bab ii tinjauan pustaka

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Ilmu Komunikasi
2.1.1. Pengertian Ilmu Komunikasi
Secara
etimologis,
komunikasi
berasal
dari
bahasa
latin
yaitu
“communication”. Istilah ini bersumber dari kata “communis” yang berate sama.
Maksudnya adalah sama makna atau sama arti. Jadi, komunikasi bisa terjadi apabila
terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator
dan diterima oleh komunikan.
Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi,
ialah:
Hakikat komunikasi sebenarnya adalah penyataan antar
manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa sebagai penyalurnya. (2003:28)
Dalam bahasa komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message), orang
yang menyampaikan pesan disebut komunikator (commucator), sedangkan orang
yang menerima pesan disebut komunikan (communicate). Lebih jelasnya, komunikasi
berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Jika
dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of
15
16
the message), kedua lambing (symbol). Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau
perasaan serta lambing atau bahasa.
Cangara dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi
menyatajan bahwa “komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat
fundamental dalam kehidupan umat manusia”. (2007:4)
Sifat manusia untuk menyampaikan keinginan dan untuk mengetahui hasrat
orang lain merupakan awal keterampilan menusia berkomunikasi secara otomatis
melalui lambing-lambang isyarat, kemudian disusul dengan kemampuan untuk
memberi arti kepada setiap lambing-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal.
Effendy dalam bukunya Dinamika Komunikasi mengatakan bahwa :
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu
atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau prilaku,
baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui
media. (2005:5)
Jadi, ditinjau dari segi penyampaian informasi, komunikasi yang bertujuan
bersifat informatif dan persuasif. Karena memang tidak mudah untuk mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku seseorang atau sejumlah orang.
Hovland, Janis, dan Kelly dalam Rakhmat dalam bukunya yang berjudul
Psikologi Komunikasi mendefinisikan komunikasi sebagai “proses pengiriman
stimuli (biasanya verbal) oleh seseorang (Komunikator) untuk memodifikasi
perilaku orang lain (publik).” (2005:3)
17
Raymond S. Ross dalam Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Pskologi
Komunikasi mendefinisikan komunikasi sebagai:
Proses tarnsaksional yang meliputi pemisahan, dan
pemilihan bersama lambing secara kognitif, begitu rupa
sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan
dari pengalamannya sendiri arti atau respons yang sama
dengan yang dimaksud oleh sumber. (2005:3)
Intinya didalam komunikasi diperlukan kesamaan makna pesan diantara
komunikator dengan komunikan. Sehingga akan menghasilkan situasi komunikatif,
atau dengan kata lain akan menghasilkan komunikasi yang efektif.
Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
mengatakan:
Suatu proses komunikasi memiliki lima unsur yang
saling bergantung satu sama lain. Kelima unsur
komunikasi tersenut yaitu, sumber atau komunikator,
pesan, saluran atau media, komunikator atau
penerimaan, serta efek. (2007:69)
Kelima unsur ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber
Sumber sering juga disebut sebagai pengirim (sender), komunikator, atau
pembicara (speaker). Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi. Kebutuhan komunikasi ini bisa untuk
memelihara hubungan yang sudah dibangun, menyampaikan informasi,
menghibur, hingga kebutuhan untuk mengubah perilaku orang lain. Untuk
18
menyampakan apa yang didalam hatinya (perasaan) atau yang ada didalam
kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut
kedalam perasaan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang idealnya
dipahami oleh penerima pesan.
2. Pesan
Yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima pesan. Pesan
merupakan seperangkat simbol yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau
maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen; makna, simbol, yang
digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan.
3. Saluran atau media
Yakni alat yang digunakan sumber komunikasi untuk menyampaikan pesannya
kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang
disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran non verbal.
Saluran juga merujuk kepada cara penyajian pesan. Apakah langsung secara tatap
muka atau melalui media. Pengirim pesan akan memilih saluran-saluran itu
tergantung pada situasi, tujuan yang hendak dicapai, dan jumlah penerima pesan
yang dihadapi.
4. Penerima
Sering juga disebut sebagai komunikan. Yang dimaksud dengan penerima adalah
orang yang menerima pesan dari sumber berdasarkan pengalaman masa lalu,
rujukan nilai, pengetahuan, presepsi, pola pikir, dan perasaannya, penerima pesan
19
ini menterjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal atau non verbal
yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami.
5. Efek
Yaitu apa yang terjadi pada penerima pesan setelah menerima pesan tersebut.
Misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur,
perubahan sikap ( dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan,
perubahan perilaku.
Yulianita dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Public Relations efek
yang ingin dicapai dalam kegiatan komunikasi yaitu:
1. Perubahan sikap: adanya kecenderungan pada
perubahan kognisi, perubahan afeksi, perubahan
konasi/behavioral.
2. Perubahan opini dapat berupa: opini personal, opini
public, opini umum, opini massa, dan sebagainya.
3. Perubahan perilaku dapat berupa: perilaku negatif atau
perilaku positif yang diekspresikan dalam bentuk
perilaku individu, perilaku kelompok, perilaku
organisasi, perilaku publik, dan perilaku massa.
(2007:111)
2.1.2
Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu, Teori, dan Filsafat
Komunikasi fungsi komunikasi adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Untuk menginformasikan (to inform)
Untuk mendidik (to educate)
Untuk menghibur (to entertain)
Untuk mempengaruhi (to influence) (2003:55)
20
William I. Gorden dalam Deddy Mulyana, mengkategorikan fungsi
komunikasi menjadi empat, yaitu:
1. Sebagai Komunikasi Social
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk
membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain
lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan
menumpuk hubungan-hubungan orang lain.
2. Sebagai Komunikasi Ekspresif
Komunikasi befungsu untuk menyampaikan perasaanperasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut
terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan non
verbal. Perasaan saying, peduli, rindu, simpati, gembira,
sedih, takut, perihatin, marah dan benci dapat
disampingkan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan
secara lebih ekspresif lewat prilaku non verbal.
3. Sebagai Komunikasi Ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara
berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang
disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai
dari upacara kelahiran, sunatan, pernikahan, dan lainlain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan katakata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat
simbolik.
4. Sebagai Komunikasi Instrumental
Sebagai instrumen, komunikasi berfungsi sebagai
instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan
pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan
jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk
memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik,
memperoleh simpati, empati, keuntungan material,
ekonomi, dan politik. Sementara itu, tujuan jangka
panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi,
21
misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa
asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu
(jangka pendek atau panjang) tentu saja saling
berkaitan delam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara
kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan.
