BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Kerja Kerangka kerja

advertisement
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Kerja
Kerangka kerja perancangan knowledge management pada divisi underwriting dan divisi
personalia dapat dilihat dalam Gambar 2.1 berikut ini:
Visi dan Misi
Analisis Value Network
Divisi Underwriting
Divisi Personalia
Analisis SWOT
Strategi perusahaan
Knowledge
Indentification
Knowledge Goals
Pemetaan Fitur
Fitur-fitur aplikasi
Class diagram
Use case diagram
Sequence diagram
Rancangan layar
Pembangunan Aplikasi
Gambar 2.1 Kerangka Kerja Pembangunan Knowledge Management
8
2.2 Teori Umum
2.2.1
Pengertian Sistem
Ada beberapa pengertian sistem dari beberapa ahli, diantaranya adalah :
Berdasarkan pendapat McLeod dan Schell (2001, h9), sistem adalah sekelompok
elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan pendapat Turban (2001, h34), sistem adalah sekelompok objek yang
terdiri dari orang, sumber, konsep, dan prosedur yang berinteraksi untuk menjalankan fungsi
untuk mencapai suatu tujuan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen yang
terintegrasi dan saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan yang sama.
2.2.2
Pengertian Data, Informasi, dan Understanding
a. Data
Menurut Widayana (2005, h12-13), data merupakan fakta mentah antara lain
berupa gambar, angka yang disajikan tanpa suatu konteks. Lembar kerja dalam
spreadsheets tanpa disertai analisis dan intepretasi data.
Sedangkan menurut O, Brien (2005, h38) data merupakan fakta atau observasi
mentah, yang biasanya mengenai fisik atau transaksi bisnis. Lebih rinci, data adalah
pengukuran objektif atribut (karakteristik) dari entitas (seperti manusia, tempat, barang,
dan kejadian) .
Jadi, dapat disimpulkan bahwa data adalah kumpulan fakta-fakta mentah yang
belum diolah sehingga secara relatif tidak berarti bagi pemakai.
9
b. Informasi
Menurut Widayana (2005, h13), informasi adalah data yang telah tersusun dan
disertai dengan referensi terhadap suatu hubungan (konteks) yang mempunyai arti, untuk
membantu pengambilan keputusan.
Sedangkan menurut Laudon (2002, h8), informasi adalah data yang telah disusun
ke dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.
Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah
data yang telah diproses sehingga memiliki arti dan manfaat bagi yang membutuhkannya.
c. Understanding
Menurut Bergeron (2003, h10), understanding adalah ide yang jelas dan lengkap
mengenai sesuatu hal. Understanding bersifat personal, dan berupa kekuatan dalam diri
untuk mengembangkan pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan suatu
hal. Gambar 2.2 menunjukkan tahapan data menjadi understanding.
10
Understanding
Knowledge
Human
Informasi
Data
Gambar 2.2 Tahapan Proses Data menjadi Understanding
Sumber: Bergeron (2003, h11)
2.2.3
Pengertian Sistem Informasi
Beberapa ahli menyebutkan definisi sistem informasi sebagai berikut:
Menurut Laudon dan Laudon (2002, h7), sistem informasi adalah kumpulan
komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (yang mengambil), memproses,
menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan,
pengkoordinasian, pengendalian analisa dan menampilkannya didalam suatu organisasi.
Dimana teknologi informasi itu meliputi hardware, software, data, teknologi penyimpanan,
dan penyedia jaringan suatu portfolio dari pembagian sumber teknologi informasi pada
organisasi.
Menurut O’Brien (2005, h5), sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari
orang–orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumberdaya data yang
11
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi untuk berkomunikasi antara satu
dengan yang lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan
prosedur pemprosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan data yang
disimpan (sumberdaya data) sejak permulaan peradaban.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan dari orang,
hardware, software, jaringan dan data, yang saling berhubungan untuk mencapai suatu
tujuan.
2.2.4
Pengertian Knowledge
Beberapa pengertian knowledge menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Menurut Probst et al. (2000, h24), knowledge adalah seluruh pengertian dan
kemampuan yang digunakan oleh individu dengan tujuan untuk memecahkan masalah.
Meliputi teori dan praktek, aturan sehari–hari dan perintah untuk melakukan suatu tindakan.
Menurut Turban (2001, h17), knowledge berisi informasi yang telah diorganisasikan
dan diproses untuk memberikan pengertian, pengalaman, pembelajaran lebih lanjut dan
keahlian sebagaimana ini digunakan untuk masalah atau proses bisnis tertentu.
Menurut Davenport dan Prusak (2000), knowledge adalah pencampuran unsur dari
kerangka pengalaman, nilai – nilai, informasi kontekstual, dan wawasan ahli yang
memberikan kerangka untuk evaluasi dan menggabungkan pengalaman baru dan informasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa knowledge adalah gabungan dari keahlian, wawasan,
keterampilan dan pengalaman yang dimiliki oleh satu individu yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan semua rutinitas dan masalah yang dihadapi.
12
2.2.5
Pengertian Management
Ada beberapa pengertian management menurut para ahli, yaitu:
Menurut Bateman dan Snell (2004, h14), management adalah proses pekerjaan
dengan orang dan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Robbins dan Coulter (2002, h6), management sebagai proses koordinasi
aktifitas pekerjaan supaya terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang
lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa management adalah suatu proses mengkoordinasi
suatu aktifitas yang dilakukan oleh orang maupun sumber daya untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan secara lebih efektif dan efisien.
2.2.6
Pengertian Knowledge Management
Ada beberapa pengertian knowldege management menurut para ahli.
Knowledge Management menurut Harvard College (Santoso, 2002, h195) adalah
suatu proses terformat dan terarah dalam mencerna informasi yang telah dimiliki oleh suatu
perusahaan dan mencari apa yang dibutuhkan masing-masing individu di dalam perusahaan
tersebut untuk kemudian memfasilitasinya agar mudah diakses dan selalu tersedia bilamana
dibutuhkan.
