bab ii tinjauan pustaka - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi
llmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang suatu hal, baik yang
menyangkut alam (natural) atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh
manusia melalui proses berpikir. Pengertian ilmu dalam dunia ilmiah menuntut tiga
ciri; yaitu pertama, llmu harus merupakan suatu pengetahuan yang didasarkan pada
logika; kedua, ilmu harus terorganiasikan secara sistematik, ketiga, ilmu harus
berlaku umum.5
Komunikasi pada dasarnya merupakan proses penyampaian pesan dari
seorang komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat bantu yang pada
akhirnya menimbulkan efek atau akihat. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses
berbagi (share) pesan dari satu pihak menjadi milik bersama.
Ilmu komunikasi adalah salah satu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat
multidisipliner. Disebut demikian karena pendekatan-pendekatan yang dipergunakan
berasal dari dan menyangkut berbagai bidang keilmuan (displin) lamnya seperti
linguistik,
sosiologi,
psikologi,
antropologi,
politik,
dan
ekonomi.
Sifat
"kemultidisiplinan" ini tidak dapat dihindari karena objek pengamatan dalam ilmu
5
S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka-Jakarta, 2002
9
9
10
komunikasi sangat luas dan kompleks, menyangkut berbagai aspek sosial, budaya,
ekonomi dan politik dari kehidupan manusia.
llmu komunikasi sebagai salah satu ilmu pengetahuan sosial, pada dasarnya
difokuskan
pada
pemahaman
tentang
bagaimana
tingkah
laku
manusia
dalam menciptakan dan menginterpretasikan pesan-pesan untuk tujuan tertentu.
2.1.1 Komunikasi Massa
Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian
suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada
publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari,
digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi
massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang
berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya
dalam masyarakat, sebagaimana dengan politik atau ekonomi, media merupakan
suatu system tersendiri yang merupakan bagian dari system kemasyarakatan yang
lebih luas.
Proses komunikasi massa dapat dibahas dengan model S-M-C-R-E atau dapat
mengikuti formula Harold D.Lasswell, "Who Says What In Which Channel To Whom
and With What Effect?" Dalam pembahasan ini akan dititikberatkan kepada
bagaimana media komunikasi itu mencapai dan mempengaruhi khalayaknya. Pusat
perhatian kita tujukan kepada arus komunikasi massa, mulai dari pesan-pesan yang
disampaikan melalui media massa, sampai kepada tanggapan atau efek pesan dari
anggota-anggota di dalam mass audience. Dengan bantuan model ini kita akan
11
memusatkan perhatian kepada aliran pesan-pesan komunikasi massa sejak
disebarluaskan melalui media massa, hingga mencapai dan memperoleh efek dari
khalayak massa (mass audience) yang terakhir.6
Model jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap (one step flow),
yaitu dari media massa langsung kepada khalayak sebagai mass audience. Model ini
mengasumsikan bahwa media massa secara Langsung, cepat, dan mempunyai efek
yang sangat kuat atas mass audience. Media massa dengan kapasitas dan efek yang
ditimbulkannya sepadan dengan teori Stimulus-Response (S-R). Teori S-R yang
mekanistis itu mengajarkan bahwa setiap stimulus (rangsangan) akan menghasilkan
rexpons (tanggapan) secara spontan dan otomatis bagaikan gerak refleks.
Peristiwa komunikasi menurut model jarum suntik diibaratkan seperti
hubungan S-R yang serba mekanistis. Media massa diibaratkan sebagai sebuah jarum
suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) yang sangat kuat dan
menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula, bahkan secara spontan, otomatis serta
reflektif. Model jarum suntik selain diparalelkan dengan konsepsi S-R yang
mekanistis, juga diibaratkan dengan teori peluru (ballet theory) yang memandang
pesan-pesan media bagaikan melesatnya peluru-peluru senapan yang mampu
merobohkan tanpa ampun, siapa saja yang terkena peluru.
Teori peluru tidak melihat adanya variabel-variabel antara (intervening
variable) yang bekerja di antara permulaan stimulus dan respons akhir yang diberikan
6
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia-Jakarta, 2004.
12
oleh mass audience. Media massa dipandang sebagai jarum suntik raksasa yang
mampu merobohkan mass audience yang pasif dan tidak berdaya.