(2005:5-30)
Tujuan komunikasi menurut Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu,
Teori, dan Filsafat Komunikasi adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Mengubah sikap (to change attitude)
Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
Mengubah perilaku (to change the behavior)
Mengubah masyarakat (to change the society) (2003:55)
Berdasarkan fungsi tujuan komunikasi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
sejatinya merupakan suatu konsep diri dimana seorang komunikasi harus mampu
menyampaikan pesan dan informasi kepada komunikan atau khalayak dengan
menggunakan kalimat yang mudah dimengerti oleh komunikan atau audience agar
apa yang disampaikan langsung dapat diserap oleh komunikan atau audience. Selain
itu jua fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi yang sifatnya mendidik,
menghibur, dan mempengaruhi khalayak supaya memiliki kesan yang baik dan
memperoleh pujian dari masyarakat.
2.1.3
Tatanan Komunikasi
Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi
menyebutkan bahwa :
22
Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah
proses komunikasi ditinjau dari jumlah komunikan,
apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah
orang yang bertempat tinggal secara tersebar. (2003-53)
Berdasarkan hal tersebut, maka komunikasi diklarifikasikan menjadi bentukbentuk sebagai berikut :
a. Komunikasi pribadi (personal communication)
1. Komunikasi intrapribadi (interpersonal communication)
2. Komunikasi antarpribad (interpersonal communication)
b. Komunikasi kelompok ( grup communication)
1. Komunikasi kelompok kecil (small grup communication)
a. Ceramah (lecture)
b. Forum
c. Simposium (symposium)
d. Diskusi panel (panel discussion)
e. Seminar
f. Curah saran (brain storming)
2. Komunikasi kelompok besar (large group communication)
c. Komunikasi massa (mass communication)
1. Komunikasi media massa cetak pers (printed mass media communication)
a. Surat kabar (daily)
b. Majalah (magazine)
23
2. Komunikasi
media
massa
elektronik
(electronic
mass
media
communication)
a. Radio
b. Televisi
c. Film
2.2
Komunikasi Interpersonal
2.2.1
Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara
seseorang dengan paling kurang seseorang lainnya diatara dua orang yang dapat
langsung diketahui baiknya. Komunikasi interpersonal membentuk hubungan dengan
orang lain.
Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar mengatakan :
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)
adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap
muka,
yang memungkinkan setiap persertanya
menangkap reaksi orang lain secara baik, baik secara
verbal maupun non verbal. (2005:73)
Untuk mencapai pemahaman mengenai komunikasi interpersonal, dapa
dijelaskan dari tiga prespektif yaitu :
24
1. Komunikasi Interpersonal dilihat dari komponen-komponennya
De vito mengemukakan komunikasi tidak terjadi secara linear atau satu arah
melainkan berkesinambungan. Akan terjadi pergantian peran dan fungsi antar
sumber dan penerima. Setelah pesan sampai ke penerima, maka penerima akan
memberi tanggapan atau umpan balik. Umpan balik yang telah disampaikan
kepada pihak yang semula menjadi sumber pesan, menempatkan pihak yang
semula pada posisi penerima pesan menjadi sumber. Komponen – komponen
dalam komunikasi interpersonal
a. Pengirim-Penerima
Komunikasi interpersonal melibatkan paling tidak dua orang. Setiap orang
terlibat dalam komunikasi interpersonal memfokuskan dan mengirim pesan
(fungs penerima). Hal ini menyatakan bahwa proses komunikasi interpersonal
tidak dapat terjadi pada diri sendiri, berkaitan dengan manusia, dan terjadi
diantara dua orang atau diantara sekelompok orang kecil.
b. Encoding-Decoding
Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya pesan-pesan yang akan
disampaikan,
dikode
atau
diformulasikan
terlebih
dahulu
dengan
menggunakan kata-kata, simbol, dan sebagainya. Sebaliknya tindakan untuk
menginterpretasikan dan memahami pesan-pesan yang diterima, disebut
sebagai decoding.
c. Pesan-pesan
25
Pesan verbal adalah semua jenis komunikasi lisan yang menggunakan satu
kata atau lebih. Hamper semua rangsangan wicara yang disadari, masuk dalam
katagori pesan verbal, yaitu usaha-usaha yang digunakan secara dasar untuk
berhubungan dengan orang lain secara lisan. Pesan non verbal meliputi semua
pesan yang disampaikan tanpa kata-kata, seperti gerakan ataupun simbol.
d. Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan, berfungsi sebagai
jembatan yang menghubungkan pengirim dan penerima informasi. Dalam
komunikasi interpersonal lazimnya para pelaku bertemu secara tatap muka.
e. Gangguan
Sering kali terjadi pesan-pesan yang dikirim berbeda dengan pesan-pesan yang
diterima. Hal ini disebabkan adanya gangguan saat berlangsungnya
komunikasi. Dalam komunikasi interpersonal gangguan ini mencangkup tiga
hal. Pertama adalah gangguan fisik, seperti kegaduhan, interupsi, jarak, dan
lain sebagainya. Kedua adalah gangguan psikologis, timbul karena perbedaan
gagasan dari penilaian subjektif diantara orang-orang yang terlibat
komunikasi. Emosi, perbedaan nilai-nilai, sikap, status dapat mengakibatkan
hambatan psikologis. Ketiga adalah gangguan sematik, terjadi karena katakata atau simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi seringkali
memiliki arti ganda, sehingga penerima gagal menangkap maksud-maksud
dari pengirim pesan.
26
f. Umpan Balik
Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam komunikasi
interpersonal, karena pengirim dan penerima pesan secara terus menerus dan
bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara baik secara verbal
(dengan pertanyaan atau jawaban dalam kaitannya dengan yang dibicarakan)
maupun non verbal ( anggukan, senyuman, menguap, kerutan dahi )
g. Konteks
Konteks dimana kita berkomunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi
itu sendiri. Misalnya jika anda bebicara dengan keluarga di rumah akan
berbeda dengan jika anda berbicara dengan atasan.
h. Bidang Pengalaman
Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh sumber cocok
dengan kerangka acuan, yakni panduan pengalaman dan pengertian yang
diperoleh penerima. Bidang pengalaman merupakan faktor penting dalam
berkomunikasi. Jika bidang sumber sama dengan pengalaman receiver,
komunikasi akan berlangsung efektif. Sebaliknya, komunikasi akan menjadi
sulit jika para pelaku yang terlibat dalam komunikasi mempunyai pengalaman
yang sangat berbeda.
i. Akibat (efek)
Komunikasi selalu mempunyai berbagai akibat, baik pada salah satu pelaku
atau keduanya. Akibat yang terjadi bisa merupakan akibat yang negative
maupun akibat yang positif.
27
2. Komunikasi Interpersonal dilihat dari proses pengembangannya
Menurut preseptif ini komunikasi adalah suatu proses yang berkembang, yaitu
dari yang bersifat impersonal menjadi interpersonal atau intim. Artinya, adanya
peningkatan hubungan diantara para pelaku komunikasi. Seringkali suatu
pembicaraan dengan hal-hal yang bersifat umum. Bila pada akhirnya pembicaraan
tersebut berkembang pada masalah-masalah yang lebih spesifik dan bersifat
pribadi, seperti kebiasaan, kesukaan, situasi tersebut telah menunjukan adanya
komunikasi interpersonal.
