1 PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin tingginya kesadaran akan kesehatan telah membawa perubahan tuntutan konsumen pada produk pangan yaitu tidak sekedar menyediakan zat gizi namun juga memberikan pengaruh yang dapat meningkatkan kesehatan. Salah satu produk pangan yang memberikan zat gizi sekaligus memberikan pengaruh terhadap kesehatan adalah produk susu fermentasi. Konsumsi produk susu fermentasi dengan kandungan laktosa yang lebih rendah dari susu, serta diperkaya dengan probiotik akan sangat membantu dalam meningkatkan kesehatan khususnya bagi penderita lactose intolerance dalam mengkonsumsi susu tanpa bermasalah. Konsumsi susu fermentasi yang mengandung probiotik telah diasosiasikan dengan sejumlah keuntungan dalam kesehatan termasuk tidak adanya masalah dalam metabolisme laktosa, sifat antimutagenik, antikarsinogenik, penurunan tingkat serum kolesterol dan manajemen hipertensi, antidiare, stimulasi sistem imun, perbaikan inflamasi sindrom Bowel dan sifat antibakteri (Kurman dan Rasic 1991; Shah 2000; Lye et al. 2009). Lebih lanjut, susu fermentasi juga mengandung kelompok peptida yang dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi (FitzGerald et al. 2004). Regulasi tekanan darah diasosiasikan dengan renin angiotensin system (RAS) yang melibatkan angiotensin converting enzyme (ACE) (FitzGerald et al. 2004). RAS mengatur tekanan darah, cairan dan keseimbangan elektrolit. Penghambatan ACE adalah kunci target dalam mengontrol tekanan darah dengan mereduksi produksi angiotensin II pada penderita darah tinggi diabetes dan nondiabetes. Telah diketahui bahwa probiotik dapat memproduksi bermacam-macam peptida bioaktif dalam susu selama fermentasi (Korhonen 2009). Selama fermentasi, proteinase dari berbagai jenis probiotik dapat melepaskan peptida penghambat ACE dan oleh karena itu peptida tersebut dapat diperoleh dari protein susu (Yamamoto dan Takano 1999). Beberapa penelitian telah memperlihatkan bahwa Lactobacillus helveticus dapat melepaskan peptida antihipertensif dimana tripeptida Val-Pro-Pro (VPP) 2 dan Ile-Pro-Pro (IPP) penghambat ACE berasal dari protein kasein susu (Korhonen 2009). Donkor et al. (2007) melaporkan bahwa strain Bifidobacterium longum dan Lactobacillus acidophilus dapat menghambat ACE. Lebih lanjut, peptida penghambat ACE (VPP dan IPP) ditemukan dalam yogurt dan keju yang difermentasi oleh L. casei ssp. rhamnosus, L. acidophilus dan strain bifidobacteria (Rhyanen et al. 2001). Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa beberapa tanaman herbal mempunyai kemampuan dalam menghambat aktivitas ACE baik secara in vitro dan in vivo (Kwon et al. 2006; Zeggwagh et al. 2007). Kandungan tanaman tersebut mungkin meniru penghambat ACE sintetis. Disamping itu senyawa tanaman herbal tersebut juga memproduksi senyawa yang menghambat produksi enzim α-amilase dan α-glukosidase yang berperan dalam perombakan karbohidrat dan penyerapan glukosa. Beberapa senyawa penghambat aktivitas enzim α-amilase dan α-glukosidase telah teridentifikasi seperti lectin-like α-amilase dari kacang (Phaseolus vulgaris) dan barley αamilase/subtilin inhibitor (Payan 2004). Senyawa penghambat enzim tersebut sangat berguna dalam menjaga keseimbangan gula darah pada postprandrial pada penderita diabetes Tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek penambahan Mentha spicata L dan Ocimum americanum L terhadap pembentukan susu fermentasi, penurunan hipertensi dan diabetes Tipe 2. Tanaman ini mengandung komponen aktif termasuk anti bakteri, antioksidan, antidiabetes, dan antimutagenik. O. americanum L yang termasuk spesies dari Famili Lamiaceae digunakan sebagai obat tradisional dan kuliner sebagai penambah citarasa (Javanmardi et al. 2003). Sejumlah komponen fenolik tanaman ini dengan aktivitas antioksidan yang tinggi telah diidentifikasi (Sekar et al. 2009; Vani et al. 2009). M. spicata L mengandung komponen aktif dan memiliki kandungan menthol, menthon dan methyl ester yang tinggi, secara luas digunakan sebagai obat sakit perut, menghambat pertumbuhan beberapa bakteri dan dapat merelaksasi otot ketika dioleskan ke kulit (Sharma dan Tyagi 1991; Shasany et al. 2000). Perumusan Masalah Penggunaan obat-obatan farmasi buatan telah membantu mengobati berbagai macam penyakit dan masalah kesehatan seperti hipertensi dan diabetes Tipe 2. Akan tetapi, selain efek pengobatannya, obat-obatan tersebut juga 3 mempunyai efek samping berupa batuk, gangguan pencernaan, kulit terbakar dan alergi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan lain dalam menyelesaikan masalah kesehatan dan mengobati penyakit. Salah satu pendekatan tersebut adalah penggunaan herbal pada susu fermentasi sebagai pendekatan terapeutik untuk mencegah hipertensi dan diabetes Tipe 2. Tujuan Penelitian 1. Mempelajari efek penggunaan herbal (M. spicata L dan O. americanum L) dalam pembentukan susu fermentasi yang ditambahkan bakteri probiotik. 2. Mempelajari pengaruh susu fermentasi dengan penambahan herbal (M. spicata L dan O. americanum L) dalam menurunkan aktivitas enzim penyebab hipertensi dan diabetes Tipe 2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah susu fermentasi yang mengandung probiotik dan ekstrak herbal diharapkan mampu menjadi alternatif untuk mencegah hipertensi dan diabetes Tipe 2.