FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN KITOSAN DENGAN MENGGUNAKAN BASIS AQUPEC 505 HV Nasrul Wathoni, Boesro Soebagio, Ayu Meiza Rachim. Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran-Jatinangor ABSTRAK Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membuat sediaan gel dari kitosan yang berkhasiat sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan kitosan secara in vitro menggunakan metode DPPH. Hasil pengujian menunjukan IC50 kitosan sebesar 0,0044 %. Formulasi gel dibuat dengan menggunakan basis aqupec 505 HV 1 %. Kemudian diamati stabilitas gel yang meliputi perubahan konsistensi, warna, bau, pH dan viskositas selama 56 hari penyimpanan juga dilakukan penguji keamanan gel. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua gel kitosan stabil dalam aspek konsistensi, warna dan bau. Gel mengalami penurunan pH namun masih berada dalam rentang persyaratan pH gel untuk kulit. Viskositas gel formula 1 dan 2 (formula tanpa kitosan dan formula dengan kitosan 0,01 %) stabil, sedangkan gel formula 3 dan 4 (formula dengan kitosan 0,02 % dan 0,03 %) mengalami penurunan viskositas. Gel yang dibuat aman digunakan. Kata kunci: antioksidan, kitosan, Aqupec 505 ABSTRACT Research of gel formulation from chitosan that have an antioxidant effect has been studied. Antioxidant activity of chitosan The result showed that the chitosan have IC50 0,0044 %. Gels were formulated by using aqupec 505 HV 1 %. Then the stability of the gel which consist of consistency, colour, odor, pH and viscosity during 56 days was determined. The safety of gels was also determined. The results showed that the consistency, colour and odor of all gel was stable. All of the gel showed a slight decrease in pH during the store time but still followed the condition of pH of skin. The viscosity of gel formula 1 and 2 (formula that contains no chitosan and 0,01% chitosan) were stable, but gel formula 3 and 4 (formula that contains 0,02 % and 0,03 %) decrease. Gels were safe to used. Keywords: antioxidant, chitosan, aqupec 505 bebas PENDAHULUAN Antioksidan atau peredam baru yang jumlahnya akan bertambah(Inayah,2006). radikal bebas adalah suatu senyawa yang Sasaran utama radikal bebas biologis adalah asam – asam lemak jenuh yang terhadap efek yang merusak dari suatu merupakan komponen utama membran proses dapat sel dan organel – organel sel. Radikal berlebih bebas yang berlebihan menyebabkan dapat melindungi atau reaksi menyebabkan (Krinsky, merupakan sistem yang oksidasi 1992). Antioksidan senyawa yang juga antioksidan seluler tidak dapat dapat menetralkanya sehingga berakibat pada menghambat oksigen reaktif dan radikal kerusakan sel, dan mendasari timbulnya bebas dalam tubuh. Senyawa antioksidan berbagai macam ini akan menyerahkan satu atau lebih kanker, penyakit elektron kepada radikal bebas sehingga rematik, artitis, menjadi bentuk molekul yang normal berperan terhadap proses penuaan dini kembali dan menghentikan berbagai (Wijaya, 1996). kerusakan yang ditimbulkan (Dalimartha dan Soedibyo,1999). jantung, katarak, seperti koroner, dan ikut Berdasarkan perolehanya dikenal dua Perhatian terhadap radikal bebas penyakit; macam antioksidan antioksidan, alami dan yaitu antioksidan dan antioksidan semakin meningkat serta buatan (sintetik), salah satu senyawa penemuan sumber–sumber baru senyawa sintetik antioksidan antioksidan yang potensial semakin yang berkhasiat adalah sebagai kitosan. Kitosan diusahakan. Hal ini disebabkan radikal adalah turunan kitin yang diisolasi