teknik persuasi exchange program youth ambassador yang

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
TEKNIK PERSUASI EXCHANGE PROGRAM YOUTH AMBASSADOR
YANG DILAKUKAN OLEH ORGANISASI AIESEC
MAKALAH NON-SEMINAR
Diajukan sebagaisalah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi
GITA ANINDITA
10066694984
FAKULTAS IMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
HUBUNGAN MASYARAKAT
DEPOK
JANUARI 2013
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
Teknik Persuasi Exchange Program Youth Ambassador yang Dilakukan
oleh Organisasi AIESEC UI
Gita Anindita
1.
Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Kampus
UI Depok Jalan Lingkar Kampus Raya, Depok, 16424, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Makalah ini membahas tentang kasus kampanye online “I am an AIESECer” yang dijalankan oleh organisasi
AIESEC UI untuk mempersuasi khalayak sasaran agar berpartisipasi di dalam program exchange Youth
Ambassador. Kasus ini dibahas menggunakan teori kampanye dan model AISAS milik Dentsu. Dari
pembahasan kasus menggunakan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa kampanye yang telah dilakukan
AIESEC telah sesuai dengan teori yang ada sehingga tujuan kampanye dapat tercapai.
Kata Kunci: persuasi, kampanye, program pertukaran, organisasi, AISAS
Abstract
This paper discusses about the online campaign “I am an AIESECer” by AIESEC UI which aims to persuade
the targetted public to participate in the Youth Ambassador Exchange Program. The case itself is analyzed using
the campaign theory and AISAS model by Dentsu. From the anaylisis, we may conclude that the campaign is
aligned with the theory and thus the initial objectives can be pursued.
Keywords: persuasion, campaign, exchange program, organization, AISAS
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara sadar maupun tidak sadar, setiap orang dalam kehidupan sehari-harinya pasti
melakukan tindakan persuasi. Istilah persuasi bersumber dari perkataan Latin, persuasio,
yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Tindakan persuasi dapat dikemas melalui
komunikasi persuasif yang bertujuan membantu khalayak membuat keputusan cerdas,
berdasarkan pada informasi mengenai pesannya. Pesan persuasif adalah proses mengubah
sikap orang atau memengaruhi tindakan mereka yang juga bertujuan untuk membina
kredibilitas, menciptakan minat, dan mendorong keinginan dengan menekankan manfaat
yang diketahui akan diperhatikan oleh pembaca (Wahdi, 2011:106).
Melalui buku berjudul Komunikasi Persuasif, Soemirat (2004) mengatakan bahwa
persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Dengan cara rasional,
komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa
ide ataupun konsep. Sedangkan, persuasi yang dilakukan secara emosional, biasanya
menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang.
Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah.
Dari beberapa definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, tampak bahwa
persuasi merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat
dan perilaku seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal. Komponen-komponen dalam
persuasi meliputi bentuk dari proses komunikasi yang dapat menimbulkan perubahan,
dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, dilakukan secara verbal maupun nonverbal.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam komunikasi persuasi meliputi kejelasan
tujuan, memikirkan secara cermat orang-orang yang dihadapi, serta memilih strategi yang
tepat.
Persuasi dilakukan tidak hanya pada tingkat individu, tetapi juga pada tingkat
kelompok, seperti di dalam organisasi dan perusahaan. Dalam hal ini, eksistensi suatu
organisasi tentunya memiliki kepentingan tertentu dan ingin mencapai suatu tujuan bersama .
Organisasi AIESEC merupakan salah satu diantaranya. AIESEC adalah sebuah
organisasi global yang dijalankan oleh pemuda yang memiliki tujuan mengembangkan
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
kepemimpinan, salah satunya melalui program exchange ke seluruh dunia. Saat ini organisasi
AIESEC sudah memberikan dampak positifnya selama lebih dari 65 tahun dan beroperasi di
124 negara. Karena keberadaannya yang sudah sejak lama, jaringan AIESEC menjadi sangat
luas. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah anggota (100,000), alumni (1,000,000), dan
partner (8,000) yang dimilikinya saat ini. Perlu diketahui pula bahwa visi AIESEC adalah
peace and fulfillment of humankind’s potential yang mana dijalankannya melalui programprogram pengembangan kepemimpinan yang dimilikinya.
