9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi llmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang suatu hal, baik yang menyangkut alam (natural) atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berpikir. Pengertian ilmu dalam dunia ilmiah menuntut tiga ciri; yaitu pertama, llmu harus merupakan suatu pengetahuan yang didasarkan pada logika; kedua, ilmu harus terorganiasikan secara sistematik, ketiga, ilmu harus berlaku umum.5 Komunikasi pada dasarnya merupakan proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat bantu yang pada akhirnya menimbulkan efek atau akihat. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses berbagi (share) pesan dari satu pihak menjadi milik bersama. Ilmu komunikasi adalah salah satu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Disebut demikian karena pendekatan-pendekatan yang dipergunakan berasal dari dan menyangkut berbagai bidang keilmuan (displin) lamnya seperti linguistik, sosiologi, psikologi, antropologi, politik, dan ekonomi. Sifat "kemultidisiplinan" ini tidak dapat dihindari karena objek pengamatan dalam ilmu 5 S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka-Jakarta, 2002 9 9 10 komunikasi sangat luas dan kompleks, menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik dari kehidupan manusia. llmu komunikasi sebagai salah satu ilmu pengetahuan sosial, pada dasarnya difokuskan pada pemahaman tentang bagaimana tingkah laku manusia dalam menciptakan dan menginterpretasikan pesan-pesan untuk tujuan tertentu. 2.1.1 Komunikasi Massa Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat, sebagaimana dengan politik atau ekonomi, media merupakan suatu system tersendiri yang merupakan bagian dari system kemasyarakatan yang lebih luas. Proses komunikasi massa dapat dibahas dengan model S-M-C-R-E atau dapat mengikuti formula Harold D.Lasswell, "Who Says What In Which Channel To Whom and With What Effect?" Dalam pembahasan ini akan dititikberatkan kepada bagaimana media komunikasi itu mencapai dan mempengaruhi khalayaknya. Pusat perhatian kita tujukan kepada arus komunikasi massa, mulai dari pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa, sampai kepada tanggapan atau efek pesan dari anggota-anggota di dalam mass audience. Dengan bantuan model ini kita akan 11 memusatkan perhatian kepada aliran pesan-pesan komunikasi massa sejak disebarluaskan melalui media massa, hingga mencapai dan memperoleh efek dari khalayak massa (mass audience) yang terakhir.6 Model jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap (one step flow), yaitu dari media massa langsung kepada khalayak sebagai mass audience. Model ini mengasumsikan bahwa media massa secara Langsung, cepat, dan mempunyai efek yang sangat kuat atas mass audience. Media massa dengan kapasitas dan efek yang ditimbulkannya sepadan dengan teori Stimulus-Response (S-R). Teori S-R yang mekanistis itu mengajarkan bahwa setiap stimulus (rangsangan) akan menghasilkan rexpons (tanggapan) secara spontan dan otomatis bagaikan gerak refleks. Peristiwa komunikasi menurut model jarum suntik diibaratkan seperti hubungan S-R yang serba mekanistis. Media massa diibaratkan sebagai sebuah jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) yang sangat kuat dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula, bahkan secara spontan, otomatis serta reflektif. Model jarum suntik selain diparalelkan dengan konsepsi S-R yang mekanistis, juga diibaratkan dengan teori peluru (ballet theory) yang memandang pesan-pesan media bagaikan melesatnya peluru-peluru senapan yang mampu merobohkan tanpa ampun, siapa saja yang terkena peluru. Teori peluru tidak melihat adanya variabel-variabel antara (intervening variable) yang bekerja di antara permulaan stimulus dan respons akhir yang diberikan 6 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia-Jakarta, 2004. 12 oleh mass audience. Media massa dipandang sebagai jarum suntik raksasa yang mampu merobohkan mass audience yang pasif dan tidak berdaya. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Dalam kerangka behaviorisme, media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau proses imitasi (belajar sosial). Khalayak sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk menampung seluruh pesan komunikasi yang dicurahkan kepadanya. Pesan komunikasi dianggap sebagai "benda" yang dilihat sama baik oleh komunikator maupun komunikate.7 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik komunikasi massa dibatasi pada lima jenis media massa yang dikenal sebagai The Big Live Of Mass Media, yaitu Koran, majalah, radio, televisi, dan film. Berikut ini merupakan penjelasan dari karakteristik komunikasi massa. 1. Adanya komunikator yang terlembagakan. Komunikasi melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. 2. Pesan yang disampaikan bersifat umum karena ditujukan untuk semua orang. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. 3. Adanya komunikan yang anonim dan heterogen. 7 Jalalludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya-Bandung, 2000. 13 4. Menimbulkan keserempakan waktu dalam memperoleh pesan yang sama. 5. Komunikasi massa mengutamakan isi daripada hubungan. 6. Bersifat satu arah. 2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Untuk mengetahui fungsi komunikasi massa secara khusus ada 3 hal yang harus dipahami (Joseph A. Devito). Ketiga hal tersebut adalah : 1. Setiap tindakan yang berkaitan dengan komunikasi, temasuk mengkonsumsi media, dilandasi oleh alasan yang unik. 2. Setiap komunikasi massa menjalani fungsi yang berbeda bagi setiap khalayak secara individual. 3. Fungsi yang dijadikan oleh banyak peristiwa komunikasi massa bagi banyak orang akan berbeda dari waktu ke waktu.8 2.1.4 Efek Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakan proses sosial kearah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi 8 Joseph A De Vito. Komunikasi Antar manusia, Edisi kelima terjemahan Agus Maulana, Jakarta: Profesional Books,1997. Hal 518 14 untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekuatan sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media (lisan, tulisan, visual/audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologi dan analisis sosial. Yang dimaksud dengan analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa sosial yang terjadi akibat komunikasi massa dengan pengunaan media massa yang sangat unik serta komplek.9 2.1.4.1 Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa Teori yang dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin L. Defleur (1976) memfokuskan perhatiannya pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini pada dasarnya merupakan suatu pendekatan struktur sosial yang berangkat dari gagasan mengenai sifat suatu masyarakat modern atau masyarakat massa, dimana media massa dapat dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial. Teori mereka secara ringkas digambar dalam model berikut:10 9 Elvinaro Ardianto dan Lukiati, K.E. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbioasa Rekatama Media, Jakarta, 2004, hal. 48 10 Ibid, hal. 7.4-7.8 15 Pemikiran terpenting ini adalah bahwa dalam masyarakat modern, audience menjadi tergantung pada media massa sebagai sumber informasi bagi pengetahuan tentang dan orientasi kepada, apa yang terjadi pada masyarakatnya. Dengan demikian teori ini menjelaskan saling hubungan antara tiga variabel tersebut. Pembahasan lebih lanjut dalam teori ini ditujukan pada jenis-jenis efek yang dapat dipelajari melalui teori ini. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :11 a. Kognitif 1. Menciptakan atau menghilangkan ambiguitas 2. Pembentukan sikap 3. Agenda setting 11 Ibid, hal. 5.27 16 4. Perluasan sistem keyakinan masyarakat 5. Penegasan atau penjelasan nilai-nilai b. Afektif 1. Menciptakan ketakutan atau kecemasan 2. Meningkatkan atau menurunkan moral c. Behavioral 1. Mengaktifkan/menggerakkan atau merencanakan 2. Pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya 3. Menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktifitas 4. Menyebabkan perilaku dermawan (menyumbangkan uang) 2.2 Media Massa Media massa adalah alat yang digunakan didalam proses komunikasi massa. Media massa terdiri atas media cetak (surat kabar, majalah) dan media elektronik (radio, televisi, internet), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang untuk dikembangkan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar. Di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).12 Media massa yang dimaksud adalah televisi yang menjadi alat agar sebuah proses komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Dalam hal ini televisi dapat menyampaikan pesan-pesan kepada massanya khususnya audience melalui tayangannya. 