I Made Afryan dan Putu Ristyaning │ Madu sebagai Peningkat Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri yang Mengalami Anemia Defisiensi Besi Madu sebagai Peningkat Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri yang Mengalami Anemia Defisiensi Besi I Made Afryan Susane L1, Putu Ristyaning2 1Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kurangnya persediaan besi di sirkulasi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya membuat pembentukan hemoglobin akan berkurang. Prevalensi anemia di Indonesia sebesar 57,1 % diderita oleh remaja putri, karena remaja putri berada dalam masa pertumbuhan dan setiap bulan mengalami menstruasi yang menyebabkan kehilangan zat besi. Hemoglobin (Hb) merupakan parameter yang digunakan untuk menetapkan prevalensi anemia,selain itu Hb adalah senyawa pembawa oksigen pada eritrosit yang beredar ke seluruh tubuh manusia untuk menyuplai nutrisi. Kandungan Hb yang rendah mengindikasikan anemia pada remaja, dikatakan anemia pada remaja putri jika kadar Hbyang kurang dari 12g/dl. Madu adalah suatu zat cair yang berasal dari berbagai jenis fermentasi nektar pada bunga yang dibentuk oleh lebah. Madu mengandung banyak zat pembentuk eritrosit contohnya mineral dan kaya akan vitamin.Selain itu Fe dalam madu dapat meningkatkan jumlah eritrosit dalam darah manusia sehingga dapat meningkatkan kadar Hb. Kata kunci : anemia, hemoglobin, madu, remaja putri Honey to Increases Haemoglobin Concentration in Girls Who Experience Iron Deficiency Anemia Abstract Iron deficiency anemia is anemia resulting from a less ofsupply iron for erythropoiesis or depleted iron stores, that decrease the formation of hemoglobin. The prevalence of anemia in Indonesia amounted to 57.1 % suffered by girls, because girls are in a period of growth and monthly get menstruation that causes of iron loss . Hemoglobin (Hb) is a parameter that is used to establish the prevalence of anemia, beside that Hb is a compound that carry the oxygen inside erythrocytes which circulate throughout the human body to supply nutrients. Low Hb indicates anemia in adolescents, girls who had anemia if Hb levels less than 12 g/dl. Honey is a liquid that originates from various types of fermented nectar of the flowers that are formed by the bee. Honey contains of many important substances for the erythrocytes’ formation,for example many minerals and vitamins. Beside that, honey contain Fe to increase the number of erythrocytes in human blood that can increase levels of Hb. Keyword : adolescent, anemia, haemoglobin, honey Korespondensi : I Made Afryan Susane L, alamat Jl. H. Khomarudin Perumahan Glora Persada B 12 Rajabasa, Bandar Lampung ,HP 081279810426, e-mail: [email protected] Pendahuluan Kekurangan zat besi(Fe) mempengaruhi lebih dari dua miliar orang di seluruh dunia.1 Hal ini menyebabkan faktor resiko anemia defisiensi meningkat khususnya pada anak prasekolah dan wanita muda. Berdasarkan prevalensi yang ada, kehilangan zat besi terjadi pada anak prasekolah mencapai 40%, wanita yang mengalami menstruasi 30%, dan wanita hamil 38%. Peningkatan kebutuhan zat besi pada remaja dihubungkan dengan laju pertumbuhan, khususnya pada remaja wanita yang mengalami menstruasi. Menstruasi menyebabkan remaja wanita kehilangan zat besi rata-rata 20mg per bulan.2 Prevalensi anemia pada remaja putri tahun 2005 di Indonesia mencapai 26,50%.3 Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang terbanyak baik di negara maju maupun negara berkembang. Hal ini disebabkan karena tubuh manusia mempunyai kemampuan terbatas untuk menyerap besi dan seringkali tubuh mengalami kehilangan besi yang berlebihan yang diakibatkan perdarahan.4 Besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin,dengan berkurangnya besi maka sintesis hemoglobin akan berkurang dan mengakibatkan kadar hemoglobin menurun. Menurunnya kadar hemoglobin mempengaruhi kemampuan menghantarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh sehingga dapat Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |49 I Made Afryan dan Putu Ristyaning │ Madu sebagai Peningkat Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri yang Mengalami Anemia Defisiensi Besi menurunkan produktivitas kerja ataupun menurunkan kemampuan untuk berkonsentrasi