Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X STUDI PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PADUAN SUARA SISWA SD BALA KESELAMATAN JONO OGE Noldy Anthonius Polii Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pembelajaran paduan suara sebagai upaya pembentukan karakter siswa. Pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran paduan suara terhadap pembentukan karakter siswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif menggambarkan kondisi sesuai dengan diadakanya pembelajaran paduan suara. Metode dalam penelitian ini meliputi metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memilih dan memusatkan data yang muncul dari catatan lapangan, kemudian menyusun pola hubungan dari hasil penelitian dalam bentuk naratif kemudian menarik kesimpulan dari data-data yang diperoleh verifikasi dilakukan dalam bentuk penyajian dan penarikan kesimpulan dari data-data yang telah dikumpulkan di lapangan. Berdasarkan hasil analisis peran paduan suara dalam membangun pengendalian diri, bahwa pernyataan siswa mengenai peran pembelajaran paduan suara dalam membangun pengendalian diri siswa, terdapat 10 orang siswa (34,5%) yang menyatakan sangat setuju, 15 orang siswa (51,7%) yang menyatakan setuju, 4 orang siswa (13,8%) yang menyatakan kurang setuju, dan tidak satupun siswa yang tidak setuju. . Pernyataan siswa mengenai peran pembelajaran paduan suara dalam membangun kedisiplinan siswa, terdapat 20 orang siswa (68,9%) yang menyatakan sangat setuju, 8 orang siswa (27,6%) yang menyatakan setuju, 1 orang siswa (3,4%) yang menyatakan kurang setuju, dan tidak satupun siswa yang tidak setuju. Pernyataan siswa mengenai peran pembelajaran paduan suara dalam membangun kekompakan siswa, terdapat 18 orang siswa (62,1%) yang menyatakan sangat setuju, 10 orang siswa (34,5%) yang menyatakan setuju, 1 orang siswa (3,4%) yang menyatakan kurang setuju, dan tidak satupun siswa yang tidak setuju. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui pembelajaran paduan suara, siswa lebih kompak dalam mengikuti pembelajaran paduan suara. Jadi dapat disimpulkan bahwa Peran pembelajaran paduan suara dalam pembentukan karakter peserta didik di Bala Keselamatan Jono Oge adalah cukup baik. Kata Kunci : Pembentukan Karakter, Paduan Suara Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dari pengertian tersebut, pendidikan memiliki tujuan yang luhur. Keluhuran tujuan tersebut selayaknya tercermin dari potensi diri yang tergali, sikap dan tingkah laku yang bermoral dari peserta didik selaku subyek pendidikan. Pendidikan yang ada tidak hanya melahirkan seseorang yang ahli dalam bidang tertentu akan tetapi bagaimana seseorang mampu membawa diri dalam lingkungan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Pada realitanya yang terjadi pada dunia pendidikan adalah adanya dekadansi moral. Pendidikan yang ada terkesan lebih berorientasi pada transfer pengetahuan dan melalaikan penanaman nilai-nilai moral dan etika. Banyak peristiwa mengkhawatirkan terjadi di lingkungan pendidikan yang membuat dunia pendidikan semakin lumpuh. Ada siswa sekolah menjadi korban kekerasan. Sekolah yang seharusnya memberikan harapan dan optimisme malah menjadikan anak didik trauma dan putus asa bahkan bunuh diri. Di tempat lain ada sekelompok pelajar yang tawuran, melakukan tindak asusila seperti aborsi. Rasa hormat siswa terhadap guru yang berkurang, serta hilangnya sopan santun dari para peserta didik. Sekolah merupakan lembaga sosial yang memiliki fokus terutama pada pengembangan intelektual dan moral bagi siswanya. Oleh karena itu pendidikan tidak dapat melalaikan dua tugas khas ini. Dua arah pengembangan ini diharapkan menjadi idealisme bagi para siswa agar semakin mampu mengembangkan ketajaman intelektual dan integritas diri sebagai pribadi yang memiliki karakter yang kuat. Pendidikan karakter menjadi semakin mendesak untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X Sesuai data yang diperoleh pada observasi awal cukup memprihatikan karena siswa-siswa disekolah SD BK Jono Oge kurang disiplin, kurang kerja sama dan juga kurang saling menghargai. Pendidikan karakter yang sangat berperan dalam membentuk kepribadian siswa untul lebih baik. Berangkat dari latar belakang inilah penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimanakah penanaman karakter siswa melalui pembelajaran Paduan Suara di Sekolah Dasar Bala Keselamatan Jono Oge. Pendidikan karakter adalah sebuah peluang bagi penyempurnaan diri manusia, sebagai usaha manusia untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang berkeutamaan serta usaha manusia dalam mengembangkan dirinya sendiri (Koesoema, 2007:81). Seni musik merupakan salah satu kebutuhan manusia karena melalui musik manusia dapat menyatakan ungkapan perasaan pribadinya. Selain itu melalui musik juga dapat mengembangkan kepekaan anak terhadap lingkungannya. Kesenian dapat dipakai sebagi media pendidikan yang membentuk rasa keindahan, dan rasa indah erat kaitannya dengan budi pekerti luhur (Bakker, 1994:47). Usaha untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut antara lain dilakukan melalui pendidikan Seni Budaya dan Ketrampilan yang diselenggarakan pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Dalam kegiatan di sekolah-sekolah selalu ada nyanyian-nyanyian baik solo, vokal group ataupun paduan suara. Ekspresi merupakan pernyataan perasaan ataupun ungkapan pikiran yang diwujudkan oleh seorang pencipta lagu ataupun oleh penyanyinya yang disampaikan kepada pendengarnya. Bernyanyi merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi siswa, dan pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan kepadanya. Bernyanyi merupakan alat bagi siswa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh sebab itu kegiatan bernyanyi ini merupakan hal yang penting di sekolah. Waktu masuk sekolah, siswa yang sudah memperoleh pengalaman musik sebelumnya, dapat bernyanyi dengan cukup baik tapi ada juga siswa yang belum dapat bernyanyi dengan baik dalam hal ini nadanada yang fals. Agar dapat bernyanyi dengan baik, siswa harus mempelajari dasar-dasar bernyanyi yang mencakup sikap badan, pernapasan, pembentukan suara, pengucapan dan resonansi. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X Berbicara tentang musik yang dilakukan melalui bernyanyi yang berkualitas, penulis mengangkat musik vokal lebih spesifik seni berpaduan suara. Musik paduan suara yang berkualitas hendaknya mengandung empat unsur pokok, yaitu melodi yang baik, ritme yang sesuai, harmoni yang selaras dan adanya timbre. Musik paduan suara salah satu bentuk musik yang memenuhi keempat unsur tersebut, dan memadukannya secara seimbang, dan selaras. Berpadunya keempat unsur dalam paduan suara telah menyumbangkan banyak nilai positif dalam pengembangan segi-segi kehidupan manusia. Hal tersebut tidak sengaja terlihat dari nilai seni budaya, tetapi juga terlihat pada perilaku individu anak dalam kehidupan sosial, memiliki sifat disiplin, kerja sama, saling menghormati, membina persatuan dan kesatuan, merupakan sebagian dari nilai-nilai pendidikan karakter yang harus dipertahankan dalam buku Pendidikan Karakter di Sekolah (Asmani, 2012: 50). Nilai-nilai positif yang terkandung pada kelompok paduan suara tersebut dapat dipergunakan sebagai model, dimana dengan pelbagai perbedaan, dapat dirangkum dalam satu harmoni yang indah tanpa mengecilkan satu orangpun. Anak-anak adalah pemilik masa depan, Berkembangnya musik anak termasuk salah satunya paduan suara, tergantung pada upaya pembinaan anakanak sejak dini pada musik paduan suara. ”Paul Widyawan, pimpinan redaksi majalah warta musik sekaligus seorang komponis ternama di Indonesia, merupakan sosok musisi talenta yang sangat peduli akan pembinaan paduan suara anak. Beliau berpendapat bahwa mempersiapkan anak-anak sejak