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat
kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Dalam kerangka behaviorisme, media massa
adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman
klasik, pelaziman operan, atau proses imitasi (belajar sosial). Khalayak sendiri
dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk menampung seluruh pesan
komunikasi yang dicurahkan kepadanya. Pesan komunikasi dianggap sebagai
"benda" yang dilihat sama baik oleh komunikator maupun komunikate.7
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik komunikasi massa dibatasi pada lima jenis media massa yang
dikenal sebagai The Big Live Of Mass Media, yaitu Koran, majalah, radio, televisi,
dan film. Berikut ini merupakan penjelasan dari karakteristik komunikasi massa.
1. Adanya komunikator yang terlembagakan. Komunikasi melibatkan
lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang
kompleks.
2. Pesan yang disampaikan bersifat umum karena ditujukan untuk
semua orang. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta,
peristiwa atau opini.
3. Adanya komunikan yang anonim dan heterogen.
7
Jalalludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya-Bandung, 2000.
13
4. Menimbulkan keserempakan waktu dalam memperoleh pesan yang
sama.
5. Komunikasi massa mengutamakan isi daripada hubungan.
6. Bersifat satu arah.
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa
Untuk mengetahui fungsi komunikasi massa secara khusus ada 3 hal yang
harus dipahami (Joseph A. Devito). Ketiga hal tersebut adalah :
1. Setiap tindakan yang berkaitan dengan komunikasi, temasuk
mengkonsumsi media, dilandasi oleh alasan yang unik.
2. Setiap komunikasi massa menjalani fungsi yang berbeda bagi setiap
khalayak secara individual.
3. Fungsi yang dijadikan oleh banyak peristiwa komunikasi massa
bagi banyak orang akan berbeda dari waktu ke waktu.8
2.1.4 Efek Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakan
proses sosial kearah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi
8
Joseph A De Vito. Komunikasi Antar manusia, Edisi kelima terjemahan Agus Maulana, Jakarta:
Profesional Books,1997. Hal 518
14
untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekuatan sosial yang dimiliki oleh
komunikasi massa tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat
dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media (lisan, tulisan,
visual/audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis
psikologi dan analisis sosial. Yang dimaksud dengan analisis psikologi adalah
kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat
manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa sosial yang terjadi akibat
komunikasi massa dengan pengunaan media massa yang sangat unik serta komplek.9
2.1.4.1 Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa
Teori yang dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin L.
Defleur (1976) memfokuskan perhatiannya pada kondisi struktural suatu
masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa.
Teori ini pada dasarnya merupakan suatu pendekatan struktur sosial yang
berangkat dari gagasan mengenai sifat suatu masyarakat modern atau
masyarakat massa, dimana media massa dapat dianggap sebagai sistem
informasi yang memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan
dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas
sosial. Teori mereka secara ringkas digambar dalam model berikut:10
9
Elvinaro Ardianto dan Lukiati, K.E. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbioasa Rekatama
Media, Jakarta, 2004, hal. 48
10
Ibid, hal. 7.4-7.8
15
Pemikiran terpenting ini adalah bahwa dalam masyarakat modern,
audience menjadi tergantung pada media massa sebagai sumber informasi
bagi pengetahuan tentang dan orientasi kepada, apa yang terjadi pada
masyarakatnya. Dengan demikian teori ini menjelaskan saling hubungan
antara tiga variabel tersebut. Pembahasan lebih lanjut dalam teori ini ditujukan
pada jenis-jenis efek yang dapat dipelajari melalui teori ini. Secara ringkas
kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :11
a. Kognitif
1. Menciptakan atau menghilangkan ambiguitas
2. Pembentukan sikap
3. Agenda setting
11
Ibid, hal. 5.27
16
4. Perluasan sistem keyakinan masyarakat
5. Penegasan atau penjelasan nilai-nilai
b. Afektif
1. Menciptakan ketakutan atau kecemasan
2. Meningkatkan atau menurunkan moral
c. Behavioral
1. Mengaktifkan/menggerakkan atau merencanakan
2. Pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya
3. Menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktifitas
4. Menyebabkan perilaku dermawan (menyumbangkan uang)
2.2 Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan didalam proses komunikasi massa.
Media massa terdiri atas media cetak (surat kabar, majalah) dan media elektronik
(radio, televisi, internet), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang untuk
dikembangkan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar.
Di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum,
disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).12
Media massa yang dimaksud adalah televisi yang menjadi alat agar sebuah
proses komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Dalam hal ini televisi dapat
menyampaikan pesan-pesan
kepada massanya khususnya audience melalui
tayangannya.
