(PTK). - repository@UPI

advertisement
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan
pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan
tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai
hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Hopkins (1993) dalam Wiratmadja (2008,
hlm.12).
Suharsimi (2007, hlm 2) mendefinisikan penelitian tindakan kelas melalui
paparan gabungan definisi dari kata penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian
adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu suatu hal menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan
adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang
dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok
siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama oleh guru.
Jadi, Suharsimi (2007, hlm.3) berkesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas
adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh
siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK)
merupakan salah satu penelitian yang dibarengi dengan suatu tindakan atau
perlakuan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran,
baik dalam peran dan tanggung jawab pendidik maupun dalam proses
pembelajaran di dalam kelas itu sendiri.
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pendekatan gabungan,
yakni
kualitatif dan kuantitatif.
1.
Penelitian kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data mengenai proses
yang terjadi selama tindakan pembelajaran dilakukan. Data yang akan
dianalisis berupa data hasil observasi, dan catatan lapangan.
2.
Penelitian
kuantitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang
menunjukkan peningkatan dan kemajuan siswa dalam pembelajaran. Data
yang akan dianalisis merupakan data hasil menulis puisi siswa.
Sesuai dengan Scott W. Vanderstoep dan Deidre D. Johnston yang
menyatakan
Kendati bervariasi, pendekatan penelitian dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian besar, yakni pendekatann kualitatif dan pendekatan kuantitatif.
Penelitian kualitatif menekankan pada pembangunan naratif atau deskripsi
tekstual atas fenomena yang diteliti. Penelitian kuantitatif menekankan pada
penilaian numerik atas fenomena yang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif digunakan untuk menganalisis data secara naratif dan penelitian
kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa angka numerik yang
akan menunjukkan peningkatan dan kemajuan siswa dalam pembelajaran.
C. Desain Penelitian
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi′uddin, 1996) penelitian
tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang
selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.
Dalam pelaksanaannya ada kemungkinan peneliti telah mempunyai
seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pada pengalaman) sehingga dapat
langsung memulai tahap tindakan. Ada juga peneliti yang telah memiliki
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
seperangkat data, sehingga mereka memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan
refleksi. Akan tetapi pada umumnya para peneliti mulai dari fase refleksi awal
untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah
penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang
dapat diuraikan sebagai berikut.
1.
Refleksi awal
Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan
untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema
penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk
mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi
awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi
masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan
tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak calon peneliti
sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan
diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan masalah selesai dilakukan, selanjutnya
perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian.
2.
Penyusunan Perencanaan
Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal.
Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan
sebagai
solusi
dari
permasalahan-permasalahan.
Perlu
disadari
bahwa
perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi
nyata yang ada.
3.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya
perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada
rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu
didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh
berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
4.
Observasi (Pengamatan)
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan
pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti
mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan
terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan
melalui teknik observasi.
5.
Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis,
interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan.
Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil
atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari
kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian
yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik
kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat
penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi,
yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat
atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu
siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan
yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang
dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya
berdasar pada model (2) ini yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang.
Penelitian tindakan kelas dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari
empat kegiatan, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Berdasarkan siklus pertama tadi, guru akan mengetahui letak keberhasilan dan
kegagalan atau hambatan yang dijumpai pada siklus pertama tersebut. Oleh karena
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
itu, guru merumuskan kembali rancangan tindakan untuk siklus kedua. Kegiatan
pada siklus kedua ini dapat berupa kegiatan sebagaimana yang dilakukan pada
siklus pertama, tetapi sudah dilakukan perbaikan-perbaikan atau tambahantambahan berdasarkan hambatan atau kegagalan yang dijumpai pada siklus
pertama.
Jika dalam dua siklus, guru sudah merasa indikator kinerja yang telah
dirumuskan sebelumnya sudah tercapai, maka dilakukan penyimpulan dan
pemaknaan hasilnya. Namun, jika permasalahan yang diteliti masih ada yang
belum terselesaikan, maka dilanjutkan ke siklus berikutnya dengan tahapan
sebagaimana yang telah dilakukan pada siklus kedua, tentunya dengan perbaikanperbaikan. Mengenai berapa siklus harusnya dilakukan, sebenarnya tidak ada
batasan tergantung pada ketercapaian indikator kinerja yang telah dirumuskan
sebelumnya. Hanya saja, bagi para guru yang umumnya memiliki keterbatasan
pemahaman dalam penelitian tindakan kelas serta keterbatasan waktu karena
harus melaksanakan tugas rutin pembelajaran sehari-hari, biasanya penelitian
dalam dua siklus sudah bisa dianggap bagus. Sebab, salah satu prinsip penelitian
tindakan kelas oleh guru adalah tidak boleh mengorbankan pelaksanaan
pembelajaran rutin sehari-hari yang telah terjadwal secara baik oleh sekolah.
