EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PERCAKAPAN BEBAS PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KENDAL SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Husnul Muasyaroh NIM 2303410025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014 ii iii PERNYATAAN Dengan ini, saya: Nama : Husnul Muasyaroh NIM : 2303410025 Prodi : Pendidikan Bahasa Arab Jurusan : Bahasa dan Sastra Asing Fakultas : Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Efektivitas Penerapan Model Percakapan Bebas pada Mata Pelajaran Bahasa Arab terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII MTs Negeri Kendal saya tulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ini benar-benar merupakan karya sendiri. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan, baik yang langsung maupun tidak langsung, telah disertai sumbernya dengan cara yang sebagaimana lazimnya dalam penulisan karya ilmiah. Dengan demikian, walaupun tim penguji dan pembimbing skripsi ini, membubuhkan tanda tangan sebagai tanda keabsahannya, seluruh isi karya ilmiah ini, tetap menjadi tanggung jawab saya sendiri. Jika kemudian ditemukan ketidakabsahan, saya bersedia menerima konsekuensinya. Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan seperlunya. Semarang, April 2014 Husnul Muasyaroh NIM 2303410025 iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah) Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Ar-Ra‟du:11). Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Bapak dan Ibuku tercinta (Bapak Ahmad Fatawi dan Ibu Munikhah) yang selalu memberikan kasih sayang dan do‟anya tiada henti. 2. Kakakku Nina nil nal muna yang selalu memberikan semangat dan dua adikku tersayang (Muhammad Fadli Robbi dan Mujtaba Kafa Bih). 3. Keluarga besar PP. Durrotu Aswaja. 4. Teman-teman PBA dan OASE‟10. 5. Almamater tercinta prodi pendidikan bahasa Arab UNNES. 6. Semua pembaca skripsi ini. v vi KATA PENGANTAR Alhamdulillah rasa syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efektivitas Penerapan Model Percakapan Bebas pada Mata Pelajaran Bahasa Arab terhadap KeterampilanBerbicara Siswa Kelas VIII MTs Negeri Kendalsebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Skripsi ini dapat terselesaikan atas bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang senantiasa memberi izin. 2. Dr. Zaim Elmubarok, M.Ag, Ketua Jurusan bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang selalu memberi kemudahan. 3. Retno Purnama Irawati, S.S., M.A., Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Arab dan dosen pembimbing I yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi, masukan, koreksian, perhatian, wawasan dan pengalaman yang luar biasa pada peneliti sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. 4. Muchlisin, Lc., M.Pd.I, yang telah memberikan dukungan, motivasi, wawasan dan pengalaman pada peneliti sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. 5. Darul Qutni, S.Pd.I.,M.S.I, dan Ahmad Miftahuddin, M.A., yang bersedia menguji peneliti dengan memberikan masukan, koreksian, dan perhatian pada skripsi ini sehingga lebih sempurna. 6. Segenap dosen Prodi Pendidikan Bahasa Arab UNNES, yang telah memberikan banyak ilmu, pengetahuan, serta pengalaman yang sangat berharga dan takkan terlupakan selamanya. 7. Drs. H. Asroni, M.Ag., selaku kepala MTs Negeri Kendal yang telah membantu dan mengizinkan peneliti mengadakan penelitian, dansemua pihak vii MTs Negeri Kendal khususnya Bapak Fatchurrahman S.Ag., dan Bapak Casmito, S.Pd., yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 8. Abah kyai Masrokhan, Abah sekaligus guru beserta keluarga yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuandan pengalaman hidup serta telah membimbing peneliti dengan tulus dan sabar. 9. Teman-teman seperjuangan prodi pendidikan bahasa Arab angkatan 2010 yang sangat luar biasa dan telah memberikan semangat, bantuan, dan perhatian selama kurang lebih empat tahun ini khususnya saudariku Arini dan Zudha. 10. Teman- teman seperjuangan OASE PP. Durrrotu Aswaja yang tak hentihentinya memberikan semangat dan bantuannya. 11. Segenap kang dan mba santri PP. Durrrotu Aswaja yang selalu memberikan banyak bantuan, dukungan dan do‟a serta telah menjadi keluarga baru di pondok tercinta. 12. Teman-teman kamar Al-Adhim ceria yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dan telah membuat hari-hari peneliti lebih berwarna dan bermakna. 13. Segenap member aula putri yang selalu memberikan semangat dan do‟anya serta yang telah menemani peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Segenap teman-teman PPL 2013 MTs Negeri Kendal yang selalu memberi wacana baru dan kenangan terindah. 15. Seluruh teman-teman KKN 2013 Desa Bligorejo yang selalu memberi pengetahuan, pengalaman dan kenangan terindah dalam kehidupan. 16. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu persatu, terimakasih atas semuanya. Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk melengkapi penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semarang, April 2014 Husnul Muasyaroh viii ABSTRAK Muasyaroh, Husnul 2014. Efektivitas Penerapan Model Percakapan Bebas pada Mata Pelajaran Bahasa Arab terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII MTs Negeri Kendal. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Retno Purnama Irawati, S.S., M.A. Kata kunci: Model Percakapan Bebas, Keterampilan Berbicara Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Kemampuan berbicara dalam kegiatan pembelajaranberbicara bahasa Arab harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Akan tetapi dalam kenyataannya, siswa masih banyak menemukan kesulitan dalam pembelajaran berbicara bahasa Arab. Penyebab kesulitannya itu adalah masih sulitnya siswa dalam menyampaikan suatu ujaran yang akan dikemukakan saat mempraktikkan materi percakapan, dan kurangnya rasa keberanian siswa dan perasaan takut salah untuk maju ke depan kelas mempraktikkan percakapan di hadapan teman-temannya. Oleh karena itu perlu adanya alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab pada siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan model percakapan bebas yang telah dimodifikasi semenarik mungkin. Masalah dalam penelitian ini yaitu apakah penerapan model percakapan bebas efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas penerapan model percakapan bebas terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal. Desain penelitian ini adalah eksperimen, dengan cara membandingkan hasil kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes. Teknik pengumpulan data berupa tes. Teknik analisis data adalah uji validitas dan reliabilitas, nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan dari pretest ke posttest. Dari data tes dapat diketahui peningkatan nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan jumlah 33 siswa setiap kelasnya. Pada pretestkelas kontrol mendapat nilai rata-rata 67,94 dan posttest mendapat nilai rata-rata 74,64. Pada pretestkelas eksperimen mendapat nilai rata-rata 69,72 dan posttest mendapat nilai rata-rata 80,24. Kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hipotesis yang diterima adalah hipotesis kerja yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas efektif terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal. ix x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................ ........................... iii PERNYATAAN .............................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL........................................................................................... xii DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 8 2.2 Landasan Teori .......................................................................................... 13 2.2.1 Bahasa Arab ............................................................................................ 14 2.2.2 Keterampilan Berbahasa ......................................................................... 14 2.2.3 Keterampilan Berbicara .......................................................................... 15 xi 2.2.3.1 Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara .................................... 17 2.2.3.2 Teknik-teknik Pembelajaran Keterampilan Berbicara ......................... 18 2.2.3.3 Tahap-tahap Latihan Berbicara ............................................................ 18 2.2.4 Masalah Pembetulan dan Sistematika Penilaian .................................... 27 2.2.5 Kompetensi Berbicara Kelas VIII MTs N Kendal ................................. 29 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................ 31 3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................... 33 3.3 Hipotesis ..................................................................................................... 34 3.4 Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian ...................................................... 36 3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 37 3.6 Instrumen Penelitian................................................................................... 38 3.7 Uji Instrumen ............................................................................................. 44 3.7.1 Validitas .................................................................................................. 44 3.7.2 Reliabilitas............................................................................................... 45 3.8 Teknik Analisis Data .................................................................................. 45 3.8.1 Mencari Rata- Rata ................................................................................. 46 3.8.2 Uji Normalitas ......................................................................................... 46 3.8.3 Uji Kesamaan Dua Varians ..................................................................... 48 3.8.4 Uji t atau Uji Perbedaan Rata-rata .......................................................... 49 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian........................................................................................... 51 4.1.1 Uji Instrumen .......................................................................................... 51 4.1.1.1 Validitas ............................................................................................... 53 4.1.1.2 Reliabilitas............................................................................................ 64 4.1.2 Tabulasi Data Hasil Tes .......................................................................... 66 4.1.2.1 Tabulasi data hasil tes awal (pretest) pada kelas kontrol ..................... 67 4.1.2.2 Tabulasi data hasil tes akhir (posttest) pada kelas kontrol ................... 70 4.1.2.3 Tabulasi data hasil tes awal (pretest) pada kelas eksperimen .............. 74 xii 4.1.2.4 Tabulasi data hasil tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen ............ 77 4.2 Pembahasan ................................................................................................ 81 4.2.1 Nilai Rata-rata ......................................................................................... 81 4.2.1.1 Nilai rata-rata kelas kontrol ................................................................. 81 4.2.1.2 Nilai rata-rata kelas eksperimen .......................................................... 83 4.2.2 Uji Normalitas ......................................................................................... 85 4.2.3 Uji Kesamaan Dua Varians ..................................................................... 86 4.2.4 Uji Hipotesis............................................................................................ 87 4.3 Analisis Hasil Tes Berbicara Bahasa Arab ................................................ 90 4.3.1 Pengucapan (makhroj) ............................................................................ 90 4.3.2 Susunan Kalimat ..................................................................................... 91 4.3.3 Nada dan Irama ....................................................................................... 91 4.3.4 Kelancaran .............................................................................................. 92 4.3.5 Keberanian ............................................................................................. 92 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan .................................................................................................... 93 5.2 Saran........................................................................................................... 94 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 95 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 98 xiii DAFTAR TABEL Tabel Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ............................. 12 Tabel 2.2 SK dan KD ....................................................................................... 30 Tabel 3.1 Pedoman Penilaian ........................................................................... 40 Tabel 4.1 Skor Nilai Instrumen ........................................................................ 52 Tabel 4.2 Validitas Pengucapan (Makhroj) ..................................................... 53 Tabel 4.3 Interpretasi Nilai r ............................................................................ 55 Tabel 4.4 Validitas Susunan Kalimat ............................................................... 55 Tabel 4.5 Interpretasi Nilai r ............................................................................ 57 Tabel 4.6 Validitas Nada dan Irama ................................................................. 57 Tabel 4.7 Interpretasi Nilai r ............................................................................ 59 Tabel 4.8 Validitas Kelancaran ........................................................................ 59 Tabel 4.9 Interpretasi Nilai r ............................................................................ 61 Tabel 4.10 Validitas Keberanian ...................................................................... 61 Tabel 4.11 Interpretasi Nilai r .......................................................................... 63 Tabel 4.12 Analisis Aspek Instrumen .............................................................. 64 Tabel 4.13 Interpretasi Nilai r .......................................................................... 66 Tabel 4.14 Nilai Pre-test Kelas Kontrol .......................................................... 67 Tabel 4.15 Presentase Hasil Penelitian Pre-test Kelas Kontrol ....................... 69 Tabel 4.16 Nilai Post-test Kelas Kontrol ......................................................... 70 xiv Tabel 4.17 Presentase Hasil Penelitian Post-test Kelas Kontrol ...................... 72 Tabel 4.18 Nilai Pre-test Kelas Eksperimen .................................................... 74 Tabel 4.19 Presentase Hasil Penelitian Pre-test Kelas Eksperimen ................ 76 Tabel 4.20 Nilai Post-test Kelas Eksperimen .................................................. 77 Tabel 4.21 Presentase Hasil Penelitian Post-test Kelas Eksperimen ............... 79 Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 86 Tabel 4.23 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians .................................................. 87 xv DAFTAR DIAGRAM Diagram Diagram 4.1 Presentase Nilai Pre-test Kelas Kontrol ...................................... 69 Diagram 4.2 Presentase Nilai Post-test Kelas Kontrol .................................... 73 Diagram 4.3 Presentase Nilai Pre-test Kelas Eksperimen ............................... 76 Diagram 4.4 Presentase Nilai Post-test Kelas Eksperimen.............................. 80 Diagram 4.5 Garis Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol ................................. 82 Diagram 4.6 Garis Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen .......................... 84 Diagram 4.7 Rata-rata antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............... 84 xvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ................................................................... 98 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ............................................................ 99 Daftar Nama Uji Instrumen .............................................................................. 100 Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol ............................................................. 101 Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ....................................................... 102 Silabus .............................................................................................................. 103 RPP Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......................... 109 Materi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen................................................... 145 Instrumen Penelitian......................................................................................... 147 Penilaian Budaya dan Karakter Pretes dan Postes Kelas Kontrol.................... 148 Penilaian Budaya dan Karakter Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ............. 152 Pedoman Penilaian ........................................................................................... 156 PerhitunganReliabilitas Aspek Penilaian Uji Instrumen .................................. 160 Perhitungan uji normalitas ............................................................................... 162 Perhitungan uji kesamaan dua varians ............................................................. 164 Perhitungan uji hipotesis menggunakan rumus uji t (t-test)............................. 166 Foto Kegiatan Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............................ 169 Foto Kegiatan Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .......................... 170 Surat Pengangkatan Dosbing ........................................................................... 171 Surat Izin Penelitian ......................................................................................... 172 Surat Keterangan Penelitian ............................................................................. 173 Biodata Peneliti ................................................................................................ 174 xvii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan bahasa setelah mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi bahasa yang didengarnya itulah kemudian manusia belajar mengucapkan dan akhirnya mampu untuk berbicara. Untuk dapat berbicara dalam suatu bahasa secara baik, pembicara harus menguasai lafal, struktur, dan kosakata yang bersangkutan. Disamping itu, diperlukan juga penguasaan masalah dan atau gagasan yang akan disampaikan, serta kemampuan memahami bahasa lawan bicara (Nurgiyantoro 2001:276). Kegiatan berbicara memerlukan penguasaan lambang bunyi baik untuk keperluan menyampaikan maupun menerima gagasan. Lambang yang berupa tanda-tanda visual seperti yang dibutuhkan dalam kegiatan membaca dan menulis tidak diperlukan. Itulah sebabnya orang yang buta huruf pun dapat melakukan aktivitas berbicara secara baik, misalnya para penutur asli. Penutur yang demikian mungkin tidak menyadari kompetensi kebahasaannya, tidak “mengerti” sistem bahasanya sendiri. Kenyataan itu sekali lagi membuktikan bahwa penguasaan bahasa lisan lebih fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kemampuan berbicara seharusnya mendapat perhatian yang cukup dalam pembelajaran bahasa dan tes kemampuan berbahasa (Nurgiyantoro 2001:276). 