1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti menabung di bank, membeli emas, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrument melalui jangka panjang seperti obligasi, saham dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce Lliyd, 1976), adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan “kriteria pasarnya” secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.1 Dikeluarakannya Undang Undang Pasar Modal merupakan cikal bakal perkembangan hukum pasar modal termasuk perlindungan kepada investor saham tersebut. Dikeluarkannya undang-undang ini menunjukkan adanya 1 Anonim,2012, Pasar Modal, http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_modal Diakses pada 23 Oktober 2012. 2 itikad baik yang dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi para investor yang melakukan kegiatan perdagangan efek, khususnya dengan pembelian saham di bursa. Undang-undang pasar modal memberikan jaminan perlindungan dana dan likuiditas emiten yang ada dalam perdagangan efek. Undang-undang pasar modal menyebutkan emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum. Pengertian lain menyebutkan “Emiten adalah perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar modal, baik dengan menerbitkan saham atau obligasi dan menjualnya secara umum kepada masyarakat; perusahaan yang mencatatkan sahamnya dan diperdagangkan di bursa saham juga disebut emiten (emiten)”2 Pada faktanya, semua perlindungan yang diberikan oleh hukum belum sepenuhnya menjamin kemanan investor dalam berinvestasi di dunia pasar modal. Khususnya perlindungan mengenai likuiditas perusahaan yang terdaftar di dalam bursa. Serangkaian kasus yang telah terjadi menunjukkan bahwa perlindungan kepada investor belum diberikan secara maksimal. Investor pasti merasa dirugikan karena dana yang mereka tanamkan dengan membeli saham perusahaan yang ditawarkan di bursa ternyata membawa kerugian bagi mereka. Kita mengetahaui bahwa berinvestasi di pasar modal khususnya saham mengandung resiko yang tinggi (high risk). Akibat adanya high risk tersebut, maka hukum dituntut memberi jaminan dan keamanan pada investor saham dalam bertransaksi di dunia pasar modal. 2 Anonim, 2011, Deskripsi, Diakses pada 24 Oktober 2012. http://bisnis.deskripsi.com/emiten 3 Sebagai contoh, Saham RINA yang baru saja didelisting dari Bursa akibat penggelapan dana IPO. Hal ini menunjukkan pengawasan terhadap emiten masih dirasa kurang ketat dan akibatnya banyak investor yang dirugikan akibat delisting emiten yang terjadi dalam bursa. “Adapun yang mendasari keputusan delisting tersebut adalah karena RINA tidak membukukan pendapatan dan hanya beban usaha dan beban administrasi bank 2010. Saham RINA telah dihentikan sementara perdagangan saham sejak 1 September 2010.”3 Ancaman delisting ternyata tidak membuat perusahaan takut untuk melakukan kejahatan di bidang pasar modal. Penggelapan dana IPO sampai permasalahan struktur pemegang saham yang tidak jelas menjadi permasalahan serius yang perlu ditangani. Permasalahan tersebut membawa dampak negatif bagi perkembangan pasar modal di Indonesia. Rendahnya perlindungan investor dari hal-hal semacam ini membuat kepercayaan investor berkurang terhadap lembaga pasar modal. Seperti dikutip dari Koran kontan . “Tahun 2012 ini ternyata menjadi tahun kritis bagi delapan emiten yang tengah diberhentikan perdagangan sahamnya alias suspen. Saat ini ada delapan perusahaan yang tengah harapharap cemas ditendang dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mengingat masa suspen sudah selama dua tahun di 2012 ini. 3 Anonim, 2012, Saham Katarina Akhirnya Force Delistin, Diakses pada 24 oktober 2012.. http://idsaham.com/blog-news-saham-Saham-Katarina-Utama-Akhirnya-Force-Delisting-mokezonecom-35077.html 4 Mereka adalah Surya Intrindo Makmur (SIMM), Zebra Nusantara (ZBRA), Pelita Sejahtera Abadi (PSAB), Gowa Makassar Tourism Development (GMTD), Entertainment International (SMMT), Wahana Phoenix Mandiri (WAPO), Katarina Utama (RINA), Arpeni Pratama Ocean Line (APOL). Seperti diketahui dalam Peraturan No I-I Tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa dikemukakan ada beberapa hal yang menyebabkan forced-delisting. Pertama, emiten mengalami kondisi yang berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha. Sehingga, perusahaan dinilai baik secara finansial, hukum, maupun sebagai perusahaan terbuka tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan. Kedua, saham emiten bersangkutan disuspen di pasar reguler dan pasar tunai. Jadi, saham perusahaan hanya diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir.” Daftar emiten berpotensi di force delisting i. (SIMM) Surya Intrindo Makmur Suspen sejak Nov 2009 ii. (ZBRA) Zebra Nusantara; Suspen sejak Nov 2010 iii. (PSAB) Pelita Sejahtera Abadi; Sejak Maret 2010 iv. (GMTD) Gowa Makassar Tourism Development; Suspen sejak Feb 2010 v. (SMMT) Entertainment International; Suspen sejak Juni 2010 vi. (WAPO) Wahana Phoenix Mandiri; Suspen sejak Juli 2010 vii. (RINA) Katarina Utama; Suspen sejak September 2010 5 viii. (APOL) Arpeni Pratama Ocean Line; Suspen sejak Des 2010 4 Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi BEI sebab proses listing ternyata tidak menjamin bahwa perusahaan tersebut dijamin liquiditasnya. Peranan hukum pun mulai dipertanyakan dalam hal perlindungan hukum bagi para investor saham, sebab emiten yang telah didelisting dari bursa tidak memiliki kewajian untuk membeli kembali saham dari investor. Hal ini amat disayangkan karena nasib para investor yang telah membeli saham dari perusahaan yang telah didelisting tidak dapat mereka peroleh kembali. Proses delisting ternyata sudah menjadi jalan keluar bagi perusahaan yang memang tidak beritikad baik untuk memperbaiki kinerja perusahaan tersebut. 4 Sari Perwita Suci Anna, 2012, BEI mungkin akan force delisting 8 emiten, Diakses 27 Oktober 2012. http://investasi.kontan.co.id/news/bei-mungkin-akan-force-delisting-8-emiten 6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan tersebut diatas, maka dapat diajukan permasalahan sebagai berikut? 1. Bagaimana perlindungan yang diberikan oleh hukum kepada investor saham akibat terjadinya forced delisting emiten? 2. Kendala-kendala apa serta solusi yang dapat diberikan untuk melindungi investor saham dari kerugian forced delisting emiten? C. Tujuan Penelitian Adapun yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman tentang perlindungan yang diberikan oleh hukum kepada investor saham akibat terjadinya forced delisting emiten. 2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa serta solusi yang dapat diberikan untuk melindungi investor saham dari kerugian forced delisting emiten D. Manfaat Penelitian Penulisan yang dilakukan ini diharapkan akan memberikan manfaat baik bagi dunia pendidikan di bidang ilmu hukum secara umum. Secara khusus penulis mengharapkan bahwa penulisan ini akan mencapai hasil guna sebagai berikut: 1. Kegunaan teoritis yaitu untuk memberikan manfaat berupa informasi dalam pemahaman teori dan kepustakaan mengenai perlindungan hukum 7 bagi investor saham terhadap terjadinya forced delisting emiten dalam kegiatan pasar modal. 2. Kegunaan praktis yaitu sebagai sumbangan pemikiran bagi para ahli hukum, praktisi, pelaku usaha dan masyarakat luas khususnya investor saham berupa gambaran yang jelas secara langsung tentang perlindungan hukum bagi investor saham terhadap terjadinya forced delisting emiten dalam kegiatan pasar modal. yang meliputi peraturan dan kekuatan hukumnya. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai perlindungan hukum bagi investor saham terhadap terjadinya forced delisting emiten dalam kegiatan pasar modal merupakan hasil karya asli penulis. Penelitian ini dilakukan berkaitan dengan perlindungan yang diberikan oleh hukum kepada investor saham akibat terjadinya delisting emiten serta kendala-kendala serta solusi yang dapat diberikan untuk melindungi investor saham dari kerugian delisting emiten.. Penulisan ini berbeda dengan penulisan hukum lainnya, penulisan hukum berjudul penegakan hukum pasar modal terhadap manipulasi saham di bursa, dilakukan ole Rr.Diyah Arrayani dengan Nomor Mahasiswa 18223/PS/MH/05 Program Pascasarjana Fakultas Hukum Univesitas Gadjah Mada yang membahas tentang aspek penegakan hukum pasar modal dalam kasus transaksi manipulasi saham TMPI di Bursa Efek dan tanggung jawab pihakpihak terkait dalam kasus transaksi manipulasi saham TMPI di bursa efek 8 serta upaya yang perlu dilakukan dalam rangka mencegah transaksi manipulasi di bursa. Penulisan yang berjudul aspek hukum saham tanpa nilai nominal dan implikasinya bagi perseroan terbatas dan pasar modal, dilakukan oleh Steven Budi Mulia Siahaan dengan nomor mahasiswa 08/286410/PHK/05705 Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada yang membahas pertanggung jawaban penebitan saham tanpa nominal oleh Direksi dan Dewan Komisaris sedemikian rupa sehingga tidak merugikan perseroan jika saham tanpa nominal tersebut diperdagangkan di bursa dan pengaturan peraturan perundang-undangan mengenai saham tanpa nominal di Indonesia. Inilah perbedaan penulisan ini dengan penulisan mahasiwa lain.