1.2 Permasalahan
Salah satu program yang dimiliki AIESEC bernama Youth Ambassador, sebuah
program exchange sosial dimana melalui program ini pemuda mendapatkan kesempatan
untuk mengasah potensi kepemimpinannya dengan bekerja di dalam sebuah projek sosial
yang bersifat sukarela dengan durasi enam hingga delapan minggu. Projek yang ditawarkan
juga sangat beragam, mulai dari budaya, pendidikan, anak-anak, kesehatan, dan pariwisata.
Kegiatan promosi pun dilakukan oleh AIESEC UI demi meningkatkan kesadaran
masyarakat, terutama mahasiswa Universitas Indonesia, akan adanya program Youth
Ambassador. Meskipun terdapat berbagai ragam bentuk promosi, disini penulis mengambil
sebuah kampanye bernama “I am an AIESECer” Campaign, sebuah kampanye yang
berisikan cerita pribadi, pengalaman exchange mahasiswa terdahulu.
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
BAB 2
KERANGKA TEORI
2.1 Persuasi
Pace, Peterson dan Burnett (1979) (Venus, 2004:30) mendefinisikan persuasi sebagai
“tindakan komunikasi yang bertujuan untuk membuat komunikan mengadopsi pandangan
komunikator mengenai suatu hal atau melakukan suatu tindakan tertentu”. Ini adalah definisi
persuasi yang paling umum. Johnston (1994) memberikan definisi lebih spesifik dengan
menyatakan bahwa “persuasi adalan proses transaksional diantara dua orang atau lebih
dimana terjadi upaya merekonstruksi realitas melalui pertukaran makna simbolis yang
kemudian menghasilkan perubahan kepercayaan, sikap dan atau perilaku secara sukarela”.
Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa persuasi pada prinsipnya adalah setiap
tindakan komunikasi yang ditujukan untuk mengubah atau memperteguh sikap, kepercayaan
dan perilaku khalayak secara sukarela sehingga sejalan dengan apa yang diharapkan
komunikator.
Perlu diketahui bahwa tindakan persuasi tidak selalu bertujuan memodifikasi sikap
atau perilaku. Kenyataannya, terkadang tujuannya justru untuk memodifikasi suatu
kepercayaan atau nilai tertentu saja. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan persuasi
sebagai komunikasi manusia yang diciptakan untuk memengaruhi orang lain, dengan
memodifikasi kepercayaan, nilai atau sikap (Simons, 1976:22).
2.2 Kampanye
Kampanye merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari persuasi. Ditemukan
melalui situs Kamus Besar Bahasa Indonesia ( http://kbbi.web.id/kampanye), kampanye berarti
suatu gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi). Sedangkan sosial
adalah semua hal yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi, kampanye sosial merupakan
suatu gerakan yang dilakukan untuk mengubah suatu perilaku yang berkenaan dengan
kelompok masyarakat agar menuju ke arah tertentu sesuai dengan gerakan yang dilaksanakan
oleh pembuat kampanye.
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
Rogers dan Storey (1987) (Venus, 2004:7) mendefiniskan kampanye sebagai
“serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu
pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
tertentu”. Merujuk pada definisi ini maka setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya
harus mangandung empat unsur-unsur pokok, yaitu: tindakan kampanye yang ditujukan
untuk menciptakan efek atau dampak tertentu, jumlah khalayak sasaran besar, biasanya
dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan melalui serangkaian tindakan komunikasi yang
terorganisasi.
Charles U. Larson (1992) (Venus, 2004:11) sendiri membagi jenis kampanye ke dalam tiga
kategori, yakni:
a. Product-Oriented Campaigns
Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan
komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran produk yang baru. Umumnya
kampanye ini terjadi di lingkungan bisnis/perdagangan. Sedangkan kampanye PR bertujuan
untuk membangun citra positif perusahaan melalui program kepedulian dan tanggung jawab
social.
b. Candidate-Oriented Campaigns
Kegiatan kampanye yang berorientasi bagi calon (kandidat) untuk kepentingan kampanye
politik (political campaign).
c. Ideological or Cause Oriented Campaigns
Jenis kampanye ini berorientasi yang tujuannya bersifat khusus dan berdimensi perubahan
social dan bersifat non-komersil. Oleh karena itu, kampanye jenis ini dalam istilah Kotler
disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani
masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait.