1 2 Keterampilan berbicara (kemahiran berbicara) pada hakikatnya merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan dan keinginan kepada orang lain. Kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi, tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, dan bertanggungjawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah dan lain-lain (Iskandarwassid2011:241). Kemahiranberbicara juga merupakansalahsatujenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern. Berbicara merupakan sarana utama untuk membinasaling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Kegiatan berbicara di dalam kelas bahas amempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh (1) kemampuan mendengarkan, (2) kemampuan mengucapkan, dan (3) penguasaan (relatif) kosa kata dan ungkapan yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud, gagasan atau fikirannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan, bahwa latihan berbicara ini merupakan kelanjutan dari latihan menyimak yang di dalam kegiatannya juga terdapat latihan mengucapkan (Efendy2009:139). Kegiatan berbicara ini sebenarnya merupakan kegiatan yang menarik dan „ramai‟ dalam kelas bahasa. Akan tetapi seringkali terjadi sebaliknya. Kegiatan 3 berbicara menjadi tidak menarik, tidak merangsang partisipasi siswa, suasana menjadi kaku dan akhirnya macet. Ini terjadi mungkin karena penguasaan kosa kata dan pola kalimat oleh siswa masih sangat terbatas. Namun demikian, kunci keberhasilan kegiatan tersebut sebenarnya ada pada guru. Apabila guru dapat secara tepat memilih topik pembicaraan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, dan memiliki kreativitas dalam mengembangkan model-model pengajaran berbicara yang banyak sekali variasinya, tentu kemacetan tidak akan terjadi (Efendy2009:140) Menurut aliran komunikatif dan pragmatik, keterampilan berbicara dan keterampilan menyimak berhubungan secara kuat. Interaksi lisan ditandai oleh rutinitas informasi. Ciri lain adalah diperlukannya seorang pembicara mengasosiasikan makna, mengatur interaksi, siapa harus mengatakan apa, kepada siapa, kapan, dan tentang apa. Keterampilan berbicara mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari pembicara dalam membentuk sebuah kalimat. Sebuah kalimat, betapapun kecilnya, memiliki struktur dasar yang saling bertemali sehingga mampu menyajikan sebuah makna (Iskandarwassid 2011:239). Seperti halnya keterampilan menyimak, keterampilan berbicara menduduki tempat utama dalam memberi dan menerima informasi serta memajukan hidup dalam peradaban dunia modern. Kemampuan individual untuk mengekspresikan gagasan sedemikian rupa, sehingga orang lain mau mendengarkan dan memahami, telah menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan masyarakat dan individual. Evaluasi keterampilan berbicara dilakukan secara berbeda pada setiap jenjangnya. Misalnya pada tingkat Sekolah Dasar, 4 kemampuan menceritakan, berpidato, dan lain-lain dapat dijadikan sebagai bentuk evaluasi. Seseorang dianggap memiliki kemampuan berbicara selama ia mampu berkomunikasi dengan lawan bicaranya. Strategi pembelajaran berbicara merujuk pada prinsip stimulus respons. Selama kedua variabel ini dikuasai oleh pembicara, maka ia dapat dikategorikan memiliki kemampuan berbicara. Perkembangan strategi pembelajaran berbicara masih mempertahankan pola stimulus-respons meskipun dengan modifikasi model yang variatif (Iskandarwassid 2011:240). Secara umum keterampilan berbicara bertujuan agar para pelajar mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang secara sosial dapat diterima. Namun tentu saja untuk mencapai tahap kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-aktivitas latihan memadai yang mendukung (Hermawan 2011:136). Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti saat PPL di kelas VIII MTs Negeri Kendal, masalah yang sering dijumpai dalam pembelajaran berbicara bahasa Arab terutama dalam materi percakapan siswa yaitu masih sulitnya siswa dalam menyampaikan suatu ujaran yang akan dikemukakan saat mempraktikkan materi percakapan tersebut. Kebanyakan dari para siswa yang akan mempraktikkan suatu percakapan masih banyak yang menggunakan cara menghafal, sedangkan menghafal kosa kata dan kalimat dalam bahasa Arab sendiri bagi siswa dirasa sulit. Apalagi untuk para siswa MTs yang dalam kesehariannya sering menggunakan bahasa ibu dan juga menggunakan bahasa Indonesia, sehingga dalam menyampaikan suatu ujaran dalam bahasa Arab terasa 5 begitu sulit, ditambah lagi dengan pelajaran bahasa Arab yang dianggap bahasa yang sulit untuk dipelajari dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain. Masalah lain yang sering dijumpai siswa dalam pembelajaran berbicara bahasa Arab yaitu kurangnya rasa keberanian siswa dan perasaan takut salah untuk maju ke depan kelas mempraktikkan percakapan di hadapan temantemannya, sehingga rasa keberanian yang seharusnya ada pada siswa dirasa masih sangat kurang dan bahkan belum terlihat. Untuk itu, guru sudah seharusnya memberikan motivasi kepada siswa-siswinya agar mempunyai keberanian dalam berbicara bahasa Arab terutama dalam materi percakapan, dan mempunyai perasaan tidak takut salah dalam menyampaikan suatu ujaran. Dengan demikian, proses latihan berbicara bahasa Arab siswa saat kegiatan pembelajaran di kelas akan dapat berjalan dengan baik tanpa ada kendala apapun. Melalui model percakapan bebas yang akan diterapkan pada siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal diharapkan dapat membantu proses pembelajaran di kelas tersebut khususnya untuk mata pelajaran bahasa Arab dalam materi percakapan siswa untuk keterampilan berbicara. Guru sebagai pengajar dalam hal ini tidak hanya memberikan materi pelajaran saja, tetapi juga memberikan arahan dan penerapan bagaimana cara mempraktikkan suatu percakapan dengan baik kepada siswanya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul : “Efektifitas Penerapan Model Percakapan Bebas Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Terhadap Keterampilan Berbicara Siswa KelasVIII MTs Negeri Kendal”. 6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah pada penelitian ini adalahapakah model percakapan bebas pada mata pelajaran bahasa Arab efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan model percakapan bebas pada mata pelajaran bahasa Arab terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti untuk lebih memperkenalkan dan membantu jalannya pembelajaran bahasa Arab melalui model percakapan bahasa Arab yang berupa: 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan pada umumnya dan pengembangan metode, media dan juga model pembelajaran bahasa Arab terutama untuk keterampilan berbicara serta dapat dipakai sebagai bahan penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini diantaranya adalah: 1. Manfaat Bagi Siswa a. Melatih keterampilan berbicara siswa dalam mempraktikkan percakapan dalam proses pembelajaran berlangsung. 7 b. Meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran khusunya pembelajaran bahasa Arab. c. Meningkatkan hasil belajar bahasa Arab siswa. 2. Manfaat Bagi Guru a. Memberikan informasi dan wacana tentang model percakapan bebas. b. Sebagai alternatif bagi guru dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab. 3. Manfaat bagi Sekolah a. Sekolah dapat menerapkan model pembelajaran untuk mata pelajaran bahasa Arab khususnya dan untuk semua mata pelajaran umumnya. b. Dapat memberikan kontribusi untuk sekolah dalam bidang model pembelajaran dimanfaatkan sebagai inovasi baru yang dibutuhkan untuk mendukung pencapaian tujuan dari suatu pembelajaran tersebut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS Pada bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka dan landasan teori, sedangkan untuk penjelasan lebih rincinya akan dijelaskan di dalam subbabnya masing-masing. Dalam tinjauan pustaka ini akan dijelaskan berbagai macam penelitian tentang keterampilan berbicara yang sebelumnya sudah ada yang mengadakan penelitian. Peneliti akan menjelaskan relevansi dan perbedaan penelitian-penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai tinjauan pustaka adalah sebagai berikut: 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang keterampilan berbicara sebelumnya telah ada yang mengadakan penelitian tetapi masih perlu dikaji kembali untuk meneliti keterampilan berbicara siswa didalam kelas.Berbagai metode dan teknik untuk meningkatkan keterampilan berbicara sudah diterapkan oleh peneliti-peneliti sebelumnya agar sesuai dengan tujuan pembelajaran dan siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Penelitian tentang efektivitas model percakapan bebas bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara yang dimodifikasi dengan semenarik mungkin agar proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas berlangsung menyenangkan dan membosankan, dan juga belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. 8 tidak 9 Penelitian tentangketerampilan berbicara sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yaitu Rohmat Teguh Nugroho (2011), Eko Herry Utomo (2013), dan Zaenal Muttaqin (2013). Rohmat Teguh (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Peer Tutoring untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Mata Kuliah Tadrib Muhadatsah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Semarang Tahun Ajaran 2010/2011”, menemukan kendala pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah tadrib muhadatsah yaitu kurangnya kemampuan mahasiswa dalam berbicara tampak pada mahasiswa yang takut, grogi, dan belum lancar ketika berbicara secara langsung kepada dosen. Hal itu karena didasari pengetahuan mahasiswa tentang bahasa Arab masih kurang, penguasaan kosa kata yang kurang, keterampilan berbicara sebagian mahasiswa kurang, dan belum terbiasa berbicara bahasa Arab. Selain itu pengampu mengajar keterampilan berbicara dengan metode ceramah, sehingga terkesan membosankan dan kurang menyenangkan. Dari hasil penelitiannya mengalami signifikan, peningkatannya sebesar 10,44 dengan prosentase peningkatan sebesar 17,07%. Nilai rata-rata siklus I sebesar 61,15. Sedang nilai rata-rata siklus II sebesar 71,59. Relevansi penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian Rohmat Teguh adalah terletak pada peningkatan keterampilan berbicara yang ingin dicapai peneliti. Perbedaan terletak pada (1) teknik dan model pembelajaran yang digunakan. Penelitian Rohmat Teguh menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe peer tutoring, sedangkan peneliti menggunakan model 10 percakapan bebas. (2) Metode penelitian yang digunakan. Penelitian Rohmat Teguh menggunakan metode penelitian tindakan kelas, sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen. Eko Herry Utomo (2013) juga mengadakan penelitiannya yang berjudul “Pemanfaatan Media Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Macromedia Flash 8 Untuk Meningkatkan Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas X MAN Purwodadi Grobogan”. Eko dalam penelitiannya mengalami kendala yang dialami siswa yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap materi berbicara terkait dengan sistem pembelajaran bahasa Arab pada kelas X belum menggunakan strategistrategi dan media pembelajaran yang efektif dan menarik. Dari hasil penelitiannya menunjukkan peningkatan dari pre-test ke post-test. Pada pre-test kelas kontrol mendapat nilai rata-rata 66,79 dan post-test mendapat nilai rata-rata 76,42. Pada pre-test kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata 68.66 dan post-test mendapat nilai rata-rata 84,74. Relevansi penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian Eko Herry Utomo adalah terletak pada (1) peningkatan keterampilan berbicara yang ingin dicapai peneliti. (2) Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Perbedaan terletak pada (1) media dan model pembelajaran yang digunakan. Penelitian Eko Herry Utomo menggunakan media berbasis macromedia flash 8, sedangkan peneliti menggunakan model percakapan bebas. (2) Subjek penelitian yang digunakan. Subjek penelitian Eko Herry Utomo adalah siswa kelas X MAN Purwodadi, sedangkan subjek penelitian peneliti adalah siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal. 11 Penelitian Zaenal Muttaqin (2013) yang berjudul “Pengaruh Muhadhoroh Terhadap Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas IX SMP Daar El-Qolam Tangerang Banten Tahun 2012/2013”, menunjukkan bahwa siswa mengalami kendala karena sebagian siswa ada yang merasa kesulitan dalam menyerap, memahami dan menguasai bahasa Arab yang telah diajarkan oleh gurunya, sehingga sebagian dari mereka menggunakan bahasa Arab hanya untuk mentaati kurikulum saja. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh muhadhoroh terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas IX SMP Daar El-Qolam yang besar dan positif. Nilai perhitungan korelasi dan regresi yang lebih besar dari nilai r tabel. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh muhadhoroh terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas IX SMP Daar El-Qalam sebesar 66,0%. Relevansi penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian Zaenal Muttaqin adalah terletak pada peningkatan keterampilan berbicara yang ingin dicapai peneliti. Perbedaan terletak pada (1) metode dan model pembelajaran yang digunakan. Penelitian Zaenal Muttaqin menggunakan metode muhadhoroh, sedangkan peneliti menggunakan model percakapan bebas. (2) Metode penelitian yang digunakan. Penelitian Zaenal Muttaqin menggunakan metode penelitian eksperimen korelasi, sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen. Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sudah banyak penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara dengan menggunakan pendekatan, metode, dan teknik yang berbeda- 12 beda. Namun peneliti memfokuskan penelitian dengan menggunakan model percakapan bebassebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab. Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu No. 1. Nama Rohmat Teguh Judul Skripsi Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Persamaan Peningkatan keterampilan Learning Tipe Peer Tutoring Nugroho untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Mata Kuliah Tadrib Perbedaan Model penelitian yang dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah berbicara yang ingin dicapai peneliti. model percakapan bebas. Adapun Rohmat Teguh Nugroho adalah Muhadatsah Program Studi model pembelajaran Pendidikan Bahasa Arab cooperative learning Universitas Negeri Semarang tipe peer tutoring. Tahun Ajaran 2010/2011 2. Eko Pemanfaatan Media Herry Pembelajaran Bahasa Arab Utomo Berbasis Macromedia Flash 8 Untuk Meningkatkan Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas X MAN Purwodadi Grobogan 1) Peningkatan Model penelitian yang keterampilan dimanfaatkan dalam berbicara yang penelitian ini adalah ingin dicapai model percakapan peneliti. bebas. Adapun Eko 2) Metode Herry Utomo adalah penelitian yang media pembelajaran digunakan bahasa Arab berbasis adalah metode macromedia flash 8. penelitian eksperimen. 13 3. Zaenal Pengaruh Muhadhoroh Muttaqin Terhadap Keterampilan Peningkatan keterampilan Model penelitian yang dimanfaatkan dalam berbicara yang Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas IX SMP Daar El-Qolam ingin dicapai peneliti penelitian ini adalah model percakapan Tangerang Banten Tahun bebas. Adapun Zaenal 2012/2013 Muttaqin adalah metode muhadhoroh Berpijak dari penelitian sebelum-sebelumnya, serta adanya keinginan peneliti untuk memberikan sumbangsih alternatif pembelajaran berbicara bahasa Arab pada siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal khususnya dalam keterampilan berbicara bahasa Arab, maka peneliti melakukan penelitian ini dengan judul Efektifitas Penerapan Model Percakapan Bebas pada Mata Pelajaran Bahasa Arab terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Kendal. 2.2 Landasan Teori Pada landasan teori ini peneliti akan membahas tentang pengertian keterampilan berbicara, tujuan dan teknik-teknik keterampilan berbicara, latihanlatihan berbicara, sistematika dan kriteria penilaian dalam keterampilan berbicara, dan kompetensi berbicara. 14 2.2.1 Bahasa Arab Bahasa Arab merupakan bahasa al-Qur‟an, bahasa komunikasi dan informasi umat islam. Bahasa Arab juga merupakan kunci untuk mempelajari ilmu-ilmu lain. Dikatakan demikian, karena buku-buku berbagai macam ilmu pengetahuan pada zaman dahulu banyak ditulis dengan menggunakan bahasa Arab. Jadi, jika ingin menguasai ilmu dalam buku-buku tersebut, terlebih dahulu harus belajar bahasa Arab. (Shofwan 2007:9). Bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki kesatuan utuh dan kuat, karena tuturan, pikiran, dan perbuatan saling melengkapi dalam kehidupan orang Arab. Tuturan orang Arab adalah pikirannya dan pikirannya merupakan awal dari tindakan (Hermawan 2011:71). Berdasarkan pendapat di atas, bahasa Arab merupakan bahasa yang dipergunakan orang Arab dalam menyampaikan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan. 2.2.2 Keterampilan Berbahasa Bahasa Arab sebagaimana bahasa-bahasa yang lain memiliki empat keterampilan bahasa ( ) atau yang dikenal pula dengan (seni- seni bahasa). Dengan menggunakan kata maharah, dapat dipahami bahwa aspek yang paling mendasar dari bahasa itu adalah alat komunikasi, dan keterampilan adalah bagian yang paling mendasar dari ketika menggunakan bahasa (Makruf 2009:18). Keempat maharah itu adalah mendengar), / listening (keterampilan / speaking (keterampilan berbicara) / 15 reading (keterampilan membaca), dan / writing (keterampilan menulis). 2.2.3 Keterampilan Berbicara Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara juga merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol manusia (Tarigan 2008:16). Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berbicara sudah barang tentu berhubungan erat dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh oleh sang anak, melalui kegiatan menyimak dan membaca (Tarigan 2008:3). Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan dan keinginan kepada orang lain. Kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi, tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, dan bertanggungjawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah dan lain-lain (Iskandarwassid 2011:241). 16 Menurut Hermawan (2011:135) keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan atau perasaan kepada mitra bicara. Berbicara dalam makna yang lebih luas merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang yang mekanistis. Semakin banyak berlatih, semakin dikuasai dan terampil seseorang dalam berbicara (Slamet 2008:35). Kamal bin Ibrahim Badri mendefinisikan keterampilan berbicara sebagai berikut: “Keterampilan berbicara adalah keterampilan yang menuntut siswa memproduksi bunyi-bunyi tertentu dan bentuk-bentuk gramatikal serta memperhatikan urutan kata dan kalimat sehingga dapat membantu siswa mengungkapkan sesuatu sesuai dengan pembicaraan”. Berdasarkan pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa keterampilan berbicara itu merupakan kemampuan seseorang mengungkapkan ide atau gagasan dan perasaan (pesan) secara lisan kepada seseorang atau kelompok lain baik berhadapan secara langsung maupun tidak langsung. 2.2.3.1 Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara 17 Secara umum keterampilan berbicara bertujuan agar siswa mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang secara sosial dapat diterima. Namun tentu saja untuk mencapai tahap kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-aktivitas latihan memadai yang mendukung (Hermawan 2011:136). Untuk tingkat pemula, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara bahwa siswa dapat (1) melafalkan bunyi-bunyi bahasa, (2) menyampaikan informasi, (3) menyatakan setuju atau tidak setuju, (4) menjelaskan identitas diri, (5) menceritakan kembali hasil simakan atau bacaan, (6) menyatakan ungkapan rasa hormat, (7) bermain peran. Untuk tingkat menengah, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara bahwa siswa dapat (1) menyampaikan informasi, (2) berpartisipasi dalam percakapan, (3) menjelaskan identitas diri, (4) menceritakan kembali hasil simakan atau bacaan, (5) melakukan wawancara, (6) bermain peran, dan (7) menyampaikan gagasan dalam diskusi atau pidato. Untuk tingkat yang paling tinggi, yaitu tingkat lanjut, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara bahwa siswa dapat (1) menyampaikan informasi, (2) berpartisipasi dalam percakapan, (3) menjelaskan identitas diri, (4) menceritakan kembali hasil simakan atau hasil bacaan, (5) berpartisipasi dalam wawancara, (6) bermain peran, dan (7) menyampaikan gagasan dalam diskusi, pidato, atau debat (Iskandarwassid 2011:286). 2.2.3.2 Teknik-teknik Pembelajaran Keterampilan Berbicara 18 Untuk tingkat pemula,teknik-teknikpembelajaran keterampilan berbicara yang dapat digunakan adalah (1) ulang ucap, (2) lihat ucap, (3) permainan kartu kata, (4) wawancara, (5) permainan memori, (6) reka cerita gambar, (7) biografi, (8) manajemen kelas, (9) permaianan telepon, dan (10) permainan alfabet. Untuk tingkat menengah,teknik-teknikpembelajaran keterampilan berbicara yang dapat digunakan adalah (1) dramatisasi, (2) elaborasi, (3) reka cerita gambar, (4) biografi, (5) permainan memori, (6) wawancara, (7) permainan kartu kata, (8) diskusi, (9) permaianan telepon, (10) percakapan satu pihak, (11) pidato pendek, (12) parafrase, (13) melanjutkan cerita, dan (14) permainan alfabet. Untuk tingkat yang paling tinggi yaitu tingkat lanjut, teknikteknikpembelajaran keterampilan berbicara yang dapat digunakan adalah (1) dramatisasi, (2) elaborasi, (3) reka cerita gambar, (4) biografi, (5) permainan memori, (6) diskusi, (7) wawancara, (8) pidato, (9) melanjutkan cerita, (10) Talk show, (11) parafrase, dan (12) debat (Iskandarwassid 2011:286). 