IDAH SAIDAH FIKRIYAH-FITK

advertisement
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA
MELALUI PENERAPAN TEKNIK BERMAIN PERAN PADA SISWA
KELAS V MI. ATH-THOYYIBIYYAH KALIDERES JAKARTA BARAT
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Akademik Program Kualifikasi S1 Kependidikan Islam dan Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
IDAH SAIDAH FIKRIYAH
NIM. 801118300093
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
IDAH SAIDAH FIKRIYAH, 801118300093: Peningkatan Kemampuan Berbicara
Melalui Penerapan Teknik Bermain Peran. Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa
Kelas V MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat, Skripsi Jakarta:
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Kata Kunci: Kemampuan Berbicara, Teknik bermain peran
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan teknik bermain peran
dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V MI. Ath-Thoyyibiyyah
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas V MI. Ath-Thoyyibiyyah yang berjumlah dua puluh enam orang yang terdiri
13 orang laki-laki dan 13 orang perempuan, tahun pelajaran 2013/1014.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
bertempat di kelas V MI. Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat. Penelitian
ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap tindakan terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil refleksi dijadikan
dasar untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya. Peneliti melakukan
kerjasama dengan guru kelas V yang bertindak sebagai observer dalam penerapan
teknik bermain peran untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V
yang masih sangat rendah. Pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan
atau observasi, catatan lapangan, jurnal siswa, dokumentasi, dan instrumen tes.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan niai rata-rata kemampuan
berbicara siswa melalui penerapan teknik bermain peran yang diketahui pada
siklus I (69,42) mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 80,50 dengan
persentase rata-rata skor pada siklus I sebesar 58.33 meningkat pada siklus II
menjadi 72.54 yang berarti bahwa tindakan ini telah melebihi KKM sebesar 70.
Peningkatan juga terjadi terhadap aktivitas siswa dalam kemampuan berbicara dan
berada pada kategori “sangat baik.” Seluruh siswa memberikan respons yang baik
dalam pembelajaran kemampuan berbicara dan pada saat tugas kelompok yang
diberikan guru. Kegiatan melalui teknik bermain peran memotivasi siswa untuk
berani maju ke depan kelas saat memainkan naskah drama dengan lafal dan
intonasi yang benar, dan untuk belajar lebih baik dalam menggunakan dan
mengucapkan kalimat dengan bahasa Indonesia serta meningkatkan hasil belajar
siswa. Kemampuan berbicara siswa kelas V MI. Ath-Thoyyibiyyah melalui teknik
bermain peran meningkat, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan teknik bermain
peran dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan hasil
belajar siswa serta upaya peningkatan mutu pendidikan di SD/MI, khususnya
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
iii
ABSTRACT
IDAH SAIDAH FIKRIYAH, 801118300093: The Role’s Playing Technique to
Increase Conversing Competence. Classroom Action Research in V grade of
Islamic Elementary School ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres, West Jakarta.
Jakarta Thesis: Education of Islamic School Teacher, Faculty of Tarbiyah and
Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Keywords: Speech, Role’s Playing Technique
This study aims to determine whether the application of role’s playing
technique can improve student’s speaking abilities in V grade of Islamic
Elementary School Ath-Thoyyibiyyah in Bahasa Indonesia subject. The subjects
were all V grade student of Islamic Eelementary School Ath-Thoyyibiyyah
numbering 26 persons, comprising 13 boys and 13 girls. 2013/2014 academic
year.
This research uses Classroom Action Research (CAR) which is place in V
grade of Islamic Elementary School Ath-Thoyyibiyyah, Kalideres, West Jakarta.
This research was conducted in two cycles, each action consist of four actions:
planning, implementation, observation and reflection. The reflection results are
created to plan further action. Researcher is working with fifth grades teachers
who acted as an observer in the application of role-playing techniques to improve
speaking skill of fifth grade student who are still very low. Data collection is the
result of observation, field notes, student journals, documentation and test
instruments.
The result showed the increase of speaking skill of student through the
application of techniques that are known to role-playing in the first cycle (69.42)
experienced an increase at cycle II to 80.60 with an average percentage score on
the first cycle 58.33% and increasing into 72.54% in cycle II, which mean that
this action has been exceeded by 70 KKM also occurred on the activities of
students in the ability to speak and in the category “very good”. All students
respond well in learning speech and by the time the task group by teacher.
Activities through role-playing techniques is to motivate the students to come
forward when playing a play class with correct pronunciation and intonation, and
to learn better in use and pronounce sentences with Indonesian and improve
student learning outcomes. The activity of role-playing technique can be utilize to
improve the ability to speak and student learning outcomes as well as efforts to
improve the quality of education in elementary grade, especially in learning
Bahasa Indonesia subject.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang maha
pengasih lagi penyayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Teknik Bermain Peran Pada
Siswa Kelas V MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat.” Skripsi ini
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari zaman kebodohan ke zaman kecerdasan.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan
doa kepada penulis baik berupa moral maupun material, Oleh karena itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Nurlena Rifa’i, MA, Ph, D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan., UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, MA., sebagai ketua jurusan PGMI.
3. Dindin Ridwanuddin, M.Pd., Sebagai Koordinator program Dual Mode Sistem
4. Dra. Hindun, M.Pd., sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
pengarahan dan membantu penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
hingga
bersedia
meluangkan
waktu,
tenaga,
dan
pikirannya
untuk
terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan Ilmu Pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan.
6. Iwan Ridwan, S.Pd.I., Sebagai kepala sekolah MI. ATH-THOYYIBIYYAH
Kalideres Jakarta Barat yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk
melaksanakan penelitian.
iviv
7. Elis Maesaroh., selaku guru kelas V yang telah membantu penulis dalam
penelitian untuk mengambil data.
8. Guru-guru dan karyawan MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta
Barat, terima kasih atas dukungannya.
9. Seluruh siswa kelas lima MI. ATH-THOYYIBIYYAH yang telah setia
menerima pembelajaran kemampuan berbicara melalui penerapan teknik
bermain peran dan dapat bekerja sama dengan baik.
10. Ayahanda (almarhum) Prof. Zainal Abidin Fikri dan Ibunda (almarhumah)
Euis
Robiatul
Adawiyyah
yang
dirahmati
Allah,
semoga
Dia
menempatkannya di surga-Nya yang luas.
11. Suami tercinta Iwah Wahyudih, anak-anakku tersayang Zibran Aldais Fikri
dan Airis Azzahra yang selalu mendoakan penulis untuk tetap semangat untuk
menuntut ilmu, dan memberikan cinta kasih serta dukungan dan saran baik
moral maupun material
12. Sahabat-sahabat terbaikku, Royanih dan Yayan Suryanah yang selalu menjadi
penyemangat dan setia menemani penulis baik susah maupun senang, serta
teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat kepada penulis,
semoga Allah selalu melindungi kita semua.
Penulis berdoa untuk semua pihak yang telah membantu dengan kebaikan dan
ketulusan mendapat balasan dan menjadi ladang amal disisi Allah SWT dan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, meskipun skripsi ini masih
banyak kekurangan, amin.
Jakarta, 3 Mei 2014
Penulis
Idah Saidah Fikriyah
NIM. 801118300093
viv
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………
i
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH………………………
ii
ABSTRAK………………………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR………………………………………………….
iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………
v
DAFTAR TABEL………………………………………………………
vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..
vii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………
6
C. Batasan Masalah……………………………………………….
6
D. Rumusan Masalah……………………………………………… 7
E. Tujuan Masalah………………………………………………… 7
F. Manfaat Penelitian……………………………………………..
7
BAB II LANDASAN TEORETIS
A. Hakikat Kemampuan Berbicara………………………………..
8
1. Pengertian kemampuan…………………………………….
8
2. Pengertian Berbicara……………………………………….
8
3. Pengertian Kemampuan Berbicara………………………… 10
4. Tujuan Berbicara…………………………………………… 11
5. Faktor-faktor Penunjang Keefektifan Berbicara…………… 11
6. Jenis-jenis Berbicara………………………………………... 13
vv
7. Teknik Berbicara……………………………………………. 13
B. Hakikat Teknik Bermain Peran…………………………………. 15
1. Pengertian Teknik…………………………………………… 15
2. Pengertian Bermain Peran…………………………………… 15
3. Pengertian Teknik Bermain Peran…………………………… 16
4. Langkah-langkah Teknik Bermain Peran……………………. 16
C. Hasil Penelitian yang Relevan…………………………………… 19
D. Kerangka Berpikir……………………………………………….. 21
E. Hipotesis Tindakan………………………………………………. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………… 23
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………. 23
1. Tempat……………………………………………………….. 23
2. Waktu……………………………………………………….. 23
B. Metode Penelitian dan Rancangan……………………………… 23
C. Subjek/Partisipan dalam Penelitian…………………………….. 27
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian…………………….. 27
E. Tahap Intervensi Tindakan…………………………………….. 28
1. Rencana Tindakan………………………………………….
28
2. Pelaksanaan Tindakan……………………………………… 29
3. Pengamatan………………………………………………… 29
4. Refleksi ……………………………………………………. 30
F. Hasil Intervensi Tindakan……………………………………… 30
G. Data dan Sumber Data…………………………………………
31
H. Instrument Pengumpulan Data…………………………………
31
1. Instrument Tes……………………………………………..
32
2. Instrument Non Tes………………………………………..
33
a. Lembar Observasi……………………………………… 33
b. Catatan Lapangan………………………………………
35
c. Jurnal Siswa……………………………………………. 36
d. Dokumentasi …………………………………………… 37
viv
I. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………… 37
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi……………………... 37
K. Analisis Data dan Interpretasi Data……………………………… 38
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan………………………….. 39
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI
HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………….. 40
A. Profil Sekolah……………………………………………….. 40
1. Gambaran Umum MI. Ath-Thoyyibiyyah………………. 40
2. Status Akreditasi………………………………………… 42
3. Keadaan Guru…………………………………………… 43
4. Keadaan Siswa………………………………………….. 44
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Tindakan.. 44
1. Informasi Awal Kemampuan Siswa dalam Berbicara…… 45
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I……………….. 47
3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II………………. 59
C. Analisis Data………………………………………………… 69
1. Hasil Analisis Data……………………………………… 69
2. Analisis Data Nilai Postest……………………………… 75
3. Interpretasi Hasil Analisis………………………………. 76
D. Pembahasan tentang Penemuan…………………………….. 76
1. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran…… 76
2. Hasil Analisis Catatan Lapangan dan Jurnal Siswa
dalam Pembelajaran……………………………………. 78
BAB V PENUTUP………………………………………………………. 82
A. Kesimpulan………………………………………………….. 82
B. Saran………………………………………………………… 82
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 84
LAMPIRAN
vii
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Keadaan Guru MI. Ath-Thoyyibiyyah………………………… 43
Tabel 2 : Jumlah Siswa MI. Ath-Thoyyibiyyah…………………………. 44
Tabel 3 : Jumlah Siswa Kelas I s.d. Kelas VI MI. Ath-thoyyibiyyah
Tahun Pelajaran 2013/2014…………………………………… 44
Tabel 4 : Hasil Nilai Awal Kemampuan Berbicara Siswa Kelas V...…… 45
Tabel 5 : Hasil Nilai Postest Kemampuan Berbicara Siswa Berbicara
Kelas V siklus I…………………………………………………. 56
Tabel 6 : Rata-rata Skor Penilaian Siswa terhadap guru pada siklus I
pertemuan kedua………………………………………………
58
Tabel 7 : Hasil Nilai Postest Kemampuan Berbicara Siswa Kelas V
siklus II………………………………………………………..
66
Tabel 8 : Rata-rata Skor Penilaian Siswa terhadap guru pada siklus II
pertemuan kedua…………………………………………….
Tabel 9 : Penilaian Nilai Awal Kemampuan Berbicara Siswa Kelas V..
68
70
Tabel 10 : Penilaian Nilai Postest Kemampuan Berbicara Siswa Kelas V
siklus I………………………………………………….…….. 71
Tabel 11 : Penilaian Nilai Postest Kemampuan Berbicara Siswa Kelas V
siklus II………………………………………………….……. 73
Tabel 12 : Perbandingan Kemampuan Berbicara siswa kelas V ……....… 75
vi
vi
Tabel 13 : Hasil rata-rata skor aktivitas siswa dalam pembelajaran……… 76
Tabel 14 : Hasil penilaian kemampuan Berbicara secara kelompok
kelas V MI. Ath-Thoyyibiyyah…………………………..…… 79
Tabel 15 : Penilaian kemampuan Berbicara secara kelompok pada
kelas V MI. Ath-Thoyyibiyyah siklus I…………………..…… 79
Tabel 16 : Penilaian kemampuan Berbicara secara kelompok pada
kelas V MI. Ath-Thoyyibiyyah siklus I…………………..…… 80
vii
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Siklus Penelitian Tindakan kelas…………………………….. 28
Gambar 2 : Struktur Organisasi MI. Ath-thoyyibiyyah…………………… 42
Gambar 3 : Kegiatan Belajar Mengajar……………………………………. 51
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa Nasional karena berfungsi sebagai
alat pemersatu bangsa. Dikatakan demikian karena Bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang majemuk, yang memiliki beragam suku bangsa yang
masing-masing suku bangsa tersebut memiliki bahasanya sendiri. Agar setiap
suku yang memiliki perbedaan bahasa tersebut dapat saling berkomunikasi
maka dibutuhkan satu bahasa yang dapat dimengerti oleh setiap suku bangsa
tersebut yaitu bahasa nasional Bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, pelajaran
Bahasa Indonesia harus diajarkan dari tingkat pendidikan terendah sampai
yang tertinggi, sehingga mereka mampu bersosialisasi dan berkomunikasi
ketika mereka berada dalam kelompok masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan pasal 7 ayat 2 yang berbunyi ”Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan
dan
kepribadian
pada
SD/MI/SDLB/Paket
A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau
bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan
pendidikan jasmani”.1 Selanjutnya, pasal 7 ayat 3 yang berbunyi ”Kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/ SDLB/Paket A,
atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan”.2
1
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional
Pendidikan, h. 6
2
Ibid.,
1
2
Dalam peraturan pemerintah di atas jelas dikatakan bahwa Bahasa
Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di tingkat
MI/SD. Selain itu pelajaran Bahasa Indonesia juga merupakan pelajaran yang
memiliki peranan penting karena mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi
salah satu mata pelajaran yang menentukan kelulusan seorang seorang peserta
didik karena merupakan mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional
(UN) tingkat MI/SD.
Kurangnya motivasi dan partisipasi siswa terhadap mata pelajaran
Bahasa Indonesia khususnya berbicara, mengakibatkan rendahnya tingkat
daya serap siswa, terkadang siswa tidak berani mengungkapkan perasaan,
mengajukan pendapat maupun memberikan saran terhadap masalah yang
dilihat maupun dihadapi. Guru hendaknya mampu mengatasi hal-hal yang
kurang tepat, misalnya ada seorang siswa yang berani berbicara namun
kalimat yang diucapkannya membuat teman yang lain menertawakannya.
Guru harus mengatasi hal ini, karena jika tidak diatasi akan membuat siswa
merasa mengucapkan kata-kata atau kalimat yang salah dan dia tidak akan
berani lagi untuk berbicara karena merasa takut salah berbicara.
Siswa pada tingkat sekolah dasar sebenarnya senang berbicara, mereka
mengeluarkan kata-kata dan kalimat sesuai dengan tingkat umur mereka
bahkan terkadang kata-kata dan kalimat yang diucapkan berlebihan dan tidak
baik. Guru hendaknya menyarankan dan membimbing mereka ke hal-hal yang
positif. Di sinilah peran guru dibutuhkan untuk menjadi penyimak yang baik
apabila terdapat siswa yang mengungkapkan perasaan, mengajukan pendapat
dan gagasan serta pesan. Dalam hal ini karakter siswa berbeda-beda, ada siswa
yang lebih berani berbicara, maka sebagai guru hendaknya tidak sungkan
memberikan pujian kepada siswa yang bersangkutan agar merasa senang,
sedangkan untuk siswa yang masih mengalami kesulitan dalam berbicara,
guru harus dapat memberikan motivasi agar siswa yang bersangkutan tidak
merasa ditinggal.
Kenyataannya, bahwa pelajaran Bahasa Indonesia di MI. ATHTHOYYIBIYYAH menunjukkan nilai yang masih di bawah Standar
3
Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM=70). Penyebabnya adalah kurangnya
keterlibatan
siswa
dalam
pembelajaran,
kemampuan
siswa
untuk
mengungkapkan dan mengekspresikan gagasan atau pendapatnya dalam
bentuk lisan maupun tulisan masih rendah, hal ini terlihat berdasarkan data
hasil observasi awal berikut:
No
Nama Siswa
Nilai
1
Aida R
73
2
Ahmad Z
36
3
Ari A
36
4
Arifin A
43
5
Bustanil A
93
6
Desti S
53
7
Erna D.Y
76
8
Fatiya A
93
9
Gunawan
33
10
Hana O
76
11
Hesti Y
60
12
Iyad N
56
13
Rusdianah
56
14
Mario F
60
15
Mardianto
33
16
Septiadi
46
17
Nurafni
73
18
Rahman H
33
19
Rahma W
73
20
Reskina
56
21
Syahrohman
60
22
Siti Z
56
23
Siti Y
66
24
Tia
46
4
25
Winanda S
46
26
Fiki J
63
Berdasarkan data diatas, hanya ada tujuh siswa yang telah mencapai
KKM sisanya masih memperoleh nilai dibawah KKM.
Data Aktivitas Siswa pada saat Observasi Awal
No
Kategori Pengamatan
Skor Penilaian
1
Siswa memberikan respon positif selama
pembelajaran berlangsung
2
2
Siswa
memperhatikan
dan
penjelasan guru dengan baik
2
3
Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan
2
4
Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan guru
2
5
Siswa sering memotivasi dan membantu
kelompoknya dalam mengerjakan tugas
kelompok
1
6
Siswa mengerjakan tugas kelompoknya dengan
serius
1
7
Siswa memiliki tanggung jawab dan kerja sama
dalam kelompoknya
1
8
Siswa mengikuti pembelajaran
sampai akhir
Jumlah skor
3
keterangan:
Skala penilaian rata-rata tiap aspek:
1. Sangat kurang baik
2. Kurang baik
3. Cukup
4. Baik
5. Sangat Baik
menyimak
dari
awal
14
5
Skala penilaian keseluruhan
8-15
= prestasi kurang baik
16-21 = prestasi kurang
22-27 = prestasi cukup
28-33 = prestasi baik
34-40 = prestasi sangat baik
Berdasarkan data aktivitas siswa pada observasi awal di atas, diperoleh
skor 14 yang menunjukkan bahwa “prestasi kurang”.
Berbicara untuk seseorang merupakan penyampaian kesan-kesan
batinnya, seseorang dapat mengungkapkan kembali apa-apa yang didengar
atau dibacanya. Sesorang yang berani dan membiasakan berlatih berbicara
merupakan orang yang memiliki kecakapan dalam berbicara. Sebaliknya
seseorang yang tidak mau berlatih dan hanya diam saja tidak berani
menuangkan ide dan gagasan serta pendapatnya tidak akan mempunyai
kemampuan berbicara. Dilihat dari pendapat di atas bahwa berbicara harus
dipraktikkan dan bukan masalah hafalan. Untuk siswa kelas lima biasanya
mereka berbicara banyak walaupun kata-katanya belum teratur, namun
mereka belum berani mengungkapkannya di depan kelas dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, peran seorang guru dalam pengajaran
berbicara sangat penting. Seorang guru harus mampu memadukan pendekatan,
strategi, metode, dan teknik. Dari latar belakang di atas perlu dicari alternatif
lain sebagai upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal ini
mengingat pentingnya pengajaran berbicara sebagai salah satu usaha
meningkatkan kemampuan berbahasa lisan di tingkat sekolah dasar atau
madrasah ibtidaiyah, sehingga penulis menggunakan teknik pengajaran
berbicara yaitu teknik bermain peran. Dipilihnya teknik bermain peran ini
diharapkan mampu mengajak siswa untuk berbicara. Dengan teknik ini,
diharapkan mereka dapat termotivasi untuk berbicara di depan kelas.
Diharapkan juga siswa tidak perlu merasa takut salah atau malu dalam
berbicara karena guru masih memberikan bimbingan untuk membacakan
6
cerita yang ditulis guru, mereka juga dirangsang untuk mengembangkan
kemampuan berpikir dan berimajinasi. Disamping itu, diharapkan pula agar
mereka mempunyai keberanian dalam berkomunikasi. Apalagi pada umumnya
siswa kelas lima sudah pandai membaca dan dapat memperhatikan penjelasan
guru.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan
judul
“PENINGKATAN
KEMAMPUAN
BERBICARA
MELALUI PENERAPAN TEKNIK BERMAIN PERAN PADA SISWA
KELAS V DI MI. ATH-THOYYIBIYYAH KALIDERES JAKARTA
BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah yang timbul dan yang dapat diteliti yaitu:
1. Keterlibatan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran masih kurang.
2. Kemampuan siswa untuk mengungkapkan dan mengekspresikan gagasan
atau pendapatnya dalam bentuk lisan maupun tulisan masih rendah.
3. Prestasi belajar bahasa indonesia yang belum mencapai KKM
C. Batasan Masalah
Supaya penelitian ini lebih terarah dan terfokus serta sesuai dengan
keterbatasan penulis dalam hal waktu, tenaga, biaya, maka perlu ada
pembatasan masalah. Atas dasar pertimbangan tersebut, penelitian ini dibatasi
hanya berusaha meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan teknik
bermain peran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V MI. ATHTHOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.
7
D. Rumusan Masalah
Bagaimana peningkatan kemampuan berbicara melalui penerapan teknik
bermain peran pada siswa kelas V di MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres
Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan
berbicara melalui penerapan teknik bermain peran pada siswa kelas V MI.
Ath-thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat tahun Pelajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti
tentang teknik pembelajaran bahasa Indonesia
2. Secara praktis
a. Bagi peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbicara
siswa, serta membuat siswa lebih senang belajar Bahasa Indonesia
karena teknik ini mengajak peserta didik untuk bermain dan
menyenangkan.
b. Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan
teknik bermain peran pada pelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat
memperbaiki
kinerja
pembelajaran
Bahasa
Indonesia
tentang
kemampuan berbicara.
c. Untuk sekolah
Penelitian ini dapat menjadi bahan dalam pengembangan dan
perbaikan kurikulum tentang teknik belajar yang inovatif.
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Hakikat Kemampuan Berbicara
1. Pengertian Kemampuan
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan, baik keadaannya
normal maupun ada kekurangan dalam dirinya. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia mampu berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan
kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan.1 Mohammad Zain
dalam Milman Yusdi mengartikan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan,
kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Selanjutnya Anggiat
M.Sinaga dan Sri Hadiati mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar
seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
secara efektif atau sangat berhasil.2
Kemampuan (Ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu
untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas
dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.3
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
adalah
kesanggupan,
kecakapan
atau
keberdayaan
seseorang
dalam
mengerjakan atau melakukan sesuatu sesuai dengan keahlian yang
dimilikinya.
2. Pengertian Berbicara
Istilah berbicara pastinya sering didengar bahkan sudah sering pula
dipraktikan, seperti mengucapkan salam saat akan memulai pembelajaran,
1
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 2008), Ed.
IV, Cet. 1, h. 869
2
Nasrianti Burhan, Pengertian Kemampuan, diakses 30 maret 2014, pukul 22.54 WIB,
http://nasriantiburhan.blogspot.com/2013/01/pengertian-kemampuan.html
3
Ibid.,
8
9
berbicara saat menjelaskan materi pelajaran, dan memberikan sambutan saat
upacara bendera ataupun saat acara kenaikan kelas. Kridalaksana yang dikutip
oleh Solchan TW dan kawan-kawan, berbicara adalah “berkata, bercakap,
berbahasa atau melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan, dan
sebagainya) atau berunding.”4 Seseorang yang berbicara berarti dia berkata,
mengucapkan suatu kalimat, dia bercakap ketika dihadapannya ada orang lain,
ketika bekerja kelompok dia memberikan dan mengeluarkan pendapatnya.
Berbicara bagi seseorang sebagai media untuk berkomunikasi kepada orang
lain baik secara lisan maupun tulisan.
Tarigan yang dikutip oleh Hindun mengungkapkan bahwa berbicara
adalah “kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, perasaan dan
gagasan.”5 Berbicara dapat pula diartikan sebagai kemampuan menyampaikan
ide, gagasan, pikiran, atau perasaan dengan tujuan tertentu, yaitu agar pesan
yang disampaikan dapat dipahami atau diterima oleh pendengarnya.6 Dengan
demikian berbicara merupakan sebuah aktivitas.
Yeti Mulyati dan kawan-kawan menyampaikan bahwa berbicara adalah
“aktivitas ketika proses encoding si pengirim mengubah menjadi bentukbentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi yang diucapkan, selanjutnya pesan
yang diformulasikan dalam bunyi-bunyi (bahasa lisan) tersebut disampaikan
kepada penerima.”7 Kemudian Burhan Nurgiantoro berpendapat bahwa
berbicara adalah “aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam
kehidupan bahasa setelah mendengarkan.”8 Untuk dapat berbicara dengan
baik seseorang harus menggunakan bahasa yang baik. Ia harus menguasai
lafal, struktur, dan kosakata bahasa. Awalnya seseorang mendengar bunyi4
Solchan TW, dkk, Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia di SD Modul 2, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2008), Cet. 3, h. 11.9
5
Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakterdi Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar,
(Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013), h. 193
6
Ibid., h. 194
7
Yeti Mulyati, dkk, Materi Pokok Keterampilan Berbahasa Indonesia Modul 1-9, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007), Cet. 1, h. 1.4
8
Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta:
BFEE Yogyakarta, 2012), ed. 1, Cet. 3, h. 399
10
bunyian kemudian ia belajar mengucapkan dan akhirnya ia mampu untuk
berbicara, setelah ia mendengar dan berlatih mengucap. Berbicara merupakan
kompetensi berbahasa yang bersifat produktif. Burhan pun berpendapat bahwa
“berbicara merupakan kemampuan yang menuntut kegiatan encoding. Yaitu,
kegiatan untuk menghasilkan (baca: menyampaikan) bahasa kepada pihak
lain, baik secara lisan maupun tertulis.”9
Akhirnya dapat dipahami bahwa berbicara adalah proses komunikasi
dengan orang lain untuk mengungkapkan ide, pikiran dan isi hati secara lisan
atau langsung maupun tulisan atau secara tertulis. Berbicara merupakan
bahasa yang produktif, karena berbicara merupakan kegiatan menyampaikan
gagasan, pikiran, perasaan, pesan atau informasi secara langsung.
3. Pengertian Kemampuan Berbicara
Kemampuan berbicara adalah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh
seseorang, selain sebagai langkah untuk berkomunikasi, kemampuan berbicara
juga merupakan kemampuan yang harus terus dikembangkan. Kemampuan
berbicara yang baik adalah “kecakapan seseorang dalam menyampaikan
sebuah informasi dengan bahasa yang baik, benar dan menarik agar dapat
dipahami pendengar.”10
Kemampuan berbicara sangat dibutuhkan oleh setiap orang, baik di
sekolah maupun di luar sekolah. “kemampuan berbahasa lisan merupakan
dasar utama dari pengajaran bahasa karena kemampuan berbahasa lisan (1)
merupakan mode ekspresi yang digunakan, (2) merupakan bentuk kemampuan
pertama yang biasanya dipelajari anak-anak, (3) merupakan tipe kemampuan
berbahasa yang paling umum dipakai.”11
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara adalah
