Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

advertisement
Kalbisocio,Volume 3 No. 2 Agustus 2016
ISSN 2356 - 4385
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Membeli dan Kepercayaan sebagai Variabel Mediasi
dalam Belanja Online
Herwin1), Dion Dewa Barata2)
Manajemen, Fakultas Ekonomi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis
Jalan Pulomas Selatan Kav. 22, Jakarta Timur
1)
Email: [email protected]
2)
Email: [email protected]
Abstract: the study aims to analyzes the effects of brand image and company image toward the
intension to buy and its implications to buying decision with the consumer trust as the mediator. The
study is conducted based on the phenomenon of the failures of E-Commerce companies in Indonesia.
Considering the big prospects the country could generate, the study, then, is expected to establish the
right strategies in implementing E-Commerce in Indonesia. This study uses a quantitative research
methods to conduct a survey of 217 respondents. The sampling method is purposive sampling. Results
of hypothesis testing was conducted using Structural Equation Modeling shows that brand image and
consumer trust, both, do not have any effects toward the buying intension. The results also show that
brand image has effect on the company image, brand image does have effect to to company image,
and that the company image does have effect to the buying intention and consumer trust. As to buying
decision is affected by consumer trust and buying intension.
Keywords: brand, buying, becision, image, intention, trust
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh citra merek produk terhadap citra perusahaan
dan intensi membeli dan implikasikan terhadap keputusan pembelian dengan kepercayaan konsumen
sebagai mediasi. Hal ini dipicu dari fenomena banyaknya perusahaan bergerak dibidang E-Commerce,
namun masih banyak yang gagal. Dengan melihat prospek yang besar di Indonesia maka diharapkan
penelitian ini dapat mengetahui strategi apa yang dapat dilakukan agar dapat berhasil di E-Commerce.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan melakukan survei terhadap 217
responden. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Hasil uji hipotesis dilakukan
dengan metode Struktural Equation Modeling menunjukkan citra merek dan kepercayaan konsumen
tidak berpengaruh terhadap intensi membeli, citra merek berpengaruh pada citra perusahaan, citra
perusahaan berpengaruh pada intensi membeli dan kepercayaan konsumen, kepercayaan konsumen
dan intensi membeli berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Kata Kunci: citra, intensi, kepercayaan, keputusan, membeli, merek
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan lembaga riset pasar E-Marketer,
populasi pengguna internet di Indonesia pada tahun
2014 mencapai 83,7 juta orang (sekitar 30 % dari
total penduduk), hingga 2018 diperkirakan pengguna
internet di Indonesia akan meningkat rata-rata 10%
pengguna pertahunnya. Kementerian Komunikasi dan
Informatika dalam situsnya menyatakan pengguna
internet di Indonesia hingga saat ini telah mencapai
82 juta orang, dengan capaian tersebut Indonesia
berada pada peringkat ke-6 di dunia.
Menurut B.S.A, Chandra dan Martin (2015: 54)
seiring pertumbuhan pengguna internet yang pesat
60
ini, berdasarkan data Frost dan Sulivan penjualan
E-Commerce Indonesia pun bertumbuh pesat dari
$ 120 juta di tahun 2010 menjadi $ 650 Juta di
2012, dan di tahun 2013 MenkomInfo menyatakan
nilai transaksi E-Commerce di Indonesia mencapai
Rp 130 triliun. Hasil riset yang dilakukan oleh
Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) yang
memperlihatkan nilai pasar E-Commerce Indonesia
saat ini diperkirakan mencapai Rp 94.5 triliyun, dan
pada 2016 angkanya diprediksi akan meningkat tiga
kali lipat menjadi Rp 295 triliyun. Menurut Pradipta
(2015) Rudiantara menyatakan potensi penerapan
E-Commerce di indonesia sangat besar, dan tahun
ini diperkirakan transaksi dari sistem elektronik ini
Herwin, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan...
bisa mencapai $ 20 miliar, lebih tinggi dari 2014 yang
tercatat $ 12 miliar.
Saat ini ada diperkirakan sudah ada sekitar 50
pelaku usaha yang ikut serta meramaikan E-Commerce
Indonesia, di antaranya adalah Zalora, Lazada,
Tokopedia, Bhinneka.com, Berniaga, Elevenia,
Dinomarket, Bukalapak.com, Blibli.com dan masih
banyak lagi. Dari banyak pelaku E-Commerce di
Indonesia banyak yang berhasil dan juga banyak
yang gagal, karena masih banyak yang belum paham
cara berbisnis melalui E-Commerce. Banyak yang
mengira untuk berhasil di E-Commerce cukup dengan
membangun situs komersial saja, E-Commerce
bukan hanya membutuhkan infrastruktur digital
yang mumpuni, tapi juga keterlibatan semua elemen
perusahaan dalam merespon tuntutan konsumen.
E-Commerce bukan hanya penetapan harga saja,
di dalamnya terdapat proses delivery, sistem
pembayaran dan penyampaian informasi produk ke
konsumen, yang dituntun akurat dan cepat.
Menurut Yadi Budhi Setiawan (Managing
Director Force One) dalam Fisamawati (2014: 82)
E-Commerce merupakan saluran distribusi modern
market yang paling efisien, karena bila dikelola
dengan baik, pada saluran ini konsumen dapat dengan
cepat dan mudah mengetahui informasi dan promo
yang dibutuhkan sebelum menentukan pilihan produk.
Hal ini akan sangat menguntung-kan konsumen.
Oleh karena itu E-Commerce yang baik bukan hanya
mencakup menyampaikan pesan/ informa-si berupa
promosi dan harga tapi juga dilengkapi dengan sarana
pembayaran yang terpercaya dan juga monitoring
pengiriman barang.
Para pengamat E-Commerce menyatakan bahwa
masalah paling utama di E-Commerce Indonesia adalah
kepercayaan. Ketidakpercayaan membuat konsumen
Indonesia khawatir barang yang di beli tidak sesuai
dengan yang diharapkan, ketidakpercayaan membuat
konsumen khawatir barang tidak dikirim oleh penjual
walaupun sudah dibayar, ketidakpercayaan membuat
konsumen khawatir barang yang dibeli diterima
dalam keadaan rusak, ketidakpercayaan membuat
konsumen tidak yakin produk tertentu dijual secara
online. Selain itu budaya konsumen Indonesia yang
masih senang berinteraksi secara fisik dengan penjual
dan merasakan produk secara fisik menghambat
perkembangan E-Commerce di Indonesia.
Dari banyaknya pelaku E-Commerce Indonesia
yang tidak berhasil, dapat dikatakan bahwa para
pelaku E-Commerce tersebut tidak dipercaya oleh
konsumen. Hal ini terkait dengan citra perusahaan
tersebut yang tidak dikenal oleh konsumen atau
bahkan dikenal tidak baik dimata konsumen, sehingga
konsumen lebih memilih berbelanja kepada yang
lebih mereka percayai. Konsumen tidak dapat melihat
dan merasakan produk secara fisik. Oleh karena itu
citra merek produk yang dapat dijadikan pedoman
dalam membeli secara online. Hal ini menyebabkan
citra merek dan citra perusahaan menjadi penting
dalam belanja secara online.
