eJournal Ilmu Komunikasi, 3 , (1) 2015 : 443-457 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2015 ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN BAKSO OPLOSAN PADA PORTAL BERITA REPUBLIKA ONLINE DAN KOMPAS.COM Sonata Batoan Sehaputra Manurung1 Abstrak Republika Online dan Kompas.com merupakan dua contoh portal berita online yang intens meliput peristiwa bakso oplosan di tahun 2012. Meskipun peristiwa yang diliput sama, namun nampak banyak perbedaan di antara kedua media dalam mengonstruksi pemberitannya. Rumusan masalahnya yaitu bagaimana perbedaan portal berita Republika Online dan Kompas.com mengkonstruksi (framing) pemberitaan bakso oplosan. Jenis penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah penelian kualitatif deskriptif dengan metode analisis framing, yaitu metode analisis isi teks yang digunakan untuk mengetahui bagaimana media massa mengonstruksi suatu peristiwa ke dalam sebuah pemberitaan, yang mana di dalam penelitian ini menggunakan model analisis framing Pan dan Kosicki dengan indikator penelitian yaitu sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Data yang dikumpulkan melalui kliping berita, buku-buku teks, internet, serta dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian ini. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa ideologi media memberikan dampak berbeda pada masing-masing media. Di dalam memberitakan peristiwa, subjektivitas pemberitaan tetap tidak dapat dihindari oleh kedua media. Namun, Kompas.com nampak lebih berusaha untuk tetap menunjukkan objektivitas dan lebih menjunjung tinggi etika jurnalisme daripada Republika Online. Kata Kunci: Analisis Framing, pemberitaan media online PENDAHULUAN Latar belakang Di era globalisasi, media massa telah menjadi suatu kebutuhan yang yang wajib dipenuhi oleh setiap manusia. Pada dasarnya, media massa berfungsi sebagai sarana untuk menginformasikan, mendidik, maupun menghibur. Di Indonesia, fungsi media tersebut tersebut tercatat dalam Undang-Undang no. 40 Tahun 1999 Tentang Pers, yaitu “fungsi pers adalah untuk menginformasikan, mendidik, menghibur, dan melakukan pengawasan sosial baik pada perilaku publik maupun pada penguasa”. Dengan adanya aturan tersebut, media massa diwajibkan untuk bersikap independen, netral dan berimbang dalam pemberitaannya. Setiap industri media massa pasti memiliki ideologi menjadi 1 Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email : [email protected] eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, 2015 : 443-457 landasan dalam menciptakan suatu program acara, serta menjadi acuan dasar dalam membentuk informasi yang akan disajikan kepada khalayak. Ideologi media massa biasanya selalu mengikuti ideologi yang dianut oleh para kapitalis media. Industri media massa kini dijamin kebebasannya dalam menyebarluaskan informasi dengan diterbitkannya Undang Undang Kebebasan Pers Nomor 40 Tahun 1999. Namun, kebijakan ini pada akhirnya menyebabkan penyimpanganpenyimpangan fungsi pers di Indonesia. Banyak media yang sudah tidak lagi menjaga independensi dan kualitas pemberitaan mereka. Hal itu dilakukan demi mendulang rating tinggi serta demi kepentingan politis para penguasa media. Kini tidak sedikit pemilik industri media massa yang terjun ke ranah politik, dan media yang dimiliki dijadikan alat propoganda pencitraan sekaligus digunakan untuk menyerang lawan politiknya. Kini banyak media konvensional yang menggunakan portal berita online karena dinilai memiliki pangsa besar dan keunggulan yang efektif dalam penyiaran berita, salah satunya yaitu kecepatannya dalam mendistribusikan informasi, tanpa harus menunggu hitungan waktu. Namun, karena dituntut untuk terus memperharui informasi secara cepat, wartawan media online seringkali mengabaikan kaidah-kaidah penulisan dalam pemberitaannya, salah satunya yaitu tidak terpenuhinya unsur 5W1H (what, who, where, when, why, how). Harian Republika dan Harian Kompas merupakan dua media cetak yang telah lama memanfaatkan situs web untuk memperluas penyebaran beritanya. Pada bulan Agustus 2014, Kompas.com dan Republika Online masuk ke dalam top 50 situs yang paling sering dikunjungi pengguna internet di Indonesia. Baik portal berita Republika Online maupun portal berita Kompas.com, sudah tentu memiliki ideologi yang berbeda pula. Sebagai media online yang diakses oleh banyak orang, kedua media ini tentunya memiliki nilai efektivitas yang tinggi jika digunakan untuk melakukan framing realitas oleh sebagian kalangan tertentu. Framing merupakan strategi media massa dalam membentuk realitas baru atas sebuah peristiwa. Framing acap kali diterapkan untuk melakukan komunikasi politik. Di Indonesia, salah satu contoh framing politis paling dahsyat pernah terjadi pada rezim orde baru. Pemerintahan Soeharto memanfaatkan