binroh mei 2012 - RSUD Dr. Soetomo

advertisement
Menyejukan Relung Hati
TIPS PRAKTIS
Penyebab Umum Sakit Kepala
Setiap kita yang sudah dewasa dan bisa
merasakan sakit pasti sudah pernah mengalami sakit kepala. Ditinjau dari penyebab sakit kepala maka bisa kita bedakan
menjadi dua:
1. Kelainan/penyakit fisik
(organik) misalnya penyakitpenyakit yang berasal dari
rongga tengkorak (tumor,
infeksi, trauma, kelainankelainan pembuluh darah
otak, dll), mata (misal
kelainan refraksi, radang
mata, dsb), hidung dan sinus
paranasalis, telinga (radang
telinga, dll).
2. Bukan berasal dari fisik (non organik). Ini yang sering dijumpai di masyarakat
dan bisa kita hindari antara lain:
1. Kecemasan. Ketika Anda merasa
cemas yang ekstrim, Anda akan cenderung
merasakan sakit kepala.
2. Cahaya Silau. Relaksasikan mata
Anda. Cahaya yang terlalu menyilaukan
baik dari paparan sinar matahari, cahaya
lampu, hingga monitor TV atau komputer
menyebabkan tekanan pada otot mata
Anda, sehingga menyebabkan sakit kepala.
3. Pola Tidur dan Makan
Beri perhatian tentang kapan Anda harus
makan dan kapan Anda harus tidur. Melewatkan
makan pagi atau berpuasa tanpa adanya
persiapan bisa
menyebabkan Anda sakit
kepala. Terutama bagi
Anda yang memutuskan
untuk tidak mengonsumsi
apapun dan tidur kurang
atau lebih dari 7-8 jam
perhari. Pola tidur Anda,
termasuk tidur siang,
sangat penting.
4. Obat-obatan.
Beberapa pengobatan yang Anda lakukan bisa
menjadi serangan potensial bagi Anda untuk
terkena sakit kepala. Jika Anda merasa sakit
kepala yang Anda rasakan sebagai efek samping
pengobatan sangat mengganggu, tanyakan
dokter Anda untuk mengganti obat tanpa atau
dengan efek samping yang lebih ringan.
Apabila Anda mengalami sakit kepala yang
tidak kunjung sembuh apalagi kian hari
bertambah berat disertai gangguan fisik misal:
mata kabur, kelemahan anggota tubuh, pendengaran menurun maka periksakan ke dokter
untuk mencari penyebabnya.
INFO SASETA
Shodaqoh Lisan
Shodaqoh tidaklah harus dengan uang/harta.
Kita bisa shodaqoh dengan lisan kita. Lisan
adalah perangkat tubuh kita yang sangat sulit
dikendalikan. Lisan bisa menjadi sangat manis
semanis madu tapi bisa juga tajam setajam
sembilu. Lisan bisa mendekatkan orang yang
baru kenal tetapi juga bisa mencerai beraikan
dua orang yang bersaudara. Ketika kita bertanya
kepada penderita yang kita layani tentang kabarnya
atau masalahnya hari ini, itu sudah shodaqoh.
Walaupun kita tahu hari ini mereka masih sakit.
Pertanyaan dengan senyum lembut akan
menyambung hubungan kekrabatan dan keakraban.
Tujuan utama SASETA (Salam, Senyum, Tanya) untuk
menjalin komunikasi antara petugas dan penderita
sehingga tercapainya Layanan Sepenuh Hati.
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO
Jumat, 4 Mei 2012 / 12 Jumadil Akhir 1433
Mulia bersama Allah
"Barang siapa yang memuliakan Allah,
maka Allah akan memuliakannya. Barangsiapa yang menghinakan Allah maka Allah
akan menghinakannya. (Hasan Al Bashri).
Semoga kita tidak tertipu oleh kemuliaan duniawi. Karena, kemuliaan itu sesungguhnya hanya datang dari Allah swt. Kemuliaan, tidak datang dari makhluk. Kemuliaan, tidak pernah datang dari harta benda.
Kemuliaan, tidak muncul dari banyaknya
ilmu. Kemuliaan, juga tidak hadir dari profesi, jabatan dan kedudukan, bagaimanapun tingginya. Kemuliaan, penghormatan,
penerimaan terhadap seseorang, hanya
akan ada jika seseorang mendapat izzah
(kemuliaan) dari Allah swt. "Izzah
(kemuliaan) itu seluruhnya milik Allah."
(QS. Yunus : 65)
Dengarkanlah cerita yang diungkapkan
Ibnul Jauzi rahimahullah. "Aku telah melihat ada orang yang menghabisi usianya
untuk ilmu hingga ia tua renta. Tapi ia tidak
mempunyai kedudukan mulia di hati manusia. Ia tidak dikelilingi orang, padahal
ilmunya melimpah. Aku juga melihat orang
yang mendekatkan diri pada Allah dan melewati waktu mudanya dalam kebaikan, sedangkan ia tidak memiliki ilmu sebanyak
orang tadi. Namun Allah telah meninggikan kedudukan dirinya dalam hati orang
banyak. Ia dikenang oleh banyak orang.
Orang-orang bahkan menyebut kebaikannya lebih dari kebaikan yang telah ia laku-
kan."Apa artinya? Kemuliaan AI Khaliq,
selalu identik dengan kemuliaan makhluqNya. Kecintaan Al Khaliq, selalu memunculkan dengan kecintaan makhluq-Nya.
Kemuliaan dunia, sering membuat kita
lalai. Kita bisa menjadi sangat senang dan
bangga dengan atribut kemuliaan dan
kehormatan. Kita juga bisa melupakan apa
saja demi mengejar kemuliaan dan
kehormatan itu
Umar bin Khattab ra mengatakan, "Dahulu, kami adalah orang-orang yang terhina. Lalu Allah meninggikan kemuliaan kami dengan Islam. Demi Allah, andai saja
kami mencari kemuliaan selain dari Islam.
Pasti Allah akan membuat kami menjadi
terhina lagi." Umar ingin menanamkan
keyakinan pada kita, bahwa menjadi mulia
di hadapan Allah swt, adalah kunci kekuatan, semangat, sikap optimis dan menjadi
syarat kemenangan. Wajarlah jika salah
seorang dari para sahabat itu, selalu menggantungkan harapan dan cita-citanya yang
sangat tinggi. Ketika Rabiah bin Ka'ab Al
Aslami, seorang sahabat dan termasuk di
antara kalangan orang-orang fakir miskin,
dikatakan oleh Rasulullah saw, "Mintalah
padaku apa yang engkau perlukan." Ia
segera mengatakan, "Aku ingin agar aku
bisa menemanimu di surga." Rabiah tidak
sekedar meminta masuk surga, tapi
meminta menemani Rasulullah di dalamnya. Cita-cita hidupnya itulah yang menja-
dikan generasi salafushalih mempunyai
kekuatan dan semangat yang besar.