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
Penyusunan Rencana Tindakan
SIKLUS I
Refleksi I
Observasi
Pelaksanaan
Tindakan
Penyusunan Rencana Tindakan
SIKLUS II
Refleksi II
Observasi
Pelaksanaan
Tindakan
Penyusunan Rencana Tindakan
SIKLUS III
Refleksi III
Observasi
Pelaksanaan
Tindakan
Hasil Penelitian
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1998)
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SDN Cihanjuang I Kecamatan Parongpong
Kabupaten Bandung Barat, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada semester
genap tahun ajaran 2013/2014. Peneliti memilih lokasi ini dengan alasan tertentu.
Peneliti sering melaksanakan kegiatan belajar mengajar di lokasi ini, hingga
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
peneliti menemukan suatu permasalahan pembelajaran yang harus diteliti lebih
lanjut agar permasalahan tersebut dapat ditemukan solusi dan pemecahannya.
2.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan Bulan Juni 2014.
Adapun rincian pelaksanaannya sebagai berikut:
a.
Maret 2014 merupakan waktu dimana observasi awal dilakukan. Disini,
peneliti mengambil permasalahan yang ditemukan di lapangan untuk
kemudian diteliti lebih lanjut.
b.
April 2014 merupakan waktu yang digunakan peneliti untuk menyusun segala
hal yang berhubungan dengan penelitian. Seperti rencana penelitian, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), instrumen
penilaian, dsb.
c.
Mei 2014 merupakan waktu dimana peneliti melakukan penelitian lapangan.
Peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sebanyak tiga siklus dengan
kegian langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
d.
Juni 2014 merupakan waktu yang digunakan untuk menganalisis hasil
penelitian yang dilakukan. Sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan dari
penelitian.
E. Subjek Penelitian
Subjek yang dilibatkan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa
kelas V SDN Cihanjuang I Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
yang berjumlah 29 orang yakni 15 orang siswa perempuan dan 14 orang siswa
laki-laki.Peneliti memutuskan untuk mengadakan penelitian di kelas V karena
beberapa pertimbangan, yakni ditemukannya masalah yang sangat penting dan
sangat perlu untuk diperbaiki. Masalah yang ditemukan, berhubungan dengan
ranah penelitian yang akan dilakukan peneliti, yakni dalam mata pelajaran Bahasa
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
Indonesia. Sewaktu melakukan kegiatan pembelajaran di kelas V ini peneliti
menemukan masalah yang berkaitan dengan nilai menulis puisi siswa. Hampir
setengah dari jumlah siswa tidak mencapai nilai ketuntasan.
F. Prosedur Penelitian
Sesuai dengan metode penelitian yang dipakai, yaitu penelitiam tindakan
kelas. Maka, prosedur penelitian yang akan dilaksanakan berupa siklus. Prosedur
yang akan ditempuh terdiri dari tiga siklus yang saling berkaitan, sebagai berikut:
1.
Tahap Perencanaan
Perencanaan merupakan susunan rencana tindakan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran. Kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a.
Pra tindakan
1) Mendiskusikan dengan observer mengenai rencana penelitian
2) Mendiskusikan dengan observer mengenai upaya mengatasi masalah
pembelajaran serta penerapannya dalam pembelajaran
3) Merancang rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus I
b. Persiapan tindakan
1) Menentukan fokus observasi
2) Menetapkan waktu pengumpulan data
3) Menetapkan waktu dan cara pelaksanaan refleksi
4) Menetapkan waktu dan hal-hal lain untuk penyusunan perencanaan ulang
bagi pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.
2.
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat
sebelumnya. Secara lebih rinci, rencana tindakan untuk setiap siklus diuraikan
sebagai berikut:
a.
Siklus I
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
Materi yang akan disajikan pada siklus I adalah menulis puisi bebas dengan
menggunakan kata yang menarik.