film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI untuk meyakinkan masyarakat bahwa kaum komunis merupakan kaum yang licik dan kejam, sehingga harus dilawan dan dibasmi. Rezim di saat itu tidak memperkenankan media untuk mengritik pemerintahan, sehingga melalui film itu, pesan-pesan yang terkandung di dalamnya langsung mempengaruhi cara pandang masyarakat. Sekarang, masyarakat Indonesia telah menjadi khalayak yang lebih kritis. Masyarakat tidak lagi dengan mudahnya menelan bulat-bulat realitas media. Di dalam bidang keilmuan, framing media massa secara khusus dipelajari pada bidang ilmu komunikasi. Yaitu analisis framing, suatu analisis yang menjadi salah satu bagian dari metode analisis media yang berguna untuk mengkaji pembingkaian realitas oleh suatu media massa. Dengan metode analisis ini, seseorang dapat menelaah makna-makna dari suatu pemberitaan melalui isi teks 444 Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal Berita (Sonata Batoan) maupun gambar berita, serta menemukan bagaimana ideologi yang ditonjolkan oleh media massa yang memberitakan. Beberapa tahun belakangan, telah banyak peristiwa besar yang dimuat oleh media massa di Indonesia, termasuk portal berita Republika Online dan Kompas.com, salah satunya yaitu mengenai fenomena bakso oplosan daging babi di penghujung tahun 2012. Fenomenalnya peristiwa ini ditandai dengan menurunya omset pedagang bakso di sebagian daerah yang disebabkan oleh kecemasan masyarakat untuk mengonsumsi bakso setelah tersebarnya informasi mengenai kejadian. Pemberitaan mengenai bakso oplosan semakin meruncing ketika petugas menemukan produk bakso berlabel halal dengan merk Planetaria 56, yang mengandung daging babi. Temuan kasus ini hingga memicu terjadinya desakan dari berbagai pihak kepada DPR RI untuk segera mengesahkan RUU Jaminan Produk Halal. Setelah kasus bakso Planetaria 56 ini diberitakan oleh Republika Online dan Kompas.com, terjadi peningkatan jumlah pembaca pada kedua media tersebut. Perbedaan ideologi antara Republika Online dan Kompas.com menyebabkan perbedaan yang siginifikan atas intensitas pemberitaan bakso oplosan, Republika Online yang selalu sarat dengan berita-berita Islami terlihat lebih gencar dalam memberitakan peristiwa ini. Terhitung sejak tanggal 13 Desember 2012 hingga 23 Januari 2013, Republika Online menerbitkan 84 berita, sedangkan Kompas.com hanya menerbitkan 38 berita saja. Walaupun demikian, berita yang terkait dengan kasus bakso Planetaria 56, baik Republika Online maupun Kompas.com memiliki jumlah berita yang sama. Perbedaan kecenderungan framing antara kedua media bisa langsung ditemukan di awal peliputan kasus bakso Planetaria 56. Tingginya jumlah pengakses portal berita Republika Online dan Kompas.com di Indonesia, fenomenalnya peristiwa bakso oplosan di tahun 2012, serta perbedaan kecenderungan framing antara kedua media dalam memberitakan kasus bakso Planetaria 56, kemudian menjadi dasar bagi peneliti untuk menelaah lebih jauh bagaimana perbedaan framing yang mereka terapkan pada pemberitaan bakso oplosan. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana perbedaan portal berita Republika Online dan Kompas.com mengkonstruksi (framing) pemberitaan bakso oplosan. Tujuan Penelitian Peneliti merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitiaan yaitu untuk mengetahui bagaimana perbedaan bentuk konstruksi (framing) pemberitaan antara portal berita Republika Online dan Kompas.com melalui pemberitaan peristiwa bakso oplosan. 445 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, 2015 : 443-457 KERANGKA DASAR TEORI Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, pita). Media Massa Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal. Jurnalistik Media Online Jurnalistik online (online Journalism) adalah proses pengumpulan, penulisan, penyuntingan, dan penyebarluasan berita secara online di internet. Jurnalistik online adalah jurnalisme generasi ketiga setelah jurnalistik cetak; suratkabar, tabloid, majalah, dan jurnalistik elektronik; jurnalistik radio dan televisi. Jurnalistik Online adalah jurnalistik masa depan (future journalism) yang terus berkembang seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Kebijakan Redaksional Media Massa Semua segi yang berkaitan dengan filosofi, visi dan misi penerbitan, pada akhirnya dijabarkan secara lebih opersional dan spesifik dalam apa yang disebut kebijakan penerbitan. Kebijakan penerbitan mencakup dua bagian besar, yaitu kebijakan komersial dan kebijakan redaksional. Kebijakan komersial menunjuk pada kebijakan perusahaan, kebijakan ini mengatur bagaimana perusahaan dikelola dan dikembangkan, sedangkan kebijakan redaksional lebih memusatkan perhatian kepada bagaimana aspek-aspek dan misi ideal yang dijabarkan dalam peliputan dan penempatan