tenaa peluaksana 6111 puskesmas al.am pembinaan kaer p*syanu

advertisement
1
PANDUAN
TENAA PELUAKSANA 6111 PUSKESMAS
AL.AM PEMBINAAN KAER P*SYANU
^ K emen t er i an K ese h a t an RI
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA
2012
i
KATA PENGANTAR
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
menyebutkan bahwa perbaikan status gizi masyarakat merupakan salah
satu prioritas dengan menurunkan prevalensi balita gizi kurang menjadi
15% dan prevalensi balita pendek menjadi 32% pada tahun 2014. Untuk
mencapai tujuan tersebut diatas, Rencana Strategic Kementerian
Kesehatan 2010-2014 telah menetapkan 2 (dua) indikator keluaran
pembinaan gizi yang harus dicapai yaitu : (1) 85% balita ditimbang berat
badannya (D/S), dan (2) loo% balita gizi buruk mendapat perawatan.
Salah satu upaya untuk mencapai target tersebut di atas adalah dengan
meningkatkan daya dan hasil guna penyelenggaraan Posyandu yang
berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi
dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat juga antar sesama
masyarakat. Fungsi lain adalah mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
terutama yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu (AKI),
angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian anak Balita (AKABA).
Diharapkan Panduan ini dijadikan bahan acuan oieh Tenaga Pelaksana
Gizi (TPG) di Puskesmas untuk pembinaan kader dalam meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan sehingga dapat melaksanakan kegiatan
Posyandu secara optimal . Buku ini berisi tentang pengertian Posyandu
dan Iangkah pembinaan kader dalam perencanaan , pelaksanaan , deteksi
masalah gizi dan KIE.
III
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
juga kami same ikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
memberikan asukan dan dukungan hingga selesainya Buku
Panduan Tena a Pelaksana Gizi Puskesmas Dalam Pembinaan
Kader PosyandT ini.
Jakarta, April 2012
Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA
Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono , DTM&H, MARS
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................. iii
Daftar Isi .................................................................................. V
Daftar Lampiran .................................................................. vii
Definisi Operasional .................................................................. 1
Daftar Singkatan ..........................................................................
5
BABIPENDAHULUAN
A. Latar Belakang .. ................................................................ 7
B. Tujuan ...........................................................................
8
C. Sasaran .............................................................................
8
D. Manfaat ..................................................................
8
BAB 11 POSYANDU
A. Pengertian Posyandu ................................................... 9
B. Kegiatan Utama Posyandu ............................................... 9
C. Sasaran Posyandu ................................................ 11
D. Penyelenggaraan Kegiatan Posyandu ........................... 11
E. Kegiatan Posyandu ....................................................... 11
BAB III LANGKAH PEMBINAAN KADER POSYANDU
A. Persiapan Pembinaan Kader ................................. 17
B. Bentuk Kegiatan Pembinaan Kader .................................
19
C. Rencana Tindak Lanjut ............................................ 33
v
BAB IV PEMBIN N DETEKSI MASALAH GIZI
A. Gizi Buruk ................................................................ 37
B. Ibu Hamil urang Energi Kronis ( KEK) ............................. 39
C. Ibu Hamil A nemia .............................................................. 40
D. Berat Bada Lahir Rendah ( BBLR ) ....................................
41
E. Kurang Vita min A (KVA) .......................................................... 41
F. Gangguan A ibat Kurang lodium .......................................... 42
BAB V PEMBI AAN Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
A. Pembinaan IE Kelompok ( Penyuluhan ) .............................
43
B. Pembinaan IE Perorangan (Konseling ) .............................
44
BAB VI PENUT.
^P ................................................................. 45
LAMPIRAN ..... ...................................................................... .
Vi
47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Data Dasar Posyandu .................................... 49
Lampiran 2. Tabel Data Cakupan Program Gizi ....................... 50
Lampiran 3. Gambar Pemetaan ......................................... 51
Lampiran 4. Kartu Bantu Posyandu ......................................... 52
Lampiran 5. Cara pengukuran LILA ......................................... 53
Lampiran 6. Balok SKDN ..................................................... 54
Lampiran 7. Menu PMT Pemulihan ............................... 56
Lampiran 8. Anjuran makanan selama anak sakit maupun
dalam keadaan sehat ................................. 58
Lampiran 9. Contoh Rencana Tindak Lanjut ............................. 59
Lampiran io. Kartu Menuju Sehat (KMS) ......................... 61
Daftar Pustaka ..................................................................... 63
Daftar Kontributor ..................................................................... 64
VII
DEFINISI OPERASIONAL
Anemia :
Adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam
darah kurang dari normal, dengan batasan untuk setiap kelompok
umur dan jenis kelamin yaitu :
Anak balita : <11 gram /dl
Anak usia sekolah : <12 gram I dl
Wanita dewasa : <12 gram f dl
Pria dewasa : <13 gram J dl
Ibu hamil : <11 gram J dl
Ibu menyusui >3 bI : <12 gram J dl
Bawah Garis Merah (BGM) :
Berat badan Balita hasil penimbangan yang dititikkan dalam KMS
dan berada di bawah garis merah.
Calon pengantin (Catin) :
Istilah yang digunakan pada WUS yang disiapkan mempunyai kondisi
sehat sebelum hamil agar dapat melahirkan bayi yang normal dan
sehat.
Coorporate Social Responsibility (CSR) :
Suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai
kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab
sosial atau lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.
Garam beryodium :
Garam konsumsi yang komponen utamanya Natrium Chlorida (NaCI)
dan mengandung senyawa iodium melalui proses iodisasi serta
memenuhi SNI Nomor: 01-3556-1994.
Gizi buruk :
Keadaan gizi anak yang ditandai dengan satu atau Iebih tanda berikut :
a. Sangat kurus
b. Edema, minimal pada kedua punggung kaki
c. BB/PB atau BB/TB < -3 SD
d. LILA < 11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan)
Gondok endemik :
Apabila di suatu daerah jumlah penduduk yang mengalami
pembesaran kelenjar gondok lebih dari 5%.
1
Imunisasi:
Suatu cara ntuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap su to penyakit, sehingga bila kelak is terpapar dengan
suatu penya it tidak akan menderita penyakit tersebut.
Imunisasi dasar
Pemberian i unisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas
ambang per ndungan diberikan pada bayi sebelum berusia 1 tahun,
yang terdiri ari Hepatitis B 0 1 kali, BCG 1
kali, DPT-HB 3 kali, Polio 4 kali, dan campak 1 kali.
Imunisasi lanjut n :
Imunisasi ul ngan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau
untuk mem erpanjang masa perlindungan yang diberikan kepada
anak usia se olah dan wanita usia subur terdiri dari DT, TT, Td, dan
campak.
Kader Posyandu
Kader Posya du adalah anggota masyarakat yang bersedia, mampu
dan memilik waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu
secara sukar la.
Kurang Energi K onis (KEK) :
Keadaan ke urangan energi dalam waktu lama pada wanita usia
subur (WUS dan ibu hamil yang ditandai dengan ukuran lingkar
lengan atas LILA) < 23,5 cm.
Kretinisme :
Keadaan se orang sebagai akibat dari kekurangan iodium yang
ditandai de gan keterbelakangan mental disertai satu
atau Iebih keI inan syaraf seperti gangguan pendengaran, gangguan
bicara, serta angguan sikap tubuh dalam berdiri dan berjalan dari
ringan samp i berat atau gangguan pertumbuhan (cebol).
Kurang Vitamin
4 (KVA):
Keadaan di ana simpanan vitamin A dalam tubuh sudah sangat
kurang. Man festasi KVA dapat dilihat secara klinis misalnya buta
senja dan xe phtalmi sedangkan dari subklinis kadar serum retinol
di bawah 20 cg/dl.
2
Kwashiorkor :
Keadaan kurang gizi tingkat berat yang disertai dengan gejala klinis
meliputi edema, rambut tipis, jarang dan berubah warna, kulit kasar,
bersisik dan mudah terkelupas.
Lingkar Lengan Atas (LiLA) :
Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat status gizi dengan
cara mengukur lingkar lengan atas.
Lokakarya mini (Lokmin) :
Pertemuan yang diselenggarakan di Puskesmas, dapat berupa Iokmin
bulanan (yang dihadiri oleh seluruh staf puskesmas), atau Iokmin
tribulanan (yang dihadiri oleh instansi lintas sektoral tingkat
kecamatan)
Marasmik- Kwashiorkor:
Gizi buruk dengan gambaran klinik yang merupakan campuran dari
beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus dengan BBJTB
<-3 SD berdasarkan standar WHO 2005 disertai edema yang tidak
mencolok.
Marasmus :
Keadaan kurang gizi tingkat berat yang disertai gejala klinis seperti
badan sangat kurus (kulit membungkus tulang), wajah seperti orang
tua (pipi kempot, mata terlihat cekung), cengeng dan rewel, iga
gambang, perut cekung, tulang belakang terlihat menonjol, kulit
keriput, jarn sn lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
(baggy pants), sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis
berulang) dan diare.
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) :
Makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada
bayi dan anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kecukupan gizinya
selain dari ASI
Neonatus :
Bayi baru lahir sampai 28 hari (usia 0-28 hari)
Pemetaan :
Peta wilayah yang berisikan komponen - komponen pemetaan yaitu
sumber daya, jenis bencana dan lokasinya, ancamanJ hazard bencana,
risiko bencana, kelompok rentan dan potensi masyarakat, yang
terdapat di suatu wilayah administratif
3
Pemberian Mak nan Tambahan (PMT) :
PMT Penyuluha :
Pemberian akanan tambahan yang ditujukan untuk memberikan
contoh pad orang tua balita bagaimana menyiapkan makanan yang
balk dan be ar serta bergizi seimbang. PMT penyuluhan diutamakan
terbuat dari ahan makanan yang mudah didapat di wilayah masingmasing.
PMT Pemulihan :
Makanan yang diberikan bagi kelompok golongan rawan gizi yang
telah diperh tungkan nilai gizinya sesuai dengan kebutuhannya agar
dapat terp uhi kebutuhan gizi untuk menambah asupan zat gizi
guna me enuhi zat gizi yang kurang dalam tubuhnya.
Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu
Posyandu m rupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masy rakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untu dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangu an kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberika kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan esehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kema-tian Bayi.
Pasangan Usia ubur (PUS) :
Pasangan y ng istrinya berumur antara 15-49 tahun dalam hal ini
termasuk p sangan yang istrinya berumur lebih dari 49 tahun tetapi
masih men apat menstruasi
Tenaga Pelaksa a Gizi (TPG) :
Pelaksana program gizi di tingkat Puskesmas.