12
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, bandung, 2002, Hal 75.
17
Menurut Darwanto Sastro Subroto, fungsi media massa adalah:
1. Sebagai media penerangan.
2. Sebagai media pendidikan.
3. Sebagai media hiburan.
Sebagai media promosi.13
2.3 Televisi
Televisi merupakan media massa yang menyampaikan pesannya secara Audio
Visual, artinya televisi dapat dilihat dan didengar sehingga memudahkan masyarakat
dalam menerima pesan-pesan yang disampaikan dalam setiap program yang
ditayangkan televisi.14
2.3.1 Karakteristik Televisi
1. Audiovisual
Televisi dapat didengar dan dilihat (audiovisual). Apabila khalayak
radio hanya dapat mendengar kata-kata, musik dan efek suara,
maka khalayak televisi dapat mendengar dan melihat gambar yang
bergerak. Hal ini dapat membuat khalayak mendapatkan gambaran
13
Subroto, Darwanto Sastro, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana University Press, Yogyakarta,
1994, Hal 17
14
Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakasa, Jakarta 2003, Hal 5
18
yang lebih lengkap sebuah program televisi serta memiliki
keyakinan akan kebenaran sebuah berita.
2. Berpikir dalam gambar
Seorang komunikator yang hendak menyampaikan informasi
seharusnya memiliki kemampuan berpikir dalam gambar. Ada dua
tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam berpikir gambar.
Pertama adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang
mengandung gagasan-gagasan yang menjadi gambar secara
individual. Tahap kedua ialah penggambaran (structurization) yaitu
kegiatan merangkai gambar individual sedemikian rupa sehingga
memiliki pola yang berkesinambungan dan mengandung makna.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Dibanding dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran
tergolong lebih kompleks dan melibatkan lebih banyak orang.
Peralatan yang digunakan pun jauh lebih banyak dengan cara
pengoperasian yang lebih rumit dan harus dilakukan oleh orangorang yang terampil dan terlatih.
19
2.3.2 Kelebihan Dan Kekurangan Televisi
Sama seperti media massa lainnya, televisi juga mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan. Keunggulan televisi bisa dilihat dari sisi pragmatis dan
teknologis.15
1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa
mampu membedakan fakta dan fiktif, realistis, dan tidak terbatas.
2. Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa
perhatian sepenuhnya, dan intim.
3. Memiliki tokoh berwatak atau berkarakter (nyata maupun
direkayasa), sementara media lain (film) hanya memiliki bintang
yang direkayasa.
4. Dari sisi teknologis televisi dapat menjangkau wilayah yang luas
dalam waktu bersamaan sehingga dapat menghantarkan langsung
suatu peristiwa disuatu tempat yang bergerak sangat jauh.
Televisi juga memiliki kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan proses
penyampaiannya.
1. Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai
objek yang pasif, sebagai penerima pesan.
15
A, Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta, 1997, Hal 29-33
20
2. Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini
terjadi tanpa mempertimbangkan budaya dan peradaban yang ada
diwilayah jangkauannya.
3. Sifatnya sangat terbuka dan menjadikannya sulit untuk dikontrol
dampak negatifnya.
4. Pergerakan teknologi penyiaran televisi yang begitu cepat
mendahului perkembangan masyarakat dan budaya khalayak
pemirsanya. Hal ini dapat menimbulkan pro dan kontra tentang
implikasi kultural dari televisi.
2.3.3 Fungsi Televisi
Televisi pada pokoknya memiliki tiga fungsi yaitu, fungsi penerangan,
fungsi pendidikan dan fungsi hiburan.16
1.
Fungsi penerangan ( the information function )
Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang
amat memuaskan, hal ini disebabkan dua faktor yaitu:
a. Immediacy yaitu mencakup pengertian langsung dekat
b. Realism yaitu mengandung kenyataan, dimana televisi yang
menyiarkan informasi cara audio visual dengan fakta.
16
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Hal 24
21
2.
Fungsi pendidikan ( the education function )
Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk
menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu
banyak secara stimulan, sesuai dengan makna pendidikan, yakni
meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat.
3.
Fungsi hiburan ( the entertainment function )
Fungsi hiburan yang melekat pada siaran TV sangat dominan, sebagian
besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal
ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan
gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan dan dapat dinikmati
sekalipun oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan yang
tuna aksara.
