BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, dan memberikan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap bahaya asap rokok, maka dipandang perlu menetapkan kawasan-kawasan tertentu yang bebas dari asap rokok; b. bahwa asap rokok tidak hanya membahayakan kesehatan perokok aktif tetapi juga menimbulkan pencemaran udara yang membahayakan kesehatan orang lain; c. bahwa pasal 115 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mewajibkan Pemerintah Daerah menetapkan Kawasan Tanpa Rokok; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kawasan Tanpa Rokok; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3853); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4276); 8. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Nomor 188/Menkes/PB/I/2011 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2008, Nomor 06, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 1); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sukamara. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sukamara. 3. Bupati adalah Bupati Sukamara. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Sukamara. 5. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Sukamara. 6. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga adalah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sukamara. 7. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukamara. 8. Satuan Polisi Pamong Praja adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sukamara. 9. Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap, dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. 10. Kawasan Tanpa Rokok yang selanjutnya disingkat KTR adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan produk tembakau. 11. Pengelola, Pimpinan dan/atau Penangung Jawab adalah orang dan/atau badan yang karena jabatannya memimpin dan/atau bertangung jawab atas kegiatan dan/atau usaha di tempat atau kawasan yang ditetapkan sebagai KTR, baik milik pemerintah maupun swasta. 12. Masyarakat adalah orang perorangan dan/atau kelompok orang. 13. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomis. 14. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok namun terpaksa mengisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok. 15. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. 16. Tempat proses belajar mengajar adalah gedung yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, pendidikan dan/atau pelatihan. 17. Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha. BAB II TUJUAN Pasal 2 Penetapan Peraturan Bupati ini bertujuan untuk : a. Melindungi kesehatan masyarakat dari bahaya asap merokok; b. Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat yang bebas dari asap rokok; c. Menekan angka pertumbuhan perokok pemula dan menurunkan angka perokok. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 Peraturan Bupati ini mengatur tentang kawasan tanpa rokok, pembinaan, pengawasan dan koordinasi Pemerintah Daerah, serta peran serta masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok. BAB IV KAWASAN TANPA ROKOK Pasal 4 (1) Kawasan tanpa rokok meliputi : a. fasilitas pelayanan kesehatan; b. fasilitas pendidikan/tempat proses belajar mengajar; dan c. tempat kerja. (2) Pimpinan atau penanggung jawab tempat-tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menetapkan dan menerapkan KTR. Pasal 5 KTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dan huruf b, dilarang menyediakan tempat khusus untuk merokok dan merupakan KTR yang bebas dari asap rokok hingga batas terluar. Pasal 6 (1) KTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c, dapat menyediakan tempat khusus untuk merokok. (2) Tempat khusus merokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mematuhi persyaratan : a. merupakan ruang terbuka atau ruang yang berhubungan langsung dengan udara luar sehingga udara dapat bersirkulasi dengan baik; b. terpisah dari gedung/tempat/ruang utama dan ruang lain yang digunakan untuk beraktifitas; c. jauh dari pintu masuk dan keluar; dan d. jauh dari tempat orang yang berlalu lalang. Pasal 7 (1) Fasilitas pelayanan kesehatan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a, meliputi : a. rumah sakit; b. rumah bersalin; c. poliklinik; d. puskesmas; e. balai pengobatan; f. laboratorium; g. posyandu; dan h. tempat praktek kesehatan swasta. (2) Fasilitas Pendidikan/tempat proses belajar mengajar, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b, meliputi : a. sekolah; b. Paud (pendidikan anak usia dini); c. balai pendidikan dan pelatihan; (3) tempat kerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf c meliputi tempat kerja pada Instansi Pemerintah baik sipil maupun TNI dan POLRI. BAB V KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 8 (1) Setiap orang dilarang merokok di Kawasan Tanpa Rokok. (2) Setiap orang/badan dilarang mempromosikan, mengiklankan, menjual, dan/atau membeli rokok di Kawasan Tanpa Rokok. Pasal 9 Setiap pengelola, pimpinan dan/atau penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok agar : a. melakukan pengawasan internal pada tempat dan/atau lokasi yang menjadi tanggung jawabnya; b. melarang semua orang merokok di KTR yang menjadi tanggung jawabnya; c. tidak menyediakan asbak atau sejenisnya pada tempat dan/atau lokasi yang menjadi tanggung jawabnya; dan d. memasang tanda-tanda dan pengumuman dilarang merokok sesuai persyaratan di semua pintu masuk utama dan tempat-tempat yang dipandang perlu dan mudah terbaca dan dilihat. BAB VI TANDA PERINGATAN LARANGAN MEROKOK Pasal 10 (1) (2) (3) Dinas kesehatan sebagai koordinator dihimbau untuk membuat tanda peringatan larangan merokok untuk semua tempat yang ditunjuk sebagai kawasan tanpa rokok di seluruh kabupaten Sukamara. Tanda peringatan larangan merokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dipasang di kawasan tanpa rokok pada tempat yang strategis dan mudah dilihat. Tanda peringatan larangan merokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran I yang menjadi satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini. BAB VII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 11 (1) (2) Setiap orang dapat ikut serta memberikan bimbingan dan penyuluhan dampak rokok bagi kesehatan kepada keluarga dan/ atau lingkungannya. Setiap warga masyarakat berkewajiban memelihara dan meningkatkan kualitas udara yang sehat dan bersih bebas dari asap rokok. Pasal 12 (1) (2) (3) (4) (5) Masyarakat dapat berperan serta dalam mewujudkan KTR. Peran serta masyarakat dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok, badan hukum atau badan usaha, dan lembaga atau organisasi yang diselenggarakan oleh masyarakat. Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan dengan cara : a. ikut serta dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan serta menyebarluaskan informasi kepada masyarakat; b. memberikan sumbangan pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan kebijakan yang terkait dengan KTR; c. melakukan pengadaan dan pemberian bantuan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mewujudkan KTR; d. mengingatkan setiap orang yang melanggar Pasal 11; dan e. melaporkan setiap orang yang terbukti melanggar Pasal 11 kepada pimpinan/ penanggung jawab KTR. Bantuan masyarakat berupa sarana/prasarana yang diperlukan untuk mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, dapat diberikan secara langsung kepada pimpinan dan/atau penanggungjawab Kawasan Tanpa Rokok; Pimpinan atau penanggungjawab Kawasan Tanpa Rokok wajib mengambil tindakan atas laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf e. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Bagian Kesatu Pembinaan Pasal 13 (1) Pembinaan KTR dilaksanakan oleh SKPD Kab. Sukamara yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sesuai dengan tempat yang dinyatakan sebagai KTR. (2) (3) SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas : a. Kepala Dinas Kesehatan, melakukan pembinaan terhadap pengelola, penghuni, serta pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (1); b. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga melakukan pembinaan terhadap pengelola dan pengguna fasilitas pendidikan/tempat proses belajar mengajar sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2); c. Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, melakukan pembinaan terhadap pengelola, pekerja dan/atau pengguna di lingkungan tempat kerja sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (3); d. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, melakukan pembinaan di seluruh Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud pada pasal 7. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah. Pasal 14 Pembinaan pelaksanaan KTR dilaksanakan oleh SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) sesuai bidang tugasnya dan/atau wewenangnya di bawah koordinasi Dinas Kesehatan. Pasal 15 Pembinaan pelaksana KTR, berupa : a. bimbingan dan/atau penyuluhan/sosialisasi; b. pemberdayaan masyarakat; dan c. menyiapkan petunjuk teknis. Pasal 16 Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, dapat dilakukan oleh : a. masing-masing SKPD dengan melaksanakan berbagai kegiatan pembinaan dalam rangka pembinaan pelaksanaan KTR; dan b. bekerjasama dengan masyarakat, badan atau lembaga dan/atau organisasi kemasyarakatan. Bagian Kedua Pengawasan Pasal 17 SKPD bersama-sama masyarakat dan/atau badan atau lembaga dan/atau organisasi kemasyarakatan, melakukan pengawasan pelaksanaan KTR. Pasal 18 (1) (2) Pengawasan KTR dilaksanakan oleh SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sesuai dengan tempat yang dinyatakan sebagai KTR. SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Kepala Dinas Kesehatan melakukan pengawasan terhadap pengelola, penghuni serta pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (1); b. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga melakukan pengawasan terhadap pengelola dan pengguna fasilitas pendidikan/tempat proses belajar mengajar sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2); c. Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, melakukan pengawasan terhadap pengelola, pekerja dan/atau pengguna di lingkungan tempat kerja sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (3); d. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, melakukan pengawasan di seluruh Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud pada pasal 7. Pasal 19 (1) (2) (3) Pengelola, pimpinan dan/atau penanggung jawab di wilayah KTR wajib melakukan inspeksi dan pengawasan di wilayah KTR yang menjadi tanggung jawabnya. Pengelola, pimpinan dan/atau penanggung jawab di wilayah KTR harus melaporkan hasil inspeksi dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada SKPD terkait setiap 1 (satu) bulan sekali. Pelaksanaan pengawasan dan inspeksi sebagaimana dimaksud pada pasal ayat (1) dan (2) harus mengacu pada form atau lembar pengawasan sebagaimana tercantum pada lampiran II yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 20 SKPD wajib melaporkan hasil pengawasan yang diterimanya sebagaimana dimaksud pada pasal 19 ayat (2), kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah setiap 1 (satu) bulan sekali. BAB IX SANKSI ADMINISTRATIF Bagian Kesatu Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pasal 21 (1) (2) (3) (4) Pengelola, pimpinan dan/atau penanggung jawab fasilitas pelayanan kesehatan, wajib melarang kepada setiap pasien dan/atau pengunjung serta tenaga medis dan non medis untuk merokok di fasilitas pelayanan kesehatan. Pengelola, pimpinan, dan/atau penanggung jawab fasilitas pelayanan kesehatan, wajib menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil tindakan, apabila terbukti pasien dan/atau pengunjung serta tenaga medis dan non medis merokok di tempat pelayanan kesehatan. Pasien dan/atau pengunjung serta tenaga medis dan non medis berkewajiban melaporkan kepada pengelola, pimpinan dan/atau penanggung jawab fasilitas pelayanan kesehatan, apabila ada yang merokok ditempat pelayanan kesehatan. Pengelola, pimpinan, dan/atau penanggung jawab fasilitas pelayanan kesehatan, wajib pemperingatkan pelanggar dan mengambil tindakan atas laporan yang disampaikan oleh pasien dan/atau pengunjung serta tenaga medis dan non medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3). Bagian Kedua Fasilitas Pendidikan Pasal 22 (1) Pengelola, pimpinan dan/atau penanggung jawab pada fasilitas pendidikan/tempat proses belajar mengajar wajib melarang kepada setiap peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan serta seluruh unsur sekolah lainnya untuk merokok di tempat proses belajar mengajar. (2) (3) (4) Pengelola, pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat pada fasilitas pendidikan/tempat proses belajar mengajar, wajib menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil tindakan kepada peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan serta unsur sekolah lainnya, apabila terbukti merokok di tempat proses belajar mengajar. Peserta didik, pendidik dan tenaga pendidikan serta seluruh unsur sekolah lainnya berkewajiban melaporkan kepada pengelola, pimpinan dan/atau penanggung jawab pada fasilitas pendidikan/tempat proses belajar mengajar, apabila terbukti ada yang merokok di tempat proses belajar mengajar. Pengelola, pimpinan dan/atau penanggung jawab pada fasilitas pendidikan/tempat proses belajar mengajar, wajib memperingatkan pelanggar dan mengambil tindakan atas laporan yang disampaikan oleh peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan serta seluruh unsur sekolah lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3). Bagian Ketiga Tempat Kerja Pasal 23 (1) (2) (3) (4) (5) Pengelola, pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja wajib melarang staf dan/atau pegawainya serta pengguna tempat dan/atau pengunjung yang merokok di tempat kerja. Pengelola, pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja wajib menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil tindakan apabila terbukti staf dan/atau pegawainya serta pengguna tempat dan/atau pengunjung yang merokok di tempat kerja. Staf dan pegawai harus bertanggung jawab untuk memberikan teguran kepada perokok yang merokok di tempat kerja. Pengguna tempat dan/atau pengunjung tempat kerja wajib melaporkan kepada pengelola, pimpinan dan/atau penanggung jawab, staf dan karyawan tempat kerja, apabila ada yang merokok di tempat kerja. Pengelola, pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja wajib mengambil tindakan atas laporan yang disampaikan oleh staf dan/atau pegawai serta pengguna tempat dan/atau pengunjung sebagaimana dimaksud pada ayat (3). Pasal 24 (1) (2) (3) Pimpinan atau penanggungjawab KTR dapat dikenakan sanksi berupa : a. Peringatan tertulis; b. Penghentian sementara kegiatan; dan/atau c. Pencabutan izin. Tata cara pemberian sanksi administratif di KTR : a. Kepala SKPD terkait, memberikan peringatan tertulis kepada pimpinan atau penanggungjawab KTR. b. Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan sejak peringatan tertulis diberikan, pimpinan atau penanggungjawab KTR belum memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam peringatan tertulis, maka kepada pimpinan/penanggungjawab kawasan diberikan sanksi berupa pencabutan izin. Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, diberikan oleh Bupati Sukamara. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sukamara. Ditetapkan di Sukamara pada tanggal 13 Oktober 2014 BUPATI SUKAMARA, Ttd. AHMAD DIRMAN Diundangkan di Sukamara pada tanggal 13 Oktober 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUKAMARA, Ttd. SUMANTRI HARI WIBOWO BERITA DAERAH KABUPATEN SUKAMARA TAHUN 2014 NOMOR 19 Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM, Ttd. MUHAMAD ZARKANI LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK TANDA PERINGATAN LARANGAN MEROKOK DI KAWASAN TANPA ROKOK BUPATI SUKAMARA, Ttd. AHMAD DIRMAN Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM, Ttd. MUHAMAD ZARKANI LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK LAPORAN PENGAWASAN SETEMPAT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI DENGAN PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR.... TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK Nama Institusi Alamat Periode Pengawasan : : : .......................................................................... .......................................................................... .......................................................................... Ada tanda dilarang merokok di setiap pintu masuk gedung Ada area/ruang merokok di dalam gedung Waktu kejadian (tgl/bl/th) Tempat kejadian (sebut nama ruangan) Peristiwa/kejadia di dalam gedung (orang merokok, ada asbak, ada iklan/promosi rokok, ada puntung rokok, ada bau asap rokok) Nama pelaku (bagi perokok di dalam gedung) Bukti/ Nama Saksi : Ya : Ya Tidak *) Tidak*) Tindakan yang diambil Hasilnya *) Beri tanda (x) apabila sesuai Catatan : 1. Hambatan yang dihadapi dalam penerapan Peraturan Bupati tentang Kawasa Tanpa Rokok : ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ .............................................. 2. Solusi yang telah dilakukan : ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ .................................................... Sukamara, 2014 Penanggungjawab KTR Setempat, (.................................................) BUPATI SUKAMARA, Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM, Ttd. MUHAMAD ZARKANI Ttd. AHMAD DIRMAN