2.2.3.3 Tahap-tahap Latihan Berbicara Pada tahap-tahap permulaan, latihan berbicara dapat dikatakan serupa dengan latihan menyimak. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, dalam latihan menyimak ada tahap mendengarkan dan menirukan.Latihan mendengarkan dan menirukan ini merupakan gabungan antara latihan dasar untuk kemahiran menyimak dan kemahiran berbicara. 19 Namun harus disadari bahwa tujuan akhir dari keduanya berbeda. Tujuan akhir latihan menyimak adalah kemampuan memahami apa yang disimak. Sedangkan tujuan akhir latihan pengucapan adalah kemampuan ekspresi (ta’bir), yaitu mengemukakan ide/pikiran/pesan kepada orang lain. Keduanya merupakan syarat mutlak bagi sebuah komunikasi lisan yang efektif secara timbal balik (Efendy2009:140-141). Berikut ini menurut Efendy diberikan beberapa model latihan berbicara. Urutan nomor menunjukkan gradasi/tingkat kesukaran walaupun tidak mutlak. 1) Latihan Asosiasi dan Identifikasi Latihan ini terutama dimaksudkan untuk melatih spontanitas siswa dan kecepatannya dalam mengidentifikasikan dan mengasosiasikan makna ujaran yang didengarnya. Bentuk latihannya adalah: a. Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang ada hubungannya dengan kata tersebut. b. Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang tidak ada hubungannya dengan kata tersebut. c. Guru menyebut satu kata benda (isim), siswa menyebut kata sifat yang sesuai. d. Guru menyebut satu kata kerja (fi’il), siswa menyebut pelaku (fa’il)nya yang cocok. e. Guru menyebut satu kata kerja (fi’il), siswa 1 menyebutkan (fa’il)nya yang cocok, siswa 2 melengkapinya dengan sebuah frasa dan siswa 3 mengucapkan kalimat yang disusun bersama itu selengkapnya. 20 f. Guru menulis di papan tulis beberapa kategori/jenis benda, siswa diminta mengingatnya. Beberapa saat kemudian tulisan dihapus. Kemudian guru menyebut satu kata benda dan siswa menyebutkan jenis benda tersebut. g. Guru atau salah seorang siswa menulis satu kata (secara rahasia), kemudian siswa satu persatu mengajukan pertanyaan untuk dapat menebak kata yang ditulis. Dalam permainan ini kelas dapat dibagi 2 kelompok. Kelompok yang lebih cepat menebak mendapatkan nilai lebih baik. 2) Latihan Pola Kalimat (Pattern Practice) Pada pembahasan mengenai teknik pengajaran qawa’id atau struktur telah diuraikan berbagai macam model latihan, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga jenis (a) latihan mekanis, (b) latihan bermakna, dan (c) latihan komunikatif. Semua atau sebagian jenis latihan ini ketika dipraktikkan secara lisan juga merupakan bentuk permulaan dari latihan percakapan. Porsi latihan-latihan mekanis harus dibatasi agar siswa dapat segera dibawa ke latihan-latihan semikomunikatif dan latihan-latihan komunikatif yang sebenarnya. Dalam pendekatan komunikatif murni, latihan-latihan mekanis ini tidak digunakan lagi. 3) Latihan Percakapan Banyak teknik dan model latihan percakapan yang telah dikembangkan oleh para pengajar bahasa. Setiap pendekatan atau metode memberikan penekanan kepada teknik atau model tertentu. Metode audio-lingual misalnya, menekankan perlunya pembelajar “menghafal model dialog” sebelum masuk ke dialog bebas. 21 Sementara metode komunikatif, menekankan pada “pemahaman model dialog” termasuk fungsi setiap ungkapan dan konteks atau situasinya, kemudian langsung masuk ke latihan komunikatif yang sesungguhnya. Beberapa contoh model latihan percakapan: a. Tanya Jawab Guru mengajukan satu pertanyaan, siswa 1 menjawab dengan satu kalimat, kemudian siswa 1 bertanya, siswa 2 menjawab, kemudian siswa 2 bertanya siswa 3 menjawab, demikian seterusnya sampai semua siswa mendapat gilirannya (Efendy 2009:144). b. Menghafalkan model dialog Guru memberikan suatu model dialog secara tertulis untuk dihafalkan oleh siswa dirumah masing-masing. Pada minggu berikutnya secara berpasangan mereka diminta tampil dimuka kelas untuk memperagakan dialog tersebut. Untuk menghidupkan suasana dan melatih kemahiran bercakap-cakap secara wajar, siswa diminta mendramatisasikannya , dengan memperhatikan segi-segi ekspresi, mimik, gerak-gerik, intonasi dan lain sebagainya sesuai dengan teks yang ditampilkannya (Efendy 2009:145). c. Percakapan terpimpin Kegiatan percakapan terpimpin yaitu kegiatan yang di dalamnya guru menentukan situasi atau konteks atau munasabahnya. Siswa diharapkan mengembangkan imajinasinya sendiri dalam percakapan dengan lawan bicaranya sesuai dengan munasabah yang telah ditentukan. Spontanitas dan gagasan adalah dua komponen yang menjadi pokok perhatian dalam penilaian kemampuan siswa. 22 Apabila murid diberi kesempatan untuk mempersiapkannya di rumah, maka sebaiknya jangan ditetapkan pasangannya terlebih dahulu. Ini untuk menghindari kemungkinan siswa mempersiapkan dialog secara tertulis dan kemudian menghafalkannya. Kalau ini terjadi akan mengurangi spontanitasnya (Efendy 2009:145). d. Percakapan bebas Kegiatan percakapan bebas yaitu kegiatan yang di dalamnya guru hanya menetapkan topik pembicaraan. Siswa diberi kesempatan melakukan percakapan mengenai topik tersebut secara bebas. Sebaiknya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing beranggotakan 4-5 orang, agar siswa punya kesempatan yang cukup untuk berlatih. Guru dalam hal ini melakukan pengawasan terhadap masing-masing kelompok, dan memberikan perhatian khusus kepada kelompok yang dinilai lemah atau terlihat kurang lancar dan kurang bergairah dalam melakukan percakapan (Efendy 2009:146). Keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Arab di MTs Negeri Kendalmasih rendah, hal itu dibuktikan dengan kemampuan siswa untuk berbicara pada saat mempraktikkan percakapan dengan temannya. Selama ini guru mengajarkan materi percakapanyang terkesan monoton, hanya membacakan materi percakapan dan ditirukan bersama-sama oleh siswanya dirasa kurang efektif karena materi percakapan lebih efektif untuk dipraktikkan dan diperagakan di depan kelas oleh masing-masing siswaagar kemampuan berbicara khusunya untuk materi percakapan semakin lebih baik. 23 Untuk mengatasi masalah tersebut, guru dapat menggunakan model yang tepat sesuai dengan materi percakapan yangakan dipraktikkan. Dengan menggunakan model percakapan bebas diharapkan siswa lebih mudah dan lebih berani untuk mempraktikkan materi percakapandalam kegiatan pembelajaran berlangsung. Penerapan model percakapan bebas dapat dilakukan dengan langkahlangkah berikut ini: (1)siswa membentuk kelompok berhadap-hadapan dengan teman sebangku di belakangnya, (2) siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 siswa, (3) guru menjelaskan tentang bagaiamana cara penerapan model percakapan bebas yang akan dipraktikkan siswa, (4) guru memberikan topik pembicaraan dan kartu mufrodat pembantu kepada masingmasing kelompok (5) siswa dengan kelompok kecilnya mendiskusikan terlebih dahulu materi percakapan yang akan dipraktikkan, (6) setiap siswa kemudian mulai mempraktikkan percakapan yang telah didiskusikan dengan teman sekelompoknya (7) masing-masing kelompok yang sudah siap mempraktikkan percakapan segera maju ke depan kelas dan guru siap menilainya (8) secara bergantian masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempraktikkan percakapan dengan teman kelompoknya, dan (9) guru diakhir pembelajaran memberikan pembenaran dan membahas hasil pembelajaran yang sudah diajarkan. Pembelajaran berbicara dengan menggunakan model percakapan bebas sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Arab, yaitu siswa diberi kebebasan dalam mempraktikkan percakapan dan mengungkapkan 24 kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam materi percakapan. Melalui model percakapan bebas inilah juga membantu setiap individu agar lebih aktif dengan teman kelompoknya masing-masing dalam berlatih berbicara khususnya untuk materi percakapan. Setiap siswa juga dapat lebih semangat dan termotivasi dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dan merasakan kenyamanan dan suasana baru sehingga tidak merasa jenuh dan bosan . e. Bercerita Bercerita mungkin salah satu kegiatan yang menyenangkan. Tapi bagi yang mendapat tugas bercerita, kadangkala merupakan siksaan karena tidak punya gambaran apa yang akan diceritakan. Oleh karena itu guru hendaknya membantu siswa dalam menemukan topik cerita. Sebaliknya, mendengarkan cerita juga bisa menimbulkan kejemuan apabila yang bercerita tidak memperhatikan asas-asas keefektifan berbicara. Tugas guru adalah membimbing siswa agar memperhatikan asas-asas tersebut. Kejemuan juga bisa diatasi dengan variasi pokok cerita atau bentuknya (Efendy 2009:146). f. Diskusi Ada beberapa model diskusi yang bisa digunakan dalam latihan berbicara, antara lain: 1. Diskusi kelas dua kelompok berhadapan Guru menetapkan satu masalah, kemudian guru membagi siswa dalam 2 kelompok A besikap mendukung pernyataan dan kelompok B bersikap menentang pernyataan. Guru atau salah seorang siswa bertindak sebagai 25 moderator dan menggilirkan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mengemukakan alasan atau argumentasinya (Efendy 2009:147). 2. Diskusi kelas bebas Guru menetapkan topik. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang masalah yang menjadi topik pembicaraan tesebut secara bebas (Efendy 2009:147). 3. Diskusi kelompok Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, masing-masing terdiri dari 6 sampai 10 siswa. Pada setiap kelompok ditentukan/dipilih seorang ketua, penulis dan pelapor. Masing-masing topik yang berbeda-beda atau topik yang sama tapi dari segi yang berbeda. Pada bagian akhir jam pelajaran, wakil dari masing-masing kelompok (pelopor) melaporkan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan siap menjawab pertanyaan atau sanggahan yang diajukan oleh kelompok lain (Efendy 2009:147). 4. Diskusi panel Guru menetapkan topik, menunjuk beberapa siswa sebagai panelis, moderator dan penulis. Kepada petugas diberi kesempatan satu minggu untukmempersiapkan bahan pembicaraannya, dan siswa yang lain menyiapkansanggahan-sanggahan.Dalam pelaksanaan diskusi, guru bertindak sebagai partsipan pasif. Pada akhir diskusi guru memberikan komentar dan evaluasi (Efendy 2009:148). 26 g. Wawancara a) Persiapan Wawancara Wawancara sebagai suatu kegiatan dalam pelajaran berbicara memerlukan persiapan-persiapan sebagai berikut: 1. Sebelum kegiatan dilaksanakan, pihak-pihak yang akan diwawancarai sudah mempersiapkan pokok masalah yang akan dibicarakan. 2. Pewawancara dalam kegiatan ini juga harus mempersiapkan pertanyaanpertanyaan yang mengarah kepada sasaran informasi yang sudah direncanakan. 3. Dalam hubungan ini guru berkewajiban membimbing ke arah pemakaian kalimat yang singkat dan tepat, disamping unsur-unsur keefektifan lainnya (Efendy 2009:148) b) Bentuk Wawancara Kegiatan wawancara ini dapat dilakukan dalam dua bentuk: 1. Wawancara dengan tamu Dalam hal ini guru sengaja menghadirkan seseorang ke dalam kelas untuk diwawancarai oleh para siswa. 2. Wawancara dengan teman sekelas Dalam kegiatan ini, sebagian siswa mewawancarai yang lain, berpasangpasangan, secara bergantian. Setelah kegiatan wawancara, setiap siswa melaporkan di depan kelas hasil wawancaranya dalam bahasa Arab (Efendy 2009:149). 27 h. Drama Drama merupakan kegiatan yang mengandung unsur rekreatif, karenanya menyenangkan. Namun tidak setiap siswa berbakat atau mempunyai minat untuk bermain drama. Oleh karena itu guru memilih siswa tertentu untuk memainkan drama, sedang siswa yang lain sebagai penonton. Ini bukan berarti bahwa yang mengambil manfaat dari kegiatan drama ini hanyalah mereka yang bermain. Yang menonton pun akan memetik faedah, yakni dalam aspek reseptif (mendengarkan dan memahami) (Efendy 2009:150). i. Berpidato Kegiatan ini hendaknya dilakukan setelah siswa mempunyai cukup pengalaman dalam berbagai kegiatan berbicara yang lain seperti percakapan, bercerita, wawancara, diskusi dan lain-lain. Hal ini perlu karena kegiatan berpidato ini sifatnya selalu resmi dan membutuhkan gaya bahasa yang lebih baik. Oleh karena itu perlu waktu persiapan yang cukup (Efendy 2009:150). 2.2.4 Masalah Pembetulan dan Sistematika Penilaian untuk Keterampilan Berbicara Dalam berbagai latihan berbicara, terutama percakapan, bercerita, diskusi dan seterusnya, guru seringkali menemukan kesalahan dan kekurangan siswa, baik pada aspek kebahasaan maupun non-kebahasaan. Guru seringkali merasa risih dan tidak sabar untuk tidak segera membetulkannya. Hal ini bisa dipahami karena boleh jadi guru merasa berkewajiban untuk tidak membiarkan siswa berkelanjutan dalam kesalahan. 28 Namun harus disadari bahwa modal utama untuk bisa berbicara adalah keberanian berbicara dengan resiko melakukan kesalahan. Oleh karena itu, pembetulan dan perbaikan dari guru jangan sampai mematikan keberanian siswa. Para ahli menyarankan agar pembetulan oleh guru ketika itu diberikan setelah selesai kegiatan berbicara, bukan ketika sedang berbicara. Harus pula diingat bahwa dalam bahasa percakapan, penerapan kaidah-kaidah nahwu sangat longgar (Efendy 2009:152). Guru memang perlu melakukan penilaian terhadap unjuk kerja siswa dalam kegiatan berbicara. Tapi penilaian itu bukan semata-mata untuk mengukur dan memberikan nilai pada suatu kegiatan belajar, melainkan hendaknya juga diartikan sebagai usaha perbaikan mutu atau prestasi belajar siswa di samping untuk pembinaan motivasi belajar yang lebih kuat. Penilaian diagnosis, tujuannya bukan semata-mata untuk mengetahui kekurangan dan kesalahan siswa. Tetapi pengetahuan guru tentang kekurangan dan kesalahan siswa itu justru sebagai bahanuntuk dijadikan pertimbangan dalam merencanakan kegiatan-kegiatan selanjutnya yang diharapakan akan membantu memperbaiki kekurangan dan kelemahan siswa. Perlu dikemukakan di sini bahwa di dalam menyampaikan hasil penilaian, guru hendaknya jangan hanya menekankan kekurangan-kekurangan siswa. Segi kemajuan dan keberhasilan mereka juga harus dikemukakan. Kecaman harus diimbangi dengan pujian. Dengan demikian akan timbul perasaan dikalangan siswa bahkan mereka telah sanggup melakukan sesuatu dan perasaan 29 ini akan mendorong mereka melakukan tugas-tugas selanjutnya dengan penuh gairah (Efendy 2009:153). Menurut Efendy (2009:153), adapun aspek-aspek yang dinilai dalam kegiatan berbicara, sebagaimana disarankan oleh para ahli, adalah sebagai berikut: 1) Aspek kebahasaan, meliputi (a) pengucapan (makhraj), (b) penempatan tekanan (mad, syiddah), (c) nada dan irama, (d) pilihan kata, (e) pilihan ungkapan, (f) susunan kalimat, dan (g) variasi. 2) Aspek non-kebahasaan, meliputi (a) kelancaran, (b) penguasaan topik, (c) keterampilan, (d) penalaran, (e) keberanian, (f) kelincahan, (g) ketertiban, (h) kerajinan, dan (i) kerjasama. Skala penilaian ini dapat dipergunakan untuk penilaian individual maupun kelompok. Tidak semua item penilaian harus diisi sekaligus. Guru dapat menyederhanakan daftar item tersebut atau menentukan item-item mana yang hendak dinilai dalam suatu kegiatan. 2.2.5 Kompetensi Berbicara Kelas VIII MTs N Kendal Kompetensi berbicara di MTs N Kendal kelas VIII adalah kompetensi berbicara bahasa Arab yang sesuai silabus yang digunakan dalam satu tahun. Dalam penelitian ini hanya menggunakan SK dan KD semester genap karena disesuaikan dengan waktu penelitian, dengan topik tentang hobi/kegemaran dan profesi. Selanjutnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: 30 Tabel 2.2 SK dan KD No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2.1 Melakukan dialog Mengungkapkan pikiran, gagasan, 1. perasaan, pengalaman informasi melalui serta sederhanatentanghobi ( ) kegiatan 2.2 Menyampaikan bercerita tentang dan bertanya jawab informasi secara lisan dalam kalimat sederhana tentang hobi ( ) BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan membahas tentang jenis dan desain penelitian, variabel penelitian, hipotesis, subjek dan tempat penelitian, instrumen penelitian, uji instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Sedangkan untuk penjelasan lebih rincinya akan dijelaskan di dalam subbabnya masingmasing. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai subbabnya masing-masing adalah sebagai berikut: 3.1 Jenis Dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono 2010:14). Desain penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono2010:107). Penelitian eksperimen merupakan penelitian untuk mengukur pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap variabel lain. Eksperimen berbeda dengan penelitian lain sebab penelitian ini menggunakan kelompok kontrol selain kelompok eksperimen (Sukmadinata 2008:212). 31 32 Menurut Campbell dan Stanley (dalam Arikunto 2006:84) membagi jenis-jenis desain eksperimen berdasarkan atas baik buruknya eksperimen, atau sempurna tidaknya eksperimen. Secara garis besar mereka mengelompokkan atas (1) Pre Experimental Design (eksperimen yang belum baik) atau disebut juga dengan “quasi experiment”, dan (2) True Experimental Design (eksperimen yang dianggap sudah baik). Desain penelitian ini menggunakan eksperimen (true experimental design). Rancangan eksperimen merupakan salah satu bentuk rancangan eksperimen yang dimaksudkan untuk mengungkapkan sebab-akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen (Ainin 2010:92). Dalam penelitian ini kelompok eksperimen yaitu kelas yang mendapat perlakuan penggunaan model percakapan bebas sedangkan kelompok kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan penggunaan model percakapan bebas. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena data yang disajikan berhubungan dengan angka-angka dan teknik analisis statistik. Penelitian eksperimen ini dirancang dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretestposttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono2010:116) adalah sebagai berikut: 33 Keterangan: = pre-test kelompok eksperimen = post-test kelompok eksperimen = perlakuan = pre-test kelompok kontrol = post-test kelompok kontrol Desain penelitian ini, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dikenakan dan (observasi sebelum eksperimen dan biasa disebut pretest) (observasi sesudah eksperimen dan biasa disebut post-test), tetapi hanya kelompok eksperimen saja yang mendapat perlakuan X. Pengaruh perlakuan X diamati dalam situasi yang lebih terkontrol yaitu dengan membandingkan (selisih pada kelompok eksperimen dengan selisih pada kelompok kontrol. 3.2 Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2010:60). Arikunto (2010:162) membagi variabel berdasarkan kesamaan pengaruh suatu treatment menjadi dua yaitu: (1) Variabel bebas atau independent variable 34 (X) yaitu variabel yang mempengaruhi dan (2) Variabel terikat atau dependent variable (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. (1) Variabel Bebas (X) Variabel bebas pada penelitian ini adalah model percakapan bebas yang diberikan pada kelompok eksperimen saja. (2) Variabel Terikat (Y) Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemahiran berbicara siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal. X Y Gambar 3.1 Paradigma Sederhana 3.3 Hipotesis Hipotesis berasal dari dua kata, yaitu “hypo” = sementara, dan “thesis” = kesimpulan. Dengan demikian, hipotesis berarti dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan penelitian (Arifin 2011:197). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang hendak dicapai dan dipecahkan. Hipotesis hanya bersifat dugaan yang mungkin benar atau justru mungkin salah. Karakteristik hipotesis yang baik adalah: a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. 35 b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran. c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah (Sugiyono 2011:106) Menurut Arikunto (2006:74) ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian: 1. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Adapun hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah: Ha : Ada pengaruh pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab. 2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Pemberian nama “hipotesis nol” atau “hipotesis nihil” dapat dimengerti dengan mudah karena tidak ada perbedaan antara dua variabel. Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil. 36 Adapun hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidakada pengaruh pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab. Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dan hipotesis yang dikemukakan, artinya hipotesis alternatif akan diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Nilai tes dianalisis dengan uji statistika untuk menentukan ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan postest setelah kelompok tersebut diberi pembelajaran menggunakan model percakapan bebas. 