Wanita Usia Su b ur (WUS) :
Wanita dal usia reproduktif yaitu usia 15-49 tahun balk yang
berstatus O win, janda maupun yang belum menikah.
Xerophthalmia
Gangguan ekurangan vitamin A pada mata yang mengakibatkan
kelainan a atomi bola mata dan gangguan fungsi retina yang
berakibat k butaan.
4
DAFTAR SINGKATAN
ASI : Air Susu Ibu
APE : Alat Permainan Edukatif
BALITA : Bawah usia lima tahun
BBLR Berat Badan Lahir Rendah
BGM : Bawah Garis Merah
BKB Bina Keluarga Balita
CSR : Coorporate Social Responsibility
DT : Diphtheria Tetanus
GAKI : Gangguan Akibat Kurang lodium
Hb : Haemoglobin
IMD Inisiasi Menyusu Dini
KB Keluarga Berencana
KEK : Kekurangan Energi Kronis
KMS Kartu Menuju Sehat
KIA Kesehatan Ibu clan Anak
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
KVA Kurang Vitamin A
LiLA : Lingkar Lengan Atas
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
PAUD Pendidikan Anak Usia Dini
5
POSYAN DU
Pos Pelayanan Terpadu
PUS
Pasangan Usia Subur
PKK
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
PMT
Pemberian Makanan Tambahan
PPL
Penyuluh Pertanian Lapangan
TTD
Tablet Tambah Darah
SIP
Sistem Informasi Posyandu
SKDN
S (Jumlah Balita), K (Jumlah KMS), D (Jumlah
balita yang ditimbang), N (Jumlah balita yang naik
timbangannya)
TD
Tetanus Dipththeria
TPG
Tenaga Pelaksana Gizi
TT
Tetanus Toxoid
WUS
Wanita Usia Subur
2T
Berat badan tidak naik 2 (dua) kali berturut-turut
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Posyandu saat ini tetap merupakan sarana penting di Iingkungan
masyarakat untuk mencapai keluarga sadar gizi. Hal ini terlihat dari
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, sebanyak 80,6%
masyarakat menggunakan Posyandu sebagai sarana pelayanan
pemantauan pertumbuhan. Selain kegiatan pemantauan
pertumbuhan, kegiatan Posyandu terintegrasi dengan pelayanan
lainnya seperti gizi, imunisasi, pelayanan kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, penanggulangan diare serta penyuluhan dan
konseling.
Dalam pelaksanaannya, Posyandu dimotori oleh kaderterpilih yang
terlatih dan terampil untuk melaksanakan kegiatan rutin di Posyandu
maupun di luar hari buka Posyandu. Namun demikian kondisi di
lapangan masih menunjukkan adanya kendala dalam pelaksanaan
Posyandu, seperti terbatasnya pengetahuan dan keterampilan kader,
jumlah kader, dan adanya pergantian kader/drop out kader, serta
kurangnya dukungan aparat terkait yang berakibat pada belum
optimalnya cakupan program gizi.
Berdasarkan Riskesdas tahun 2010 cakupan peran serta masyarakat
(D/S) 60,5 %, angka ini masih di bawah target sasaran Rencana Kerja
Pembinaan Gizi Masyarakat tahun 2010-2014 yaitu 85%, demikian
pula pada data cakupan
Vitamin A 69,8 % yang masih dibawah target yaitu 80 %.
Untuk mencapai target rencana kerja tersebut perlu dilakukan upaya
terobosan yang memiliki daya ungkit dalam meningkatkan cakupan
program gizi.
Berdasarkan Instruksi Presiden No. 3 tahun 2010 tentang Program
Pembangunan yang Berkeadilan diantaranya mengamanatkan dalam
perbaikan gizi masyarakat perlu diukur persentase balita ditimbang
berat badannya (D/S) dan Rencana Strategis
7
Kementeria Kesehatan 2010-2014 telah menetapkan 2 (dua)
indikator kel aran pembinaan gizi yang harus dicapai yaitu :(1) 85%
balita ditimb ng berat badannya (D/S), dan (2)100% balita gizi buruk
mendapat rawatan. Peraturan tersebut di atas menjadi dasar
dalam upay meningkatkan daya guna dan hasil guna posyandu
melalui pe binaan kepada kader secara berkesinambungan.
Sampai saat ni belum tersedia panduan bagi Tenaga Pelaksana Gizi
(TPG) dalam embinaan kader Posyandu, untuk itu perlu diterbitkan
Buku Pembi aan Kader Posyandu. Diharapkan buku ini dapat menjadi
acuan TPG lam membina kader Posyandu untuk meningkatkan
kualitas pel yanan di Posyandu sesuai permasalahan setempat.
B. Tujuan
Tujuan Umu .
Meningkatk n kemampuan TPG dalam melakukan pembinaan kader
Posyandu.
Tujuan Khus s :
1. Mening atkan kemampuan TPG dalam persiapan pembinaan
kader P syandu.
2. Menin katkan kemampuan TPG dalam pelaksanaan
pembin an kader Posyandu.
3. Mening atkan kemampuan TPG dalam membina kader untuk
melaku an deteksi dini masalah gizi.
4. Mening atkan kemampuan TPG dalam membina kader untuk
melaku an KIE gizi.
5. Mening atkan kemampuan TPG dalam mengevaluasi hasil
pembin an kader Posyandu.
C. Sasaran
Buku Pembi aan Kader Posyandu ditujukan bagi TPG dan tenaga
kesehatan lain di Puskesmas.
D. Manfaat
Sebagai ac an bagi TPG dan tenaga kesehatan lain dalam
melaksanak n pembinaan kader Posyandu guna meningkatkan
kualitas pela anan gizi di Posyandu dan cakupan program kesehatan
lainnya.
8
BAB II
POSYANDU
A. Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar
keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang balita. Dalam
pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan integratif serta
sating memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan
pelayanan di Posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang
dalam kegiatannya tetap
memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat.
B. Kegiatan Utama Posyandu
Kegiatan di Posyandu terdiri dari :
1.
2.
Kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita :
a.
Penimbangan balita setiap bulan
b.
Pemantauan perkembangan balita
Pelayanan kesehatan ibu:
a. Wanita Usia Subur (WUS)
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA).
9
b. Ibu Ha I[
Pe eriksaan kehamilan minimal 4 kali sesuai standar
(tri ester 1 satu kali, trimester 2 satu kali , trimester 3 dua
kali .
Per ukuran LILA.
Me dapatkan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) sesuai
de an hasil skrining status imunisasi TT ibu hamil (status
im isasi ibu minimal telah mendapatkan 2 kali imunisasi
TT 2)).
Mi um 1 Tablet Tambah Darah (TTD) setiap hari, minimal
go ablet selama kehamilan.
c. Ibu Nifas
Minum apsul vitamin A warna merah (200.000 SI) satu kapsul
segera etelah persalinan dan satu kapsul 24 jam setelah
pembe an kapsul pertama.
3. Pelayanan I^B
Penyediaan alat kontrasepsi (pil, kondom, dan metode lainnya).
4.
Pelayanan sehatan Anak
a. Bayi u ur o-in bulan memperoleh 5 imunisasi dasar
Iengka (Hepatitis B 0 1 kali, BCG 1 kali, DPT-HB 3 kali, Polio 4
kali, da campak 1 kali).
b. Pembe ian kapsul vitamin A warna biru (100.000 SI) untuk
bayi 6-1 bulan.
c. Pembe Ian kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI)
setiap bulan (Februari dan Agustus) untuk anak umur 12-59
bulan.
d. Penang nan diare dengan menggunakan oralit dan tablet zink.
e. Penyel nggaraan PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan
10
5•
Penyuluhan dan rujukan konseling bagi ibu dan anak
a. Penyuluhan dan konseling untuk ibu balita, ibu hamil,
nifas, dan menyusui.
b. Penyuluhan untuk balita.
c. Penyuluhan dan konseling untuk Pasangan Usia Subur
(PUS).
C. Sasaran posyandu
Seluruh masyarakat/keluarga, terutama bayi, balita, ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, PUS dan WUS.
D. Penyelenggaraan kegiatan Posyandu
Pelayanan Posyandu mengacu pada 5 (lima) langkah kegiatan yang
dilaksanakan oleh 5 (lima) orang kader atau lebih.
E. Kegiatan Posyandu
i. Persiapan Pelaksanaan Posyandu, antara lain:
a. Kader memastikan data sasaran seperti jumlah bayi
baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui,
PUS dan WUS.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
hari buka posyandu, dapat melalui pertemuan warga
setempat, sarana ibadah dan lain-lain.
c. Mempersiapkan tempat, sarana dan prasarana posyandu
seperti alat timbang (dacin dan sarung, pita LiLA), obat gizi
(vitamin A dan TTD), oralit, buku pencatatan dan pelaporan,
dll.
d. Melakukan pembagian tugas antar kader.
e. Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan tim
penggerak PKK desa.
f. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan dan pemulihan
jika diperlukan.
2. Pelaksanaan posyandu (hari H) :
Sebelum kegiatan posyandu dimulai, Kader mempersiapkan
dacin untuk menimbang balita dengan langkah sebagai
berikut :
11
r
1. Gantung daci pada tempat yang kokoh
seperti pelana umah atau kusen pintu atau
dahan pohon a :au penyangga kaki tiga yang
kuat
3. Atur posisi an ca pada batang dacin sejajar
dengan mate enimbang
-N
i. Letakkan bandul geser pada angka nol, jika
ujung kedua paku timbang tidak dalam posisi
lurus , maka timbangan perlu ditera atau
diganti dengan yang baru.
4. pastikan bandul geser berada pada angka
NOL
Batang Angka '. Bandul
dacin nol geser
Batang dacin dikaitkan
dengan tali pengaman
5. Pasang Baru g timbang/celana timbang/
kotak timba g yang kosong pada dacin
12
6. Seimbangkan dacin yang telah dibebani
dengan sarung timbang/celana
timbang/kotak timbang dengan memberi
kantung palstik berisikan pasir /batu diujung
batan g dacin , sampai kedua jarum di atas
tegaklurus.
Kegiatan Posyandu terdiri dari 5 langkah, yaitu :
a. Pendaftaran
1) Balita
Balita didaftar dalam register balita
Minta KMS/Buku KIA pads ibu. Untuk balita yang
baru pertama kali datang ditimbang dan belum
mempunyai KMS/Buku KIA, berikan KMS sesuai jenis
kelamin. Isi kolom identitas secara lengkap sertakan
kartu bantu atau secarik kertas yang diselipkan pada
KMS/Buku KIA.
