1 PANDUAN TENAA PELUAKSANA 6111 PUSKESMAS AL.AM PEMBINAAN KAER P*SYANU ^ K emen t er i an K ese h a t an RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA 2012 i KATA PENGANTAR Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 menyebutkan bahwa perbaikan status gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas dengan menurunkan prevalensi balita gizi kurang menjadi 15% dan prevalensi balita pendek menjadi 32% pada tahun 2014. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, Rencana Strategic Kementerian Kesehatan 2010-2014 telah menetapkan 2 (dua) indikator keluaran pembinaan gizi yang harus dicapai yaitu : (1) 85% balita ditimbang berat badannya (D/S), dan (2) loo% balita gizi buruk mendapat perawatan. Salah satu upaya untuk mencapai target tersebut di atas adalah dengan meningkatkan daya dan hasil guna penyelenggaraan Posyandu yang berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat juga antar sesama masyarakat. Fungsi lain adalah mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian anak Balita (AKABA). Diharapkan Panduan ini dijadikan bahan acuan oieh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) di Puskesmas untuk pembinaan kader dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sehingga dapat melaksanakan kegiatan Posyandu secara optimal . Buku ini berisi tentang pengertian Posyandu dan Iangkah pembinaan kader dalam perencanaan , pelaksanaan , deteksi masalah gizi dan KIE. III Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga kami same ikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi memberikan asukan dan dukungan hingga selesainya Buku Panduan Tena a Pelaksana Gizi Puskesmas Dalam Pembinaan Kader PosyandT ini. Jakarta, April 2012 Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono , DTM&H, MARS iv DAFTAR ISI Kata Pengantar .............................................................................. iii Daftar Isi .................................................................................. V Daftar Lampiran .................................................................. vii Definisi Operasional .................................................................. 1 Daftar Singkatan .......................................................................... 5 BABIPENDAHULUAN A. Latar Belakang .. ................................................................ 7 B. Tujuan ........................................................................... 8 C. Sasaran ............................................................................. 8 D. Manfaat .................................................................. 8 BAB 11 POSYANDU A. Pengertian Posyandu ................................................... 9 B. Kegiatan Utama Posyandu ............................................... 9 C. Sasaran Posyandu ................................................ 11 D. Penyelenggaraan Kegiatan Posyandu ........................... 11 E. Kegiatan Posyandu ....................................................... 11 BAB III LANGKAH PEMBINAAN KADER POSYANDU A. Persiapan Pembinaan Kader ................................. 17 B. Bentuk Kegiatan Pembinaan Kader ................................. 19 C. Rencana Tindak Lanjut ............................................ 33 v BAB IV PEMBIN N DETEKSI MASALAH GIZI A. Gizi Buruk ................................................................ 37 B. Ibu Hamil urang Energi Kronis ( KEK) ............................. 39 C. Ibu Hamil A nemia .............................................................. 40 D. Berat Bada Lahir Rendah ( BBLR ) .................................... 41 E. Kurang Vita min A (KVA) .......................................................... 41 F. Gangguan A ibat Kurang lodium .......................................... 42 BAB V PEMBI AAN Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) A. Pembinaan IE Kelompok ( Penyuluhan ) ............................. 43 B. Pembinaan IE Perorangan (Konseling ) ............................. 44 BAB VI PENUT. ^P ................................................................. 45 LAMPIRAN ..... ...................................................................... . Vi 47 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel Data Dasar Posyandu .................................... 49 Lampiran 2. Tabel Data Cakupan Program Gizi ....................... 50 Lampiran 3. Gambar Pemetaan ......................................... 51 Lampiran 4. Kartu Bantu Posyandu ......................................... 52 Lampiran 5. Cara pengukuran LILA ......................................... 53 Lampiran 6. Balok SKDN ..................................................... 54 Lampiran 7. Menu PMT Pemulihan ............................... 56 Lampiran 8. Anjuran makanan selama anak sakit maupun dalam keadaan sehat ................................. 58 Lampiran 9. Contoh Rencana Tindak Lanjut ............................. 59 Lampiran io. Kartu Menuju Sehat (KMS) ......................... 61 Daftar Pustaka ..................................................................... 63 Daftar Kontributor ..................................................................... 64 VII DEFINISI OPERASIONAL Anemia : Adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal, dengan batasan untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin yaitu : Anak balita : <11 gram /dl Anak usia sekolah : <12 gram I dl Wanita dewasa : <12 gram f dl Pria dewasa : <13 gram J dl Ibu hamil : <11 gram J dl Ibu menyusui >3 bI : <12 gram J dl Bawah Garis Merah (BGM) : Berat badan Balita hasil penimbangan yang dititikkan dalam KMS dan berada di bawah garis merah. Calon pengantin (Catin) : Istilah yang digunakan pada WUS yang disiapkan mempunyai kondisi sehat sebelum hamil agar dapat melahirkan bayi yang normal dan sehat. Coorporate Social Responsibility (CSR) : Suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab sosial atau lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Garam beryodium : Garam konsumsi yang komponen utamanya Natrium Chlorida (NaCI) dan mengandung senyawa iodium melalui proses iodisasi serta memenuhi SNI Nomor: 01-3556-1994. Gizi buruk : Keadaan gizi anak yang ditandai dengan satu atau Iebih tanda berikut : a. Sangat kurus b. Edema, minimal pada kedua punggung kaki c. BB/PB atau BB/TB < -3 SD d. LILA < 11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan) Gondok endemik : Apabila di suatu daerah jumlah penduduk yang mengalami pembesaran kelenjar gondok lebih dari 5%. 1 Imunisasi: Suatu cara ntuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap su to penyakit, sehingga bila kelak is terpapar dengan suatu penya it tidak akan menderita penyakit tersebut. Imunisasi dasar Pemberian i unisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang per ndungan diberikan pada bayi sebelum berusia 1 tahun, yang terdiri ari Hepatitis B 0 1 kali, BCG 1 kali, DPT-HB 3 kali, Polio 4 kali, dan campak 1 kali. Imunisasi lanjut n : Imunisasi ul ngan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk mem erpanjang masa perlindungan yang diberikan kepada anak usia se olah dan wanita usia subur terdiri dari DT, TT, Td, dan campak. Kader Posyandu Kader Posya du adalah anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memilik waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu secara sukar la. Kurang Energi K onis (KEK) : Keadaan ke urangan energi dalam waktu lama pada wanita usia subur (WUS dan ibu hamil yang ditandai dengan ukuran lingkar lengan atas LILA) < 23,5 cm. Kretinisme : Keadaan se orang sebagai akibat dari kekurangan iodium yang ditandai de gan keterbelakangan mental disertai satu atau Iebih keI inan syaraf seperti gangguan pendengaran, gangguan bicara, serta angguan sikap tubuh dalam berdiri dan berjalan dari ringan samp i berat atau gangguan pertumbuhan (cebol). Kurang Vitamin 4 (KVA): Keadaan di ana simpanan vitamin A dalam tubuh sudah sangat kurang. Man festasi KVA dapat dilihat secara klinis misalnya buta senja dan xe phtalmi sedangkan dari subklinis kadar serum retinol di bawah 20 cg/dl. 2 Kwashiorkor : Keadaan kurang gizi tingkat berat yang disertai dengan gejala klinis meliputi edema, rambut tipis, jarang dan berubah warna, kulit kasar, bersisik dan mudah terkelupas. Lingkar Lengan Atas (LiLA) : Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat status gizi dengan cara mengukur lingkar lengan atas. Lokakarya mini (Lokmin) : Pertemuan yang diselenggarakan di Puskesmas, dapat berupa Iokmin bulanan (yang dihadiri oleh seluruh staf puskesmas), atau Iokmin tribulanan (yang dihadiri oleh instansi lintas sektoral tingkat kecamatan) Marasmik- Kwashiorkor: Gizi buruk dengan gambaran klinik yang merupakan campuran dari beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus dengan BBJTB <-3 SD berdasarkan standar WHO 2005 disertai edema yang tidak mencolok. Marasmus : Keadaan kurang gizi tingkat berat yang disertai gejala klinis seperti badan sangat kurus (kulit membungkus tulang), wajah seperti orang tua (pipi kempot, mata terlihat cekung), cengeng dan rewel, iga gambang, perut cekung, tulang belakang terlihat menonjol, kulit keriput, jarn sn lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pants), sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang) dan diare. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) : Makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kecukupan gizinya selain dari ASI Neonatus : Bayi baru lahir sampai 28 hari (usia 0-28 hari) Pemetaan : Peta wilayah yang berisikan komponen - komponen pemetaan yaitu sumber daya, jenis bencana dan lokasinya, ancamanJ hazard bencana, risiko bencana, kelompok rentan dan potensi masyarakat, yang terdapat di suatu wilayah administratif 3 Pemberian Mak nan Tambahan (PMT) : PMT Penyuluha : Pemberian akanan tambahan yang ditujukan untuk memberikan contoh pad orang tua balita bagaimana menyiapkan makanan yang balk dan be ar serta bergizi seimbang. PMT penyuluhan diutamakan terbuat dari ahan makanan yang mudah didapat di wilayah masingmasing. PMT Pemulihan : Makanan yang diberikan bagi kelompok golongan rawan gizi yang telah diperh tungkan nilai gizinya sesuai dengan kebutuhannya agar dapat terp uhi kebutuhan gizi untuk menambah asupan zat gizi guna me enuhi zat gizi yang kurang dalam tubuhnya. Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu Posyandu m rupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masy rakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untu dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangu an kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberika kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan esehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kema-tian Bayi. Pasangan Usia ubur (PUS) : Pasangan y ng istrinya berumur antara 15-49 tahun dalam hal ini termasuk p sangan yang istrinya berumur lebih dari 49 tahun tetapi masih men apat menstruasi Tenaga Pelaksa a Gizi (TPG) : Pelaksana program gizi di tingkat Puskesmas. Wanita Usia Su b ur (WUS) : Wanita dal usia reproduktif yaitu usia 15-49 tahun balk yang berstatus O win, janda maupun yang belum menikah. Xerophthalmia Gangguan ekurangan vitamin A pada mata yang mengakibatkan kelainan a atomi bola mata dan gangguan fungsi retina yang berakibat k butaan. 4 DAFTAR SINGKATAN ASI : Air Susu Ibu APE : Alat Permainan Edukatif BALITA : Bawah usia lima tahun BBLR Berat Badan Lahir Rendah BGM : Bawah Garis Merah BKB Bina Keluarga Balita CSR : Coorporate Social Responsibility DT : Diphtheria Tetanus GAKI : Gangguan Akibat Kurang lodium Hb : Haemoglobin IMD Inisiasi Menyusu Dini KB Keluarga Berencana KEK : Kekurangan Energi Kronis KMS Kartu Menuju Sehat KIA Kesehatan Ibu clan Anak KIE : Komunikasi Informasi Edukasi KVA Kurang Vitamin A LiLA : Lingkar Lengan Atas LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat PAUD Pendidikan Anak Usia Dini 5 POSYAN DU Pos Pelayanan Terpadu PUS Pasangan Usia Subur PKK Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga PMT Pemberian Makanan Tambahan PPL Penyuluh Pertanian Lapangan TTD Tablet Tambah Darah SIP Sistem Informasi Posyandu SKDN S (Jumlah Balita), K (Jumlah KMS), D (Jumlah balita yang ditimbang), N (Jumlah balita yang naik timbangannya) TD Tetanus Dipththeria TPG Tenaga Pelaksana Gizi TT Tetanus Toxoid WUS Wanita Usia Subur 2T Berat badan tidak naik 2 (dua) kali berturut-turut 6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu saat ini tetap merupakan sarana penting di Iingkungan masyarakat untuk mencapai keluarga sadar gizi. Hal ini terlihat dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, sebanyak 80,6% masyarakat menggunakan Posyandu sebagai sarana pelayanan pemantauan pertumbuhan. Selain kegiatan pemantauan pertumbuhan, kegiatan Posyandu terintegrasi dengan pelayanan lainnya seperti gizi, imunisasi, pelayanan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, penanggulangan diare serta penyuluhan dan konseling. Dalam pelaksanaannya, Posyandu dimotori oleh kaderterpilih yang terlatih dan terampil untuk melaksanakan kegiatan rutin di Posyandu maupun di luar hari buka Posyandu. Namun demikian kondisi di lapangan masih menunjukkan adanya kendala dalam pelaksanaan Posyandu, seperti terbatasnya pengetahuan dan keterampilan kader, jumlah kader, dan adanya pergantian kader/drop out kader, serta kurangnya dukungan aparat terkait yang berakibat pada belum optimalnya cakupan program gizi. Berdasarkan Riskesdas tahun 2010 cakupan peran serta masyarakat (D/S) 60,5 %, angka ini masih di bawah target sasaran Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat tahun 2010-2014 yaitu 85%, demikian pula pada data cakupan Vitamin A 69,8 % yang masih dibawah target yaitu 80 %. Untuk mencapai target rencana kerja tersebut perlu dilakukan upaya terobosan yang memiliki daya ungkit dalam meningkatkan cakupan program gizi. Berdasarkan Instruksi Presiden No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan diantaranya mengamanatkan dalam perbaikan gizi masyarakat perlu diukur persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) dan Rencana Strategis 7 Kementeria Kesehatan 2010-2014 telah menetapkan 2 (dua) indikator kel aran pembinaan gizi yang harus dicapai yaitu :(1) 85% balita ditimb ng berat badannya (D/S), dan (2)100% balita gizi buruk mendapat rawatan. Peraturan tersebut di atas menjadi dasar dalam upay meningkatkan daya guna dan hasil guna posyandu melalui pe binaan kepada kader secara berkesinambungan. Sampai saat ni belum tersedia panduan bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dalam embinaan kader Posyandu, untuk itu perlu diterbitkan Buku Pembi aan Kader Posyandu. Diharapkan buku ini dapat menjadi acuan TPG lam membina kader Posyandu untuk meningkatkan kualitas pel yanan di Posyandu sesuai permasalahan setempat. B. Tujuan Tujuan Umu . Meningkatk n kemampuan TPG dalam melakukan pembinaan kader Posyandu. Tujuan Khus s : 1. Mening atkan kemampuan TPG dalam persiapan pembinaan kader P syandu. 2. Menin katkan kemampuan TPG dalam pelaksanaan pembin an kader Posyandu. 3. Mening atkan kemampuan TPG dalam membina kader untuk melaku an deteksi dini masalah gizi. 4. Mening atkan kemampuan TPG dalam membina kader untuk melaku an KIE gizi. 5. Mening atkan kemampuan TPG dalam mengevaluasi hasil pembin an kader Posyandu. C. Sasaran Buku Pembi aan Kader Posyandu ditujukan bagi TPG dan tenaga kesehatan lain di Puskesmas. D. Manfaat Sebagai ac an bagi TPG dan tenaga kesehatan lain dalam melaksanak n pembinaan kader Posyandu guna meningkatkan kualitas pela anan gizi di Posyandu dan cakupan program kesehatan lainnya. 8 BAB II POSYANDU A. Pengertian Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang balita. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan integratif serta sating memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat. B. Kegiatan Utama Posyandu Kegiatan di Posyandu terdiri dari : 1. 2. Kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita : a. Penimbangan balita setiap bulan b. Pemantauan perkembangan balita Pelayanan kesehatan ibu: a. Wanita Usia Subur (WUS) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA). 9 b. Ibu Ha I[ Pe eriksaan kehamilan minimal 4 kali sesuai standar (tri ester 1 satu kali, trimester 2 satu kali , trimester 3 dua kali . Per ukuran LILA. Me dapatkan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) sesuai de an hasil skrining status imunisasi TT ibu hamil (status im isasi ibu minimal telah mendapatkan 2 kali imunisasi TT 2)). Mi um 1 Tablet Tambah Darah (TTD) setiap hari, minimal go ablet selama kehamilan. c. Ibu Nifas Minum apsul vitamin A warna merah (200.000 SI) satu kapsul segera etelah persalinan dan satu kapsul 24 jam setelah pembe an kapsul pertama. 3. Pelayanan I^B Penyediaan alat kontrasepsi (pil, kondom, dan metode lainnya). 