Draft publikasian KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah 30 Oktober 2002 Kata Pengantar Terselenggaranya sistem manajemen keuangan yang sehat merupakan salah satu kunci perwujudan good governance. Di dalam sistem dimaksud tercakup beberapa prasyarat yang harus dipenuhi tatkala transparansi dan akuntabilitas menjadi barometer. Di antara prasyarat itu adalah jaminan bahwa segala peristiwa penting kegiatan pemerintah terekam dengan baik dengan ukuran-ukuran yang jelas dan dapat diikhtisarkan melalui proses akuntansi ke dalam bentuk laporan dimana kita bisa melihat segala yang terjadi dan terdapat di dalam ruang entitas itu, yakni entitas pemerintah. Di samping fungsi transparansi dan akuntabilitas, akuntansi dapat menyajikan informasi yang diperlukan berbagai pihak untuk berbagai kepentingan. Untuk itu kita perlu membangun prosedur, teknik, metode, dan standar akuntansi yang layak. Upaya profesional yang independen yang telah dilakukan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah—dengan dukungan berbagai lembaga terkait—telah tertuang pada naskah Draft Publikasian (Exposure Draft) ini yang terdiri dari (1) Kerangka Konseptual, (2) Penyajian Laporan Keuangan, (3) Pelaporan Realisasi Anggaran, dan (4) Pelaporan Arus Kas. Tahun depan dan beberapa tahun seterusnya, Komite telah mengantisipasi kesibukan yang lumayan padat. Sederet standar akuntasi yang lebih terinci sudah menunggu untuk dikembangkan. Termasuk di antara yang mendesak adalah Standar Akuntansi Aset Tetap, Standar Akuntansi Utang Pemerintah, dan Standar Akuntansi Proyek Investasi. Dalam penyusunan Draft Publikasian ini, digunakan berbagai acuan sebagai bahan bandingan, terutama standar akuntansi internasional untuk sektor publik yang diterbitkan oleh Public Sector Committee dari International Federation of Accountants (IFAC), manual Goverment Finance Statistics Manual dari International Monetary Fund (IMF), standar akuntansi yang diberlakukan oleh Goverment Accounting Standards Board (GASB) maupun oleh Federal Accounting Standards Advisory Board (FASAB) di Amerika Serikat, dan juga standar akuntansi yang telah berlaku di lingkungan komersial terbitan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Draft Publikasian ini sengaja disebarluaskan untuk mendapat tanggapan dari berbagai pihak sebagai masukan bagi perbaikan draft ini. Praktisi, akademisi, dan khalayak pengguna informasi dinantikan partisipasinya, sehingga keinginan untuk mewujudkan standar akuntansi yang layak di lingkungan pemerintah dapat diwujudkan dalam tempo yang tidak terlalu lama. Jakarta, 30 Oktober 2002 Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP) Draft Publikasian ini diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah dan hanya untuk ditanggapi dan dikomentari. Saran-saran dan masukan dalam rangka penyempurnaan draft ini masih dimungkinkan sebelum diterbitkannya Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah. Tanggapan tertulis atas draft ini paling lambat diterima pada 5 Desember 2002. (Form Tanggapan) Tanggapan dikirimkan ke: Sekretariat Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah Gedung BAPEKSTA Lantai 8, Departemen Keuangan Jln. Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta, 10710 Telepon/Facsimile 3443009 Email [email protected] Salinan dari Draft Publikasian ini dibuat dengan tujuan untuk penyiapan tanggapan dan komentar yang akan dikirimkan ke Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah. Penggandaan Draft publikasian ini oleh individu atau organisasi/lembaga dianjurkan dan diijinkan untuk penggunaan di atas dan tidak untuk diperjualbelikan. KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN Daftar Isi PENDAHULUAN Tujuan Ruang Lingkup LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAH Bentuk Umum Pemerintahan dan Pemisahan Kekuasaan Sistem Pemerintahan Otonomi dan Transfer Pendapatan antar Pemerintah Adanya Pengaruh Proses Politik Hubungan antara Pembayaran Pajak dan Pelayanan Pemerintah Anggaran sebagai Pernyataan Kebijakan Publik, Target Fiskal, dan Alat Pengendalian Investasi dalam Aset yang Tidak Menghasilkan Pendapatan Kemungkinan Penggunaan Akuntansi Dana untuk Tujuan Pengendalian PENGGUNA DAN KEBUTUHAN INFORMASI Pengguna Laporan Keuangan Kebutuhan Informasi ENTITAS PELAPORAN PERANAN DAN TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN Peranan Pelaporan Keuangan Tujuan Pelaporan Keuangan KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN DASAR HUKUM PELAPORAN KEUANGAN -i- 1-5 1-3 4-5 6 - 15 8–9 10 11 12 13 14 15 16 – 18 16 17 -18 19 – 20 21 – 24 21 – 22 23 – 24 25 – 26 27 ASUMSI DASAR Kemandirian Entitas Kesinambungan Entitas Keterukuran dalam Satuan Uang (Monetary Measurement) KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN Relevan Andal Dapat Dibandingkan Dapat Dipahami PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN Basis Akuntansi Prinsip Nilai Perolehan (Historical Cost Principle) Prinsip Realisasi (Realization Principle) Prinsip Substansi Mengungguli Formalitas (Substance Over Form Principle) Prinsip Periodisitas (Periodicity Principle) Prinsip Konsistensi (Consistency Principle) Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure Principle) Prinsip Penyajian Wajar (Fair Presentation Principle) KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN DAN ANDAL Materialitas Pertimbangan Biaya dan Manfaat Keseimbangan antar Karakteristik Kualitatif UNSUR LAPORAN KEUANGAN Laporan Realisasi Anggaran Neraca Aset Kewajiban Ekuitas Dana Laporan Arus Kas Catatan atas Laporan Keuangan Laporan Kinerja Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN - ii - 28 – 31 29 30 31 32 – 37 33 – 34 35 36 37 38 – 52 39 – 42 43 – 44 45 – 46 47 48 49 50 51 – 52 53 – 56 54 55 56 57 – 76 57 – 58 59 – 71 61 – 66 67 – 70 71 72 – 73 74 75 – 76 77 – 90 Probabilitas Manfaat Ekonomi Keandalan Pengukuran Pengakuan Aset Pengakuan Kewajiban Pengakuan Pendapatan Pengakuan Belanja PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN - iii - 80 81 -82 83 – 86 87 – 88 89 90 91 - 92 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI 2 PEMERINTAH 3 PENDAHULUAN 4 Tujuan 5 1. Kerangka konseptual ini merumuskan konsep yang mendasari 6 penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah pusat dan 7 daerah. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi: 8 (a) penyusun standar akuntansi pemerintah pusat dan daerah dalam melaksanakan tugasnya; 9 (b) penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah 10 akuntansi yang belum diatur dalam standar; 11 (c) 12 auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan 13 keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintah; dan 14 (d) para pemakai laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang 15 disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan 16 standar akuntansi pemerintah. 17 2. Kerangka konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat 18 masalah akuntansi yang belum 19 pemerintah. 20 3. dinyatakan dalam standar akuntansi Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar 21 akuntansi, maka ketentuan standar akuntansi diunggulkan relatif 22 terhadap kerangka konseptual ini. Dalam jangka panjang, konflik 23 demikian diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan 24 standar akuntansi di masa depan. KK - 1 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 Ruang Lingkup 2 4. Kerangka konseptual ini membahas: 3 (a) 4 (b) lingkungan akuntansi pemerintah; 5 (c) 6 (d) entitas pelaporan; 7 (e) peranan dan tujuan pelaporan keuangan, serta dasar hukum; 8 (f) asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna; informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala 9 informasi akuntansi; dan 10 (g) 11 definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan. 12 13 tujuan kerangka konseptual; 5. Kerangka konseptual ini berlaku bagi pelaporan keuangan pemerintah pusat dan daerah. 14 15 16 LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAH 17 6. karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya. 18 19 Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap 7. Ciri-ciri penting lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan 20 dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah 21 sebagai berikut: 22 (a) 23 Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan: (1) bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan; KK - 2 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN (2) sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar 1 pemerintah; 2 3 (3) adanya pengaruh proses politik; 4 (4) hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah. 5 (b) Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian: 6 (1) anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, 7 dan sebagai alat pengendalian; 8 (2) investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan 9 pendapatan; 10 (3) kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan 11 pengendalian. 12 13 14 Bentuk Umum Pemerintahan dan Pemisahan 15 Kekuasaan 16 8. Dalam bentuk pemerintahan demokrasi, kekuasaan ada di tangan rakyat. 17 Rakyat mendelegasikan kekuasaan kepada pejabat publik melalui proses 18 pemilihan. Sejalan dengan pendelegasian kekuasaan ini adalah 19 pemisahan wewenang di antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sistem 20 ini dimaksudkan untuk mengawasi dan menjaga keseimbangan terhadap 21 kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan di antara penyelenggara 22 pemerintahan. 23 9. Sebagaimana berlaku dalam lingkungan keuangan pemerintahan, pihak 24 eksekutif menyusun anggaran dan menyampaikannya kepada pihak 25 legislatif untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapat persetujuan, 26 pihak eksekutif melaksanakannya dalam batas-batas apropriasi dan KK - 3 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 ketentuan perundang-undangan yang berhubungan dengan apropiasi 2 tersebut. Pihak eksekutif bertanggung jawab atas penyelenggaraan 3 keuangan tersebut kepada pihak legislatif dan rakyat. 4 5 Sistem Pemerintahan Otonomi 6 Pendapatan antar Pemerintah 7 10. dan Transfer Secara substansial, terdapat tiga lingkup pemerintahan dalam sistem 8 pemerintahan Republik Indonesia, yaitu pemerintah pusat, pemerintah 9 provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah yang lebih luas 10 cakupannya memberi arahan pada pemerintahan yang cakupannya lebih 11 sempit. Adanya pemerintah yang menghasilkan pendapatan pajak atau 12 bukan pajak yang lebih besar mengakibatkan diselenggarakannya sistem 13 bagi hasil, alokasi dana umum, hibah, transfer, atau subsidi antar entitas 14 pemerintahan. 15 16 Adanya Pengaruh Proses Politik 17 11. Salah satu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan 18 seluruh rakyat. Sehubungan dengan itu, pemerintah berupaya untuk 19 mewujudkan keseimbangan fiskal dengan mempertahankan kemampuan 20 keuangan negara yang bersumber dari pendapatan pajak dan sumber- 21 sumber lainnya guna memenuhi keinginan masyarakat. Salah satu ciri 22 yang penting dalam mewujudkan keseimbangan tersebut adalah 23 berlangsungnya 24 kepentingan yang ada di masyarakat. proses politik untuk menyelaraskan berbagai 25 KK - 4 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 Hubungan antara Pembayaran Pajak dan Pelayanan 2 Pemerintah 3 12. Walaupun dalam keadaan tertentu pemerintah memungut secara 4 langsung atas pelayanan yang diberikan, pada dasarnya sebagian besar 5 pendapatan pemerintah bersumber dari pungutan pajak dalam rangka 6 memberikan pelayanan kepada masyarakat. Jumlah pajak yang dipungut 7 dari individu-individu tidak berhubungan langsung dengan pelayanan 8 yang diberikan pemerintah kepada masing-masing individu. Pajak yang 9 dipungut dan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah mengandung 10 sifat-sifat tertentu yang wajib dipertimbangkan dalam mengembangkan 11 laporan keuangan, antara lain sebagai berikut: 12 (a) Pembayaran pajak bukan merupakan sumber pendapatan yang sifatnya suka rela. 13 14 (b) Jumlah pajak yang dibayar ditentukan oleh basis pengenaan pajak 15 sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, 16 seperti penghasilan yang diperoleh, kekayaan yang dimiliki, 17 aktivitas bernilai tambah ekonomis, atau nilai kenikmatan yang 18 diperoleh. 19 (c) Efisiensi pelayanan yang diberikan pemerintah dibandingkan 20 dengan pungutan yang digunakan untuk pelayanan dimaksud 21 sering sukar diukur sehubungan dengan monopoli pelayanan oleh 22 pemerintah. Dengan dibukanya kesempatan kepada pihak lain 23 untuk menyelenggarakan pelayanan yang biasanya dilakukan 24 pemerintah, seperti layanan pendidikan dan kesehatan, pengukuran 25 efisiensi pelayanan oleh pemerintah menjadi lebih mudah. 26 27 (d) Pengukuran kualitas dan kuantitas berbagai pelayanan yang diberikan pemerintah adalah relatif sulit. KK - 5 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 Anggaran sebagai Pernyataan Kebijakan Publik, 2 Target Fiskal, dan Alat Pengendalian 3 13. Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan 4 antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk 5 melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan 6 untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang 7 diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan 8 demikian, anggaran mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan 9 memberi landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan 10 oleh pemerintah untuk suatu masa tertentu. Masa anggaran biasanya 11 mencakupi masa tahunan. Namun, tidak tertutup kemungkinan 12 disiapkannya anggaran untuk masa lebih atau kurang dari setahun. 13 Dengan 14 mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan, 15 antara lain karena: 16 (a) 17 (b) Anggaran demikian, fungsi anggaran di lingkungan pemerintah Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik. merupakan target fiskal yang menggambarkan 18 keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang 19 diinginkan. 20 (c) Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum. 21 22 (d) Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah. 23 (e) Hasil pelaksanaan anggaran harus dituangkan dalam laporan 24 keuangan pemerintah sebagai pernyataan pertanggungjawaban 25 pemerintah kepada publik. 26 KK - 6 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 Investasi dalam Aset yang Tidak Menghasilkan 2 Pendapatan 3 14. Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam bentuk aset yang 4 tidak secara langsung menghasilkan pendapatan bagi pemerintah, seperti 5 gedung perkantoran, jembatan, jalan, taman, dan kawasan reservasi. 6 Sebagian besar aset dimaksud mempunyai masa manfaat yang lama 7 sehingga program pemeliharaan dan rehabilitasi yang memadai 8 diperlukan untuk mempertahankan manfaat yang hendak dicapai. 9 Dengan demikian, fungsi aset dimaksud bagi pemerintah berbeda 10 dengan fungsinya bagi organisasi komersial. Sebagian besar aset tersebut 11 tidak menghasilkan pendapatan secara langsung bagi pemerintah, 12 bahkan menimbulkan komitmen pemerintah untuk memeliharanya di 13 masa mendatang. 14 15 Kemungkinan Penggunaan Akuntansi Dana untuk 16 Tujuan Pengendalian 17 15. Akuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem akuntansi dan 18 pelaporan keuangan yang lazim diterapkan di lingkungan pemerintah 19 yang memisahkan kelompok dana menurut tujuannya, sehingga masing- 20 masing merupakan entitas akuntansi yang mampu menunjukkan 21 keseimbangan antara belanja dan pendapatan atau transfer yang 22 diterima. Penerapan akuntansi dana tersebut dimungkinkan untuk tujuan 23 pengendalian masing-masing kelompok dana selain kelompok dana (the 24 general fund) -- sehingga perlu dipertimbangkan dalam pengembangan 25 pelaporan keuangan pemerintah. 26 KK - 7 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 PENGGUNA DAN KEBUTUHAN INFORMASI 2 Pengguna Laporan Keuangan 3 16. Terdapat beberapa kelompok pengguna laporan keuangan pemerintah, 4 yaitu: 5 (a) pihak-pihak kepada siapa pemerintah terutama bertanggungjawab (masyarakat); 6 7 (b) para wakil rakyat dan lembaga pengawas; 8 (c) pihak yang memberi atau berperan dalam proses pinjaman (investor dan kreditor); 9 10 (d) manajemen dan aparat pemerintah; 11 (e) lembaga donor dan lembaga internasional; dan 12 (f) pihak lain yang berkepentingan. 13 14 Kebutuhan Informasi 15 17. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum 16 untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. 17 Dengan demikian laporan keuangan pemerintah tidak dirancang untuk 18 memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok pengguna. 19 Namun demikian, berhubung pajak merupakan sumber utama 20 pendapatan pemerintah, maka ketentuan laporan keuangan yang 21 memenuhi kebutuhan informasi para pembayar pajak perlu mendapat 22 perhatian. 23 24 18. Meskipun memiliki akses terhadap detail informasi yang tercantum di dalam laporan keuangan, pemerintah wajib memperhatikan informasi KK - 8 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, 2 pengendalian dan pengambilan keputusan. Selanjutnya, pemerintah 3 dapat menentukan bentuk dan jenis informasi tambahan untuk 4 kebutuhan sendiri di luar jenis informasi yang diatur dalam kerangka 5 konseptual ini maupun standar-standar akuntansi yang dinyatakan lebih 6 lanjut. 7 8 ENTITAS PELAPORAN 9 19. Entitas pelaporan keuangan pemerintah adalah satuan instansi 10 pemerintah atau satuan program pemerintah yang menjadi pusat-pusat 11 pertanggungjawaban 12 menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan, yang 13 terdiri dari: 14 (a) 15 (b) Pemerintah daerah; 16 (c) keuangan pemerintah yang diharuskan Pemerintah pusat; Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau 17 organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan 18 satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan. 19 20. Dalam penetapan entitas pelaporan pemerintah, perlu dipertimbangkan 20 syarat pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu entitas 21 pemerintah terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu, dengan 22 bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas 23 pemerintah lainnya. 24 KK - 9 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 PERANAN DAN TUJUAN 2 KEUANGAN 3 Peranan Pelaporan Keuangan 4 21. PELAPORAN Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan 5 mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh 6 suatu entitas pemerintah selama satu periode pelaporan. Laporan 7 keuangan realisasi 8 pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai 9 kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas, terutama 10 dan 11 perundang-undangan. 12 22. membantu digunakan menentukan untuk membandingkan ketaatannya terhadap peraturan Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan 13 upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam 14 pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur 15 periode pelaporan untuk kepentingan: 16 (a) pada suatu Akuntabilitas 17 Mempertanggungjawabkan 18 pelaksanaan 19 pemerintah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara 20 periodik. 21 kebijakan pengelolaan yang sumber dipercayakan daya kepada serta entitas (b) Manajerial 22 Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan 23 kegiatan suatu entitas pemerintah dalam periode pelaporan 24 sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan KK - 10 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah 2 untuk kepentingan masyarakat. (c) 3 Transparansi 4 Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada 5 masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki 6 hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas 7 pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya 8 yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan 9 perundang-undangan. (d) Keseimbangan antargenerasi (intergenerational equity) 10 11 Membantu para pengguna dalam mengetahui apakah penerimaan 12 pemerintah pada periode pelaporan cukup untuk membiayai 13 seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang 14 akan 15 pengeluaran tersebut. datang diasumsikan akan ikut menanggung beban 16 17 Tujuan Pelaporan Keuangan 18 23. Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang 19 bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan 20 membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik 21 dengan: 22 (a) 23 Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran. 24 (b) Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh 25 sumber daya dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang 26 ditetapkan dan peraturan perundang-undangan. KK - 11 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN (c) 1 Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya yang 2 digunakan dalam kegiatan entitas serta hasil-hasil yang telah 3 dicapai. (d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai 4 seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya. 5 (e) 6 Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi 7 entitas 8 penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, 9 termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman. (f) 10 pemerintah berkaitan dengan sumber-sumber Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan 11 entitas, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat 12 kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. 13 24. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan 14 menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, 15 kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas. 16 17 KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN 18 25. Laporan keuangan pokok terdiri dari: 19 (a) 20 (b) Neraca; 21 (c) 22 (d) Catatan atas Laporan Keuangan. 23 26. Laporan Realisasi Anggaran; Laporan Arus Kas; Selain laporan keuangan pokok seperti disebut pada paragraf 25, entitas 24 pemerintah diperkenankan menyajikan Laporan Kinerja Keuangan dan 25 Laporan Perubahan Ekuitas. KK - 12 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 DASAR HUKUM PELAPORAN KEUANGAN 2 27. Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan 3 perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain: 4 (a) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara; 5 6 (b) Undang-undang tentang Perbendaharaan Negara; 7 (c) Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 8 (d) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah 9 daerah, khususnya yang mengatur keuangan daerah; 10 (e) 11 Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah; 12 (f) 13 Ketentuan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah; dan 14 (g) 15 Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan daerah. 16 17 18 ASUMSI DASAR 19 28. Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah 20 adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu 21 dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari: 22 a. Asumsi kemandirian entitas; 23 b. Asumsi kesinambungan entitas; dan 24 c. Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement). 25 KK - 13 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 Kemandirian Entitas 2 29. Asumsi kemandirian entitas berarti bahwa setiap unit organisasi 3 dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk 4 menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit 5 instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi 6 terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk 7 menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab 8 penuh. Entitas bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan sumber 9 daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, 10 termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya 11 dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat putusan entitas, serta 12 terlaksana tidaknya program yang telah ditetapkan. 13 14 Kesinambungan Entitas 15 30. Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan 16 pemerintah akan berlanjut keberadaannya. Dengan demikian, 17 pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas 18 entitas pelaporan dalam jangka pendek. 19 20 Keterukuran 21 Measurement) 22 31. dalam Satuan Uang (Monetary Laporan keuangan harus menyajikan setiap kegiatan entitas yang 23 diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar 24 memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi. 25 KK - 14 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 KARAKTERISTIK 2 KEUANGAN 3 32. KUALITATIF LAPORAN Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran 4 normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga 5 dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini 6 merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan 7 pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dihendaki: 8 a. Relevan; 9 b. Andal; 10 c. Dapat dibandingkan; dan 11 d. Dapat dipahami. 12 13 Relevan 14 33. Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat 15 di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan 16 membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau 17 masa depan dan menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di 18 masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan 19 dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. 20 21 34. Informasi yang relevan harus: (a) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value) 22 Informasi harus memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau 23 mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu. KK - 15 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN (b) Memiliki manfaat prediktif (predictive value) 1 2 Informasi harus dapat membantu pengguna untuk memprediksi 3 masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian 4 masa kini. (c) Tepat waktu 5 6 Informasi harus disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh 7 dan berguna dalam pengambilan keputusan. (d) Lengkap 8 9 Informasi akuntansi keuangan pemerintah harus disajikan selengkap 10 mungkin, yaitu mencakupi semua informasi akuntansi yang dapat 11 mempengaruhi 12 melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam 13 laporan keuangan harus diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan 14 dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah. pengambilan keputusan. Informasi yang 15 16 Andal 17 35. Informasi dalam laporan keuangan harus bebas dari pengertian yang 18 menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap kenyataan secara 19 jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika 20 hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan 21 informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang 22 andal harus memenuhi karakteristik: 23 (a) Penyajian Jujur 24 Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta 25 peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar 26 dapat diharapkan untuk disajikan. KK - 16 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN (b) Dapat Diverifikasi (verifiability) 1 2 Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan 3 apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang 4 berbeda, hasilnya harus tetap menunjukkan simpulan yang tidak 5 berbeda jauh. (c) 6 Netralitas 7 Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak bias 8 pada kebutuhan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk 9 menyajikan informasi yang menguntungkan pihak tertentu, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain. 10 11 12 Dapat Dibandingkan 13 36. Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika 14 dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau 15 laporan keuangan entitas pemerintah lain pada umumnya. Perbandingan 16 dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara 17 internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan 18 akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal 19 dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan 20 kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah akan 21 menerapkan kebijakan akuntasi yang lebih baik daripada kebijakan 22 akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut harus 23 diungkapkan pada periode terjadinya perubahan. 24 25 Dapat Dipahami 26 37. 27 Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang KK - 17 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, 2 pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas 3 kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya 4 kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud. 5 6 PRINSIP AKUNTANSI 7 KEUANGAN 8 38. DAN PELAPORAN Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai 9 ketentuan yang harus dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam 10 penyusunan standar akuntansi, oleh penyelenggara akuntansi dan 11 pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta oleh pengguna 12 laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. 13 Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan 14 pelaporan keuangan pemerintah: 15 a. Basis akuntansi; 16 b. Prinsip nilai perolehan; 17 c. Prinsip realisasi; 18 d. Prinsip substansi mengungguli formalitas; 19 e. Prinsip periodisitas; 20 f. Prinsip konsistensi; dan 21 g. Prinsip penyajian wajar. 22 23 Basis Akuntansi 24 39. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah 25 yaitu basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan 26 dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas. KK - 18 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 40. Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti bahwa pendapatan 2 diakui pada saat kas diterima oleh kas umum negara/kas daerah atau 3 entitas pelaporan, dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas 4 umum negara/kas daerah atau entitas pelaporan. Entitas pemerintah 5 tidak menggunakan istilah laba. Penentuan sisa perhitungan anggaran 6 (lebih/kurang) untuk setiap periode tergantung pada selisih realisasi 7 penerimaan pendapatan dan realisasi pembiayaan dengan seluruh belanja 8 yang telah dibayar. Sementara itu, pendapatan dan beban bukan tunai 9 seperti bantuan asing dalam bentuk barang dan jasa hanya disajikan sebagai informasi tambahan pada Laporan Realisasi Anggaran. 10 11 41. Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas 12 diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian 13 atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, bukan 14 pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. 15 42. Entitas pemerintah diperkenankan untuk menyelenggarakan akuntansi 16 dan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan sepenuhnya 17 basis akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja, dan 18 pembiayaan, maupun dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas. 19 20 Prinsip Nilai Perolehan (Historical Cost Principle) 21 43. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau 22 sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset 23 tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan 24 setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban 25 di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah. 26 27 44. Nilai perolehan lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena nilai perolehan lebih obyektif dan dapat diverifikasi. KK - 19 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 Prinsip Realisasi (Realization Principle) 2 45. Bagi pemerintah, pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasikan 3 melalui anggaran pemerintah selama suatu tahun fiskal akan digunakan 4 untuk membiayai belanja yang terjadi dalam periode tersebut. 5 46. Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against revenue principle) 6 dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana 7 dipraktekkan dalam akuntansi komersial. 8 10 Prinsip Substansi Mengungguli (Substance Over Form Principle) 11 47. 9 Formalitas Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi 12 serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut 13 harus 14 ekonomi, bukan hanya mengikuti aspek formalitas. dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas 15 16 Prinsip Periodisitas (Periodicity Principle) 17 48. Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pemerintah perlu 18 dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat 19 diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. 20 Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun, periode 21 bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan. 22 23 Prinsip Konsistensi (Consistency Principle) 24 49. Perlakuan akuntansi yang sama harus diterapkan pada kejadian yang 25 serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas (prinsip konsistensi 26 internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari KK - 20 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi 2 yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru 3 diterapkan harus menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode yang 4 lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini harus 5 diungkapkan dalam laporan keuangan. 6 7 Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure 8 Principle) 9 50. Laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap informasi yang 10 dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna 11 laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face) 12 laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan. 13 14 Prinsip 15 Principle) 16 51. Wajar (Fair Presentation Laporan keuangan harus menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu entitas. 17 18 Penyajian 52. Faktor pertimbangan sehat bagi penyusun laporan keuangan diperlukan 19 ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. 20 Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta 21 tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan 22 laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian 23 pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga 24 aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak 25 dinyatakan terlalu rendah. 26 KK - 21 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 KENDALA 2 ANDAL 3 53. INFORMASI YANG RELEVAN DAN Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap 4 keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal 5 dalam mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang 6 relevan dan andal akibat keterbatasan (limitations) atau karena alasan- 7 alasan kepraktisan. Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi 8 akuntansi dan laporan keuangan pemerintah, yaitu: 9 a. Materialitas; 10 b. Pertimbangan biaya dan manfaat; 11 c. Keseimbangan antar karakteristik kualitatif. 12 13 Materialitas 14 54. Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan 15 pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria 16 materialitas. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk 17 mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat 18 mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar 19 laporan keuangan. 20 21 Pertimbangan Biaya dan Manfaat 22 55. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya 23 penyusunannya. Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak 24 semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil dari 25 biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat KK - 22 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya itu juga tidak 2 harus dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat. 3 Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain disamping mereka 4 yang menjadi tujuan informasi, misalnya penyediaan informasi lanjutan 5 kepada kreditor mungkin akan mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu 6 entitas. 7 8 Keseimbangan antar Karakteristik Kualitatif 9 56. Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai 10 suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang 11 diharapkan dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah. Kepentingan 12 relatif antar karakteristik dalam berbagai kasus berbeda, terutama antara 13 relevansi dan keandalan. Penentuan tingkat kepentingan antara dua 14 karakteristik kualitatif tersebut merupakan masalah pertimbangan 15 profesional. 16 17 18 19 20 UNSUR LAPORAN KEUANGAN Laporan Realisasi Anggaran 57. Laporan Realisasi menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian 21 sumber 22 menggambarkan perbandingan antara anggaran pendapatan, belanja, dan 23 pembiayaan dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan. 24 58. daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah, yang Komponen yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi 25 Anggaran meliputi unsur pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Masing- 26 masing komponen didefinisikan sebagai berikut : KK - 23 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN (a) 1 Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum negara/kas 2 daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun 3 anggaran 4 pusat/daerah, yang tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah 5 pusat/daerah. bersangkutan yang menjadi hak pemerintah 6 (b) Belanja adalah semua pengeluaran kas umum negara/kas daerah 7 yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun 8 anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali 9 pembayarannya oleh pemerintah. (c) 10 Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan 11 pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu 12 dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran 13 pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau 14 memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan dapat 15 berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan 16 antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, 17 pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal 18 oleh pemerintah. 19 Neraca 20 59. kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. 21 22 Neraca menggambarkan posisi keuangan pemerintah mengenai aset, 60. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas 23 dana. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut : 24 (d) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki 25 oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari 26 mana manfaat ekonomi/sosial di masa depan diharapkan dapat 27 diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat KK - 24 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan 2 yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan 3 untuk pemeliharaan sumber-sumber daya karena alasan sejarah 4 dan budaya. (e) 5 Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang 6 penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan aliran keluar sumber 7 daya ekonomi pemerintah. (f) 8 Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. 9 10 11 Aset 12 61. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi 13 aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun 14 tidak langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran 15 pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah. 16 62. Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar. Suatu aset 17 diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan dapat direalisasikan 18 dalam atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) 19 bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam 20 kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar. 21 63. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, piutang, dan persediaan. 22 64. Aset nonlancar mencakupi aset keuangan yang bersifat jangka panjang, 23 aset yang digunakan untuk kegiatan operasi pemerintah, dan aset tak 24 berwujud. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi permanen, 25 aset tetap, dan aset lainnya. KK - 25 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 65. Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, 2 jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam 3 pengerjaan. 4 66. Aset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya. Termasuk dalam aset lainnya antara lain aset tak berwujud dan dana cadangan. 5 6 7 Kewajiban 8 67. kewajiban masa kini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan 9 pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang. 10 11 Karakterisitik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai 68. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau 12 tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks 13 pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber 14 pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas 15 pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga 16 terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah 17 atau dengan pemberi jasa lainnya. 18 69. dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan. 19 20 Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi 70. Kewajiban dikelompokkan ke dalam kewajiban jangka pendek dan 21 kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek merupakan 22 kelompok kewajiban yang harus diselesaikan dalam waktu kurang dari 23 dua belas bulan sejak tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang 24 adalah kelompok kewajiban yang penyelesaiannya baru wajib dilakukan 25 setelah dua belas bulan sejak tanggal pelaporan. 26 KK - 26 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 Ekuitas Dana 2 71. Ekuitas Dana dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (a) 3 Ekuitas Dana Lancar, yaitu selisih antara Aset Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek.. 4 (b) Ekuitas Dana Investasi, yaitu selisih antara Aset Nonlancar dan 5 Dana Cadangan atas Kewajiban Jangka Panjang. 6 (c) 7 Ekuitas Dana Cadangan, yaitu dana yang dicadangkan untuk tujuan 8 yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan peraturan 9 perundang-undangan sesuai dengan peraturan perundangundangan. 10 11 12 Laporan Arus Kas 13 72. Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan 14 kegiatan operasional, investasi, pembiayaan, dan transaksi non-anggaran 15 yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo 16 akhir kas pemerintah pada periode tertentu. 17 73. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Arus Kas terdiri 18 dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing didefinisikan 19 sebagai berikut: 20 (g) 21 22 23 Penerimaan adalah semua penerimaan kas umum negara/kas daerah yang dibukukan dalam tahun anggaran yang bersangkutan. (h) Pengeluaran adalah semua pengeluaran kas umum negara/kas daerah yang dibukukan dalam tahun anggaran yang bersangkutan. 24 KK - 27 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 Catatan atas Laporan Keuangan 2 74. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian 3 dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan 4 Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakupi 5 informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas 6 pelapor dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk 7 diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintah serta ungkapan- 8 ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan 9 keuangan secara wajar. Catatan 10 mengungkapkan hal-hal sebagai berikut: 11 (a) atas Laporan Keuangan Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi 12 makro, pencapaian target Undang-undang APBN /Perda APBD, 13 berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian 14 target;. 15 (b) Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan; 16 (c) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan 17 dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan 18 atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya; 19 (d) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Standar 20 Akuntansi Pemerintah yang belum disajikan dalam lembar muka 21 laporan keuangan; dan 22 (e) Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk 23 penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka 24 laporan keuangan. KK - 28 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 2 Laporan Kinerja Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas 3 75. 1 Selain laporan keuangan pokok sebagaimana dimaksud dalam paragraf 4 25, entitas pemerintah diperkenankan untuk menyajikan Laporan 5 Kinerja Keuangan, yaitu laporan realisasi pendapatan dan belanja yang 6 disusun berdasarkan basis akrual. Dalam laporan dimaksud, perlu 7 disajikan 8 berdasarkan klasifikasi fungsional dan ekonomi, dan surplus atau defisit. 9 76. informasi mengenai pendapatan operasional, belanja Laporan lainnya yang diperkenankan adalah Laporan Perubahan 10 Ekuitas, yakni laporan yang menunjukkan kenaikan atau penurunan 11 ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 12 13 PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN 14 77. Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya 15 kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi 16 sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, 17 ekuitas, pendapatan, belanja, dan pembiayaan, sebagaimana akan 18 termuat pada laporan keuangan entitas pemerintah yang bersangkutan. 19 Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terhadap pos-pos 20 laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa terkait. 21 78. Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa 22 untuk diakui yaitu: 23 (i) terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan 24 dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari 25 atau masuk ke dalam entitas pemerintah yang bersangkutan; 26 27 (j) kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau dapat diestimasi dengan andal. KK - 29 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 79. Dalam menentukan apakah suatu kejadian/peristiwa memenuhi kriteria pengakuan, perlu mempertimbangkan aspek materialitas. 2 3 4 Probabilitas Manfaat Ekonomi 5 80. Dalam kriteria pengakuan pendapatan, konsep probabilitas digunakan 6 dalam pengertian derajat kepastian bahwa manfaat ekonomi masa depan 7 yang berkaitan dengan pos atau kejadian/peristiwa tersebut akan 8 mengalir dari atau ke pemerintah. Konsep ini diperlukan dalam 9 menghadapi ketidakpastian lingkungan operasional pemerintah. 10 Pengkajian derajat kepastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi 11 masa depan dilakukan atas dasar bukti yang dapat diperoleh pada saat 12 penyusunan laporan keuangan. 13 14 Keandalan Pengukuran 15 81. Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat 16 peristiwa atau kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya. Namun 17 ada kalanya pengakuan didasarkan pada hasil estimasi yang layak. 18 Apabila pengukuran berdasarkan biaya dan estimasi yang layak tidak 19 mungkin dilakukan, maka pengakuan transaksi demikian cukup 20 diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan. 21 82. Penundaan pengakuan suatu pos atau kejadian dapat terjadi apabila 22 kriteria pengakuan baru terpenuhi setelah terjadi atau tidak terjadi 23 peristiwa atau keadaan lain di masa mendatang. 24 Pengakuan Aset 25 83. Aset diakui jika potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh atau 26 dilepas oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat 27 diukur dengan andal. KK - 30 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 84. dan/atau pada saat penguasaannya berpindah. 2 3 Aset diakui pada saat diterima atau diserahkan hak kepemilikannya 85. Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah antara lain bersumber 4 dari pajak, bea masuk, cukai, penerimaan bukan pajak, retribusi, 5 pungutan hasil pemanfaatan kekayaan negara, transfer, dan setoran lain- 6 lain, serta penerimaan pembiayaan, seperti hasil pinjaman. Proses 7 pemungutan setiap unsur penerimaan tersebut sangat beragam dan 8 melibatkan banyak pihak atau instansi. Dengan demikian, titik 9 pengakuan penerimaan kas oleh pemerintah untuk mendapatkan 10 pengakuan akuntansi memerlukan pengaturan yang lebih rinci, termasuk 11 pengaturan mengenai batasan waktu sejak uang diterima sampai 12 penyetorannya ke kas negara/daerah. 13 86. Aset tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya 14 dipandang tidak mungkin diperoleh pemerintah setelah periode 15 akuntansi berjalan. 16 17 Pengakuan Kewajiban 18 87. Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber 19 daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan atau telah 20 dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang, dan 21 perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang 22 dapat diukur dengan andal. 23 24 88. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul. 25 KK - 31 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH DRAFT PUBLIKASIAN 1 Pengakuan Pendapatan 2 89. Pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh kas umum negara/kas daerah. 3 4 5 Pengakuan Belanja 6 90. Belanja diakui pada saat dikeluarkan dari kas umum negara/kas daerah dan telah dipertanggungjawabkan. 7 8 9 PENGUKURAN 10 KEUANGAN 11 91. UNSUR LAPORAN Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan 12 memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos 13 dalam laporan keuangan menggunakan nilai historis. Aset dicatat sebesar 14 pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang 15 diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar 16 jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban, atau nilai sekarang 17 dari jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk 18 menyelesaikan kewajiban tersebut. 19 92. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang 20 Rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing harus 21 dikonversikan terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang Rupiah. 22 23 KK - 32