1) Perencanaan
Mempersiapkan pembelajaran menulis puisi dengan metode Estafet Writing,
siswa menentukan tema secara bebas terlebih dahulu.
a) Mendiskusikan
dengan
guru
mengenai
langkah-langkah,
metode
pembelajaran dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
b) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan SK dan KD dalam silabus.
c) Menyusun RPP
d) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang perlu disediakan, seperti lembar
evaluasi dan instrumen lain beserta kriteria penilaian untuk mengukur
kemampuan menulis puisi siswa
e) Menyiapkan alat-alat dokumentasi pembelajaran.
2) Pelaksanaan
a) Melaksanakan penerapan metode Estafet Writing dengan materi menulis
puisi bebas.
b) Memilih tema puisi secara bebas
c) Menentukan judul puisi secara bebas
d) Menulis puisi menurut ide dan gagasan
3) Observasi
Guru mengukur kesesuaian rencana dengan pelaksanaan proses pembelajaran
berlangsung serta mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
4) Refleksi
Melihat kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran pada siklus I.
kekurangan akan diperbaiki pada siklus berikutnya
b. Siklus II
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Materi yang akan disajikan sama seperti pada siklus I yaitu menulis puisi
bebas dengan menggunakan kata yang menarik.
1) Perencanaan
Mempersiapkan pembelajaran menulis puisi dengan metode Estafet Writing,
siswa menentukan tema secara bebas terlebih dahulu.
a) Mengumpulkan kelebihan dan kekurangan pada siklus I, lalu dilakukan
perbaikan pada siklus II.
b) Menyusun RPP dengan melihat hasil refleksi siklus I.
c) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang perlu disediakan, seperti lembar
evaluasi dan instrumen lain beserta kriteria penilaian untuk mengukur
kemampuan menulis puisi siswa
d) Menyiapkan alat-alat dokumentasi pembelajaran.
2) Pelaksanaan
a) Melaksanakan penerapan metode Estafet Writing dengan materi menulis
puisi bebas. Diharapkan pada siklus II siswa lebih menguasai
pembelajaran puisi dengan menggunakan metode Estafet Writing.
b) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data mengenai peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas.
3) Observasi
Guru mengukur kesesuaian rencana dengan pelaksanaan proses pembelajaran
berlangsung serta mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
4) Refleksi
Melihat kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran pada siklus II.
Kekurangan akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
c.
Siklus III
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
Materi yang akan disajikan sama seperti pada siklus I dan II yaitu menulis
puisi bebas dengan menggunakan kata yang menarik..
1) Perencanaan
Mempersiapkan pembelajaran menulis puisi dengan metode Estafet Writing,
siswa menentukan tema secara bebas terlebih dahulu.
a) Menyusun RPP dengan melihat hasil refleksi siklus I.
b) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang perlu disediakan, seperti lembar
evaluasi dan instrumen lain beserta kriteria penilaian untuk mengukur
kemampuan menulis puisi siswa
c) Menyiapkan alat-alat dokumentasi pembelajaran.
2) Pelaksanaan
a) Melaksanakan penerapan metode Estafet Writing dengan materi menulis
puisi bebas. Diharapkan pada siklus III siswa lebih menguasai
pembelajaran puisi dengan menggunakan metode Estafet Writing
b) Melakukan tes siklus III untuk mendapatkan data mengenai peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas.
3) Observasi
Mencatat semua yang terjadi sebagai data yang akan digunakan pada tahap
refleksi III.
4) Refleksi
Penarikan kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.
G. Instrumen Penelitian
1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran digunakan sebagai salah satu acuan
dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode
Estafet Writing.
2.
Instrumen Tes
a. Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelompok
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
Instrumen pelaksanaan pembelajaran ini berupa lembar kerja siswa
(LKS). Dalam LKS, siswa dituntut untuk bekerja sama dan saling
membantu diantara teman kelompok.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS) Individu
Instrumen pelaksanaan pembelajaran ini berupa lembar kerja siswa
(LKS). dalam LKS. Siswa dituntut untuk menciptakan tulisannya secara
individu.
3.
Lembar Observasi
Instrumen lain yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi.
Menurut
Sanjaya
(2010,
hlm.86)
Observasi
merupakan
suatu
teknik
mengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang
berlangsung dan mencatatnya dengan alat obseervasi tentang hal-hal yang akan
diamati atau diteliti
Mengacu pada pengertian di atas, maka observasi digunakan untuk
mengamati kinerja guru dan aktivitas yang dilakukan siswa selama proses
pembelajaran menulis puisi bebas.