Ibu dipersilakan menuju tempat penimbangan
2) Ibu Hamil
Didaftar dalam register ibu hamil, dipersilakan menuju
tempat penimbangan berat badan dan pengukuran LiLA.
3) Pasangan Usia Subur (PUS)
Daftar dalam register PUS, kemudian dipersilakan ke
tempat penyuluhan dan pelayanan kesehatan.
b. Penimbangan dan Pengukuran LiLA
i) Menimbang Balita
Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan
pakaian seminimal mungkin tanpa alas kaki dan popok
dan geser bandul sampai jarum tegak lurus.
Baca berat badan balita secara cermat dengan melihat
angka di ujung bandul geser..
Catat hasil penimbangan dengan benar di kartu bantu
atau secarik kertas yang diselipkan dalam KMS/buku KIA
dalam Kg dan ons..
Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita
dari sarung/celana/kotak timbang..
2) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS
Cara mengetahui keadaan gizi ibu hamil dan WUS
adalah dengan mengukur lingkar lengan atas menggunakan
pita LiLA (Lihat Lampiran 5). Bila tidak tersedia pita LILA
gunakan meteran jahit pakaian dengan ukuran yang sama..
13
BiI hasil pengukuran LiLA berada di bagian merah
<23 5 cm berarti sangat kurus atau risiko kekurangan energi
kro is.
c. Pencatatan
1) Balita
Ca at dan plot hasil penimbangan dan buat garis
pe umbuhan anak dengan cara menghubungkan titik berat
ba an bulan lalu dengan bulan ini.
Cat 3t setiap kejadian yang dialami anak.
Isi olom ASI, imunisasi dan vitamin A bila diberikan
Sall hasil penimbangan dari KMS pads buku SIP.
2) Ibu ha it
Hasil pe imbangan berat badan dan pengukuran LiLA ibu hamil
dicatat alam buku KIA dan register ibu hamil yang terdapat
dalam P.
3) PUS/W S
Hasil p ngukuran LiLA dicatat pada register PUS/WUS yang
terdap dalam SIP.
d. Penyuluhan dan Konseling
1) Menjel skan status pertumbuhan balita berdasarkan hasil
penimb ngan berat badan / plot pada KMS.
2) Menya paikan informasi tentang makanan untuk balita.
3) Menya paikan informasi dan penyuluhan kepada ibu hamil
dan ib nifas tentang hasil pemeriksaan termasuk risiko
tinggi.
4) Menya paikan informasi kepada PUS mengenai KB
5) Memb rikan penyuluhan masalah kesehatan lain yang
diperlu an.
6) Melaku an rujukan kasus balita dan ibu hamil yang berisiko.
14
e. Pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan
1) Pemberian Imunisasi.
2) Pemberian kapsul vitamin A pada bayi, balita, dan ibu nifas.
3) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil
4) Pelayanan KB.
5) Penyelenggaraan PMT penyuluhan dan PMT pemulihan.
6) Pemeriksaan kehamilan bagi Posyandu yang memiliki
sarana.
7)
Pengobatan ringan.
3-
Evaluasi
Setelah selesai Posyandu, kader melakukan evaluasi/ menilai hasil
kegiatan antara lain jumlah kunjungan balita dan ibu hamil, jumlah
2T dan BGM, jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe, jumlah
bayi yang mendapatkan imunisasi, dan lain-lain.
Hasil evaluasi digunakan untuk merencanakan kegiatan pada bulan
berikutnya dan berkoordinasi dengan petugas kesehatan serta lintas
sektor lainnya.
4.
Kegiatan di Luar Jadual Buka Posyandu
a. Kader melakukan kunjungan rumah kepada sasaran yang
tidak datang.
b. Membantu petugas dalam pendataan, penyuluhan dan
peragaan keterampilan dalam upaya peningkatan peran serta
masyarakat.
15
16
BAB III
LANGKAH PEMBINAAN KADER POSYANDU
A. Persiapan Pembinaan Kader
Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) di Puskesmas, sebelum melakukan
pembinaan terhadap kader Posyandu hendaknya melakukan
persiapan untuk mengetahui kondisi dan situasi seluruh Posyandu
di wilayah kerja Puskesmas. Hal-hal yang dapat dilakukan antara
lain:
i. Pendataan dan Pemetaan Sasaran
Pendataan diperoleh dari catatan bulanan yang ada di
Puskesmas. Data dasar yang digunakan tersebut meliputi jumlah
dan keaktifan Posyandu, jumlah dan keaktifan kader Posyandu,
jadual buka Posyandu, sarana dan prasarana, kegiatan di
Posyandu, jumlah sasaran (Lampiran 1: Tabel data dasar
Posyandu). Selain itu digunakan data cakupan gizi yang meliputi
cakupan K/S, D/S, N/D, BGM, 2T, vitamin A, Fe3, ASI Eksklusif,
dan garam beriodium dari laporan PWS Gizi (Lampiran z: Tabel
data cakupan program gizi).
Setelah semua Posyandu terdata, kemudian dibuat peta lokasi
masing-masing Posyandu yang dapat menggambarkan letak
geografis, kepadatan penduduk, status sosial ekonomi
masyarakat, fasilitas umum, dan sarana transportasi. Contoh
gambar pemetaan dapat dilihat pada lampiran 3.
2. Analisis Masalah
Data dasar Posyandu yang sudah dipetakan dianalisis untuk
menentukan prioritas masalah. Analisis masalah yang dilakukan
meliputi:
a. Jumlah dan Keaktifan Posyandu.
Kecukupan jumlah Posyandu di satu wilayah dapat dilihat
dari perbandingan antara jumlah balita dengan jumlah
Posyandu. Satu Posyandu diharapkan dapat melayani tidak
lebih dari loo balita, dan dianjurkan sekitar 50
17
bal a. Keaktifan Posyandu dapat dilihat dari frekuensi buka
Po yandu selama i tahun. Posyandu dikatakan aktif apabila
Po yandu melaksanakan kegiatan penimbangan setiap
bul n.
b. Ju lah dan Keaktifan Kader Posyandu..
Ju lah kader yang ada di Posyandu minimal sebanyak 5
or ng agar kegiatan 5 langkah di Posyandu dapat
dil ksanakan dengan balk. Kader dikatakan aktif apabila
iku berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu minimal selama
8 k Ii dalam setahun.
c. Sa na dan Prasarana.
Po yandu dikatakan memiliki sarana dan prasarana lengkap
ap bila memiliki kelengkapan sebagai berikut:
1) Alat ukur (Dacin dan sarung, pita LILA)
2) Persediaan buku KIA/KMS
3) Kartu bantu pencatatan
4) Alat bantu penyuluhan
5) Obat gizi (kapsul Vitamin A dan Tablet Tambah
Darah)
6) Tempat/lokasi pelaksanaan Posyandu yang tetap
7) Meja kursi untuk pendaftaran, pencatatan, penyuluhan, pelayanan kesehatan KB.
8) Buku panduan kader Posyandu.
9) Buku pencatatan dan pelaporan.
io) Papan data untuk menampilkan hasil kegiatan seperti
balok SKDN, cakupan program gizi, cakupan imunisasi,
dan lain-lain.
d. Pe getahuan dan Keterampilan Kader Posyandu
Pe getahuan dan keterampilan kader dapat dilihat dari
sel ruh pelaksanaan kegiatan di Posyandu. Kekeliruan yang
ser ng terjadi antara lain :
1) Ketepatan menentukan umur balita.
2) Ketepatan dan ketelitian cara menggunakan alat
timbang dan alat ukur.
3) Ketepatan dan ketelitian cara membaca hasil
penimbangan.
4) Pengisian buku KIA/KMS.
18
5) Pencatatan hasil penimbangan.
6) Penyuluhan gizi.
e. Cakupan Program Gizi.
Cakupan program gizi yang rendah, dapat dilihat dari
kesenjangan target dengan pencapaian masing-masing
indikator, misalnya indikator K/S, D/S, N/D, BGM, 2T cakupan
ASI Eksklusif, cakupan Vitamin A balita, dan cakupan
distribusi TTD pada Ibu hamil.
f. Dukungan Pemangku Kepentingan (Stakeholder).
Dukungan stakeholder dapat dilihat dari keterlibatan RT/RW,
aparat desa/kelurahan, TP-PKK desa/ kelurahan, tokoh
masyarakat, tokoh agama dalam kegiatan Posyandu baik
yang berupa pendanaan maupun penggerakan masyarakat
untuk datang ke Posyandu.
g. Peran Serta Masyarakat.
Peran serta masyarakat dapat dilihat dari perbandingan
antara jumlah kunjungan balita (D) dengan jumlah sasaran
(S). Peran serta masyarakat diharapkan mencapai
target 85%.
h. Dana Operasional Posyandu
Dana operasional Posyandu dapat dilihat dari ketersediaan
dana baik yang berasal dari masyarakat, swasta, maupun
dari Pemerintah. Penyediaan dana tersebut sesuai
kebutuhan dan digunakan secara tepat.
B. Bentuk Kegiatan Pembinaan Kader
TPG dapat melaksanakan pembinaan kader melalui pertemuan rutin
kader ataupun secara langsung di Posyandu. Pembinaan dapat
berupa pelatihan penyegaran kader untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan kader. Pelatihan penyegaran kader
dapat dilakukan dengan memberikan seluruh materi atau
bagian-bagian materi tertentu yang dibutuhkan.
i. Membina Posyandu Yang Tidak Aktif
Dalam rangka pembinaan Posyandu, maka frekuensi pelayanan
per tahun adalah 12 kali yaitu buka setiap bulan.
19
Apabil Posyandu tidak melakukan kegiatan setiap bulan maka
perlu d lakukan pembinaan. Posyandu yang tidak aktif dapat
diseba kan karena banyak faktor seperti :
a. Ka er
■
Jumlah kader yang kurang
• Kader tidak aktif
• Kader belum terlatih
• Pergantian kader yang terlalu sering
■
Kurangnya penghargaan untuk kader
b. Po yandu
• Posyandu belum memiliki tempat yang tetap
• Lokasi Posyandu jauh dari pemukiman
c. Ku angnya jumlah sasaran di wilayah posyandu
d. Re dahnya dukungan masyarakat sekitar.
TPG be sama kader mencari penyebab Posyandu tidak aktif.
