Anak Autis Sensitif terhadap Peningkatan IgG terhadap

advertisement
BERITA TERKINI
Anak Autis Sensitif terhadap Peningkatan IgG
terhadap Gluten/Gliadin
G
luten merupakan cadangan protein
utama pada gandum dan sereal
sejenisnya. Klasifikasi gluten yang
utama adalah α/β-gliadin, γ-gliadin, ω-gliadin,
dan glutenin. Sensitivitas terhadap gluten
dapat didefinisikan sebagai peningkatan reaksi
sistem imun terhadap protein gluten, yang
disertai dengan peningkatan kadar antibodi.
Peningkatan reaksi sistem imun terhadap
gluten pada celiac disease, sebuah penyakit
autoimun yang utamanya menyerang usus
kecil, telah dipahami dengan baik. Beberapa
studi menunjukkan adanya kemungkinan
korelasi antara abnormalitas sistem imun
pada celiac disease dan autism pada anak,
khususnya yang berhubungan dengan
alergi makanan. Akan tetapi hanya beberapa
studi menunjukkan kejadian celiac disease,
keluarga dengan riwayat penyakit tersebut,
atau peningkatan antibodi terhadap gliadin di
antara anak dengan autisme. Oleh karena itu
hubungan antara autism, celiac disease, dan
gluten pada saat ini belum dapat dipahami
secara jelas.
Pola makan menghindari kandungan gluten
makin popular di kalangan komunitas autis,
akan tetapi efektivitas terapi perubahan pola
makan ini belum diketahui dengan baik.
Sebuah penelitian terbaru dilakukan untuk
menilai efek reaksi sistem imun terhadap
gluten pada pasien anak dengan autisme dan
juga kemungkinan adanya hubungan antara
autisme dan celiac disease. Studi ini diikuti 140
pasien anak dengan 3 kriteria kelompok, yaitu
37 kelompok anak dengan autisme yang
terdiagnosis menggunakan kriteria ADOS
(autism diagnostic observation schedule) dan
ADI-R (autism diagnostic interview, revised) dan
27 saudara kandung (unaffected sibling) yang
tidak terkena autisme (kelompok autisme dan
unaffected sibling) dan 76 pasien anak sehat
dengan usia yang setara dengan kelompok
A (kontrol). Serum darah kedua kelompok ini
diuji untuk antibodi terhadap gliadin dan juga
gen yang berhubungan dengan celiac disease,
yaitu HLA-DQ2 dan –DQ8.
Berikut ini adalah hasil analisis serum kedua
kelompok:
1. Peningkatan antibodi antigliadin IgG
secara bermakna lebih tinggi pada kelompok
autisme jika dibandingkan dengan kelompok
kontrol (p<0,01).
2. Peningkatan antibodi antigliadin IgG
secara bermakna lebih tinggi pada kelompok
saudara kandung autisme yang tidak
memiliki gejala autisme (unaffected sibling)
jika dibandingkan dengan kelompok kontrol
(p<0,01).
3. Peningkatan antibodi antigliadin IgG
secara bermakna lebih tinggi pada kelompok
autis jika dibandingkan dengan kelompok
unaffected sibling, akan tetapi perbedaan ini
tidak mencapai kemaknaan statistik (p>0,05).
4. Kadar IgA sebanding antara ketiga
kelompok individual (p>0,05).
5. Tidak semua anak autis memiliki gen celia
disease HLA-DQ2 dan –DQ8 positif, hanya
48,7% pasien autis yang memiliki gen celiac
disease positif.
6. Sejumlah 70% pasien autisme memiliki
gejala gangguan gastrointestinal (GI), seperti
diare, refluks gastroesofageal, dan konstipasi.
Pasien gangguan GI memiliki kadar IgG
antibodi terhadap gliadin jika dibandingkan
terhadap pasien tanpa gangguan GI (p<0,01).
Figure 2 Comparison of levels of antibody to A) gliadin,
B) deamidated gliadin fusion peptide, and C) human TG2
in autistic children, with and without GI symptoms. Boxed
segments represent the middle 50% of the data. Whiskers
indicate the range of data. Large horizontal bars indicate
mean value of the data. ** = p<0.01.
Figure 1 Comparison of levels of IgG and IgA antibody to
gliadin in children with autism, their unaffected siblings,
and unrelated healty controls. Boxed segments represent
the middle 50% of data. Whiskers indicate the range of
data. Large horizontal bars indicate mean value of data.
**=p<0.01
Simpulanmya, pada kelompok anak dengan
autisme terdapat peningkatan reaksi imun
terhadap gluten, mekanisme ini berbeda
jika dibandingkan dengan celiac disease.
Peningkatan respons antibodi antigliadin
dan kejadian gejala GI merupakan salah satu
mekanisme yang berhubungan dengan
abnormalitas permeabilitas membran usus
pada pasien anak dengan autisme. (MAJ)
REFERENSI:
1.
Lau NM, Green PH, Taylor AK, Hellberg D, Ajamian M, Tan CZ, et al. Markers of celiac disease and gluten sensitivity in children with autism. PloS One 2013;8(6):e66155.
2.
Briani C, Samaroo D, Alaedini A. Celiac disease: From gluten to autoimmunity. Autoimmun Rev. 2008;7(8):644-50.
CDK-215/ vol. 41 no. 4, th. 2014
301
Download