3.4 Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai, maupun hal-hal yang terjadi. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population) (Arifin 2011:215). Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah 290 orang. Penelitian ini akan berjalan pada ranah sampel. Teknik pengambilan sampling dalam subjek penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada perrtimbangan dan atau tujuan tertentu, serta berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang sudah diketahui sebelumnya. Purposive sampling digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, berdasarkan pertimbangan tertentu (Arifin 2011:221). 37 Sampel yang akan menjadi subjek penelitian ini adalah siswa MTs Negeri Kendal kelas VIII yang terdiri dari kelas VIIIF dan kelas VIIIGdengan jumlah 70 siswa. Alasan diambilnya dua kelas ini karena dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen yaitu penelitian yang menghendaki adanya kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas VIII F menjadi kelas kontrol terdiri dari 16 laki-laki dan 18 perempuan, untuk kelas VIIIG menjadi kelas eksperimen terdiri dari 20 perempuan dan 16 laki-laki. Alasan memilih sampel kelas VIIIF dan kelas VIIIG karena berdasarkan pertimbangan dari nilai hasil belajar siswa, kondisi siswa, dan waktu jam pelajaran bahasa Arab yang tepat untuk melakukan penelitian di kelas yang berdasarkan atas saran dari guru bahasa Arab yang mengampu kelas VIII. Tempat penelitian ini adalah MTs Negeri Kendal yang terletak di Jl.Islamic Centre, kelurahan Bugangin, kecamatan Kota Kendal, kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Februari sampai 15 Maret 2014 pada kelas kontrol dan kelas eksperimen di kelas VIII MTs Negeri Kendal. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes. Teknik tes digunakan untuk mengambil data berupa kemampuan siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas, yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan keterampilan berbicara siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal. Tes diberikan kepada siswa pada awal pertemuan (pre- 38 test) dan akhir pertemuan (post-test) setelah diberi perlakuan, yaitu pembelajaran menggunakan model percakapan bebas. 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen merupakan komponen kunci dalam suatu penelitian. Mutu instrumen akan menentukan mutu data yang digunakan dalam penelitian, sedangkan data merupakan dasar kebenaran empirik dari penemuan atau kesimpulan penelitian. Oleh karena itu, instrumen harus dibuat dengan sebaikbaiknya. Untuk membuat instrumen penelitian, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu masalah penelitian, variabel penelitian, dan jenis instrumen yang akan digunakan (Arifin 2011:225). Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah tes. Instrument test terdiri atas pre-test (tes yang dilakukan pada awal pertemuan), dan post-test (test yang dilakukan setelah dilakukan perlakuan). Adapun kisi-kisi pre-test (tes yang dilakukan pada awal pertemuan) untuk kelas kontrol dengan kelas eksperimen adalah sebagai berikut: Penilaian Bentuk Indikator Pencapaian Teknik Instrumen Instrumen Kompetensi 1. Melafalkan ujaran (kata, Tes Lisan 1. Lafalkan kosakata tentang frasa, kalimat) dengan hobi ( intonasi yang tepat. yang tepat! 2. Mendemonstrasikan Tes Lisan ) dengan intonasi 2. Demonstrasikan dialog 39 dialog sederhana tentang sederhana tentang hobi hobi ( ( ) )! Sedangkan kisi-kisi untuk post-test (test yang dilakukan setelah dilakukan perlakuan) untuk kelas eksperimen dan post-test untuk kelas kontrol adalah: Penilaian Indikator Pencapaian Bentuk Kompetensi Teknik 1. Mengidentifikasi informasi paparan Tes Lisan Instrumen 1. Deskripsikan berbentuk atau tentang hobi ( lisan ) 2. Ceritakan Tes Lisan )temanmu ( dengan kembali tepat! ) penilaian kemampuanberbicara bahasa Arab, peneliti menggunakan tabel penyekoran dan aspek-aspek yang digunakan dalam pengambilan nilai. Menurut Efendy (2009:153), aspek-aspek yang dinilai dalam kegiatan berbicara, sebagaimana disarankan oleh para ahli, adalah sebagai berikut: 3) Aspek kebahasaan, meliputi (a) pengucapan (makhroj), (b) penempatan tekanan (mad, syiddah), (c) nada dan irama, (d) pilihan kata, (e) pilihan ungkapan, (f) susunan kalimat, dan (g) variasi. hobi dengan kalimat yang sederhana dan lafal yang tepat tentang Untuk )yang ada di dialog (percakapan)! kalimat sederhana dengan hobi ( macam- macam hobi ( dialog 2. Mengemukakan informasi secara Instrumen 40 4) Aspek non-kebahasaan, meliputi (a) kelancaran, (b) penguasaan topik, (c) keterampilan, (d) penalaran, (e) keberanian, (f) kelincahan, (g) ketertiban, (h) kerajinan, dan (i) kerjasama. Untuk penjelasan lebih rincinya akan diuraikan sebagai berikut: Tabel 3.1 Predikat Pedoman Penilaian No. 1. Aspek Penilaian Pengucapan Skor 90-100 (Makhroj) Kriteria Kategori Pengucapan kata/kalimat sangat Istimewa jelas, terang, mengandung keras, tidak kesalahan sama sekali. 80-89 Pengucapan kata/kalimat jelas Sangat baik (kesalahan tidak lebih dari 3x) 70-79 Pengucapan kata/kalimat cukup Baik jelas (kesalahan antara 3 sampai 6x) 60-69 Pengucapan kata/kalimat tidak Cukup jelas (kesalahan antara 6 sampai 8x) <60 Pengucapan kata/kalimat sangat Kurang tidak jelas (kesalahan antara 8 sampai 10x) 2. Susunan Kalimat 90-100 Penyusunan kalimat dalam Istimewa berbicara sangat runtut dan tidak 41 ada kesalahan 80-89 Penyusunan kalimat dalam Sangat baik berbicara runtut (kesalahan tidak lebih dari 3x) 70-79 Penyusunan kalimat dalam Baik berbicara cukup runtut (kesalahan antara 3 sampai 6x) 60-69 Penyusunan berbicara kalimat dalam Cukup kurang runtut (kesalahan antara 6 sampai 8x) <60 Penyusunan berbicara kalimat sangat dalam Kurang tidak runtut (kesalahan antara 8 sampai 10x) 3. Nada dan Irama 90-100 Berbicara dengan suara sangat Istimewa jelas, terang, keras, tidak ada kesalahan. 80-89 Berbicara dengan suara jelas, Sangat baik terang, keras, atau kejelasan suaranya. 70-79 Berbicara dengan suara cukup Baik jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. 60-69 Berbicara dengan suara kurang Cukup 42 jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. <60 Berbicara dengan suara tidak Kurang jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. 4. Kelancaran 90-100 Berbicara sangat lancar, siswa Istimewa siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sama sekali tidak mengalami hambatan) 80-89 Berbicara lancar, siswa siap dan Sangat baik langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (tidak mengalami hambatan) 70-79 Berbicara cukup lancar, siswa Baik siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sedikit tersendat-sendat) 60-69 Berbicara kurang lancar, siswa Cukup siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sering tersendat-sendat) <60 Berbicara tidak lancar, siswa siap Kurang 43 dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sering berhenti dan sangat terbata-bata) 5. Keberanian 90-100 Berbicara dengan sikap yang Istimewa sangat wajar dan sangat tidak kaku 80-89 Berbicara dengan sikap yang Sangat baik wajar dan tidak kaku 70-79 Berbicara dengan sikap yang Baik cukup wajar dan lumayan tidak kaku 60-69 Berbicara dengan sikap yang Cukup kurang wajar dan sedikit kaku <60 Berbicara dengan sikap yang Kurang sangat tidak wajar dan sangat kaku Peneliti memilih lima aspek penilaian tersebut karena sangat cocok dengan pedoman penilaian untuk kemampuan berbicara. Ada faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan, karena kemampuan berbicara bukan hanya mengenai kebahasaan saja, akan tetapi faktor non kebahasaan juga dirasa penting untuk mendukung kemampuan berbicara bahasa Arab bagi siswa. 44 3.7 Uji Instrumen 3.7.1 Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen (Arikunto 2010:211). Menurut Arifin (2011:245) Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (nilai ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang diukur. Jadi, validitas adalah suatu alat ukur untuk mengetahui kevalidan atau ketepatan sesuatu instrumen. Dalam penelitian ini menggunakan dua validitas yaitu, validitas isi (content validity) yaitu validitas yang dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang diajarkan (Sugiyono 2010:182) dan validitas konstruk (construck validity). Untuk mengukur tingkat validitas, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu: = Keterangan: : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : jumlah responden X : nilai variabel X Y : nilai variabel Y (Arikunto 2006:170) 3.7.2 Reliabilitas 45 Reliabilitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan (Arifin 2011:248). Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena data instrumen tersebut sudah baik (Arikunto 2010:221). Dalam penelitian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha karena diterapkan pada tes yang mempunyai skor berskala. Rumus koefisien reliabilitas Alpha: Keterangan: : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal : jumlah varians butir : varians total (Arikunto 2006:196) 3.8 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.8.1 Mencari Rata- Rata Untuk mencari data yang berupa nilai rata-rata (mean) dari kelas kontrol dan eksperimen digunakan rumus sebagai berikut: 46 Keterangan: M : nilai rata-rata (mean) : jumlah skor/nilai N : jumlah siswa (Hadi 2004: 146) 3.8.2 Uji Normalitas Data populasi selalu berdistribusi normal karena setiap populasi mempunyai sifat normal. Data sampel hanya dapat digeneralisasikan pada populasi apabila mempunyai sifat normal sebagaimana populasinya. Bila data sampel berdistribusi normal maka pengolahan datanya dapat menggunakan statistika parametik dan hasil pengolahan data atas sampel dapat digeneralisasikan kepada populasi. Untuk melihat apakah data berdistribusi normal maka perlu dilakukan uji normalitas data. Pengujian dilakukan untuk memeriksa apakah sampel yang diambil mempunyai kesesuaian dengan populasi. Pengujian normalitas itu dapat dilakukan menggunakan rumus uji Chi-Kuadrat ( (Purwanto 2011:156). Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut: 1. Menyusun data dan mencari skor teringgi dan terendah 2. Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas 3. Menghitung rata-rata dan simpangan baku 4. Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas ) 47 Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus sebagai berikut: 1) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan tabel. 2) Menghitung frekuensi harapan berdasarka kurva dengan rumus Keterangan: chi kuadrat frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan 3) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel dengan derajat kebebasan dk- k- 1 dan taraf signifikansi ( )= 5% 4) Menarik kesimpulan, yaitu jika hitung < berdistribusi normal (Sudjana 2002:273) 3.8.3 Uji Kesamaan Dua Varians (1- )(k-1) maka data 48 Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah varians kedua data sampel homogen atau tidak. Jika varians kedua data sampel tidak homogen, maka pengujian hipotesis tidak dapat dilanjutkan. Uji homogenitas varians dapat menggunakan rumus Uji-F, yaitu: F= = Selanjutnya, F hitung ini dikonsultasikan dengan F tabel. F tabel untuk uji dua pihak dicari dengan F ½ dan derajat kebebasan (dk) pembilang = n – 1 = 34 - 1 = 33, serta derajat kebebasan (dk) penyebut = n – 1 = 32 - 1 = 31. Jika taraf nyata ( ) ditentukan 0,10 atau taraf kepercayaan 10%. Maka harga F tabel diperoleh 1,83. Kriteria Pengujian: Jika harga F hitung lebih kecil ( < ) dari harga F tabel, maka varians kedua data sampel dapat dinyatakan homogen. Sebaliknya, jika harga F hitung lebih besar atau sama dengan ( ) harga F tabel, maka varians kedua sampel dinyatakan tidak homogen. Berdasarkan hasil perhitungan, ternyata F hitung lebih kecil daripada F tabel, yaitu 1,34 < 1,83. Artinya, data kedua sampel homogen. Untuk itu, uji hipotesis dapat dilanjutkan (Arifin 2011:286). 3.8.4 Uji t atau Uji Perbedaan Rata-rata 49 Rumus t-test secara umum pola penelitian dilakukan terhadap dua kelompok, yang satu merupakan kelompok eksperimen (yang dikenal dengan perlakuan) dan kelompok kontrol atau kelompok pembanding yang tidak dikenai perlakuan. Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji adanya perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho : Pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas tidak efektif pada keterampilan berbicara bahasa Arab ( Ho = Ha ) : Pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas efektif pada keterampilan berbicara bahasa Arab ( Ha = ) Sesuai dengan hipotesis, maka teknik analisis yang dapat digunakan adalah uji t satu pihak kanan. Rumus tdata yang digunakan sangat ditentukan oleh hasil uji kesamaan varians antara dua kelompok tersebut. Setelah dilaksanakan eksperimen maka hasil kedua kelompok diolah dengan membandingkan kedua mean. Untuk sampel random bebas, pengujian perbedaan mean dihitung dengan rumus t-testsebagai berikut: Keterangan: 50 nilai t-test yang dicari = rata-rata kelompok eksperimen = rata-rata kelompok kontrol = simpangan baku gabungan = simpangan baku eksperimen yang dikuadratkam (varians kelompok eksperimen) = simpangan baku kontrol yang dikuadratkam (varians kelompok kontrol) = jumlah kelompok eksperimen = jumlah kelompok kontrol (Arifin 2011:281) Kriteria pengujian: Ho diterima jika – kebebasan ( + dengan derajat ) artinya rata-rata hasil belajar dan aktivitas siswa kelompok eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelompok kontrol. Ha diterima jika > ( + ) artinya rata-rata hasil belajar dan aktivitas siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada dengan kelompok kontrol (Arifin 2011:282). BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti. Adapun untuk penjelasan lebih rincinya akan dijelaskan di dalam subbabnya masing-masing. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai subbabnya masing-masing adalah sebagai berikut: 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan di MTs Negeri Kendal tentang “Efektivitas Penerapan Model Percakapan Bebas pada Mata Pelajaran Bahasa Arab terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII MTs Negeri Kendal”, peneliti telah memperoleh data dari tes. Data yang berasal dari tes, diambil dari kegiatan posttest maupun pretest. Data hasil tes tersebut kemudian dilakukan tabulasi data hasil tes, kemudian dianalisis dengan melakukan penghitungan nilai rata-rata (mean), uji normalitas, uji kesamaan dua varians dan uji hipotesis. Hasil analisis data dan pembahasannya akan diuraikan sebagai berikut: 4.1.1 Uji Instrumen Sebelum melaksanakan pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen yang diberikan pada 20 siswa yang terdiri dari 10 siswi dan 10 siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal. Uji coba instrumen bertujuan untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrumen tersebut sebelum digunakan sebagai 51 52 penelitian. Untuk menghitung validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan skor nilai dari uji coba instrumen tersebut, seperti terurai dalam tabel berikut ini: Tabel 4.1 skor nilai instrumen Aspek Penilaian No. Kode Pengucapan Susunan Nada dan Kelancaran Keberanian Jumlah Nilai Siswa (makhroj) Kalimat Irama 1 I-1 70 68 71 71 74 354 70,80 2 I-2 73 70 75 74 76 368 73,60 3 I-3 75 72 70 74 75 366 73,20 4 I-4 75 70 74 75 77 371 74,20 5 I-5 78 75 80 79 76 388 77,60 6 I-6 69 66 71 70 72 348 69,60 7 I-7 72 69 73 73 75 362 72,40 8 I-8 70 67 72 70 73 352 70,40 9 I-9 70 65 71 72 74 352 70,40 10 I-10 68 66 70 69 72 345 69,00 11 I-11 76 75 77 75 79 382 76,40 12 I-12 71 67 74 73 75 360 72,00 13 I-13 74 71 76 75 77 373 74,60 14 I-14 75 73 75 76 75 374 74,80 15 I-15 77 74 72 76 80 379 75,80 53 16 I-16 71 69 73 72 74 359 71,80 17 I-17 74 71 75 75 73 368 73,60 18 I-18 72 70 73 70 75 360 72,00 19 I-19 73 72 75 74 72 366 73,20 20 I-20 75 71 73 74 76 369 73,80 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang akan dihitung dengan rumus sebagai berikut: 4.1.1.1 Validitas Untuk mengetahui kevalidan atau kesahihan suatu instrumen tersebut, peneliti menggunakan validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construck validity) yang dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut: 1. Pengucapan (Makhroj) Tabel 4.2 Validitas Pengucapan (Makhroj) No. Kode Pengucapan Nilai akhir Pengucapan (makhroj) (Y) Nilai akhir (makhroj) Hasil nilai pengucapan (makhroj) x (X) nilai akhir (XY) 1 I-1 70 70,80 4900 5012,64 4956,00 2 I-2 73 73,60 5329 5416,96 5372,80 3 I-3 75 73,20 5625 5358,24 5490,00 4 I-4 75 74,20 5625 5505,64 5565,00 5 I-5 78 77,60 6084 6021,76 6052,80 6 I-6 69 69,60 4761 4844,16 4802,40 54 7 I-7 72 72,40 5184 5241,76 5212,80 8 I-8 70 70,40 4900 4956,16 4928,00 9 I-9 70 70,40 4900 4956,16 4928,00 10 I-10 68 69,00 4624 4761,00 4692,00 11 I-11 76 76,40 5776 5836,96 5806,40 12 I-12 71 72,00 5041 5184,00 5112,00 13 I-13 74 74,60 5476 5565,16 5520,40 14 I-14 75 74,80 5625 5595,04 5610,00 15 I-15 77 75,80 5929 5745,64 5836,60 16 I-16 71 71,80 5041 5155,24 5097,80 17 I-17 74 73,60 5476 5416,96 5446,40 18 I-18 72 72,00 5184 5184,00 5184,00 19 I-19 73 73,20 5329 5358,24 5343,60 20 I-20 75 73,80 5625 5446,44 5535,00 1458 1459,2 106434 106562,16 106492 Jumlah = = = 8 Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh diketahui bahwa pada taraf signifikansi atau dan dapat = 5 % dengan N = 20 diperoleh 55 = 0,444. Jika > > berarti instrumen dinyatakan valid, karena maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek pengucapan (Makhroj) tersebut dinyatakan valid. Tabel 4.3 Interpretasi Nilai r Besarnya Nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai 1,00 sangat tinggi Antara 0,600 sampai 0,800 tinggi Antara 0,400 sampai 0,600 cukup Antara 0,200 sampai 0,400 rendah Antara 0,00 sampai 0,200 sangat rendah Berdasarkan tabel interpretasi nilai r dengan maka tingkat validitas untuk aspekpengucapan (makhroj) sangat tinggi dan untuk validitas isi sudah sesuai. 2. Susunan Kalimat Tabel 4.4 Validitas Susunan Kalimat No. Kode Susunan Nilai akhir Susunan kalimat (Y) kalimat Nilai akhir Hasil nilai susunan kalimat x (X) nilai akhir (XY) 1 I-1 68 70,80 4624 5012,64 4814,40 2 I-2 70 73,60 4900 5416,96 5152,00 3 I-3 72 73,20 5184 5358,24 5270,40 4 I-4 70 74,20 4900 5505,64 5194,00 5 I-5 75 77,60 5625 6021,76 5820,00 56 6 I-6 66 69,60 4356 4844,16 4593,60 7 I-7 69 72,40 4761 5241,76 4995,60 8 I-8 67 70,40 4489 4956,16 4716,80 9 I-9 65 70,40 4225 4956,16 4576,00 10 I-10 66 69,00 4356 4761,00 4554,00 11 I-11 75 76,40 5625 5836,96 5730,00 12 I-12 67 72,00 4489 5184,00 4824,00 13 I-13 71 74,60 5041 5565,16 5296,60 14 I-14 73 74,80 5329 5595,04 5460,40 15 I-15 74 75,80 5476 5745,64 5609,20 16 I-16 69 71,80 4761 5155,24 4954,20 17 I-17 71 73,60 5041 5416,96 5225,60 18 I-18 70 72,00 4900 5184,00 5040,00 19 I-19 72 73,20 5184 5358,24 5270,40 20 I-20 71 73,80 5041 5446,44 5239,80 1401 1459,2 98307 106562,16 102337 Jumlah = = = 57 Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh diketahui bahwa pada taraf signifikansi atau = 0,444. Jika > > dan dapat = 5 % dengan N = 20 diperoleh berarti instrumen dinyatakan valid, karena maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek susunan kalimattersebut dinyatakan valid. Tabel 4.5 Interpretasi Nilai r Besarnya Nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai 1,00 sangat tinggi Antara 0,600 sampai 0,800 tinggi Antara 0,400 sampai 0,600 cukup Antara 0,200 sampai 0,400 rendah Antara 0,00 sampai 0,200 sangat rendah Berdasarkan tabel interpretasi nilai r dengan maka tingkat validitas untuk aspek susunan kalimat adalah sangat tinggi dan untuk validitas isi sudah sesuai. 3. Nada dan Irama Tabel 4.6 Validitas Nada dan Irama No. Kode Nada dan Nilai akhir Nada dan irama (Y) irama Nilai akhir Hasil nilai nada dan irama x (X) nilai akhir (XY) 1 I-1 71 70,80 5041 5012,64 5026,80 2 I-2 75 73,60 5625 5416,96 5520,00 3 I-3 70 73,20 4900 5358,24 5124,00 58 4 I-4 74 74,20 5476 5505,64 5490,80 5 I-5 80 77,60 6400 6021,76 6208,00 6 I-6 71 69,60 5041 4844,16 4941,60 7 I-7 73 72,40 5329 5241,76 5285,20 8 I-8 72 70,40 5184 4956,16 5068,80 9 I-9 71 70,40 5041 4956,16 4998,40 10 I-10 70 69,00 4900 4761,00 4830,00 11 I-11 77 76,40 5929 5836,96 5882,80 12 I-12 74 72,00 5476 5184,00 5328,00 13 I-13 76 74,60 5776 5565,16 5669,60 14 I-14 75 74,80 5625 5595,04 5610,00 15 I-15 72 75,80 5184 5745,64 5457,60 16 I-16 73 71,80 5329 5155,24 5241,40 17 I-17 75 73,60 5625 5416,96 5520,00 18 I-18 73 72,00 5329 5184,00 5256,00 19 I-19 75 73,20 5625 5358,24 5490,00 20 I-20 73 73,80 5329 5446,44 5387,40 1470 1459,2 108164 106562,16 107336,4 Jumlah = = = 59 Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh diketahui bahwa pada taraf signifikansi atau = 0,444. Jika > > dan dapat = 5 % dengan N = 20 diperoleh berarti instrumen dinyatakan valid, karena maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek nada dan iramatersebut dinyatakan valid dan untuk validitas isi sudah sesuai. Tabel 4.7 Interpretasi Nilai r Besarnya Nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai 1,00 sangat tinggi Antara 0,600 sampai 0,800 tinggi Antara 0,400 sampai 0,600 cukup Antara 0,200 sampai 0,400 rendah Antara 0,00 sampai 0,200 sangat rendah Berdasarkan tabel interpretasi nilai r dengan maka tingkat validitas untuk aspek nada dan irama adalah tinggi. 