EFEKTIFITAS PEMBERIAN TELUR DAN VITAMIN C TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 1Benny Karuniawati S.ST, M.Kes ([email protected]) 2Berlina Putrianti S.ST, M.Kes 3Erma Nur Fauziandari S.ST.Keb, M.Kes Akes Karya Husada Yogyakarta ABSTRAK Di Indonesia (Susenas dan Survei Depkes-Unicef) dilaporkan bahwa dari sekitar 4 juta ibu hamil, separuhnya mengalami anemia gizi dan satu juta lainnya mengalami kekurangan energi kronis. Laporan USAID’s, A2Z, Micronutrient and ChildBlindness Project, ACCESS Program, and Food and Nutrition Technical Assistance (2006) menunjukkanbahwa sekitar 50% dari seluruh jenis anemia diperkirakan akibat dari defisiensi besi. Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negatif terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas. Data yang diperoleh dari profil dinas kesehatan provinsi DIY Angka anemia ibu hamil di Provinsi DIY pada tahun 2011 sebesar 18,90%, menurun dibanding pada tahun 2010 sebesar 20,95%. Angka anemia bumil di Kabupaten Sleman adalah 10,19% (Profil Dinkes DIY, 2011). Tujuan dari penelitian ini secara umum untuk mengetahui efektifitas pemberian putih telur terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan Penelitian ini dilakukan dengan rancangan Pre post test non equevalent control group dimana observasi dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Kesimpulan hasil penelitian didapatkan dengan cara membandingkan data pre dan post test kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada kelompok perlakuan pemberian 2telur/hari dan vitamin C 75 mg memiiki nilai rerata kenaikan kadar haemoglobin lebih tinggi yaitu 1,71 gr% sedangkan pada kelompok pemberian 1 telur/hari dan vitamin C 75mg memiliki rerata kenaikan kadar haemoglobin 1,58gr%, pada kelompok kontrol juga menunjukkan adanya kenaikan kadar haemoglobin dengan nilai rerata 1,07gr%. Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian telur efektif untuk meningkatkan kadar haemoglobin pada ibu hamil yang mengalami anemia yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,025. Kata Kunci : Putih Telur, Vit C, Peningkatan kadar Hb pasokan oksigen, memudahkan terkena LATAR BELAKANG Anemia pada ibu merupakan infeksi, menyebabkan perdarahan post penyebab utama morbiditas pada janin dan partum dan berdampak pada bayi yang bayi. menyebabkan dilahirkan yaitu bayi lahir prematur atau rendahnya kemampuan jasmani karena sel- dapat terjadi bayi berat lahir rendah sel (BBLR) (Hidayati, 2005). Di Indonesia Anemia tubuh tidak hamil dapat cukup mendapatkan prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil hemoglobin menurut SKRT, 2004 sekitar 40,1%. suplemen besi dan vitamin C yang Mora and Nestel (2000) menunjukkan pemberian diberikan bersamaan memberi pengaruh menyatakan bahwa anemia defisiensi besi yang signifikan terhadap peningkatan merupakan masalah gizi ibu hamil yang hemoglobin dan daya tahan aerob. utama. Tingginya anemia yang menimpa Data yang diperoleh dari profil dinas ibu hamil memberikan dampak negatif kesehatan provinsi DIY Angka anemia ibu terhadap janin yang di kandung dari ibu hamil di Provinsi DIY pada tahun 2011 dalam kehamilan, persalinan maupun nifas sebesar 18,90%, menurun dibanding pada yang di antaranya akan lahir janin dengan tahun 2010 sebesar 20,95%. Angka anemia berat badan lahir rendah (BBLR), partus ibu hamil di Kabupaten Sleman adalah premature, post 10,19%. Meskipun prevalensi anemia di syok Provinsi DIY atau khususnya kabupaten partum, abortus, partus pendarahan lama dan (Depkes,2010). Sleman sudah berada dibawah ambang Pemerintah telah program dalam melakukan batas masalah kesehatan masyarakat upaya menanggulangi anemia tetap harus dituntaskan karena anemia gizi terutama pada wanita hamil. anemia adalah salah satu faktor penyebab Salah kematian ibu bersalin. satu caranya adalah melalui suplementasi tablet besi. Suplementasi TINJAUAN PUSTAKA tablet besi dianggap merupakan cara yang