BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dewasa ini maupun pada masa yang akan datang, kebutuhan untuk berwisata
akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia, serta
perkembangan penduduk dunia yang semakin membutuhkan refreshing akibat dari
semakin tingginya kesibukan kerja. Ada banyak faktor yang mendorong manusia
ingin berwisata diantara nya adalah keinginan untuk melepaskan diri tekanan hidup
sehari-hari di kota, keinginan untuk mengubah suasana dan memanfaatkan waktu
senggang, kemajuan pembangunan dalam bidang komunikasi dan transportasi,
keinginan untuk melihat dan memperoleh pengalaman-pengalaman baru mengenai
masyarakat dan tempat lain, meningkatnya pendapatan yang dapat memungkinan
seseorang dapat dengan bebas melakukan perjalanan yang jauh dari tempat
tinggalnya.
Berdasarkan data yang dikutip dari WTO (World Trade Organization), pada
tahun 2000 wisatawan manca negara (wisman) internasional mencapai jumlah 698
juta orang yang mampu menciptakan pendapatan sebesar USD 476 milyar.
Pertumbuhan jumlah wisatawan pada dekade 90-an sebesar 4,2 % sedangkan
pertumbuhan penerimaan dari wisman sebesar 7,3 persen, bahkan di 28 negara
pendapatan tumbuh 15 pesen per tahun.
Sedangkan jumlah wisatawan dalam negeri di masing-masing negara
jumlahnya lebih besar lagi dan kelompok ini merupakan penggerak utama dari
perekonomian nasional. Sebagai gambaran di Indonesia jumlah wisatawan nusantara
(wisnus) pada tahun 2000 adalah sebesar 134 juta dengan pengeluaran sebesar Rp.
7,7 triliun. Jumlah ini akan makin meningkat dengan adanya kemudahan untuk
mengakses suatu daerah.
1
2
Atas dasar angka-angka tersebut maka wajar apabila pariwisata dikategorikan
ke dalam kelompok industri terbesar dunia (the world's largest industry). Sekitar 8
persen dari ekspor barang dan jasa, pada umumnya berasal dari sektor pariwisata dan
pariwisata pun telah menjadi penyumbang terbesar dalam perdagangan internasional
dari sektor jasa, kurang lebih 37 persen, termasuk 5-top exports categories di 83%
negara WTO, sumber utama devisa di 38% negara dan di Asia Tenggara pariwisata
dapat menyumbangkan 10 –12 persen dari GDP (Gross Domestic Product) serta 7 –
8 persen dari total employement .
Dominasi tujuan wisata pun mulai berubah. Apabila di tahun 1950, 15 tujuan
wisata utama di dunia terkonsentrasi di Eropa Barat dan Amerika Utara, yang
mendatangkan 97% dari jumlah wisatawan dunia, maka pada tahun 1999 jumlah ini
menurun menjadi 62%, sisanya menyebar di berbagai belahan dunia terutama Asia
Timur , Eropa Timur, dan Amerika Latin. Diantaranya di kawasan Asia Timur dan
Pasifik, kedatangan wisatawan tercatat 122 juta diantaranya yang tertinggi diraih
oleh Cina sebesar 31,29 juta dengan perolehan devisa USD 16,231 miliar. sedangkan
terendah dari sepuluh besar adalah Jepang dengan kedatangan wisatawan 4,757 juta
dan memperoleh devisa USD. 3,374 miliar. Dan Indonesia merupakan negara dengan
urutan kedelapan yang dikunjungi oleh 5,064 juta dengan peroleh devisa USD. 5,7
miliar (pada tahun 2000).
Prospek pariwisata ke depan pun sangat menjanjikan bahkan sangat
memberikan peluang besar, terutama apabila menyimak angka-angka perkiraan
jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan WTO
yakni 1,046 milyar orang (tahun 2010) dan 1,602 milyar orang (tahun 2020),
diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang berada di kawasan Asia
Timur dan Pasifik. Dan akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2
triliun pada tahun 2020.
Berdasarkan angka perkiraan tersebut maka, para pelaku pariwisata Indonesia
seharusnya melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk menjawab
tantangan sekaligus menangkap peluang yang akan bermunculan di kawasan kita.