berita, laporan, tulisan, dan gambar yang sesuai dengan kepentingan dan selera khalayak yang relatif beragam. Etika Pers Etika pers (etika komunikasi massa) adalah sifat filsafat moral yang berkenaan dengan kewajiban-kewajiban pers dan tentang penilaian pers yang baik dan pers yang buruk atau pers yang benar dan pers yang salah. Kesadaran moral pers adalah pengetahuan tetang baik dan buruk, benar dan salah, tepat dan tidak tepat, bagi orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pers. Di dalam kehidupan pers dirasakan perlu adanya norma-norma etik tertentu, sebagaimana halnya dalam bidang profesi lain.. 446 Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal Berita (Sonata Batoan) Berita Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal menarik atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk. Nilai Berita Nilai berita (news value) merupakan kriteria umum yang menjadikan suatu berita pantas untuk disiarkan atau tidak. Ciri yang harus dimiliki sebuah berita harus mencakup nilai-nilai berikut: a. Accuracy (akurat, cermat dan teliti) b. Universality (berlaku umum) c. Fairness (jujur dan adil) d. Humanity (nilai kemanusiaan) e. Immediate (segera) Bakso Definisi bakso menurut Standart Nasional Indonenesia (1995) adalah sebuah produk makanan yang berbentuk bulat atau lainnya yang diperoleh dari campuran daging ternak (kadar daging tidak kurang dari 50%) dan pati atau serealia dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lainnya serta bahan tambahan makanan yang diizinkan. Oplosan Oplos merupakan kata serapan dari Bahasa Belanda oplossen yang berarti melarutkan. Sesuai dengan maknanya, maka dibutuhkan lebih dari satu zat untuk melakukan pelarutan, baik itu antara zat cair dan zat padat, atau antara dua zat cair yang berbeda tingkat kekentalannya. Dalam bahasa Indonesia, kata oplosan bergeser menuju ke dalam konotasi negatif. Media massa kerap kali menggunakan istilah pengoplosan untuk merujuk kepada tindakan ilegal mencampurkan bahan komoditas murni dengan zat lain yang jauh lebih rendah baik nilai ekonomis maupun mutunya dengan maksud untuk mengambil keuntungan yang jauh lebih banyak. Framing Framing adalah cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan. Kemasan itu semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang iia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima. Model Analisis Framing menurut Zhong dan Pan dan Gerald M. Kosicki Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi framing yang saling berkaitan, yaitu konsepsi psikologis dan konsepsi sosiologis. Dalam konsepsi psikologis, framing dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks khusus dan 447 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, 2015 : 443-457 menempatkan elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi seseorang. Elemen-elemen yang diseleksi itu menjadi lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan seseorang saat membuat keputusan tentang realitas. Jadi, konsepsi psikologis lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Sedangkan dalam konsepsi sosiologis, framing dipahami sebagai proses bagaimana seseorang mengklarifikasi, mengorganisasikan, dan menafsirkan pengalam sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas di luar dirinya. Dalam model ini, perangkat framing yang digunakan dibagi dalam empat struktur besar. Penjabaran dari keempat struktur tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sintaksis, susunan kata atau frase dalam kalimat. Bentuk sintaksis yang paling banyak digunakan adalah piramida terbalik yang dimulai dengan judul, lead, latar, dan penutup. 2. Skrip. Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5W+1H, (who, what, when, where, why, dan how). Unsur kelengkapan berita ini dapat menjadi penanda framing yang penting. 3. Tematik, dapat diamati dari bagaimana peristiwa itu diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Struktur tematik berhubungan dengan bagaimana fakta itu ditulis, kalimat yang dipakai, penempatan dan penelitian sumber ke dalam teks berita secara keseluruhan. 