Dengan besarnya potensi yang dimiliki
E-Commerce di Indonesia dan pentingnya
implementasi E-Commerce bagi pertum-buhan
perekonomian Indonesia, untuk mencapainya perlu
dilakukan kerja keras dan kerja sama semua pihak,
baik itu pemerintah sebagai penyedia infrastruktur
dan juga para pelaku usaha, baik itu usaha kecil,
menengah mau pun yang besar. Dan perlu di lakukan
transformasi pada perusahaan pada pelaku usaha
E-Commerce yaitu dengan memahami konsumen dan
mengembangkan sarana serta prasarana E-Commerce,
agar konsumen ikut serta bertansformasi menjadi tidak
ragu bertransaksi secara online melalui E-Commerce.
Penelitian ini dibatasi hanya pada provider yang
hanya menjual produk seperti Lazada, tidak berupa
jasa seperti E-tiket.com. Bertitik tolak dari uraian
latar belakang masalah dan ruang lingkup penelitian
diatas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut: 1). Apakah citra merek berpengaruh
terhadap intensi membeli secara online? 2). Apakah
citra merek produk berpengaruh terhadap citra
perusahaan? 3). Apakah citra perusahaan berpengaruh
terhadap intensi membeli secara online? 4). Apakah
citra perusaha-an berpengaruh terhadap tingkat
keperca-yaan konsumen dalam belanja online?
5). Apakah kepercayaan konsumen ber-pengaruh
terhadap intensi membeli secara online? 6). Apakah
intensi membeli berpengaruh terhadap keputusan
membeli online? dan 7). Apakah kepercayaan
berpengaruh terhadap keputusan membeli online?
II. METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
Pemasaran dewasa ini merupakan salah satu
faktor yang terpenting akan suksesnya sebuah
perusahaan, karena tanpa pemasaran oleh perusahaan
tidak akan dapat bertahan di dalam menghadapi
persaingan yang semakin ketat. Perkembangan
teknologi yang semakin pesat tanpa disadari merubah
konsumen dalam berbelanja hal ini didukung dengan
sinergi dari infrastruktur teknologi komunikasi.
Kini pemasaran bukan hanya bagaimana menjual
barang dan jasa dari pintu ke pintu, tanpa memahami
61
Kalbisocio,Volume 3 No. 2 Agustus 2016
pemasaran lebih lanjut perusahaan tidak akan dapat
bertahan di dalam menghadapi persaingan yang
semakin kompetitif.
Berikut ini peneliti mengutip definisi pemasaran
dari beberapa pakar: Menurut Kotler dan Keller
(2013: 27) Marketing is the activity, set of institutions,
and processes for creating, communicating,
delivering, and exchanging offerings that have
value for customers, clients, partners, and society at
large. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam
Kotler dan Keller (2009: 5). Pemasaran merupakan
satu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan
nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan
pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan pemangku kepentingan. Dari
pengertian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan
bahwa pemasaran adalah seperangkat proses dari
mengidentifikasi-kan kebutuhan dan keinginan
semua konsumen, menciptakan, mengkomunikasikan
hingga menyerahkan barang maupun jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan atau keinginan konsumen
dengan cara yang saling menguntungkan.
Bauran Pemasaran menurut Kotler dan
Amstrong (2010: 76) Marketing Mix is the set of
controllable, tactical marketing tools that the firm
blends to produce the response it wants in the target
market. The marketing mix consists of everything the
firm can do to influence the demand for its product. The
many possibilities can be collected into four groups
of variables known as “the four Ps”: Product, price,
Place, and Promotion. Menurut Morissan (2012: 5)
bauran pemasaran adalah proses dan pengembangan
hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati
secara cermat kebutuhan dan keinginan konsumen
yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu
produk yang memuaskan kebutuhan konsumen dan
menawarkan produk tersebut pada harga tertentu
serta mendistribusikannya agar tersedia di tempattempat yang menjadi pasar bagi produk yang
bersangkutan. Citra merek menurut Blackwell et al.
(2006: 339), the entire array of associations that are
activated from memory when consumer think about
brand. Citra merek dalam Kotler dan Keller (2008:
346). adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan
oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang
terjadi dalam memori konsumen.
Merek menurut Tjiptono (2011: 23) sebagai
citra merupakan serangkaian asosiasi yang
dipersepsikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai
hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung
atas sebuah merek.
62
Keller dalam Thunggono dan Suharjo (2011:
242) menjelaskan bahwa citra perusahaan merupakan
gambaran pelanggan atas asosiasi pelanggan tersebut
kepada penyedia jasa. pelanggan akan melakukan
evaluasi atas jasa atau pelayanan yang diterima
dan dirasakan olehnya, untuk kemudian dicocokan
dengan gambaran yang ada di dalam citra perusahaan
menurut persepsi pelanggan tersebut.. Nguyen dan
Leblanc dalam Rahman (2012: 57) menyatakan
bahwa citra perusahaan berhubungan dengan atribut
fisik dan perilaku dari suatu perusahaan. Hal senada
diungkapkan oleh Kandampully dan Hu dalam
Salam et. al. (2013: 178) yang menyatakan bahwa
citra perusahaan terdiri dari dua kompoenen utama
yaitu fungsional seperti karakter wujud fisik maupun
emosional seperti perasaan sikap dan kepercayaan
terhadap organisasi.
Menurut Schiffman dan Wisenblit (2015: 308)
trusting confidence in the institution’s leadership and
vision. Mowen dan Minor dalam Sangadji dan Sopiah
(2013: 201) mendefinisikan kepercayaan konsumen
sebagai semua pengetahuan yang dimiliki oleh
konsumen, dan semua kesimpulan yang dibuat oleh
konsumen tentang objek, atribut dan manfaatnya.
Objek dapat berupa perusahaan, produk, orang atau
segala sesuatu yang padanya seseorang memiliki
kepercayaan dan sikap. Atribut adalah karakteristik
atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki
objek. Terdapat dua macam atribut yaitu atribut
instrinsik dan ekstrinsik, atribut instrinsik adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat aktual
produk sedangkan ekstrinsik adalah segala sesuatu
yang diperoleh dari segala aspek eksternal produk
seperti nama merek, kemasan, dan label. Sangadji
dan Sopiah (2013: 202) menyimpulkan bahwa
kepercayaan konsumen adalah kekuatan pengetahuan
yang dimiliki konsumen dan semua kesimpulan yang
dibuat konsumen bahwa produk mempunyai objek,
atribut dan manfaat.