Bila s dah didapatkan penyebabnya, TPG dan kader
berkoo dinasi dengan tokoh masyarakat dan RT/RW setempat
menge ai masalah Posyandu untuk mendapatkan jalan keluar
secara ersama-sama antara lain:
a. Ka er
1) Mengupayakan penambahan jumlah kader.
2) Memotivasi kader agar lebih aktif antara lain
dengan memberikan pujian atas hasil kerja yang telah
dilakukan.
3) Melatih kader secara khusus.
4) Melakukan pendekatan kepada aparat desa untuk
membuat surat penetapan kader.
5) Kecamatan dan Desa/Kelurahan dapat memberikan
penghargaan berupa pemberian kartu kader yang dapat
digunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
secara gratis, pemberian baju seragam, pemberian pin
dan sertifikat kader, dan lain-lain.
b. Pos andu
1) Berkoordinasi dengan Kepala Desa/Lurah/RW/RT
setempat untuk mengupayakan ketersediaan tempat
yang dapat digunakan secara tetap untuk kegiatan
Posyandu sebelum memiliki tempat/ bangunan yang
permanen.
20
2) Mengupayakan pemekaran Posyandu jika diperlukan.
3) Mengupayakan pelaksanaan kegiatan Posyandu
sesuai kebutuhan. Contohnya di hari-hari tertentu
dimana masyarakat berkumpul atau lokasi yang sulit
dijangkau.
4) Petugas kesehatan melakukan kunjungan rutin ke lokasi
Posyandu minimal 4 kali selama 6 bulan.
c. Kurangnya jumlah sasaran di wilayah posyandu
1) Memotivasi kader untuk tetap melakukan kegiatan
Posyandu walaupun jumlah sasaran sedikit
2) Menggabungkan dengan Posyandu lainnya yang
berdekatan.
d. Rendahnya dukungan masyarakat sekitar.
i) Pendekatan kepada Lurah/Kepala Desa untuk
mendapatkan dukungan dalam hal pelaksanaan
Posyandu dengan menggerakkan RT/RW untuk
menginformasikan dan mengajak ibu balita, ibu hamil,
PUS dan WUS agar datang ke Posyandu.
2) Pendekatan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama,
RT/RW/Dusun, TP-PKK Desa/Kelurahan, Pokja Posyandu
untuk menggerakkan dan mengajak masyarakat agar
datang ke Posyandu.
2. Mengatasi Jumlah Kader yang Kurang
Setiap Posyandu minimal memiliki 5 orang kader. Namun bila jumlah
kader kurang dari 5 orang, maka TPG harus memastikan :
a. Seorang kader sebaiknya mampu melakukan Iebih dari satu
langkah kegiatan. Misalnya menggabungkan langkah kegiatan
pendaftaran dengan pencatatan hasil penimbangan.
b. Mengupayakan penambahan jumlah kader dengan cara :
1) Berkoordinasi dengan Kepala Desa/Lurah/RWJRT
setempat untuk membicarakan permasalahan mengenai
jumlah kader yang kurang.
2) Membantu mencari calon kader baru sesuai kriteria
berasal dari anggota masyarakat setempat; berminat dan
bersedia menjadi kader; bersedia bekerja sukarela; memiliki
kemampuan dan waktu luang, dapat membaca dan menulis.
21
c. RT/ W mengajukan usulan calon kader untuk
dis kan menjadi kader melalui SK Kepala Desa/Lurah
set mpat.
d. Set lah mendapatkan kader baru, diberikan pembinaan
me genai kegiatan Posyandu.
3•
Melengkapi arana dan Prasarana
Apabila sara a dan prasarana di Posyandu belum Iengkap atau tidak
layak pakai, aka TPG harus dapat menggerakkan kader untuk:
a. Mengin entarisasi kebutuhan dan ketersediaan alat
b. Melapo kan pada Puskesmas (TPG) sarana dan prasarana
yang b alum dimiliki atau perlu diperbaiki untuk segera
ditindak anjuti.
c. Berkoo inasi dengan Kepala Desa/Lurah/RW/RT setempat
untuk m ngupayakan ketersediaan sarana dan prasarana secara
swaday .
d. Membin kernitraan dengan pihak swasta.
4•
Meningkatk n Pengetahuan dan Ketrampilan Kader
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dilakukan sesuai
dengan mas lah keterampilan yang dihadapi kader. Hal ini dapat
dilakukan da am bentuk pelatihan kader, pelatihan penyegaran bagi
kader, kunj ngan ke Posyandu lain, lomba keterampilan kader,
melakukan j mbore kader, atau kader yang lebih paham membagi
pengetahua nya kepada kader lain.
Untuk menil i keterampilan kader, maka dapat dilihat pada saat
persiapan, p laksanaan, dan setelah kegiatan Posyandu. Kegiatan
pembinaan ader dilakukan apabila tahap-tahap pelaksanaan
kegiatan Po yandu tidak sesuai seperti berikut ini.
TPG harus mema tikan kader memahami langkah persiapan pelaksanaan
Posyandu, yang eliputi:
1. Penyeb rluasan informasi hari buka Posyandu kepada
masyar kat melalui pertemuan warga setempat atau
pendek tan terhadap tokoh masyarakat dan tokoh agama.
22
2. Persiapan tempat pelaksanaan, kader, sarana, bahan PMT
penyuluhan, dan PMT pemulihan.
3. Pembagian tugas antar kader.
4. Pengkoordinasian kader dengan petugas kesehatan dan
petugas lainnya.
5. Kader mampu mengetahui kelayakan kondisi alat timbang
dan alat ukur.
Apabila kader tidak memahami salah satu atau lebih dari Iangkah di
atas, maka perlu dilakukan pembinaan kader dengan mengajarkan
alur Iangkah persiapan.
Pada hari pelaksanaan Posyandu , TPG harus memastikan kader
memahami alur kegiatan di Posyandu dalam 5 Iangkah yaitu :
i. Pendaftaran.
TPG harus memastikan kader memahami apa yang harus
dilakukan di Iangkah pendaftaran, seperti berikut:
a. Mencatat kehadiran balita, ibu hamil, dan sasaran
Posyandu lainnya di daftar hadir.
b. Menulis nama dan umur balita, ibu hamil, dan sasaran
Posyandu lainnya di kartu bantu atau secarik kertas yang
diselipkan pada buku KIA atau KMS (Lampiran 4: Kartu
Bantu, lampiran 5: kertas bantu).
Apabila kader belum memahami tahapan pendaftaran maka :
a. TPG membuat contoh kartu bantu.
b. TPG mengajak kader untuk berlatih melakukan
pencatatan pada Iangkah pendaftaran.
2. Penimbangan Berat Badan dan Pengukuran LiLA.
TPG harus memastikan kader memahami tahapan penimbangan
berat badan balita, yang meliputi :
a. Cara mempersiapkan dacin.
b. Cara menimbang berat badan balita.
TPG harus memastikan kader memahami tahapan
penimbangan berat badan dan pengukuran LiLA ibu hamil
dan WUS, yang meliputi:
23
a. Can menimbang berat badan ibu hamil dan WUS
b. Cara mengukur LiLA ibu hamil dan WUS (Lampiran 6:
cara mengukur LILA).
Apabila ader belum memahami tahapan penimbangan dan
Penguk ran LILA maka :
a. TP perlu menjelaskan pada kader tentang cara
me iapkan dacin serta timbangan ibu hamil dan WUS yang
bai dan benar.
b. TP perlu mengadakan pelatihan tentang cara
me imbang balita.
c. TP perlu mengadakan pelatihan tentang cara
me imbang dan mengukur LILA ibu hamil dan WUS bagi
kad r.
3•
Pencatatan.
TPG har s memastikan kader mampu melakukan pengisian Buku
KIA/KM dan SIP meliputi:
a. Pen atatan Balita.
i) engisian identitas bagi balita yang baru mendapatkan
MS.
2) engisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak.
3) eletakkan titik berat badan dan membuat garis
ertumbuhan anak.
4) encatat setiap kejadian yang dialami anak.
5) enentukan status pertumbuhan anak (N/T/ 0/B).
6) engisi catatan pemberian ASI/ imunisasi/Vitamin A.
7) enyalin semua data dari KMS / buku KIA ke dalam
uku SIP.
b. Pen atatan Ibu Hamil.
i) encatat hasil penimbangan BB, pengukuran LILA,
emberian TTD, dan Imunisasi TT pada buku KIA.
2) enyalin semua data dari Buku KIA ke dalam buku
IP.
c. encatatan WUS/PUS.
encatat hasil pengukuran LILA pada register WUS/PUS
alam buku SIP.
24
Apabila kader belum mampu untuk mengisi Buku KIA/KMS
dengan benar, maka :
TPG perlu memberikan penjelasan bila perlu disertai pelatihan
tentang cara mengisi buku KIA/KMS yang benar bagi
kader:
4•
Penyuluhan dan Konseling
TPG harus memastikan kader mampu melakukan konseling
perorangan dan penyuluhan kelompok bagi ibu balita, ibu hamil,
maupun PUS/WUS. Mated yang dapat diberikan berupa :
a. Pentingnya pemberian ASI Eksklusif.
b. Tahapan pemberian makanan bayi dan anak.
c. Pemantauan perkembangan balita.
d. Interpretasi hasil penimbangan berat badan balita.
e. Masalah anak tidak mau makan.
f. Masalah anak diare.
g. Makanan ibu hamil.
h. Pentingnya keikutsertaan dalam Keluarga Berencana
(KB).
i. Pemanfaatan pekarangan.
Apabila kader belum mampu melaksanakan konseling dengan
balk maka :
a. TPG mengadakan pertemuan dengan kader untuk
mengidentifikasi materi konseling yang belum dikuasai oleh
kader.
b. TPG meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
tentang materi yang belum dikuasai oleh kader.
5•
Pelayanan Gizi.
TPG harus memastikan kader mampu:
a. Menyelenggarakan PMT penyuluhan dan PMT
pemulihan.
b. Memberikan vitamin A pada bayi dan balita.
c. Membantu mendistribusikan TTD dan oralit.
25
Apabila ader belum mampu membantu pelaksanaan pelayanan
gizi di P syandu, maka :
1. TP perlu membuat menu, resep masakan, dan melatih
ket rampilan kader tentang pembuatan PMT penyuluhan
dan PMT pemulihan dengan menggunakan bahan makanan
lok I.
2. TP perlu memberikan penjelasan kepada kader tentang
pe berian Vit A.