4. Kelancaran Tabel 4.8 Validitas Kelancaran No. Kode Kelancaran Nilai akhir Kelancaran Nilai akhir (X) (Y) Hasil nilai kelancaran x nilai akhir (XY) 1 I-1 71 70,80 5041 5012,64 5026,80 2 I-2 74 73,60 5476 5416,96 5446,40 3 I-3 74 73,20 5476 5358,24 5416,80 4 I-4 75 74,20 5625 5505,64 5565,00 5 I-5 79 77,60 6241 6021,76 6130,40 60 6 I-6 70 69,60 4900 4844,16 4872,00 7 I-7 73 72,40 5329 5241,76 5285,20 8 I-8 70 70,40 4900 4956,16 4928,00 9 I-9 72 70,40 5184 4956,16 5068,80 10 I-10 69 69,00 4761 4761,00 4761,00 11 I-11 75 76,40 5625 5836,96 5730,00 12 I-12 73 72,00 5329 5184,00 5256,00 13 I-13 75 74,60 5625 5565,16 5595,00 14 I-14 76 74,80 5776 5595,04 5684,80 15 I-15 76 75,80 5776 5745,64 5760,80 16 I-16 72 71,80 5184 5155,24 5169,60 17 I-17 75 73,60 5625 5416,96 5520,00 18 I-18 70 72,00 4900 5184,00 5040,00 19 I-19 74 73,20 5476 5358,24 5416,80 20 I-20 74 73,80 5476 5446,44 5461,20 1467 1459,2 107725 106562,16 107134,6 Jumlah = = = 0,936 Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh diketahui bahwa pada taraf signifikansi atau dan dapat = 5 % dengan N = 20 diperoleh 61 = 0,444. Jika > > berarti instrumen dinyatakan valid, karena maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek kelancarantersebut dinyatakan valid. Tabel 4.9 Interpretasi Nilai r Besarnya Nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai 1,00 sangat tinggi Antara 0,600 sampai 0,800 tinggi Antara 0,400 sampai 0,600 cukup Antara 0,200 sampai 0,400 rendah Antara 0,00 sampai 0,200 sangat rendah Berdasarkan tabel interpretasi nilai r dengan maka tingkat validitas untuk aspek kelancaran adalah sangat tinggi dan untuk validitas isi sudah sesuai. 5. Keberanian Tabel 4.10 Validitas Keberanian No. Kode Keberanian Nilai akhir (X) (Y) Keberanian Nilai akhir Hasil nilai keberanian x nilai akhir (XY) 1 I-1 74 70,80 5476 5012,64 5239,20 2 I-2 76 73,60 5776 5416,96 5593,60 3 I-3 75 73,20 5625 5358,24 5490,00 4 I-4 77 74,20 5929 5505,64 5713,40 5 I-5 76 77,60 5776 6021,76 5897,60 62 6 I-6 72 69,60 5184 4844,16 5011,20 7 I-7 75 72,40 5625 5241,76 5430,00 8 I-8 73 70,40 5329 4956,16 5139,20 9 I-9 74 70,40 5476 4956,16 5209,60 10 I-10 72 69,00 5184 4761,00 4968,00 11 I-11 79 76,40 6241 5836,96 6035,60 12 I-12 75 72,00 5625 5184,00 5400,00 13 I-13 77 74,60 5929 5565,16 5744,20 14 I-14 75 74,80 5625 5595,04 5610,00 15 I-15 80 75,80 6400 5745,64 6064,00 16 I-16 74 71,80 5476 5155,24 5313,20 17 I-17 73 73,60 5329 5416,96 5372,80 18 I-18 75 72,00 5625 5184,00 5400,00 19 I-19 72 73,20 5184 5358,24 5270,40 20 I-20 76 73,80 5776 5446,44 5608,80 1500 1459,2 112590 106562,16 109510,8 Jumlah = = = 0,750 63 Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh diketahui bahwa pada taraf signifikansi atau = 0,444. Jika > > dan dapat = 5 % dengan N = 20 diperoleh berarti instrumen dinyatakan valid, karena maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek keberaniantersebut dinyatakan valid. Tabel 4.11 Interpretasi Nilai r Besarnya Nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai 1,00 sangat tinggi Antara 0,600 sampai 0,800 tinggi Antara 0,400 sampai 0,600 cukup Antara 0,200 sampai 0,400 rendah Antara 0,00 sampai 0,200 sangat rendah Berdasarkan tabel interpretasi nilai r dengan maka tingkat validitas untuk aspek keberanian adalah tinggi dan untuk validitas isi sudah sesuai. Dari kelima aspek tersebut, dapat diketahui tingkat validitas yang sangat tinggi adalah aspek pengucapan (makhroj) yaitu dengan hasil kelancaran dengan hasil = 8, aspek , dan aspek susunan kalimat dengan hasil . Sedangkan tingkat validitas yang tinggi adalah aspek nada dan irama dengan hasil Pada taraf signifikansi atau > dan aspek keberanian dengan hasil = 5 % dengan N = 20 diperoleh berarti instrumen dinyatakan valid, karena . = 0,444, jika > maka 64 dapat ditarik kesimpulan bahwa kelima aspek tersebut telah dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. 4.1.1.2 Reliabilitas Untuk menghitung reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha karena diterapkan pada tes yang mempunyai skor berskala. Perhitungan reliabilitas Alpha adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 Analisis Aspek Instrumen Aspek Penilaian No. Skor Kuadrat total skor total 74 354 125316 74 76 368 135424 70 74 75 366 133956 70 74 75 77 371 137641 78 75 80 79 76 388 150544 I-6 69 66 71 70 72 348 121104 I-7 72 69 73 73 75 362 131044 I-8 70 67 72 70 73 352 123904 I-9 70 65 71 72 74 352 123904 I-10 68 66 70 69 72 345 119025 I-11 76 75 77 75 79 382 145924 Pengucapan Susunan Nada dan (makhroj) Kalimat Irama I-1 70 68 71 71 I-2 73 70 75 I-3 75 72 I-4 75 I-5 Kelancaran Keberanian 65 I-12 71 67 74 73 75 360 129600 I-13 74 71 76 75 77 373 139129 I-14 75 73 75 76 75 374 139876 I-15 77 74 72 76 80 379 143641 I-16 71 69 73 72 74 359 128881 I-17 74 71 75 75 73 368 135424 I-18 72 70 73 70 75 360 129600 I-19 73 72 75 74 72 366 133956 I-20 75 71 73 74 76 369 136161 Jumlah 1458 1401 1470 1467 1500 7296 2664054 Jumlah 112590 107725 108164 98307 106434 2664054 kuadrat 0,929 66 Tabel 4.13 Interpretasi Nilai r Besarnya Nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai 1,00 sangat tinggi Antara 0,600 sampai 0,800 tinggi Antara 0,400 sampai 0,600 cukup Antara 0,200 sampai 0,400 rendah Antara 0,00 sampai 0,200 sangat rendah Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh diketahui bahwa pada taraf signifikansi atau = 0,444. Jika > > 0,929 dan dapat = 5 % dengan N = 20 diperoleh berarti instrumen dinyatakan reliabel, karena maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel dengan tingkat reliabilitas yang sangat tinggi, dan layak digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. 4.1.2 Tabulasi Data Hasil Tes Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk tes lisan, memperoleh nilai yang akan dipaparkan dalam bentuk tabel disertai dengan presentase hasil penelitian pada setiap kegiatan, dan diagram dari masing-masing aspek penelitian. Penelitian eksperimen menghendaki adanya kelas eksperimen dan kelas kontrol, kelas VIIIG yang merupakan kelas eksperimendengan jumlah 38 siswa yang terdiri dari 18 siswa dan 20 siswi, dan kelas kontrol kelas VIIIF dengan jumlah 34 siswa yang terdiri dari 15 siswa dan 19 siswi. Pada saat penelitian ini 67 dilakukan, terdapat beberapa siswa yang absen sehingga subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 33 siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4.1.2.1 Tabulasi Data Hasil TesAwal (pre-test) pada Kelas Kontrol Dari hasil penelitian diperoleh hasil nilai tes awal (pre-test) pada kelas kontrol. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.14 Nilai pre-testKelas Kontrol Aspek Penilaian No. Kode Siswa Pengucapan Susunan Nada dan (makhroj) Kalimat Irama Kelancaran Keberanian Jumlah Nilai 1 K-1 60 60 64 63 68 315 63 2 K-2 70 68 72 68 72 350 70 3 K-3 60 58 65 64 69 316 63 4 K-4 64 62 67 65 70 328 65 5 K-5 70 67 70 72 73 352 70 6 K-6 70 69 70 72 74 355 71 7 K-7 62 60 68 65 73 328 65 8 K-8 58 57 62 60 65 302 60 9 K-9 78 76 79 80 77 390 78 10 K-10 63 60 65 62 68 318 63 11 K-11 57 56 60 58 68 299 59 12 K-12 68 66 68 70 72 344 68 68 13 K-13 76 74 77 75 74 376 75 14 K-14 73 70 74 75 73 365 73 15 K-15 82 80 84 83 80 409 81 16 K-16 60 58 62 60 68 308 61 17 K-17 67 65 68 66 70 336 67 18 K-18 65 62 70 64 72 333 66 19 K-19 60 58 64 62 66 310 62 20 K-20 62 60 64 62 70 318 63 21 K-21 63 60 65 64 68 320 64 22 K-22 78 76 79 80 78 391 78 23 K-23 67 65 67 68 72 339 67 24 K-24 68 66 69 70 69 342 68 25 K-25 71 70 74 70 72 357 70 26 K-26 70 68 72 70 73 353 70 27 K-27 72 70 74 72 72 360 72 28 K-28 58 56 63 57 68 302 60 29 K-29 72 70 72 73 70 357 71 30 K-30 66 64 68 65 70 333 71 31 K-31 72 70 74 73 73 362 72 32 K-32 68 66 71 67 72 344 68 33 K-33 66 65 69 67 73 340 68 2216 2152 2290 2242 2352 11252 2242 JUMLAH 69 Keseluruhan hasil nilai siswa kemudian dianalisis dengan menggunakan statistika deskriptif dengan rumus x 100% untuk menghitung presentase dan dapat dilihat dari tabel prosentase hasil nilai pre-test kontrol, hasil selengkapnya dilihat sebagai berikut: Tabel 4.15 Presentase Hasil Penelitian pre-test Kelas Kontrol Nilai Kategori Jumlah Presentase 90-100 Istimewa - - 80-89 Sangat baik 1 3,3% 70-79 Baik 13 39,3% 60-69 Cukup 18 54,5% <60 Kurang 1 3,3% 33 100% Jumlah Penelitian ini menggunakan lima aspek penilaian, yaitu pengucapan (makhroj), susunan kalimat, nada dan irama, kelancaran, dan keberanian. Lima aspek tersebut dapat digambarkan dengan diagram batang sebagai berikut: Gambar 4.1 Diagram Presentase Nilai Pre-test Kelas Kontrol Aspek Penilaian Pre-test Kelas Kontrol 72 71 70 69 68 67 66 65 64 63 62 Series1 Pengucapan (makhroj) Susunan Kalimat Nada dan Irama Kelancaran Keberanian 67.15 65.21 69.39 67.93 71.27 70 Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa aspek kelima dari lima aspek yang ada, yaitu keberanian menduduki peringkat paling tinggi dengan jumlah 2352 dengan rata-rata 71,27, sedangkan nada dan irama menduduki peringkat kedua dengan jumlah 2290 dengan rata-rata 69,34. Kelancaran menduduki peringkat ketiga dengan jumlah 2242 dengan rata-rata 67,93. Pengucapan (makhroj) menduduki peringkat keempat dengan jumlah 2216 dengan rata-rata 67,15. Dan susunan kalimat menduduki peringkat terendah dengan jumlah 2152 dengan rata-rata 65,21. Dari uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keberanianmenduduki peringkat pertama dan susunan kalimat menduduki peringkat terendah. 4.1.2.2 Tabulasi Data Hasil Tes Akhir (post-test) pada Kelas Kontrol Dari hasil penelitian diperoleh hasil nilai tes akhir (post-test)pada kelas kontrol. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.16 Nilai post-test Kelas Kontrol Aspek Penilaian No. Kode Siswa Pengucapan Susunan Nada dan Kelancaran Keberanian (makhroj) Kalimat Irama Jumlah Nilai 1 K-1 69 68 71 70 74 352 70 2 K-2 78 76 79 77 78 388 77 3 K-3 68 66 70 69 75 348 69 4 K-4 72 71 74 73 77 367 73 71 5 K-5 77 75 79 78 78 387 77 6 K-6 76 73 77 78 79 383 76 7 K-7 71 70 73 70 75 359 71 8 K-8 68 67 70 67 73 345 69 9 K-9 83 81 85 85 84 418 83 10 K-10 72 70 73 71 74 360 72 11 K-11 68 65 69 68 73 343 68 12 K-12 75 78 78 80 77 388 75 13 K-13 79 77 80 78 81 395 79 14 K-14 76 75 78 75 76 380 76 15 K-15 90 80 93 91 92 446 89 16 K-16 71 70 72 69 75 357 71 17 K-17 75 74 76 74 75 374 74 18 K-18 72 70 75 71 76 364 72 19 K-19 67 63 66 68 73 337 67 20 K-20 70 69 70 68 74 351 70 21 K-21 70 69 73 71 75 358 71 22 K-22 81 80 84 82 85 412 82 23 K-23 75 73 77 76 82 383 76 24 K-24 76 75 77 75 76 379 75 25 K-25 79 76 80 78 78 391 78 26 K-26 78 76 80 77 79 390 78 72 27 K-27 80 79 78 78 79 394 78 28 K-28 66 65 68 65 73 337 67 29 K-29 80 78 81 80 82 401 80 30 K-30 72 70 73 71 75 361 72 31 K-31 78 77 80 79 78 392 78 32 K-32 76 74 78 77 76 381 76 33 K-33 70 69 74 72 78 363 72 2460 2396 2511 2459 2558 12384 2463 JUMLAH Hasil nilai rata-rata siswa pada post-test kelas kontrol sudah dapat diketahui maka akan diuraikan dengan rumus x 100%, dan hasil presentase nilai siswa pada post-test kelas kontrol dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.17 Presentase Hasil Penelitian post-test Kelas Kontrol Nilai Kategori Jumlah Presentase 90-100 Istimewa - - 80-89 Sangat baik 4 12,1% 70-79 Baik 24 72,7% 60-69 Cukup 5 15,1% <60 Kurang - - 33 100% Jumlah Hasil aspek penilaian yang meliputi pengucapan (makhroj), susunan kalimat, nada dan irama, kelancaran, dan keberanian pada post-test kelas kontrol dapat digambarkan dengan diagram batang sederhana sebagai berikut: 73 Gambar 4.2 Diagram Presentase Nilai Post-test Kelas Kontrol Aspek Penilaian Post-test Kelas Kontrol 78 77 76 75 74 73 72 71 70 Series1 Pengucapan (Makhroj) Susunan Kalimat Nada dan Irama Kelancaran Keberanian 74.54 72.6 76.09 74.51 77.51 Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa aspek kelima dari lima aspek yang ada, yaitu keberanian menduduki peringkat paling tinggi dengan jumlah 2558 dengan rata-rata 77,51, sedangkan nada dan irama menduduki peringkat kedua dengan jumlah 2511 dengan rata-rata 76,09. Pengucapan (makhroj) menduduki peringkat ketiga dengan jumlah 2460 dengan rata-rata 74,54. Kelancaran menduduki peringkat keempat dengan jumlah 2459 dengan rata-rata 74,51. Dan susunan kalimat menduduki peringkat terendah dengan jumlah 2396dengan rata-rata 73,60. Dari uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keberanianmenduduki peringkat pertama dan susunan kalimat menduduki peringkat terendah.Dari diagram tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi peningkatan pada aspek penilaian setelah adanya tes awal (pre-test). 74 4.1.2.3 Tabulasi Data Hasil Tes Awal (pre-test) pada Kelas Eksperimen Dari hasil penelitian diperoleh hasil nilai tes awal (pre-test) pada kelas Eksperimen. Nilai-nilai terebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.18 Nilai pre-test Kelas Eksperimen Aspek Penilaian No. Kode Siswa Pengucapan Susunan Nada dan (makhroj) Kalimat Irama Kelancaran Keberanian Jumlah Nilai 1 E-1 68 66 70 71 73 348 69 2 E-2 65 63 67 64 69 328 65 3 E-3 70 68 72 73 72 355 71 4 E-4 66 65 68 67 70 336 67 5 E-5 68 65 69 66 71 339 67 6 E-6 70 68 72 68 74 352 70 7 E-7 66 65 68 67 70 336 67 8 E-8 78 76 78 76 78 386 77 9 E-9 69 66 70 68 73 346 69 10 E-10 72 70 73 70 75 360 72 11 E-11 68 66 70 67 72 343 68 12 E-12 66 65 69 67 70 337 67 13 E-13 73 70 72 70 74 359 71 14 E-14 70 68 70 72 73 353 70 15 E-15 59 58 65 60 68 310 62 75 16 E-16 67 65 68 66 70 336 67 17 E-17 70 68 71 69 74 352 70 18 E-18 75 74 77 76 79 381 76 19 E-19 65 63 68 67 70 333 66 20 E-20 72 70 73 72 74 361 72 21 E-21 70 68 70 69 72 349 69 22 E-22 84 80 82 83 82 411 82 23 E-23 72 70 74 72 75 363 72 24 E-24 66 65 68 68 72 339 67 25 E-25 70 68 70 69 73 350 70 26 E-26 65 63 68 66 70 332 66 27 E-27 73 70 74 72 75 364 72 28 E-28 78 79 80 78 76 391 78 29 E-29 77 76 78 78 76 385 77 30 E-30 60 58 64 62 68 312 62 31 E-31 72 70 73 72 74 361 72 32 E-32 64 62 66 63 68 323 64 33 E-33 67 66 68 66 70 337 67 2295 2234 2345 2294 2400 11568 2301 JUMLAH Hasil nilai rata-rata siswa pada pre-test kelas eksperimen sudah dapat diketahui maka akan diuraikan dengan rumus x 100%, dan hasil presentase 76 nilai siswa pada pre-test kelas eksperimen dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.19 Presentase Hasil Penelitian pre-test Kelas Eksperimen Nilai Kategori Jumlah Presentase 90-100 Istimewa - - 80-89 Sangat baik 1 3,3% 70-79 Baik 17 51,5% 60-69 Cukup 15 45,4% <60 Kurang - - 33 100% Jumlah Penelitian ini menggunakan lima aspek penilaian, yaitu pengucapan (makhroj), susunan kalimat, nada dan irama, kelancaran, dan keberanian. Lima aspek tersebut dapat digambarkan dengan diagram batang sebagai berikut: Gambar 4.3 Diagram Aspek Penilaian Pre-test Kelas Eksperimen Aspek Penilaian Pre-test Kelas Eksperimen 74 73 72 71 70 69 68 67 66 65 Series1 Pengucapan (makhroj) Susunan Kalimat Nada dan Irama Kelancaran Keberanian 69.54 67.69 71.06 69.51 72.72 Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa aspek kelima dari lima aspek yang ada, yaitu keberanian menduduki peringkat paling tinggi dengan jumlah 77 2400 dengan rata-rata 72,72, sedangkan nada dan irama menduduki peringkat kedua dengan jumlah 2345 dengan rata-rata 71,06. Pengucapan (makhroj) menduduki peringkat ketiga dengan jumlah 2295 dengan rata-rata 69,54. Kelancaran menduduki peringkat keempat dengan jumlah 2294 dengan rata-rata 69,51. Dan susunan kalimat menduduki peringkat terendah dengan jumlah 2234 dengan rata-rata 67,69. Dari uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keberanianmenduduki peringkat pertama dan susunan kalimat menduduki peringkat terendah. 4.1.2.4 Tabulasi Data Hasil Tes Akhir (post-test) pada Kelas Eksperimen Dari hasil penelitian diperoleh hasil nilai tes akhir (post-test) pada kelas Eksperimen. Nilai-nilai terebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.20 Nilai post-test Kelas Eksperimen Aspek Penilaian No. Kode Pengucapan Susunan Nada dan Kelancaran Keberanian Jumlah Nilai Siswa (makhroj) Kalimat Irama 1 E-1 80 78 82 79 85 404 80 2 E-2 76 75 78 75 81 385 77 3 E-3 80 79 83 81 84 407 81 4 E-4 78 76 79 77 82 392 78 5 E-5 79 77 80 78 83 397 79 6 E-6 83 81 85 84 86 419 83 78 7 E-7 77 75 78 76 80 386 77 8 E-8 88 86 90 86 92 442 88 9 E-9 78 77 80 79 82 396 79 10 E-10 83 81 85 82 84 415 83 11 E-11 79 76 78 77 83 393 78 12 E-12 75 74 77 76 81 383 76 13 E-13 80 77 83 81 85 406 81 14 E-14 78 76 79 77 80 390 78 15 E-15 74 72 76 75 78 375 75 16 E-16 76 75 78 77 83 389 77 17 E-17 78 77 79 76 82 392 78 18 E-18 84 81 86 85 92 428 85 19 E-19 79 76 80 78 80 393 78 20 E-20 80 79 81 80 85 405 81 21 E-21 77 75 79 76 83 390 78 22 E-22 93 91 90 92 96 462 92 23 E-23 82 70 83 81 84 400 80 24 E-24 77 75 79 78 82 391 78 25 E-25 81 79 83 80 84 407 79 26 E-26 80 78 81 79 81 399 79 27 E-27 82 80 84 81 83 410 82 28 E-28 85 86 87 84 86 428 85 79 29 E-29 82 83 84 83 94 426 85 30 E-30 77 76 79 78 79 389 77 31 E-31 84 81 85 82 86 418 83 32 E-32 78 76 81 77 80 392 78 33 E-33 79 77 81 80 83 400 80 2642 2575 2693 2630 2769 12905 2648 JUMLAH Hasil nilai rata-rata siswa pada post-test kelas eksperimen sudah dapat diketahui maka akan diuraikan dengan rumus x 100%, dan hasil presentase nilai siswa pada post-test kelas eksperimen dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.21 Presentase Hasil Penelitian post-testKelas Eksperimen Nilai Kategori Jumlah Presentase 90-100 Istimewa 1 3,3% 80-89 Sangat baik 14 42,4% 70-79 Baik 18 54,5% 60-69 Cukup - - <60 Kurang - - 33 100% Jumlah Hasil aspek penilaian yang meliputi pengucapan (makhroj), susunan kalimat, nada dan irama, kelancaran, dan keberanian pada post-test kelas kontrol dapat digambarkan dengan diagram batang sederhana sebagai berikut: 80 Gambar 4.4 Diagram Aspek Penilaian Post-test Kelas Eksperimen Aspek Penilaian Post-test Kelas Eksperimen 85 84 83 82 81 80 79 78 77 76 75 Series1 Pengucapan (makhroj) Susunan kalimat Nada dan Irama Kelancaran Keberanian 80.06 78.03 81.6 79.69 83.9 Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa aspek kelima dari lima aspek yang ada, yaitu keberanian menduduki peringkat paling tinggi dengan jumlah 2769 dengan rata-rata 83,90. Sedangkan nada dan irama menduduki peringkat kedua dengan jumlah 2693 dengan rata-rata 81,60. Pengucapan (makhroj) menduduki peringkat ketiga dengan jumlah 2642 dengan rata-rata 80,06. Kelancaran menduduki peringkat keempat dengan jumlah 2630 dengan rata-rata 79,69. Susunan kalimat menduduki peringkat terendah dengan jumlah 2575dengan rata-rata 78,03. Dari uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keberanianmenduduki peringkat pertama dan susunan kalimat menduduki peringkat terendah.Dari diagram tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi peningkatan pada aspek penilaian setelah adanya tes awal (pre-test). 81 4.2 Pembahasan Pada pembahasan ini peneliti akan menjelaskan hasil analisis data meliputi nilai rata-rata, uji normalitas, uji kesamaan dua varians (homogenitas) dan uji t atau perbedaan rata-rata. 4.2.1 Nilai rata-rata Untuk mengetahui nilai rata-rata yang diperoleh kelas kontrol dan kelas eksperimen digunakan rumus sebagai berikut: 4.2.1.1 Nilai rata-rata kelas kontrol a) Rata-rata pre-test 67,94 Dari tabel 4.14 di atas dapat diketahui nilai pre-testkelas kontrol dengan nilai tertinggi 81 dan terendah 59, dengan nilai rata-rata 67,94. b) Rata-rata post-test 74,64 82 Pada tabel 4.16 di atas dapat diketahui nilai post-testkelas kontrol dengan nilai tertinggi 89 dan terendah 67, dengan nilai rata-rata 74,64. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas kontrol pada post-test meningkat dibandingkan saat pre-test. Nilai rata-rata pre-test dan post-test kelas kontrol dapat digambarkan dengan diagram garis sederhana, untuk mengetahui perbedaan yang terjadi dari pre-test ke post-test. Diagram tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.5 Diagram Garis pre-test dan post-test Kelas Kontrol Rata-rata Kelas Kontrol 76 74 72 70 68 66 64 Series1 Rata-rata Pre-test Kelas Kontrol Rata-rata Post-test Kelas Kontrol 67.94 74.64 Dari diagram garis di atas dapat dilihat nilai rata-rata pada kelas kontrol. Nilai rata-rata pre-test pada kelas kontrol 67,94 sedangkan nilai rata-rata post-test kelas kontrol 74,64. 