efektifitas penerapan model percakapan bebas pada mata

advertisement
EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PERCAKAPAN BEBAS
PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB
TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
KELAS VIII MTs NEGERI KENDAL
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Husnul Muasyaroh
NIM 2303410025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
ii
iii
PERNYATAAN
Dengan ini, saya:
Nama
: Husnul Muasyaroh
NIM
: 2303410025
Prodi
: Pendidikan Bahasa Arab
Jurusan
: Bahasa dan Sastra Asing
Fakultas
: Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Efektivitas Penerapan Model
Percakapan Bebas pada Mata Pelajaran Bahasa Arab terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas VIII MTs Negeri Kendal saya tulis dalam rangka
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ini benar-benar merupakan
karya sendiri. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan
dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan, baik yang langsung maupun
tidak langsung, telah disertai sumbernya dengan cara yang sebagaimana lazimnya
dalam penulisan karya ilmiah.
Dengan demikian, walaupun tim penguji dan pembimbing skripsi ini, membubuhkan
tanda tangan sebagai tanda keabsahannya, seluruh isi karya ilmiah ini, tetap menjadi
tanggung jawab saya sendiri. Jika kemudian ditemukan ketidakabsahan, saya
bersedia menerima konsekuensinya.
Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan seperlunya.
Semarang, April 2014
Husnul Muasyaroh
NIM 2303410025
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain (HR. Ahmad,
Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Ar-Ra‟du:11).
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Bapak dan Ibuku tercinta (Bapak Ahmad Fatawi dan Ibu Munikhah) yang
selalu memberikan kasih sayang dan do‟anya tiada henti.
2. Kakakku Nina nil nal muna yang selalu memberikan semangat dan dua
adikku tersayang (Muhammad Fadli Robbi dan Mujtaba Kafa Bih).
3. Keluarga besar PP. Durrotu Aswaja.
4. Teman-teman PBA dan OASE‟10.
5. Almamater tercinta prodi pendidikan bahasa Arab UNNES.
6. Semua pembaca skripsi ini.
v
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah rasa syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas
rahmat dan nikmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Efektivitas Penerapan Model Percakapan Bebas pada Mata Pelajaran Bahasa
Arab terhadap KeterampilanBerbicara Siswa Kelas
VIII MTs Negeri
Kendalsebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Skripsi ini dapat terselesaikan atas bimbingan dari semua pihak. Oleh
karena itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang yang senantiasa memberi izin.
2.
Dr. Zaim Elmubarok, M.Ag, Ketua Jurusan bahasa dan Sastra Asing Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang selalu memberi
kemudahan.
3.
Retno Purnama Irawati, S.S., M.A., Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Arab dan
dosen pembimbing I yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi,
masukan, koreksian, perhatian, wawasan dan pengalaman yang luar biasa
pada peneliti sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
4.
Muchlisin, Lc., M.Pd.I, yang telah memberikan dukungan, motivasi,
wawasan dan pengalaman pada peneliti sehingga skripsi ini bisa
terselesaikan.
5.
Darul Qutni, S.Pd.I.,M.S.I, dan Ahmad Miftahuddin, M.A., yang bersedia
menguji peneliti dengan memberikan masukan, koreksian, dan perhatian pada
skripsi ini sehingga lebih sempurna.
6.
Segenap dosen Prodi Pendidikan Bahasa Arab UNNES, yang telah
memberikan banyak ilmu, pengetahuan, serta pengalaman yang sangat
berharga dan takkan terlupakan selamanya.
7.
Drs. H. Asroni, M.Ag., selaku kepala MTs Negeri Kendal yang telah
membantu dan mengizinkan peneliti mengadakan penelitian, dansemua pihak
vii
MTs Negeri Kendal khususnya Bapak Fatchurrahman S.Ag., dan Bapak
Casmito, S.Pd., yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
8.
Abah kyai Masrokhan, Abah sekaligus guru beserta keluarga yang telah
memberikan banyak ilmu pengetahuandan pengalaman hidup serta telah
membimbing peneliti dengan tulus dan sabar.
9.
Teman-teman seperjuangan prodi pendidikan bahasa Arab angkatan 2010
yang sangat luar biasa dan telah memberikan semangat, bantuan, dan
perhatian selama kurang lebih empat tahun ini khususnya saudariku Arini dan
Zudha.
10. Teman- teman seperjuangan OASE PP. Durrrotu Aswaja yang tak hentihentinya memberikan semangat dan bantuannya.
11. Segenap kang dan mba santri PP. Durrrotu Aswaja yang selalu memberikan
banyak bantuan, dukungan dan do‟a serta telah menjadi keluarga baru di
pondok tercinta.
12. Teman-teman kamar Al-Adhim ceria yang senantiasa memberikan dukungan,
semangat dan telah membuat hari-hari peneliti lebih berwarna dan bermakna.
13. Segenap member aula putri yang selalu memberikan semangat dan do‟anya
serta yang telah menemani peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Segenap teman-teman PPL 2013 MTs Negeri Kendal yang selalu memberi
wacana baru dan kenangan terindah.
15. Seluruh teman-teman KKN 2013 Desa Bligorejo yang selalu memberi
pengetahuan, pengalaman dan kenangan terindah dalam kehidupan.
16. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi yang tidak mungkin
peneliti sebutkan satu persatu, terimakasih atas semuanya.
Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk melengkapi
penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, April 2014
Husnul Muasyaroh
viii
ABSTRAK
Muasyaroh, Husnul 2014. Efektivitas Penerapan Model Percakapan Bebas pada
Mata Pelajaran Bahasa Arab terhadap Keterampilan Berbicara Siswa
Kelas VIII MTs Negeri Kendal. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa
Arab, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Retno Purnama Irawati, S.S.,
M.A.
Kata kunci: Model Percakapan Bebas, Keterampilan Berbicara
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan. Kemampuan berbicara dalam kegiatan pembelajaranberbicara
bahasa Arab harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Akan tetapi dalam
kenyataannya, siswa masih banyak menemukan kesulitan dalam pembelajaran
berbicara bahasa Arab. Penyebab kesulitannya itu adalah masih sulitnya siswa dalam
menyampaikan suatu ujaran yang akan dikemukakan saat mempraktikkan materi
percakapan, dan kurangnya rasa keberanian siswa dan perasaan takut salah untuk
maju ke depan kelas mempraktikkan percakapan di hadapan teman-temannya. Oleh
karena itu perlu adanya alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan
keterampilan berbicara bahasa Arab pada siswa. Salah satunya adalah dengan
menggunakan model percakapan bebas yang telah dimodifikasi semenarik mungkin.
Masalah dalam penelitian ini yaitu apakah penerapan model percakapan
bebas efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VIII MTs
Negeri Kendal?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas penerapan
model percakapan bebas terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VIII MTs
Negeri Kendal.
Desain penelitian ini adalah eksperimen, dengan cara membandingkan hasil
kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan kelas kontrol yang tidak
diberikan perlakuan. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes. Teknik
pengumpulan data berupa tes. Teknik analisis data adalah uji validitas dan
reliabilitas, nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol, uji normalitas, uji
homogenitas dan uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan dari pretest ke posttest. Dari
data tes dapat diketahui peningkatan nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas
eksperimen dengan jumlah 33 siswa setiap kelasnya. Pada pretestkelas kontrol
mendapat nilai rata-rata 67,94 dan posttest mendapat nilai rata-rata 74,64. Pada
pretestkelas eksperimen mendapat nilai rata-rata 69,72 dan posttest mendapat nilai
rata-rata 80,24. Kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hipotesis yang
diterima adalah hipotesis kerja yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model percakapan bebas efektif terhadap keterampilan berbicara
bahasa Arab siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal.
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................ ........................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 8
2.2 Landasan Teori .......................................................................................... 13
2.2.1 Bahasa Arab ............................................................................................ 14
2.2.2 Keterampilan Berbahasa ......................................................................... 14
2.2.3 Keterampilan Berbicara .......................................................................... 15
xi
2.2.3.1 Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara .................................... 17
2.2.3.2 Teknik-teknik Pembelajaran Keterampilan Berbicara ......................... 18
2.2.3.3 Tahap-tahap Latihan Berbicara ............................................................ 18
2.2.4 Masalah Pembetulan dan Sistematika Penilaian .................................... 27
2.2.5 Kompetensi Berbicara Kelas VIII MTs N Kendal ................................. 29
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................ 31
3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................... 33
3.3 Hipotesis ..................................................................................................... 34
3.4 Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian ...................................................... 36
3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 37
3.6 Instrumen Penelitian................................................................................... 38
3.7 Uji Instrumen ............................................................................................. 44
3.7.1 Validitas .................................................................................................. 44
3.7.2 Reliabilitas............................................................................................... 45
3.8 Teknik Analisis Data .................................................................................. 45
3.8.1 Mencari Rata- Rata ................................................................................. 46
3.8.2 Uji Normalitas ......................................................................................... 46
3.8.3 Uji Kesamaan Dua Varians ..................................................................... 48
3.8.4 Uji t atau Uji Perbedaan Rata-rata .......................................................... 49
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian........................................................................................... 51
4.1.1 Uji Instrumen .......................................................................................... 51
4.1.1.1 Validitas ............................................................................................... 53
4.1.1.2 Reliabilitas............................................................................................ 64
4.1.2 Tabulasi Data Hasil Tes .......................................................................... 66
4.1.2.1 Tabulasi data hasil tes awal (pretest) pada kelas kontrol ..................... 67
4.1.2.2 Tabulasi data hasil tes akhir (posttest) pada kelas kontrol ................... 70
4.1.2.3 Tabulasi data hasil tes awal (pretest) pada kelas eksperimen .............. 74
xii
4.1.2.4 Tabulasi data hasil tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen ............ 77
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 81
4.2.1 Nilai Rata-rata ......................................................................................... 81
4.2.1.1 Nilai rata-rata kelas kontrol ................................................................. 81
4.2.1.2 Nilai rata-rata kelas eksperimen .......................................................... 83
4.2.2 Uji Normalitas ......................................................................................... 85
4.2.3 Uji Kesamaan Dua Varians ..................................................................... 86
4.2.4 Uji Hipotesis............................................................................................ 87
4.3 Analisis Hasil Tes Berbicara Bahasa Arab ................................................ 90
4.3.1 Pengucapan (makhroj) ............................................................................ 90
4.3.2 Susunan Kalimat ..................................................................................... 91
4.3.3 Nada dan Irama ....................................................................................... 91
4.3.4 Kelancaran .............................................................................................. 92
4.3.5 Keberanian ............................................................................................. 92
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................................... 93
5.2 Saran........................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 95
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 98
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ............................. 12
Tabel 2.2 SK dan KD ....................................................................................... 30
Tabel 3.1 Pedoman Penilaian ........................................................................... 40
Tabel 4.1 Skor Nilai Instrumen ........................................................................ 52
Tabel 4.2 Validitas Pengucapan (Makhroj) ..................................................... 53
Tabel 4.3 Interpretasi Nilai r ............................................................................ 55
Tabel 4.4 Validitas Susunan Kalimat ............................................................... 55
Tabel 4.5 Interpretasi Nilai r ............................................................................ 57
Tabel 4.6 Validitas Nada dan Irama ................................................................. 57
Tabel 4.7 Interpretasi Nilai r ............................................................................ 59
Tabel 4.8 Validitas Kelancaran ........................................................................ 59
Tabel 4.9 Interpretasi Nilai r ............................................................................ 61
Tabel 4.10 Validitas Keberanian ...................................................................... 61
Tabel 4.11 Interpretasi Nilai r .......................................................................... 63
Tabel 4.12 Analisis Aspek Instrumen .............................................................. 64
Tabel 4.13 Interpretasi Nilai r .......................................................................... 66
Tabel 4.14 Nilai Pre-test Kelas Kontrol .......................................................... 67
Tabel 4.15 Presentase Hasil Penelitian Pre-test Kelas Kontrol ....................... 69
Tabel 4.16 Nilai Post-test Kelas Kontrol ......................................................... 70
xiv
Tabel 4.17 Presentase Hasil Penelitian Post-test Kelas Kontrol ...................... 72
Tabel 4.18 Nilai Pre-test Kelas Eksperimen .................................................... 74
Tabel 4.19 Presentase Hasil Penelitian Pre-test Kelas Eksperimen ................ 76
Tabel 4.20 Nilai Post-test Kelas Eksperimen .................................................. 77
Tabel 4.21 Presentase Hasil Penelitian Post-test Kelas Eksperimen ............... 79
Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 86
Tabel 4.23 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians .................................................. 87
xv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram
Diagram 4.1 Presentase Nilai Pre-test Kelas Kontrol ...................................... 69
Diagram 4.2 Presentase Nilai Post-test Kelas Kontrol .................................... 73
Diagram 4.3 Presentase Nilai Pre-test Kelas Eksperimen ............................... 76
Diagram 4.4 Presentase Nilai Post-test Kelas Eksperimen.............................. 80
Diagram 4.5 Garis Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol ................................. 82
Diagram 4.6 Garis Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen .......................... 84
Diagram 4.7 Rata-rata antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............... 84
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ................................................................... 98
Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ............................................................ 99
Daftar Nama Uji Instrumen .............................................................................. 100
Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol ............................................................. 101
Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ....................................................... 102
Silabus .............................................................................................................. 103
RPP Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......................... 109
Materi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen................................................... 145
Instrumen Penelitian......................................................................................... 147
Penilaian Budaya dan Karakter Pretes dan Postes Kelas Kontrol.................... 148
Penilaian Budaya dan Karakter Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ............. 152
Pedoman Penilaian ........................................................................................... 156
PerhitunganReliabilitas Aspek Penilaian Uji Instrumen .................................. 160
Perhitungan uji normalitas ............................................................................... 162
Perhitungan uji kesamaan dua varians ............................................................. 164
Perhitungan uji hipotesis menggunakan rumus uji t (t-test)............................. 166
Foto Kegiatan Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............................ 169
Foto Kegiatan Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .......................... 170
Surat Pengangkatan Dosbing ........................................................................... 171
Surat Izin Penelitian ......................................................................................... 172
Surat Keterangan Penelitian ............................................................................. 173
Biodata Peneliti ................................................................................................ 174
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia
dalam kehidupan bahasa setelah mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi bahasa
yang didengarnya itulah kemudian manusia belajar mengucapkan dan akhirnya
mampu untuk berbicara. Untuk dapat berbicara dalam suatu bahasa secara baik,
pembicara harus menguasai lafal, struktur, dan kosakata yang bersangkutan.
Disamping itu, diperlukan juga penguasaan masalah dan atau gagasan yang akan
disampaikan, serta kemampuan memahami bahasa lawan bicara (Nurgiyantoro
2001:276).
Kegiatan berbicara memerlukan penguasaan lambang bunyi baik untuk
keperluan menyampaikan maupun menerima gagasan. Lambang yang berupa
tanda-tanda visual seperti yang dibutuhkan dalam kegiatan membaca dan menulis
tidak diperlukan. Itulah sebabnya orang yang buta huruf pun dapat melakukan
aktivitas berbicara secara baik, misalnya para penutur asli. Penutur yang demikian
mungkin tidak menyadari kompetensi kebahasaannya, tidak “mengerti” sistem
bahasanya sendiri. Kenyataan itu sekali lagi membuktikan bahwa penguasaan
bahasa lisan lebih fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
kemampuan berbicara seharusnya mendapat perhatian yang cukup dalam
pembelajaran bahasa dan tes kemampuan berbahasa (Nurgiyantoro 2001:276).
1
2
Keterampilan
berbicara
(kemahiran
berbicara)
pada
hakikatnya
merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk
menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan dan keinginan kepada orang lain.
Kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang
memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi,
tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh
kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, dan bertanggungjawab
dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu, rendah diri,
ketegangan, berat lidah dan lain-lain (Iskandarwassid2011:241).
Kemahiranberbicara
juga
merupakansalahsatujenis
kemampuan
berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern. Berbicara
merupakan sarana utama untuk membinasaling pengertian, komunikasi timbal
balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Kegiatan berbicara di
dalam kelas bahas amempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara
pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian latihan
berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh (1) kemampuan mendengarkan, (2)
kemampuan mengucapkan, dan (3) penguasaan (relatif) kosa kata dan ungkapan
yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud, gagasan atau
fikirannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan, bahwa latihan berbicara ini
merupakan kelanjutan dari latihan menyimak yang di dalam kegiatannya juga
terdapat latihan mengucapkan (Efendy2009:139).
Kegiatan berbicara ini sebenarnya merupakan kegiatan yang menarik dan
„ramai‟ dalam kelas bahasa. Akan tetapi seringkali terjadi sebaliknya. Kegiatan
3
berbicara menjadi tidak menarik, tidak merangsang partisipasi siswa, suasana
menjadi kaku dan akhirnya macet. Ini terjadi mungkin karena penguasaan kosa
kata dan pola kalimat oleh siswa masih sangat terbatas. Namun demikian, kunci
keberhasilan kegiatan tersebut sebenarnya ada pada guru. Apabila guru dapat
secara tepat memilih topik pembicaraan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa,
dan memiliki kreativitas dalam mengembangkan model-model pengajaran
berbicara yang banyak sekali variasinya, tentu kemacetan tidak akan terjadi
(Efendy2009:140)
Menurut aliran komunikatif dan pragmatik, keterampilan berbicara dan
keterampilan menyimak berhubungan secara kuat. Interaksi lisan ditandai oleh
rutinitas informasi. Ciri
lain adalah diperlukannya
seorang pembicara
mengasosiasikan makna, mengatur interaksi, siapa harus mengatakan apa, kepada
siapa, kapan, dan tentang apa. Keterampilan berbicara mensyaratkan adanya
pemahaman minimal dari pembicara dalam membentuk sebuah kalimat. Sebuah
kalimat, betapapun kecilnya, memiliki struktur dasar yang saling bertemali
sehingga mampu menyajikan sebuah makna (Iskandarwassid 2011:239).
Seperti
halnya
keterampilan
menyimak,
keterampilan
berbicara
menduduki tempat utama dalam memberi dan menerima informasi serta
memajukan hidup dalam peradaban dunia modern. Kemampuan individual untuk
mengekspresikan
gagasan
sedemikian
rupa,
sehingga
orang
lain
mau
mendengarkan dan memahami, telah menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan
masyarakat dan individual. Evaluasi keterampilan berbicara dilakukan secara
berbeda pada setiap jenjangnya. Misalnya pada tingkat Sekolah Dasar,
4
kemampuan menceritakan, berpidato, dan lain-lain dapat dijadikan sebagai bentuk
evaluasi. Seseorang dianggap memiliki kemampuan berbicara selama ia mampu
berkomunikasi dengan lawan bicaranya. Strategi pembelajaran berbicara merujuk
pada prinsip stimulus respons. Selama kedua variabel ini dikuasai oleh pembicara,
maka ia dapat dikategorikan memiliki kemampuan berbicara. Perkembangan
strategi pembelajaran berbicara masih mempertahankan pola stimulus-respons
meskipun dengan modifikasi model yang variatif (Iskandarwassid 2011:240).
Secara umum keterampilan berbicara bertujuan agar para pelajar mampu
berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari.
Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain
dalam cara yang secara sosial dapat diterima. Namun tentu saja untuk mencapai
tahap kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-aktivitas latihan memadai
yang mendukung (Hermawan 2011:136).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti saat PPL di kelas
VIII MTs Negeri Kendal, masalah yang sering dijumpai dalam pembelajaran
berbicara bahasa Arab terutama dalam materi percakapan siswa yaitu masih
sulitnya siswa dalam menyampaikan suatu ujaran yang akan dikemukakan saat
mempraktikkan materi percakapan tersebut. Kebanyakan dari para siswa yang
akan mempraktikkan suatu percakapan masih banyak yang menggunakan cara
menghafal, sedangkan menghafal kosa kata dan kalimat dalam bahasa Arab
sendiri bagi siswa dirasa sulit. Apalagi untuk para siswa MTs yang dalam
kesehariannya sering menggunakan bahasa ibu dan juga menggunakan bahasa
Indonesia, sehingga dalam menyampaikan suatu ujaran dalam bahasa Arab terasa
5
begitu sulit, ditambah lagi dengan pelajaran bahasa Arab yang dianggap bahasa
yang sulit untuk dipelajari dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain.
Masalah lain yang sering dijumpai siswa dalam pembelajaran berbicara
bahasa Arab yaitu kurangnya rasa keberanian siswa dan perasaan takut salah
untuk maju ke depan kelas mempraktikkan percakapan di hadapan temantemannya, sehingga rasa keberanian yang seharusnya ada pada siswa dirasa masih
sangat kurang dan bahkan belum terlihat. Untuk itu, guru sudah seharusnya
memberikan motivasi kepada siswa-siswinya agar mempunyai keberanian dalam
berbicara bahasa Arab terutama dalam materi percakapan, dan mempunyai
perasaan tidak takut salah dalam menyampaikan suatu ujaran. Dengan demikian,
proses latihan berbicara bahasa Arab siswa saat kegiatan pembelajaran di kelas
akan dapat berjalan dengan baik tanpa ada kendala apapun.
Melalui model percakapan bebas yang akan diterapkan pada siswa kelas
VIII MTs Negeri Kendal diharapkan dapat membantu proses pembelajaran di
kelas tersebut khususnya untuk mata pelajaran bahasa Arab dalam materi
percakapan siswa untuk keterampilan berbicara. Guru sebagai pengajar dalam hal
ini tidak hanya memberikan materi pelajaran saja, tetapi juga memberikan arahan
dan penerapan bagaimana cara mempraktikkan suatu percakapan dengan baik
kepada siswanya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat judul : “Efektifitas Penerapan Model Percakapan Bebas Pada
Mata Pelajaran Bahasa
Arab Terhadap Keterampilan Berbicara Siswa
KelasVIII MTs Negeri Kendal”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah pada penelitian ini
adalahapakah model percakapan bebas pada mata pelajaran bahasa Arab efektif
untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VIII MTs Negeri
Kendal?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
penerapan model percakapan bebas pada mata pelajaran bahasa Arab terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti untuk
lebih memperkenalkan dan membantu jalannya pembelajaran bahasa Arab melalui
model percakapan bahasa Arab yang berupa:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di
bidang pendidikan pada umumnya dan pengembangan metode, media dan juga
model pembelajaran bahasa Arab terutama untuk keterampilan berbicara serta
dapat dipakai sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini diantaranya adalah:
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Melatih keterampilan berbicara siswa dalam mempraktikkan percakapan
dalam proses pembelajaran berlangsung.
7
b. Meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran khusunya
pembelajaran bahasa Arab.
c. Meningkatkan hasil belajar bahasa Arab siswa.
2. Manfaat Bagi Guru
a. Memberikan informasi dan wacana tentang model percakapan bebas.
b. Sebagai alternatif bagi guru dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa
Arab.
3. Manfaat bagi Sekolah
a. Sekolah dapat menerapkan model pembelajaran untuk mata pelajaran
bahasa Arab khususnya dan untuk semua mata pelajaran umumnya.
b. Dapat memberikan kontribusi untuk sekolah dalam bidang model
pembelajaran dimanfaatkan sebagai inovasi baru yang dibutuhkan untuk
mendukung pencapaian tujuan dari suatu pembelajaran tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka dan
landasan teori, sedangkan untuk penjelasan lebih rincinya akan dijelaskan di
dalam subbabnya masing-masing. Dalam tinjauan pustaka ini akan dijelaskan
berbagai macam penelitian tentang keterampilan berbicara yang sebelumnya
sudah ada yang mengadakan penelitian. Peneliti akan menjelaskan relevansi dan
perbedaan penelitian-penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan
peneliti. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai tinjauan pustaka adalah sebagai
berikut:
2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang keterampilan berbicara sebelumnya telah ada yang
mengadakan penelitian tetapi masih perlu dikaji kembali untuk meneliti
keterampilan berbicara siswa didalam kelas.Berbagai metode dan teknik untuk
meningkatkan keterampilan berbicara sudah diterapkan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya agar sesuai dengan tujuan pembelajaran dan siswa menjadi lebih aktif
dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Penelitian tentang efektivitas model
percakapan bebas bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan keterampilan
berbicara yang dimodifikasi dengan semenarik mungkin agar proses kegiatan
pembelajaran
di
dalam
kelas
berlangsung
menyenangkan
dan
membosankan, dan juga belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
8
tidak
9
Penelitian tentangketerampilan berbicara sudah pernah diteliti oleh
peneliti sebelumnya yaitu Rohmat Teguh Nugroho (2011), Eko Herry Utomo
(2013), dan Zaenal Muttaqin (2013).
