DownloadIndonesia Terpilih Sebagai Guest Country di

advertisement
BERITA PERDAGANGAN
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Indonesia Terpilih Sebagai Guest Country di Coffee Expo Seoul 2017
Jakarta, 31 Desember 2016 – Indonesia terpilih sebagai guest country pada pameran Coffee Expo
Seoul yang akan berlangsung pada 6-9 April 2017 di Convention and Exhibition Center (COEX)
Seoul, Korea Selatan. Predikat prestisius ini bakal menempatkan kopi Indonesia sebagai produk
kopi terbaik dunia, mendapat tempat terhormat dan strategis, serta layak mendapat peliputan
utama media-media di Korsel.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian
Perdagangan Ari Satria mengatakan tak mudah mendapatkan predikat guest country di pameran
ini. Negara penghasil kopi harus bisa menunjukkan kualitas terbaik kopi produksinya. "Saya
berharap produk kopi ini mampu memperbaiki neraca perdagangan RI-Korsel yang masih defisit.
Sebab, potensi ekspor kopi ke Korsel sangat besar," ujar Ari Satria.
Setelah dinobatkan sebagai guest country, Ari Satria mendorong para eksportir kopi berlomba
memanfaatkan peluang besar ini. “Terpilihnya Indonesia sebagai guest country harus
dimanfaatkan maksimal, terutama dalam hal promosi beragam varian produk kopi Indonesia.
Kopi Indonesia sangat potensial diterima di pasar Korsel, karena minum kopi sudah menjadi gaya
hidup masyarakat Korsel,” ujar Ari.
Ari mengungkapkan, tahun 2017 akan menjadi tahun ke-3 partisipasi Indonesia dalam Coffee Expo
Seoul. Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Busan akan bekerja keras berpromosi di pameran
kopi internasional terbesar di Korsel ini. Rencananya Paviliun Indonesia akan dibangun di area
seluas 126 m2 dengan desain spesial yang menggambarkan keberagaman specialty coffee yang
dimiliki berbagai daerah penghasil kopi di Indonesia.
Sebagai produsen kopi ke-4 di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia, Indonesia harus terus
melakukan promosi ke penjuru dunia. “Walaupun kopi Indonesia mempunyai harga yang relatif
lebih tinggi dibandingkan harga kopi Brasil dan Vietnam, kopi Indonesia tetap lebih unggul karena
dikenal memiliki cita rasa dan keunikan khas yang tidak dimiliki kopi Brasil dan Vietnam," ujar Ari.
Pada Coffee Expo Seoul, ditampilkan pula acara pendukung berupa roasting dan grinding kopi oleh
barista terkenal dari dalam dan luar negeri. Kegiatan inilah yang juga menarik antusiasme publik
untuk mengunjungi Coffee Expo Seoul.
Ari mengungkapkan bahwa pada Coffee Expo Seoul 2016 perolehan Indonesia cukup
menggembirakan. Indonesia yang diwakili 7 perusahaan, yaitu PT. Samtama Artanami, CV. Sukses
Group, CV. Alpha Gemilang, PT. Leaf Power, Kopi Kamu, CV. Ulubelu, dan PT. Nedcoffee
memperoleh potensi transaksi sebesar USD 3 juta.
Pada Coffee Expo Seoul 2016 yang diselenggarakan 14-17 April 2016 itu, ITPC Busan membuat
konstruksi khusus untuk Paviliun Indonesia bertemakan “Indonesia Home of Finest Coffee”. Saat
itu, Paviliun Indonesia tampil dengan konsep one island menghadirkan tujuh pilar yang
mencerminkan tujuh daerah utama produsen kopi di Indonesia, yaitu Aceh, Medan, Jawa, Bali,
Flores, Toraja, dan Papua. Untuk menarik perhatian pengunjung ke Paviliun Indonesia, setiap
harinya juga diputar film dokumenter “Aroma of Heaven” yang menceritakan keberagaman dan
kekhasan kopi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Perbaiki Neraca
Promosi produk unggulan Indonesia di Korsel, khususnya kopi, juga terus dilakukan ITPC Busan
dengan berbagai inovasi, salah satunya melalui program mingguan Wednesday Coffee Day. Kepala
ITPC Busan Indra Wijayanto menjelaskan pada program tersebut, perusahaan atau masyarakat
umum diundang untuk datang ke ruang pamer ITPC Busan untuk menikmati kopi dan makanan
ringan Indonesia.
“Program ini dirasakan cukup menarik dan membawa hasil. Jumlah kunjungan semakin banyak
dan respon terhadap produk yang ditawarkan juga cukup baik," ungkapnya.
Diharapkan melalui inovasi promosi, defisit neraca perdagangan nonmigas Indonesia terhadap
Korsel dapat terus ditekan. Neraca perdagangan nonmigas Indonesia terhadap Korsel pada tahun
2015 mengalami defisit sebesar USD 838,93 juta. Nilai defisit ini mengalami penurunan sebesar
58,87% dari nilai defisit nonmigas Indonesia pada 2014 yang sebesar USD 2,04 miliar.
Sementara itu, peluang pasar produk kopi di Korsel masih cukup besar. Hal ini terlihat dari nilai
impor kopi Korsel dari dunia pada 2015 sebesar USD 547,05 juta. Sedangkan, nilai ekspor produk
kopi Indonesia ke Korsel pada 2015 sebesar USD 10,81 juta. Nilai ini mengalami kenaikan sebesar
30,86% dari nilai ekspor kopi Indonesia tahun 2014 yang senilai USD 7,47 juta. Tren ekspor kopi
Indonesia ke Korsel selama 5 tahun (2011-2015) menunjukkan peningkatan sebesar 6,89%.
Penurunan nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Korsel harus segera diantisipasi dengan lebih
mempromosikan produk ekspor nonmigas selain produk-produk primer yang selama ini
mendominasi ekspor nonmigas Indonesia ke Korsel.
“Produk kelautan, makanan, dan minuman merupakan produk yang harus lebih aktif didorong
promosinya dengan lebih aktif mendekati para importir di Korsel,” pungkas Ari.
--selesai-Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan
Disunting oleh Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan
Download