Selanjutnya terdapat lima teknik kampanye, yaitu:
a. Teknik Partisipasi (Participating), yaitu teknik yang mengikutsertakan (partisipasi) atau
peran serta komunikasi atau audiensi yang memancing minat atau perhatian yang sama ke
dalam suatu kegiatan kampanye dengan tujuan untuk menumbuhkan saling pengertian,
menghargai, kerja sama dan toleransi.
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
b. Asosiasi (Association), yaitu menyajikan isi kampanye yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau obyek yang tengah ramai atau sedang “in” dibicarakan agar dapat
memancing perhatian masyarakat.
c. Teknik Integratif (Integrative), yaitu bagaimana komunikator menyatukan diri dengan
khalayaknya secara komunikatif dengan mengucapkan kata-kata ‘kita, kami, anda’ yang
artinya mengandung makna bahwa yang disampaikan komunikator adalah untuk
kepentingan bersama.
d. Teknik ganjaran (pay off technique), yaitu untuk mempengaruhi komunikan dengan suatu
ganjaran (pay off) atau menjanjikan dengan sesuatu “iming-iming hadiah”, dan lain
sebagainya dengan dua kemungkinan. Pertama berupa benefit (manfaat) kegunaan dan
sebagainya. Kemungkinan yang pertama ini berusaha menumbuhkan gairah komunikasi
dan lebih menitikberatkan pada emosional komunikan (emotional appeal). Kedua berupa
ancaman, kekhawatiran, dan sesuatu yang menakutkan. Kemungkinan yang kedua ini
digunakan untuk meningkatkan rasa takut, ketegangan, atau kekhawatiran yang akan
terjadi di kemudian hari.
e. Memperoleh empati (emphaty), yaitu dimana komunikator berusaha menempatkan diri
dalam posisi komunikan, ikut merasakan dan peduli situasi serta kondisi pihak
komunikan. Hal ini biasa dikenal dengan social responsibility and human relations.
Persuasi secara inheren terkandung dalam kampanye. Dengan demikian setiap tindakan
kampanye pada prinsipnya adalah tindakan persuasi (Venus, 2004:29). Meski inti kampanye
adalah persuasi, namun tindakan persuasif dalam kampanye berbeda dengan tindakan
persuasif perorangan. Sekurang-kurangnya ada empat aspek dalam kegiatan kampanye
persuasif yang tidak dimiliki tindakan persuasif perorangan yakni:
a. Kampanye secara sistematis berupaya menciptakan “tempat” tertentu dalam pikiran
khalayak tentang produk, kandidat atau gagasan yang disodorkan.
b. Kampanye berlangsung dalam berbagai tahapan mulai dari menarik perhatian
khalayak, menyiapkan khalayak untuk bertindak, hingga akhirnya mengajak mereka
melakukan tindakan nyata.
c. Kampanye juga mendramatisasi gagasan-gagasan yang disampaikan pada khalayak
dan mengundang mereka untuk terlibat baik secara simbolis maupun praktis, guna
mencapai tujuan kampanye.
d. Kampanye juga secara nyata menggunakan kekuatan media massa dalam upaya
menggugah kesadaran hingga mengubah perilaku khalayak.
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
2.3. Model AISAS
Model AISAS merupakan model perilaku konsumen online yang diciptakan oleh
Dentsu (http://www.dentsumedia-network.com/approach/index.html), salah satu perusahaan iklan
dan public relation besar dari Jepang. AISAS sendiri terbentuk dari Attention (perhatian),
Interest (ketertarikan), Search (pencarian), Action (aksi), dan Share (Berbagi).