Pemanfaatan peluang harus dilakukan melalui pendekatan “re-positioning”
keberadaan masing-masing kegiatan pariwisata dimulai dari sejak investasi, promosi,
pembuatan produk pariwisata, penyiapan jaringan pemasaran internasional, dan
penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas. Semuanya ini harus disiapkan
3
untuk memenuhi standar internasional sehingga dapat lebih kompetitif dan menarik,
dibandingkan dengan kegiatan yang serupa dari negara-negara disekitar Indonesia.
Walaupun demikian, persaingan ini seharusnya disikapi pula bersama-sama
dengan
persandingan
sehingga
mampu
menciptakan
suasana
co-opetition
(cooperation and competition) terutama dengan negara tetangga yang lebih siap dan
lebih sungguh-sungguh menangkap peluang datangnya wisatawan internasional di
daerah mereka masing-masing. Paling tidak kita harus mampu menangkap dan
memanfaatkan beberapa wisatawan yang berkunjung ke negara tetangga untuk
singgah ke Indonesia.
Data yang disajikan WTO terdapat pula hal yang menarik yakni bahwa
ditemui adanya 4 negara kelompok besar penyumbang wisatawan dunia yakni
Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan Inggris yang menyumbangkan 41% dari
pendapatan pariwisata dunia. Dari segi teknologi, keempat negara ini pun merupakan
negara-negara terbesar pengguna teknologi informasi - internet, yakni 79 persen dari
populasi internet dunia (tahun 1997) yaitu 130 juta pengguna internet. Angka-angka
ini bukanlah secara kebetulan, tetapi memang ada korelasi yang erat antara
pemakaian teknologi informasi dengan peningkatan jumlah wisatawan di suatu
negara.
Wisatawan kini tidak sabar menunggu informasi yang biasanya diberikan
melalui biro jasa perjalanan ataupun organisasi lainnya. Mereka lebih senang
mencari sendiri apa yang ada di benaknya sehingga mampu meyakinkan bahwa
produk yang dipilihnya adalah yang terbaik.
Mengapa hal ini menjadi sangat penting di industri pariwisata? Hal ini karena
produk ataupun jasa yang diinginkan di sektor pariwisata tidak muncul ataupun
“exist” pada saat transaksi berlangsung. Pada saat perjalanan wisata yang dibeli pada
umumnya hanyalah membeli informasi yang berada di komputer melalui sistem
reservasi nya saja. Yang dibeli oleh wisatawan hanyalah hak untuk suatu produk,
jasa penerbangan ataupun hotel. Berbeda dengan komoditas lainnya seperti TV
ataupun kamera, wisata tidak dapat memberikan sample sebelum keputusan untuk
membeli dilakukan, it cannot be sampled before the traveler arrives. Keputusan
4
untuk membeli pun kebanyakan berasal dari rekomendasi dari relasi, brosur, atau
iklan di berbagai media cetak. Jadi sesungguhnya bisnis pariwisata adalah bisnis
kepercayaan atau trust.
Dengan adanya internet, informasi yang dibutuhkan untuk suatu perjalanan
wisata tersedia terutama dalam bentuk World Wide Web atau Web. Konsumen
sekarang dapat langsung berhubungan dengan sumber informasi tanpa melalui
perantara. Dan saat ini dikenal new-truth para marketers pariwisata yakni,
“if you are not online, then you are not on-sale. If your destination is not on
the Web then it may well be ignored by the millions of people who now have access
to the internet and who expect that every destination will have a comprehensive
presence on the Web. The Web is the new destination marketing battleground and if
you are not in there fighting then you cannot expect to win the battle for tourist
dollars”
Haruslah diyakini bahwa Web adalah saluran ideal dan alat yang ampuh
untuk mempromosikan daerah tujuan wisata, dengan biaya yang sangat murah.
Namun dalam berkompetisi ini yang harus diperhatikan, karena merupakan senjata
utama kita, adalah kualitas dari informasi itu sendiri. Karena wisatawan akan
mendasarkan keputusannya untuk mengunjungi suatu obyek wisata hanya kepada
berbagai informasi yang tersedia untuk mereka di Web. Sekali mereka mendapat
informasi yang keliru maka keunggulan teknologi ini akan menjadi tidak ada
gunanya.