Semoga Allah swt memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap tegar menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan yang
akan kita hadapi di sini. Semoga Allah
selalu memancarkan kemuliaan-Nya dalam
jiwa dan hati kita. Dari kemuliaan yang
berasal dari Allah swt sajalah, yang akan
membuat kita merasakan semua kondisi
dengan kenikmatan. Dan itu sajalah modal
kita untuk bisa mengarungi perjalanan ini.
Sebagaimana nasihat Hasan Al Bashri
kepada seseorang yang bertanya padanya,
"Aku ingin menempuh perjalanan panjang,
berilah aku bekal." Hasan Al Bashri serta
merta menjawabnya dengan sangat singkat
dan tegas, "Wahai saudaraku, tinggikan dan
muliakan saja perintah Allah, di mana saja.
Maka Allah pasti akan menjadikanmu mulia
di mana pun." (Az Zuhd/263).
Sungguh Maha Besar Allah swt. Mari
lebih mendekat lagi pada Allah swt. Ingat,
selangkah kita mendekat pada Allah, maka
Allah akan mendekati kita sepuluh langkah
bahkan lebih dari itu. Sepuluh langkah kita
mendekati Allah, maka Allah akan mendekati kita seratus langkah bahkan lebih
dari itu. Allah swt, akan berlari mendekati
kita, jika mendekati-Nya dengan berjalan.
Renungkan dan resapilah kandungan kasih
sayang Allah swt yang pernah diungkapkan
Rasulullah dalam haditsnya itu. Mari lebih
mendekat lagi pada Allah SWT.
Menyadari lebih dalam lagi, apa yang
menjadi cita-cita hidup kita dan kepada
siapa kita sangat bergantung. Semoga kita
bisa menjadi lebih mengerti, bahwa
mencari kemuliaan dari selain Allah, adalah
sangat menipu. Kemuliaan yang datang
bukan dari Allah swt, bahkan menjadi jerat
syaitan yang menyesatkan.
Sebenarnya, tak ada yang bisa menyempitkan dan membuat kita sedih di jalan ini.
Berjalanlah terus, hadapi keadaan apapun di
atasnya. Para salafushalih yang mendahului
kita telah bepesan, "Jika engkau dirundung
ketakutan, ditimpa kesedihan, diterpa gelisah. Berdirilah saat itu juga untuk sholat.
Ruhmu akan meninggi dan jiwamu akan
tenang. Sesungguhnya sholat mampu
menghilangkan kesedihan dengan izin
Allah. Sholat mampu menghapus kegelisahan. (La tahzan, Syaikh Al Qarni). Di
situlah letaknya rahasia dan inti kemuliaan,
saudaraku. Kemuliaan yang mula-mula terpancar dari dalam diri. Kemuliaan jiwa
yang lalu menjadikannya, tak pernah larut
dalam ombak kehidupan. Kemuliaan yang
menjadikan seseorang tangguh, pantang
menyerah dalam berjuang. Kemuliaan yang
menjadi sumber kemuliaan dalam hati
semua makhluk. Dan, kemuliaan itu hanya
datang dari Allah swt saja. Dengarlah nasihat Ibnul Qayyim rahimahullah, tentang
siapa orang yang paling merasakan kelezatan hidup? Katanya, mereka adalah orangorang yang mendapatkan lezatnya bermarifah kepada Allah, lalu mencintai, merindukan pertemuan dengan-Nya, sambil tetap
cenderung untuk tetap dicintai dan diridhaiNya.
BULETIN EMBUN
Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo
Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH.
2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM
Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA.
Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K)
Dewan Redaksi : Tim Kreatif
Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
Amr ibnul Jamuh,
Si Kaki Pincang
K
akinya yang pincang menjadi
penghalang baginya untuk ikut
dalam peperangan. Ia mempunyai
empat orang putra, semuanya satria bagaikan singa, dan ikut bersama Nabi saw dalam
setiap peperangan serta tabah dalam
menunaikan tugas perjuangan.
Amr telah berketetapan hati dan telah
menyiapkan peralatannya untuk turut dalam
perang Badar, tetapi putra-putranya memohon kepada Nabi agar ia mengurungkan
maksudnya dengan kesadaran sendiri, atau
bila terpaksa dengan larangan dari Nabi.
Nabi pun menyampaikan kepada Amr
bahwa Islam membebaskan dirinya dari
kewajiban perang, dengan alasan ketidakmampuan disebabkan cacat kakinya yang
berat itu. Tetapi ia tetap mendesak dan minta
diizinkan, hingga Rasulullah terpaksa
mengeluarkan perintah agar ia tetap tinggal
di Madinah.
Kemudian datanglah masanya perang
Uhud. Amr lalu pergi menemui Nabi saw,
memohon kepadanya agar diizinkan turut.
Katanya: “Ya Rasulullah, putra-putraku bermaksud hendak menghalangiku pergi bertempur bersama Anda. Demi Allah, aku
amat berharap kiranya dengan kepincanganku ini aku dapat merebut surga!”
Karena permintaannya yang amat
sangat, Nabi saw memberinya izin untuk
turut. Maka diambilnya alat-alat senjatanya,
dan dengan hati yang diliputi oleh rasa puas
dan gembira, ia berjalan berjingkat-jingkat.
Dan dengan suara beriba-iba ia memohon
kepada Allah: “Ya Allah, berilah aku kesempatan untuk menemui syahid, dan janganlah
aku dikembalikan kepada keluargaku!”
Dan kedua pasukan pun bertemulah di
hari Uhud itu. Amr ibnul Jamuh bersama
keempat putranya maju ke depan menebaskan pedangnya kepada tentara penyeru
kesesatan dan pasukan syirik.
Di tengah-tengah pertarungan yang
hiruk-pikuk itu Amr melompat, dan sekali
lompat pedangnya menyambar satu kepala
orang musyrik. Ia terus melepaskan
pukulan-pukulan pedangnya ke kiri ke
kanan dengan tangan kanannya, sambil
menengok ke sekelilingnya, seolah-olah
mengharapkan kedatangan malaikat dengan
secepatnya yang akan menemani dan
mengawalnya masuk surga.
Memang, ia telah memohon kepada
Tuhannya agar diberi syahid dan ia yakin
bahwa Allah swt pastilah akan mengabulkannya. Dan ia rindu, amat rindu sekali
untuk berjingkat dengan kakinya yang
pincang itu menuju ke surga.
Dan apa yang ditunggu-tunggunya itu
pun tibalah. Satu pukulan pedang yang berkelebat, memastikan datangnya saat keberangkatan, yakni keberangkatan seorang
syahid yang mulia, menuju surga jannatul
khuldi, surga Firdausi yang abadi!