12 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, bandung, 2002, Hal 75. 17 Menurut Darwanto Sastro Subroto, fungsi media massa adalah: 1. Sebagai media penerangan. 2. Sebagai media pendidikan. 3. Sebagai media hiburan. Sebagai media promosi.13 2.3 Televisi Televisi merupakan media massa yang menyampaikan pesannya secara Audio Visual, artinya televisi dapat dilihat dan didengar sehingga memudahkan masyarakat dalam menerima pesan-pesan yang disampaikan dalam setiap program yang ditayangkan televisi.14 2.3.1 Karakteristik Televisi 1. Audiovisual Televisi dapat didengar dan dilihat (audiovisual). Apabila khalayak radio hanya dapat mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat mendengar dan melihat gambar yang bergerak. Hal ini dapat membuat khalayak mendapatkan gambaran 13 Subroto, Darwanto Sastro, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana University Press, Yogyakarta, 1994, Hal 17 14 Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakasa, Jakarta 2003, Hal 5 18 yang lebih lengkap sebuah program televisi serta memiliki keyakinan akan kebenaran sebuah berita. 2. Berpikir dalam gambar Seorang komunikator yang hendak menyampaikan informasi seharusnya memiliki kemampuan berpikir dalam gambar. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam berpikir gambar. Pertama adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan-gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua ialah penggambaran (structurization) yaitu kegiatan merangkai gambar individual sedemikian rupa sehingga memiliki pola yang berkesinambungan dan mengandung makna. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibanding dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran tergolong lebih kompleks dan melibatkan lebih banyak orang. Peralatan yang digunakan pun jauh lebih banyak dengan cara pengoperasian yang lebih rumit dan harus dilakukan oleh orangorang yang terampil dan terlatih. 19 2.3.2 Kelebihan Dan Kekurangan Televisi Sama seperti media massa lainnya, televisi juga mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Keunggulan televisi bisa dilihat dari sisi pragmatis dan teknologis.15 1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiktif, realistis, dan tidak terbatas. 2. Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya, dan intim. 3. Memiliki tokoh berwatak atau berkarakter (nyata maupun direkayasa), sementara media lain (film) hanya memiliki bintang yang direkayasa. 4. Dari sisi teknologis televisi dapat menjangkau wilayah yang luas dalam waktu bersamaan sehingga dapat menghantarkan langsung suatu peristiwa disuatu tempat yang bergerak sangat jauh. Televisi juga memiliki kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan proses penyampaiannya. 1. Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai objek yang pasif, sebagai penerima pesan. 15 A, Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta, 1997, Hal 29-33 20 2. Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini terjadi tanpa mempertimbangkan budaya dan peradaban yang ada diwilayah jangkauannya. 3. Sifatnya sangat terbuka dan menjadikannya sulit untuk dikontrol dampak negatifnya. 4. Pergerakan teknologi penyiaran televisi yang begitu cepat mendahului perkembangan masyarakat dan budaya khalayak pemirsanya. Hal ini dapat menimbulkan pro dan kontra tentang implikasi kultural dari televisi. 