Rohmat Teguh (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Peer Tutoring untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Mata Kuliah Tadrib Muhadatsah
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Semarang Tahun
Ajaran 2010/2011”, menemukan kendala pada mahasiswa yang mengambil mata
kuliah tadrib muhadatsah yaitu kurangnya kemampuan mahasiswa dalam
berbicara tampak pada mahasiswa yang takut, grogi, dan belum lancar ketika
berbicara secara langsung kepada dosen. Hal itu karena didasari pengetahuan
mahasiswa tentang bahasa Arab masih kurang, penguasaan kosa kata yang
kurang, keterampilan berbicara sebagian mahasiswa kurang, dan belum terbiasa
berbicara bahasa Arab. Selain itu pengampu mengajar keterampilan berbicara
dengan metode ceramah, sehingga terkesan membosankan dan kurang
menyenangkan. Dari hasil penelitiannya mengalami signifikan, peningkatannya
sebesar 10,44 dengan prosentase peningkatan sebesar 17,07%. Nilai rata-rata
siklus I sebesar 61,15. Sedang nilai rata-rata siklus II sebesar 71,59.
Relevansi penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian Rohmat
Teguh adalah terletak pada peningkatan keterampilan berbicara yang ingin dicapai
peneliti. Perbedaan terletak pada (1) teknik dan model pembelajaran yang
digunakan. Penelitian Rohmat Teguh menggunakan model pembelajaran
cooperative learning tipe peer tutoring, sedangkan peneliti menggunakan model
10
percakapan bebas. (2) Metode penelitian yang digunakan. Penelitian Rohmat
Teguh menggunakan metode penelitian tindakan kelas, sedangkan peneliti
menggunakan metode penelitian eksperimen.
Eko Herry Utomo (2013) juga mengadakan penelitiannya yang berjudul
“Pemanfaatan Media Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Macromedia Flash 8
Untuk Meningkatkan Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas X MAN Purwodadi
Grobogan”. Eko dalam penelitiannya mengalami kendala yang dialami siswa
yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap materi berbicara terkait dengan
sistem pembelajaran bahasa Arab pada kelas X belum menggunakan strategistrategi dan media pembelajaran yang efektif dan menarik. Dari hasil
penelitiannya menunjukkan peningkatan dari pre-test ke post-test. Pada pre-test
kelas kontrol mendapat nilai rata-rata 66,79 dan post-test mendapat nilai rata-rata
76,42. Pada pre-test kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata 68.66 dan post-test
mendapat nilai rata-rata 84,74.
Relevansi penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian Eko Herry
Utomo adalah terletak pada (1) peningkatan keterampilan berbicara yang ingin
dicapai peneliti. (2) Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
eksperimen. Perbedaan terletak pada (1) media dan model pembelajaran yang
digunakan. Penelitian Eko Herry Utomo menggunakan media berbasis
macromedia flash 8, sedangkan peneliti menggunakan model percakapan bebas.
(2) Subjek penelitian yang digunakan. Subjek penelitian Eko Herry Utomo adalah
siswa kelas X MAN Purwodadi, sedangkan subjek penelitian peneliti adalah siswa
kelas VIII MTs Negeri Kendal.
11
Penelitian
Zaenal
Muttaqin
(2013)
yang
berjudul
“Pengaruh
Muhadhoroh Terhadap Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas IX
SMP Daar El-Qolam Tangerang Banten Tahun 2012/2013”, menunjukkan bahwa
siswa mengalami kendala karena sebagian siswa ada yang merasa kesulitan dalam
menyerap, memahami dan menguasai bahasa Arab yang telah diajarkan oleh
gurunya, sehingga sebagian dari mereka menggunakan bahasa Arab hanya untuk
mentaati kurikulum saja. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
muhadhoroh terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas IX SMP
Daar El-Qolam yang besar dan positif. Nilai perhitungan korelasi dan regresi yang
lebih besar dari nilai r tabel. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh
muhadhoroh terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas IX SMP
Daar El-Qalam sebesar 66,0%.
Relevansi penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian Zaenal
Muttaqin adalah terletak pada peningkatan keterampilan berbicara yang ingin
dicapai peneliti. Perbedaan terletak pada (1) metode dan model pembelajaran yang
digunakan. Penelitian Zaenal Muttaqin menggunakan metode muhadhoroh,
sedangkan peneliti menggunakan model percakapan bebas. (2) Metode penelitian
yang digunakan. Penelitian Zaenal Muttaqin menggunakan metode penelitian
eksperimen korelasi, sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian
eksperimen.
Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
sudah banyak penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
berbicara dengan menggunakan pendekatan, metode, dan teknik yang berbeda-
12
beda. Namun peneliti memfokuskan penelitian dengan menggunakan model
percakapan bebassebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara
bahasa Arab.
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
No.
1.
Nama
Rohmat
Teguh
Judul Skripsi
Penerapan Model
Pembelajaran Cooperative
Persamaan
Peningkatan
keterampilan
Learning Tipe Peer Tutoring
Nugroho
untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara pada
Mata Kuliah Tadrib
Perbedaan
Model penelitian yang
dimanfaatkan dalam
penelitian ini adalah
berbicara yang
ingin dicapai
peneliti.
model percakapan
bebas. Adapun Rohmat
Teguh Nugroho adalah
Muhadatsah Program Studi
model pembelajaran
Pendidikan Bahasa Arab
cooperative learning
Universitas Negeri Semarang
tipe peer tutoring.
Tahun Ajaran 2010/2011
2.
Eko
Pemanfaatan Media
Herry
Pembelajaran Bahasa Arab
Utomo
Berbasis Macromedia Flash 8
Untuk Meningkatkan Berbicara
Bahasa Arab Siswa Kelas X
MAN Purwodadi Grobogan
1) Peningkatan
Model penelitian yang
keterampilan
dimanfaatkan dalam
berbicara yang
penelitian ini adalah
ingin dicapai
model percakapan
peneliti.
bebas. Adapun Eko
2) Metode
Herry Utomo adalah
penelitian yang
media pembelajaran
digunakan
bahasa Arab berbasis
adalah metode
macromedia flash 8.
penelitian
eksperimen.
13
3.
Zaenal
Pengaruh Muhadhoroh
Muttaqin
Terhadap Keterampilan
Peningkatan
keterampilan
Model penelitian yang
dimanfaatkan dalam
berbicara yang
Berbicara Bahasa Arab Siswa
Kelas IX SMP Daar El-Qolam
ingin dicapai
peneliti
penelitian ini adalah
model percakapan
Tangerang Banten Tahun
bebas. Adapun Zaenal
2012/2013
Muttaqin adalah metode
muhadhoroh
Berpijak dari penelitian sebelum-sebelumnya, serta adanya keinginan
peneliti untuk memberikan sumbangsih alternatif pembelajaran berbicara bahasa
Arab pada siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal khususnya dalam keterampilan
berbicara bahasa Arab, maka peneliti melakukan penelitian ini dengan judul
Efektifitas Penerapan Model Percakapan Bebas pada Mata Pelajaran Bahasa Arab
terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri
Kendal.
2.2 Landasan Teori
Pada landasan teori ini peneliti akan membahas tentang pengertian
keterampilan berbicara, tujuan dan teknik-teknik keterampilan berbicara, latihanlatihan berbicara, sistematika dan kriteria penilaian dalam keterampilan berbicara,
dan kompetensi berbicara.
14
2.2.1 Bahasa Arab
Bahasa Arab merupakan bahasa al-Qur‟an, bahasa komunikasi dan
informasi umat islam. Bahasa Arab juga merupakan kunci untuk mempelajari
ilmu-ilmu lain. Dikatakan demikian, karena buku-buku berbagai macam ilmu
pengetahuan pada zaman dahulu banyak ditulis dengan menggunakan bahasa
Arab. Jadi, jika ingin menguasai ilmu dalam buku-buku tersebut, terlebih dahulu
harus belajar bahasa Arab. (Shofwan 2007:9).
Bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki kesatuan utuh dan kuat,
karena tuturan, pikiran, dan perbuatan saling melengkapi dalam kehidupan orang
Arab. Tuturan orang Arab adalah pikirannya dan pikirannya merupakan awal dari
tindakan (Hermawan 2011:71). Berdasarkan pendapat di atas, bahasa Arab
merupakan bahasa yang dipergunakan orang Arab dalam menyampaikan maksud
dan tujuan yang ingin disampaikan.
2.2.2 Keterampilan Berbahasa
Bahasa Arab sebagaimana bahasa-bahasa yang lain memiliki empat
keterampilan bahasa (
) atau yang dikenal pula dengan
(seni-
seni bahasa). Dengan menggunakan kata maharah, dapat dipahami bahwa aspek
yang paling mendasar dari bahasa itu adalah alat komunikasi, dan keterampilan
adalah bagian yang paling mendasar dari ketika menggunakan bahasa (Makruf
2009:18). Keempat maharah itu adalah
mendengar),
/ listening (keterampilan
/ speaking (keterampilan berbicara)
/
15
reading (keterampilan membaca), dan
/ writing (keterampilan
menulis).
2.2.3 Keterampilan Berbicara
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan. Berbicara juga merupakan suatu bentuk perilaku manusia
yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan
linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat
manusia yang paling penting bagi kontrol manusia (Tarigan 2008:16).
Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada
kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada
masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berbicara sudah
barang tentu berhubungan erat dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh
oleh sang anak, melalui kegiatan menyimak dan membaca (Tarigan 2008:3).
Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan
mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak,
kebutuhan perasaan dan keinginan kepada orang lain. Kelengkapan alat ucap
seseorang merupakan persyaratan alamiah yang memungkinkannya untuk
memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi, tekanan, nada, kesenyapan
dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan diri untuk
berbicara
secara
wajar,
jujur,
benar,
dan
bertanggungjawab
dengan
menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu, rendah diri, ketegangan,
berat lidah dan lain-lain (Iskandarwassid 2011:241).
16
Menurut
Hermawan
(2011:135)
keterampilan
berbicara
adalah
kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang
mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan atau perasaan kepada
mitra bicara. Berbicara dalam makna yang lebih luas merupakan suatu sistem
tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot
dan jaringan otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka
memenuhi kebutuhannya. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang
yang mekanistis. Semakin banyak berlatih, semakin dikuasai dan terampil
seseorang dalam berbicara (Slamet 2008:35).
Kamal bin Ibrahim Badri mendefinisikan keterampilan berbicara sebagai
berikut:
“Keterampilan berbicara adalah keterampilan yang menuntut siswa
memproduksi bunyi-bunyi tertentu dan bentuk-bentuk gramatikal serta
memperhatikan urutan kata dan kalimat sehingga dapat membantu siswa
mengungkapkan sesuatu sesuai dengan pembicaraan”.
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
keterampilan berbicara itu merupakan kemampuan seseorang mengungkapkan ide
atau gagasan dan perasaan (pesan) secara lisan kepada seseorang atau kelompok
lain baik berhadapan secara langsung maupun tidak langsung.
2.2.3.1 Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara
17
Secara umum keterampilan berbicara bertujuan agar siswa mampu
berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari.
Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain
dalam cara yang secara sosial dapat diterima. Namun tentu saja untuk mencapai
tahap kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-aktivitas latihan memadai
yang mendukung (Hermawan 2011:136).
Untuk tingkat pemula, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara
bahwa siswa dapat (1) melafalkan bunyi-bunyi bahasa, (2) menyampaikan
informasi, (3) menyatakan setuju atau tidak setuju, (4) menjelaskan identitas diri,
(5) menceritakan kembali hasil simakan atau bacaan, (6) menyatakan ungkapan
rasa hormat, (7) bermain peran.
Untuk tingkat menengah, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara
bahwa siswa dapat (1) menyampaikan informasi, (2) berpartisipasi dalam
percakapan, (3) menjelaskan identitas diri, (4) menceritakan kembali hasil
simakan atau bacaan, (5) melakukan wawancara, (6) bermain peran, dan (7)
menyampaikan gagasan dalam diskusi atau pidato.
Untuk tingkat yang paling tinggi, yaitu tingkat lanjut, tujuan
pembelajaran keterampilan berbicara bahwa siswa dapat (1) menyampaikan
informasi, (2) berpartisipasi dalam percakapan, (3) menjelaskan identitas diri, (4)
menceritakan kembali hasil simakan atau hasil bacaan, (5) berpartisipasi dalam
wawancara, (6) bermain peran, dan (7) menyampaikan gagasan dalam diskusi,
pidato, atau debat (Iskandarwassid 2011:286).
2.2.3.2 Teknik-teknik Pembelajaran Keterampilan Berbicara
18
Untuk tingkat pemula,teknik-teknikpembelajaran keterampilan berbicara
yang dapat digunakan adalah (1) ulang ucap, (2) lihat ucap, (3) permainan kartu
kata, (4) wawancara, (5) permainan memori, (6) reka cerita gambar, (7) biografi,
(8) manajemen kelas, (9) permaianan telepon, dan (10) permainan alfabet.
Untuk
tingkat
menengah,teknik-teknikpembelajaran
keterampilan
berbicara yang dapat digunakan adalah (1) dramatisasi, (2) elaborasi, (3) reka
cerita gambar, (4) biografi, (5) permainan memori, (6) wawancara, (7) permainan
kartu kata, (8) diskusi, (9) permaianan telepon, (10) percakapan satu pihak, (11)
pidato pendek, (12) parafrase, (13) melanjutkan cerita, dan (14) permainan
alfabet.
Untuk tingkat yang paling tinggi yaitu tingkat lanjut, teknikteknikpembelajaran keterampilan berbicara yang dapat digunakan adalah (1)
dramatisasi, (2) elaborasi, (3) reka cerita gambar, (4) biografi, (5) permainan
memori, (6) diskusi, (7) wawancara, (8) pidato, (9) melanjutkan cerita, (10) Talk
show, (11) parafrase, dan (12) debat (Iskandarwassid 2011:286).
2.2.3.3 Tahap-tahap Latihan Berbicara
Pada tahap-tahap permulaan, latihan berbicara dapat dikatakan serupa
dengan latihan menyimak. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, dalam
latihan menyimak ada tahap mendengarkan dan menirukan.Latihan mendengarkan
dan menirukan ini merupakan gabungan antara latihan dasar untuk kemahiran
menyimak dan kemahiran berbicara.
19
Namun harus disadari bahwa tujuan akhir dari keduanya berbeda. Tujuan
akhir latihan menyimak adalah kemampuan memahami apa yang disimak.
Sedangkan tujuan akhir latihan pengucapan adalah kemampuan ekspresi (ta’bir),
yaitu mengemukakan ide/pikiran/pesan kepada orang lain. Keduanya merupakan
syarat mutlak bagi sebuah komunikasi lisan yang efektif secara timbal balik
(Efendy2009:140-141).
Berikut ini menurut Efendy diberikan beberapa model latihan berbicara.
Urutan nomor menunjukkan gradasi/tingkat kesukaran walaupun tidak mutlak.
1) Latihan Asosiasi dan Identifikasi
Latihan ini terutama dimaksudkan untuk melatih spontanitas siswa dan
kecepatannya dalam mengidentifikasikan dan mengasosiasikan makna ujaran
yang didengarnya. Bentuk latihannya adalah:
a. Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang ada hubungannya
dengan kata tersebut.
b. Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang tidak ada
hubungannya dengan kata tersebut.
c. Guru menyebut satu kata benda (isim), siswa menyebut kata sifat yang sesuai.
d. Guru menyebut satu kata kerja (fi’il), siswa menyebut pelaku (fa’il)nya yang
cocok.
e. Guru menyebut satu kata kerja (fi’il), siswa 1 menyebutkan (fa’il)nya yang
cocok, siswa 2 melengkapinya dengan sebuah frasa dan siswa 3 mengucapkan
kalimat yang disusun bersama itu selengkapnya.
20
f. Guru menulis di papan tulis beberapa kategori/jenis benda, siswa diminta
mengingatnya. Beberapa saat kemudian tulisan dihapus. Kemudian guru
menyebut satu kata benda dan siswa menyebutkan jenis benda tersebut.
g. Guru atau salah seorang siswa menulis satu kata (secara rahasia), kemudian
siswa satu persatu mengajukan pertanyaan untuk dapat menebak kata yang
ditulis. Dalam permainan ini kelas dapat dibagi 2 kelompok. Kelompok yang
lebih cepat menebak mendapatkan nilai lebih baik.
2) Latihan Pola Kalimat (Pattern Practice)
Pada pembahasan mengenai teknik pengajaran qawa’id atau struktur telah
diuraikan berbagai macam model latihan, yang secara garis besar dapat dibedakan
menjadi tiga jenis (a) latihan mekanis, (b) latihan bermakna, dan (c) latihan
komunikatif.
Semua atau sebagian jenis latihan ini ketika dipraktikkan secara lisan juga
merupakan bentuk permulaan dari latihan percakapan. Porsi latihan-latihan
mekanis harus dibatasi agar siswa dapat segera dibawa ke latihan-latihan semikomunikatif dan latihan-latihan komunikatif yang sebenarnya. Dalam pendekatan
komunikatif murni, latihan-latihan mekanis ini tidak digunakan lagi.
3) Latihan Percakapan
Banyak teknik dan model latihan percakapan yang telah dikembangkan
oleh para pengajar bahasa. Setiap pendekatan atau metode memberikan penekanan
kepada teknik atau model tertentu. Metode audio-lingual misalnya, menekankan
perlunya pembelajar “menghafal model dialog” sebelum masuk ke dialog bebas.
21
Sementara metode komunikatif, menekankan pada “pemahaman model dialog”
termasuk fungsi setiap ungkapan dan konteks atau situasinya, kemudian langsung
masuk ke latihan komunikatif yang sesungguhnya.
Beberapa contoh model latihan percakapan:
a. Tanya Jawab
Guru mengajukan satu pertanyaan, siswa 1 menjawab dengan satu
kalimat, kemudian siswa 1 bertanya, siswa 2 menjawab, kemudian siswa 2
bertanya siswa 3 menjawab, demikian seterusnya sampai semua siswa mendapat
gilirannya (Efendy 2009:144).
b. Menghafalkan model dialog
Guru memberikan suatu model dialog secara tertulis untuk dihafalkan
oleh siswa dirumah masing-masing. Pada minggu berikutnya secara berpasangan
mereka diminta tampil dimuka kelas untuk memperagakan dialog tersebut. Untuk
menghidupkan suasana dan melatih kemahiran bercakap-cakap secara wajar,
siswa diminta mendramatisasikannya , dengan memperhatikan segi-segi ekspresi,
mimik, gerak-gerik, intonasi dan lain sebagainya sesuai dengan teks yang
ditampilkannya (Efendy 2009:145).
c. Percakapan terpimpin
Kegiatan percakapan terpimpin yaitu kegiatan yang di dalamnya guru
menentukan situasi atau konteks atau munasabahnya. Siswa diharapkan
mengembangkan imajinasinya sendiri dalam percakapan dengan lawan bicaranya
sesuai dengan munasabah yang telah ditentukan. Spontanitas dan gagasan adalah
dua komponen yang menjadi pokok perhatian dalam penilaian kemampuan siswa.
22
Apabila murid diberi kesempatan untuk mempersiapkannya di rumah, maka
sebaiknya jangan ditetapkan pasangannya terlebih dahulu. Ini untuk menghindari
kemungkinan siswa mempersiapkan dialog secara tertulis dan kemudian
menghafalkannya. Kalau ini terjadi akan mengurangi spontanitasnya (Efendy
2009:145).
d. Percakapan bebas
Kegiatan percakapan bebas yaitu kegiatan yang di dalamnya guru hanya
menetapkan topik pembicaraan. Siswa diberi kesempatan melakukan percakapan
mengenai topik tersebut secara bebas.
Sebaiknya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing
beranggotakan 4-5 orang, agar siswa punya kesempatan yang cukup untuk
berlatih. Guru dalam hal ini melakukan pengawasan terhadap masing-masing
kelompok, dan memberikan perhatian khusus kepada kelompok yang dinilai
lemah atau terlihat kurang lancar dan kurang bergairah dalam melakukan
percakapan (Efendy 2009:146).
Keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Arab di MTs Negeri
Kendalmasih rendah, hal itu dibuktikan dengan kemampuan siswa untuk berbicara
pada saat mempraktikkan percakapan dengan temannya. Selama ini guru
mengajarkan materi percakapanyang terkesan monoton, hanya membacakan
materi percakapan dan ditirukan bersama-sama oleh siswanya dirasa kurang
efektif karena materi percakapan lebih efektif untuk dipraktikkan dan diperagakan
di depan kelas oleh masing-masing siswaagar kemampuan berbicara khusunya
untuk materi percakapan semakin lebih baik.
23
Untuk mengatasi masalah tersebut, guru dapat menggunakan model yang
tepat sesuai dengan materi percakapan yangakan dipraktikkan. Dengan
menggunakan model percakapan bebas diharapkan siswa lebih mudah dan lebih
berani untuk mempraktikkan materi percakapandalam kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Penerapan model percakapan bebas dapat dilakukan dengan langkahlangkah berikut ini: (1)siswa membentuk kelompok berhadap-hadapan dengan
teman sebangku di belakangnya, (2) siswa dibagi dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 4 atau 5 siswa, (3) guru menjelaskan tentang bagaiamana cara
penerapan model percakapan bebas yang akan dipraktikkan siswa, (4) guru
memberikan topik pembicaraan dan kartu mufrodat pembantu kepada masingmasing kelompok (5) siswa dengan kelompok kecilnya mendiskusikan terlebih
dahulu materi percakapan yang akan dipraktikkan, (6) setiap siswa kemudian
mulai mempraktikkan percakapan yang telah didiskusikan dengan teman
sekelompoknya (7) masing-masing kelompok yang sudah siap mempraktikkan
percakapan segera maju ke depan kelas dan guru siap menilainya (8) secara
bergantian masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempraktikkan
percakapan dengan teman kelompoknya, dan (9) guru diakhir pembelajaran
memberikan pembenaran dan membahas hasil pembelajaran yang sudah
diajarkan.
Pembelajaran berbicara dengan menggunakan model percakapan bebas
sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Arab, yaitu
siswa diberi kebebasan dalam mempraktikkan percakapan dan mengungkapkan
24
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam materi percakapan. Melalui model
percakapan bebas inilah juga membantu setiap individu agar lebih aktif dengan
teman kelompoknya masing-masing dalam berlatih berbicara khususnya untuk
materi percakapan. Setiap siswa juga dapat lebih semangat dan termotivasi dalam
proses belajar mengajar di dalam kelas dan merasakan kenyamanan dan suasana
baru sehingga tidak merasa jenuh dan bosan .
e. Bercerita
Bercerita mungkin salah satu kegiatan yang menyenangkan. Tapi bagi
yang mendapat tugas bercerita, kadangkala merupakan siksaan karena tidak punya
gambaran apa yang akan diceritakan. Oleh karena itu guru hendaknya membantu
siswa dalam menemukan topik cerita.
Sebaliknya, mendengarkan cerita juga bisa menimbulkan kejemuan
apabila yang bercerita tidak memperhatikan asas-asas keefektifan berbicara.
Tugas guru adalah membimbing siswa agar memperhatikan asas-asas tersebut.
