Menyejukan Relung Hati TIPS PRAKTIS Penyebab Umum Sakit Kepala Setiap kita yang sudah dewasa dan bisa merasakan sakit pasti sudah pernah mengalami sakit kepala. Ditinjau dari penyebab sakit kepala maka bisa kita bedakan menjadi dua: 1. Kelainan/penyakit fisik (organik) misalnya penyakitpenyakit yang berasal dari rongga tengkorak (tumor, infeksi, trauma, kelainankelainan pembuluh darah otak, dll), mata (misal kelainan refraksi, radang mata, dsb), hidung dan sinus paranasalis, telinga (radang telinga, dll). 2. Bukan berasal dari fisik (non organik). Ini yang sering dijumpai di masyarakat dan bisa kita hindari antara lain: 1. Kecemasan. Ketika Anda merasa cemas yang ekstrim, Anda akan cenderung merasakan sakit kepala. 2. Cahaya Silau. Relaksasikan mata Anda. Cahaya yang terlalu menyilaukan baik dari paparan sinar matahari, cahaya lampu, hingga monitor TV atau komputer menyebabkan tekanan pada otot mata Anda, sehingga menyebabkan sakit kepala. 3. Pola Tidur dan Makan Beri perhatian tentang kapan Anda harus makan dan kapan Anda harus tidur. Melewatkan makan pagi atau berpuasa tanpa adanya persiapan bisa menyebabkan Anda sakit kepala. Terutama bagi Anda yang memutuskan untuk tidak mengonsumsi apapun dan tidur kurang atau lebih dari 7-8 jam perhari. Pola tidur Anda, termasuk tidur siang, sangat penting. 4. Obat-obatan. Beberapa pengobatan yang Anda lakukan bisa menjadi serangan potensial bagi Anda untuk terkena sakit kepala. Jika Anda merasa sakit kepala yang Anda rasakan sebagai efek samping pengobatan sangat mengganggu, tanyakan dokter Anda untuk mengganti obat tanpa atau dengan efek samping yang lebih ringan. Apabila Anda mengalami sakit kepala yang tidak kunjung sembuh apalagi kian hari bertambah berat disertai gangguan fisik misal: mata kabur, kelemahan anggota tubuh, pendengaran menurun maka periksakan ke dokter untuk mencari penyebabnya. INFO SASETA Shodaqoh Lisan Shodaqoh tidaklah harus dengan uang/harta. Kita bisa shodaqoh dengan lisan kita. Lisan adalah perangkat tubuh kita yang sangat sulit dikendalikan. Lisan bisa menjadi sangat manis semanis madu tapi bisa juga tajam setajam sembilu. Lisan bisa mendekatkan orang yang baru kenal tetapi juga bisa mencerai beraikan dua orang yang bersaudara. Ketika kita bertanya kepada penderita yang kita layani tentang kabarnya atau masalahnya hari ini, itu sudah shodaqoh. Walaupun kita tahu hari ini mereka masih sakit. Pertanyaan dengan senyum lembut akan menyambung hubungan kekrabatan dan keakraban. Tujuan utama SASETA (Salam, Senyum, Tanya) untuk menjalin komunikasi antara petugas dan penderita sehingga tercapainya Layanan Sepenuh Hati. BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 4 Mei 2012 / 12 Jumadil Akhir 1433 Mulia bersama Allah "Barang siapa yang memuliakan Allah, maka Allah akan memuliakannya. Barangsiapa yang menghinakan Allah maka Allah akan menghinakannya. (Hasan Al Bashri). Semoga kita tidak tertipu oleh kemuliaan duniawi. Karena, kemuliaan itu sesungguhnya hanya datang dari Allah swt. Kemuliaan, tidak datang dari makhluk. Kemuliaan, tidak pernah datang dari harta benda. Kemuliaan, tidak muncul dari banyaknya ilmu. Kemuliaan, juga tidak hadir dari profesi, jabatan dan kedudukan, bagaimanapun tingginya. Kemuliaan, penghormatan, penerimaan terhadap seseorang, hanya akan ada jika seseorang mendapat izzah (kemuliaan) dari Allah swt. "Izzah (kemuliaan) itu seluruhnya milik Allah." (QS. Yunus : 65) Dengarkanlah cerita yang diungkapkan Ibnul Jauzi rahimahullah. "Aku telah melihat ada orang yang menghabisi usianya untuk ilmu hingga ia tua renta. Tapi ia tidak mempunyai kedudukan mulia di hati manusia. Ia tidak dikelilingi orang, padahal ilmunya melimpah. Aku juga melihat orang yang mendekatkan diri pada Allah dan melewati waktu mudanya dalam kebaikan, sedangkan ia tidak memiliki ilmu sebanyak orang tadi. Namun Allah telah meninggikan kedudukan dirinya dalam hati orang banyak. Ia dikenang oleh banyak orang. Orang-orang bahkan menyebut kebaikannya lebih dari kebaikan yang telah ia laku- kan."Apa artinya? Kemuliaan AI Khaliq, selalu identik dengan kemuliaan makhluqNya. Kecintaan Al Khaliq, selalu memunculkan dengan kecintaan makhluq-Nya. Kemuliaan dunia, sering membuat kita lalai. Kita bisa menjadi sangat senang dan bangga dengan atribut kemuliaan dan kehormatan. Kita juga bisa melupakan apa saja demi mengejar kemuliaan dan kehormatan itu Umar bin Khattab ra mengatakan, "Dahulu, kami adalah orang-orang yang terhina. Lalu Allah meninggikan kemuliaan kami dengan Islam. Demi Allah, andai saja kami mencari kemuliaan selain dari Islam. Pasti Allah akan membuat kami menjadi terhina lagi." Umar ingin menanamkan keyakinan pada kita, bahwa menjadi mulia di hadapan Allah swt, adalah kunci kekuatan, semangat, sikap optimis dan menjadi syarat kemenangan. Wajarlah jika salah seorang dari para sahabat itu, selalu menggantungkan harapan dan cita-citanya yang sangat tinggi. Ketika Rabiah bin Ka'ab Al Aslami, seorang sahabat dan termasuk di antara kalangan orang-orang fakir miskin, dikatakan oleh Rasulullah saw, "Mintalah padaku apa yang engkau perlukan." Ia segera mengatakan, "Aku ingin agar aku bisa menemanimu di surga." Rabiah tidak sekedar meminta masuk surga, tapi meminta menemani Rasulullah di dalamnya. Cita-cita hidupnya itulah yang menja- dikan generasi salafushalih mempunyai kekuatan dan semangat yang besar. Semoga Allah swt memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap tegar menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan yang akan kita hadapi di sini. Semoga