Menurut Luarn dan Lin dalam Ferrinadewi
(2008: 147) kepercayaan adalah sejumlah keyakinan
spesifik terhadap integritas (kejujuran pihak
yang dipercaya dan kemampuan menepati janji),
benevolence (perhatian dan motivasi yang dipercaya
untuk bertindak sesuai dengan kepentingan yang
mempercayai mereka), competency (kemampuan
pihak yang dipercaya untuk melaksanakan kebutuhan
yang mempercayai) dan predictability (konsistensi
perilaku pihak yang dipercaya). Kepercayaan
merupakan pondasi dari bisnis, suatu transaksi
bisnis antara dua pihak atau lebih akan terjadi
apabila masing-masing saling mempercayai. Seiring
Herwin, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan...
maraknya kejahatan internet seperti misalnya
pembobolan kartu kredit dan penipuan, faktor
kepercayaan (trust) menjadi hal yang sangat penting
dalam transaksi belanja online. Konsep kepercayaan
ini berarti bahwa pembeli percaya terhadap
keandalan pihak penjual online yang dapat menjamin
keamanan bertransaksi online. Keamanan berarti
bahwa transaksi penjualan online dapat dipercaya.
Kepercayaan akan menimbulkan sebuah celah
bagi seorang konsumen untuk menghadapi resiko
penipuan, ketidakpastian, dan/ atau kerentanan pada
saat melakukan belanja secara online. Kepercayaan
dari konsumen penting bagi situs toko online karena
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi maka dapat
mendorong konsumen untuk lebih berani dalam
melakukan pembelian melalui situs toko online.
Kepercayaan merupakan penggerak utama dari
semua model bisnis E-Commerce. Intensi membeli
menurut Blackwell et al. (2006: 411) is what consumers
think they will buy. Menurut Anoraga dalam Nurani
dan Haryanto (2011: 108) intensi membeli atau niat
beli merupakan suatu proses pengambilan keputusan
yang dilakukan konsumen sebelum mengadakan
pembelian atas produk yang ditawarkan atau yang
dibutuhkan oleh konsumen tersebut.
Minat beli adalah bagian dari komponen
perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi,
kecendrungan resoponden untuk bertindak sebelum
keputusan membeli benar-benar dilakukan. Minat
beli merupakan tahap kecenderungan responden
untuk bertindak sebelum keputusan membeli benarbenar dilaksanakan.
Seorang pelanggan yang sudah memiliki minat
untuk membeli suatu barang atau jasa, dapat hampir
dipastikan memiliki kecenderungan untuk melakukan
pembelian terhadap barang atau jasa tersebut. Menurut
Soderlund dan Ohman dalam Hartanto (2012: 263)
ada tiga jenis konstruk yang membentuk intensi, yang
dimana selama ini orang hanya beranggapan bahwa
ada satu saja kontruksi intensi, yaitu intensi sebagai
harapan, intensi sebagai rencana dan intensi sebagai
keinginan. Menurut Howard dalam Dwityanti (2008:
21), intensi membeli didefinisikan sebagai pernyataan
yang berkaitan dengan batin yang mencerminkan
rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek
tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.
Menurut Ferdinand dalam Dwityanti (2008:
21) minat beli dapat diidentifikasi melalui indikatorindikator sebagai berikut: 1) Minat transaksional,
yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk. 2) Minat refrensial, yaitu ke cenderungan
seseorang untuk mereferen-sikan produk kepada
orang lain. 3). Minat preferensial, yaitu minat yang
menggam-barkan perilaku seseorang yang memiliki
prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi
ini hanya dapat diganti jika terjadi suatu dengan
produk prefrensinya. 4). Minat eksploratif, minat
ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya
dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat
positif dari produk tersebut.
Stigler dalam Pujadi (2010: 6), menyatakan
bahwa suatu merek yang dikenal oleh pembeli akan
menimbulkan minatnya untuk mengambil keputusan
pembelian. Dampak dari simbol suatu produk
memberikan arti didalam pengambilan keputusan
konsumen sebab simbol dan image merupakan hal
penting dalam periklanan dan mempunyai pengaruh
dalam minat untuk membeli. Dapat disimpulkan
minat beli adalah motivasi atau keinginan dalam diri
konsumen untuk melakukan pembelian dengan melalui
tahap perencanaan, merekomendasikan, memilih dan
pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian.
Menurut Peter dan Olson (2002: 166), keputusan
pembelian konsumen adalah proses kognitif dimana
konsumen mencari informasi tentang produk dan
mengumpulkan pengetahuan untuk membuat sebuah
pilihan antara banyak alternatif yang tersedia.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004: 547) keputusan
merupakan penyeleksian tindakan dari dua atau lebih
alternatif. Dengan kata lain, keputusan dapat dibuat
hanya jika ada beberapa alternatif yang dipilih,
apabila alternatif pilihan tidak ada maka tindakkan
yang dilakukan tanpa adanya pilihan tersebut tidak
dapat dikatakan membuat keputusan.
Proses pengambilan keputusan melibatkan tiga
tahapan, antara lain: input, proses dan output. Tahapan
input mempengaruhi rekognisi terhadap kebutuhan
produk dan terdiri dari dua sumber utama, yaitu
usaha pemasaran perusahaan (produk, tempat, harga,
dan promosi) dan pengaruh sosioekternal konsumen
(keluarga, teman, tetangga, kelas sosial dan budaya).
Tahapan proses fokus terhadap bagaimana konsumen
membuat keputusan yang mencakup faktor psikologis
(motivasi, persepsi, belajar, kepribadian,dan sikap)
yang mempengaruhi rekognisi terhadap kebutuhan,
pencarian alternatif sebelum pembelian dan evaluasi
alternatif. Tahapan output merupakan pembelian
dan perilaku setelah pembelian. Pengambilan
keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang yang ditawarkan.
Keputusan
pembelian
dapat
diartikan
sebagai keputusan konsumen untuk membeli atau
63
Kalbisocio,Volume 3 No. 2 Agustus 2016
mengkonsumsikan produk tertentu, yang akan diawali
dengan pengenalan kebutuhan, waktu, perubahan
situasi, pemilikan produk, konsumsi produk,
perbedaan individu, pengaruh pemasaran, pencarian
informasi, pencarian internal dan pencarian eksternal.
