Penerapan Sistem Merit dalam Kebijakan dan Manajemen Pegawai

advertisement
24-Nov-15
Sustainable Growth Through Governance
Penerapan Sistem Merit dalam
Kebijakan dan Manajemen
Pegawai ASN
LATAR BELAKANG
• PNS belum dianggap sebagai sebuah profesi
• Penetapan formasi PNS belum melalui analisis
jabatan, analis beban kerja dan perencanaan SDM.
• Penempatan dan pengangkatan dalam jabatan
belum berbasiskan kompetensi
• Terbatasnya mobilitas PNS
• 9 dari 10 PNS tidak pernah diberi kesempatan
mengembangkan diri
• Kualifikasi dan kompetensi PNS tidak sesuai
kebutuhan
KASN
2
1
24-Nov-15
LATAR BELAKANG
• Masalah overstaff dan understaff
• Desentralisasi pengadaan PNS menyuburkan
semangat kedaerahan dan memperlemah NKRI
• Budaya kinerja PNS yang masih rendah
• Sistem remunerasi dan tunjangan bervariasi
antar instansi.
• Remunerasi masih belum terkait dengan
pencapaian kinerja
• Promosi jabatan masih bersifat tertutup
• Rekrutment PNS masih belum objektif dan
transparan
KASN
3
WORLDWIDE GOVERNANCE INDICATORS
Government Effectiveness
KASN
4
2
24-Nov-15
TRANSFORMASI BIROKRASI &
PENGELOLAAN SDM APARATUR
2025
2018
BIROKRASI
BERSIH,
KOMPETEN
DAN
MELAYANI
DYNAMIC
GOVERNANCE
2013
RULE BASED
BUREAUCRACY
PERFORMANCE BASED
BUREAUCRACY
MANAJEMEN
SDM
PENGEMBANGAN
POTENSI HUMAN
CAPITAL
ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN
KASN
5
TAHAPAN PEMBANGUNAN
EKONOMI INDONESIA
Threshold USD 12.000
KASN
6
3
24-Nov-15
CORRUPTION INDEX
KASN
7
LATAR BELAKANG (Lanjutan)
• Pertumbuhan ekonomi lambat karena:
- Tata kelola pemerintahan yang tidak efektif
- Kemampuan untuk bersaing secara global rendah
- Tingkat korupsi yang masih tinggi
• Perlunya Reformasi Birokrasi untuk mewujudkan
birokrasi kelas dunia yang dapat mendukung
percepatan pertumbuhan ekonomi agar Indonesia
terhindar dari middle income trap
KASN
8
4
24-Nov-15
LATAR BELAKANG
• Berasal dari kurang lengkapnya dan kurang jelasnya
kebijakan yang mengatur mengenai kepegawaian,
• Berasal dari masalah-masalah implementasi kebijakan
dan sanksi di bidang kepegawaian
MAKA DIPERLUKAN :
1. STRATEGI PENGEMBANGAN SDM
2. REVISI UNDANG-UNDANG KEPEGAWAIAN NEGARA
3. PERATURAN PELAKSANAANNYA
KASN
9
STRATEGI REFORMASI
BIROKRASI NASIONAL
UU APARATUR SIPIL NEGARA
1. Makro :
Kerangka Regulasi
Nasional
Peraturan Pelaksana: 6 PP
UU Administrasi Pemerintahan
UU Sistem Pengawasan Internal Pemerintah
9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi
2. Mikro :
Program/kegiatan
pd tingkat Instansi
(K/L dan Pemda)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Penataan Struktur Organisasi Pemerintah
Penataan Jumlah dan Distribusi PNS
Pengembangan Sistem Seleksi dan Promosi Secara Terbuka
Peningkatan Profesionalisasi PNS
Pengembangan Sistem Pemerintahan Elektronik yang terintegrasi
Peningkatan Pelayanan Publik
Peningkatan Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Aparatur
Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri
Peningkatan Efisiensi Belanja Aparatur
8 Area Perubahan
KASN
10
5
24-Nov-15
FONDASI UNTUK
REFORMASI UNDANG-UNDANG BIROKRASI
UU No. 39
Tahun 2008
Kementerian
Negara
RUU Sistem
Pengawasan
Intern
Pemerintah
REFORMASI
BIROKRASI
UU No 25
Tahun 2009
Pelayanan
Publik
UU
Administrasi
Pemerintahan
UU No:
30/2014
UU Aparatur
Sipil Negara
No: 5 / 2014
KASN
11
VISI DAN MISI RUU ASN
VISI
MISI
• mewujudkan Aparatur Sipil
Negara yang memiliki
integritas, profesional,
melayani dan sejahtera.