Kejemuan juga bisa diatasi dengan variasi pokok cerita atau bentuknya (Efendy
2009:146).
f. Diskusi
Ada beberapa model diskusi yang bisa digunakan dalam latihan
berbicara, antara lain:
1. Diskusi kelas dua kelompok berhadapan
Guru menetapkan satu masalah, kemudian guru membagi siswa dalam 2
kelompok A besikap mendukung pernyataan dan kelompok B bersikap
menentang pernyataan. Guru atau salah seorang siswa bertindak sebagai
25
moderator dan menggilirkan waktu kepada masing-masing kelompok untuk
mengemukakan alasan atau argumentasinya (Efendy 2009:147).
2. Diskusi kelas bebas
Guru menetapkan topik. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya tentang masalah yang menjadi topik pembicaraan tesebut
secara bebas (Efendy 2009:147).
3. Diskusi kelompok
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, masing-masing terdiri dari
6 sampai 10 siswa. Pada setiap kelompok ditentukan/dipilih seorang ketua,
penulis dan pelapor. Masing-masing topik yang berbeda-beda atau topik
yang sama tapi dari segi yang berbeda. Pada bagian akhir jam pelajaran,
wakil dari masing-masing kelompok (pelopor) melaporkan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas dan siap menjawab pertanyaan atau sanggahan
yang diajukan oleh kelompok lain (Efendy 2009:147).
4. Diskusi panel
Guru menetapkan topik, menunjuk beberapa siswa sebagai panelis,
moderator dan penulis. Kepada petugas diberi kesempatan satu minggu
untukmempersiapkan bahan pembicaraannya, dan siswa yang lain
menyiapkansanggahan-sanggahan.Dalam
pelaksanaan
diskusi,
guru
bertindak sebagai partsipan pasif. Pada akhir diskusi guru memberikan
komentar dan evaluasi (Efendy 2009:148).
26
g. Wawancara
a) Persiapan Wawancara
Wawancara sebagai suatu kegiatan dalam pelajaran berbicara memerlukan
persiapan-persiapan sebagai berikut:
1. Sebelum kegiatan dilaksanakan, pihak-pihak yang akan diwawancarai
sudah mempersiapkan pokok masalah yang akan dibicarakan.
2. Pewawancara dalam kegiatan ini juga harus mempersiapkan pertanyaanpertanyaan yang mengarah kepada sasaran informasi yang sudah
direncanakan.
3. Dalam hubungan ini guru berkewajiban membimbing ke arah pemakaian
kalimat yang singkat dan tepat, disamping unsur-unsur keefektifan
lainnya (Efendy 2009:148)
b) Bentuk Wawancara
Kegiatan wawancara ini dapat dilakukan dalam dua bentuk:
1. Wawancara dengan tamu
Dalam hal ini guru sengaja menghadirkan seseorang ke dalam kelas
untuk diwawancarai oleh para siswa.
2. Wawancara dengan teman sekelas
Dalam kegiatan ini, sebagian siswa mewawancarai yang lain, berpasangpasangan, secara bergantian. Setelah kegiatan wawancara, setiap siswa
melaporkan di depan kelas hasil wawancaranya dalam bahasa Arab
(Efendy 2009:149).
27
h. Drama
Drama merupakan kegiatan yang mengandung unsur rekreatif, karenanya
menyenangkan. Namun tidak setiap siswa berbakat atau mempunyai minat untuk
bermain drama. Oleh karena itu guru memilih siswa tertentu untuk memainkan
drama, sedang siswa yang lain sebagai penonton. Ini bukan berarti bahwa yang
mengambil manfaat dari kegiatan drama ini hanyalah mereka yang bermain. Yang
menonton pun akan memetik faedah, yakni dalam aspek reseptif (mendengarkan
dan memahami) (Efendy 2009:150).
i. Berpidato
Kegiatan ini hendaknya dilakukan setelah siswa mempunyai cukup
pengalaman dalam berbagai kegiatan berbicara yang lain seperti percakapan,
bercerita, wawancara, diskusi dan lain-lain. Hal ini perlu karena kegiatan
berpidato ini sifatnya selalu resmi dan membutuhkan gaya bahasa yang lebih baik.
Oleh karena itu perlu waktu persiapan yang cukup (Efendy 2009:150).
2.2.4 Masalah Pembetulan dan Sistematika Penilaian untuk Keterampilan
Berbicara
Dalam berbagai latihan berbicara, terutama percakapan, bercerita, diskusi
dan seterusnya, guru seringkali menemukan kesalahan dan kekurangan siswa,
baik pada aspek kebahasaan maupun non-kebahasaan. Guru seringkali merasa
risih dan tidak sabar untuk tidak segera membetulkannya. Hal ini bisa dipahami
karena boleh jadi guru merasa berkewajiban untuk tidak membiarkan siswa
berkelanjutan dalam kesalahan.
28
Namun harus disadari bahwa modal utama untuk bisa berbicara adalah
keberanian berbicara dengan resiko melakukan kesalahan. Oleh karena itu,
pembetulan dan perbaikan dari guru jangan sampai mematikan keberanian siswa.
Para ahli menyarankan agar pembetulan oleh guru ketika itu diberikan setelah
selesai kegiatan berbicara, bukan ketika sedang berbicara. Harus pula diingat
bahwa dalam bahasa percakapan, penerapan kaidah-kaidah nahwu sangat longgar
(Efendy 2009:152).
Guru memang perlu melakukan penilaian terhadap unjuk kerja siswa
dalam kegiatan berbicara. Tapi penilaian itu bukan semata-mata untuk mengukur
dan memberikan nilai pada suatu kegiatan belajar, melainkan hendaknya juga
diartikan sebagai usaha perbaikan mutu atau prestasi belajar siswa di samping
untuk pembinaan motivasi belajar yang lebih kuat. Penilaian diagnosis, tujuannya
bukan semata-mata untuk mengetahui kekurangan dan kesalahan siswa. Tetapi
pengetahuan guru tentang kekurangan dan kesalahan siswa itu justru sebagai
bahanuntuk dijadikan pertimbangan dalam merencanakan kegiatan-kegiatan
selanjutnya yang diharapakan akan membantu memperbaiki kekurangan dan
kelemahan siswa.
Perlu dikemukakan di sini bahwa di dalam menyampaikan hasil
penilaian, guru hendaknya jangan hanya menekankan kekurangan-kekurangan
siswa. Segi kemajuan dan keberhasilan mereka juga harus dikemukakan.
Kecaman harus diimbangi dengan pujian. Dengan demikian akan timbul perasaan
dikalangan siswa bahkan mereka telah sanggup melakukan sesuatu dan perasaan
29
ini akan mendorong mereka melakukan tugas-tugas selanjutnya dengan penuh
gairah (Efendy 2009:153).
Menurut Efendy (2009:153), adapun aspek-aspek yang dinilai dalam
kegiatan berbicara, sebagaimana disarankan oleh para ahli, adalah sebagai berikut:
1) Aspek kebahasaan, meliputi (a) pengucapan (makhraj), (b) penempatan
tekanan (mad, syiddah), (c) nada dan irama, (d) pilihan kata, (e) pilihan
ungkapan, (f) susunan kalimat, dan (g) variasi.
2) Aspek non-kebahasaan, meliputi (a) kelancaran, (b) penguasaan topik, (c)
keterampilan, (d) penalaran, (e) keberanian, (f) kelincahan, (g) ketertiban, (h)
kerajinan, dan (i) kerjasama.
Skala penilaian ini dapat dipergunakan untuk penilaian individual
maupun kelompok. Tidak semua item penilaian harus diisi sekaligus. Guru dapat
menyederhanakan daftar item tersebut atau menentukan item-item mana yang
hendak dinilai dalam suatu kegiatan.
2.2.5 Kompetensi Berbicara Kelas VIII MTs N Kendal
Kompetensi berbicara di MTs N Kendal kelas VIII adalah kompetensi
berbicara bahasa Arab yang sesuai silabus yang digunakan dalam satu tahun.
Dalam penelitian ini hanya menggunakan SK dan KD semester genap karena
disesuaikan dengan waktu penelitian, dengan topik tentang hobi/kegemaran dan
profesi. Selanjutnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
30
Tabel 2.2 SK dan KD
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
2.1 Melakukan dialog
Mengungkapkan pikiran, gagasan,
1.
perasaan,
pengalaman
informasi
melalui
serta
sederhanatentanghobi
(
)
kegiatan
2.2 Menyampaikan
bercerita
tentang
dan
bertanya
jawab
informasi secara lisan
dalam kalimat
sederhana tentang
hobi (
)
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang jenis dan desain penelitian,
variabel penelitian, hipotesis, subjek dan tempat penelitian, instrumen penelitian,
uji instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Sedangkan
untuk penjelasan lebih rincinya akan dijelaskan di dalam subbabnya masingmasing. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai subbabnya masing-masing adalah
sebagai berikut:
3.1 Jenis Dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel
pada
umumnya
dilakukan
secara
random,
pengumpulan
data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono 2010:14).
Desain penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan
(Sugiyono2010:107).
Penelitian
eksperimen
merupakan
penelitian
untuk
mengukur pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap variabel lain.
Eksperimen berbeda dengan penelitian lain sebab penelitian ini menggunakan
kelompok kontrol selain kelompok eksperimen (Sukmadinata 2008:212).
31
32
Menurut Campbell dan Stanley (dalam Arikunto 2006:84) membagi
jenis-jenis desain eksperimen berdasarkan atas baik buruknya eksperimen, atau
sempurna tidaknya eksperimen. Secara garis besar mereka mengelompokkan atas
(1) Pre Experimental Design (eksperimen yang belum baik) atau disebut juga
dengan “quasi experiment”, dan (2) True Experimental Design (eksperimen yang
dianggap sudah baik).
Desain penelitian ini menggunakan eksperimen (true experimental
design). Rancangan eksperimen merupakan salah satu bentuk rancangan
eksperimen yang dimaksudkan untuk mengungkapkan sebab-akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen (Ainin 2010:92).
Dalam penelitian ini kelompok eksperimen yaitu kelas yang mendapat perlakuan
penggunaan model percakapan bebas sedangkan kelompok kelas kontrol yang
tidak mendapat perlakuan penggunaan model percakapan bebas.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif karena data yang disajikan berhubungan dengan angka-angka dan
teknik analisis statistik. Penelitian eksperimen ini dirancang dengan desain
Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretestposttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono2010:116)
adalah sebagai berikut:
33
Keterangan:
= pre-test kelompok eksperimen
= post-test kelompok eksperimen
= perlakuan
= pre-test kelompok kontrol
= post-test kelompok kontrol
Desain penelitian ini, baik kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol dikenakan
dan
(observasi sebelum eksperimen dan biasa disebut pretest)
(observasi sesudah eksperimen dan biasa disebut post-test), tetapi hanya
kelompok eksperimen saja yang mendapat perlakuan X. Pengaruh perlakuan X
diamati dalam situasi yang lebih terkontrol yaitu dengan membandingkan (selisih
pada kelompok eksperimen dengan selisih
pada kelompok
kontrol.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono
2010:60).
Arikunto (2010:162) membagi variabel berdasarkan kesamaan pengaruh
suatu treatment menjadi dua yaitu: (1) Variabel bebas atau independent variable
34
(X) yaitu variabel yang mempengaruhi dan (2) Variabel terikat atau dependent
variable (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
(1) Variabel Bebas (X)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah model percakapan bebas yang
diberikan pada kelompok eksperimen saja.
(2) Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemahiran berbicara siswa kelas
VIII MTs Negeri Kendal.
X
Y
Gambar 3.1 Paradigma Sederhana
3.3 Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua kata, yaitu “hypo” = sementara, dan “thesis” =
kesimpulan. Dengan demikian, hipotesis berarti dugaan atau jawaban sementara
terhadap suatu permasalahan penelitian (Arifin 2011:197). Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap permasalahan yang hendak dicapai dan dipecahkan.
Hipotesis hanya bersifat dugaan yang mungkin benar atau justru mungkin salah.
Karakteristik hipotesis yang baik adalah:
a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan
variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih.
35
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai
penafsiran.
c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah
(Sugiyono 2011:106)
Menurut Arikunto (2006:74) ada dua jenis hipotesis yang digunakan
dalam penelitian:
1. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau
adanya perbedaan antara dua kelompok.
Adapun hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah:
Ha : Ada pengaruh pembelajaran dengan menggunakan model percakapan
bebas terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab.
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai
dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik.
Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau
tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Pemberian nama “hipotesis nol” atau “hipotesis nihil” dapat dimengerti dengan
mudah karena tidak ada perbedaan antara dua variabel.
Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol
atau nihil.
36
Adapun hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah:
Ho : Tidakada
pengaruh
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
percakapan bebas terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab.
Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dan hipotesis
yang dikemukakan, artinya hipotesis alternatif akan diterima atau ditolak.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Nilai tes dianalisis
dengan uji statistika untuk menentukan ada tidaknya perbedaan yang signifikan
antara hasil pretest dan postest setelah kelompok tersebut diberi pembelajaran
menggunakan model percakapan bebas.
3.4 Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang,
benda, kejadian, nilai, maupun hal-hal yang terjadi. Sedangkan sampel adalah
sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa
sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population) (Arifin
2011:215). Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII yang terdiri dari 8
kelas dengan jumlah 290 orang. Penelitian ini akan berjalan pada ranah sampel.
Teknik pengambilan sampling dalam subjek penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah
suatu cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada perrtimbangan dan atau
tujuan tertentu, serta berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang sudah
diketahui sebelumnya. Purposive sampling digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu, berdasarkan pertimbangan tertentu (Arifin 2011:221).
37
Sampel yang akan menjadi subjek penelitian ini adalah siswa MTs
Negeri Kendal kelas VIII yang terdiri dari kelas VIIIF dan kelas VIIIGdengan
jumlah 70 siswa. Alasan diambilnya dua kelas ini karena dalam penelitian ini
menggunakan penelitian eksperimen yaitu penelitian yang menghendaki adanya
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas VIII F menjadi kelas kontrol terdiri dari
16 laki-laki dan 18 perempuan, untuk kelas VIIIG menjadi kelas eksperimen
terdiri dari 20 perempuan dan 16 laki-laki. Alasan memilih sampel kelas VIIIF
dan kelas VIIIG karena berdasarkan pertimbangan dari nilai hasil belajar siswa,
kondisi siswa, dan waktu jam pelajaran bahasa Arab yang tepat untuk melakukan
penelitian di kelas yang berdasarkan atas saran dari guru bahasa Arab yang
mengampu kelas VIII.
Tempat penelitian ini adalah MTs Negeri Kendal yang terletak di
Jl.Islamic Centre, kelurahan Bugangin, kecamatan Kota Kendal, kabupaten
Kendal, Jawa Tengah. Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Februari
sampai 15 Maret 2014 pada kelas kontrol dan kelas eksperimen di kelas VIII MTs
Negeri Kendal.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes. Teknik
tes digunakan untuk mengambil data berupa kemampuan siswa sebelum dan
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas,
yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan keterampilan berbicara siswa kelas
VIII MTs Negeri Kendal. Tes diberikan kepada siswa pada awal pertemuan (pre-
38
test) dan akhir pertemuan (post-test) setelah diberi perlakuan, yaitu pembelajaran
menggunakan model percakapan bebas.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan komponen kunci dalam suatu penelitian. Mutu
instrumen akan menentukan mutu data yang digunakan dalam penelitian,
sedangkan data merupakan dasar kebenaran empirik dari penemuan atau
kesimpulan penelitian. Oleh karena itu, instrumen harus dibuat dengan sebaikbaiknya. Untuk membuat instrumen penelitian, ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yaitu masalah penelitian, variabel penelitian, dan jenis instrumen
yang akan digunakan (Arifin 2011:225).
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah tes. Instrument test
terdiri atas pre-test (tes yang dilakukan pada awal pertemuan), dan post-test (test
yang dilakukan setelah dilakukan perlakuan).
Adapun kisi-kisi pre-test (tes yang dilakukan pada awal pertemuan)
untuk kelas kontrol dengan kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
Penilaian
Bentuk
Indikator Pencapaian
Teknik
Instrumen
Instrumen
Kompetensi
1. Melafalkan ujaran (kata,
Tes
Lisan
1. Lafalkan kosakata tentang
frasa, kalimat) dengan
hobi (
intonasi yang tepat.
yang tepat!
2. Mendemonstrasikan
Tes
Lisan
) dengan intonasi
2. Demonstrasikan dialog
39
dialog sederhana tentang
sederhana tentang hobi
hobi (
(
)
)!
Sedangkan kisi-kisi untuk post-test (test yang dilakukan setelah
dilakukan perlakuan) untuk kelas eksperimen dan post-test untuk kelas kontrol
adalah:
Penilaian
Indikator Pencapaian
Bentuk
Kompetensi
Teknik
1. Mengidentifikasi
informasi
paparan
Tes
Lisan
Instrumen
1. Deskripsikan
berbentuk
atau
tentang hobi (
lisan
)
2. Ceritakan
Tes
Lisan
)temanmu
(
dengan
kembali
tepat!
)
penilaian
kemampuanberbicara
bahasa
Arab,
peneliti
menggunakan tabel penyekoran dan aspek-aspek yang digunakan dalam
pengambilan nilai. Menurut Efendy (2009:153), aspek-aspek yang dinilai dalam
kegiatan berbicara, sebagaimana disarankan oleh para ahli, adalah sebagai berikut:
3) Aspek kebahasaan, meliputi (a) pengucapan (makhroj), (b) penempatan
tekanan (mad, syiddah), (c) nada dan irama, (d) pilihan kata, (e) pilihan
ungkapan, (f) susunan kalimat, dan (g) variasi.
hobi
dengan
kalimat yang sederhana dan
lafal yang tepat tentang
Untuk
)yang
ada di dialog (percakapan)!
kalimat sederhana dengan
hobi (
macam-
macam hobi (
dialog
2. Mengemukakan informasi
secara
Instrumen
40
4) Aspek non-kebahasaan, meliputi (a) kelancaran, (b) penguasaan topik, (c)
keterampilan, (d) penalaran, (e) keberanian, (f) kelincahan, (g) ketertiban, (h)
kerajinan, dan (i) kerjasama. Untuk penjelasan lebih rincinya akan diuraikan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Predikat Pedoman Penilaian
No.
1.
Aspek Penilaian
Pengucapan
Skor
90-100
(Makhroj)
Kriteria
Kategori
Pengucapan kata/kalimat sangat Istimewa
jelas,
terang,
mengandung
keras,
tidak
kesalahan
sama
sekali.
80-89
Pengucapan
kata/kalimat
jelas Sangat baik
(kesalahan tidak lebih dari 3x)
70-79
Pengucapan kata/kalimat cukup Baik
jelas (kesalahan antara 3 sampai
6x)
60-69
Pengucapan kata/kalimat
tidak Cukup
jelas (kesalahan antara 6 sampai
8x)
<60
Pengucapan kata/kalimat sangat Kurang
tidak jelas (kesalahan antara 8
sampai 10x)
2.
Susunan Kalimat
90-100
Penyusunan
kalimat
dalam Istimewa
berbicara sangat runtut dan tidak
41
ada kesalahan
80-89
Penyusunan
kalimat
dalam Sangat baik
berbicara runtut (kesalahan tidak
lebih dari 3x)
70-79
Penyusunan
kalimat
dalam Baik
berbicara cukup runtut (kesalahan
antara 3 sampai 6x)
60-69
Penyusunan
berbicara
kalimat
dalam Cukup
kurang
runtut
(kesalahan antara 6 sampai 8x)
<60
Penyusunan
berbicara
kalimat
sangat
dalam Kurang
tidak
runtut
(kesalahan antara 8 sampai 10x)
3.
Nada dan Irama
90-100
Berbicara dengan suara sangat Istimewa
jelas, terang, keras, tidak ada
kesalahan.
80-89
Berbicara dengan suara jelas, Sangat baik
terang,
keras,
atau
kejelasan
suaranya.
70-79
Berbicara dengan suara cukup Baik
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
60-69
Berbicara dengan suara kurang Cukup
42
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
<60
Berbicara dengan suara tidak Kurang
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
4.
Kelancaran
90-100
Berbicara sangat lancar, siswa Istimewa
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sama sekali tidak mengalami
hambatan)
80-89
Berbicara lancar, siswa siap dan Sangat baik
langsung berbicara ketika tiba
gilirannya
berbicara
(tidak
mengalami hambatan)
70-79
Berbicara cukup lancar, siswa Baik
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sedikit tersendat-sendat)
60-69
Berbicara kurang lancar, siswa Cukup
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sering tersendat-sendat)
<60
Berbicara tidak lancar, siswa siap Kurang
43
dan langsung berbicara ketika tiba
gilirannya
berbicara
(sering
berhenti dan sangat terbata-bata)
5.
Keberanian
90-100
Berbicara dengan sikap yang Istimewa
sangat wajar dan sangat tidak
kaku
80-89
Berbicara dengan sikap yang Sangat baik
wajar dan tidak kaku
70-79
Berbicara dengan sikap yang Baik
cukup wajar dan lumayan tidak
kaku
60-69
Berbicara dengan sikap yang Cukup
kurang wajar dan sedikit kaku
<60
Berbicara dengan sikap yang Kurang
sangat tidak wajar dan sangat
kaku
Peneliti memilih lima aspek penilaian tersebut karena sangat cocok
dengan pedoman penilaian untuk kemampuan berbicara. Ada faktor kebahasaan
dan faktor non kebahasaan, karena kemampuan berbicara bukan hanya mengenai
kebahasaan saja, akan tetapi faktor non kebahasaan juga dirasa penting untuk
mendukung kemampuan berbicara bahasa Arab bagi siswa.
44
3.7 Uji Instrumen
3.7.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan dan kesahihan suatu instrumen (Arikunto 2010:211). Menurut Arifin
(2011:245) Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (nilai ukur),
maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur
apa yang diukur. Jadi, validitas adalah suatu alat ukur untuk mengetahui kevalidan
atau ketepatan sesuatu instrumen.
Dalam penelitian ini menggunakan dua validitas yaitu, validitas isi
(content validity) yaitu validitas yang dilakukan dengan membandingkan antara
isi instrumen dengan materi yang diajarkan (Sugiyono 2010:182) dan validitas
konstruk (construck validity).
Untuk mengukur tingkat validitas, peneliti menggunakan rumus korelasi
product moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:
=
Keterangan:
: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N
: jumlah responden
X
: nilai variabel X
Y
: nilai variabel Y (Arikunto 2006:170)
3.7.2 Reliabilitas
45
Reliabilitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan
(Arifin 2011:248). Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena data instrumen tersebut sudah baik (Arikunto 2010:221).
Dalam penelitian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus
koefisien reliabilitas Alpha karena diterapkan pada tes yang mempunyai skor
berskala. Rumus koefisien reliabilitas Alpha:
Keterangan:
: reliabilitas instrumen
k
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
: jumlah varians butir
: varians total
(Arikunto 2006:196)
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.8.1 Mencari Rata- Rata
Untuk mencari data yang berupa nilai rata-rata (mean) dari kelas kontrol
dan eksperimen digunakan rumus sebagai berikut:
46
Keterangan:
M : nilai rata-rata (mean)
: jumlah skor/nilai
N
: jumlah siswa
(Hadi 2004: 146)
3.8.2 Uji Normalitas
Data populasi selalu berdistribusi normal karena setiap populasi
mempunyai sifat normal. Data sampel hanya dapat digeneralisasikan pada
populasi apabila mempunyai sifat normal sebagaimana populasinya. Bila data
sampel berdistribusi normal maka pengolahan datanya dapat menggunakan
statistika parametik dan hasil pengolahan data atas sampel dapat digeneralisasikan
kepada populasi. Untuk melihat apakah data berdistribusi normal maka perlu
dilakukan uji normalitas data. Pengujian dilakukan untuk memeriksa apakah
sampel yang diambil mempunyai kesesuaian dengan populasi. Pengujian
normalitas itu dapat dilakukan menggunakan rumus uji Chi-Kuadrat (
(Purwanto 2011:156).
Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut:
1. Menyusun data dan mencari skor teringgi dan terendah
2. Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas
3. Menghitung rata-rata dan simpangan baku
4. Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas
)
47
Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus sebagai berikut:
1) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan
menggunakan tabel.
2) Menghitung frekuensi harapan berdasarka kurva dengan rumus
Keterangan:
chi kuadrat
frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
3) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel
dengan derajat kebebasan dk- k- 1 dan taraf signifikansi ( )= 5%
4) Menarik kesimpulan, yaitu jika
hitung <
berdistribusi normal (Sudjana 2002:273)
3.8.3 Uji Kesamaan Dua Varians
(1- )(k-1) maka data
48
Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah varians
kedua data sampel homogen atau tidak. Jika varians kedua data sampel tidak
homogen, maka pengujian hipotesis tidak dapat dilanjutkan.
Uji homogenitas varians dapat menggunakan rumus Uji-F, yaitu:
F=
=
Selanjutnya, F hitung ini dikonsultasikan dengan F tabel. F tabel untuk
uji dua pihak dicari dengan F ½
dan derajat kebebasan (dk) pembilang = n – 1 =
34 - 1 = 33, serta derajat kebebasan (dk) penyebut = n – 1 = 32 - 1 = 31. Jika taraf
nyata ( ) ditentukan 0,10 atau taraf kepercayaan 10%. Maka harga F tabel
diperoleh 1,83.
Kriteria Pengujian:
Jika harga F hitung lebih kecil ( < ) dari harga F tabel, maka varians
kedua data sampel dapat dinyatakan homogen. Sebaliknya, jika harga F hitung
lebih besar atau sama dengan (
) harga F tabel, maka varians kedua sampel
dinyatakan tidak homogen. Berdasarkan hasil perhitungan, ternyata F hitung lebih
kecil daripada F tabel, yaitu 1,34 < 1,83. Artinya, data kedua sampel homogen.
Untuk itu, uji hipotesis dapat dilanjutkan (Arifin 2011:286).
3.8.4 Uji t atau Uji Perbedaan Rata-rata
49
Rumus t-test secara umum pola penelitian dilakukan terhadap dua
kelompok, yang satu merupakan kelompok eksperimen (yang dikenal dengan
perlakuan) dan kelompok kontrol atau kelompok pembanding yang tidak dikenai
perlakuan.
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji adanya perbedaan
hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho
: Pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas
tidak efektif pada keterampilan berbicara bahasa Arab ( Ho =
Ha
)
: Pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas
efektif pada keterampilan berbicara bahasa Arab ( Ha =
)
Sesuai dengan hipotesis, maka teknik analisis yang dapat digunakan
adalah uji t satu pihak kanan. Rumus tdata yang digunakan sangat ditentukan oleh
hasil uji kesamaan varians antara dua kelompok tersebut.
Setelah dilaksanakan eksperimen maka hasil kedua kelompok diolah
dengan membandingkan kedua mean. Untuk sampel random bebas, pengujian
perbedaan mean dihitung dengan rumus t-testsebagai berikut:
Keterangan:
50
nilai t-test yang dicari
= rata-rata kelompok eksperimen
= rata-rata kelompok kontrol
= simpangan baku gabungan
= simpangan baku eksperimen yang dikuadratkam (varians kelompok
eksperimen)
= simpangan baku kontrol yang dikuadratkam (varians kelompok
kontrol)
= jumlah kelompok eksperimen
= jumlah kelompok kontrol (Arifin 2011:281)
Kriteria pengujian:
Ho diterima jika –
kebebasan ( +
dengan derajat
) artinya rata-rata hasil belajar dan aktivitas siswa
kelompok eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelompok kontrol.
Ha diterima jika
>
( +
) artinya rata-rata
hasil belajar dan aktivitas siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada
dengan kelompok kontrol (Arifin 2011:282).
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dilakukan oleh peneliti. Adapun untuk penjelasan lebih rincinya akan
dijelaskan di dalam subbabnya masing-masing. Untuk penjelasan lebih lanjut
mengenai subbabnya masing-masing adalah sebagai berikut:
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan di MTs Negeri Kendal
tentang “Efektivitas Penerapan Model Percakapan Bebas pada Mata Pelajaran
Bahasa Arab terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII MTs Negeri
Kendal”, peneliti telah memperoleh data dari tes. Data yang berasal dari tes,
diambil dari kegiatan posttest maupun pretest. Data hasil tes tersebut kemudian
dilakukan tabulasi data hasil tes, kemudian dianalisis dengan melakukan
penghitungan nilai rata-rata (mean), uji normalitas, uji kesamaan dua varians dan
uji hipotesis. Hasil analisis data dan pembahasannya akan diuraikan sebagai
berikut:
4.1.1 Uji Instrumen
Sebelum melaksanakan pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan uji
coba instrumen yang diberikan pada 20 siswa yang terdiri dari 10 siswi dan 10
siswa kelas VIII MTs Negeri Kendal. Uji coba instrumen bertujuan untuk
mengukur validitas dan reliabilitas instrumen tersebut sebelum digunakan sebagai
51
52
penelitian. Untuk menghitung validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian
ini menggunakan skor nilai dari uji coba instrumen tersebut, seperti terurai dalam
tabel berikut ini:
Tabel 4.1 skor nilai instrumen
Aspek Penilaian
No.
Kode
Pengucapan
Susunan
Nada dan
Kelancaran
Keberanian
Jumlah
Nilai
Siswa
(makhroj)
Kalimat
Irama
1
I-1
70
68
71
71
74
354
70,80
2
I-2
73
70
75
74
76
368
73,60
3
I-3
75
72
70
74
75
366
73,20
4
I-4
75
70
74
75
77
371
74,20
5
I-5
78
75
80
79
76
388
77,60
6
I-6
69
66
71
70
72
348
69,60
7
I-7
72
69
73
73
75
362
72,40
8
I-8
70
67
72
70
73
352
70,40
9
I-9
70
65
71
72
74
352
70,40
10
I-10
68
66
70
69
72
345
69,00
11
I-11
76
75
77
75
79
382
76,40
12
I-12
71
67
74
73
75
360
72,00
13
I-13
74
71
76
75
77
373
74,60
14
I-14
75
73
75
76
75
374
74,80
15
I-15
77
74
72
76
80
379
75,80
53
16
I-16
71
69
73
72
74
359
71,80
17
I-17
74
71
75
75
73
368
73,60
18
I-18
72
70
73
70
75
360
72,00
19
I-19
73
72
75
74
72
366
73,20
20
I-20
75
71
73
74
76
369
73,80
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang akan
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
4.1.1.1 Validitas
Untuk mengetahui kevalidan atau kesahihan suatu instrumen tersebut,
peneliti menggunakan validitas isi (content validity) dan validitas konstruk
(construck validity) yang dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:
1. Pengucapan (Makhroj)
Tabel 4.2 Validitas Pengucapan (Makhroj)
No.
Kode
Pengucapan Nilai akhir Pengucapan
(makhroj)
(Y)
Nilai akhir
(makhroj)
Hasil nilai
pengucapan (makhroj) x
(X)
nilai akhir (XY)
1
I-1
70
70,80
4900
5012,64
4956,00
2
I-2
73
73,60
5329
5416,96
5372,80
3
I-3
75
73,20
5625
5358,24
5490,00
4
I-4
75
74,20
5625
5505,64
5565,00
5
I-5
78
77,60
6084
6021,76
6052,80
6
I-6
69
69,60
4761
4844,16
4802,40
54
7
I-7
72
72,40
5184
5241,76
5212,80
8
I-8
70
70,40
4900
4956,16
4928,00
9
I-9
70
70,40
4900
4956,16
4928,00
10
I-10
68
69,00
4624
4761,00
4692,00
11
I-11
76
76,40
5776
5836,96
5806,40
12
I-12
71
72,00
5041
5184,00
5112,00
13
I-13
74
74,60
5476
5565,16
5520,40
14
I-14
75
74,80
5625
5595,04
5610,00
15
I-15
77
75,80
5929
5745,64
5836,60
16
I-16
71
71,80
5041
5155,24
5097,80
17
I-17
74
73,60
5476
5416,96
5446,40
18
I-18
72
72,00
5184
5184,00
5184,00
19
I-19
73
73,20
5329
5358,24
5343,60
20
I-20
75
73,80
5625
5446,44
5535,00
1458
1459,2
106434
106562,16
106492
Jumlah
=
=
=
8
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh
diketahui bahwa pada taraf signifikansi atau
dan dapat
= 5 % dengan N = 20 diperoleh
55
= 0,444. Jika
>
>
berarti instrumen dinyatakan valid, karena
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek pengucapan (Makhroj)
tersebut dinyatakan valid.
Tabel 4.3 Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai 1,00
sangat tinggi
Antara 0,600 sampai 0,800
tinggi
Antara 0,400 sampai 0,600
cukup
Antara 0,200 sampai 0,400
rendah
Antara 0,00 sampai 0,200
sangat rendah
Berdasarkan tabel interpretasi nilai r dengan
maka tingkat
validitas untuk aspekpengucapan (makhroj) sangat tinggi dan untuk validitas isi
sudah sesuai.
2. Susunan Kalimat
Tabel 4.4 Validitas Susunan Kalimat
No.
Kode
Susunan
Nilai akhir
Susunan
kalimat
(Y)
kalimat
Nilai akhir
Hasil nilai
susunan kalimat x
(X)
nilai akhir (XY)
1
I-1
68
70,80
4624
5012,64
4814,40
2
I-2
70
73,60
4900
5416,96
5152,00
3
I-3
72
73,20
5184
5358,24
5270,40
4
I-4
70
74,20
4900
5505,64
5194,00
5
I-5
75
77,60
5625
6021,76
5820,00
56
6
I-6
66
69,60
4356
4844,16
4593,60
7
I-7
69
72,40
4761
5241,76
4995,60
8
I-8
67
70,40
4489
4956,16
4716,80
9
I-9
65
70,40
4225
4956,16
4576,00
10
I-10
66
69,00
4356
4761,00
4554,00
11
I-11
75
76,40
5625
5836,96
5730,00
12
I-12
67
72,00
4489
5184,00
4824,00
13
I-13
71
74,60
5041
5565,16
5296,60
14
I-14
73
74,80
5329
5595,04
5460,40
15
I-15
74
75,80
5476
5745,64
5609,20
16
I-16
69
71,80
4761
5155,24
4954,20
17
I-17
71
73,60
5041
5416,96
5225,60
18
I-18
70
72,00
4900
5184,00
5040,00
19
I-19
72
73,20
5184
5358,24
5270,40
20
I-20
71
73,80
5041
5446,44
5239,80
1401
1459,2
98307
106562,16
102337
Jumlah
=
=
=
57
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh
diketahui bahwa pada taraf signifikansi atau
= 0,444. Jika
>
>
dan dapat
= 5 % dengan N = 20 diperoleh
berarti instrumen dinyatakan valid, karena
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek susunan kalimattersebut
dinyatakan valid.
Tabel 4.5 Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai 1,00
sangat tinggi
Antara 0,600 sampai 0,800
tinggi
Antara 0,400 sampai 0,600
cukup
Antara 0,200 sampai 0,400
rendah
Antara 0,00 sampai 0,200
sangat rendah
Berdasarkan tabel interpretasi nilai r dengan
maka tingkat
validitas untuk aspek susunan kalimat adalah sangat tinggi dan untuk validitas isi
sudah sesuai.
3. Nada dan Irama
Tabel 4.6 Validitas Nada dan Irama
No.
Kode
Nada dan
Nilai akhir
Nada dan
irama
(Y)
irama
Nilai akhir
Hasil nilai
nada dan irama x
(X)
nilai akhir (XY)
1
I-1
71
70,80
5041
5012,64
5026,80
2
I-2
75
73,60
5625
5416,96
5520,00
3
I-3
70
73,20
4900
5358,24
5124,00
58
4
I-4
74
74,20
5476
5505,64
5490,80
5
I-5
80
77,60
6400
6021,76
6208,00
6
I-6
71
69,60
5041
4844,16
4941,60
7
I-7
73
72,40
5329
5241,76
5285,20
8
I-8
72
70,40
5184
4956,16
5068,80
9
I-9
71
70,40
5041
4956,16
4998,40
10
I-10
70
69,00
4900
4761,00
4830,00
11
I-11
77
76,40
5929
5836,96
5882,80
12
I-12
74
72,00
5476
5184,00
5328,00
13
I-13
76
74,60
5776
5565,16
5669,60
14
I-14
75
74,80
5625
5595,04
5610,00
15
I-15
72
75,80
5184
5745,64
5457,60
16
I-16
73
71,80
5329
5155,24
5241,40
17
I-17
75
73,60
5625
5416,96
5520,00
18
I-18
73
72,00
5329
5184,00
5256,00
19
I-19
75
73,20
5625
5358,24
5490,00
20
I-20
73
73,80
5329
5446,44
5387,40
1470
1459,2
108164
106562,16
107336,4
Jumlah
=
=
=
59
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh
diketahui bahwa pada taraf signifikansi atau
= 0,444. Jika
>
>
dan dapat
= 5 % dengan N = 20 diperoleh
berarti instrumen dinyatakan valid, karena
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek nada dan iramatersebut
dinyatakan valid dan untuk validitas isi sudah sesuai.
Tabel 4.7 Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai 1,00
sangat tinggi
Antara 0,600 sampai 0,800
tinggi
Antara 0,400 sampai 0,600
cukup
Antara 0,200 sampai 0,400
rendah
Antara 0,00 sampai 0,200
sangat rendah
Berdasarkan tabel interpretasi nilai r dengan
maka tingkat
validitas untuk aspek nada dan irama adalah tinggi.
4. Kelancaran
Tabel 4.8 Validitas Kelancaran
No.
Kode
Kelancaran Nilai akhir Kelancaran Nilai akhir
(X)
(Y)
Hasil nilai
kelancaran x
nilai akhir (XY)
1
I-1
71
70,80
5041
5012,64
5026,80
2
I-2
74
73,60
5476
5416,96
5446,40
3
I-3
74
73,20
5476
5358,24
5416,80
4
I-4
75
74,20
5625
5505,64
5565,00
5
I-5
79
77,60
6241
6021,76
6130,40
60
6
I-6
70
69,60
4900
4844,16
4872,00
7
I-7
73
72,40
5329
5241,76
5285,20
8
I-8
70
70,40
4900
4956,16
4928,00
9
I-9
72
70,40
5184
4956,16
5068,80
10
I-10
69
69,00
4761
4761,00
4761,00
11
I-11
75
76,40
5625
5836,96
5730,00
12
I-12
73
72,00
5329
5184,00
5256,00
13
I-13
75
74,60
5625
5565,16
5595,00
14
I-14
76
74,80
5776
5595,04
5684,80
15
I-15
76
75,80
5776
5745,64
5760,80
16
I-16
72
71,80
5184
5155,24
5169,60
17
I-17
75
73,60
5625
5416,96
5520,00
18
I-18
70
72,00
4900
5184,00
5040,00
19
I-19
74
73,20
5476
5358,24
5416,80
20
I-20
74
73,80
5476
5446,44
5461,20
1467
1459,2
107725
106562,16
107134,6
Jumlah
=
=
= 0,936
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh
diketahui bahwa pada taraf signifikansi atau
dan dapat
= 5 % dengan N = 20 diperoleh
61
= 0,444. Jika
>
>
berarti instrumen dinyatakan valid, karena
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek kelancarantersebut
dinyatakan valid.
Tabel 4.9 Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai 1,00
sangat tinggi
Antara 0,600 sampai 0,800
tinggi
Antara 0,400 sampai 0,600
cukup
Antara 0,200 sampai 0,400
rendah
Antara 0,00 sampai 0,200
sangat rendah
Berdasarkan tabel interpretasi nilai r dengan
maka tingkat
validitas untuk aspek kelancaran adalah sangat tinggi dan untuk validitas isi sudah
sesuai.
5. Keberanian
Tabel 4.10 Validitas Keberanian
No.
Kode
Keberanian
Nilai akhir
(X)
(Y)
Keberanian
Nilai akhir
Hasil nilai
keberanian x
nilai akhir (XY)
1
I-1
74
70,80
5476
5012,64
5239,20
2
I-2
76
73,60
5776
5416,96
5593,60
3
I-3
75
73,20
5625
5358,24
5490,00
4
I-4
77
74,20
5929
5505,64
5713,40
5
I-5
76
77,60
5776
6021,76
5897,60
62
6
I-6
72
69,60
5184
4844,16
5011,20
7
I-7
75
72,40
5625
5241,76
5430,00
8
I-8
73
70,40
5329
4956,16
5139,20
9
I-9
74
70,40
5476
4956,16
5209,60
10
I-10
72
69,00
5184
4761,00
4968,00
11
I-11
79
76,40
6241
5836,96
6035,60
12
I-12
75
72,00
5625
5184,00
5400,00
13
I-13
77
74,60
5929
5565,16
5744,20
14
I-14
75
74,80
5625
5595,04
5610,00
15
I-15
80
75,80
6400
5745,64
6064,00
16
I-16
74
71,80
5476
5155,24
5313,20
17
I-17
73
73,60
5329
5416,96
5372,80
18
I-18
75
72,00
5625
5184,00
5400,00
19
I-19
72
73,20
5184
5358,24
5270,40
20
I-20
76
73,80
5776
5446,44
5608,80
1500
1459,2
112590
106562,16
109510,8
Jumlah
=
=
= 0,750
63
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh
diketahui bahwa pada taraf signifikansi atau
= 0,444. Jika
>
>
dan dapat
= 5 % dengan N = 20 diperoleh
berarti instrumen dinyatakan valid, karena
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek keberaniantersebut
dinyatakan valid.
Tabel 4.11 Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai 1,00
sangat tinggi
Antara 0,600 sampai 0,800
tinggi
Antara 0,400 sampai 0,600
cukup
Antara 0,200 sampai 0,400
rendah
Antara 0,00 sampai 0,200
sangat rendah
Berdasarkan tabel interpretasi nilai r dengan
maka tingkat
validitas untuk aspek keberanian adalah tinggi dan untuk validitas isi sudah
sesuai.
Dari kelima aspek tersebut, dapat diketahui tingkat validitas yang sangat
tinggi adalah aspek pengucapan (makhroj) yaitu dengan hasil
kelancaran dengan hasil
=
8, aspek
, dan aspek susunan kalimat dengan hasil
. Sedangkan tingkat validitas yang tinggi adalah aspek nada dan
irama dengan hasil
Pada taraf signifikansi atau
>
dan aspek keberanian dengan hasil
= 5 % dengan N = 20 diperoleh
berarti instrumen dinyatakan valid, karena
.
= 0,444, jika
>
maka
64
dapat ditarik kesimpulan bahwa kelima aspek tersebut telah dinyatakan valid dan
layak digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini.
4.1.1.2 Reliabilitas
Untuk menghitung reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus
koefisien reliabilitas Alpha karena diterapkan pada tes yang mempunyai skor
berskala. Perhitungan reliabilitas Alpha adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12 Analisis Aspek Instrumen
Aspek Penilaian
No.
Skor
Kuadrat
total
skor total
74
354
125316
74
76
368
135424
70
74
75
366
133956
70
74
75
77
371
137641
78
75
80
79
76
388
150544
I-6
69
66
71
70
72
348
121104
I-7
72
69
73
73
75
362
131044
I-8
70
67
72
70
73
352
123904
I-9
70
65
71
72
74
352
123904
I-10
68
66
70
69
72
345
119025
I-11
76
75
77
75
79
382
145924
Pengucapan
Susunan
Nada dan
(makhroj)
Kalimat
Irama
I-1
70
68
71
71
I-2
73
70
75
I-3
75
72
I-4
75
I-5
Kelancaran
Keberanian
65
I-12
71
67
74
73
75
360
129600
I-13
74
71
76
75
77
373
139129
I-14
75
73
75
76
75
374
139876
I-15
77
74
72
76
80
379
143641
I-16
71
69
73
72
74
359
128881
I-17
74
71
75
75
73
368
135424
I-18
72
70
73
70
75
360
129600
I-19
73
72
75
74
72
366
133956
I-20
75
71
73
74
76
369
136161
Jumlah
1458
1401
1470
1467
1500
7296
2664054
Jumlah
112590
107725
108164
98307
106434
2664054
kuadrat
0,929
66
Tabel 4.13 Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai 1,00
sangat tinggi
Antara 0,600 sampai 0,800
tinggi
Antara 0,400 sampai 0,600
cukup
Antara 0,200 sampai 0,400
rendah
Antara 0,00 sampai 0,200
sangat rendah
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh
diketahui bahwa pada taraf signifikansi atau
= 0,444. Jika
>
>
0,929 dan dapat
= 5 % dengan N = 20 diperoleh
berarti instrumen dinyatakan reliabel, karena
maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel dengan tingkat
reliabilitas yang sangat tinggi, dan layak digunakan sebagai instrumen dalam
penelitian ini.
4.1.2 Tabulasi Data Hasil Tes
Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk tes lisan, memperoleh
nilai yang akan dipaparkan dalam bentuk tabel disertai dengan presentase hasil
penelitian pada setiap kegiatan, dan diagram dari masing-masing aspek penelitian.
Penelitian eksperimen menghendaki adanya kelas eksperimen dan kelas
kontrol, kelas VIIIG yang merupakan kelas eksperimendengan jumlah 38 siswa
yang terdiri dari 18 siswa dan 20 siswi, dan kelas kontrol kelas VIIIF dengan
jumlah 34 siswa yang terdiri dari 15 siswa dan 19 siswi. Pada saat penelitian ini
67
dilakukan, terdapat beberapa siswa yang absen sehingga subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah 33 siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
4.1.2.1 Tabulasi Data Hasil TesAwal (pre-test) pada Kelas Kontrol
Dari hasil penelitian diperoleh hasil nilai tes awal (pre-test) pada kelas
kontrol. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.14 Nilai pre-testKelas Kontrol
Aspek Penilaian
No.