dini dengan giat berlatih bernyanyi, dimaksudkan agar memreka mempunyai sentuhan manusiawi, ketrampilan dan merekapun ada rasa percaya diri ketika berada di antara orang banyak. Penanaman musik paduan suara bagi anak-anak, dapat menjadikan mereka sebagai pribadi yang menyadari identitas mereka sebagai anggota kelompok dan mampu mengembangkan rasa kebersamaan. Tidak ada yang menyangkal bahwa karakter merupakan aspek yang penting untuk kesuksesan manusia di masa depan. Karakter yang kuat akan membentuk mental yang kuat, sedangkan mental yang kuat akan membentuk mental akan melahirkan spirit yang kuat, pantang menyerah, berani mengarungi Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X proses panjang, serta menerjang arus badai yang bergelombang bahkan berbahaya. Karakter yang kuat merupakan prasyarat untuk menjadi seorang pemenang dalam medan kompetisi kuat seperti sekarang dan akan datang. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membelajarkan paduan suara pada siswa sekolah dasar sangat penting, maka penelitian ini berfokus “Studi Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Paduan Suaran pada anak SD Bala Keselamatan Jono Oge. METODE PENELITIAN Pada metodelogi penelitian ini menggunakan desain penelitian yang mengambil rujukan dari Arikunto (2002:19) penelitian kualitatif atau menggambarkan tujuan, sumber, sampel berdasarkan data yang ada secara nyata sesuai dengan keadaan yang ada berdasarkan variabel dalam desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. 1. Subjek Penelitian Populasi siswa yang berada di SD BK Jono Oge dengan kajian Studi Pembentukan Karakter melalui Pembelajaran Paduan Suara Siswa SD Bala Keselamatan Jono Oge. Populasi ini dengan jumlah siswa 42 orang. 2. Instrumen Penilaian Instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, pedoman wawancara, lembar observasi dan dokumentasi yang digunakan peneliti untuk memperoleh data. 3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. a. Jenis data kualitatif adalah jenis data yang diperoleh peneliti dari lapangan yang berupa hasil wawancara dari responden b. Jenis data kuantitatif adalah jenis data yang diperoleh peneliti dari lapangan yaitu berupa hasil persentase dari angket. Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X dari lokasi penelitian. Data primer diperoleh dari hasil observasi secara langsung. Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sekolah yang berasal dari bahan kepustakaan, dokumen-dokumen yang ada hubunganya dengan hasil belajar siswa. 4. Teknik Pengumpulan Data Aktivitas pengumpulan data secara langsung tentang Studi Pembentukan Karakter melalui Pembelajaran Paduan Suara Siswa SD Bala Keselamatan Jono Oge. Maka dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Observasi Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap objek yang akan diteliti untuk mendapatkan data yang akan diperlukan dalam penelitian, termasuk pada guru dan siswa guna mengetahui pembentukan karakter siswa melalui paduan suara menggunakan analisis persentase skor. Untuk kategori aktivitas guru dan aktivitas siswa, skala penilaian masing-masing diberi skor. Keterangan penilaian yaitu sangat baik diberi skor 5, baik diberi skor 4, cukup diberi skor 3, kurang diberi skor 2, dan sangat kurang diberi skor 1. 2. Angket Untuk mengetahui pembentukan karakter siswa melalui paduan suara, dapat dilihat dari hasil survey menggunakan angket sebanyak 30 butir yang terbagi dalam 3 faktor yaitu : pengendalian diri, kerjasama. 3. Wawancara Wawancara dalam penelitian ini adalah merupakan proses memperoleh keterangan atau data langsung dari responden atau informan guru, melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan. 4. Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai metode penunjang, teknik ini dilakukan untuk mencatat hal-hal yang bersifat dokumentasi yang erat kaitanya dengan masalah yang diteliti yaitu Studi Pembentukan Karakter melalui Pembelajaran Paduan Suara Siswa SD Bala Keselamatan Jono Oge Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X 5. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan dalam beberapa cara yaitu oservasi, angket, dan wawancara kemudian dianalisis melalui tiga tahapan kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Miles dan Huberman (1992:16) menganalisa ketiga tahapan secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/veifikasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan dengan menggunakan rumus: F P= N Keterangan : P = persentase F = Frekuensi N = Jumlah (Arikunto, 2002:19) Berdasarkan pada hasil perhitungan persentase pada rumus yang digunakan pada lampiran di atas maka secara otomatis dapat terlihat jelas akan hasil perhitungan berdasarkan Studi Pembentukan Karakter melalui Pembelajaran Paduan Suara Siswa SD Bala Keselamatan Jono Oge sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil angket. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai alat pembentukan karakter manusia. Padua suara dengan merupakan langkah awal yang strategis menuju pembentukan karakter. Pembentukan karakter selain dilandasi oleh budaya nasional juga diwarnai oleh budaya dan ciri khusus cabang seni yang dilakukan. Pendidikan seni adalah salah satu pendidikan yang mudah untuk diajarkan dan dikembangkan khususnya seni musik dan suara. Pendidikan seni ini dapat diperoleh siswa sejak duduk di bangku TK sampai ke jenjang SLTP. Adapun pelajaran yang diberikan dalam pendidikan kesenian ialah pengetahuan lagu-lagu, Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X baik yang bersifat nasional, internasional maupun yang bersifat kedaerahan, pengenalan notasi yang dalam hal ini adalah notasi braille, pengenalan alat-alat musik seperti rekorder, harmonika, gitar, organ, keyboard dan sebagainya. Pendidikan kesenian tidak hanya diperoleh secara formal di sekolah tapi juga diadakan secara nonformal (di luar sekolah) sebagai pemenuhan kegiatan ekstrakurikuler seperti praktek memainkan berbagai alat musik yang tertera di atas. Dan juga adanya latihan bernyanyi secara berkelompok dalam bentuk paduan suara. Semua pembelajaran ini dilakukan secara khusus dan dengan metode yang khusus pula. Melalui pembelajaran paduan suara banyak karakter positif yang dapat terbentuk, melalui bernyanyi paduan suara, seseorang akan memiliki rasa pengendalian diri dan memiliki rasa kerjasama yang baik. Nilai-nilai ketekunan, kejujuran dan keberanian juga dapat diperoleh dari aktivitas bernyanyi. Pembelajaran Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan untuk menumbuhkan kepekaan rasa keindahan (estetis) dan artistik sehingga membentuk sikap kreatif, apresiatif dan kritis, untuk mewujudkan pengalaman berkreasi dan berapresiasi. Dengan demikian kompetensi siswalah yang diutamakan sehingga siswa dapat mengembangkan kreativitas dan potensi dirinya. Musik merupakan salah satu kebutuhan manusia karena melalui musik manusia dapat menyatakan ungkapan perasaan pribadinya. Musik adalah bahasa emosi yang bersifat universal. Melalui pendengaran, musik dapat dimengerti dan dirasakan makna dan kesan yang terkandung didalamnya, Sumaryanto(2005:36). Dalam belajar musik, baik vokal maupun instrusmental, siswa akan melalui beberapa proses kegiatan, (1) melihat kode atau notasi musik, (2) membayangkan dengan kemampuan mengingat jika not tersebut dibunyikan, (3) memainkan/menyanyikan not tersebut menjadi sajian musik, dan (4) memeriksa dan mengontrol nada yang dihasilkan, Sumaryanto(2005:39). Melalui seni budaya dan keterampilan dapat digunakan sebagai tempat menyalurkan amarah karena bernyanyi dapat mengendorkan otot-otot yang sedang tegang termasuk otot-otot dan syarat yang dapat digunakan untuk meluapkan amarah. Dalam olahraga pengendalian diri selalu diajarkan oleh guru/pelatih melalui latihan mental. Selama bertanding banyak hal didapatkan