Menurut Bateman dan Snell (2004, h8), knowledge management adalah suatu
kegiatan yang bertujuan untuk menemukan dan memanfaatkan sumber daya intelektual
didalam suatu organisasi. Knowledge management bertujuan untuk menemukan,
menyimpan, membagikan dan membagi secara luas sumber daya yang sangat penting yang
13
dimiliki oleh suatu organisasi. Seperti keahlian karyawan, keterampilan, jaringan hubungan
dan kebijakan–kebijakan yang ada.
Menurut Laudon dan Laudon (2002, h373), knowledge management adalah
kumpulan proses yang dikembangkan di dalam organisasi untuk menciptakan,
mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan menyebarkan pengetahuan suatu perusahaan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa knowledge management adalah suatu proses untuk
mencari, menemukan, menyimpan dan membagikan knowledge (keahlian, keterampilan,
pengalaman, dan jaringan) yang dimiliki oleh individu-individu didalam sebuah organisasi
kepada organisasi dan individu-individu lainnya yang ada didalam organisasi tersebut.
2.2.7
Pengertian Analisis Sistem
Menurut McLeod (2001, h190), analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang
telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbaharui.
2.2.8
Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Mulyadi (2001, h51), perancangan sistem adalah proses penterjemahan
kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan sistem yang diajukan kepada
pemakai informasi untuk dipertimbangkan.
Menurut Mcleod (2001, h192) perancangan sistem informasi adalah penentuan
proses data yang diperlukan oleh sistem baru. Perancangan sistem informasi memiliki dua
tujuan utama, yaitu :
• Memenuhi kebutuhan pemakai
14
• Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap dari pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya.
Jadi, perancangan sistem informasi adalah suatu sistem yang dirancang untuk
memproses suatu data sehingga sistem tersebut dapat memenuhi kebutuhan pemakai.
2.2.9
Pengertian Database
Ramakrishnan dan Gehrke (2000, h3), berpendapat bahwa database merupakan
koleksi data-data yang terdiri atas entity dan relationship yang saling berhubungan satu
dengan yang lain. Menurut Ramakrishnan dan Gehrke (2000, h3), database management
system (DBMS) adalah suatu program atau piranti lunak yang dirancang untuk membantu
dalam memelihara dan mengatur koleksi data.
Adapun keuntungan dari database management system menurut Ramakrishnan dan
Gehrke (2000, h8) adalah :
a. Akses data lebih efisien
b. Data yang idenpenden
b. Data yang terintegrasi dan aman
c. Data yang dapat diakses secara bersama dan di recovery
d. Mengurangi waktu pembuatan program.
2.2.10 PHP
Menurut Welling (2001, h2), PHP adalah bahasa pemrograman yang berbasiskan
server-side yang dirancang khusus untuk web. Dalam halaman HTML, dapat dilekatkan
kode PHP yang dapat dijalankan kapanpun halaman itu dikunjungi.Kode PHP
diinterpretasikan di web server dan membuat HTML. PHP adalah produk Open Source.
15
Menurut Welling (2001, h4-5), beberapa keunggulan dari PHP adalah:
1. High Performance
PHP sangat efisien. Dengan menggunakan server tunggal yang tidak mahal, kita dapat
melakukan banyak pekerjaan setiap harinya.
2. Database Integration
PHP mempunyai sambungan ke banyak sistem database, antara lain MySQL,
PostgreSQL, mSQL, Oracle, dbm, filePro, Hyperwave, Informix, InterBase, dan Sybase
databases. Dengan menggunakan Open Database Connectivity Standard (ODBC), PHP
dapat langsung terhubung ke beberapa database yang menyediakan ODBC, termasuk
didalamnya produk Microsoft.
3. Built-in-Libraries
PHP dirancang khusus untuk web, dan mempunyai banyak built-in-function untuk
menampilkan banyak fungsi di dalam web. Sebagai contoh, dapat terhubung ke jaringan
lain, mengirim email, bekerja denagn cookies, dan membuat dokumen PDF, semuanya
itu hanya dengan kode yang singkat.
4. Harga yang murah
PHP adalah gratis. Kita dapat mendownload versi terakhir PHP kapanpun.
5. Mudah dalam pembelajaran dan penggunaan
Sintaks PHP berdasarkan bahasa pemrograman lainnya, terutama C, Perl, dan Java.
6. Portability
PHP dapat digunakan di banyak operating system yang berbeda. Kode PHP dapat ditulis
di free Unix operating system seperti Linux dan FreeBSD, commercial Unix seperti
Solaris dan IRIX, atau dalam Miscrosoft Windows.
16
7. Ketersediaan Source Code
Kode PHP dapat langsung diakses dan dapat dilakukan modifikasi.
2.2.11 MySQL
Menurut Welling (2001, h3), MySQL adalah relational database management
system (RDBMS) yang sangat cepat dan aman. Sebuah database memungkinkan untuk
melakukan penyimpanan yang efisien, pencarian, dan pengurutan data. MySQL server
melakukan kontrol akses terhadap data untuk memastikan bahwa setiap user dapat bekerja
dengan sesuai, menyediakan akses yang cepat, dan meyakinkan bahwa hanya user yang
mempunyai hak akses yang dapat mengaksesnya. Oleh karena itu, MySQL merupakan
server yang dapat digunakan untuk banyak user dan banyak pekerjaan. MySQL
menggunakan SQL (Structured Query Language) yang merupakan bahasa standard dalam
melakukan query database.
Menurut Welling (2001, h5-6), beberapa keuntungan dari MySQL adalah:
1. High Performance
Tidak diragukan lagi bahwa MySQL cepat dalam pengoperasiannya.
17
2. Harga yang murah
MySQL tersedia tanpa mengeluarkan biaya, yaitu melalui Open Source license.
3. Penggunaan yang mudah
Kebanyakan database menggunakan SQL. Jika ada yang menggunakan RDBMS lainnya,
maka tidak ada kesulitan dalam mengadaptasinya. MySQL mudah untuk di set up.
4. Portability
MySQL dapat digunakan dalam beberapa UNIX system yang berbeda sama seperti
penggunaan di dalam Microsoft Windows.
5. Source Code
Mudah untuk mendapatkan dan memodifikasi source code untuk MySQL.