83 4.2.1.2 Nilai rata-rata kelas eksperimen a) Rata-rata pre-test 69,72 Pada tabel 4.18 di atas dapat diketahui nilai pre-testkelas eksperimen dengan nilai tertinggi 82 dan terendah 62, dengan nilai rata-rata 69,72. b) Rata-rata post-test 80,24 Pada tabel 4.20 di atas dapat diketahui nilai post-testkelas eksperimen dengan nilai tertinggi 92 dan terendah 75, dengan nilai rata-rata 80,24. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen pada post-test meningkat dengan signifikansi tinggi dibandingkan saat pre-test. Nilai rata-rata pre-test dan post-test kelas eksperimen dapat digambarkan dengan diagram garis sederhana, untuk mengetahui perbedaan yang terjadi dari pre-test ke post-test. Diagram tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 84 Gambar 4.6 Diagram Garis pre-test dan post-test Kelas Eksperimen Rata-rata Kelas Eksperimen 82 80 78 76 74 72 70 68 66 64 Series1 Rata-rata Pre-test kelas Esperimen Rata-rata Post-test kelas Esperimen 69.72 80.24 Dari diagram garis di atas dapat dilihat nilai rata-rata pada kelas eksperimen. Nilai rata-rata pre-test pada kelas eksperimen 69,72 sedangkan nilai rata-rata post-test kelas eksperimen 80,24. Peningkatan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat digambarkan dengan diagram batang sebagai berikut: Gambar 4.7 Diagram Rata-rata antara Kelas Kontrol dan Eksperimen Kelas Kontrol dan Eksperimen 82 80 78 76 74 72 70 68 66 64 62 60 Rata-rata Pre-test Rata-rata Post-test Eksperimen 69.72 80.24 Kontrol 67.94 74.64 85 Dari hasil data diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata pre-test kelas kontrol adalah 67,94 dan nilai post-test74,64. Sedangkan nilai rata-rata pretest kelas eksperimen adalah 69,72 dan nilai post-test adalah80,24. Terdapat perbedaan nilai antara nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Nilai rata-rata pre-test kelas kontrol adalah 67,94 dan nilai rata-rata posttest adalah 74,64, jadi kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 6,70. Sedangkan nilai rata-rata pre-test eksperimen adalah 69,72 dan nilai rata-rata posttest adalah80,24, jadi kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 10,52. Namun, perbedaan yang ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata kelas kontrol lebih kecil dari peningkatan kelas eksperimen. Dan dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata pre-test dan post-test kelas eksperimen lebih baik dari pada nilai pre-test dan post-test kelas kontrol. 4.2.2 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak. Hasil perhitungan uji normalitas data pre-test dan post-test disajikan pada tabel berikut ini: 86 Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas Kelas Dk Kriteria 5-1=4 Normal Pre-test 0,041 Eksperimen 9,49 Pre-test 0,200 5-1=4 Normal 0,009 5-1=4 Normal Kontrol Post-test Eksperimen 9,49 Post-test 0,200 5-1=4 Normal Kontrol Karena pada kedua kelas < maka dapat disimpulkan bahwa data pre-test dan post-test berdistribusi normal. Hasil analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam analisis selanjutnya dengan menggunakan statistik parametrik. 4.2.3 Uji Kesamaan Dua Varians Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians data pre-testdan posttestdapat dilihat pada tabel dibawah ini: 87 Tabel 4.23 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Kelas Varians Dk Pre test 20,392 32 Kriteria Eksperimen Pre test Mempunyai varians 29,746 32 13,377 32 1,458 1,84 yang sama Kontrol Post test Eksperimen Post test Mempunyai varians 24,377 1,822 32 1,84 yang sama Kontrol Berdasarkan perhitungan pada pretest diperoleh sedangkan = 1,84 dan pada posttest diperoleh = 1,84. Karena < = = 1,458 1,822 sedangkan jadi dapat disimpulkan data awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama. 4.2.4 Uji Hipotesis Uji perbedaan data post test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan hipotesis sebagai berikut: Ho = Pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas tidak efektif pada keterampilan berbicara bahasa Arab. Ha = Pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas efektif pada keterampilan berbicara bahasa Arab. 88 : rata-rata kemampuan berbicara siswa yang menggunakan model percakapan bebas. : rata-rata kemampuan berbicara siswa yang tidak menggunakan model percakapan bebas. Untuk mengetahui kesamaan rata-rata kemampuan berbicara bahasa Arab siswa, perhitungannya adalah sebagai berikut: = = = = 3,860 = = 5,89 Dari hasil perhitungan menggunakan rumus t-test, diperoleh 5,89 sedangkan = untuk N = 33 dan derajat kebebasan dk = 33-1 = 32 adalah 89 1,697 dengan taraf signifikansi 5%. Karena berada pada daerah penolakan Ho,maka yang diterima adalah Ha yaitu ada pengaruh model percakapan bebas terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas VIIIMTs Negeri Kendal,dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tingkat uji validitas terhadap nilai instrumen yaitu sangat tinggi dengan hasil 0,968dantingkat uji validitas tinggi dengan hasil reliabilitas nilai instrumennya adalah reliabel dengan hasil 0,785. Uji 0,929. Nilai rata-rata pre-test kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 6,70. Dan untuk nilai rata-rata pre-test eksperimen mengalami peningkatan sebesar 10,52. Namun, perbedaan yang ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata kelas kontrol lebih kecil dari peningkatan kelas eksperimen. Uji normalitas dari kedua kelompok antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen pretest dan posttestadalah berasal dari populasi berdistribusi normal. Sedangkan untuk uji kesamaan dua varians atau homogenitas dari kelas kontrol dan kelas eksperimen pretest dan posttestmempunyai varians yang sama. Untuk uji t atau uji perbedaan rata-rata, hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja (Ha) karena > maka dapat disimpulkam bahwa hipotesis kerja berbunyi “Pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas efektif terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab siswa.” 90 4.3 Analisis Hasil Tes Berbicara Bahasa Arab Menggunakan Model Percakapan Bebas Instrumen tes yang digunakan untuk mengambil data penelitian adalah berupa tes bahasa Arab. Data yang diperoleh adalah membandingkan hasil pretest dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol, menunjukkan bahwa hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen lebih baik dari hasil pre-test dan post-test kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab pada siswa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model percakapan bebas. Peningkatan yang paling besar terlihat pada kelas kontrol adalah aspek keberanian dengan jumlah2352 saat pre-testmenjadi 2558 saat post-test. Sedangkan pada kelas eksperimenpeningkatan yang paling besar terlihat pada aspek keberanian dari jumlah 2400 saat pre-test menjadi 2769saat post-test. Pada aspek lainnya seperti pengucapan (makhroj), susunan kalimat, nada dan irama dan kelancaran juga mengalami peningkatan dan akan diuraikan sebagai berikut: 4.3.1 Pengucapan (makhroj) Dalam aspek ini mengalami peningkatan jumlah dari hasil pre-test kelas kontrol 2216 dan jumlah hasil post-test kelas kontrol 2460.Pada tes awal (pre-test) banyak siswayang tidak jelas dalam mengucapkan kata/kalimat bahasa Arab karena siswa banyak yang melakukan kesalahan dalam mengucapkan kata/kalimat dan tidak memperhatikan contoh pengucapan kata/kalimat yang benar yang telah diberikan peneliti. Jumlah dari hasil pre-test kelas eksperimen 2295 dan jumlah hasil post-test2642. Pada tes awal banyak siswa yangtidak jelas dalam 91 mengucapkan kata/kalimat bahasa Arab,akan tetapi setelah diberikan model percakapan bebas sebagai alernatif cara berlatih berbicara bahasa Arab siswa untuk mengungkapkan suatu percakapan terjadi peningkatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa model percakapan bebas efektif dalam keterampilan berbicara bahasa Arab. 4.3.2 Susunan Kalimat Dalam aspek ini mengalami peningkatan jumlah pada kelas kontrol dan eksperimen.Hasil pre-test kelas kontrol 2156 dan hasil post-test kelas kontrol 2396.Pada tes awal (pre-test) banyak siswa yang kurang runtut penyusunan kalimatnya dalam berbicara bahasa Arab sehingga seringkali terjadi kesalahan penyusunan kalimat yang kurang.Jumlah dari hasil pre-test kelas eksperimen 2234 dan jumlah hasil post-test kelas eksperimen 2575. Pada awal tes banyak siswa yang tidak memperhatikan susunan kalimat dalam berbicara sebuah percakapan. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah susunan kalimat lebih besar kelas eksperimen daripada kelas kontrol. 4.3.3 Nada dan Irama Dalam aspek ini pada kelas kontrol jumlah dari hasil pre-test 2290 dan jumlah dari hasil post-test 2511. Dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nada dan irama pada kelas kontrol. Pada tes awal (pre-test) banyak siswa yang kurang terang dan keras dalam berbicara bahasa Arab. Jumlah hasil pre-test kelas eksperimen 2345 dan hasil jumlah post-test kelas kontrol 2693. Pada kelas eksperimen terjadi peningkatan jumlah aspek nada dan irama yang signifikan 92 karena dengan model percakapan bebas siswa lebihbersemangat dalam berlatihberbicara bahasa Arab dengan suara yang terang dan keras. 4.3.4 Kelancaran Dalam aspek ini mengalami peningkatan jumlah dari hasil pre-test kelas kontrol 2242 dan jumlah hasil post-test 2459. Pada tes awal (pre-test) banyak siswa yang kurang lancar sedikit tersedat-sendat dalamberbicara bahasa Arab. Jumlah hasil pre-test kelas eksperimen 2294 dan jumlah hasil post-test kelas eksperimen 2630, dari tes awal (pre-test) pada kelas eksperimen juga mengalami hal yang sama dengan pre-test kelas kontrol.Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah aspek kelancaran meningkat dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. 4.3.5 Keberanian Dalam aspek ini pada kelas kontrol jumlah dari hasil pre-test2352 dan jumlah dari hasil post-test2558. Dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aspek keberanian pada kelas kontrol. Pada tes awal (pre-test) banyak siswa yang tidak berani maju ke depan kelas dalam mempraktikkan percakapan untuk keterampilan berbicara bahasa Arab. Jumlah hasil pre-test kelas eksperimen 2400 dan hasil jumlah post-test kelas kontrol 2769. Pada kelas eksperimen terjadi peningkatan jumlah aspek keberanian yang signifikan karena dengan model percakapan bebas siswa lebihaktif dan rasa berani siswa dalam berbicara bahasa Arab meningkat. BAB 5 PENUTUP Pada bab ini akan menjelaskan tentang simpulan dan saran. Adapun untuk penjelasan lebih rincinya akan dijelaskan di dalam subbabnya masingmasing. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai subbabnya masing-masing adalah sebagai berikut: 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil simpulan, yaitu penerapan model percakapan bebas dapat melatih dan meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa. Kelebihan dari model percakapan bebas ini adalah siswa lebih aktif dan bersemangat dalam mempraktikkan materi percakapan dan kegiatan pembelajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Adapun kekurangan dari model percakapan bebas ini adalah tidak semua siswa dapat mempraktikkan percakapan bebas dengan baik dan benar, dan sebagian kelompok masih ada yang menjadikan diskusi dengan model percakapan bebas untuk perantara bermain-main dengan temannya. Rata-rata pretest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen yaitu kelas kontrol 67,94 sedangkan pada kelas eksperimen yaitu 69,72. Dari rata-rata nilai pretesttersebut, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan nilai rata-rata data awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan 93 94 demikian dapat dikatakan rata-rata kecerdasan siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada dasarnya adalah sama. Rata-rata posttest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen yaitu nilai rata-rata kelas kontrol 74,64 sedangkan pada kelas eksperimen yaitu 80,24. Dari hasil perhitungan menggunakan rumus t-test diperoleh sedangkan = 5,89 untuk N = 33 dan derajat kebebasan dk = 33-1 = 32 adalah 1,697 dengan taraf signifikansi 5%. Karena berada pada daerah penolakan Ho, maka Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas efektif terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab siswa. 5.2 Saran Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian tersebut, saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah: 1) Model percakapan bebas terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab, sehingga bisa menjadi model pembelajaran alternatif yang bisa diterapkan oleh guru di kelas. 2) Siswa dapat menggunakan model percakapan bebas untuk berlatih berbicara bahasa Arab untuk materi percakapan dengan lebih menyenangkan dan tidak membosankan. 3) Bagi para peneliti khususnya di bidang pendidikan bahasa Arab dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian sejenis dengan model ataupun metode pembelajaran yang berbeda. 95 DAFTAR PUSTAKA A. BUKU REFERENSI Ainin, Moh.2010. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Surabaya: Hilal Pustaka. Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan : Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2006a. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. _________________. 2010b. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Efendy, Ahmad Fuad. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab .Malang: Misykat. Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik. Yogyakarta: andi offset. Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Remaja Rosdakarya. Iskandarwassid. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Makruf, Imam. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif. Semarang: Need‟s Press. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom. 96 Purwanto. 2011. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Shofwan, M. Sholihuddin. 2007. . Pengantar Memahami Nadzom Al-Imrithi Juz Awwal. Jombang: Darul-Hikmah. Slamet, St. Y. 2008. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press. Sudjana, Nana. 2002. Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbicara. Bandung: Angkasa. B. SKRIPSI Muttaqin, Zainal. 2013. Pengaruh Muhadhoroh Terhadap Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas IX SMP Daar El-Qolam Tangerang Banten Tahun 2012/2013. Skripsi: Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan. Nugroho, Rohmat Teguh. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Peer Tutoring untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Mata Kuliah Tadrib Muhadatsah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Semarang Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi: 97 Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan. Utomo, Eko Herry. 2013. Pemanfaatan Media Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Macromedia Flash 8 Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas X MAN Purwodadi Grobogan. Skripsi: Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan. LAMPIRAN 93 98 Lampiran 1 DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL No NAMA SISWA KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 ABDUL ROFIQ AHMAD KRISNA ADITIYA AHMAD SOBIRIN AKHMAD DAWAM ANI MUSTAGHFIROH DEWI SUNARSIATI ERKA DARMAWAN ERNA KURNIA SARI EVI SAFITRI ANDRIAWATI FAIZAL HAMZAH HARIS ALFIYAN HIMMATUL ULYA IDA NOR AFIANI IKA NUR IZZA JUNNATUN MUKHASSONAH M.IRWAN YUNI R. MOH SAYIDI MUHAMMAD FAQIH H. MUHAMMAD HANDIKA NUR ALI NUR IKHSAN QORI MUSYAROFAH RISKA CINDY YOUFARIA RISMASARI SITI KHOIRIYAH SITI NUR AZIZAH SITI NURWAKHIDAH SUKRON MUHAMMAD B. TASYA KHUFROTUN N. VICKY TEGUH UTOMO WAHYUNI WULANSARI WIDYA BUDIA NINGSIH YUNIAR DEWI KARISA K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32 K-33 99 Lampiran 2 DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN No NAMA SISWA KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 ADKHA NUR TOYYIBAH AHMAD MAHMUDI AHMAD SODIKUN AKBAR MAULANA ALIP CAHYO YUNIARSO AYU FRIDAYANTI DIKI WAHYU HINDRAWAN DWI FATCHUL MUBAROK DWI ZULIANA FARIDA RIZKI MAEMONAH HAFIF SURAHMAN HASTATIK JAUHA ROTUZ ZA'IMMAH KHASAN FAHRUDIN KHOIRUL ANAM LAILATUL FITRIYANINGSIH LUTHFIA NUR AFIDAH MOHAMMAD ABDUH MUCHAMAT NOVA A. MUHAMMAD HILBA D. MUHAMMAD SHOLAHUDIN MU'LA ALFIS SHOLAH NIDA LAILY OCTAVIANA NOVITA HAMIDAH NUR FITRIYATIL LAELI RAHMAT ARI MASUDI RISMAQORI ARIFIA SEILA REISYA RIZQIYA SILVIA RAHMAH SITI NUR KHALIMAH SUWAEBATUL ASLAMIYAH ULUM SHOEROFI WISNU ADITIYA PRATAMA E-1 E-2 E-3 E-4 E-5 E-6 E-7 E-8 E-9 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 E-31 E-32 E-33 100 Lampiran 3 DAFTAR NAMA UJI INSTRUMEN No NAMA SISWA KODE 1 ABDUL HANIK I-1 2 ABDUL MUTOLIB I-2 3 AHMAD MAHZUN I-3 4 AJI PRASTIYAN I-4 5 ELOK FAJAR ARISANTI I-5 6 ENDANG WAHYU. S I-6 7 FIKRIYATU DINA I-7 8 HARITSAH AWAL. M I-8 9 LUTFI KISWANTO I-9 10 M. NASRUL LATIF I-10 11 M. SABILIRROSAD I-11 12 MAZANA ZULFA I-12 13 MUKHAMMAD ARMAJI I-13 14 NAILATUL YUSRO I-14 15 NISA FADZILA VISTA I-15 16 RAHMAT DWI. R I-16 17 ROYYAN KAFI I-17 18 TITIK KURNIASARI I-18 19 WIKHAYATUN. K I-19 20 WULAN AGUSTINA I-20 101 Lampiran 4 PENILAIAN KELAS KONTROL No NAMA SISWA Pre-test Post-test 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 ABDUL ROFIQ AHMAD KRISNA ADITIYA AHMAD SOBIRIN AKHMAD DAWAM ANI MUSTAGHFIROH DEWI SUNARSIATI ERKA DARMAWAN ERNA KURNIA SARI EVI SAFITRI ANDRIAWATI FAIZAL HAMZAH HARIS ALFIYAN HIMMATUL ULYA IDA NOR AFIANI IKA NUR IZZA JUNNATUN MUKHASSONAH M.IRWAN YUNI R. MOH SAYIDI MUHAMMAD FAQIH H. MUHAMMAD HANDIKA NUR ALI NUR IKHSAN QORI MUSYAROFAH RISKA CINDY YOUFARIA RISMASARI SITI KHOIRIYAH SITI NUR AZIZAH SITI NURWAKHIDAH SUKRON MUHAMMAD B. TASYA KHUFROTUN N. VICKY TEGUH UTOMO WAHYUNI WULANSARI WIDYA BUDIA NINGSIH YUNIAR DEWI KARISA Jumlah 63 70 63 65 70 71 65 60 78 63 59 68 75 73 81 61 67 66 62 63 64 78 67 68 70 70 72 60 71 71 72 68 68 2242 70 77 69 73 77 76 71 69 83 72 68 75 79 76 89 71 74 72 67 70 71 82 76 75 78 78 78 67 80 72 78 76 72 2463 102 Lampiran 5 PENILAIAN KELAS EKSPERIMEN No NAMA SISWA Pre-test Post-test 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 ADKHA NUR TOYYIBAH AHMAD MAHMUDI AHMAD SODIKUN AKBAR MAULANA ALIP CAHYO YUNIARSO AYU FRIDAYANTI DIKI WAHYU HINDRAWAN DWI FATCHUL MUBAROK DWI ZULIANA FARIDA RIZKI MAEMONAH HAFIF SURAHMAN HASTATIK JAUHA ROTUZ ZA'IMMAH KHASAN FAHRUDIN KHOIRUL ANAM LAILATUL FITRIYANINGSIH LUTHFIA NUR AFIDAH MOHAMMAD ABDUH MUCHAMAT NOVA A. MUHAMMAD HILBA D. MUHAMMAD SHOLAHUDIN MU'LA ALFIS SHOLAH NIDA LAILY OCTAVIANA NOVITA HAMIDAH NUR FITRIYATIL LAELI RAHMAT ARI MASUDI RISMAQORI ARIFIA SEILA REISYA RIZQIYA SILVIA RAHMAH SITI NUR KHALIMAH SUWAEBATUL ASLAMIYAH ULUM SHOEROFI WISNU ADITIYA PRATAMA Jumlah 69 65 71 67 67 70 67 77 69 72 68 67 71 70 62 67 70 76 66 72 69 82 72 67 70 66 72 78 77 62 72 64 67 2301 80 77 81 78 79 83 77 88 79 83 78 76 81 78 75 77 78 85 78 81 78 92 80 78 79 79 82 85 85 77 83 78 80 2648 103 Lampiran 6 SILABUS PEMBELAJARAN Nama Madrasah : MTs N Kendal Kelas/Semester : VIII/II Mata Pelajaran : Bahasa Arab Standar Kompetensi : 10.BERBICARA/KALAM (Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman serta informasi melalui kegiatan bercerita dan bertanya jawab tentang hobi( Kompetensi Dasar 10.1Melakukan dialog sederhana tentang hobi ( ) Materi Pembelajaran / hobi Kalimat-kalimat berstruktur fiil mudho-ri’ + mashdar shorih Mufrodat tentang kata kerja harian (fiil Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa Religius Jujur Mandiri Demokratis Komunikatif )) Kegiatan Pembelajaran Mengidentifikasi jenis-jenis kebiasaan / hobi Mengidentifikasi perubahan fiil mudhari setelah Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Melafalkan kosa kata dan kalimat dengan pelafalan yang tepat dan benar Praktek lisan/ bercerita Menggunakan/ mengucapkan wawancara Tanya jawab/ Alokasi Waktu 4 x 40‟ Sumber Belajar Buku Teks Lembar Kerja Siswa Buku panduan, 104 mudhari) Mufrodat mashdar tentang Kata tanya madza, hal Tanggung jawab didahului an,lan atau li huruf Media gambar mufrodat dengan tepat dalam berbagai kalimat Bertanya dengan menggunakan kata tanya meliputi; limadza, lima, hal ma, Menanggapi/merespon s berbagai pertanyaan dengan tepat Mendemonstrasikan materi hiwar dengan tepat dan benar 10.2 Menyampaikan informasi secara lisan dalam kalimat sederhana tentang hobi ( ) / hobi Kalimat-kalimat berstruktur fiil mudhori’ + mashdar shorih Mufrodat tentang kata kerja harian (fiil mudhari) Religius Jujur Mandiri Demokratis Komunikatif Tanggung jawab Wawancara tentang hobi seseorang Mengidentifikasi Demonstrasi informasi berbentuk Tes lisan / Mengungkapkan/ber cerita tentang kebiasaan/hobi seseorang paparan atau dialog wawancara tentang hobi ( ) Mengemukakan informasi secara lisan Mufrodat tentang mashdar dengan kalimat Kata tanya ma, madza, hal yang tepat tentang sederhana dengan lafal 2 x 40‟ Buku Teks Lembar Kerja Siswa Buku panduan, Media gambar 105 hobi ( ) Melakukan wawancara tentang kebiasaan-kebiasaan / hobi (dan atau citacita) seorang teman dengan tepat dan benar secara terstruktur/terbimbing Standar Kompetensi : 14. BERBICARA/KALAMMengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman kegiatan bercerita dan bertanya jawab tentang profesi ( Kompetensi Dasar 14.1 Melakukan dialog sederhana tentang tentang profesi ( ) dengan Materi Pembelajaran /Profesi Kalimat-kalimat ber-struktur fiil mudho-ri’+ Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa Religius Jujur Mandiri Kegiatan Pembelajaran Mengidentifikasi jenis –jenis profesi Mengidentifikasi mashdar serta informasi melalui ) Indikator Pencapaian Kompetensi Melafalkan kosa kata dan kalimat dengan pelafalan yang tepat dan benar Penilaian Praktek langsung melalui bercerita. Alokasi Waktu 2 x 40‟ Sumber Belajar Buku Teks Lembar Kerja Siswa Buku 106 menggunakan kalimat berstruktur fiil mudhori’ dasar dan kata mashdar mashdar shorih Jenis-jenis profesi (mufrad, jamak, mudzakkar, muannats) Demokratis Komunikatif Tanggung jawab Mufrodat tentang mashdar Kata Tanya ma, madza, hal Malakukan demonstrasi tentang profesi ( ) Mengungkapkan / bercerita tentang profesi ( ) . Menggunakan / mengucapkan mufrodat dengan tepat dalam berbagai kalimat Tanya jawab/ panduan Media gambar aktivitas / profesi Wawan cara Flash card Menyebutkan / bercerita tentang profesi seseorang dengan tepat dan benar secara terstruktur/terbimbin g . 