peserta entah itu cemoohan, ejekan Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X sehingga sering membuat peserta marah. Oleh karena itu pentingnya pembelajaran penjasorkes dalam pembentukan karakter pengendalian seorang peserta/siswa dalam suatu pertandingan. Seni bernyanyi dapat dikatakan sebagai musik yang menggunakan media vokal atau suara manusia. Menurut Jamalus (1988: 46) kegiatan bernyanyi adalah merupakan kegiatan dimana kita mengeluarkan suara secara beraturan dan berirama baik diiringi oleh iringan musik ataupun tanpa iringan musik. Kegiatan bernyanyi adalah merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak, dan pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan kepadanya. Bernyanyi juga merupakan alat bagi anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Demikian juga menurut Jamalus (1988:49), dalam bukunya “Pengajaran musik melalui Pengalaman musik mengatakan bahwa bernyanyi adalah merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak , dan pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan kepadanya dan mengungkapkan perasaan melalui nada dan kata-kata Suara anak-anak yang sedang bernyanyi secara bersama-sama, akan menimbulkan rasa kagum karena banyak suara anak-anak itu indah dan bermutu. Melalui paduan suara peserta diajarkan bagaimana agar menjadi tim yang bisa menyusun kerjasama yang baik dan menguntungkan dalam pertandingan. Dengan Tim yang memiliki kerjasama yang baik dapat membantu memenangkan pertandingan. Faktor-faktor yang mendukung kesimpulan diatas dijelaskan sebagai berikut: 1. Membangun Pengendalian Diri Peran pembelajaran paduan suara dalam pembentukan karakter peserta didik di SD Bala Keselamatan Jono Oge dari faktor membangun pengendalian diri adalah cukup baik. Berdasarkan analisis tabel 4.1, dapat dijelaskan bahwa pernyataan siswa mengenai peran pembelajaran paduan suara dalam membangun pengendalian diri siswa, terdapat 10 orang siswa (34,5%) yang menyatakan sangat setuju, 15 orang siswa (51,7%) yang menyatakan setuju, 4 orang siswa (13,8%) yang menyatakan kurang setuju, dan tidak satupun siswa yang tidak setuju. Jadi Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui pembelajaran paduan suara, siswa lebih memiliki sikap mengendalikan diri dalam mengikuti pembelajaran. Hasil dari penelitian peran pembelajaran paduan suara dalam pembentukan karakter pengendalian diri hasilnya cukup berperan. Disebabkan karena guru senantiasa memberikan pemahaman dengan intensif tentang pentingnya pengendalian diri dalam pembelajaran paduan suara maupun di luar pelajaran paduan suara. Sehingga siswa mampu menunjukkan ekspresi yang baik ketika pembelajaran paduan suara sedang berlangsung dalam suatu pertandingan ataupun dalam materi bernyanyi. Dengan membangun pengendalian diri dalam jiwa yang dimulai sejak dini maka siswa akan mendapatkan manfaat yang baik bagi perkembangan fisik, ekspresi emosi, dan wawasan untuk masa dewasanya. 2. Membangun Kedisiplinan Peran pembelajaran paduan suara dalam pembentukan karakter peserta didik di SD Bala Keselamatan Jono Oge dari faktor membangun kedisiplinan adalah baik. Berdasarkan analisis tabel 4.2, dapat dijelaskan bahwa pernyataan siswa mengenai peran pembelajaran paduan suara dalam membangun kedisiplinan siswa, terdapat 20 orang siswa (68,9%) yang menyatakan sangat setuju, 8 orang siswa (27,6%) yang menyatakan setuju, 1 orang siswa (3,4%) yang menyatakan kurang setuju, dan tidak satupun siswa yang tidak setuju. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui pembelajaran paduan suara, siswa lebih memiliki sikap didiplin dalam mengikuti pembelajaran. Disiplin adalah perilaku yang menunjukan patuh dan tertib terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. 