Allah selalu memancarkan kemuliaan-Nya dalam jiwa dan hati kita. Dari kemuliaan yang berasal dari Allah swt sajalah, yang akan membuat kita merasakan semua kondisi dengan kenikmatan. Dan itu sajalah modal kita untuk bisa mengarungi perjalanan ini. Sebagaimana nasihat Hasan Al Bashri kepada seseorang yang bertanya padanya, "Aku ingin menempuh perjalanan panjang, berilah aku bekal." Hasan Al Bashri serta merta menjawabnya dengan sangat singkat dan tegas, "Wahai saudaraku, tinggikan dan muliakan saja perintah Allah, di mana saja. Maka Allah pasti akan menjadikanmu mulia di mana pun." (Az Zuhd/263). Sungguh Maha Besar Allah swt. Mari lebih mendekat lagi pada Allah swt. Ingat, selangkah kita mendekat pada Allah, maka Allah akan mendekati kita sepuluh langkah bahkan lebih dari itu. Sepuluh langkah kita mendekati Allah, maka Allah akan mendekati kita seratus langkah bahkan lebih dari itu. Allah swt, akan berlari mendekati kita, jika mendekati-Nya dengan berjalan. Renungkan dan resapilah kandungan kasih sayang Allah swt yang pernah diungkapkan Rasulullah dalam haditsnya itu. Mari lebih mendekat lagi pada Allah SWT. Menyadari lebih dalam lagi, apa yang menjadi cita-cita hidup kita dan kepada siapa kita sangat bergantung. Semoga kita bisa menjadi lebih mengerti, bahwa mencari kemuliaan dari selain Allah, adalah sangat menipu. Kemuliaan yang datang bukan dari Allah swt, bahkan menjadi jerat syaitan yang menyesatkan. Sebenarnya, tak ada yang bisa menyempitkan dan membuat kita sedih di jalan ini. Berjalanlah terus, hadapi keadaan apapun di atasnya. Para salafushalih yang mendahului kita telah bepesan, "Jika engkau dirundung ketakutan, ditimpa kesedihan, diterpa gelisah. Berdirilah saat itu juga untuk sholat. Ruhmu akan meninggi dan jiwamu akan tenang. Sesungguhnya sholat mampu menghilangkan kesedihan dengan izin Allah. Sholat mampu menghapus kegelisahan. (La tahzan, Syaikh Al Qarni). Di situlah letaknya rahasia dan inti kemuliaan, saudaraku. Kemuliaan yang mula-mula terpancar dari dalam diri. Kemuliaan jiwa yang lalu menjadikannya, tak pernah larut dalam ombak kehidupan. Kemuliaan yang menjadikan seseorang tangguh, pantang menyerah dalam berjuang. Kemuliaan yang menjadi sumber kemuliaan dalam hati semua makhluk. Dan, kemuliaan itu hanya datang dari Allah swt saja. Dengarlah nasihat Ibnul Qayyim rahimahullah, tentang siapa orang yang paling merasakan kelezatan hidup? Katanya, mereka adalah orangorang yang mendapatkan lezatnya bermarifah kepada Allah, lalu mencintai, merindukan pertemuan dengan-Nya, sambil tetap cenderung untuk tetap dicintai dan diridhaiNya. BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K) Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173 Amr ibnul Jamuh, Si Kaki Pincang K akinya yang pincang menjadi penghalang baginya untuk ikut dalam peperangan. Ia mempunyai empat orang putra, semuanya satria bagaikan singa, dan ikut bersama Nabi saw dalam setiap peperangan serta tabah dalam menunaikan tugas perjuangan. Amr telah berketetapan hati dan telah menyiapkan peralatannya untuk turut dalam perang Badar, tetapi putra-putranya memohon kepada Nabi agar ia mengurungkan maksudnya dengan kesadaran sendiri, atau bila terpaksa dengan larangan dari Nabi. Nabi pun menyampaikan kepada Amr bahwa Islam membebaskan dirinya dari kewajiban perang, dengan alasan ketidakmampuan disebabkan cacat kakinya yang berat itu. Tetapi ia tetap mendesak dan minta diizinkan, hingga Rasulullah terpaksa mengeluarkan perintah agar ia tetap tinggal di Madinah. Kemudian datanglah masanya perang Uhud. Amr lalu pergi menemui Nabi saw, memohon kepadanya agar diizinkan turut. Katanya: “Ya Rasulullah, putra-putraku bermaksud hendak menghalangiku pergi bertempur bersama Anda. Demi Allah, aku amat berharap kiranya dengan kepincanganku ini aku dapat merebut surga!” Karena permintaannya yang amat sangat, Nabi saw memberinya izin untuk turut. Maka diambilnya alat-alat senjatanya, dan dengan hati yang diliputi oleh rasa puas dan gembira, ia berjalan berjingkat-jingkat. Dan dengan suara beriba-iba ia memohon kepada Allah: “Ya Allah, berilah aku kesempatan untuk menemui syahid, dan janganlah aku dikembalikan kepada keluargaku!” Dan kedua pasukan pun bertemulah di hari Uhud itu. Amr ibnul Jamuh bersama keempat putranya maju ke depan menebaskan pedangnya kepada tentara penyeru kesesatan dan pasukan syirik. Di tengah-tengah pertarungan yang hiruk-pikuk itu Amr melompat, dan sekali lompat pedangnya menyambar satu kepala orang musyrik. Ia terus melepaskan pukulan-pukulan pedangnya ke kiri ke kanan dengan tangan kanannya, sambil menengok ke sekelilingnya, seolah-olah mengharapkan kedatangan malaikat dengan secepatnya yang akan menemani dan mengawalnya masuk surga. Memang, ia telah memohon kepada Tuhannya agar diberi syahid dan ia yakin bahwa Allah swt pastilah akan mengabulkannya. Dan ia rindu, amat rindu sekali untuk berjingkat dengan kakinya yang pincang itu menuju ke surga. Dan apa yang ditunggu-tunggunya itu pun tibalah. Satu pukulan pedang yang berkelebat, memastikan datangnya saat keberangkatan, yakni keberangkatan seorang syahid yang mulia, menuju surga jannatul khuldi, surga Firdausi yang abadi! Menyejukan Relung Hati TIPS PRAKTIS Tips Mengatasi Gatal-Gatal Penyakit Gatal-gatal (Pruritus) adalah suatu perasaan yang secara otomatis membuat tangan melakukan penggarukan. Kegiatan penggarukan yang dilakukan secara terus menerus bisa menyebabkan kemerahan dan goresan dalam pada kulit. Jangan anda kira jika anda menggaruk kulit yang gatal, maka rasa gatal tersebut