Kolaborasi Dalam Pendekatan Lesson Study Untuk Mengembangkan Konsep Terapi Edukatif Anak Berkesulitan Belajar Bastiana Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UNM Kampus Tidung, Makassar [email protected] abstrak Pengajaran tentang konsep terapi edukatif dalam matakuliah terapi edukatif cenderung sulit dipahami oleh mahasiswa karena bersifat konseptual. Untuk mengatasi kesulitan dalam memahami konsep terapi edukatif, upaya yang dapat dilakukan adalah penerapan kolaborasi dalam pendekatan lesson study. Melalui penerapan kolaboratif dalam lesson study diharapkan mahasiswa dapat dengan mudah memahami apa pengertian terapi edukatif dan pengembangan konsep-konsepnya. Metode dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan dokumentasi. Observasi dilakukan oleh 2 seorang observer yang juga sebagai kolaborator dalam perencanaan dan refleksi untuk kegiatan lesson study ini. Satu orang menggunakan catatan sebagai instrumen observasi dan seorang lagi menggunakan camcorder sebagai alat untuk merekam kegiatan aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen selama pelaksanaan lesson study. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil implementasi menunjukkan bahwa dengan berkolaborasi, tugas yang diberikan kepada mahasiswa lebih berkembang. Banyak pendapat yang semula tidak masuk dalam konsep terapi edukatif tetapi menjadi bahan diskusi dan ditemukan dalam kelompok. Temuan ini memperkaya konsep yang sebelumnya tidak ada dan akan dikemukakan pada akhir pertemuan. Kesimpulannya bahwa pendekatan lesson study dapat diterapkan dalam matakuliah terapi edukatif anak berkesulitan belajar. Berdasarkan kesimpulan, maka direkomendasikan bahwa pendekatan lesson study dapat diimplementasikan pada matakuliah lain. Kata kunci: kolaborasi, lesson study, terapi edukatif Abstract PENDAHULUAN Proses pembelajaran di perguruan tinggi tidak terlepas dari upaya-upaya penerapan pendekatan pembelajaran yang efektif. Salah satu diantara upaya tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan lesson study. Lesson study adalah sebuah pendekatan yang melibatkan kolaborasi dan kolegitas untuk membentuk learning community. Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Hendayana, dkk: 2006). Melalui pendekatan lesson study diharapkan siswa atau mahasiswa dapat bekerja sama dan membangun learning community di dalam kelas. Menurut Sato (2014: 5) Lesson study merupakan keseluruhan rangkaian yang terdiri dari plan, do, see, dan re-design yang tidak terpisah. Salah satu matakuliah di Jurusan pendidikan Luar Biasa FIP UNM yaitu terapi edukatif anak berkesulitan belajar. Matakuliah ini merupakan matakuliah dasar ke-PLB-an. Matakuliah ini harus diikuti oleh semua mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa tanpa melihat spesialisasi dari mahasiswa. Walaupun untuk mengikuti matakuliah ini terlebih dahulu mengikuti matakuliah perspektif anak berkesulitan belajar. Pembelajaran matakuliah ini juga menuntut adanya upaya menuju pembelajaran yang efektif. Untuk itu perlu implementasi lesson study pada matakuliah terapi edukatif anak berkesulitan belajar. Implementasi dilakukan melalui kolaborasi antara anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. McCahon &Lavelle (Mustaji; 2010) memandang kolaborasi dalam pembelajaran sebagai pembelajaran yang berorientasi "transaksi" ditinjau dari sisi metodologi. Transaksi terjadi antara pembelajar dengan pebelajar, pebelajar dengan pebelajar, dan pebelajar dengan lingkungan sekitarnya. Para pebelajar dipandang sebagai pemecah masalah. Proses negosiasi dalam pola belajar kolaborasi memiliki 6 karakteristik, yakni (1) tim berbagi tugas untuk mencapai tujuan pembelajaran, (2) diantara anggota tim saling memberi masukan untuk lebih memahami masalah yang dihadapi, (3) para anggota tim saling menanyakan untuk lebih mengerti secara mendalam, (4) tiap anggota tim menguasakan kepada anggota lain untuk berbicara dan memberi masukan, (5) kerja tim dipertanggungjawabkan ke (orang) yang lain, dan dipertanggung-jawabkan kepada dirinya sendiri, dan (6) diantara anggota tim ada saling ketergantungan (Mustaji. 2010). Mustaji (2009) menemukan bahwa penggunaan pembelajaran kolaborasi pada mata kuliah masalah sosial dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini bisa dilihat dari beberapa aspek, diantaranya (1) hasil belajar pebelajar yang mencapai ketuntasan 82.3%, (2) pebelajar lebih bergairah untuk bekerja/belajar, (3) produktifitas pebelajar dilihat dari sisi portofolio pembelajaran lebih meningkat, (4) tugas-tugas proyek pemecahan masalah dapat dilaksanakan secara optimal, (5) pebelajar memiliki sikap yang positif terhadap proses pembelajaran, materi, pembelajar, dan norma yang berkaitan dengan materi pembelajaran, (6) dan pebelajar lebih memiliki keterampilan berkolaborasi Tujuan dari implementasi lesson study dalam matakuliah terapi edukatif anak berkesulitan belajar adalah untuk membangun kolaborasi antara mahasiswa dalam kelompok dan kolaborasi antara dosen pengampu matakuliah. Untuk mengetahui dampak implementasi lesson study dalam matakuliah terapi edukatif anak berkesulitan belajar. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan lesson study dalam memahami dan mengembangkan konsep tentang terapi edukatif. Implementasi dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu Tahap perencanaan, melakukan koordinasi dengan dosen pengampu mata kuliah yang sama, menyusun lesson design, dan menyusun lembar tugas. Tahap pelaksanaan, dilakukan dalam 3 langkah yaitu penyajian awal dalam bentuk klasikal. Setelah materi disajikan, kemudian membentuk kelompok dan berkolaborasi untuk menyelesaikan tugas yang tertera pada lembar tugas. Terakhir adalah kembali ke bentuk klasikal untuk mereviu tugas yang telah dikerjakan oleh mahasiswa. Tahap evaluasi, untuk mengetahui tingkat penerimaan mahasiswa terhadap materi yang telah disajikan dengan melakukan tanya jawab kepada mahasiswa secara acak. Implementasi ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan dokumentasi untuk melihat keaktifan mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran. Observasi dilakukan oleh 2 seorang observer yang juga sebagai kolaborator dalam perencanaan dan refleksi untuk kegiatan lesson study ini. Satu orang menggunakan catatan sebagai instrumen observasi dan seorang lagi menggunakan camcorder sebagai alat untuk merekam kegiatan aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan dosen selama pelaksanaan lesson study. Dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan lesson study. Implementasi dilakukan pada mahasiswa Jurusan PLB FIP UNM semester 5 yang memprogramkan mata kuliah terapi edukatif. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan menganalisis isi lembar kerja hasil diskusi dari mahasiswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil implementasi menunjukkan bahwa dengan bekerja sama dalam kelompok, tugas yang diberikan kepada mahasiswa lebih berkembang. Banyak pendapat yang semula tidak masuk dalam konsep perbandingan terapi edukatif dengan teknik remedial tetapi menjadi bahan diskusi dan ditemukan dalam kelompok. Temuan ini memperkaya konsep yang sebelumnya tidak terpikirkan dan akan dikemukakan pada akhir pertemuan. Temuan yang dimaksud antara lain pada fokus dan layanan perbedaan antara terapi edukatif dengan remedial guru. Temuan ini sejalan dengan apa yang diharapkan oleh Sadia (2008) bahwa melalui lesson study diharapkan terjadi peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru/dosen, peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran, serta pengembangan pembelajaran yang demokratis berbasis paradigma konstruktivisme. Implementasi lesson study tidak hanya menyentuk aspek profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran. Dudley (2012) melihat bahwa lesson study benar-benar terbukti bahwa penggunaannya dapat meningkatkan pengajaran, pembelajaran, dan hasil belajar siswa dalam berbagai konteks di sekolah. Lesson study telah sukses seperti yang diharapkan oleh guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan profesionalisme dan keterampilan melalui penggunaan kolaboratif yang sistematis. Kolaborasi antara anggota kelompok terjadi dalam interaksi antar mahasiswa, Pengembangan konsep terapi edukatif diperoleh dari interaksi antara anggota tiap kelompok. Untuk dapat bekerja sama dengan baik, setiap anggota dalam kelompok harus berinteraksi dan berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. Interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan kelompok mahasiswa merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Mahasiswa yang tadinya tidak memahami apa itu terapi edukatif, melalui interaksi dengan mahasiswa lain akan mendapatkan pengetahuan dan bahkan mampu mengembangkannya menjadi lebih luas lagi sesuai dengan tugas yang diberikan. Mengorganisasi tindakan setiap mahasiswa dalam kelompok dan interaksi sosial dalam berbagai bentuk memungkinkan setiap anggota kelompok saling untuk saling bergantung tanpa mengorbankan beberapa fungsi (Chiu, 2000). Memang, anggota kelompok yang kurang beruntung menunjukkan kepercayaan yang lebih besar dan komitmen kelompok dalam sebuah organisasi ketika mereka merasa bahwa identitas subkelompok mereka dihormati (Dovidio, Saguy, & Shnabel, 2009; Huo & Molina, 2006; Huo, Molina, Sawahata, & Deang, 2005). Temuan lain yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran adalah materi tentang pengertian terapi edukatif anak berkesulitan belajar dapat dikembangkan menjadi lebih luas lagi berupa perbandingan antara terapi edukatif dengan remedial guru. Pengembangan materi ini menjadikan penyajiannya tidak hanya berupa ceramah tetapi dapat diperluas menjadi kerja kelompok berbasis lesson study. Hasil pengembangan konsep yang ditemukan oleh mahasiswa tidak hanya berguna bagi mahasiswa itu sendiri, tetapi juga berguna bagi dosen. Menurut Rock dan Wilson (2005) dalam pengembangan ini guru (dosen) juga belajar dengan asusmsi bahwa guru memiliki kemampuan untuk merumuskan pertanyaan valid tentang praktek pembelajaran setiap guru dan kemudian merancang tujuan yang akan membantu dalam menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Pengembangan ini merupakan temuan yang berarti dalam pelaksanaan lesson study dalam matakuliah terapi edukatif. Oleh karena itu, temuan ini dapat dianggap sebagai task jumping. Menggunakan kolaborasi dalam lesson study dapa meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar mahasiswa Gokhale (1995), menemukan bahwa kelompok pebelajar yang belajar dengan pola belajar kolaborasi lebih tinggi prestasi belajarnya dibanding kelompok pebelajar yang belajar secara kompetitif. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa para pebelajar yang belajar secara kolaboratif memiliki kemampuan yang baik dalam hal “berpikir kritis” dibanding mereka yang belajar secara kompetitif. Ini sesuai dengan teori pembelajaran yang diusulkan oleh penganjur pembelajaran kolaboratif. Implementasi lesson study menggunakan kolaborasi, dalam diskusi kelompok mahasiswa lebih aktif dibanding dengan dosen. Tetapi melalui diskusi kelompok, guru/dosen mempunyai banyak kesempatan untuk mengamati perilaku siswa/mahasiswa, sehingga dosen dapat mengetahui mahasiswa mana yang menampakkan perilaku yang tidak aktif atau mengganggu proses pembelajaran. KESIMPULAN DAN SARAN Penerapan lesson study pada matakuliah dapat mengembangkan konsep berdasarkan temuan mahasiswa melalui kolaborasi antar mahasiswa dalam kelompok. Kolaborasi dalam lesson study membuka wawasan setiap mahasiswa untuk berpikir dan melahirkan gagasan-gagasan baru sebagai bagian dari konsep yang diajarkan. Pembelajaran yang dimaksud adalah sesungguhnya dapat menggunakan pendekatan bahwa materi apapun lesson study dalam pembelajarannya. Kemampuan dosen dalam mengimplementasi setiap materi dalam bentuk lesson study dapat meningkatkan keprofesionalan dosen dalam melakukan pembelajaran dalam bentuk lesson study. Secara garis besar, implementasi lesson study dalam mata kuliah terapi edukatif anak berkesulitan belajar berhasil, tetapi masih ada beberapa kendala yang ditemui. Kendala yang ditemui dalam implementasi lesson study pada matakuliah terapi edukatif anak berkesulitan belajar adalah mahasiswa belum terlibat secara penuh dalam pembelajaran. Sebagian besar waktu pakai untuk menjelaskan konsep. Waktu yang digunakan untuk menjelaskan konsep dilakukan pada sesi awal dan sesi akhir pembelajaran. Kondisi ini disebabkan oleh karena materi yang disajikan adalah materi awal yaitu pengertian terapi edukatif. Untuk mengatasi kendala yang ditemui salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan tugas mengisi lembar tugas yang disediakan. Tugas yang diberikan adalah mendiskusikan perbandingan antara terapi edukatif dengan teknik remedial yang biasa dilakukan oleh guru. Tugas ini dapat dianggap sebagai task jumping karena merupakan pengembangan dari materi yang disajikan. DAFTAR PUSTAKA Chiu, Ming Ming. 2000. Group problem-solving processes: social interactions and individual actions. Journal for the Theory of Social Behaviour 30:1 0021–8308, hal. 27-49. Dovidio John F, Tamar Saguy, and Nurit Shnabel. 2009. Cooperation and conflict within groups: bridging intragroup and intergroup processes. Journal of Social Issues, Vol. 65, No. 2, 2009 Online ISSN: 1540-4560, pp. 429— 449. Dudley, Peter. 2012. Lesson study development in Englan: from school networks to national policy. International Journal for Lesson and Learning Studies, vol. 1 Iss: I. Diakses tanggal 8 Desember 2014. Grand, Gordon (ed). 2005. Learning disability. New York: Open University Press Gokhale, A A. 1995. Collaborative learning enhances critical thingking. http://scolar.lib.vt.edu/ejournals/JTE/jte-v7n1/gokhale.jte-v7n11,html. diakses 20 Nopember 2006 Hendayana, S., dkk. 2006. Lesson study. suatu strategi untuk meningkatkan keprofesionalan pendidik. UPI Press. Katz, Melissa. 2011. Educational therapy, best for helping your child with special needs to overcome all difficulties with learning. New York: New Hyde Park Kauffman, James M., Hallahan, Daniel P (ed). 2011. Handbook of special education. New York: Routledge. Mustaji, 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pola Belajar Kolaborasi (Model PBMPK). Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, Volume 17, Nomor 2, Oktober 2010. Rock, T. C., and Wilson, C. 2005. Improving teaching through lesson study. Teacher Education Quarterly, winter 2005. Sadia, W.I. 2008. Lesson study (suatu strategi peningkatan profesionalisme guru). Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA Edisi Khusus xxxxi Mei 2008 ISSN 0215 – 8250. Sato, Manabu. 2014. Mereformasi sekolah, konsep dan praktek komunitas belajar. Indonesian Edition By JICA. Tokyo. Sato, Masaaki. 2014. Dialog dan kolaborasi di sekolah menegah pertama, praktek learning community. Indonesian Edition By JICA. Tokyo.