4. Pelayanan sehatan Anak a. Bayi u ur o-in bulan memperoleh 5 imunisasi dasar Iengka (Hepatitis B 0 1 kali, BCG 1 kali, DPT-HB 3 kali, Polio 4 kali, da campak 1 kali). b. Pembe ian kapsul vitamin A warna biru (100.000 SI) untuk bayi 6-1 bulan. c. Pembe Ian kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) setiap bulan (Februari dan Agustus) untuk anak umur 12-59 bulan. d. Penang nan diare dengan menggunakan oralit dan tablet zink. e. Penyel nggaraan PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan 10 5• Penyuluhan dan rujukan konseling bagi ibu dan anak a. Penyuluhan dan konseling untuk ibu balita, ibu hamil, nifas, dan menyusui. b. Penyuluhan untuk balita. c. Penyuluhan dan konseling untuk Pasangan Usia Subur (PUS). C. Sasaran posyandu Seluruh masyarakat/keluarga, terutama bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, PUS dan WUS. D. Penyelenggaraan kegiatan Posyandu Pelayanan Posyandu mengacu pada 5 (lima) langkah kegiatan yang dilaksanakan oleh 5 (lima) orang kader atau lebih. E. Kegiatan Posyandu i. Persiapan Pelaksanaan Posyandu, antara lain: a. Kader memastikan data sasaran seperti jumlah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, PUS dan WUS. b. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hari buka posyandu, dapat melalui pertemuan warga setempat, sarana ibadah dan lain-lain. c. Mempersiapkan tempat, sarana dan prasarana posyandu seperti alat timbang (dacin dan sarung, pita LiLA), obat gizi (vitamin A dan TTD), oralit, buku pencatatan dan pelaporan, dll. d. Melakukan pembagian tugas antar kader. e. Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan tim penggerak PKK desa. f. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan dan pemulihan jika diperlukan. 2. Pelaksanaan posyandu (hari H) : Sebelum kegiatan posyandu dimulai, Kader mempersiapkan dacin untuk menimbang balita dengan langkah sebagai berikut : 11 r 1. Gantung daci pada tempat yang kokoh seperti pelana umah atau kusen pintu atau dahan pohon a :au penyangga kaki tiga yang kuat 3. Atur posisi an ca pada batang dacin sejajar dengan mate enimbang -N i. Letakkan bandul geser pada angka nol, jika ujung kedua paku timbang tidak dalam posisi lurus , maka timbangan perlu ditera atau diganti dengan yang baru. 4. pastikan bandul geser berada pada angka NOL Batang Angka '. Bandul dacin nol geser Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman 5. Pasang Baru g timbang/celana timbang/ kotak timba g yang kosong pada dacin 12 6. Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang/celana timbang/kotak timbang dengan memberi kantung palstik berisikan pasir /batu diujung batan g dacin , sampai kedua jarum di atas tegaklurus. Kegiatan Posyandu terdiri dari 5 langkah, yaitu : a. Pendaftaran 1) Balita Balita didaftar dalam register balita Minta KMS/Buku KIA pads ibu. Untuk balita yang baru pertama kali datang ditimbang dan belum mempunyai KMS/Buku KIA, berikan KMS sesuai jenis kelamin. Isi kolom identitas secara lengkap sertakan kartu bantu atau secarik kertas yang diselipkan pada KMS/Buku KIA. Ibu dipersilakan menuju tempat penimbangan 2) Ibu Hamil Didaftar dalam register ibu hamil, dipersilakan menuju tempat penimbangan berat badan dan pengukuran LiLA. 3) Pasangan Usia Subur (PUS) Daftar dalam register PUS, kemudian dipersilakan ke tempat penyuluhan dan pelayanan kesehatan. b. Penimbangan dan Pengukuran LiLA i) Menimbang Balita Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal mungkin tanpa alas kaki dan popok dan geser bandul sampai jarum tegak lurus. Baca berat badan balita secara cermat dengan melihat angka di ujung bandul geser.. Catat hasil penimbangan dengan benar di kartu bantu atau secarik kertas yang diselipkan dalam KMS/buku KIA dalam Kg dan ons.. Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari sarung/celana/kotak timbang.. 2) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS Cara mengetahui keadaan gizi ibu hamil dan WUS adalah dengan mengukur lingkar lengan atas menggunakan pita LiLA (Lihat Lampiran 5). Bila tidak tersedia pita LILA gunakan meteran jahit pakaian dengan ukuran yang sama.. 13 BiI hasil pengukuran LiLA berada di bagian merah <23 5 cm berarti sangat kurus atau risiko kekurangan energi kro is. c. Pencatatan 1) Balita Ca at dan plot hasil penimbangan dan buat garis pe umbuhan anak dengan cara menghubungkan titik berat ba an bulan lalu dengan bulan ini. Cat 3t setiap kejadian yang dialami anak. Isi olom ASI, imunisasi dan vitamin A bila diberikan Sall hasil penimbangan dari KMS pads buku SIP. 2) Ibu ha it Hasil pe imbangan berat badan dan pengukuran LiLA ibu hamil dicatat alam buku KIA dan register ibu hamil yang terdapat dalam P. 3) PUS/W S Hasil p ngukuran LiLA dicatat pada register PUS/WUS yang terdap dalam SIP. d. Penyuluhan dan Konseling 1) Menjel skan status pertumbuhan balita berdasarkan hasil penimb ngan berat badan / plot pada KMS. 2) Menya paikan informasi tentang makanan untuk balita. 3) Menya paikan informasi dan penyuluhan kepada ibu hamil dan ib nifas tentang hasil pemeriksaan termasuk risiko tinggi. 4) Menya paikan informasi kepada PUS mengenai KB 5) Memb rikan penyuluhan masalah kesehatan lain yang diperlu an. 6) Melaku an rujukan kasus balita dan ibu hamil yang berisiko. 14 e. Pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan 1) Pemberian Imunisasi. 2) Pemberian kapsul vitamin A pada bayi, balita, dan ibu nifas. 3) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil 4) Pelayanan KB. 5) Penyelenggaraan PMT penyuluhan dan PMT pemulihan. 6) Pemeriksaan kehamilan bagi Posyandu yang memiliki sarana. 7) Pengobatan ringan. 3- Evaluasi Setelah selesai Posyandu, kader melakukan evaluasi/ menilai hasil kegiatan antara lain jumlah kunjungan balita dan ibu hamil, jumlah 2T dan BGM, jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe, jumlah bayi yang mendapatkan imunisasi, dan lain-lain. Hasil evaluasi digunakan untuk merencanakan kegiatan pada bulan berikutnya dan berkoordinasi dengan petugas kesehatan serta lintas sektor lainnya. 4. Kegiatan di Luar Jadual Buka Posyandu a. Kader melakukan kunjungan rumah kepada sasaran yang tidak datang. b. Membantu petugas dalam pendataan, penyuluhan dan peragaan keterampilan dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat. 15 16 BAB III LANGKAH PEMBINAAN KADER POSYANDU A. Persiapan Pembinaan Kader Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) di Puskesmas, sebelum melakukan pembinaan terhadap kader Posyandu hendaknya melakukan persiapan untuk mengetahui kondisi dan situasi seluruh Posyandu di wilayah kerja Puskesmas. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain: i. Pendataan dan Pemetaan Sasaran Pendataan diperoleh dari catatan bulanan yang ada di Puskesmas. Data dasar yang digunakan tersebut meliputi jumlah dan keaktifan Posyandu, jumlah dan keaktifan kader Posyandu, jadual buka Posyandu, sarana dan prasarana, kegiatan di Posyandu, jumlah sasaran (Lampiran 1: Tabel data dasar Posyandu). Selain itu digunakan data cakupan gizi yang meliputi cakupan K/S, D/S, N/D, BGM, 2T, vitamin A, Fe3, ASI Eksklusif, dan garam beriodium dari laporan PWS Gizi (Lampiran z: Tabel data cakupan program gizi). Setelah semua Posyandu terdata, kemudian dibuat peta lokasi masing-masing Posyandu yang dapat menggambarkan letak geografis, kepadatan penduduk, status sosial ekonomi masyarakat, fasilitas umum, dan sarana transportasi. Contoh gambar pemetaan dapat dilihat pada lampiran 3. 2. Analisis Masalah Data dasar Posyandu yang sudah dipetakan dianalisis untuk menentukan prioritas masalah. Analisis masalah yang dilakukan meliputi: a. Jumlah dan Keaktifan Posyandu. Kecukupan jumlah Posyandu di satu wilayah dapat dilihat dari perbandingan antara jumlah balita dengan jumlah Posyandu. Satu Posyandu diharapkan dapat melayani tidak lebih dari loo balita, dan dianjurkan sekitar 50 17 bal a. Keaktifan Posyandu dapat dilihat dari frekuensi buka Po yandu selama i tahun. Posyandu dikatakan aktif apabila Po yandu melaksanakan kegiatan penimbangan setiap bul n. b. Ju lah dan Keaktifan Kader Posyandu.. Ju lah kader yang ada di Posyandu minimal sebanyak 5 or ng agar kegiatan 5 langkah di Posyandu dapat dil ksanakan dengan balk. Kader dikatakan aktif apabila iku berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu minimal selama 8 k Ii dalam setahun. c. Sa na dan Prasarana. Po yandu dikatakan memiliki sarana dan prasarana lengkap ap bila memiliki kelengkapan sebagai berikut: 1) Alat ukur (Dacin dan sarung, pita LILA) 2) Persediaan buku KIA/KMS 3) Kartu bantu pencatatan 4) Alat bantu penyuluhan 5) Obat gizi (kapsul Vitamin A dan Tablet Tambah Darah) 6) Tempat/lokasi pelaksanaan Posyandu yang tetap 7) Meja kursi untuk pendaftaran, pencatatan, penyuluhan, pelayanan kesehatan KB. 8) Buku panduan kader Posyandu. 