akan hilang. Penggarukan secara terus menerus pada kulit bisa mengiritasi kulit yang selanjutnya akan menyebabkan bertambahnya rasa gatal dan bahkan jangka panjang bisa menyebabkan terjadinya jaringan parut dan penebalan pada kulit sehingga terkadang membentuk bentol-bentol yang berisi pada kulit yang gatal tersebut. Penyebab Gatal bisa bermacam-macam. Bisa disebabkan oleh suatu penyakit kulit maupun penyakit sistemik, dan bisa juga disebabkan oleh beberapa hal seperti karena gigitan serangga, kaligata, dermatitik atopik, dermatitis kontak, dermatitis alergika dan infeksi parasit seperti skabies dan pedikulosis dan jamur kulit. Selain sebab di atas, gatal-gatal juga dapat terjadi karena alergi dan juga kontak dengan bahan pakaian tertentu seperti wol dan sebagainya. Cuaca yang panas juga bisa menyebabkan gatal-gatal terutama pada daerah lembab seperti selangkangan karena banyaknya keringat. Untuk mengatasi penyakit gatal maka kita perlu mengetahui penyebab dari gatal-gatal tersebut untuk kemudian dilakukan tindakan pengobatan. Dengan diketahuinya sebab penyakit gatal, maka bisa diberikan jenis pengobatan yang tepat. Jika kulit meradang, bisanya diberikan krim atau lotion pelembab yang tidak berbau dan berwarna, sebab pewarna atau aroma tambahan bisa mengiritasi kulit dan menyebabkan gatal-gatal. Untuk krim, bisa juga diberikan krim corticosteroid yang bisa membantu mengurangi peradangan dan mengendalikan gatal-gatal, hanya digunakan jika gatal-gatal terbatas pada suatu daerah yang kecil. Selain itu dapat juga memberikan obat yang mengandung mentol, kamper, kamomil, eukaliptus dan kalamin. Untuk obat yang diminum bisa menggunakan Antihistamin (misalnya hydroxizin dan diphenhydramine) bisa membantu mengurangi gatal-gatal, tetapi obat ini menyebabkan kantuk. Untuk Antihistamin biasanya tidak diberikan dalam bentuk olesan langsung ke kulit karena bisa menyebabkan reaksi alergi. Apabila usaha awal ini tidak berhasil maka periksakan ke dokter. INFO SASETA Sebarkan Salam Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Kalian tak akan masuk surga sampai kalian beriman dan saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan satu amalan bila dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Yaitu, sebarkanlah salam di antara kalian.'' (HR Muslim dari Abi Hurairah). Menyebarkan salam berarti menyebarkan kedamaian. Sebab, kata salam mengandung makna kedamaian, keselamatan, dan keamanan. Karena itu, orang yang mengucapkan salam pada hakikatnya mengucapkan doa terhadap orang yang diberi salam agar senantiasa mendapat kedamaian, kasih sayang, dan berkah dari Allah SWT. Usahakanlah setiap bertemu dengan para pasien ucapkanlah salam. Salam yang kita ucapkan akan menghilangkan jarak antara petugas dengan penderita yang pada akhirnya mampu memberikan motivasi sembuh kepada pasien. Maka sebarkanlah salam berikanlah kedamaian kepada para penderita dengan melaksanakan SASETA (Salam, Senyum, Tanya) BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 11 Mei 2012 / 19 Jumadil Akhir 1433 Usaha dan Pertolongan Allah R umah Rasulullah saw sudah dikepung. Sebelas gembong penjahat dari beragam kabilah mendekam di persembunyiannya. Masing-masing siaga dengan senjata terhunus. Mata mereka liar nyaris tak berkedip mengawasi setiap celah yang memungkinkan Rasulullah saw keluar. Dalam situasi yang sangat genting itulah, Rasulullah saw menyuruh Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempatnya sambil mengenakan selimut yang biasa dipakai beliau. Kemudian, beliau keluar rumahnya tanpa diketahui para pengepungnya. Rasulullah saw langsung menuju rumah Abu Bakar as-Shiddiq. Lewat pintu belakang, keduanya menempuh perjalanan ke arah selatan sejauh lima mil. Keduanya tiba di gua Tsur di atas puncak sebuah bukit yang cukup tinggi. Selama tiga hari keduanya bersembunyi di gua tersebut. Setelah mengetahui keadaan cukup aman, ditemani seorang penunjuk jalan bernama Abdullah bin Uraiqith, Rasulullah dan Abu Bakar melanjutkan perjalanan ke arah selatan. Setelah melewati daerah pantai dan daerah sepi yang nyaris tak pernah dilewati orang, mereka berbalik ke arah utara menuju Madinah. Kisah perjalanan hijrah Rasulullah saw tersebut tak asing lagi bagi kita. Sebuah kisah perjalanan yang sarat dengan pelajaran. Ia tak hanya menjelaskan peristiwa pindahnya Rasulullah saw dari tanah kelahirannya, Makkah, menuju negeri hijrah, Madinah. Tapi, menyimpan beragam strategi, taktik, dan siasat jitu menghadapi musuh. Untuk mengelabui mereka yang mengepung rumahnya, Rasulullah saw menyuruh Ali bin Abi Thalib tidur mengenakan selimutnya. Beliau juga sudah memperkirakan, musuhnya akan mengejar ke arah Madinah. Untuk itu ia bersembunyi di gua Tsur yang letaknya berlawanan dengan arah Madinah. Rasulullah juga menyuruh Amir bin Furairah, mantan budak Abu Bakar untuk menggembalakan kambing di sekitar dan sepanjang jalan ke gua. Selain untuk diambil susunya, juga untuk menghilangkan jejak. Untuk mengetahui keadaan lawan, Rasulullah saw menyuruh Abdullah bin Abu Bakar menginap bersama mereka di gua dan sebelum matahari terbit ia sudah berada lagi di Mekkah. Dengan demikian, Rasulullah saw tahu semua rencana orangorang kafir yang terus mencari dan ingin membunuhnya. Sebaliknya, orang-orang kafir tak pernah curiga karena Abdullah bin Abu Bakar selalu bersama mereka di siang hari. Selama tiga hari bersembunyi di dalam gua, Rasulullah saw dan Abu Bakar tidak kelaparan karena Asma' senantiasa menyu- plai makanan buat mereka. Dengan cerdik putri Abu Bakar itu menyelipkan makanan