3. Komunikasi Interpersonal dilihat dari hubungan pasangan
Dalam pandangan ini, komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi
yang terjadi diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas
diantara mereka. Komunikasi Interpersonal yang tercangkup disini adalah
komunikasi antara dua orang bersaudara, seorang guru dan seorang murid, dua
orang teman, sepasang kekasih dan sebagainya. Karena melibatkan hubungan
antara dua orang yang berinterksi, maka seringkali definisi tersebut sebagai
definisi pasangan (diadik) komunikasi interpersonal.
2.2.2
Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal mempunyai berbagai macam tujuan antaralain
sebgai berikut :
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain
28
Komunikasi Interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk
memperbincangkan diri kita sendiri, kita akan mendapat prespektif baru
tentang diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan
perilaku kita. Melalui komunikasi interpersonal kita juga akan mengetahui
nilai, sikap, dan perilaku orang lain. Kita dapat mengenal dan memprediksi
tindakan orang lain
2. Mengetahui Dunia Luar
Komunikasi Interpersonal juga memungkinkan kita untuk memahami
lingkungan kita secara baik tentang objek, kejadian-kejadian orang lain.
Banyak informasi yang kita miliki sekarang berasal dari interaksi
interpersonal.
3. Menciptakan dan Memelihara Hubungan Menjadi Bermakna
Banyak waktu kita gunakan dalam komunikasi interpersonal yang bertujuan
untuk menciptakan dan memelihara hubungan kesepian dan ketegangan serta
membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri.
4. Mengubah Sikap dan Perilaku
Dalam komunikasi interpersonal kita berupaya mengubah sikap dan perilaku
orang lain. Kita ingin seseorang memiliki sesuatu cara tertentu, mencoba
makanan baru, membeli suatu barang, berfikir dalam cara tertentu percaya
bahwa sesuatu benar atau salah, dan sebagainya. Kita banyak mempergunakan
waktu untuk mempersuasi orang lain melalui komunikasi interpersonal.
5. Bermain dan Mencari Hiburan
29
Bercerita dengan teman tentang kegiatan akhir pekan, membicarakan olahraga,
menceritakan kejadian-kejadian lucu merupakan kegiatan untuk memproleh
hiburan. Sering kali tujuan ini tidak dianggap penting, karena bisa membuat
suasana yang lepas dari keseriusan, keteganggan, kejenuhan, dan sebagainya.
6. Membantu
Disaat kita memberikan nasihat dan saran pada teman-teman kita yang sedang
menghadapi suatu persoalan. Memperlihatkan bahwa tujuan dari komunikasi
interpersonal adalah membantu orang lain.
2.2.3
Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal
Kita dapat mengidentifikasi komunikasi interpersonal sebagai proses transaksi
(berkelanjutan) yang selektif, sitematis. Dan unik, yang membuat kita mampu
merefleksikan dan mampu membangun pengetahuan bersama orang lain. Kita akan
membahas beberapa istilah kunci untuk memahami pengetahuan umum terkait
komunikasi interpersonal.
1. Selektif
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kita tak mungkin berkomunikasi
secara akrab dengan semua orang yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Pada beberapa kasus, kita tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain bahkan
pada level I-You. Misalnya ketika kita mendapatkan kunjungan dari petugas
sensus penduduk, kita biasanya hanya akan menjawab pertanyaan yang
30
disediakan dan tidak berusaha akrab dengan si petugas. Kita berusaha untuk
membuka diri sentuhannya hanya dengan beberapa orang yang dikenal saja.
2. Unik
Pada tingkat yang paling dalam komunikasi interpersonal sangat unik. Pada
interaksi yang melampaui peran sosial, setiap orang menjadi unik dan oleh
karena itu menjadi tidak tergantikan. Kita dapat mengganti seseorang dengan
hubungan I-it (seorang office boy kantor dapat digantikan oleh orang lain) dan
bahkan I-you (kita dapat mencari partner badminton yang lain), tetapi kita
tidak dapat mengganti keakraban.
3. Processual
Komunikasi interpersonal adalah proses yang berkelanjutan. Hal ini berarti
komunikasi senantiasa berkembang dan menjadi lebih personal dari masa ke
masa. Hubungan persahabatan dan hubungan romantis dapat tumbuh lebih
dalam atau lebih renggang seiring berjalannya waktu. Hubungan interpersonal
bukan suatu yang statis, jadi ia berkumbang dan berubah sesuai dengan apa
yang kita lakukan.
4. Transaksional
Pada dasarnya, komunikasi interpersonal adalah proses transaksi antara
beberapa orang. Ketika bercerita sesuatu yang menarik pada seorang teman, ia
tertawa. Ketika atasan anda di kantor menjelaskan sebuah gagasan, anda
mengangguk sebagai tanda kalau anda paham. Ketika anda dimarahi orangtua,
bisa jadi kepala anda tertunduk sebagai tanda bersalah. Dalam hubungan
31
sehari-hari, semua pihak berkomunikasi secara terus menerus dalam waktu
yang bersamaan. Sifat transaksional yang secara alami terjadi dalam
komunikasi interpersonal berdampak pada tanggung jawab komunikator.
5. Individual
Kita mengetahui bahwa bagian terdalam dari komunikasi interpersonal
melibatkan manusia sebagai individu yang unik dan berbeda dengan oranglain.
Dalam komunikasi memperlakukan orang lain sebagai manusia seutuhnya,
tanpa melekatkannya pada peran sosial. Komunikasi seperti ini hanya dapat
terjadi jika memahamDalam komunikasi memperlakukan orang lain sebagai
manusia seutuhnya, tanpa melekatkannya pada peran sosial. Komunikasi
seperti ini hanya dapat terjadi jika memahami diri sendiri sebagai manusia
yang unik.
6. Pengetahuan sosial
Komunikasi interpersonal juga membuka pemahaman terhadap kepribadian
orang lain. Ketika hubungan yang dijalin semakin dalam, kita membangun
kepercayaan dan belajar untuk berkomunikasi dengan cara yang membuat kita
merasa nyaman.
7. Menciptakan makna
Inti dari komunikasi interpersonal adalah berbagai makna dan informasi antara
dua belah pihak (Duck, 1994a, 1994b). Kita tidak hanya bertukar kalimat,
tetapi juga saling berkomunikasi. Kita menciptakan makna seperti kita
memahami tujuan setiap kata dan perilaku yang ditampilkan oleh orang lain.
