BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ferdinand de Saussure mengungkapkan bahwa dalam ilmu linguistik bahasa dibedakan menjadi tiga yaitu, langage, langue dan parole1. Langage merupakan bahasa manusia pada umumnya, langue merupakan suatu bahasa yang digunakan dalam suatu masyarakat tertentu, contohnya bahasa Indonesia atau bahasa Prancis, sedangkan parole merupakan pengungkapan bahasa yang bersifat individual. Bahasa merupakan alat komunikasi dan alat untuk mengekspresikan diri. Manusia kerap melakukan interaksi sosial, dan salah satunya adalah tindakan menyapa dan bertutur sapa dalam hal ini merupakan parole. Sapaan terjadi jika manusia menegur seseorang yang diajak bicara atau menggantikan nama orang ketiga2. Contohnya, seseorang memulai pembicaraan dengan lawan bicara dengan menggunakan kata sapaan, seperti: (1) Mon Marrion, comment vas-tu? „Marrionku, apa kabarmu?‟ (2) Je t’aime, mon amour. „Aku mencintaimu, cintaku‟ Kata sapaan di atas terdiri dari adjektiva possesif + nomina yang menunjukan kepemilikan seseorang, seperti dalam contoh (1) mon Marrion „Marrionku‟ 1 J.W.M, Verhaar. 2010. Asas-Asas Linguistik Umum.(p.3) http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/495/Kata%20Sapaan%20Dala m%20Bahasa%20Indonesia (akses pada 7 Oktober 2013 jam 21:42) 2 1 berstruktur adjektiva posesif persona pertama3 (mon) + nom propre atau nama diri (Marrion). (2) mon amour berstruktur adjektiva posesif persona pertama (mon) + nomina (amour). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007;998) sapaan didefinisikan sebagai: Kata atau frasa untuk saling merujuk dalam pembicaraan dan yang berbeda menurut sifat hubungan di antara pembicara itu. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak ditemukan kata sapaan yang bentuk dan penggunaannya berbeda-beda, tergantung siapa lawan bicara penutur dan dalam situasi atau kondisi yang beragam, sehingga dapat dikelompokkan berbagai macam kata sapaan, misalnya kata sapaan panggilan, kata sapaan kasar, kata umpatan, dan kata sayang. Dalam penelitian ini akan dibahas kata sapaan yang berkaitan dengan perasaan atau disebut juga sebagai kata sapaan afektif, khususnya yang mengungkapkan rasa sayang. Pengertian afektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007;11) disebutkan sebagai: hal yang 1) berkenaan dengan perasaan, 2) mempengaruhi keadaan perasaan dan emosi 3,) mempunyai gaya atau makna yang menunjukan perasaan. Selain secara lisan, komunikasi dapat dilakukan secara tertulis, contohnya dengan menggunakan surat. Di dalam surat, penggunaan kata sapaan dipakai pada awal surat dan dapat pula diulang pemakaiannya di dalam kalimat-kalimat pada badan surat. Contoh kata sapaan pada badan surat (3) dan awal surat (4); 3 Chevalier, Jean-Claude. 1964. Grammaire du Français Contemporain (p.246) 2 (3) Tu as brûlé mes lettres, ma Juliette, mais tu n’as pas détruit mon amour. (Gaudon, 2001;29) „Kamu telah membakar surat dariku, Julietteku, tapi kamu tidak menghancurkan cintaku‟ (4) Ma Juliette chérie, j’ai le cœur plein de toi. (Gaudon, 2001;87) „Julietteku sayang, hatiku penuh dengan dirimu‟ Bentuk sapaan yang digunakan berbeda-beda sehingga muncul variasi bahasa. Seperti yang diungkapkan Lea Suhali (2009;4); Panggilan kepada seseorang ditentukan oleh jabatan, kedudukan sosial, dan hubungan antara si penulis dan penerima surat. Penelitian