di pinggangnya. Karenanya, dalam sejarah ia dikenal dengan Dzatun Nithaqain (pemilik dua ikat pinggang). Namun semua itu hanyalah usaha maksimal manusia. Yang berhak menentukan keberhasilan hanyalah Allah. Buktinya, walaupun Ali bin Abi Thalib sudah diperintahkan tidur di tempat Rasulullah saw, tetap saja ada di antara para pengepung yang sempat mengetahui bahwa beliau sudah keluar. Kekuasaan Allah lah yang mampu menutup mata dan hati para pengepung sehingga Rasulullah saw berhasil menyelamatkan diri. Meski sudah berusaha semaksimal mungkin mengatur siasat, tetap saja para pengejar berhasil menemukan tempat dimana Rasulullah saw dan Abu Bakar bersembunyi. Hanya kekuasaan Allah lah yang mampu menggerakan hati orang-orang kafir itu untuk tidak melongok ke dalam gua. Kekuasaan Allah juga yang menggerakkan hati burung merpati untuk bertelur di pintu gua. Kekuasaan Allah juga yang menggerakkan laba-laba untuk merangkai sarangnya menutupi pintu gua. Dengan demikian orang-orang kafir yang saat itu sudah berdiri di muka gua, tak curiga kalau di dalamnya ada Rasulullah saw dan Abu Bakar sedang bersembunyi. Meski sudah berusaha semaksimal mungkin memilih jalan paling aman ke Madinah, tapi tetap saja Suraqah bin Naufal mampu menemukan mereka. Lagi-lagi hanya karena pertolongan Allah yang me- nyebabkan kaki kuda Suraqah terperosok sehingga menyebabkannya tak sanggup menangkap atau membunuh Rasulullah saw. Tak hanya pada peristiwa hijrah hal ini terjadi. Menghadapi pasukan Ahzab yang jumlahnya berlipat ganda, Rasulullah saw dan kaum Muslimin sudah berusaha semaksimal mungkin. Untuk membentengi diri dari serbuan musuh, kaum muslimin sudah menggali parit yang mengitari hampir setengah keliling Madinah. Rasulullah saw pun menyuruh Hudzaifah Ibnul Yaman untuk mengintai keadaan lawan. Beliau juga membolehkan Nuaim bin Mas'ud untuk memecah-belah pasukan musuh. Namun, bukan itu yang membuat lawan kalah. Bukan itu yang menyebabkan lawan tercerai-berai. Itu hanyalah usaha manusia. Yang memenangkan pertempuran adalah Allah. Dengan hanya mengirimkan angin, Allah membuat pasukan Ahzab kocar-kacir. Mereka lari tunggang langgang meninggalkan medan pertempuran dengan rasa takut yang mencekam. Begitulah perjuangan. Ia tak hanya butuh kerja keras yang maksimal, tapi juga butuh pertolongan dari Allah. Sebaliknya, pertolongan dari Allah tak bisa turun begitu saja tanpa usaha yang maksimal. Karenanya, datangnya pertolongan Allah itu bersyarat. Ia hanya akan datang kepada mereka yang sudah berusaha menolong agama-Nya. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu,” (QS. Muhammad:7) BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K) Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173 Khalid Al Miski K halid Al-Miski adalah seorang pemuda yang tampan, rajin beribadah, wara', ikhlas, rajin bekerja, dan amanah. Dia seorang pedagang keliling kampung yang membawa barang dagangannya di atas kepala. Salah seorang wanita cantik tertarik pada Khalid Al-Miski yang tampan. Suatu hari, wanita ini memanggil Khalid dengan maksud akan membeli barang dagangannya. Ia telah merancang tipu-dayanya, lalu Khalid diminta agar masuk ke dalam rumahnya dengan alasan ia akan membeli dagangannya. Ternyata ia segera mengunci pintu-pintu rumahnya, kemudian berkata, "Kamu akan celaka, jika tidak mau melayani aku! Sebab aku akan mempermalukanmu di depan umum sehingga mereka menuduhmu ingin memperkosaku.” Khalid berusaha mengalihkan pembicaraan, tetapi tanpa membuahkan hasil. Lalu Khalid memperingatkannya dengan janji dan ancaman Allah. Akan tetapi, setan telah menguasai wanita cantik tersebut dan membutakan mata hatinya. Ketika Khalid yakin bahwasanya ia tidak bisa menyelamatkan diri dari ancaman wanita tersebut, maka ia tampakkan dirinya menyetujui permintaannya dan meminta izin untuk berbenah diri di kamar mandi. Wanita itu bahagia dan setuju. Khalid masuk ke kamar mandi dan berpikir bagaimana caranya agar dapat terhindar dari godaan ini. Kemudian, Allah memberi petunjuk, sekalipun nanti tubuhnya akan kotor. Tidak masalah, asalkan ia dapat menghindarkan diri dari maksiat yang pasti mendatangkan murka Allah. Kemudian, Khalid melumuri wajah dan tubuhnya dengan tinja, dengan demikian tercium bau tidak enak, kelihatan jelek, dan menjijikkan. Khalid keluar dari kamar mandi, begitu wanita tersebut melihat Khalid kotor dan menjijikkan, ia menghardik dan menyuruhnya keluar serta mengusir dari rumahnya. Pemuda tersebut lari dan meninggalkan rumah wanita untuk menyelamatkan diri dan agamanya. Allah Ta'ala mengganti bau busuk dan menjijikkan itu dengan bau yang harum bagaikan minyak miski. Orang-orang pun dari kejauhan sudah mengetahui kedatangannya, sebelum mereka melihat Khalid, yaitu dengan mencium baunya yang harum. Sejak saat itu orang-orang memanggilnya dengan Khalid Al-Miski. Inilah seorang mukmin yang sebenarnya, yang meyakini bahwa Allah senantiasa mengawasi gerak-geriknya setiap saat sehingga sekalipun di hadapannya seorang wanita yang cantik dan gemulai, namun ia merasa takut kepada Allah. Tidak takut kepada manusia atau undang-undang karena semuanya tidak dapat melihat dan mengawasinya sepanjang waktu. Hanya Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Melihatlah yang senantiasa memantau gerakannya. Khalid takut dengan bahaya yang ditimbulkan oleh maksiat, maka ia mencari alasan dengan melumuri kotoran pada tubuhnya, dan justru ini menunjukkan kebersihan batinnya dan ketulusan imannya. Kemudian, Allah menggantinya dengan bau harum semerbak di dunia dan baginya di