kemampuan menyampaikan sebuah informasi secara langsung atau lisan
9
Ibid, h. 397
Yeni Ernawati, Teknik Pengajaran Berbicara, diakses Minggu, 30 Maret 2014, pukul. 23.49,
http://duniayeniernawati.blogspot.com/2011/05/teknik-pengajaran-berbicara.html
11
Bintang Kecil Delapan, Strategi Meningkatkan Kemampuan Berbicara, diakses Senin, 31
Maret 2014, pukul. 07.00 WIB, http://bintangkecildelapan.blogspot.com/2012/03/strategimeningkatkan-kemampuan.html.
10
11
dengan bahasa yang baik, benar dan menarik serta sesuai dengan aspek
kebahasaan dan non kebahasaan.
4. Tujuan Berbicara
Tujuan utama berbicara adalah “untuk meyampaikan pikiran secara
efektif, kemudian mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap
pendengarnya.”12
Henry Guntur Tarigan mengemukakan bahwa tujuan utama berbicara
adalah “untuk berkomunikasi.”13 Selanjutnya Solchan TW dan kawan-kawan
mengemukakan bahwa pembelajaran berbicara di kelas tinggi bertujuan untuk
1) memupuk keberanian siswa, 2) mengungkapkan pengetahuan dan wawasan
siswa, 3) melatih siswa menyanggah/menolak pendapat orang lain, 4) melatih
siswa berpikir logis dan kritis, dan 5) melatih siswa menghargai pendapat
orang lain.14 Adapun tujuan pembelajaran di kelas rendah, antara lain 1)
melatih keberanian siswa, 2) melatih siswa menceritakan pengetahuan dan
pengalamannya, 3) melatih menyampaikan pendapat, 4) membiasakan siswa
untuk bertanya.15
Dari penjelasan mengenai tujuan berbicara di atas, maka dapat dipahami
bahwa tujuan berbicara adalah tujuan komunikasi, interaksi dan hubungan
dengan orang lain untuk melahirkan buah pikiran dan perasaan dengan ucapan
yang sederhana, sopan dan jelas dan dengan lafal kalimat bahasa Indonesia
yang sesuai dengan intonasi dan konteksnya.
5. Faktor-faktor Penunjang Keefektifan Berbicara
Dalam pembinaan kemampuan berbicara, hal yang perlu diperhatikan guru
dalam keefektifan berbicara berdasarkan pendapat Setyawan Pujiono ada dua
faktor yaitu: faktor kebahasaan (faktor yang terkait dengan bahasa) dan faktor
12
Sri Wahyuni, Jauharoti Alfin, Muhammad Thohri, Bahasa Indonesia 1, (Surabaya: LAPISPGMI, 2008), h. 4.10
13
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa Bandung, 2008), ed. Revisi, Cet. 1, h. 3
14
Solchan TW, Op.cit,h. 11.21
15
Ibid, h. 11.20
12
non kebahasaan (faktor yang terkait dengan teknis pelaksanaan penyampaian
materi pembicara).
1) Faktor kebahasaan, mencakup:
a) Ketepatan ucapan (tata bunyi)
Seseorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyibunyi bahasa secara tepat.
b) Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi
Kesesuaian penempatan atau penggunaan tekanan, nada, sendi,
atau tempo dan durasi akan menjadi daya tarik tersendiri dalam
pembicaraan.
c) Pilihan kata (diksi)
Dalam berbicara, pilihan kata yang dilakukan hendaknya yang
tepat, jelas dan bervariasi. Jelas maksudnya nudah dimengerti oleh
pendengar yang menjadi sasaran. Pilihan kata dalam sebuah
pembicaraan juga harus disesuaikan dengan pokok pembicaraan
dan dengan siapa kita berbicara atau berkomunikasi. Komunikasi
akan berjalan lancer dan baik apabila kata-kata yang digunakan
pembicara dapat dipahami pendengar dengan baik.
d) Kalimat efektif untuk berbicara
Berbicara pada hakikatnya adalah menyampaikan kalimat-kalimat.
Kalimat yang benar adalah kalimat yang memenuhi persyaratan
gramatikal, yaitu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku.16
2) Faktor non kebahasaan, mencakup:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Sikap yang wajar dan tenang
Melakukan kontak mata dengan audiens
Gerak dan mimik
Kenyaringan suara
Kelancaran
Penalaran17
Dari faktor-faktor penunjang keefektifan tersebut berbicara tersebut dapat
dikatakan bahwa faktor non kebahasaan yakni kelancaranlah
yang
mempermudah pendengar dalam menerima atau menangkap isi pembicara,
dengan kelancaran itu seseorang akan mampu menarik simpati lawan
bicaranya.
16
Setyawan Pujiono, Terampil Menulis Cara Mudah dan Praktis Dalam Menulis, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013), ed. 1, Cet. 1, h. 87-89
17
Ibid.,
13
6. Jenis-jenis Berbicara
Secara garis besar jenis-jenis berbicara dibagi ke dalam dua jenis, yaitu
berbicara di muka umum dan berbicara pada konferensi.
1) Berbicara di muka umum
Jenis pembicaraan meliputi hal-hal berikut
a) Berbicara dalam situasi yang bersifat memeberitahukan atau
melaporkan, bersifat informatif (informative speaking)
b) Berbicara dalam situasi yang bersifat membujuk, mengajak, atau
meyakinkan (persuasive speaking)
c) Berbicara dalam situasi yang merundingkan dengan tenang dan
hati-hati (deliberate speaking)
2) Diskusi kelompok
Berbicara dalam kelompok mencakup kegiatan berikut ini
a) Kelompok resmi (formal)
b) Kelompok tidak resmi (informal)
3) Prosedur parlementer
4) Debat18
Berdasarkan penjelasan di atas, berbicara mempunyai ruang lingkup
yang berbeda tergantung pada pendengarnya. Berbicara di muka umum berarti
ruang lingkupnya lebih luas, sedangkan berbicara pada konferensi ruang
lingkupnya terbatas.
7. Teknik Berbicara
Sebagai seorang guru sebenarnya berbicara di muka umum merupakan hal
biasa. Hanya saja, berbicara di hadapan peserta didik tidak sama dengan
berbicara di hadapan masyarakat umum. Hal ini disebabkan adanya faktorfaktor yang membedakannya yang salah satunya adalah penerapan teknik
bicara yang digunakan. Teknik bicara yang tepat merupakan faktor yang akan
menentukan keberhasilan berbicara. Solchan TW dan kawan-kawan
mengemukakan bahwa “ada beberapa syarat keberhasilan pembicaraan, yaitu
memiliki keberanian dan tekad yang kuat, memiliki pengetahuan yang luas,
18
Isah Cahyani, Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI PRESS,
2007), ed. 1, Cet. 1, h. 61
14
memahami proses komunikasi masa, menguasai bahasa yang baik dan lancar,
pelatihan yang memadai.”19
Para guru adalah “pengambil keputusan. Mereka harus terus menerus
memilih strategi, metode, dan teknik yang tepat untuk membantu para siswa
belajar, berkembang dan berprestasi.”20 Teknik yang baik dan inovatif dapat
memberikan siswa pengalaman yang menyenangkan. Jika siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran maka ia akan lebih cepat memahami isi materi yang
diajarkan dalam pembelajaran. HR Tarigan dan Tarigan berpendapat bahwa
mengingat pentingnya peranan berbicara dalam kehidupan sehari-hari perlu
ditingkatkan pengajaran berbicara di sekolah dengan menggunakan teknikteknik bahasa, teknik-teknik pengajaran berbicara sebagai berikut:
1) Ulang ucap
2) Lihat dan ucapkan
3) Mendeskripsikan
4) Substitusi
5) Transformasi
6) Melengkapi kalimat
7) Menjawab pertanyaan
8) Bertanya
9) Pertanyaan menggali
10) Melanjutkan cerita
11) Cerita berantai
12) Menceritakan kembali
13) Percakapan
14) Parafrase
15) Reka cerita gambar
16) Bercerita
17) Dramatisasi
18) Bermain peran
19) Bertelepon
20) Diskusi.21
19
Solchan TW, dkk, Op.cit, h. 11.14-11.15
Jeanne Ellis Ormrod, Alih Bahasa Wahyu Indiati, dkk, Psikologi Pendidikan Membantu
Siswa Tumbuh dan Berkembang, Educational Psychology Developing Learners, (Jakarta:
Erlangga, 2009), ed. 6, h. 6
21
Djago Tarigan dan Henry Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (
Bandung: Angkasa, 1990), h. 90-104
20
15
Dari penjelasan mengenai teknik-teknik pengajaran berbicara bahwa
seorang guru harus mempunyai kemampuan tentang teknik-teknik pengajaran
berbicara. Teknik yang baik dan melibtakan siswa dalam setiap pembelajaran
akan membuat siswa mempunyai pengalaman yang menyenangkan.
B. Hakikat Teknik Bermain Peran
1. Pengertian Teknik
Di dalam melaksanakan proses pembelajaran, seorang guru harus
menggunakan strategi, metode, dan teknik yang tepat atau sesuai dengan
materi yang diajarkan agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah
direncanakan. Teknik adalah ”kegiatan spesifik yang diimplementasikan
dalam kelas sesuai dengan metode dan pendekatan yang dipilih.”22
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar yang mengutip dari kamus besar
bahasa Indonesia bahwa teknik adalah “cara sistematis mengerjakan
sesuatu.”23 Teknik merupakan “suatu kiat, siasat, atau penemuan yang
digunakan untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan
langsung.”24
Berdasarkan uraian di atas, teknik dalam pembelajaran adalah suatu cara
sebagai usaha pemenuhan metode yang dilakukan pengajar di dalam kelas
untuk menyelesaikan serta menyempurnakan tujuan secara langsung.
2. Pengertian Bermain Peran
Bermain peran hampir sama dengan percakapan. Hanya saja, dalam
percakapan seseorang seseorang memerankan diri masing-masing, sedangkan
dalam bermain peran seseorang memerankan orang lain.25 Dalam bermain
peran, siswa bertidak, berlaku, dan berbahasa seperti orang yang
22
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangakan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 9, h. 133
23
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), Cet. 2, h. 40
24
Ibid.,
25
Solchan TW, dkk, Op.cit, h. 11.39
16
diperankannya. Dari segi bahasa, berarti siswa harus mengenal dan dapat
menggunakan ragam-ragam bahasa.26
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bermain peran adalah
permainan dimana seseorang bertingkah laku dan berbahasa seperti orang lain
sesuai dengan yang diperankannya.
3. Pengertian Teknik Bermain Peran
Teknik bermain peran sangat baik dalam mendidik siswa dalam
menggunakan ragam-ragam bahasa. Cara berbicara orang tua tentu berbeda
dengan cara berbicara anak-anak, begitu pula cara berbicara guru pasti
berbeda dengan cara berbicara peserta didik. Hal itu dipengaruhi oleh fungsi
dan peranan orang tersebut. Fungsi dan peranan seseorang menuntut cara
berbicara dan berbahasa tertentu pula.
Bermain peran (role-play) adalah suatu aktivitas pembelajaran
terencana yang dirancang untuk mencapai tujutan-tujuan pendidikan yang
spesifik.27 Selanjutnya Hindun menyampaikan bahwa bermain peran (role
playing) adalah “suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.”28
Dari penjelasan di atas bahwa bermain peran adalah suatu aktivitas
pembelajaran yang dirancang sebagai cara untuk menguasai bahan-bahan
pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan siswa untuk mencapai
tujuan pendidikan.
4. Langkah-langkah Teknik Bermain Peran
Teknik bermain peran bertujuan untuk mengajarkan siswa bagaimana
berempati. Teknik ini menstimulasi siswa untuk mengasosiasikan dirinya
dalam suatu peran tertentu sehingga mereka lebih dapat memahami,
26
Novi Resmini, dan, Dandan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Di Kelas
Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), ed. 1, Cet. 1, h. 62
27
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif,
(Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. 98
28
Hindun, Op. cit, h. 70
17
mendalami, dan mengerti tindakan sosial yang dilakukan oleh orang lain
dilingkungan sosial.
Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam penerapan teknik
bermain peran yaitu:
1. Mengambil peran (role taking), yaitu: tekanan ekspektasiekspektasi sosial terhadap pemegang peran.
2. Membuat peran (role making), yaitu: kemampuan pemegang peran
untuk berubah secara dramatis dari satu peran ke peran yang lain
dan menciptakan serta memodifikasi peran sewaktu-waktu
diperlukan.
3. Tawar-menawar peran (role negotiation), yaitu: tingkat dimana
peran-peran dinegosiasikan dengan pemegang peran yang lain
dalam parameter dan hambatan interaksi sosial.29
Permainan bermain peran biasanya dilakukan lebih dari satu orang, hal
ini bergantung kepada apa yang diperankannya. Teknik role playing memiliki
kelebihan melibatkan seluruh siswa sehingga dapat berpartisispasi dan
mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja
sama.
Dengan mengutip dari Shaftel dan Shaftel, E. Mulyasa mengemukakan
tahapan pembelajaran bermain peran meliputi:
1. Menghangatkan suasana dan memotivasi; peserta didik.
Menghangatkan suasana kelompok termasuk mengantarkan peserta
didik terhadap masalah pembelajaran yang perlu dipelajari. Hal ini
dapat dilakukan dengan mengidentifikasi masalah, menjelaskan
masalah, menafsirkan cerita dan mengeksplorasi isu-isu, serta
menjelaskan peran yang akan dimainkan.Tahap ini lebih banyak
dimaksudkan untuk memotivasi peserta didik agar tertarik pada
masalah karena itu tahap ini sangat penting dalam bermain peran dan
paling menentukan keberhasilan. Bermain peran akan berhasil apabila
peserta didik menaruh minat dan memperhatikan masalah yang
diajukan guru.
2. Memilih peran; Memilih peran dalam pembelajaran, tahap ini
peserta didik dan guru mendeskripsikan berbagai watak atau karakter,
apa yang mereka suka, bagaimana mereka merasakan, dan apa yang
29
Ibid.,
18
harus mereka kerjakan, kemudian para peserta didik diberi kesempatan
secara sukarela untuk menjadi pemeran.
3. Menyusun tahap-tahap peran; Menyusun tahap-tahap baru, pada
tahap ini para pemeran menyusun garis-garis besar adegan yang akan
dimainkan. Dalam hal ini, tidak perlu ada dialog khusus karena para
peserta didik dituntut untuk bertindak dan berbicara secara spontan.
4. Menyiapkan pengamat; Menyiapkan pengamat, sebaiknya
pengamat dipersiapkan secara matang dan terlibat dalam cerita yang
akan dimainkan agar semua peserta didik turut mengalami dan
menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikannya.
5. Pemeranan; Pada tahap ini para peserta didik mulai beraksi secara
spontan, sesuai dengan peran masing-masing. Pemeranan dapat
berhenti apabila para peserta didik telah merasa cukup, dan apa yang
seharusnya mereka perankan telah dicoba lakukan. Ada kalanya para
peserta didik keasyikan bermain peran sehingga tanpa disadari telah
mamakan waktu yang terlampau lama. Dalam hal ini guru perlu
menilai kapan bermain peran dihentikan.
6. Diskusi dan evaluasi; Diskusi akan mudah dimulai jika pemeran
dan pengamat telah terlibat dalam bermain peran, baik secara
emosional maupun secara intelektual. Dengan melontarkan sebuah
pertanyaan, para peserta didik akan segera terpancing untuk diskusi.
7. Pemeranan ulang; Pemeranan ulang, dilakukan berdasarkan hasil
evaluasi dan diskusi mengenai alternatif pemeranan. Mungkin ada
perubahan peran watak yang dituntut. Perubahan ini memungkinkan
adanya perkembangan baru dalam upaya pemecahan masalah. Setiap
perubahan peran akan mempengaruhi peran lainnya.
8. Diskusi dan evaluasi tahap dua; Diskusi dan evaluasi tahap dua,
diskusi dan evaluasi pada tahap ini sama seperti pada tahap enam,
hanya dimaksudkan untuk menganalisis hasil pemeranan ulang, dan
pemecahan masalah pada tahap ini mungkin sudah lebih jelas.
9. Membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan; Pada tahap ini
para peserta didik saling mengemukakan pengalaman hidupnya dalam
berhadapan dengan orang tua, guru, teman dan sebagainya. Semua
19
pengalaman peserta didik dapat diungkap atau muncul secara
spontan.30
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang peningkatan keterampilan berbicara telah banyak
dilakukan oleh beberapa peneliti maupun sekolah yang dilakukan dalam mata
pelajaran bahasa indonesia. Seperti penelitian yang dilakukan oleh:
1. Sri Haryani (09480069), mahasiswa prodi PGMI, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam
skripsinya “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Motivasi
Belajar Siswa dengan Strategi Sosiodrama pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas III B MI Ma’arif Bego Tahun Ajaran 2012/2013”
penelitian yang dilakukan oleh Sri Haryani menekankan bagaimana
keterampilan berbicara dan motivasi belajar siswa terbukti dapat
meningkat dengan strategi sosiodrama dengan hasil yang memuaskan.31
Adapun perbedaan skripsi Sri Haryani dengan penelitian ini adalah:
a. Subjek penelitian yang dilakukan Sri Haryani adalah siswa kelas tiga,
sedangkan dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah siswa
kelas lima MI.
b. Tempat penelitian yang dilakukan Sri Haryani di MI. Ma’arif Bego
tahun pelajaran 2012/2013, sedangkan penelitian ini dilakukan di MI.
ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat tahun pelajaran
2013/2014.
c. Variabel yang ingin ditingkatkan pada penelitian Sri Haryani adalah
keterampilan berbicara dan motivasi belajar siswa, sedangkan variabel
30
Sharing Kuliahku, Langkah-Langkah Model Pembelajaran Role Playing Atau
Bermain Peran, diakses Rabu, 2 April 2014, pukul 13.08 WIB,
http://sharingkuliahku.wordpress.com/2011/11/21/langkah-langkah-model-pembelajaran-roleplaying-atau-bermain-peran/
31
Sri Haryani, Abstrak Skripsi, Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Motivasi
Belajar Siswa dengan Strategi Sosiodrama pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III B
MI. Ma’arif Bego Tahun Pelajaran 2012/2013, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2013)
20
yang ingin ditingkatkan pada penelitian ini hanya pada kemampuan
berbicara.
2. Fahru Roji Baidawi (106013000295), mahasiswa jurusan PBSI, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
dalam
skripsinya
“Peningkatan
Kualitas
Pembelajaran
Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Melalui Teknik Bercerita Pada
Siswa Kelas VIII SMPN 13 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran
2009/2010” bahwa penelitian yang dilakukannya menggunakan metode
penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan keterampilan berbicara
siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai pre-test nilai rata-rata anak 40,5
sedangkan pada hasil post-test nilai rata-rata anak 77,15 dan pada siklus I
nilai rata-rata 63,3, siklus II rata-rata 73,58.32 Adapun perbedaan skripsi
Fahru Roji Baidawi dengan penelitian ini adalah:
a. Subjek penelitian yang dilakukan Fahru Roji Baidawi adalah siswa
kelas VIII, sedangkan penelitian ini subjek yang digunakan adalah
siswa kelas lima MI.
b. Tempat penelitian yang dilakukan Fahru Roji Baidawi di SMPN 13
Tangerang Selatan tahun pelajaran 2009/2010, sedangkan penelitian
ini dilakukan di MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat
tahun pelajaran 2013/2014.
c. Strategi dan teknik yang digunakan pada penelitian Fahru Roji
Baidawi adalah bercerita, sedangkan penelitian ini menggunakan
teknik bermain peran.
3. Sukatmi. S (840208129), mahasiswa program pascasarjana program studi
Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam
tesisnya “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan Media
Gambar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN II
Nambangan Selogiri Wonogiri) Tahun 2009” Hasil penelitian yang
32
Fahru Roji Baidawi, Abstrak Skripsi, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Keterampilan
Berbicara Bahasa Indonesia Melalui Teknik Bercerita Pada Siswa Kelas VIII SMPN 13
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011)
21
dilakukan dengan penelitian tindakan kelas membuktikan bahwa, siswa
dapat berkomunikasi secara lisan dengan lancar, tidak merasa takut, dan
lebih berani berbicara dengan bahasa yang komunikatif, runtut, baik, dan
benar.
Selain
itu
penerapan
penggunaan
media
gambar
dapat
meningkatkan hasil nilai keterampilan berbicara siswa, terlihat dari 31
siswa, 84% (26 siswa) telah mencapai batas ketuntasan minimal yakni
6,8.33 Adapun perbedaan Tesis Sukatmi. S dengan penelitian ini adalah:
a. Tempat penelitian yang dilakukan Sukatmi. S di SDN II Nambangan
Selogiri Wonogiri tahun pelajaran 2009, sedangkan penelitian pada
skripsi ini bertempat di MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta
Barat tahun pelajaran 2013/2014.
b. Pada penelitian Sukatmi. S solusi yang ditawarkan adalah dengan
menggunakan
media
gambar,
sedangkan
pada
penelitian
ini
menggunakan teknik bermain peran.
D. Kerangka Berpikir
Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai alat pemersatu bangsa
menjadi sangat penting untuk diajarkan dari tingkat prasekolah maupun
sampai tingkat perguruan tinggi. Dalam dunia pendidikan, bahasa juga
merupakan mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN).
Penggunaan bahasa yang sering didengar maupun dilihat, diklasifikasikan
menjadi empat, yaitu: 1) keterampilan menyimak atau mendengarkan, 2)
keterampilan berbicara, 3) keterampilan menulis, dan 4) keterampilan
membaca. Keempat kemampuan berbahasa ini saling berintegrasi dan saling
berhubungan sangat erat.
Kemampuan berbicara adalah kemampuan menyampaikan sebuah
informasi secara langsung atau lisan dengan bahasa yang baik, benar dan
menarik serta sesuai dengan aspek kebahasaan dan non kebahasaan. Oleh
33
Sukatmi. S, Abstrak Tesis, Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan Media
Gambar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri II Nambangan, Selogiri,
Wonogiri), (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2009)
22
karena itu, agar dapat menyampaikan informasi yang baik, maka seseorang
harus dapat berbicara dengan baik. Kemampuan berbicara yang baik akan
diperoleh melalui latihan yang terus-menerus, sehingga posisi guru sebagai
innovator harus menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam
kehidupan yang bermakna bagi siswa. Ia harus tahu bagaimana pembelajaran
itu menjadi lebih bermakna. Untuk itu dalam setiap pembelajaran harus
diberikan teknik-teknik yang membuat siswa terlibat aktif di dalamnya.
Teknik bermain peran diharapkan dapat meningkatkan minat dan
motivasi siswa untuk berbicara dan sekaligus menyimak pembicaraan. Selain
itu, teknik bermain peran diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
bahasa Indonesia khususnya dalam kemampuan berbicara siswa. Kegiatan
pembelajaran dengan teknik bermain peran diharapkan terjadinya interaksi
antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai yaitu siswa memiliki kemampuan berbicara dan
dapat mencapai ketuntasan belajar khusunya mata pelajaran bahasa indonesia.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan,
maka dapat diajukan sebuah hipotesis tindakan bahwa terdapat peningkatan
kemampuan berbicara melalui penerapan teknik bermain peran pada siswa
kelas V MI. Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat Tahun Pelajaran
2013/2014.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di MI. ATH-THOYYIBIYYAH yang
beralamat di Jl. Komplek Kebersihan no. 17 Rt 005/008 Jaya 25 Tegal
Alur Kalideres Jakarta Barat. Peneliti melakukan tindakan berupa
pengamatan, merencanakan tindakan, mengumpulkan dan menganalisis
data, serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
dibantu oleh Guru Bahasa Indonesia yang menjadi observer dan langsung
ikut mengamati proses belajar mengajar di kelas.
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014
yang dimulai pada bulan Maret-Mei 2014 di MI. ATH-THOYYIBIYYAH
Kalideres Jakarta Barat. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan
jumlah siswa dua puluh enam orang.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas
yang terdiri atas empat rangkaian kegiatan siklus berulang. Penelitian
Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) adalah “merupakan
metode penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.”1
Penelitian tindakan kelas menurut Tim Pelatih Proyek PGSM adalah
“suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh oelaku tindakan, yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan1
IGAK Wardhani, dan, Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2010), Cet. 10, h. 1.4
23
24
tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman
terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki
kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.”2
Selanjutnya Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama berpendapat bahwa
PTK adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan
cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.”3
Pada
penelitian
ini
peneliti
menggunakan
dua
siklus.
Dalam
pelaksanaannya siklus dapat dihentikan apabila 70% telah tercapai tujuan atau
kompetensi pembelajaran dengan nilai KKM 70 yang sesuai dengan SKBM
MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat. Penelitian ini harus
dilakukan dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah PTK. Dalam PTK
mempunyai beberapa model tetapi dalam pelaksanaannyasecara garis besar
tedapat empat tahapan yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan,
4) refleksi. Di bawah ini terdapat rancangan tiap siklus, yaitu:
a. Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh perencanaan
tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara
dengan menggunakan teknik bermain peran. Dengan langkah-langkah
sebagai berikut: menyusun RPP dengan materi berbicara, mempersiapkan
sumber dan media pembelajaran, menyiapkan naskah cerita dan lembar
kerja kelompok, serta menyiapkan lembar observasi. Dalam siklus I akan
diadakan dalam 2 x pertemuan.
2
Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Bahan
Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah
Menengah, 1999), h. 6
3
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
Indeks, 2009), h. 9
25
2. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan guru membagi siswa dalam 5 kelompok, dan
setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Guru memberikan penjelasan
singkat tentang materi pembelajaran, mengenalkan media atau alat
pembelajaran, menjelaskan tentang teknik pembelajaran yaitu teknik
bermain peran. Setiap kelompok diberikan media cerita bergambar,
kemudian masing-masing kelompok diminta untuk menyusun naskah
drama sesuai dengan cerita tersebut. Guru memotivasi siswa dalam
mengerjakan
tugas
kelompok.
Selanjutnya
setiap
kelompok
mempresentasikan hasil tugas kelompok berupa naskah drama yang telah
selesai disusun dengan cara dibacakan di depan kelas sekaligus pembagian
peran dengan dibantu oleh guru. Guru merekam cerita siswa dengan
menggunakan aplikasi video pada Hp. Selanjutnya pembahasan hasil kerja
kelompok, kemudian siswa dan guru membuat kesimpulan.
3. Pengamatan (Observing)
Observasi adalah penginderaan secara khusus dengan penuh perhatian
terhadap suatu objek.4 Pada tahap ini, peneliti maupun observer
melakukan kegiatan pengamatan mengenai aktivitas belajar siswa dan
aktivitas guru dalam memotivasi siswa pada saat kegiatan pembelajaran.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan
memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi,
yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: mengevaluasi hasil observasi,
menganalisis hasil pembelajaran, dan menyusun rencana tindakan
berikutnya.
4
Tim Pengembang Ilmu Pendididkan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian I: Ilmu
Pendidikan Teoretis, (Bandung: Imperial Bakti Utama, 2009), h. 333
26
b. Siklus II
1.
Perencanaan (Planning)
Pada siklus II peneliti merencanakan seperti yang dilakukan pada
siklus I yaitu, menyusun RPP dengan materi berbicara, mempersiapkan
sumber dan media pembelajaran, menyiapkan naskah cerita dan lembar
kerja kelompok, serta menyiapkan lembar observasi. Dalam siklus II akan
diadakan dalam 2 x pertemuan.
2. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan guru membagi siswa dalam 5 kelompok, dan
setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Guru memberikan penjelasan
singkat tentang materi pembelajaran, mengenalkan media atau alat
pembelajaran, menjelaskan tentang teknik pembelajaran yaitu teknik
bermain peran. Setiap kelompok diberikan naskah cerita dan setiap orang
memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, siswa mengerjakan tugas
yang diberikan. Guru memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas
kelompok. Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil tugas
kelompok dengan
dibantu
guru, merekam
cerita siswa
dengan
menggunakan aplikasi rekaman Hp. Selanjutnya pembahasan hasil kerja
kelompok, kemudian siswa dan guru membuat kesimpulan.
3. Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui
peningkatan
dibandingkan
siklus
sebelumnya,
apakah sudah ada
pengamatan
lebih
difokuskan untuk mengetahui adanya peningkatan dalam pembelajaran.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan
memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi,
yang
dilakukan
dengan
cara
berikut:
mencatat
hasil
evaluasi,
27
mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, dan
menyusun rencana tindakan berikutnya.
C. Subjek/Partisipan dalam Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V MI.
ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat semester II tahun pelajaran
2013/2014 yang terdiri dari dua puluh enam siswa dengan komposisi tiga
belas siswa perempuan dan tiga belas siswa laki-laki.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran untuk materi kemampuan
berbicara dengan menggunakan teknik bermain peran. Peneliti sebagai guru