Menyejukan Relung Hati
TIPS PRAKTIS
Tips Mengatasi Gatal-Gatal
Penyakit Gatal-gatal (Pruritus) adalah suatu
perasaan yang secara otomatis membuat
tangan melakukan penggarukan. Kegiatan
penggarukan yang dilakukan secara terus
menerus bisa menyebabkan kemerahan dan
goresan dalam pada kulit. Jangan anda kira jika
anda menggaruk kulit yang gatal, maka rasa
gatal tersebut akan hilang. Penggarukan secara
terus menerus pada kulit bisa mengiritasi kulit
yang selanjutnya akan menyebabkan bertambahnya rasa gatal dan bahkan jangka panjang
bisa menyebabkan terjadinya jaringan parut dan
penebalan pada kulit sehingga terkadang
membentuk bentol-bentol yang berisi pada
kulit yang gatal tersebut.
Penyebab Gatal bisa bermacam-macam.
Bisa disebabkan oleh suatu penyakit kulit maupun penyakit sistemik, dan bisa juga disebabkan
oleh beberapa hal seperti karena gigitan
serangga, kaligata, dermatitik atopik, dermatitis
kontak, dermatitis alergika dan infeksi parasit
seperti skabies dan pedikulosis dan jamur kulit.
Selain sebab di atas, gatal-gatal juga dapat
terjadi karena alergi dan juga kontak dengan
bahan pakaian tertentu seperti wol dan sebagainya. Cuaca yang panas juga bisa menyebabkan gatal-gatal terutama pada daerah lembab
seperti selangkangan karena banyaknya
keringat.
Untuk mengatasi penyakit gatal maka kita
perlu mengetahui penyebab dari gatal-gatal
tersebut untuk kemudian dilakukan tindakan
pengobatan. Dengan diketahuinya sebab penyakit gatal, maka bisa diberikan jenis pengobatan yang tepat. Jika kulit meradang, bisanya
diberikan krim atau lotion pelembab yang tidak
berbau dan berwarna, sebab pewarna atau
aroma tambahan bisa mengiritasi kulit dan
menyebabkan gatal-gatal.
Untuk krim, bisa juga diberikan krim corticosteroid yang bisa membantu mengurangi
peradangan dan mengendalikan gatal-gatal,
hanya digunakan jika gatal-gatal terbatas pada
suatu daerah yang kecil. Selain itu dapat juga
memberikan obat yang mengandung mentol,
kamper, kamomil, eukaliptus dan kalamin.
Untuk obat yang diminum bisa menggunakan Antihistamin (misalnya hydroxizin dan
diphenhydramine) bisa membantu mengurangi
gatal-gatal, tetapi obat ini menyebabkan
kantuk. Untuk Antihistamin biasanya tidak
diberikan dalam bentuk olesan langsung ke kulit
karena bisa menyebabkan reaksi alergi.
Apabila usaha awal ini tidak berhasil maka
periksakan ke dokter.
INFO SASETA
Sebarkan Salam
Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Kalian
tak akan masuk surga sampai kalian beriman
dan saling mencintai. Maukah kalian aku
tunjukkan satu amalan bila dilakukan akan
membuat kalian saling mencintai? Yaitu,
sebarkanlah salam di antara kalian.'' (HR
Muslim dari Abi Hurairah). Menyebarkan
salam berarti menyebarkan kedamaian.
Sebab, kata salam mengandung makna
kedamaian, keselamatan, dan keamanan.
Karena itu, orang yang mengucapkan salam
pada hakikatnya mengucapkan doa terhadap
orang yang diberi salam agar senantiasa mendapat
kedamaian, kasih sayang, dan berkah dari Allah
SWT. Usahakanlah setiap bertemu dengan para
pasien ucapkanlah salam. Salam yang kita
ucapkan akan menghilangkan jarak antara petugas
dengan penderita yang pada akhirnya mampu
memberikan motivasi sembuh kepada pasien.
Maka sebarkanlah salam berikanlah kedamaian
kepada para penderita dengan melaksanakan
SASETA (Salam, Senyum, Tanya)
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO
Jumat, 11 Mei 2012 / 19 Jumadil Akhir 1433
Usaha dan Pertolongan Allah
R
umah Rasulullah saw sudah dikepung. Sebelas gembong penjahat
dari beragam kabilah mendekam di
persembunyiannya. Masing-masing siaga
dengan senjata terhunus. Mata mereka liar
nyaris tak berkedip mengawasi setiap celah
yang memungkinkan Rasulullah saw
keluar.
Dalam situasi yang sangat genting
itulah, Rasulullah saw menyuruh Ali bin
Abi Thalib untuk tidur di tempatnya sambil
mengenakan selimut yang biasa dipakai
beliau. Kemudian, beliau keluar rumahnya
tanpa diketahui para pengepungnya.
Rasulullah saw langsung menuju rumah
Abu Bakar as-Shiddiq. Lewat pintu belakang, keduanya menempuh perjalanan ke
arah selatan sejauh lima mil. Keduanya tiba
di gua Tsur di atas puncak sebuah bukit
yang cukup tinggi. Selama tiga hari keduanya bersembunyi di gua tersebut.
Setelah mengetahui keadaan cukup
aman, ditemani seorang penunjuk jalan bernama Abdullah bin Uraiqith, Rasulullah
dan Abu Bakar melanjutkan perjalanan ke
arah selatan. Setelah melewati daerah
pantai dan daerah sepi yang nyaris tak
pernah dilewati orang, mereka berbalik ke
arah utara menuju Madinah.
Kisah perjalanan hijrah Rasulullah saw
tersebut tak asing lagi bagi kita. Sebuah kisah perjalanan yang sarat dengan pelajaran.
Ia tak hanya menjelaskan peristiwa pindahnya Rasulullah saw dari tanah kelahirannya, Makkah, menuju negeri hijrah, Madinah. Tapi, menyimpan beragam strategi,
taktik, dan siasat jitu menghadapi musuh.
Untuk mengelabui mereka yang mengepung rumahnya, Rasulullah saw menyuruh
Ali bin Abi Thalib tidur mengenakan selimutnya. Beliau juga sudah memperkirakan,
musuhnya akan mengejar ke arah Madinah.
Untuk itu ia bersembunyi di gua Tsur yang
letaknya berlawanan dengan arah Madinah.
Rasulullah juga menyuruh Amir bin
Furairah, mantan budak Abu Bakar untuk
menggembalakan kambing di sekitar dan
sepanjang jalan ke gua. Selain untuk diambil susunya, juga untuk menghilangkan
jejak.
Untuk mengetahui keadaan lawan,
Rasulullah saw menyuruh Abdullah bin
Abu Bakar menginap bersama mereka di
gua dan sebelum matahari terbit ia sudah
berada lagi di Mekkah. Dengan demikian,
Rasulullah saw tahu semua rencana orangorang kafir yang terus mencari dan ingin
membunuhnya. Sebaliknya, orang-orang
kafir tak pernah curiga karena Abdullah bin
Abu Bakar selalu bersama mereka di siang
hari.
Selama tiga hari bersembunyi di dalam
gua, Rasulullah saw dan Abu Bakar tidak
kelaparan karena Asma' senantiasa menyu-
plai makanan buat mereka. Dengan cerdik
putri Abu Bakar itu menyelipkan makanan
di pinggangnya. Karenanya, dalam sejarah
ia dikenal dengan Dzatun Nithaqain
(pemilik dua ikat pinggang).