A
Attention
I
Interest
S
Search
A
Action
S
Share
Gambar 2.2 Model AISAS oleh Dentsu yang terbentuk dari Attention, Interest, Search,
Action, dan Share
Model AISAS menjelaskan bahwa telah terjadi perubahan signifikan pada pola
perilaku konsumen yang sebelumnya pernah dijelaskan oleh model AIDA (Attention,
Interest, Desire dan Action). Perubahan pola perilaku ini didorong oleh perkembangan pesat
teknologi internet sehingga menciptakan era digital atau online. Model AISAS menjelaskan
bahwa kini konsumen lebih aktif dan dapat melakukan tahap pencarian informasi (Search) di
internet melalui search engine. Selain itu, pada model AISAS konsumen dapat melakukan
kegiatan berbagi informasi (Share)
kepada orang-orang di sekitarnya
mengenai
pengalamannya terhadap sebuah produk atau gagasan, baik di dunia nyata maupun online
melalui social media. Tahap berbagi ini lah yang nantinya dapat menciptakan word of mouth
dan viral.
AISAS adalah suatu model perilaku konsumen online yang dikembangkan oleh
Dentsu Group yang merupakan satu perusahaan iklan terbesar di dunia yang didirikan di
Jepang. Model AISAS ini dinilai dapat menjelaskan perilaku konsumen secara lebih akurat
dari model-model sebelumnya.
Model AISAS secara spesifik dan simpel menjelaskan dan menampilkan kepada
pemasar bahwa terjadi perubahan-perubahan perilaku pada konsumen dalam pemasaran
online. Setelah memiliki perhatian (Attention) dan tertarik (Interest) pada sesuatu hal,
konsumen biasanya langsung menuju berbagai search engine, seperti Google ataupun
YouTube untuk mencari informasi lebih lanjut. Dengan berbekal informasi yang didapat,
selanjutnya konsumen memutuskan apakah akan berlanjut hingga tahap aksi (Action)
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
kemudian berbagi (Share) informasi yang didapat ataukah tidak. Jika informasi yang didapat
cukup baik dan menarik minat dari konsumen, maka akan tercipta word of mouth serta
perbincangan mengenai informasi tersebut baik di social media maupun di dunia nyata.
Di era di mana media baru, internet, telah berkembang pesat dan hampir menggeser
peran media konvensional, tahapan mencari serta menyebarkan informasi menjadi sangat
penting untuk dipertimbangkan. Dengan AISAS, kita dapat menyederhanakan elemen pada
perubahan psikologis konsumen dan memperluas elemen pada segmen aksi dalam tahap S-AS yang berisikan tahapan mencari informasi, melakukan aksi, kemudian menyebarkan
informasi yang telah didapatkan dari pengalaman aksi tersebut. Dalam rangka merebut
perhatian konsumen, perspektif dalam model ini menjadi sangat relevan digunakan.
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
BAB 3
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Situasi
Melalui program Youth Ambassador yang dimiliki AIESEC UI, secara jelas AIESEC
melalukan teknik persuasi yang bertujuan untuk memengaruhi tindakan khalayak luas secara
disengaja. Kampanye program ini juga dilakukan secara besar-besaran, terutama di saat
menjelang peak season atau beberapa minggu sebelum libur perkuliahan mahasiswa. Dengan
dilakukannya hal ini, mahasiswa yang terterpa kampanye diharapkan akan merasa tertarik,
mendaftar, dan berpartisipasi dalam program Youth Ambassador.
Bentuk promosi untuk menunjang kegiatan persuasi program Youth Ambassador
sebenarnya sangatlah beragam, namun disini penulis mengambil sebuah kampanye bernama
“I am an AIESECer” Campaign, sebuah kampanye yang berisikan cerita pribadi,
pengalaman exchange mahasiswa terdahulu.
Pada setiap tahunnya, AIESEC UI dapat
memberangkatkan sekitar 120 pemuda Indonesia dan setelah mereka kembali ke tanah air,
AIESEC memanfaatkan cerita-cerita yang dimiliki mereka sebagai bahan kampanye yang
dituangkan kedalam bentuk poster dan dimuat di website internal maupun dicetak dan
ditempelkan di banyak tempat. Tujuan AIESEC melakukan ini tentunya bukan hanya untuk
berbagi cerita dan pengalaman mahasiswa yang sudah lebih dahulu mengikuti exchange,
tetapi juga untuk mengajak mahasiswa-mahasiswa lainnya untuk juga melakukan hal yang
sama. Dengan adanya cerita-cerita ini, AIESEC berharap akan terdapat semakin banyak
orang yang ingin merasakan hal yang sama karena terinspirasi oleh kisah-kisah yang mereka
baca. Kemudian, oleh karena itu target sasaran jadi memiliki keinginan untuk merasakan
pengalaman itu sendiri.