2.4 Program
Menurut kamus WJS Puswodarminto, pengertian program adalah acara,
sementara kamus Websister Internatioanal Volume 2 lebih terperinci, yakni program
adalah suatu jadwal atau perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan penyusunan
“butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara. Program televisi
( television programming ) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran
televisi dari hari ke hari dan dari jam ke setiap harinya.17
17
RM. Soenarto, Program TV : Dari Penyusuna Hingga Pengaruh Siaran
22
2.4.1 Program Televisi
Jika dilihat dari asal mula program televisi, ditinjau dan siapa yang
memproduksi program, maka kita dapat membagi program televisi sebagai berikut:
1. Program yang dibuat sendiri ( in house production ) biasanya adalah
program berita ( news programe ) dan program yang terkait dengan
informasi misalnya laporan khusus, infotaiment, laporan kriminalitas,
femomena, sosial, perbincangan ( talk show ) biografi tokoh, feature,
film, dokumenter, program yang menggunaka studio misalnya game
show, kuis, mistik, variety show, juga termasuk program yang dibuat
sendiri.
2. Program yang dibuat pihak lain utamanya jenis program hiburan
misalnya program drama ( film, sinetron, telenovela ) program musik (
video klip ) program reality show dan lain-lain. Program reality show
biasanya dibuat oleh pihak luar stasiun televisi, namun ini tidak berarti
stasiun televisi tidak memproduksi program sendiri jenis reality show
tersebut.18
Keberadaan televisi tentunya tidak akan lengkap tanpa hadirnya program
acara. Menurut Purnama Suwardi dalam bukunya Seputar Bisnis da Produksi Siaran
Televisi, sebuah program televisi dapat dikatakan sebagai program televisi apabila
sudah memenuhi formula Laswell yaitu “ Who says what to whom with what effect in
18
Morissan, Media Penyiaran, Ramdina Prakarsa, 2004. Hal 2
23
wich channel “atau didalamnya terkandung unsur read, watch, hear atau baca, lihat,
dengar.19
2.4.2 Pengertian Program Televisi
Kata program berasal dari bahasa inggris programe atau program yang berarti
acara atau rencana, namun kata program lebih sering digunakan dalam dunia
penyiaran di Indonesia dari pada kata siaran untuk mengacu kepada pengertian acara.
Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk
memenuhi kebutuhan audiensnya. Dengan demikian program memiliki pengertian
yang luas.
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens
tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio
atau televisi, jadi program televisi adalah dapat menyiarkan program baik itu untuk
audiens maupun untuk khalayak semua fungsinya yaitu untuk memberikan hiburan
yang bermanfaat bagi manusia diseluruh Indonesia.
Sedangkan televisi adalah media yang sangat menyukai tampilan subjek
dalam ukuran close up yang selalu mengusahakan untuk memberi tampilan gambar
yang detail seperti close up atau medium close up diantara dua wide shot (
pengambilan gambar yang melebur ) jika meluasnya berada dalam berita yang
sama.20
19
Darwanto Sastro Subroto. Produksi Acara Televisi. Duta Wacana University Press. Jakarta : 1994.
Hal 54.
20
Morissan, Jurnalistik Mutakhir, Ramdina Prakarsa, 2004. Hal 156
24
2.4.3 Karakteristik Program Televisi
Memperhatikan kaedah dan prosedur dalam menyelenggarakan siaran, maka
diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada khalayak berupa program siaran
yang benar-benar dinikmati penonton. Tidak hanya program dijadikan sebagai hal
yang komersial namun program perlu disadari sebagai komuditas sosial siaran yang
mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakat yang mengacu pada standar
etika penyiaran. Karakteristik suatu program produksi dibagi kedalam beberapa
kategori menurut sifatnya yaitu:21
1. Karya Artistik, dimana sebuah program yang memiliki nilai-nilai
yang mengutamakan sisi Art ( seni ), keindahan, memenuhi rasa
kagum, improvisasi, tidak terbatas, isi pesan terikat kode moral,
penggunaan bahasa bebas, imajinasi kuat.
2. Karya jurnalistik, terdiri dari sifatnya, diantaranya bersumber dari
berbagai
peristiwa
yang
terjadi
sebenarnya,
mengutamakan
keaktualannya, isi pesan harus factual, terikat waktu, sasaran
kepercayaan dan kepuasan, memenuhi rasa ingin tahu, improvisasi
terbatas, isi pesan terikat pada kode etika, menggunakan bahasa
jurnalistik.