dari bebas dapat menimbulkan kerusakan – kulit udang, rajungan, kepiting, dan kulit kerusakan. Radikal bebas merupakan serangga lainnya. Kitosan merupakan molekul yang relatif stabil, memiliki kopolimer alam berbentuk lembaran elektron yang tidak berpasangan di tipis, tidak berbau, berwarna putih orbital luarnya sehingga bersifat reaktif (Rismana,2004). dalam mencari pasangan elektron. Jika Sumber utama pembuatan terbentuk dalam tubuh, akan terjadi serbuk kitosan adalah kitin, nama kitin reaksi berantai dan menghasilkan radikal (chitin) berasal dari bahasa Yunani yang artinya jubah atau amplop, kitin diisolasi dari eksoskleton berbagai bentuk gel jarang crustacean, terutama kepiting dan udang. bentuk Kitin merupakan komponen utama dari keuntungan diantaranya tidak lengket, struktur golongan tidak mengotori pakaian, gel mempunyai Annelida, daya aliran tiksotropik dan pseudoplastik tubuh Crustacea, hewan Antropoda, Mollusca dan Nematoda (Neely, 1969). gel dijumpai padahal yaitu gel mempunyai berbentuk beberapa padat apabila Secara struktur kimia, kitosan disimpan dan akan segera mencair bila adalah kitin yang telah mengalami dikocok, konsentrasi bahan pembentuk deasetilasi (kehilangan gugus asetil), gel yang dibutuhkan hanya sedikit untuk Adanya gugus amina ini menjadikan membentuk massa kitosan bermuatan parsial positif kuat. viskositas gel Hal ini menyebabkan kitosan dapat larut perubahan dalam larutan asam sampai netral. Selain penyimpanan (Lieberman,1989). itu, muatan positif gel yang baik, tidak mengalami yang berarti pada suhu tersebut Gel merupakan sistem semipadat menyebabkan kitosan dapat menarik terdiri dari suspensi yang dibuat dari molekul-molekul yang bermuatan parsial partikel anorganik yang kecil atau negatif seperti minyak, lemak, dan molekul organik yang besar, terpenetrasi protein. (Ronaldo dkk,2006). oleh suatu cairan (Dirjen Badan POM Kitosan dalam perkembangannya telah RI, 1995). dimanfaatkan dalam bidang industri, Formulasi umum pembentuk gel pangan, farmasi dan pertanian, dan lain- mempunyai sifat sebagai hidrokoloid lain, dalam berbagai bentuk dan tujuan, atau koloid pelindung yang mempunyai dalam bidang farmasi, diantaranya daya hidrasi yang cukup tinggi karena sebagai obat luka, obat pelangsing dapat mempertinggi viskositas pembawa tubuh, kecuali itu membungkus partikel – antibakteri, antikolesterol, antitumor, antioksidan, sebagai partikel bahan yang terdispersi, pengemulsi, dan dapat membentuk gel mengurangi interaksi partikel- partikel (Toharisman,2007). tersebut Bentuk sediaan sehingga mengurangi antioksidan kecendrungan untuk menjadi satu atau topikal yang banyak terdapat dipasaran mengendap. Gel dapat dibuat dari yaitu bentuk krim atau lotio, sedangkan sejumlah bahan termasuk diantaranya tragakan, sodium alginate, dan bahan – Dibuat larutan uji dalam berbagai bahan pembentuk gel yang lainnya konsentrasi dalam pelarut ethanol termasuk derivate selulosa dan gelatin timbang 100 mg kitosan dan larutkan protein. Namun pada penelitian kali ini dalam 100 ml ethanol didapat larutan akan digunakan aqupec 505 HV sebagai awal untuk pengenceran larutan uji basis gel. Aqupec memiliki karakteristik Pembuatan larutan DPPH sebagai larutan netral yang larut dalam DPPH (4,0 mg) dilarutkan dalam alkohol dan air, dapat mengembang ethanol sampai 100 ml sehingga didapat dalam air, serta memiliki kemampuan larutan 0,004% (40,0 bpj). Larutan untuk meningkatkan viskositas dalam dijaga pada suhu rendah, terlindung dari konsentrasi yang kecil. Sifat