BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Tujuan pembangunan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur. Untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara material dan
spiritual maka pembangunan di Indonesia diselenggarakan disegala bidang baik ekonomi,
sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi dan pertahanan dan keamanan, pertanian dan
industri. Pembangunan bidang pertanian merupakan salah satu bagian integral dari
pembangunan nasional dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
Usaha pemerintah saat ini adalah mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan
pembangunan di segala bidang, terutama dalam perkembangan sub sektor perikanan yang
diyakini akan mampu meningkatkan dan menjadi andalan perekonomian nasional, khususnya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan.
Paradigma pembangunan sub sektor perikanan selama ini hanya bertumpu pada
kegiatan penangkapan dan pengumpulan hasil-hasil perikanan, sehingga perlu diubah
menjadi kegiatan yang berorientasi ke budidaya laut seperti budidaya kepiting, budidaya
kerang, budidaya mutiara, dan budidaya rumput laut.
Pada dasarnya perairan pantai di Indonesia secara alami mampu menunjang kegiatan
budidaya, dimana perairan dan daerah-daerah teluk tersebar luas dengan kondisi laut yang
relatif tenang sangat potensial untuk budidaya rumput laut.
Kurang lebih 70% wilayah Indonesia terdiri dari laut, yang pantainya kaya akan
berbagai jenis sumber hayati dan lingkungannya potensial, keadaan ini merupakan salah satu
faktor yang dapat menunjang keberhasilan di sektor kelautan. Dewasa ini usaha-usaha
pengelolaan SDA dan lingkungan hidup terus dilakukan. Usaha ini telah menunjukkan
berbagai kemajuan yang berarti bagi peningkatan kesejahteraan umat manusia serta
tercapainya tata lingkungan yang serasi dan seimbang. Sediadi, dkk. (2000 ; 1).
Upaya meningkatkan produksi perikanan dapat ditempuh melalui usaha budidaya,
baik di darat maupun laut. Budidaya rumput laut merupakan salah satu jenis budidaya di
bidang perikanan yang mempunyai peluang untuk dikembangkan di wilayah perairan
Indonesia. Tujuan budidaya dimasa mendatang adalah penghasilan komoditas yang
berkualitas, selektif dan mempunyai kemampuan
serta daya saing yang sangat tinggi
(Comperative Advantage).
Budidaya rumput laut memiliki peranan penting dalam usaha meningkatkan
produksi perikanan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi serta memenuhi kebutuhan
pasar dalam dan luar negeri, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan nelayan dan petani rumput laut serta menjaga kelestarian sumber hayati
perairan.
Untuk meningkatkan produksi rumput laut di Propinsi Nusa Tenggara Timur,
pemerintah daerah sepatutnya memberi perhatian khusus kepada petani dan nelayan serta
para pengusaha lokal rumput laut. Apalagi sekarang ini pengusaha lokal hanya bertindak
sebagai penadah. Pengusaha lokal membeli langsung rumput laut dari petani dengan harga
yang relatif murah berkisar antara 1.500 (rupiah) sampai 2.500 (rupiah) tergantung
kesepakatan antara petani rumput laut dan pengusaha lokal, kemudian pengusaha lokal
menjual komoditas itu kepada pengusaha asing.
Sumber daya rumput laut di Nusa Tenggara Timur pada umumnya masih cukup
melimpah dimana bisa dilihat pada data terakhir yang menunjukan bahwa jumlah yang
diperdagangkan meningkat tiap tahunnya meskipun sempat mengalami penurunan
permintaan. Hal ini menunjukan bahwa peluang pertumbuhan sub sektor perikanan dan
kelautan khususnya budidaya rumput laut sangat besar dan dapat dimanfaatkan sebagai
tulang punggung ekonomi NTT, penyerapan tenaga kerja, peningkatan penghasilan devisa
Negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT.