2.2.12 Apache
Apache server merupakan sebuah proyek yang dikembangkan dari software yang
terkolaborasi dengan sempurna, dan bertujuan untuk menciptakan nilai suatu web,
meningkatkan nilai kormersial pemakainya, mendukung fitur-fitur yang ada dengan
sempurna dan merupakan suatu sources program yang bebas biaya, yang dapat
diimplementasikan ke server. (Anonymous, 1)
Proyek ini dikelola bersama oleh para sukarelawan yang terkelompok yang
berlokasi menyebar diseluruh dunia. dimana mereka menggunakan internet dan web untuk
saling berkomunikasi, menyusun perencanaan, mengembangkan server serta setiap hal yang
berhubungan dengan pengembangan server dan dokumentasinya.
18
Proyek ini merupakan bagian dari Apache software foundation. Sebagai catatan, banyak dari
kalangan pemakai yang telah memberikan saran, ide, pengetahuan serta hasil dokumentasi
pribadi mereka untuk turut berperan serta didalam pengembangan server ini.
2.2.13 Pengertian Underwriting
Underwriting dalam industri asuransi, merupakan persetujuan untuk menanggung
resiko sebagai pengganti perolehan biaya tanggungan. (Anonymous,2)
Underwriting merupakan proses memilih pendaftar asuransi, dan mengklasifikasikan
mereka berdasarkan tingkatan yang dapat dijamin sehingga sesuai dengan nilai premi yang
dibebankan. Proses tersebut termasuk penolakan terhadap resiko yang tidak dapat diterima.
(Anonymous, 3)
2.2.14 Pengertian Manajemen Personalia
Kata personalia atau personel atau kepegawaian mengandung arti keseluruhan orang
yang bekerja pada suatu organisasi tertentu. Dengan demikian, manajemen personalia berarti
segenap aktifitas tang menyangkut masalah penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu
usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena objeknya adalah tenaga kerja
manusia, maka kegiatan manajemen personalia pun tidak jauh dari penerimaan sampai
pensiunnya tenaga kerja. (Anonymous, 4)
19
2.3 Teori Khusus
2.3.1 Teori-Teori Knowledge Management
2.3.1.1 Tacit dan Explicit Knowledge
Menurut Nonaka (Santoso, 2002, h45), sebuah perusahaan yang ingin menjadi
“knowledge-creating
company”
haruslah
menempatkan
proses
penciptaan
pengetahuan di tengah-tengah strategi sumber daya manusianya. Ada dua jenis
pengetahuan yang harus dikelola, yaitu :
a.
Tacit Knowledge
Pengetahuan tacit knowledge merupakan pengetahuan yang ada dalam kepala
manusia. Terdiri dari keahlian teknis, know-how dan dimensi kognitif lainnya seperti
model mental, kepercayaan, perspektif, pengalaman masa lalu. Pengetahuan jenis ini
bersifat sangat pribadi dan sangat sulit untuk dituangkan dalam bentuk formal. Oleh
karenanya sulit untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain.. Tacit knowledge
bersifat personal, prosedural, kacau, soft (lunak), tersimpan di otak, informal dan
biasanya tentang kecakapan atau ketrampilan.
b. Explicit Knowledge
Jenis lain adalah eksplisit (explicit knowledge) yang merupakan salah satu
bentuk pengetahuan yang sangat formal dan sistematis. Pengetahuan eksplisit adalah
pengetahuan yang telah disusun dalam format tertentu dan biasanya telah
terdokumentasi. Pengetahuan jenis ini lebih mudah dikomunikasikan dan
didistribusikan. Bentuk explicit knowledge, antara lain dokumen, buku, jurnal dan
lain-lain. Sifat dari explicit knowledge adalah tercetak dalam kode-kode, deklaratif,
formal dan hard (keras).
20
Lihat gambar di bawah ini:
Combine
Internalize
Tacit
knowledge
Explicit
knowledge
Articulate
Apprentice
Gambar 2.3 Empat Pola Dasar Penciptaan Pengetahuan Dalam Organisasi
Sumber : Santoso (2002, h46)
Pada dasarnya pengetahuan diciptakan dari pengetahuan yang telah ada dan
Nonaka memaparkan adanya empat pola dasar penciptaan pengetahuan yang
mungkin terjadi di dalam sebuah organisasi, seperti yang terlihat pada gambar diatas.
a. Apprentice
Pola ini umumnya terjadi secara natural di dalam perusahaan pada saat
seorang staf senior diminta oleh kepala bagian untuk membimbing seorang staf yang
baru bergabung. Staf junior tersebut akan mengamati apa saja yang dilakukan oleh
sang senior, menirunya, dan berlatih melakukan hal-hal yang telah ditunjukkan oleh
seniornya. Pola ini dapat terjadi untuk pembelajaran keahlian teknis ataupun hal-hal
yang lebih bersifat konsep seperti kebiasaan-kebiasaan dalam perusahaan. Si junior
akan membangun pengetahuan tacit-nya sendiri dari pengamatan yang dilakukannya,
pengamatan yang dilakukan atas perilaku sang senior yang merupakan pencerminan
pengetahuan tacit-nya sendiri. Pola seperti ini cukup efektif untuk mentor masing-
21
masing pribadi, tetapi tidak dapat berkontribusi secara signifikan kepada keseluruhan
perusahaan.
b. Combine
Pola ini terjadi pada saat seorang staf membaca dokumen-dokumen yang ada
seperti laporan dan studi kasus perusahaan untuk kemudian menghasilkan dokumen
baru yang merangkumkan serta berisi gagasan-gagasan baru. Sama halnya seperti
pada penulis memulai penulisan artikel ini berangkat dari artikel-artikel yang telah
ada dan kemudian mengintegrasikan gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya
serta memasukkan gagasan baru ke artikel ini. Demikianlah pola penciptaan
pengetahuan ekspisit baru dari pengetahuan eksplisit yang telah ada.
c. Articulate
Penciptaan pengetahuan tidak terhenti di kedua pola tersebut. Perusahaan
harus dapat memfasilitasi proses pembelajaran di mana para knowledge-worker harus
dapat mengartikulasikan pengetahuan tacit yang dimiliki mereka dan mengubahnya
ke dalam bentuk eksplisit dan menyimpannya untuk kemudian didistribusikan ke
seluruh organisasi.
d. Internalize
Di sisi lainnya, staf lain akan membaca pengetahuan eksplisit tersebut dan
mulai menginternalisasikannya ke dalam pengetahuannya. Hasilnya adalah
pengetahuan tacit yang lebih luas dari sebelumnya.