bahasa Indonesia yang memberikan tindakan dalam pembelajaran, peneliti
bekerja sama dengan observer dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu guru
kelas V. Penelitian ini diharapkan memberikan perubahan pada teknik dan
suasana belajar atau pengajaran sehingga dengan penerapan teknik yang
diberikan dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
28
E. Tahap Intervensi Tindakan
Gambar 1. Diagram siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
1. Rencana Tindakan (Planning)
Rencana merupakan serangkaian tindakan terencana untuk meningkatkan
apa yang terjadi.5
Pada tahapan ini ”peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung. Langkah merencanakan merupakan
langkah pertama dalam setiap kegiatan.”6 Dengan dibantu oleh observer,
dalam penelitian ini selain menyiapkan rencana pembelajaran (RPP terlampir),
peneliti juga menyiapkan lembar observasi, lembar pengamatan, lembar
5
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), Cet. 7, h. 213
6
IGAK Wardhani, Op.cit, h. 2.4
29
penilaian tes siswa, lembar catatan lapangan, jurnal siswa dan menyiapkan
angket respons siswa (terlampir).
Tahapan perencanaan ini terjadi setelah peneliti mengungkapkan masalah
tentang kemampuan berbicara siswa dengan melakukan pengamatan langsung
untuk mengetahui keadaan awal siswa dan kemudian peneliti mengambil
tindakan dengan memberikan suatu alternatif yaitu dengan teknik bermain
peran. Teknik ini diharapkan dapat meningkatkan meningkatkan kemampuan
berbicara siswa, membuat siswa aktif dan menyukai pembelajaran Bahasa
Indonesia dan juga meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti mengimplementasikan atau
menerapkan apa yang sudah direncanakan sebelumnya, yaitu memberikan
tindakan pada masalah yang dihadapi atau didapat dengan memberikan
alternatif, sesuai dengan rencana yang telah dirancang dan juga sejalan dengan
tujuan awal seperti kesesuaian materi dengan tindakan dan persiapanpersiapan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar, atau yang sesuai
dengan materi yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan pengamatan teknik yang tepat.
3. Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini peneliti hanya melakukan tindakan sedangkan pengamatan
dilakukan oleh observer. Pengamatan akan sulit jika dilakukan oleh peneliti,
maka peneliti memerlukan observer dalam hal ini adalah guru kelas V. Sambil
merekam peristiwa yang terjadi, pengamat sebaiknya juga membuat catatancatatan kecil agar memudahkan dalam menganalisis data.7 Peneliti juga akan
melakukan evaluasi, jika evaluasi berfungsi untuk mengenali kualitas proses
tindakan, maka evaluasi berperan untuk mendeskripsikan hasil tindakan yang
7
Ibid, h. 64
30
secara otomatis telah dirumuskan melalui tujuan tindakan.8 Dalam hal ini
evaluasi yang ditujukan kepada hasil belajar siswa adalah assesment kinerja,
tes dan respons siswa.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini baik peneliti maupun observer menganalisis data yang
diperoleh dari kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia refleksi adalah “gerakan, pantulan diluar
kemauan (kesadaran) sebagai jawaban atas suatu hal atau kegiatan yang
datang dari luar.”9
Refleksi
juga merupakan “pengkajian terhadap
keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan.”10 Dalam hal ini peneliti
melakukan pemantulan pengalaman tentang kegiatan belajar mengajar yang
telah dilaksanakan. Dan hasil dalam refleksi ini digunakan dalam menetapkan
tahapan-tahapan lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Refleksi
juga disebut sebagai evaluasi diri. Evaluasi diri adalah “evaluasi yang
dilakukan oleh dan terhadap diri sendiri.”11 “penelitian melalui refleksi diri
merupakan ciri PTK yang paling esensial.”12
F. Hasil Intervensi Tindakan
Penelitian yang dilakukan ini mengharapkan suatu perubahan pada siswa
dalam memahami konsep kemampuan berbicara. Materi yang mereka pelajari
benar-benar dapat dipahami dengan jelas, dalam arti siswa bukan sekedar
berbicara tetapi juga siswa diharapkan:
1. Dapat memerankan tokoh yang diceritakan.
2. Dapat memahami teknik bermain peran dengan baik.
8
Abd. Rozak, dan, Maifalinda Fatra, Bahan Ajar PLPG Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
FITK UIN, 2012), Cet. 3, h. 33
9
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 2008), Ed.
IV, Cet. 1, h. 1153
10
Abd. Rozak, dan, Maifalinda Fatra, Op.cit, h. 42
11
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2012), Cet. 4, h. 301
12
IGAK Wardhani, dan, Kuswaya Wihardit, Op.cit, h. 1.6
31
3. Dapat menerapkan teknik bermain peran untuk pembelajaran bahasa
Indonesia pada kemampuan berbicara.
4. Dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia.
G. Data dan Sumber Data
1. Data tes objektif berupa penilaian atas penguasaan konsep siswa dalam
bentuk tes kinerja. Tes kinerja ini dilakukan pada akhir tindakan. Hasil
nilai tes kinerja siswa akan diolah menjadi nilai akhir sebagai tolok ukur
keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan.
2. Data hasil pengamatan, adalah peningkatan kemampuan berbicara yang
dilakukan oleh siswa kelas V MI. ATH-THOYYIBIYYAH Jakarta Barat.
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara dilakukan observasi
pada masing-masing siswa baik kegiatan observasi langsung maupun tak
langsung yang dinilai oleh peneliti.
3. Data untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap peningkatan
kemampuan berbicara dengan teknik bermain peran berupa jurnal siswa.
4. Data untuk mengetahui tanggapan atau respons siswa terhadap tingkah
laku guru selama proses belajar mengajar berlangsung, yang berupa
pemberian lembar observasi kepada setiap siswa diakhir pembelajaran
dengan menuntut jawaban sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat
baik.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan tes dan
non tes.
32
1. Instrumen Tes
Tes merupakan alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa
yang memerlukan jawaban benar atau salah.13 Tes sebagai alat ukur
keberhasilan program pengajaran terhadap peserta didik juga sebagai
pengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh
peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka
waktu tertentu.14 Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam
rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat
berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku
peserta didik.15 Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tes
adalah alat atau prosedur untuk mengukur keberhasilan proses belajar
mengajar dan mengukur tingkat perkembangan dan kemajuan peserta didik
yang memerlukan jawaban benar atau salah.
Adapun jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kinerja.
Tes kinerja ini merupakan postest, pemberian postest dilakukan setelah proses
pembelajaran berlangsung, postest untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat
mencapai tujuan program pembelajaran setelah mereka mengikuti program
pembelajaran tersebut, atau untuk mengetahui hasil belajar setelah mereka
mendapatkan perlakuan pembelajaran.
Tabel
Penilaian Kemampuan berbicara
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
13
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
2
3
4
5
Adi Suryanto, dkk, Evaluasi Pembelajaran di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), Ed. I,
Cet. 2, h. 1.4
14
Ibid.,
15
Zainal Arifin, Op.cit, h. 118
33
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
Jumlah Skor
Dimana: Nilai= Tingkat Capaian Kinerja
1 Sangat Kurang
2 Kurang
3 Cukup
4 Baik
5 Sangat Baik
2. Instrumen Non Tes
Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta
didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dapat
dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation),
melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnare), dan
memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis). Pada
prosesnya teknik non tes ini untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah
keterampilan (psycomotoric domain). Sedangkan teknik tes, untuk mengukur
hasil belajar peserta didik dari segi ranah proses berpikirnya (cognitive
domain). Penelitian ini selain menggunakan instrumen tes juga menggunakan
instrumen non tes, yaitu:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah alat pengamatan yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana tindakan yang dilakukan peneliti telah mencapai
tujuan. Lembar observasi ini dapat dilengkapi dengan blangko atau form
yang berisi aspek-aspek tentang kejadian atau tingkah laku yang
34
digambarkan yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung,
baik dari aktivitas siswa maupun dari aktivitas guru. Dari pengamatan ini,
peneliti bukan sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan
dan penilaian kedalam suatu skala bertingkat.
Format/Kisi-kisi
Pengamatan Aktivitas Siswa
No
Kategori
Pengamatan
Skor dan Indikator
1
(Sangat
Kurang)
1
Siswa
memberikan
respons positif
selama
pembelajaran
berlangsung
2
Siswa
memperhatikan
dan menyimak
penjelasan
guru dengan
baik
3
Siswa
aktif
dalam
mengajukan
pertanyaan
4
Siswa
aktif
dalam
menjawab
pertanyaan
yang diajukan
guru
5
Siswa sering
memotivasi
dan membantu
2
3
jml
4
5
(Kurang) (Cukup) (Baik) (Sangat
Baik)
35
kelompoknya
dalam
mengerjakan
tugas
kelompok
6
Siswa
mengerjakan
tugas
kelompoknya
dengan serius
7
Siswa
memiliki
tanggung
jawab
dan
kerja
sama
dalam
kelompoknya
8
Siswa
mengikuti
pembelajaran
dari
awal
sampai akhir
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah bentuk temuan selama pembelajaran yang
diperoleh oleh peneliti, yang tidak ternamai dalam lembar observasi.
Catatan lapangan dapat didiskusikan dengan observer dan bentuk temuan
ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama
pembelajaran berlangsung.
Format Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN
Siklus
:
Kelas/Semester :
36
Hari/Tanggal :
Petunjuk
: catatlah keadaan lapangan sesuai dengan keadaan
sesungguhnya!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
c. Jurnal Siswa
Pemberian jurnal siswa dilakukan setiap akhir pembelajaran. Jurnal
siswa ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan atau gambaran yang
telah diperoleh siswa selama pembelajaran berlangsung dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanggapi dari pembelajaran tersebut
yang diterapkan di kelas. Laporan dari jurnal siswa akan digunakan
sebagai
tindakan
untuk
memperbaiki
pada
siklus
pemebelajaran
selanjutnya.
Format Jurnal Siswa
JURNAL SISWA
Nama
:
No. Absen
:
Kelas/Sekolah :
Hari/Tanggal :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
37
d. Dokumentasi
Dokumentasi
dalam
kamus
besar
Bahasa
Indonesia
adalah
pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam
bidang pengetahuan; pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan
keterangan-keterangan(spt gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan
referensi lain).16 Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
LKS, dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkrit
mengenai kegiatan siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika
aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumentasi foto.
I. Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data penelitian ini menggunakan instrument yang
telah disebutkan diatas, antara lain berupa posttest. Instrument posttest berupa
tugas individu atau performen membaca penggalan cerita yang diberikan oleh
guru. Instrument posttest bertujuan untuk mengungkapkan hasil belajar bahasa
Indonesia siswa pada pokok bahasan kemampuan berbicara. Instrument tes
dikatakan berhasil apabila mampu mengukur apa yang diinginkan menjadi
valid dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Instrument tes juga dikatakan baik jika telah memiliki reliabilitas atau bersifat
reliabel. Dengan demikian, instrument yang baik harus memenuhi kriteria
penting yakni valid dan reliabel.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Untuk memperoleh data yang valid, maka peneliti menggunakan teknik
triangulasi,
merupakan
teknik
pengumpulan
data
yang
bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Dengan teknik triangulasi, peneliti sebenarnya mengumpulkan data
sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data. Adapun tindakan yang dilakukan yaitu:
16
Pusat Bahasa, Op.cit, h. 338
38
1. Pengambilan data dari berbagai sumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa.
2. Penggunaan berbagai alat atau instrument agar data yang terkumpul lebih
akurat. Dalam penelitian ini langkah yang ditempuh adalah mengisi
lembar observasi, catatan lapangan, jurnal siswa, dan hasil tes siswa.
3. Penggunaan teknik atau cara analisis sehingga data yang terkumpul dapat
dipercaya. Dalam hal ini dilakukan pengamatan langsung.
4. Memeriksa lagi data-data yang telah terkumpul baik keaslian maupun
kelengkapannya.
5. Mengulang kembali pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu teknik dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini digunakan teknik analisis
deskriptif
kualitatif,
yaitu
suatu
metode
penelitian
yang
bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa, juga untuk
memperoleh respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas
siswa selama proses pembelajaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai tes lisan atau performen
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut
sehingga diperoleh:
Rata-rata tes dapat dirumuskan:
X = ∑X
∑N
Dengan
: X
= Nilai rata-rata
∑X = Jumlah semua nilai siswa
∑N = Jumlah siswa
39
Persentase
=
Skor Seluruh Siswa
x 100%
Jumlah skor ideal seluruh siswa
2. Lembar observasi guru dan siswa
Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa dugunakan
rumus sebagai berikut:
a. Aktivitas guru
Jumlah rata-rata keseluruhan = Jumlah skor yang didapat siswa
Jumlah siswa
b. Aktivitas siswa
Rata-rata skor = Jumlah skor yang didapat guru
Jumlah pertemuan
3. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
Untuk
KKM
mata
pelajaran
bahasa
Indinesiadi
MI.
ATH-
THOYYIBIYYAH kelas V adalah 7,0 (tujuh koma nol). Seorang siswa telah
tuntas belajar bila telah mencapai nilai 70 dan mata pelajaran tersebut disebut
tuntas belajar.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji teknik bermain peran untuk
meningkatkan kemampuan berbicara. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk itu perlu adanya
penelitian tindak lanjut. Siklus PTK akan berakhir jika perbaikan sudah
berhasil dilakukan. Perlu dicatat bahwa satu siklus PTK dapat terjadi pada satu
atau lebih pertemuan. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
diperoleh melalui observasi aktivitas siswa dan guru, catatan lapangan, jurnal
siswa serta tes performen siswa.
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL DAN
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang deskripsi hasil penelitian dan
pembahasannya, penelitian ini dilakukan di MI. ATH-THOYYIBIYYAH
Kalideres Jakarta Barat pada kelas V. Hasil penelitian yang diuraikan adalah
tentang kemampuan berbicara siswa (kognitif) terhadap konsep yang disajikan
yang diambil pada awal sebelum tindakan, kemudian kemampuan berbicara pada
tindakan pertama (siklus I), dan kemampuan berbicara pada tindakan kedua
(siklus II). Hasil belajar siswa tentang kemampuan berbicara merupakan postest
yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Pelaksanaan tindakan kelas persiklus
merupakan kemampuan berbicara melalui penerapan teknik bermain peran, dan
sebagai pelengkap data maka peneliti memberikan jurnal siswa setelah penerapan
pembelajaran selesai.
A. Profil Sekolah
1. Gambaran Umum MI. ATH-THOYYIBIYYAH
MI. Ath-thoyyibiyyah adalah madrasah yang terletak di Jl. Komplek
kebersihan no. 17 Rt 008/010 Menceng kelurahan Tegal Alur Kecamatan
Kalideres 11820 Jakarta Barat. MI. Ath-thoyyibiyyah memiliki siswa
sebanyak 161 orang yang terdiri dari enam kelas. Sekolah ini memiliki gedung
sarana belajar mengajar yang digunakan untuk ruang kelas sebanyak enam
ruangan, ruang kantor guru dan kepala sekolah satu buah, ruang UKS satu
buah, mushola satu buah, terdapat pula kantin dan halaman sekolah yang
dipergunakan untuk berbagai kegiatan seperti, upacara bendera, olah raga dan
bermain bagi siswa pada saat istirahat.
40
41
Sebagai sekolah yang sedang giat – giatnya mengembangkan diri, MI.
Ath-thoyyibiyyah tak pernah berhenti untuk meraih dan mengukir prestasi
dalam segala bidang, baik akademis maupun non akademis. Tahun ini
beberapa prestasi telah diraih baik oleh guru maupun siswanya. Seperti
kejuaran porseni dan banyak prestasi yang telah diraih dan ingin selalu
menambah rangkaian prestasi lainnya.
Prestasi yang diraih tersebut tentu saja tidak lepas dari beberapa program
kegiatn ekstrakurikuler yang selama ini diselenggarakan di MI. Aththoyyibiyyah diantaranya pramuka, marawis, dan muhadoroh. Disamping
kegiatan pengembangan potensi siswa, pengembangan potensi guru dan
karyawan juga dilaksanakan, dalam upaya meningkatkan kualitas dan
profeionalisme
dalam
melaksanakan
tugas.
pengembangan
profesi
dilaksanakan melalui kegiatan KKG, seminar dan Workshop pembelajaran,
pendidikan dan kegiatan studi banding dengan sekolah lain.
a. Visi
Unggul dalam prestasi berdasarkan IMTAQ dan akhlakul karimah.
b. Misi
1) Menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan kepada allah SWT.
2) Meningkatkan kecerdasan dan kreatifitas peserta didik.
3) Menciptakan nuansa islami di lingkungan madrasah.
4) Mengoptimalkan integrasi IMTAQ ke dalam mata pelajaran.
5) Meningkatkan hubungan silaturahim antara warga madrasah dengan
lingkungan masyarakat.
c. Tujuan madrasah
1) Melatih siswa bertaqwa kepada Allah SWT.
2) Mendidik siswa untuk berdisiplin.
3) Mendidik siswa berperilaku sopan santun.
4) Memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
42
5) Melatih siswa kreatif, terampil dan mau mengembangkan diri secara
terus menerus.
2. Status Akreditas
Madrasah Ibtidaiyah Ath-thoyyibiyyah berada di bawah pembinaan dan
pengawasan Kanwil Depag Provinsi DKI Jakarta. Namun demikian, MI. Aththoyyibiyyah tetap berada di bawah pengelolaan Yayasan Pendidikan Islam
Ath-Thoyyibiyyah.
Status
akreditasi
MI.
Ath-thoyyibiyyah
adalah
terakreditasi dengan nilai B pada tahun 2009 dengan status madrasah diakui
sesuai dengan SK izin operasional tertanggal 11 Januari 2010 No.
Kd.09.04/4/PP.00.4/0438/2010.
YAYASAN
Tb. SYAEFULLAH, SH
SH
KOMITE
KEPALA SEKOLAH
SUPARTA
IWAN RIDWAN, S.Pd.I
BENDAHARA
SEKRETARIS
NURLI
KOMALASARI
M. MANSUR
DEWAN GURU
SISWA
Gambar. 2
STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH IBTIDAIYAH ATHTHOYYIBIYYAH
43
3. Keadaan Guru
Guru merupakan profesi yang sangat mulia karena seorang guru dituntut
untuk melaksanakan tanggung jawab yang begitu besar yaitu mencerdaskan
generasi bangsa, untuk itu seorang guru harus memiliki empat kompetensi
yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi pribadi,
dan kompetensi sosial. Dengan keempat kompetensi tersebut guru menjadi
pelaksana pembelajaran untuk mencapai tujuan yang teklah direncanakan.
Tugas mengajar yang diberikan kepada guru harus relevan dengan kualitas
atau sesusai dengan kemampuan yang dimilikinya. Hal ini juga terdapat pada
MI. ATH-THOYYIBIYYAH yang selalu berupaya meningkatkan kualitas
pendidikan sekolah.
Tabel. 1
Keadaan Guru Ath-thoyyibiyyah
No
Nama
L/P
Pendidikan
Jabatan/Tugas
Mengajar
1
Iwan Ridwan, S.Pd.I
L
S-1
Kepala Sekolah
2
Suheni, A.Ma
P
D-II
Guru Kelas 1
3
Rosiah, S.Pd.I
P
S-1
Guru Kelas 2
4
Erlin Wahyuningsih, S.Pd
P
S-1
Guru Kelas 3
5
Siti Rabiah, S.Pd.I
P
S-1
Guru Kelas 4
6
Elis Maesaroh, S.Pd
P
S-1
Guru Kelas 5
7
Royanih, A.Ma
P
D-II
Guru Kelas 6
Idah Saidah Fikriyah, A.Ma
P
D-II
Bahasa
8
9
10
Indonesia
dan Matematika
Nurli Komalasari, S.IP
P
S-1
Quran Hadits dan
Bahasa Arab
Samsuri, S.Sos.I
L
S-1
Sejarah Kebudayaan
Islam
44
11
12
Diding, S.Pd.I
L
S-1
Akidah Akhlak dan
Bahasa Inggris
Tarmin
L
SMA
Penjaskes dan SBK
4. Keadaan Siswa
a. Tahun pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014
Tabel. 2
Jumlah siswa MI. Ath-thoyyibiyyah
No
Tahun Pelajaran
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
2012/2013
84 orang
69 orang
153
2
2013/1014
79 orang
82 orang
161
b. Keadaan siswa tahun pelajaran 2013/2014
Tabel. 3
Jumlah siswa kelas 1 s.d. kelas VI MI. Ath-thoyyibiyyah
tahun pelajaran 2013/2014
No
kelas
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Rombel
1
I
21 orang
12 orang
33 orang
1 kelas
2
II
13 orang
15 orang
28 orang
1 kelas
3
III
10 orang
14 orang
24 orang
1 kelas
4
IV
13 orang
17 orang
30 orang
1 kelas
5
V
13 orang
13 orang
26 orang
1 kelas
6
VI
9 orang
11 orang
20 orang
1 kelas
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Tindakan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan menerapkan kegiatan
teknik bermain peran dalam pembelajaran kemampuan berbicara dilakukan
45
secara bertahap. Kegiatan dimulai dengan perencanaan tindakan, dilanjutkan
dengan pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hal-hal yang diperoleh
sebagai hasil penelitian tindakan kelas akan diungkap di bawah ini:
1. Informasi Awal Kemampuan Siswa dalam Berbicara
Sebelum pelaksanaan tindakan dimulai, dilakukan observasi mengenai
kemampuan
berbicara
siswa
dalam
membuat
naskah
drama
dan
memerankannya. Kegiatan awal ini dilakukan pada tanggal 7 April 2014. Data
yang diperoleh adalah data kemampuan berbicara siswa dengan penyajian
teknik yang biasa diterapkan oleh guru di antaranya ceramah dan pemberian
tugas.
Tabel. 4
Hasil Nilai Awal Kemampuan Berbicara Siswa Kelas V
No
Nama Siswa
Nilai
1
Aida R
73
2
Ahmad Z
36
3
Ari A
36
4
Arifin A
43
5
Bustanil A
93
6
Desti S
53
7
Erna D.Y
76
8
Fatiya A
93
9
Gunawan
33
10
Hana O
76
11
Hesti Y
60
12
Iyad N
56
13
Rusdianah
56
14
Mario F
60
15
Mardianto
33
16
Septiadi
46
46
17
Nurafni
73
18
Rahman H
33
19
Rahma W
73
20
Reskina
56
21
Syahrohman
60
22
Siti Z
56
23
Siti Y
66
24
Tia
46
25
Winanda S
46
26
Fiki J
63
Terlihat pada tabel. 4 bahwa nilai awal kemampuan berbicara siswa yang
mendapat nilai di atas KKM berjumlah tujuh orang yaitu Bustanil Arifin (93),
Fatiya (93), Erna (76), Hana (76), Rahma (73), Aida (73), Nurafni (73), dan
dari data tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam proses
pembelajaran, hasilnya:
a. Guru belum menggabungkan pembelajaran yang menarik dan inovatif.
b. Pengelolaan kelas oleh guru sering menemukan kesulitan karena masih
banyak siswa yang bermain dan tidak memperhatikan pembelajaran.
c. Kemampuan siswa kurang karena banyak siswa yang takut untuk maju ke
depan kelas saat memerankan drama secara monolog.
Kemudian peneliti melakukan pertemuan secara langsung dengan kepala
sekolah dan guru kelas V, pada tanggal 10 April 2014 yaitu Bapak Iwan
Ridwan, S.Pd.I selaku kepala sekolah dan ibu Elis Maesaroh selaku guru kelas
V, adapun hal-hal yang dibicarakan meliputi:
a. Permintaan izin untuk meneliti kelas V MI. ATH-THOYYIBIYYAH
kepada Bapak Iwan Ridwan, S.Pd.I dan Ibu Elis Maesaroh.
b. Pemberitahuan susunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kepada
guru kelas V tentang materi kemampuan berbicara.
c. Pemaparan teknik mengajar yang akan dilakukan oleh peneliti yakni
menggunakan teknik bermain peran
47
d. Penentuan tanggal penelitian yang akan dilakukan untuk meneliti
kemampuan berbicara siswa kelas V, pelaksanaan siklus I pada tanggal 14
dan 15 April 2014, selanjutnya siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 dan
22 April 2014.
e. Pengajuan alokasi waktu yang disepakati bersama kepala sekolah dan guru
kelas. Alokasi waktu yang dibutuhkan selama 4 x 35 menit atau 2 x
pertemuan untuk satu siklus dan disesuaikan dengan jadwal yang ada di
sekolah. Jika pada pelaksanannya nanti dalam pembelajaran belum ada
perbaikan sesuai dengan tujuan PTK dalam penelitian ini belum dikatakan
berhasil, maka peneliti akan melanjutkan pada siklus berikutnya.
f. Pemberian model evaluasi pembelajaran dengan berbagai bentuk
instrument, baik instrument tes maupun nontes yang dilakukan pada saat
proses belajar mengajar.
g. Standar Kelulusan Belajar Minimal (SKBM) bahasa Indonesia kelas V di
MI. ATH-THOYYIBIYYAH sebesar 70.
Hasil yang didapatkan oleh peneliti berupa hasil posttest yaitu hasil
kemampuan berbicara siswa dan hasil kemampuan berbicara melalui
penerapan teknik bermain peran. Kemudian peneliti menganalisis data tersebut
dengan tiga tahap yaitu: pengidentifikasian data, pengelolaan data, dan
penafsiran hasil data.
Semua hasil data yang diperoleh akan diolah peneliti baik dalam bentuk
angka maupum dalam bentuk deskripsi yang secara umum. Penelitian
dilakukan pada kelas V MI. ATH-THOYYIBIYYAH denga jumlah siswa/i
nya berjumlah dua puluh enam orang yang terdiri dari tiga belas orang lakilaki dan tiga belas orang perempuan.
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Pertemuan pertama
Kegiatan penelitian pertama dilaksanakan pada hari Senin, 14 April
2014 pada jam pelajaran ke-1 dan ke-2 dengan alokasi waktu 2 X 35
menit
48
1) Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan dengan memaparkan kepada
siswa maksud dan tujuan penelitian ini. Karena sesuai dengan bahasan
dan materi bahwa penelitian ini berkaitan dengan kemampuan
berbicara siswa. Dengan menerangkan bahwa kegiatan pembelajaran
kemampuan berbicara pada penelitian ini dengan menggunakan teknik
bermain peran. Tujuannya agar para siswa berani dan mau maju untuk
bercerita dan memerankan tokoh dalam naskah drama atau membuat
siswa lebih siap dan terkondisi dalam mengikuti pembelajaran sesuai
dengan prosedur dari peneliti yang disertai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran juga disesuaikan dengan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP).
Adapun perencanaan tindakan pembelajaran untuk pertemuan
pertama pada tanggal 14 April 2014, peneliti melakukan tindakan pada
jam ke-1 dan jam ke-2 selama 70 menit, dari pukul 07.00 WIB sampai
dengan pukul 08.30 WIB yang digunakan untuk:
a) Kegiatan Awal 10 menit
Pada kegiatan awal guru mempersilahkan membaca doa,
mengkondisikan siswa untuk belajar, mengecek kehadiran siswa,
dan memberikan apersepsi serta memotivasi siswa
b) Kegiatan Inti 50 menit
pada kegiatan ini guru bertanya kepada siswa tentang tentang halhal yang berkaitan dengan drama untuk menggali pengetahuan
awal siswa. Kemudian guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok yang terdiri dari lima orang secara heterogen. Guru
memberikan tugas membuat naskah drama dengan media cerita
pendek kepada masing-masing kelompok. Guru membantu dan
memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung. Guru
memberikan penguatan dan perbaikan hasil kerja siswa. Guru dan
49
siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru memberikan
penilaian terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c) Kegiatan Akhir 10 menit
Pada kegiatan penutup guru tidak lupa mengingatkan kepada siswa
yang belum mempresentasikan hasil kerjanya untuk dilanjutkan
pada pertemuan berikutnya.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan pertama yang diajarkan pada siswa kelas V
terlebih dahulu adalah mengenai materi tentang cara menyusun naskah
drama pendek yang meliputi: penjelasan materi drama, cara membuat
kerangka drama dari cerita bergambar, dan mengembangkan kerangka
menjadi naskah drama pendek.
Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit.
Kegiatan yang guru lakukan yakni membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan doa dilanjutkan dengan mengkondisikan
kelas agar siap mengikuti pembelajaran hari ini. Guru juga
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara
singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki gambaran arah yang
jelas tentang hal yang akan dipelajari. Setelah itu, guru memberikan
apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan
menyamakan pandangan tentang materi drama yang akan dipelajari.
Apersepsi diberikan dengan dua cara, pertama dengan menyanyikan
lagu berlirik drama dengan nada lagu naik-naik ke puncak gunung.
Lagunya sebagai berikut:
Mari kawan bermain drama, sungguh asyik sekali…..
Mari kawan bermain drama, sungguh asyik sekali…..
Bagaimana…bermain drama, aku ingin mengerti……
Bagaimana…bermain drama, aku ingin mengerti……
50
Apersepsi yang kedua dengan cara Tanya jawab sekitar lagu
tersebut. Misalnya, “dari lagu tersebut, kita akan mempelajari apa
anak-anak?”
Selanjutnya masuk pada kegiatan inti dengan waktu 50 menit. Pada
kegiatan ini guru melakukan tiga tindakan yaitu eksplorasi, elaborasi,
konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi guru mengadakan tanya jawab
dengan siswa seperti berikut:

Anak-anak siapa yang pernah menonton pertunjukkan
drama? Dimana?

Apa saja yang kamu lihat dari pertunjukkan drama itu?
Siswa selanjutnya ditanya tentang pengertian drama yang mereka
ketahui. Kegiatan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman
materi timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam
kegiatan elaborasi siswa menyimak penjelasan guru tentang materi
yang berkaitan dengan drama, cara merancang naskah drama, dan
kemudian menyusun naskah drama, dengan mengembangkan dari
naskah drama yang telah dibuatnya. Guru menjelaskan materi ini
dengan menggunakan media cerita bergambar, cerita tersebut
diperlihatkan kepada siswa dan ditempelkan, salah satu siswa diminta
maju untuk membacakan dengan nyaring ringkasan cerita bergambar
tersebut. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam lima kelompok.
Guru membentuk diskusi kelompok siswa dengan duduk saling
berhadapan, guru membagikan media cerita bergambar kepada
masing-masing kelompok dan siswa diminta untuk menyusun naskah
drama sesuai cerita tersebut. Melalui diskusi, naskah drama yang telah
selesai disusun dibacakan oleh masing-masing kelompok di depan
kelas dan sekaligus pembagian peran (tokoh drama). Siswa yang lain
menanggapi presentasi kelompok yang maju. Kegiatan inti selanjutnya
adalah konfirmasi, guru memberikan penguatan dan reward kepada
masing-masing kelompok.
Siswa
diberikan
kesempatan
untuk
51
menyatakan kesulitan yang dihadapi. Guru memberikan konfirmasi
hasil belajar siswa dalam menyusun naskah drama.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa
bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang
dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk memainkan peran
52
pada pertemuan kedua dari naskah drama yang telah dibuat. Hal ini
merupakan tindak lanjut yang diberikan guru, terakhir guru menutup proses
pembelajaran dengan salam.
3) Observasi
Pengamatan dilaksanakan dengan mengamati aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung dan aktivitas guru. Pengamatan
aktivitas siswa dilakukan oleh observer dalam hal ini sebagai observer
adalah guru kelas dan peneliti juga mengamati aktivitas siswa pada
saat proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan penilaian untuk
guru dilakukan oleh siswa dan observer. Berdasarkan pengamatan
peneliti dan guru terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran
diperoleh data yaitu:
a) Siswa memberikan respons positif yang baik selama pembelajaran
berlangsung.
b) Siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru.
c) Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan.
d) Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
e) Siswa sering memotivasi dan membantu kelompoknya dalam
menjawab pertanyaan dengan cukup baik.
f) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan cukup baik.
g) Siswa memiliki kerjasama dan tanggung jawab pada kelompoknya.
h) Siswa mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir.
4) Refleksi
Pada
tahap
ini
peneliti
melakukan
identifikasi
data-data
pembelajaran dipertemuan pertama. Data-data yang didapat berupa
data observer yaitu data aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, catatan lapangan. Dalam catatan lapangan pada
pertemuan pertama menunjukan:
53
a) Bahwa
harus
ada
persiapan
yang
lebih
matang
dalam
mempersiapkan pembelajaran dan dalam menarik perhatian siswa
agar mudah memahami materi pembelajaran.
b) Masih banyaknya siswa yang belum mengerti membuat naskah
drama dari cerita bergambar yang diberikan guru.
c) Masih ada siswa yang merasa takut ataupun malu-malu untuk maju
kedepan kelas.
b. Pertemuan kedua
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Selasa, 15 April 2014 pada jam ke-1 dan jam ke-2, pertemuan ini
adalah kelanjutan dari pertemuan pertama.
1) Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti menjelaskan kepada siswa bahwa pertemuan
hari ini adalah sebagai lanjutan dari pertemuan sebelumnya, maka
peneliti meminta siswa untuk kembali membuat kelompok yang
nantinya jika tugas kelompok selesai siswa diberikan posttest guna
pengambuilan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa atau untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah dapat menyerap pembelajaran
yang diberikan. Peneliti mengulas kembali tujuan pembelajaran hari
ini, menerangkan SK dan KD serta mempersiapkan keperluan yang
akan digunakan hari ini. Dalam pertemuan kedua ini dilakukan selama
70 menit dengan pembagian waktu sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal/ Pendahuluan 5 menit
Pada kegiatan awal guru mempersilahkan membaca doa,
mengkondisikan
siswa
untuk
belajar,
mengabsen
siswa,
dan
memberikan apersepsi serta memotivasi siswa
b) Kegiatan Inti 60 menit
Pada kegiatan ini guru bertanya kepada siswa tentang tentang halhal yang berkaitan dengan drama untuk menggali pengetahuan awal
54
siswa. Kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang
terdiri dari lima orang secara heterogen. Guru mempersilahkan
masing-masing kelompok untuk bermain peran sesuai naskah drama
yang telah dibuatnya. Kemudian guru memberikan tugas menghafal
naskah drama yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok sebagai
posttest untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa setelah diberikan
pembelajaran dengan teknik bermain peran. Guru memberikan
penguatan dan perbaikan hasil kerja siswa. Guru dan siswa
menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru memberikan penilaian
terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c) Kegiatan Akhir 10 menit
Pada kegiatan penutup guru tidak lupa mengingatkan kepada siswa
yang belum mempresentasikan hasil kerjanya untuk dilanjutkan pada
pertemuan berikutnya.
2) Pelaksanaan Tindakan
Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta
salah satu siswa untuk memimpin doa sebagai pembuka pembelajaran,
kemudian guru mengabsen siswa dan mengkondisikan siswa agar siap
mengikuti pembelajaran dengan tepuk drama dengan nada lagu kalau
senang hati tepuk tangan. Selanjutnya guru memberikan apersepsi yaitu
menanyakan kembali pelajaran tentang materi sebelumnya dan memotivasi
siswa
dengan
menghubungkannya
dengan
pelajaran
yang
akan
dilaksanakan. Pada tahap eksplorasi guru bertanya jawab dengan siswa
sebagai berikut:

Anak-anak sudah siap bermain drama seperti yang telah
ditugaskan pada pertemuan sebelumnya?

Siapa yang pernah bermain peran seperti bermain drama?
55
Siswa memberikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru
untuk memperdalam kegiatan berpikir, siswa diberikan pertanyaan dengan
memancing jawaban siswa terkait cara melakukan bermain peran dengan
memperhatikan kemampuan berbicara yang baik dan benar.

Bagaimana cara kita bermain peran yang baik dan benar agar
dapat nilai baik dan menghibur? (siswa berpikir)
Kegitan selanjutnya yaitu elaborasi dengan melakukan proses kerjasama
dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi guru
menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan saat bermain peran dalam
drama, diantaranya faktor-faktor keefektifan dalam berbicara. Siswa diberi
kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah dijelaskan oleh guru.
Kemudian guru memberikan waktu 5 menit kepada siswa untuk
mempersiapkan diri dengan kelompoknya sebelum bermain peran.
Selanjutnya masing-masing kelompok memainkan peran dari naskah
drama yang telah dibuat pada pertemuan pertama, penilaian bermain peran
ini hanya difokuskan pada kemampuan berbicara. Dengan lembar
penilaian, dilakukan penilaian secara individu oleh guru. Kegiatan
konfirmasi, guru memberikan penguatan dan memberikan siswa untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti dan menjelaskan cara
bermain peran yang benar. Kemudian guru meminta siswa untuk bertepuk
tangan sebagai reward karena siswa telah aktif dalam pembelajaran.
56
Pada kegiatan akhir siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran
sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru. Siswa ditugaskan untuk
belajar kelompok berlatih bermain peran agar semakin terbiasa pada
penampilan
berikutnya.
Guru
mengakhiri
pembelajaran
dengan
mengucapkan salam.
Hasil nilai posttest kemampuan berbicara siswa pada siklus I dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel. 5
Hasil Nilai Posttest Kemampuan Berbicara Siswa Kelas V Siklus I
No
Nama Siswa
Nilai
1
Aida R
83
2
Ahmad Z
60
3
Ari A
40
4
Arifin A
50
5
Bustanil A
97
6
Desti S
56
7
Erna D.Y
97
8
Fatiya A
97
9
Gunawan
33
10
Hana O
93
57
11
Hesti Y
80
12
Iyad N
63
13
Rusdianah
73
14
Mario F
76
15
Mardianto
53
16
Septiadi
50
17
Nurafni
83
18
Rahman H
60
19
Rahma W
93
20
Reskina
63
21
Syahrohman
76
22
Siti Z
63
23
Siti Y
80
24
Tia
50
25
Winanda S
56
26
Fiki J
80
Dalam siklus I terlihat pada tabel. 5 adanya peningkatan siswa yang
mendapat nilai diatas KKM sebanyak 13 orang yaitu dengan nilai
Buastanil (97), Erna (97), Fatiya (97), Hana (93), Rahma (93), Aida (83),
Nurafni (83), Hesti (80), Siti Y (80), Piki (80), Mario (76), Syahrohman
(76), Lisdianah (73), sedangkan jumlah nilai rata-rata masih dibawah
KKM, berarti peneliti akan mengadakan tindakan selanjutnya, yaitu siklus
II.
3) Observasi
Pengamatan dilaksanakan dengan mengamati aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung dan aktivitas guru. Pengamatan aktivitas siswa
dilakukan oleh observer dalam hal ini sebagai observer adalah guru kelas
dan peneliti juga mengamati aktivitas siswa pada saat proses belajar
mengajar berlangsung, sedangkan penilaian untuk guru dilakukan oleh
58
siswa dan observer. Berdasarkan pengamatan peneliti dan guru terhadap
tingkah laku siswa dalam pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:
Tabel. 6
Rata-Rata Skor Penilaian Siswa Terhadap Guru Pada Siklus I
Pertemuan Kedua
No
Kategori Pengamatan
Jumlah Skor
1
Guru mempersiapkan siswa untuk belajar
117
2
Guru memotivasi siswa
84
3
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
93
4
Guru menjelaskan materi bermain peran
99
5
Guru mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
6
Guru menggunakan media atau alat pendukung
pembelajaran berbicara
7
Guru menggunakan teknik yang tepat dalam
pembelajaran
8
Guru memberikan tugas sesuai dengan materi
pembelajaran yang disampaikan
9
Guru mengawasi kelompok secara bergiliran
10
Guru memberikan bantuan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan dalam tugas kelompok
105
103
117
93
99
100
38,84
Jumlah rata-rata skor
Jumlah rata-rata keseluruhan = Jumlah skor yang didapat siswa
Jumlah Siswa
Dimana:
Skala penilaian rata-rata tiap aspek:
1. Sangat kurang
2. Kurang
59
3. Cukup
4. Baik
5. Sangat Baik
Skala penilaian jumlah rata-rata:
10-19 = Prestasi kurang baik
20-26 = Prestasi kurang
27-33 = Prestasi cukup
34-40 = Prestasi baik
41-50 = Prestasi sangat baik
Berdasarkan tabel di atas, dengan jumlah rata-rata keseluruhan 38,84
berarti guru memiliki prestasi yang baik selama kegiatan belajar dan
mengajar (KBM) berlangsung.
4) Refleksi
Pada
tahap
ini
peneliti
melakukan
identifikasi
data-data
pembelajaran dipertemuan pertama. Data-data yang didapat berupa
data observer yaitu data aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, catatan lapangan. Dalam catatan lapangan pada
pertemuan pertama menunjukan:
a) Masih ada siswa yang merasa takut ataupun malu-malu untuk maju
ke depan kelas.
b) Masih ada siswa yang belum mengerti tentang cara memainkan
seorang tokoh dalam drama.
c) Adanya rasa senang dari respon yang diberikan siswa.
3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Pertemuan Pertama
Kegiatan penelitian pertama dilaksanakan pada hari Senin, 21 April
2014 pada jam pelajaran ke-1 dan ke-2 dengan alokasi waktu 2 X 35
menit atau selama 70 menit.
60
1) Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini peneliti bertolak dari hasil pengamatan dan
refleksi siklus I maka peneliti dan guru kelas mengadakan diskusi
untuk lebih mengetahui kekurangan apa saja yang ada pada siklus I
guna mendapatkan hasil yang melebihi SKBM. Hasil dari diskusi
tersebut nanti akan dijadikan acuan pada pelaksanaan siklus II,
pelaksanaan diskusi pada hari Kamis tanggal 17 April 2014
menghasilkan bahwa peneliti dan guru kelas sepakat dalam
pembelajaran siklus II naskah drama yang dibuat tidak terlalu panjang.
Adapun perencanaan pertemuan pertama pada siklus II sebagai
berikut:
a) Kegiatan Awal 10 menit
Pada kegiatan awal guru mempersilahkan membaca doa,
mengkondisikan siswa untuk belajar, mengabsen siswa, dan
memberikan apersepsi serta memotivasi siswa
b) Kegiatan Inti 50 menit
Pada kegiatan ini guru bertanya kepada siswa tentang tentang
hal-hal yang berkaitan dengan drama untuk menggali pengetahuan
awal siswa. Kemudian guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok yang terdiri dari lima orang secara heterogen. Guru
memberikan tugas membuat naskah drama dengan media cerita
pendek kepada masing-masing kelompok. Guru membantu dan
memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung. Guru
memberikan penguatan dan perbaikan hasil kerja siswa. Guru dan
siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru memberikan
penilaian terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c) Kegiatan Akhir 10 menit
Pada kegiatan penutup guru tidak lupa mengingatkan kepada
siswa yang belum mempresentasikan hasil kerjanya untuk
dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.
61
2) Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan pertama siklus II yang diajarkan pada siswa kelas
V terlebih dahulu adalah mengulang materi tentang drama dan
memperbaiki cara menyusun naskah drama pendek
Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit.
Kegiatan yang guru lakukan yakni membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan doa dilanjutkan dengan mengkondisikan
kelas agar siap mengikuti pembelajaran hari ini. Guru juga
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara
singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki gambaran arah yang
jelas tentang hal yang akan dipelajari. Setelah itu, guru memberikan
apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan
menyamakan pandangan tentang materi drama yang akan dipelajari.
Apersepsi diberikan cara menyanyikan lagu berlirik drama seperti pada
siklus I.
Selanjutnya masuk pada kegiatan inti dengan waktu 50 menit.
Pada kegiatan ini guru guru melakukan tiga tindakan yaitu eksplorasi,
elaborasi, konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi guru mengadakan
Tanya jawab dengan siswa seperti berikut:

Anak-anak siapa yang masih ingat apa itu drama?

Apa saja unsur yang terdapat dalam drama?
Siswa juga diminta untuk menyebutkan drama yang pernah
dilihatnya. Selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi
timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam
kegiatan elaborasi siswa menyimak penjelasan guru tentang materi
yang berkaitan dengan drama, cara merancang naskah drama, dan
kemudian menyusun naskah drama, dengan mengembangkan dari
naskah drama yang telah dibuatnya. Guru juga menjelaskan kelebihan
dan kekurangan naskah drama yang telah dibuat pada pertemuan
sebelumnya. Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media
cerita bergambar beserta teks naskah dramanya, naskah tersebut
62
diperlihatkan kepada siswa dan guru meminta lima orang siswa maju
untuk membacakan naskah drama tersebut sesuai tokoh yang
diperankannya. Sebelum siswa memperbaiki naskah drama pendek
siswa diberi kesempatan untuk menanyakan kesulitan dan kejelasan
dari materi yang telah dijelaskan oleh guru.
Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam lima kelompok. Guru
membentuk diskusi kelompok siswa dengan duduk saling berhadapan,
guru meminta masing-masing kelompok untuk memperbaiki naskah
drama yang sudah dikoreksi dan memperhatikan bagian-bagian naskah
yang diberi catatan ksusus dari guru. Guru membimbing, mengadakan
pendekatan dan mengarahkan diskusi siswa. Naskah drama yang telah
selesai diperbaiki dibacakan oleh masing-masing kelompok di depan
kelas dan sekaligus pemantapan peran (tokoh drama). Siswa yang lain
menanggapi presentasi kelompok yang maju. Kegiatan inti selanjutnya
adalah konfirmasi, guru memberikan penguatan dan reward kepada
masing-masing kelompok.
Siswa
diberikan
kesempatan
untuk
menyatakan kesulitan yang dihadapi. Guru memberikan konfirmasi
hasil belajar siswa dalam menyusun naskah drama.
3) Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilaksanakan dengan mengamati aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung dan aktivitas guru. Pengamatan
aktivitas siswa dilakukan oleh observer dalam hal ini sebagai observer
adalah guru kelas dan peneliti juga mengamati aktivitas siswa pada
saat proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan penilaian untuk
guru dilakukan oleh siswa dan observer. Berdasarkan pengamatan
peneliti dan guru terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran
diperoleh data yaitu:
a) Siswa memberikan respon positif yang baik selama pembelajaran
berlangsung.
b) Siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru.
63
c) Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan.
d) Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
e) Siswa sering memotivasi dan membantu kelompoknya dalam
menjawab pertanyaan dengan cukup baik.
f) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan cukup baik.
g) Siswa memiliki kerjasama dan tanggung jawab pada kelompoknya.
h) Siswa mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir.
4) Refleksi
Pada
tahap
ini
peneliti
melakukan
identifikasi
data-data
pembelajaran dipertemuan pertama pada siklus II. Data-data yang
didapat berupa data observasi yaitu data aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, catatan lapangan. Dalam catatan lapangan
pada pertemuan pertama menunjukan:
a) Masih ada siswa yang merasa takut ataupun malu-malu untuk maju
ke depan kelas.
b) Antusias siswa dalam pembelajaran semakin meningkat.
c) Pembelajaran santai dan disiplin.
b. Pertemuan Kedua
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Selasa, 22 April 2014 pada jam ke-1 dan jam ke-2, pertemuan ini
adalah kelanjutan dari pertemuan pertama.
1) Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti menjelaskan kepada siswa bahwa pertemuan
hari ini adalah sebagai lanjutan dari pertemuan sebelumnya, maka
peneliti meminta siswa untuk kembali membuat kelompok yang
nantinya jika tugas kelompok selesai siswa diberikan posttest guna
pengambuilan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa atau untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah dapat menyerap pembelajaran
64
yang diberikan. Peneliti mengulas kembali tujuan pembelajaran hari
ini, menerangkan SK dan KD serta mempersiapkan keperluan yang
akan digunakan hari ini. Dalam pertemuan kedua ini dilakukan selama
70 menit dengan pembagian waktu sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal/ Pendahuluan 5 menit
Pada kegiatan awal guru mempersilahkan membaca doa,
mengkondisikan
siswa
untuk
belajar,
mengabsen
siswa,
dan
memberikan apersepsi serta memotivasi siswa
b) Kegiatan Inti 60 menit
pada kegiatan ini guru bertanya kepada siswa tentang tentang halhal yang berkaitan dengan drama untuk menggali pengetahuan awal
siswa. Kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang
terdiri dari lima orang secara heterogen. Guru mempersilahkan
masing-masing kelompok untuk bermain peran sesuai naskah drama
yang telah dibuatnya. Kemudian guru memberikan tugas menghafal
naskah drama yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok sebagai
posttest untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa setelah diberikan
pembelajaran dengan teknik bermain peran. Guru memberikan
penguatan dan perbaikan hasil kerja siswa. Guru dan siswa
menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru memberikan penilaian
terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c) Kegiatan Akhir 5 menit
Pada kegiatan penutup guru tidak lupa mengingatkan kepada siswa
yang belum mempresentasikan hasil kerjanya untuk dilanjutkan pada
pertemuan berikutnya
2) Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan kedua merupakan penerapan bermain peran dari naskah
drama yang sudah diperbaiki pada pertemuan pertama. Tujuan utama
pembelajaran adalah siswa mampu memainkan peran sesuai karakter
tokoh dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
65
Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit.
Kegiatan yang guru lakukan yakni membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan doa dilanjutkan dengan mengkondisikan
kelas agar siap mengikuti pembelajaran hari ini. Guru juga
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa secara
singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki arah yang jelas tentang
hal yang akan dipelajari. Setelah itu, guru memberikan apersepsi
sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan
pandangan tentang materi drama yang akan dipelajari. Apersepsi
diberikan dengan cara tepuk drama bersama-sama dan mengadakan
tanya jawab setelah tepuk drama untuk mengetahui tingkat kepekaan
siswa.
Langkah selanjutnya masuk pada inti dengan waktu 55 menit. Pada
kegiatan eksplorasi guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai
berikut:

Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam bermain peran
dalam drama?

Sebutkan faktor penunjang keefektifan berbicara!