Kode
Siswa
Pengucapan
Susunan
Nada dan
(makhroj)
Kalimat
Irama
Kelancaran
Keberanian
Jumlah
Nilai
1
K-1
60
60
64
63
68
315
63
2
K-2
70
68
72
68
72
350
70
3
K-3
60
58
65
64
69
316
63
4
K-4
64
62
67
65
70
328
65
5
K-5
70
67
70
72
73
352
70
6
K-6
70
69
70
72
74
355
71
7
K-7
62
60
68
65
73
328
65
8
K-8
58
57
62
60
65
302
60
9
K-9
78
76
79
80
77
390
78
10
K-10
63
60
65
62
68
318
63
11
K-11
57
56
60
58
68
299
59
12
K-12
68
66
68
70
72
344
68
68
13
K-13
76
74
77
75
74
376
75
14
K-14
73
70
74
75
73
365
73
15
K-15
82
80
84
83
80
409
81
16
K-16
60
58
62
60
68
308
61
17
K-17
67
65
68
66
70
336
67
18
K-18
65
62
70
64
72
333
66
19
K-19
60
58
64
62
66
310
62
20
K-20
62
60
64
62
70
318
63
21
K-21
63
60
65
64
68
320
64
22
K-22
78
76
79
80
78
391
78
23
K-23
67
65
67
68
72
339
67
24
K-24
68
66
69
70
69
342
68
25
K-25
71
70
74
70
72
357
70
26
K-26
70
68
72
70
73
353
70
27
K-27
72
70
74
72
72
360
72
28
K-28
58
56
63
57
68
302
60
29
K-29
72
70
72
73
70
357
71
30
K-30
66
64
68
65
70
333
71
31
K-31
72
70
74
73
73
362
72
32
K-32
68
66
71
67
72
344
68
33
K-33
66
65
69
67
73
340
68
2216
2152
2290
2242
2352
11252
2242
JUMLAH
69
Keseluruhan hasil nilai siswa kemudian dianalisis dengan menggunakan
statistika deskriptif dengan rumus
x 100% untuk menghitung presentase dan
dapat dilihat dari tabel prosentase hasil nilai pre-test kontrol, hasil selengkapnya
dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.15 Presentase Hasil Penelitian pre-test Kelas Kontrol
Nilai
Kategori
Jumlah
Presentase
90-100
Istimewa
-
-
80-89
Sangat baik
1
3,3%
70-79
Baik
13
39,3%
60-69
Cukup
18
54,5%
<60
Kurang
1
3,3%
33
100%
Jumlah
Penelitian ini menggunakan lima aspek penilaian, yaitu pengucapan
(makhroj), susunan kalimat, nada dan irama, kelancaran, dan keberanian. Lima
aspek tersebut dapat digambarkan dengan diagram batang sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram Presentase Nilai Pre-test Kelas Kontrol
Aspek Penilaian Pre-test Kelas Kontrol
72
71
70
69
68
67
66
65
64
63
62
Series1
Pengucapan
(makhroj)
Susunan
Kalimat
Nada dan
Irama
Kelancaran
Keberanian
67.15
65.21
69.39
67.93
71.27
70
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa aspek kelima dari lima aspek
yang ada, yaitu keberanian menduduki peringkat paling tinggi dengan jumlah
2352 dengan rata-rata 71,27, sedangkan nada dan irama menduduki peringkat
kedua dengan jumlah 2290 dengan rata-rata 69,34. Kelancaran menduduki
peringkat ketiga dengan jumlah 2242 dengan rata-rata 67,93. Pengucapan
(makhroj) menduduki peringkat keempat dengan jumlah 2216 dengan rata-rata
67,15. Dan susunan kalimat menduduki peringkat terendah dengan jumlah 2152
dengan rata-rata 65,21. Dari uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
keberanianmenduduki peringkat pertama dan susunan kalimat menduduki
peringkat terendah.
4.1.2.2 Tabulasi Data Hasil Tes Akhir (post-test) pada Kelas Kontrol
Dari hasil penelitian diperoleh hasil nilai tes akhir (post-test)pada kelas
kontrol. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.16 Nilai post-test Kelas Kontrol
Aspek Penilaian
No.
Kode
Siswa
Pengucapan
Susunan
Nada dan Kelancaran Keberanian
(makhroj)
Kalimat
Irama
Jumlah
Nilai
1
K-1
69
68
71
70
74
352
70
2
K-2
78
76
79
77
78
388
77
3
K-3
68
66
70
69
75
348
69
4
K-4
72
71
74
73
77
367
73
71
5
K-5
77
75
79
78
78
387
77
6
K-6
76
73
77
78
79
383
76
7
K-7
71
70
73
70
75
359
71
8
K-8
68
67
70
67
73
345
69
9
K-9
83
81
85
85
84
418
83
10
K-10
72
70
73
71
74
360
72
11
K-11
68
65
69
68
73
343
68
12
K-12
75
78
78
80
77
388
75
13
K-13
79
77
80
78
81
395
79
14
K-14
76
75
78
75
76
380
76
15
K-15
90
80
93
91
92
446
89
16
K-16
71
70
72
69
75
357
71
17
K-17
75
74
76
74
75
374
74
18
K-18
72
70
75
71
76
364
72
19
K-19
67
63
66
68
73
337
67
20
K-20
70
69
70
68
74
351
70
21
K-21
70
69
73
71
75
358
71
22
K-22
81
80
84
82
85
412
82
23
K-23
75
73
77
76
82
383
76
24
K-24
76
75
77
75
76
379
75
25
K-25
79
76
80
78
78
391
78
26
K-26
78
76
80
77
79
390
78
72
27
K-27
80
79
78
78
79
394
78
28
K-28
66
65
68
65
73
337
67
29
K-29
80
78
81
80
82
401
80
30
K-30
72
70
73
71
75
361
72
31
K-31
78
77
80
79
78
392
78
32
K-32
76
74
78
77
76
381
76
33
K-33
70
69
74
72
78
363
72
2460
2396
2511
2459
2558
12384
2463
JUMLAH
Hasil nilai rata-rata siswa pada post-test kelas kontrol sudah dapat
diketahui maka akan diuraikan dengan rumus
x 100%, dan hasil presentase
nilai siswa pada post-test kelas kontrol dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.17 Presentase Hasil Penelitian post-test Kelas Kontrol
Nilai
Kategori
Jumlah
Presentase
90-100
Istimewa
-
-
80-89
Sangat baik
4
12,1%
70-79
Baik
24
72,7%
60-69
Cukup
5
15,1%
<60
Kurang
-
-
33
100%
Jumlah
Hasil aspek penilaian yang meliputi pengucapan (makhroj), susunan
kalimat, nada dan irama, kelancaran, dan keberanian pada post-test kelas kontrol
dapat digambarkan dengan diagram batang sederhana sebagai berikut:
73
Gambar 4.2 Diagram Presentase Nilai Post-test Kelas Kontrol
Aspek Penilaian Post-test Kelas Kontrol
78
77
76
75
74
73
72
71
70
Series1
Pengucapan
(Makhroj)
Susunan
Kalimat
Nada dan
Irama
Kelancaran
Keberanian
74.54
72.6
76.09
74.51
77.51
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa aspek kelima dari lima aspek
yang ada, yaitu keberanian menduduki peringkat paling tinggi dengan jumlah
2558 dengan rata-rata 77,51, sedangkan nada dan irama menduduki peringkat
kedua dengan jumlah 2511 dengan rata-rata 76,09. Pengucapan (makhroj)
menduduki peringkat ketiga dengan jumlah 2460 dengan rata-rata 74,54.
Kelancaran menduduki peringkat keempat dengan jumlah 2459 dengan rata-rata
74,51. Dan susunan kalimat menduduki peringkat terendah dengan jumlah
2396dengan rata-rata 73,60. Dari uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa keberanianmenduduki peringkat pertama dan susunan kalimat menduduki
peringkat terendah.Dari diagram tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
terjadi peningkatan pada aspek penilaian setelah adanya tes awal (pre-test).
74
4.1.2.3 Tabulasi Data Hasil Tes Awal (pre-test) pada Kelas Eksperimen
Dari hasil penelitian diperoleh hasil nilai tes awal (pre-test) pada kelas
Eksperimen. Nilai-nilai terebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.18 Nilai pre-test Kelas Eksperimen
Aspek Penilaian
No.
Kode
Siswa
Pengucapan
Susunan
Nada dan
(makhroj)
Kalimat
Irama
Kelancaran
Keberanian
Jumlah
Nilai
1
E-1
68
66
70
71
73
348
69
2
E-2
65
63
67
64
69
328
65
3
E-3
70
68
72
73
72
355
71
4
E-4
66
65
68
67
70
336
67
5
E-5
68
65
69
66
71
339
67
6
E-6
70
68
72
68
74
352
70
7
E-7
66
65
68
67
70
336
67
8
E-8
78
76
78
76
78
386
77
9
E-9
69
66
70
68
73
346
69
10
E-10
72
70
73
70
75
360
72
11
E-11
68
66
70
67
72
343
68
12
E-12
66
65
69
67
70
337
67
13
E-13
73
70
72
70
74
359
71
14
E-14
70
68
70
72
73
353
70
15
E-15
59
58
65
60
68
310
62
75
16
E-16
67
65
68
66
70
336
67
17
E-17
70
68
71
69
74
352
70
18
E-18
75
74
77
76
79
381
76
19
E-19
65
63
68
67
70
333
66
20
E-20
72
70
73
72
74
361
72
21
E-21
70
68
70
69
72
349
69
22
E-22
84
80
82
83
82
411
82
23
E-23
72
70
74
72
75
363
72
24
E-24
66
65
68
68
72
339
67
25
E-25
70
68
70
69
73
350
70
26
E-26
65
63
68
66
70
332
66
27
E-27
73
70
74
72
75
364
72
28
E-28
78
79
80
78
76
391
78
29
E-29
77
76
78
78
76
385
77
30
E-30
60
58
64
62
68
312
62
31
E-31
72
70
73
72
74
361
72
32
E-32
64
62
66
63
68
323
64
33
E-33
67
66
68
66
70
337
67
2295
2234
2345
2294
2400
11568
2301
JUMLAH
Hasil nilai rata-rata siswa pada pre-test kelas eksperimen sudah dapat
diketahui maka akan diuraikan dengan rumus
x 100%, dan hasil presentase
76
nilai siswa pada pre-test kelas eksperimen dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.19 Presentase Hasil Penelitian pre-test Kelas Eksperimen
Nilai
Kategori
Jumlah
Presentase
90-100
Istimewa
-
-
80-89
Sangat baik
1
3,3%
70-79
Baik
17
51,5%
60-69
Cukup
15
45,4%
<60
Kurang
-
-
33
100%
Jumlah
Penelitian ini menggunakan lima aspek penilaian, yaitu pengucapan
(makhroj), susunan kalimat, nada dan irama, kelancaran, dan keberanian. Lima
aspek tersebut dapat digambarkan dengan diagram batang sebagai berikut:
Gambar 4.3 Diagram Aspek Penilaian Pre-test Kelas Eksperimen
Aspek Penilaian Pre-test Kelas Eksperimen
74
73
72
71
70
69
68
67
66
65
Series1
Pengucapan
(makhroj)
Susunan
Kalimat
Nada dan
Irama
Kelancaran
Keberanian
69.54
67.69
71.06
69.51
72.72
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa aspek kelima dari lima aspek
yang ada, yaitu keberanian menduduki peringkat paling tinggi dengan jumlah
77
2400 dengan rata-rata 72,72, sedangkan nada dan irama menduduki peringkat
kedua dengan jumlah 2345 dengan rata-rata 71,06. Pengucapan (makhroj)
menduduki peringkat ketiga dengan jumlah 2295 dengan rata-rata 69,54.
Kelancaran menduduki peringkat keempat dengan jumlah 2294 dengan rata-rata
69,51. Dan susunan kalimat menduduki peringkat terendah dengan jumlah 2234
dengan rata-rata 67,69. Dari uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
keberanianmenduduki peringkat pertama dan susunan kalimat menduduki
peringkat terendah.
4.1.2.4 Tabulasi Data Hasil Tes Akhir (post-test) pada Kelas Eksperimen
Dari hasil penelitian diperoleh hasil nilai tes akhir (post-test) pada kelas
Eksperimen. Nilai-nilai terebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.20 Nilai post-test Kelas Eksperimen
Aspek Penilaian
No.
Kode
Pengucapan
Susunan
Nada dan
Kelancaran
Keberanian
Jumlah
Nilai
Siswa
(makhroj)
Kalimat
Irama
1
E-1
80
78
82
79
85
404
80
2
E-2
76
75
78
75
81
385
77
3
E-3
80
79
83
81
84
407
81
4
E-4
78
76
79
77
82
392
78
5
E-5
79
77
80
78
83
397
79
6
E-6
83
81
85
84
86
419
83
78
7
E-7
77
75
78
76
80
386
77
8
E-8
88
86
90
86
92
442
88
9
E-9
78
77
80
79
82
396
79
10
E-10
83
81
85
82
84
415
83
11
E-11
79
76
78
77
83
393
78
12
E-12
75
74
77
76
81
383
76
13
E-13
80
77
83
81
85
406
81
14
E-14
78
76
79
77
80
390
78
15
E-15
74
72
76
75
78
375
75
16
E-16
76
75
78
77
83
389
77
17
E-17
78
77
79
76
82
392
78
18
E-18
84
81
86
85
92
428
85
19
E-19
79
76
80
78
80
393
78
20
E-20
80
79
81
80
85
405
81
21
E-21
77
75
79
76
83
390
78
22
E-22
93
91
90
92
96
462
92
23
E-23
82
70
83
81
84
400
80
24
E-24
77
75
79
78
82
391
78
25
E-25
81
79
83
80
84
407
79
26
E-26
80
78
81
79
81
399
79
27
E-27
82
80
84
81
83
410
82
28
E-28
85
86
87
84
86
428
85
79
29
E-29
82
83
84
83
94
426
85
30
E-30
77
76
79
78
79
389
77
31
E-31
84
81
85
82
86
418
83
32
E-32
78
76
81
77
80
392
78
33
E-33
79
77
81
80
83
400
80
2642
2575
2693
2630
2769
12905
2648
JUMLAH
Hasil nilai rata-rata siswa pada post-test kelas eksperimen sudah dapat
diketahui maka akan diuraikan dengan rumus
x 100%, dan hasil presentase
nilai siswa pada post-test kelas eksperimen dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.21 Presentase Hasil Penelitian post-testKelas Eksperimen
Nilai
Kategori
Jumlah
Presentase
90-100
Istimewa
1
3,3%
80-89
Sangat baik
14
42,4%
70-79
Baik
18
54,5%
60-69
Cukup
-
-
<60
Kurang
-
-
33
100%
Jumlah
Hasil aspek penilaian yang meliputi pengucapan (makhroj), susunan
kalimat, nada dan irama, kelancaran, dan keberanian pada post-test kelas kontrol
dapat digambarkan dengan diagram batang sederhana sebagai berikut:
80
Gambar 4.4 Diagram Aspek Penilaian Post-test Kelas Eksperimen
Aspek Penilaian Post-test Kelas Eksperimen
85
84
83
82
81
80
79
78
77
76
75
Series1
Pengucapan
(makhroj)
Susunan
kalimat
Nada dan
Irama
Kelancaran
Keberanian
80.06
78.03
81.6
79.69
83.9
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa aspek kelima dari lima aspek
yang ada, yaitu keberanian menduduki peringkat paling tinggi dengan jumlah
2769 dengan rata-rata 83,90. Sedangkan nada dan irama menduduki peringkat
kedua dengan jumlah 2693 dengan rata-rata 81,60. Pengucapan (makhroj)
menduduki peringkat ketiga dengan jumlah 2642 dengan rata-rata 80,06.
Kelancaran menduduki peringkat keempat dengan jumlah 2630 dengan rata-rata
79,69. Susunan kalimat menduduki peringkat terendah dengan jumlah
2575dengan rata-rata 78,03. Dari uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa keberanianmenduduki peringkat pertama dan susunan kalimat menduduki
peringkat terendah.Dari diagram tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
terjadi peningkatan pada aspek penilaian setelah adanya tes awal (pre-test).
81
4.2 Pembahasan
Pada pembahasan ini peneliti akan menjelaskan hasil analisis data
meliputi nilai rata-rata, uji normalitas, uji kesamaan dua varians (homogenitas)
dan uji t atau perbedaan rata-rata.
4.2.1 Nilai rata-rata
Untuk mengetahui nilai rata-rata yang diperoleh kelas kontrol dan kelas
eksperimen digunakan rumus sebagai berikut:
4.2.1.1 Nilai rata-rata kelas kontrol
a) Rata-rata pre-test
67,94
Dari tabel 4.14 di atas dapat diketahui nilai pre-testkelas kontrol dengan
nilai tertinggi 81 dan terendah 59, dengan nilai rata-rata 67,94.
b) Rata-rata post-test
74,64
82
Pada tabel 4.16 di atas dapat diketahui nilai post-testkelas kontrol dengan
nilai tertinggi 89 dan terendah 67, dengan nilai rata-rata 74,64. Maka dapat
disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas kontrol pada post-test meningkat
dibandingkan saat pre-test.
Nilai rata-rata pre-test dan post-test kelas kontrol dapat digambarkan
dengan diagram garis sederhana, untuk mengetahui perbedaan yang terjadi dari
pre-test ke post-test. Diagram tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.5 Diagram Garis pre-test dan post-test Kelas Kontrol
Rata-rata Kelas Kontrol
76
74
72
70
68
66
64
Series1
Rata-rata Pre-test Kelas
Kontrol
Rata-rata Post-test Kelas
Kontrol
67.94
74.64
Dari diagram garis di atas dapat dilihat nilai rata-rata pada kelas kontrol.
Nilai rata-rata pre-test pada kelas kontrol 67,94 sedangkan nilai rata-rata post-test
kelas kontrol 74,64.
83
4.2.1.2 Nilai rata-rata kelas eksperimen
a) Rata-rata pre-test
69,72
Pada tabel 4.18 di atas dapat diketahui nilai pre-testkelas eksperimen
dengan nilai tertinggi 82 dan terendah 62, dengan nilai rata-rata 69,72.
b) Rata-rata post-test
80,24
Pada tabel 4.20 di atas dapat diketahui nilai post-testkelas eksperimen
dengan nilai tertinggi 92 dan terendah 75, dengan nilai rata-rata 80,24. Maka
dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen pada post-test
meningkat dengan signifikansi tinggi dibandingkan saat pre-test.
Nilai rata-rata pre-test dan post-test kelas eksperimen dapat digambarkan
dengan diagram garis sederhana, untuk mengetahui perbedaan yang terjadi dari
pre-test ke post-test. Diagram tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
84
Gambar 4.6 Diagram Garis pre-test dan post-test Kelas Eksperimen
Rata-rata Kelas Eksperimen
82
80
78
76
74
72
70
68
66
64
Series1
Rata-rata Pre-test kelas
Esperimen
Rata-rata Post-test kelas
Esperimen
69.72
80.24
Dari diagram garis di atas dapat dilihat nilai rata-rata pada kelas
eksperimen. Nilai rata-rata pre-test pada kelas eksperimen 69,72 sedangkan nilai
rata-rata post-test kelas eksperimen 80,24. Peningkatan rata-rata antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen dapat digambarkan dengan diagram batang sebagai
berikut:
Gambar 4.7 Diagram Rata-rata antara Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kelas Kontrol dan Eksperimen
82
80
78
76
74
72
70
68
66
64
62
60
Rata-rata Pre-test
Rata-rata Post-test
Eksperimen
69.72
80.24
Kontrol
67.94
74.64
85
Dari hasil data diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata pre-test
kelas kontrol adalah 67,94 dan nilai post-test74,64. Sedangkan nilai rata-rata pretest kelas eksperimen adalah 69,72 dan nilai post-test adalah80,24. Terdapat
perbedaan nilai antara nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen dengan kelas
kontrol. Nilai rata-rata pre-test kelas kontrol adalah 67,94 dan nilai rata-rata posttest adalah 74,64, jadi kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 6,70.
Sedangkan nilai rata-rata pre-test eksperimen adalah 69,72 dan nilai rata-rata posttest adalah80,24, jadi kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 10,52.
Namun, perbedaan yang ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata kelas kontrol
lebih kecil dari peningkatan kelas eksperimen. Dan dapat disimpulkan bahwa nilai
rata-rata pre-test dan post-test kelas eksperimen lebih baik dari pada nilai pre-test
dan post-test kelas kontrol.
4.2.2 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kedua kelompok
berdistribusi normal atau tidak. Hasil perhitungan uji normalitas data pre-test dan
post-test disajikan pada tabel berikut ini:
86
Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas
Kelas
Dk
Kriteria
5-1=4
Normal
Pre-test
0,041
Eksperimen
9,49
Pre-test
0,200
5-1=4
Normal
0,009
5-1=4
Normal
Kontrol
Post-test
Eksperimen
9,49
Post-test
0,200
5-1=4
Normal
Kontrol
Karena
pada kedua kelas <
maka dapat disimpulkan bahwa
data pre-test dan post-test berdistribusi normal. Hasil analisis ini digunakan
sebagai pertimbangan dalam analisis selanjutnya dengan menggunakan statistik
parametrik.
4.2.3 Uji Kesamaan Dua Varians
Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians data pre-testdan posttestdapat dilihat pada tabel dibawah ini:
87
Tabel 4.23 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians
Kelas
Varians
Dk
Pre test
20,392
32
Kriteria
Eksperimen
Pre test
Mempunyai varians
29,746
32
13,377
32
1,458
1,84
yang sama
Kontrol
Post test
Eksperimen
Post test
Mempunyai varians
24,377
1,822
32
1,84
yang sama
Kontrol
Berdasarkan perhitungan pada pretest diperoleh
sedangkan
= 1,84 dan pada posttest diperoleh
= 1,84. Karena
<
=
=
1,458
1,822 sedangkan
jadi dapat disimpulkan data awal antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama.
4.2.4 Uji Hipotesis
Uji perbedaan data post test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
menggunakan hipotesis sebagai berikut:
Ho =
Pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas tidak
efektif pada keterampilan berbicara bahasa Arab.
Ha =
Pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas
efektif pada keterampilan berbicara bahasa Arab.
88
: rata-rata kemampuan berbicara siswa yang menggunakan model percakapan
bebas.
: rata-rata kemampuan berbicara siswa yang tidak menggunakan model
percakapan bebas.
Untuk mengetahui kesamaan rata-rata kemampuan berbicara bahasa Arab
siswa, perhitungannya adalah sebagai berikut:
=
=
=
= 3,860
=
= 5,89
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus t-test, diperoleh
5,89 sedangkan
=
untuk N = 33 dan derajat kebebasan dk = 33-1 = 32 adalah
89
1,697 dengan taraf signifikansi 5%. Karena
berada pada daerah penolakan
Ho,maka yang diterima adalah Ha yaitu ada pengaruh model percakapan bebas
terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas VIIIMTs Negeri
Kendal,dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen lebih baik daripada
kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
tingkat uji validitas terhadap nilai instrumen yaitu sangat tinggi dengan hasil
0,968dantingkat uji validitas tinggi dengan hasil
reliabilitas nilai instrumennya adalah reliabel dengan hasil
0,785. Uji
0,929. Nilai
rata-rata pre-test kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 6,70. Dan untuk
nilai rata-rata pre-test eksperimen mengalami peningkatan sebesar 10,52. Namun,
perbedaan yang ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata kelas kontrol lebih
kecil dari peningkatan kelas eksperimen. Uji normalitas dari kedua kelompok
antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen pretest dan posttestadalah berasal
dari populasi berdistribusi normal. Sedangkan untuk uji kesamaan dua varians
atau homogenitas dari kelas kontrol dan kelas eksperimen pretest dan
posttestmempunyai varians yang sama. Untuk uji t atau uji perbedaan rata-rata,
hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja (Ha) karena
>
maka dapat disimpulkam bahwa hipotesis kerja berbunyi
“Pembelajaran dengan menggunakan model percakapan bebas efektif terhadap
keterampilan berbicara bahasa Arab siswa.”
90
4.3 Analisis Hasil Tes Berbicara Bahasa Arab Menggunakan Model
Percakapan Bebas
Instrumen tes yang digunakan untuk mengambil data penelitian adalah
berupa tes bahasa Arab. Data yang diperoleh adalah membandingkan hasil pretest dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol, menunjukkan bahwa hasil
pre-test dan post-test kelas eksperimen lebih baik dari hasil pre-test dan post-test
kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan
berbicara bahasa Arab pada siswa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan
model percakapan bebas. Peningkatan yang paling besar terlihat pada kelas
kontrol adalah aspek keberanian dengan jumlah2352 saat pre-testmenjadi 2558
saat post-test. Sedangkan pada kelas eksperimenpeningkatan yang paling besar
terlihat pada aspek keberanian dari jumlah 2400 saat pre-test menjadi 2769saat
post-test. Pada aspek lainnya seperti pengucapan (makhroj), susunan kalimat,
nada dan irama dan kelancaran juga mengalami peningkatan dan akan diuraikan
sebagai berikut:
4.3.1 Pengucapan (makhroj)
Dalam aspek ini mengalami peningkatan jumlah dari hasil pre-test kelas
kontrol 2216 dan jumlah hasil post-test kelas kontrol 2460.Pada tes awal (pre-test)
banyak siswayang tidak jelas dalam mengucapkan kata/kalimat bahasa Arab
karena siswa banyak yang melakukan kesalahan dalam mengucapkan kata/kalimat
dan tidak memperhatikan contoh pengucapan kata/kalimat yang benar yang telah
diberikan peneliti. Jumlah dari hasil pre-test kelas eksperimen 2295 dan jumlah
hasil post-test2642. Pada tes awal banyak siswa yangtidak jelas dalam
91
mengucapkan kata/kalimat bahasa Arab,akan tetapi setelah diberikan model
percakapan bebas sebagai alernatif cara berlatih berbicara bahasa Arab siswa
untuk mengungkapkan suatu percakapan terjadi peningkatan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa model percakapan bebas efektif dalam keterampilan berbicara
bahasa Arab.