Website Pariwisata saat ini banyak yang belum memenuhi informasi yang
dibutuhkan para wisatawan. Informasi yang disediakan biasanya hanya sebatas paket
wisata, namun informasi penting lainnya seperti informasi destinasi wisata, hotel,
dan lainnya masih minim.
Dilihat dari hal ini maka perlu adanya sebuah website terintegrasi dengan
aktor-aktor pariwisata lain nya seperti dinas pariwisata, hotel dan destinasi wisata
agar informasi yang ditampilkan selalu up-to-date sehingga proses penyampaian
informasi menjadi berkualitas sehingga promosi dan pemasaran melalui website
berjalan dengan baik
Melihat perkembangan pariwisata dan peluang usaha nya yang begitu besar
serta ketepatan informasi mengenai wisata yang sangat dibutuhkan maka kami
memilih topik tugas akhir tentang perancangan prototype website agen pariwisata
5
terintegrasi yang berjudul “Analisis dan Perancangan Prototipe Website Pariwisata
Terintegrasi Modul Agen Pariwisata Megah Mandiri Tours And Travel”.
1.2
Ruang Lingkup
Dalam penulisan tugas akhir ini, pembahasan di batasi pada dukungan
website untuk kegiatan promosi, pemasaran dan proses transaksi yang terintegrasi
dengan website dinas pariwisata, hotel dan destinasi wisata di DKI Jakarta.
1.3
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tujuan:
-
Menganalisa masalah yang dihadapi dalam kegiatan
promosi, pemasaran dan transaksi agen pariwisata
Megah Mandiri Tours and Travel dan kolaborasi
-
Menganalisa kebutuhan informasi dan transaksi agen
pariwisata Megah Mandiri Tours and Travel.
-
Merancang usulan prototype website agen pariwisata
Megah Mandiri Tours and Travel yang terintegrasi
dengan dinas pariwisata, hotel, dan destinasi wisata.
Manfaat :
-
Meningkatkan kualitas layanan promosi, pemasaran dan
transaksi agen pariwisata Megah Mandiri Tours and
Travel.
-
Meningkatkan kolaborasi antara agen pariwisata Megah
Mandiri Tours and Travel dengan hotel, destinasi
wisata, dan dinas pariwisata.
6
1.4
Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
Metode Pengumpulan Data
a)
Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan oleh penulis untuk menghimpun
informasi yang relevan dengan topik E-business dan masalah
yang sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari bukubuku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah,
tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan,
buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik
tercetak maupun elektronik lain.
b)
Interview
Interview dilakukan dengan cara mengunjungi secara langsung
PT. Megah Mandiri Tours and Travel yang berlokasi di Jl.
Tanjung Duren Barat I No. 46, Grogol Jakarta Barat dan
bertemu dengan direktur dari PT. Megah Mandiri Tours and
Travel pada bulan Agustus 2014 untuk menanyakan beberapa
hal yang berhubungan dengan penelitian dalam bentuk
pertanyaan seperti kegiatan bisnis yang sedang berjalan, cara
pemasaran produk yang dijual, serta perkembangan website
dari perusahaan yang ada sekarang. Pertanyaan tersebut lalu
dirangkum kedalam sebuah catatan yang digunakan sebagai
acuan pengembangan sistem yang baru.
c)
Studi Dokumentasi Perusahaan
Penulis melakukan studi dokumentasi perusahaan untuk
mendapatkan informasi mengenai sejarah perusahaan, visi dan
misi perusahaan, lingkup pekerjaan, produk dan jasa yang
dihasilkan perusahaan, kontak dari perusahaan, system
pembayaran serta struktur organisasi perusahaan .
d)
Kuesioner
Kuesioner dibuat pada awal penelitian di bulan Agustus 2014
dengan mengacu kepada metode analisis Modified Balanced
7
Scorecard yang terdiri dari 4 perspektif yaitu Perspektif
Pengguna, Perspektif Pemasaran, Perspektif Fungsi, serta
Perspektif Teknis yang masing-masing dari perspektif tersebut
memiliki indikator sendiri. Kuesioner ini digunakan untuk
melakukan evaluasi 30 sampel website agen perjalanan dan
wisata dengan menggunakan jenis sampling yaitu simplified
random sampling dimana metode ini mengambil beberapa
sampel dari populasi yang berjumlah 90 website dengan acak
tanpa memperhatikan tingkatan atau strata dalam anggota
populasi tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperoleh
informasi mengenai kelebihan dan kekurangan website agen
perjalanan dan wisata yang tersebar di DKI Jakarta dan
membandingkan nya dengan website PT. Megah Mandiri
Tours And Travel. Pada penelitian ini, penulis melakukan
pengukuran kinerja melalui pengisian kuesioner dengan cara
mengunjungi 30 sampel website yang telah dipilih dan website
oketravel.co.id untuk mengetahui kinerja dari masing-masing
website tersebut.