Proses pengambilan keputusan pembelian terdiri
dari lima tahap, yaitu: 1). Tahap pengenalan masalah/
kebutuhan/ keinginan,Menurut Oentoro (2012:
109) proses pembelian dimulai dengan pengenalan
kebutuhan, dimana pembeli mengenali masalah
atau kebutuhan yang diinginkan. Menurut Sunyoto
(2012: 280). Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan
internal kalau kebutuhan normal seseorang lapar
dan haus muncul ketingkat yang cukup tinggi untuk
menjadi dorongan. Suatu kebutuhan juga dapat dipicu
oleh rangsangan eksternal. Penganalisa keinginan dan
kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui
adanya keinginan dan kebutuhan yang belum
terpenuhi atau terpuaskan. Masalah timbul dari
dalam diri konsumen yang berupa kebutuhan, yang
digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli
atau dari luar. Berdasarkan pengalaman yang telah lalu,
seseorang belajar bagaimana mengatasi dorongan ini
ke arah satu jenis objek yang dapat menjenuhkannya,
semua rangsangan yang ada pada diri konsumen
menyebabkannya dia mengenal suatu masalah,
sehingga perusahaan perlu mengetahui jawaban dari
pertanyaan apakah masalah yang dirasakan, apa yang
menyebabkan semua itu muncul dan bagaimana
kebutuhan atau masalah ini menyebabkan seseorang
mencari produk tertentu. Penganalisaan keinginan
dan kebutuhan ini ditunjukkan terutama untuk
mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang
belum terpenuhi atau terpuaskan. 2). Tahap pencarian
informasi, Seseorang konsumen yang sudah tertarik
mungkin mencari lebih banyak informasi, tetapi
mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan
produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan,
konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila
tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhannya
dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi
yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
Setelah timbul suatu masalah berupa kebutuhan yang
digerakkan oleh rangsangan dari luar, dan didorong
untuk memenuhi kebutuhan tersebut, konsumen
akan mencari informasi tentang objek yang bisa
memuaskan keinginannya. Menurut Sunyoto (2012:
280) pencarian informasi tergantung oleh kuat
lemahnya kebutuhan banyaknya informasi yang
telah dimilikinya kemudian mengadakan pernilaian
terhadap informasi yang diperoleh. Menurut Oentoro
(2012: 109). Tahap kedua (menilai sumber-sumber)
64
dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan
lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk
membeli Tahap (menetapkan tujuan pembelian)
ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apakah
pembelian dilakukan, yang tergantung pada jenis
produk dan kebutuhannya. 3). Tahap pengevaluasian
alternatifn adalah tahap dari proses keputusan
pembelian ketika konsumen mengunakan informasi
untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat
pilihan.Dari informasi yang diperoleh konsumen,
digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih
jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapi
serta daya tarik masing-masing alternatif. Menurut
Sunyoto (2012: 281) Untuk mengetahui proses
evaluasi yang dilakukan konsumen terlebih dahulu
harus dipahami beberapa konsep dasar yaitu atribut
golongan produk, keyakinan merek dagang, pembeli
kemungkinan besar beranggapan bahwa keputusan
dapat diperoleh dari setiap produk berubah-ubah,
dengan berubahnya tingkat alternatif dari tiap atribut,
dan konsumen menentukan sikap terhadap merek
melalui proses evaluasi. 4). Tahap keputusan pembelian, Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat
peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli.
Pada tahap ini, keputusan yang diambil adalah
membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian
keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk,
merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan
cara membayar. Tahap evaluasi berakibat bahwa
konsumen membentuk prefensi di antara alternatifalternatif merek dagang. Menurut Sunyoto (2012:
281) biasanya barang dengan merek yang disukainya
adalah barang yang akan dibelinya, disamping
sikap, masih ada dua faktor yang mempengaruhi
nilai seseorang untuk membeli, yaitu : faktor sosial
dan faktor situasi. Menurut Oentoro (2012: 109).
Tahap keputusan pembelian adalah ketika konsumen
mengambil keputusan apakah membeli atau tidak.
Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil
adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai
serangkaian keputusan menyangkut Jenis produk,
bentuk produk, merek, penjual, kuantitas, waktu
pembelian dan cara membayar. 5). Perilaku setelah/
pasca pembelian, Setelah membeli produk, menurut
Sunyoto (2012: 281) konsumen akan merasa puas
atau tidak. Bila produk tidak memenuhi harapan
konsumen, maka konsumen merasa tidak puas,
begitu pula sebaliknya. Konsumen mendasarkan
harapan merek pada informasi yang mereka terima
dari penjual, teman, keluarga dan sumber-sumber
lain. Untuk mempertahankan konsumen, penjual dan
produsen harus dapat memenuhi harapan konsumen,
Herwin, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan...
atau lebih baik melebihi harapan mereka, sehingga
konsumen merasa sangat puas. Hal ini dapat berupa
mengakomodasi semua keluhan konsumen, sehingga
citra perusahaan menjadi positif. Setelah melakukan
pembelian, konsumen akan merasakan kepuasan
atau mungkin ketidak puasan. Ini menarik bagi
produsen untuk memerhatikan tindakan konsumen
setelah melakukan pembelian. Konsumen dalam
memenuhi keinginannya mempunyai pengharapan
agar bisa terpuaskan, pengharapan konsumen itu
timbul dari pesan-pesan yang diterima para penjual,
teman dan sumber lain bahkan dari perusahaan
sendiri. Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah
melakukan pembelian terhadap produk tertentu.
Respon konsumen setelah membeli produk sangat
beragam. Menurut Oentoro (2012: 109) apabila
perusahaan ingin mempertahankan pelanggan, maka
semua keluhan dari konsumen harus diakomodasi.
Memenuhi keinginan dan harapan konsumen dapat
meningkatkan citra positif perusahaan.
Keputusan membeli secara online dipengaruhi
oleh Deavaj et al. dalam Suhari (2008: 142): 1).
Efisiensi untuk pencarian, yaitu waktu cepat, mudah
dalam penggunaan, dan usaha pencarian mudah.
2). Value, yaitu harga bersaing dan kualitas baik.
3). Interaksi, yaitu informasi, keamanan, load time,
dan navigasi. Kemudahan dalam mencari informasi
tergantung dari layout halaman web. Jika layout
cukup jelas, waktu yang diperlukan untuk searching
dapat dipersingkat. Usaha untuk searching lebih
mudah. Sehingga efisiensi meningkat. Informasi
pada halaman web dihubungkan dengan beberapa
komponen teks atau grafis. Ukuran komponen isi
dan grafis mempengaruhi waktu loading. Liau dan
Cheung dalam Suhari (2008: 143) menyatakan bahwa
network dengan kecepatan yang tinggi tidak secara
signifikan mempengaruhi hararapan untuk berbelanja
melalui internet. Terlalu banyak grafis memerlukan
memori yang besar dan membuat beberapa kesulitan
untuk menampilkan halaman situs. Dengan kata
lain, menjadikan konsumen tidak senang. Bahkan
untuk mengatasi kemacetan, meskipun tidak banyak
membutuhkan memori konsumen menutup beberapa
halaman situs yang tidak diperlukan.
Sedangkan menurut Mahkota et al. (2014: 3)
keputusan pembelian online adalah proses seleksi yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi
dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah
satu diantaranya yang kuat hubungannya dengan
karakter personal, vendor/ service, website quality,
sikap pada saat pembelian, maksud untuk membeli
online, dan pengambilan keputusan.