9) Buku pencatatan dan pelaporan. io) Papan data untuk menampilkan hasil kegiatan seperti balok SKDN, cakupan program gizi, cakupan imunisasi, dan lain-lain. d. Pe getahuan dan Keterampilan Kader Posyandu Pe getahuan dan keterampilan kader dapat dilihat dari sel ruh pelaksanaan kegiatan di Posyandu. Kekeliruan yang ser ng terjadi antara lain : 1) Ketepatan menentukan umur balita. 2) Ketepatan dan ketelitian cara menggunakan alat timbang dan alat ukur. 3) Ketepatan dan ketelitian cara membaca hasil penimbangan. 4) Pengisian buku KIA/KMS. 18 5) Pencatatan hasil penimbangan. 6) Penyuluhan gizi. e. Cakupan Program Gizi. Cakupan program gizi yang rendah, dapat dilihat dari kesenjangan target dengan pencapaian masing-masing indikator, misalnya indikator K/S, D/S, N/D, BGM, 2T cakupan ASI Eksklusif, cakupan Vitamin A balita, dan cakupan distribusi TTD pada Ibu hamil. f. Dukungan Pemangku Kepentingan (Stakeholder). Dukungan stakeholder dapat dilihat dari keterlibatan RT/RW, aparat desa/kelurahan, TP-PKK desa/ kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama dalam kegiatan Posyandu baik yang berupa pendanaan maupun penggerakan masyarakat untuk datang ke Posyandu. g. Peran Serta Masyarakat. Peran serta masyarakat dapat dilihat dari perbandingan antara jumlah kunjungan balita (D) dengan jumlah sasaran (S). Peran serta masyarakat diharapkan mencapai target 85%. h. Dana Operasional Posyandu Dana operasional Posyandu dapat dilihat dari ketersediaan dana baik yang berasal dari masyarakat, swasta, maupun dari Pemerintah. Penyediaan dana tersebut sesuai kebutuhan dan digunakan secara tepat. B. Bentuk Kegiatan Pembinaan Kader TPG dapat melaksanakan pembinaan kader melalui pertemuan rutin kader ataupun secara langsung di Posyandu. Pembinaan dapat berupa pelatihan penyegaran kader untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader. Pelatihan penyegaran kader dapat dilakukan dengan memberikan seluruh materi atau bagian-bagian materi tertentu yang dibutuhkan. i. Membina Posyandu Yang Tidak Aktif Dalam rangka pembinaan Posyandu, maka frekuensi pelayanan per tahun adalah 12 kali yaitu buka setiap bulan. 19 Apabil Posyandu tidak melakukan kegiatan setiap bulan maka perlu d lakukan pembinaan. Posyandu yang tidak aktif dapat diseba kan karena banyak faktor seperti : a. Ka er ■ Jumlah kader yang kurang • Kader tidak aktif • Kader belum terlatih • Pergantian kader yang terlalu sering ■ Kurangnya penghargaan untuk kader b. Po yandu • Posyandu belum memiliki tempat yang tetap • Lokasi Posyandu jauh dari pemukiman c. Ku angnya jumlah sasaran di wilayah posyandu d. Re dahnya dukungan masyarakat sekitar. TPG be sama kader mencari penyebab Posyandu tidak aktif. Bila s dah didapatkan penyebabnya, TPG dan kader berkoo dinasi dengan tokoh masyarakat dan RT/RW setempat menge ai masalah Posyandu untuk mendapatkan jalan keluar secara ersama-sama antara lain: a. Ka er 1) Mengupayakan penambahan jumlah kader. 2) Memotivasi kader agar lebih aktif antara lain dengan memberikan pujian atas hasil kerja yang telah dilakukan. 3) Melatih kader secara khusus. 4) Melakukan pendekatan kepada aparat desa untuk membuat surat penetapan kader. 5) Kecamatan dan Desa/Kelurahan dapat memberikan penghargaan berupa pemberian kartu kader yang dapat digunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis, pemberian baju seragam, pemberian pin dan sertifikat kader, dan lain-lain. b. Pos andu 1) Berkoordinasi dengan Kepala Desa/Lurah/RW/RT setempat untuk mengupayakan ketersediaan tempat yang dapat digunakan secara tetap untuk kegiatan Posyandu sebelum memiliki tempat/ bangunan yang permanen. 20 2) Mengupayakan pemekaran Posyandu jika diperlukan. 3) Mengupayakan pelaksanaan kegiatan Posyandu sesuai kebutuhan. Contohnya di hari-hari tertentu dimana masyarakat berkumpul atau lokasi yang sulit dijangkau. 4) Petugas kesehatan melakukan kunjungan rutin ke lokasi Posyandu minimal 4 kali selama 6 bulan. c. Kurangnya jumlah sasaran di wilayah posyandu 1) Memotivasi kader untuk tetap melakukan kegiatan Posyandu walaupun jumlah sasaran sedikit 2) Menggabungkan dengan Posyandu lainnya yang berdekatan. d. Rendahnya dukungan masyarakat sekitar. i) Pendekatan kepada Lurah/Kepala Desa untuk mendapatkan dukungan dalam hal pelaksanaan Posyandu dengan menggerakkan RT/RW untuk menginformasikan dan mengajak ibu balita, ibu hamil, PUS dan WUS agar datang ke Posyandu. 2) Pendekatan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, RT/RW/Dusun, TP-PKK Desa/Kelurahan, Pokja Posyandu untuk menggerakkan dan mengajak masyarakat agar datang ke Posyandu. 2. Mengatasi Jumlah Kader yang Kurang Setiap Posyandu minimal memiliki 5 orang kader. Namun bila jumlah kader kurang dari 5 orang, maka TPG harus memastikan : a. Seorang kader sebaiknya mampu melakukan Iebih dari satu langkah kegiatan. Misalnya menggabungkan langkah kegiatan pendaftaran dengan pencatatan hasil penimbangan. b. Mengupayakan penambahan jumlah kader dengan cara : 1) Berkoordinasi dengan Kepala Desa/Lurah/RWJRT setempat untuk membicarakan permasalahan mengenai jumlah kader yang kurang. 2) Membantu mencari calon kader baru sesuai kriteria berasal dari anggota masyarakat setempat; berminat dan bersedia menjadi kader; bersedia bekerja sukarela; memiliki kemampuan dan waktu luang, dapat membaca dan menulis. 21 c. RT/ W mengajukan usulan calon kader untuk dis kan menjadi kader melalui SK Kepala Desa/Lurah set mpat. d. Set lah mendapatkan kader baru, diberikan pembinaan me genai kegiatan Posyandu. 3• Melengkapi arana dan Prasarana Apabila sara a dan prasarana di Posyandu belum Iengkap atau tidak layak pakai, aka TPG harus dapat menggerakkan kader untuk: a. Mengin entarisasi kebutuhan dan ketersediaan alat b. Melapo kan pada Puskesmas (TPG) sarana dan prasarana yang b alum dimiliki atau perlu diperbaiki untuk segera ditindak anjuti. c. Berkoo inasi dengan Kepala Desa/Lurah/RW/RT setempat untuk m ngupayakan ketersediaan sarana dan prasarana secara swaday . d. Membin kernitraan dengan pihak swasta. 4• Meningkatk n Pengetahuan dan Ketrampilan Kader Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dilakukan sesuai dengan mas lah keterampilan yang dihadapi kader. Hal ini dapat dilakukan da am bentuk pelatihan kader, pelatihan penyegaran bagi kader, kunj ngan ke Posyandu lain, lomba keterampilan kader, melakukan j mbore kader, atau kader yang lebih paham membagi pengetahua nya kepada kader lain. Untuk menil i keterampilan kader, maka dapat dilihat pada saat persiapan, p laksanaan, dan setelah kegiatan Posyandu. Kegiatan pembinaan ader dilakukan apabila tahap-tahap pelaksanaan kegiatan Po yandu tidak sesuai seperti berikut ini. TPG harus mema tikan kader memahami langkah persiapan pelaksanaan Posyandu, yang eliputi: 1. Penyeb rluasan informasi hari buka Posyandu kepada masyar kat melalui pertemuan warga setempat atau pendek tan terhadap tokoh masyarakat dan tokoh agama. 22 2. Persiapan tempat pelaksanaan, kader, sarana, bahan PMT penyuluhan, dan PMT pemulihan. 3. Pembagian tugas antar kader. 4. Pengkoordinasian kader dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya. 5. Kader mampu mengetahui kelayakan kondisi alat timbang dan alat ukur. Apabila kader tidak memahami salah satu atau lebih dari Iangkah di atas, maka perlu dilakukan pembinaan kader dengan mengajarkan alur Iangkah persiapan. Pada hari pelaksanaan Posyandu , TPG harus memastikan kader memahami alur kegiatan di Posyandu dalam 5 Iangkah yaitu : i. Pendaftaran. TPG harus memastikan kader memahami apa yang harus dilakukan di Iangkah pendaftaran, seperti berikut: a. Mencatat kehadiran balita, ibu hamil, dan sasaran Posyandu lainnya di daftar hadir. b. Menulis nama dan umur balita, ibu hamil, dan sasaran Posyandu lainnya di kartu bantu atau secarik kertas yang diselipkan pada buku KIA atau KMS (Lampiran 4: Kartu Bantu, lampiran 5: kertas bantu). Apabila kader belum memahami tahapan pendaftaran maka : a. TPG membuat contoh kartu bantu. b. TPG mengajak kader untuk berlatih melakukan pencatatan pada Iangkah pendaftaran. 