Mengapa cara berbicara dalam memerankan tokoh drama
menentukan nilai keberhasilan drama?
Kegiatan selanjutnya yaitu elaborasi, siswa dijelaskan kembali
tentang hal-hal yang harus diperhatikan saat bermain peran dalam
drama di antaranya faktor-faktor keefektifan berbicara. Sebelum siswa
mencoba memainkan peran drama guru memperlihatkan video drama
pendek anak SD. Kemudian guru mempersilahkan siswa untuk
menyiapkan setting dengan kelompoknya sebelum maju bermain
peran. Selanjutnya masing-masing kelompok memerankan tokoh dari
naskah drama yang telah diperbaiki pada pertemuan pertama. Kegiatan
bermain peran ini penilaiannya hanya difokuskan pada kemampuan
berbicara. Tugas guru yaitu sebagai fasilitator dan memberikan
penilaian. Guru membantu membuat setting agar siswa lebih bias
66
berekspresi. Siswa yang belum menjadi diminta untuk memperhatikan
dan memberikan tanggapan setelah kelompok yang maju selesai
bermain peran.
Kegiatan inti selanjutnya adalah konfirmasi, guru memberikan
penguatan dan reward kepada masing-masing kelompok dan
memberikan hadiah pada kelompok yang terbaik. Siswa diberikan
kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi. Guru
memberikan konfirmasi hasil belajar siswa dalam bermain peran
drama.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa
bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai refleksi yang
dilakukan guru. Hasil pembelajaran sudah menunjukkan peningkatan
dari pembelajran sebelumnya. Guru mengucapkan terima kasih atas
perhatian, kerjasama, kesungguhan, dan keaktifan siswa selama
pembelajaran.
Kemudian
guru
menutup
pembelajaran
dengan
mengucapkan salam.
Hasil kemampuan berbicara siswa pada siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel. 7
Hasil Nilai Kemampuan Berbicara Siswa kelas V siklus II
No
Nama Siswa
Nilai
1
Aida R
93
2
Ahmad Z
73
3
Ari A
50
4
Arifin A
60
5
Bustanil A
97
6
Desti S
80
7
Erna D.Y
97
8
Fatiya A
97
9
Gunawan
60
67
10
Hana O
97
11
Hesti Y
93
12
Iyad N
76
13
Rusdianah
80
14
Mario F
80
15
Mardianto
53
16
Septiadi
83
17
Nurafni
93
18
Rahman H
76
19
Rahma W
97
20
Reskina
73
21
Syahrohman
83
22
Siti Z
73
23
Siti Y
93
24
Tia
63
25
Winanda S
76
26
Fiki J
97
Dalam siklus II terlihat pada tabel. 7 adanya peningkatan siswa
yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 21 orang, dengan nilai ratarata sebesar 80,50.
3) Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilaksanakan dengan mengamati aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung dan aktivitas guru. Pengamatan
aktivitas siswa dilakukan oleh observer dalam hal ini sebagai observer
adalah guru kelas dan peneliti juga mengamati aktivitas siswa pada
saat proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan penilaian untuk
guru dilakukan oleh siswa dan observer. Berdasarkan pengamatan
68
peneliti dan guru terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel. 8
Rata-rata Skor Penilaian Siswa Terhadap Guru Pada Siklus II
Pertemuan Kedua
No
Kategori Pengamatan
Jumlah Skor
1
Guru mempersiapkan siswa untuk belajar
119
2
Guru memotivasi siswa
99
3
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4
Guru menjelaskan materi bermain peran
J5
6
7
8
106
103
Guru mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
110
Guru menggunakan media atau alat pendukung
pembelajaran berbicara
106
Guru menggunakan teknik yang tepat dalam
pembelajaran
118
Guru memberikan tugas sesuai dengan materi
pembelajaran yang disampaikan
99
9
Guru mengawasi kelompok secara bergiliran
10
Guru memberikan bantuan kepada kelompok yang
mengalami kesulitan dalam tugas kelompok
Jumlah rata-rata skor
106
102
41,07
Jumlah rata-rata keseluruhan = Jumlah skor yang didapat siswa
Jumlah Siswa
Dimana:
Skala penilaian rata-rata tiap aspek:
69
1. Sangat kurang
2. Kurang
3. Cukup
4. Baik
5. Sangat Baik
Skala penilaian jumlah rata-rata:
10-19 = Prestasi kurang baik
20-26 = Prestasi kurang
27-33 = Prestasi cukup
34-40 = Prestasi baik
41-50 = Prestasi sangat baik
Berdasarkan tabel di atas, dengan jumlah rata-rata keseluruhan
41,07 berarti guru memiliki prestasi yang sangat baik selama kegiatan
belajar dan mengajar (KBM) berlangsung.
4) Refleksi
Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini dilaksanakan selama
2 x pertemuan menunjukkan hasil yang diharapkan yaitu jika siswa
mencapai 70
maka tindakan ini berhasil. Melihat dari analisis data
yang diperoleh bahwa tindakan dalam penelitian ini telah lebih dari
70
dan siswa telah mencapai batas kriteria ketuntasan minimal yaitu
70.
Dari hasil pengamatan dan analisis data yang dilakukan oleh
peneliti maupun guru kelas akhirnya sepakat untuk mengakhiri siklus
tindakan penelitian dalam kemampuan berbicara ini sampai siklus II.
C. Analisis Data
1. Hasil Analisis Data
Informasi awal kemampuan berbicara siswa dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel. 9
70
Penilaian Awal Kemampuan Berbicara Siswa Kelas V
MI. ath-thoyyibiyyah
Aspek yang dinilai
No
Nama
Ketepat
Tekana
an
n dan
ucapan
nada
diksi
Gerak
Kenya
dan
ringan
mimik
suara
kelanc
Skor
Nilai
aran
1
Aida R
4
3
3
3
5
4
22
73
2
Ahmad Z
2
2
1
2
2
2
11
36
3
Ari A
2
2
2
1
2
2
11
36
4
Arifin A
2
2
2
2
3
2
13
43
5
Bustanil A
5
5
4
4
5
5
28
93
6
Desti S
3
2
2
2
4
3
16
53
7
Erna D.Y
4
3
3
3
5
5
23
76
8
Fatiya A
5
4
5
4
5
5
28
93
9
Gunawan
2
2
1
1
2
2
10
33
10
Hana O
5
4
3
3
5
3
23
76
11
Hesti Y
3
3
3
2
4
3
18
60
12
Iyad N
3
3
2
2
4
3
17
56
13
Lisdianah
3
3
2
2
3
4
17
56
14
Mario F
3
3
2
3
3
4
18
60
15
Mardianto
2
1
2
1
2
2
10
33
16
Septiadi
3
3
1
2
3
2
14
46
17
Nurafni
3
4
3
3
5
4
22
73
18
Rahman H
2
3
2
2
4
3
16
53
19
Rahma W
3
4
3
3
4
5
22
73
20
Reskina
2
3
3
2
4
3
17
56
21
Syahrohn
3
2
3
3
4
3
18
60
22
Siti Z
3
3
2
2
3
4
17
56
23
Siti Y
3
3
3
3
4
4
20
66
71
24
Tia
3
2
1
2
3
3
14
46
25
Winanda S
2
3
2
1
3
3
14
46
26
Piki J
3
3
2
3
4
4
19
63
Jumlah
77
75
62
61
94
87
458
1515
Rata-rata
2.9
2.8
2.3
2.3
3.6
3.3
17.6
58.26
Skor Ideal
156
156
156
156
156
156
936
Persentase
49.35
48.07
39.74
39.10
60.25
55.76
48.93
Melalui informasi awal tentang kemampuan berbicara siswa, diketahui
jumlah nilai rata-rata yang diperoleh adalah 58.26 dari dua puluh enam siswa,
yang mendapat nilai di atas KKM berjumlah tujuh orang. Adapun mereka
adalah Bustanil A (93), Fatiya (93), Erna (76), Hana (76), Aida (73), Nurafni
(73), Rahma (73), sisanya masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah.
Hal ini berarti bahwa nilai kemampuan berbicara siswa 73
masih di bawah
KKM yang ditetapkan, yaitu 70.
Tabel. 10
Penilaian Postest Kemampuan Berbicara Siswa Kelas V
MI. Ath-thoyyibiyyah
Siklus I
Aspek yang dinilai
No
Nama
Ketepat
Tekana
an
n dan
ucapan
nada
diksi
Gerak
Kenya
dan
ringan
mimik
suara
kelanc
Skor
Nilai
aran
1
Aida R
5
4
3
3
5
5
25
83
2
Ahmad Z
3
3
3
2
4
3
18
60
3
Ari A
2
2
2
2
3
1
12
40
72
4
Arifin A
3
2
2
2
3
3
15
50
5
Bustanil A
5
5
5
4
5
5
29
97
6
Desti S
3
2
2
3
4
3
17
56
7
Erna D.Y
5
4
5
5
5
5
29
97
8
Fatiya A
5
5
4
5
5
5
29
97
9
Gunawan
2
2
2
2
3
2
13
33
10
Hana O
5
5
4
4
5
5
28
93
11
Hesti Y
4
4
3
3
5
5
24
80
12
Iyad N
4
3
2
3
4
3
19
63
13
Lisdianah
3
4
3
3
5
4
22
73
14
Mario F
5
4
3
3
5
3
23
76
15
Mardianto
3
2
2
2
4
3
16
53
16
Septiadi
2
3
2
2
3
3
15
50
17
Nurafni
4
5
3
3
5
5
25
83
18
Rahman H
3
3
2
3
3
4
18
60
19
Rahma W
5
4
4
5
5
5
28
93
20
Reskina
4
3
3
2
4
3
19
63
21
Syahrohn
3
5
3
3
5
4
23
76
22
Siti Z
3
3
2
3
4
4
19
63
23
Siti Y
4
5
3
3
5
4
24
80
24
Tia
3
3
2
2
3
2
15
50
25
Winanda S
3
3
2
2
4
3
17
56
26
Piki J
3
4
3
4
5
5
24
80
Jumlah
94
92
74
78
112
97
546
1805
Rata-rata
3.6
3.5
2.8
3.0
4.3
3.7
21.0
69.42
Skor Ideal
156
156
156
156
156
156
936
Persentase
60.25
58.97
47.43
50.00
71.79
62.17
58.33
73
Kemampuan berbicara siswa pada siklus I diketahui jumlah nilai rata-rata
yang diperoleh adalah 69.42 dari dua puluh enam siswa, yang mendapat nilai
di atas KKM berjumlah tiga belas orang. Adapun mereka adalah Aida (83),
Bustanil (97), Erna (97), Fatiya (97), Hana (93), Hesti (80), Lisdianah (73),
Mario (76), Nurafni (83), Rahma (93), Syahrohman (76), Siti Y (80), Piki
(80), dan sisanya masih banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah. Hal ini
berarti bahwa nilai kemampuan berbicara siswa 50
masih di bawah KKM
yang ditetapkan, yaitu 70.
Tabel. 11
Penilaian Postest Kemampuan Berbicara Siswa Kelas V
MI. Ath-thoyyibiyyah
Siklus II
Aspek yang dinilai
No
Nama
Ketepat
Tekana
an
n dan
ucapan
nada
diksi
Gerak
Kenya
dan
ringan
mimik
suara
kelanc
Skor
Nilai
aran
1
Aida R
5
5
4
4
5
5
28
93
2
Ahmad Z
4
4
3
3
5
3
22
73
3
Ari A
3
2
2
2
3
3
15
50
4
Arifin A
3
3
3
2
4
3
18
60
5
Bustanil A
5
5
4
5
5
5
29
97
6
Desti S
3
4
3
4
5
5
24
80
7
Erna D.Y
5
5
4
5
5
5
29
97
8
Fatiya A
5
5
4
5
5
5
29
97
9
Gunawan
3
3
2
3
3
4
18
60
10
Hana O
5
5
4
5
5
5
29
97
11
Hesti Y
5
5
4
4
5
5
28
93
12
Iyad N
3
5
3
3
5
4
23
76
13
Lisdianah
4
5
3
3
4
5
24
80
74
14
Mario F
4
3
4
3
5
5
24
80
15
Mardianto
3
2
2
2
4
3
16
53
16
Septiadi
4
5
3
3
5
5
25
83
17
Nurafni
5
4
4
5
5
5
28
93
18
Rahman H
5
4
3
3
5
3
23
76
19
Rahma W
5
5
4
5
5
5
29
97
20
Reskina
3
4
3
3
5
4
22
73
21
Syahrohn
3
5
4
3
5
5
25
83
22
Siti Z
4
3
4
3
3
5
22
73
23
Siti Y
4
5
4
5
5
5
28
93
24
Tia
4
3
2
3
4
3
19
63
25
Winanda S
3
5
3
3
5
4
23
76
26
Piki J
5
4
5
5
5
5
29
97
Jumlah
105
108
87
93
120
114
679
2093
Rata-rata
4.0
4.1
3.3
3.6
4.6
4.4
26.1
80.50
Skor Ideal
156
156
156
156
156
156
936
Persentase
67.30
69.23
55.76
59.61
76.92
73.07
72.54
Kemampuan berbicara siswa pada siklus II diketahui jumlah nilai rata-rata
yang diperoleh adalah 80.50 dari dua puluh enam siswa, yang mendapat nilai
di atas KKM berjumlah dua puluh satu orang. Adapun mereka adalah Aida
(93), Ahmad (73), Bustanil (97), Desti (80), Erna (97), Fatiya (97), Hana (97),
Hesti (93), Iyad (76), Lisdianah (80), Mario (80), Septiadi (83), Nurafni (93),
Rahman (76), Rahma (97), Reskina (73), Syahrohman (83), Siti Z (73), Siti Y
(93), winanda (76), Piki (97), sisanya masih mendapatkan nilai di bawah
KKM. Hal ini berarti bahwa nilai kemampuan berbicara siswa 80
atas KKM yang ditetapkan, yaitu 70.
sudah di
75
2. Analisis Data Nilai
rata- rata
X = ∑X
∑N
Dengan
:
X
= Nilai rata-rata
∑X = Jumlah semua nilai siswa
∑N = Jumlah siswa
Persentase
=
Skor Seluruh Siswa
x 100%
Jumlah skor ideal seluruh siswa
Di bawah ini hasil data kemampuan berbicara siswa kelas V MI. Aththoyyibiyyah dari awal sebelum tindakan sampai siklus II, yaitu:
Tabel. 12
Perbandingan Kemampuan Bebicara Siswa Kelas V
MI. Ath-thoyyibiyyah
No
Deskripsi
Awal sebelum
tindakan
Siklus I
Siklus II
1
Jumlah seluruh skor
458
546
679
2
Jumlah seluruh nilai
1515
1805
2093
3
Rata-rata nilai
58.26
69.42
80.50
4
Persentase skor
48.93
58.33
72.54
Dari data di atas maka dapat dilihat ada peningkatan nilai pada setiap
pembelajaran, terlihat dari hasil rata-rata nilai siklus I sebesar 69.42 lebih
besar dari hasil rata-rata nilai awal sebelum tindakan sebesar 58.26. sementara
itu hasil rata-rata nilai siklus II sebesar 80,50 lebih besar dari hasil rata-rata
nilai siklus I yaitu 69.42. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
76
rata-rata nilai kemampuan berbicara siswa mengalami peningkatan dengan
baik.
3. Interpretasi Hasil Analisis
Setelah mengetahui rata-rata posttest pada awal sebelum tindakan sebesar
58,26. Pada siklus I sebesar 69,42. Demikian pula pada siklus II sebesar 80,50.
Maka dapat dilakukan adanya peningkatan dalam kemampuan berbicara
dengan menggunakan teknik bermain peran. Dengan teknik bermain peran
kemampuan berbicara siswa berpengaruh besar kepada siswa, karena siswa
menjadi lebih termotivasi untuk dapat menghafal cerita, lebih berani maju
kedepan kelas untuk bercerita. Teknik bermain peran dapat melibatkan siswa
secara aktif, antara siswa termotivasi untuk berinteraksi baik secara sosial atau
sesame teman maupun individu dan meningkatkan rasa percaya diri serta
tanggung jawab dan pemberian penghargaan.
Terdapat peningkatan respons siswa selama pembelajaran berlangsung.
Dilihat dari data penilaian terhadap guru bahwa pada siklus I rata-rata skor
penilaian 38,84. Sedangkan pada silus II rata-rata skor penilaian 41,07.
Hasil belajar diatas membuktikan bahwa hasil penelitian pembelajaran
kemampuan berbicara bahasa Indonesia dengan teknik bermain peran ada
perbedaan atau peningkatan yang signifikan dari hasil pembelajaran
kemampuan berbicara.
D. Pembahasan Tentang Penemuan
1. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran
Tabel. 13
Hasil Rata-rata Skor Aktivitas Siswa Kelas V MI. Ath-thoyyibiyyah
dalam Pembelajaran
No
Kategori Pengamatan
Skor Penilaian
Siklus I
Siklus II
77
1
Siswa memberikan respon positif selama
pembelajaran berlangsung
10
10
2
Siswa memperhatikan dan
penjelasan guru dengan baik
8
10
3
Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan
8
10
4
Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan
yang diajukan guru
6
9
5
Siswa sering memotivasi dan membantu
kelompoknya dalam mengerjakan tugas
kelompok
6
8
6
Siswa mengerjakan tugas kelompoknya
dengan serius
10
10
7
Siswa memiliki tanggung jawab dan kerja
sama dalam kelompoknya
8
9
8
Siswa mengikuti pembelajaran dari awal
sampai akhir
Jumlah skor
8
9
64
75
Rata-rata
32
37.5
menyimak
Rata-rata skor = Jumlah skor yang didapat guru
Jumlah Pertemuan
Pertemuan siklus I
Rata-rata skor = 64
= 32
2
Pertemuan siklus II
Rata-rata skor = 75
= 37.5
2
Dimana:
Skala penilaian rata-rata tiap aspek:
1. Sangat kurang baik
78
2. Kurang baik
3. Cukup
4. Baik
5. Sangat Baik
Skala penilaian keseluruhan
8-15
= prestasi kurang baik
16-21 = prestasi kurang
22-27 = prestasi cukup
28-33 = prestasi baik
34-40 = prestasi sangat baik
Dalam table di atas terlihat respons siswa pada siklus II mengalami
peningkatan, yaitu siklus I dengan rata-rata skor 32 dan siklus II dengan ratarata skor 37,5. Dengan tehnik bermain peran dapat memotivasi siswa untuk
belajar lebih senang dan lebih aktif dalam pembelajaran dan siswa
menunjukkan respons yang baik.
2. Hasil
Analisis
Catatan
Lapangan
dan
Jurnal
Siswa
dalam
Pembelajaran
a. Hasil catatan lapangan selama pembelajaran siklus I dan siklus II
Pada pertemuan pertama guru menjelaskan maksud danm tujuan
pembelajaran, menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
harus dicapai oleh siswa. Selanjutnya guru menjelaskan materi yang akan
diajarkan yaitu mengenai kemampuan berbicara. Pada tindakan siklus I
siswa masih malu-malu dan takut, dibentuknya kerja secara kelompok
ternyata membuat siswa terlihat bekerja sama dengan senang dan saling
membantu sesama anggota kelompok. Setelah kerja kelompok, ditemukan
dalam penelitian ini bahwa ada temuan tentang pentingnya aktivitas
kelompok dalam pembelajaran bermain peran di antaranya:
1) Dalam catatan lapangan terlihat aktivitas siswa dengan teknik bermain
peran dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehingga siswa berani dan siap maju memainkan naskah drama ke
79
depan kelas dan hal ini dapat membangkitkan motivasi siswa untuk
berani berbicara tanpa rasa takut dan malu.
2) Cerita yang disajikan cukup mempengaruhi kelancaran siswa dalam
memerankan tokoh drama. Artinya siswa kelas lima di MI. Aththoyyibiyyah mampu memerankan cerita berdasarkan naskah drama
yang dibuatnya sendiri. Ini dibuktikan dengan hasil kerja kelompok
siswa di bawah ini:
Tabel. 14
Hasil Kemampuan Berbicara secara Kelompok Kelas V
MI. Ath-thoyyibiyyahh
Siklus I
80
83
66
76
63
Siklus II
90
93
76
86
66
Terlihat dalam tabel. 14 bahwa nilai kelompok siswa pada siklus I
yang sudah mendapat nilai mencapai KKM terdapat tiga kelompok
selebihnya masih di bawah KKM. Adapun pada siklus II nilai kelompok
siswa yang memperoleh nilai di atas KKM terdapat empat kelompok,
berarti adanya peningkatan dalam nilai kelompok siswa.
Tabel. 15
Penilaian Kemampuan Berbicara Siswa secara Kelompok pada
Kelas V MI. Ath-thoyyibiyyah
Siklus I
Aspek yang di nilai
Nama
Penampil
Tekan
an/Keber
an dan
pok
anian
Nada
1
I
4
4
2
II
5
3
III
4
No
Kelom
Gerak
Kenyari
dan
ngan
Mimik
Suara
3
3
5
5
24
80
4
3
3
5
5
25
83
3
2
3
5
3
20
66
diksi
Kelanca
Skor Nilai
ran
80
4
IV
5
3
3
3
5
4
23
76
5
V
4
3
2
3
4
3
19
63
Jumlah
22
17
13
15
24
20
111
368
4,4
3,4
2.6
3,0
5,8
4,0
22,2
73,6
Rata-rata
hitung
Dari data tabel. 15 bahwa rata-rata skor kemampuan berbicara secara
kelompok yang diperoleh pada siklus I sebesar 22,20 dengan rata-rata nilai
sebesar 73,60. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa
secara kelompok, yang sudah mencapai nilai KKM baru tiga kelompok
dan sisanya masih belum memenuhi nilai KKM, yaitu 70.
Tabel. 16
Data Analisis Kemampuan Berbicara Siswa secara Kelompok
Pada Kelas V MI. Ath-thoyyibiyyah
Siklus II
Aspek yang di nilai
Nama
Penampil
Tekan
Gerak
Kenyari
an/Keber
an dan
dan
ngan
pok
anian
Nada
Mimik
Suara
1
I
5
4
4
4
5
5
27
90
2
II
5
5
4
4
5
5
28
93
3
III
5
3
3
3
5
4
23
76
4
IV
4
5
3
4
5
5
26
86
5
V
4
3
2
3
5
3
20
66
Jumlah
23
20
16
18
25
22
124
411
4,6
4,0
3,2
3,6
5,0
4,4
24,8
82,2
No
Kelom
Rata-rata
hitung
diksi
Kelanca
Skor Nilai
ran
81
Dari tabel. 16 bahwa rata-rata skor kemampuan berbicara secara
kelompok yang diperoleh sebesar 22,20 dengan rata-rata nilai sebesar
73,60 pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II dengan rata-rata
skor sebesar 24,80 dengan rata-rata nilai sebesar 82,20. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa secara kelompok yang
sudah memenuhi nilai KKM yaitu sebesar 70 sebanyak empat kelompok
dan sisanya masih belum memenuhi nilai KKM.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan Berbicara melalui
teknik bermain peran pada siswa kelas V MI. Ath-Thoyyibiyyah Kalideres
Jakarta Barat, terlihat pada siklus I rata-rata hitung kemampuan berbicara
siswa sebesar 21,00 dengan persentase 58,33
. Sedangkan pada siklus II
rata-rata hitung kemampuan berbicara siswa sebesar 24,20 dengan persentase
72.54 , mengalami peningkatan sebesar 14.21 . Hasil belajar kemampuan
berbicara siswa Pada siklus I rata-rata nilai sebesar 69,42, sedangkan pada
siklus II rata-rata nilai sebesar 80,50 mengalami peningkatan sebesar 11,08,
dan dapat memenuhi KKM yaitu sebesar 70. Selanjutnya hasil pengamatan
aktivitas siswa bahwa pada siklus I respons siswa atau aktivitas siswa saat
pembelajaran sebesar (32) dengan tingkat kriteria “baik.” Selanjutnya pada
siklus II respons siswa atau aktivitas siswa saat pembelajaran sebesar (37,5)
“sangat baik”.
B. Saran
Berdasarkan proses penelitian yang telah dilakukan dan disimpulkan diatas
maka peneliti menyarankan beberapa hal:
1. Bagi guru penggunaan teknik bermain peran dalam pembelajaran bahasa
indonesia khususnya kemampuan berbicara adalah salah satu alternatif
untuk membuat siswa berani maju ke depan kelas untuk memainkan
naskah drama dan aktif dalam pembelajaran.
2. Dengan adanya penelitian ini maka dapat memberikan suatu pandangan
tentang teknik-teknik yang harus diciptakan dalam suatu proses
82
83
pembelajaran.
Artinya
guru
harus
terus
mencoba
teknik-teknik
pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.
3. Dengan teknik bermain peran maka guru dapat mengukur kemampuan
kelas dalam materi drama. Artinya guru harus tahu kemampuan atau
batasan siswa untuk membuat naskah drama dan memainkannya.
4. Bagi siswa, dengan teknik bermain peran keaktifan siswa semakin terus
ditingkatkan, keberanian siswa untuk berbicara dimuka umum khususnya
dalam pembelajaran bermain peran terus dipupuk agar lebih aktif
berbicara.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung:
Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-4, 2012.
Cahyani, Isah., Hodijah dan Yayah Churiah. Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD. Bandung: UPI PRESS, Cet. Ke-1. 2007.
Hindun. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di
Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013.
Madrasah
Iskandarwassid. dan Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-2. 2009.
Kusumah, Wijaya., dan Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Indeks, 2009.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-9. 2012.
Mulyati, Yeti., dkk. Materi Pokok Keterampilan Berbahasa Indonesia Modul 1-9.
Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. Ke-1. 2007.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BFEE Yogyakarta, Cet. Ke-3. 2012.
Ormrod, Jeanne Ellis., Alih Bahasa Wahyu Indiati, dkk, Psikologi Pendidikan
Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, Educational Psychology
Developing Learners. Jakarta: Erlangga, ed. 6. 2009.
Pujiono, Setyawan. Terampil Menulis Cara Mudah dan Praktis Dalam Menulis.
Yogyakarta: Graha Ilmu, Cet. Ke-1. 2013.
Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia,
Cet. 1. 2008.
Resmini, Novi, dan, Dandan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Di
Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS, Cet. 1. 2007.
Rojak, Abd, dan Maifalinda Fatra. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, Cet. Ke-3. 2012.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara, Cet. 7. 2009.
Suryanto, Adi., dkk. Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka,
Cet. 2. 2009.
84
85
Tarigan, Djago., dan Henry Guntur Tarigan. Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1990.
Tarigan, Henry Guntur Tarigan. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung, Cet. 1. 2008.
Tim Pengembang Ilmu Pendididkan FIP-UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Bagian I: Ilmu Pendidikan Teoretis. Bandung: Imperial Bakti Utama,
2009.
Tim pelatih proyek PGSM. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) Bahan Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi PGSM, 1999.
TW, Solchan. dkk. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka, Cet. Ke-3. 2008.
Wahyuni, Sri., dkk. Bahasa Indonesia Paket 1-6. Surabaya: LAPIS PGMI, 2008.
Wardhani, IGAK., dan, Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka, Cet. 10. 2010.
Zaini, Hisyam., Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. Strategi Pembelajaran
Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008.
Internet:
Bintang Kecil Delapan, Strategi Meningkatkan Kemampuan Berbicara.
http://bintangkecildelapan.blogspot.com/2012/03/strategi-meningkatkankemampuan.html. diakses Senin, 31 Maret 2014, pukul. 07.00 WIB,
Burhan, Nasrianti. Pengertian Kemampuan.
http://nasriantiburhan.blogspot.com/2013/01/pengertian-kemampuan.html.
diakses 30 maret 2014, pukul 22.54 WIB.
Ernawati, Yeni. Teknik Pengajaran Berbicara.
http://duniayeniernawati.blogspot.com/2011/05/teknik-pengajaranberbicara.html. diakses Minggu, 30 Maret 2014. pukul. 23.49 WIB.
86
Sharing Kuliahku, Langkah-langkah model Pembelajaran Role Playing atau
bermain peran,
http://sharingkuliahku.wordpress.com/2011/11/21/langkah-langkahmodel-pembelajaran-role-playing-atau-bermain-peran/. diakses Rabu, 2
April 2014, pukul 13.08 WIB.
RIWAYAT PENULIS
IDAH SAIDAH FIKRIYAH, lahir di
Sukabumi, 14 Agustus 1983 dari seorang ibu
yang bernama Euis Robiatul Adawiyah
(almarhumah), dan seorang ayah bernama
Prof. Zainal Abidin Fikri (almarhum). Kini
penulis beralamat di Jl. Cendrawasih 7 no. 87
Rt 007 Rw 06, kelurahan Cengkareng Barat,
kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.
Adapun riwayat
pendidikan penulis,
yaitu pada tahun 1995 lulus dari MI. Kanzul
Mutaalimin
Sukabumi.
Kemudian
melanjutkan ke MTs Syarikat Islam lulus tahun 1998. Pada tahun 2001 lulus dari
MAN Cibadak Sukabumi kemudian tahun 2003 melanjutkan ke STAI Syamsul
Ulum Program D-II PGMI dan lulus tahun 2005. Setelah itu kuliah di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pada semester akhir tahun 2014 penulis
telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berbicara
Melalui Penerapan Teknik Bermain Peran pada Siswa Kelas V MI. AthThoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat”.
Pada tahun 2001-2002, penulis menjadi tenaga pengajar di Madrasah
Ibtidaiyah dan Madrasah Diniyah Kanzul Mutaalimin, kemudian tahun 2002
sampai tahun 2003 menjadi tenaga pengajar di Yayasan Autis Kasih Bunda
Bogor. Setelah itu dari tahun 2003 sampai dengan sekarang menjadi tenaga
pengajar di TK Arridho Kapuk sebagai guru kelompok A dan menjadi tenaga
pengajar di MI. Ath-Thoyyibiyyah sebagai guru bahasa Indonesia dan
Matematika.
RIWAYAT PENULIS
IDAH SAIDAH FIKRIYAH, lahir di
Sukabumi, 14 Agustus 1983 dari seorang ibu
yang bernama Euis Robiatul Adawiyah
(almarhumah), dan seorang ayah bernama
Prof. Zainal Abidin Fikri (almarhum). Kini
penulis beralamat di Jl. Cendrawasih 7 no. 87
Rt 007 Rw 06, kelurahan Cengkareng Barat,
kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.
Adapun riwayat
pendidikan penulis,
yaitu pada tahun 1995 lulus dari MI. Kanzul
Mutaalimin
Sukabumi.
Kemudian
melanjutkan ke MTs Syarikat Islam lulus tahun 1998. Pada tahun 2001 lulus dari
MAN Cibadak Sukabumi kemudian tahun 2003 melanjutkan ke STAI Syamsul
Ulum Program D-II PGMI dan lulus tahun 2005. Setelah itu kuliah di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pada semester akhir tahun 2014 penulis
telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berbicara
Melalui Penerapan Teknik Bermain Peran pada Siswa Kelas V MI. AthThoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat”.
Pada tahun 2001-2002, penulis menjadi tenaga pengajar di Madrasah
Ibtidaiyah dan Madrasah Diniyah Kanzul Mutaalimin, kemudian tahun 2002
sampai tahun 2003 menjadi tenaga pengajar di Yayasan Autis Kasih Bunda
Bogor. Setelah itu dari tahun 2003 sampai dengan sekarang menjadi tenaga
pengajar di TK Arridho Kapuk sebagai guru kelompok A dan menjadi tenaga
pengajar di MI. Ath-Thoyyibiyyah sebagai guru bahasa Indonesia dan
Matematika.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: MI. ATH-THOYYIBIYYAH
MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/ SEMESTER
: V/II
ALOKASI WAKTU
: 4 X 35 menit
SIKLUS
:I
STANDAR KOMPETENSI
: Mengungkapkan pikiran dan persaan secara
lisan dalam diskusi dan bermain drama
1. KOMPETENSI DASAR
2. INDIKATOR
: Memerankan tokoh drama dengan lafal,
intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang
tepat.
: 1. Membuat naskah drama dari cerita
bergambar
2. Memerankan tokoh drama dengan
lafal dan intonasi yang tepat
3. Menanggapi drama yang telah
diperankan
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
: Melalui penjelasan guru, tanya jawab
dan diskusi kelompok dan bermain peran
tentang drama pendek diharapkan siswa
dapat membuat naskah drama dan
memerankannya.
4. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pokok
: Drama pendek
Sub PB
: Bermain peran
Uraian Materi
: Terlampir
5. METODE PEMBELAJARAN
: teknik bermain peran (Role Playing), tanya
jawab, diskusi kelompok
6. KARAKTER YANG DIHARAPKAN : Tanggung jawab, berani, percaya
diri.
7. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama (2 x 35 menit)
a. Pendahuluan
KEGIATAN GURU
KEGITAN SISWA
WAKTU
1. Mengucap salam, menanyakan
1. Menjawab salam, berdoa
10 menit
kabar siswa, berdoa
&
mendoakan siswa/orang tua
siswa yang sakit (jika
sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai
ada),
mengisi daftar hadir
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
3. Apersepsi (bernyanyi drama
2. Siswa memperhatikan
penjelasan guru
3. Siswa bernyanyi dan
dengan nada naik-naik ke
menjawab pertanyaan
puncak gunung dan tanya
guru
jawab sekitar lagu tersebut)
4. Memotivasi siswa dan
menyamakan pandangan
4. Menyimak dan
memperhatikan
tentang drama
b. Inti
KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
5 menit
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa
tentang drama (“Anak-anak
siapa yang pernah menonton
pertunjukkan drama?
WAKTU
1. Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
Dimana?,” Dilanjutkan
dengan bertanya “Apa saja
yang kamu lihat dari
pertunjukkan drama itu?”)
35 menit
Elaborasi
1.
Guru
menjelaskan
materi 1. Siswa
menyimak
tentang cara membuat naskah
memperhatikan
drama dengan menggunakan
penjelasan guru
media
media
dan
cerita
bergambar
2. Guru
mengarahkan
siswa 2. Siswa
membentuk
untuk membentuk kelompok,
kelompok
yang
terdiri
setiap kelompok terdiri dari 5
dari
orang
serta
orang.
membuat
5
nama
kelompoknya
masing-
masing
3.
4.
Guru meminta siswa untuk 3. Siswa berdiskusi untuk
berdiskusi untuk membuat
membuat naskah drama
naskah drama dengan media
dengan
cerita bergambar.
bergambar
Guru
meminta
media
cerita
setiap 4. Setiap anggota kelompok
kelompok menentukan peran
menentukan peran yang
sesuai dengan naskah drama
akan
yang dibuatnya, kemudian
sesuai
masing-masing
drama yang telah dibuat,
mempresentasikan
kerjanya.
kelompok
hasil
diperankannya
dengan
kemudian
naskah
setiap
kelompok
mempresentasikannya di
depan
kelas.
Bagi
kelompok
lain
menanggapi
presentasi
kelompok yang maju.
10 menit
Konfirmasi
1. Guru memberi kesempatan 1. Siswa bertanya kepada
kepada siswa untuk bertanya
guru
mengenai
materi
mengenai materi yang belum
yang belum dipahami
dipahami
2. Guru memberikan kesempatan 2. Siswa
memberikan
kepada siswa untuk menjawab
jawaban atas pertanyaan
pertanyaan temannya
temannya
3. Guru mengklarifikasi jawaban 3. Siswa
yang disampaikan siswa untuk
menyimak
dan
memperhatikan
memberikan penguatan
4. Guru memberikan reward dan
meminta
siswa
memberikan
aplouse pada tiap kelompok yang
telah berani maju kedepan kelas.
4. Siswa
aplouse
kelompok
memberikan
untuk
setiap
yang
telah
berani maju ke depan
kelas.
c. Penutup
KEGIATAN GURU
1. Guru
membimbing
KEGIATAN SISWA
siswa 1. Siswa
untuk menyimpulkan materi
materi
yang telah di pelajari
dipelajari
WAKTU
menyimpulkan
yang
telah
10 menit
2. Siswa
bersama
guru 2. Siswa
mengevaluasi
bersama
guru
hasil
mengevaluasi
hasil
pembelajaran sebagai bentuk
pembelajaran
sebagai
refleksi yang dilakukan guru
bentuk
refleksi
yang
dilakukan guru
3. Guru memberikan tugas untuk 5. Siswa
bermain
peran
dengan
untuk
diberikan
tugas
bermain
peran
menggunakan naskah drama
dengan
yang
naskah drama yang telah
telah
dibuat
pada
pertemuan selanjutnya.
menggunakan
dibuat pada pertemuan
selanjutnya.
4. Menyampaikan umpan balik
terhadap
proses
belajar
dengan memuji siswa yang
telah aktif
dalam
berkontribusi
pembelajaran
mengakhiri
dan
pembelajaran
dengan salam.
Pertemuan kedua (2 x 35 menit)
a. Pendahuluan
KEGIATAN GURU
KEGITAN SISWA
WAKTU
1. Mengucap salam, menanyakan
1. Menjawab salam, berdoa
5 menit
kabar siswa, berdoa
&
mendoakan siswa/orang tua
siswa yang sakit (jika
sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai
ada),
mengisi daftar hadir
2. Mengkondisikan siswa dengan
melakukan tepuk drama
2. Siswa melakukan tepuk
drama
3. Apersepsi dengan menanyakan
kembali pelajaran tentang
3. Siswa Menyimak dan
memperhatikan
materi sebelumnya dan
memotivasi siswa dengan
menghubungkannya dengan
pelajaran yang akan
dilaksanakan
b. Inti
KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
WAKTU
5 menit
Eksplorasi
1. Guru bertanya tentang kesiapan 1. Siswa
siswa untuk bermain peran dan
menjawab
pertanyaan guru
menanyakan siapa yang pernah
berperan dalam drama.
2.
Guru
bertanya
Bagaimana
cara
tentang 2. Siswa
bermain
peran yang baik dan benar
berpikir
menjawab
untuk
pertanyaan
guru
agar dapat nilai baik dan
menghibur
50 menit
Elaborasi
1. Guru
menjelaskan
hal-hal 1. Siswa
menyimak
yang harus diperhatikan saat
memperhatikan
bermain peran dalam drama.
penjelasan guru
2. Guru memberikan waktu 5 2. Siswa
dan
untuk
menit kepada siswa untuk
mempersiapkan
mempersiapkan diri dengan
dengan
kelompoknya
sebelum bermain peran
bermain peran
sebelum
diri
kelompoknya
15 menit
Konfirmasi
1. Guru memberi kesempatan 1. Siswa bertanya kepada
kepada siswa untuk bertanya
guru
mengenai
materi
mengenai materi yang belum
yang belum dipahami
dipahami
2. Guru memberikan kesempatan 2. Siswa
memberikan
kepada siswa untuk menjawab
jawaban atas pertanyaan
pertanyaan temannya
temannya
3. Guru mengklarifikasi jawaban 3. Siswa memperhatikan
yang disampaikan siswa
c. Penutup
KEGIATAN GURU
1. Guru
membimbing
KEGIATAN SISWA
siswa 1. Siswa
untuk menyimpulkan materi
materi
yang telah di pelajari sebagai
dipelajari
menyimpulkan
yang
refleksi
2. Menyampaikan umpan balik
terhadap
proses
belajar
dengan memuji siswa yang
telah aktif
WAKTU
berkontribusi
dalam pembelajaran
8. SUMBER BELAJAR
Handphone, buku bahasa Indonesia kelas V, LKS, internet
telah
5 menit
9. PENILAIAN
Penilaian berlansung selama proses dan sesudah pembelajaran berlangsung,
yaitu:
a. Teknik penilaian: tes lisan (tes kinerja) dan non tes
b. Bentuk penilaian:
1) Penilaian proses adalah penilaian yang dilakukan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung
2) Penilaian hasil adalah penilaian hasil kemampuan berbicara siswa.
Penilaian hasil belajar siswa (kemampuan berbicara)
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
2
3
4
5
Jumlah Skor
Nilai
Pedoman Penilaian Kemampuan Berbicara
No
1
2
Aspek Penilaian
Ketepatan Ucapan
Tekanan dan Nada
Kriteria
Skor