3. Membangun Kerjasama Peran pembelajaran paduan suara dalam pembentukan karakter peserta didik di SD Bala Keselamatan Jono Oge dari faktor membangun kerjasama adalah baik. Berdasarkan analisis tabel 4.3, dapat dijelaskan bahwa pernyataan siswa mengenai peran pembelajaran paduan suara dalam membangun kekompakan siswa, terdapat 18 orang siswa (62,1%) yang menyatakan sangat setuju, 10 orang siswa (34,5%) yang menyatakan setuju, 1 orang siswa (3,4%) yang menyatakan kurang setuju, dan tidak satupun siswa yang tidak setuju. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui pembelajaran paduan suara, siswa lebih kompak dalam mengikuti pembelajaran paduan suara. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X Hasil dari penelitian peran pembelajaran paduan suara dalam pembentukan karakter kerjasama hasilnya baik. Hasil ini disebabkan karena guru selama pembelajaran paduan suara selalu memberikan dorongan supaya ringan tangan terhadap segala pekerjaan yang ada disekolah. Selain guru memberikan contoh, siswa SD BK Jono Oge juga telah terbiasa melakukan atau mengerjakan pekerjaan dengan teman-temannya sehingga sudah terbisa berkerjasama dengan baik. Dengan memiliki kerjasama yang baik, akan sangat bermanfaat untuk meraih kemenangan dalam suatu pertandingan. Selain dalam pertandingan, kerjasama sangat penting agar kita terbiasa membantu di dalam atau di luar lingkungan masyarakat yang kita tempati. Itulah salah satu kiat yang dapat dilakukan oleh paduan suara dalam menanamkan karakter mulia di lingkungan sekolah. Selain itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu: penanaman kesadaran dengan pengarahan, nasehat, tayangan film, pembiasaan, penegakan norma dan peraturan, serta yang paling utama adalah keteladanan. Keteladan lebih efektif daripada seribu nasehat. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini maka implikasi yang dapat dikemukakan kesimpulan bahwa peran pembelajaran paduan suara dalam pembentukan karakter peserta didik yaitu cukup baik. Hal ini mengandung implikasi perlunya guru lebih sering menekankan pendidikan karakter pada siswa sehingga siswa dapat mempraktekkan hal-hal yang bersifat positif dalam berbagai kegiatan khusunya dalam kegiatan pembelajaran SBK. Dengan begitu siswa lebih mudah berpartisipasi dalam mengerjakan kebaikan di lingkungan sekitar. Sebaikanya peran pembelajaran paduan suara dalam pembentukan karakter dapat memberikan semangat kepada guru SBK untuk terus meningkatkan kreatifitas dalam pengajaran SBK. SARAN Dari hasil penelitian dan analisis data serta kesimpulan, maka peneliti menyarankan sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X Sekolah mempunyai kewajiban dalam memberikan dorongan kepada siswa untuk membangun karakter positif dengan cara: a. Memberikan contoh perilaku yang baik kepada siswa, dalam pengajaran atau sewaktu istirahat b. Menciptakan kondisi lingkungan belajar yang nyaman sehingga siswa akan merasa senang dengan teman-temannya. Dengan menjaga kerukunan dengan teman maka dapat membangun karakter positif terhadap siswa. 2. Bagi guru Untuk membangun karakter positif yang perlu dilakukan oleh guru adalah: Guru harus dapat menumbuhkan karakter dalam diri siswa dalam kegiatan belajar mengajar, dengan cara memberi contoh dan mengoreksi perilaku siswa yang kurang tepat. 3. Bagi siswa Siswa hendaknya dapat selalu membiasakan dirinya untuk selalu membangun pengendalian diri dan kerjasama di lingkungan sekolah ataupun dilingkungan rumah. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Asmani. (2011). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. Jamalus. (1988). Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta : Depdikbud,Dirjen Dikti, PPLPTK Koesoema. (2007). Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo. Miles, Matthew B. Huberman A. (1992). Analisis Data Kualitatif. (Terjemahan Tjejep Rohedi Rohidi. Jakarta: UI Press Sumaryanto, F.Totok. (2005). Pengembangan Instrumen Pengukuran Kemampuan Solfegio. Tesis Magister pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Semarang: tidak diterbitkankan