Namun semua itu hanyalah usaha maksimal manusia. Yang berhak menentukan
keberhasilan hanyalah Allah. Buktinya,
walaupun Ali bin Abi Thalib sudah diperintahkan tidur di tempat Rasulullah saw, tetap
saja ada di antara para pengepung yang
sempat mengetahui bahwa beliau sudah
keluar. Kekuasaan Allah lah yang mampu
menutup mata dan hati para pengepung
sehingga Rasulullah saw berhasil menyelamatkan diri.
Meski sudah berusaha semaksimal
mungkin mengatur siasat, tetap saja para
pengejar berhasil menemukan tempat
dimana Rasulullah saw dan Abu Bakar bersembunyi. Hanya kekuasaan Allah lah yang
mampu menggerakan hati orang-orang kafir itu untuk tidak melongok ke dalam gua.
Kekuasaan Allah juga yang menggerakkan
hati burung merpati untuk bertelur di pintu
gua. Kekuasaan Allah juga yang menggerakkan laba-laba untuk merangkai sarangnya menutupi pintu gua. Dengan demikian
orang-orang kafir yang saat itu sudah berdiri di muka gua, tak curiga kalau di dalamnya ada Rasulullah saw dan Abu Bakar
sedang bersembunyi.
Meski sudah berusaha semaksimal
mungkin memilih jalan paling aman ke
Madinah, tapi tetap saja Suraqah bin Naufal
mampu menemukan mereka. Lagi-lagi
hanya karena pertolongan Allah yang me-
nyebabkan kaki kuda Suraqah terperosok sehingga menyebabkannya tak sanggup menangkap atau membunuh Rasulullah saw.
Tak hanya pada peristiwa hijrah hal ini
terjadi. Menghadapi pasukan Ahzab yang
jumlahnya berlipat ganda, Rasulullah saw
dan kaum Muslimin sudah berusaha semaksimal mungkin. Untuk membentengi diri
dari serbuan musuh, kaum muslimin sudah
menggali parit yang mengitari hampir setengah keliling Madinah. Rasulullah saw pun
menyuruh Hudzaifah Ibnul Yaman untuk
mengintai keadaan lawan. Beliau juga membolehkan Nuaim bin Mas'ud untuk memecah-belah pasukan musuh. Namun, bukan
itu yang membuat lawan kalah. Bukan itu
yang menyebabkan lawan tercerai-berai.
Itu hanyalah usaha manusia. Yang memenangkan pertempuran adalah Allah. Dengan hanya mengirimkan angin, Allah membuat pasukan Ahzab kocar-kacir. Mereka
lari tunggang langgang meninggalkan
medan pertempuran dengan rasa takut yang
mencekam.
Begitulah perjuangan. Ia tak hanya butuh kerja keras yang maksimal, tapi juga
butuh pertolongan dari Allah. Sebaliknya,
pertolongan dari Allah tak bisa turun begitu
saja tanpa usaha yang maksimal.
Karenanya, datangnya pertolongan
Allah itu bersyarat. Ia hanya akan datang
kepada mereka yang sudah berusaha menolong agama-Nya. Allah berfirman, “Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu,” (QS. Muhammad:7)
BULETIN EMBUN
Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo
Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH.
2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM
Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA.
Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K)
Dewan Redaksi : Tim Kreatif
Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
Khalid Al Miski
K
halid Al-Miski adalah seorang pemuda yang tampan, rajin beribadah,
wara', ikhlas, rajin bekerja, dan
amanah. Dia seorang pedagang keliling kampung yang membawa barang dagangannya di
atas kepala.
Salah seorang wanita cantik tertarik pada
Khalid Al-Miski yang tampan. Suatu hari,
wanita ini memanggil Khalid dengan maksud
akan membeli barang dagangannya. Ia telah
merancang tipu-dayanya, lalu Khalid diminta
agar masuk ke dalam rumahnya dengan alasan
ia akan membeli dagangannya. Ternyata ia
segera mengunci pintu-pintu rumahnya,
kemudian berkata, "Kamu akan celaka, jika
tidak mau melayani aku! Sebab aku akan
mempermalukanmu di depan umum sehingga
mereka menuduhmu ingin memperkosaku.”
Khalid berusaha mengalihkan pembicaraan, tetapi tanpa membuahkan hasil. Lalu
Khalid memperingatkannya dengan janji dan
ancaman Allah. Akan tetapi, setan telah menguasai wanita cantik tersebut dan membutakan mata hatinya.
Ketika Khalid yakin bahwasanya ia tidak
bisa menyelamatkan diri dari ancaman wanita
tersebut, maka ia tampakkan dirinya menyetujui permintaannya dan meminta izin untuk
berbenah diri di kamar mandi. Wanita itu
bahagia dan setuju. Khalid masuk ke kamar
mandi dan berpikir bagaimana caranya agar
dapat terhindar dari godaan ini. Kemudian,
Allah memberi petunjuk, sekalipun nanti
tubuhnya akan kotor. Tidak masalah, asalkan
ia dapat menghindarkan diri dari maksiat yang
pasti mendatangkan murka Allah. Kemudian,
Khalid melumuri wajah dan tubuhnya dengan
tinja, dengan demikian tercium bau tidak
enak, kelihatan jelek, dan menjijikkan.
Khalid keluar dari kamar mandi, begitu
wanita tersebut melihat Khalid kotor dan
menjijikkan, ia menghardik dan menyuruhnya keluar serta mengusir dari rumahnya.
Pemuda tersebut lari dan meninggalkan
rumah wanita untuk menyelamatkan diri dan
agamanya.
Allah Ta'ala mengganti bau busuk dan
menjijikkan itu dengan bau yang harum
bagaikan minyak miski. Orang-orang pun dari
kejauhan sudah mengetahui kedatangannya,
sebelum mereka melihat Khalid, yaitu dengan
mencium baunya yang harum. Sejak saat itu
orang-orang memanggilnya dengan Khalid
Al-Miski.
Inilah seorang mukmin yang sebenarnya,
yang meyakini bahwa Allah senantiasa mengawasi gerak-geriknya setiap saat sehingga
sekalipun di hadapannya seorang wanita yang
cantik dan gemulai, namun ia merasa takut kepada Allah. Tidak takut kepada manusia atau
undang-undang karena semuanya tidak dapat
melihat dan mengawasinya sepanjang waktu.
Hanya Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha
Melihatlah yang senantiasa memantau gerakannya. Khalid takut dengan bahaya yang ditimbulkan oleh maksiat, maka ia mencari
alasan dengan melumuri kotoran pada tubuhnya, dan justru ini menunjukkan kebersihan
batinnya dan ketulusan imannya. Kemudian,
Allah menggantinya dengan bau harum semerbak di dunia dan baginya di akhirat pahala
yang besar dan berlimpah.