ini berfokus pada variasi sapaan yang ditentukan oleh hubungan percintaan antara penulis dan penerima surat, yaitu hubungan yang romantis. Dalam bahasa Prancis seperti halnya dalam bahasa lain, variasi sapaan afektif yang digunakan oleh seorang laki-laki kepada kekasihnya, berupa kata-kata yang mengandaikan sesuatu yang indah dan berharga, contohnya: (5) Mon ange (Gaudon, 29:2001) „Bidadariku‟, (6) Ma lumière (Gaudon, 83;2001) „Cahayaku‟ Dalam contoh (5) ange „malaikat‟ dianggap sebagai suatu hal yang indah, cantik, sempurna, memiliki pengaruh yang baik dan tidak berdosa dan (6) lumière „cahaya‟ diandaikan hal yang sangat terang, suatu pencerahan, atau kecerdasan. Berikutnya contoh kata sapaan sayang seorang perempuan yang menggunakan kata-kata yang lebih menunjukan kekuatan; 3 (7) Mon grand Victor (Blewer, 76;2001) „Victorku yang besar‟ (8) Monsieur Toto (Blewer, 83;2001) „Tuan Toto‟ Dalam contoh (7) grand „besar‟ memiliki arti sesuatu yang besar atau kekar, memiliki kekuatan atau kekuasaan dan (8) monsieur „tuan‟ ditafsirkan sebagai orang yang memiliki gelar atau kedudukan. Keragaman makna dalam kata sapaan sayang antara pria dan wanita merupakan fenomena untuk menilai adanya perbedaan penggunaan bahasa diantara keduanya. Dalam sistem berbahasa, tutur sapa tidak lepas dari faktor-faktor sosial yang melingkupinya, misalnya tingkat bahasa yang seperti apa yang dipakai, yang lebih halus atau yang lebih tinggi, dsb. Perbedaan penggunaan kata oleh perempuan dan laki-laki juga diungkapkan oleh Wardaugh bahwa perempuan dan laki-laki menggunakan bentuk yang berbeda dalam berbahasa4. Diungkapkan juga oleh Wardaugh bahwa, perempuan memakai kosa kata yang jarang digunakan oleh laki-laki dan perempuan memiliki kosa kata mereka tersendiri.(1986:304) Hubungan antara bahasa dan interaksi sosial seperti yang terjadi dalam hal sapaan afektif termasuk dalam ranah kajian sosiolinguistik. Penggunaan kata sapaan afektif dalam surat untuk mengungkapkan perasaan sayang dan cinta dalam bahasa Prancis, menarik untuk diteliti karena sangat banyak macamnya. Penelitian ini membahas kata sapaan cinta atau sayang antara sepasang kekasih. Data diambil dari buku “Victor Hugo, Lettres à Juliette Drouet” oleh Jean Gaudon dan “Juliette Drouet, Lettres à Victor Hugo” oleh Evelyn Blewer. 4 Ronald Wardaugh. 1986. An Introduction to Sociolinguistics. (p.306) 4 Dua buku tersebut merupakan kumpulan surat-menyurat antara Victor Hugo dan Juliette Drouet. Victor Hugo adalah penulis terkenal di Prancis, salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Les Misérables. Victor Hugo telah menikah dengan Adèle pada tahun 1833, namun dalam teater Lucréce Borgia dia bertemu dan jatuh cinta pada Juliette Drouet sang aktris. Juliette meninggalkan karirnya dan menyerahkan hidupnya hanya untuk Victor. Pada tahun 1851, Napoléon menyatakan Victor Hugo sebagai buronan. Juliette membuktikan cintanya pada Victor dengan menemukan rumah persembunyian dan membuat surat-surat palsu agar Victor bisa keluar dari Prancis dan mengikutinya ke pengasingan. Juliette selalu berada disampingnya, sampai pada saat Victor dianggap sebagai pahlawan publik. I.2 Rumusan Permasalahan Berdasarkan uraikan tentang sapaan sayang yang dijelaskan di dalam latar belakang, maka identifikasi masalah dalam tulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa saja jenis kata sapaan afektif yang digunakan dalam surat-surat Victor Hugo kepada Juliette Drouet dan Juliet Drouet terhadap Victor Hugo? 2. Bagaimana sapaan afektif tersebut digunakan oleh Victor Hugo dan Juliette Drouet di dalam surat? 