3. TP perlu memberikan penjelasan kepada kader tentang
dis ibusi TTD dan oralit kepada sasaran.
TPG be erja sama dengan bidan di desa memastikan bahwa
diluar j dual buka Posyandu, kader mampu melaksanakan:
1. Ku jungan rumah pada balita dan ibu hamil yang tidak
ha it pada hari Posyandu termasuk meminta data hasil
pe imbangan balita yang ditimbang di luar Posyandu.
2. M nggerakkan masyarakat ikut serta dalam kegiatan
Po yandu (contoh: melaporkan kepada ketua RT tentang
bal to yang tidak datang ke Posyandu).
3. M motivasi masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan.
4. M mbantu petugas melaksanakan pendataan,
pe yuluhan, peragaan ketrampilan (demo masak).
Apabil kader belum memahami salah satu atau lebih dari
langka kegiatan diluar jadual buka posyandu, maka:
1. TP perlu menjelaskan kepada kader tentang pentingnya
ku jungan rumah untuk meningkatkan partisipasi
m syarakat terhadap Posyandu.
2. T menghubungi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
se empat untuk memberi penjelasan tentang pemanfaatan
p arangan kepada kader Posyandu
3. TT melibatkan kader dalam kegiatan-kegiatan pendataan,
p yuluhan, dan peragaan keterampilan.
26
6. Meningkatkan Cakupan Program Gizi
a. K/S merupakan indikator kelangsungan program.
Apabila cakupan K/S rendah, maka TPG perlu :
Memastikan kader mengetahui seluruh sasaran (bayi
dan balita) melalui pendataan sasaran di wilayah
Posyandu.
Memastikan kader mengetahui jumlah sasaran yang
memiliki Buku KIA/KMS melalui pendataan di wilayah
Posyandu.
Memastikan kader mendistribusikan buku KIA/KMS
kepada sasaran yang belum memiliki buku KIA/
KMS bila persediaan ada di Posyandu.
Mengajukan permintaan Buku KIA/KMS ke pihak
terkait setempat (Dinas Kesehatan, Swasta, dll) bila
ketersediaannya kurang.
Meminta kader tetap mencatat hasil penimbangan
dalam buku bantu, sementara belum tersedianya buku
KIA/KMS.
b. D/S merupakan indikator partisipasi masyarakat.
Apabila cakupan D/S rendah, maka TPG perlu mengajak
kader untuk mencari penyebab rendahnya partisipasi
masyarakat. Beberapa alternatif pemecahan masalah
berdasarkan kemungkinan penyebab masalah yang ada
antara lain :
i) Apabila kader tidak aktif mengajak masyarakat
datang ke Posyandu maka TPG harus memastikan kader
melakukan langkah persiapan Posyandu dengan benar.
2) Apabila ibu balita tidak lagi membawa balita ke
Posyandu setelah imunisasi lengkap maka:
TPG perlu memastikan kader memberikan
penyuiuhan tentang pentingnya pemantauan
tumbuh kembang balita.
TPG dapat memfasilitasi kader untuk bekerjasama
dengan pendidik PAUD dan kader Bina Keluarga
Balita (BKB) dalam memantau tumbuh kembang
balita.
27
3)
4)
5)
28
Apabila daya tarik Posyandu kurang maka:
TPG bersama kader menyusun menu PMT
penyuluhan yang bervariasi dengan menggunakan
bahan makanan lokal.
TPG memotivasi kader untuk membuat kegiatan
lain yang dapat menarik minat masyarakat,
misalnya ibu balita diminta membawa garam dari
rumah untuk bersama - sama melakukan tes kadar
iodium di Posyandu, demo masak, bazar dan inovasi
Iainnya.
TPG bersama kader memberikan penghargaan
kepada ibu balita yang aktif menimbang.
TPG mendampingi kader untuk berkoordinasi
dengan pihak terkait dalam penyediaan Alat
Permainan Edukatif (APE).
Apabila Posyandu tidak aktif karena tidak ada
tenaga kesehatan maka :
• TPG harus memastikan bahwa kader mampu
melaksanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan
balita, penyuluhan , penyelenggaraan PMT
walaupun tenaga kesehatan tidak hadir.
• TPG harus memastikan bahwa kader mampu
meyakinkan ibu balita bahwa kegiatan Posyandu
tetap dapat berjalan.
Apabila akses ke Posyandu sulit (jarak yang terlalu
jauh, jam buka Posyandu tidak sesuai dengan kondisi
orang tua misalnya orang tua mencari nafkah dan
membawa balita dalam waktu lama) maka:
TPG mengupayakan ada pemekaran Posyandu
apabila memungkinkan (jumlah sasaran cukup).
TPG bersama kader mengupayakan jam buka
Posyandu di luar jam kerja Puskesmas.
TPG mengupayakan pelaksanaan kegiatan
Posyandu sesuai kebutuhan . Contohnya di hari-hari
tertentu dimana masyarakat berkumpul atau lokasi
yang sulit terjangkau.
c. N/D merupaka indikator keberhasilan program
Apabila cakupan N/D rendah , TPG harus bekerjasama
dengan kader untuk mencari penyebab masalahnya.
Beberapa alternatif pemecahan masalah berdasarkan
kemungkinan penyebab masalah yang ada
antara lain :
i) Apabila banyak balita yang tidak rutin ditimbang
setiap bulan sehingga banyak status pertumbuhan
balita yang tidak dapat dinilai (0), maka:
TPG harus memastikan kader untuk
mengupayakan ibu balita membawa balitanya rutin
ke Posyandu.
TPG menyarankan kader untuk memberikan
penyuluhan pada ibu balita tentang pentingnya
menimbang anak secara teratur setiap bulan.
2) Apabila teknik menimbang dan membaca hasil
penimbangan tidak tepat, maka TPG perlu melakukan
penyegaran kader secara berkala mengenai teknik
menimbang dan membaca hasil penimbangan yang
benar kepada kader.
3) Apabila terjadi kesalahan ploting (membuat titik pada
grafik KMS) dan interpretasi pada KMS, maka TPG perlu
melakukan penyegaran kader secara berkala mengenai
cara ploting dan interpretasi pada KMS.
4) Apabila ada balita yang berat badannya tidak naik,
maka:
TPG perlu mengingatkan kader untuk memberikan
penyuluhan/konseling sesuai penyebab masalah
kesehatan anak (misalnya pemberian makan anak,
pola hidup bersih dan sehat, pola asuh, dsb).
Dilakukan pemberian makanan tambahan (PMT)
penyuluhan antara lain menggunakan dana BOK,
swadaya masyarakat atau sumber dana Iainnya.
29
d. Pe berian ASI Eksklusif.
Apa ila cakupan pemberian ASI Eksklusif rendah maka TPG
har s mampu memfasilitasi para kader dalam upaya
me dukung ibu menyusui secara eksklusif. Masalah yang
mu gkin terjadi terkait dengan pemberian ASI Eksklusif
ada h rendahnya pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif.
Up a yang dapat dilakukan sebagai berikut :
i) PG harus memastikan kader memberikan penyuluhan
kepada ibu hamil tentang pentingnya IMD dan ASI
Eksklusif dan persiapan menyusui.
2) PG memastikan kader memotivasi ibu hamil/ibu
menyusui untuk mengikuti kelas ibu.
3) PG memastikan kader melakukan pemantauan
proses pemberian AS[ Eksklusif kepada ibu pasca
melahirkan.
4) PG memotivasi kader untuk membentuk kelompok
pendukung ASI.
5) PG memastikan kader selalu mengisi kolom ASI
eksklusif di KMS atau buku KIA.
e. Cak pan Pemberian Vitamin A Bayi 6-11 bulan dan Balita
12-5 bulan.
i) pabila cakupan vitamin A untuk bayi dan balita
rendah, maka TPG perlu menggerakkan kader untuk
melakukan:
Pendataan sasaran sebelum pelaksanaan
pemberian vitamin A.
Pemberian vitamin A kepada bayi dan balita
yang tidak hadir di Posyandu pada bulan vitamin
A melalui kunjungan rumah (sweeping)
Bekerjasama dengan PAUD (Taman bermain,
Tempat Penitipan Anak, TK) untuk memberikan
vitamin A pada anak balita.
2) pabila persediaan kapsul vitamin A tidak mencukupi,
aka TPG perlu menggerakkan kader untuk melapor
epada TPG tentang kekurangan kapsul vitamin A untuk
egera ditindaklanjuti.
30
f. Cakupan Distribusi Tablet Tambah Darah (TTD) Ibu Hamil.
1) Apabila cakupan TTD untuk ibu hamil rendah, maka
TPG perlu menggerakkan kader untuk
melakukan:
Pendataan sasaran ibu hamil.
Kunjungan rumah untuk memastikan berapa
banyak ibu hamil yang tidak mendapatkan TTD dan
memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan.
Bekerjasama dengan bidan di desa maupun
bidan praktek swasta yang ada di wilayah
Posyandu untuk memberikan TTD.
2) Apabila persediaan TTD tidak mencukupi, maka
TPG perlu menggerakkan kader untuk melapor kepada
TPG tentang kekurangan TTD untuk segera
ditindakianjuti.
3) Apabila ibu hamil diketahui tidak mau minum TTD,
maka TPG harus menggerakkan kader untuk:
Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil
tentang manfaat TTD, waktu minum TTD yang
dianjurkan, dan efek samping yang mungkin timbul.
• Mengawasi kepatuhan ibu minum TTD melalui
kunjungan rumah dan penyuluhan kepada keluarga
ibu hamil.
• Apabila kader tidak mampu menangani masalah
ini, maka kader dapat memotivasi ibu hamil untuk
datang ke tenaga kesehatan/ Puskesmas terdekat.
7.
Jumlah BGM dan zT
Apabila dari hasil penimbangan di Posyandu ditemukan balita
BGM dan atau 2T maka TPG harus:
a. Memastikan kader merujuk balita ke puskesmas.
b. Memastikan kader tetap memantau balita pasca dirujuk
secara rutin.
31
8. Cakupa Konsumsi Garam Beriodium
Apabila cakupan konsumsi garam beriodium masih rendah,
maka T G harus:
a. Me astikan kader mengetahui manfaat garam beriodium.
b. Me astikan kader membantu melakukan pemantauan
gar m di masyarakat.
c. Me astikan kader untuk memberikan penyuluhan
ten ang penggunaan garam beriodium berdasarkan hasil
pe antauan.
d. Me astikan kader untuk memberikan penyuluhan
ten ang penyimpanan dan penggunaan garam beriodium.
9.