32
2.3
Public Relations
2.3.1
Pengertian Public Relations
Pengertian public relations secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu public dan
relations. Pengertian public secara sederhana dan pengertian public secara umum
adalah sekelompok individu dalam jumlah besar. Sedangkan pengertian publik dalam
public relations secara lebih spesifik adalah sekelompok orang yang menjadi sasaran
kegiatan public relations, artinya kelompok yang harus senantiasa dihubungi dan di
perhatikan dalam rangka pelaksanaan fungsi public relations. Arti relations jika di
terjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah hubungan – hubungan dalam arti
menyangkut banyak hubungan.
Ada ribuan definisi public relations dari berbagai belahan dunia, akan tetapi
definisi-definisi tersebut memiliki konsep yang sama dalam mengartikan dari public
relations yaitu menciptakan hubungan baik antara corporate dan public sehingga
terciptanya citra yang positif. Untuk memahami apa yang di maksud dengan public
relations beserta tugas dan fungsi public relations dalam sebuat instansi, akan tetapi
kita senantiasa harus mengetahui terlebih dahulu apa definisi dari public relations.
Definisi yang dikeluarkan oleh Institute of Public Relations (IPR) adalah
sebagai berikut :
33
Public Relations adalah keseluruhan upaya yang
dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan
dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik
dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan
segenap khalayaknya. (2003:9)
Public Relations yang dimaksudkan disini bukan sebuah kegiatan yang
dilakukan secara dadakan yang hanya bertujuan untuk menjual produk kepada
masyarakat saja. Namu public relations yang dimaksudkan dalam teori ini adalah
kegiatan yang dilakukan secara terencana dan terorganisir, secara terus menerus dan
berkesinambungan satu sama lain. Dengan tujuan sebagai upaya untuk memelihara
hubungan baik dan menghindari miss communications antara perusahaan dengan
publiknya.
Rosady Ruslan dalam bukunya Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi menyatakan bahwa :
Praktek public relations adalah seni dan ilmu
pengetahuan sosial yang dapat di pergunakan untuk
menganalisis kecendrungan, memprediksi konsekuensikonsekuensinys menasehati para pimpinan organisasi,
dan melaksanakan program yang terencana mengenai
kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk
kepentingan organisasi maupun kepentingan public atau
umum. (2008:17)
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebetulnya kegiatan
public relations merupakan suatu seni sekaligus ilmu. Hal tersebut memberikan
pemahaman bahwa kegiatan public relations erat kaitannya dengan seni. Seni dalam
34
hal ini adalah komunikasi, artinya seorang praktisi public relations mampun dan
menunjukan seni berkomunikasi yang baik dan benar, dengan demikian akan
timbulnya daya tarik bagi perusahaan oleh seorang praktisi public relations dalam
menjaga eksistensi dan citra perusahaan kepada publik, baik publik internal dan publik
eksternal.
Hal ini terkait seorang praktisi public relations harus mempu menganalisis satu
persoalan yang akan dan sedang dihadapi oleh perusahaan guna menjaga image
perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada publik. Dengan demikian
program-program kerja yang telah di buat oleh public relations dapat berjalan secara
lancer sesuai dengan harapan bersama.
Jefkins dalam bukunya Public Relations menyatakan bahwa :
Public relations adalah semua bentuk komunikasi yang
terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara
suatu organisasi dengan semua khlayaknya dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian. (2004:10)
Dari pengertian Jefkins dapat di simpulkan bahwa public relations adalah
suatu kegiatan yang memiliki tujuan khusus dan sudah terencana secara terstruktur
yang akan di tujukan kepada semua publiknya, baik publik internal maupun publik
eksternal. Agar tercapainya hubungan yang harmonis dan saling pengertian antara
perusahaan dengan publik eksternal maupun publik internal yang terdapat di dalam
perusahaan, maka seorang public relations harus mampu menjadi jembatan
35
penghubung yang baik supaya tidak ada kesalah pahaman antara publik internal
maupun publik eksternal perusahaan dan terjalinnya saling pengertian antara kedua
belah pihak dalam mencapai tujuan bersama.
Dari pengertian diatas, praktikan dapat menyimpulkanbahwa public relations
adalah suatu serangkaian kegiatan komunikasi dimana di dalamnya terdapat
manajemen yang memiliki prosedur kerja secara terstruktur. Untuk menciptakan
hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya, public relations di
tuntut untuk dapat bekerjasama dengan semua lapisan di dalam suatu
organisasi/perusahaan dengan mengandung nilai-nilai yang sifatnya persuasive.
Dengan demikian program kerja dapat berjalan secara lancer dan mencapai tujuan
yang tepat sasaran.
2.3.2
Fungsi Public Relations
Dalam menjalankan fungsinya public relations harus mengikuti apa yang di
inginkan oleh perusahaan dimana seorang public relations bekerja. Public reltions
harus mampu memberikan informasi dengan jelas kepada publiknya secara lengkap
dan terinci, yang di dalamnya mengandung unsur persuasif. Hal ini di maksudkan
untuk mempermudah tercapainya tujuan perusahaan/lembaga.
Public realations merupakan suatu alat yang berada dalam suatu sistem
manajemen yang menjalankan fungsi manajemen yang berkaitan langsung dengan
masyarakat. Selain itu, public relations merupakan salah satu bagian dari organisasi
36
yang menjalankan serangkaian metode komunikasi untuk membantu mengefektifkan
dan efesiensikan upaya nyata dalam memudahkan tercapainya tujuan organisasi.
Fungsi
utama
public
relations
adalah
untuk
menumbuhkan
dan
mengembangkan antara organisasi dengan publiknya secara internal maupun
eksternal, dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi, partisipasi
publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan
lembaga ataupun perusahaan.
Edward L. Bernay, yang dkutip Rosady Ruslan dalam bukunya
“Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi”, ada tiga fungsi utama
public relations, yaitu :
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat
secara langsung.
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu
badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau
sebaliknya. (2008:18)
Fungsi public relations menurut Effendy yang dikutip oleh Yulianita dalam bukunya
“Dasar-dasar Public Relations”, mengemukakan empat fungsi, yaitu :
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik,
baik publik eksternal maupun publik internal.
3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik
kepada organisasi.
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum. (2007:50)
37
Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”, menerangkan
tentang fungsi public relations, yaitu :
1. Mengetahui secara pasti dan mengevaluasi pendapat umum yang
berkaitan dengan organisasi.
2. Menasehati para eksekutif mengenai cara-cara menangani pendapat
umum yang timbul.
3. Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum.
(1999:134-135)
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai
fungsi public relations, yaitu :
1. Menciptakan dan membina hubungan yang baik antara perusahaan atau
organisasi dengan publiknya, baik publik internal maupun eksternal.
2. Menyampaikan segala kebijakan manajemen kepada publik.
3. Membentuk opini publik.
4. Menyampaikan opini publik kepada manajemen.
5. Menjalin komunikasi dua arah yang saling menguntungkan antara perusahaan
dengan publiknya.