Untuk menumbuhkan sekaligus menarik minat sektor dunia usaha swasta
khususnya peningkatan penanaman modal dalam bidang budidaya rumput laut, maka
dipandang perlu menyajikan informasi tentang peluang usaha, dengan informasi tersebut
diharapkan akan semakin memacu hasrat investor untuk menanamkan modalnya dibidang
usaha budidaya rumput laut, pengolahan dan pemasaran serta kegiatan-kegiatan usaha
lainnya yang sekaligus mendorong terwujudnya pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
Tabel 1
Harga dan Volume Perdagangan Rumput Laut
Tahun 2003 – 2008
Kabupaten
Kupang
Tahun
2003
2004
2005
Harga
(Rp/Kg)
3.800
3.800
4.500
Volume Perdagangan
(Ribu Ton)
4.62
35.00
24.30
2006
4.500
2007
6.000
2008
6.500
Flores Timur
2003
3.650
2004
3.650
2005
4.500
2006
4.500
2007
6.000
2008
6.200
Lembata
2003
3.750
2004
3.750
2005
4.500
2006
4.500
2007
7.000
2008
7.300
Alor
2003
3.000
2004
3.000
2005
3.700
2006
3.700
2007
6.500
2008
6.700
Rote Ndao
2003
3.800
2004
3.800
2005
3.800
2006
4.500
2007
6.200
2008
6.500
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Timur
130.00
31.25
29.88
8.50
6.92
1.10
21.38
309.00
297.00
25.00
27.10
140.00
186.00
311.00
302.00
13.43
7.08
1.24
34.99
14.70
14.50
1.93
11.38
40.68
29.85
64.00
70.00
Dari tabel diatas perkembangan volume perdagangan rumput laut dari 5 (lima)
kabupaten penghasil rumput laut terbesar antara lain Kabupaten Kupang, Kabupaten Flores
Timur, Kabupaten Lembata, Kabupaten Alor, dan Kabupaten Rote Ndao selama periode 6
(enam) tahun terakhir yakni dari tahun 2003-2008 volume perdagangan rumput laut terus
mengalami peningkatan dengan formulasi harga yang terus meningkat juga yakni di
Kabupaten Kupang volume perdagangan rumput laut
mengalami peningkatan namun
ditahun 2005 mengalami penurunan yakni 24,30 ribu ton, dan tahun berikut mengalami
peningkatan kembali dan kemudian di tahun 2007 kembali mengalami penurunan yang
drastis yakni sebesar 31,25 ribu ton, begitu pula pada tahun 2008 jumlah volume
perdagangan rumput laut mengalami penurunan yakni sebesar 29.88 ribu ton.
Kabupaten Flores Timur volume perdagangannya ditahun 2004 mengalami
penurunan yang drastis yakni sebesar 6,92 ribu ton dan tahun 2005 juga masih mengalami
penurunan yakni sebesar 1,10 ribu ton dan ditahun 2006 kembali terjadi peningkatan
perdagangan begitu pula tahun 2007, pada tahun 2008 jumlah volume perdagangan rumput
laut mengalami penurunan yakni sebesar 297 ribu ton. Di Kabupaten Lembata pada tahun
2004 volume perdagangan mengalami penurunan yakni sebesar 2,71 ribu ton dan ditahun
berikutnya terus mengalami peningkatan volume perdagangan, pada tahun 2008 jumlah
volume perdagangan rumput laut mengalami penurunan yakni sebesar 302 ribu ton.
Kabupaten Alor ditahun 2004 volume perdagangannya mengalami penurunan yakni sebesar
7,08 ribu ton dan ditahun 2005 juga masih mengalami penurunan yakni sebesar 1,24 ribu ton
dan ditahun 2006 kembali mengalami peningkatan dan ditahun 2007 kembali mengalami
penurunan yakni sebesar 14.70 ribu ton, pada tahun 2008 volume perdagangan rumput laut
juga mengalami penurunan yakni sebesar 14.50 ribu ton. Di Kabupaten Rote Ndao volume
perdagangannya terus mengalami peningkatan meskipun di tahun 2006 sempat mengalami
penurunan sebesar 29,85 ribu ton dan di tahun 2007 kembali mengalami peningkatan yakni
sebesar 64,00 ribu ton, pada tahun 2008 volume perdagangan mengalami peningkatan yakni
sebesar 70.00 ribu ton.
Berdasarkan penjelasan mengenai volume pedagangan
dengan harga masing-
masing kabupaten tiap tahunnya juga mengalami peningkatan penulis merasa tertarik untuk
melakukan suatu penelitian dengan judul yang diajukan adalah “Pengaruh Harga Terhadap
Volume Perdagangan Rumput Laut Antar Pulau Di Nusa Tenggara Timur”
1.2 Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh harga terhadap perkembangan
volume perdagangan rumput laut antar pulau?
1.3 Tujuan Dan Kegunaan
1.3.1
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh harga terhadap volume perdagangan antar pulau.
1.3.2
Kegunaan
a. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan ilmu dari disiplin ilmu
ekonomi tentang perkembangan perdagangan rumput laut.
b. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya pada
Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
c. Sebagai bahan informasi dan kajian bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian sejenis.
Download