Mening atkan Kemampuan Pencatatan dan Pelaporan
Apabila encatatan dan pelaporan di Posyandu tidak Iengkap,
TPG per u melakukan pembinaan administrasi kepada kader
Posyan u. Pembinaan dapat meliputi:
a. Car pengisian Register Posyandu J buku SIP.
b. Car membuat balok SKDN dan grafik sederhana lainnya
(ca upan Fe ibu hamil dan nifas, vitamin A bayi dan
ball a).
to. Menin katkan Dukungan Pemangku Kepentingan
(Stakeh Ider ) Terkait
TPG me ggerakkan kader untuk berkoordinasi dengan RT/RW,
tokoh asyarakat setempat, dan Pokja Posyandu untuk
membic rakan:
a. Ke atan Posyandu (jadual,PMT penyuluhan, penemuan
BG dan atau 2T,dII).
b. Su ber dana operasional posyandu.
c. Ket rsediaan sarana dan prasarana posyandu.
d. Ket rsediaan kader posyandu.
1i. Dana O erasional Posyandu
TPG me ggerakkan kader untuk mencari sumber dana dari
masyar kat secara swadaya melaiui :
a. Me ghimpun dana dari Lembaga Swadaya Masyarakat
(LS ), Coorporate Social Responsibility (CSR), dan donatur
set mpat.
32
b. Menarik iuran dari masyarakat secara sukarela untuk
pengadaan PMT.
c. Pemasaran garam beriodium dan hasil industri rumah
tangga.
d. Menghimpun dana sehat.
C. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut penanggulangan masalah dilaksanakan
oleh TPG. Masalah yang ditemukan kemudian disusun
berdasarkan prioritas untuk selanjutnya dibuat rencana tindak
lanjut, dengan mempertimbangkan hal-hal berikut :
1. Ketersediaan tenaga dan tempat untuk menanggulangi
masalah.
a. Dalam memilih prioritas penyelesaian masalah,
maka diutamakan tenaga dan tempat yang sudah slap
dan tersedia. Apabila tenaga dan tempat sudah ada
dan slap digunakan diberikan nilai 3 (tiga).
b. Apabila tenaga dan tempat sudah ada tetapi harus
meminjam kepada pihak lain maka diberikan nilai 2
(dua).
c. Apabila tenaga dan tempat belum ada dan harus
mencari dari pihak lain maka diberikan nilai 1 (satu).
2. Memberikan daya ungkit kepada peningkatan cakupan
program.
Penyelesaian masalah yang memiliki daya ungkit lebih tinggi
akan menjadi prioritas.
a. Apabila dengan menyelesaikan masalah tersebut
akan berdampak langsung pada kenaikan cakupan D/S
maka diberikan nilai 3 (tiga).
b. Apabila dengan menyelesaikan masalah tersebut
akan berdampak pada peningkatan kegiatan Posyandu
diberikan nilai 2 (dua).
c. Apabila dengan penyelesaikan masalah tersebut
hanya berdampak kecil terhadap peningkatan
kegiatan di Posyandu diberikan nilai 1 (satu).
33
3.
4.
5.
34
La a waktu penyelesaian masalah yang memungkinkan.
Dal m memilih prioritas penyelesaian masalah maka yang
dip ih adalah masalah yang penyelesaiannya membutuhkan
wa to yang lebih sedikit dibanding masalah yang lain.
a. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
masalah sedikit dan dapat dilaksanakan secepatnya
diberikan nilai 3 (tiga).
b. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
masalah sedikit tetapi tidak dapat dilaksanakan
secepatnya atau sebaliknya maka diberikan nilai 2 (dua).
c. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
masalah cukup lama dan tidak dapat dilaksanakan
secepatnya maka diberikan nilai 1 (satu).
Me ode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
Dal m penyelesaian masalah metode yang dipilih adalah
me ode yang memungkinkan dapat dilaksanakan dengan
wa to yang lebih singkat, biaya yang lebih murah, dan
ke udahan untuk dilakukan.
a. Apabila metode yang dilakukan dapat dilaksanakan
sendiri tanpa melibatkan pihak lain seperti Jana,
tempat, atau narasumber diberikan nilai 3 (tiga).
b. Apabila metode yang dilakukan dapat dilaksanakan
sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan dari pihak
lain diberikan nilai 2 (dua).
c. Apabila metode yang dilakukan masih membutuhkan
banyak bantuan dari pihak lain diberikan nilai 1 (satu).
Ket rsediaan Jana.
Ke iatan yang dipilih adalah kegiatan yang memerlukan
pe biayaan lebih sedikit dibandingkan dengan kegiatan
lain yang membutuhkan dana lebih banyak.
a. Apabila Jana tersedia dan siap digunakan maka
diberikan nilai 3 (tiga).
b. Apabila dana sudah tersedia tetapi belum dapat
digunakan maka diberi nilai 2 (dua).
c. Apabila dana belum tersedia diberi nilai 1 (satu).
Sebagai alat bantu TPG dalam membuat rencana tndak lanjut, dapat
menggunakan matriks berikut ini :
Nilai-nilai yang telah diisikan kemudian dijumlahkan (total nilai). Penentuan
Prioritas masalah adalah yang memiliki total nilai tertinggi di antara
masalah-masalah yang ada.
Tabel 1. Penentuan Prioritas Masalah
No .
Ketersediaan Sumber Daya ( Nilai)
Masalah
Tenaga
Daya
Lama
ungkit
waktu
Metode
Dana
Total
Nilai
1
2
3
Untuk menanggulangi prioritas masalah maka sebagai alat bantu, TPG
dapat menggunakan matriks di bawah ini.
Tabel 2. Rencana Tindak Lanjut
Masalah :...................
No.
Nama
Kegiatan
Tujuan
Tahapan
Kegiatan
Sasaran
Lokasi
Waktu
Penanggung
Sumber
Pelaksanaan
Jawab
Dana
2
3
35
Keterangan:
1. Tuliskan n ma kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
menanggula gi masalah yang ingin dipecahkan (kegiatan dapat
lebih dari 1).
2. Tuliskan tuj an yang ingin dicapai dengan kegiatan tersebut
dan harus isa diukur keberhasilannya (tidak dengan hanya
menyatakan eningkatnya).
3. Setiap kegi tan dirinci tahapan kegiatannya sehingga dapat
dilaksanaka (Tahapan kegiatan Iebih dari 1).
4. Sasaran mer pakan objek dari setiap tahapan kegiatan.
5. Lokasi meru akan tempat kegiatan dilaksanakan.
6. Waktu pelak anaan dijelaskan termasuk jam kegiatan.
7. Penanggun jawab adalah orang yang bertanggung jawab pada
setiap tahap in kegiatan.
8. Sumber da a adalah sumber dana yang sudah tersedia atau
dapat dipast kan ketersediaannya.
Contoh Pengisiar} Matriks 1 dan 2 di atas dapat dilihat pada
lampiran g.
36
BAB IV
PEMBINAAN DETEKSI MASALAH GIZI
Deteksi masalah gizi perlu dipahami oleh kader Posyandu dan masyarakat
sedini mungkin untuk mencegah terjadinya masalah gizi yang Iebih berat.
Beberapa masalah gizi yang masih sering ditemukan antara lain :
A. Gizi Buruk
Gizi buruk merupakan keadaan gizi anak yang ditandai dengan satu
atau lebih tanda berikut:
Sangat kurus.
. Edema, minimal pada kedua punggung kaki.
BBJPB atau BB/TB <-3 SD.
•
• LILA < 11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan).
TPG menjelaskan tanda-tanda klinis balita gizi buruk kepada kader
seperti :
i. Marasmus
Tampak sangat kurus.
Wajah seperti orang tua.
Cengeng dan rewel.
Rambut tipis warna jagung.
Tulang iga tampak jelas dan Perut cekung.
Pantat kendur dan keriput.
Tulang punggung tampak jelas.
37
2. Kwashi brkor
Wa ah bulat dan sembab.
Ce geng/rewel.
Ra but tipis, warna rambut jagung, mudah dicabut.
Ke ua punggung kaki bengkak.
Pe i t buncit.
Be ak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan.
3. Marasmik Kjwashiorkor
Merupaka
kwashiorko
38
gabungan dari tanda-tanda marasmus dan
Pesan
• Memastikan kader untuk merujuk balita gizi buruk dengan
tanda klinis ke Puskesmas.
• Memastikan kader memantau dan melakukan pendampingan
balita gizi buruk pasca dirujuk (rawat inap atau rawat jalan).
• Memastikan kader untuk memotivasi ibu balita memberikan
makanan yang bergizi sesuai dengan kebutuhan.
B. Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK)
TPG menjelaskan kepada kader bahwa apabila pengukuran LiLA
<23,5 cm maka ibu hamil mengalami KEK.
Bahaya KEK pads ibu hamil dan bayi :
1. Bagi Ibu: ibu cepat lelah, lemah hingga mudah sakit dan
berisiko pada persalinan.
2. Pada Janin pertumbuhan dan perkembangan janin terganggu
sehingga berakibat:
a. Berat badan Iahirnya rendah sehingga mudah jatuh sakit.
b. Perkembangan otak janin terhambat.
Pesan
• Memastikan kader untuk merujuk ibu hamil KEK ke Puskesmas.
Memastikan kader memantau dan melakukan pendampingan
ibu hamil KEK pasca dirujuk.
• Memastikan kader untuk memotivasi ibu hamil makan
makanan yang bergizi sesuai dengan kebutuhan.
• TPG Bersama Kader menyelenggarakan PMT pemulihan
bagi ibu hamil KEK menggunakan dana BOK atau sumber dana
Iainnya.
39
C. Ibu Hamil Anemia
Ibu hamil a emia adalah ibu hamil dengan kadar haemoglobin (Hb)
dalam sel- el darah merah < 11 gr/dl yang sering disebut dengan
kurang da h.
Tanda-tanda anemia:
1. Lema Ietih, lesu, lelah, dan Bering mengantuk.
2. Pengli atan berkunang-kunang.
3. Selap t bagian dalam kelopak mata, telapak tangan, bibir,
dan ku pucat.
Bahaya anemi a pada ibu dan janin :
1.
2.
Pada i u
a. M Iemahkan ibu sehingga ibu mudah sakit.
b. Bi a anemianya berat (Hb < 8 gr/dl) dapat terjadi payah
ja tung, keguguran, bayi lahir sebelum waktunya.
c. M ingkin pula terjadi perdarahan waktu melahirkan hingga
m mbahayakan jiwa ibu.