Sekarang ini, di zaman kita hidup, berapa
banyak manusia melumuri wajah dan tubuhnya dengan parfum dan wangi-wangian. Akan
tetapi, bau busuk perbuatan mereka menjadikan mereka tercemar dan terbongkar keburukannya, walaupun mereka berusaha menutupi aibnya. Disebabkan mereka hanya takut
kepada manusia, bukan kepada Allah. Balasan
seseorang itu sesuai dengan jenis amalnya.
TIPS PRAKTIS
Menyejukan Relung Hati
Tips Mengatasi Punggung Pegal
Pegal di sekujur badan? Tentu tak seorangpun mau mengalaminya. Tetapi, hampir
setiap orangmengalami keluhan ini,
terutama buat anda yang
mengahabiskan waktu
berjam-jam duduk di depan
k o m p u t e r, b a i k u n t u k
kepentingan kerjaan ataupun
yang lainnya.
Terkadang saat pekerjaan
sedang menumpuk, punggung pegal setengah mati.
Sangat mengganggu.
Bagian paling rawan terserang rasa pegal saat terlalu
lama duduk di depan komputer adalah punggung dan
leher. Apalagi kalau posisi
duduk tidak benar, sehingga
beban pada punggung dan
leher pun semakin berat dan melelahkan.
Sedikit gerakan kecil sederhana yang
bahkan bisa dilakukan di kursi kerja bisa
melepaskan anda dari ketegangan dan
kelelahan otot punggung dan leher.
Cobalah baca dan jangan ragu
mempraktekannya.
1. Mengatasi punggung pegal sambil duduk:
Duduk tegak dengan pandangan lurus ke depan.
Letakkan kedua tangan di belakang kepala. Tarik
nafas dalam-dalam sambil
membusungkan dada.
Tahan posisi ini selama 10
detik, ulangi tiga kali
2. Mengatasi punggung
pegal sambil berdiri: Dalam
posisi berdiri tegak, ulurkan
kedua tangan lurus ke
belakang. Genggam kedua
tangan lalu tarik ke atas
sambil membusungkan
dada. Tahan selama 10 – 15
detik, ulangi 2 -3 kali.
3. Mengatasi leher pegal:
Duduk tegak, pandangan
lurus ke depan, lalu gerakkan kepala menoleh ke
kanan. Dengan tangan kanan, tarik kepala ke arah
kanan secara perlahan untuk melenturkan otototot leher samping. Tahan posisi ini selama 10
detik dan ulangi 3 kali. Lakukan gerakan yang sama
ke arah kiri. InsyaAllah keluhan Anda dapat diatasi.
INFO SASETA
Tetap Salam, Senyum, Tanya
Kita tidak pernah bisa menduga apa yang
akan terjadi di akhir hari. Mengawali hari
dengan hati riang dan semangat menjulang,
kadang bisa diakhiri dengan bersungut-sungut
atau marah oleh sebab berbagai macam hal.
Semangat dan keriangan yang tadinya
dirasakan penuh, seolah-olah terkikis habis
oleh satu atau dua kejadian yang dialami.
Rasanya, keseluruhan hari itu menjadi begitu
buruk oleh sebab peristiwa yang dialami di
ujung hari.Namun kita harus senantiasa sadar
dan ingat, bahwa kita memiliki tugas yang mulia.
Pelayanan maksimal yang kita berikan kepada
pasien akan memberi dorongan motivasi mereka
untuk sembuh. Kekuatan motivasi ini mampu
merubah yang pesimis jadi optimis. Senantiasa kita
mengingatkan bahwa SASETA (Salam, Senyum,
Tanya) bertujuan menjembatani komunikasi antara
petugas dan penderita. Jangan sampai perasaan
kesal kita menjadikan keikhlasan kita menguap
begitu saja. Lakukan SASETA untuk mencapai
Layanan Sepenuh Hati (LSH).
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO
Jumat, 18 Mei 2012 / 27 Jumadil Akhir 1433
Kita Perlu Berdo’a
D
i lembah Makkah yang datar. Sepanjang hari matahari membakar.
Pasir-pasir berbisik kepanasan.
Fatamorgana meliuk-liuk perlahan. Ditanah
yang gersang itu, Nabi Ibrahim 'alaihisalam
baru saja meninggalkan istrinya, Hajar, bersama bayi kecilnya Ismail. Ia harus pergi
atas perintah Allah, meninggalkan keluarganya tercinta. Sebuah ujian yang tidak ringan.
Tetapi Ibrahim tidak lantas berkecil rasa.
Justru saat itu ia memasrahkan keluarganya
kepada Allah, Dzat Yang memerintahkan
dirinya untuk beranjak. Ibrahim pun berdoa.
“Ya Yuhan kami, sesungguhnya aku telah
menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanamantanaman, di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami, (yang
demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudahmudahan mereka bersyukur.” (Ibrahim:37)
Ibrahim adalah kekasih Allah, tetapi doa
dan permohonan Ibrahim untuk kebaikan
anak istrinya bercerita tentang fakta lain.
Bahwa siapapun sangat perlu kepada doa.
Ibrahim bahkan harus berpanjang-panjang
doa. Merangkum segala harap, tidak saja untuk istri dan anaknya, tetapi jga untuk kebaikan penduduk mekkah, untuk kebaikan
anak cucunya, untuk kesinambunagn penghambaan kepada Allah Yang Esa. Ibrahim
pun berkata, “Ya Tuhan kami, jadikanlah
aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim:40)
Para Rasul mulia bahkan terkenal dengan
keseriusan mereka dalam meminta dan
berdoa kepada Allah. Lihatlah Nabi
Zakariya. Dalam usianya yang sudah senja,
ia tak pernah putus berdoa agar diberi penyambung generasi dirinya. “Ya Tuhanku,
sesungguhnya tulangku telah lemah dan
kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku
belum pernah kecewa dalam berdoa kepada
Engkau ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku
khawatir terhadap mawaliku sepeninggalanku, sedang istriku adalah seorang yang
mandul, maka anugerahilah aku dari sisi
Engkau seorang putera. Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga
Ya'kub dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.” (QS. Maryam: 4-5)
Dengan tulus, khusyu dan penuh ketundukkan, Zakariya memohon dan berdoa kepada Allah. Akhirnya, Allah memberinya
seorang anak yang belum pernah diciptakan
sebelumnya. Anak itu bernama Yahya, yang
kemudian menjadi nabi pilihan Allah.
Lihat pula sebelum itu, Nabi Ya'qub ditengah dukanya yang mendalam karena kehilangan anak tecintanya,Yusuf, ia tetap tulus
berdoa seraya menegaskan, “Dan Allah
sajalah yang dimohonan pertolongan-Nya.”
(QS. Yusuf:18).
Lihat pula bagaimana Nabi Yusuf, ketika
dikemudian hari jadi pembesar di kerajaan
Mesir, ia tetap tulus berdoa, bahkan sebuah
doa yang sangat penting artinya bagi akhir
dari seluruh kebesarannya: Mohon diwafatkan sebagai muslim. "Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkanku
sebagian kerajaan dan telah mengajarkan
daku sebagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan),
pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah
aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shalih."