2.3.3
Tujuan Public Relations
Dalam kenyataannya ada banyak sekali tujuan public relations, akan tetapi
karena terlalu luas dan banyak, maka kita harus memprioritaskan tujuan utama dari
public relations itu sendiri. Frank jefkins mengungkapkan dalam bukunya yang
berjudul Public Relations, mengelompokan tujuan utama dari public relations dalam
14 item sebagai berikut :
38
a. Mengubah citra umum di mata khalayak
sehubungan dnegan kegiatan-kegiatan baru yang di
lakukan perusahaan.
b. Menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai
oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka
mendapatkan pengakuan.
c. Meningkatkan bobot kualitas calon pegawai.
d. Memperbaiki hubungan antara perusahaan itu
dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah
terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan
kecaman, kesangsian, atau salah satu paham di
kalangan khalayak terhadap niat baik.
e. Mendidik para pengguna atau konsumen agar
mereka lebih efektif dan mengerti dalam
memanfaatkan produk-produk perusahaan.
f. Mendukung keterlibatan perusahaan sebagai
sponsor dari penyelenggara suatu acara.
g. Memeperkenalkan perusahaan kepada masyarakat
luas, serta membuka pasar-pasar ekspor baru.
h. Mempersiapkan penerbitan saham tambahan.
i. Meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mampu
bertahan atau bangkit setelah krisis.
j. Meningkatkan
kemampuan
dan
ketahanan
perusahaan dalam rangka menghadapi resiko
pengambilan alihan.
k. Menciptakan identitas perusahaan yang baru.
l. Menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan
partisipasi para pimpinan perusahaan oraganisasi
dalam kehidupan sosial sehari-hari.
m. Memastikan para politisi benar-benar memahami
kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang
positif, agar perusahaan yang bersangkutan
terhindar dari peraturan, undang-undang dan
kebijakan pemerintah yang merugikan.
n. Menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah
dilakukan perusahaan. (2004:10)
39
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh seorang public relations lebih focus pada pembentukan citra
perusahaan atau image building. Disini lain juga seorang public relations harus
memiliki prioritas kerja agar lebih memudahkan dalam pembuatan program-program
kerja dan menjalankannya sesuai dengan jalur yang telah di tetapkan.
Beberapa tujuan public relations yang lebih menitik beratkan pada
pembentukan citra suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Membentuk citra positif untuk perusahaan.
2. Mempertahankan citra positif perusahaan
3. Meningkatkan citra perusahaan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
4. Memperbaiki citra perusahaan pada saat sedang terjadi penurunan citra atau
image bahkan dalam keadaan rusaknya citra perusahaan karena suatu
permasalahan.
2.3.4
Ruang Lingkup Public Relations
Jika berbicara tentang ruang lingkup public relations maka kita tidak akan bisa
terlepas dari istilah komunikasi. Seorang public relations harus bisa menciptakan
komunikasi yang baik antara publik internal dan publik eksternal mereka.
Ruang lingkup public relations adalah melakukan pengumpulan, pengolahan
data, memberikan informasi dan publikasi serta mengevaluasi. Public relations harus
mencari data sebanyak-banyaknya tentang apa yang berkaitan dengan tugas kita.
40
Setelah data-data tersebut terkumpul maka kita akan melakukan pengolahan data-data
yang telah public relations kumpulkan. Tahap berikutnya adalah penyampaian
informasi yang ingin kita sampaikan kepada target sasaran kita. Tahap terakhir adalah
mengevaluasi respond dan amino publik. Hal ini bertujuan agar kita dapat
meminimalisir kekurangan kita, serta meningkatkan kualitas dan pelayanan untuk
kegiatan yang akan kita adakan mendatang.
Aktivitas Public Relations selalu berkaitan dengan kegiatan manajemen untuk
mencapai tujuan organisasi atau instansi dan membina hubungan baik dengan publik
internal maupun publik eksternal.
Sasaran hubungan masyarakat adalah sasaran komunikasi manajemen. Dalam
mencapai tujuan manajemen yang efektif, khalayak yang menjadi sasaran public
relations dibagi menjadi dua kelompok besar yang disebut khalayak dalam (internal)
dan khalayak luar (eksternal).
Internal Public Relations
Internal public relations atau publik internal sebagai sasaran humas terdiri atas orangorang yang bergeliat di dalam organisasi (perusahaan, instansi, lembaga, badan, dll)
yang secara fungsional mempunyai tugas dan pekerjaan serta hak dan kewajiban
tertentu. Dalam dunia bisnis public relations, publik internal disesuaikan dengan
bentuk dari pada organisasi yang bersangkutan apakah organisasi tersebut berbentuk
suatu perusahaan dagang, instansi pemerintah ataupun lembaga pendidikan.
41
Dunia public relations, umumnya contoh dari publik internal oleh suatu
perusahaan, menurut Yulianita dalam bukunya Dasar-dasar Public Relations
adalah:
1.
2.
3.
4.
Hubungan dengan Pegawai ( Employee Relations )
Hubungan dengan Manager ( Manager Relations )
Hubungan dengan Buruh ( Labour Relations )
Hubungan dengan Pemegang Saham (Stockholder Relations) (2007:57)
Kegiatan di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Hubungan dengan Pegawai (Employee Relations)
Employee Relations merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh public
relations dalam memelihara hubungan yang harmonis khususnya dengan manajemen
dan para karyawan. Karyawan yang dimaksud disini ialah orang-orang didalam
perusahaan yang tidak memegang jabatan struktural. Karyawan merupakan suatu
potensi dan asset yang mana dapat diturut sertakan dalam membangu perusahaan dan
ikut membantu turut adil dalam menyumbangkan ide atau gagasan terhadap suatu
kegiatan.
2. Hubungan dengan Manager (Manager Relations)
Manager Relations merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh public
relations dalam rangka memelihara hubungan yang baik dengan para manager
dilingkungan perusahaan. Manager adalah orang-orang yang dapat mengabadikan
42
dirinya bagi kepentingan perusahaan melalui kemampuannya dalam mengelola
perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan perusahaan.
3. Hubungan dengan Buruh (Labour Relations)
Labour Relations merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh public relations
dalam rangka memelihara hubungan antara pimpinan dan serikat buruh dalam
perusahaan dan turut menyelesaikan masalah-masalah yang timbul antara keduanya,
disinilah letaknya peranan seorang public relations dimana public relations harus
mengadakan tindakan-tindakan prevetif mencegah timbulnya kesulitan-kesulitan.
4. Hubungan dengan Pemegang Saham (Stockholder Relations)
Stockholder Relations merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh public
relations dalam rangka memelihara hubungan dengan para pemegang saham. Ini
sangat penting, sebab besar kecilnya modal menentukan besar kecilnya perusahaan,
sehingga hubungan dengan stockholder ini tidak boleh dikesampingan oleh
perusahaan. Usaha dalam membina hubungan dengan stockholder tidak lain adalah
untuk tujuan memajukan perusahaan.