Pengukur kinerja
Hal yang dilakukan adalah browsing website agen parisiwata lalu
mengevaluasi kinerja website tersebut melalui kuesioner. Dalam
kuesioner terdapat 4 perspektif yang berbentuk pertanyaan dengan
jawaban “ya” atau “tidak” dan dinilai dengan angka “1” untuk jawaban
“ya” sedangkan “0” untuk jawaban “tidak”. Survei dilakukan pada 30
website agen perjalanan. Jawaban “ya” yang bernilai angka “1” dari
setiap perspektif dijumlah lalu dibagi jumlah pertanyaan dari masingmasing perspektif.
Metode Analisis
1.
Modified Balance Score Card, digunakan untuk mengukur kinerja
website dengan empat perspektif yang terdiri dari perspektif
8
pengguna, perspektif pemasaran, perspektif fungsi dan perspektif
teknis.
2.
Statistik deskriptif, merupakan metode untuk mendeskripsikan data
kinerja website yang telah dikumpulkan agar mudah dipahami.
Metode Perancangan
Metode perancangan yang digunakan yaitu dengan metode OOAD
melalui pemodelan UML
(Unified Modeling Language) yang
meliputi :
a. Domain Model Class Diagram
Domain Model Class Diagram adalah diagram yang
digunakan untuk menampilkan kelas-kelas yang ada dan saling
berhubungan di dalam sistem.
b. Use Case Diagram
Use Case Diagram adalah diagram yang menunjukkan
hubungan antara aktor dan tugas nya dalam sebuah sistem.
c. User Interface
User interface terdiri dari input dan output yang melibatkan
pengguna sistem secara langsung.
d. Activity Diagram
Diagram yang menggambarkan proses bisnis suatu perusahaan
dan actor yang melakukannya.
9
1.5
Kerangka Pemikiran
Perumusan Masalah, Pemanfaatan
Teknologi Web di bidang agen
pariwisata
Studi Pustaka /
Jurnal
Studi Perspektif
Analisa Kinerja Website
berdasarkan metode Modified
Balanced Scorecard
Perancangan Website Agen
Pariwisata Terintegrasi Dengan
Menggunakan Metode OOAD
Melalui Pemodelan UML
Perancangan Prototype
Simpulan dan saran
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Survey
10
1.6
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari 5 bab, yaitu :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang yang digunakan sebagai alasan dalam
pemilihan topik tugas akhir, ruang lingkup yang menjelaskan tentang batasan
penelitian yang akan dilakukan, tujuan pembuatan tugas akhir dan manfaat
nya bagi perusahaan, metodologi penelitian dan perancangan yang akan
digunakan untuk membuat prototype website terintegrasi serta sistematika
penulisan tugas akhir.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini terdiri dari teori umum mengenai pengertian analisis dan kriteria
website yang baik dan teori khusus mengenai yang berisikan teori pendukung
analisis dan perancangan yang digunakan sebagai landasan dasar untuk
perancangan prototype website agen wisata.
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
Pada bab ini terdiri dari sejarah berdirinya perusahaan, proses bisnis yang
sedang berjalan, analisis kinerja website dengan menggunakan metode
modified Balance Scorecard serta analisis kebutuhan teknis dan informasi
yang di butuhkan untuk pengambilan keputusan analisis masalah dan
perancangan prototype website terintegrasi.
BAB 4 PERANCANGAN WEBSITE TERINTEGRASI
Bab ini membahas mengenai perancangan sistem website terintegrasi dan
pengembangan teknis serta memberikan usulan prototype website agen
pariwisata.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang di peroleh dari hasil penelitian dan
perancangan website terintegrasi yang telah dirancang dan saran-saran yang
disampaikan sebagai masukan untuk memaksimalkan rancangan tersebut.
Download