14.2 Menyampaikan /Profesi Religius Mengidentifikasi jenis Bertanya dengan Diskusi 2 x 40‟ Buku Teks 107 informasi secara lisan dalam kalimat sederhana tentang profesi ( Kalimat-kalimat berstruktur fiil mudhori’ + mashdar shorih Jenis-jenis profesi (mufrad, jamak, mudzakkar, muannats) Mufrodat tentang mashdar )dengan menggunakan kalimat berstruktur fiil mudhori’ dan mashdar Kata Tanya ma, madza, hal . . Jujur –jenis profesi Mandiri Mengidentifikasi mashdar Demokratis Komunikatif Tanggung jawab Malakukan demonstrasi tentang profesi ( ) Mengungkapkan / bercerita tentang profesi ( ) menggunakan kata tanya meliputi; ma, madza, hal Menanggapi berbagai pertanyaan dengan tepat Mendemonstrasikan materi hiwar dengan tepat dan benar kelompok Demonstr asi Lembar Kerja Siswa Buku panduan Media gambar aktivitas / profesi Flash card 108 Kendal, Januari 2013 Mengetahui Kepala MadrasahGuru Bidang Studi Bahasa Arab Drs.H.Asroni,M.AgFatkurochman,S.Ag NIP. 19670202 199303 1 008NIP. 19720729 200112 1 001 109 LAMPIRAN 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : MTs Negeri Kendal Mata Pelajaran : Bahasa Arab Status Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Kelas/ Semester : VIII/ Genap (Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol) Alokasi Watu : 2 jam pelajaran (2 x 40menit) A. Standar Kompetensi : Berbicara/Kalam Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman serta informasi melalui kegiatan berceritaserta bertanya jawab tentang hobi ( B. Kompetensi Dasar : Melakukan dialog sederhana tentanghobi ( C. Indikator ) ) : 1. Melafalkan ujaran (kata, frasa, kalimat) dengan intonasi yang tepat tentang hobi ( ) 2. Mendemonstrasikan dialog sederhana tentang hobi ( ) 3. Menunjukkan perilaku yang mencerminkan: religius, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, kreatif dan komunikatif. 110 D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu melafalkan ujaran (kata, frasa, kalimat) dengan intonasi yang ) tepat tentanghobi ( 2. Siswa mampu mendemonstrasikan dialog sederhana tentang hobi ( ) 3. Siswa mampu menggambarkan perilaku yang mencerminkan: religius, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, kreatif dan komunikatif. E. Materi Pembelajaran : Perpustakaan Hobi Bola basket Olahraga Cerita pendek Bermain Hikayat Sepak bola Buku-buku ilmiah Bulu tangkis Bermanfaat Saya suka Bermacam-macam Membaca buku 111 F. Metode dan Pendekatan: a. Metode Komunikatif b. Pendekatan Kontekstual G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran : 112 NO LANGKAH-LANGKAH MEDIA/SUMBER WAKTU KEGIATAN 1 Pendahuluan (kegiatan awal) 1. Guru mengucapkan salam 10 menit sebagai pembuka pertemuan dan menanyakan kabar siswa (religius) 2. Guru memulai pembelajaran dengan diawali bacaan basmalah (religius) 3. Guru mempresensi setiap kehadiran siswa (tanggung jawab) 4. Gurumembacakan tujuan pembelajaran (rasa ingin tahu) 2 Kegiatan Inti 60 menit 1. Tahap Eksplorasi a) Siswa mendengarkan guru mengucapkan mufrodat tentang hobi ( )(rasa ingin tahu). b) Siswa menirukan guru mengucapkan mufrodat tentang hobi ( ) (komunikatif) c) Siswa mendengarkan mengucapkan contoh guru percakapan ) (hiwar) tentang hobi ( 2. Tahap Elaborasi a) Siswa menanyakan mufrodat dan kalimat yang belum dipahami dalam percakapan ( b) Siswa (hiwar) tentang hobi ) (rasa ingin tahu) diberi kesempatan untuk 113 mempraktekkan percakapan di depan kelas beserta teman sebangkunya (percaya diri) c) Siswa bergantian mempraktekkan percakapan di depan kelas dengan temannya (bertanggung jawab) 3. Tahap Konfirmasi a) Siswa menanyakan materi tentang hobi ( ) yang belum jelas dan belum dipahami(rasa ingin tahu dan percaya diri) b) Siswa memperhatikan pembenaran dari guru mengenai apa yang telah dilakukan oleh siswa (rasa ingin tahu) c) Siswamemperhatikan guru memberikan penilaian positif bagi yang berprestasi(rasa ingin tahu) 3 Penutup (Kegiatan akhir) 1. Guru menyimpulkan materi yang disampaikan (bertanggung jawab dan kreatif) 2. Guru memberikan tugas di rumah tentang pelajaran yang sudah dipelajari (tanggung jawab) 3. Gurumemberi motivasi terhadap seluruh siswa (tanggung jawab) 4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan bacaan hamdalah (religius) 5. Guru mengucapkan penutup salam pembelajaran sebagai (tanggung 10 menit 114 jawab) H. Alat dan Sumber Belajar : Alat /Media Pembelajaran : Modul Taqwa, papan tulis dan spidol Sumber belajar : 1. Modul Taqwa menunjang kreatifitas siswa (bahasa arab) kelas VIII, Akik Pusaka, Sragen 2. Kamus Munawir 3. Buku paket Fasih Berbahasa Arab 2 I. Penilaian: 1. Proses (pada saat KBM berlangsung) a. Kisi-kisi Penilaian Indikator Pencapaian Kmpetensi 3. Melafalkan ujaran (kata, Bentuk Teknik Tes Instrumen Lisan Instrumen 3. Lafalkan kosakata frasa, kalimat) dengan tentanghobi intonasi yang teapat. ( )dengan intonasi yang tepat! 4. Mendemonstrasikan dialog sederhana Tes Lisan 4. Demonstrasikan dialog sederhanatentanghobi 115 tentanghobi ( ) ( )! KRITERIA PENILAIAN b. Berbicara Kriteria No Nama Pengucapan Susunan Nada dan Kalimat Kelancaran Keberanian Irama Skor Nilai 1 2 c. Pedoman Penskoran No. Aspek Penilaian Pengucapan Skor 90-100 Kriteria Kategori Pengucapan kata/kalimat sangat Istimewa 1. (Makhroj) jelas, terang, mengandung keras, tidak kesalahan sama sekali. 80-89 Pengucapan kata/kalimat jelas Sangat baik (kesalahan tidak lebih dari 3x) 70-79 Pengucapan kata/kalimat cukup Baik jelas (kesalahan antara 3 sampai 6x) 116 60-69 Pengucapan kata/kalimat tidak Cukup jelas (kesalahan antara 6 sampai 8x) <60 Pengucapan kata/kalimat sangat Kurang tidak jelas (kesalahan antara 8 sampai 10x) 2. Susunan Kalimat 90-100 Penyusunan kalimat dalam Istimewa berbicara sangat runtut dan tidak ada kesalahan 80-89 Penyusunan kalimat dalam Sangat baik berbicara runtut (kesalahan tidak lebih dari 3x) 70-79 Penyusunan kalimat dalam Baik berbicara cukup runtut (kesalahan antara 3 sampai 6x) 60-69 Penyusunan berbicara kalimat kurang dalam Cukup runtut (kesalahan antara 6 sampai 8x) <60 Penyusunan berbicara kalimat sangat tidak dalam Kurang runtut (kesalahan antara 8 sampai 10x) 3. Nada dan Irama 90-100 Berbicara dengan suara sangat Istimewa jelas, terang, keras, tidak ada 117 kesalahan. 80-89 Berbicara dengan suara jelas, Sangat baik terang, keras, atau kejelasan suaranya. 70-79 Berbicara dengan suara cukup Baik jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. 60-69 Berbicara dengan suara kurang Cukup jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. <60 Berbicara dengan suara tidak Kurang jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. 4. Kelancaran 90-100 Berbicara sangat lancar, siswa Istimewa siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sama sekali tidak mengalami hambatan) 80-89 Berbicara lancar, siswa siap dan Sangat baik langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (tidak mengalami hambatan) 70-79 Berbicara cukup lancar, siswa Baik 118 siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sedikit tersendat-sendat) 60-69 Berbicara kurang lancar, siswa Cukup siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sering tersendat-sendat) <60 Berbicara tidak lancar, siswa siap Kurang dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sering berhenti dan sangat terbata-bata) 5. Keberanian 90-100 Berbicara dengan sikap yang Istimewa sangat wajar dan sangat tidak kaku 80-89 Berbicara dengan sikap yang Sangat baik wajar dan tidak kaku 70-79 Berbicara dengan sikap yang Baik cukup wajar dan lumayan tidak kaku 60-69 Berbicara dengan sikap yang Cukup kurang wajar dan sedikit kaku <60 Berbicara dengan sikap yang Kurang sangat tidak wajar dan sangat 119 kaku 2. Hasil (Ujian praktek lisan) a. Teknik : Lisan b. Bentuk Instrumen : Tes Lisan c. Contoh Instrumen : Melakukan dialog tentang hobi ( ) dengan baik dan benar d. Kriteria penilaian : Kriteria No Nama Pengucapan Susunan Kalimat Nada dan Kelancaran Keberanian Irama Skor Nilai 1 2 Lembar penilaian pendidikan budaya dan karakter Nama Religius Disiplin Percaya diri Komunikatif Rasa ingin tau Demokratis 1 2 Keterangan : BT : Belum Terlihat, peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator. MT : Mulai Terlihat, peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten. Kreatif 120 MB : Mulai Berkembang, peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang konsisten MK : Membudaya , apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten. Kendal, Februari 2014 Mengetahui Guru Mapel Bahasa Arab Peneliti Fatkhurrochman, S.Ag Husnul Muasyaroh NIP. 19720729 200112 1 001 NIM 2303410025 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : MTs Negeri Kendal 121 Mata Pelajaran : Bahasa Arab Status Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Kelas/ Semester : VIII/ Genap (Post-test Kelas Kontrol) Alokasi Watu : 2 jam pelajaran (2 x 40 menit) A. Standar Kompetensi : Berbicara/Kalam Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman melalui kegiatan berceritaserta bertanya jawab tentang hobi ( serta informasi ) B. Kompetensi Dasar : Menyampaikan informasi secara lisan dalam kalimat sederhana tentang hobi ) ( C. Indikator : 1. Mengidentifikasi informasi berbentuk paparan atau dialog tentang hobi ( ) 2. Mengemukakan informasi secara lisan dengan kalimat sederhana dengan lafal yang tepat tentang hobi ( ) 3. Menunjukkan perilaku yang mencerminkan: religius, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, kreatif dan komunikatif. D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu mengidentifikasi informasi berbentuk paparan atau dialog tentang hobi ( ) 2. Siswa mampumengemukakan informasi secara lisan dengan kalimat sederhana dengan lafal yang tepat tentang hobi ( ) 3. Siswa mampu menunjukkan perilaku yang mencerminkan: religius, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, kreatif dan komunikatif. 122 E. Materi Pembelajaran : Perpustakaan Hobi Bola basket Olahraga Cerita pendek Bermain Hikayat Sepak bola Buku-buku ilmiah Bulu tangkis Bermanfaat Saya suka Bermacam-macam Membaca buku 123 F. Metode dan Pendekatan : Metode :metode komunikatif Pendekatan : pendekatan kontekstual G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran : 124 NO LANGKAH-LANGKAH MEDIA/SUMBER WAKTU KEGIATAN 1 Pendahuluan (kegiatan awal) 1. Guru mengucapkan salam 10 menit sebagai pembuka pertemuan dan menanyakan kabar siswa (religius) 2. Guru memulai pembelajaran dengan diawali bacaan basmalah (religius) 3. Guru mempresensi setiap kehadiran siswa (tanggung jawab) 4. Gurumembacakan tujuan pembelajaran (rasa ingin tahu) 2 60 menit Kegiatan Inti 1. Tahap Eksplorasi a) Siswa mendengarkan mengucapkan contoh guru percakapan (hiwar) tentang hobi ( )(rasa ingin tahu) b) Siswa menanyakan mufrodat dan kalimat yang belum dipahami dalam percakapan ( (hiwar) tentang hobi ) (rasa ingin tahu) 2. Tahap Elaborasi a) Siswa bertanya jawab berpasangan tentang hobi ( secara ) (komunikatif) b) Siswa menyampaikan informasi tentang tentang hobi ( sederhana (kreatif) ) dengan kalimat 125 3. Tahap Konfirmasi a) Siswa menanyakan materi tentang hobi ) ( yang belum jelas dan belum dipahami(rasa ingin tahu dan percaya diri) b) Siswa memperhatikan pembenaran dari guru mengenai apa yang telah dilakukan oleh siswa (rasa ingin tahu) c) Siswa memperhatikan guru memberikan penilaian positif bagi yang berprestasi (rasa ingin tahu) 3 10 menit Penutup (Kegiatan akhir) 1. Guru menyimpulkan materi yang disampaikan (bertanggung jawab dan kreatif) 2. Guru memberikan tugas di rumah tentang pelajaran yang sudah dipelajari (tanggung jawab) 3. Gurumemberi motivasi terhadap seluruh siswa (tanggung jawab) 4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan bacaan hamdalah (religius) 5. Guru mengucapkan penutup salam pembelajaran sebagai (tanggung jawab) H. Alat /Media Pembelajaran: Modul Taqwa, papan tulis dan spidol Sumber belajar : 126 1. Modul Taqwa menunjang kreatifitas siswa (bahasa arab) kelas VIII, Akik Pusaka, Sragen 2. Kamus Munawir 3. Buku paket Fasih Berbahasa Arab 2 I. Penilaian: 1. Proses (pada saat KBM berlangsung) a. Kisi-kisi Penilaian Indikator Pencapaian Bentuk Kompetensi 3. Mengidentifikasi berbentuk Teknik informasi Tes paparan Lisan 3. Deskripsikan macammacam hobi ( ) ada di dialog informasi secara lisan dengan kalimat )yang (percakapan)! Tes Lisan sederhana dengan lafal yang tepat tentang hobi ( Instrumen atau dialog tentang hobi ( 4. Mengemukakan Instrumen 4. Ceritakan kembali hobi ) ( )anda masing- masing dengan kalimat yang sedehana dan tepat! KRITERIA PENILAIAN b. Berbicara Kriteria No Nama Pengucapan Susunan Kalimat 1 2 c. Pedoman Penskoran Nada dan Irama Kelancaran Keberanian Skor Nilai 127 No. 1. Aspek Penilaian Pengucapan Skor 90-100 (Makhroj) Kriteria Kategori Pengucapan kata/kalimat sangat Istimewa jelas, terang, mengandung keras, tidak kesalahan sama sekali. 80-89 Pengucapan kata/kalimat jelas Sangat baik (kesalahan tidak lebih dari 3x) 70-79 Pengucapan kata/kalimat cukup Baik jelas (kesalahan antara 3 sampai 6x) 60-69 Pengucapan kata/kalimat tidak Cukup jelas (kesalahan antara 6 sampai 8x) <60 Pengucapan kata/kalimat sangat Kurang tidak jelas (kesalahan antara 8 sampai 10x) 2. Susunan Kalimat 90-100 Penyusunan kalimat dalam Istimewa berbicara sangat runtut dan tidak ada kesalahan 80-89 Penyusunan kalimat dalam Sangat baik berbicara runtut (kesalahan tidak lebih dari 3x) 70-79 Penyusunan kalimat dalam Baik 128 berbicara cukup runtut (kesalahan antara 3 sampai 6x) 60-69 Penyusunan berbicara kalimat dalam Cukup kurang runtut (kesalahan antara 6 sampai 8x) <60 Penyusunan berbicara kalimat sangat dalam Kurang tidak runtut (kesalahan antara 8 sampai 10x) 3. Nada dan Irama 90-100 Berbicara dengan suara sangat Istimewa jelas, terang, keras, tidak ada kesalahan. 80-89 Berbicara dengan suara jelas, Sangat baik terang, keras, atau kejelasan suaranya. 70-79 Berbicara dengan suara cukup Baik jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. 60-69 Berbicara dengan suara kurang Cukup jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. <60 Berbicara dengan suara tidak Kurang jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. 129 4. Kelancaran 90-100 Berbicara sangat lancar, siswa Istimewa siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sama sekali tidak mengalami hambatan) 80-89 Berbicara lancar, siswa siap dan Sangat baik langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (tidak mengalami hambatan) 70-79 Berbicara cukup lancar, siswa Baik siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sedikit tersendat-sendat) 60-69 Berbicara kurang lancar, siswa Cukup siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sering tersendat-sendat) <60 Berbicara tidak lancar, siswa siap Kurang dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sering berhenti dan sangat terbata-bata) 130 5. Keberanian 90-100 Berbicara dengan sikap yang Istimewa sangat wajar dan sangat tidak kaku 80-89 Berbicara dengan sikap yang Sangat baik wajar dan tidak kaku 70-79 Berbicara dengan sikap yang Baik cukup wajar dan lumayan tidak kaku 60-69 Berbicara dengan sikap yang Cukup kurang wajar dan sedikit kaku <60 Berbicara dengan sikap yang Kurang sangat tidak wajar dan sangat kaku 2. Hasil (Ujian praktek lisan) a. Teknik b. Bentuk Instrumen c. Contoh Instrumen : Lisan : Tes Lisan : Menyampaikan informasi berdasarkan hasil wawancara dengan temanmu tentang hobi ( d. Kriteria penilaian ) Kriteria No 1 2 Nama Pengucapan Susunan Nada dan Kalimat Irama Kelancaran Keberanian Skor Nilai 131 Lembar penilaian pendidikan budaya dan karakter Nama Religius Disiplin Percaya diri Komunikatif Rasa ingin tau Demokratis 1 2 Keterangan : BT : Belum Terlihat, peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator. MT : Mulai Terlihat, peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten. MB : Mulai Berkembang, peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang konsisten MK : Membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten. Kendal, Februari 2014 Mengetahui Guru Mapel Bahasa Arab Peneliti Fatkhurrochman, S.Ag Husnul Muasyaroh NIP. 19720729 200112 1 001 NIM 2303410025 Kreatif 132 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : MTs Negeri Kendal Mata Pelajaran : Bahasa Arab Status Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Kelas/ Semester : VIII/ Genap (Post-test Kelas Eksperimen) Alokasi Watu : 2 jam pelajaran (2 x 40 menit) A. Standar Kompetensi : Berbicara/Kalam Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman melalui kegiatan berceritaserta bertanya jawab tentang hobi ( B. Kompetensi Dasar : serta informasi ) 133 Menyampaikan informasi secara lisan dalam kalimat sederhana tentang hobi ) ( C. Indikator : 1. Mengidentifikasi informasi berbentuk paparan atau dialog tentang hobi ( ) 2. Mengemukakan informasi secara lisan dengan kalimat sederhana dengan lafal yang tepat tentang hobi ( ) 3. Menunjukkan perilaku yang mencerminkan: religius, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, komunikatif dan kerjasama. D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu mengidentifikasi informasi berbentuk paparan atau dialog tentang hobi ( ) 2. Siswa mampumengemukakan informasi secara lisan dengan kalimat sederhana dengan lafal yang tepat tentang hobi ( ) 3. Siswa mampu menunjukkan perilaku yang mencerminkan: religius, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, kreatif dan komunikatif. E. Materi Pembelajaran : Perpustakaan Hobi Bola basket Olahraga Cerita pendek Bermain Hikayat Sepak bola Buku-buku ilmiah Bulu tangkis 134 Bermanfaat Saya suka Bermacam-macam Membaca buku 135 F. Metode dan Pendekatan : Metode :metode komunikatif Pendekatan : pendekatan kooperatif G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran : NO LANGKAH-LANGKAH MEDIA/SUMBER WAKTU KEGIATAN 1 Pendahuluan (kegiatan awal) 1. Guru mengucapkan salam sebagai pembuka pertemuan dan menanyakan kabar siswa(religius) 2. Guru memulai pembelajaran dengan diawali bacaan basmalah (religius) 3. Guru mempresensi setiap kehadiran siswa (tanggung jawab) 4. Gurumembacakan tujuan pembelajaran (rasa ingin tahu) 10 menit 136 2 60 menit Kegiatan Inti 1. Tahap Eksplorasi a) Siswa mendengarkan mengucapkan contoh percakapan ) (hiwar) tentang hobi ( b) Siswa menanyakan guru mufrodat dan kalimat yang belum dipahami dalam percakapan ( (hiwar) tentang hobi ) (rasa ingin tahu) 2. Tahap Elaborasi a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok (rasa ingin tahu) b) Siswa medengarkan petunjuk permainan dari guru dengan penuh perhatian (rasa ingin tahu) c) Masing-masing kelompok diberi kertas berisi tema/topik percakapan dengan diberi gambar yang berisi berbagai macam hobi (rasa ingin tahu) d) Masing-masing kelompok diberi waktu 15 menit untuk berlatih percakapan (kerjasama) e) Masing-masing kelompok yang sudah selesai berlatih percakapan, maju ke depan kelas untuk mempraktekkan (tanggung jawab) f) Masing-masing kelompok yang belum maju menunggu giliran dan tetap berlatih dengan teman kelompoknya (komunikatif) 137 3. Tahap Konfirmasi a) Siswa menanyakan materi tentang hobi ( ) yang belum jelas dan belum dipahami(rasa ingin tahu dan percaya diri) b) Siswa memperhatikan pembenaran dari guru mengenai apa yang telah dilakukan oleh siswa (rasa ingin tahu) c) Siswa memperhatikan guru memberikan penilaian positif bagi yang berprestasi (rasa ingin tahu) 3 Penutup Kegiatan akhir 1. Guru menyimpulkan materi 10 menit yang disampaikan (bertanggung jawab dan kreatif) 2. Guru memberikan tugas di rumah tentang pelajaran yang sudah dipelajari (tanggung jawab) 3. Gurumemberi motivasi terhadap seluruh siswa (tanggung jawab) 4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan bacaan hamdalah (religius) 5. Guru mengucapkan penutup salam pembelajaran sebagai (tanggung jawab) H. Alat /Media Pembelajaran: Modul Taqwa, papan tulis dan spidol Sumber belajar : 138 1. Modul Taqwa menunjang kreatifitas siswa (bahasa arab) kelas VIII, Akik Pusaka, Sragen 2. Kamus Munawir 3. Buku paket Fasih Berbahasa Arab 2 I. Penilaian: 1. Proses (pada saat KBM berlangsung) a. Kisi-kisi Penilaian Indikator Pencapaian Bentuk Kompetensi 1. Mengidentifikasi berbentuk Teknik informasi Tes paparan Lisan 1. Deskripsikan macammacam hobi ( ) ada di dialog informasi secara lisan dengan kalimat )yang (percakapan)! Tes Lisan 2. Ceritakan kembali hobi sederhana dengan lafal yang tepat tentang hobi ( Instrumen atau dialog tentang hobi ( 2. Mengemukakan Instrumen ( ) ) anda masing- masing dengan kalimat yang sedehana dan tepat! KRITERIA PENILAIAN b. Berbicara Kriteria No Nama Pengucapan Susunan Kalimat 1 2 Nada dan Irama Kelancaran Keberanian Skor Nilai 139 c. Pedoman Penskoran No. 1. Aspek Penilaian Pengucapan Skor 90-100 (Makhroj) Kriteria Kategori Pengucapan kata/kalimat sangat Istimewa jelas, terang, mengandung keras, tidak kesalahan sama sekali. 