remaja putri dengan baik sehingga akan menurunkan prestasi belajar.3 Sejak zaman dahulu madu sudah digunakan untuk pengobatan. Secara umum madu berkhasiat untuk menghasilkan energi, meningkatkan daya tahan tubuh, dan meningkatkan stamina. Madu mengandung magnesium dan zat besi. Kandungan mineral magnesium dalam madu ternyata sama dengan kandungan magnesium yang ada dalam serum darah. Selain itu, kandungan zat besi dalam madu dapat meningkatkan jumlah eritrosit sehingga meningkatkan kadar hemoglobin.5 Isi Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling penting di seluruh dunia. Remaja merupakan salah satu kelompok resiko utama untuk anemia. Prevalensi anemia di kalangan remaja adalah 27% di negaranegara berkembang, dan 6% di negara maju.6 Anemia defisiensi besi merupakan anemia utama yang terjadi selama periode remaja. Percepatan pertumbuhan,perubahan hormonal, kekurangan gizi dan mulainya awal periode menstruasi pada anak perempuan adalah penyebab utama anemia defisiensi besi. Karena besi merupakan elemen penting untuk fungsi berbagai organ, kekurangan yang dapat menyebabkan gangguan persepsi dan kesulitan belajar berakhir dengan penurunan prestasi di sekolah.7 Menurut Bakta8, anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya asupan besi, gangguan penyerapan besi di jaringan dan organ, serta kehilangan besi akibat perdarahan dalam waktu yang lama. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan yang relatif lama dapat berasal dari: 1. Saluran cerna: akibat dari tukak peptik, pemakaian salisilat atau NSAID, kanker lambung, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang. 2. Saluran genitalia (perempuan): pada wanita siklus menstruasi menyebabkan perdarahan setiap bulannya. 3. Saluran kemih: hematuria. 4. Saluran nafas: hemoptisis. 5. Faktor nutrisi, yaitu akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan (asupan Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |50 yang kurang) atau kualitas besi (bioavailabilitas) besi yang rendah. 6. Kebutuhan besi meningkat, seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan, dan kehamilan. 7. Gangguan absorbsi besi, seperti pada gastrektomi dan kolitis kronik, atau dikonsumsi bersama kandungan fosfat (sayuran), tanin (teh dan kopi), polyphenol (coklat, teh, dan kopi), dan kalsium (susu dan produk susu). Perdarahan menahun yang menyebabkan kehilangan besi atau kebutuhan besi yang meningkat akan dikompensasi tubuh sehingga cadangan besi makin menurun. Klasifikasi defisiensi besi dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu: 1. Deplesi besi (Iron depleted state): keadaan dimana cadangan besinya menurun, tetapi penyediaan besi untuk eritropoesis belum terganggu. 2. Eritropoesis Defisiensi Besi (Iron Deficient Erytropoesis) : keadaan dimana cadangan besinya kosong dan penyediaan besi untuk eritropoesis sudah terganggu, tetapi belum tampak anemia secara laboratorik. 3. Anemia defisiensi besi: keadaan dimana cadangan besinya kosong dan sudah tampak gejala anemia defisiensi besi.8-10 Gejala klinis dari anemia defisiensi besi sulit dibedakan dengan gejala anemia pada umumnya, karena gejala klinis berupa asimptomatik. Mudah lemah, lelah, sulit berkonsentrasi dan penurunan produktivitas merupakan gejala yang tidak spesifik.11 Penurunan kognitif, gangguan mental dan penurunan fungsi motorik juga dilaporkan banyak terjadi pada remaja yang sedang mengalami masa pertumbuhan. Penurunan sistem imun dan gagal jantung dapat juga disebabkan akibat anemia defisiensi besi.12 Hasil pemeriksaan laboratorium pada anemia defisiensi besi dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Laboratorium pada Pasien Anemia.13 Variabel Rata-rata (Standar deviasi) Haemoglobin (g/dl) 9.3 (1.7) MCV (fl) 69.7 (8.9) RDW (%) 17.8 (1.0) Ferritin (ng/ml) 4.9 (5.1) Vitamin B12 (pg/ml) 169.2 (12.7) Besi (U/L) 15.6 (6.2) Iron binding capacity (μg/dl) 418.8 (58.0) I Made Afryan dan Putu Ristyaning │ Madu sebagai Peningkat Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri yang Mengalami Anemia Defisiensi Besi Hapusan darah menunjukkan anemia hipokromik mikrositik, anisositosis (banyak variasi ukuran eritrosit), poikilositosis (banyak kelainan bentuk eritrosit), sel pensil, kadangkadang adanya sel target. Pada