1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemerintah adalah suatu organisasi yang diberi kekuasaan untukmengatur
dan
mengurus
kepentingan
bangsa
dan
negara.
Tujuan
utama
dari
suatupemerintahan adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,
sertameningkatkan
layanan
tersebut
di
masa
yang
akan
datang.
Peningkatanpelayanan tersebut akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat.Peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat salah satunya dapat
dilihat daritingkat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi
suatuwilayah
dipengaruhi
oleh
terpadunya
kontribusi
beberapa
faktor,
sepertiinvestasi, inflasi, pemberdayaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), laju
pertumbuhan penduduk, kontribusiangkatan kerja, dan lain-lain. Untuk mencapai
suatu wilayah denganpertumbuhan ekonomi yang tinggi, strategi dan kebijakan
ekonomi pembangunanharus fokus pada sektor-sektor strategis dan potensial pada
wilayah tersebut baiksektor riil, finansial, maupun infrastruktur agar dapat
meningkatkan pertumbuhanekonomi.Selain itu, monitoring dan evaluasi terhadap
hasil-hasil pembangunanjuga sangat penting dilakukan secara berkala melalui
sajian data statistik yangberkualitas.Peran pemerintah daerah dalam mengelola
keuangan sangatmenentukan keberhasilan peningkatan pertumbuhan ekonomi di
suatu daerah.
1
2
Pengelolaan keuangan daerah merupakan salah satu bagian yang mengalami
perubahan mendasar dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 32 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Kedua
Undang-Undang tersebut telah memberikan wewenang lebih luas kepada
pemerintah daerah. Kewenangan dimaksud diantaranya adalah keleluasaan dalam
mobilisasi sumber dana, menentukan arah, tujuan dan target penggunaan
anggaran.
Selain itu, pengelolaan keuangan daerah telah diatur dalam Permendagri
No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan
Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan
Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Regulasi aturan-aturan
tersebut dirasakan sangat menyulitkan dalam hal pelaksanaanya karena disamping
butuh waktu untuk mempelajari sekaligus memahami, kendala berikutnya adalah
adanya aturan-aturan pelaksanaan yang belum dikeluarkan, baik itu turunan dari
Undang-Undang maupun peraturan-peraturan pemerintah daerah itu sendiri
sampai sekarang belum diwujudkan, tapi pemerintah tentunya tidak boleh hanya
menunggu dengan tidak melaksankan aturan yang ada. Kalau hal ini dilakukan
sudah pasti ada pemeriksaan, maka akan menjadi temuan tentunya. Perubahanperubahan aturan yang demikian cepat akan banyak menimbulkan masalahmasalah
dalam
hal
pengelolaan
pertanggungjawaban akhir kegiatan.
keuangan
daerah
terutama
pada
3
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal,
pemerintah daerah dituntut untuk memiliki kemandirian keuangan daerah yang
lebih besar. Dengan tingkat kemandirian keuangan yang lebih besar berarti daerah
tidak akan lagi sangat tergantung pada bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi
melalui dana perimbangan. Namun tidak berarti jika kemandirian keuangan
daerah tinggi, maka daerah sudah tidak perlu lagi mendapatkan dana
perimbangan. Dana perimbangan masih tetap diperlukan untuk mempercepat
pembangunan di daerah.
Halim (2012:167) menjelaskan bahwa ciri utama suatu daerah yang mampu
melaksanakan otonomi, yaitu (1) kemampuan keuangan daerah, artinya daerah
harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber
keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahannya, dan (2)
ketergantungan
kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin, agar Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dapat menjadi bagian sumber keuangan terbesar sehingga peranan
pemerintah daerah menjadi lebih besar. Namun pada kenyataannya, sudah dua
belas tahun sejak otonomi daerah diberlakukan, saat ini kemampuan keuangan
beberapa pemerintah daerah masih sangat tergantung pada penerimaan yang
berasal dari pemerintah pusat.
