barat daya Surabaya atau 15 km sebelah
barat laut Malang. Kota Batu berada di jalur yang menghubungkan MalangKediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan dengan Kabupaten
Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan
Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Batu adalah daerah
yang unik, karena memiliki potensi budaya “campuran” yang beragam,
budaya khas beberapa daerah di daerah Jawa Timur lain ada di kota Batu.
134
Batu sebenarnya adalah daerah persinggahan sejak jaman kerajaan. Jadi,
potensi untuk menjadi pusat budaya justru sangat terbuka besar dengan hal
tersebut. Budaya Persilangan dan Campuran dari berbagai daerah mustinya
bisa dilihat sebagai potensi besar untuk daya jual Kota Batu.
Berdasarkan tabel 4.1. di depan, dari 6 sub sektor industri kreatif
yang ada di Kota Batu, sub sektor periklanan hanya mampu memberikan
data 1,2%, demikian juga sub sektor TV & radio hanya mampu memberikan
data 1,2%. Sedangkan sub sektor musik hanya mampu memberikan data
0,8%, sedangkan sub sektor video, film & photographie memberikan
proporsi 1,6%. Sub sektor yang paling besar proporsinya adalah permainan
interaktif serta sub sektor komputer dan piranti lunak dengan proporsi 2%.
Sehingga seluruh sub sektor mempunyai proporsi sebesar 8,8% dari seluruh
sub sektor dari 9 kota.
Kota Batu merupakan kota wisata terkenal di Jawa Timur selain
Banyuwangi. Akhir tahun 2015, sekitar 350 ribu wisatawan mengunjungi
Kota Wisata Batu, Jawa Timur. Jumlah wisatawan tersebut merupakan
pengun-jung
wisata
yang
menginap
di hotel-hotel
Kota Batu."Data
kunjungan wisata selama liburan akhir tahun itu belum termasuk wisatawan
menginap di Villa dan di alun-alun Kota Batu atau wisatawan tidak
menginap. Kami perkirakan bila semua dihitung bisa lebih dari 700 ribu
wisatawan datang ke Kota Batu selama libur panjang ini," kata Abdillah
Alkaf,
Kepala
Dinas
Pariwisata
Kota Batu,
Jumat
(SURYA
MALANG.COM.BATU, Selasa,19 April 2016, diakses 19/04/2016 pukul 2242).
Sektor periklanan di Batu sebagian besar bergerak
dalam
“Periklanan Outdoor”, terutama terkait dengan iklan-iklan wisata yang
tersebar disekitar kota Batu. Iklan tersebut lebih bersifat memberitahu,
memberikan arah, hingga mempengaruhi wisatawan untuk mengujunginya.
Untuk sub sektor film, video, fotografi, sub sektor permainan interaktif,
135
sub sektor musik, sub sektor komputer dan piranti lunak, sub sektor TV &
Radio yang terdapat di kota Batu tidak terlalu menonjol, hal tersebut
dikarenakan batu yang tereletak di daerah perbukitan dan wisata yang
banyak tumbuh area hutan, sehingga ke 6 sub sektor tersebut tidak sepesat
di kota Malang.
Profil Industri Kreatif di Kediri
Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Kota ini terletak 130 km sebelah barat daya Surabaya dan merupakan kota
terbesar ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang menurut jumlah
penduduk. Kota Kediri memiliki luas wilayah 63,40 km² dan seluruh
wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Kediri. Kota Kediri terbelah oleh
sungai Brantas yang membujur dari selatan ke utara sepanjang 7 kilometer.
Kediri dikenal merupakan pusat perdagangan utama untuk gula dan
industri rokok terbesar di Indonesia. Kota Kediri, mempunyai hasil industri
kreatif yang berupa Kain Tenun ikat yang sudah terkenal di samping industri
kuliner
Tahu
Kuningnya.