Praktisi public relations dalam kegiatan internal perusahaan, berusaha untuk
mengidentifikasikan keputusan-keputusan dalam menggunakan fungsi komunikasi
sebaik-baiknya, agar apa yang diharapkan bersama dapat tercapai sesuai harapan. Ini
merupakan salah satu fungsi internal public relations. Selain itu, internal public
relations juga berusaha mengendali, mengidentifikasi hal-hal yang dapat
43
menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif dalam masyarakat sebelum suatu
tindakan atau kebijakan dijalankan.
Eksternal Public Relations
Eksternal Public Relations adalah publik Ekstern sebagai sasaran kegiatan
public relations yang terdiri atas orang-orang atau anggota-anggota masyarakat di luar
organisasi baik yang ada kaitannya dengan organisasi maupun yang diharapkan atau
diduga ada kaitannya dengan organisasi. Sama halnya dengan public internal maka
public eksternal juga menyesuaikan bentuk ataupun sifat, jenis dan karakter dari
organisasi yang bersangkutan.
Contoh publik eksternal suatu perusahaan yang umumnya menurut Yulianita
dalam bukunya Dasar-dasar Public Relations meliputi :
1. Hubungan dengan Pihak Pers ( Press Relations )
2. Hubungan dengan Pihak Pemerintah ( Government
Relations )
3. Hubungan dengan Masyarakat Sekitar ( Community
Relations)
4. Hubungan denga Pemasok ( Suplier Relations )
5. Hubungan dengan Pelanggan ( Coustumer Relations )
6. Hubungan dengan Konsumen ( Consumen Relations )
7. Hubungan dengan Bidang Pendidikan ( Educations
Relations )
8. Hubungan dengan Masyarakat Umum ( General
Relations ) (2007:59)
Hubungan keluar atau yang bisa disebut eksternal public relations, dilakukan
dengan khalayak organisasi. Khalayak yang menjadi sasaran komunikasi eksternal
44
tergantung pada sifat dan ruang lingkup organisasi itu sendiri. Tujuan membina
hubungan tergantung pada sifat dan ruang lingkup organisasi itu sendiri. Tujuan
membina
hubungan
dengan
pihak
eksternal
perusahaan/organisasi
adalah
menghasilkan opini public yang positif, selain itu juga dapat meningkatkan hubungan
dengan orang-orang diluar perusahaan.
Seperti halnya publik internal, publik ekternal juga menyesuaikan diri dengan
bentuk atau sifat, jenis dan karakter dari organisasi yang bersangkutan. Berdasarkan
hal tersebut, tugas terpenting external public relations adalah mengadakan komunikasi
efektif, informatif dan persuasif, yang ditujukan kepada publik diluar perusahaan atau
organisasi tersebut. Informasi yang disampaikan harus jujur, dan teliti dan berdasarkan
fakta, sebab publik berhak untuk mengetahui segala informasi yang sebenar-benarnya
terjadi dalam perusahaan.
2.4
Kinerja Pegawai
2.4.1
Pengertian Kinerja Pegawai
Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.
Dalam kontekx pengembangan sumber daya manusia kinerja seorang karyawan dalam
sebuah perusahaan sangan dibutuhkan untuk mencapai prestasi kerja bagi karyawan
itu sendiri dan juga untuk keberhasilan perusahaan.
Istilah kinerja berasal dari job performance atau actual
performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai oleh seseorang), atau juga hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang ingin dicapai oleh seorang
45
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung
jawab
yang
diberikan
kepadanya.
(Mangkunegara 2007:67).
Berdasarkan definisi diatas bahwa kinerja merupakan suatu konsep yang
strategis dalam rangka menjalin hubungan kerja sama antara pihak manajemen dengan
para karyawan untuk mencapai kinerja yang baik, unsur yang paling dominan adalah
sumber daya manusia, walaupun perencanaan telah tersusun dengan baik dan rapih
tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan tidak berkualitas dengan tidak
memiliki semangat kerja yang tingg, maka perencanaan yang telah disusun akan siasia.
2.4.2
Arti Penting Kinerja
Arti penting dari kinerja adalah hasil kinerja yang dapat
dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hokum dan sesuai dengan moral maupun etika.
(Sedarmayanti 2007:206)
Unit sumber daya manusia dalam suatu organisasi
seharusnya berperan untuk menganalisa dan membantu
memperbaiki masalah-masalah dalam pencapaian
kinerja.
Apa yang sesungguhnya menjadi peranan unit sumber
daya manusia dalam suatu organisasi ini seharusnya
tergantung pada apa yang diharapkan manajemen
tingkat atas, seperti fungsi manajemen manapun,
kegiatan manajemen sumber daya manusia harus di
46
evaluasi dan direkayasa sedemikian sehingga mereka
dapat memberikan kontribusi untuk kinerjayang
kompetitif dari organisasi dan individu pada pekerjaan.
(Robbins 2003;82)
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang karyawan juga haruslah dapat
meberikan kontribusi yang penting bagi perusahaan yang dilihat dari segi kualitas
yang dirasakan oleh perusahaan dan sangat besar manfaatnya dimasa yang akan
datang.
2.4.3
Jenis – jenis Kriteria Kinerja
Menurut Robbins (2002:155) mengatakan hamper semua dari pengukuran
kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harsu disesuaikan atau dicapai. Pengukuran
kuantitatif keluaran mencerminkan pengukuran “tingkat kepuasan” yautu
seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran.
2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran
kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran “tingkat kepuasan” yaitu
seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran.
3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.
Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran
kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan.
47
2.4.4
Faktor-faktor Kinerja Pegawai
Setiap pegawai memiliki kinerja yang berbeda-beda antara yang satu dengan
yang lainnya. Pabundu Tika dalam buku Budaya Organisasi dan Peningkatan
Kinerja Perusahaan menjelaskan bahwa kinerja pegawai itu dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu :
1) Faktor intern : terdiri dari kecerdasan,
keterampilan, kestabilan emosi, motivasi presepsi
peran, kondisi keluarga, kondisi fisik, dan
karakteristik kelompok kerja.
2) Faktor ekstern : terdiri dari peraturan
ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing,
nilai-nilai sosial, serikat buruh, kondisi ekonomi,
perubahan lokasi kerja dan kondisi pasar.
( 2006 : 122).
Berdasarkan yang dikemukakan oleh Pabundu Tika, faktor intern lebih
cenderung pada setiap individu pegawai. Faktor intern yang ada di setiap pegawai
dapat dimulai dari diri masing-masing pegawai dan dibarengi dengan dukungan dari
lembaga tempat bekerja. Sedangkan faktor ekstern merupakan dari faktor pendukung
pegawai dalam bekerja. Pegawai dapat memiliki kinerja yang baik apabila faktor
intern dan ekstern dapat sejalan dengan baik.