Menurut Mahmudi (2010: 2) terkait dengan tugas untuk menegakkankinerja
keuangan, Pemerintah Daerah bertanggung jawab untukmempublikasikan laporan
keuangan kepada pemangku kepentingan. Terdapatdua alasan utama mengapa
Pemerintah Daerah perlu mempublikasikan laporankeuangan kepada pemangku
4
kepentingan, yaitu: 1) Dilihat dari sisi internal, laporan keuangan merupakan alat
pengendalian danevaluasi kinerja bagi Pemerintah Daerah secara keseluruhan
maupun unit-unitkinerja di dalamnya (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Laporan
keuanganmerupakan
bentuk
pertanggungjawaban
internal
(internal
accountability), yaitu pertanggungjawaban Kepala Satuan Kerja kepada Kepala
Daerah,Kepala Daerah kepada pegawai pemda-pemda dan DPRD, 2) Dilihat dari
sisi pemakaian eksternal, laporan keuangan Pemerintah Daerahmerupakan bentuk
pertanggungjawaban
eksternal
(external
accountability),yaitu
pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada masyarakat, investor,kreditor,
pemberi pinjaman, karyawan, pelanggan, pemerintah, serta pihak-pihak lain yang
berkepentingandengan laporan tersebut sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan ekonomi,sosial, dan politik.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71
Tahun2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, laporan keuangan
berperanuntuk memberikan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan
dantransaksi selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan Pemerintah
Daerahjuga berfungsi sebagai dasar pengambilan keputusan, sehinggalaporan
tersebut harus dibuat secara sederhana agar mudah dipahami olehpembaca
laporan.Meskipun laporan keuangan sudah bersifat general purposive,artinya
dibuat
lebih
umum
dan
sesederhana
mungkin
untuk
memenuhi
kebutuhaninformasi semua pihak.Tetapi tidak semua pembaca laporan dapat
memahamilaporan tersebut dengan baik.Tidak semua pemangku kepentingan
memahamiakuntansi yang merupakan alat untuk menghasilkan laporan keuangan.
5
Karenatidak semua pengguna laporan keuangan memahami akuntansi dengan
baik,sementara mereka akan mengandalkan informasi keuangan itu untuk
membuatkeputusan, maka ketidakmampuan memahami dan menginterpretasikan
laporankeuangan tersebut perlu dibantu dengan analisis laporan keuangan.
Pengukuran kinerja keuangan untuk kepentingan publik dapat dijadikan
evaluasi dan memulihkan kinerja dengan pembanding skema kerja dan
pelaksanaannya. Selain itu dapat juga digunakan sebagai tolak ukur untuk
peningkatan kinerja khususnya keuangan pemerintah daerah
berikutnya.
Adanya
otonomi
daerah
tersebut
pada periode
mengakibatkan
terjadinya
desentralisasi sistem pemerintahan pada Pemerintah Kabupaten Flores Timur.
Karena itu Pemerintah Kabupaten Flores Timur sebagai pihak yang diserahi tugas
menjalankan roda pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan daerahnya untuk dinilai
apakahPemerintah Kabupaten Flores Timur berhasil menjalankan tugasnya
dengan baik atau tidak. Adanya penyelewengan-penyelewengan dana Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang dilakukan pemerintahan pada masa
kekuasaan sebelumnya membuat masyarakat geram dan krisis kepercayaan
terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Flores Timur. Untuk itu masyarakat
atau penduduk sebagai salah satusumber daya pembangunan yang memegang dua
peranan penting dalam pembangunan yaitu sebagai subjek atau perilaku sekaligus
sebagai objek pembangunan menginginkan adanya transparansi anggaran
keuangan yang ada pada Pemerintah Kabupaten Flores Timur, sehingga
6
masyarakat atau penduduk juga dapat memantau kinerja Pemerintah Kabupaten
Flores Timur apakah dapat berjalan dengan baik atau tidak.
Salah satu teknik yang paling banyak digunakan untuk menganalisislaporan
keuangan adalah Analisis Rasio Keuangan.Analisis Rasio Keuanganadalah suatu
ukuran untuk mengidentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkanlaporan keuangan
yang tersedia. Analisis Rasio Keuangan terhadap AnggaranPendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) dilakukan dengan cara mengitungKinerja Keuangan
Daerah dan Kemampuan Keuangan Daerah. Ada beberapacara untuk menghitung
Kinerja
Keuangan
Daerah,
diantaranya
adalah
denganmengitung
Rasio
Kemandirian, Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal, RasioEfektifitas, Rasio
Efisiensi, dan Rasio Keserasian Belanja Anggaran Pendapatandan Belanja
Daerah. Sedangkan untuk menghitung Kemampuan KeuanganDaerah, yaitu
dengan cara menghitung Share dan Growth, Peta KemampuanKeuangan Daerah,
dan Indeks Kemampuan Keuangan Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah.