E-Commerce menurut Laudon dan Traver
(2012: 49) diartikan sebagai the use of internet
and the world wide web to transact business. More
formally, digitally enabled commercial transactions
between and among organizations and individuals.
E-Commerce merupakan penggunaan internet dan
situs untuk bertransaksi bisnis, secara lebih formal,
mendigitalkan transaksi komersial antara organisasi
dan individu.Sedangkan menurut Diana dan Tjiptono
(2007: 29) E-Commerce di artikan sebagai transaksi
jual beli produk, jasa, dan informasi antar mitra bisnis
lewat jaringan komputer, termasuk internet.
B. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Dalam pemasaran Keputusan membeli
merupakan perilaku pelanggan yang sangat penting,
setiap hal yang dilakukan pemasar baik itu dalam
bentuk nilai, taktik maupun strategi berujung pada
keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen.
Tanpa keputusan pembelian oleh konsumen semua
nilai, taktik dan strategi yang dilakukan pemasar akan
dinilai gagal.
Keputusan pembelian juga terdiri dari
sekumpulan keputusan yang meliputi produk/
jasa, merek, waktu, penjual dan cara pembayaran.
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh faktor
pribadi, psikologis dan sosial. Dan keputusan
pembelian dapat di rangkum dalam tahap pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian
alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca
pembelian yang semuanya harus diperhatikan
pemasar dalam menetapkan nilai, taktik dan strategi
yang tepat untuk menyakinkan konsumen untuk
memutus-kan membeli produk atau mengunakan
layanan yang dibuat dan diberikan perusahaan.
Dalam hal belanja online, keputusan pembelian
konsumen di pengaruhi oleh kepercayaan konsumen
terhadap penjual/ provider dan juga karena adanya
minat membeli produk atau layanan yang disediakan
secara online.
Minat membeli di pengaruhi oleh citra merek
produk dan tingkat kepercayaan provider sehingga
timbul minat untuk mencoba membeli.Kerangka
pemikiran dalam penelitian ini terdiri dari variabel
citra merek produk, citra merek provider dan
kepercayaan konsumen terhadap minat beli dan
implikasinya pada keputusan pembelian.
Hipotesis menurut Kountur (2007: 89)
merupakan dugaan sementara atau jawaban sementara
atas masalah penelitian yang memerlukan data untuk
menguji kebenaran dugaan tersebut. Hipotesis dapat
berupa pernyataan hubungan yang terjadi antara dua
65
Kalbisocio,Volume 3 No. 2 Agustus 2016
atau lebih variabel, yang dapat menjadi tuntunan
bagi peneliti dalam meneliti.
Berdasarkan rumusan masalah dan hubungan
antar variabel dalam kerangka pemikiran, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1). Pengaruh
citra merek terhadap intensi membeli, citra merek
produk yang dikenal baik yang meliputi atribut
produk dan non produk, benefit dan attitude dapat
menimbulkan minat membeli online. Dalam belanja
online, konsumen tidak dapat secara langsung melihat
produk yang ingin dibelinya. Beda dengan pemasaran
secara tradisional, konsumen dapat secara langsung
melihat produk yang ingin dibelinya, bahkan dapat
merasakannya. Hal ini menjadikan citra merek
penting bagi pemasar yang ingin menjual produknya
secara online. Dengan citra merek konsumen dapat
mengidentifi-kasikan produknya, menjamin kualitas
yang diperoleh konsumen. Dengan citra merek,
konsumen dapat mempertimbang-kan membeli
sebuah produk, atau sebalik-nya. Berdasarkan
kerangka pemikiran dan landasan teori diatas,
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: H1: terdapat pengaruh positif antara
variabel citra merek terhadap intensi membeli.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Wang dan Tsai (2014: 27) yang menyatakan bahwa
ada pengaruh antara citra merek terhadap intensi
membeli. Hasil pengujian hipotesis oleh Fahrian
et al. (2015: 1) juga menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara citra merek terhadap minat
beli. Senada dengan penelitian oleh Rahma (2007:
5). Dengan Temuan empiris yang mengindikasikan
bahwa citra merek berpengaruh signifikan terhadap
minat membeli dengan nilai korelasi sebesar 0,30.
2). Pengaruh citra merek terhadap citra perusahaan,
perusahaan (provider) yang menjual produk yang
bermerek bagus dan terpercaya akan mudah diingat
oleh konsumen. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan: H2:terdapat pengaruh positif antara variabel
citra merek terhadap citra perusahaan.
Hipotesis ini didukung oleh Penelitian yang
dilakukan Nurmiyati (2009: v). Temuan empiris
tersebut mengindikasikan bahwa citra merek
berpengaruh signifikan terhadap citra perusahaan
dengan nilai regressi sebesar 0,243. 3). Pengaruh
Citra Perusahaan terhadap Intensi Membeli, citra
perusahaan (provider) yang terkenal membuat
konsumen memperhatikan produk yang dijualnya
dan menjadi salah satu pilihan konsumen. Dalam
penelitian ini hipotesis yang diajukan: H3: terdapat
pengaruh positif antara variabel citra perusahaan
terhadap intensi membeli.
66
Hipotesis ini didukung oleh hasil penelitian
Suharyono dan Kumadji (2015: 1) yang menunjukkan
citra perusahaan berpengaruh signifikan terhadap minat
beli dengan koefisien jalur sebesar 0,616. Hipotesis
ini juga didukung oleh hasil analisis linier berganda
yang dilakukan Koesuma dan Soesanto (2011: 25)
yang menunjukkan bahwa variable citra perusahaan
memiliki pengaruh terbesar kedua terhadap intensi
beli setelah variable nilai pelanggan, dan variable
kualitas pelayanan memiliki pengaruh terbesar ketiga
terhadap intensi beli. 4). Pengaruh Citra Perusahaan
terhadap Kepercayaan Konsumen, citra perusahaan
(provider) yang memberikan jaminan kualitas dalam
bentuk pelayanan dan kualitas produk secara konsisten
dapat membuat konsumen membeli produk walaupun
konsumen belum merasakan produk dan jasa secara
langsung, sehingga kepercayaan berperan penting
bagi citra perusahaan.Dengan demikian hipotesis
yang diajukan: H4: terdapat pengaruh positif antara
variabel citra perusahaan terhadap kepercayaan.
Hipotesis ini didukung oleh hasil penelitian
Suharyono dan Kumadji (2015: 1) yang menunjukkan
citra perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
keperca-yaan. Dengan kontribusi sebesar 0,416
atau 41,6% dan koefisien jalur sebesar 0,645. 5.)
Pengaruh Kepercayaan terhadap Intensi Membeli,
dalam belanja online konsumen menunjukkan intensi
untuk membeli setelah diyakinkan bahwa pemasar
akan menepati janjinya mengi-rimkan produk yang
dibelinya dan produk yang dibeli sesuai dengan apa
yang terlihat di laman pemasar. Maka hipotesis yang
diajukan: H5: terdapat pengaruh positif antara variabel
kepercayaan terhadap intensi membeli.