Pemerintah
kota
Kediri
berkeinginan
menggerakkan ekonomi rakyat, terutama industri kreatif tradisional kain
tenun ikat yang merupakan ciri khas kerajinan dari Kediri yang sudah
terkenal (www.kedirikota.go.id, diakses 20/04/2016, pukul 04.33).
Mengacu pada tabel 4.1.diatas, dari 6 sub sektor industri kreatif
yang ada di Kediri, sub sektor periklanan, dan sub sektor musik, hanya
mampu memberikan data 1,2%. Adapun sub sektor film video &
photography dan layanan komputer & piranti lunak mampu memberikan
proporsi sebesar 2%. Sehingga seluruh sub sektor mempunyai proporsi
sebesar 9,2% dari seluruh sub sektor dari 9 kota. Kota Kediri sebenarnya
cukup menonjol, hal tersebut dapat dimaklumi karena Kediri dikenal
merupakan pusat perdagangan utama untuk gula dan industri rokok
terbesar di Indonesia. Sektor periklanan di Kediri sebagian besar bergerak
136
dalam “Periklanan Outdoor”, terutama terkait dengan iklan-iklan usaha dan
industri rokok, gula, maupun iklan yang lain. Dilihat dari 6 sub sektor
industri kreatif yang ada di kota Kediri penekanannya cukup merata, artinya
seperti kota-kota lainnya kecuali kota Surabaya dan Malang, dimana sub
sektor TV dan sub sektor Film tidak dapat ditemukan. Sub sektor permainan
interaktif yang terdapat di Kota Kediri dapat dijumpai di tempat-tempat
game online. Industri kreatif musik di kota Kediri terkait dengan kursus/
sekolah musik baik untuk anak-anak, remaja, hingga dewasa, studio musik
yang terkait dengan penyewaan studio dan alat musik untuk bermain musik
maupun pertunjukan musik dan group musik. Dilihat dari sub sektor layanan
komputer dan piranti lunak terkait dengan jasa layanan komputer,
pengembangan piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti
keras. Termasuk dalam hal ini layanan komputer dan piranti lunak adalah
jasa konsultasi dan implementasi perangkat lunak juga jasa perawatan dan
pelatihan.
Profil Industri Kreatif di Mojokerto
Kota Mojokerto adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Kota Mojokerto terletak 50 km barat daya Surabaya. Mojokerto
merupakan kota dengan luas wilayah terkecil di Jawa Timur dan seluruh
wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto. Karena letaknya yang
cukup strategis, 50 km arah barat Kota Surabaya, daerah ini menjadi
hinterland kota metropolitan dan termasuk dalam Gerbang Kertasusila
(Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan).
Mojokerto mempunyai hasil industri kreatif sepatu dan sandal yang tidak
hanya dipasarkan pada pasar lokal saja, namun juga dieksport ke Eropa
(Jerman dan Belanda) serta kuliner kerupuk rambak, dan telur asin (ANTARA
JATIM.com,6/3/2013, diakses tgl 20/04/2016 pukul 06.15).
137
Berpijak pada tabel 4.1.diatas, terkait sub sektor industri kreatif di
Mojokerto penekanannya cenderung merata/sama dari masing-masing sub
sektor, kecuali sub sektor periklanan, sub sektor musik, serta sub sektor TV
& radio. Dari 6 sub sektor industri kreatif yang ada di Mojokerto, sub sektor
periklanan hanya mampu memberikan data 1,2%, demikian juga sub sektor
musik hanya mampu memberikan data 1,2%, hal yang sama juga sub sektor
TV & radio hanya mampu memberikan data 1,2%. Sedangkan sub sektor
film video & photo graphie serta sub sektor permainan interaktif mampu
memberikan proporsi data sebesar 2%. Sehingga seluruh sub sektor
mempunyai proporsi sebesar 9,2% dari seluruh sub sektor dari 9 kota.Sub
sektor periklanan di Mojokerto jika dilihat secara fisik yang nampak kasat
mata hampir menyebar di sekitaran daerah Surabaya, hal tersebut dapat
dimaklumi karena Mojokerto merupakan kota yang sangat dekat dengan
Surabaya. Sub sektor film, seperti kota lainnya belum dapat ditemukan di
Mojokerto, hal tersebut dikarenakan sektor film kenyataannya hanya dapat
ditemukan di beberapa kota besar seperti Jakarta dan atau Bandung.