22
2.3.1.2 Elemen Knowledge Management
Ada tiga elemen penting yang saling berkaitan saat ingin menerapkan
knowledge management, (Honeycutt, 2000, h17) yaitu:
1. People: sebagai pelaku dari proses pengetahuan
2. Process: memastikan bahwa knowledge management dibutuhkan dalam proses
bisnis.
3. Technology: alat pendukung dari proses pengetahuan.
2.3.1.3 Proses Inti Knowledge Management
Menurut Probst et al. (2000, h29-34), untuk pengaturan dan pengelolaan
knowledge didalam perusahaan atau organisasi dibutuhkan pengelompokkan dan
pengkategorian masalah yang terdapat didalam perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan
untuk mengidentifikasi aktivitas yang dianggap sebagai proses inti dari knowledge
management dan terkait antara satu dengan yang lainnya. Adapun kegiatan yang
dianggap merupakan proses inti dari knowledge management dapat dilihat pada
gambar berikut.
23
Knowledge goal
Knowledge
assessment
Knowledge
identification
Knowledge
retention
Knowledge
acquisition
Knowledge
utilization
Knowledge
development
Knowledge
sharing /
distribution
Gambar 2.4 Proses Inti dari Knowledge Management
Sumber: Probst et al. (2000, h34)
1. Knowledge Identification
Adalah proses pengidentifikasian knowledge, baik itu dalam bentuk
explicit ataupun tacit. Dengan adanya proses identifikasi ini, diharapkan
perusahaan akan mampu mengetahui sejauh mana knowledge yang dimiliki
perusahaan, agar dapat digunakan dengan baik nantinya. Dengan identifikasi yang
jelas, diharapkan setiap individu didalam perusahaan dapat melakukan setiap
pekerjaan dengan optimal karena dukungan knowledge yang jelas dan sesuai
kebutuhan.
2. Knowledge Acquisition
24
Melalui knowledge acquisition, perusahaan diharapkan dapat menambah
knowledge yang tadinya tidak dimiliki oleh perusahaan, untuk melengkapi
knowledge awal yang dimiliki perusahaan. Adapun knowledge acquisition
biasanya bersumber dari luar perusahaan. Seperti bekerja sama dengan konsultan,
tanggapan yang jelas dari pelanggan dan pemasok tentang produk yang
ditawarkan, ataupun merekrut ahli yang dapat membantu perusahaan untuk terus
berkembang.
3. Knowledge Development
Knowledge development adalah sebagai building block yang melengkapi
perolehan pengetahuan. Intinya adalah menghasilkan knowledge baru dari
knowledge yang ada sebelumnya, sehingga akan berguna bagi perusahaan didalam
melakukan inovasi dan peningkatan kualitas dari produk, karyawan ataupun
strategi yang baru. knowledge development meliputi seluruh usaha perusahaan
didalam menghasilkan segala jenis kemampuan yang belum ada sebelumnya
untuk digunakan dimasa mendatang.
4. Knowledge Sharing and Distribution
Sharing and distribution knowledge didalam perusahaan dimaksudkan
untuk mengubah informasi serta knowledge yang tadinya bersifat individu
menjadi bersifat kolektif, sehingga dapat menjadi sangat berguna bagi
perusahaan. Kegiatan ini cukup vital mengingat dengan adanya sharing and
distribution knowledge, pengembangan kualitas individu didalam perusahaan
akan meningkat. Dan hal tersebut akan berdampak pada meningkatnya kualitas
dari seluruh hal didalam perusahaan. Hal yang perlu diperhatikan didalam
25
kegiatan ini adalah penentuan kepada siapa saja knowledge tersebut dapat
diberikan. Karena kesesuaian knowledge terhadap jenis tindakan yang diambil
akan sangat berpengaruh pada hasil yang dicapai. Selain itu, kegiatan ini
membutuhkan fasilitas dan waktu yang cukup bagi karyawan yang terlibat.
Intinya, kegiatan sharing and distribution knowledge sangat penting didalam
perusahaan karena adanya penyebaran knowledge serta pengembangannya yang
akan berdampak positif bagi perusahaan.
5. Knowledge Utilization
Keseluruhan inti dari knowledge management adalah memastikan bahwa
knowledge yang sudah ada didalam perusahaan dipakai secara produktif untuk
pengembangan serta keuntungan dari perusahaan tersebut. Hal yang perlu
diperhatikan adalah banyak proses identifikasi serta distribusi knowledge yang
sukses berjalan didalam perusahaan, tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan yang
ada. Karena itu, diperlukan perhatian untuk memastikan bahwa proses
pemanfaatan dari knowledge didalam perusahaan benar-benar berguna untuk
menunjang pengembangan perusahaan.
6. Knowledge Retention
Knowledge yang ada didalam individu maupun perusahaan tidaklah
didapatkan secara otomatis. Dengan begitu, penyimpanan knowledge menjadi
sangat penting bagi setiap pihak. Didalam perusahaan, sering terjadi kasus
pengulangan pekerjaan yang membuang banyak waktu dan biaya. Padahal
pekerjaan tersebut sebelumnya pernah dilakukan dan membawa hasil yang
memuaskan. Karena itu, proses penyimpanan knowledge didalam perusahaan,
26
serta pembaharuan knowledge harus dilakukan secara efektif. Dengan begitu,
knowledge yang sangat berharga akan dapat terjaga dengan baik. Hal yang perlu
diperhatikan didalam penyimpanan knowledge didalam perusahaan adalah media
tempat penyimpanan knowledge tersebut. Dengan media yang baik, knowledge
yang disimpan pun akan terjaga dengan baik.
7. Knowledge Assessment
Suatu tindakan didalam pengukuran atau penilaian dari kegiatan proses
inti manajemen pengetahuan didalam perusahaan. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengukur sejauh mana pengaruh yang dihasikan knowledge didalam
perusahaan.