5 I.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui jenis kata sapaan afektif yang digunakan dalam surat-surat Victor Hugo kepada Juliette Drouet dan Juliet Drouet terhadap Victor Hugo. 2. Mendeskripsikan kata sapaan afektif yang digunakan oleh Victor Hugo dan Juliette Drouet di dalam surat. I.4 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang kata sapaan sudah beberapa kali dilakukan. Berikut ini beberapa tinjauan penelitian yang berkaitan dengan kata sapaan; Laporan penelitian Sudaryanto, Widyakirana, Marsono dan I Dewa Putu Wijaya (1982) yang berjudul “Kata Afektif Bahasa Jawa” yang meneliti mengenai permasalahan kata-kata afektif yang ada dalam Bahasa Jawa. Laporan penelitian Wiwid Nurwidyohening (2012) yang berjudul “Penggunaan Kata-Kata Afektif dalam Bahasa Prancis dan Indonesia: Sebuah Studi Kontrastif” yang meneliti mengenai perbandingan penggunaan ungkapan afektif yang dilatari oleh budaya dan faktor yang mempengaruhinya. 6 Topik skripsi Grasia Dwinita Asriningsih (1999) yang berjudul “Kata Afektif Bahasa Jawa dan Padanannya dalam Bahasa Prancis” yang meneliti macam-macam kata afektif bahasa Jawa dan memadankannya ke dalam bahasa Prancis. Topik skripsi Esti Haryani (1989) yang berjudul “Tinjauan Terhadap Sapaan Sayang (Apellatifs Affectuex) dalam Bahasa Prancis” berfokus pada penggolongan sapaan sayang berdasarkan linguistik dan menilai intensitas keakraban yang digunakan. Topik skripsi Subiyantoro tentang kata afektif (1985) yang berjudul “Makian dalam Bahasa Prancis” membahas mengenai macam-macam makian dalam bahasa Prancis dan padanannya dalam bahasa Jawa. Berdasarkan data-data di atas, sampai saat ini belum ditemukan penelitian yang menganalisis kata sapaan afektif yang digunakan dalam surat. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang kata sapaan afektif dalam surat dengan menggunakan buku “Lettre à Juliette Drouet” dan “Lettre à Victor Hugo” sebagai objek penelitian. I.5 Landasan Teori I.5.1 Sintaksis Untuk memahami kondisi struktur kata, frasa atau klausa yang mengandung kata sapaan sayang digunakan ilmu sintaksis. Menurut Verhaar, sintaksis adalah 7 tata bahasa yang membahas hubungan antar-kata dalam tuturan (161:2010). Pengertian lainnya, sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa ( Ramlan 1983:17). Sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang menjelaskan unsur-unsur serta hubungan antara unsur-unsur dalam suatu satuan. Dalam analisisnya, sintaksis terbagi atas tiga bagian yaitu, sintaksis kalimat, sintaksis klausa, dan sintaksis frasa5. Penelitian ini akan berfokus pada sintaksis frasa yaitu kelompok kata, dengan analisis menurut struktur pembentukan adjektiva dalam bahasa Prancis. Biasanya sering kita temukan kata sapaan yang memiliki struktur yang terdiri dari nomina, adjektiva posesif persona pertama, kelompok kata adjektiva atau determinan dari kata yang digunakan. Contoh frasa; (8) Ma pauvre Juliette (Gaudon, 2001;79) „Julietteku terkasih‟ (9) Mon Victor bien-aimé (Blewer, 2001;30) „Victorku sayang' Struktur yang dimiliki dari tiap contoh berbeda, dalam contoh (8) adjektiva posesif persona pertama + adjektiva + nomina (benda), sedangkan contoh (9) adjektiva posesif persona pertama + nomina (nama diri) + adjektiva. Adjektiva dalam bahasa Prancis adalah kata yang bervariasi karena adjektiva tersebut menyesuaikan dengan bentuk maskulin atau feminim dan tunggal atau jamak. Contohnya adalah meletakkan tambahan huruf “e” atau yang disebut accord untuk yang berjenis feminim pada adjektiva maskulin. Begitu juga dengan adjektiva posesif persona pertama, penggunaanya mengikuti jenis nomina. Mon „5 J.M.W. Verhaar. 