4.3.2 Susunan Kalimat
Dalam aspek ini mengalami peningkatan jumlah pada kelas kontrol dan
eksperimen.Hasil pre-test kelas kontrol 2156 dan hasil post-test kelas kontrol
2396.Pada tes awal (pre-test) banyak siswa yang kurang runtut penyusunan
kalimatnya dalam berbicara bahasa Arab sehingga seringkali terjadi kesalahan
penyusunan kalimat yang kurang.Jumlah dari hasil pre-test kelas eksperimen 2234
dan jumlah hasil post-test kelas eksperimen 2575. Pada awal tes banyak siswa
yang tidak memperhatikan susunan kalimat dalam berbicara sebuah percakapan.
Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah susunan kalimat lebih besar
kelas eksperimen daripada kelas kontrol.
4.3.3 Nada dan Irama
Dalam aspek ini pada kelas kontrol jumlah dari hasil pre-test 2290 dan
jumlah dari hasil post-test 2511. Dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nada dan
irama pada kelas kontrol. Pada tes awal (pre-test) banyak siswa yang kurang
terang dan keras dalam berbicara bahasa Arab. Jumlah hasil pre-test kelas
eksperimen 2345 dan hasil jumlah post-test kelas kontrol 2693. Pada kelas
eksperimen terjadi peningkatan jumlah aspek nada dan irama yang signifikan
92
karena dengan model percakapan bebas siswa lebihbersemangat dalam
berlatihberbicara bahasa Arab dengan suara yang terang dan keras.
4.3.4 Kelancaran
Dalam aspek ini mengalami peningkatan jumlah dari hasil pre-test kelas
kontrol 2242 dan jumlah hasil post-test 2459. Pada tes awal (pre-test) banyak
siswa yang kurang lancar sedikit tersedat-sendat dalamberbicara bahasa Arab.
Jumlah hasil pre-test kelas eksperimen 2294 dan jumlah hasil post-test kelas
eksperimen 2630, dari tes awal (pre-test) pada kelas eksperimen juga mengalami
hal yang sama dengan pre-test kelas kontrol.Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa jumlah aspek kelancaran meningkat dari kelas eksperimen maupun kelas
kontrol.
4.3.5 Keberanian
Dalam aspek ini pada kelas kontrol jumlah dari hasil pre-test2352 dan
jumlah dari hasil post-test2558. Dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aspek
keberanian pada kelas kontrol. Pada tes awal (pre-test) banyak siswa yang tidak
berani maju ke depan kelas dalam mempraktikkan percakapan untuk keterampilan
berbicara bahasa Arab. Jumlah hasil pre-test kelas eksperimen 2400 dan hasil
jumlah post-test kelas kontrol 2769. Pada kelas eksperimen terjadi peningkatan
jumlah aspek keberanian yang signifikan karena dengan model percakapan bebas
siswa lebihaktif dan rasa berani siswa dalam berbicara bahasa Arab meningkat.
BAB 5
PENUTUP
Pada bab ini akan menjelaskan tentang simpulan dan saran. Adapun
untuk penjelasan lebih rincinya akan dijelaskan di dalam subbabnya masingmasing. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai subbabnya masing-masing adalah
sebagai berikut:
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang
telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil
simpulan, yaitu penerapan model percakapan bebas dapat melatih dan
meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa. Kelebihan dari model
percakapan bebas ini adalah siswa lebih aktif dan bersemangat dalam
mempraktikkan materi percakapan dan kegiatan pembelajaran di kelas menjadi
lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Adapun kekurangan dari model
percakapan bebas ini adalah tidak semua siswa dapat mempraktikkan percakapan
bebas dengan baik dan benar, dan sebagian kelompok masih ada yang menjadikan
diskusi dengan model percakapan bebas untuk perantara bermain-main dengan
temannya.
Rata-rata pretest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen yaitu
kelas kontrol 67,94 sedangkan pada kelas eksperimen yaitu 69,72. Dari rata-rata
nilai pretesttersebut, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan nilai rata-rata
data awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan
93
94
demikian dapat dikatakan rata-rata kecerdasan siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen pada dasarnya adalah sama.
Rata-rata posttest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen yaitu
nilai rata-rata kelas kontrol 74,64 sedangkan pada kelas eksperimen yaitu 80,24.
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus t-test diperoleh
sedangkan
= 5,89
untuk N = 33 dan derajat kebebasan dk = 33-1 = 32 adalah 1,697
dengan taraf signifikansi 5%. Karena
berada pada daerah penolakan Ho,
maka Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model percakapan bebas efektif terhadap keterampilan berbicara
bahasa Arab siswa.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian tersebut, saran yang dapat
disampaikan dalam penelitian ini adalah:
1) Model percakapan bebas terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan
berbicara bahasa Arab, sehingga bisa menjadi model pembelajaran alternatif
yang bisa diterapkan oleh guru di kelas.
2) Siswa dapat menggunakan model percakapan bebas untuk berlatih berbicara
bahasa Arab untuk materi percakapan dengan lebih menyenangkan dan tidak
membosankan.
3) Bagi para peneliti khususnya di bidang pendidikan bahasa Arab dapat
menggunakan penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian
sejenis dengan model ataupun metode pembelajaran yang berbeda.
95
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU REFERENSI
Ainin, Moh.2010. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Surabaya: Hilal Pustaka.
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan : Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2006a. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
_________________. 2010b. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Efendy, Ahmad Fuad. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab
.Malang: Misykat.
Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik. Yogyakarta: andi offset.
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Iskandarwassid. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Makruf, Imam. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif. Semarang:
Need‟s Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.
96
Purwanto. 2011. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Shofwan, M. Sholihuddin. 2007.
. Pengantar Memahami Nadzom
Al-Imrithi Juz Awwal. Jombang: Darul-Hikmah.
Slamet, St. Y. 2008. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta:
UNS Press.
Sudjana, Nana. 2002. Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbicara.
Bandung: Angkasa.
B. SKRIPSI
Muttaqin, Zainal. 2013. Pengaruh Muhadhoroh Terhadap Keterampilan
Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas IX SMP Daar El-Qolam Tangerang
Banten Tahun 2012/2013. Skripsi: Program Studi Pendidikan Bahasa Arab,
Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.
Nugroho, Rohmat Teguh. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Peer Tutoring untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
pada Mata Kuliah Tadrib Muhadatsah Program Studi Pendidikan Bahasa
Arab Universitas Negeri Semarang Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi:
97
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.
Utomo, Eko Herry. 2013. Pemanfaatan Media Pembelajaran Bahasa Arab
Berbasis Macromedia Flash 8 Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas X MAN Purwodadi Grobogan. Skripsi:
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.
LAMPIRAN
93
98
Lampiran 1
DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL
No
NAMA SISWA
KODE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
ABDUL ROFIQ
AHMAD KRISNA ADITIYA
AHMAD SOBIRIN
AKHMAD DAWAM
ANI MUSTAGHFIROH
DEWI SUNARSIATI
ERKA DARMAWAN
ERNA KURNIA SARI
EVI SAFITRI ANDRIAWATI
FAIZAL HAMZAH
HARIS ALFIYAN
HIMMATUL ULYA
IDA NOR AFIANI
IKA NUR IZZA
JUNNATUN MUKHASSONAH
M.IRWAN YUNI R.
MOH SAYIDI
MUHAMMAD FAQIH H.
MUHAMMAD HANDIKA
NUR ALI
NUR IKHSAN
QORI MUSYAROFAH
RISKA CINDY YOUFARIA
RISMASARI
SITI KHOIRIYAH
SITI NUR AZIZAH
SITI NURWAKHIDAH
SUKRON MUHAMMAD B.
TASYA KHUFROTUN N.
VICKY TEGUH UTOMO
WAHYUNI WULANSARI
WIDYA BUDIA NINGSIH
YUNIAR DEWI KARISA
K-1
K-2
K-3
K-4
K-5
K-6
K-7
K-8
K-9
K-10
K-11
K-12
K-13
K-14
K-15
K-16
K-17
K-18
K-19
K-20
K-21
K-22
K-23
K-24
K-25
K-26
K-27
K-28
K-29
K-30
K-31
K-32
K-33
99
Lampiran 2
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN
No
NAMA SISWA
KODE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
ADKHA NUR TOYYIBAH
AHMAD MAHMUDI
AHMAD SODIKUN
AKBAR MAULANA
ALIP CAHYO YUNIARSO
AYU FRIDAYANTI
DIKI WAHYU HINDRAWAN
DWI FATCHUL MUBAROK
DWI ZULIANA
FARIDA RIZKI MAEMONAH
HAFIF SURAHMAN
HASTATIK
JAUHA ROTUZ ZA'IMMAH
KHASAN FAHRUDIN
KHOIRUL ANAM
LAILATUL FITRIYANINGSIH
LUTHFIA NUR AFIDAH
MOHAMMAD ABDUH
MUCHAMAT NOVA A.
MUHAMMAD HILBA D.
MUHAMMAD SHOLAHUDIN
MU'LA ALFIS SHOLAH
NIDA LAILY OCTAVIANA
NOVITA HAMIDAH
NUR FITRIYATIL LAELI
RAHMAT ARI MASUDI
RISMAQORI ARIFIA
SEILA REISYA RIZQIYA
SILVIA RAHMAH
SITI NUR KHALIMAH
SUWAEBATUL ASLAMIYAH
ULUM SHOEROFI
WISNU ADITIYA PRATAMA
E-1
E-2
E-3
E-4
E-5
E-6
E-7
E-8
E-9
E-10
E-11
E-12
E-13
E-14
E-15
E-16
E-17
E-18
E-19
E-20
E-21
E-22
E-23
E-24
E-25
E-26
E-27
E-28
E-29
E-30
E-31
E-32
E-33
100
Lampiran 3
DAFTAR NAMA UJI INSTRUMEN
No
NAMA SISWA
KODE
1
ABDUL HANIK
I-1
2
ABDUL MUTOLIB
I-2
3
AHMAD MAHZUN
I-3
4
AJI PRASTIYAN
I-4
5
ELOK FAJAR ARISANTI
I-5
6
ENDANG WAHYU. S
I-6
7
FIKRIYATU DINA
I-7
8
HARITSAH AWAL. M
I-8
9
LUTFI KISWANTO
I-9
10
M. NASRUL LATIF
I-10
11
M. SABILIRROSAD
I-11
12
MAZANA ZULFA
I-12
13
MUKHAMMAD ARMAJI
I-13
14
NAILATUL YUSRO
I-14
15
NISA FADZILA VISTA
I-15
16
RAHMAT DWI. R
I-16
17
ROYYAN KAFI
I-17
18
TITIK KURNIASARI
I-18
19
WIKHAYATUN. K
I-19
20
WULAN AGUSTINA
I-20
101
Lampiran 4
PENILAIAN KELAS KONTROL
No
NAMA SISWA
Pre-test
Post-test
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
ABDUL ROFIQ
AHMAD KRISNA ADITIYA
AHMAD SOBIRIN
AKHMAD DAWAM
ANI MUSTAGHFIROH
DEWI SUNARSIATI
ERKA DARMAWAN
ERNA KURNIA SARI
EVI SAFITRI ANDRIAWATI
FAIZAL HAMZAH
HARIS ALFIYAN
HIMMATUL ULYA
IDA NOR AFIANI
IKA NUR IZZA
JUNNATUN MUKHASSONAH
M.IRWAN YUNI R.
MOH SAYIDI
MUHAMMAD FAQIH H.
MUHAMMAD HANDIKA
NUR ALI
NUR IKHSAN
QORI MUSYAROFAH
RISKA CINDY YOUFARIA
RISMASARI
SITI KHOIRIYAH
SITI NUR AZIZAH
SITI NURWAKHIDAH
SUKRON MUHAMMAD B.
TASYA KHUFROTUN N.
VICKY TEGUH UTOMO
WAHYUNI WULANSARI
WIDYA BUDIA NINGSIH
YUNIAR DEWI KARISA
Jumlah
63
70
63
65
70
71
65
60
78
63
59
68
75
73
81
61
67
66
62
63
64
78
67
68
70
70
72
60
71
71
72
68
68
2242
70
77
69
73
77
76
71
69
83
72
68
75
79
76
89
71
74
72
67
70
71
82
76
75
78
78
78
67
80
72
78
76
72
2463
102
Lampiran 5
PENILAIAN KELAS EKSPERIMEN
No
NAMA SISWA
Pre-test
Post-test
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
ADKHA NUR TOYYIBAH
AHMAD MAHMUDI
AHMAD SODIKUN
AKBAR MAULANA
ALIP CAHYO YUNIARSO
AYU FRIDAYANTI
DIKI WAHYU HINDRAWAN
DWI FATCHUL MUBAROK
DWI ZULIANA
FARIDA RIZKI MAEMONAH
HAFIF SURAHMAN
HASTATIK
JAUHA ROTUZ ZA'IMMAH
KHASAN FAHRUDIN
KHOIRUL ANAM
LAILATUL FITRIYANINGSIH
LUTHFIA NUR AFIDAH
MOHAMMAD ABDUH
MUCHAMAT NOVA A.
MUHAMMAD HILBA D.
MUHAMMAD SHOLAHUDIN
MU'LA ALFIS SHOLAH
NIDA LAILY OCTAVIANA
NOVITA HAMIDAH
NUR FITRIYATIL LAELI
RAHMAT ARI MASUDI
RISMAQORI ARIFIA
SEILA REISYA RIZQIYA
SILVIA RAHMAH
SITI NUR KHALIMAH
SUWAEBATUL ASLAMIYAH
ULUM SHOEROFI
WISNU ADITIYA PRATAMA
Jumlah
69
65
71
67
67
70
67
77
69
72
68
67
71
70
62
67
70
76
66
72
69
82
72
67
70
66
72
78
77
62
72
64
67
2301
80
77
81
78
79
83
77
88
79
83
78
76
81
78
75
77
78
85
78
81
78
92
80
78
79
79
82
85
85
77
83
78
80
2648
103
Lampiran 6
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Madrasah
: MTs N Kendal
Kelas/Semester
: VIII/II
Mata Pelajaran
: Bahasa Arab
Standar Kompetensi
: 10.BERBICARA/KALAM (Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman serta informasi melalui
kegiatan bercerita dan bertanya jawab tentang hobi(
Kompetensi Dasar
10.1Melakukan dialog
sederhana tentang
hobi (
)
Materi
Pembelajaran
/ hobi
Kalimat-kalimat berstruktur fiil mudho-ri’
+ mashdar shorih
Mufrodat
tentang
kata kerja harian (fiil
Nilai Budaya
Dan Karakter
Bangsa
Religius
Jujur
Mandiri
Demokratis
Komunikatif
))
Kegiatan
Pembelajaran
Mengidentifikasi
jenis-jenis kebiasaan /
hobi
Mengidentifikasi
perubahan
fiil
mudhari
setelah
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Melafalkan kosa kata
dan kalimat dengan
pelafalan yang tepat
dan benar
Praktek
lisan/
bercerita
Menggunakan/
mengucapkan
wawancara
Tanya jawab/
Alokasi
Waktu
4 x 40‟
Sumber
Belajar
 Buku Teks
 Lembar
Kerja
Siswa
 Buku
panduan,
104
mudhari)
Mufrodat
mashdar
tentang
Kata
tanya
madza, hal
Tanggung
jawab
didahului
an,lan atau li
huruf
 Media
gambar
mufrodat dengan tepat
dalam
berbagai
kalimat
Bertanya
dengan
menggunakan
kata
tanya
meliputi;
limadza, lima, hal
ma,
Menanggapi/merespon
s berbagai pertanyaan
dengan tepat
Mendemonstrasikan
materi hiwar dengan
tepat dan benar
10.2 Menyampaikan
informasi secara
lisan dalam
kalimat
sederhana
tentang hobi
(
)
/ hobi
Kalimat-kalimat berstruktur fiil mudhori’
+ mashdar shorih
Mufrodat tentang
kata kerja harian (fiil
mudhari)
Religius
Jujur
Mandiri
Demokratis
Komunikatif
Tanggung
jawab
Wawancara tentang
hobi seseorang
Mengidentifikasi
Demonstrasi
informasi berbentuk
Tes lisan /
Mengungkapkan/ber
cerita tentang
kebiasaan/hobi
seseorang
paparan atau dialog
wawancara
tentang hobi (
)
Mengemukakan
informasi secara lisan
Mufrodat tentang
mashdar
dengan kalimat
Kata tanya ma,
madza, hal
yang tepat tentang
sederhana dengan lafal
2 x 40‟
 Buku Teks
 Lembar
Kerja
Siswa
 Buku
panduan,
 Media
gambar
105
hobi (
)
Melakukan
wawancara tentang
kebiasaan-kebiasaan /
hobi (dan atau citacita) seorang teman
dengan tepat dan
benar secara
terstruktur/terbimbing
Standar Kompetensi
: 14. BERBICARA/KALAMMengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman
kegiatan bercerita dan bertanya jawab tentang profesi (
Kompetensi Dasar
14.1 Melakukan dialog
sederhana tentang
tentang profesi
(
) dengan
Materi
Pembelajaran
/Profesi
Kalimat-kalimat
ber-struktur
fiil mudho-ri’+
Nilai Budaya
Dan Karakter
Bangsa
Religius
Jujur
Mandiri
Kegiatan
Pembelajaran
Mengidentifikasi jenis
–jenis profesi
Mengidentifikasi
mashdar
serta informasi melalui
)
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Melafalkan kosa
kata dan kalimat
dengan pelafalan
yang tepat dan benar
Penilaian
Praktek
langsung
melalui
bercerita.
Alokasi
Waktu
2 x 40‟
Sumber
Belajar
 Buku Teks
 Lembar
Kerja Siswa
 Buku
106
menggunakan
kalimat berstruktur
fiil mudhori’ dasar
dan kata mashdar
mashdar shorih
Jenis-jenis profesi
(mufrad, jamak,
mudzakkar,
muannats)
Demokratis
Komunikatif
Tanggung
jawab
Mufrodat tentang
mashdar
Kata Tanya ma,
madza, hal
Malakukan
demonstrasi tentang
profesi (
)
Mengungkapkan /
bercerita tentang
profesi (
)
.
Menggunakan /
mengucapkan
mufrodat dengan
tepat dalam berbagai
kalimat
Tanya
jawab/
panduan
 Media
gambar
aktivitas /
profesi
Wawan
cara
 Flash card
Menyebutkan /
bercerita tentang
profesi seseorang
dengan tepat dan
benar secara
terstruktur/terbimbin
g
.
14.2 Menyampaikan
/Profesi
Religius
Mengidentifikasi jenis
Bertanya dengan
Diskusi
2 x 40‟
 Buku Teks
107
informasi secara
lisan dalam kalimat
sederhana tentang
profesi
(
Kalimat-kalimat berstruktur fiil mudhori’ + mashdar shorih
Jenis-jenis profesi
(mufrad, jamak,
mudzakkar,
muannats)
Mufrodat tentang
mashdar
)dengan
menggunakan
kalimat berstruktur
fiil mudhori’ dan
mashdar
Kata Tanya ma,
madza, hal
.
.
Jujur
–jenis profesi
Mandiri
Mengidentifikasi
mashdar
Demokratis
Komunikatif
Tanggung
jawab
Malakukan
demonstrasi tentang
profesi (
)
Mengungkapkan /
bercerita tentang
profesi (
)
menggunakan kata
tanya meliputi; ma,
madza, hal
Menanggapi
berbagai pertanyaan
dengan tepat
Mendemonstrasikan
materi hiwar dengan
tepat dan benar
kelompok
Demonstr
asi
 Lembar
Kerja Siswa
 Buku
panduan
 Media
gambar
aktivitas /
profesi
 Flash card
108
Kendal, Januari 2013
Mengetahui
Kepala MadrasahGuru Bidang Studi Bahasa Arab
Drs.H.Asroni,M.AgFatkurochman,S.Ag
NIP. 19670202 199303 1 008NIP. 19720729 200112 1 001
109
LAMPIRAN 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
: MTs Negeri Kendal
Mata Pelajaran
: Bahasa Arab
Status Pendidikan
: Madrasah Tsanawiyah
Kelas/ Semester
: VIII/ Genap (Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol)
Alokasi Watu
: 2 jam pelajaran (2 x 40menit)
A. Standar Kompetensi
:
Berbicara/Kalam
Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman
serta informasi
melalui kegiatan berceritaserta bertanya jawab tentang hobi (
B. Kompetensi Dasar
:
Melakukan dialog sederhana tentanghobi (
C. Indikator
)
)
:
1. Melafalkan ujaran (kata, frasa, kalimat) dengan intonasi yang tepat tentang
hobi (
)
2. Mendemonstrasikan dialog sederhana tentang hobi (
)
3. Menunjukkan perilaku yang mencerminkan: religius, disiplin, percaya diri,
bertanggung jawab, kreatif dan komunikatif.
110
D. Tujuan Pembelajaran
:
1. Siswa mampu melafalkan ujaran (kata, frasa, kalimat) dengan intonasi yang
)
tepat tentanghobi (
2. Siswa mampu mendemonstrasikan dialog sederhana tentang hobi (
)
3. Siswa mampu menggambarkan perilaku yang mencerminkan: religius,
disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, kreatif dan komunikatif.
E. Materi Pembelajaran
:
Perpustakaan
Hobi
Bola basket
Olahraga
Cerita pendek
Bermain
Hikayat
Sepak bola
Buku-buku ilmiah
Bulu tangkis
Bermanfaat
Saya suka
Bermacam-macam
Membaca buku
111
F. Metode dan Pendekatan:
a.
Metode Komunikatif
b.
Pendekatan Kontekstual
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :
112
NO
LANGKAH-LANGKAH
MEDIA/SUMBER
WAKTU
KEGIATAN
1
Pendahuluan (kegiatan awal)
1. Guru
mengucapkan
salam
10 menit
sebagai
pembuka pertemuan dan menanyakan
kabar siswa (religius)
2. Guru memulai pembelajaran dengan
diawali bacaan basmalah (religius)
3. Guru mempresensi setiap kehadiran
siswa (tanggung jawab)
4. Gurumembacakan tujuan pembelajaran
(rasa ingin tahu)
2
Kegiatan Inti
60 menit
1. Tahap Eksplorasi
a) Siswa
mendengarkan
guru
mengucapkan mufrodat tentang hobi
(
)(rasa ingin tahu).
b) Siswa menirukan guru mengucapkan
mufrodat
tentang
hobi
(
)
(komunikatif)
c) Siswa
mendengarkan
mengucapkan
contoh
guru
percakapan
)
(hiwar) tentang hobi (
2. Tahap Elaborasi
a) Siswa
menanyakan
mufrodat
dan
kalimat yang belum dipahami dalam
percakapan
(
b) Siswa
(hiwar)
tentang
hobi
) (rasa ingin tahu)
diberi
kesempatan
untuk
113
mempraktekkan percakapan di depan
kelas
beserta
teman
sebangkunya
(percaya diri)
c) Siswa
bergantian
mempraktekkan
percakapan di depan kelas dengan
temannya (bertanggung jawab)
3. Tahap Konfirmasi
a) Siswa menanyakan materi tentang hobi
(
)
yang belum jelas dan belum
dipahami(rasa ingin tahu dan percaya
diri)
b) Siswa memperhatikan pembenaran dari
guru
mengenai
apa
yang
telah
dilakukan oleh siswa (rasa ingin tahu)
c) Siswamemperhatikan guru memberikan
penilaian
positif
bagi
yang
berprestasi(rasa ingin tahu)
3
Penutup (Kegiatan akhir)
1. Guru
menyimpulkan
materi
yang
disampaikan (bertanggung jawab dan
kreatif)
2. Guru memberikan tugas di rumah
tentang pelajaran yang sudah dipelajari
(tanggung jawab)
3. Gurumemberi
motivasi
terhadap
seluruh siswa (tanggung jawab)
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
bacaan hamdalah (religius)
5. Guru
mengucapkan
penutup
salam
pembelajaran
sebagai
(tanggung
10 menit
114
jawab)
H. Alat dan Sumber Belajar :
Alat /Media Pembelajaran : Modul Taqwa, papan tulis dan spidol
Sumber belajar :
1.