8. Knowledge Goal
Merupakan suatu rencana akhir dari kegiatan dan knowledge. Dengan
knowledge goal, perusahaan akan dengan lebih mudah menentukan arah dan
strategi untuk mencapai tujuannya.
2.3.1.4 Knowledge Goal
Menurut Probst et al. (2000, h45), salah satu tujuan inti dari manajemen
didalam perusahaan adalah mewujudkan goals dari perusahaan. Hal tersebut akan
berdampak pada proses bisnis yang jelas didalam perusahaan. Dengan adanya tujuan
dari perusahaan, maka akan dibuat rencana strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Knowledge goals, dibuat berdasarkan tujuannya mendukung strategi
manajemen. Dimana didalam knowledge goals, dukungan terhadap tujuan tersebut
dibagi berdasarkan 3 (tiga) bagian besar, yaitu normative, strategic, serta operational.
27
1. Normative
Adalah dukungan knowledge management yang berdampak pada perilaku
manajemen perusahaan. Dimana dengan adanya perilaku yang mendukung
terciptanya lingkungan kerja yang optimal, maka perusahaan akan dengan mudah
bergerak untuk mencapai tujuannya.
2. Strategic
Adalah dukungan knowledge management yang berdampak pada
pengembangan strategi perusahaan. Seperti pada bentuk struktur perusahaan,
management systems, yang berdampak langsung pada strategi perusahaan didalam
mencapai tujuannya.
3. Operational
Adalah dukungan knowledge management yang berdampak pada bentukbentuk kegiatan atau aktifitas kerja didalam perusahaan. Seperti bagaimana
bentuk penyebaran informasi, bagaimana menyelesaikan suatu pekerjaan, dan
setiap tindakan atau aktifitas operasional didalam perusahaan yang mencerminkan
cara kerja karyawan didalam mewujudkan strategi perusahaan. Untuk lebih
jelasnya, lihat tabel 2.1.
28
Tabel 2.1 Matriks Knowledge Management Goals
Sumber : Probst et al. (2000, h45)
Normative
Company charter
Kebijakan Perusahaan
Struktur sah yang
- Pernyataan visi dan
berdampak di dalam
misi knowledge
Budaya perusahaan
- Sharing knowledge
- Semangat yang
Knowledge
knowledge management
- Mengidentifikasi
daerah-daerah kritis
inovatif
- Komunikasi yang kuat
dari knowledge
Strategic
Manageme
nt
Struktur Organisasi
Program-program
Pendekatan masalah
- Konferensi, struktur
- Bekerjasama
- Berorientasi pada
laporan, R&D
- Membentuk informasi
perusahaan, pengalaman
penting yang
team
berkompetensi.
knowledge goals
- Melihat masalah pada
knowledge
identification
Sistem manajemen
- EIS, Lotus Notes
Operationa
l
Manageme
t
Proses Organisasi
Tugas-tugas
- Memantau proses
- Proyek-proyek
perkembangan aliran
knowledge
Deployment Processes
- Infrastruktur knowledge
knowledge
- Membangun expert
Performance and
co-operation
- Knowledge sharing
- Knowledge in action
databanks
- Memperkenalkan CBT
- Penambahan dari
knowledge
Structures
Activities
Behaviour
29
2.3.2
Analisis SWOT
Menurut
David
(2006,
h284-287),
Matriks
SWOT
(Strength-Weakness-
Opportunities-Threats) adalah alat untuk mencocokkan hal-hal yang penting yang dapat
membantu manager mengembangkan empat tipe strategi:
-
SO (Strength -Opportunities)
-
WO (Weakness-Opportunities)
-
ST (Strength-Threat)
-
WT (Weakness-Threat)
Mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci adalah bagian yang paling sulit dalam
mengembangkan matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik.
Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang
eksternal. Semua manager akan lebih suka bila organisasi mereka berada pada posisi dimana
kekuatan internal dapat memanfaatkan tren dan kejadian eksternal. Organisasi pada
umumnya akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT agar dapat mencapai situasi dimana
mereka dapat menerapkan strategi SO. Ketika suatu perusahaan memiliki kelemahan utama,
ia akan berusaha mengatasinya dan menjadikannya kekuatan. Ketika sebuah organisasi
menghadapi ancaman utama, ia akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada
peluang.
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan
peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal kunci tetapi perusahaan
memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut.
30
Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi
pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat harus selalu
menghadapi ancaman di lingkungan eksternalnya secara langsung.
Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan
internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi menghadapi berbagai
ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada posisi yang tidak aman.
Kenyataannya perusahaan seperti itu mungkin harus berusaha bertahan hidup, bergabung,
mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan, atau memilih likuidasi.
Penyajian yang sistematis dari matriks SWOT terdapat pada Tabel 2.2. Perhatikan
bahwa matriks SWOT terdiri atas sembilan sel. Seperti ditunjukkan, ada empat sel faktor
kunci, empat sel strategi, dan satu sel yang selalu dibiarkan kosong (sel di kiri atas). Empat
sel strategi, yang diberi nama SO, WO, ST, dan WT, dikembangkan setelah menyelesaikan
empat sel faktor kunci, diberi nama S, W, O, dan T. Ada delapan langkah membuat matriks
SWOT:
1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.
2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan.
3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.
4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi SO dalam
sel yang ditentukan.
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi WO
dalam sel yang ditentukan.
31
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi ST dalam
sel yang ditentukan.
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi WT
dalam sel yang ditentukan.
Tujuan dari masing-masing alat pencocokan adalah untuk menghasilkan alternatif
strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua strategi
yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi.
Tabel 2.2 Matriks SWOT
Sumber: David (2006, h287)
IFE
EFE
PELUANG
(OPPORTUNITIES – O)
1.
2.
3. Tuliskan peluang
4.
5.
KEKUATAN
(STRENGTHS - S)
1.
2.
3. Tuliskan kekuatan
4.
5.
STRATEGI SO
1.
2. Gunakan kekuatan
3. untuk memanfaatkan
4.
peluang
5.
6.
ANCAMAN
(THREATS – T)
STRATEGI ST
1.
2.
3. Tuliskan Ancaman
4.
5.