2. Penimbangan Berat Badan dan Pengukuran LiLA. TPG harus memastikan kader memahami tahapan penimbangan berat badan balita, yang meliputi : a. Cara mempersiapkan dacin. b. Cara menimbang berat badan balita. TPG harus memastikan kader memahami tahapan penimbangan berat badan dan pengukuran LiLA ibu hamil dan WUS, yang meliputi: 23 a. Can menimbang berat badan ibu hamil dan WUS b. Cara mengukur LiLA ibu hamil dan WUS (Lampiran 6: cara mengukur LILA). Apabila ader belum memahami tahapan penimbangan dan Penguk ran LILA maka : a. TP perlu menjelaskan pada kader tentang cara me iapkan dacin serta timbangan ibu hamil dan WUS yang bai dan benar. b. TP perlu mengadakan pelatihan tentang cara me imbang balita. c. TP perlu mengadakan pelatihan tentang cara me imbang dan mengukur LILA ibu hamil dan WUS bagi kad r. 3• Pencatatan. TPG har s memastikan kader mampu melakukan pengisian Buku KIA/KM dan SIP meliputi: a. Pen atatan Balita. i) engisian identitas bagi balita yang baru mendapatkan MS. 2) engisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak. 3) eletakkan titik berat badan dan membuat garis ertumbuhan anak. 4) encatat setiap kejadian yang dialami anak. 5) enentukan status pertumbuhan anak (N/T/ 0/B). 6) engisi catatan pemberian ASI/ imunisasi/Vitamin A. 7) enyalin semua data dari KMS / buku KIA ke dalam uku SIP. b. Pen atatan Ibu Hamil. i) encatat hasil penimbangan BB, pengukuran LILA, emberian TTD, dan Imunisasi TT pada buku KIA. 2) enyalin semua data dari Buku KIA ke dalam buku IP. c. encatatan WUS/PUS. encatat hasil pengukuran LILA pada register WUS/PUS alam buku SIP. 24 Apabila kader belum mampu untuk mengisi Buku KIA/KMS dengan benar, maka : TPG perlu memberikan penjelasan bila perlu disertai pelatihan tentang cara mengisi buku KIA/KMS yang benar bagi kader: 4• Penyuluhan dan Konseling TPG harus memastikan kader mampu melakukan konseling perorangan dan penyuluhan kelompok bagi ibu balita, ibu hamil, maupun PUS/WUS. Mated yang dapat diberikan berupa : a. Pentingnya pemberian ASI Eksklusif. b. Tahapan pemberian makanan bayi dan anak. c. Pemantauan perkembangan balita. d. Interpretasi hasil penimbangan berat badan balita. e. Masalah anak tidak mau makan. f. Masalah anak diare. g. Makanan ibu hamil. h. Pentingnya keikutsertaan dalam Keluarga Berencana (KB). i. Pemanfaatan pekarangan. Apabila kader belum mampu melaksanakan konseling dengan balk maka : a. TPG mengadakan pertemuan dengan kader untuk mengidentifikasi materi konseling yang belum dikuasai oleh kader. b. TPG meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang materi yang belum dikuasai oleh kader. 5• Pelayanan Gizi. TPG harus memastikan kader mampu: a. Menyelenggarakan PMT penyuluhan dan PMT pemulihan. b. Memberikan vitamin A pada bayi dan balita. c. Membantu mendistribusikan TTD dan oralit. 25 Apabila ader belum mampu membantu pelaksanaan pelayanan gizi di P syandu, maka : 1. TP perlu membuat menu, resep masakan, dan melatih ket rampilan kader tentang pembuatan PMT penyuluhan dan PMT pemulihan dengan menggunakan bahan makanan lok I. 2. TP perlu memberikan penjelasan kepada kader tentang pe berian Vit A. 3. TP perlu memberikan penjelasan kepada kader tentang dis ibusi TTD dan oralit kepada sasaran. TPG be erja sama dengan bidan di desa memastikan bahwa diluar j dual buka Posyandu, kader mampu melaksanakan: 1. Ku jungan rumah pada balita dan ibu hamil yang tidak ha it pada hari Posyandu termasuk meminta data hasil pe imbangan balita yang ditimbang di luar Posyandu. 2. M nggerakkan masyarakat ikut serta dalam kegiatan Po yandu (contoh: melaporkan kepada ketua RT tentang bal to yang tidak datang ke Posyandu). 3. M motivasi masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan. 4. M mbantu petugas melaksanakan pendataan, pe yuluhan, peragaan ketrampilan (demo masak). Apabil kader belum memahami salah satu atau lebih dari langka kegiatan diluar jadual buka posyandu, maka: 1. TP perlu menjelaskan kepada kader tentang pentingnya ku jungan rumah untuk meningkatkan partisipasi m syarakat terhadap Posyandu. 2. T menghubungi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) se empat untuk memberi penjelasan tentang pemanfaatan p arangan kepada kader Posyandu 3. TT melibatkan kader dalam kegiatan-kegiatan pendataan, p yuluhan, dan peragaan keterampilan. 26 6. Meningkatkan Cakupan Program Gizi a. K/S merupakan indikator kelangsungan program. Apabila cakupan K/S rendah, maka TPG perlu : Memastikan kader mengetahui seluruh sasaran (bayi dan balita) melalui pendataan sasaran di wilayah Posyandu. Memastikan kader mengetahui jumlah sasaran yang memiliki Buku KIA/KMS melalui pendataan di wilayah Posyandu. Memastikan kader mendistribusikan buku KIA/KMS kepada sasaran yang belum memiliki buku KIA/ KMS bila persediaan ada di Posyandu. Mengajukan permintaan Buku KIA/KMS ke pihak terkait setempat (Dinas Kesehatan, Swasta, dll) bila ketersediaannya kurang. Meminta kader tetap mencatat hasil penimbangan dalam buku bantu, sementara belum tersedianya buku KIA/KMS. b. D/S merupakan indikator partisipasi masyarakat. Apabila cakupan D/S rendah, maka TPG perlu mengajak kader untuk mencari penyebab rendahnya partisipasi masyarakat. Beberapa alternatif pemecahan masalah berdasarkan kemungkinan penyebab masalah yang ada antara lain : i) Apabila kader tidak aktif mengajak masyarakat datang ke Posyandu maka TPG harus memastikan kader melakukan langkah persiapan Posyandu dengan benar. 2) Apabila ibu balita tidak lagi membawa balita ke Posyandu setelah imunisasi lengkap maka: TPG perlu memastikan kader memberikan penyuiuhan tentang pentingnya pemantauan tumbuh kembang balita. TPG dapat memfasilitasi kader untuk bekerjasama dengan pendidik PAUD dan kader Bina Keluarga Balita (BKB) dalam memantau tumbuh kembang balita. 27 3) 4) 5) 28 Apabila daya tarik Posyandu kurang maka: TPG bersama kader menyusun menu PMT penyuluhan yang bervariasi dengan menggunakan bahan makanan lokal. TPG memotivasi kader untuk membuat kegiatan lain yang dapat menarik minat masyarakat, misalnya ibu balita diminta membawa garam dari rumah untuk bersama - sama melakukan tes kadar iodium di Posyandu, demo masak, bazar dan inovasi Iainnya. TPG bersama kader memberikan penghargaan kepada ibu balita yang aktif menimbang. TPG mendampingi kader untuk berkoordinasi dengan pihak terkait dalam penyediaan Alat Permainan Edukatif (APE). Apabila Posyandu tidak aktif karena tidak ada tenaga kesehatan maka : • TPG harus memastikan bahwa kader mampu melaksanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan balita, penyuluhan , penyelenggaraan PMT walaupun tenaga kesehatan tidak hadir. • TPG harus memastikan bahwa kader mampu meyakinkan ibu balita bahwa kegiatan Posyandu tetap dapat berjalan. Apabila akses ke Posyandu sulit (jarak yang terlalu jauh, jam buka Posyandu tidak sesuai dengan kondisi orang tua misalnya orang tua mencari nafkah dan membawa balita dalam waktu lama) maka: TPG mengupayakan ada pemekaran Posyandu apabila memungkinkan (jumlah sasaran cukup). TPG bersama kader mengupayakan jam buka Posyandu di luar jam kerja Puskesmas. TPG mengupayakan pelaksanaan kegiatan Posyandu sesuai kebutuhan . Contohnya di hari-hari tertentu dimana masyarakat berkumpul atau lokasi yang sulit terjangkau. c. N/D merupaka indikator keberhasilan program Apabila cakupan N/D rendah , TPG harus bekerjasama dengan kader untuk mencari penyebab masalahnya. Beberapa alternatif pemecahan masalah berdasarkan kemungkinan penyebab masalah yang ada antara lain : i) Apabila banyak balita yang tidak rutin ditimbang setiap bulan sehingga banyak status pertumbuhan balita yang tidak dapat dinilai (0), maka: TPG harus memastikan kader untuk mengupayakan ibu balita membawa balitanya rutin ke Posyandu. TPG menyarankan kader untuk memberikan penyuluhan pada ibu balita tentang pentingnya menimbang anak secara teratur setiap bulan. 2) Apabila teknik menimbang dan membaca hasil penimbangan tidak tepat, maka TPG perlu melakukan penyegaran kader secara berkala mengenai teknik menimbang dan membaca hasil penimbangan yang benar kepada kader. 3) Apabila terjadi kesalahan ploting (membuat titik pada grafik KMS) dan interpretasi pada KMS, maka TPG perlu melakukan penyegaran kader secara berkala mengenai cara ploting dan interpretasi pada KMS. 4) Apabila ada balita yang berat badannya tidak naik, maka: TPG perlu mengingatkan kader untuk memberikan penyuluhan/konseling sesuai penyebab masalah kesehatan anak (misalnya pemberian makan anak, pola hidup bersih dan sehat, pola asuh, dsb). Dilakukan pemberian makanan tambahan (PMT) penyuluhan antara lain menggunakan dana BOK, swadaya masyarakat atau sumber dana Iainnya. 29 d. Pe berian ASI Eksklusif. Apa ila cakupan pemberian ASI Eksklusif rendah maka TPG har s mampu memfasilitasi para kader dalam upaya me dukung ibu menyusui secara eksklusif. Masalah yang mu gkin terjadi terkait dengan pemberian ASI Eksklusif ada h rendahnya pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif. Up a yang dapat dilakukan sebagai berikut : i) PG harus memastikan kader memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang pentingnya IMD dan ASI Eksklusif dan persiapan menyusui. 