Anemia pada Ibu Hamil efektif karena kandungan besinya padat Menurut World Health Organization dan dilengkapi dengan asam folat yang (WHO) anemia pada ibu hamil adalah sekaligus dan kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) menanggulangi anemia akibat kekurangan dalam darahnya kurang dari 11,0 g%. asam folat.. Sedangkan menurut Saifuddin anemia dapat Vitamin C mencegah juga membantu dalam kehamilan adalah kondisi ibu mempercepat penyerapan besi di dalam dengan kadar hemoglobin dibawah 11,0 tubuh serta berperan dalam memindahkan g% pada trimester I dan III atau kadar besi ke dalam darah, mobilisasi simpanan hemoglobin <10,5 g% pada trimester II besi terutama hemosiderin dalam limpa (Depkes RI, 2003). (Soemardjo, 2009). Hasil penelitian yang Kebanyakan anemia dalam kehamilan dilakukan oleh Suwarni tentang Pengaruh disebabkan oleh defisiensi besi dan pemberian suplemen besi dan vitamin C perdarahan akut bahkan tidak jarang terhadap daya tahan aerob dan kadar keduanya saling berinteraksi. Kebutuhan ibu selama kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan tambahan demikian ibu sekitar 2–3 membutuhkan mg besi/hari 1. Fortifikasi zat besi yaitu penambahan suatu jenis zat gizi ke dalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitas pangan. Metabolisme Zat Besi Kebanyakan besi yang ada di makanan adalah besi non heme. Besi non heme ini (Saifuddin, 2002). biasanya didapati pada sayuran dan buahGejala Anemia pada Ibu Hamil Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda (Sohimah, buahan. Sekitar 25-35% besi heme yang diabsorbsi, sedangkan pada besi non heme mengalami penurunan 3 % dari besi heme untuk penyerapannya. Perbedaan jumlah yang diabsorbsi ini sangat penting. Besi heme hanya ada pada daging hewan. Sehingga bagi vegetarian harus waspada akan jumlah besi non heme yang hanya sedikit diabsorbsi. Penyerapan hanya 5% 2006). Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Ibu Hamil Pencegahan dan penanggulangan anemia pada ibu hamil, antara lain (Wirahadikusuma, 1999): 1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan, seperti mengkonsumsi pangan hewani (daging, ikan, hati dan telur), mengkonsumsi pangan nabati (sayuran hijau, buah-buahan, kacangkacangan dan padi-padian) buah-buahan yang segar dan sayuran yang merupakan sumber utama vitamin C yang diperlukan untuk penyerapan zat besi didalam tubuh. 2. Hindari mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat inhibitor saat bersamaan dengan makan nasi seperti teh karena mengandung tannin yang akan mengurangi penyerapan zat besi 3. Supplemen zat besi yang berfungsi dapat memperbaiki Hb dalam waktu singkat. (Anderson and Fitzgerald, 2010). Metabolisme penyerapan zat besi dengan vitamin C Fe3+ menjadi Konversi Fe2+ dipermudah oleh adanya faktor - faktor endogenus, seperti enzim "pepsinHCl", dan komponen zat gizi yang berasal dari makanan seperti vitamin C dengan gugus –SH (sulfidril) (Derman dkk 1980) . Di dalam plasma, Fe2+ dioksidasi menjadi Fe3+ dan berikatan dengan transferitin. Transferitin mengangkut Fe2+ ke dalam sumsum tulang untuk bergabung membentuk hemoglobin Zat besi dengan vitamin C membentuk askorbat besi kompleks yang larut dan mudah diserap oleh organ-organ pada tubuh manusia. Pengubahan zat besi nonheme dalam bentuk senyawa inorganik trimester III yang diberi putih telur 1 kali Ferri ( Fe3+) menjadi Ferro ( Fe2+ ) akan sehari plus 200 mg sulfasferosus dan 75 semakin besar bila pH di dalam lambung mg Vitamin C dan semakin asam. Yang dimana vitamin C peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil dapat menambah keasaman sehingga dapat trimester III yang diberi putih telur 2 kali membantu sehari plus 200 mg sulfasferosus. penyerapan zat besi dari mengidentifikasi sayuran di dalam lambung. Kehadiran vitamin C ini dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebanyak 30 persen. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang akan dicapai dalam Vitamin C penelitian Vitamin C mempunyai peranan yang khususnya ibu dan anak dapat menjadi sangat penting dalam penyerapan besi bahan pertimbangan untuk membantu terutama dari besi nonhem yang banyak mengurangi prevalensi anemia pada ibu ditemukan dalam makanan nabati. Bahan hamil sehingga dapat mengurangi angka makanan yang mengandung besi hem yang kematian mampu diserap sebanyak 37% sedangkan sedangkan bahan makanan golongan besi nonhem pengetahuan hanya 5% yang dapat diserap oleh tubuh. memberikan masukan bagi ilmu kebidanan Penyerapan besi maupun keperawatan maternitas tentang ditingkatkan dengan nonhem dapat kehadiran zat tindakan ini bagi pelayanan kesehatan ibu bagi akibat perdarahan, perkembangan diharapkan yang dapat ilmu dapat membantu pendorong penyerapan seperti vitamin C meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu dan faktor-faktor pendorong lain seperti hamil sehingga dapat menurunkan angka daging, ayam, ikan (Berdanier, 1998). kematian ibu. TUJUAN PENELITIAN Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas pemberian METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian telur dan vitamin C terhadap peningkatan kuantitatif kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester pendekatan kuasi eksperimen. Pendekatan III. adalah kuasi eksperimen dilaksanakan dengan kadar melakukan percobaan terhadap kelompok hemoglobin ibu hamil trimester III yang eksperimen dan kelompok kontrol untuk diberi tablet 200 mg sulfasferosus dan 75 mencari hubungan sebab akibat antara dua mg mengidentifikasi faktor yang menganggu. Penelitian ini peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil dilakukan dengan rancangan Pre post test Tujuan mengidentifikasi vitamin khusus peningkatan C, dengan menggunakan non equivalent control group dimana sampel dalam penelitian ini adalah observasi hanya dilakukan sebanyak satu purposive sampling yaitu pengambilan kali, sampel yaitu sesudah eksperimen. berdasar kriteria inklusi dan Kesimpulan hasil penelitian didapatkan eksklusi. Dengan kriteria inklusi seperti dengan cara membandingkan data pre dan kadar Hb 7-10,9 gram%, usia kehamilan post test kelompok kontrol dan kelompok 29-36 minggu. Untuk kriteria eksklusinya intervensi (Dharma 2011) adalah kondisi ibu yang memiliki penyakit R1 X1 O1 malaria. Besar sampel ditentukan dengan R menggunakan rumus dari Supranto J R2 X2 O2 (2000). Estimasi besar sampel dalam penelitian ini adalah : (t-1) (r-1) > 15 R3 X3 O3 dimana : tO3 = banyaknya kelompok perlakuan j = jumlah replikasi Keterangan : Jumlah perlakuan ada 3 buah, maka jumlah R : Responden penelitian ulangan untuk tiap perlakuan dapat dihitung R1: kelompok dengan pemberian 1 butir (3-1) (r-1) ≥ 15 putih telur/hari, 200mg sulfasferosus (r-1) ≥ 15/ 2 dan 75 mg Vit C r = 8,5 R2: kelompok dengan pemberian 2 butir Jumlah sampel untuk setiap putih telur/hari, 200mg sulfasferosus kelompok adalah 9 orang ibu hamil TM mg/hari dan 75 mg Vit C III, sehingga total sampel minimal untuk 3 R3: Kelompok kontrol diberikan 200mg sulfasferosus dan vitamin C 75 mg/hari kelompok adalah 27 responden Lokasi Penelitian Tempat penelitian ditentukan O1: peningkatan kadar hemoglobin berdasarkan data yang diperoleh dari profil O2 : peningkatan kadar hemoglobin dinas kesehatan DIY tahun 2011 dimana O3 : peningkatan kadar hemoglobin prevalensi anemia pada ibu hamil di Populasi dan sampel kabupaten Sleman 10,19 %. Populasi dalam penelitian ini adalah Waktu pelaksanaan penelitian selama 2 bulan ibu hamil trimester III dengan usia .Instrumen pengumpulan kehamilan 29 minggu sampai dengan 36 menggunakan minggu yang ada BPS Tuti Purwani dan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, BPS Wati subagyo. Teknik pengambilan serta kartu kendali konsumsi putih telur data pemeriksaan data Hb pada kelompok kontrol maupun kelompok untuk menguji hipotesis. perlakuan. yang digunakan adalah uji homogenitas Prosedur