2.3.3 Fungsi Televisi Televisi pada pokoknya memiliki tiga fungsi yaitu, fungsi penerangan, fungsi pendidikan dan fungsi hiburan.16 1. Fungsi penerangan ( the information function ) Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan, hal ini disebabkan dua faktor yaitu: a. Immediacy yaitu mencakup pengertian langsung dekat b. Realism yaitu mengandung kenyataan, dimana televisi yang menyiarkan informasi cara audio visual dengan fakta. 16 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Hal 24 21 2. Fungsi pendidikan ( the education function ) Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara stimulan, sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat. 3. Fungsi hiburan ( the entertainment function ) Fungsi hiburan yang melekat pada siaran TV sangat dominan, sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan dan dapat dinikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan yang tuna aksara. 2.4 Program Menurut kamus WJS Puswodarminto, pengertian program adalah acara, sementara kamus Websister Internatioanal Volume 2 lebih terperinci, yakni program adalah suatu jadwal atau perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara. Program televisi ( television programming ) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari dan dari jam ke setiap harinya.17 17 RM. Soenarto, Program TV : Dari Penyusuna Hingga Pengaruh Siaran 22 2.4.1 Program Televisi Jika dilihat dari asal mula program televisi, ditinjau dan siapa yang memproduksi program, maka kita dapat membagi program televisi sebagai berikut: 1. Program yang dibuat sendiri ( in house production ) biasanya adalah program berita ( news programe ) dan program yang terkait dengan informasi misalnya laporan khusus, infotaiment, laporan kriminalitas, femomena, sosial, perbincangan ( talk show ) biografi tokoh, feature, film, dokumenter, program yang menggunaka studio misalnya game show, kuis, mistik, variety show, juga termasuk program yang dibuat sendiri. 2. Program yang dibuat pihak lain utamanya jenis program hiburan misalnya program drama ( film, sinetron, telenovela ) program musik ( video klip ) program reality show dan lain-lain. Program reality show biasanya dibuat oleh pihak luar stasiun televisi, namun ini tidak berarti stasiun televisi tidak memproduksi program sendiri jenis reality show tersebut.18 Keberadaan televisi tentunya tidak akan lengkap tanpa hadirnya program acara. Menurut Purnama Suwardi dalam bukunya Seputar Bisnis da Produksi Siaran Televisi, sebuah program televisi dapat dikatakan sebagai program televisi apabila sudah memenuhi formula Laswell yaitu “ Who says what to whom with what effect in 18 Morissan, Media Penyiaran, Ramdina Prakarsa, 2004. Hal 2 23 wich channel “atau didalamnya terkandung unsur read, watch, hear atau baca, lihat, dengar.19 2.4.2 Pengertian Program Televisi Kata program berasal dari bahasa inggris programe atau program yang berarti acara atau rencana, namun kata program lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata siaran untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi, jadi program televisi adalah dapat menyiarkan program baik itu untuk audiens maupun untuk khalayak semua fungsinya yaitu untuk memberikan hiburan yang bermanfaat bagi manusia diseluruh Indonesia. Sedangkan televisi adalah media yang sangat menyukai tampilan subjek dalam ukuran close up yang selalu mengusahakan untuk memberi tampilan gambar yang detail seperti close up atau medium close up diantara dua wide shot ( pengambilan gambar yang melebur ) jika meluasnya berada dalam berita yang sama.20 19 Darwanto Sastro Subroto. Produksi Acara Televisi. Duta Wacana University Press. Jakarta : 1994. Hal 54. 