2) PG memastikan kader memotivasi ibu hamil/ibu menyusui untuk mengikuti kelas ibu. 3) PG memastikan kader melakukan pemantauan proses pemberian AS[ Eksklusif kepada ibu pasca melahirkan. 4) PG memotivasi kader untuk membentuk kelompok pendukung ASI. 5) PG memastikan kader selalu mengisi kolom ASI eksklusif di KMS atau buku KIA. e. Cak pan Pemberian Vitamin A Bayi 6-11 bulan dan Balita 12-5 bulan. i) pabila cakupan vitamin A untuk bayi dan balita rendah, maka TPG perlu menggerakkan kader untuk melakukan: Pendataan sasaran sebelum pelaksanaan pemberian vitamin A. Pemberian vitamin A kepada bayi dan balita yang tidak hadir di Posyandu pada bulan vitamin A melalui kunjungan rumah (sweeping) Bekerjasama dengan PAUD (Taman bermain, Tempat Penitipan Anak, TK) untuk memberikan vitamin A pada anak balita. 2) pabila persediaan kapsul vitamin A tidak mencukupi, aka TPG perlu menggerakkan kader untuk melapor epada TPG tentang kekurangan kapsul vitamin A untuk egera ditindaklanjuti. 30 f. Cakupan Distribusi Tablet Tambah Darah (TTD) Ibu Hamil. 1) Apabila cakupan TTD untuk ibu hamil rendah, maka TPG perlu menggerakkan kader untuk melakukan: Pendataan sasaran ibu hamil. Kunjungan rumah untuk memastikan berapa banyak ibu hamil yang tidak mendapatkan TTD dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Bekerjasama dengan bidan di desa maupun bidan praktek swasta yang ada di wilayah Posyandu untuk memberikan TTD. 2) Apabila persediaan TTD tidak mencukupi, maka TPG perlu menggerakkan kader untuk melapor kepada TPG tentang kekurangan TTD untuk segera ditindakianjuti. 3) Apabila ibu hamil diketahui tidak mau minum TTD, maka TPG harus menggerakkan kader untuk: Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang manfaat TTD, waktu minum TTD yang dianjurkan, dan efek samping yang mungkin timbul. • Mengawasi kepatuhan ibu minum TTD melalui kunjungan rumah dan penyuluhan kepada keluarga ibu hamil. • Apabila kader tidak mampu menangani masalah ini, maka kader dapat memotivasi ibu hamil untuk datang ke tenaga kesehatan/ Puskesmas terdekat. 7. Jumlah BGM dan zT Apabila dari hasil penimbangan di Posyandu ditemukan balita BGM dan atau 2T maka TPG harus: a. Memastikan kader merujuk balita ke puskesmas. b. Memastikan kader tetap memantau balita pasca dirujuk secara rutin. 31 8. Cakupa Konsumsi Garam Beriodium Apabila cakupan konsumsi garam beriodium masih rendah, maka T G harus: a. Me astikan kader mengetahui manfaat garam beriodium. b. Me astikan kader membantu melakukan pemantauan gar m di masyarakat. c. Me astikan kader untuk memberikan penyuluhan ten ang penggunaan garam beriodium berdasarkan hasil pe antauan. d. Me astikan kader untuk memberikan penyuluhan ten ang penyimpanan dan penggunaan garam beriodium. 9. Mening atkan Kemampuan Pencatatan dan Pelaporan Apabila encatatan dan pelaporan di Posyandu tidak Iengkap, TPG per u melakukan pembinaan administrasi kepada kader Posyan u. Pembinaan dapat meliputi: a. Car pengisian Register Posyandu J buku SIP. b. Car membuat balok SKDN dan grafik sederhana lainnya (ca upan Fe ibu hamil dan nifas, vitamin A bayi dan ball a). to. Menin katkan Dukungan Pemangku Kepentingan (Stakeh Ider ) Terkait TPG me ggerakkan kader untuk berkoordinasi dengan RT/RW, tokoh asyarakat setempat, dan Pokja Posyandu untuk membic rakan: a. Ke atan Posyandu (jadual,PMT penyuluhan, penemuan BG dan atau 2T,dII). b. Su ber dana operasional posyandu. c. Ket rsediaan sarana dan prasarana posyandu. d. Ket rsediaan kader posyandu. 1i. Dana O erasional Posyandu TPG me ggerakkan kader untuk mencari sumber dana dari masyar kat secara swadaya melaiui : a. Me ghimpun dana dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LS ), Coorporate Social Responsibility (CSR), dan donatur set mpat. 32 b. Menarik iuran dari masyarakat secara sukarela untuk pengadaan PMT. c. Pemasaran garam beriodium dan hasil industri rumah tangga. d. Menghimpun dana sehat. C. Rencana Tindak Lanjut Rencana tindak lanjut penanggulangan masalah dilaksanakan oleh TPG. Masalah yang ditemukan kemudian disusun berdasarkan prioritas untuk selanjutnya dibuat rencana tindak lanjut, dengan mempertimbangkan hal-hal berikut : 1. Ketersediaan tenaga dan tempat untuk menanggulangi masalah. a. Dalam memilih prioritas penyelesaian masalah, maka diutamakan tenaga dan tempat yang sudah slap dan tersedia. Apabila tenaga dan tempat sudah ada dan slap digunakan diberikan nilai 3 (tiga). b. Apabila tenaga dan tempat sudah ada tetapi harus meminjam kepada pihak lain maka diberikan nilai 2 (dua). c. Apabila tenaga dan tempat belum ada dan harus mencari dari pihak lain maka diberikan nilai 1 (satu). 2. Memberikan daya ungkit kepada peningkatan cakupan program. Penyelesaian masalah yang memiliki daya ungkit lebih tinggi akan menjadi prioritas. a. Apabila dengan menyelesaikan masalah tersebut akan berdampak langsung pada kenaikan cakupan D/S maka diberikan nilai 3 (tiga). b. Apabila dengan menyelesaikan masalah tersebut akan berdampak pada peningkatan kegiatan Posyandu diberikan nilai 2 (dua). c. Apabila dengan penyelesaikan masalah tersebut hanya berdampak kecil terhadap peningkatan kegiatan di Posyandu diberikan nilai 1 (satu). 33 3. 4. 5. 34 La a waktu penyelesaian masalah yang memungkinkan. Dal m memilih prioritas penyelesaian masalah maka yang dip ih adalah masalah yang penyelesaiannya membutuhkan wa to yang lebih sedikit dibanding masalah yang lain. a. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah sedikit dan dapat dilaksanakan secepatnya diberikan nilai 3 (tiga). b. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah sedikit tetapi tidak dapat dilaksanakan secepatnya atau sebaliknya maka diberikan nilai 2 (dua). c. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah cukup lama dan tidak dapat dilaksanakan secepatnya maka diberikan nilai 1 (satu). Me ode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah Dal m penyelesaian masalah metode yang dipilih adalah me ode yang memungkinkan dapat dilaksanakan dengan wa to yang lebih singkat, biaya yang lebih murah, dan ke udahan untuk dilakukan. a. Apabila metode yang dilakukan dapat dilaksanakan sendiri tanpa melibatkan pihak lain seperti Jana, tempat, atau narasumber diberikan nilai 3 (tiga). b. Apabila metode yang dilakukan dapat dilaksanakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan dari pihak lain diberikan nilai 2 (dua). c. Apabila metode yang dilakukan masih membutuhkan banyak bantuan dari pihak lain diberikan nilai 1 (satu). Ket rsediaan Jana. Ke iatan yang dipilih adalah kegiatan yang memerlukan pe biayaan lebih sedikit dibandingkan dengan kegiatan lain yang membutuhkan dana lebih banyak. a. Apabila Jana tersedia dan siap digunakan maka diberikan nilai 3 (tiga). b. Apabila dana sudah tersedia tetapi belum dapat digunakan maka diberi nilai 2 (dua). c. Apabila dana belum tersedia diberi nilai 1 (satu). Sebagai alat bantu TPG dalam membuat rencana tndak lanjut, dapat menggunakan matriks berikut ini : Nilai-nilai yang telah diisikan kemudian dijumlahkan (total nilai). Penentuan Prioritas masalah adalah yang memiliki total nilai tertinggi di antara masalah-masalah yang ada. Tabel 1. Penentuan Prioritas Masalah No . Ketersediaan Sumber Daya ( Nilai) Masalah Tenaga Daya Lama ungkit waktu Metode Dana Total Nilai 1 2 3 Untuk menanggulangi prioritas masalah maka sebagai alat bantu, TPG dapat menggunakan matriks di bawah ini. Tabel 2. Rencana Tindak Lanjut Masalah :................... No. Nama Kegiatan Tujuan Tahapan Kegiatan Sasaran Lokasi Waktu Penanggung Sumber Pelaksanaan Jawab Dana 2 3 35 Keterangan: 1. Tuliskan n ma kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menanggula gi masalah yang ingin dipecahkan (kegiatan dapat lebih dari 1). 2. Tuliskan tuj an yang ingin dicapai dengan kegiatan tersebut dan harus isa diukur keberhasilannya (tidak dengan hanya menyatakan eningkatnya). 3. Setiap kegi tan dirinci tahapan kegiatannya sehingga dapat dilaksanaka (Tahapan kegiatan Iebih dari 1). 4. Sasaran mer pakan objek dari setiap tahapan kegiatan. 5. Lokasi meru akan tempat kegiatan dilaksanakan. 6. Waktu pelak anaan dijelaskan termasuk jam kegiatan. 7. Penanggun jawab adalah orang yang bertanggung jawab pada setiap tahap in kegiatan. 