aqupec cahaya untuk segera digunakan. inilah yang dimanfaatkan oleh industri Penetapan maksimum DPPH kosmestik untuk membentuk basis gel. Larutan ditambahkan Alat Alat yang lazim digunakan di laboratorium farmasi fisika laboratorium penelitian, pH dan meter Metrohm 744, Spektrofotometer UVVisible (Specord 200 Analytik Jena ), DPPH (4,0 ml), ethanol 5 ml, dihomogenkan dan diamati absorbansinya pada 400 – 600 nm Pengukuran absorbansi % inhibisi senyawa uji Larutan uji (2 ml) dalam dan Viskotester VT – 04 F Rion.,LTD. berbagai konsentrasi, ditambah larutan Bahan DPPH ( 4 ml ), dihomogenkan , Kitosan diperoleh dari IPB didiamkan 30 menit absorbansinya Unpad), Aqupec HV 505, Trietanolamin, didapat dari langkah diatas. Sebagai Gliserin, blanko digunakan larutan induk DPPH Paraben, Aquades, Propilenglikol, Ethanol 95% maksimal dibaca Bogor, DPPH (Laboratorium Kimia Metil pada dan yang Pengukuran IC50 Harga IC50 dihitung dari kurva regresi linier antara % inhibisi serapan METODE PENELITIAN Penetapan IC50 menggunakan spektrofotometer dari DPPH kitosan dengan berbagai dengan (larutan uji) konsentrasi kiosan Pembuatan sediaan gel dari kitosan Tabel 3.1 Formula gel dari kitosan Bahan Formula 1 Aqupec HV 505 1% TEA 2% Gliserin 25% Propilenglikol 5% Kitosan Metil paraben 0,2% Alkohol 70% 20 Aquadest ad 100 Formula 2 1% 2% 25% 5% 0,01% 0,2% 20 100 Cara pembuatan : Aqupec aquadest Formula 3 1% 2% 25% 5% 0,02% 0,2% 20 100 Formula 4 1% 2% 25% 5% 0,03% 0,2% 20 100 paraben yang dilarutkan dengan ethanol dikembangkan selama 1 jam, dalam kemudian sedikit demi sedikit hingga tercampur. Tambahkan basis gel sedikit demi digerus sambil ditambah TEA sedikit sedikit pada kitosan, gerus sampai demi sedikit sampai terbentuk massa gel. homogen. Lalu ditambah propilenglikol. gliserin. Dan Tambahkan metil Pembuatan sediaan gel dari vitamin C Tabel 3.2 Formula gel dari vitamin C Bahan Formula 1 Aqupec HV 505 1% TEA 2% Gliserin 25% Propilenglikol 5% Vitamin C Metil paraben 0,2% Alkohol 70% 20 Aquadest ad 100 Formula 2 1% 2% 25% 5% 0,01% 0,2% 20 100 Cara pembuatan : Aqupec aquadest Formula 3 1% 2% 25% 5% 0,02% 0,2% 20 100 Formula 4 1% 2% 25% 5% 0,03% 0,2% 20 100 Tambahkan basis gel sedikit dikembangkan selama 1 jam, dalam kemudian demi sedikit pada vitamin C, gerus sampai homogen. digerus sambil ditambah TEA sedikit Pengujian demi sedikit sampai terbentuk massa gel. sediaan gel yang mengandung kitosan Lalu tambahkan propilenglikol. gliserin. Tambahkan Dan metil efektifitas antioksidan Pengujian dilakukan dengan cara melihat absorbansi secara paraben yang dilarutkan dengan ethanol spektrofotometri UV – visible pada sedikit demi sedikit hingga tercampur. sediaan gel yang baru dibuat. Sediaan gel dilarutkan dalam air sampai larut Pengukuran viskositas kemudian tambahkan ethanol umtuk Sediaan pengkodisian lalu dicampur dengan dengan kitosan dan sediaan gel standar diukur viskositasnya larutan DPPH dalam ethanol, kemudian dengan absorbansi dibaca dinolkan terhadap dengan spindle yang cocok ( spindel blanko nomor 2 ). Pengukuran dilakukan 3 kali gel yang dilarutkan dalam menggunakan viscometer campuran air dan ethanol. untuk masing – masing sediaan gel pada Pengujian stabilitas hari ke 1, 3, 7 dan selanjutnya setiap Pengukuran secara organoletik minggu sampai hari ke 56 penyimpanan. Analisis organoleptik dilakukan dengan mengamati perubahan Uji keamanan – Pengujian keamanan sediaan perubahan bentuk, warna, dan bau dari dilakukan dengan uji iritasi terhadap 10 sediaan dengan kitosan dan