pemeriksaan sumsum tulang ditemukan hiperplasi eritroid, besi yang terwarnai sangat rendah atau tidak ada.14 Pemberian terapi harus tepat setelah diagnosis ditegakkan supaya terapi pada anemia ini berhasil. Terapi kausal harus diberikan berdasarkan penyebab yang mendasari terjadinya anemia defisiensi besi.4 Terapi lainnya adalah dengan pemberian suplemen besi secara oral.Pemberian suplemen besi dapat meningkatkan aktivitas fisik pada remaja putri.Hati-hati pemberian pada daerah endemik malaria karena dapat meningkatkan koinfeksi dan menurunkan efikasi dari suplemen besi tersebut.15Dosis suplemen besi yang baik untuk dewasa adalah 3 x 200 mg dan diberikan saat perut kosong. Pemberian vitamin C dapat membantu peningkatan absorbsi suplemen besi.11 Berdasarkan data di atas, pemberian besi dapat mencegah terjadinya anemia dengan meningkatkan kadar hemoglobin. Salah satu bahan makanan yang mengandung senyawa pembentuk hemoglobin dalam darah adalah madu. Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai sumber nektar. Madu telah lama diketahui dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti penyembuhan luka dan telah banyak digunakan di negara China dan India.16 Fungsi madu terhadap kesehatan adalah sebagai antibiotik, penyembuhan luka, penyembuhan penyakit gastrointestinal (diare dan gastroenteritis), antifungal (dermatophytes dan candidiasis), antivirus, antioksidan, dan penyembuhanpenyakit kardiovaskular.17 18 Menurut Nisbet ada 7 jenis madu yang beredar, diantaranya Manuka, Pasture, Jelly bush, Jungle, Chestnut, Rhododendron, dan Blossom. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam madu bunga berasal dari nektar berbagai jenis bunga. Nektar adalah suatu senyawa kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar “necterifier” tanaman dalam bentuk larutan gula yang bervariasi. Komponen utama dari nektar adalah sukrosa, fruktosa, dan glukosa serta terdapat juga dalam jumlah kecil sedikit zat gula lainnya seperti maltosa, melibiosa, rafinosa serta turunan karbohidrat lainnya.5 Selain itu, madu mengandung vitamin, mineral, asam amino, hormon, antibiotik dan bahan-bahan aromatik. Pada umumnya, madu tersusun atas 17,1% air, 82,4% karbohidrat total, 0,5% protein, asam amino, vitamin dan mineral. Selain asam amino nonesensial ada juga asam amino esensial di antaranya lisin, histadin, triptofan, dll.19 Karbohidrat yang terkandung dalam madu termasuk tipe karbohidrat sederhana. Karbohidrat tersebut utamanya terdiri dari 38,5% fruktosa dan 31% glukosa. Sisanya, 12,9% karbohidrat yang tersusun dari maltosa, sukrosa, dan gula lain. Kandungan asam organik yang ada dalam madu antara lain asam glikolat, asam format, asam laktat, asam sitrat, asam asetat, asam oksalat, asam malat, dan asam tartarat.19 Beberapa kandungan mineral dalam madu adalah Besi (Fe), Belerang (S), Kalsium (Ca), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Fospor (P), Klor (Cl), Kalium (K), Magnesium (Mg), Yodium (I), Seng (Zn), Silikon (Si), Natrium (Na), Molibdenum (Mo) dan Aluminium (Al). Madu juga mengandung vitamin, khususnya dari kelompok B kompleks yaitu vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B6 dan vitamin B12 yang komposisinya barubah-ubah sesuai dengan kualitas nektar dan serbuk sari yang kaya akan vitamin A, vitamin C, antibiotika, riboflavin, biotin, asam folat, asam pantotenat, pyro-doxin dan asam nikotinat.20 Tabel 2. Madu (Nutrisi per 100g)18 Komponen Rata-rata Karbohidrat 82.4g Fruktosa 38.5g Glukosa 31g Sukrosa 1g Lemak 0g Protein 0.3g Air 17.1g Vit. B2 0.038mg Vit. B3 0.121mg Vit. B5 0.068mg Vit. B6 0.024mg Vit. B9 0.002mg Vit. C 0.5mg Kalsium 6mg Besi 0.42mg Magnesium 2mg Phosporus 4mg Potassium 52mg Sodium 4mg Zinc 0.22mg Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |51 I Made Afryan dan Putu Ristyaning │ Madu sebagai Peningkat Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri yang Mengalami Anemia Defisiensi Besi Madu jenis chestnut berwarna gelap memiliki efektifitas yang kuat terhadap sirkulasi darah dimana dapat mencegah anemia dan mencegah infeksi pada tractus urinarius.16 Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap tikus, ditemukan peningkatan haemoglobin dalam darah tikus yang mengkonsumsi madu jenis chesnut (dark honey). Tikus