8. Sumber da a adalah sumber dana yang sudah tersedia atau dapat dipast kan ketersediaannya. Contoh Pengisiar} Matriks 1 dan 2 di atas dapat dilihat pada lampiran g. 36 BAB IV PEMBINAAN DETEKSI MASALAH GIZI Deteksi masalah gizi perlu dipahami oleh kader Posyandu dan masyarakat sedini mungkin untuk mencegah terjadinya masalah gizi yang Iebih berat. Beberapa masalah gizi yang masih sering ditemukan antara lain : A. Gizi Buruk Gizi buruk merupakan keadaan gizi anak yang ditandai dengan satu atau lebih tanda berikut: Sangat kurus. . Edema, minimal pada kedua punggung kaki. BBJPB atau BB/TB <-3 SD. • • LILA < 11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan). TPG menjelaskan tanda-tanda klinis balita gizi buruk kepada kader seperti : i. Marasmus Tampak sangat kurus. Wajah seperti orang tua. Cengeng dan rewel. Rambut tipis warna jagung. Tulang iga tampak jelas dan Perut cekung. Pantat kendur dan keriput. Tulang punggung tampak jelas. 37 2. Kwashi brkor Wa ah bulat dan sembab. Ce geng/rewel. Ra but tipis, warna rambut jagung, mudah dicabut. Ke ua punggung kaki bengkak. Pe i t buncit. Be ak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan. 3. Marasmik Kjwashiorkor Merupaka kwashiorko 38 gabungan dari tanda-tanda marasmus dan Pesan • Memastikan kader untuk merujuk balita gizi buruk dengan tanda klinis ke Puskesmas. • Memastikan kader memantau dan melakukan pendampingan balita gizi buruk pasca dirujuk (rawat inap atau rawat jalan). • Memastikan kader untuk memotivasi ibu balita memberikan makanan yang bergizi sesuai dengan kebutuhan. B. Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) TPG menjelaskan kepada kader bahwa apabila pengukuran LiLA <23,5 cm maka ibu hamil mengalami KEK. Bahaya KEK pads ibu hamil dan bayi : 1. Bagi Ibu: ibu cepat lelah, lemah hingga mudah sakit dan berisiko pada persalinan. 2. Pada Janin pertumbuhan dan perkembangan janin terganggu sehingga berakibat: a. Berat badan Iahirnya rendah sehingga mudah jatuh sakit. b. Perkembangan otak janin terhambat. Pesan • Memastikan kader untuk merujuk ibu hamil KEK ke Puskesmas. Memastikan kader memantau dan melakukan pendampingan ibu hamil KEK pasca dirujuk. • Memastikan kader untuk memotivasi ibu hamil makan makanan yang bergizi sesuai dengan kebutuhan. • TPG Bersama Kader menyelenggarakan PMT pemulihan bagi ibu hamil KEK menggunakan dana BOK atau sumber dana Iainnya. 39 C. Ibu Hamil Anemia Ibu hamil a emia adalah ibu hamil dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam sel- el darah merah < 11 gr/dl yang sering disebut dengan kurang da h. Tanda-tanda anemia: 1. Lema Ietih, lesu, lelah, dan Bering mengantuk. 2. Pengli atan berkunang-kunang. 3. Selap t bagian dalam kelopak mata, telapak tangan, bibir, dan ku pucat. Bahaya anemi a pada ibu dan janin : 1. 2. Pada i u a. M Iemahkan ibu sehingga ibu mudah sakit. b. Bi a anemianya berat (Hb < 8 gr/dl) dapat terjadi payah ja tung, keguguran, bayi lahir sebelum waktunya. c. M ingkin pula terjadi perdarahan waktu melahirkan hingga m mbahayakan jiwa ibu. Pada J nin Pertu buhan dan perkembangan janin terganggu sehingga beraki at: a. B rat lahirnya rendah sehingga lebih mudah jatuh sakit. b. Pm rkembangan otak janin terhambat. Pesan • Memast kan kader untuk merujuk ibu hamil anemia ke Puskes s. • Memasti an kader memantau dan melakukan pendampingan ibu hami anemia pasca dirujuk. • Memas kan kader untuk memotivasi ibu hamil makan makana yang bergizi sesuai dengan kebutuhan. 40 D. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, BBLR bisa terjadi pada bayi kurang bulan atau cukup bulan. Cara mencegah BBLR: 1. 2. 34. 5. 6. 7. Anjurkan makan makanan yang bergizi sebelum hamil. Anjurkan makan makanan sesuai kebutuhan pada saat hamil. Minum 1 TTD setiap hari selama hamil (minimal 9o tablet) Periksa kehamilan secara rutin ke fasilitas kesehatan. Menunda kehamilan sampai usia ibu 20 tahun dan mem-batasi kehamilan setelah usia 35 tahun. Menganjurkan jarak kehamilan lebih dari 2 tahun. Tidak merokok dan minum alkohol selama hamil. Pesan Membantu merujuk bayi BBLR ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya. • Memberikan nasehat pada ibu agar menjaga bayi BBLR tetap hangat dan tetap memberikan ASI Eksklusif. • Memastikan kader memantau dan melakukan pendampingan BBLR pasca dirujuk. • Memotivasi suami dan keluarga untuk membantu merawat BBLR. E. Kurang Vitamin A (KVA) Kekurangan Vitamin A dapat mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit. Pada tingkat lanjut dapat menimbulkan kekeringan pada mata yang disebut Xerophthalmia dan berisiko menjadi buta. Kader dapat menjelaskan dan memberi penyuluhan tentang : 1. Manfaat Vitamin A 2. Sumber Makanan yang banyak mengandung Vitamin A 41 3. Tanda- anda dan Penyebab Kurang Vitamin A. 4. Akibat urang Vitamin A. Pesan • Member kan Kapsul Vitamin A pada balita (6-59 bulan) setiap bulan Fe ruari dan Agustus. • Memast an kader melapor ke puskesmas bila ada anak menderi a sakit campak dan rabun senja. F. Gangguan kibat Kurang lodium (GAKI) Kekurang n [odium dapat berakibat pada terhambatnya perkemban an kemampuan dan kecerdasan anak, keguguran atau bayi lahir ati, pembesaran kelenjar gondok pada leher, dan kekerdilan Kretin). Pesan • Melapor an ke tenaga kesehatan bila ada penderita gondok, kretin/ke dil. • Member penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya mengon umsi garam beriodium. • Member penyuluhan kepada masyarakat tentang cara penyimpinan dan penggunaan garam beriodium. 42 BAB V PEMBINAAN KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI Pembinaan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) pada kader posyandu perlu dilakukan untuk meningkatkan keterampilan kader dalam memberikan penyuluhan/konseling di Posyandu. Penyuluhan dapat dilakukan untuk perorangan ataupun kelompok/masyarakat antara lain: A. Pembinaan KIE Kelompok ( Penyuluhan) Sebelum kader melakukan penyuluhan, TPG memastikan kader memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Persiapan, meliputi tempat, mated, dan alat bantu 2. Pelaksanaan, perlu diperhatikan : Kondisi dan usia sasaran (ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita) Jumlah sasaran 3. Penyuluhan dapat menggunakan metode ceramah, diskusi, curah pendapat, simulasi/bermain peran, demo masak, atau disesuaikan dengan kebutuhan. 4. Informasi yang diberikan sesuai dengan keadaan atau permasalahan peserta. 5. Menggunakan berbagai jenis media yang sesuai antara lain lembar batik, food model, poster, dll. 6. Penjelasan diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat. 7. Saran yang diberikan jelas dan praktis sehingga mudah dilaksanakan oleh sasaran. 8. Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 43 B. Pembinaan KIE Perorangan ( Konseling) Dalam mela ukan konseling, TPG memastikan kader dapat mengikuti langkah-Ian kah sebagai berikut: 1. Persia pan (tempat, materi dan alat Bantu) 2. Pelaks naan dengan 6 langkah konseling (SATU TUJU) : a. M berikan Salam. b. Ta yakan bagaimana keadaan yang berkaitan dengan ma alah gizi. c. Ur ikan tentang hal-hal yang ingin diketahui atau dianggap per u untuk diketahui. d. Ba to untuk mengatasi dan memecahkan masalah be Jasakan kemampuan yang dimiliki. e. Jel skan sekali lagi hal-hal yang berkaitan dengan cara pe ecahan masalah. f. Ula gi hal-hal yang penting dan perlu diketahui untuk diingat. Hal yang pert diperhatikan : • Menden arkan dan tidak mendominasi. • Menghar, ai pendapat. • Bert pujia yang sesuai. • Bersikap ederajat, ramah dan akrab. • Tidak me ihak, menitai, dan mengkritik. 44 BAB VI PENUTUP Buku Panduan Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Dalam Pembinaan Kader Posyandu ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas dan pemangku kepentingan Iainnya dalam menyelenggarakan Posyandu. Dalam pelaksanaannya, dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi daerah. Keberhasilan pengelolaan posyandu memerukan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, balk dukungan moril, materil maupun finansial. Selain itu diperlukan adanya kerjasama dengan berbagai sektor terkait, disamping ketekunan dan pengabdian para pengelolanya, yang semuanya mempunyai peranan strategis dalam menunjang keberhasilan penyelenggaraan Posyandu. Apabila kegiatan Posyandu dapat diselenggarakan dengan balk, akan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia. 45 46 LAM PI RAN 48 0 o^ oav m^nw ti o^ ooh o . v+^w ti LJ__L1 03 _O N 0 N 0 0 0 ^. d d W J J J d 0 91 J J 0 0 N d to J J J J ^ ^ in. d 0 j -. J n 0 y ^ y^ n 0 yA 0 vi O' 0 vi n 0 vi 0 vi n 3 72. 1 a 0^ b, d n C C• d d W N A N !D l0 /0 ID 3 3 3 C d d a d 9n1CC 3 3 _. vv J J J J J O 3vvvv c m a ccv v v v `C'c'=d u o a.c Q vv o •c v+Q-_ me 3a 3 3 3 , v n, ua? oKa a a w w^ s° v a ° ^ a^ 3 v e J Qq d Q xp Fp Q D d d d d F F'< O ^p C n d d 'L q. 9 m d d d d d d n n K p1 M dnd^'aq.