4. Retoris, menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Penekanan pesan dalam berita juga dapat dilakukan dengan menggunakan unsur grafis. Teori Agenda-Setting Asumsi dasar teori agenda-setting, menurut Cohen (1963) The press is significantly more than a surveyor of information and opinion, it may not be successful much of the time in telling the people what to think, but it is stunningly successful in telling reader what to think about. “To tell what to think about” artinya membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan test case tentang isu apa yang lebih penting. Oleh karena itu, agenda-setting¬ menekankan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan khalayak pada persoalan. Dengan kata lain, apa yang dianggap penting, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat (Ardianto, Komala dan Karlinah, 2009:76-77). Teori Kultivasi Menurut teori kultivasi, media, khususnya televisi, merupakan sarana utama kita untuk belajar tentang masyarakat dan kultur kita. Melalui kontak kita dengan televisi (dan media lain), kita belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilainilainya serta adat kebiasaannya. Meskipun teori kultivasi selalu diidentikkan dengan televisi, namun menurut peneliti, semua media memiliki kesempatan yang sama untuk 448 Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal Berita (Sonata Batoan) menerapkan teori ini pada informasi-informasi yang disajikan, terutama bagi media online. Pembaharuan informasi pada media online berlangsung terus menerus tanpa putus, sehingga kuantitas informasi yang dihasilkan menjadi sangat banyak. Terpaan informasi yang intens dan banyak inilah yang memungkinkan media online melakukan proses kultivasi suatu realitas. Teori Konstruksi Sosial Media Massa Teori konstruksi sosial dikemukakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman (Eriyanto, 2012, 15) yang mengatakan manusia merupakan instrumen dalam menciptakan realitas yang objektif melalui proses eksternalisasi (usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik). Setelah proses eksternalisasi, akan terjadi proses objektivasi, yaitu hasil yang dicapai dari kegiatan eksternalisasi manusia. Manusia juga mempengaruhi realitas sosial yang subjektif melalui proses internalisasi (penyarapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial). Dengan demikian, manusia dan masyarakat (komponen realitas sosial) saling membentuk. Menurut teori ini masyarakat bukanlah produk akhir, tapi sebagai yang terbentuk. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan metode analisis framing. Analisis framing merupakan sebuah metode analisis teks yang digunakan untuk mengetahui bagaimana pesan/peristiwa dikonstruksi oleh media, bagaimana wartawan menyajikan ke dalam berita kepada masyarakat. Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis framing pemberitaan bakso oplosan pada portal berita Republika Online dan Kompas.com. Fokus Penelitian Fokus dalam penelitian ini yaitu Retoris wartawan portal berita Republika Online dan Kompas.com dalam menekankan fakta pemberitaan. Secara keseluruhan, artikel berita oplosan yang dimuat pada periode 12 Desember 2012 hingga 23 Januari 2013 oleh portal berita Republika Online adalah berjumlah 84 berita, sedangkan Kompas.com memuat sebanyak 38 berita. Untuk membatasi penelitiam, peneliti terfokus untuk menganalisa pemberitaan mengenai temuan bakso oplosan kemasan merk Planetaria 56, yang mana pada masing-masing media dimuat dengan jumlah yang seimbang, yakni sebanyak 8 artikel berita. Ada pun indikator-indikator yang digunakan untuk menganalisa berita dalam penelitian ini adalah berdasarkan struktur framing Pan dan Kosicki, yaitu indikator sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. 449 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, 2015 : 443-457 Jenis dan Sumber Data 1. Data primer, bersumber dari kliping berita mengenai bakso oplosan pada portal berita Republika Online dan Kompas.com dari periode 12 Desember hingga 2012 hingga 23 Januari 2013. 2. Data sekunder, berupa dokumen-dokumen, laporan evaluasi, buku-buku ilmiah, hasil penelitian dan media komunikasi yang relevan dengan fokus penelitian. Teknik Pengumpulan Data 1. Library research, yaitu penelitian kepustakaan, di mana di dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari literatur dan mempelajari buku-buku petunjuk teknis serta teori-teori yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian. 2. Field work research, yaitu penelitian langsung dilapangan dengan cara: a. Observasi. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data-data yang valid untuk melengkapi data primer maupun sekunder yang dilakukan baik secara formal maupun nonformal. b. Dokumentasi, merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data sekunder berupa arsip atau dokumen, dan karya ilmiah yang relevan dengan penelitian ini. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis framing, yaitu analisis teks media yang digunakan untuk meneliti bagaimana sebuah media mengkonstruksi pemberitaannya. Untuk menganalisa pembingkaian berita mengenai bakso oplosan pada portal berita Republika Online dan Kompas.com, peneliti menggunakan model framing Pan dan Kosicki dengan tahapan sebagai berikut: Struktur Perangkat framing Unit yang diamati Sintaksis - Skema Judul, lead, informasi, kutipan sumber, penyataan, penutup Skrip - Kelengkapan berita 5W + 1H Tematik - Detail Paragraf, proposisi, - Koherensi kalimat, hubungan - Bentuk kalimat antarkalimat - Kata ganti Retoris - Leksikon Kata, ungkapan, - Grafis gambar/foto, grafik. - Metafora Hasil Penelitian dan Pembahasan Peneliti melakukan analisis framing pada pemberitaan bakso oplosan yang dimuat di portal berita Republika Online dan Kompas.com dengan menggunakan 450 Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal Berita (Sonata Batoan) perangkat framing Pan dan Kosicki. Jumlah berita bakso oplosan pada portal berita Republika Online selama tanggal 12 Desember 2012 hingga tanggal 23 Januari 2013 adalah 84 berita. Sementara itu jumlah berita bakso oplosan pada portal berita Kompas.com selama tanggal 12 Desember 2012 hingga tanggal 23 Januari 2013 ada 38 berita. Peneliti memfokuskan penelitian pada pemberitaan bakso babi berlabel halal pada kedua media. Adapun penyajiannya disusun sesuai dengan urutan kronologis diterbitkannya berita di masing-masing portal berita. Peneliti menemukan bahwa sejumlah berita pada kedua media telah mengalami berbagai konstruksi makna. Berita-berita tersebut telah dibedah dengan menggunakan indikator framing Pan dan Konsicki yakni sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Dari segi sintaksis, Republika Online seringkali memuat berita dengan judul yang bombastis dan provokatif. Namun, judul-judul tersebut banyak yang ditulis dengan kalimat yang tidak gamblang bahkan tidak sesuai dengan naskah berita. Berita ke-5 merupakan berita yang paling sulit untuk dipahami. Judul berita dibuat dengan bentuk kalimat yang sangat tidak jelas dan mengandung kata kerja yang terlalu tinggi, serta pemaparan kronologi peristiwa juga ditulis dengan susunan yang sangat kacau. Untuk Kompas.com, penyusunan indikator sintaksis pada pemberitaannya tergolong cukup baik. Judul-judul dapat mewakili intisari dari pemberitaan. Pemaparan fakta juga ditulis dengan rapi sehingga dapat mudah dicerna oleh pembaca. Namun, pada judul berita ke-8 (Marak Bakso Babi, Pengawasan Pemerintah Lemah), wartawan Kompas.com sama sekali tidak menyertakan kata kerja yang menyebabkan makna dari judul tersebut menjadi sangat ambigu. Perangkat indikator skrip, yaitu unsur 5W1H (what, where, when, who, why, how) yang seluruhnya berhasil dilengkapi hanya dapat dijumpai pada satu berita di masing-masing media. Unsur How adalah perangkat skrip yang paling jarang dipenuhi, hanya dapat dijumpai di 2 berita Republika Online dan di 3 berita Kompas.com. Unsur Why yang menjadi latar belakang juga tidak selalu dipenuhi oleh kedua media. Republika Online bahkan sering kali menjelaskan unsur Why dengan terlalu singkat. Dalam analisis perangkat skrip, peneliti menggarisbawahi berita kedua Republika Online. Di dalam berita tersebut tidak ditemukan unsur when, yang mana hal tersebut menurut peneliti merupakan sebuah kesalahan yang fatal. Ketiadaan waktu peristiwa menyebabkan isi informasi menjadi tidak akurat. Namun di sisi lain, peneliti juga menduga, unsur when memang sengaja dihilangkan, mengingat peristiwa yang diberitakan sebenarnya terjadi pada dua hari sebelumnya dan media ini sangat terlambat memberitakannya. Wartawan seperti sengaja menghilangkan unsur when ini untuk menutupi kesan tidak aktual karena keterlambatan tersebut. Perbedaan indikator tematis bisa dilihat pada saat kedua media mengawali pemberitaan mengenai kasus Bakso Planetaria 56. Berita pertama Kompas.com menjabarkan peristiwa razia yang dilakukan di dua pasar di Jakarta Barat oleh petugas Suku Dinas Peternakan dan Perikanan setempat. Dalam persitiwa itu, ditemukan Bakso bermerk Planetaria 56 yang terbukti mengandung daging babi. Di dalam berita ini, wartawan masih belum menjelaskan tentang adanya label 451 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, 2015 : 443-457 halal pada kemasan. Sedangkan pada Republika Online, berita pertamanya memuat komentar sinis dari seorang anggota DPR mengenai kinerja lembaga Majelis Ulama Indonesia atas kasus bakso babi berlabel halal. Komentarkomentar yang dimuat terkesan seperti tuduhan tanpa dasar (trial by press), karena pada berita tersebut, wartawan tidak menuliskan apa yang menjadi latar belakang latar belakang narasumbernya memberikan pernyataan-pernyataan yang demikian. Perbedaan tematis juga bisa ditemukan pada berita kedua. Di berita keduanya ini, barulah Republika Online mengulas peristiwa razia yang menghasilkan temuan bakso babi bermerk Planetaria 56 tadi. Tema beserta narasumber yang dijelaskan pada berita ini sama dengan tema berita pertama. Yang membedakan adalah Republika Online mengkonstruksinya dengan gaya penulisan yang sentimental dan provokatif. Berita ini bahkan dengan gamblang menyebutkan nama produsen produk yang bermasalah beserta nama para pedagang yang terjaring razia. Sedangkan pada Kompas.com, berita keduanya, memuat klarifikasi dari MUI terkait persoalan