akhirat pahala yang besar dan berlimpah. Sekarang ini, di zaman kita hidup, berapa banyak manusia melumuri wajah dan tubuhnya dengan parfum dan wangi-wangian. Akan tetapi, bau busuk perbuatan mereka menjadikan mereka tercemar dan terbongkar keburukannya, walaupun mereka berusaha menutupi aibnya. Disebabkan mereka hanya takut kepada manusia, bukan kepada Allah. Balasan seseorang itu sesuai dengan jenis amalnya. TIPS PRAKTIS Menyejukan Relung Hati Tips Mengatasi Punggung Pegal Pegal di sekujur badan? Tentu tak seorangpun mau mengalaminya. Tetapi, hampir setiap orangmengalami keluhan ini, terutama buat anda yang mengahabiskan waktu berjam-jam duduk di depan k o m p u t e r, b a i k u n t u k kepentingan kerjaan ataupun yang lainnya. Terkadang saat pekerjaan sedang menumpuk, punggung pegal setengah mati. Sangat mengganggu. Bagian paling rawan terserang rasa pegal saat terlalu lama duduk di depan komputer adalah punggung dan leher. Apalagi kalau posisi duduk tidak benar, sehingga beban pada punggung dan leher pun semakin berat dan melelahkan. Sedikit gerakan kecil sederhana yang bahkan bisa dilakukan di kursi kerja bisa melepaskan anda dari ketegangan dan kelelahan otot punggung dan leher. Cobalah baca dan jangan ragu mempraktekannya. 1. Mengatasi punggung pegal sambil duduk: Duduk tegak dengan pandangan lurus ke depan. Letakkan kedua tangan di belakang kepala. Tarik nafas dalam-dalam sambil membusungkan dada. Tahan posisi ini selama 10 detik, ulangi tiga kali 2. Mengatasi punggung pegal sambil berdiri: Dalam posisi berdiri tegak, ulurkan kedua tangan lurus ke belakang. Genggam kedua tangan lalu tarik ke atas sambil membusungkan dada. Tahan selama 10 – 15 detik, ulangi 2 -3 kali. 3. Mengatasi leher pegal: Duduk tegak, pandangan lurus ke depan, lalu gerakkan kepala menoleh ke kanan. Dengan tangan kanan, tarik kepala ke arah kanan secara perlahan untuk melenturkan otototot leher samping. Tahan posisi ini selama 10 detik dan ulangi 3 kali. Lakukan gerakan yang sama ke arah kiri. InsyaAllah keluhan Anda dapat diatasi. INFO SASETA Tetap Salam, Senyum, Tanya Kita tidak pernah bisa menduga apa yang akan terjadi di akhir hari. Mengawali hari dengan hati riang dan semangat menjulang, kadang bisa diakhiri dengan bersungut-sungut atau marah oleh sebab berbagai macam hal. Semangat dan keriangan yang tadinya dirasakan penuh, seolah-olah terkikis habis oleh satu atau dua kejadian yang dialami. Rasanya, keseluruhan hari itu menjadi begitu buruk oleh sebab peristiwa yang dialami di ujung hari.Namun kita harus senantiasa sadar dan ingat, bahwa kita memiliki tugas yang mulia. Pelayanan maksimal yang kita berikan kepada pasien akan memberi dorongan motivasi mereka untuk sembuh. Kekuatan motivasi ini mampu merubah yang pesimis jadi optimis. Senantiasa kita mengingatkan bahwa SASETA (Salam, Senyum, Tanya) bertujuan menjembatani komunikasi antara petugas dan penderita. Jangan sampai perasaan kesal kita menjadikan keikhlasan kita menguap begitu saja. Lakukan SASETA untuk mencapai Layanan Sepenuh Hati (LSH). BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 18 Mei 2012 / 27 Jumadil Akhir 1433 Kita Perlu Berdo’a D i lembah Makkah yang datar. Sepanjang hari matahari membakar. Pasir-pasir berbisik kepanasan. Fatamorgana meliuk-liuk perlahan. Ditanah yang gersang itu, Nabi Ibrahim 'alaihisalam baru saja meninggalkan istrinya, Hajar, bersama bayi kecilnya Ismail. Ia harus pergi atas perintah Allah, meninggalkan keluarganya tercinta. Sebuah ujian yang tidak ringan. Tetapi Ibrahim tidak lantas berkecil rasa. Justru saat itu ia memasrahkan keluarganya kepada Allah, Dzat Yang memerintahkan dirinya untuk beranjak. Ibrahim pun berdoa. “Ya Yuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanamantanaman, di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudahmudahan mereka bersyukur.” (Ibrahim:37) Ibrahim adalah kekasih Allah, tetapi doa dan permohonan Ibrahim untuk kebaikan anak istrinya bercerita tentang fakta lain. Bahwa siapapun sangat perlu kepada doa. Ibrahim bahkan harus berpanjang-panjang doa. Merangkum segala harap, tidak saja untuk istri dan anaknya, tetapi jga untuk kebaikan penduduk mekkah, untuk kebaikan anak cucunya, untuk kesinambunagn penghambaan kepada Allah Yang Esa. Ibrahim pun berkata, “Ya Tuhan kami, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim:40) Para Rasul mulia bahkan terkenal dengan keseriusan mereka dalam meminta dan berdoa kepada Allah. Lihatlah Nabi Zakariya. Dalam usianya yang sudah senja, ia tak pernah putus berdoa agar diberi penyambung generasi dirinya. “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalanku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera. Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'kub dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.” (QS. Maryam: 4-5) Dengan tulus, khusyu dan penuh ketundukkan, Zakariya memohon dan berdoa kepada Allah. Akhirnya, Allah memberinya seorang anak yang belum pernah diciptakan sebelumnya. Anak itu bernama Yahya, yang kemudian menjadi nabi pilihan Allah. Lihat pula sebelum itu, Nabi Ya'qub ditengah dukanya yang mendalam karena kehilangan anak tecintanya,Yusuf, ia tetap tulus berdoa seraya menegaskan, “Dan Allah sajalah yang dimohonan pertolongan-Nya.” (QS. Yusuf:18). Lihat pula bagaimana Nabi Yusuf, ketika dikemudian hari jadi pembesar di kerajaan Mesir, ia tetap tulus berdoa, bahkan sebuah doa yang sangat penting artinya bagi akhir dari seluruh kebesarannya: Mohon diwafatkan sebagai