Kemudian dari masing-masing perhitungan dilakukananalisis dengan cara
membandingkan hasil yang dicapai oleh suatu daerah darisatu periode terhadap
periode-periode sebelumnya, sehingga dapat diketahuibagaimana kecenderungan
yang terjadi. Analisis Rasio Keuangan AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) diharapkan dapat menjadi suatu alatukur untuk menilai kinerja keuangan
Pemerintah Daerah sebagai pengambil andilterbanyak dalam upaya perkembangan
suatu daerah.
7
Berdasarkan
uraian tersebut maka dalam penelitian ini diangkat judul
“Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Flores Timur (Studi
Pada Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah)".
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas, maka peneliti dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
Kinerja
Keuangan
Pemerintahan
Kabupaten Flores
Timurditinjau dari rasio keuangan selamaTahun Anggaran 2012 sampai dengan
2014?
2. Bagaimanakah kemampuan keuangan daerah Pemerintahan Kabupaten Flores
Timur selama Tahun Anggaran 2012 sampai dengan 2014?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengukur kinerja keuangan Pemerintahan Kabupaten Flores Timur
ditinjau dari rasio keuangan selamaTahun Anggaran 2012 sampai dengan 2014.
2. Untuk menilai kemampuan keuangan daerah Pemerintahan Kabupaten Flores
Timur selama Tahun Anggaran 2012 sampai dengan 2014.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kontribusi Praktis
8
a. Memberikan sumbangan pemikiran pada pemerintah daerah dalam membuat
kebijakan. Hasil penelitian ini dapat memberi masukan serta memberikan
informasi mengenai perbaikan kondisi keuangan pemerintah daerah dimasa
yang akandatang.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ukuran sejauh mana kondisi
keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur dari waktu ke waktu
selama periode 3 tahun, sehingga pemerintah terpacu untuk meningkatkan
kualitas kinerjanya pada periode-periode berikutnya.
2. Kontribusi Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi perpustakaan
STIESIA Surabaya, serta diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam
penelitian selanjutnya, sehingga diharapkan penelitian yang akan
dilakukan berikutnya akan jadi lebih baik.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi sebagai acuan dalam
menilai kondisi Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur
berdasarkan hasil perhitungan Analisis Rasio Keuangan terhadap
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
3. Kontribusi Kebijakan
a. Sebagai
bahan
pertimbangan
bagi
pemerintah
untuk
membantu
meningkatkan stategi didalam perbaikan kondisi keuangan pemerintah
daerah.
b. Penelitian ini dapat membantu penulis untuk memenuhi tugas akhir dan
memberikan pengetahuan bagaimana cara menghitung analisis laporan
9
keuangan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sehingga penulis
dapat mengetahui bagaimana kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten
Flores Timur dalam mengelola keuangan daerah dari tahun ke tahun.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan berdasarkan data dari Realisasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten Flores Timur pada tahun anggaran 2012-2014.
Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur
dilihat dari hasil perhitungan Rasio Kemandirian, Rasio Derajat Desentralisasi
Fiskal, Rasio Efektifitas, Rasio Efisiensi, dan Rasio Keserasian Belanja,
sedangkan pengukuran Kemampuan Keuangan Pemerintahan Daerah Kabupaten
Flores Timur dilihat dari hasil perhitungan Share dan Growth Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, Peta Kemampuan Keuangan Daerah, dan Indeks
Kemampuan
Keuangan
(IKK).
Dari
keseluruhan
perhitungan,
untuk
mempermudah pembahasan kemudian di tarik suatu kesimpulan secara deskriptif
berdasarkan data sekunder yang didapatkan dari Realisasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Kabupaten Flores Timur pada tahun anggaran 2012-2014.
Download