Kinerja juga dipengaruhi oleh faktor kemampuan (ability) dan faktor motovasi
(motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis yang dikutip Anwar Prabu
Mangkunegara dalam bukunya dengan judul Evaluasi Kinerja SDM merumuskan
bahwa :
48
1) Human performance = ability + motivation
2) Motivation = attitude + situation
3) Ability = knowledge + skill
(Mangkunegara, 2007 : 13)
Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa pencapaian kinerja dipengaruhi
oleh kemampuan dari motivasi pegawai. Sedangkan motivasi pegawai dipengaruhi
oleh sikap pimpinan dan kondisi tempat kerja pegawai. Kemudian bahwa kemampuan
pegawai itu sedniri dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterampilan pegawai dalam
bekerja.
Menurut Hennry Simamora mengemukakan pengaruh kinerja yang dikutip
oleh Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Kinerja
SDM, yaitu :
1. Faktor Individual :
a. Kemampuan dan keahlian
b. Latar belakang
c. Demografi
2. Faktor psikologis :
a. Persepsi
b. Attitude
c. Personality
d. Pembelajaran
e. Motovasi
3. Faktor organisasi :
a. Sumber daya
b. Kepemimpinan
c. Penghargaan
d. Struktur
49
e. Job Design
(Mangkunegara, 2007 : 14).
Berdasarkan tiga faktor di atas memang sangat mempengaruhi kinerja
pegawai, karena apabila salah satu faktor tidak sejalan maka faktor yang lain pun bisa
berpengaruh tidak baik. Kinerja individu merupakan hasil kinerja dari pegawai dari
segi kualitas maupun kuantitas yang berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.
Kinerja individu akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu (kemampuan,
keahlian, latar belakang dan demografi) dan upaya kerja.
Sependapat dengan definisi di atas, pandangan teori konvergensi dari William
Stern yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya dengan judul
Evaluasi Kinerja SDM. Bahwa faktor-faktor penentu prestasi kerja individu adalah
faktor individu dan faktor lingkungan kerja organisasinya, yaitu :
1) Faktor Individu
Secara psikologis individu yang normal individu yang memiliki integritas
yang tinggi antar fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan
adaya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu
tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini
merupakan modal utama individu manusi untuk mampu mengelola dan
mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan
kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan
organisasi.
2) Faktor Lingkungan Organisasi
Faktor lingkungan kerja organisasi sangan menunjang bagi individu
dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang
dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai,
target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan
kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarir dan
fasilitas kerja yang relatif memadai.
50
(Mangkunegara. 2007:16-17)
Dari definisi di atas bahwa tanpa adanya konsentrasi yang baik dari individu
dalam berkerja, maka pimpinan mengharapkan pegawai dapat bekerja produktif dalam
mencapai tujuan organisasi. Konsentrasi individu dalam bekerja sangat dipengaruhi
oleh kemampuan potensi, yaitu kecerdasan pikiran atau Intelegensi Questions (IQ),
dan kecerdasan emosi atau Emotional Questions (EQ). pada umumnya, individu yang
mampu bekerja dengan penuh konsentrasi, apabila ia memiliki tingkat intelegensi
minimal normal (Average, Superior, Very Superior, dan Gifted) dengan tingkat
kecerdasan emosi baik (tidak merasa bersalah yang berlebihan, tidak mudah marah,
tidak dengki, tidak benci, tidak iri hati, tidak dendam, tidak sombong, tidak minder
tidak cemas, memiliki pandangan dan pedoman hidup yang jelas.
Berkaitan dengan fsktor lingkungan, jika faktor lingkungan organisasi kurang
menunjang maka bagi individu yang memiliki tingkat kecerdasan pikiran memadai
dengan tingkat kecerdasan emosi baik, sebenarnya ia tetap dapat berprestasi dalam
bekerja. Hal ini bagi individu tersebut, lingkunga organisasi itu dapat diubah dan
bahkan dapat diciptakan oleh dirinya serta merupakan pemicu (motivator), tantangan
bagi dirinya dalam berprestasi diorganisasinya.
2.4.5
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor
kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). (Mangkunegara 2007:67)
51
1. Faktor Kemampuan
Secara psikologis kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
kemampuan realita, artinya karyawan yang memiliki IQ yang rata-rata (IQ 110120) dengan memadai untuk jabatanya dan terampil dalam mengerjakan
pekerjaannya sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang
diharapkan oleh karena itu karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang
sesuai dengan keahliannya.
2. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) sorang karyawan dalam menghadapi
situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri karyawan yang
terarah untuk mecapai tujuan organisisi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan
kondisi mentar yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi
kerja secara maksimal. (sikap mental yang siap secara psikofik) artinya, seorang
karyawan harus siap mental, maupun secara fisik, memahami tujuan utama dan
target kerja yang akan dicapai, mampu memafaatkan dalam mencapai situasi kerja.
Kinerja dipengaruhi oleh faktor interistik yaitu personal individu dan faktor
ekstrintik yaitu kepemimpinan, sitem, tim, situasional, dan konflik. Dalam (Sjafri
2007:155).
Uraian rincian faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
52
a. Faktor Personal/individual, meliputi unsur pengetahuan, keterampilan (skill),
kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh tiap
individu karyawan.
b. Faktor Kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam
memberikan dorongan semangat, arahan, dan dukungan kerja kepada
karyawan.
c. Faktor Tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh
rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan
dan keeratan anggota tim.
d. Faktor Sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang
diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam
organisasi.
e. Faktor Situasional, meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan
internal.
f. Konflik, meliputi konflik dalam diri individu/konflik peran, konflik antar
individu, konflik antar kelompok/organisasi.
2.4.6
Karakteristik Kinerja
Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut :
(Mangkunegara, 2002:68):
1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.
3. Memiliki tujuan yang relistis.
53
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk
merealisasikan tujuannya.
5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang kongkrit dalam seluruh
kegiatan kerja yang dilakukannya.
6. Mencari
kesempatan
untuk
merealisasikan
rencana
yang
telah
diprogramkan
2.4.7
Indikator Kinerja
Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam
indokator, yaitu (Robbins, 2006:260)
1. Kualitas, kualitas kerja diukur dari presepsi karyawan terhadap kualitas
pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan
dan kemampuan karyawan.
2. Kuantitas, merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti
jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu, merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu
yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas, merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga,
uang, teknologi, dan bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikan
hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
54
5. Kemandirian, merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat
menjalankan fungsi kerjanya. Komitmen kerja merupakan suatu tingkat
dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung
jawab karyawan terhadap kantor.