4.2 Kaitannya dengan Kampanye dan Persuasi
Selanjutnya dihubungkan dengan teori kampanye pada bab sebelumnya, kampanye
Youth Ambassador dilakukan dengan sangat terencana karena target khalayaknya yang sudah
jelas dan juga dijalankan dalam kurun waktu tertentu. Saat ini AIESEC UI berlokasi di
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, sehingga tentunya sasaran utama kampanye ini
adalah seluruh mahasiswa Universitas Indonesia. Namun, perlu diketahui bahwa sebenarnya
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
program ini juga terbuka untuk mahasiswa di luar Universitas Indonesia. Kampanye juga
dilakukan dalam kurun waktu tertentu saja, ketika menjelang libur perkuliahan, yaitu di bulan
November dan Desember untuk libur semeter ganjil dan selanjutnya di bulan Mei dan Juni
untuk libur semester genap.
Dihubungan dengan jenis kampanye yang ada, maka kampanye “I am an AIESECer”
dapat dikategorikan sebagai ideological or cause oriented campaign dikarenakan tujuan
utamanya yang berdimensi perubahan sosial dan bersifat non-komersil. Dengan berpartisipasi
di dalam program Youth Ambassador, para mahasiswa secara langsung akan menangani
suatu masalah sosial dengan partisipan lainnya di dalam projek tersebut. Sebagai contoh,
salah satu projek yang pernah penulis ikuti bernama Wexplore China. Projek ini berlangsung
selama delapan minggu, mulai dari minggu pertama Januari 2012 hingga minggu ketiga
Februari 2012 di Changsha, ibu kota provinsi Hunan, Cina. Penyelenggara projek menyadari
bahwa semakin berkembangnya zaman, justru semakin banyak anak-anak di Cina yang justru
kurang menghargai kultur yang sejak dahulu dimiliki negara ini. Dengan demikian, enam
orang asing pun diundang untuk berpartisipasi di dalam projek ini dengan tujuan akhir
memberikan pelajaran dan sosialisasi kembali kepada anak-anak Cina bersama panitia projek.
Namun, sebelum para partisipan mampu melakukan hal ini, penyelenggara projek melakukan
kolaborasi dengan beberapa institusi untuk mengajari para partisipan mengenai beberapa
kultur Cina, yaitu opera tradisional, jamuan minum teh, teknik menganyam, dan teknik
melipat kertas tradisional. Setelah menjalani pelatihan intensif selama empat minggu, keenam
partisipan berasal dari lima negara yang berbeda, yakni Indonesia, Australia, Brazil, Taiwan,
dan Polandia, menjadi siap untuk melakukan sosialisasi kepada anak-anak Cina di tingkat
sekolah dasar dan sekolah menengan keatas. Latar belakang keenam partisipan yang sangat
berbeda menarik menarik perhatian anak-anak Cina untuk mendengarkan sosialisasi yang
diberikan dan berpartisipasi aktif pada setiap latihan yang diberikan. Projek ini juga bersifat
sukarela yang berarti para partisipan sadar mereka melakukan hal ini dengan tujuan positif
dan bersedia bekerja di dalam projek tanpa dibayar. Pada jangka panjangnya, projek ini
bertujuan menangani masalah sosial melalui perubahan sikal dan perilaku publik yang terkait.
Metode persuasi yang digunakan dalam studi kasus ini adalah social-scientific dengan
teknik persuasi berupa benefit. Dalam metode social-scientific, orang yang mempersuasi ikut
terlibat langsung dan hal ini dapat dilihat dari cerita dan pengalaman yang diberikan dari
peserta program Youth Ambassador sebelumnya kepada khalayak sasaran berikutnya. Peserta
sebelumnya sudah pernah merasakan programnya secara langsung dan setelah mereka
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
merasakan manfaat (benefit) nya, mereka pun berbagi cerita dimana secara tidak langsung
mereka melakukan persuasi. Namun pada akhirnya, tentu saja penerimaan atau penolakan
menjadi keputusan khalayak sendiri.