2010. Asas-Asas Linguistik Umum (p.162) 8 ku‟ digunakan jika jenis nomina laki-laki dan ma „-ku‟ digunakan untuk nomina perempuan. Menurut Harald Weinrich (1989;273) peletakan adjektiva dibagi dua, disebut postposition dan antéposition. Kata adjektiva yang diletakkan setelah nomina disebut postposition (selanjutnya disebut postposisi) (9), sedangkan yang diletakkan sebelum nomina disebut antéposition (selanjutnya disebut antiposisi) (8). Contoh distribusi adjektiva seperti ma pauvre Juliette „Julietteku terkasih‟ jika diganti adjektivanya menjadi ma Juliette bien-aimée „Juliette tersayang‟ maka ditambah accord. Kata sapaan afektif selalu erat kaitannya dengan kelas kata nomina dan kelas kata adjektiva, pada umumnya bentuk adjektiva mengikuti nomina. Maka dari itu, penelitian ini berfokus pada analisis pembentukan kata benda memakai kata adjektiva untuk menemukan macam struktur pada kata sapaan sayang. I.5.2 Semantik Kata sapaan adalah bahasa yang bersifat individual, oleh karena itu digunakan macam-macam bentuk kata yang memiliki arti tersendiri sesuai dengan maksud si penutur. Untuk meneliti makna dari kata, digunakan ilmu semantik. Semantik adalah ilmu yang juga mempelajari perubahan makna kata. Sesuai dengan apa yang dinyatakan A. Chaedar Alwasih ( 1983;144): bahwasanya makna bukanlah berwujud dalam sesuatu, melainkan ada dalam pikiran si pemakai simbol yaitu si penutur dan penanggap tutur. 9 Berikut ini gambar oleh C.K Ogden dan I.A Richards dalam Semantic Triangle atau Triade Theory of Meaning (1983)6; (c) (a) (b) Ket: (a) Nama (words) (b) Objek, acuan (referent) (c) Gagasan, makna (yang diberikan kepada pendengar) Dalam penelitian ini digunakan componential analysis theory7 yaitu menganalisis seperangkat kosakata untuk mengklasifikasikan obyek dengan mengacu kepada ciri atau penentu lain dari makna. Berikut ini contohnya; (10) Mon chat, |-8 chat „kucing‟ adalah hewan berbulu, domestik, dan manja (11) Mon ange, |- ange „malaikat‟ adalah keindahan, kecantikan dan kebaikan Jenis-jenis makna yang akan diuraikan dalam penelitian ini adalah; (a) makna denotatif, yaitu makna lugas atau makna sesungguhnya, (b) makna konotatif atau makna emotif, yaitu terjadinya pergeseran makna dari makna umumnya, makna yang muncul akibat asosiasi perasaan kita terhadap apa yang diucapkan atau apa 6 A. Chaedar Alwasilih. 1983. Linguistik Suatu Pengantar (p.143) Ibid., p.145 8 |- adalah makna semantik 7 10 yang didengar. Contohnya, (12) Dia memetik bunga dari desa itu. (13) Dia adalah bunga desa. Makna “bunga” dari kalimat (12) berbeda dengan kalimat (13). “Bunga” pada kalimat (12) memiliki makna sesungguhnya atau makna denotatif, yaitu bunga adalah tumbuhan. Dalam kalimat (13) “bunga” memiliki makna konotatif yaitu bunga adalah seseorang yang memiliki sifat seperti bunga; cantik, indah, dan enak dipandang. Maka, ilmu semantik