sediaan orang standar selama waktu penyimpanan, digunakan adalah uji temple terbuka, pengamatan perubahan – perubahan yang bentuk, tersebut mengoleskan formula pada punggung dilakukan pada hari ke 1, 3, 7 dan tangan kanan sukarelawan seluas 2,5 selanjutnya setiap minggu sampai hari cm2 dan punggung tangan kiri diolesi ke 56 penyimpanan. dengan Pengukuran pH keamanan dilakukan pada tempat yang warna dan bau sukarelawan. dilakukan formulasi Teknik dengan gel standar. yang cara Uji dilakukan sama selama 3 hari berturut – turut dengan cara mencelupkan pH meter ke setelah pembuatan dan pada hari terakhir dalam sediaan gel dengan kitosan dan penyimpanan untuk masing – masing sediaan gel standar yang diencerkan sediaan. Gejala yang timbul diamati, terlebih dahulu, pH sediaan akan tertera kemudian hasilnya dibandingkan dengan pada monitor pengukuran dilakukan hasil olesan pada punggung tangan kiri. pada hari ke 1, 3, 7 dan selanjutnya Iritasi primer : reaksi kulit sesaat setelah setiap minggu sampai hari ke 56 pelekatan diberi tanda + penyimpanan. Iritasi sekunder : reaksi ini timbul Pengukuran pH beberapa jam setelah penyentuhan diberi tanda ++ Analisis data dari pengujian stabilitas Bentuk : serbuk sediaan Warna : putih Analisis secara statistik terhadap hasil pengukuran pH dan viskositas selama 56 hari Bau : khas kitosan Rasa : tidak ada rasa penyimpanan menggunakan desain blok lengkap acak subsampling Sebelum digunakan, kitosan dianalisis untuk memperoleh informasi karakteristik kitosan yang kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN. dibandingkan dengan kitosan komersil. Sifat serbuk kitosan Hasil perbandingan karakteristik kitosan Pemeriksaan serbuk kitosan meliputi pemeriksaan organoleptis yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1. dan analisis FTIR pemeriksaan organoleptis : Tabel 4.1 Karakteristik Kitosan Sifat Parameter Kadar air (%) Kadar abu (%) Total Nitrogen (%) Derajat Deasetilasi Viskositas Rendah Sedang Tinggi Paling tinggi Ukuran partikel Sumber : Protan Laboratories Inc Kitosan komersil Kitosan uji < 10 % <2% <5% > 70 % 13,88 % 2,34 % 5,13 % 69 % < 200 200 – 799 800 – 2000 > 2000 Butiran - bubuk 210 Hasil Penetapan IC50 dari Kitosan Dengan Metode DPPH Penetapan λ maksimum DPPH DPPH adalah senyawa radikal bebas peredam radikal bebas yang bereaksi berwarna dalam jumlah besar, maka DPPH dapat ungu. Apabila DPPH direaksikan dengan senyawa peredam berubah radikal bebas, intensitas warna ungu Perubahan warna ini dapat diukur pada akan spektrofotometri pada λ 520 nm. Dari berkurang dan bila senyawa menjadi warna kuning. pengukuran absorbansi DPPH diketahui DPPH diamati pada ketiga panjang λ maksimum berada pada 520 nm. gelombang yaitu 500 nm, 520 nm, 540 Dalam penelitian ini metode analisisnya nm, demikian pula pada pengamatan dilakukan dengan cara pengamatan tiga absorbansi vitamin C yang direaksikan panjang dengan DPPH juga diamati pada ketiga gelombang dimana salah satunya merupakan panjang maksimum panjang dari DPPH. Panjang gelombang yang Perhitungan % inhibisi kitosan diamati adalah 500 nm, 520 nm, 540 nm. Dari Tujuan spektrofotometer menggunakan gelombang tersebut. pengukuran dengan tiga panjang adalah untuk kitosan dalam lima variasi konsentrasi. meminimalisasi kesalahan yang terjadi Dari data absorbansi yang didapat sebagai akibat spectrum yang saling kemudian dihitung % inhibisi kitosan tumpang mengganggu terhadap radikal bebas DPPH. Data pengamatan serapan DPPH dan panjang absorban dan % inhibisi dari beberapa