BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi, maka untuk setiap keputusan ekonomi yang dipertanggung-jawabkan perlu dipertimbangkan antara hasil-hasil yang diharapkan dan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut. Istilah biaya berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom, dan insinyur. Menurut Bastian Bustami dan Nurlela dalam buku “Akuntansi Biaya: Kajian Teori dan aplikasi” (2007:4), menyatakan bahwa: “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”. Menurut Mulyadi dalam buku “Akuntansi Biaya” (2005:8), mengemukakan bahwa : “Biaya adalah merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas, dan disajikan oleh akuntansi biaya. 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas: 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2. Diukur dalam satuan uang 3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang diperolehnya untuk memenuhi kebutuhan diperlukan adanya pengorbanan atau biaya. Biaya tersebut tidak hanya menyangkut biaya yang telah terjadi dimasa lalu, tetapi juga meliputi biaya-biaya yang kemungkinan akan terjadi dimasa yang akan datang. Biaya yang telah terjadi merupakan biaya historis, sedangkan biaya yang akan terjadi dapat diartikan sebagai biaya untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Jenis-jenis Biaya Kuswadi (2005:19) mengklasifikasikan pembebanan biaya ke dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung. a. Biaya Langsung Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang langsung dibebankan pada objek atau produk, misalnya bahan baku langsung, upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi, biaya iklan, ongkos angkut, dan sebagainya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 b. Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang sulit atau tidak dapat dibebankan secara langsung dengan unit produksi, misalnya gaji pimpinan, gaji mandor, biaya iklan untuk lebih dari satu macam produk. Biaya tidak langsung disebut juga biaya overhead. Kuswadi (2005:20) juga menggolongkan pola perilaku biaya yaitu 1) Biaya Tetap Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rentang waktu tertentu, berapapun besarnya penjualan atau produksi perusahaan. 2) Biaya Variabel Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dalam rentang waktu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya berubah-ubah secara proporsional. 3) Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel adalah biaya yang sulit digolongkan ke dalam kedua jenis biaya di atas (tidak termasuk ke dalam biaya tetap atau biaya variabel). Kedua jenis biaya berikut digolongkan pada saat penetapannya dan digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian yang terdiri atas : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 1) Biaya yang Ditetapkan (Predetermined Cost) Biaya yang ditetapkan adalah biaya yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan analisis masa lalu atau prediksi masa datang. Biaya yang ditetapkan dilakukan untuk penyusunan standar dan atau anggaran. 2) Biaya Historis (Historical Cost) Biaya historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah ada realisasi. 3. Konsep Biaya Produksi a. Pengertian Biaya Produksi Produksi sebagai usaha yang bergerak dalam kegiatan proses pengubahan suatu bahan atau barang menjadi bahan atau barang lain yang berbeda bentuk atau sifatnya dan mempunyai nilai tambah. Menurut Hansen dan Mowen (2006:50), biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi menurut Bustami dan Nurlela (2006:10) adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. “Biaya produksi adalah biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan manufaktur atau memproduksi suatu barang terdiri atas biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik” Pengertian biaya produksi menurut Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah (2009:42). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 b. Jenis-jenis Biaya Produksi Biaya produksi atau biaya pabrik (factory cost) adalah jumlah dari tiga unsur biaya yaitu bahan langsung, pekerja langsung, dan overhead pabrik. Bahan langsung dan pekerja langsung dapat digabungkan kedalam kelompok biaya utama (prime cost). Upah pekerja langsung dan overhead pabrik dapat digolongkan kedalam kelompok biaya konversi (conversion cost), yang mencerminkan biaya pengubahan bahan langsung menjadi barang jadi. Berdasarkan pengertian diatas, menurut Bastian Bustami dan Nurlela biaya produksi dibagi menjadi tiga komponen adalah sebagai berikut (2007:10): Biaya bahan baku (direct material), Biaya tenaga kerja langsung (direct labour), dan Biaya overhead pabrik (Factory overhead). a) Biaya Bahan Baku Langsung Suatu biaya produksi disebut sebagai biaya bahan baku langsung jika bahan tersebut merupakan bagian yang integral, dapat dilihat atau diukur secara jelas dan mudah serta dapat ditelusuri baik fisik maupun nilainya dalam wujud produksi yang dihasilkan. b) Biaya Tenaga Kerja Langsung Suatu biaya produksi disebut sebagai biaya tenaga kerja langsung jika biaya itu dikeluarkan atau dibebankan karena adanya pembayaran upah kepada tenaga kerja yang langsung ikut serta bekerja dalam membentuk produksi akhir. Biaya ini dapat ditelusuri karena secara jelas dapat diukur dengan waktu yang dipergunakannya dalam keikutsertaannya secara langsung membentuk produksi akhir. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 c) Biaya Overhead Biaya overhead adalah semua biaya pabrik yang bukan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik karena sifatnya sebagai bagian yang memiliki eksistensi dalam produksi akhir maupun hanya memberikan pelayanan guna menunjang, memperlancar, mempermudah atau sebagai penggerak kegiatan itu sendiri. 4. Konsep Biaya Standar a. Pengertian Biaya Standar Secara umum standar diartikan sebagai suatu kesatuan pengukuran yang ditetapkan sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Standar adalah suatu ukuran kuantitas yang harus dicapai sehubungan dengan adanya operasi atau kegiatan tertentu. Pengertian biaya standar menurut Mulyadi (2009 ; 387) : Biaya Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi bahwa kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktorfaktor lain tertentu. Menurut Carter (2005 ; 153) : “Biaya Standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk selama satu periode tertentu”. Menurut Usry (2005 ; 153) : “Biaya Standar adalah biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi sekarang atau yang diantisipasi”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 b. Tipe-tipe Biaya Standar Standar biaya umumnya diklasifikasikan baik sebagai sesuatu yang ideal maupun yang saat ini dapat tercapai. a) Standar ideal (ideal standards) Standar ideal membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak, menganggur, atau kurangnya keterampilan yang dapat ditoleransi. b) Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards) Standar ini dapat dicapai dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya. c. Tujuan Penetapan Biaya Standar Sistem biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian operasi serta memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang mungkin dari keputusan atas biaya dan laba. Biaya standar digunakan untuk : a) Pembuatan anggaran. b) Pengendalian biaya dan mengukur efisiensi. c) Mendorong upaya kemungkinan pengurangan biaya. d) Memudahkan dalam pencatatan dan penyiapan laporan biaya. e) Merencanakan biaya bahan baku, pekerjaan dalam proses maupun persediaan barang jadi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 f) Sebagai pedoman penetapan harga penawaran dalam tender suatu proyek atau kontrak tertentu. 5. Penentuan Biaya Standar Penentuan biaya standar dibagi dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga kerja langsung standar, dan biaya overhead pabrik standar. a. Biaya Bahan Baku Langsung Standar Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung standar dan kuantitas bahan baku langsung standar. 1) Harga Bahan Baku Langsung Standar Harga bahan baku langsung standar adalah taksiran harga bahan baku per unit. Harga bahan baku langsung standar biasanya ditentukan dari daftar harga pemasok (supplier), katalog, atau informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga di masa akan datang. 2) Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar Kuantitas bahan baku langsung standar adalah taksiran sejumlah unit bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Kuantitas bahan baku langsung standar dapat ditentukan dengan menggunakan penyelidikan teknis dan analisis catatan masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan taksiran yang wajar terhadap bahan baku yang diperlukan untuk satu unit produk atau membuat percobaan operasi produksi. Analisis catatan masa lalu misalnya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 dengan menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk (pekerjaan) yang sama dalam periode tertentu pada masa lalu. b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas tarif upah tenaga kerja langsung standar dan jam tenaga kerja langsung standar. 1) Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar Tarif upah tenaga kerja langsung standar adalah taksiran tarif upah tenaga kerja langsung per jam. Tarif upah tenaga kerja langsung standar dapat ditentukan atas dasar perjanjian dengan karyawan dan data upah masa lalu yang dihitung secara rata-rata. 2) Jam Tenaga Kerja Langsung Standar Jam tenaga kerja langsung standar adalah taksiran sejumlah satuan waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk tertentu. Jam tenaga kerja langsung standar dapat ditentukan dengan cara penyelidikan teknis dan analisis catatan masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan penyelidikan gerak dan waktu, mengadakan taksiran yang wajar, memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, memperhitungkan faktor kelelahan, dan memperhitungkan penundaan kerja yang tidak bisa dihindari. Analisis catatan masa lalu misalnya menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam satu pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 c. Biaya Overhead Pabrik Standar Biaya overhead pabrik standar dapat ditaksir atas dasar kapasitas normal. Misalnya dengan menghitung kapasitas normal dalam satu tahun x unit atau y jam kerja langsung dan biaya overhead pabrik satu tahun yang terdiri atas biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Jam kerja normal atau kapasitas normal adalah jam kerja yang digunakan untuk menentukan standar tarif pembebanan biaya overhead pabrik. Kapasitas normal merupakan suatu tingkat kapasitas operasi yang dapat dicapai dengan pemanfaatan secara maksimal semua input atas fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga pada akhirnya tercapai biaya per unit produk yang serendah mungkin. 6. Konsep Pengendalian Pengendalian dibutuhkan dalam setiap pekerjaan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan semula. Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya (Hansen dan Mowen, 2006:41). Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan biaya produksi agar berjalan secara efisien. Mursyidi (2008 : 14) menyatakan bahwa : “Biaya diartikan sebagai suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.” 7. Analisis Varians Varians atau selisih adalah perbedaan antara jumlah berdasarkan hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan, yakni jumlah aktual dan jumlah yang diperkirakan berdasarkan anggaran. Varians adalah perbedaan yang terjadi antara biaya standar dengan biaya sebenarnya yang mungkin menguntungkan atau sebaliknya. Varians dianggap baik jika biaya aktualnya lebih kecil daripada biaya standar dan sebaliknya. Jumlah varians untuk suatu periode biasanya terdiri atas varians yang baik (favorable) dan varians yang tidak baik (unfavorable). Varians ini berasal dari biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Dengan membandingkan biaya standar dan biaya aktual, manajemen diharapkan dapat memperhatikan varians-varians yang terjadi dan dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. a. Varians Harga Varians harga adalah perbedaan antara harga aktual dan harga yang dianggarkan dikali dengan kuantitas masukan aktual, seperti bahan baku yang digunakan atau dibeli. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 b. Varians Efisiensi Varians efisiensi adalah perbedaan antara kuantitas masukan aktual dan anggaran kuantitas masukan yang seharusnya digunakan untuk memproduksi keluaran aktual dikali dengan harga yang dianggarkan. Analisis varians digunakan untuk evaluasi kinerja. Ada dua hal yang menjadi penilaian menurut Horngren (2008), yaitu: a. Efektifitas, yaitu tingkat pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. b. Efisiensi, yaitu jumlah relatif masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu. Makin sedikit masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu atau semakin banyak keluaran untuk tingkat masukan tertentu maka semakin tinggi efisiensinya. Penentuan biaya standar dibagi menjadi tiga bagian yaitu biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Maka analisis varians juga terbagi atas varians bahan baku langsung, varians tenaga kerja langsung, dan varians overhead pabrik (Hansen dan Mowen, 2006;2). 1. Varians Bahan Baku Langsung Aspek yang menyebabkan varians bahan baku langsung yaitu: a. Varians Harga Bahan Baku Langsung http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 Varians harga bahan baku (material price variance-MPV) mengukur perbedaan antara berapa yang harus dibayar untuk bahan baku dan berapa yang secara aktual dibayar. b. Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung Varians penggunaan bahan baku langsung (material usage varianceMUV) mengukur perbedaan antara bahan baku langsung yang secara aktual digunakan dan bahan baku langsung yang seharusnya digunakan untuk output aktual. 2. Varians Tenaga Kerja Langsung Aspek yang menyebabkan varians tenaga kerja langsung yaitu: a. Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung Varians tarif tenaga kerja langsung (labor rate variance- LRV) menghitung perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja langsung dan apa yang seharusnya dibayar. b. Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung Varians efisiensi tenaga kerja langsung (labor efficiency variance-LEV) mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan. 3. Varians Overhead Pabrik Varians overhead total yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan yang aktual, juga dibagi menjadi beberapa variansi komponen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 a. Varians Overhead Variabel Overhead variabel diasumsikan bervariasi sejalan dengan perubahan volume produksi. i. Varians Pengeluaran Overhead Variabel Varians pengeluaran overhead variabel mengukur pengaruh agregat dari perbedaan antara tarif aktual overhead variabel (actual variable overhead rate-AVOR) dan tarif standar overhead variabel (standard variable overhead rate-SVOR). Tarif aktual overhead variabel adalah overhead variabel aktual dibagi dengan jam aktual. ii. Varians Efisiensi Overhead Variabel Varians efisiensi overhead variabel mengukur perubahan dalam konsumsi overhead variabel yang muncul karena penggunaan efisien tenaga kerja langsung. b. Varians Overhead Tetap Varians total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan, dimana overhead tetap yang dibebankan diperoleh dengan mengkalikan tarif standar overhead tetap dengan jam standar yang diizinkan untuk output aktual. i. Varians Pengeluaran Overhead Tetap Varians pengeluaran overhead tetap didefinisikan sebagai perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 dianggarkan. Varansi pengeluaran dapat ditoleransi karena lebih sedikit overhead tetap dikeluarkan daripada yang dianggarkan. ii. Varians Volume Overhead Tetap Varians volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan. Varians volume mengukur pengaruh perbedaan output aktual dari output yang digunakan di awal tahun dan untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap. B. Kerangka Pemikiran Teoritis Dengan semakin maju dan berkembangnya sebuah perusahaan maka akan semakin kompleks permasalahan yang akan di hadapi oleh perusahaan tersebut. Hal ini tetang varians yang terjadi salah satunya, berkaitan dalam usaha masalah ini manajemen mempunyai tugas untuk mengendalikan serta memantau biaya tenaga kerja langsung, biaya bhan baku serta biaya overhead pabrik guna meningkatkan efisiensi dalam produksi perusahaan. Pada suatu organisasi manjemen harus memiliki kontrol serta pengendalian dalam rangka peningkatan efisiensi produksi. Apabila dalam suatu produksi tidak memiliki standar dalam ketidak sesuaian variansnya maka perusahaan akan kesulitan dalam memantau tingkat ketidak efisiennya perusahaan dalam tiap proses produksi. Penetapan standar varians dalam produksi sangat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 penting karena dengan ini perusahaan akan dapat melihat serta merencanakan produksi kedepannya agar lebih efisien. Dalam perusahaan manufaktur varians tidak hanya di dapat dari maslah pihak intern (produksi) tetapi banyak sekali terjadi pada pihak ekstern (luar produksi ).Banyaknya kesalahan proses eksternal produksi yang sering terjadi menyebabkan perusahaan mengalami varians yang cukup tinggi. Tugas manjemen adalah bertanggung jawab dan menentukan standar batas varians yang dapat ditoleransi serta melakukan pengawasan dalam proses produksinya. C. Penelitian Terdahulu Peneliti dan Tahun Winda Ayubudi Wulan Kshesharia ni (2011) Dwijayanto Septiarto (2006) Judul Variabel yang di teliti Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi (Studi Kasus : UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang) Variabel biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Varians: biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Pengaruh biaya produksi terhadap laba kotor (studi kasus pada PT. Unilever Indonesia, Tbk) Variabel biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Varians: biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya. Penentuan laba kotor. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hasil Penelitian (Kesimpulan) Pada UKM ini masih terjadi varians yang unfavourable,atau tidak baik, dan berdasarkan hasil uji hipotesis varians mash dalam batas pengendalian manajemen. Hasil penelitian menunjukan hubungan antara biaya produksi dengan laba kotor adalah positif dan sangat kuat. Berdasarkan hasil uji hipotesis terdapat pengaruh positif yang signifikan antara biaya produksi dengan laba kotor pada PT. 22 Fajdhika Andini (2008) Analisis perbandingan efisiensi sebelum dan sesudah penerapan total quality manajemen (Studi kasus pada PT. Indowira Putra) Variabel biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Varians: biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya. Anggaran Produksi, dan Total Quality Manajemen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Unilever Indonesia Tbk Secara umum penerapan total quality manajemen efektif dan berjalan dengan baik dan memberikan dampak signifikan. Dengan kata lain apabila setelah diterapkan system ini biaya produksi akan lebih efisien.