digunakan dalam penelitian untuk mengetahui makna dari kata sapaan afektif dari nomina dan adjektiva yang digunakan. I.5.3 Sosiolinguistik Tutur sapa merupakan fenomena linguistik. Penelitian terhadap aspek sosiolinguistik memperlihatkan kepada kita betapa aneka warnanya sistem tutur sapa dalam suatu bahasa. Perbedaan bahasa antara laki-laki dan perempuan diungkapkan oleh Wardaugh (1986: 304), bahwa perempuan memiliki kosa kata tersendiri yang sering mereka gunakan. Diperjelas juga oleh Shân Wareing mengenai teori perbedaan, yaitu perbedaan bahasa antara laki-laki dan perempuan disebabkan karena pemisahan antara laki-laki dan perempuan pada tahapantahapan penting dalam kehidupan mereka (2007;132). Dalam bahasa Prancis, tuturan sapaan sayang kepada laki-laki bisa digunakan kata grand/grande seperti dalam mon grand Victor, namun jika kita tidak bisa gunakan kepada perempuan seperti ma grande Juliette karena maknanya akan berubah. Selain adjektiva yang telah dijelaskan, terdapat perbedaan nomina dalam penggambaran laki-laki dan perempuan, seperti penggunaan kata loup „serigala‟ kepada laki-laki, serigala merupakan hewan yang menggambarkan kejantanan karena kemampuannya untuk 11 memburu mangsa. Penggunaan nomina ini tidak dapat digunakan kepada perempuan karena melambangkan maskulinitas. I.6 Metode Penelitian Dalam pemilihan data akan dipilih adjektiva dan nomina yang digunakan sebagai sapaan sayang, dikelompokkan berdasarkan struktur dan jenisnya lalu dikelompokkan berdasarkan penggunaannya yang akan dilakukan dengan 3 tahap yaitu, tahap pengumpulan data, tahap analisis data dan terakhir tahap pemaparan hasil analisis. 1. Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data akan digunakan metode simak dan teknik catat. Sumber data adalah kumpulan surat “Victor Hugo, lettres à Juliette Drouet” dan “Juliette Drouet, à Victor Hugo”. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua bentuk kata sapaan sayang yang terdapat di dalam kumpulan surat-surat tersebut di atas yang ditemukan di awal surat dan di badan surat, sebagai ganti penyebutan nama, atau pada awal paragraf baru. Data-data tersebut dicatat dan dikelompokkan menurut struktur dan penuturnya di dalam kartu data. 2. Analisis Data Dalam tahap analisis data digunakan metode analisis deskriptif yaini dengan cara meneliti data-data yang sudah tercatat dengan tujuan untuk mengungkapkan suatu fakta serta untuk meneliti jenis kata sapaan. Nomina 12 dan adjektiva akan diteliti sesuai dengan makna semantiknya, lalu dibedakan berdasarkan penggunaannya. 3. Pemaparan Hasil Analisis Data yang telah dianalisis dipaparkan dengan cara membandingkan penggunaan kata sapaan sayang oleh tokoh perempuan kepada tokoh laki-laki dan sebaliknya sehingga dapat diketahui perbedaan jenis serta maknanya. I.7 Sistematika Penelitian Penelitian ini akan disajikan dalam 3 bab penyajian sebagai berikut: bab I berisi latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori dan metode penelitian. Pada bab II merupakan pembahasan sebagai analisis data yang bersumber dari kumpulan surat “Victor Hugo, lettres à Juliette Drouet” dan “Juliette Drouet, à Victor Hugo” membahas tentang sintaksis dari bentuk kata sapaan sayang, apa saja macam makna dari kata sapaan sayang dan bagaimana penggunaannya berdasarkan jenis kelamin. Dan bab III memuat kesimpulan sebagai hasil dari penelitian. 13