Pada J nin
Pertu buhan dan perkembangan janin terganggu sehingga
beraki at:
a. B rat lahirnya rendah sehingga lebih mudah jatuh sakit.
b. Pm rkembangan otak janin terhambat.
Pesan
• Memast kan kader untuk merujuk ibu hamil anemia ke
Puskes s.
• Memasti an kader memantau dan melakukan pendampingan
ibu hami anemia pasca dirujuk.
• Memas kan kader untuk memotivasi ibu hamil makan
makana yang bergizi sesuai dengan kebutuhan.
40
D. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
BBLR adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram,
BBLR bisa terjadi pada bayi kurang bulan atau cukup bulan.
Cara mencegah BBLR:
1.
2.
34.
5.
6.
7.
Anjurkan makan makanan yang bergizi sebelum hamil.
Anjurkan makan makanan sesuai kebutuhan pada saat hamil.
Minum 1 TTD setiap hari selama hamil (minimal 9o tablet)
Periksa kehamilan secara rutin ke fasilitas kesehatan.
Menunda kehamilan sampai usia ibu 20 tahun dan mem-batasi
kehamilan setelah usia 35 tahun.
Menganjurkan jarak kehamilan lebih dari 2 tahun.
Tidak merokok dan minum alkohol selama hamil.
Pesan
Membantu merujuk bayi BBLR ke Puskesmas atau fasilitas
kesehatan lainnya.
• Memberikan nasehat pada ibu agar menjaga bayi BBLR
tetap hangat dan tetap memberikan ASI Eksklusif.
• Memastikan kader memantau dan melakukan pendampingan
BBLR pasca dirujuk.
• Memotivasi suami dan keluarga untuk membantu merawat
BBLR.
E. Kurang Vitamin A (KVA)
Kekurangan Vitamin A dapat mengakibatkan menurunnya daya
tahan tubuh terhadap penyakit. Pada tingkat lanjut dapat
menimbulkan kekeringan pada mata yang disebut Xerophthalmia
dan berisiko menjadi buta.
Kader dapat menjelaskan dan memberi penyuluhan tentang :
1. Manfaat Vitamin A
2. Sumber Makanan yang banyak mengandung Vitamin A
41
3. Tanda- anda dan Penyebab Kurang Vitamin A.
4. Akibat urang Vitamin A.
Pesan
• Member kan Kapsul Vitamin A pada balita (6-59 bulan) setiap
bulan Fe ruari dan Agustus.
• Memast an kader melapor ke puskesmas bila ada anak
menderi a sakit campak dan rabun senja.
F. Gangguan kibat Kurang lodium (GAKI)
Kekurang n [odium dapat berakibat pada terhambatnya
perkemban an kemampuan dan kecerdasan anak, keguguran atau
bayi lahir ati, pembesaran kelenjar gondok pada leher, dan
kekerdilan Kretin).
Pesan
• Melapor an ke tenaga kesehatan bila ada penderita gondok,
kretin/ke dil.
• Member penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
mengon umsi garam beriodium.
• Member penyuluhan kepada masyarakat tentang cara
penyimpinan dan penggunaan garam beriodium.
42
BAB V
PEMBINAAN KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI
Pembinaan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) pada kader posyandu
perlu dilakukan untuk meningkatkan keterampilan kader dalam
memberikan penyuluhan/konseling di Posyandu. Penyuluhan dapat
dilakukan untuk perorangan ataupun kelompok/masyarakat antara lain:
A. Pembinaan KIE Kelompok ( Penyuluhan)
Sebelum kader melakukan penyuluhan, TPG memastikan kader
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Persiapan, meliputi tempat, mated, dan alat bantu
2. Pelaksanaan, perlu diperhatikan :
Kondisi dan usia sasaran (ibu hamil, ibu menyusui, ibu
balita)
Jumlah sasaran
3. Penyuluhan dapat menggunakan metode ceramah, diskusi,
curah pendapat, simulasi/bermain peran, demo masak, atau
disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Informasi yang diberikan sesuai dengan keadaan atau
permasalahan peserta.
5. Menggunakan berbagai jenis media yang sesuai antara lain
lembar batik, food model, poster, dll.
6. Penjelasan diberikan dengan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh masyarakat.
7. Saran yang diberikan jelas dan praktis sehingga mudah
dilaksanakan oleh sasaran.
8. Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
43
B. Pembinaan KIE Perorangan ( Konseling)
Dalam mela ukan konseling, TPG memastikan kader dapat mengikuti
langkah-Ian kah sebagai berikut:
1. Persia pan (tempat, materi dan alat Bantu)
2. Pelaks naan dengan 6 langkah konseling (SATU TUJU) :
a. M berikan Salam.
b. Ta yakan bagaimana keadaan yang berkaitan dengan
ma alah gizi.
c. Ur ikan tentang hal-hal yang ingin diketahui atau dianggap
per u untuk diketahui.
d. Ba to untuk mengatasi dan memecahkan masalah
be Jasakan kemampuan yang dimiliki.
e. Jel skan sekali lagi hal-hal yang berkaitan dengan cara
pe ecahan masalah.
f. Ula gi hal-hal yang penting dan perlu diketahui untuk diingat.
Hal yang pert diperhatikan :
• Menden arkan dan tidak mendominasi.
• Menghar, ai pendapat.
• Bert pujia yang sesuai.
• Bersikap ederajat, ramah dan akrab.
• Tidak me ihak, menitai, dan mengkritik.
44
BAB VI
PENUTUP
Buku Panduan Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Dalam Pembinaan
Kader Posyandu ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi
Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas dan pemangku kepentingan Iainnya
dalam menyelenggarakan Posyandu. Dalam pelaksanaannya,
dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi daerah.
Keberhasilan pengelolaan posyandu memerukan dukungan yang kuat
dari berbagai pihak, balk dukungan moril, materil maupun finansial.
Selain itu diperlukan adanya kerjasama dengan berbagai sektor terkait,
disamping ketekunan dan pengabdian para pengelolanya, yang semuanya
mempunyai peranan strategis dalam menunjang keberhasilan
penyelenggaraan Posyandu.
Apabila kegiatan Posyandu dapat diselenggarakan dengan balk, akan
dapat memberikan kontribusi yang besar dalam upaya menurunkan
angka kematian ibu dan bayi, yang pada gilirannya akan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia.
45
46
LAM PI RAN
48
0
o^ oav m^nw ti o^ ooh o . v+^w ti LJ__L1
03
_O
N
0
N
0
0
0
^. d d W
J
J
J
d
0
91
J
J
0
0
N d to
J
J
J
J
^
^
in.
d
0
j
-.
J n
0
y
^
y^
n
0
yA
0
vi
O'
0
vi
n
0
vi
0
vi
n
3
72.
1
a
0^
b,
d
n
C
C•
d d W N A N !D l0 /0 ID
3 3
3 C d d a d 9n1CC
3 3 _.
vv
J J J J J O
3vvvv
c
m a ccv v v v
`C'c'=d u o
a.c
Q vv o •c
v+Q-_
me
3a 3 3 3
,
v
n,
ua?
oKa
a
a
w
w^ s° v a °
^
a^ 3 v e
J Qq
d Q xp Fp Q D d d d d F F'< O ^p C
n
d d 'L q.
9
m
d d d d d d n n K p1 M
dnd^'aq.> > C a "3 n OQ
KKK
J
(M
F. N n j _
> > F O^ j D
r
j d ,F. d v y
rye 3 c d ^ ° K °° J F n n
Kd ^ ^. •OO
r
O° C d ^¢ N O n '^' d• d C J ^. ^.
c d d J ^ cv^^ x^ d
d in J J o• a a o as on c O° o s s
=
d
D_
0
F
Cn O K o d d Q '
o c n
aa
' J c n
Sa
F .. -=
3
c
c
m xo
o, 3 FS xc
J o ci d d F O
' 3 d .J. 3
0 0 v m c °-'
D u ^uDi F a
OC4 5 J y d J D- J J x Oo
3
^ n J J^ d
N
^^ d JC '
N Q N
C
C
.+
^^
O' 04,
w w
x
d
O
^ u n o°i d
d p
d
-
^+ GI
V+ O
O
n O'
C 2 04
N F 04 p^'
3 C K
S J
ci J - O
S C O
d J
J n
n C
49
A` v
v g
ry
J
o
O_
N
ID
04
b
J
J
v
a
!U
O4
J
a
o
d
a
Io
b
J
W
z
T
J
b
J
0
a 3
J b
a
In
V
W
C1
C
Cl
C
0
3
aQ
3
-
-
-
-
- -
-
- ---
Cl
N
w
N
n d
c 3
3
50
Lampiran : 3
GAMBAR PEMETAAN
Peta Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Cilebut
Desa Cilebut Barat tahun 2o11
Desa Waringin Jaya Bojonggede
Desa
Kencana
O DAHLIA 2
RW 06
ANGGREK2
RW 05
DAHLIA 2
ANGGREKI
RW 14
MATAHARI
M. MELAT
RW 09
YASMIN
RW 13
/(p
FLAME RW 04
\^1 FLAME 1
CEMPAKAI
RW 03
RW 11
GARDENA
CEMPAKA 2
MELATI
MAWAR
:POSYANDU
Batas RW
Jalan Desa
Kantor Desa
Jalan Bogor - Bojong
Sungai Cipakarangcilan
Ds. Desa Suka Resmi
51
Lampiran :4
KARTU BANTU POSYANDU
(Untuk 1 Tahun )
POSYANDU MAWAR
Nama Ana
Tanggal L it
Jenis Kela in
Kete angan
Tanggal
Penimbangan
Januari 20 1
Februari 20 11
Maret 2011
A pril 2011
Mei 2011
Juni 2011
Juli 2011
A ustus 20 1 1
Septembe 2011
Oktober 2 1 11
No embe 2011
Desember 2011
KARTU BANTU
(Untuk per bulan
6 PO SYANDU MAWAR
N ma Anak:
Ta ggal Penimbangan
B at Badan
52
Berat Badan
Lampiran :5
CARA MENGUKUR LILA
1. Pengukuran dilakukan di bagian tengah , antara bahu dan siku lengan kid
2. Lengan harus dalam keadaan bebas,
artinya otot lengan tidak tegang.
3. Alat ukur tidak kusut (permukaannya
rata).
a. Tetapkan letak bahu don letak siku
tangan.
b. Tetapkan titik tengah lengan atas.