yang menerima suplemen madu gelap mampu mempertahankan kadar hemoglobin yang setara dengan kadar hemoglobin pada awal percobaan.16 Ringkasan Masa remaja adalah masa dimana terjadinya pubertas yang dapat ditandai dengan adanya menstruasi pada remaja putri. Hal ini dapat menyebabkan anemia defisiensi besi yang ditandai dengan adanya penurunan kadar besi dalam darah. Besi merupakan salah satu elemen penting yang termasuk ke dalam salah satu pembentuk hemoglobin darah.Fungsi hemoglobin adalah mengangkut oksigen dan mengedarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Apabila tidak terpenuhi, maka akan menyebabkan gangguan pada berbagai macam organ tubuh.Sehingga dibutuhkan kandungan besi yang cukup untuk menyesuaikan kebutuhan besi di berbagai organ. Madu merupakan panganan mengandung besi (Fe), vitamin C, vitamin B kompleks dan asam folat yang dapat membantu pembentukan sel darah merah. Sehingga dengan mengkonsumsi madu pada usia remaja yang menderita anemia dapat membantu meningkatkan pembentukan sel darah merah danmencegah anemia. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Simpulan Kandungan madu yang kaya dengan zatzat pembentuk sel darah merah seperti zat besi (Fe) mampu meningkatkan hemoglobin dan menghambat terjadinya anemia pada remaja putri. Daftar Pustaka 1. McLean E, Cogswell M, Egli I, Wojdyla D, De Benoist B. Wordwide prevalance of anemia, WHO Vitamin and Mineral Nutrition Information System, 1993-2005. Public Health Nutr. 2009; 12: 444-54. 2. Hentze MW, Muckenthaler MU, Galy B, Camaschella C. Two to tango: regulation Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |52 13. 14. 15. of mammalian iron metabolism. Cell. 2010; 142: 24-38. Departeman Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2010. Hoffbrand AV, Petit JE, Moss PA. Kapita selekta hematologi. Jakarta. EGC; 2005. Suranto, A. Khasiat dan manfaat madu herbal. Edisi ke-1. Jakarta: Agromedia Pustaka; 2004. hlm: 2, 4-5, 9-14, 19-36. World Health Organization (WHO). Iron Deficiency Anemia Assessment, Prevention and Control: A guide for programme managers: World Health Organization; 2001. Camila M, Chaparro, Chessa K. Anemia among adolescents and young adult woman in latin america and the caribbean. Pan American Health Organization [internet]. 2008 [diunduh pada 29 Oktober 2015]. Tersedia dari: www.unscn.org/layout/modules/resource s/files/AnemiaEngWEB.pdf Bakta,IM.Anemia Hipokromik mikrositer dengan gangguan metabolisme besi. Dalam: Khastrifah, Purba DL, Editor. Hematologi Klinik Dasar. Jakarta: EGC; 2007. hlm. 26-44. Sacher RA, McPherson RA. Tinjauan klinis atas hasil pemeriksaan laboratorium. Jakarta: EGC; 2004. Pherson RA. Widman’s clinical interpretation of laboratory tests. Philadelphia: FA Davis Company; 2000. Camaschella C. Iron-deficiency anemia. The New England Journal of Medicine. 2015; 372(19): 1832-43. Anker SD, Comin Colet J, Filippatos G, Willenheimer R, Dickstein K, Drexier H. Ferric carboxymaltose in patients with heart failure and iron deficiency. The New England Journal of Medicine. 2009; 361: 2436-48. Balci YI, Karabulut A, Gurses D, Covut IE. Prevalance and risk factors of anemia among adolescents in Denizli, Turkey. Iran J Pediatr. 2012; 22(01): 77-81. Permono B, Ugrasena IDG.Pedoman diagnosis dan terapi. Surabaya: FK Unair; 2004. Drakesmith H, Prentice AM. Hepcidin and the iron-infection axis. Science. 2012; 338: 768-72. I Made Afryan dan Putu Ristyaning │ Madu sebagai Peningkat Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri yang Mengalami Anemia Defisiensi Besi 16. Bogdanov S. Honey in medicine. Bee Product Science. 2015;1-25. 17. Oskouei, Eteraf t, Najafi M.Traditional and modern uses of natural honey in human diseases. Iran J Basic Med Sci. 2013; 16(6):731-42. 18. Nisbet HO. Effects of three types of honey on cutaneous wound healing. WOUNDS. 2010; 22(11):275–83. 19. Wulandari P. Honey to prevent iron deficiency anemia in pregnancy. J Majority. 2015; 4(3): 90-5. 20. Fady MFA. Perbedaan efektivitas perawatan luka menggunakan madu dan sorfratulle terhadap penyembuhan luka diabetik pasien diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas Rambipuji Jember. Jember (Indonesia): Universitas Jember; 2012. Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |53