Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 1 ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP MINAT BELI PELANGGAN Sandra Ayu Kurniasih [email protected] Soedjono Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out and to analyze the impact of market mix variable which consist of Product, Price, Place, Promotion, People, Physical Evidence, and Process to the intention to repurchase at Richeese Factory of Maspion Square Surabayawith the minimum purchase of at least twice and the age of at least 17 years old. The sample collection technique in this research is purposive sampling method, which is sample determination technique with the certain consideration. The data is obtained from the questioners with the total samples are 132 respondents. The analysis technique is using t-statistic for the partial regression coefficient as well as the hypothesis test by using f-statistic for testing the impact simultaneously with the significance level of 5%. From the F test analysis result shows that all variables simultaneously have significant impact to the repurchase interest. The analysis result of t-test shows that all variables partially have significant impact to the repurchase interest. The people variable has dominant influence to the repurchase interest at Richeese Factory Maspion Square Surabaya. Keywords: Marketing mix, Repurchase Interest ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel Bauran Pemasaran yang terdiri dari Produk, Harga, Tempat, Promosi, Orang, Bukti Fisik, dan Proses terhadap Minat Beli Ulang pada Richeese Factory di Maspion Square Surabaya yang pernah mengunjungi dan melakukan pembelian minimal 2 kali dan minimal berusia 17 tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Data diperoleh dari penyebaran kuisoner dengan jumlah sampel sebanyak 132 responden. Teknik analisis yang dugunakan adalah analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta uji hipotesis menggunakan f-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan level of significance 5%. Dari hasil analisis uji f menunjukkan bahwa semua variabel secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli Ulang. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa semua variabel secara parsial berengaruh signifikan terhadap Minat Beli Ulang. Variabel orang mempunyai pengaruh dominan terhadap Minat Beli Ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya. Kata Kunci: Bauran Pemasaran, Minat Beli Ulang PENDAHULUAN Perkembangan zaman pada saat ini sangat berkembang pesat. Dimana pembangunan di bidang perekonomian menyebabkan adanya peningkatan pada perkembangan lingkungan bisnis secara global yang berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran pola konsumsi makanan. Gaya hidup masyarakat saat ini adalah gaya hidup yang modernisasi yang menyebabkan perubahan pola konsumsi makanan. Konsumen sangat selektif dalam menentukan pilihan makanan yang diingikannya. Karena semakin banyak perkembangan teknologi, maka semakin banyak pula jenis makanan yang muncul. Seperti halnya saat ini sedang marak muncul makanan yang berjenis Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 2 siap saji (fast food). Untuk itu perusahaan atau restoran tersebut sangat memperhatikan apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen baik dalam rasa, cara penyajian serta pelayanannya. Situasi persaingan yang dihadapi hampir semua restoran fastfood dengan kondisi pasar yang sedemikian agresif saat ini telah dialami pula oleh Richeese Factory Surabaya sebagai salah satu restoran fastfood baru, yang menganut sistem waralaba (franchise). Richeese Factory menawarkan produk yang disertai jasa dengan proporsi yang berbeda. Kualitas produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tersebut. Jadi hanya perusahaan dengan kualitas produk yang paling baik yang akan tumbuh dengan pesat dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan-perusahaan lainnya. Masalah yang dihadapi oleh hampir semua restoran fastfood dengan kondisi pasar yang sedemikian agresif saat ini adalah bagaimana meraih konsumen sebaik-baiknya dan menjaga agar mereka menjadi pelanggan setia. Pelayanan yang dapat memuaskan konsumen akan berdampak terjadinya pembelian berulang-ulang yang berarti akan meningkatkan penjualan. Dengan pelayanan yang baik dapat menciptakan kepuasan dan loyalitas konsumen serta membantu menjaga jarak dengan pesaing. Dalam mengambil keputusan konsumen dipengaruhi oleh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari variabel-variabel bauran pemasaran (marketing mix). Menurut Coller dalam “The Journal of Business Strategy” paradigma marketing mix yang terdiri dari 4P yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi) untuk meraih sukses di pasar sasaran jasa tidaklah berdaya karena perlu dilengkapi dengan 3P yaitu People (Orang), Physical Evidence (Bukti fisik), dan Process (Proses) sehingga menjadi 7P. Richeese Factory merupakan perusahaan fastfood yang mempunyai visi dan misi menjadi restoran cepat saji yang terbaik dan berpengalaman dalam melayani dan memberikan kesan puas pada pelanggan Richeese Factory. Richeese Factory selalu berorientasi pada kebutuhan konsumen sehingga strategi pemasarannya selalu bertujuan untuk memenuhi harapan konsumennya. Apabila produk dan jasa yang ditawarkan Richeese Factory sama atau melebihi harapan konsumennya maka mereka akan merasa puas dan semakin sulit mengubah pilihannya. Dengan demikian konsumen akan melakukan pembelian ulang terhadap produk-produk yang dijual Richeese Factory dan konsumen akan memperlihatkan kecenderungan yang besar untuk menggunakan kembali produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dimasa yang akan datang. Berdasarkan uraian latar belaknag tersebut dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Apakah bauran pemasaran yang meliputi Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi), People (Orang), Physical Evidence (Bukti fisik), dan Process (Proses) secara parsial mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap minat beli ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya ?; b) Manakah diantara variabel bauran pemasaran yang meliputi Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi), People (Orang), Physical Evidence (Bukti fisik), dan Process (Proses) yang mempunyai pengaruh dominan terhadap minat beli ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya ?. Penelitian ini bertujuan: a) Untuk mengetahui bauran pemasaran yang meliputi Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi), People (Orang), Physical Evidence (Bukti fisik), dan Process (Proses) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap minat beli ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya; b) Untuk mengetahui diantara bauran pemasaran yang meliputi Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi), People (Orang), Physical Evidence (Bukti fisik), dan Process (Proses) yang dominan terhadap minat beli ulang di Recheese Factory Maspion Square Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 3 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Pemasaran Definisi dari pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Definisi sosial menunjukan peran yang dimainkan oleh pemasaran di masyarakat. Seorang pemasar mengatakan bahwa peran pemasaran adalah menghasilkan standar yang lebih tinggi. Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual produk, tetapi orang heran ketika mereka mendengar bahwa bagian yang paling penting dari pemasaran adalah bukan penjual (Kotler, 2008:125). Pemasaran merupakan fungsi yang mencakup segala kegiatan atau aktifitas yang berkenaan dengan pengembangan, produksi, penetapan harga, dan distribusi produk yang bertujuan untuk memuaskan konsumen pembeli produk yang ditawarkan. Manajemen Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran menurut (Kotler, 2008:14) menyebutkan bahwa: Manajemen Pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai sasaran organisasi. Strategi Pemasaran Menurut (Tjiptono, 2009:6), Strategi Pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Ada berbagai cara yang bisa ditempuh untuk merebut atau meraih pangsa pasar. Strategi-strategi tersebut meliputi : a) Menurunkan harga. Taktik ini paling banyak digunakan sebagai cara cepat untuk mendapatkan pangsa pasar; b) Meningkatkan aktifitas promosi. Taktik non-harga ini bisa diwujudkan dengan dua cara yaitu : menaikkan pengeluaran promosi dan iklan secara besar-besaran untuk mengalahkan pemimpin pasar dan mencari pasar-pasar yang aktifitas promosinya relative kurang semarak dimasa lalu, kemudian menaikkan anggaran promosi guna merebut pangsa pasar dari pesaing yang lebih lemah atau yang komitmennya lebih rendah; c) Menawarkan produk baru. Produk-produk baru bisa menciptakan ‘excitement’ dalam industri bersangkutan dan dapat pula digunakan untuk membangun pangsa pasar; d) Memperbaiki kualitas produk. Strategi menjual produk berkualitas lebih baik (dalam aspek kinerja, fitur tambahan, keandalan, daya tahan, ukuran standar dan lain-lain) dibandingkan produk lain bisa menghasilkan pangsa pasar sepadan; e) Meningkatkan layanan. Peningkatan layanan pra-jual hingga purna jual memberikan nilai tambah bagi setiap penjual; f) Strategi ‘moving-up market’. Dalam strategi ini perusahaan berusaha melakukan penetrasi pasar dan membangun reputasi dengan jalan memproduksi barang-barang murah; g) Strategi ‘moving-down market’. Perusahaan lebih dulu membangun posisi lewat citra eksklusif dan prestius, kemudian memasuki pula pasar massal; h) Mengkonfigurasi ulang pasar. Peluang merebut pangsa pasar bisa pula diraih dengan mengubah ‘rule of the game’ industri. Jasa Jasa menurut Kotler (2009:386) adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 4 perpindahan kepemilikan. Produksi jasa dapat terikat ataupun tidak terikat pada suatu produk fisik. jasa diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu: a) Barang berwujud murni (pure tangible good); b) Barang berwujud yang disertai jasa (tangible good with accompanying service); c) Campuran (hybrid); d) Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan (major service with accompanying minor good and services); e) Jasa murni (pure services). Sifat-sifat khusus jasa yang menyatakan “diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan terjadinya perpindahan kepemilikan” perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam merancang program pemasaran. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran jasa menurut Zeithaml and Bitner (2010:48) ialah sebagai berikut : “Marketing mix defined as the elements an organizations controls that can be used to satisfy or communicate with customer. These elements appear as core decisions variables in any marketing text or marketing plan”. Bauran pemasaran jasa adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen. Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Marketing Mix adalah unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir, dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsep bauran pemasaran tradisional (traditional marketing mix) yang dikemukakan Zeithaml dan Bitner terdiri dari 4P yaitu 1) Product (Produk) adalah Produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar yang bersangkutan; 2) Price (Harga) merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa; 3) Place (Tempat) adalah Keputusan distribusi yang menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial; 4) Promotion (Promosi) sebagai suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan untuk bauran pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang diperluas (ekspendedmarketing mix for service) dengan penambahan unsur non-tradisional marketing mix, yaitu 5) People (Orang) merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran. Setiap organisasi jasa harus secara jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan pelanggan; 6) Physical Evidence (Bukti fisik) Salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya mengurangi tingkat resiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa; 7) Process (Proses) merupakan faktor penting bagi konsumen high-contact services, yang seringkali juga berperan sebagai co-producer jasa bersangkutan, sehingga menjadi tujuh unsur (7P). Minat Beli Menurut Kotler dan Keller (2009:181), minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Faktor-Faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 5 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2009:7) sebagai perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Pada umumnya terdapat dua faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan oleh konsumen, yaitu: a) Faktor Pribadi (The Individual Consumer) yaitu pemilihan terhadap merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi konsumen terhadap merek, sikap terhadap karakteristik-karakteristik tersebut, faktor gaya hidup, serta kepribadian dan karakteristik demografis; b) Faktor Pengaruh Lingkungan (Environmental Influences) Lingkungan pembelian konsumen dinyatakan dalam budaya (norma dan nilai sosial, pengaruh agama atau etnis budaya), kelas sosial (kelompok sosial ekonomi yang ada disekitar konsumen), kelompok tatap muka (teman, anggota keluarga, dan kelompok referensi) dan situasi determinan (situasi ketika produk tersebut dibeli). Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian tentang Analisis Pengaruh Produk, Harga, Lokasi, Promosi, dan Fasilitas terhadap Keputusan Pembelian Besi Baja pada UD. Rizal Jaya Surabaya yang dilakukan oleh Syamsul Arifin mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya (2012). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 72 responden yaitu para pelanggan UD. Rizal Jaya Surabaya, setelah dilakukan tinjauan pustaka dan penyusunan hipotesis, data dikumpulkan melalui metode kuisoner terhadap 72 responden pelanggan UD. Rizal Jaya Surabaya yang diperoleh dengan menggunakan teknik non probability sampling. Kemudian dilakukan analisis terhadap data yang diperolehan dengan menggunakan analisis berganda. Analisis ini meliputi: uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, pengujian hipotesis melalui uji t dan uji F, serta koefisien determinasi. Persamaan dengan penelitian terdahulu: a) Variabel bebas yaitu produk, harga, lokasi, promosi; b) Sama-sama menggunakan uji regresi linier berganda karena variabelnya lebih dari satu. Perbedaan dengan penelitian terdahulu: a) Objek peneliti terdahulu adalah UD. Rizal Jaya sedangkan peneliti sekarang adalah PT. Richeese Kuliner Indonesia; b) Responden yang yang diteliti oleh penelitian terdahulu adalah responden yang memberikan keputusan membeli besi baja pada UD. Rizal Jaya. Sedangkan peneliti sekarang adalah responden yang sudah pernah membeli produk yang di tawarkan oleh Richeese Factory Maspion Square di Surabaya. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu pertanyaan sementara atau dugaan yang paling memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan putaka, dan tinjauan penelitian terdahulu dapat ditarik hipotesis pada penelitian ini, yaitu: a) Bauran pemasaran yang meliputi Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi), People (Orang), Physical Evidence (Bukti fisik), dan Process (Proses) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Minat Beli Ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya; b) Diantara variabel bauran pemasaran yang meliputi Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi), People (Orang), Physical Evidence (Bukti fisik), dan Process (Proses). Variabel Product (Produk) terdapat yang dominan terhadap Minat Beli Ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deksriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan penelitian dengan menekankan pada pengujian data dalam Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 6 menghasilkan suatu kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah responden yang pernah mengunjungi dan membeli produk di Richeese Factory Maspion Square Surabaya minimal 2 kali, minimal berusia 17 tahun. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 132 responden. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Nonprobability Sampling dimana ditentukan dengan purposive sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penelitian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel dengan maksud penelitian berdasarkan ciri khas atau kriteria tertentu. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data kuantitatif diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang menggunakan skala likert (skala 5 poin).Skala likert yaitu skala yang menunjukkan sejauh mana tingkat respon dari responden yang ditunjukkan dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju. Definisi Operasional dan Definisi Operasional Variabel Variabel Independen Product/Produk (Prod1) sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar yang bersangkutan. Indikator dari variabel produk adalah sebagai berikut: a) Kemasan produk yang menarik (Prod1.1); b) Kenikmatan dan kelezatan cita rasa makanan (Prod1.2); c) Banyaknya variasi makanan (Prod1.3) Price/Harga (Pri2) merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Indikator dari variabel harga adalah sebagai berikut: a) Harga yang ditawarkan dibandingkan dengan harga pesaing (Pri2.1); b) Harga promosi yang ditawarkan (Pri2.2); c) Harga terjangkau (Pri2.3) Place/Tempat (Pla3) Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Indikator variabel tempat adalah sebagai berikut: a) Strategis, dan mudah diliat keberadaannya (Pla3.1); b) Kemudahan transportasi dan kelancaran lalu lintas (Pla3.2); c) Kedekatan dengan tempat tinggal (Pla3.3); d) Terdapat di berbagai lokasi (Pla3.4) Promotion/Promosi (Prom4) sebagai suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Indikator variabel promosi adalah sebagai berikut: a) Penyampaian informasi di media cetak (Prom4.1); b) Penyampaian informasi di media elektronik (Prom4.2); c) Program promosi penjualan (Prom4.3) People/Orang (Peo5) merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran. Setiap organisasi jasa harus secara jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan pelanggan. Indikator variabel orang adalah sebagai berikut: a) Penampilan berseragam(Peo5.1); b) Keramahan dan kesopanan karyawan dalam melayani konsumen(Peo5.2); c) Kecakapan, ketangkasan, dan kemampuan karyawan(Peo5.3); d) Kemampuan menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan (Peo5.4) Physical Evidence/Bukti Fisik (Phys6) Salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya mengurangi tingkat resiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. Indikator variabel bukti fisik adalah sebagai berikut: a) Dekorasi ruangan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 7 dan kenyamanan ruangan (Phys6.1); b) Kemudahan mendapatkan perlengkapan makan dan penunjang lainnya (Phys6.2); c) Tersedianya penerangan yang cukup (Phys6.3) Process/Proses (Pros7) merupakan faktor penting bagi konsumen high-contact services, yang seringkali juga berperan sebagai co-producer jasa bersangkutan. Indikator variabel proses adalah sebagai berikut: a) Proses pemesanan dan transaksi yang mudah (Pros7.1); b) Kecepatan dalam penyajian (Pros7.2) Variabel Dependen Minat Beli Pelanggan (Minbel) adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Indikator