Hipotesis ini didukung oleh Hong dan Cha
(2013) dalam Suharyono dan Kumadji (2015:
5) mengemukakan bahwa kepercayaan sebagai
mediasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
minat pembelian online. Berdasarkan hal tersebut
memperlihatkan bahwa keperca-yaan pada suatu
merek akan timbul apabila harapan konsumen
terpenuhi, sehingga mampu mengarahkan konsumen
minat untuk membeli.
Hasil pengujian hipotesis oleh Fahrian et al.
(2015: 1). menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan antara kepercayaan terhadap minat, dalam
hal ini apabila kepercayaan meningkat maka minat
beli akan menurun. 6). Pengaruh Intensi Membeli
terhadap Keputusan Membeli, Menurut Mowen
dalam Purba (2012: 32) mengatakan bahwa intensi
membeli merupakan penentu dari pembeli untuk
melakukan suatu tindakan seperti membeli suatu
produk atau jasa. Intensi membeli konsumen yang
Herwin, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan...
tinggi akan mendorong konsumen membeli suatu
produk. Sebaliknya, intensi membeli konsumen yang
rendah akan mencegah konsumen untuk membeli
produk. Dari paparan di atas dapat diajukan hipotesis
berikut: H6: terdapat pengaruh positif antara variabel
intensi membeli terhadap keputusan membeli.
Penelitian oleh Rahma (2007: 5). Dengan
Temuan empiris yang mengindikasikan bahwa
intensi membeli berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. 7). Pengaruh Kepercayaan
terhadap Keputusan Membeli, ketika konsumen
memutuskan melakukan pembelian, konsumen
akan mengeluarkan uang untuk dipertukarkan
dengan produk atau jasa yang dibutuhkannya. Hal
ini menandakan bahwa konsumen mempercayakan
pemasar akan memberikan produk atau jasa yang
dibutuhkannya sesuai dengan kesepakatan yang telah
diketahui bersama. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan: H7: terdapat pengaruh positif antara variabel
kepercayaan terhadap keputusan membeli.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Mahkota et al. (2014: 1), diketahui kepercayaan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
online. Seperti pada Gambar 1.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah Non Probabilitas Sampling, metode
penentuan sampel menggunakan metode Judgement
Purposive Sampling yaitu dengan kriteria responden
yang pernah membeli secara online.
Jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian
ini berjumlah 217 responden, Dalam penelitian
ini, indikator-indikator variabel diuji validitas dan
reliabilitasnya mengunakan program SPSS v.20,
kemudian model penelitian dianalisis dengan
menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)
dalam Supriyadi (2013: 101) yang merupakan suatu
teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis
hubungan antara variabel laten (langsung) dengan
variabel teramati sebagai indikator, hubungan antar
variabel laten, serta kesalahan pengukuran. Menurut
Latan (2012: 5) Structural Equation Modelling
(SEM) memungkinkan peneliti untuk menguji dan
mengestimasi secara simultan hubungan antara
multiple exogeneous dan endogeneous variable
dengan banyak indikator. Dengan analisis SEM
menurut Latan (2012: 46), untuk mengestimasi model
persamaan struktural terlebih dahulu dilakukan uji
model pengukuran kemudian dilanjutkan dengan
uji model struktural. Dari model penelitian yang
diperoleh selanjutnya dilakukan uji kelayakan model.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Peneliti melakukan penyaringan dengan kriteria
responden yang pernah belanja secara online yaitu
dengan pernyataan 4 dan 6 di dalam kuesioner
tentang identitas responden, dan pernah berbelanja
di provider yang menjual produk bukan jasa, yaitu
Gambar 1 Model Penelitian
C. Prosedur Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan
mengirimkan kuesioner melalui Facebook (Google
Form) dan secara langsung kepada responden
yang telah melakukan pembelian secara online.
Penyebaran kuesioner akan dilakukan dalam kurun
waktu 05 Juni 2015 – 15 Juli 2015. Dalam penelitian
ini populasi penelitian adalah para responden yang
pernah melakukan pembelian online. Sampel dalam
penelitian ini adalah para pembeli online yang
pernah (minimal 1 kali) membeli secara online yang
terhubung dengan peneliti melalui sosial media
Facebook.
Gambar 2 Uji model pengukuran
67
tesis
Uji T
rangan
Citra Merek berpengaruh
1,21
Ditolak
terhadap Intensi Membeli
Citra Merek berpengaruh
H2
3,54
Diterima
terhadap Citra Perusahaan
Citra Perusahaan
menunjukkan
bahwaterhadap
nilai Intensi
Normed 4,65
Chi Square
yang
H3
berpengaruh
Diterima
didapatkanMembeli
dalam penelitian ini adalah 2,32. Hal ini
Citra Perusahaan
berarti
penelitian
sudah baik 4,85
atau good
fit.
H4 model
berpengaruh
terhadap
Diterima
Nilai Kepercayaan
RMSEAKonsumen
dalam penelitian ini adalah
Kepercayaan Konsumen
0,078H5yangberpengaruh
berarti kelayakan
model1,71
penelitian
masih
terhadap Intensi
Ditolak
Membeli
dalam kategori
sedang atau good fit. Nilai GFI yang
Intensi Membeli
dihasilkan
dalam penelitian
atau 86 %
H6
berpengaruh
terhadap ini adalah
2,910.86 Diterima
Keputusan
Membeli
yang berarti
kelayakan
model penelitian masih dalam
Kepercayaan Konsumen
kategori
sedang
atauterhadap
moderate fit. 3,00
Nilai CFI
dalam
H7
berpengaruh
Diterima
Membeli
penelitian Keputusan
ini adalah
0.94 atau 94 % yang berarti
H1
Kalbisocio,Volume 3 No. 2 Agustus 2016
dengan pernyataan 7 di dalam kuesioner mengenai
identitas responden. Apabila responden tidak
menjawab pertanyaan kuesioner, maka jawaban
responden tersebut tidak dapat dipakai di dalam
penelitian. Kemudian untuk pernyataan 7, apabila
responden menjawab hanya di provider yang menjual
jasa (seperti traveloka dan E-tiket), maka jawaban
responden tersebut tidak akan dipergunakan di dalam
penelitian ini.
Dari hasil uji validitas didapatkan bahwa semua
indikator memiliki nilai loading factor >0,5 yang
berarti semua indikator valid (Gambar 2). Hasil
uji reliabilitas pada Tabel 1, menunjukkan nilai
Cronbach’s Alpha >0.6 yang menunjukkan bahwa
instrumen penelitian reliabel.
