kanker bisa dicegah, deteksi dini kanker payudara dan serviks

advertisement
24-10-2017
1/2
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id
KANKER BISA DICEGAH, DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DAN SERVIKS DITANGGUNG PEMERINTAH
DIPUBLIKASIKAN PADA : SENIN, 12 JUNI 2017 00:00:00, DIBACA : 1.327 KALI
Jakarta, 10 Juni 2017
Dalam sepekan, dua orang wanita Indonesia yang merupakan public figure Tanah Air
berturut-turut meninggal dunia akibat kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks).
Hal ini menjadi sebuah pengingat bagi kita bahwa kanker merupakan epidemi global.
Kanker menjadi masalah di dunia, termasuk di Indonesia, karena jumlah penderitanya yang
terus meningkat begitu pula dengan kematiannya. Kanker leher rahim dan kanker payudara
merupakan dua jenis kanker tertinggi yang mengancam perempuan di Indonesia.
Selain upaya meningkatkan pengetahuan terhadap jenis dan bahaya kanker dan faktor
risiko terjadinya kanker, masyarakat juga perlu memahami bahwa beberapa jenis kanker
dapat dicegah melalui deteksi dini. Deteksi dini kanker leher rahim dilaksanakan dengan
metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan tindak lanjut dini dengan krioterapi
jika ditemukan IVA positif. Sedangkan deteksi dini kanker payudara dengan metode
pemeriksaan payudara secara klinis (SADANIS).
Saat ini, lebih dari 3.700 Puskesmas di seluruh Indonesia telah dilatih dalam pelayanan deteksi dini penyakit kanker payudara dan leher rahim. Sedangkan untuk
pengobatan segera dilakukan di rumah sakit kabupaten/kota secara berjenjang untuk rujukan kasus kanker.
''Dengan deteksi dini, kejadian kanker dapat ditemukan lebih awal sehingga keberhasilan pengobatannya semakin besar'', ujar Kepala Biro Komunikas dan
Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, drg. Oscar Primadi, MPH, Sabtu siang (10/6).
Oscar juga menegaskan bahwa masyarakat, khususnya yang telah menjadi peserta jaminan kesehatan nasional (JKN), tidak perlu khawatir karena biaya promotif
dan preventif berupa deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks (tes IVA) di Puskesmas sudah masuk dalam pembiayaan JKN yang dikelola oleh BPJS
Kesehatan.
Selain itu, pemerintah juga tengah mengintroduksi vaksin human papiloma virus (HPV) di siswi sekolah dasar di beberapa daerah. Vaksin HPV efektif untuk
mencegah seseorang wanita terserang HPV yang akan membaeanya pada kanker serviks. Harapannya ke depan vaksin HPV tersebut bisa menjadi salah satu
vaksin program nasional.
Hal lainnya, pasien kanker harus mendapat pengobatan yang tepat dan tidak boleh melewatkan fase emas pengobatan. Namun, seringkali masyarakat yang
1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2/2
24-10-2017
terdiagnosis kanker pada fase awal, justru tergoda dengan iklan pengobatan alternatif yang menyesatkan yang ada di berbagai media, baik media massa maupun
media sosial.
''Kita perlu mengawasi dan mengevaluasi efektifitas dan meneliti dampak lain yang ditimbulkan. Iklan yang jelas-jelas melanggar ketentuan tersebut, akan
berdampak buruk dan menimbulkan kerugian, bahkan bisa membahayakan karena pasien kehilangan fase emas pengobatannya dan menjadi tidak
terselamatkan'', tandasnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes
melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
- 2 -
Printed @ 24-10-2017 20:10
Download