variabel minat beli adalah: a) Minat konsumen untuk membeli ulang; b) Merekomendasikan kepada orang/saudara untuk datang membeli dan menikmati produk Richeese Factory Teknik Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur (kuisoner) layak untuk mengukur apa yang diinginkan. Validitas alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total dari penjumlahan semua skor pertanyaan (Ghozali, 2009:45). Uji Reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan kepada responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan perkataan lain hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap obyek dan alat pengukur yang sama. Uji reabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Alpha Cronbach dan hanya perlu satu kali dilakukan pengukuran. Variabel dikatakan reliabel jika nilai alpha ≥ 0,6 (Suharsimi Arikunto, 2005:260). Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Penelitian ini menggunakan plot probabilitas normal (Normal Probability Plot) untuk menguji kenormalitasan jika penyebaran data (titik) disekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Salah satu cara mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melihat Tolerance dan Variance Inflasion Factor (VIF). Tolerance mengukur variabelitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut off yang umum digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. (Ghozali, 2009:91) Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terdapat kesamaan varians dari residu dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Jika pola tertentu, seperti titik yang ada berbentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Kelayakan Model Uji Kelayakan Model, pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 8 dependen (Ghozali,2009). Uji ini digunakan untuk menguji kelayakan model goodness of fit. Pengambilan keputusan uji hipotesis secara simultan didasarkan pada nilai probabilitas hasil pengolahan data SPSS sebagai berikut: a) Jika signifikasi > 0,05 maka H0 diterima. Jika tingkat signifikasi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan (H1 diterima dan H0 ditolak), artinya secara simultan variabel bebas (Prod1, Pri2, Pla3, Prom4, Peo5, Phys6, Pros7) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Minbel) = hipotesis diterima; b) Jika signifikasi > 0,05 maka H0 ditolak. Jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan (H1 ditolak dan H0 diterima), artinya secara simultan variabel bebas (Prod1, Pri2, Pla3, Prom4, Peo5, Phys6, Pros7) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Minbel) = hipotesis ditolak. Analisis Regresi Analisis koefisien determinasi (R2) dan korelasi (R) digunakan untuk mengukur tingkat korelasi atau pengaruh antara variabel bebas ( Prod1, Pri2, Pla3, Prom4, Peo5, Phys6, Pros7 ) secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel Minbel. Kriteria Pengujian dalam koefisien determinasi (R) dan korelasi (R2) adalah sebagai berikut: a) Bila R2=1 artinya konstribusi variabel independen ( Prod1, Pri2, Pla3, Prom4, Peo5, Phys6, Pros7 ) terhadap variabel dependen (Minbel) adalah 100% dimana model pendekatan yang digunakan adalah tepat; b) Bila R2 mendekati 0, artinya tidak ada konstribusi dari variabel independen ( Prod1, Pri2, Pla3, Prom4, Peo5, Phys6, Pros7 )terhadap variabel dependen (Minbel) semakain tinggi R2 atau mendekati 1 maka semakin baik. Persamaan regresi linier berganda adalah suatu prosedur statistik dalam menganalisa hubungan antara variabel dependen dan satu atau lebih variabel independen ( Prod1, Pri2, Pla3, Prom4, Peo5, Phys6, Pros7 ) terhadap variabel dependen (Minbel) rumus multiple regresinya adalah sebagai berikut. Regresi linier berganda dianalisis dengan cara melihat model regresi yang terbentuk dengan memasukkan koefisien regresi masing-masing variabel (Suharsimi Arikunto, 2005:89). Dengan rumus sebagai berikut: Minbel = a + b1Prod1 +b2Pri2 +b3Pla3 +b4Prom4 + b5Peo5 + b6Phys6 + b7Pros7 + e Dimana : Minbel = Minat Beli Pelanggan Prod1 = Produk Pri2 = Harga Pla3 = Tempat Prom4 = Promosi Peo5 = Orang Phys6 = Fasilitas Fisik Pros7 = Proses a = Konstanta b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel e = Standar Error Pengujian Hipotesis Uji t penelitian ini tidak dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, karena pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan hanya satu variabel saja sedangkan pada pengujian hipotesis uji t diperlukan variabel bebas lebih dari satu variabel. Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis: a) Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima berarti bauran pemasaran jasa yang meliputi Produk, Harga, Tempat/ lokasi, Promosi, Orang, Fasilitas Fisik, dan Proses mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap minat beli pelanggan; b) Apabila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak berarti bauran pemasaran jasa yang meliputi Produk, Harga, Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 9 Tempat/ lokasi, Promosi, Orang, Fasilitas Fisik, dan Proses mempunyai pengaruh yang tidak signifikan secara parsial terhadap minat beli pelanggan. Koefisien Determinasi Parsial (r²) adalah digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas yang meliputi Produk, Harga, Tempat/ lokasi, Promosi, Orang, Fasilitas Fisik, dan Proses secara parsial terhadap variabel terikat (minat beli pelanggan) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Teknik Analisis Data Uji Validitas Dari tabel hasil uji validitas dapat diketahui bahwa pernyataan untuk semua variabel mempunyai nilai signifikansi di bawah 0,05 (5%) dan r hitung > r tabel (0,1697). Hal ini berarti semua pernyataan untuk semua variabel ini adalah valid. Uji Reliabilitas Dari hasil uji reabilitas terlihat nilai cronbach’s alpha sebesar 0,829 > 0,60 yang berarti butir-butir pertanyaan dari seluruh variabel seluruhnya reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Grafik hasil pendekatan Grafik P-Plot pada gambar 1 berikut ini: Gambar 1 Hasil Uji Normalitas P-plot Dari grafik P-Plot dapat diketahui bahwa distribusi data telah mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik melalui pendekatan Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik P-Plot model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 10 Uji Multikolinearitas Tabel hasil uji Multikolinearitas pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Hasil Uji Multikolinieritas Variance Variabel Tolerance Influence Factor Keterangan (VIF) Product 0,845 1,768 Bebas Multikolinieritas Price 0,622 1,699 Bebas Multikolinieritas Place 0,744 1,345 Bebas Multikolinieritas Promotion 0,844 1,417 Bebas Multikolinieritas People 0,929 1,905 Bebas Multikolinieritas Physical Evidence 0,707 1,613 Bebas Multikolinieritas Process 0,684 1,531 Bebas Multikolinieritas Sumber: hasil output SPSS Berdasarkan pada tabel uji multikolinearitas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Tolerance mendekati nilai 1 dan Variance Influence Factor (VIF) pada seluruh variabel bebas yang dijadikan model penelitian lebih kecil dari 10 sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bisa disebut juga dengan bebas dari Multikolinieritas, sehingga variabel tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Uji Heterokedastisitas Gambar hasil uji heteroskedastisitas pada gambar 2 berikut ini: Gambar 2 Hasil Uji Heterokedastisitas Dari gambar uji heterokedastisitas yang terlihat titik-titik menyebar secara acak pada gambar uji heteroskedastisitas, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas pada model regresi. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 11 Uji Kelayakan Model Hasil Nilai Uji F dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini: Tabel 2 Anova Sum of Squares Model 1 Mean Square Df Regression 38,491 7 5,499 Residual Total 50,145 88,636 124 131 0,404 F Sig. 13,597 0,000 a Predictors: (Constant),Proses,Produk,Tempat,Promosi,Bukti Fisik,Harga,Orang b Dependent Variable: Minat Beli Ulang Sumber: hasil output SPSS diolah Dari hasil output tingkat signifikan 0,000 kurang dari α = 5% menunjukkan pengaruh variabel Produk, Harga, Tempat, Promosi, Orang, Bukti fisik, dan Proses secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli Ulang dalam melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya. Analisis Regresi Analisi Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R²) Hasil perhitungan koefisien korelasi dan determinasi disajikan pada tabel 3: Tabel 3 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,759 0,752 0,541 0,636 a Predictors: (Constant), Proses,Produk,Tempat,Promosi,Bukti Fisik,Harga,Orang b Dependent Variable: Kepuasan konsumen Sumber: hasil output SPSS diolah Dari tabel 3 tersebut di atas diketahui R square (R2) sebesar 0,752 atau 75,2% yang menunjukkan sumbangan atau kontribusi dari variabel Produk, Harga, Tempat, Promosi, Orang, Bukti fisik, dan Proses secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli Ulang dalam melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya adalah memiliki hubungan yang kuat. Sedangkan sisanya (100 % - 75,2% = 24,8%) dikontribusi oleh faktor lainnya. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,759 atau 75,9%. Hasil ini menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli Ulang dalam melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya memiliki hubungan yang erat. Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui keerat hubungan variabel bebas Product/Produk, Price/Harga, Place/Tempat, Promotion/Promosi, People/Orang, Physical Evidence/Bukti fisik, dan Process/Proses terhadap variabel terikat Minat Beli Ulang yang melakukan pembelian ulang pada Richeese Factory di Maspion Square Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 12 Tabel 4 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Bebas Koefisien Regresi Sig. 0,273 0,216 - 0,127 0,223 0,411 - 0,165 0,169 0,004 0,011 0,050 0,004 0,000 0,020 0,035 Product Price Place Promotion People Physical Evidence Process Konstanta Sig. F R R2 r 0,258 0,225 - 0,175 0,257 0,371 - 0,207 0,188 1,148 0,000 0,759 0,752 Sumber: hasil output SPSS diolah Dari data tabel di atas persamaan regresi yang didapat adalah: Minbel = 1,148 + 0,273Prod1 + 0,216Pri2 - 0,127Pla3 + 0,223Prom4 + 0,411Peo5 – 0,165Phys6 + 0,169Pros7 Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut: a) Konstanta = 1,148 menunjukkan bahwa jika variabel bebas terdiri dari Produk, Harga, Tempat, Promosi, Orang, Bukti fisik, dan Proses = 0, maka minat beli ulang akan sebesar 1,148; b) Koefisien regresi Produk (b1) = 0,273 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Produk dengan Minat Beli Pelanggan pada Richeese Factory Maspion Square di Surabaya, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Produk yang dimiliki Richeese Factory Maspion Square Surabaya tersebut akan semakin meningkat. Artinya apabila nilai Produk naik satu satuan maka nilai minat beli pelanggan yang melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya akan naik sebesar 0,273 dengan asumsi Harga, Tempat, Promosi, Orang, Bukti fisik, dan Proses bernilai konstan; c) Koefisien regresi Harga (b2) = 0,216 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Harga dengan Minat Beli Pelanggan pada Richeese Factory Maspion Square di Surabaya, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Harga yang dimiliki Richeese Factory Maspion Square Surabaya tersebut akan semakin meningkat. Artinya apabila nilai Harga naik satu satuan maka nilai minat beli pelanggan yang melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya akan naik sebesar 0,216 dengan asumsi Produk, Tempat, Promosi, Orang, Bukti fisik, dan Proses bernilai konstan; d) Koefisien regresi Tempat (b3) = - 0,127 menunjukkan arah hubungan negatif (tidak searah) antara Tempat dengan Minat Beli Pelanggan pada Richeese Factory Maspion Square di Surabaya, hal ini menunjukkan bahwa semakin buruk Tempat yang dimiliki Richeese Factory Maspion Square Surabaya tersebut akan semakin menurun. Artinya apabila nilai Tempat turun satu satuan maka nilai minat beli pelanggan yang melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya akan turun sebesar - 0,127; e) Koefisien regresi Promosi (b4) = 0,223 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Promosi dengan Minat Beli Pelanggan pada Richeese Factory Maspion Square di Surabaya, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Promosi yang dimiliki Richeese Factory Maspion Square Surabaya tersebut akan semakin meningkat. Artinya apabila nilai Promosi naik satu satuan maka nilai minat beli ulang yang melakukan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 13 pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya akan naik sebesar 0,223 dengan asumsi Produk, Harga, Tempat, Orang, Bukti fisik, dan Proses bernilai konstan; f) Koefisien regresi Orang (b5) = 0,411 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Orang dengan Minat Beli Pelanggan pada Richeese Factory Maspion Square di Surabaya, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Orang yang dimiliki Richeese Factory Maspion Square Surabaya tersebut akan semakin meningkat. Artinya apabila nilai Orang naik satu satuan maka nilai minat beli ulang yang melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya akan naik sebesar 0,411 dengan asumsi Produk, Harga, Tempat, Promosi, Bukti fisik, dan Proses bernilai konstan; g) Koefisien regresi Bukti Fisik (b6) = - 0,165 menunjukkan arah hubungan negatif (tidak searah) antara Bukti Fisik dengan Minat Beli Pelanggan pada Richeese Factory Maspion Square di Surabaya, hal ini menunjukkan bahwa semakin buruk Bukti Fisik yang dimiliki Richeese Factory Maspion Square Surabaya tersebut akan semakin menurun. Artinya apabila nilai Bukti Fisik turun satu satuan maka nilai minat beli pelanggan yang melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya akan turun sebesar – 0,165; h) Koefisien regresi Proses (b7) = 0,169 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Proses dengan Minat Beli Pelanggan pada Richeese Factory Maspion Square di Surabaya, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Proses yang dimiliki Richeese Factory Maspion Square Surabaya tersebut akan semakin meningkat. Artinya apabila nilai Proses naik satu satuan maka nilai minat beli pelanggan yang melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya akan naik sebesar 0,169 dengan asumsi Produk, Harga, Tempat, Promosi, Orang, Bukti fisik bernilai konstan. Pengujian Hipotesis Uji t ( secara parsial ) Hasil nilai perolehan t hitung dan tingkat signifikan pada tabel 5: Tabel 5 Hasil Perolehan t hitung dan Tingkat Signifikan Variabel Sig Keterangan Product 0,004 Signifikan Price 0,011 Signifikan Place 0,050 Signifikan Promotion 0,004 Signifikan People 0,000 Signifikan Physical Evidence 0,020 Signifikan Process 0,035 Signifikan Sumber: hasil output SPSS diolah Dilihat dari tabel 5, masing-masing nilai signifikan t < dari α = 0,05. Dengan demikian pengaruh produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik dan orang terhadap Minat Beli Pelanggan dalam melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square di Surabaya adalah signifikan. Koefisien Determinasi secara Partial (r2) Hasil perhitungan koefisien determinasi dengan dapat dilihat sebagai berikut : Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 14 Tabel 6 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel r r2 Product 0,258 0,06656 Price 0,225 0,05063 Place - 0,175 0,03063 Promotion 0,257 0,06605 People 0,371 0,13764 - 0,207 0,04285 0,188 0,03534 Physical Evidence Process Sumber: hasil output SPSS Dilihat dari tabel 6 tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah People(Orang) karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar sebesar 0,13764 atau sekitar 13,764%. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan perhitungan statistik menggunakan SPSS, maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian kelayakan model menunjukkan variabel yang terdiri dari Produk, Harga, Tempat, Promosi, Orang, Bukti fisik, dan Proses secara bersama–sama tehadap Minat Beli Ulang dalam melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya adalah signifikan atau mempunyai pengaruh yang signifikan. Hasil ini diperkuat dengan perolehan koefisien kolerasi berganda (R) yang menunjukkan korelasi atau hubungan antara variabel bebas tersebut secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian memiliki hubungan yang erat, hasil pengujian secara simultan menunjukkan atau kontribusi (R2) yang berarti bahwa sumbangan atau kontribusi dari Produk, Harga, Tempat, Promosi, Orang, Bukti fisik, dan Proses terhadap Minat Beli Ulang dalam melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya memiliki hubungan yang kuat, hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan variabel yang digunakan dalam model penelitian yaitu Produk, Harga, Tempat, Promosi, Orang, Bukti fisik, dan Proses masing-masing mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap Minat Beli Ulang dalam melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya. Kondisi ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi masing-masing variabel tersebut dibawah α = 5%, hasil pengujian korelasi determinasi parsial (r2) diketahui bahwa variabel yang mempunyai pengaruh secara dominan terhadap Minat Beli Ulang adalah variabel People karena mempunyai nilai koefesien korelasi parsialnya (r2) paling besar dibandingkan dengan variabel lainnya. Saran Dari hasil pembahasan dan simpulan hasil penelitian maka dapat dikembangkan beberapa saran bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini. Berikut saran yang dapat dikemukakan adalah bila dilihat dari pengaruh yang paling dominan adalah People/Orang maka sebaiknya manajemen Richeese Factory di Maspion Square Surabaya lebih meningkatkan kemampuan orang-orang yang dapat diandalkan dalam memberikan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 15 pelayanan dengan kualitas terbaik. Dan konsisten People/Orang yang dapat meningkatkan penjualan produk-produk yang dijual sehingga pembeli bisa tertarik untuk melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Maspion Square Surabaya, sebaliknya manajemen Richeese Factory di Maspion Square Surabaya juga sebaiknya memperhatikan Tempat dan Proses dan menambah atau memperluas variabel lainnya agar pembeli dapat mempertimbangkan kembali untuk melakukan pembelian ulang di Richeese Factory Surabaya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2005. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi IV. PT Rineka Cipta. Jakarta. Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Semarang. Kotler, P. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Prentice Hall inc. Jakarta. . 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi XI. Indeks. Jakarta. . 2009. Manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta. .dan Keller, K. 2009. Manajemen Pemasaran. PT Indeks. Jakarta. Schiffman, L.G. dan L.L. Kanuk. 2009. Consumer Behavior. 7th Edition. Prentice Hall. New Jersey. Tjiptono, F. 2008. Pemasaran Jasa. Edisi Pertama. Yogyakarta. Tjiptono, F. 2009. Strategi Pemasaran Jasa. Edisi Kedua. Yogyakarta. Zeithaml, V.A. dan M.J. Bitner. 2010. Understanding Customer Expectations and Perpections Through Marketing Research. 3rd Edition. Irwin McGraw Hill. ●●●