2.4.8
Level-level Kinerja
Terkait dengan konsep kinerja, menurut Rummler dan Brache (1995) dalam
Sudarmanto (2009:7) mengemukakan ada 3 (tiga) level kinerja, yaitu :
1. Kinerja organisasi; merupakan pencapaian hasil (outcome) pada level atau unit
analisis organisasi. Kinerja pada level organisasi ini terkait dengan tujuan
organisasi, rancangan organisasi, dan manajemen organisasi.
2. Kerja proses; merupakan kinerja pada proses tahapan dalam menghasilkan
produk atau pelayanan. Kinerja pada level proses ini dipengaruhi oleh tujuan
proses, rancangan proses, dan manajemen proses.
3. Kinerja individu; merupakan pencapaian atau efektivitas pada tingkat pegawai
atau pekerjaan. Kinerja pada level ini di pengaruhi oleh tujuan pekerjaan,
rancangan pekerjaan, dan manajemen pekerjaan serta karakteristik individu.
2.5 Teori Hubungan Manusia
Sebagai ladasan untuk memecahkan masalah yang telah dikemukakan, peneliti
memerlukan kerangka penelitian yang berupa teori atau pendapat para ahli, yaitu teori
mengenai hal yang berkaitan dengan peneliti dan yang sedang dilakukan oleh peneliti.
55
Teori yang digunakan oleh peneliti yaitu Teori Hubungan Manusia. Teori ini
dikemukaan oleh Elton Mayo.
Teori hubungan manusia ini diperkenalkan pada tahun 1930-an yang
dipelopori oleh Bernard 1938, mayo 1933, Roethlisherger dan Dichson 1939. Inilah
permulaan teori hubungan manusia menolak prinsip teori struktural klasik dan
menentang pandangan yang mekanis terhadap organisasi yang tidak sensitive terhadap
kebutuhan sosial anggota organisasi.
Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu dan
hubungan sosial dalam kehidupan organisasi, teori ini menyarankan strategi
peningkatan dan penyempurnaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan anggota
organisasi dan menciptakan organisasi dengan meningkatkan kepuasan kerja dan
mengarahkan aktualisasi diri, pekerjaan akan mempertinggi motivasi bekerja sehingga
akan dapat peningkatan produksi organisasi ataupun meningkatkan hasil pekerjaan
pergawai untuk menjadi yang lebih baik. Pada kebanyakan organisasi teori hubungan
manusia lebih banyak diterima sebagai prinsip dari pada praktik.
Teori hubungan manusia sanggup bersaing secara efektif dengan teori klasik dan
membuat kelogisannya secara luas melalui bukti-bukti yang diberikan melalui
eksperimen yang dilakukan Mayo, Roethlisherger dan Dickson. Eksperimen ini
terkenal dengan studi Hawthorne dan dilaporkan oleh Roethlisherger dan Dickson
dalam bukunya yang berpengaruh secara ekstrem yaitu Manajemen dan Pekerja.
56
Dalam Teori Hubungan Manusia, terdapat dua kesimpulan yang
berkembang dan studi Hawthorne tersebut sering disebut Efek Hawthorne (The
Hawthorne Effect) yaitu :
1.
Perhatian terhadap orang-orang bodoh jadi mengubah sikap dan perilaku
mereka.
2.
Moral dan produktivitas dapat meningkat apabila para pegawai mempunyai
kesempatan untuk berinteraksi satu sama lainnya.
2.6 Kaitan
Teori
Hubungan
Manusia
dengan
Fungsi
Komunikasi
Interpersonal dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai pada Kantor Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.
Komunikasi adalah dasar dari setiap usaha antar manusia. Dengan
berkomunikasi, manusia ingin membagi apa yang dirasakan dan dketahuinya. Sejak
adanya perdapan manusia sampai sekarang ini dan terus berkembang dan semakin
penting, dimana dalam berkomunikasi terjadi proses penyesuaian diri manusia dengan
lingkungannya agar dapat menguasai keadaan.
Sebagai landasan untuk memecahkan masalah yang telah dikemukakan,
peneliti memerlukan kerangka pemikiran yang berupa teori atau pendapat para ahli,
yaitu teori mengenai hal yang berkaitan dengan peneliti yang sedang dilakukan oleh
peneliti. Teori yang digunakan oleh peneliti adalah Teori Hubungan Manusia teori
ini dikemukakan oleh Elton Mayo.
57
Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu dan
hubungan sosial dalam kehidupan organisasi dengan meningkatkan kepuasan anggota
organisasi
dan
menciptakan
organisasi
yang
dapat
membantu
individu
mengembangkan potensinya. Dengan meningkatkan kepuasan kerja dan mengarahkan
aktualisasi diri pekerja, akan mempertinggi motivasi bekerja sehingga akan dapat
meningkatkan produksi organisasi.
Suatu keinginan memberikan respons terhadap kebutuhan-kebutuhan pribadi
dan organisasi khususnya yang terjadi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Bandung. Menjadi suatu konsekuensi yang signifikan dari dasar-dasar yang telah
diletakan teoretisi terdahulu mengenai perilaku. Dewasa ini terdapat perbedaan yang
penting antara pengembangan hubungan manusiawi yang baik dan pengembangan
sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Komunikasi organisasi mencoba
memberikan latar belakang guna mengembangkan kualitas sumber daya manusia
dalam proses kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, tidak hanya
mengembangkan kualitas hubungan manusiawi.
Fungsi Komunikasi Interpersonal dalam meningkatkan Kinerja Pegawai pada
kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung berkaitan dengan Teori
Hubungan Manusia. Komunikasi Interpersonal merupakan hubungan antara sesama
pegawai baik itu pegawai dengan pimpinan maupun sebaiknya ataupun pegawai
dengan pegawai dalam suatu organisasi yang dapat terjalin hubungan dengan
harmonis, sehingga isi pesan yang disampaikan oleh komunikator atau pimpinan
58
melalui kepegawaian pada kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
diterima dan dimengerti dengan baik sehingga menghasilkan respon yang baik pula,
dimana pegawai akan bekerja dengan kinerja yang tinggi. Begitu pula dalam
hubungan antara sesama pegawai khususnya komunikasi yang terjalin antara pegawai
harus saling memberitahu satu sama lain atau saling sharing agar dapat menghasilkan
semangat dalam bekerja.
Pengampaian isi pesan yang jelas dan baik dari pemimpin melalui perangkat
yang ada pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung akan berpengaruh
kepada semangat kerja yang dihasilkan pegawai, karena jika pesan yang disampaikan
tersebut kurang jelas diterima oleh pegawai dengan presepsi yang salah maka akan
mengakibatkan terjadinya miss understanding atau kesalahan didalam mengartikan
pesan mengenai tugas atau instruksi yang disampaikan, yang harus dilaksanakan oleh
para pegawai jika hal itu terjadi maka respon dari penerima pesan akan tidak dapat
menginterpretasikan pesan sesuai dengan maksud dan tujuan.
Download