20 Morissan, Jurnalistik Mutakhir, Ramdina Prakarsa, 2004. Hal 156 24 2.4.3 Karakteristik Program Televisi Memperhatikan kaedah dan prosedur dalam menyelenggarakan siaran, maka diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada khalayak berupa program siaran yang benar-benar dinikmati penonton. Tidak hanya program dijadikan sebagai hal yang komersial namun program perlu disadari sebagai komuditas sosial siaran yang mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakat yang mengacu pada standar etika penyiaran. Karakteristik suatu program produksi dibagi kedalam beberapa kategori menurut sifatnya yaitu:21 1. Karya Artistik, dimana sebuah program yang memiliki nilai-nilai yang mengutamakan sisi Art ( seni ), keindahan, memenuhi rasa kagum, improvisasi, tidak terbatas, isi pesan terikat kode moral, penggunaan bahasa bebas, imajinasi kuat. 2. Karya jurnalistik, terdiri dari sifatnya, diantaranya bersumber dari berbagai peristiwa yang terjadi sebenarnya, mengutamakan keaktualannya, isi pesan harus factual, terikat waktu, sasaran kepercayaan dan kepuasan, memenuhi rasa ingin tahu, improvisasi terbatas, isi pesan terikat pada kode etika, menggunakan bahasa jurnalistik. Mengacu pada hal yang sebenarnya, program merupakan produk atau output siaran televisi, maka dari itu kaedah siaran tetap berlaku dimana program mempunyai sifat yang diantaranya 21 Deddy Iskandar Muda, Junalistik Televisi, Remaja Sosdakarya, Bandung 2003 25 1. Informatif, dimana sebuah program siaran harus menginformasikan sebuah pesan yang termuat dari ide, gagasan, opini. 2. Edukatif, dimana suatu program bersifat mendidik dan mengarahkan hal-hal yang positif. Program akan ditonton oleh khalayak luas, maka prinsip program sama halnya dengan fungsi penyiaran, yakni mendidik. 3. Persuasif, dimana menghimbau atau mengajak, dimana program bukan bersifat memprofokatif namun mengajak khalayak dengan baik untuk memahami suatau hal atau mengajak pemirsa pada hal yang baik. 4. Akumulatif, memperhitungkan, karena khalayak yang terdiri dari demogrfi yang berbeda, salah satunya usia. Melihat itu program harus diperhitungkan dan melihat segmentasi yang dituju agar tetap mempunyai sasaran yang dituju. 5. Komunikatif, program yang berhasil dapat dilihat dari antusias pemirsa yang menyajikan suatu program yang disaksikan, misalnya terjadi suatu segmen program yang interaktif, baik saran atau kuis. 6. Stimulatif, memikat atau merangsang. Program dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian atau memikat khalayak agar menyaksikan tayangan tersebut sehingga dapat meningkatkan rating dan sharing. 26 2.4.4 Jenis- jenis Program Televisi P3SPS memuat sejumlah aturan main yang harus dipatuhi pengelola program penyiaran ketika memproduksi jenis-jenis program tertentu mencakup.22 1. Program Faktual (informasi) Jenis program yang termasuk didalam program faktual adalah program berita features dokumentari, program realitas (reality show) konsultasi one air dengan mengundang antar sumber dan penelpon, pembahasan adalah melalui diskusi, talk show, jejak pendapat, pidato/ceramah, program editorial, kuis, perlombaan, pertandingan, olahraga dan program-program sejenis lainnya. 2. Program kuis Dalam menyiapkan program berisikan kuis dan undian hadiah, stasiun penyiaran harus mengikuti ketentuan bahwa program tersebut harus diselenggarakan dengan adil dan peraturannya harus diberitahukan secara terbuka dan jelas pada khalayak program perbincangan 3. Program perbincangan Program yang berisikan pembicaraan/pembahasan (program talk show) mengenai masalah terkait dengan seks menyimpang/homo 22 Morissan. Media Penyiaran, Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2004 Hal 13-14 27 seksual dapat disiarkan pada pukul 22.00 hingga 03.00, sesuai dengan waktu stasiun penyiaran yang menayangkan. 4. Program mistik Program factual yang bertemakan dunia gaib, paranormal, klinik, praktek spiritual magis, mistik kontak yang hanya dapat disiarkan pada pukul 22.00 hingga 03.00 5. Program asing Adapun yang dimaksud sebagai program utuh yang diimpor dari luar negeri, program siaran yang dibuat didalam negri yang menggabungkan berbagai materi siaran (klip, berita dan lagu asing) 6. Program pemilu Siaran pemilihan umum (Pemilu) dan Pilkada meliputi siaran berita sosialisasi pemilihan siaran kampanye tentang pemilihan dewan perwakilan rakyat pusat daerah, pemilihan presiden dan wakil presiden. 