(QS. Yusuf: 101).
Demikian pula Rasulullah saw, menjelang perang Badar yang menegangkan.
Ketika diketahuinya jumlah kaum musyrikin mencapai seribu orang. Rasulullah
berdo'a begitu khidmat, menghadap kiblat,
menengadahkan tangan. "Ya Allah, tunaikanlah janji-Mu untukku. Ya Allah, jika
engkau kalahkan jumlah kami dari kaum
muslimin ini, Engkau tidak akan disembah
di bumi ini." Rasulullah terus berdo'a. Sampai-sampai selendangnya jatuh. Abu Bakar
menyusulnya, mengambil selendang itu,
lalu meletakkan kembali dipundaknya yang
mulia, lalu menyemangati orang yang paling ia cintai itu, seraya berkata, "Wahai
Rasululah, cukuplah permohonan engkau.
Pasti, Allah akan memenuhi janjinya untuk
engkau." Rasulullah adalah hamba terbaikNya. Tetapi Rasulullah tetap berdo'a. Bahkan lebih dari do'a siapapun.
Setiap saat kita bergantung kepada
Allah. Kita tidak pernah tahu apa kesudahan
dari seluruh langkah-langkah hidup kita, da-
lam jangka pendek maupun panjang. Akankah kita sukses ataukah malah gagal? Akankan kita menemui kesenangan ataukah tersandung segunung kepahitan? Akankan usaha kita lancar ataukah justru mengalami
kebangkrutan? Yang kita lakukan hanya menata ikhtiar, sebaik mungkin. Kita memang
harus yakin dengan tujuan, tetapi kita juga
harus sadar, bahwa segala kesudahan itu
tidak hanya bergantung kepada keyakinan.
Kita tidak bisa memastikan tentang apa
yang akan kita temui, bahkan untuk beberapa saat kemudian. Maka, kebergantungan
kita kepada Allah, adalah bahasa lain dari
keharusan kita untuk selalu berdo'a. Dengan
berdo'a kepada Allah, kita telah mengadu
kepada Dzat yang paling tulus menerima
pengaduan dan Maha Mendengar do'a
hamba-Nya. "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad)
tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasannya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang
berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku.
Maka hendaklah mereka memenuhi (segala
perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. AIBaqarah:186).
Karenanya, di tengah hiruk pikuk hidup
yang keras, sejujurnya ada penyadaran diri
sesaat, kala ketulusan hati kita bicara, tentang kebergantungan kita kepada Allah
Yang Maha Perkasa. Saat kita dengan sadar
mengakui kelemahan kita. Saat itulah, segerakan pengharapan. Segeralah berdo'a,
kepada Allah Yang Maha Kuasa.
BULETIN EMBUN
Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo
Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH.
2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM
Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA.
Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K)
Dewan Redaksi : Tim Kreatif
Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
Thariq Bin Ziyad
“Wahai saudara-saudaraku, lautan ada di
belakang kalian, musuh ada di depan kalian,
ke manakah kalian akan lari?”
Itulah penggalan dari sebuah pidato yang
sedemikian menggetarkan, yang diucapkan
oleh seorang panglima pasukan muslim
yang bernama Thariq bin Ziyad. Ia mengucapkan pidato tersebut sesaat setelah tentara
muslim memasuki daratan Andalusia
(Spanyol) dan dihadang oleh para tentara
kafir.
Begitu harumnya nama Thariq, sampaisampai namanya diabadikan sebagai nama
semenanjung perbukitan karang setinggi
425 m di pantai tenggara Spanyol: Gibraltar
atau Jabal Tariq.
Thariq bin Ziyad berasal dari bangsa
Barbar. Mengenai sukunya, para sejarawan
masih berbeda pendapat; apakah dari suku
Nafza ataukah suku Zanata. Ia bekas seorang
budak yang kemudian dimerdekakan oleh
Musa bin Nushair, Gubernur Afrika Utara.
Di tangan Musa inilah ia memeluk agama
Islam bersama orang-orang Barbar lainnya
yang tunduk di bawah kekuasaan Musa
setelah menaklukkan daerah Tanja di ujung
Maroko.
Dikisahkan bahwa setelah masuk Islam,
mereka menjalankan agama Islam dengan
baik. Oleh karena itu, sebelum Musa pulang
ke Afrika, ia meninggalkan beberapa orang
Arab untuk mengajari mereka Al-Qur'an dan
ajaran-ajaran Islam. Setelah itu Musa mengangkat Thariq, yang merupakan prajurit
Musa yang terkuat, menjadi penguasa daerah Tanja dengan 19.000 tentara dari bangsa
Barbar, lengkap dengan persenjataannya.
Pada bulan Rajab tahun 97 H (Juli 711
M), Thariq bin Ziyad mendapat perintah dari
Musa untuk menyerang semenanjung
Andalusia. Dengan 7000 prajurit yang sebagian besar dari bangsa Barbar, Thariq menyeberangi Selat Andalusia yang jaraknya
hanya 13 mil dengan perahu-perahu pemberian Julian, gubernur Ceuta di Afrika Utara
yang bersekutu dengan kaum muslimin
untuk menentang Raja Roderick, penguasa
kerajaan Visigoth di Andalusia. Setelah mendarat di pantai karang yang kemudian dinamai Gibraltar, Thariq beserta pasukannya
berhadapan dengan 25.000 prajurit Visigoth.
Pada mulanya kedatangan pasukan Thariq
ini membuat heran Tudmir, penguasa setempat yang berada di bawah kekuasaan Raja
Roderick, karena mereka datang dari arah
yang tidak diduga-duga, yaitu dari arah laut.
Walaupun jumlah pasukan kaum
muslimin jauh lebih sedikit dibandingkan
pasukan musuh, namun jumlah yang banyak
tersebut tidak membuat gentar pasukan
kaum muslimin, terlebih setelah mereka
mendengarkan pidato yang membuat jiwa
mereka menggelora yang disampaikan oleh
panglima mereka, Thariq bin Ziyad. Akhirnya pertempuran ini dimenangkan oleh
Thariq dan Raja Roderick sendiri tewas
dalam pertempuran tersebut.
Kemudian Thariq meminta tambahan
pasukan kepada Musa. Lalu dikirimlah 5000
prajurit yang sebagian besar berasal dari
bangsa Barbar. Satu demi satu kota-kota di
Andalusia berhasil diduduki tentara Thariq:
Toledo, Elvira, Granada, Cordoba dan
Malaga. Antara musim semi sampai musim
panas tahun 711 H, Thariq telah berhasil
menguasai separuh wilayah Andalusia.