80-89 Pengucapan kata/kalimat jelas Sangat baik (kesalahan tidak lebih dari 3x) 70-79 Pengucapan kata/kalimat cukup Baik jelas (kesalahan antara 3 sampai 6x) 60-69 Pengucapan kata/kalimat tidak Cukup jelas (kesalahan antara 6 sampai 8x) <60 Pengucapan kata/kalimat sangat Kurang tidak jelas (kesalahan antara 8 sampai 10x) 2. Susunan Kalimat 90-100 Penyusunan kalimat dalam Istimewa berbicara sangat runtut dan tidak ada kesalahan 80-89 Penyusunan kalimat dalam Sangat baik 140 berbicara runtut (kesalahan tidak lebih dari 3x) 70-79 Penyusunan kalimat dalam Baik berbicara cukup runtut (kesalahan antara 3 sampai 6x) 60-69 Penyusunan berbicara kalimat dalam Cukup kurang runtut (kesalahan antara 6 sampai 8x) <60 Penyusunan berbicara kalimat sangat dalam Kurang tidak runtut (kesalahan antara 8 sampai 10x) 3. Nada dan Irama 90-100 Berbicara dengan suara sangat Istimewa jelas, terang, keras, tidak ada kesalahan. 80-89 Berbicara dengan suara jelas, Sangat baik terang, keras, atau kejelasan suaranya. 70-79 Berbicara dengan suara cukup Baik jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. 60-69 Berbicara dengan suara kurang Cukup jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. 141 <60 Berbicara dengan suara tidak Kurang jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. 4. Kelancaran 90-100 Berbicara sangat lancar, siswa Istimewa siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sama sekali tidak mengalami hambatan) 80-89 Berbicara lancar, siswa siap dan Sangat baik langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (tidak mengalami hambatan) 70-79 Berbicara cukup lancar, siswa Baik siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sedikit tersendat-sendat) 60-69 Berbicara kurang lancar, siswa Cukup siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sering tersendat-sendat) <60 Berbicara tidak lancar, siswa siap Kurang dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sering 142 berhenti dan sangat terbata-bata) 5. Keberanian 90-100 Berbicara dengan sikap yang Istimewa sangat wajar dan sangat tidak kaku 80-89 Berbicara dengan sikap yang Sangat baik wajar dan tidak kaku 70-79 Berbicara dengan sikap yang Baik cukup wajar dan lumayan tidak kaku 60-69 Berbicara dengan sikap yang Cukup kurang wajar dan sedikit kaku <60 Berbicara dengan sikap yang Kurang sangat tidak wajar dan sangat kaku 3. Hasil (Ujian praktek lisan) a. Teknik b. Bentuk Instrumen c. Contoh Instrumen : Lisan : Tes Lisan : Menyampaikan informasi berdasarkan hasil ) wawancara dengan temanmu tentang hobi ( d. Kriteria penilaian Kriteria No 1 2 Nama Pengucapan Susunan Nada dan Kalimat Irama Kelancaran Keberanian Skor Nilai 143 Lembar penilaian pendidikan budaya dan karakter Nama Religius Disiplin Percaya diri Komunikatif Rasa ingin tau Demokratis 1 2 Keterangan : BT : Belum Terlihat, peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator. MT : Mulai Terlihat, peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten. MB : Mulai Berkembang, peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang konsisten MK : Membudaya , apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten. Kendal, Februari 2014 Mengetahui Guru Mapel Bahasa Arab Peneliti Fatkhurrochman, S.Ag Husnul Muasyaroh NIP. 19720729 200112 1 001 NIM 2303410025 Kerjasama 144 Lampiran 8 145 Lampiran 9 INSTRUMEN PENELITIAN 146 SOAL PRE-TES KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN )dengan intonasi yang tepat! 1. Lafalkan kosakata tentanghobi ( 2. Demonstrasikan dialog sederhana tentang hobi ( )! INSTRUMEN PENELITIAN SOAL POS-TES KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN 1. Deskripsikan macam-macam hobi ( 2. Ceritakan kembali hobi ( ) )yang ada di dialog (percakapan)! anda masing-masing dengan kalimat yang sedehana dan tepat! Lampiran 10 PENILAIAN KARAKTER PRE-TES KELAS KONTROL Kriteria No Kode siswa 147 Percaya Religius Disipilin Rasa diri Komunikatif ingin tahu Demokratis Kreatif 1. K-1 MB BT BT BT MT BT BT 2. K-2 MK MT MT MT MB MT MT 3. K-3 MB BT MT BT MT BT BT 4. K-4 MB MT BT BT BT MT BT 5. K-5 MK MB MT MT MB MT MT 6. K-6 MK MB MT MT MB MT BT 7. K-7 MB BT BT BT MT BT BT 8. K-8 MB MT BT BT MT BT BT 9. K-9 MK MB MB MT MT MT MT 10. K-10 MB MT MT BT MT MT BT 11. K-11 MB BT MT BT BT MT BT 12. K-12 MK MT MT BT MT MT MT 13. K-13 MK MB MT MT MT MB MT 14. K-14 MK MB MB MT MT MT MT 15. K-15 MK MB MB MB MB MB MB 16. K-16 MB MT MB BT MT MT BT 17. K-17 MB BT MT BT MT MT BT 18. K-18 MB MT MT BT MT BT BT 19. K-19 MB BT BT MT MT BT BT 20. K-20 MK MT MT BT MT MT BT 21. K-21 MB BT MT BT BT MT BT 22. K-22 MK MB MB MT MB MT MT 23. K-23 MK MT MB MT MT MT MT 24. K-24 MK MB MK MB MB MB MT 25. K-25 MB MT MB MT MB MT MT 26. K-26 MK MT MT BT MT MT BT 27. K-27 MK MB MT MT MB MT MT 148 28. K-28 MB BT MT BT MT BT BT 29. K-29 MK MB MB MT MB MT MT 30. K-30 MB BT MT BT MT MT BT 31. K-31 MK MB MT MT BT MT MT 32. K-32 MK MT MB MT MT MT MT 33. K-33 MB BT MT BT BT MT BT Keterangan : BT : Belum Terlihat, peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator. MT : Mulai Terlihat, peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten. MB : Mulai Berkembang, peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang konsisten MK : Membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten. PENILAIAN KARAKTER POST-TES KELAS KONTROL Kriteria 149 Nama No siswa Percaya Religius Disipilin diri Rasa Komunikatif ingin tahu Demokratis Kreatif 1. K-1 MK MT MT BT MT MT MT 2. K-2 MK MB MB MT MK MB MB 3. K-3 MB MT MB MT MB MT MT 4. K-4 MK MB MT MT MT MB MT 5. K-5 MK MK MB MB MB MB MB 6. K-6 MK MB MB MB MK MB MT 7. K-7 MB MT MT MT MB MT MT 8. K-8 MK MB MT MT MB MT BT 9. K-9 MK MK MK MB MK MK MB 10. K-10 MK MB MB MT MB MB MT 11. K-11 MB MT MB MT MT MB MT 12. K-12 MK MB MT MT MB MT MT 13. K-13 MK MK MB MB MB MK MB 14. K-14 MK MB MB MB MB MK MB 15. K-15 MK MK MK MK MK MK MB 16. K-16 MB MB MB MT MT MB MT 17. K-17 MB MT MB MT MB MB MT 18. K-18 MK MB MB MT MT MT MT 19. K-19 MB MT MT MB MB MT BT 20. K-20 MK MB MB MT MB MB MT 21. K-21 MK MT MB MT MT MB MT 22. K-22 MK MK MK MB MK MB MB 23. K-23 MK MB MK MB MK MB MB 24. K-24 MK MK MK MB MK MB MB 25. K-25 MK MB MK MB MB MB MB 26. K-26 MK MB MB MT MB MT MT 27. K-27 MK MB MB MB MK MB MB 28. K-28 MB MT MB MT MB MT MT 150 29. K-29 MK MK MB MB MB MB MB 30. K-30 MB MT MB MT MB MB MT 31. K-31 MK MK MB MB MT MB MB 32. K-32 MK MB MK MB MB MB MB 33. K-33 MB MT MB MT MT MB MT Keterangan : BT : Belum Terlihat, peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator. MT : Mulai Terlihat, peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten. MB : Mulai Berkembang, peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang konsisten MK : Membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten. Lampiran 11 PENILAIAN KARAKTER PRE-TES KELAS EKSPERIMEN 151 Kriteria No Kode siswa Percaya Religius Disipilin Rasa diri Komunikatif ingin tahu Demokratis Kreatif 1. E-1 MK MT BT BT MT BT BT 2. E-2 MB MT BT BT MT MT BT 3. E-3 MK MB MB MT MB MT MT 4. E-4 MB MT BT BT MT MT BT 5. E-5 MB MT BT BT MT BT BT 6. E-6 MB MT MT BT MT BT BT 7. E-7 MB MT BT BT MT BT BT 8. E-8 MK MB MT MT MB MT MT 9. E-9 MB MB MB BT MT BT BT 10. E-10 MB MB MB MT MB MT MT 11. E-11 MB MT MT BT BT MT BT 12. E-12 MB MB MT MT MT MT BT 13. E-13 MK MB MT MT MT MB MT 14. E-14 MK MB BT BT MT MT BT 15. E-15 MB MB MB MT MB MT MT 16. E-16 MB MT MB MT MT MT MT 17. E-17 MK MT BT BT MT BT BT 18. E-18 MK MT MT BT MT MT BT 19. E-19 MB MB MB MT MT MT MT 20. E-20 MK MT MT MT MB MT MT 21. E-21 MB MT BT BT MT BT BT 22. E-22 MK MK MB BT MT MT MT 23. E-23 MK MT MB BT MT MT MT 24. E-24 MB MB MK MB MK MB MB 25. E-25 MK MB MB MB MB MT MT 152 26. E-26 MB MT MT BT BT MT BT 27. E-27 MK MB MT MT MT BT MT 28. E-28 MK MT MT BT BT BT MT 29. E-29 MK MK MK MT MB MT MT 30. E-30 MB MT BT BT MT BT BT 31. E-31 MK MB MT MT BT MT MT 32. E-32 MB MT MB BT MT BT BT 33. E-33 MB MT MT BT BT MT BT Keterangan : BT : Belum Terlihat, peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator. MT : Mulai Terlihat, peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten. MB : Mulai Berkembang, peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang konsisten MK : Membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten. PENILAIAN KARAKTER POST-TES KELAS EKSPERIMEN Kriteria No Nama siswa 153 Percaya Religius Disipilin diri Rasa Komunikatif ingin tahu Demokratis Kreatif 1. K-1 MK MB MT MT MB MT MT 2. K-2 MB MB MT MT MB MT BT 3. K-3 MK MK MK MB MB MB MB 4. K-4 MK MB MT MT MB MT MT 5. K-5 MB MB MT MT MB MT MT 6. K-6 MK MK MB MT MB MT MB 7. K-7 MK MB MT MT MB MT MT 8. K-8 MK MK MK MB MK MK MB 9. K-9 MK MB MB MB MK MB MT 10. K-10 MK MK MB MB MK MB MB 11. K-11 MK MB MB MT MT MB MT 12. K-12 MB MB MB MT MT MB BT 13. K-13 MK MK MB MB MK MB MB 14. K-14 MK MB MT MT MB MT MT 15. K-15 MB MB MK MB MB MB MT 16. K-16 MK MB MB MT MB MB MT 17. K-17 MK MB MT MT MB MT BT 18. K-18 MK MT MB MT MT MB MT 19. K-19 MK MK MK MB MB MK MB 20. K-20 MK MB MB MB MK MB MB 21. K-21 MB MB MT MT MB MT MT 22. K-22 MK MK MK MB MK MK MK 23. K-23 MK MB MB MT MB MB MB 24. K-24 MK MB MK MB MK MK MB 25. K-25 MK MB MK MB MK MB MB 26. K-26 MB MB MB MT MT MB MT 27. K-27 MK MK MB MB MB MT MT 28. K-28 MK MB MB MT MT MT MB 154 29. K-29 MK MK MK MB MK MB MK 30. K-30 MB MB MT MT MB MT MT 31. K-31 MK MK MB MB MT MB MT 32. K-32 MK MB MK MT MB MT MT 33. K-33 MK MB MB MT MT MB MT Keterangan : BT : Belum Terlihat, peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator. MT : Mulai Terlihat, peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten. MB : Mulai Berkembang, peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang konsisten MK : Membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten. Lampiran 12 PEDOMAN PENILAIAN 155 No. 6. Aspek Penilaian Pengucapan Skor 90-100 (Makhroj) Kriteria Kategori Pengucapan kata/kalimat sangat Istimewa jelas, terang, mengandung keras, tidak kesalahan sama sekali. 80-89 Pengucapan kata/kalimat jelas Sangat baik (kesalahan tidak lebih dari 3x) 70-79 Pengucapan kata/kalimat cukup Baik jelas (kesalahan antara 3 sampai 6x) 60-69 Pengucapan kata/kalimat tidak Cukup jelas (kesalahan antara 6 sampai 8x) <60 Pengucapan kata/kalimat sangat Kurang tidak jelas (kesalahan antara 8 sampai 10x) 7. Susunan Kalimat 90-100 Penyusunan kalimat dalam Istimewa berbicara sangat runtut dan tidak ada kesalahan 80-89 Penyusunan kalimat dalam Sangat baik berbicara runtut (kesalahan tidak lebih dari 3x) 70-79 Penyusunan kalimat dalam Baik 156 berbicara cukup runtut (kesalahan antara 3 sampai 6x) 60-69 Penyusunan berbicara kalimat dalam Cukup kurang runtut (kesalahan antara 6 sampai 8x) <60 Penyusunan berbicara kalimat sangat dalam Kurang tidak runtut (kesalahan antara 8 sampai 10x) 8. Nada dan Irama 90-100 Berbicara dengan suara sangat Istimewa jelas, terang, keras, tidak ada kesalahan. 80-89 Berbicara dengan suara jelas, Sangat baik terang, keras, atau kejelasan suaranya. 70-79 Berbicara dengan suara cukup Baik jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. 60-69 Berbicara dengan suara kurang Cukup jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. <60 Berbicara dengan suara tidak Kurang jelas, terang, keras, atau kejelasan suaranya. 157 9. Kelancaran 90-100 Berbicara sangat lancar, siswa Istimewa siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sama sekali tidak mengalami hambatan) 80-89 Berbicara lancar, siswa siap dan Sangat baik langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (tidak mengalami hambatan) 70-79 Berbicara cukup lancar, siswa Baik siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sedikit tersendat-sendat) 60-69 Berbicara kurang lancar, siswa Cukup siap dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sering tersendat-sendat) <60 Berbicara tidak lancar, siswa siap Kurang dan langsung berbicara ketika tiba gilirannya berbicara (sering berhenti dan sangat terbata-bata) 10. Keberanian 90-100 Berbicara dengan sikap yang Istimewa sangat wajar dan sangat tidak 158 kaku 80-89 Berbicara dengan sikap yang Sangat baik wajar dan tidak kaku 70-79 Berbicara dengan sikap yang Baik cukup wajar dan lumayan tidak kaku 60-69 Berbicara dengan sikap yang Cukup kurang wajar dan sedikit kaku <60 Berbicara dengan sikap yang Kurang sangat tidak wajar dan sangat kaku Lampiran 13 PERHITUNGAN RELIABILITAS ASPEK PENILAIAN UJI INSTRUMEN Aspek Penilaian No. Kuadrat Skor total skor total 159 1 2 3 4 5 I-1 70 68 71 71 74 354 125316 I-2 73 70 75 74 76 368 135424 I-3 75 72 70 74 75 366 133956 I-4 75 70 74 75 77 371 137641 I-5 78 75 80 79 76 388 150544 I-6 69 66 71 70 72 348 121104 I-7 72 69 73 73 75 362 131044 I-8 70 67 72 70 73 352 123904 I-9 70 65 71 72 74 352 123904 I-10 68 66 70 69 72 345 119025 I-11 76 75 77 75 79 382 145924 I-12 71 67 74 73 75 360 129600 I-13 74 71 76 75 77 373 139129 I-14 75 73 75 76 75 374 139876 I-15 77 74 72 76 80 379 143641 I-16 71 69 73 72 74 359 128881 I-17 74 71 75 75 73 368 135424 I-18 72 70 73 70 75 360 129600 I-19 73 72 75 74 72 366 133956 I-20 75 71 73 74 76 369 136161 Jumlah 1458 1401 1470 1467 1500 7296 2664054 160 Jumlah 112590 107725 108164 98307 106434 2664054 kuadrat 0,929 Tabel 4.13 Interpretasi Nilai r Besarnya Nilai r Antara 0,800 sampai 1,00 Antara 0,600 sampai 0,800 Antara 0,400 sampai 0,600 Antara 0,200 sampai 0,400 Antara 0,00 sampai 0,200 Interpretasi sangat tinggi tinggi cukup rendah sangat rendah Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh diketahui bahwa pada taraf signifikansi atau = 0,444. Jika > > 0,929 dan dapat = 5 % dengan N = 20 diperoleh berarti instrumen dinyatakan reliabel, karena maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel dengan tingkat reliabilitas yang sangat tinggi, dan layak digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Lampiran 14 PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA PRETES DAN POSTES KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL 161 Cara menghitung uji normalitas menggunakan SPSS 16: Pengolaha data dengan SPSS 1) Panggil data yang akan diolah, jika belum siap dilayar monitor, dengan klik Open file dan pilih data yang dibutuhkan, jika sudah siap terus kelangkah berikut. Ambil menu Analyze(di baris atas), klik, ambil Explore, klik muncul kotak dialog, pindahkan variabel yang akan diuji ke kotak Dependent List dengan klik dan klik tanda panah di sebelah kanan. Jika variabel yang akan diuji terdiri dari variabel bebas dan tergantung, variabel bebas di klik pindah ke kotak Factor List. 2) Di bagian bawah ada tawaran untuk Display: dalam wujud apa tampilan yang diinginkan, yaitu apakah Statistics, Plots, atau keduanya (Both); misalnya kita ambil Both agar kita punya dua macam tampilan. 3) Ambil Statistics(di bawah), klik, pilih Descriptivesuntuk meminta olahan statistik deskriptif, sedang yang lain biarkan kosong karena untuk sementara tidak dibutuhkan, klik Continue. 4) Teruskan ambil Plots, klik, pilih Normality plots with test, yaitu untuk menampilkan gambar uji normalitas, sedamg yang lain sementara biarkan kosong, dan klik Continue. 5) Ambil Options, pilih Exclude cases listwise, yang lain biarkan kosong, dan klik Continue. 6) Klik oke, komputer akan bekerja dan hasilnya adalah sebagai berikut: Perhitungan Output: 1. DATA PRETES Tests of Normality 162 Kolmogorov-Smirnova Statistic Eksperimen Kontrol Df Shapiro-Wilk Sig. Statistic Df Sig. .156 33 .041 .945 33 .095 .090 33 .200* .967 33 .406 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. . Angka berwarna merah merupakan 2. DATA POSTES Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. Eksperimen .178 33 .009 .883 33 .002 Kontrol .123 33 .200* .956 33 .196 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Angka berwarna merah merupakan . Lampiran 15 PERHITUNGAN UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA PRE TEST PADA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL 163 Hipotesis: Ho : Ha : = Uji Hipotesis: F= Ho diterima apabila Dari data diperoleh: Sumber Variasi Eksperimen Kontrol Jumlah n 2463 33 74,64 20,392 2242 33 67,94 29,746 Varians Berdasarkan rumus di atas diperoleh: = 1,458 F= Pada = 5% N = 33 = 1,84 Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama. PERHITUNGAN UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA POST TEST PADA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Hipotesis: 164 Ho : Ha : = Uji Hipotesis: F= Ho diterima apabila Dari data diperoleh: Sumber Variasi Eksperimen Kontrol Jumlah n 2648 33 80,24 13,377 2301 33 69,72 24,377 Varians Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F= = 1,822 Pada = 5% N = 33 = 1,84 Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama. Lampiran 16 PERHITUNGAN UJI HIPOTESISMENGGUNAKAN RUMUS UJI t (t-test) Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 165 Subjek Pre-test Post-test Subjek Pre-test Post-test K-1 63 70 E-1 69 80 K-2 70 77 E-2 65 77 K-3 63 69 E-3 71 81 K-4 65 73 E-4 67 78 K-5 70 77 E-5 67 79 K-6 71 76 E-6 70 83 K-7 65 71 E-7 67 77 K-8 60 69 E-8 77 88 K-9 78 83 E-9 69 79 K-10 63 72 E-10 72 83 K-11 59 68 E-11 68 78 K-12 68 75 E-12 67 76 K-13 75 79 E-13 71 81 K-14 73 76 E-14 70 78 K-15 81 89 E-15 62 75 K-16 61 71 E-16 67 77 K-17 67 74 E-17 70 78 K-18 66 72 E-18 76 85 K-19 62 67 E-19 66 78 K-20 63 70 E-20 72 81 K-21 64 71 E-21 69 78 166 K-22 78 82 E-22 82 92 K-23 67 76 E-23 72 80 K-24 68 75 E-24 67 78 K-25 70 78 E-25 70 79 K-26 70 78 E-26 66 79 K-27 72 78 E-27 72 82 K-28 60 67 E-28 78 85 K-29 71 80 E-29 77 85 K-30 71 72 E-30 62 77 K-31 72 78 E-31 72 83 K-32 68 76 E-32 64 78 K-33 68 72 E-33 67 80 Jumlah 2242 2463 Jumlah 2301 2648 Kelas Varians Pre test Eksperimen 20,392 Pre test Kontrol 29,746 Post test Eksperimen 13,377 Post test Kontrol 24,377 Adapun pengujian perbedaan mean dihitung dengan rumus t-test sebagai berikut: 167 = = = = 3,860 = = 5,89 Dari hasil perhitungan menggunakan rumus t-test, diperoleh 5,89 sedangkan = untuk N = 33 dan derajat kebebasan dk = 33-1 = 32 adalah 1,697 dengan taraf signifikansi 5%. Karena berada pada daerah penolakan Ho, maka yang diterima adalah Ha, yaitu ada pengaruh model percakapan bebas terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas VIIIMTs Negeri Kendal,dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Lampiran 17 Foto Kegiatan Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 168 Foto Kegiatan Pretes Kelas Kontrol Foto Kegiatan Pretes Kelas Eksperimen Lampiran 18 Foto Kegiatan Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 169 Foto Kegiatan Postes Kelas Kontrol Foto Kegiatan Postes Kelas Eksperimen Lampiran 19 170 Lampiran 20 171 Lampiran 21 172 BIODATA PENELITI 173 Nama : Husnul Muasyaroh TTL : Brebes, 14 Desember 1992 Alamat : Jl. H. Ambari RT/RW 04/08 Luwungragi, Kec. Bulakamba, Kab. Brebes, Jawa Tengah 52253. No. Hp/ Email : 085742311379 / [email protected] Motto Hidup : sebaik-sebaik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lain. Riwayat Pendidikan : 1. TK Pertiwi Luwungragi Lulus 1998 2. MI Mansyaul Ulum Luwungragi Lulus 2004 3. MTs Negeri Model Brebes Lulus 2007 4. SMA Negeri 1 Larangan Brebes Lulus 2010 5. Universitas Negeri Semarang Lulus 2014