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2
3
4
5
6
Diksi
Gerak dan Mimik
Kenyaringan Suara
Kelancaran

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5
Hasil Nilai Kemampuan Berbicara
Aspek yang dinilai
No
1
Nama
Ketepat
Tekana
siswa
an
n dan
ucapan
nada
diksi
Gerak
Kenya
dan
ringan
mimik
suara
kelanc
aran
Skor
Nilai
2
3
4
5
Jumlah
Rata-rata
Penilaian Hasil Tugas Kelompok
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Penampilan/keberanian
B
Tekanan dan nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
2
3
4
5
Jumlah Skor
Nilai
Pedoman Penilaian Hasil Tugas Kelompok
No
1
2
Aspek Penilaian
Penampilan/keberanian
Tekanan dan nada
Kriteria
Skor

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3
3
4
5
6
Diksi
Gerak dan Mimik
Kenyaringan Suara
Kelancaran

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5
Mengetahui,
Jakarta, 14 April 2014
Kepala MI. Ath-Thoyyibiyyah
Guru Bahasa Indonesia
Iwan Ridwan, S.Pd.I
Idah Saidah Fikriyah
LEMBAR KERJA KELOMPOK
Kelompok
:
Anggota
: 1. …………………
2. ………………...
3. …………………
4. …………………
5. ............................
Materi
: Bermain Peran
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Petunjuk

Perwakilan kelompok maju untuk mengambil nomor urut.

Setiap kelompok bekerja sama untuk membuat naskah drama sesuai gambar.

Perwakilan kelompok membacakan naskah drama yang telah dibuat.

Setiap anggota kelompok mengambil peran sesuai tokoh yang ada pada
naskah.