muslim. "Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkanku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan daku sebagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan), pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shalih." (QS. Yusuf: 101). Demikian pula Rasulullah saw, menjelang perang Badar yang menegangkan. Ketika diketahuinya jumlah kaum musyrikin mencapai seribu orang. Rasulullah berdo'a begitu khidmat, menghadap kiblat, menengadahkan tangan. "Ya Allah, tunaikanlah janji-Mu untukku. Ya Allah, jika engkau kalahkan jumlah kami dari kaum muslimin ini, Engkau tidak akan disembah di bumi ini." Rasulullah terus berdo'a. Sampai-sampai selendangnya jatuh. Abu Bakar menyusulnya, mengambil selendang itu, lalu meletakkan kembali dipundaknya yang mulia, lalu menyemangati orang yang paling ia cintai itu, seraya berkata, "Wahai Rasululah, cukuplah permohonan engkau. Pasti, Allah akan memenuhi janjinya untuk engkau." Rasulullah adalah hamba terbaikNya. Tetapi Rasulullah tetap berdo'a. Bahkan lebih dari do'a siapapun. Setiap saat kita bergantung kepada Allah. Kita tidak pernah tahu apa kesudahan dari seluruh langkah-langkah hidup kita, da- lam jangka pendek maupun panjang. Akankah kita sukses ataukah malah gagal? Akankan kita menemui kesenangan ataukah tersandung segunung kepahitan? Akankan usaha kita lancar ataukah justru mengalami kebangkrutan? Yang kita lakukan hanya menata ikhtiar, sebaik mungkin. Kita memang harus yakin dengan tujuan, tetapi kita juga harus sadar, bahwa segala kesudahan itu tidak hanya bergantung kepada keyakinan. Kita tidak bisa memastikan tentang apa yang akan kita temui, bahkan untuk beberapa saat kemudian. Maka, kebergantungan kita kepada Allah, adalah bahasa lain dari keharusan kita untuk selalu berdo'a. Dengan berdo'a kepada Allah, kita telah mengadu kepada Dzat yang paling tulus menerima pengaduan dan Maha Mendengar do'a hamba-Nya. "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. AIBaqarah:186). Karenanya, di tengah hiruk pikuk hidup yang keras, sejujurnya ada penyadaran diri sesaat, kala ketulusan hati kita bicara, tentang kebergantungan kita kepada Allah Yang Maha Perkasa. Saat kita dengan sadar mengakui kelemahan kita. Saat itulah, segerakan pengharapan. Segeralah berdo'a, kepada Allah Yang Maha Kuasa. BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K) Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173 Thariq Bin Ziyad “Wahai saudara-saudaraku, lautan ada di belakang kalian, musuh ada di depan kalian, ke manakah kalian akan lari?” Itulah penggalan dari sebuah pidato yang sedemikian menggetarkan, yang diucapkan oleh seorang panglima pasukan muslim yang bernama Thariq bin Ziyad. Ia mengucapkan pidato tersebut sesaat setelah tentara muslim memasuki daratan Andalusia (Spanyol) dan dihadang oleh para tentara kafir. Begitu harumnya nama Thariq, sampaisampai namanya diabadikan sebagai nama semenanjung perbukitan karang setinggi 425 m di pantai tenggara Spanyol: Gibraltar atau Jabal Tariq. Thariq bin Ziyad berasal dari bangsa Barbar. Mengenai sukunya, para sejarawan masih berbeda pendapat; apakah dari suku Nafza ataukah suku Zanata. Ia bekas seorang budak yang kemudian dimerdekakan oleh Musa bin Nushair, Gubernur Afrika Utara. Di tangan Musa inilah ia memeluk agama Islam bersama orang-orang Barbar lainnya yang tunduk di bawah kekuasaan Musa setelah menaklukkan daerah Tanja di ujung Maroko. Dikisahkan bahwa setelah masuk Islam, mereka menjalankan agama Islam dengan baik. Oleh karena itu, sebelum Musa pulang ke Afrika, ia meninggalkan beberapa orang Arab untuk mengajari mereka Al-Qur'an dan ajaran-ajaran Islam. Setelah itu Musa mengangkat Thariq, yang merupakan prajurit Musa yang terkuat, menjadi penguasa daerah Tanja dengan 19.000 tentara dari bangsa Barbar, lengkap dengan persenjataannya. Pada bulan Rajab tahun 97 H (Juli 711 M), Thariq bin Ziyad mendapat perintah dari Musa untuk menyerang semenanjung Andalusia. Dengan 7000 prajurit yang sebagian besar dari bangsa Barbar, Thariq menyeberangi Selat Andalusia yang jaraknya hanya 13 mil dengan perahu-perahu pemberian Julian, gubernur Ceuta di Afrika Utara yang bersekutu dengan kaum muslimin untuk menentang Raja Roderick, penguasa kerajaan Visigoth di Andalusia. Setelah mendarat di pantai karang yang kemudian dinamai Gibraltar, Thariq beserta pasukannya berhadapan dengan 25.000 prajurit Visigoth. Pada mulanya kedatangan pasukan Thariq ini membuat heran Tudmir, penguasa setempat yang berada di bawah kekuasaan Raja Roderick, karena mereka datang dari arah yang tidak diduga-duga, yaitu dari arah laut. Walaupun jumlah pasukan kaum muslimin jauh lebih sedikit dibandingkan pasukan musuh, namun jumlah yang banyak tersebut tidak membuat gentar pasukan kaum muslimin, terlebih setelah mereka mendengarkan pidato yang membuat jiwa mereka menggelora yang disampaikan oleh panglima mereka, Thariq bin Ziyad. Akhirnya pertempuran ini dimenangkan oleh Thariq dan Raja Roderick sendiri tewas dalam pertempuran tersebut. Kemudian Thariq meminta tambahan pasukan kepada Musa. Lalu dikirimlah 5000 prajurit yang sebagian besar berasal dari bangsa Barbar. Satu demi satu kota-kota di Andalusia berhasil diduduki tentara Thariq: Toledo, Elvira, Granada, Cordoba dan Malaga. Antara musim semi sampai musim panas tahun 711 H, Thariq telah berhasil menguasai separuh wilayah Andalusia. Menyejukan Relung Hati TIPS PRAKTIS Tips Terhindar dari Bibir Pecah-Pecah BIBIR pecah-pecah, kedengarannya merupakan masalah sederhana. Tapi, jika sudah pernah merasakan, maka Anda akan tahu kalau masalah ini bisa menyebabkan