Modul Taqwa menunjang kreatifitas siswa (bahasa arab) kelas VIII, Akik
Pusaka, Sragen
2.
Kamus Munawir
3.
Buku paket Fasih Berbahasa Arab 2
I. Penilaian:
1. Proses (pada saat KBM berlangsung)
a. Kisi-kisi
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kmpetensi
3. Melafalkan ujaran (kata,
Bentuk
Teknik
Tes
Instrumen
Lisan
Instrumen
3. Lafalkan kosakata
frasa, kalimat) dengan
tentanghobi
intonasi yang teapat.
(
)dengan intonasi
yang tepat!
4. Mendemonstrasikan
dialog sederhana
Tes
Lisan
4. Demonstrasikan dialog
sederhanatentanghobi
115
tentanghobi (
)
(
)!
KRITERIA PENILAIAN
b. Berbicara
Kriteria
No
Nama
Pengucapan Susunan
Nada dan
Kalimat
Kelancaran Keberanian
Irama
Skor
Nilai
1
2
c. Pedoman Penskoran
No.
Aspek Penilaian
Pengucapan
Skor
90-100
Kriteria
Kategori
Pengucapan kata/kalimat sangat Istimewa
1.
(Makhroj)
jelas,
terang,
mengandung
keras,
tidak
kesalahan
sama
sekali.
80-89
Pengucapan
kata/kalimat
jelas Sangat baik
(kesalahan tidak lebih dari 3x)
70-79
Pengucapan kata/kalimat cukup Baik
jelas (kesalahan antara 3 sampai
6x)
116
60-69
Pengucapan kata/kalimat
tidak Cukup
jelas (kesalahan antara 6 sampai
8x)
<60
Pengucapan kata/kalimat sangat Kurang
tidak jelas (kesalahan antara 8
sampai 10x)
2.
Susunan Kalimat
90-100
Penyusunan
kalimat
dalam Istimewa
berbicara sangat runtut dan tidak
ada kesalahan
80-89
Penyusunan
kalimat
dalam Sangat baik
berbicara runtut (kesalahan tidak
lebih dari 3x)
70-79
Penyusunan
kalimat
dalam Baik
berbicara cukup runtut (kesalahan
antara 3 sampai 6x)
60-69
Penyusunan
berbicara
kalimat
kurang
dalam Cukup
runtut
(kesalahan antara 6 sampai 8x)
<60
Penyusunan
berbicara
kalimat
sangat
tidak
dalam Kurang
runtut
(kesalahan antara 8 sampai 10x)
3.
Nada dan Irama
90-100
Berbicara dengan suara sangat Istimewa
jelas, terang, keras, tidak ada
117
kesalahan.
80-89
Berbicara dengan suara jelas, Sangat baik
terang,
keras,
atau
kejelasan
suaranya.
70-79
Berbicara dengan suara cukup Baik
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
60-69
Berbicara dengan suara kurang Cukup
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
<60
Berbicara dengan suara tidak Kurang
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
4.
Kelancaran
90-100
Berbicara sangat lancar, siswa Istimewa
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sama sekali tidak mengalami
hambatan)
80-89
Berbicara lancar, siswa siap dan Sangat baik
langsung berbicara ketika tiba
gilirannya
berbicara
(tidak
mengalami hambatan)
70-79
Berbicara cukup lancar, siswa Baik
118
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sedikit tersendat-sendat)
60-69
Berbicara kurang lancar, siswa Cukup
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sering tersendat-sendat)
<60
Berbicara tidak lancar, siswa siap Kurang
dan langsung berbicara ketika tiba
gilirannya
berbicara
(sering
berhenti dan sangat terbata-bata)
5.
Keberanian
90-100
Berbicara dengan sikap yang Istimewa
sangat wajar dan sangat tidak
kaku
80-89
Berbicara dengan sikap yang Sangat baik
wajar dan tidak kaku
70-79
Berbicara dengan sikap yang Baik
cukup wajar dan lumayan tidak
kaku
60-69
Berbicara dengan sikap yang Cukup
kurang wajar dan sedikit kaku
<60
Berbicara dengan sikap yang Kurang
sangat tidak wajar dan sangat
119
kaku
2. Hasil (Ujian praktek lisan)
a. Teknik
: Lisan
b. Bentuk Instrumen : Tes Lisan
c. Contoh Instrumen : Melakukan dialog tentang hobi (
) dengan baik dan benar
d. Kriteria penilaian :
Kriteria
No
Nama
Pengucapan Susunan
Kalimat
Nada dan
Kelancaran Keberanian
Irama
Skor
Nilai
1
2
Lembar penilaian pendidikan budaya dan karakter
Nama
Religius
Disiplin
Percaya
diri
Komunikatif
Rasa
ingin tau
Demokratis
1
2
Keterangan :
BT
: Belum Terlihat, peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator.
MT
: Mulai Terlihat, peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten.
Kreatif
120
MB
: Mulai Berkembang, peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang konsisten
MK
: Membudaya , apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.
Kendal, Februari 2014
Mengetahui
Guru Mapel Bahasa Arab
Peneliti
Fatkhurrochman, S.Ag
Husnul Muasyaroh
NIP. 19720729 200112 1 001
NIM 2303410025
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
: MTs Negeri Kendal
121
Mata Pelajaran
: Bahasa Arab
Status Pendidikan
: Madrasah Tsanawiyah
Kelas/ Semester
: VIII/ Genap (Post-test Kelas Kontrol)
Alokasi Watu
: 2 jam pelajaran (2 x 40 menit)
A. Standar Kompetensi
:
Berbicara/Kalam
Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman
melalui kegiatan berceritaserta bertanya jawab tentang hobi (
serta informasi
)
B. Kompetensi Dasar
:
Menyampaikan informasi secara lisan dalam kalimat sederhana tentang hobi
)
(
C. Indikator
:
1. Mengidentifikasi informasi berbentuk paparan atau dialog tentang hobi
(
)
2. Mengemukakan informasi secara lisan dengan kalimat sederhana dengan
lafal yang tepat tentang hobi (
)
3. Menunjukkan perilaku yang mencerminkan: religius, disiplin, percaya diri,
bertanggung jawab, kreatif dan komunikatif.
D. Tujuan Pembelajaran
:
1. Siswa mampu mengidentifikasi informasi berbentuk paparan atau dialog
tentang hobi (
)
2. Siswa mampumengemukakan informasi secara lisan dengan kalimat
sederhana dengan lafal yang tepat tentang hobi (
)
3. Siswa mampu menunjukkan perilaku yang mencerminkan: religius, disiplin,
percaya diri, bertanggung jawab, kreatif dan komunikatif.
122
E. Materi Pembelajaran
:
Perpustakaan
Hobi
Bola basket
Olahraga
Cerita pendek
Bermain
Hikayat
Sepak bola
Buku-buku ilmiah
Bulu tangkis
Bermanfaat
Saya suka
Bermacam-macam
Membaca buku
123
F. Metode dan Pendekatan :
Metode
:metode komunikatif
Pendekatan
: pendekatan kontekstual
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :
124
NO
LANGKAH-LANGKAH
MEDIA/SUMBER
WAKTU
KEGIATAN
1
Pendahuluan (kegiatan awal)
1. Guru
mengucapkan
salam
10 menit
sebagai
pembuka pertemuan dan menanyakan
kabar siswa (religius)
2. Guru memulai pembelajaran dengan
diawali bacaan basmalah (religius)
3. Guru mempresensi setiap kehadiran
siswa (tanggung jawab)
4. Gurumembacakan tujuan pembelajaran
(rasa ingin tahu)
2
60 menit
Kegiatan Inti
1. Tahap Eksplorasi
a) Siswa
mendengarkan
mengucapkan
contoh
guru
percakapan
(hiwar) tentang hobi (
)(rasa
ingin tahu)
b) Siswa
menanyakan
mufrodat
dan
kalimat yang belum dipahami dalam
percakapan
(
(hiwar)
tentang
hobi
) (rasa ingin tahu)
2. Tahap Elaborasi
a) Siswa
bertanya
jawab
berpasangan tentang hobi (
secara
)
(komunikatif)
b) Siswa menyampaikan informasi tentang
tentang hobi (
sederhana (kreatif)
)
dengan kalimat
125
3. Tahap Konfirmasi
a) Siswa menanyakan materi tentang hobi
)
(
yang belum jelas dan belum
dipahami(rasa ingin tahu dan percaya
diri)
b) Siswa memperhatikan pembenaran dari
guru
mengenai
apa
yang
telah
dilakukan oleh siswa (rasa ingin tahu)
c) Siswa
memperhatikan
guru
memberikan penilaian positif bagi yang
berprestasi (rasa ingin tahu)
3
10 menit
Penutup (Kegiatan akhir)
1. Guru
menyimpulkan
materi
yang
disampaikan (bertanggung jawab dan
kreatif)
2. Guru memberikan tugas di rumah
tentang pelajaran yang sudah dipelajari
(tanggung jawab)
3. Gurumemberi
motivasi
terhadap
seluruh siswa (tanggung jawab)
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
bacaan hamdalah (religius)
5. Guru
mengucapkan
penutup
salam
pembelajaran
sebagai
(tanggung
jawab)
H. Alat /Media Pembelajaran: Modul Taqwa, papan tulis dan spidol
Sumber belajar :
126
1. Modul Taqwa menunjang kreatifitas siswa (bahasa arab) kelas VIII, Akik
Pusaka, Sragen
2. Kamus Munawir
3. Buku paket Fasih Berbahasa Arab 2
I. Penilaian:
1. Proses (pada saat KBM berlangsung)
a. Kisi-kisi
Penilaian
Indikator Pencapaian
Bentuk
Kompetensi
3. Mengidentifikasi
berbentuk
Teknik
informasi Tes
paparan
Lisan
3. Deskripsikan macammacam hobi (
)
ada di dialog
informasi
secara lisan dengan kalimat
)yang
(percakapan)!
Tes
Lisan
sederhana dengan lafal yang
tepat tentang hobi (
Instrumen
atau
dialog tentang hobi (
4. Mengemukakan
Instrumen
4. Ceritakan kembali hobi
)
(
)anda masing-
masing dengan kalimat
yang sedehana dan tepat!
KRITERIA PENILAIAN
b. Berbicara
Kriteria
No
Nama
Pengucapan Susunan
Kalimat
1
2
c. Pedoman Penskoran
Nada dan
Irama
Kelancaran Keberanian
Skor
Nilai
127
No.
1.
Aspek Penilaian
Pengucapan
Skor
90-100
(Makhroj)
Kriteria
Kategori
Pengucapan kata/kalimat sangat Istimewa
jelas,
terang,
mengandung
keras,
tidak
kesalahan
sama
sekali.
80-89
Pengucapan
kata/kalimat
jelas Sangat baik
(kesalahan tidak lebih dari 3x)
70-79
Pengucapan kata/kalimat cukup Baik
jelas (kesalahan antara 3 sampai
6x)
60-69
Pengucapan kata/kalimat
tidak Cukup
jelas (kesalahan antara 6 sampai
8x)
<60
Pengucapan kata/kalimat sangat Kurang
tidak jelas (kesalahan antara 8
sampai 10x)
2.
Susunan Kalimat
90-100
Penyusunan
kalimat
dalam Istimewa
berbicara sangat runtut dan tidak
ada kesalahan
80-89
Penyusunan
kalimat
dalam Sangat baik
berbicara runtut (kesalahan tidak
lebih dari 3x)
70-79
Penyusunan
kalimat
dalam Baik
128
berbicara cukup runtut (kesalahan
antara 3 sampai 6x)
60-69
Penyusunan
berbicara
kalimat
dalam Cukup
kurang
runtut
(kesalahan antara 6 sampai 8x)
<60
Penyusunan
berbicara
kalimat
sangat
dalam Kurang
tidak
runtut
(kesalahan antara 8 sampai 10x)
3.
Nada dan Irama
90-100
Berbicara dengan suara sangat Istimewa
jelas, terang, keras, tidak ada
kesalahan.
80-89
Berbicara dengan suara jelas, Sangat baik
terang,
keras,
atau
kejelasan
suaranya.
70-79
Berbicara dengan suara cukup Baik
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
60-69
Berbicara dengan suara kurang Cukup
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
<60
Berbicara dengan suara tidak Kurang
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
129
4.
Kelancaran
90-100
Berbicara sangat lancar, siswa Istimewa
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sama sekali tidak mengalami
hambatan)
80-89
Berbicara lancar, siswa siap dan Sangat baik
langsung berbicara ketika tiba
gilirannya
berbicara
(tidak
mengalami hambatan)
70-79
Berbicara cukup lancar, siswa Baik
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sedikit tersendat-sendat)
60-69
Berbicara kurang lancar, siswa Cukup
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sering tersendat-sendat)
<60
Berbicara tidak lancar, siswa siap Kurang
dan langsung berbicara ketika tiba
gilirannya
berbicara
(sering
berhenti dan sangat terbata-bata)
130
5.
Keberanian
90-100
Berbicara dengan sikap yang Istimewa
sangat wajar dan sangat tidak
kaku
80-89
Berbicara dengan sikap yang Sangat baik
wajar dan tidak kaku
70-79
Berbicara dengan sikap yang Baik
cukup wajar dan lumayan tidak
kaku
60-69
Berbicara dengan sikap yang Cukup
kurang wajar dan sedikit kaku
<60
Berbicara dengan sikap yang Kurang
sangat tidak wajar dan sangat
kaku
2. Hasil (Ujian praktek lisan)
a. Teknik
b. Bentuk Instrumen
c. Contoh Instrumen
: Lisan
: Tes Lisan
: Menyampaikan informasi berdasarkan hasil
wawancara dengan temanmu tentang hobi (
d. Kriteria penilaian
)
Kriteria
No
1
2
Nama
Pengucapan
Susunan
Nada dan
Kalimat
Irama
Kelancaran
Keberanian
Skor
Nilai
131
Lembar penilaian pendidikan budaya dan karakter
Nama
Religius
Disiplin
Percaya
diri
Komunikatif
Rasa
ingin tau
Demokratis
1
2
Keterangan :
BT
: Belum Terlihat, peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator.
MT
: Mulai Terlihat, peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten.
MB
: Mulai Berkembang, peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang konsisten
MK
: Membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.
Kendal, Februari 2014
Mengetahui
Guru Mapel Bahasa Arab
Peneliti
Fatkhurrochman, S.Ag
Husnul Muasyaroh
NIP. 19720729 200112 1 001
NIM 2303410025
Kreatif
132
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
: MTs Negeri Kendal
Mata Pelajaran
: Bahasa Arab
Status Pendidikan
: Madrasah Tsanawiyah
Kelas/ Semester
: VIII/ Genap (Post-test Kelas Eksperimen)
Alokasi Watu
: 2 jam pelajaran (2 x 40 menit)
A. Standar Kompetensi
:
Berbicara/Kalam
Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman
melalui kegiatan berceritaserta bertanya jawab tentang hobi (
B. Kompetensi Dasar
:
serta informasi
)
133
Menyampaikan informasi secara lisan dalam kalimat sederhana tentang hobi
)
(
C. Indikator
:
1. Mengidentifikasi informasi berbentuk paparan atau dialog tentang hobi
(
)
2. Mengemukakan informasi secara lisan dengan kalimat sederhana dengan
lafal yang tepat tentang hobi (
)
3. Menunjukkan perilaku yang mencerminkan: religius, disiplin, percaya diri,
bertanggung jawab, komunikatif dan kerjasama.
D. Tujuan Pembelajaran
:
1. Siswa mampu mengidentifikasi informasi berbentuk paparan atau dialog
tentang hobi (
)
2. Siswa mampumengemukakan informasi secara lisan dengan kalimat
sederhana dengan lafal yang tepat tentang hobi (
)
3. Siswa mampu menunjukkan perilaku yang mencerminkan: religius, disiplin,
percaya diri, bertanggung jawab, kreatif dan komunikatif.
E. Materi Pembelajaran
:
Perpustakaan
Hobi
Bola basket
Olahraga
Cerita pendek
Bermain
Hikayat
Sepak bola
Buku-buku ilmiah
Bulu tangkis
134
Bermanfaat
Saya suka
Bermacam-macam
Membaca buku
135
F. Metode dan Pendekatan :
Metode
:metode komunikatif
Pendekatan
: pendekatan kooperatif
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :
NO
LANGKAH-LANGKAH
MEDIA/SUMBER
WAKTU
KEGIATAN
1
Pendahuluan (kegiatan awal)
1. Guru
mengucapkan
salam
sebagai
pembuka pertemuan dan menanyakan
kabar siswa(religius)
2. Guru memulai pembelajaran dengan
diawali bacaan basmalah (religius)
3. Guru mempresensi setiap kehadiran
siswa (tanggung jawab)
4. Gurumembacakan tujuan pembelajaran
(rasa ingin tahu)
10 menit
136
2
60 menit
Kegiatan Inti
1. Tahap Eksplorasi
a) Siswa
mendengarkan
mengucapkan
contoh
percakapan
)
(hiwar) tentang hobi (
b) Siswa
menanyakan
guru
mufrodat
dan
kalimat yang belum dipahami dalam
percakapan
(
(hiwar)
tentang
hobi
) (rasa ingin tahu)
2. Tahap Elaborasi
a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok (rasa
ingin tahu)
b) Siswa
medengarkan
petunjuk
permainan dari guru dengan penuh
perhatian (rasa ingin tahu)
c) Masing-masing kelompok diberi kertas
berisi tema/topik percakapan dengan
diberi gambar yang berisi berbagai
macam hobi (rasa ingin tahu)
d) Masing-masing kelompok diberi waktu
15 menit untuk berlatih percakapan
(kerjasama)
e) Masing-masing kelompok yang sudah
selesai berlatih percakapan, maju ke
depan kelas untuk mempraktekkan
(tanggung jawab)
f) Masing-masing kelompok yang belum
maju menunggu giliran dan tetap
berlatih dengan teman kelompoknya
(komunikatif)
137
3. Tahap Konfirmasi
a) Siswa menanyakan materi tentang hobi
(
)
yang belum jelas dan belum
dipahami(rasa ingin tahu dan percaya
diri)
b) Siswa memperhatikan pembenaran dari
guru
mengenai
apa
yang
telah
dilakukan oleh siswa (rasa ingin tahu)
c) Siswa
memperhatikan
guru
memberikan penilaian positif bagi yang
berprestasi (rasa ingin tahu)
3
Penutup Kegiatan akhir
1. Guru
menyimpulkan
materi
10 menit
yang
disampaikan (bertanggung jawab dan
kreatif)
2. Guru memberikan tugas di rumah
tentang pelajaran yang sudah dipelajari
(tanggung jawab)
3. Gurumemberi
motivasi
terhadap
seluruh siswa (tanggung jawab)
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
bacaan hamdalah (religius)
5. Guru
mengucapkan
penutup
salam
pembelajaran
sebagai
(tanggung
jawab)
H. Alat /Media Pembelajaran: Modul Taqwa, papan tulis dan spidol
Sumber belajar :
138
1. Modul Taqwa menunjang kreatifitas siswa (bahasa arab) kelas VIII, Akik
Pusaka, Sragen
2. Kamus Munawir
3. Buku paket Fasih Berbahasa Arab 2
I. Penilaian:
1. Proses (pada saat KBM berlangsung)
a. Kisi-kisi
Penilaian
Indikator Pencapaian
Bentuk
Kompetensi
1. Mengidentifikasi
berbentuk
Teknik
informasi Tes
paparan
Lisan
1. Deskripsikan macammacam hobi (
)
ada di dialog
informasi
secara lisan dengan kalimat
)yang
(percakapan)!
Tes
Lisan
2. Ceritakan kembali hobi
sederhana dengan lafal yang
tepat tentang hobi (
Instrumen
atau
dialog tentang hobi (
2. Mengemukakan
Instrumen
(
)
) anda masing-
masing dengan kalimat
yang sedehana dan tepat!
KRITERIA PENILAIAN
b. Berbicara
Kriteria
No
Nama
Pengucapan Susunan
Kalimat
1
2
Nada dan
Irama
Kelancaran Keberanian
Skor
Nilai
139
c. Pedoman Penskoran
No.
1.
Aspek Penilaian
Pengucapan
Skor
90-100
(Makhroj)
Kriteria
Kategori
Pengucapan kata/kalimat sangat Istimewa
jelas,
terang,
mengandung
keras,
tidak
kesalahan
sama
sekali.
80-89
Pengucapan
kata/kalimat
jelas Sangat baik
(kesalahan tidak lebih dari 3x)
70-79
Pengucapan kata/kalimat cukup Baik
jelas (kesalahan antara 3 sampai
6x)
60-69
Pengucapan kata/kalimat
tidak Cukup
jelas (kesalahan antara 6 sampai
8x)
<60
Pengucapan kata/kalimat sangat Kurang
tidak jelas (kesalahan antara 8
sampai 10x)
2.
Susunan Kalimat
90-100
Penyusunan
kalimat
dalam Istimewa
berbicara sangat runtut dan tidak
ada kesalahan
80-89
Penyusunan
kalimat
dalam Sangat baik
140
berbicara runtut (kesalahan tidak
lebih dari 3x)
70-79
Penyusunan
kalimat
dalam Baik
berbicara cukup runtut (kesalahan
antara 3 sampai 6x)
60-69
Penyusunan
berbicara
kalimat
dalam Cukup
kurang
runtut
(kesalahan antara 6 sampai 8x)
<60
Penyusunan
berbicara
kalimat
sangat
dalam Kurang
tidak
runtut
(kesalahan antara 8 sampai 10x)
3.
Nada dan Irama
90-100
Berbicara dengan suara sangat Istimewa
jelas, terang, keras, tidak ada
kesalahan.
80-89
Berbicara dengan suara jelas, Sangat baik
terang,
keras,
atau
kejelasan
suaranya.
70-79
Berbicara dengan suara cukup Baik
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
60-69
Berbicara dengan suara kurang Cukup
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
141
<60
Berbicara dengan suara tidak Kurang
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
4.
Kelancaran
90-100
Berbicara sangat lancar, siswa Istimewa
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sama sekali tidak mengalami
hambatan)
80-89
Berbicara lancar, siswa siap dan Sangat baik
langsung berbicara ketika tiba
gilirannya
berbicara
(tidak
mengalami hambatan)
70-79
Berbicara cukup lancar, siswa Baik
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sedikit tersendat-sendat)
60-69
Berbicara kurang lancar, siswa Cukup
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sering tersendat-sendat)
<60
Berbicara tidak lancar, siswa siap Kurang
dan langsung berbicara ketika tiba
gilirannya
berbicara
(sering
142
berhenti dan sangat terbata-bata)
5.