Mengacu pada hal yang sebenarnya, program merupakan produk atau output
siaran televisi, maka dari itu kaedah siaran tetap berlaku dimana program mempunyai
sifat yang diantaranya
21
Deddy Iskandar Muda, Junalistik Televisi, Remaja Sosdakarya, Bandung 2003
25
1. Informatif, dimana sebuah program siaran harus menginformasikan
sebuah pesan yang termuat dari ide, gagasan, opini.
2. Edukatif, dimana suatu program bersifat mendidik dan mengarahkan
hal-hal yang positif. Program akan ditonton oleh khalayak luas,
maka prinsip program sama halnya dengan fungsi penyiaran, yakni
mendidik.
3. Persuasif, dimana menghimbau atau mengajak, dimana program
bukan bersifat memprofokatif namun mengajak khalayak dengan
baik untuk memahami suatau hal atau mengajak pemirsa pada hal
yang baik.
4. Akumulatif, memperhitungkan, karena khalayak yang terdiri dari
demogrfi yang berbeda, salah satunya usia. Melihat itu program
harus diperhitungkan dan melihat segmentasi yang dituju agar tetap
mempunyai sasaran yang dituju.
5. Komunikatif, program yang berhasil dapat dilihat dari antusias
pemirsa yang menyajikan suatu program yang disaksikan, misalnya
terjadi suatu segmen program yang interaktif, baik saran atau kuis.
6. Stimulatif, memikat atau merangsang. Program dibuat sedemikian
rupa agar dapat menarik perhatian atau memikat khalayak agar
menyaksikan tayangan tersebut sehingga dapat meningkatkan rating
dan sharing.
26
2.4.4 Jenis- jenis Program Televisi
P3SPS memuat sejumlah aturan main yang harus dipatuhi pengelola program
penyiaran ketika memproduksi jenis-jenis program tertentu mencakup.22
1. Program Faktual (informasi)
Jenis program yang termasuk didalam program faktual adalah
program berita features dokumentari, program realitas (reality
show) konsultasi one air dengan mengundang antar sumber dan
penelpon, pembahasan adalah melalui diskusi, talk show, jejak
pendapat, pidato/ceramah, program editorial, kuis, perlombaan,
pertandingan, olahraga dan program-program sejenis lainnya.
2. Program kuis
Dalam menyiapkan program berisikan kuis dan undian hadiah,
stasiun penyiaran harus mengikuti ketentuan bahwa program
tersebut harus diselenggarakan dengan adil dan peraturannya harus
diberitahukan secara terbuka dan jelas pada khalayak program
perbincangan
3. Program perbincangan
Program yang berisikan pembicaraan/pembahasan (program talk
show) mengenai masalah terkait dengan seks menyimpang/homo
22
Morissan. Media Penyiaran, Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2004 Hal 13-14
27
seksual dapat disiarkan pada pukul 22.00 hingga 03.00, sesuai
dengan waktu stasiun penyiaran yang menayangkan.
4. Program mistik
Program factual yang bertemakan dunia gaib, paranormal, klinik,
praktek spiritual magis, mistik kontak yang hanya dapat disiarkan
pada pukul 22.00 hingga 03.00
5. Program asing
Adapun yang dimaksud sebagai program utuh yang diimpor dari
luar negeri, program siaran yang dibuat didalam negri yang
menggabungkan berbagai materi siaran (klip, berita dan lagu asing)
6. Program pemilu
Siaran pemilihan umum (Pemilu) dan Pilkada meliputi siaran berita
sosialisasi pemilihan siaran kampanye tentang pemilihan dewan
perwakilan rakyat pusat daerah, pemilihan presiden dan wakil
presiden.
2.5 Khalayak
Khalayak
(audience)
juga
merupakan
faktor
penentu
keberhasilan
komunikasi. Karena komunikator tentunya sebagai patokan keberhasilan upaya
28
komunikasi yang ia lakukan itu apabila pesan yang disampaikan melalui suatu
saluran atau media diterima sampai kekhalayak sasaran. Dipahami dan mendapat
tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan yang diinginkan komunikator.
Untuk mendapatkan hasil yang demikian jelas tidak mudah karena khalayak bukanlah
merupakan sekumpulan dari individu-individu yang bersikap dan bertindak pasif.