1.
2.
Gunakan
3. kekuatan untuk
4. mengindari ancaman
5.
KELEMAHAN
(WEAKNESSES - W)
1.
2.
3. Tuliskan kelemahan
4.
5.
STRATEGI WO
1.
2.
Atasi kelemahan
3. dengan memanfaatkan
4.
peluang
5.
STRATEGI WT
1.
2.
3.
4.
5.
Minimalkan
kelemahan dan
hindari ancaman
32
2.3.2.1 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Berdasarkan pendapat David (2006, h143-144), Matriks Evaluasi Faktor
Eksternal (External Factor Evaluation – EFE Matrix) memungkinkan para penyusun
strategi utnuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, social, budaya,
demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan.
Matriks EFE dapat dibuat dengan lima tahapan:
1. Buat daftar lima faktor eksternal yang diidentifikasikan dalam proses audit
eksternal. Masukkan dari total sepuluh hingga dua puluh faktor, termasuk peluang
dan ancaman, yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Tuliskan peluang
terlebih dahulu dan kemudian ancaman. Usahakan untuk sespesifik mungkin
menggunakan persentase, rasio, dan nilai komparatif bila mungkin.
2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0
(paling penting). Bobot mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor
terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Peluang seringkali diberi
bobot lebih tinggi dari ancaman, tetapi ancaman juga dapat diberi bobot yang
tinggi jika mereka sangat serius atau sangat mengancam. Bobot yang tepat dapat
ditentukan dengan membandingkan keberhasilan atau kegagalan pesaing atau
dengan mendiskusikan faktor dan mencapai konsensus kelompok. Penjumlahan
dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua faktor harus sama dengan 1,0.
3. Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci tentang
seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut,
dimana:
4 = respon perusahaan superior,
33
3 = respon perusahaan di atas rata-rata,
2 = respon perusahaan rata-rata, dan
1 = respon perusahaan jelek.
Peringkat didasari pada efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian,
peringkat didasarkan pada perusahaan (company-based), sedangkan bobot dalam
Tahap 2 didasarkan pada industri (industry-based). Penting untuk diperhatikan
bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat 1, 2, 3, atau 4.
4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai
tertimbang.
5. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing variabel untuk menentukan total
nilai tertimbang bagi organisasi.
Tanpa mempedulikan jumlah peluang dan ancaman kunci yang dimasukkan
dalam matriks EFE, total nilai tertimbang tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0
dan nilai tertimbang terendah adalah 1,0. Total nilai tertimbang rata-rata adalah 2,5.
Total nilai tertimbang sebesar 4,0 mengindikasikan bahwa organisasi merespon
dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya.
Dalam kata lain, perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang
ada saat ini dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari ancaman eksternal.
Total nilai 1,0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan
peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal.
2.3.2.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)
34
Berdasarkan pendapat David (2006, h206-209), tahap ekstraksi dalam
menjalankan audit manajemen strategis adalah membuat Matriks Evaluasi Faktor
Internal (Internal Factor Analysis – IFE Matrix). Alat formulasi strategi ini
meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional
bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
hubungan
antara
area-area
tersebut.
Penilaian
intuitif
dibutuhkan
untuk
mengembangkan Matriks IFE, jadi kemunculan pendekatan ilmiah tidak seharusnya
diartikan bahwa ini adalah teknik yang sangat luar biasa. Pemahaman yang baik atas
faktor-faktor yang dimasukkan lebih penting daripada angka yang sebenarnya.
Matriks IFE dapat dikembangkan dengan lima tahap:
1. Tuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit internal.
Gunakan total sepuluh hingga dua puluh faktor internal, mencakup kekuatan dan
kelemahan. Tuliskan kekuatan lebih dahulu dan kemudian kelemahan. Buatlah
sespesifik mungkin, gunakan persentase, rasio, dan angka komparatif.
2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting)
untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor
mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan
perusahaan dalam industri. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah
kekuatan atau kelemahan internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling
besar dalam kinerja organisasi harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah
seluruh bobot harus sama dengan 1,0.
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk mengindikasikan
apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama (peringkat = 1), atau
35
kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat = 3), atau kekuatan
utama (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3
atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2. Peringkat adalah
berdasarkan perusahaan, dimana bobot di Langkah 2 adalah berdasarkan industri.
4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan ratarata tertimbang untuk masing-masing variabel.
5. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel untuk menentukan
total rata-rata tertimbang untuk organisasi.
Berapapun banyaknya faktor yang dimasukkan dalam Matriks IFE, total rata-rata
tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan rata-rata
2,5. Total rata-rata tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan organisasi yang
lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi
internal yang kuat. Seperti Matriks EFE, Matriks IFE harus memasukkan 10
hingga 20 faktor utama. Jumlah faktor tidak memiliki pengaruh terhadap kisaran
total rata-rata tertimbang karena bobot selalu berjumlah 1,0.
36
2.3.2.3 Matriks Internal – Eksternal (IE)
Berdasarkan pendapat David (2006, h302-303), matriks internal-eksternal (IE)
menempatkan berbagai divisi dari suatu organisasi dalam sembilan sel yang
diilustrasikan pada tabel di bawah ini. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci,
yaitu total nilai IFE (Internal Factor Evaluation) yang diberi bobot pada sumbu-x dan
total nilai EFE (External Factor Evaluation) yang diberi bobot pada sumbu-y.
Pada sumbu-x, total IFE yang diberi bobot dari:
•
Nilai 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah.
•
Nilai 2,0 sampai 2,99 menunjukkan posisi internal yang sedang.
•
Nilai 3,0 sampai 4,0 menunjukkan posisi internal yang kuat.
Demikian pula pada sumbu-y, total nilai EFE yang diberi bobot dari:
•
Nilai 1,0 sampai 1,99 dianggap rendah.
•
Nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang.
•
Nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap tinggi.
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi
strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau
IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif (penetrasi
pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke
belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) dapat menjadi paling sesuai
untuk divisi-divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, dan VII dapat
dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan; penetrasi pasar
dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk divisi
tipe ini. Ketiga, rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam
37
sel VI, VIII, dan IX adalah tuai atau divestasi. Organisasi yang berhasil mencapai
portfolio bisnis yang diposisikan dalam atau sekitar sel I dalam Matriks IE.
TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG EFE
Tabel 2.3 Matriks Internal – Eksternal (IE)
TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IFE
Kuat
3,0 – 4,0
4,0
Tinggi
3,0 – 4,0
Rata-rata
2,0 – 2,99
Lemah
1,0 – 1,99
3,0
2,0
1,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3,0
Menengah
2,0 – 2,99
2,0
Rendah
1,0 – 1,99
1,0
2.3.3
Value Network Analysis
2.3.3.1 Definisi Value Network
Value
Network merupakan analisis
strategi
yang
digunakan
untuk
menganalisis perusahaan yang khususnya bergerak didalam bidang jasa (Verna,
2002).
Menurut Anonymous 5, (2003), value network merupakan nilai dari manusia
dan sumber daya teknis yang memiliki relasi, bekerja sama, dan membentuk
hubungan didalam meningkatkan nilai suatu produk atau jasa didalam bisnis.
Didalam suatu perusahaan, value network mencakup riset, pengembangan, desain,
produksi, pemasaran, penjualan dan distribusi. Komponen ini bekerja dengan
38
pertukaran knowledge, data, informasi untuk menambah nilai dari suatu produk atau
jasa.
Value network dibuat berdasarkan hubungan antara perusahaan, pelanggan
serta penyalur (agent), dan complementors. Ada 2 (dua) hal penting yang diperhatikan
didalam value network. Yaitu nilai dari suatu yang dapat diukur (tangible) dan nilai
sari suatu yang tak dapat diukur (intangibles).
Yang temasuk didalam tangible adalah semua pertukaran barang yang terjadi,
pendapatan atau jasa, transaksi yang tercatat dan memiliki kontrak, faktur, nilai
proposal, dan pendapatan.
Yang termasuk didalam intangibles terbagi atas 2 (dua) bagian utama. Yaitu
knowledge dan manfaat yang didapatkan. Ke 2 (dua) hal tersebut meliputi data dan
informasi, perencanaan, proses yang terjadi, sistem yang berjalan, kebijakan
perusahaan, teknis, dan segala bentuk manfaat yang didapatkan dari hubungan yang
terjadi didalam lingkungan internal maupun external perusahaan.
Inti dari value network adalah hubungan yang terjadi antara semua pihak yang
bekerja sama dan saling memberikan timbal balik, didalam menentukan nilai dari
suatu bisnis.
Tujuan dari value network adalah menciptakan manfaat kepada setiap
komponen yang terlibat didalam suatu bisnis. Biasanya nilai intangibles didalam
suatu bisnis sama pentingnya dengan nilai tangible. Dalam tujuannya untuk mencapai
keberhasilan, knowledge harus dapat dipergunakan untuk menciptakan peluang dan
situasi yang menguntungkan. Value network juga mendukung knowledge untuk terus
mengalir kedalam bisnis dan kepada mereka yang membutuhkannya.
39
2.3.3.2 Inti Proses Value Network
Terdapat 3 (tiga) hal penting didalam melakukan analisis value network
(Stabell dan Fjeldstad, 1998, h429-430), yaitu:
A. Network Promotion and Contract
Terdiri dari aktivitas, mengundang pelanggan potensial untuk turut serta
didalam jaringan, memilih pelanggan khusus yang dapat diberikan keleluasaan
sehingga perusahaan mendapatkan masukan berarti dari pelanggan tersebut,
aktifitas management, dan pemutusan kontrak yang dianggap merugikan.
Sistem kontrak sangat diperlukan didalam jaringan. Karena dengan
komitmen yang baik antara perusahaan dengan pelanggan, akan membawa
dampak lebih yang lebih baik dan luas.
Promosi pada value network berbeda dengan sistem penjualan dan
pemasaran didalam value chain. Dimana didalam value network, pelanggan yang
terikat kontrak sangat penting dan berharga didalam turut serta mengembangkan
perusahaan.
B. Service Provisioning
Aktifitas ini berhubungan dengan memulai, memelihara dan mengakhiri
suatu rantai hubungan, yang berhubungan dengan pelanggan serta nilai yang
didapatkan dari pelanggan tersebut. Nilai yang didapatkan dari pelanggan dapat
digunakan untuk mengukur sepenting apakah pelanggan tersebut didalam
perusahaan serta membantu perusahaan didalam membuat strategi yang baru.
40
Service and provisioning bergantung pada bagaimana perusahaan
menyelesaikan masalah yang terjadi, khususnya yang berhubungan dengan
pelanggan. Sehingga hubungan yang ada dapat terjalin dengan lebih baik serta
berdampak besar pada perkembangan perusahaan.
C. Network Infrastructure Operation
Terdiri dari bagaimana perusahaan memelihara dan menggunakan
infrastukturnya, khususnya yang berhubungan dengan informasi, knowledge serta
infrastuktur fisik dengan baik. Diharapkan dengan begitu, akan terlihat jelas status
hubungan yang ada didalam jaringan dan peringatan terhadap aktifitas perusahan
untuk terus memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Infrastuktur jaringan yang baik bergantung pada bagaimana infrastruktur
yang ada digunakan. Pada perusahaan seperti bank atau perusahaan asuransi,
kunci dari infrastruktur adalah kantor cabang, agent dan aset keuangan yang
terkelola dengan baik.
Melalui 3 (tiga), inti proses value network tersebut, dapat dibuat gambaran
untuk menetukan apa saja yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan,
sehingga startegi perusahaan akan dapat dirancang kembali untuk mencapai tujuan
perusahaan. Gambar diagram value network terdiri atas 3 (tiga), layer utama. Untuk
lebih jelasnya, lihat Gambar 2.5.
Infrastruktur
Human Resources
Technology
Procurement
Network Promotion and Contract
Berisi seputar
aktifitas promosi
dan kontrak antara
:
:
:
:
41
Service and Provisioning
Berisi seputar aktifitas
yang berhubungan
dengan pelayanan.
Khususnya tentang
metode penyelesaian
masalah yang
digunakan perusahaan
didalam
menyelesaikan setiap
masalah pelanggan
dan pengembangan
kepuasan pelangan.