gelombang konsentrasi gelombang ini tindih yang dan sama. Absorbansi kitosan yang telah direaksikan dengan didapat kitosan, absorbansi yaitu sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Absorbansi dan % inhibisi dari beberapa konsentrasi kitosan Konsentrasi Ahitung Lar.uji (%) DPPH 0,1064 100 0,0258 75 0,0304 50 0,0441 25 0,0699 12,5 0,0723 %inhibisi 75,752 71,428 58,553 34,305 32,048 Keterangan : A500 = absorban pada 500nm A520 = absorban pada 520nm A540 = absorban pada 540nm Dari data pada tabel 4.2 dapat dibuat % inhibisi sebagai y maka diperoleh kurva regresi linier antara % inhibisi persamaan regresinya y = 0,5529x + dengan konsentrasi kitosan, yaitu dengan 25,389 memasukkan konsentrasi sebagai x dan 90 y = 0.5529x + 25.389 R2 = 0.9401 80 70 % inhibisi 60 50 40 30 20 10 0 0 20 40 60 80 100 120 konsentrasi (ppm) Gambar 4.2 kurva regresi linier untuk penetapan IC50 kitosan Pengujian aktivitas antioksidan konsentrasi kitosan sebagai sumbu x menunjukkan bahwa semakin tinggi dengan aktivitas penangkapan radikal konsentrasi kitosan semakin meningkat bebas sebagai sumbu y, maka didapat aktivitas antioksidannya IC50 = 0,0044 % ( 0,0044 kitosan dalam penetapan IC50 100 ml etanol) Dengan menggunakan persamaan regresi linier yang menyatakan hubungan 4.5 Hasil Penetapan IC50 dari Vitamin C Dengan Metode DPPH :Tabel 4.3 Hasil Absorbansi dan % Inhibisi dari Beberapa Konsentrasi Vitamin C Konsentrasi Ahitung Lar.uji (%) DPPH 0,1064 8 x 10 0,0559 5 x 10 0,0747 3 x 10 0,0859 2 x 10 0,0954 1 x 10 0,1025 Keterangan : % inhibisi 47,36 29,66 19,11 10,17 3,48 A500 = absorban pada 500nm A520 = absorban pada 520nm A540 = absorban pada 540nm Dari data pada tabel di atas dapat dibuat x dan % inhibisi sebagai y maka kurva rehresi linier antara % inhibisi diperoleh persamaan regresinya y = denagn konsentrasi vitamin C, yaitu 6,2067x + 1,6294 dengan memasukkan konsentrasi sebagai 60 y = 6.2058x - 1.624 R2 = 0.9945 50 % inhibisi 40 30 20 10 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 konsentrasi (ppm) Gambar 4.3 kurva regresi linier untuk penetapan IC50 vitamin C Dengan menggunakan persamaan Perbandingan IC50 kitosan dan IC50 regresi, maka didapat IC50 vitamin C = vitamin C adalah 1 : 8 x 10-3 ( IC50 8,32 x 10-4 %. Dari hasil perhitungan kitosan IC50 kitosan dan IC50 vitamin C dapat 1 kali vitamin C ) 10000 iketahui perbandingan potensi keduanya. 4.6 Hasil Pembuatan Sediaan Gel Antioksidan Tabel 4.4 Hasil Pembuatan Sediaan Gel Antioksidan Formula Warna Bau 1 Bening Tidak berbau 2 Bening Tidak berbau 3 Bening keruh Tidak berbau 4 Bening keruh Tidak berbau Keterangan : Bentuk Kental Kental Kental Kental 1 : formula tanpa kitosan 2 : formula dengan kitosan 0,01 % 3 : formula dengan kitosan 0,02 % 4 : formula dengan kitosan 0,03 % Gel tanpa penambahan kitosan pada gel berwarna putih. Intensitas berwarna bening sedangkan dengan warna penambahan kitosan dihasilkan sediaan meningkatnya konsentrasi kitosan yang gel berwarna bening sampai bening ditambahkan. keruh karena kitosan yang ditambahkan gel bertambah dengan Hasil Pengujian Efektifitas Sediaan Gel Tabel 4.5 Data absorbansi hitung dan inhibisi dari sediaan gel terhadap DPPH Formula A Hitung (F) DPPH F2 F3 F4 F6 F7 F8 Keterangan : 0,0996 0,0343 0,0363 0,0359 0,0340 0,0299 0,0308 65,56 69,86 63,96 65,86 69,93 69,08 F2 : formula dengan kitosan 0,01 % F3 : formula dengan kitosan 0,02 % F4 : formula dengan kitosan 0,03 % F6 : formula dengan vitamin C 0,01 % F7 : formula dengan vitamin C 0,02 % F8 : formula dengan