label halal yang tercantum pada kemasan produk. Menurut peneliti, berita kedua ini memperlihatkan indikasi keberpihakan Kompas.com terhadap MUI, mengingat pada berita sebelumnya media ini sama sekali tidak menyinggung perihal label halal atau menyangkutpautkan temuan kasus pada lembaga MUI, namun pada berita keduanya ini Kompas.com langsung begitu saja memberi ruang bagi MUI untuk melakukan klarifikasi. Indikator retoris yang paling mudah untuk diamati dari setiap berita adalah pemakaian foto atau unsur grafis pendukung. Jika digunakan dengan maksimal, fungsi foto atau gambar real memang dapat menambah nilai informasi dan akurasi dari sebuah berita. Namun sayangnya, kedua media tidak cukup menonjol dalam memanfaatkannya. Pada Republika Online, wartawan seringkali memasang fotofoto ilustrasi yang sama sekali tidak memperkaya informasi. Bahkan pada beberapa berita, gambar yang digunakan lebih ditujukan untuk memprovokasi ketimbang memberi informasi. Hal tersebut bisa ditemukan contohnya pada gambar animasi hewan babi tersenyum pada berita ke-7. Sedangkan pada Kompas.com, foto contoh kemasan produk bakso Planetaria 56 yang diambil oleh wartawan memang sudah cukup mewakili konten berita. Namun sayangnya, foto tersebut berulang kali digunakan pada berita-berita selanjutnya, sehingga media ini juga terkesan minim data. Bahkan pada berita ke-6, Kompas.com sama sekali tidak menyertakan gambar pendukung. Mengenai news value, salah satu hal yang paling penting adalah nilai aktualitas dari sebuah berita (timeliness). Setiap news media tentunya selalu saling berlomba untuk menjadi media yang paling awal dalam menyampaikan sebuah informasi. Dalam hal ini, Kompas.com nampak lebih unggul. Kompas.com menyiarkan berita pertama mengenai peristiwa razia pada tanggal 14 Desember 2012, pukul 16.49 WIB. Kemudian dalam kurun waktu kurang dari 12 jam, media ini telah berhasil memperbaharui berita sebanyak lima berita dengan berbagai sudut pandang. Sementara itu, Republika Online baru memulai pemberitaan pada tanggal 15 Desember 2012, pukul 21.47 WIB. Informasi yang 452 Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal Berita (Sonata Batoan) diberitakan pun tidak terkait dengan proses awal penemuan kasus bakso Planetaria 56. Di keesokan harinya, pada tanggal 16 Desember 2012, barulah Republika Online menjelaskan kronologi peristiwa razia yang telah terjadi pada dua hari sebelumnya. Kemudian pada berita tentang klarifikasi ketua harian MUI terhadap kasus Bakso Planetaria 56, kedua media sama-sama menyiarkannya pada tanggal 19 Desember 2012, namun Republika Online memberitakan 24 menit lebih awal daripada Kompas.com. Terakhir, mengenai wawancara ketua umum Muhammadiyah pada tanggal 19 Desember 2012, Kompas.com memberitakannya pada tanggal 20 Desember 2012 pukul 01.18 WIB, sedangkan Republika Online baru memberitakannya pada pukul 15.04 WIB di hari yang sama. Untuk masalah etika pers, peneliti menemukan fakta bahwa Republika Online seringkali mengabaikan nilai-nilai moral yang semestinya dianut oleh para wartawannya. Republika Online beberapa kali terlihat menyiarkan berita yang sumber informasinya berasal dari situs lain, bukan berdasarkan hasil reportase wartawannnya sendiri. Contohnya saja pada berita kedua, di mana Republika Online menyadurnya dari situs beritajakarta.com. Hanya dengan mengandalkan data dari situs lain dan tanpa melakukan check dan recheck ke lapangan terlebih dahulu, media ini kemudian sanggup membuat berita dengan judul dan konten yang begitu sensasional. Baik Republika Online maupun Kompas.com, keduanya memang memperlihatkan keberpihakannya pada satu pihak tertentu. Namun, dalam hal ini, Kompas.com terlihat lebih berusaha membuat pemberitaannya menjadi lebih berimbang, yaitu dengan memberi kesempatan kepada seluruh pihak yang terkait dengan kasus untuk memberikan pernyataan atau klarifikasi. Perbedaan ideologi pada Republika Online dan Kompas.com ikut membedakan bagaimana proses penerapan agenda-setting dan konstruksi sosial, sehingga hasil realitas media yang tercipta pun menjadi sangat berbeda. Dalam tahapan agenda-setting, Republika Online menitikberatkan persoalan bakso Planetaria 56 pada Majelis Ulama Indonesia sebagai regulator tentang sertifikasi halal. Selain sebagai sumber informasi, berita-berita yang diagendakan juga dikonstruksi sebagai alat provokasi agar pembaca ikut mengkritisi kinerja Majelis Ulama Indonesia. Republika Online melakukan terpaan (kultivasi) dengan terusmenerus menyangkutpautkan kasus dengan nama MUI hampir di setiap berita. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diberikan adalah : 1. Ideologi media memberikan dampak yang berbeda pada masing-masing media. Republika Online yang dibangun oleh cendikiawan muslim nampak mengkonstruksi peristiwa hanya berdasarkan ideologi keIslaman. Kompas.com yang memiliki misi untuk menghadirkan informasi bagi setiap kalangan pembaca, terlihat lebih general dalam membingkai pemberitaan. 