Tabel
1 Uji
reliabilitas
variabel
Tabel
1 Uji
Reliabilitas
Variabelpenelitian
Penelitian
Variabel
Nilai Cronbach’s
Alpha
Citra Merek
0,700
Reliabel
Citra Perusahaan
0,745
Tabel
1 Uji Reliabilitas Variabel
Penelitian
Kepercayaan
Variabel
Konsumen
0,854
Nilai Cronbach’s
Alpha
0,627
0,700
Intensi
Membeli
Citra
Merek
Keputusan
Citra
Perusahaan
Membeli
Kepercayaan
Penjelasan
bahwa model penelitian ini sudah baik atau good fit.
Tabel 5 Hasil Uji Kelayakan Model Penelitian (Goodness
of Fit)
Tabel
3 Hasil uji kelayakan model penelitian
Indikator
Kriteria
Hasil
Uji
Keterangan
Normed Chi
Square
RMSEA
1-3
2,32
Good Fit
0,05-0,08
0,078
Good Fit
GFI
>0,90
0,86
CFI
>0.90;>0,95
0,94
Moderate
Fit
Good Fit
Reliabel
Reliabel
Penjelasan
Reliabel
Reliabel
0,672
0,745
Reliabel
Reliabel
0,854
Reliabel
Konsumen
Dari hasil uji model pengukuran didapatkan
0,627
Reliabel factor
memiliki
nilai loading
>0,5
yang
berarti
semua0,672
indikator valid
sehingga
Keputusan
Reliabel
Tabel
2 Hasil
Uji Hipotesis
dapat
mengukur variabel dengan baik.
Membeli
HipoHasil
KeteDari uji model
struktural didapatkan
hasil uji
Pernyataan
tesis
Uji T
rangan
hipotesis yang ditunjukkan pada Tabel 2. Hasil uji
Citra
Merekyang
berpengaruh
kelayakan
model
ditunjukkan
Tabel 3
H1
1,21pada Ditolak
Intensi
Membeli
bahwa
semua
indikator
terhadap Intensi Membeli
Tabel
2 HasilUji
UjiHipotesis
Hipotesis
Tabel
2 Hasil
Citra Merek
berpengaruh
H2
3,54
Diterima
terhadap Citra Perusahaan
Citra Perusahaan
HipoHasil
KetePernyataan
H3
berpengaruh
terhadap Intensi
4,65
Diterima
tesis
Uji
T
rangan
Membeli
CitraMerek
Perusahaan
Citra
berpengaruh
HH1
1,21
Ditolak
berpengaruh
terhadap
4,85
Diterima
4
terhadap
Intensi
Membeli
Kepercayaan
Konsumen
Citra Merek berpengaruh
H2
3,54
Diterima
Kepercayaan
terhadap
Citra Konsumen
Perusahaan
H5
berpengaruh
terhadap
Intensi
1,71
Ditolak
Citra Perusahaan
Membeli terhadap Intensi
H3
berpengaruh
4,65
Diterima
Intensi Membeli
Membeli
H6
berpengaruh
terhadap
2,91
Diterima
Citra
Perusahaan
Keputusan Membeli
H4
berpengaruh terhadap
4,85
Diterima
KepercayaanKonsumen
Konsumen
Kepercayaan
H7
berpengaruh Konsumen
terhadap
3,00
Diterima
Kepercayaan
Keputusan Membeli
H5
berpengaruh
terhadap Intensi
1,71
Ditolak
Membeli
Intensi
Membeli
Tabel 5 Hasil
Uji
Kelayakan Model Penelitian (Goodness
berpengaruh terhadap
2,91
Diterima
6
ofHFit)
Keputusan Membeli
Kepercayaan Konsumen
H7
berpengaruh terhadap
3,00
Diterima
Hasil
Indikator
Kriteria
Keterangan
Keputusan Membeli
Uji
Normed Chi
1-3
2,32
Good Fit
RMSEA
0,05-0,08
0,078
Good Fit
GFI
Indikator
>0,90
Kriteria
0,86
Hasil
Moderate
Keterangan
Fit
5 Hasil Uji Kelayakan Model Penelitian (Goodness
68Tabel
of Fit)Square
IV. SIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis
data yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah
variabel citra merek berpengaruh positif terhadap
variabel citra perusahaan dalam berbelanja secara
online, artinya semakin baik citra merek akan semakin
tinggi citra perusahaan yang berjualan secara online,
variabel citra perusahaan berpengaruh positif terhadap
variabel intensi membeli dalam berbelanja secara
online, artinya, semakin tinggi citra perusahaan yang
berjualan secara online akan semakin tinggi intensi
membeli secara online, variabel citra perusahaan
berpengaruh
terhadap
variabel
kepercayaan
konsumen dalam berbelanja secara online, artinya,
semakin tinggi citra perusahaan yang berjualan
secara online akan semakin tinggi juga kepercayaan
konsumen untuk berbelanja secara online, variabel
intensi membeli berpengaruh terhadap variabel
keputusan membeli dalam berbelanja secara online,
artinya semakin tinggi intensi membeli secara online
maka semakin tinggi keputusan membeli secara
online, variabel kepercayaan konsumen berpengaruh
terhadap variabel keputusan membeli dalam
berbelanja secara online, artinya semakin tinggi
kepercayaan konsumen dalam berbelanja secara
online akan semakin tinggi keputusan membeli secara
online, dan kemudian di temukan variabel citra merek
tidak berpengaruh terhadap variabel intensi membeli
dalam berbelanja secara online, artinya semakin tinggi
atau semakin rendah citra merek tidak menimbulkan
Herwin, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan...
akan intensi membeli secara online dan variabel
kepercayaan konsumen tidak berpengaruh terhadap
variabel intensi membeli dalam berbelanja secara
online, artinya semakin tinggi atau semakin rendah
kepercayaan konsumen dalam berbelanja secara
online tidak membuat konsumen untuk memutuskan
membeli secara online.
Edisi 13, Jilid 2. Jakarta: Erlangga, Alih Bahasa oleh
Bob Sabran.
Kotler, P. & Gary A. (2010). Principle of Marketin, 13th
edition, Global Edition. Pearson Education Limited
Harlow: England.
Kotler, P. & Keller, K. L. (2013). Marketing Management,
14th edition, Horizon Edition. Pearson Education
Limited Harlow: England.
V. DAFTAR RUJUKAN
Kountur, R. (2007). Metode Penelitian untuk Penulisan
Mohammad. et al. (2015). “E-commerce: Pengalaman Belanja
Online Pertama Kali amat Penting”. Swa, Vol. 31 No.3
Februari, hlm 52-54.
Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM.
Latan, H. (2012), Struktural Equation Modeling: Konsep
dan Aplikasi Menggunakan Program LISREL 8.80.
Blackwell, R. D. et al. (2006). Consumer Behavior, 10 edition,
th
International Student Edition. Mason: Thomson.