• memindahkan Aparatur Sipil
Negara dari Comfort Zone ke
Competitive Zone
KASN
12
6
24-Nov-15
TUJUAN UTAMA UU ASN
Meningkatkan:







Independensi dan Netralitas
Kompetensi
Kinerja/ Produktivitas Kerja
Integritas
Kesejahteraan
Kualitas Pelayanan Publik
Pengawasan Dan Akuntabilitas
ASN
KASN
13
PRINSIP DASAR UU ASN
 Pengembangan “sistem merit ” dalam kebijakan
dan manajemen ASN dengan ciri-ciri sbb.:




Seleksi dan promosi secara adil dan kompetitif
Menerapkan prinsip fairness
Penggajian, reward and punishment berbasis kinerja
Standar integritas dan perilaku untuk kepentingan
publik
 Manajemen SDM secara efektif dan efisien
 Melindungi pegawai dari intervensi politik & dari
tindakan kesewenang-wenangan.
Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen SDM Aparatur yang berdasarkan
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar, tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur, ataupun kondisi kecacatan.
KASN
14
7
24-Nov-15
PEMBINAAN DAN MANAJEMEN ASN
1. Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN.
2. Untuk menyelenggarakan kekuasaan di atas,
Presiden mendelegasikan sebagian kekuasaannya
kepada:
•
•
•
•
Kementerian PAN & RB;
KASN
LAN
BKN.
15
KASN
KEWENANGAN &
OTORITAS LEMBAGA
Kementerian PAN & RB
•
•
•
BKN
Perumusan dan penetapan kebijakan,
Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan,
Pengawasan atas pelaksanaan
kebijakan ASN;
LAN
•
•
Penelitian, pengkajian kebijakan
manajemen ASN,
Pembinaan dan penyelenggaraan
pendidikan & pelatihan ASN
•
•
Penyelenggaraan manajemen ASN
Pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan NSPK (norma, standar,
prosedur, kriteria) manajemen ASN
(pengelolaan pegawai ASN)
KASN
• Monitoring, evaluasi kebijakan
manajemen SDM (dgn rekomendasi
mengikat) untuk menjamin penerapan
sistem merit
• Pengawasan penerapan asas, kode
etik, dan kode perilaku ASN
KASN
16
8
24-Nov-15
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA
 FUNGSI UTAMA – PENGAWASAN:
 MENGAWASI PELAKSANAAN NORMA DASAR,
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN serta
 MENGAWASI PENERAPAN SISTEM MERIT
DALAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN SDM
PADA INSTANSI PEMERINTAH (PUSAT DAN
DAERAH)
17
KASN
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA
 Sebagai Lembaga Non Struktural,
Mandiri, bebas dari intervensi
politik;
 Wewenang: mengawasi
proses pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi;
 Tujuan: mewujudkan Sistem
Merit ASN yang profesional, dan
berfungsi sebagai perekat NKRI;
 Keanggotaannya : dari
unsur Pemerintah dan/atau
Non Pemerintah
 Menjaga netralitas, melakukan
pengawasan atas pembinaan
profesi dan melaporkan hasil
kepada Presiden;
 Tidak ada perwakilan di
daerah.
KASN
18
9
24-Nov-15
KOMISIONER KASN
1. Sofian Effendi – Ketua merangkap
Anggota
2. Irham Dilmy – Wk. Ketua merangkap
Anggota
3. I Made Suwandi - Anggota
4. Nuraida Mokhsen - Anggota
5. Prijono Tjiptoherijanto - Anggota
6. Tasdik Kinanto - Anggota
7. Waluyo - Anggota
MANAJEMEN ASN
• Manajemen ASN adalah pengelolaan
ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praltik korupsi, kolusi
dan nepotisme.
• Meliputi Manajemen PNS dan
Manajemen PPPK.
• Manajemen ASN diselenggarakan
berdasarkan Sistem Merit.
10
24-Nov-15
MANAJEMEN PNS
Manajemen PNS meliputi:
a. Penyusunan dan penetapan
kebutuhan;
b. Pengadaan;
c. Pangkat dan jabatan;
d. Pengembangan karier;
e. Pola karier;
f. Promosi;
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
Mutasi;
Penilaian kinerja
Penggajian dan tunjangan;
Penghargaan;
Disiplin;
Pemberhentian;
Pensiun dan tabungan hari
tua; dan
Perlindungan.
KASN
21
Aparatur Sipil Negara
apa dan siapa?
• Aparatur Sipil Negara (ASN):
profesi bagi pegawai yang bekerja pada
instansi pemerintah.
• Pegawai ASN:
– Pegawai Negeri Sipil (PNS)
– Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK):
11
24-Nov-15
JENIS PEGAWAI ASN
1. PNS
2. PPPK
a. Berstatus pegawai tetap
dan Memiliki NIP secara
Nasional;
b. Menduduki jabatan
pemerintahan.
a. Diangkat dengan perjanjian
kerja sesuai keperluan
instansi menurut ketentuan
Peraturan Perundangundang.
b. Melaksanakan tugas
pemerintahan.