iritasi dan menimbulkan rasa sakit, terutama saat makan. Bibir pecah-pecah juga bisa mengalami peradangan dan menimbulkan luka goresan. Jika tidak ditangani dengan benar malah bisa memicu retakan dan perdarahan pada bibir. Hal ini tentunya akan sangat mengganggu aktivitas Anda. Berikut beberapa tip yang bisa menjadi panduan Anda dalam mencegah dan mengatasi masalah bibir pecah-pecah. Pencegahan Bibir Pecah pecah Saat bibir mulai mengering, biasanya hal pertama yang mungkin Anda lakukan adalah berusaha melembabkannya dengan cara menjilatnya. Hal ini akan meredakan masalah bibir kering untuk sementara waktu. Tetapi, begitu ludah mengering, bibir Anda bahkan akan lebih kering dari sebelumnya. Penyebabnya, menjilat bibir akan menghilangkan minyak pelindung alami bibir Anda. Selain itu, zat kimia di ludah yang berfungsi mencerna makanan malah akan berusaha "mencerna" bibir. Karena itu, salah satu cara mencegah bibir kering jadi pecah-pecah adalah dengan berusaha tidak menjilatnya. Ada baiknya menjaga kelembaban tubuh sepanjang hari dengan memperbanyak minum air. Selain itu, saat berada di luar ruangan, jangan lupa melindungi kulit bibir Anda dengan lip balm yang mengandung sunscreen bagi bibir sensitif Anda. Jika Anda perokok, maka berhentilah. Merokok akan mengeringkan minyak bibir dan meninggalkan bibir dalam keadaan kering sehingga mudah pecahpecah. Penanganan Jika segala upaya pencegahan gagal dan bibir Anda tetap pecah-pecah dan berdarah, segeralah melakukan pengobatan. Cara pertama, pilihlah lip balm yang didisain khusus untuk bibir pecahpecah. Hal ini berfungsi mencegah penambahan bibir pecah-pecah. Dan untuk mengangkat sel-sel kulit kering dari bibir, oleskan vaseline dalam jumlah kecil ke sikat gigi (yang masih baru dan hanya sekali pakai) kemudian gosokkan secara perlahan ke area yang mengering di bibir. Hal ini akan mengangkat semua sel-sel kulit mati dan kulit kering dari bibir Anda. Anda bisa juga mengatasi bibir pecah-pecah dengan mengoleskan sedikit mentega ke bibir. Cara ini bisa menjaga kelembutan bibir dan membantu menyembuhkan retakan. INFO SASETA Belajar Senyum dari Rasulullah Rasulullah, amat pemurah akan senyum. Seorang sahabat mengatakan bahwa tak pernah Rasulullah memandang atau mendatanginya, melainkan senantiasa dengan tersenyum. Bibir tipisnya senantiasa menyungging indah, lahir dari keinginan tulus membahagiakan orang lain. mengenal Rosululloh, adalah kekayaan yang tak ternilai harganya bagi kita. Rosululloh sungguhsungguh dicipta oleh Allah untuk menjadi tauladan. Diamnya, pembicaraannya pula tindakantindakannya, dari ujung rambut sampai pangkal kakinya, semuanya pelajaran, seluruhnya adalah referensi berharga pembawa jalan keselamatan bagi yang mengikutinya. Program SASETA yang digulirkan adalah untuk meneladani apa yang rosul contohkan. Dengan SASETA (Salam Senyum Tanya) diharapkan pengabdian di RSUD Dr. Soetomo bisa memberikan warna yang ceriah, yaitu warna kebahagiaan. Senyumlah untuk mereka. BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 25 Mei 2012 / 4 Rajab 1433 Arti Bahagia K ebahagiaan…, hampir tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang tidak ingin mendapatkannya. Namun apakah yang mereka maksud dengan kebahagiaan? niscaya ribuan jawaban akan terlontar. Sebagian orang akan mengatakan bahwa kebahagiaan adalah melimpahnya harta dan kesenangan dunia. Sebagian yang lain akan mengatakan bahwa kebahagiaan adalah kebebasan untuk berkreasi dan keberhasilan menyingkap rahasia-rahasia ilmu pengetahuan. Ada lagi yang mengatakan bahwa kebahagiaan adalah ketenangan hati dan bebas dari rasa takut dan kesedihan. Saudaraku, apabila kita cermati sekali lagi sekian banyak jawaban mereka maka tidak ada jawaban yang bisa melegakan hati orang yang beriman kecuali firman Allah dan sabda Rasul-Nya serta untaian nasihat para ulama. Simaklah sebuah do'a yang indah dari Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, Beliau berkata, “Aku memohon kepada Allah yang Maha Pemurah, Rabb pemilik Arsy yang Maha Besar, semoga Allah menjagamu di dunia dan di akhirat dan menjadikanmu mendapatkan keberkahan di manapun kamu berada, dan menjadikanmu bersyukur jika diberi nikmat, bersabar jika ditimpa cobaan dan beristighfar jika terjerumus dalam dosa. Karena sesungguhnya tiga hal itulah ciri utama kebahagiaan.” Syukur tatkala mendapatkan nikmat Hakikat syukur adalah mengakui di dalam hati bahwa nikmat yang diperolehnya berasal dari Allah, kemudian menampakkan rasa syukurnya itu dengan memuji Allah serta menggunakan nikmat yang diberikan itu dalam rangka melakukan ketaatan. Allah telah menjanjikan bagi orang yang bersyukur bahwa dia akan mendapatkan tambahan nikmat. Allah Ta'ala berfirman : “Sungguh jika kalian bersyukur niscaya Aku benar-benar akan menambahkan (nikmat) kepada kalian, dan apabila kalian justru ingkar maka sesungguhnya siksa-Ku amatlah pedih.” (QS. Ibrahim: 7). Walaupun demikian ternyata hanya sebagian kecil hamba Allah yang pandai bersyukur. Padahal tidakkah kita sadar bahwa sekian banyak nikmat yang ada pada diri kita ini semuanya berasal dari Allah saja. Apabila kita ingin menghitung seluruh nikmat itu, pasti tidak ada seorang manusia pun yang sanggup menghitungnya. Sebagaimana telah difirmankan oleh Allah Ta'ala yang artinya, “Dan jika kalian berusaha menghitung nikmat Allah maka kalian tidak akan mampu menghingganya.” (QS. Ibrahim: 34). Bersabar ketika mendapatkan cobaan Cobaan adalah satu hal yang pasti dialami setiap insan. Allah berfirman: “Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa lapar serta ketakutan dan kekurangan harta, maka berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar…” (QS. Al Baqarah: 155). Sabar tatkala mendapatkan cobaan artinya menahan diri untuk tidak menyimpan kemarahan di dalam hati kepada keputusan Allah, menahan diri dari mengucapkan katakata laknat atau meratap atau caci maki, dan juga menahan anggota badan dari melakukan tindakan-tindakan yang merupakan pelampiasan kemarahan dan tidak menerima takdir seperti menampar-nampar pipi, merobek-robek kain atau bahkan menjerit-jerit. Kenapa hal-hal itu tidak diperbolehkan? Alasannya adalah karena sikap–sikap tersebut mencerminkan ketidakpuasan terhadap takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah. Padahal Allah itu Maha bijaksana dan Maha adil. Allah tidak pernah menganiaya hambaNya. “Dan Rabbmu tidak pernah menganiaya siapapun.” (QS. Al Kahfi: 49). Pada hakikatnya musibah yang menimpa kita adalah akibat kesalahan kita sendiri, “Dan musibah apapun yang menimpa kalian maka itu terjadi karna ulah perbuatan tangan-tangan kalian, dan Allah memaafkan banyak kesalahan orang.” (QS. Asy Syura: 30) Beristighfar ketika berbuat dosa Nabi SAW bersabda, “Semua anak Adam pasti berbuat dosa. Dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang gemar bertaubat.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Hakim). Oleh sebab itu orang yang terjerumus dalam perbuatan dosa wajib bertaubat kepada Allah. Allah Ta'ala meme- rintahkan semua orang yang beriman untuk bertaubat kepada-Nya. Allah berfirman yang artinya, “Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang beriman agar kalian beruntung.” (QS. An Nuur: 31). Taubat itu akan diterima jika dilakukan dengan ikhlas dan penuh penyesalan. Selain itu seorang yang bertaubat dari suatu dosa harus meninggalkan perbuatan dosanya itu serta bertekad kuat di dalam hati untuk tidak melakukannya lagi. Apabila dosa itu menyangkut dengan hak orang lain maka harus mengembalikan hak orang tersebut atau minta maaf kepadanya. Dan taubat akan diterima jika dilakukan sebelum nyawa berada di tenggorokan dan sebelum matahari terbit dari sebelah barat. Allah Ta'ala berfirman yang artinya, “Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka janganlah kalian berputus asa terhadap rahmat Allah, sesungguhnya Allah akan mengampuni seluruh dosa.” (QS. Az Zumar: 53) Ayat ini berlaku bagi orang yang bertaubat. Maka dosa apapun yang pernah kita perbuat maka kewajiban kita adalah segera bertaubat darinya. Karena menunda-nunda taubat adalah dosa. Wahai saudara-saudaraku, siapakah kita apabila dibandingkan dengan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam? Padahal beliau saja dalam sehari bertaubat seratus kali. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia bertaubatlah kalian kepada Allah. karena sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya sebanyak seratus kali dalam sehari.” (HR. Muslim). BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K) Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173 Masithah D iriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiallahu 'anhu dia berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Pada saat malam terjadinya Isra' saya mencium bau harum, sayapun bertanya, “Ya Jibril, bau harum apakah ini?” Jibril menjawab, “Ini adalah bau wangi wanita penyisir rambut putri Fir'aun (Masyithah) dan anak-anaknya.” Saya bertanya, ”Bagaimana bisa demikian?” Jibril bercerita, “Ketika dia menyisir rambut putri Fir'aun suatu hari, tiba-tiba sisirnya terjatuh. Dia mengambilnya dengan membaca ”Bismillah (dengan nama Allah).”Putri Fir'aun berkata, “Hai, dengan nama bapakku?” Masyithah berkata, “Bukan, Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu begitu juga Tuhan bapakmu.” Putri Fir'aun bertanya, “Kalau begitu, kamu punya Tuhan selain ayahku?” Wanita tukang sisir itu menjawab, “Ya.” Anak putri Fir'aun berkata, “Akan aku laporkan pada ayahku.” Wanita tukang sisir menjawab, “Silahkan!” Putri Fir'aun kemudian melaporkan kepada bapaknya, dan Fir'aunpun kemudian memanggil Masyithah. Fir'aun bertanya, “Ya Masyithah, apakah kamu mempunyai tuhan selain aku?” Masyithah menjawab, “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.” Kemudian Fir'aun memerintahkan untuk mempersiapkan periuk besar dari tembaga untuk dipanaskan. Satu persatu anak wanita tukang sisir itu kemudian dilemparkan ke dalam periuk yang mendidih. Beberapa saat kemudian, Masyithah berkata kepada Fir'aun, “Saya mempunyai satu permohonan.” Fir'aun menjawab, “Katakanlah.” Masyithah berkata, “Saya ingin engkau mengumpulkan tulang-tulangku dan tulangtulang anakku dalam satu kain/kantong untuk kemudian dikuburkan.” Fir'aun menjawab, “Akan aku penuhi permintaanmu.” Lalu satu demi satu anaknya dilemparkan ke dalam periuk mendidih itu di depan matanya, sampai akhirnya tinggal seorang bayi yang masih menyusu. Pada saat itu wanita tukang sisir nampak ragu-ragu. Si bayi diatas gendongan Masyithah, atas izin Allah tiba-tiba berbicara, “Terjunlah Ibu! Ayo terjunlah, adzab dunia lebih ringan daripada adzab Akhirat.” Mendengar anaknya berbicara si ibupun langsung terjun bersama bayinya. Demikianlah sebuah kisah yang tercantum dalam Musnad Imam Ahmad, 4/291-295 dan juga tercantum dalam Majma'uz Zawa'id, 1/65. Anisul Jalabi II, Ali Al-Hazza'. Kisah dari seorang wanita bernama Mashithah yang menjadi penerang kegelapan istana Fir'aun. Dia mempertahankan kebenaran, meskipun berat dan pahit terasa. Lalu siapakah pembawa obor bagi kita di kegelapan abad dua puluh satu ini?