Menyejukan Relung Hati
TIPS PRAKTIS
Tips Terhindar dari Bibir Pecah-Pecah
BIBIR pecah-pecah, kedengarannya merupakan masalah sederhana. Tapi, jika sudah
pernah merasakan, maka Anda akan tahu
kalau masalah ini bisa menyebabkan iritasi
dan menimbulkan rasa sakit, terutama saat
makan.
Bibir pecah-pecah juga bisa mengalami
peradangan dan menimbulkan luka goresan.
Jika tidak ditangani dengan benar malah bisa
memicu retakan dan perdarahan pada bibir.
Hal ini tentunya akan sangat mengganggu
aktivitas Anda. Berikut beberapa tip yang
bisa menjadi panduan Anda dalam mencegah
dan mengatasi masalah bibir pecah-pecah.
Pencegahan Bibir Pecah pecah
Saat bibir mulai mengering, biasanya hal
pertama yang mungkin Anda lakukan adalah
berusaha melembabkannya dengan cara
menjilatnya. Hal ini akan meredakan masalah
bibir kering untuk sementara waktu. Tetapi,
begitu ludah mengering, bibir Anda bahkan
akan lebih kering dari sebelumnya. Penyebabnya, menjilat bibir akan menghilangkan
minyak pelindung alami bibir Anda. Selain
itu, zat kimia di ludah yang berfungsi mencerna makanan malah akan berusaha "mencerna" bibir. Karena itu, salah satu cara mencegah bibir kering jadi pecah-pecah adalah
dengan berusaha tidak menjilatnya.
Ada baiknya menjaga kelembaban tubuh sepanjang hari dengan memperbanyak minum air.
Selain itu, saat berada di luar ruangan, jangan lupa
melindungi kulit bibir Anda dengan lip balm yang
mengandung sunscreen bagi bibir sensitif Anda. Jika
Anda perokok, maka berhentilah. Merokok akan
mengeringkan minyak bibir dan meninggalkan
bibir dalam keadaan kering sehingga mudah pecahpecah.
Penanganan
Jika segala upaya pencegahan gagal dan bibir
Anda tetap pecah-pecah dan berdarah, segeralah
melakukan pengobatan. Cara pertama, pilihlah lip
balm yang didisain khusus untuk bibir pecahpecah. Hal ini berfungsi mencegah penambahan
bibir pecah-pecah. Dan untuk mengangkat sel-sel
kulit kering dari bibir, oleskan vaseline dalam
jumlah kecil ke sikat gigi (yang masih baru dan
hanya sekali pakai) kemudian gosokkan secara
perlahan ke area yang mengering di bibir. Hal ini
akan mengangkat semua sel-sel kulit mati dan kulit
kering dari bibir Anda.
Anda bisa juga mengatasi bibir pecah-pecah
dengan mengoleskan sedikit mentega ke bibir.
Cara ini bisa menjaga kelembutan bibir dan membantu menyembuhkan retakan.
INFO SASETA
Belajar Senyum dari Rasulullah
Rasulullah, amat pemurah akan senyum.
Seorang sahabat mengatakan bahwa tak
pernah Rasulullah memandang atau
mendatanginya, melainkan senantiasa dengan
tersenyum. Bibir tipisnya senantiasa
menyungging indah, lahir dari keinginan tulus
membahagiakan orang lain. mengenal
Rosululloh, adalah kekayaan yang tak ternilai
harganya bagi kita. Rosululloh sungguhsungguh dicipta oleh Allah untuk menjadi
tauladan. Diamnya, pembicaraannya pula tindakantindakannya, dari ujung rambut sampai pangkal
kakinya, semuanya pelajaran, seluruhnya adalah
referensi berharga pembawa jalan keselamatan bagi
yang mengikutinya. Program SASETA yang
digulirkan adalah untuk meneladani apa yang rosul
contohkan. Dengan SASETA (Salam Senyum Tanya)
diharapkan pengabdian di RSUD Dr. Soetomo bisa
memberikan warna yang ceriah, yaitu warna
kebahagiaan. Senyumlah untuk mereka.
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO
Jumat, 25 Mei 2012 / 4 Rajab 1433
Arti Bahagia
K
ebahagiaan…, hampir tidak ada
seorang pun di muka bumi ini yang
tidak ingin mendapatkannya.
Namun apakah yang mereka maksud dengan kebahagiaan? niscaya ribuan jawaban
akan terlontar. Sebagian orang akan
mengatakan bahwa kebahagiaan adalah
melimpahnya harta dan kesenangan dunia.
Sebagian yang lain akan mengatakan bahwa kebahagiaan adalah kebebasan untuk
berkreasi dan keberhasilan menyingkap
rahasia-rahasia ilmu pengetahuan. Ada lagi
yang mengatakan bahwa kebahagiaan
adalah ketenangan hati dan bebas dari rasa
takut dan kesedihan.
Saudaraku, apabila kita cermati sekali
lagi sekian banyak jawaban mereka maka
tidak ada jawaban yang bisa melegakan
hati orang yang beriman kecuali firman
Allah dan sabda Rasul-Nya serta untaian
nasihat para ulama. Simaklah sebuah do'a
yang indah dari Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab, Beliau berkata, “Aku memohon kepada Allah yang Maha Pemurah,
Rabb pemilik Arsy yang Maha Besar,
semoga Allah menjagamu di dunia dan di
akhirat dan menjadikanmu mendapatkan
keberkahan di manapun kamu berada, dan
menjadikanmu bersyukur jika diberi
nikmat, bersabar jika ditimpa cobaan dan
beristighfar jika terjerumus dalam dosa.
Karena sesungguhnya tiga hal itulah ciri
utama kebahagiaan.”
Syukur tatkala mendapatkan nikmat
Hakikat syukur adalah mengakui di dalam hati bahwa nikmat yang diperolehnya
berasal dari Allah, kemudian menampakkan rasa syukurnya itu dengan memuji
Allah serta menggunakan nikmat yang
diberikan itu dalam rangka melakukan
ketaatan. Allah telah menjanjikan bagi
orang yang bersyukur bahwa dia akan mendapatkan tambahan nikmat. Allah Ta'ala
berfirman : “Sungguh jika kalian bersyukur
niscaya Aku benar-benar akan menambahkan (nikmat) kepada kalian, dan apabila
kalian justru ingkar maka sesungguhnya
siksa-Ku amatlah pedih.” (QS. Ibrahim: 7).
Walaupun demikian ternyata hanya sebagian kecil hamba Allah yang pandai bersyukur. Padahal tidakkah kita sadar bahwa
sekian banyak nikmat yang ada pada diri
kita ini semuanya berasal dari Allah saja.
Apabila kita ingin menghitung seluruh nikmat itu, pasti tidak ada seorang manusia
pun yang sanggup menghitungnya. Sebagaimana telah difirmankan oleh Allah
Ta'ala yang artinya, “Dan jika kalian berusaha menghitung nikmat Allah maka kalian tidak akan mampu menghingganya.”
(QS. Ibrahim: 34).