2.5 Khalayak Khalayak (audience) juga merupakan faktor penentu keberhasilan komunikasi. Karena komunikator tentunya sebagai patokan keberhasilan upaya 28 komunikasi yang ia lakukan itu apabila pesan yang disampaikan melalui suatu saluran atau media diterima sampai kekhalayak sasaran. Dipahami dan mendapat tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan yang diinginkan komunikator. Untuk mendapatkan hasil yang demikian jelas tidak mudah karena khalayak bukanlah merupakan sekumpulan dari individu-individu yang bersikap dan bertindak pasif. Karena itulah, dalam merancang suatu kegiatan komunikasi melalui saluran komunikasi personal atau melalui media massa, hendaknya berorientasi kekhalayak (audience oriented). Oleh sebab itu Schram menyatakan bahwa sebelum komunikator mempengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disebarluaskan, khalayak telah terlebih dahulu mempengaruhi komunikator.23 Dengan berbagai fungsi media massa seperti diatas, maka akan mengakibatkan terjadinya hubunhgan komunikator dengan khalayak mahasiswa, sehingga akan melibatkan berbagai kelompok serta berbagai lapisan masyarakat, dari mereka yang masih berusia remaja sampai yang berusia lanjut, serta mereka yang masih duduk di bangku kuliah dan berorientasi kepada jenjang yang lebih tinggi. Dalam keadaan masyarakat yang semakin berkembang seperti sekarang ini, sangat memungkinkan setiap anggota masyarakat melakukan komunikasi antara satu dengan yang lainnya, demikian pula dengan kelompoknya atau dengan kelompok lain. Hal yang demikian itu akan mengakibatkan tumbuhnya kepercayaan diri mereka, sehingga memudahkan menerima rangsangan tertentu yang akhirnya mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan-kebutuhan kehidupan mereka dan yang lebih penting lagi semakin meningkatnya wawasan hidup mereka, yang berarti pula akan memperluas bidang kegiatan. 23 S. Djuarsa Sendjaja, Op Cit, Hal 9.24 29 Karakteristik penonton media ini berbeda dengan mereka atau penonton fil bioskop. Kalau penonton media televisi bersifat individual, sedang penonton film bioskop bersifat Crowded Audience, seperti halnya penonton di gedung kesenian dan sebagainya sehingga mereka dalam keadaan Mental Isolation. 2.6 Reality Show Reality show adalah jenis tayangan yang menampilkan aktifitas nyata dari pembawa acara dan segala aspek pendukung acara (talent, objek, lokasi, situasi, dramatika). Salah satunya tayangan reality show Take Me Out Indonesia , yang format acaranya yaitu, 7 pria single akan dihadapkan dengan 30 orang wanita, dan kita akan lihat apa yang terjadi. Apakah sang wanita akan terpikat, atau akan berlalu begitu saja. Apakah api cinta itu akan padam atau tetap menyala. Layaknya sebuah pesta, mereka baru bertemu, saling berkenalan, saling memikat dan melihat peluang untuk lebih dekat. Program yang dibawakan oleh Choky Sitohang, dan Yuanita sebagai co-host. Dua host ini adalah ikon, mewakili kontestan Take Me Out Indonesia. Fakta dan data mengatakan jenis tayangan reality show adalah tayangan televisi terbanyak setelah tayangan berita yang dibuat di muka bumi ini. Dari sisi teknis, tayangan ini lebih mudah dan lebih cepat penggarapannya dibanding tayangan drama, game show, ataupun variety show. Walaupun berbasis kenyataan, reality show membutuhkan penanganan tersendiri dari para kreatornya, memolesnya menjadi tayangan yang menarik dan memasukkan beberapa unsur dramatis. Unsur dramatis yang dikedepankan dapat berupa rasa bahagia, takut dan senang. Tampilan ekspresi 30 dari objek yang dituju sedapat mungkin bisa terlihat menarik di depan kamera.24 Banyak sekali penulis acara televisi yang berlomba menawarkan ide untuk diproduksi. 2.6.1 Krakteristik Reality Show Program yang disesuaikan dalam reality televisi atau reality show ini sangat unik, dimana keunikan menjadi unsur utama dalam pencarian ajang bakat apapun dan merupakan unsur penilaian yang paling utama dalam proses penilaian masyarakat.25 Karakteristik itu mencakup beberapa hal dan salah satunya yaitu : sesuatu yang nyata dan rill serta original dan membuat para audiens juga merasakan. Hal yang dirasakan oleh peserta yang mengikuti program acara yang disuguhkan atau dibuat oleh stasiun televisi tersebut. 