Penelitian yang digunakan untuk menganalisa data Prosedur pengumpulan data adalah dilakukan uji Uji hipotesis persyaratan mengenai peneliti mengumpulkan data dibantu oleh varians populasi terlebih dahulu dengan tim peneliti. Waktu kunjungan dilakukan bantuan SPSS 16.00. Uji homogenitas 2 kali datang ketempat penelitian pada hari digunakan untuk mengetahui homogenitas USG varians populasi agar analisis t-test dapat berlangsung. Setelah sampel didapatkan dengan cara kriteria inklusi dan digunakan. eksklusi kemudian respoden diberikan menggunakan intervensi sesuai desain penelitian yang dengan bantuan SPSS 16.00. Hipotesis telah dilakukan dilakukan untuk mengetahui apakah data pemeriksaan Hb kemudian ditetapkan yang diperoleh dalam penelitian dapat sampel kontrol dan perlakuan. mendukung disusun. Setelah Setelah diberikan perlakuan selama 3 Untuk Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov hipotesis pengujian yang diajukan. hipotesis dilakukan minggu kemudian dilakukan penilaian dengan analisa one way anova kadar Hb kembali. Cara mengkonsumsi HASIL DAN PEMBAHASAN telur adalah direbus hingga matang dan Hasil Penelitian memberikan jarak 2 jam antara minum data Sampel yang diperoleh dalam tablet fe dan makan telur. Selanjutnya data penelitian ini berjumlah 31 responden yang telah diperoleh dimasukkan ke dalam yang terdiri dari masing-masing kelompok format pengumpulan data. sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi data diawali dengan Pengolahan editing untuk yang telah ditentukan. Dari penelitian memeriksa kelengkapan data. Tahap kedua yang dilakukan maka data yang diperoleh melakukan pengkodean dapat didistribusikan sesuai kelompok kelompok. Kemudian data ditransfer terhadap 3 yang ditetapkan. kedalam master tabel yang kemudian dilanjutkan dengan tabulasi data. Analisa Data Analisis dari penelitian terdiri dari dua analisis yaitu diskriptif dan inferensial. Tabel Analisis Haemoglobin pada kelompok perlakuan diskriptif dilakukan untuk menyajikan melalui tabel data distribusi frekuensi. Analisis inferensial digunakan distribusi 2 telur/hari kenaikan kadar No Kadar f % Mean Std Hb Turun 0 3 Tetap 3 33,3 Naik 9 88,9 2 Turun 0 0 3 Tetap 2 11,1 disimpulkan 11 100 responden mengalami kenaikan kadar Hb Berdasarkan 1,3 0 1 Jumlah 1,71 2 Jumlah 9 100 Berdasarkan tabel diatas maka dapat tabel diatas dapat yaitu bahwa 66,7% sebagaian dengan nilai disimpulkan sebagian besar kelompok 1,05gr%. perlakuan 2 telur/hari mengalami kenaikan Tabel Silang kenaikan kadar Hb Hb sebesar 88,9% dengan nilai rata-rata N Perla kenaikan sebesar 1,71 gr%. o Tabel distribusi kenaikan kuan kadar Haemoglobin pada kelompok perlakuan 1 2 1 telur/hari No Kadar Hb Naik % Mean Std 11 100 2 Turun 0 0 rol 3 Tetap 0 0 Jumlah Jumlah 1,58 1,51 Mea Turun Tetap n f % f 9 29,0 0 0 telur Naik Hb % 11 1 Hb 6 35,4 0 0 0 0 19,3 0 0 3 9,6 26 8 83,8 0 0 0 16, 14 maka Berdasarkan tabel silang tersebut dapat disimpulkan bahwa keseluruhan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan: responden pada kelompok perlakuan 1 (1) responden yang mengalami kenaikan telur/hari mengalami kenaikan kadar Hb Haemoglobin dengan nilai rata-rata 1,58 gr%. kelompok perlakuan 1 telur (2) Kelompok diatas dengan kenaikan nilai terbanyak rerata adalah tertinggi Haemoglobin adalah pada untuk pada kelompok perlakuan 2 telur. Hasil analisa data dengan One Way Tabel distribusi kenaikan kadar Anova Haemoglobin pada kelompok kontrol No 1 Kadar Hb f % Naik 6 66,7 Mean Std 1,05 1,03 ANOVA Perlakuan 1,58 1,5 1 6 tabel 1,3 6 5 11 100 Berdasarkan 1,71 8 3 Kont Std % 2 6,4 3 2 1 Hb rata-rata f telur f besar 1,05 1,0 3 Sum of Squares Between Groups df 18.204 22 .827 1.667 8 .208 19.871 30 Within Groups Total Mean Square membentuk tabel transferin Sig. berfungsi untuk mengangkut besi didalam 3.97 .025 2 darah, sedangkan feritin didalam sel F mukosa dinding usus halus. Penyerapan zat besi didalam tubuh dapat Berdasarkan