KASN
23
JENIS JABATAN ASN
KASN
24
12
24-Nov-15
KOMPOSISI ASN BERDASARKAN
JABATAN
KASN
25
PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI
• Sifat Dasar pengisian: Dilakukan secara kompetitif
dan terbuka dikalangan PNS
• Seleksi: dilakukan oleh Panitia Seleksi Instansi yang
dipilih dan diangkat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian berkoordinasi dengan KASN;
• Proses Pengisian jabatan:
• Pimpinan Tinggi Utama dan Madya dilakukan
pada tingkat nasional,
• Pimpinan Tinggi Pratama dilakukan pada tingkat
nasional, propinsi, atau antar intansi dalam 1
(satu) kabupaten/kota.
26
13
24-Nov-15
PENGISIAN JPT DARI CALON
NON-PNS
• JPT utama dan madya tertentu dapat berasal dari
non-PNS dengan persetujuan Presiden yang
pengisiannya dilakukan secara terbuka dan
kompetitif serta ditetapkan dalam KEPPRES.
• JPT dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri
setelah mengundurkan diri dari dinas aktif apabila
dibutuhkan dan sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan melalui proses secara terbuka dan
kompetitif.
• JPT di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu dapat
diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri sesuai
dengan kompetensi berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
27
PENGAWASAN PENGISIAN JPT
• Jabatan yang akan diisi
(Pertimbangkan pasal 116
dan Pasal 118)
• Standar kompetensi dan
persyaratan jabatan
• Susunan Pansel dan
biodata anggota (45-55)
• Metoda/proses seleksi
• Jadwal pelaksanaan
seleksi
28
14
24-Nov-15
Penggantian Pejabat Pimpinan
Tinggi (Pasal 116)
• Pasaal 116:
– PPK dilarang mengganti PPT selama dua tahun terhitung sejak
pelantikan PPT, kecuali PPT tersebut melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat
jabatan yang ditentukan.
– Penggantian PPT Utama dan madya sebelum dua tahun dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden.
• Pasal 117:
– JPT hanya dapat diduduki paling lama 5 tahun.
– JPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperpanjang
berdasarkan pencapaian kinerja, kesesuaian kompetensi, dan
berdasarkan kebutuhan instansi setelah mendapat persetujuan
PPK dan berkoordinasi dengan KASN.
Pasal 118
• PPT harus memenuhi target kinerja tertentu sesuai dengan
perjanjian kinerja yang sudah disepakati dengan Pejabat
atasannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
• PPT yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjijkan dalam
waktu satu tahun pada suatu jabatan, diberikan kesempatan
selama enam bulan untuk memperbaiki kinerjanya.
• Dalam hal PPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
menunjukkan perbaikan kinerja maka pejabat yang
bersangkutan harus mengikuti seleksi ulang uji kompetensi
kembali.
• Nerdasarkan hasil uji kompetensi, PPT dapat dipindahkan pada
jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau
ditempatkan pada jabatan lebih rendah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
15
24-Nov-15
PENGAWASAN
PROSES SELEKSI
• Pengawasan proaktif & reaktif
• Memberikan peringatan & reaksi
terhadap metoda dan proses
• Memberikan endorsement, menolak
hasil seleksi
• Rapat Pra-TPA bersama Sekretariat
Kabinet  menjamin legalitas proses
pengisian JPT
31
PENGAWASAN TERKAIT
SISTEM MERIT LAINNYA
• Mutasi, promosi, rotasi, demosi yang
tidak didasarkan atas sistem merit
• Pengaduan pelanggaran kode etik, kode
perilaku ASN
• Advis pembentukan Pansel dan uji
kompetensi dalam proses rotasi / mutasi
32
16
24-Nov-15
Pasal 111 – Pengecualian
• Ketentuan mengenai pengisian JPT sebagaimana
dimaksud dalam pasal 108, 109 dan 110 dapat
dikecualikan pada instansi pemerintah yang telah
menerapkan Sistem Merit dalam pembinaan
Pegawai ASN dengan persetujuan KASN.
• Intansi Pemerintah yang telah menerapkan sistem
Merit dalam pembinaan Pegawai ASN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
melaporkan secara terbuka secara berkala kepada
KASN untuk mendapatkan persetujuan baru.
Progress Update Pengisian JPT
dengan Seleksi Terbuka
Status
Kem. (34) LPNK (30) Provinsi (34)
Kab. / Kota
(508)
Selesai
25
18
3
48
Proses
4
7
8
60
3
5
4
47
2
0
19
353
Konsultasi
Belum
KASN
34
17
24-Nov-15
KASUS DAN SANKSI
PUSAT
• KEMENTERIAN
• LEMBAGA PEMERINTAH
NON-KEMENTERIAN
DAERAH
• PEMERINTAH PROVINSI
• PEMERINTAH KABUPATEN
• PEMERINTAH KOTA
35
TERIMA KASIH
KASN
36
18
Download