vitamin C 0,03 % Setelah dibuat gel, dilakukan uji aktivitas % inhibisi antiokidan melihat sediaan gel walaupun dapat terlihat apakah kitosan masih memiliki aktiitas inhibisi pada fomula vitamin C yang dibandingkan dengan Vitamin C. Dapat lebih baik daripada formula kitosan diihat dari data diatas pada tabel aktivitas vitamin C didalam sediaan gel diperoleh bahwa formula gel antioksidan lebih baik dibanding dengan kitosan dari formulasi gel kitosan ( F1,F2,F3) dengan konsentrasi yang sama. Dalam dan formulasi gel vitamin C (F6, F7, F8) sediaan gel kitosan terjadi penurunan tidak terlalu memiliki perbedaan persen inhibisi, hal ini disebabkan adanya faktor inhibisi – faktor yang mempengaruhi penurunan yang besar untuk memiliki aktivitas antioksidan dalam namun pada formulasi gel vitamin C memiliki persen kerja inhibisi formulasi sediaan dan pengaruh dari cara yang sedikit lebih besar dibanding dengan formulasi gel kitosan pada konsentrasi Disimpulkan bahwa yang sama. kitosan masih antioksidan penyimpanan. kitosan dalam Hasil Pengujian Stabilitas Sediaan Gel Hasil Pengamatan Organoleptis Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Perubahan Bentuk, Warna, dan Bau Sediaan Gel Pengamatan Formula Waktu Penyimpanan (hari) 1 3 7 14 21 28 35 1 Bentuk 2 3 4 1 Warna 2 3 4 1 Bau 2 3 4 Keterangan : 42 - 49 - 56 - 1 : formula tanpa kitosan 2 : formula dengan kitosan 0,01 % 3 : formula dengan kitosan 0,02 % 4 : formula dengan kitosan 0,03 % Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui perubahan bentuk, warna maupun bau. bahwa gel antioksidan tanpa ataupun Artinya bahwa sediaan gel yang dibuat dengan stabil penambahan kitosan 0,01% secara fisik 0,02% dan 0,03% tidak mengalami Hasil Pengukuran pH Tabel 4.7 Hasil Pengukuran pH Sediaan Gel Selama Penyimpanan Formula Lama Penyimpanan (hari) 1 3 7 14 21 28 35 1 7,50 7,47 7,47 7,46 7,44 7,39 7,36 2 7,40 7,40 7,39 7,37 7,32 7,30 7,28 3 7,39 7,38 7,39 7,36 7,30 7,29 7,25 4 7,38 7,37 7,34 7,30 7,28 7,28 7,22 1 : formula tanpa kitosan 2 : formula dengan kitosan 0,01 % 3 : formula dengan kitosan 0,02 % 4 : formula dengan kitosan 0,03 % 7.55 7.5 7.45 7.4 pH gel Keterangan : 42 7,31 7,26 7,23 7,22 F1 7.35 F2 7.3 F3 7.25 F4 7.2 7.15 7.1 7.05 1 3 7 14 21 28 35 42 49 56 Lama Penyimpanan (Hari) Gambar 4.7 Kurva hubungan lama penyimpanan terhadap pH gel. 49 7,30 7,23 7,22 7,20 56 7,20 7,24 7,21 7,20 Dari lampiran 10 dan tabel 4.7 di atas, selama 2 minggu. Memasuki minggu ke- setelah dilakukan perhitungan secara 3 statitik dengan desain acak sempurna signifikan. pH pada minggu ke-3 sampai dengan model tetap diperoleh dengan ke-8 tidak berbeda nyata. Pada formula 4 taraf signifikan α = 0,05 Hipotesis nol tidak terdapat perbedaan pH yang nyata (Ho) ditolak untuk semua formula gel selama 3 hari penyimpanan. Tetapi yang dibuat. Ini berarti bahwa terdapat kemudian terjadi perubahan pH, pH perbedaan pengaruh lama penyimpanan kembali gel terhadap nilai pH gel. minggu ke-5 sampai minggu ke-8. pH Untuk mengetahui lebih lanjut menglami stabil dengan setiap penyimpanan, perlakuan maka pada yang penyimpanan Secara umum pH gel menurun perbedaan efek yang lebi terinci pada kelompok perubahan bertambahnya sehingga waktu dapat dilakukan uji rentang Newman Keuls. disimpulkan bahwa basis gel sendiri Berdasarkan analisis uji Newman- Keuls mengalami diketahui tidak menyebabkan penurunan pH. Penurunan terdapat perbedaan pH yang signifikan pH tidak drastis, hanya turun sekitar pada penyimpanan selama 3 minggu, 0,01-0,06/minggu. pH gel selama 