2.6.2 Jenis-jenis Reality Show Ada beberapa jenis-jenis reality TV yang dibuat Indosiar dengan sebutan Reality Show yang dimana mereka menyuguhkan program tersebut sedemikian real sehingga audiens/khalayak merasakan sesuatu yang beda dari biasanya, antara lain: a. Mamamia Show b. STARDUT 2008 c. INDONESIA NEXTSTAR d. Super Twin 24 25 Sony set, Menjadi Perancang Program Televisi Profesional, Andi,2008 Kompas.com/10/6/09 reality show 31 e. Super Soulmate Concert f. Mamamia 2008 g. Mamamia Mania h. Go Mamamia 2008 Go i. Take Me Out 2.7. Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi, Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech dan Richard S. Crutchfield menyebutnya faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu. faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada system saraf individu.26 Persepsi merujuk pada cara di mana kita menginterpretasikan atau mengerti pesan yang diproses oleh system indera kita. Proses persepsi didahului oleh proses 26 Jalalludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya-Bandung, 2000 32 sensasi. Persepsi adalah cara kita menginterpretasikan atau mengerti pesan yang telah diproses oleh system inderawi kita. Dengan kata lain, persepsi adalah proses member! makna pada sensasi. Bagan 2.1. Proses persepsi dapat digambarkan dalam skema berikut ini Objek dan peristiwa di dunia nyata Berupa energi informasi Alat Indera (1) (real world). Pengalaman Perseptual (perceived world) (3) Diolah dengan peristiwa Otak Sinyal ke (2) di otak yang relevan Objek atau peristiwa di dunia nyata (real world) diterima oleh alat indera (1) berupa energi atau informasi (disebut stimulus). Stimulus ini akan diubah oleh alat indera menjadi sinyal yang dimengerti oleh otak (2) "Komputer" otak akan mengolahnya dengan membandingkan dengan peristiwa-peristiwa yang relevan yang tersimpan dalam otak (3) hingga menjadi perceptual. Misalnya, anda melihat objek berwarna merah. Indera mata anda menangkap objek tersebut lalu mengirimkan sinyal ke otak Otak anda akan mengolahnya dengan mencari pengalaman sejenis sebelumnya. Karena anda sudah pernah mengenal warna merah, maka anda akan segera memahami bahwa objek yang anda lihat berwarna merah. Komunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi interpersonal. Bila kita menganggap tetangga kita sombong dan feodal, kita akan menghindari bercakapcakap dengan dia. Bila, kita mempersepsikan kawan kita sebagai orang cerdas, bijak, dan senang membantu, kita akan banyak meminta nasihat kepadanya. Kelley tokoh 33 atribusi, pernah melakukan eksperimen pada mahasiswa ekonomi di Massachusets Institute of Technology, mereka diberitahu bahwa dosennya berasal dari luar kota, dan untuk kepentingan fakultas mereka diminta menilai dosen itu. Kepada satu kelompok disampaikan biografi ringkas tentang dosen itu seperti orang yang mengenalnya menilainya sebagai orang yang hangat, rajin, kritis, praktis, dan teguh pendirian. Kepada kelompok lain, biografi itu menyatakan orang yang mengenalnya menganggapnya sebagai orang yang agak dingin, rajin, kritis, praktis, dan teguh pendirian. Selain diduga dosen yang dilukiskan hangat menyampaikan kuliah dengan baik, bersifat ramah dan menyenangkan, pada kelompok pertama, 56 persen mahasiswa terlibat dalam diskusi, pada kelompok kedua, yang diberitahu bahwa dosen itu agak dingin, hanya 32 persen mahasiswa yang terlibat dalam diskusi.Pada kenyataannya, seperti telah diuraikan diatas persepsi orang sering kali tidak cermat, bila kedua pihak menanggapi yang lain secara tidak cermat, terjadilah kegagalan komunikasi (communication breakdowns). Menurut teori Cognitive Consistency dari Fritz Heider, manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya, kata heider” kita cenderung menyukai orang, kita ingin memilih sikap yang sama dengan kita, dan jika kita menyukai orang, kita ingin mereka memilih sikap yang sama dengan kita.”kita ingin memiliki sikap yang sama dengan orang yang kita sukai, supaya seluruh unsur kognitif kita konsisten. 27 27 Jalalludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya-Bandung, 2000