4.3 Kaitannya dengan Model AISAS
Model AISAS menjadi relevan dengan pembahasan ini mengingat kampanye “I am an
AIESECer”
dilaksanakan
melalui
media
online
AIESEC
UI
yaitu
website
(www.aiesecui.org) dan Facebook. Melalui kedua media ini, beberapa poster kampanye
diperlihatkan dengan tujuan menarik perhatian (attention) khalayak luas sehingga
menimbulkan ketertarikan (interest) pada diri mereka tentang apa yang menjadi tema
kampanye, yaitu program Youth Ambassador. Dengan semakin canggihnya teknologi,
kemudian orang-orang ini dapat melakukan pencarian (search) sendiri tentang program Youth
Ambassador, baik itu secara langsung lewat situs atau Facebook AIESEC UI, maupun lewat
search engine seperti Google. Setelah orang-orang tersebut memutuskan untuk berpartisipasi
di dalam program, mereka dapat mendaftarkan diri secara online dan mengikuti proses
sebelum keberangkatan sebelumnya, yaitu wawancara dan orientasi. Setelah orang tersebut
telah berhasil menjalani keduanya, maka ia pun dinyatakan layak untuk pergi exchange
(actions).
Nantinya selama enam hingga delapan minggu perjalanan, partisipan akan
mendapatkan banyak pengalaman dan cerita-cerita menarik yang tak sabar untuk ia bagi.
Pada tahap ini terjadilah tahapan terakhir dari model AISAS yaitu share. Share bisa dilakukan
lewat word of mouth, maupun dengan mediaonline, seperti social media. Biasanya, partisipan
akan berbagi ceritanya tidak lama setelah pengalaman terjadi, bisa saat ia masih berada di
negara tujuan, maupun saat ia sudah kembali ke tanah air.
AIESEC UI sebagai organisasi yang memberangkatkan orang tersebut, kemudia akan
mengadakan suatu acara untuk menyambut kembali kepulangan partisipan exchange program
Youth Ambassador. Acara ini pun dijadikan sebagai wadah bagi para partisipan untuk
menceritakan pengalaman-pengalaman berharganya dan apabila partisipan ingin menuangkan
ceritanya ke dalam bentuk tulisan, AIESEC UI akan membuatkan poster kampanye “I am an
AIESECer” untuk dipublikasikan kembali ke beberapa media online yang dimilikinya.
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
Gambar
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
BAB 4
PENUTUP
Teknik persuasi pada dasarnya dilakukan hampir setiap saat, tidak hanya pada
tingkatan individual tetapi juga pada tingkatan organisasi. Organisasi AIESEC sebagai
contoh pada makalah ini secara sengaja ingin memengaruhi khalayak sasarannya dengan
melakukan persuasi, lebih tepatnya dengan cara melakukan kampanye berjudul “I am an
AIESECer” yang berisikan cerita dan pengalaman partisipan program exchange terdahulu.
Melalui kampanye ini terjadilah pertukaran pesan dari komunikator kepada
komunikan dan tidak terdapat unsur paksaan yang bearti khalayak secara sukarela dapat
menerima ataupun menolak pesan yang disampaikan.
Meskipun memang tujuan akhir diadakannya “I am an AIESECer” Campaign adalah
agar terdapat semakin banyak orang yang berpartisipasi dalam program exchange, namun
kampanye juga pada dasarnya berharap meningkatkan awareness masyarakat akan manfaat
program Youth Ambassador. AIESEC selaku organisasi not-for-profit ingin memberikan
dampak positif sebanyak-banyaknya kepada lingkungan sekitar dan program ini tentunya
sangat relevan dengan tujuan utama organisasi ini, yaitu untuk mengembangkan potensi
kepemimpinan pemuda.