56 hari terjadi perubahan pH saat penyimpanan penyimpanan adalah antara. pH tersebut memasuki minggu ke-4. pH antara masih sesuai dengan persyaratan pH gel minggu ke-4 sampai minggu ke-8 tidak untuk kulit yaitu 5,0-10,0. bahwa formula 1, penguraian yang mengalami perubahan yang signifikan. Pada formula 2 dan 3 pH gel stabil Hasil Pengukuran Viskositas Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Viskositas Sediaan Gel Selama Penyimpanan Formula Lama Penyimpanan (hari) 1 3 7 14 21 28 35 1 277 277 277 273 273 273 270 2 277 277 273 273 273 270 270 3 280 280 280 280 280 280 277 4 290 290 280 280 277 277 270 Keterangan : 1 : formula tanpa kitosan 2 : formula dengan kitosan 0,01 % 3 : formula dengan kitosan 0,02 % 4 : formula dengan kitosan 0,03 % 42 270 270 277 270 49 267 270 273 267 56 267 270 270 267 295 Viskositas Gel (cps) 290 285 F1 280 F2 275 F3 270 F4 265 260 255 1 3 7 14 21 28 35 42 49 56 Lama Penyimpanan (Hari) Gambar 4.8 Kurva hubungan lama penyimpanan terhadap viskositas gel. Dari lampiran 11 dan tabel 4.8 di atas, viskositas gel stabil selama penyimpanan dapat diketahui bahwa viskositas gel 7 blanko dan gel dengan penambahan perubahan yang nyata pada minggu ke-8. berbagai konsentrasi kitosan cenderung pada gel formula 4, viskositas stabil memiliki nilai yang stabil. Perhitungan selama 2 minggu. Terjadi perbedaan statistika dengan desain acak sempurna viskositas antara minggu ke-2 dan untuk gel minggu ke-3 namun antara minggu ke-3 taraf sampai minggu ke-6 viskositas kembali signifikan α = 0,05 hipotesi nol (Ho) stabil. Viskositas pada minggu ke-7 diterima untuk formula 1 dan 2. Dengan sama dengan minggu ke-8. pengukuran menunjukkan viskositas bahwa dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh lama minggu. Viskositas Viskositas mengalami gel mengalami penurunan dengan bertambahnya waktu penyimpanan terhadap viskositas gel penyimpanan. formula 1 dan 2. disebsbkan oleh kondisi lingkungan Pada formula 3 dan 4 Ho ditolak berarti penyimpanan terdapat kelembapan perbedaan pengaruh lama Penurunan seperti udara. pH dapat cahaya dan Kemasan yang penyimpanan terhadap viskositas gel. kurang kedap dapat menyebabkan gel Untuk menyerap uap air dari luar, sehingga mengetahui lebih lanjut perbedaan efek yang lebih terinci pada menambah setiap Viskositas kelompok perlakuan maka volume air meningkat dalam gel. dengan dilakukan uji rentang Newman-Keuls. meningkatnya konsentrasi kitosan yang Berdasarkan analisis uji Newman-Keuls ditambahkan. diketahui bahwa pada formula 3, Hasil Pengujian Keamanan gel Antioksidan Kitosan Tabel 4.9 Hasil Pengujian Keamanan (Patch Test) Gel Antioksidan dari Kitosan Konsentrasi Tertinggi No Sukarelawan Reaksi pada Kulit 1 A _ 2 B _ 3 C _ 4 D _ 5 E _ 6 F _ 7 G _ 8 H _ 9 I _ 10 J Pada uji keamanan digunakan metode deasetilasi sebesar 69%, dan patch test. Pengujian dilakukan terhadap viskositas sedang sebesar 210. 10 orang sukarelawan. Gel yang diuji 2. Kitosan memiliki aktivitas adalah gel dengan konsentrasi tertinggi. antioksidan dengan nilai IC50 Karena konsentrasi sebesar 0,0044% sedangkan tinggi sukarelawan tidak mengalami vitamin C digunakan iritasi kulit setelah pemakaian gel maka sebagai standar memiliki nilai diasumsikan IC50 sebesar 8,32 x 10-4 %. apabila dengan dengan memakai gel yang dengan konsentrasi lebih kecil juga akan 3. Perbandingan IC50 kitosan dan aman atau tidak terjadi reaksi iritasi. IC50 vitamin C adalah 1 : 8 x 10- Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa gel antioksidan kitosan aman 3 ( IC50 kitosan 1 kali 10000 vitamin C ). SIMPULAN 4. Semua formula gel yang dibuat Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Dari hasil pengujian analisis kitosan yang telah dilakukan didapat hasil kadar air kitosan 13,88%, kadar abu kitosan sebesar 2,34%, total nitrogen kitosan sebesar 5,13%, derajat stabil secara organoleptis meliputi konsistensi, warna dan bau. pH gel mengalami perubahan selama penyimpanan tetapi masih dalam rentang persyaratan pH gel untuk kulit. Viskositas gel pada formula 1 dan 2 (formula tanpa kitosan dan formula dengan kitosan 0,01%) stabil, sedangkan pada formula 3 dan 4 (formula dengan kitosan 0,02 % dan 0,03%) terjadi perubahan viskositas. 5. Sediaan gel antioksidan yang mengandung kitosan merupakan sediaan yang relatif stabil dan aman digunakan. SARAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disarankan penelitian lebih agar dilakukan lanjut mengenai dilakukan formulasi gel kitosan dengan bentuk sediaan dan khasiat yang berbeda. Evaluasi sediaan dilakukan dengan alat yang lebih memadai. Dicari konsentrasi dan kombinasi yang lain untuk pemakaian dengan aqupec 505 HV sebagai basis gel. Perlu dilakukan uji lebih lanjut mengenai pengujian stabilitas kimia pada sediaan gel untuk mengetahui antioksidan kestabilan sediaan mengandung kitosan. aktivitas gel yang DAFTAR PUSTAKA Ansel, H.C. , 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, Diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, UI – Press, Jakarta. Austin, RP. 1976. Chitin as an extender and filter for tobacco. US Patent. No. 3.987.802. 26 oktober 1976. Dalimartha,S dan Soedibyo, M.1999. Awet Muda dengan Tumbuhan Obat dan Diet Suplement. Trubus Agriwidya. Jakarta. Lieberman, Rieger, M.M, and Banker .1989. Pharmaceutical Dosage Form : Disperse System vol 2. Marcel Dekker Inc. New York Neely, M. 1969. Chitin and Its Derivates in Industrial. Gums Kelco Company : California. Richards, A. Glenn. 1951. The Integument of Arthropods – The Chemical Components and Their Properties, the Anatomy and Development, and the Permeability. University if Minnesota Press, Minneapolis. Printed at The North Central Publishing Company, St. Paul. Rismana, E. 2003. Serat Kitosan Mengikat Lemak. Pusat P2 Teknologi Farmasi : Jakarta. Romimohtarto, K dab Sri Juwana. 2001. Biologi Laut - Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Penerbit Djambatan. Jakarta Ronaldo,R dkk. 2006. Bio – Filter Nikotin Asap Rokok Dari Kitin – Kitosan. Laporan Penelitian. Bogor : FPIK IPB. Rosita, N. 2005. Efektivitas kitosan dalam menurunkan kandungan timbal (Pb) pada kerang hijau (Mytilus viridis) dengan sistem resirkulasi sederhana. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Bogor: IPB. Sanford, PA dan Hucthing, GP. 1987. Chitosan and natural cationic biopolymer, commercial application. Di dalam: Yalpani (ed). Industrial polisaccarides. Procceding symposium on the applications and modification of industrial polysaccarides. New York. 5-7 April 1987. New York: Elseiver Sci. Co. Inc. Shahidi, F, Janak, KVA, You, JJ. 1999. Food Applications of chitin and chitosan. Journal Food Science and Technology. 10: 37-51. Suptijah, P, Salamah, E, Sumaryanto, H, Purwaningsih, S, Santoso, J. 1992. Pengaruh berbagai isolasi khitin kulit udang terhadap mutunya. Toharisman,A . 2007. Peluang Pemanfaatan Enzim Kitinase Di Industri Gula. Pusat Penelitian Perkebunan Gula. Wijaya, A. 1996. Radikal bebas dan Parameter Status Antioksidan. Forum Diagnostikum Laboratorium Klinik Prodia, Bandung.