Karena itulah, dalam merancang suatu kegiatan komunikasi melalui saluran
komunikasi personal atau melalui media massa, hendaknya berorientasi kekhalayak
(audience oriented). Oleh sebab itu Schram menyatakan bahwa sebelum komunikator
mempengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disebarluaskan, khalayak telah
terlebih dahulu mempengaruhi komunikator.23 Dengan berbagai fungsi media massa
seperti diatas, maka akan mengakibatkan terjadinya hubunhgan komunikator dengan
khalayak mahasiswa, sehingga akan melibatkan berbagai kelompok serta berbagai
lapisan masyarakat, dari mereka yang masih berusia remaja sampai yang berusia
lanjut, serta mereka yang masih duduk di bangku kuliah dan berorientasi kepada
jenjang yang lebih tinggi. Dalam keadaan masyarakat yang semakin berkembang
seperti sekarang ini, sangat memungkinkan setiap anggota masyarakat melakukan
komunikasi antara satu dengan yang lainnya, demikian pula dengan kelompoknya
atau dengan kelompok lain. Hal yang demikian itu akan mengakibatkan tumbuhnya
kepercayaan diri mereka, sehingga memudahkan menerima rangsangan tertentu yang
akhirnya mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan-kebutuhan kehidupan
mereka dan yang lebih penting lagi semakin meningkatnya wawasan hidup mereka,
yang berarti pula akan memperluas bidang kegiatan.
23
S. Djuarsa Sendjaja, Op Cit, Hal 9.24
29
Karakteristik penonton media ini berbeda dengan mereka atau penonton fil
bioskop. Kalau penonton media televisi bersifat individual, sedang penonton film
bioskop bersifat Crowded Audience, seperti halnya penonton di gedung kesenian dan
sebagainya sehingga mereka dalam keadaan Mental Isolation.
2.6 Reality Show
Reality show adalah jenis tayangan yang menampilkan aktifitas nyata dari
pembawa acara dan segala aspek pendukung acara (talent, objek, lokasi, situasi,
dramatika). Salah satunya tayangan reality show Take Me Out Indonesia , yang
format acaranya yaitu, 7 pria single akan dihadapkan dengan 30 orang wanita, dan
kita akan lihat apa yang terjadi. Apakah sang wanita akan terpikat, atau akan berlalu
begitu saja. Apakah api cinta itu akan padam atau tetap menyala. Layaknya sebuah
pesta, mereka baru bertemu, saling berkenalan, saling memikat dan melihat peluang
untuk lebih dekat. Program yang dibawakan oleh Choky Sitohang, dan Yuanita
sebagai co-host. Dua host ini adalah ikon, mewakili kontestan Take Me Out
Indonesia.
Fakta dan data mengatakan jenis tayangan reality show adalah tayangan
televisi terbanyak setelah tayangan berita yang dibuat di muka bumi ini. Dari sisi
teknis, tayangan ini lebih mudah dan lebih cepat penggarapannya dibanding tayangan
drama, game show, ataupun variety show. Walaupun berbasis kenyataan, reality show
membutuhkan penanganan tersendiri dari para kreatornya, memolesnya menjadi
tayangan yang menarik dan memasukkan beberapa unsur dramatis. Unsur dramatis
yang dikedepankan dapat berupa rasa bahagia, takut dan senang. Tampilan ekspresi
30
dari objek yang dituju sedapat mungkin bisa terlihat menarik di depan kamera.24
Banyak sekali penulis acara televisi yang berlomba menawarkan ide untuk
diproduksi.
2.6.1 Krakteristik Reality Show
Program yang disesuaikan dalam reality televisi atau reality show ini sangat
unik, dimana keunikan menjadi unsur utama dalam pencarian ajang bakat apapun dan
merupakan unsur penilaian yang paling utama dalam proses penilaian masyarakat.25
Karakteristik itu mencakup beberapa hal dan salah satunya yaitu : sesuatu yang nyata
dan rill serta original dan membuat para audiens juga merasakan. Hal yang dirasakan
oleh peserta yang mengikuti program acara yang disuguhkan atau dibuat oleh stasiun
televisi tersebut.