Industri kreatif musik di kota Mojokerto terkait dengan kursus/ sekolah
musik baik untuk anak-anak, remaja, hingga dewasa, studio musik yang
terkait dengan penyewaan studio dan alat musik untuk bermain musik
maupun pertunjukan musik dan group musik. Terkait dengan sub sektor
layanan komputer dan piranti lunak sebagaimana kota lainnya terkait
dengan jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, desain
prasarana piranti lunak dan piranti keras.
Profil Industri Kreatif di Madiun
Kota Madiun adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di
utara, Kabupaten Nganjuk di timur, Kabupaten Ponorogo di selatan, serta
Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Ngawi di barat. Ibukotanya adalah
138
Kecamatan Mejayan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.52 Tahun
2010.Kota Madiun memaknai industri kecil dan menengah
(IKM)
pengolahan sambal pecel, madumongso, kerupuk puli atau biasa disebut
lempeng Madiun sebagai sektor ekonomi kreatif masyarakat Kota Madiun.
Pemerintah Kota Madiun terus mengembangkan potensi produk unggulan
industri kecil dan menengah setempat guna menumbuhkan ekonomi
kreatif masyarakat setempat.
Sebagaimana kota-kota lainnya dari 9 kota kecuali kota Surabaya,
berdasarkan tabel 4.1. diatas, dari 6 sub sektor industri kreatif hampir
mempunyai penekanan yang sama, kecuali sub sektor periklanan, sub
sektor musik, serta sub sektor TV & radio memberikan proporsi 1,2%.
Adapun sub sektor film, video & photographie mampu memberikan
proporsi data 1,6%. Sedangkan sub sektor yang mampu memberikan
proporsi terbesar adalah sub sektor prmainan interaktif, serta layanan
komputer & piranti lunak. Sehingga seluruh sub sektor mempunyai proporsi
sebesar 9,2% dari seluruh sub sektor dari 9 kota. Bentuk-bentuk periklanan
yang ada di Madiun sebagian besar iklan-iklan usaha. Demikian juga sub
sektor musik, dimana sub sektor tersebut tidak banyak memberikandata
dikarenakan pertumbuhan industri musik tidak terlalu cepat. Terkait dengan
sub sektor komputer dan piranti lunak, sebagaimana yang disampaikan
Walikota Madiun Bambang Irianto (BI) “kalau produknya diunggah ke blog
dengan kemasan dan model yang menarik pasti bisa go international.
Masyarakat dunia akan melihatnya,’’ Menurut BI, transaksi perdagangan
online dari waktu ke waktu semakin meningkat. Hal tersebut menunjukkan
bahwa media internet kini sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Karena
itu, pihaknya terus mendorong pelaku UMKM memanfaatkan dunia maya.
Termasuk menyiapkan telecenter Madumongso untuk menggelar pelatihan
pengunaan internet, termasuk pembuatan blog (radar madiun.co.id,
15/04/2016, diakses 21/04/2016 pukul 11.00).
139
Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Pemilik/ Pengelola industri
kreatif sebanyak 249 responden dari 9 kota yang berasal dari 6 sub sektor.
Deskripsi Karakteristik Individu Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Pendidkan Terakhir
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 249 orang
responden pemilik dan/ pengelola industri kreatif diperoleh gambaran
responden berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan terkahir adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Karakteristik Individu Berdasarkan Jenis Kelamin
dan Pendidikan Terakhir
No.
TOTAL
Pendidikan
1.
2.