> > C a "3 n OQ KKK J (M F. N n j _ > > F O^ j D r j d ,F. d v y rye 3 c d ^ ° K °° J F n n Kd ^ ^. •OO r O° C d ^¢ N O n '^' d• d C J ^. ^. c d d J ^ cv^^ x^ d d in J J o• a a o as on c O° o s s = d D_ 0 F Cn O K o d d Q ' o c n aa ' J c n Sa F .. -= 3 c c m xo o, 3 FS xc J o ci d d F O ' 3 d .J. 3 0 0 v m c °-' D u ^uDi F a OC4 5 J y d J D- J J x Oo 3 ^ n J J^ d N ^^ d JC ' N Q N C C .+ ^^ O' 04, w w x d O ^ u n o°i d d p d - ^+ GI V+ O O n O' C 2 04 N F 04 p^' 3 C K S J ci J - O S C O d J J n n C 49 A` v v g ry J o O_ N ID 04 b J J v a !U O4 J a o d a Io b J W z T J b J 0 a 3 J b a In V W C1 C Cl C 0 3 aQ 3 - - - - - - - - --- Cl N w N n d c 3 3 50 Lampiran : 3 GAMBAR PEMETAAN Peta Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Cilebut Desa Cilebut Barat tahun 2o11 Desa Waringin Jaya Bojonggede Desa Kencana O DAHLIA 2 RW 06 ANGGREK2 RW 05 DAHLIA 2 ANGGREKI RW 14 MATAHARI M. MELAT RW 09 YASMIN RW 13 /(p FLAME RW 04 \^1 FLAME 1 CEMPAKAI RW 03 RW 11 GARDENA CEMPAKA 2 MELATI MAWAR :POSYANDU Batas RW Jalan Desa Kantor Desa Jalan Bogor - Bojong Sungai Cipakarangcilan Ds. Desa Suka Resmi 51 Lampiran :4 KARTU BANTU POSYANDU (Untuk 1 Tahun ) POSYANDU MAWAR Nama Ana Tanggal L it Jenis Kela in Kete angan Tanggal Penimbangan Januari 20 1 Februari 20 11 Maret 2011 A pril 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 A ustus 20 1 1 Septembe 2011 Oktober 2 1 11 No embe 2011 Desember 2011 KARTU BANTU (Untuk per bulan 6 PO SYANDU MAWAR N ma Anak: Ta ggal Penimbangan B at Badan 52 Berat Badan Lampiran :5 CARA MENGUKUR LILA 1. Pengukuran dilakukan di bagian tengah , antara bahu dan siku lengan kid 2. Lengan harus dalam keadaan bebas, artinya otot lengan tidak tegang. 3. Alat ukur tidak kusut (permukaannya rata). a. Tetapkan letak bahu don letak siku tangan. b. Tetapkan titik tengah lengan atas. Caranya: rentangkan pits dad bahu ke arah siku , tentukan tengah -tengah lengan atas ibu. c. Lingkarkan pita ukur tepat pada tengah -tengah lengan atas ibu d. Bacalah skalanya dengan benar, bila masih berada di bagian MERAH, maka ibu tersebut tergolong . SANGAT KURUS atau menderita KEK. Interpretasi Hasil Pengukuran ULA 1. Bila setelah hasil pengukuran LiLAnya masih berada di bagian merah (kurang dad 23,5 cm), berarti ibu tergolong SANGAT KURUS atau Kekurangan Energi Kronis (KEK) 2. Ibu perlu mendapat perhatian khusus, berupa penyuluhan makanan c.. ..o M.-M..,.,..., sehat 53 x 0 z z La. I U) Lai 0 z U) 0 LaJ z U) 0 La. z Lai 0 z Lai 0 z U) 0 Lai z CD 0 Lai z -71 Lai Cl) 0 L° z Lai lz U) 54 Contoh Balok SKDN yang sudah diisi Mei 2011 Agustus 2011 1200 500 n 1000 400 0 m e9 Cl) LU 800 300 -S N 200 100 8 N- CO 600 I 400 0 200 S K D N S K D N 11 55 Lampiran :7 Contoh Menu MT Pemulihan Untuk Anak 24-59 bulan Hari Masak 2 kali Semin gu) Menu Nasi Ba han Makanan eras tabu siam Sayurlodeh acan anjang Wortel antan Semur telur + tahu Berat Bersih (grj URT 50 3/4 gelas nasi 25 2 sendok makan 25 2 helai 25 1 /2 potong kecil 1/2sendok makan 5 felur 50 1 butir sedang Oahu 40 1 /3 biji sedang Buah Veruk 50 1 buah kecil Nasi Beras 50 3/4 gelas nasi Ikon goreng Tumis kangkung kan Nila 30 1 /3 ekor kecil a kun 50 1 /2 elan isana 25 1 buah sedang acan hijau Buah Buburkacang hijau 25 2 sendok makan 'ula 15 9antan 5 1 sendok makan 1 /2 sendok makan Itoti 50 2 iris Telur rebus llelur 50 1 butir sedang Buah gemanaka 50 sedang Nasi geras 50 3/4 gelas nasi gacang merah 25 2 sendok makan ^{lortel 25 1 /2 potong_ kecil 1 potong 25 sedan Nilai Gizi Energi:352 Kkal Protein: 15 gram Energi: 256 Kkal Protein: 8 gram Energi: 263 Kkal Protein: 12 g ram 1 /2 potong Supkacang merah a in sapi Tempe oren Buah 56 Tme 25 1 oton san 50 1buahsedan Ener g i: 466 Kkal Protein: 20 gram Menu Nasi Pindang telur Puyuh Bening bayam Tahu aoren Bohan Makanan Bergs i a Berat Bersih (gr^ URT 50 3/4 gelas nasi 50 5 butir 50 1 /2 gelas 25 2 sendok makan Alpukat 50 Nasi Bergs 50 Abon ssapi/ikon Ab on sapi/ikon 50 K enton 50 Wortel 25 1 /2 buah kecil Buncis 25 5 buah 2 sendok makan 1 /2 buah sedan Nasi Berns 50 3/4 aelas nasi Pindang ikon Ikon 30 1 potong kecil Tahu 25 1 aotona kecil Telur 10 1 sendok makan Minvak 5 1 sendok teh Labu slam 25 1/2 potong kecil Minvak Jeruk 5 50 1sendokteh 1 /2 potong sd Sinakon 50 3 sendok makan Kacana tolo Kelapa muda 25 1 sendok makan Tumis labu slam Buah Singkong Cantik Manis (Selingan) Energi: 463 Kkal Protein: 33 gram 50 Buah Perkedel tahu Energi:434 Kkal Protein: 14 gram 50 Buah Cap coy Nilol Gizi 20 1 sendok makan Pisang kepok/raja/uli 25 1 buah Gulp pasir 20 1,5 sendok mkn arut Energi: 371 KkaIProtein: 15 gram Energi: 214 Kkal Protein: 3 gram Daun pisang utk (membungkus) 57 3 5 ;, w ^ .. C1 06 J C J1 R ^1 {( _ - ^ 9Ea S ^' _ R ^ S. p !I gq C. rt C 9 E W hl ^ O ^@e' y tl rqp T F 1 W W W D ! 111 ^ p P^ ^ R ^ V ^ CQ' Ii 11 ^D N y p' y Jr. ^^Wm n ' 7 CL ^ ' L O7 •i n pry ^ '&7^ j R ^ ^ M1 Y ^ G ^ n ^ g v 3 ^ S y^^ w ^^ 58 t ^. W O N Z 0 ^ 0 Q D cQ Q O Q Q cD D QQ C Q Q O Q Q Q" CD 0-0 CD 73 =3 CD W W N QQ Q J N N m c 0 N lD 0. Q Q Q x CD N N J C Q Q Cr c Q 0 0 W J W N N N O Q CD Q Q Q O O N 10 Q Z Q 59 W ? Z N O O 0+ d F d .^+ d d a 3 C " O ro a N O4 Z p 3 !"D a C O4 J d Q4 N J !a D Q4 QR v J °' J ^. 'r 3 Q C, 3 -o 3 J d 3 °1 m d d 0 °1 J = ^ J rc) J a, a ^ N a d J j y o ^ i b o = v° o a - a ro J O d ' J' n 3 i J 0 F J - d 0 a c 3 own c iu O° o ^ d aC O4 a v d a J O4 .7 d N 0 '• C ^. W N d O. o °: J ^ J J QR J J ^ a r'c o c v in a 3 oa g o- 3 v J °-' 'o J s a ^ o+ a F ° d 3 J = co v c C a 0 o i 0 3 o o 9o m O ^ J O r_O J O ;r n ro v rr a cm 3 cr 60 Lampiran 10 Gambar Kartu Menuju Sehat (KMS) 61 Grafik Anak Perempuan 0-24 bulan Grafik Antk Laki-laki 0-24 ulan Tiimbanglah Anak An a Setiap Bulan Anak Sehat, Tambah Umur Ta ah Berat Tambah Panda! F11[[1 fi^ii an em ra lw Timbanglah Anak Anda Setiap Bulan Anak Sehat , Tambah Umur Tambah Berat Tambah Pandai : 1 1 ! I ! I 1 to r -1 11 . u 1 •1 11 21I. : ,; : 1 1 11 IIIIIHIM ewe mo em ue ea Xa wo Wb uo >a 6. W.'-%,-pmnWU. ^,mt-i3eS^,.wl+^uisu Rujuk ke pelugas keseha zn bila bdek nalkl keb berturul • turul atau BGM =IEIIMTKSI IEBRL* kll WD DANMRU aeuxx ff W W i^mBPon Awpee^m^ ^+fl BA mvaaawa-.,,n Yw'aiw 9etm Ygnr.Ba evb:BP IKfaY 'rauaY NeG-BewrganlaM Ru uk ke pelages keseheten bile tidek ,e,k 2 kili berturut . turut atau BGM ------------- - ---I..lawn ...:Jmna-ei : 1F win a f il;^W'Lmaaravn: a :eorme :X4, Polka ....... . .. ............... :.:X4aai txUpbF 1...^.... ..... ^ ............... Hal: IYWWwr✓ .... Pohi; a•••{ rM11nOFkaw a ••••.••••{ ..i . ............. Wn: 62 DAFTAR PUSTAKA 1. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-1014, Kementerian Kesehatan, 2010 2. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kementerian Kesehatan, 2011 3. Buku Pegangan Kader Pendamping Keluarga Menuju Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), Kementerian Kesehatan, 2010 4. Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Garam Beriodium di Tingkat Masyarakat, Dirjen Bina Gizi Masyarakat, 2011 5. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi, Kementerian Kesehatan, 2011 6. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu & Anak, Direktorat Bina Gizi 2011 7. Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas), Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat, 2003 8. Pedoman Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan bagi Balita Gizi Kurang dan Ibu Hamil KEK (Bantuan Operasional Kesehatan), Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu & Anak, Kementerian Kesehatan, 2012 9. Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan, 2009 10. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak, Kementerian Kesehatan, 2010 11. Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan, dan Nifas bagi Kader, Kementerian Kesehatan, 2011 12. Pedoman Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar Di Pos Pelayanan Terpadu, Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 2011 63 KONTRIBUTOR Direktorat Bina Gi Ir. Muhammad Nasir, MKM lip Syaiful, SK IV, K.Kes Entos, SP, MP M Lucia V. Pardec e, SKM, M.Sc Evarini Ruslina SKM Elmy Rindang urhayati, SKM, MKM Ichwan Arbie, KM Yuni Zahraini, KM Dr. Lenni Yusri ty Febriana Dwi S.Si Ali Sahbana In 1praja Zahrotus Shol hiyah, AMG Direktorat Bina Ke#ehatan Anak Asterria Unik F awati, SKM, M.Kes Direktorat Bina Ke ehatan Ibu dr. Nanda Agu Prasetyo Dhefi Ratnaw i, S.Gz Pusat Teknologi T apan Kesehatan dan Epidemoligi Klinik Ir. Trintrin Tju rni, M.Kes TP-PKK Pusat Dr. Syahrial Dinas Kesehatan K bupaten dan Kota Dewi Dwinur ti Wahyuni, SKM, MKM lyin Listiyowat, SKM TPG Puskesmas Woro Kachtiy Amadewi, SKM Susi hartati Fa ah, S. Gz Yuni Astuti Supartiningsih 64