2.6.2 Jenis-jenis Reality Show
Ada beberapa jenis-jenis reality TV yang dibuat Indosiar dengan sebutan
Reality Show yang dimana mereka menyuguhkan program tersebut sedemikian real
sehingga audiens/khalayak merasakan sesuatu yang beda dari biasanya, antara lain:
a. Mamamia Show
b. STARDUT 2008
c. INDONESIA NEXTSTAR
d. Super Twin
24
25
Sony set, Menjadi Perancang Program Televisi Profesional, Andi,2008
Kompas.com/10/6/09 reality show
31
e. Super Soulmate Concert
f. Mamamia 2008
g. Mamamia Mania
h. Go Mamamia 2008 Go
i. Take Me Out
2.7. Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan
sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi, Walaupun
begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi
juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori.
Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech
dan Richard S. Crutchfield menyebutnya faktor fungsional dan faktor struktural.
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang
termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan
persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan
respons pada stimuli itu. faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik
dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada system saraf individu.26
Persepsi merujuk pada cara di mana kita menginterpretasikan atau mengerti
pesan yang diproses oleh system indera kita. Proses persepsi didahului oleh proses
26
Jalalludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya-Bandung, 2000
32
sensasi. Persepsi adalah cara kita menginterpretasikan atau mengerti pesan yang telah
diproses oleh system inderawi kita. Dengan kata lain, persepsi adalah proses member!
makna pada sensasi.
Bagan 2.1. Proses persepsi dapat digambarkan dalam skema berikut ini
Objek dan peristiwa
di dunia nyata
Berupa energi informasi
Alat Indera (1)
(real world).
Pengalaman Perseptual
(perceived world) (3)
Diolah dengan peristiwa
Otak
Sinyal ke (2)
di otak yang relevan
Objek atau peristiwa di dunia nyata (real world) diterima oleh alat indera (1)
berupa energi atau informasi (disebut stimulus). Stimulus ini akan diubah oleh alat
indera menjadi sinyal yang dimengerti oleh otak (2) "Komputer" otak akan
mengolahnya dengan membandingkan dengan peristiwa-peristiwa yang relevan yang
tersimpan dalam otak (3) hingga menjadi perceptual. Misalnya, anda melihat objek
berwarna merah. Indera mata anda menangkap objek tersebut lalu mengirimkan
sinyal ke otak Otak anda akan mengolahnya dengan mencari pengalaman sejenis
sebelumnya. Karena anda sudah pernah mengenal warna merah, maka anda akan
segera memahami bahwa objek yang anda lihat berwarna merah.
Komunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi interpersonal. Bila
kita menganggap tetangga kita sombong dan feodal, kita akan menghindari bercakapcakap dengan dia. Bila, kita mempersepsikan kawan kita sebagai orang cerdas, bijak,
dan senang membantu, kita akan banyak meminta nasihat kepadanya. Kelley tokoh
33
atribusi, pernah melakukan eksperimen pada mahasiswa ekonomi di Massachusets
Institute of Technology, mereka diberitahu bahwa dosennya berasal dari luar kota,
dan untuk kepentingan fakultas mereka diminta menilai dosen itu. Kepada satu
kelompok disampaikan biografi ringkas tentang dosen itu seperti orang yang
mengenalnya menilainya sebagai orang yang hangat, rajin, kritis, praktis, dan teguh
pendirian.
Kepada kelompok lain, biografi itu menyatakan orang yang mengenalnya
menganggapnya sebagai orang yang agak dingin, rajin, kritis, praktis, dan teguh
pendirian. Selain diduga dosen yang dilukiskan hangat menyampaikan kuliah dengan
baik, bersifat ramah dan menyenangkan, pada kelompok pertama, 56 persen
mahasiswa terlibat dalam diskusi, pada kelompok kedua, yang diberitahu bahwa
dosen itu agak dingin, hanya 32 persen mahasiswa yang terlibat dalam diskusi.Pada
kenyataannya, seperti telah diuraikan diatas persepsi orang sering kali tidak cermat,
bila kedua pihak menanggapi yang lain secara tidak cermat, terjadilah kegagalan
komunikasi (communication breakdowns).
Menurut teori Cognitive Consistency dari Fritz Heider, manusia selalu
berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya, kata heider” kita
cenderung menyukai orang, kita ingin memilih sikap yang sama dengan kita, dan jika
kita menyukai orang, kita ingin mereka memilih sikap yang sama dengan kita.”kita
ingin memiliki sikap yang sama dengan orang yang kita sukai, supaya seluruh unsur
kognitif kita konsisten. 27
27
Jalalludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya-Bandung, 2000
Download