transferin. tersebut ditingkatkan vitamin C. dengan konsumsi Menurut Winarno (1986) maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mengatakan bahwa vitamin C memegang terdapat pemberian telur dan vitamin C peranan penting dalam penyerapan zat efektivitas besi. Hal ini dapat dikarenakan vitamin C untuk meningkatkan kadar Haemoglobin yang ditunjukkan dengan berfungsi sebagai pereduksi ion feri nilai signifikansi 0,025. menjadi ion fero yang merupakan suatu Pembahasan bentuk zat besi yang mudah diserap. diatas vitamin C dapat menambah keasaman responden dengan perlakuan dengan telur sehingga dapat membantu penyerapan zat baik 1 telur maupun 2 telur perhari dan besi dari sayuran di dalam lambung. vitamin Kehadiran Berdasarkan hasil C 75 penelitian mg/hari lebih besar vitamin meningkatkan mengalami kenaikan kadar Hb. Hal ini menunjukkan bahwa protein C ini penyerapan dapat zat besi sebanyak 30 persen. Sebelum diabsorpsi, pembentukan di dalam lambung besi dalam bentuk feri haemoglobin. Seperti yang dikemukan direduksi menjadi bentuk fero. Hal ini oleh Muhilal (1993) yang mengatakan terjadi dalam suasana asam di dalam protein yang berasal dari hewani selain lambung dengan adanya HCl dan vitamin sebagai sumber protein juga sumber zat C besi heme pembentuk haemoglobin darah. (Yennida.1990) Protein dalam tubuh manusia berperan KESIMPULAN DAN SARAN sebagai Kesimpulan sangat penting dalam pembentuk (hemopiesis) butir-butir yaitu darah pembetukan eritrositdengan haemoglobin didalamnya. Didalam tubuh zat besi terdapat bebas, tetapi bersasosiasi dengan molekul protein pembentuk feritin. Feritin merupakan suatu kompleks protein besi. zat besi berasosiasi dengan protein yang terdapat dalam makanan 1. Terdapat peningkatan kadar Haemoglobin pada kelompok perlakuan telur dan vitamin C 75 mg/hari 2. Nilai mean tertinggi terdapat pada kelompok perlakuan dengan 2 telur/hari dan vitamin C 75 mg Saran 1. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk selalu memotivasi ibu hamil terutama ibu primipara untuk mengkonsumsi protein hewani dan vitamin C untuk mencegah anemia yang dapat berdampak buruk pada kehamilan dan persalinan. 2. Bagi Responden Diharapkan bagi responden untuk mengkonsumsi protein hewani lebih banyak vitamin disertai C dengan untuk konsumsi menghondari terjadinya anemia. 3. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan menambah jumlah sampel lebih banyak Diharapkan menambah jumlah sampel lebih banyak dan mampu mengendalikan variabel pola makan. . REFERENSI Anderson J., Fitzgerald C, 2010, Iron: An Essetial Nutrient. Colorado. Colorado State University. Berdanier, CD 1998, Advanced Nutrition Micronutrients,Professor, Food Nutrition, University of Georgia Athens, Georgia, by CRC press. LCC p.187-192. Hidayati, Mustika, H. Hadi, J. Susilo. 2005. Kurang Energi Kronis dan Anemia Ibu Hamil Sebagai Faktor Risiko Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di Kota Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat. Sains Kesehatan. 18 (4): 483-491 Muhilal. 1988. Penentuan keadaan kurang gizi dengan cara non antropometri. Gizi Indonesia. XIII Profil dinkes DIY. 2011. Profil Dinas Kesehatan Provinsi DIY. Yogyakarta Saifuddin, 2002. Buku Acuan : Asuhan Persalinan Normal, Jakarta Sohimah,2006.Anemia Dalam Kehamilan Dan Penanggulangannya. Gramedia. Jakarta. Soemardjo D, 2009, Vitamin dan Biomineral dalam Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1Fakultas Bioeksakta. Jakarta. EGC. Cetakan I. Hal 351-388 Supranto, J. 2000. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta. Wiknjosastro, 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta Wirahadikusumah, Emma S, 1999. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi,Trubus Agriwidya, Jakarta. Winarno., FG. 1986. Kimia pangan dan gizi. Pt Gramedia: Jakarta Yahya, yennida.1990. pengaruh kandungan vitamin C dalam penyerapan zat besi pada sayuran hijau.Bandung.Fakultas pertanian IPB.