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Venus, Antar, M.A. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Simons, Herbet W. 1976. Persuasion: Understanding, Practice, and Analysis. New
York: Random House
Wahdi, Mohamad. 2011. Keterampilan dan Strategi Komunikasi Bisnis dengan
Pendekatan Praktis. Jakarta: CAPS
Soemirat, Soleh. 2004. Komunikasi Persuasif. Jakarta: Universitas Terbuka
---, http://massofa.wordpress.com/2009/12/08/konsep-dasar-komunikasi-persuasif/ (diakses di
Depok pada tanggal 13 Januari 2014 pukul 14:05 WIB)
---, http://www.sagepub.com/upm-data/4985_Dainton_Chapter_5.pdf (diakses di Depok pada
tanggal 13 Januari 2014 pukul 14:08 WIB)
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
FORMULIR PERSETUJUAN PUBLIKASI NASKAH RINGKAS
Yang bertandatangan di bawahini:
Nama
NIP/NUP
: Drs. AG. Sudibyo, M.Si
: 196005271992031001
Pembimbing dari mahasiswa S1:
Nama
: GITA ANINDITA
NPM
: 1006694984
Fakultas
: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Program Studi
: S1 REGULER / ILMU KOMUNIKASI
Judul Naskah Ringkas :
TEKNIK PERSUASI EXCHANGE PROGRAM YOUTH AMBASSADOR YANG
DILAKUKAN OLEH ORGANISASI AIESEC UI
Menyatakan bahwa naskah ringkas ini telah diperiksa, diperbaiki, dipertimbangkan dan
dinyatakan dapat diunggah di UI-ana (lib.ui.ac.id/unggah) dan (pilih salah satu dengan
memberi) tanda silang:
x Dapat diakses dan dipublikasikan di UI-ana (lib.ui.ac.id).
☐ Akan diproses diterbitkan pada Jurnal Prodi/Jurusan/Fakultas di UI.
☐ Akan diterbitkan pada prosiding seminar nasional pada Seminar
………………………………………………………………………………………………......
yang diprediksi akan dipublikasikan pada …………………………………(bulan/tahunterbit)
☐ Akan diterbitkan pada Jurnal Nasional yaitu
…………………………………………………………………..……………… (namajurnal),
yang diprediksiakan dipublikasikan pada …………………………………(bulan/tahunterbit)
☐ Akan ditulis dalam bahasa Inggris dan diterbitkan pada prosiding Konferensi
Internasional pada………………………………………………………………………………
yang diprediksiakan dipublikasikan pada …………………………………(bulan/tahunterbit)
☐ Naskah ringkas ini baik, dan akan diubah/digabung dengan hasil penelitian
lain dan ditulis dalam bahasa Inggris untuk dipersiapkan kejurnal
internasional, yaitu: …………………………………………………………………………….
dan akan dipublikasikan pada ………………………………………...……(bulan/tahun)
☐ Ditunda publikasi onlinenya karena akan/sedang dalam proses paten/HKI
Depok,
(Drs. AG. Sudibyo, M.Si)
Pembimbing Karya Ilmiah: Makalah Non-Seminar
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Karya ilmiah ini diajukan oleh
Nama
: GITA ANINDITA
NPM
: 1006694984
Program Studi
: SARJANA REGULER / ILMU KOMUNIKASI
Fakultas
: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JenisKarya
: MAKALAH NON-SEMINAR
Nama Mata Kuliah
: TEKHNIK NEGOSIASI DAN PERSUASI
Judul Karya Ilmiah
:
TEKNIK PERSUASI EXCHANGE PROGRAM YOUTH AMBASSADOR YANG
DILAKUKAN OLEH ORGANISASI AIESEC UI
Telah disetujui oleh dosen pengajar mata kuliah untuk diunggah di
lib.ui.ac.id/unggah dan dipublikasikan sebagai karya ilmiah sivitas akademika
Universitas Indonesia
Dosen Mata Kuliah
: Drs. AG. Sudibyo, M. Si.
Ditetapkan di
: Universitas Indonesia, Depok
Tanggal
: Januari 2014
(
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
)
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Gita Anindita
NPM
: 1006694984
Program Studi : Sarjana Reguler / Hubungan Masyarakat
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas
: FISIP
Jenis Karya : Makalah Non Seminar
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas
karya ilmiah saya yang berjudul:
Teknik Persuasi Exchange Program Youth Ambassador yang Dilakukan oleh
Organisasi AIESEC UI
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Indonesa berhak menyimpan, mengalihmediakan/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama
tetap tercantum nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Universitas Indonesia, Depok
Pada tanggal : 13 Januari 2014
Yang menyatakan
( Gita Anindita )
Teknik persuasi ..., Gita Anindita, FISIP UI, 2014
Download