Caranya: rentangkan pits dad bahu ke
arah siku , tentukan tengah -tengah lengan
atas ibu.
c. Lingkarkan pita ukur tepat pada
tengah -tengah lengan atas ibu
d. Bacalah skalanya dengan benar,
bila masih berada di bagian MERAH,
maka ibu tersebut tergolong . SANGAT
KURUS atau menderita KEK.
Interpretasi Hasil Pengukuran ULA
1. Bila setelah hasil pengukuran LiLAnya
masih berada di bagian merah
(kurang dad 23,5 cm), berarti ibu
tergolong SANGAT KURUS atau Kekurangan Energi Kronis (KEK)
2. Ibu perlu mendapat perhatian khusus, berupa penyuluhan makanan
c.. ..o M.-M..,.,...,
sehat
53
x
0
z
z
La. I
U)
Lai
0
z
U)
0
LaJ z
U)
0
La. z
Lai
0
z
Lai
0
z
U)
0
Lai
z
CD
0
Lai
z
-71
Lai
Cl)
0
L° z
Lai
lz
U)
54
Contoh Balok SKDN yang sudah diisi
Mei 2011 Agustus 2011
1200
500
n
1000
400
0
m
e9
Cl)
LU
800
300
-S
N
200
100
8
N-
CO
600
I
400
0
200
S K D N
S K D N
11
55
Lampiran :7
Contoh Menu
MT Pemulihan Untuk Anak 24-59 bulan
Hari Masak 2 kali Semin gu)
Menu
Nasi
Ba han Makanan
eras
tabu siam
Sayurlodeh
acan anjang
Wortel
antan
Semur telur +
tahu
Berat
Bersih (grj
URT
50
3/4 gelas nasi
25
2 sendok makan
25
2 helai
25
1 /2 potong kecil
1/2sendok
makan
5
felur
50
1 butir sedang
Oahu
40
1 /3 biji sedang
Buah
Veruk
50
1 buah kecil
Nasi
Beras
50
3/4 gelas nasi
Ikon goreng
Tumis
kangkung
kan Nila
30
1 /3 ekor kecil
a kun
50
1 /2 elan
isana
25
1 buah sedang
acan hijau
Buah
Buburkacang
hijau
25
2 sendok makan
'ula
15
9antan
5
1 sendok makan
1 /2 sendok
makan
Itoti
50
2 iris
Telur rebus
llelur
50
1 butir sedang
Buah
gemanaka
50
sedang
Nasi
geras
50
3/4 gelas nasi
gacang merah
25
2 sendok makan
^{lortel
25
1 /2 potong_ kecil
1 potong
25
sedan
Nilai Gizi
Energi:352
Kkal Protein:
15 gram
Energi: 256
Kkal Protein: 8
gram
Energi: 263
Kkal Protein:
12 g ram
1 /2 potong
Supkacang
merah
a in sapi
Tempe
oren
Buah
56
Tme
25
1 oton
san
50
1buahsedan
Ener g i: 466
Kkal Protein:
20 gram
Menu
Nasi
Pindang telur
Puyuh
Bening bayam
Tahu aoren
Bohan Makanan
Bergs
i a
Berat
Bersih (gr^
URT
50
3/4 gelas nasi
50
5 butir
50
1 /2 gelas
25
2 sendok makan
Alpukat
50
Nasi
Bergs
50
Abon
ssapi/ikon
Ab on sapi/ikon
50
K enton
50
Wortel
25
1 /2 buah kecil
Buncis
25
5 buah
2 sendok makan
1 /2 buah
sedan
Nasi
Berns
50
3/4 aelas nasi
Pindang ikon
Ikon
30
1 potong kecil
Tahu
25
1 aotona kecil
Telur
10
1 sendok makan
Minvak
5
1 sendok teh
Labu slam
25
1/2 potong kecil
Minvak
Jeruk
5
50
1sendokteh
1 /2 potong sd
Sinakon
50
3 sendok makan
Kacana tolo
Kelapa muda
25
1 sendok makan
Tumis labu
slam
Buah
Singkong
Cantik Manis
(Selingan)
Energi: 463
Kkal Protein:
33 gram
50
Buah
Perkedel tahu
Energi:434
Kkal Protein:
14 gram
50
Buah
Cap coy
Nilol Gizi
20
1 sendok makan
Pisang
kepok/raja/uli
25
1 buah
Gulp pasir
20
1,5 sendok mkn
arut
Energi: 371
KkaIProtein:
15 gram
Energi: 214
Kkal Protein: 3
gram
Daun pisang utk
(membungkus)
57
3 5 ;, w
^
..
C1
06 J
C
J1
R
^1
{(
_ -
^
9Ea S
^'
_
R
^
S.
p
!I
gq
C.
rt
C
9
E
W hl
^
O ^@e' y tl
rqp
T F
1
W W W D
! 111
^ p
P^
^ R
^ V ^
CQ' Ii 11
^D
N
y
p'
y
Jr.
^^Wm n ' 7 CL ^ ' L O7 •i
n
pry
^
'&7^
j
R
^ ^ M1 Y
^ G ^ n ^
g
v 3 ^ S y^^ w ^^
58
t
^.
W
O
N
Z
0
^
0 Q D cQ Q O
Q
Q cD
D
QQ
C Q
Q
O
Q
Q
Q"
CD
0-0
CD 73
=3
CD
W
W
N
QQ
Q
J
N
N
m
c 0
N
lD
0.
Q
Q
Q
x
CD
N
N
J
C
Q Q
Cr
c Q
0
0
W
J
W
N
N
N
O
Q
CD
Q
Q
Q
O
O
N
10
Q
Z
Q
59
W
?
Z
N
O
O
0+
d
F
d
.^+
d
d a
3
C "
O
ro
a
N
O4
Z
p
3
!"D
a
C
O4
J
d
Q4
N
J
!a
D
Q4
QR
v
J
°'
J
^.
'r 3
Q
C,
3
-o
3 J
d 3
°1
m d d
0
°1
J =
^
J
rc)
J
a,
a
^
N
a
d J
j
y
o
^
i b
o
=
v° o
a - a
ro
J
O
d
'
J'
n
3
i
J 0
F J
- d
0
a
c 3 own
c
iu
O°
o
^ d
aC
O4
a
v
d
a
J
O4
.7 d N
0 '•
C ^. W
N
d
O.
o
°:
J
^ J
J
QR
J
J
^ a r'c
o c v
in a
3
oa
g o- 3
v
J °-' 'o
J
s
a ^ o+ a
F °
d
3
J
=
co
v
c
C
a
0
o
i
0
3 o
o
9o m
O
^
J
O
r_O
J
O
;r n
ro
v
rr
a
cm
3
cr
60
Lampiran 10
Gambar Kartu Menuju Sehat
(KMS)
61
Grafik Anak Perempuan
0-24 bulan
Grafik Antk Laki-laki
0-24 ulan
Tiimbanglah Anak An a Setiap Bulan
Anak Sehat, Tambah Umur Ta ah Berat Tambah Panda!
F11[[1 fi^ii
an
em
ra
lw
Timbanglah Anak Anda Setiap Bulan
Anak Sehat , Tambah Umur Tambah Berat Tambah Pandai
: 1 1 ! I ! I 1 to r -1 11 . u 1 •1
11 21I. : ,; : 1 1 11
IIIIIHIM
ewe
mo
em ue ea Xa wo Wb uo >a
6. W.'-%,-pmnWU.
^,mt-i3eS^,.wl+^uisu
Rujuk ke pelugas keseha zn bila bdek nalkl keb berturul • turul atau BGM
=IEIIMTKSI IEBRL* kll WD
DANMRU aeuxx
ff W W i^mBPon Awpee^m^
^+fl BA mvaaawa-.,,n
Yw'aiw 9etm Ygnr.Ba
evb:BP IKfaY 'rauaY
NeG-BewrganlaM
Ru uk ke pelages keseheten bile tidek ,e,k 2 kili berturut . turut atau BGM
------------- - ---I..lawn
...:Jmna-ei : 1F win a
f il;^W'Lmaaravn: a :eorme
:X4, Polka
....... . .. ...............
:.:X4aai
txUpbF 1...^.... ..... ^ ...............
Hal: IYWWwr✓
.... Pohi;
a•••{ rM11nOFkaw a ••••.••••{
..i . .............
Wn:
62
DAFTAR PUSTAKA
1. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-1014,
Kementerian Kesehatan, 2010
2. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kementerian
Kesehatan, 2011
3. Buku Pegangan Kader Pendamping Keluarga Menuju
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), Kementerian Kesehatan,
2010
4. Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Garam Beriodium di
Tingkat Masyarakat, Dirjen Bina Gizi Masyarakat, 2011
5. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar
Gizi, Kementerian Kesehatan, 2011
6. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk, Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu & Anak, Direktorat Bina Gizi
2011
7. Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas),
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi
Masyarakat, 2003
8. Pedoman Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan
Pemulihan bagi Balita Gizi Kurang dan Ibu Hamil KEK (Bantuan
Operasional Kesehatan), Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan
Ibu & Anak, Kementerian Kesehatan, 2012
9. Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A, Direktorat
Bina Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan, 2009
10. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak, Kementerian
Kesehatan, 2010
11. Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan,
Persalinan, dan Nifas bagi Kader, Kementerian Kesehatan, 2011
12. Pedoman Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011
tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar Di Pos
Pelayanan Terpadu, Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 2011
63
KONTRIBUTOR
Direktorat Bina Gi
Ir. Muhammad Nasir, MKM
lip Syaiful, SK IV, K.Kes
Entos, SP, MP M
Lucia V. Pardec e, SKM, M.Sc
Evarini Ruslina SKM
Elmy Rindang urhayati, SKM, MKM
Ichwan Arbie, KM
Yuni Zahraini, KM
Dr. Lenni Yusri ty
Febriana Dwi S.Si
Ali Sahbana In 1praja
Zahrotus Shol hiyah, AMG
Direktorat Bina Ke#ehatan Anak
Asterria Unik F awati, SKM, M.Kes
Direktorat Bina Ke ehatan Ibu
dr. Nanda Agu Prasetyo
Dhefi Ratnaw i, S.Gz
Pusat Teknologi T apan Kesehatan dan Epidemoligi Klinik
Ir. Trintrin Tju rni, M.Kes
TP-PKK Pusat
Dr. Syahrial
Dinas Kesehatan K bupaten dan Kota
Dewi Dwinur ti Wahyuni, SKM, MKM
lyin Listiyowat, SKM
TPG Puskesmas
Woro Kachtiy Amadewi, SKM
Susi hartati Fa ah, S. Gz
Yuni Astuti
Supartiningsih
64
Download