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
TOTAL
Pendidikan Terakhir
SMA
S1
S2
62
76
138
48
57
105
3
3
6
113
136
249
Sumber: Analisis data primer 2016
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa responden
dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan
jumlah yang hampir seimbang yaitu sebanyak 113 berjenis kelamin laki-laki,
dan sebanyak 136 berjenis kelamin perempuan.
Demikian juga berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
responden dalam penelitian ini lebih banyak berpendidkan terakhir SMA
yaitu sebanyak 138, sedangkan berpendidikan Sarjana (S1) sebanyak 105,
dan sisanya 6 berpendidikan S2. Jika dilihat dengan cross tabulation, dari
140
jumlah sebanyak 113 berkelamin laki-laki tersebut ternyata sebanyak 62
berpendidikan SMA, dan sebanyak 48 berpendidikan S1, serta sisanya
sebanyak 3 berpendidikan S2. Demikian juga dari jumlah sebanyak 136
berjenis kelamin perempuan tersebut ternyata sebanyak 76 berpendidikan
SMA, dan sebanyak 57 berpendidikan S1, serta berpendidikan S2 tsebanyak
3. Yang lebih menarik adalah ditemukannya SDM perempuan dengan
proporsi yang lebih besar daripada lak-laki dan dengan pendidikan SMA
dengan proporsi yang lebih besar daripada pendidikan S1.
Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamindan Sub
Sektor Industri Kreatif
Jika karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan
pendidikan terakhir dikaitkan dengan sub sektor industri kreatif akan
nampak sebagaimana tabel berikut.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
dan Sub Sektor Industri Kreatif
Sektor
Periklanan
Film, video, foto graphie
Permainan interaktif
Musik
Layanan komputer & piranti
lunak
TV & radio
Total
Jenis_Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
19
17%
21
15%
20
18%
25
18%
24
21%
23
17%
16
14%
17
13%
17
15%
31
23%
Total
17
113
36
249
15%
100%
19
136
14%
100%
40
45
47
33
48
Sumber : Analisis data primer 2016, dioalah
141
Berdasarkan tabel diatas jika ditinjau dari jenis kelamin laki-laki dari
6 sub sektor industri kreatif nampak bahwa sub sektor permainan interaktif
mempunyai SDM yang lebih besar daripada sub sektor yang lain yaitu
sebesar 21%. Jika ditinjau dari karakteristik berdasarkan jenis kelamin
perempuan nampak sub sektor layanan komputer & piranti lunak
mempunyai SDM yang lebih besar yaitu 23%. Jika ditinjau secara totalitas,
sub sektor layanan komputer & piranti lunak menempati proporsi pertama
daripada sub sektor yang lainnya. Hal tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa sub sector layanan komputer & piranti lunak dapat memberdaya-kan
SDM lebih besar daripada sub sektor yang lain baik secara totalitas maupun
perempuan. Kondisi diatas terkait dengan jenis sub sektor layanan
komputer & piranti lunak tersebut memang secara empirik banyak
memberdayakan SDM. Akan tetapi jika ditinjau dari perspektif gender lakilaki dan perempuan nampak bahwa perempuan(54,62%) menempati
proporsi lebih besar daripada laki-laki.
Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pengelola dan Sub Sektor Industri Kreatif
Jika 6 sub sektor industri kreatif tersebut dikaitkan dengan
pendidikan terakhir (SMA, S1, maupun S2) responden akan nampak dalam
tabel berikut.
142
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pengelola
dan Sub Sektor Industri Kreatif
No Sub Sektor Industri
Kreatif
1.
2.