Setiap kelompok bermain peran sesuai naskah yang telah dibuatnya.
Selamat Bekerja Sama!
Kehidupan Nelayan
Pagi itu Bang Otoy dan Bang Gigi baru tiba dari melaut, mereka
menambatkan perahunya dipinggir pantai. “kemana kita menjual ikan hasil
tangkapan kita ini Gi?” kata bang Otoy “kita jual ke Mpok Munaroh aja, dia
berani bayar mahal.” Gigi menjawab. Kemudian mereka berdua pergi
ketempat pelelangan ikan, mereka menuju toko ikan milik mpok Munaroh
untuk menjual ikan hasil tangkapan mereka pagi itu.
Disaat Gigi dan Otoy menjual ikan ditoko Mpok Munaroh, Tiba-tiba Bu
Ijah dan Bu Cucu datang untuk membeli ikan di tempat Mpok Munaroh.
Deskripsi uraian materi
Bermain Peran
Drama adalah salah satu jenis karya sastra. Apakah kamu pernah
menonton drama? Drama di televisi biasa disebut sinetron. Dalam memerankan
tokoh, pemain drama harus memperhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi dengan
tepat. Lafal adalah pengucapan bunyi bahasa meliputi pengucapan vocal dan
konsonan. Intonasi adalah nada kalimat, yaitu tinggi atau rendah, keras atau
lemahnya suara dalam membaca kalimat. Sementara itu, ekspresi adalah mimik
muka. Kapan pemeran tokoh sedih, senang, marah, atau bahagia terlihat dalam
ekspresi.
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: MI. ATH-THOYYIBIYYAH
MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/ SEMESTER
: V/II
ALOKASI WAKTU
: 4 X 35 menit
SIKLUS
: II
STANDAR KOMPETENSI
: Mengungkapkan pikiran dan persaan secara
lisan dalam diskusi dan bermain drama
1. KOMPETENSI DASAR
2. INDIKATOR
: Memerankan tokoh drama dengan lafal,
intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang
tepat.
: 1. Membuat naskah drama dari cerita
bergambar
2. Memerankan tokoh drama dengan
lafal dan intonasi yang tepat
3. Menanggapi drama yang telah
diperankan
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
: Melalui penjelasan guru, tanya jawab
dan diskusi kelompok dan bermain peran
tentang drama pendek diharapkan siswa
dapat membuat naskah drama dan
memerankannya.
4. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pokok
: Drama pendek
Sub PB
: Bermain peran
Uraian Materi
: Terlampir
5. METODE PEMBELAJARAN
: teknik bermain peran (Role Playing), tanya
jawab, diskusi kelompok
6. KARAKTER YANG DIHARAPKAN : Tanggung jawab, berani, percaya
diri.
7. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama (2 x 35 menit)
a. Pendahuluan
KEGIATAN GURU
KEGITAN SISWA
WAKTU
1. Mengucap salam, menanyakan
1. Menjawab salam, berdoa
10 menit
kabar siswa, berdoa
&
mendoakan siswa/orang tua
siswa yang sakit (jika
sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai
ada),
mengisi daftar hadir
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
3. Apersepsi (bernyanyi drama
2. Siswa memperhatikan
penjelasan guru
3. Siswa bernyanyi dan
dengan nada naik-naik ke
menjawab pertanyaan
puncak gunung dan tanya
guru
jawab sekitar lagu tersebut)
4. Memotivasi siswa dan
menyamakan pandangan
4. Menyimak dan
memperhatikan
tentang drama
b. Inti
KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
5 menit
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa 1. Siswa menjawab
tentang drama (“Anak-anak
siapa yang masih ingat apa itu
drama? Apa saja unsur yang
WAKTU
pertanyaan dari guru
terdapat dalam drama?”)
40 menit
Elaborasi
1.
Guru
menjelaskan
materi 1. Siswa
menyimak
tentang cara membuat naskah
memperhatikan
drama dengan menggunakan
penjelasan guru
media
media
dan
cerita
bergambar
2.
Guru memperlihatkan contoh 2. Siswa
memerankah
naskah drama yang benar dan
contoh
meminta 5 orang siswa untuk
yang ditunjukkan oleh
memerankannya
guru.
didepan
naskah
Drama
kelas.
3. Guru
mengarahkan
siswa 3. Siswa
membentuk
untuk membentuk kelompok,
kelompok
yang
terdiri
setiap kelompok terdiri dari 5
dari
orang
serta
orang seperti pada pertemuan
membuat
pertama siklus I
kelompoknya
5
nama
masing-
masing
4.
Guru meminta siswa untuk 4. Siswa berdiskusi untuk
berdiskusi
untuk
memperbaiki
memperbaiki naskah drama
drama
yang
dibuatnya.
telah
dibuat
pada
yang
naskah
telah
pertemuan sebelumnya.
5.
Guru
meminta
setiap 5. Setiap anggota kelompok
kelompok mempresentasikan
mempresentasikannya
naskah drama yang telah
naskah drama yang telah
diperbaiki serta pemantapan
diperbaiki di depan kelas
peran yang akan di mainkan
serta pemantapan peran
hasil kerjanya.
yang akan di mainkan.
Bagi
kelompok
menanggapi
lain
presentasi
kelompok yang maju.
5 menit
Konfirmasi
1. Guru memberi kesempatan 1. Siswa bertanya kepada
kepada siswa untuk bertanya
guru
mengenai
materi
mengenai materi yang belum
yang belum dipahami
dipahami
2. Guru memberikan kesempatan 2. Siswa
memberikan
kepada siswa untuk menjawab
jawaban atas pertanyaan
pertanyaan temannya
temannya
3. Guru mengklarifikasi jawaban 3. Siswa
yang disampaikan siswa untuk
menyimak
dan
memperhatikan
memberikan penguatan
4. Guru memberikan reward dan
meminta
siswa
memberikan
aplouse pada tiap kelompok yang
telah berani maju kedepan kelas.
4. Siswa
aplouse
kelompok
memberikan
untuk
yang
setiap
telah
berani maju ke depan
kelas.
c. Penutup
KEGIATAN GURU
1. Guru
KEGIATAN SISWA
membimbing
siswa 1. Siswa
menyimpulkan
untuk menyimpulkan materi
materi
yang telah di pelajari
dipelajari
2. Siswa
bersama
guru 2. Siswa
mengevaluasi
WAKTU
yang
telah
bersama
guru
hasil
mengevaluasi
hasil
pembelajaran sebagai bentuk
pembelajaran
sebagai
refleksi yang dilakukan guru
bentuk
refleksi
10 menit
yang
dilakukan guru
3. Guru memberikan tugas untuk 3. Siswa
bermain
peran
dengan
untuk
diberikan
tugas
bermain
peran
menggunakan naskah drama
dengan
menggunakan
yang telah diperbaiki pada
naskah drama yang telah
pertemuan selanjutnya.
diperbaiki
pada
pertemuan selanjutnya.
4. Menyampaikan umpan balik
terhadap
proses
belajar
dengan memuji siswa yang
telah aktif
dalam
berkontribusi
pembelajaran
mengakhiri
dan
pembelajaran
dengan salam.
Pertemuan kedua (2 x 35 menit)
a. Pendahuluan
KEGIATAN GURU
KEGITAN SISWA
WAKTU
1. Mengucap salam, menanyakan
1. Menjawab salam, berdoa
5 menit
kabar siswa, berdoa
&
sebelum kegiatan
mendoakan siswa/orang tua
siswa yang sakit (jika
pembelajaran dimulai
ada),
mengisi daftar hadir
2. Mengkondisikan siswa dengan
melakukan tepuk drama
2. Siswa melakukan tepuk
drama
3. Apersepsi dengan menanyakan
kembali pelajaran tentang
3. Siswa Menyimak dan
memperhatikan
materi sebelumnya dan
memotivasi siswa dengan
menghubungkannya dengan
pelajaran yang akan
dilaksanakan
b. Inti
KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
WAKTU
5 menit
Eksplorasi
1. Guru bertanya tentang Hal-hal 1. Siswa berpikir menjawab
apa
saja
yang
harus
pertanyaan guru
diperhatikan dalam bermain
peran dalam drama? Sebutkan
faktor penunjang keefektifan
berbicara!
Mengapa
cara
berbicara dalam memerankan
tokoh drama menentukan nilai
keberhasilan drama?
50 menit
Elaborasi
1. Guru
menjelaskan
hal-hal 1. Siswa
yang harus diperhatikan saat
menyimak
memperhatikan
dan
bermain peran dalam drama.
penjelasan guru
2. Guru memperlihatkan video 2. Siswa menyimak video
drama pendek anak
yang diperlihat oleh guru
3. Guru memberikan waktu 5 3. Siswa
untuk
menit kepada siswa untuk
mempersiapkan
mempersiapkan diri dengan
dengan
kelompoknya
sebelum bermain peran
sebelum
diri
kelompoknya
bermain peran
4. Guru
bertindak
fasilitator
agar
sebagai
setiap
kelompok memainkan drama
dengan
naskah
yang
4. Setiap
kelompok
memainkan
dengan
drama
naskah
yang
dibuatnya sendiri.
dibuatnya sendiri.
15 menit
Konfirmasi
1. Guru memberi kesempatan 1. Siswa bertanya kepada
kepada siswa untuk bertanya
guru
mengenai
materi
mengenai materi yang belum
yang belum dipahami
dipahami
2. Guru memberikan kesempatan 2. Siswa
memberikan
kepada siswa untuk menjawab
jawaban atas pertanyaan
pertanyaan temannya
temannya
3. Guru mengklarifikasi jawaban 3. Siswa memperhatikan
yang disampaikan siswa
c. Penutup
KEGIATAN GURU
1. Guru
membimbing
KEGIATAN SISWA
siswa 1. Siswa
untuk menyimpulkan materi
materi
yang telah di pelajari sebagai
dipelajari
WAKTU
menyimpulkan
yang
5 menit
telah
refleksi
2. Menyampaikan umpan balik
terhadap
proses
belajar
dengan memuji siswa yang
telah aktif
berkontribusi
dalam pembelajaran
8. SUMBER BELAJAR
Handphone, buku bahasa Indonesia kelas V, LKS, internet, Video Drama
pendek anak SD.
9. PENILAIAN
Penilaian berlansung selama proses dan sesudah pembelajaran berlangsung,
yaitu:
a. Teknik penilaian: tes lisan (tes kinerja) dan non tes
b. Bentuk penilaian:
1) Penilaian proses adalah penilaian yang dilakukan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung
2) Penilaian hasil adalah penilaian hasil kemampuan berbicara siswa.
Penilaian hasil belajar siswa (kemampuan berbicara)
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
2
3
4
5
Jumlah Skor
Nilai
Pedoman Penilaian Kemampuan Berbicara
No
1
2
3
4
Aspek Penilaian
Ketepatan Ucapan
Tekanan dan Nada
Diksi
Gerak dan Mimik
Kriteria
Skor

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1
5
6
Kenyaringan Suara
Kelancaran

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5
Hasil Nilai Kemampuan Berbicara
Aspek yang dinilai
No
Nama
Ketepat
Tekana
siswa
an
n dan
ucapan
nada
1
2
3
4
5
Jumlah
Rata-rata
diksi
Gerak
Kenya
dan
ringan
mimik
suara
kelanc
aran
Skor
Nilai
Penilaian Hasil Tugas Kelompok
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Penampilan/keberanian
B
Tekanan dan nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
2
3
4
5
Jumlah Skor
Nilai
Pedoman Penilaian Hasil Tugas Kelompok
No
1
2
3
Aspek Penilaian
Penampilan/keberanian
Tekanan dan nada
Diksi
Kriteria
Skor

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5
4
5
6
Gerak dan Mimik
Kenyaringan Suara
Kelancaran

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5
Mengetahui,
Jakarta, 21 April 2014
Kepala MI. Ath-Thoyyibiyyah
Guru Bahasa Indonesia
Iwan Ridwan, S.Pd.I
Idah Saidah Fikriyah
LEMBAR KERJA KELOMPOK
Kelompok
:
Anggota
: 1. …………………
2. ………………...
3. …………………
4. …………………
5. ............................
Materi
: Bermain Peran
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Petunjuk

Perwakilan kelompok maju untuk mengambil nomor urut.

Setiap kelompok bekerja sama untuk membuat memperbaiki naskah drama
sesuai gambar.

Perwakilan kelompok membacakan naskah drama yang telah dibuat.

Setiap anggota kelompok mengambil peran sesuai tokoh yang ada pada
naskah.

Setiap kelompok bermain peran sesuai naskah yang telah dibuatnya.
Selamat Bekerja Sama!
Naskah Drama yang disajikan guru sebagai contoh.
Payung Mama
Ferdy hendak berangkat sekolah. Namun, hujan tidak berhenti
turun. Padahal sudah 3 jam. Ia kesal sekali. Dia hanya berdiri di teras
memandang hujan turun.
Ferdy : “Aduh kenapa sih hujan nggak mau berhenti. Apa belum cukup waktu tiga
jam untuk menjatuhkan air ke bumi. Bagaimana bisa berangkat sekolah
kalau hujan terus.” (menggerutu)
Mama : “Ferdy, pagi-pagi bukannya cepat-cepat berangkat sekolah malah
menggerutu terus. Nanti terlambat, sayang.”
Ferdy : “Papa kan sedang tugas ke Jakarta, Ma! itu berarti hari ini tidak ada yang
mengantar Ferdy ke sekolah. Daripada Ferdy ke sekolah memakai payung
Mama yang bergambar bunga, lebih baik Ferdy tidak usah sekolah hari
ini.”
Mama : “Ferdy, kamu tidak boleh bolos. Papa pasti akan marah kalau melihat
kamu jadi anak bandel. Ayo cepat berangkat!” (dengan suara keras)
Ferdy pun berjalan di tengah hujan. Ia menggunakan paying mama. Dia terus
menggerutu. Kesal karena harus memakai payung kembang-kembang. Rasa malu
menyelimuti Ferdy. Di tengah perjalanan ada yang memanggil Ferdy.
Dhani : “Ferdy, tunggu! Aduh, kamu lama sekali lewatnya. Sudah setengah jam
lho aku menunggu kamu!” (sambil berteriak)
Ferdy : “Hah, nggak salah? Memangnya kamu tidak malu berpayung bareng
aku?” (agak tidak percaya)
Dhani : “Kenapa harus malu? Payungmu cukup besar dan bagus, kalau aku punya
payung seperti kamu pasti aku akan senang. Selain aku tidak sering sakit
pilek, seragamku juga tidak akan basah. Asyik kan?”
Bel tanda masuk berbunyi. Tidak berapa lama Bu Tia, guru Ferdy memasuki
ruang kelas.
Bu Tia : “Selamat pagi anak-anak!”
Murid-murid : “Selamat pagi, Bu!”” (hampir bersamaan)
Bu Tia : “Hari ini banyak yang tidak masuk ya? Baiklah sekarangBu Tia akan
mengabsen kalian satu per satu. Aduh, maaf anak-anak, ternyata buku
Ibu ketinggalan diasrama. Oh, ya tadi Ibu lihat ada payung di luar,
punya siapa ya?””
Dhani : “Punya Ferdy, Bu!”
Bu Tia : “Ferdy, Ibu pinjam dulu ya payungmu. Boleh kan?”
Ferdy : “Iya, Bu silakan.”
Ari : “Wah untung ada payungnya Ferdy. Coba kalau tidak. Bisa basah kuyup deh
bu Tia.” (menyeletuk)
Dhani : “Tuh, kan payungmu banyak manfaatnya. Jangan lupa besok kalau hujan
aku nebeng lagi ya?” (sambil menepuk pundak Ferdy)
(Sumber: diadaptasi dari cerita anak karya Rifqi Jundi, Tasya Online)
Deskripsi uraian materi
Bermain Peran
Drama adalah salah satu jenis karya sastra. Apakah kamu pernah
menonton drama? Drama di televisi biasa disebut sinetron. Dalam memerankan
tokoh, pemain drama harus memperhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi dengan
tepat. Lafal adalah pengucapan bunyi bahasa meliputi pengucapan vocal dan
konsonan. Intonasi adalah nada kalimat, yaitu tinggi atau rendah, keras atau
lemahnya suara dalam membaca kalimat. Sementara itu, ekspresi adalah mimik
muka. Kapan pemeran tokoh sedih, senang, marah, atau bahagia terlihat dalam
ekspresi.
Lampiran 3
CATATAN LAPANGAN
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KEMAMPUAN
BERBICARA MELALUI PENERAPAN TEKNIK BERMAIN PERAN
Siklus
:
Kelas/Semester
:
Hari/Tanggal
:
Petunjuk
: catatlah keadaan lapangan sesuai dengan keadaan
sesungguhnya!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………....................
Lampiran 4
JURNAL SISWA
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KEMAMPUAN
BERBICARA MELALUI PENERAPAN TEKNIK BERMAIN PERAN
Nama
:
No Absen
:
Kelas/Sekolah
:
Hari/Tanggal
:
Pertanyaan
1. Bahasan atau materi apa saja yang kamu pelajari hari ini?
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
2. Bagaimana kesan kamu setelah mempelajari atau memperoleh materi
tersebut?
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Lampiran 5
LEMBAR PENILAIAN
AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang telah disediakan dibawah ini!
No
Kategori Pengamatan
1
1
Siswa memberikan respon positif selama
pembelajaran berlangsung
2
Siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan
guru dengan baik
3
Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan
4
Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan guru
5
Siswa sering memotivasi dan membantu
kelompoknya
dalam
mengerjakan
tugas
kelompok
6
Siswa mengerjakan tugas kelompoknya dengan
serius
7
Siswa memiliki tanggung jawab dan kerja sama
dalam kelompoknya
2
Kriteria
3
4
8
Siswa mengikuti pembelajaran dari awal sampai
akhir
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat baik
Jakarta, ……………………2014
Observer
(
)
5
Lampiran 6
PENILAIAN SISWA TERHADAP GURU
Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang telah disediakan di bawah ini!
No
Kategori Pengamatan
1
1
Guru mempersiapkan siswa untuk belajar
2
Guru memotivasi siswa
3
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4
Guru menjelaskan materi bermain peran
5
Guru mengatur
kelompok belajar
6
Guru menggunakan media atau alat pendukung
pembelajaran berbicara
7
Guru menggunakan teknik yang tepat dalam
pembelajaran
8
Guru memberikan tugas sesuai dengan materi
pembelajaran yang disampaikan
9
Guru mengawasi kelompok secara bergiliran
10
Guru memberikan bantuan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan dalam tugas
kelompok
siswa
dalam
Kriteria
2
3
4
kelompok-
Keterangan: 1. Sangat kurang
2. Kurang
3. Cukup
4. Baik
5. Sangat baik
Siswa
5
Lampiran 7
PENILAIAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V
MI. ATH-THOYYIBIYYAH
Nama
:
Kelas/Semester
: V/II
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
2
3
4
5
Jumlah Skor
Nilai
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
Jakarta, …………………….2014
Peneliti
(
)
Lampiran 8
PENILAIAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN
MI. ATH-THOYYIBIYYAH
Nama
:
Kelas/Semester
: V/II
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Penampilan/keberanian
B
Tekanan dan nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
2
3
4
5
Jumlah Skor
Nilai
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
Jakarta, …………………….2014
Peneliti
(
)
Lampiran 9
PEDOMAN PENILAIAN KETERAMPILAN BERBICARA
No
1
2
3
4
5
Aspek Penilaian
Ketepatan Ucapan
Tekanan dan Nada
Diksi
Gerak dan Mimik
Kenyaringan Suara
Kriteria
Skor

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5
6
Kelancaran

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5
Lampiran 10
PEDOMAN PENILAIAN HASIL TUGAS KELOMPOK
No
1
2
3
4
5
6
Aspek Penilaian
Penampilan/keberanian
Tekanan dan nada
Diksi
Gerak dan Mimik
Kenyaringan Suara
Kelancaran
Kriteria
Skor

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5

Sangat Kurang
1

Kurang
2

Cukup
3

Baik
4

Sangat Baik
5
Lampiran 11
DAFTAR HADIR SISWA KELAS V MI. ATH-THOYYIBIYYAH
No
Nama Siswa
L/P
1
Aida Restiani
P
2
Ahmad Zarkasih
L
3
Ari Awaludin
L
4
Arifin Anwar
L
5
Bustanil Arifin
L
6
Desti Setianingsih
P
7
Erna Dwi Yulianti
P
8
Fatiya Ahdiyatu Ridwan
P
9
Gunawan
L
10
Hana Octavia
P
11
Hesti Yulianingsih
P
12
Iyad Nurkholis
L
13
Lisdianah
P
14
Mario Fajar Rizki B
L
15
Mardianto
L
16
Muhammad Septiadi
L
17
Nurafni Azzahra
P
18
Rahman Hakim Aco
L
19
Rahmawanti
P
20
Reskina
P
21
Syahrohman
L
22
Siti Zulfiah
P
23
Siti Yulfiana
P
24
Tia
P
25
Winanda Saputra
L
26
Piki Julianto
L
Lampiran 12
REKAPITULASI NILAI KEMAMPUAN BERBICARA KELAS V
MI. ATH-THOYYIBIYYAH
No
Nama Siswa
Nilai
Awal
73
Siklus I
83
Siklus II
93
1
Aida Restiani
2
Ahmad Zarkasih
36
60
73
3
Ari Awaludin
36
40
50
4
Arifin Anwar
43
50
60
5
Bustanil Arifin
93
97
100
6
Desti Setianingsih
53
56
80
7
Erna Dwi Yulianti
76
97
100
8
Fatiya Ahdiyatu Ridwan
93
97
100
9
Gunawan
33
33
60
10
Hana Octavia
76
93
97
11
Hesti Yulianingsih
60
80
93
12
Iyad Nurkholis
56
63
77
13
Lisdianah
56
73
80
14
Mario Fajar Rizki B
60
76
80
15
Mardianto
33
53
53
16
Muhammad Septiadi
46
50
83
17
Nurafni Azzahra
73
83
93
18
Rahman Hakim Aco
53
60
77
19
Rahmawanti
73
93
97
20
Reskina
56
63
73
21
Syahrohman
60
76
83
22
Siti Zulfiah
56
63
73
23
Siti Yulfiana
66
80
93
24
Tia
46
50
63
25
Winanda Saputra
46
56
77
26
Piki Julianto
63
80
97
Lampiran 13
PENILAIAN KEMAMPUAN BERBICARA KELAS V
MI. ATH-THOYYIBIYYAH
1. Awal Sebelum Tindakan
Nama
: Bustanil Arifin
No. Absen
: 05
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
3
Jumlah Skor
28
Nilai
93
Nama
: Erna Dwi Yulianti
No. Absen
: 07
NO
2
ASPEK YANG DINILAI
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
5
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
4
2
3
4
5
Jumlah Skor
23
Nilai
76
Nama
: Fatiya Ahdiyatu Ridwan
No. Absen
: 08
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
3
Jumlah Skor
28
Nilai
93
Nama
: Hana Octavia
No. Absen
: 10
NO
2
ASPEK YANG DINILAI
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
5
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
4
2
3
Jumlah Skor
23
Nilai
76
4
5
Nama
: Arifin Anwar
No. Absen
: 04
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
3
Jumlah Skor
13
Nilai
43
Nama
: Gunawan
No. Absen
: 09
NO
2
ASPEK YANG DINILAI
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
5
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
4
2
3
Jumlah Skor
10
Nilai
33
4
5
Nama
: Ari Awaludin
No. Absen
: 03
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
2
3
Jumlah Skor
11
Nilai
36
4
5
2. Siklus I
Nama
: Ari Awaludin
No. Absen
: 03
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
2
3
Jumlah Skor
12
Nilai
40
4
5
Nama
: Arifin Anwar
No. Absen
: 04
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
3
Jumlah Skor
15
Nilai
50
Nama
: Bustanil Arifin
No. Absen
: 05
NO
2
ASPEK YANG DINILAI
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
5
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
4
2
3
Jumlah Skor
29
Nilai
97
4
5
Nama
: Erna Dwi Yulianti
No. Absen
: 07
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
3
Jumlah Skor
29
Nilai
97
Nama
: Fatiya Ahdiyatu Ridwan
No. Absen
: 08
NO
2
ASPEK YANG DINILAI
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
5
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
4
2
3
Jumlah Skor
29
Nilai
97
4
5
Nama
: Gunawan
No. Absen
: 09
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
3
Jumlah Skor
13
Nilai
33
Nama
: Hana Octavia
No. Absen
: 10
NO
2
ASPEK YANG DINILAI
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
5
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
4
2
3
Jumlah Skor
28
Nilai
93
4
5
3. Siklus II
Nama
: Ari Awaludin
No. Absen
: 03
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
3
Jumlah Skor
15
Nilai
50
Nama
: Arifin Anwar
No. Absen
: 04
NO
2
ASPEK YANG DINILAI
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
5
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
4
2
3
Jumlah Skor
18
Nilai
60
4
5
Nama
: Bustanil Arifin
No. Absen
: 05
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
3
Jumlah Skor
30
Nilai
100
Nama
: Erna Dwi Yulianti
No. Absen
: 07
NO
2
ASPEK YANG DINILAI
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
5
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
4
2
3
Jumlah Skor
30
Nilai
100
4
5
Nama
: Fatiya Ahdiyatu Ridwan
No. Absen
: 08
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
3
Jumlah Skor
30
Nilai
100
Nama
: Gunawan
No. Absen
: 09
NO
2
ASPEK YANG DINILAI
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
5
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
4
2
3
Jumlah Skor
18
Nilai
60
4
5
Nama
: Hana Octavia
No. Absen
: 10
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT CAPAIAN KINERJA
1
A
Ketepatan Ucapan
B
Tekanan dan Nada
C
Diksi
D
Gerak dan Mimik
E
Kenyaringan Suara
F
Kelancaran
2
3
Jumlah Skor
29
Nilai
97
4
5
KEGIATAN PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
Download