Infrastuctures Operation
Berisi tentang bagaimana
infrastruktur perusahaan
mendukung perusahaan
didalam menjalankan proses
bisnisnya.
Gambar 2.5 Value Network Diagram
Sumber : (Stabell dan Fjeldstad, 1998, h430)
42
2.3.4
Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek (OOA&D)
Merupakan metode analisis dan perancangan yang menggunakan komponen-
komponen yang terbagi menjadi kelompok class dan kelompok objek. Tujuan utama
OOA&D adalah untuk merancang sebuah sistem yang berfokus pada fleksibilitas, mudah
dimengerti, dan sesuai dengan kebutuhan user (Mathiassen, 2000, p9).
Menurut Mathiassen, perbedaan analisis sistem dan perancangan sistem adalah
analisis sistem menjelaskan sistem dari luar sedangkan perancangan sistem menjelaskan
sistem dari dalam. Analisis sistem dimulai dari sistem konteks yang disediakan sebagai
kebutuhan dasar sistem. Sedangkan perancangan sistem dimulai dari pihak lain yang
menggunakan konsep teknik yang telah tersedia sebagai titik awal dan menentukan cara–cara
sistem diimplementasikan.
OOA&D menjelaskan empat perspektif utama pada sistem dan konteksnya, yaitu:
konteks sistem informasi, bagaimana sistem akan digunakan, sistem secara keseluruhan, dan
komponen sistem.
2.3.4.1 Rich Picture
Rich picture merupakan gambaran informal yang menggambarkan pengertian
dari ilustrator akan situasi sistem. Rich picture berfokus pada aspek penting akan
situasi yang ditentukan oleh ilustrator. Rich picture harus mampu memberikan
gambaran umum tentang situasi yang memungkinkan beberapa alternatif interpretasi.
(Mathiassen, 2000, p26)
43
2.3.4.2 Problem Domain
Problem domain menggambarkan tujuan sistem, yaitu bagian dari konteks
yang diatur, diawasi atau dipantau oleh sistem. Analisis problem domain sangat
penting selama dalan kegiatan analisis karena model problem domain menyediakan
bahasa untuk menggambarkan kebutuhan sistem.(Mathiassen, 2000, p45)
Analisis problem domain dibagi ke dalam tiga kegiatan (Mathiassen, 2000,
p46), yakni:
•
Pertama, memilih objek, class, dan event yang akan ditempatkan pada model
problem domain.
•
Kedua, membangun model yang berfokus pada hubungan struktural antara class
dan objek yang telah dipilih. Hal ini menggambarkan perpindahan dari objek ke
tingkat model.
•
Terakhir adalah berfokus pada properti dinamis dari objek-objek yang ada,
menggambarkan perpindahan kembali ke tingkat objek.
2.3.4.2.1
Class
Class didefinisikan sebagai sebuah deskripsi dari kumpulan object.
Sedangkan object itu sendiri merupakan entitas dengan identitas, state, dan behavior.
Dalam satu object atau lebih terdapat event. Event merupakan kegiatan problem
domain atau proses yang dialami oleh satu atau lebih object. (Mathiassen, 2000, h51)
44
Customer
name
address
Gambar 2.6 Class
(Sumber: Mathiassen, 2000, p90)
2.3.4.2.2
Structure
a. Class structure
Struktur class (Mathiassen, 2000, p69) terdiri dari :
1. Generalization adalah class-class umum (super class) menjelaskan properti
umum dalam suatu kelompok dari class-class khusus (sub class). (Mathiassen,
2000, p69)
Class1
Class2
Class3
Gambar 2.7 Generalization
(Sumber : Mathiassen, 2000, p69)
b. Object Structure
Struktur objek (Mathiassen, 2000, p75), terdiri dari :
1. Aggregation (Mathiassen, 2000, p76) adalah objek yang lebih besar
(keseluruhan) terdiri dari sejumlah objek-objek (bagiannya).
45
Class1
Class2
Class3
Class4
Gambar 2.8 Aggregation
(Sumber : Mathiassen, 2000, p76)
2. Association (Mathiassen, 2000, p77) adalah relasi yang berada diantara
sejumlah objek-objek.
Class1
Class2
*
*
Gambar 2.9 Association
(Sumber : Mathiassen, 2000, p77)
2.3.4.3 Application Domain
Application domain adalah sebuah “organisasi” yang mengatur, memantau,
atau mengontrol problem domain. Tujuannya adalah untuk mendefinisikan kebutuhan
akan fungsi dan interface sistem. Application domain berinteraksi dengan analisis
problem domain untuk mendapatkan sistem target dan penggunaannya ke depannya.
(Mathiassen, 2000, p115)
46
2.3.4.3.1
Usage
a. Actor
Actor adalah user abstraksi atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem
target. Dalam diagram use case, actor diindikasikan sebagai orang tertentu atau
sistem yang muncul dengan peran yang berbeda. (Mathiassen, 2000, p120)
b. Use Case
Use case adalah pola untuk interaksi antara sistem dan actor dalam application
domain. Use case dapat diinisiasikan oleh sebuah actor atau oleh sistem target. Use
case yang lengkap menentukan semua kegunaan akan sistem target dalam application
domain. (Mathiassen, 2000, p120)
2.3.4.3.2
Interface
Interface adalah fasilitas yang membuat model sebuah sistem dan fungsi yang
tersedia pada actor. Interface digunakan oleh actor untuk berinteraksi dengan sebuah
sistem. (Mathiassen, 2000, p151)
a. Diagram sequence
Diagram sequence adalah alat untuk menentukan elemen user interface
dengan menggambarkan model dan fungsi untuk user dengan jelas dan cara yang
dapat dipahami. (Mathiassen et al, 2000, p156)
Sequence Diagram menjelaskan interaksi antara beberapa object dalam
hubungan waktu. Notasi yang digunakan pada sequence diagram adalah:
47
Lifeline for an object
Recursive call and return
Message in the form of
an event
Procedure call
Return
Destruction of an object
Gambar 2.10 Notasi pada Sequence Diagram
Sumber : Mathiassen, et al ( 2000, 340)
Download