Bersabar ketika mendapatkan cobaan
Cobaan adalah satu hal yang pasti dialami setiap insan. Allah berfirman: “Dan
sungguh Kami akan menguji kalian dengan
sedikit rasa lapar serta ketakutan dan kekurangan harta, maka berilah kabar gembira
kepada orang-orang yang sabar…” (QS. Al
Baqarah: 155).
Sabar tatkala mendapatkan cobaan artinya menahan diri untuk tidak menyimpan
kemarahan di dalam hati kepada keputusan
Allah, menahan diri dari mengucapkan katakata laknat atau meratap atau caci maki, dan
juga menahan anggota badan dari melakukan tindakan-tindakan yang merupakan
pelampiasan kemarahan dan tidak menerima
takdir seperti menampar-nampar pipi, merobek-robek kain atau bahkan menjerit-jerit.
Kenapa hal-hal itu tidak diperbolehkan?
Alasannya adalah karena sikap–sikap tersebut mencerminkan ketidakpuasan terhadap
takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah.
Padahal Allah itu Maha bijaksana dan Maha
adil. Allah tidak pernah menganiaya hambaNya. “Dan Rabbmu tidak pernah menganiaya siapapun.” (QS. Al Kahfi: 49). Pada
hakikatnya musibah yang menimpa kita adalah akibat kesalahan kita sendiri, “Dan musibah apapun yang menimpa kalian maka itu
terjadi karna ulah perbuatan tangan-tangan
kalian, dan Allah memaafkan banyak kesalahan orang.” (QS. Asy Syura: 30)
Beristighfar ketika berbuat dosa
Nabi SAW bersabda, “Semua anak Adam
pasti berbuat dosa. Dan sebaik-baik orang
yang berdosa adalah yang gemar
bertaubat.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah,
Ahmad, Hakim). Oleh sebab itu orang yang
terjerumus dalam perbuatan dosa wajib
bertaubat kepada Allah. Allah Ta'ala meme-
rintahkan semua orang yang beriman untuk
bertaubat kepada-Nya. Allah berfirman yang
artinya, “Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang beriman agar kalian beruntung.”
(QS. An Nuur: 31).
Taubat itu akan diterima jika dilakukan
dengan ikhlas dan penuh penyesalan. Selain
itu seorang yang bertaubat dari suatu dosa
harus meninggalkan perbuatan dosanya itu
serta bertekad kuat di dalam hati untuk tidak
melakukannya lagi. Apabila dosa itu menyangkut dengan hak orang lain maka harus
mengembalikan hak orang tersebut atau minta maaf kepadanya. Dan taubat akan diterima
jika dilakukan sebelum nyawa berada di
tenggorokan dan sebelum matahari terbit
dari sebelah barat.
Allah Ta'ala berfirman yang artinya,
“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku
yang melampaui batas terhadap diri mereka
janganlah kalian berputus asa terhadap rahmat Allah, sesungguhnya Allah akan mengampuni seluruh dosa.” (QS. Az Zumar: 53)
Ayat ini berlaku bagi orang yang bertaubat.
Maka dosa apapun yang pernah kita perbuat
maka kewajiban kita adalah segera bertaubat
darinya. Karena menunda-nunda taubat adalah dosa. Wahai saudara-saudaraku, siapakah kita apabila dibandingkan dengan Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam?
Padahal beliau saja dalam sehari bertaubat
seratus kali. Beliau shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda, “Wahai manusia
bertaubatlah kalian kepada Allah. karena
sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya
sebanyak seratus kali dalam sehari.” (HR.
Muslim).
BULETIN EMBUN
Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo
Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH.
2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM
Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA.
Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K)
Dewan Redaksi : Tim Kreatif
Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
Masithah
D
iriwayatkan dari Ibnu Abbas
Radhiallahu 'anhu dia berkata,
Rasulullah Shalallahu 'alaihi
wasallam bersabda, “Pada saat malam
terjadinya Isra' saya mencium bau harum,
sayapun bertanya, “Ya Jibril, bau harum
apakah ini?”
Jibril menjawab, “Ini adalah bau wangi
wanita penyisir rambut putri Fir'aun
(Masyithah) dan anak-anaknya.”
Saya bertanya, ”Bagaimana bisa
demikian?”
Jibril bercerita, “Ketika dia menyisir
rambut putri Fir'aun suatu hari, tiba-tiba
sisirnya terjatuh. Dia mengambilnya
dengan membaca ”Bismillah (dengan nama
Allah).”Putri Fir'aun berkata, “Hai,
dengan nama bapakku?”
Masyithah berkata, “Bukan, Allah adalah
Tuhanku dan Tuhanmu begitu juga Tuhan
bapakmu.”
Putri Fir'aun bertanya, “Kalau begitu,
kamu punya Tuhan selain ayahku?”
Wanita tukang sisir itu menjawab, “Ya.”
Anak putri Fir'aun berkata, “Akan aku
laporkan pada ayahku.”
Wanita tukang sisir menjawab,
“Silahkan!”
Putri Fir'aun kemudian melaporkan
kepada bapaknya, dan Fir'aunpun kemudian
memanggil Masyithah.
Fir'aun bertanya, “Ya Masyithah, apakah
kamu mempunyai tuhan selain aku?”
Masyithah menjawab, “Ya, Tuhanku dan
Tuhanmu adalah Allah.”
Kemudian Fir'aun memerintahkan untuk
mempersiapkan periuk besar dari tembaga
untuk dipanaskan. Satu persatu anak wanita
tukang sisir itu kemudian dilemparkan ke
dalam periuk yang mendidih.
Beberapa saat kemudian, Masyithah berkata kepada Fir'aun, “Saya mempunyai satu
permohonan.”
Fir'aun menjawab, “Katakanlah.”
Masyithah berkata, “Saya ingin engkau
mengumpulkan tulang-tulangku dan tulangtulang anakku dalam satu kain/kantong
untuk kemudian dikuburkan.”
Fir'aun menjawab, “Akan aku penuhi
permintaanmu.”
Lalu satu demi satu anaknya dilemparkan
ke dalam periuk mendidih itu di depan
matanya, sampai akhirnya tinggal seorang
bayi yang masih menyusu. Pada saat itu
wanita tukang sisir nampak ragu-ragu.
Si bayi diatas gendongan Masyithah, atas
izin Allah tiba-tiba berbicara, “Terjunlah
Ibu! Ayo terjunlah, adzab dunia lebih ringan
daripada adzab Akhirat.” Mendengar
anaknya berbicara si ibupun langsung terjun
bersama bayinya.
Demikianlah sebuah kisah yang
tercantum dalam Musnad Imam Ahmad,
4/291-295 dan juga tercantum dalam
Majma'uz Zawa'id, 1/65. Anisul Jalabi II, Ali
Al-Hazza'. Kisah dari seorang wanita
bernama Mashithah yang menjadi penerang
kegelapan istana Fir'aun. Dia mempertahankan kebenaran, meskipun berat dan pahit
terasa. Lalu siapakah pembawa obor bagi
kita di kegelapan abad dua puluh satu ini?
Download