Pendidikan Terakhir
SMA
S1
18
13.04%
21
20%
1
21.74%
13.33%
30
14
1
Periklanan
Film, video, foto
graphie
3. Permainan interaktif
32
23.19%
4. Musik
15
10.87%
5. Layanan komputer &
25
piranti lunak
18.11%
6. TV & radio
18
13.04%
JUMLAH
138
100%
Sumber: Analisis data primer 2016, diolah
14
18
21
17
105
13.33%
17.14%
20%
16.19%
100%
1
0
2
1
6
S2
16,67%
16.67%
OTAL
16.67%
0%
47
33
33.33%
16.67%
100%
48
36
249
40
45
Berdasarkan tabel di atas dlihat dari 6 sub sektor industri kreatif
nampak bahwa sub sektor permainan interaktif mempunyai pengelola yang
berpendidikan SMA lebih banyak yaitu sebesar 23.19%. Hal tersebut
dikarenakan SDM yang dibutuhkan pada sub sektor permainan interaktif
banyak membutuhkan SDM pada level pimpinan dengan pendidikan yang
tidak terlalu tinggi (SMA). Adapun ditinjau dari jenjang pendidikan S1 dari 6
sub sektor industri kreatif nampak sub sektor periklanan dan sub sektor
layanan komputer & piranti lunak mempunyai pengelola yang berpendidikan SMAlebih banyak daripada sub sektor lainnya yaitu masing-masing
sebesar 20%. Kondisi demikian cukup mempunyai alasan dikarenakan sub
sektor periklanan dan sub sektor layanan komputer & piranti lunak
memerlukan pengelola/ pimpinan yang mempunyai kemampuan dan
wawasan yang lebih luas sehingga jenjang pendidikan yang lebih banyak
digunakan pada sub sektor tersebut. Yang lebih menonjol pada jenjang S2
hampir di semua sub sektor hanya mempunyai pengelola/ pimpinan yang
143
berpendidikan S2. Kesimpulan sebagai suatu hal yang menonjol adalah
ternyata pimpinan/ pengelola dalam industri kreatif tersebut sebagian
besar berpendidikan SMA (55,42%).
Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha dan Sub
Sektor Industri Kreatif
Jika 6 sub sektor industri kreatif tersebut dikaitkan dengan lama
usaha, akan nampak sebagaimana tabel 4.5. berikut.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha dan Sub Sektor Industri
Kreatif
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sub Sektor Industri
Kreatif
Periklanan
Film, video, foto
graphie
Permainan
interaktif
Musik
Layanan komputer
& piranti lunak
TV & radio
JUMLAH
≤ 5 th
Lama Usaha
6 s/d 10 th
>10 th
TOTAL
20
14%
18
19%
2
18%
40
24
17%
18
19%
3
27%
45
26
18%
19
20%
2
18%
47
28
19%
4
5%
1
9%
33
31
21%
17
18%
0
0%
48
16
11%
17
18%
3
27%
36
145
100%
93
100%
11
100%
249
Sumber: Analisis data primer 2016, diolah
Berdasarkan tabel 4.5. jika ditinjau dari lama usaha ≤ 5
th,
prosentase terbesar sub sektor industri kreatif terletak pada sub sektor
layanan komputer dan piranti lunak, dengan proporsi sebesar 21% lebih
besar dari sub sektor lainnya. Adapun jika ditinjau dari masa kerja 6 s/d 10
th prosentase terbesar terletak pada sub sektor permainan interaktif
144
dengan proporsi 20%. Sedangkan jika ditinjau dari lama usaha >10 th,
prosentase terbesar dari 6 sub sektor industri kreatif terletak pada sub
sektor film, video,foto graphie yang mempunyai masa kerja usaha yang
sudah lama, dengan proporsi 27%. Kesimpulannya lama usaha ≤ 5 th berada
pada sub sektor komputer dan piranti lunak hal tersebut dapat dipahami
karena sub sektor tersebut perkembangan yang pesat memang pada
dekade 10 tahun terakhir ini. Demikian juga lama usaha > 10 th berada
pada sub sektor film, video, foto graphie serta sub sektor TV & radio. Hal
demikian dapat dipahami karena sub sektor tersebut memang sudah lama
keberadaannya dalam industri kreatif. Kesimpulan umum dari tabel di atas
adalah bahwa secara menyeluruh (6 sub sektor) lama usaha ≤ 5 th
mempunyai proporsi terbesar di banding lama usaha lainnya(6 s/d 10 th
dan > 10 th) yaitu 58,23%.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan dan Sub Sektor
Industri Kreatif
Terkait dengan jumlah karyawan yang diberdaya gunakan dalam ke
6 sub sektor industry kreatif dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.