Bandung: Alfabeta
Laudon. K. C. & Traver, C. G. (2012). E-Commerce 2012:
Diana, A. & Tjiptono, F. (2007). E-Business. Yogyakarta:
Business, Technology, Society, 8th edition. England:
Pearson.
ANDI
yang
Mahkota. A. P. et al.(2014). “Pengaruh Kepercayaan dan
terhadap
Kenyamanan terhadap Keputusan Pembelian Online
Layanan Internet Banking Mandiri: Studi Kasus pada
(Studi pada Pelanggan Website Ride Inc) ”. Jurnal
Karyawan Departmen Pekerjaan Umum Jakarta”. Tesis
Administrasi Bisnis, JAB; vol XIII no.2. hal 1-7.
Dwityanti.
E.
(2008).
mempengaruhi
“Analisis
Minat
Beli
Faktor-Faktor
Konsumen
Universitas Diponegoro. Semarang.
Fahrian. F. et al. (2015). “Pengaruh Citra Merek, Lokasi,
Kepercayaan dan Kualitas Pelayanan terhadap Minat
Morrisan, M.A. (2012). Periklanan: Komunikasi Pemasaran
Terpadu, edisi ke 1. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada
Media Group.
Membeli BBM di SPBU Gasindo Mekar Putra
Nurani, E. S. & Haryanto, J. O. (2015). “Pengaruh Celebrity
Semarang”. Jurnal Universitas Pendanaran; Vol 1
Endorser, Brand Association, Brand Personality dan
No.1, hlm 1-19.
Product Characteristics dalam Menciptakan Intensi
Ferrinadewi, E. (2008). Merek dan Psikologi Konsumen.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fisamawati. (2014). “Volume E-Commerce Relatif masih
Kecil”. Marketing, Edisi 8/XIV/Agustus, hlm 82-83.
Hartanto. A. & Haryanto, J. O. (2012). “Pengaruh Display,
Kepercayaan Merek, Keakraban Merek, Persepsi
Harga terhadap Intensi Pembelian dan Pembelian tak
Terencana”. Proceeding For Call Paper. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Kristen Satya Wacana. Pekan
Ilmiah Dosen. 14 Desember 2012, hal 261-282.
Pembelian (Studi pada Iklan Kuku Bima Ener-G Rosa
Versi Chris John)”. Journal of Business and Execution;
Univesitas Kristen Satya Wacana. vol 2 no.2. hal 104125.
Nurmiyati (2009). “Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas
Produk, dan Promosi Penjualan terhadap Citra
Perusahaan (Studi pada CV. Aneka Ilmu Cabang
Cirebon”. Tesis Universitas Diponegoro. Semarang.
Oentoro, D. (2012). Manajemen Pemasaran Modern.
Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.
Koesuma. Z. Y. & Soesanto, H. (2011). “Analisis Pengaruh
Peter. J. P. & Olson, J. O (2002). Consumer Behavior
Kualitas Pelayanan, Nilai Pelanggan dan Citra
and Marketing Strategy, 6th edition, international
Perusahaan terhadap Minat Beli (Studi Kasus pada
edition:McGraw-Hill.o%3A+Roadmap+eCommer
Pelanggan PT. Indo Sunmotor Gemilang Semarang”.
ce+Selesai+dalam+Waktu+3++6+bulan/0/sorotan_
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
media#.VS9vOJO-U2g.
Diponegoro, Semarang.
Kotler, P. & Keller, K. L. (2008). Manajemen Pemasaran,
Edisi 12, Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks, Alih Bahasa oleh
Benjamin Molan.
Pujadi. B. (2010). “Studi tentang Pengaruh Citra Merek
terhadap Minat Beli melalui Sikap terhadap Merek”.
Tesis Universitas Diponegoro. Semarang.
Purba, J. S. (2012). “Analisis Pengaruh Persepsi Nilai
Kotler, P. & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran,
Konsumen terhadap Minat Beli Produk Private Label
Edisi 13, Jilid 1. Jakarta: Erlangga, Alih Bahasa oleh
Hypermarket Carrefour di Kota Semarang”. Skripsi
Bob Sabran.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Kotler, P. & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran,
Rahma, E. S. (2007). “Analisis Pengaruh Kualitas Layanan
69
Kalbisocio,Volume 3 No. 2 Agustus 2016
dan Citra Merek terhadap Minat Beli dan Dampaknya
pada
Keputusan
Pembelian”.
Tesis
Universitas
Rahman, M.S. (2012). “ Service Quality, Corporate Image, and
Customer’s Satisfaction Towards Customer Perseption:
an Explorationary Study on Telecom Customers in
Bangladesh”. Business intelligence journal, Vol. 5
No.1, hlm 56-63.
Salam, E. M. et al. (2013). “The Impact Of Corporate
Image And Reputation On Service Quality, Customer
Satisfaction And Customer Loyalty: Testing The
Mediating Role. Case Analysis In An International
Service Company”. The Business and Management
Review. Vol. 3 N0.2, hlm 179-196.
Disertai
Himpunan
Jurnal
Penelitian. Jakarta: Andi.
Schiffman, L. G. & Joseph, L. W. (2015). Consumer Behavior,
11th edition, Global edition. Harlow: Pearson.
Schiffman, L. G. & Leslie, L. K. (2004). Consumer Behavior,
8 edition, International Edition. New Jersey: Pearson.
th
Suhari, Y. (2008). “Keputusan Membeli secara Online
dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya”. Jurnal
Teknologi Informasi Dinamik, Vol. XIII No.2, hal 140146.
70
Sunyoto, D. (2012). Konsep Dasar Riset Pemasaran dan
Perilaku Konsumen. Yogyakarta: CAPS.
Supriyadi, E. (2013). Analisis jalur dan Structural Equation
Model. Jakarta: In Media.
Thunggono, Y. B. & Suhardjo, S. (2011). “Pengaruh
Kepuasan, Iklan dan Citra Perusahaan terhadap
Kesetian Konsumen terhadap Program Software
Antivirus AVG dengan Sikap terhadap Merek sebagai
Variabel Intervening”. Derema (Develoment Resecarch
of Management), Jurnal Manajemen, Vol. 6 No.2. hal
239-247.
Sangadji, M. E. & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen:
Praktis
terhadap Kepercayaan serta Dampaknya pada Minat
Beli”, Jurnal Adminstrasi Bisnis, Vol. 3 No.1, hal 1-6.
Diponegoro. Semarang.
Pendekatan
Suharyono & Srikandi, K. (2015). “Pengaruh Citra Perusahaan
Tjiptono, F. (2011). Manajemen & Strategi Merek, Edisi ke-1.
Yoygyakarta: Penerbit Andi
Wang, Y. & Cing, F. (2014). “The Relationship Between Brand
Image and Purchase Intention: Evidence from Award
Winning Mutual Fund”, The International Journal of
Business and Finance Research, Vol. 8 No.2, hlm 2740.
Download