453 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, 2015 : 443-457 2. Republika Online lebih mononjolkan indikator sintaksis dengan menghadirkan judul-judul berita yang sensasional dan provokatif. Namun berita-berita Republika Online nampak lemah pada sisi skrip, tematik, dan retoris. 3. Kompas.com dalam mengonstruksi berita lebih unggul daripada Republika Online. Unsur sintaksis dan tematis ditulis dengan susunan bahasa yang rapi dan mudah dicerna. Unsur-unsur kelengkapan berita juga cukup dipenuhi oleh Kompas.com. 4. Kompas.com lebih menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalime di dalam pemberitaannya. Berita-berita yang disiarkan sangat aktual, objektif, dan merupakan hasil reportase dari para reporternya. Republika Online sebaliknya, beberapa beritanya tidak aktual dan hanya menyadur informasi dari portal berita lain. Hampir semua foto yang digunakan bukan hasil rekam para wartawannya. 5. Meskipun berusaha untuk objektif, Kompas.com juga menunjukkan indikasi pembiasan berita. Berita-berita yang terkait dengan Majelis Ulama Indonesia selalu dibingkai dengan isi yang cenderung membela. Berbeda dengan Republika Online yang seringkali menyiarkan berita yang selalu negatif dan sinis terhadap lembaga tersebut. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat diberikan adalah : 1. Sebagai media komersil, sangat wajar apabila portal-portal berita online saling berlomba untuk meningkatkan rating dengan jalan apapun. Namun alangkah lebih baiknya jika media selalu memegang teguh etika profesionalisme. a. Republika Online diharapkan bisa lebih memperbaiki kualitas isi, kelengkapan aspek, dan aktualitas pemberitaannya, tidak hanya sekedar menonjolkan judul atau kalimat yang sensasional untuk menarik minat pembaca. Republika Online juga diharapkan agar menyajikan berita yang lebih lebih general dan netral, serta bisa meningkatkan objektivitas dalam pemberitaannya. b. Kompas.com juga diharapkan dapat lebih mempertajam isi informasi di dalam pemberitaannya, serta diharapkan untuk semakin memperkecil efek bias pada proses framing¬nya. 2. Pemerintah juga harus bisa menciptakan regulasi yang lebih ketat dan tegas mengenai kualitas pemberitaan. Begitu pula dengan asosiasi pemerhati media, diharapkan dapat menjalankan fungsinya dengan baik untuk selalu membantu mengawasi, memberi saran, kritik serta tekanan sosial dalam arti positif untuk mendorong media agar lebih memahami dampak dari berita-berita yang disiarkan. 3. Kepada masyarakat sebagai khalayak media massa, disarankan agar lebih jeli dalam meimilih berita dan lebih kritis dalam memaknai pesan yang disampaikan dalam suatu berita. Pengaruh yang diterima media kadang 454 Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal Berita (Sonata Batoan) membuat pergeseran makan yang metinya disadari dengan baik oleh masyarakat. 4. Penelitian isi teks media dengan metode framing ini diharapkan dapat diperdalam lagi dengan menganalisis lebih jauh pembingkaian berita lainnya oleh portal-portal berita online yang ada di Indonesia. Daftar Pustaka Ardianto, Elvinaro, Komala, Lukiati, dan Karlinah, Siti. 2009. Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Edisi Revisi). Cet ke-2. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Barus, Sedia Willing. 2008. Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Cet ke-3. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Effendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya. Eriyanto. 2012. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Junus, Husain dan Banasuru, Aripin. 1996. Seputar Jurnalistik. Solo: CV Aneka. Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta : Kencana Muda, Deddy Iskandar. 2005. Jurnalistik Televisi. Cet ke-2. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Cet ke-2. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Rasyid, Mochamad Riyanto. 2013. Kekerasan di Layar Kaca. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet ke-4 Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka. Utami, Ayuningtyas Dwi. 2012. Pengaruh Tayangan Berita Kriminal “Patroli” Terhadap Kecemasan Bagi Ibu Rumah Tangga di Kota Sanarinda. Samarinda: Fisipol Universitas Mulawarman. Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Edisi VIII. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sumber lainnya Kompas.com. Berita Sudin: Bakso Planetaria 56 Mengandung Daging Babi. 455 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, 2015 : 443-457 (online).(http://olahraga.kompas.com/read/2012/12/14/16492796/Sudin.B akso.Planetaria.56.Mengandung.Daging.Babi). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Kompas.com. Berita Bakso Planetaria 56 Tidak Terdaftar LPPOM MUI. (online).(http://health.kompas.com/read/2012/12/14/18595130/Bakso.Plan etaria.56.Tidak.Terdaftar.LPPOM.MUI). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Kompas.com. Berita Pedagang Tertipu Bakso Babi karena Logo Halal MUI. (online).(http://travel.kompas.com/read/2012/12/14/19055484/Pedagang.T ertipu.Bakso.Babi.karena.Logo.Halal.MUI). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Kompas.com. Berita Produsen Bakso Planetaria 56 Bantah Gunakan Daging Babi. (online).(http://megapolitan.kompas.com/read/2012/12/14/21310622/Prod usen.Bakso.Planetaria.Bantah.Gunakan.Daging.Babi). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Kompas.com. Berita YLKI Kecam Produsen Bakso Oplosan (online).(http://megapolitan.kompas.com/read/2012/12/14/22320135/YLK I.Kecam.Produsen.Bakso.Oplosan). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Kompas.com. Berita MUI Masih Cek Titik Kontaminasi Bakso Babi. (online).(http://megapolitan.kompas.com/read/2012/12/19/10193743/MUI .Masih.Cek.Titik.Kontaminasi.Bakso.Babi.). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Kompas.com. Berita MUI Sulit Sertifikasi Pedagang Bakso. (online).(http://megapolitan.kompas.com/read/2012/12/19/14534324/MUI .Sulit.Sertifikasi.Pedagang.Bakso). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Kompas.com. Berita Marak Bakso Babi, Pengawasan Pemerintah Lemah. (online).(http://tekno.kompas.com/read/2012/12/20/01185837/marak.baks o.babi.pengawasan.pemerintah.lemah.). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Kusno, Gustaaf. 2010. Pengoplosan.(online). (http://rubrik.bahasakita.com/pengoplosan). Diakses Senin 25 Maret 2013 Lebih Dekat dengan Konvergensi Media dan Manajemen Media Online.(online). (http://bincangmedia.wordpress.com/tag/pengertian-media-online). Diakses Minggu 02 Juni 2013 Republika Online. Berita Kecewa, Drajad Minta MUI Minta Maaf. (online).(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/12/15/mf2u en-kecewa-drajad-minta-mui-minta-maaf). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Republika Online. Berita Astaghfirullah, Lagi-lagi Ada Bakso Babi Label Halal, Dimana? (online).(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/12/16/mf3l hm-astaghfirullah-lagilagi-ada-bakso-babi-label-halal-dimana). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) 456 Analisis Framing Pemberitaan Bakso Oplosan Pada Portal Berita (Sonata Batoan) Republika Online. Berita Pengusaha Minta Produk Bermasalah Diumumkan. (online).(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/12/17/mf69 es-pengusaha-minta-nama-produk-bermasalah-diumumkan). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Republika Online. Berita MUI: Produk Bersertifikat Halal tidak Mengandung Babi. (online).(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/12/19/mf9c 4g-mui-produk-bersertifikat-halal-tidak-mengandung-babi). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Republika Online. Berita Sertifikasi ‘Blokade’ Pengawasan MUI. (online).(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/12/19/mf9o cq-sertifikasi-blokade-pengawasan-mui). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Republika Online. Berita Komisi VIII Akui Kedodoran Awasi Halal-Haram Produk. (online).(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/12/19/mfa2 ed-komisi-viii-akui-kedodoran-awasi-halalharam-produk). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Republika Online. Berita Wah, Kasus Daging Babi Jebak Umat Islam. (online).(http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/12/20/m fbl43-wah-kasus-daging-babi-jebak-umat-islam). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Republika Online. Berita MUI Desak RUU Jaminan Produk Halal Disahkan. (online).(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/12/20/mfbq cw-mui-desak-ruu-jaminan-produk-halal-disahkan). Diakses Minggu 18 Agustus 2013) Romli, Asep Syamsul M. 2012. Jurnalistik Online.(online). (http://komunikasi.uinsgd.ac.id/jurnalistik-online-istilah-definisi-dankarakteristik/). Diakses selasa 20 januari 2015 Sejarah Kompas.com.(online). (http://inside.kompas.com/about-us). Diakses Selasa 20 Januari 2015 Sejarah Republika Online. (online). (http://anneahira.com/republika-co-id). Diakses Selasa 20 Januari 2015 Sutaryo dan Mulyani, Sri. 2004. Pengetahuan Bahan Olahan Hasil Ternak dan Standar Nasional Indonesia (SNI).(online). (http://eprints.undip.ac.id/21232/1/838-ki-fp-04.pdf). Diakses Senin 25 Maret 2013 Wikipedia Indonesia. Bakso.(online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Bakso). Diakses Senin 25 Maret 2013 Wikipedia Indonesia. Media Massa.(online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa). Diakses Senin 25 Maret 2013 457