Keberanian
90-100
Berbicara dengan sikap yang Istimewa
sangat wajar dan sangat tidak
kaku
80-89
Berbicara dengan sikap yang Sangat baik
wajar dan tidak kaku
70-79
Berbicara dengan sikap yang Baik
cukup wajar dan lumayan tidak
kaku
60-69
Berbicara dengan sikap yang Cukup
kurang wajar dan sedikit kaku
<60
Berbicara dengan sikap yang Kurang
sangat tidak wajar dan sangat
kaku
3. Hasil (Ujian praktek lisan)
a. Teknik
b. Bentuk Instrumen
c. Contoh Instrumen
: Lisan
: Tes Lisan
: Menyampaikan informasi berdasarkan hasil
)
wawancara dengan temanmu tentang hobi (
d. Kriteria penilaian
Kriteria
No
1
2
Nama
Pengucapan
Susunan
Nada dan
Kalimat
Irama
Kelancaran
Keberanian
Skor
Nilai
143
Lembar penilaian pendidikan budaya dan karakter
Nama
Religius
Disiplin
Percaya
diri
Komunikatif
Rasa
ingin tau
Demokratis
1
2
Keterangan :
BT
: Belum Terlihat, peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator.
MT
: Mulai Terlihat, peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten.
MB
: Mulai Berkembang, peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang konsisten
MK
: Membudaya , apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.
Kendal, Februari 2014
Mengetahui
Guru Mapel Bahasa Arab
Peneliti
Fatkhurrochman, S.Ag
Husnul Muasyaroh
NIP. 19720729 200112 1 001
NIM 2303410025
Kerjasama
144
Lampiran 8
145
Lampiran 9
INSTRUMEN PENELITIAN
146
SOAL PRE-TES KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN
)dengan intonasi yang tepat!
1. Lafalkan kosakata tentanghobi (
2. Demonstrasikan dialog sederhana tentang hobi (
)!
INSTRUMEN PENELITIAN
SOAL POS-TES KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN
1. Deskripsikan macam-macam hobi (
2. Ceritakan kembali hobi (
)
)yang ada di dialog (percakapan)!
anda masing-masing dengan kalimat yang
sedehana dan tepat!
Lampiran 10
PENILAIAN KARAKTER PRE-TES KELAS KONTROL
Kriteria
No
Kode
siswa
147
Percaya
Religius Disipilin
Rasa
diri
Komunikatif
ingin tahu Demokratis Kreatif
1.
K-1
MB
BT
BT
BT
MT
BT
BT
2.
K-2
MK
MT
MT
MT
MB
MT
MT
3.
K-3
MB
BT
MT
BT
MT
BT
BT
4.
K-4
MB
MT
BT
BT
BT
MT
BT
5.
K-5
MK
MB
MT
MT
MB
MT
MT
6.
K-6
MK
MB
MT
MT
MB
MT
BT
7.
K-7
MB
BT
BT
BT
MT
BT
BT
8.
K-8
MB
MT
BT
BT
MT
BT
BT
9.
K-9
MK
MB
MB
MT
MT
MT
MT
10.
K-10
MB
MT
MT
BT
MT
MT
BT
11.
K-11
MB
BT
MT
BT
BT
MT
BT
12.
K-12
MK
MT
MT
BT
MT
MT
MT
13.
K-13
MK
MB
MT
MT
MT
MB
MT
14.
K-14
MK
MB
MB
MT
MT
MT
MT
15.
K-15
MK
MB
MB
MB
MB
MB
MB
16.
K-16
MB
MT
MB
BT
MT
MT
BT
17.
K-17
MB
BT
MT
BT
MT
MT
BT
18.
K-18
MB
MT
MT
BT
MT
BT
BT
19.
K-19
MB
BT
BT
MT
MT
BT
BT
20.
K-20
MK
MT
MT
BT
MT
MT
BT
21.
K-21
MB
BT
MT
BT
BT
MT
BT
22.
K-22
MK
MB
MB
MT
MB
MT
MT
23.
K-23
MK
MT
MB
MT
MT
MT
MT
24.
K-24
MK
MB
MK
MB
MB
MB
MT
25.
K-25
MB
MT
MB
MT
MB
MT
MT
26.
K-26
MK
MT
MT
BT
MT
MT
BT
27.
K-27
MK
MB
MT
MT
MB
MT
MT
148
28.
K-28
MB
BT
MT
BT
MT
BT
BT
29.
K-29
MK
MB
MB
MT
MB
MT
MT
30.
K-30
MB
BT
MT
BT
MT
MT
BT
31.
K-31
MK
MB
MT
MT
BT
MT
MT
32.
K-32
MK
MT
MB
MT
MT
MT
MT
33.
K-33
MB
BT
MT
BT
BT
MT
BT
Keterangan :
BT
: Belum Terlihat, peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator.
MT
: Mulai Terlihat, peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten.
MB
: Mulai Berkembang, peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang konsisten
MK
: Membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.
PENILAIAN KARAKTER POST-TES KELAS KONTROL
Kriteria
149
Nama
No
siswa
Percaya
Religius Disipilin
diri
Rasa
Komunikatif ingin tahu Demokratis Kreatif
1.
K-1
MK
MT
MT
BT
MT
MT
MT
2.
K-2
MK
MB
MB
MT
MK
MB
MB
3.
K-3
MB
MT
MB
MT
MB
MT
MT
4.
K-4
MK
MB
MT
MT
MT
MB
MT
5.
K-5
MK
MK
MB
MB
MB
MB
MB
6.
K-6
MK
MB
MB
MB
MK
MB
MT
7.
K-7
MB
MT
MT
MT
MB
MT
MT
8.
K-8
MK
MB
MT
MT
MB
MT
BT
9.
K-9
MK
MK
MK
MB
MK
MK
MB
10.
K-10
MK
MB
MB
MT
MB
MB
MT
11.
K-11
MB
MT
MB
MT
MT
MB
MT
12.
K-12
MK
MB
MT
MT
MB
MT
MT
13.
K-13
MK
MK
MB
MB
MB
MK
MB
14.
K-14
MK
MB
MB
MB
MB
MK
MB
15.
K-15
MK
MK
MK
MK
MK
MK
MB
16.
K-16
MB
MB
MB
MT
MT
MB
MT
17.
K-17
MB
MT
MB
MT
MB
MB
MT
18.
K-18
MK
MB
MB
MT
MT
MT
MT
19.
K-19
MB
MT
MT
MB
MB
MT
BT
20.
K-20
MK
MB
MB
MT
MB
MB
MT
21.
K-21
MK
MT
MB
MT
MT
MB
MT
22.
K-22
MK
MK
MK
MB
MK
MB
MB
23.
K-23
MK
MB
MK
MB
MK
MB
MB
24.
K-24
MK
MK
MK
MB
MK
MB
MB
25.
K-25
MK
MB
MK
MB
MB
MB
MB
26.
K-26
MK
MB
MB
MT
MB
MT
MT
27.
K-27
MK
MB
MB
MB
MK
MB
MB
28.
K-28
MB
MT
MB
MT
MB
MT
MT
150
29.
K-29
MK
MK
MB
MB
MB
MB
MB
30.
K-30
MB
MT
MB
MT
MB
MB
MT
31.
K-31
MK
MK
MB
MB
MT
MB
MB
32.
K-32
MK
MB
MK
MB
MB
MB
MB
33.
K-33
MB
MT
MB
MT
MT
MB
MT
Keterangan :
BT
: Belum Terlihat, peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator.
MT
: Mulai Terlihat, peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten.
MB
: Mulai Berkembang, peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang konsisten
MK
: Membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.
Lampiran 11
PENILAIAN KARAKTER PRE-TES KELAS EKSPERIMEN
151
Kriteria
No
Kode
siswa
Percaya
Religius Disipilin
Rasa
diri
Komunikatif
ingin tahu Demokratis Kreatif
1.
E-1
MK
MT
BT
BT
MT
BT
BT
2.
E-2
MB
MT
BT
BT
MT
MT
BT
3.
E-3
MK
MB
MB
MT
MB
MT
MT
4.
E-4
MB
MT
BT
BT
MT
MT
BT
5.
E-5
MB
MT
BT
BT
MT
BT
BT
6.
E-6
MB
MT
MT
BT
MT
BT
BT
7.
E-7
MB
MT
BT
BT
MT
BT
BT
8.
E-8
MK
MB
MT
MT
MB
MT
MT
9.
E-9
MB
MB
MB
BT
MT
BT
BT
10.
E-10
MB
MB
MB
MT
MB
MT
MT
11.
E-11
MB
MT
MT
BT
BT
MT
BT
12.
E-12
MB
MB
MT
MT
MT
MT
BT
13.
E-13
MK
MB
MT
MT
MT
MB
MT
14.
E-14
MK
MB
BT
BT
MT
MT
BT
15.
E-15
MB
MB
MB
MT
MB
MT
MT
16.
E-16
MB
MT
MB
MT
MT
MT
MT
17.
E-17
MK
MT
BT
BT
MT
BT
BT
18.
E-18
MK
MT
MT
BT
MT
MT
BT
19.
E-19
MB
MB
MB
MT
MT
MT
MT
20.
E-20
MK
MT
MT
MT
MB
MT
MT
21.
E-21
MB
MT
BT
BT
MT
BT
BT
22.
E-22
MK
MK
MB
BT
MT
MT
MT
23.
E-23
MK
MT
MB
BT
MT
MT
MT
24.
E-24
MB
MB
MK
MB
MK
MB
MB
25.
E-25
MK
MB
MB
MB
MB
MT
MT
152
26.
E-26
MB
MT
MT
BT
BT
MT
BT
27.
E-27
MK
MB
MT
MT
MT
BT
MT
28.
E-28
MK
MT
MT
BT
BT
BT
MT
29.
E-29
MK
MK
MK
MT
MB
MT
MT
30.
E-30
MB
MT
BT
BT
MT
BT
BT
31.
E-31
MK
MB
MT
MT
BT
MT
MT
32.
E-32
MB
MT
MB
BT
MT
BT
BT
33.
E-33
MB
MT
MT
BT
BT
MT
BT
Keterangan :
BT
: Belum Terlihat, peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator.
MT
: Mulai Terlihat, peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten.
MB
: Mulai Berkembang, peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang konsisten
MK
: Membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.
PENILAIAN KARAKTER POST-TES KELAS EKSPERIMEN
Kriteria
No
Nama
siswa
153
Percaya
Religius Disipilin
diri
Rasa
Komunikatif ingin tahu Demokratis Kreatif
1.
K-1
MK
MB
MT
MT
MB
MT
MT
2.
K-2
MB
MB
MT
MT
MB
MT
BT
3.
K-3
MK
MK
MK
MB
MB
MB
MB
4.
K-4
MK
MB
MT
MT
MB
MT
MT
5.
K-5
MB
MB
MT
MT
MB
MT
MT
6.
K-6
MK
MK
MB
MT
MB
MT
MB
7.
K-7
MK
MB
MT
MT
MB
MT
MT
8.
K-8
MK
MK
MK
MB
MK
MK
MB
9.
K-9
MK
MB
MB
MB
MK
MB
MT
10.
K-10
MK
MK
MB
MB
MK
MB
MB
11.
K-11
MK
MB
MB
MT
MT
MB
MT
12.
K-12
MB
MB
MB
MT
MT
MB
BT
13.
K-13
MK
MK
MB
MB
MK
MB
MB
14.
K-14
MK
MB
MT
MT
MB
MT
MT
15.
K-15
MB
MB
MK
MB
MB
MB
MT
16.
K-16
MK
MB
MB
MT
MB
MB
MT
17.
K-17
MK
MB
MT
MT
MB
MT
BT
18.
K-18
MK
MT
MB
MT
MT
MB
MT
19.
K-19
MK
MK
MK
MB
MB
MK
MB
20.
K-20
MK
MB
MB
MB
MK
MB
MB
21.
K-21
MB
MB
MT
MT
MB
MT
MT
22.
K-22
MK
MK
MK
MB
MK
MK
MK
23.
K-23
MK
MB
MB
MT
MB
MB
MB
24.
K-24
MK
MB
MK
MB
MK
MK
MB
25.
K-25
MK
MB
MK
MB
MK
MB
MB
26.
K-26
MB
MB
MB
MT
MT
MB
MT
27.
K-27
MK
MK
MB
MB
MB
MT
MT
28.
K-28
MK
MB
MB
MT
MT
MT
MB
154
29.
K-29
MK
MK
MK
MB
MK
MB
MK
30.
K-30
MB
MB
MT
MT
MB
MT
MT
31.
K-31
MK
MK
MB
MB
MT
MB
MT
32.
K-32
MK
MB
MK
MT
MB
MT
MT
33.
K-33
MK
MB
MB
MT
MT
MB
MT
Keterangan :
BT
: Belum Terlihat, peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator.
MT
: Mulai Terlihat, peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten.
MB
: Mulai Berkembang, peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang konsisten
MK
: Membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.
Lampiran 12
PEDOMAN PENILAIAN
155
No.
6.
Aspek Penilaian
Pengucapan
Skor
90-100
(Makhroj)
Kriteria
Kategori
Pengucapan kata/kalimat sangat Istimewa
jelas,
terang,
mengandung
keras,
tidak
kesalahan
sama
sekali.
80-89
Pengucapan
kata/kalimat
jelas Sangat baik
(kesalahan tidak lebih dari 3x)
70-79
Pengucapan kata/kalimat cukup Baik
jelas (kesalahan antara 3 sampai
6x)
60-69
Pengucapan kata/kalimat
tidak Cukup
jelas (kesalahan antara 6 sampai
8x)
<60
Pengucapan kata/kalimat sangat Kurang
tidak jelas (kesalahan antara 8
sampai 10x)
7.
Susunan Kalimat
90-100
Penyusunan
kalimat
dalam Istimewa
berbicara sangat runtut dan tidak
ada kesalahan
80-89
Penyusunan
kalimat
dalam Sangat baik
berbicara runtut (kesalahan tidak
lebih dari 3x)
70-79
Penyusunan
kalimat
dalam Baik
156
berbicara cukup runtut (kesalahan
antara 3 sampai 6x)
60-69
Penyusunan
berbicara
kalimat
dalam Cukup
kurang
runtut
(kesalahan antara 6 sampai 8x)
<60
Penyusunan
berbicara
kalimat
sangat
dalam Kurang
tidak
runtut
(kesalahan antara 8 sampai 10x)
8.
Nada dan Irama
90-100
Berbicara dengan suara sangat Istimewa
jelas, terang, keras, tidak ada
kesalahan.
80-89
Berbicara dengan suara jelas, Sangat baik
terang,
keras,
atau
kejelasan
suaranya.
70-79
Berbicara dengan suara cukup Baik
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
60-69
Berbicara dengan suara kurang Cukup
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
<60
Berbicara dengan suara tidak Kurang
jelas, terang, keras, atau kejelasan
suaranya.
157
9.
Kelancaran
90-100
Berbicara sangat lancar, siswa Istimewa
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sama sekali tidak mengalami
hambatan)
80-89
Berbicara lancar, siswa siap dan Sangat baik
langsung berbicara ketika tiba
gilirannya
berbicara
(tidak
mengalami hambatan)
70-79
Berbicara cukup lancar, siswa Baik
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sedikit tersendat-sendat)
60-69
Berbicara kurang lancar, siswa Cukup
siap
dan
langsung
berbicara
ketika tiba gilirannya berbicara
(sering tersendat-sendat)
<60
Berbicara tidak lancar, siswa siap Kurang
dan langsung berbicara ketika tiba
gilirannya
berbicara
(sering
berhenti dan sangat terbata-bata)
10. Keberanian
90-100
Berbicara dengan sikap yang Istimewa
sangat wajar dan sangat tidak
158
kaku
80-89
Berbicara dengan sikap yang Sangat baik
wajar dan tidak kaku
70-79
Berbicara dengan sikap yang Baik
cukup wajar dan lumayan tidak
kaku
60-69
Berbicara dengan sikap yang Cukup
kurang wajar dan sedikit kaku
<60
Berbicara dengan sikap yang Kurang
sangat tidak wajar dan sangat
kaku
Lampiran 13
PERHITUNGAN RELIABILITAS ASPEK PENILAIAN UJI INSTRUMEN
Aspek Penilaian
No.
Kuadrat
Skor total
skor total
159
1
2
3
4
5
I-1
70
68
71
71
74
354
125316
I-2
73
70
75
74
76
368
135424
I-3
75
72
70
74
75
366
133956
I-4
75
70
74
75
77
371
137641
I-5
78
75
80
79
76
388
150544
I-6
69
66
71
70
72
348
121104
I-7
72
69
73
73
75
362
131044
I-8
70
67
72
70
73
352
123904
I-9
70
65
71
72
74
352
123904
I-10
68
66
70
69
72
345
119025
I-11
76
75
77
75
79
382
145924
I-12
71
67
74
73
75
360
129600
I-13
74
71
76
75
77
373
139129
I-14
75
73
75
76
75
374
139876
I-15
77
74
72
76
80
379
143641
I-16
71
69
73
72
74
359
128881
I-17
74
71
75
75
73
368
135424
I-18
72
70
73
70
75
360
129600
I-19
73
72
75
74
72
366
133956
I-20
75
71
73
74
76
369
136161
Jumlah
1458
1401
1470
1467
1500
7296
2664054
160
Jumlah
112590
107725
108164
98307
106434
2664054
kuadrat
0,929
Tabel 4.13 Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai r
Antara 0,800 sampai 1,00
Antara 0,600 sampai 0,800
Antara 0,400 sampai 0,600
Antara 0,200 sampai 0,400
Antara 0,00 sampai 0,200
Interpretasi
sangat tinggi
tinggi
cukup
rendah
sangat rendah
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh
diketahui bahwa pada taraf signifikansi atau
= 0,444. Jika
>
>
0,929 dan dapat
= 5 % dengan N = 20 diperoleh
berarti instrumen dinyatakan reliabel, karena
maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel dengan tingkat
reliabilitas yang sangat tinggi, dan layak digunakan sebagai instrumen dalam
penelitian ini.
Lampiran 14
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA PRETES DAN POSTES
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
161
Cara menghitung uji normalitas menggunakan SPSS 16:
Pengolaha data dengan SPSS
1) Panggil data yang akan diolah, jika belum siap dilayar monitor, dengan klik
Open file dan pilih data yang dibutuhkan, jika sudah siap terus kelangkah
berikut. Ambil menu Analyze(di baris atas), klik, ambil Explore, klik muncul
kotak dialog, pindahkan variabel yang akan diuji ke kotak Dependent List
dengan klik dan klik tanda panah di sebelah kanan. Jika variabel yang akan
diuji terdiri dari variabel bebas dan tergantung, variabel bebas di klik pindah
ke kotak Factor List.
2) Di bagian bawah ada tawaran untuk Display: dalam wujud apa tampilan yang
diinginkan, yaitu apakah Statistics, Plots, atau keduanya (Both); misalnya kita
ambil Both agar kita punya dua macam tampilan.
3) Ambil Statistics(di bawah), klik, pilih Descriptivesuntuk meminta olahan
statistik deskriptif, sedang yang lain biarkan kosong karena untuk sementara
tidak dibutuhkan, klik Continue.
4) Teruskan ambil Plots, klik, pilih Normality plots with test, yaitu untuk
menampilkan gambar uji normalitas, sedamg yang lain sementara biarkan
kosong, dan klik Continue.
5) Ambil Options, pilih Exclude cases listwise, yang lain biarkan kosong, dan
klik Continue.
6) Klik oke, komputer akan bekerja dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Perhitungan Output:
1. DATA PRETES
Tests of Normality
162
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
Eksperimen
Kontrol
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
Df
Sig.
.156
33
.041
.945
33
.095
.090
33
.200*
.967
33
.406
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
.
Angka berwarna merah merupakan
2. DATA POSTES
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Eksperimen
.178
33
.009
.883
33
.002
Kontrol
.123
33
.200*
.956
33
.196
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Angka berwarna merah merupakan
.
Lampiran 15
PERHITUNGAN UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA PRE TEST
PADA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
163
Hipotesis:
Ho
:
Ha
:
=
Uji Hipotesis:
F=
Ho diterima apabila
Dari data diperoleh:
Sumber Variasi
Eksperimen
Kontrol
Jumlah
n
2463
33
74,64
20,392
2242
33
67,94
29,746
Varians
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
= 1,458
F=
Pada
= 5%
N
= 33
= 1,84
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok mempunyai varians yang sama.
PERHITUNGAN UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA POST TEST
PADA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Hipotesis:
164
Ho
:
Ha
:
=
Uji Hipotesis:
F=
Ho diterima apabila
Dari data diperoleh:
Sumber Variasi
Eksperimen
Kontrol
Jumlah
n
2648
33
80,24
13,377
2301
33
69,72
24,377
Varians
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F=
= 1,822
Pada
= 5%
N
= 33
= 1,84
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok mempunyai varians yang sama.
Lampiran 16
PERHITUNGAN UJI HIPOTESISMENGGUNAKAN RUMUS UJI t (t-test)
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
165
Subjek
Pre-test
Post-test
Subjek
Pre-test
Post-test
K-1
63
70
E-1
69
80
K-2
70
77
E-2
65
77
K-3
63
69
E-3
71
81
K-4
65
73
E-4
67
78
K-5
70
77
E-5
67
79
K-6
71
76
E-6
70
83
K-7
65
71
E-7
67
77
K-8
60
69
E-8
77
88
K-9
78
83
E-9
69
79
K-10
63
72
E-10
72
83
K-11
59
68
E-11
68
78
K-12
68
75
E-12
67
76
K-13
75
79
E-13
71
81
K-14
73
76
E-14
70
78
K-15
81
89
E-15
62
75
K-16
61
71
E-16
67
77
K-17
67
74
E-17
70
78
K-18
66
72
E-18
76
85
K-19
62
67
E-19
66
78
K-20
63
70
E-20
72
81
K-21
64
71
E-21
69
78
166
K-22
78
82
E-22
82
92
K-23
67
76
E-23
72
80
K-24
68
75
E-24
67
78
K-25
70
78
E-25
70
79
K-26
70
78
E-26
66
79
K-27
72
78
E-27
72
82
K-28
60
67
E-28
78
85
K-29
71
80
E-29
77
85
K-30
71
72
E-30
62
77
K-31
72
78
E-31
72
83
K-32
68
76
E-32
64
78
K-33
68
72
E-33
67
80
Jumlah
2242
2463
Jumlah
2301
2648
Kelas
Varians
Pre test Eksperimen
20,392
Pre test Kontrol
29,746
Post test Eksperimen
13,377
Post test Kontrol
24,377
Adapun pengujian perbedaan mean dihitung dengan rumus t-test sebagai berikut:
167
=
=
=
= 3,860
=
= 5,89
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus t-test, diperoleh
5,89 sedangkan
=
untuk N = 33 dan derajat kebebasan dk = 33-1 = 32 adalah
1,697 dengan taraf signifikansi 5%. Karena
berada pada daerah penolakan
Ho, maka yang diterima adalah Ha, yaitu ada pengaruh model percakapan bebas
terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas VIIIMTs Negeri
Kendal,dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen lebih baik daripada
kelompok kontrol.
Lampiran 17
Foto Kegiatan Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
168
Foto Kegiatan Pretes Kelas Kontrol
Foto Kegiatan Pretes Kelas Eksperimen
Lampiran 18
Foto Kegiatan Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
169
Foto Kegiatan Postes Kelas Kontrol
Foto Kegiatan Postes Kelas Eksperimen
Lampiran 19
170
Lampiran 20
171
Lampiran 21
172
BIODATA PENELITI
173
Nama
: Husnul Muasyaroh
TTL
: Brebes, 14 Desember 1992
Alamat
: Jl. H. Ambari RT/RW 04/08 Luwungragi, Kec.
Bulakamba, Kab. Brebes, Jawa Tengah 52253.
No. Hp/ Email
: 085742311379 / [email protected]
Motto Hidup
: sebaik-sebaik manusia adalah yang bermanfaat untuk
manusia lain.
Riwayat Pendidikan :
1. TK Pertiwi Luwungragi
Lulus 1998
2. MI Mansyaul Ulum Luwungragi
Lulus 2004
3. MTs Negeri Model Brebes
Lulus 2007
4. SMA Negeri 1 Larangan Brebes
Lulus 2010
5. Universitas Negeri Semarang
Lulus 2014
Download