4.
Catatan Lapangan
Catatan lapangan berisi paparan atau deskripsi mengenai latar kelas dan
aktivitas selama proses belajar mengajar. Catatan lapangan merupakan catatan
tertulis tentang apa yang peneliti/observer lihat, dengar, dan alami pada saat
tindakan penelitian dilaksanakan dengan tujuan memperoleh data mengenai
aktivitas siswa yang berhubungan dengan metode Estafet Writing dalam
pembelajaran menulis puisi bebas.
H. Analisis dan Interpretasi Data
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis data dengan menggunakan
analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif akan digunakan untuk
menganalisis data mengenai proses yang terjadi selama tindakan pembelajaran
dilakukan. Data yang akan dianalisis berupa data hasil observasi, dan catatan
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
lapangan. Sedangkan untuk analisis data kuantitatif akan digunakan untuk
menganalisis data yang menunjukkan peningkatan dan kemajuan siswa dalam
pembelajaran. Data yang akan dianalisis merupakan data hasil menulis puisi
siswa.
Rambu-rambu analisis pun peneliti susun agar kegiatan analisis yang
dilakukan berkaitan dengan pembelajaran menulis puisi bebas dapat terarah,
sehingga didapatkan hasil analisis yang baik. Adapun rambu-rambu analisis yang
digunakan sebagai berikut.
Tabel 3.1
Format Penilaian Hasil Menulis Puisi Bebas Siswa
Skala
No.
Aspek yang Dinilai
SB
B
C
K
(4)
(3)
(2)
(1)
Bobot
1.
Menentukan tema
6,25
2.
Penentuan Judul
6,25
3.
4.
Skor
Pengembangan Ide dan
6,25
Gagasan
Pemilihan dan Penulisan Kata
6,25
yang Tepat
Setiap penilaian aspek dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan
kemudian dijumlahkan keseluruhannya, maka didapatkan nilai untuk hasil
menulis puisi bebas siswa.
Tabel 3.2
Arti Skala
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
SB
4
Sangat Baik
B
3
Baik
C
2
Cukup
K
1
Kurang
Tabel 3.3
Deskripsi Skala Nilai
1.
Kesesuaian
Tema
Pemilihan
SB
4
80-100
tema
dalam
menulis puisi sangat sesuai
dengan
isi
dan
topik
pembahasan
Pemilihan
B
3
70-79
tema
dalam
menulis puisi sesuai dengan
isi dan topik pembahasan
Pemilihan
C
2
60-69
tema
dalam
menulis puisi kurang sesuai
dengan topik pembahasan
Pemilihan
K
1
00-59
tema
dalam
menulis puisi tidak sesuai
dengan
isi
dan
topik
pembahasan
2.
Penentuan
Judul
Penentuan
SB
4
judul
dalam
80-100 menulis puisi sangat sesuai
dengan isi
B
3
70-79
Penentuan
judul
dalam
menulis puisi sesuai dengan
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
isi
Penentuan
C
2
60-69
judul
dalam
menulis puisi kurang sesuai
dengan isi
Penentuan
K
1
00-59
judul
dalam
menulis puisi tidak sesuai
dengan isi
3.
Pengembangan
Ide dan
Mengembangkan
SB
4
gagasan
80-100 pokok dengan sangat jelas
Gagasan
dan sistematik
Mengembangkan
B
3
70-79
pokok
dengan
sistematik,
gagasan
jelas
tetapi
dan
kurang
menarik
Mengembangkan
C
2
60-69
gagasan
pokok dengan kurang jelas
dan sistematik, tetapi kurang
menarik
Mengembangkan
K
1
00-59
gagasan
pokok kurang jelas dan tidak
sistematik
4.
Pemilihan
Kata dengan
Penggunaan dan pemilihan
SB
4
80-100 dan kata dengan tepat dan
Tepat
benar
B
3
70-79
Penggunaan dan pemilihan
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
dan kata dengan tepat
C
2
60-69
K
1
00-59
Penggunaan dan pemilihan
dan kata kurang tepat
Penggunaan dan pemilihan
dan kata tidak tepat
Berikut merupakan rumus perhitungan persentase yang digunakan. Santoso
(2005, hlm.57):
P=
Keterangan:
P
= persentase,
F
= jumlah siswa yang memenuhi kategori,
N
= jumlah keseluruhan siswa,
100 = bilangan konstanta
Sulistiani, Risca. 2014
PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download