Berdasarkan jumlah karyawan yang diberdayagunakan ≤ 10 karyawan
berada pada sub sektor Layanan komputer & piranti lunak sebesar 23%.
Sedangkan jika ditinjau berdasarkan jumlah karyawan yang diberdayagunakan 11 s/d 15 karyawan serta 16 s/d 20 karyawan, proporsi terbesar
berada pada sub sektor periklanan masing-masing 31%, dan 90%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sub sektor Layanan komputer & piranti lunak
hanya membutuhkan SDM dengan jumlah ≤10 karyawan.
145
Tabel 4.6 Karakteristik Individu Berdasarkan Jumlah Karyawan
dan Sub Sektor Industri Kreatif
No
1.
2.
Sub Sektor
Industri Kreatif
Periklanan
Film, video, foto
graphie
Permainan
3.
interaktif
4.
Musik
Layanan
5.
komputer &
piranti lunak
6.
TV & radio
JUMLAH
Jumlah Karyawan
≤ 10 karyawan 11 s/d 15
karyawan
23
37
45
30
11%
17%
21%
14%
23%
48
30
213
14%
100%
8
8
1
3
0
6
26
31%
31%
4%
11%
0%
23%
100%
16 s/d 20
karywan/
lebih
9
90%
0%
0
1
0
0
0
10
10%
0%
0%
TOTAL
40
45
47
33
48
0%
100%
36
249
Sumber : Analisis data primer 2016, diolah
Adapun sub sektor periklanan membutuhkan karyawan lebih banyak
daripada sub sektor lainnya, sebagian besar karyawan yang diberdaya
gunakan sebagai tenaga administrasi, tenaga lapangan, tenaga pemasaran,
dan desain grafis. Kesimpulan umum dari tabel di atas adalah secara
menyeluruh (6 sub sektor) bahwa sebagian besar (85,54%) sub sektor
industri kreatif yang memberdayakan karyawan ≤ 10 karyawan.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jangkauan Pemasaran dan Sub
Sektor Industri Kreatif
Berdasarkan jangkauan pemasaran nampak sebagaimana table 4.7
berikut. Dari tabel 4.7. nampak bahwa pada jangkauan pemasaran lokal,
dari 6 sub sektor tersebut berada pada sub sektor permainan iteraktif yang
mempunyai proporsi lebih besar yaitu sebesar 21%. Adapun dilihat dari
jangkauan pemasaran regional, nampak berada pada sub sektor TV & radio
yang mempunyai proporsi lebih besar yaitu sebesar
146
26%. Demikian juga
dalam jangkauan nasional nampak berada pada sub sektor periklanan
dengan proporsi yang lebih besar yaitu 100%.
Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Jangkauan Pemasaran dan Sub Sektor
Industri Kreatif
No
Sub Sektor
Industri
Kreatif
Jangkauan Pemasaran
Lokal
Regional
Periklanan
26
13%
10
24%
Film, video,
38
19%
7
17%
foto graphie
Permainan
3.
43
21%
4
9%
interaktif
4.
Musik
30
15%
3
7%
Layanan
5.
komputer &
41
20%
7
17%
piranti lunak
6.
TV & radio
25
12%
11
26%
JUMLAH
203
100%
42
100%
Sumber : Analisis data primer 2016, diolah
1.
2.
TOTAL
Nasional
4
100%
0
Internasional
-
0
0
-
0
0
4
40
45
47
33
48
100%
-
36
249
147
148
Download