BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU Cilacap yang merupakan objek dari proyek akhir ini adalah merupakan satu‐satunya pembangkit yang beroperasi di Pulau Jawa bagian Selatan dan terinterkoneksi dengan sistem Jawa Bali. Tepatnya terletak di Desa Kesugihan, Kecamatan Karang Kandri, 20 kilometer dari kota Cilacap. Gambar 1.1 menunjukkan lokasi PLTU Cilacap. Lokasi PLTU Cilacap Gambar 1.1 Lokasi PLTU Cilacap PLTU dengan keluaran daya sebesar 2 x 300 MW ini dimiliki oleh PT S2P (Sumber Segara Primadaya) yang merupakan hasil joint venture company antara PT PJB (Pembangkitan Jawa Bali) dan PT SSP (Sumber energi Sakti Prima). Peran strategis PLTU Cilacap terhadap sistem kelistrikan Jawa‐Bali menarik PT PJB untuk memiliki sebagian besar dari saham PT S2P. Maksud dan tujuan dibangunnya PLTU Cilacap 2 x 300 MW adalah untuk: 1. Meningkatkan kemampuan pasokan energi listrik di wilayah Jawa Tengah, khususnya kabupaten Cilacap dan Banyumas. 2. Memperbaiki mutu tegangan di wilayah selatan Jawa Tengah 3. Meningkatkan diversivikasi energi melalui pemanfaatan batubara low kalori indonesia. 1
4. Mengantisipasi kebutuhan tenaga listrik untuk sektor pemukiman, industri, ekonomi serta sosial, khususnya daerah Cilacap. Keberadaan PT. Sumber Segara Primadaya dilatarbelakangi oleh upaya pemerintah di tahun 2000 untuk lepas dari terpaan krisis ekonomi dengan memacu pertumbuhan ekonomi. Akibatnya terjadilah kebutuhan listrik yang melonjak tajam. Dalam pembangunan proyek PLTU Cilacap, PT. S2P menggandeng CECC (Chengda Engineering Corporation of China) sebagai kontraktor utama dimana pengerjaannya diselesaikan dalam waktu 24 bulan saja. Solusi pembiayaan PLTU Cilacap juga patut dicatat yang menghadirkan solusi pendanaan Bank of China sebesar US $ 510 juta. Solusi pembiayaan ini pun kemudian menjadi acuan oleh pemerintah indonesia untuk pembiayaan proyek infrastruktur di Indonesia. Data teknis peralatan utama PLTU Cilacap dan jumlah personil operasi dan pemeliharaan terdapat pada Lampiran 1. PLTU Cilacap sudah masuk dalam interkoneksi sistem Jawa Bali dan resmi beroperasi secara komersial mulai tanggal 6 April 2006 untuk unit 1 sedangkan unit 2 pada tanggal 2 September 2006. Gambar 1.2 menjelaskan sistem koneksi jaringan PLTU Cilacap. CILACAP CFSPP
Jawa Madura Bali
(JAMALI) INTERCONNECTIONS
Combined Tower 4x(2xHawk)
5,00 km LMNIS (LOMANIS SUBSTATION) 3,00 km
32,00 KLBKL (KALIBAKAL SUBSTATION) 15,00 km
RWALO
7.50 km SEMEN NUSANTARA (HOLCIM) SUBSTATION
(RAWALO SUBSTATION)
Gambar 1.2 Sistem Koneksi Jaringan PLTU Cilacap Keberhasilan (key success factor) dalam bisnis ketenagalistrikan ditentukan oleh kemampuan dalam memproduksi dan menjual tenaga listrik. Kemampuan dalam memproduksi menyangkut kesiapan, keandalan dan efisiensi pembangkit, kompetensi sumber daya manusia dibidang teknik (operasi dan pemeliharaan) serta keharmonisan 2
dengan lingkungan. Kemampuan dalam menjual menyangkut biaya pokok penyediaan yang kompetitif dan kompetensi SDM dibidang manajemen & komersial. Dengan semangat perusahaan yang baru saja dibentuk, PT S2P ingin menguasai pangsa pasar listrik di Indonesia melalui kesiapan, keandalan dan efisiensi pembangkit yang lebih baik dari para pesaingnya. Selanjutnya PT S2P akan secara terus‐menerus melakukan perbaikan berkelanjutan untuk mencapai kinerja operasional setara dengan perusahaan pembangkit kelas dunia. Arah pengembangan PT S2P akan tetap berfokus pada bisnis inti pembangkitan tenaga listrik dan related core business untuk mendukung penguasaan bisnis inti. Diversifikasi usaha dilakukan hanya pada pemanfaatan idle asset dan ekses produksi. Pengembangan perusahaan diarahkan untuk meningkatkan aset fisik dan aset sumber daya manusia dalam rangka memenangkan persaingan bisnis. 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH Proyek akhir ini mengambil kasus di PLTU Cilacap. PLTU Cilacap sebagai satu‐satunya pembangkit listrik yang dimiliki PT S2P dan mempunyai kelebihan sebagai pembangkit listrik dengan kapasitas terbesar di wilayah selatan pulau Jawa. PLTU Cilacap dituntut akan keandalannya. Manajemen PT S2P mencanangkan program selain keandalan, efisiensi menjadi target utama pencapaian kinerja perusahaan. Salah satu program untuk meningkatkan efisiensi PLTU Cilacap adalah pemanfaatan air limbah sample table untuk dimanfaatkan kembali dan ditampung di service tank. Dengan pemanfaatan kembali air limbah sample table ini maka diharapkan losses air yang sebelumnya belum dimanfaatkan langsung dapat dimanfaatkan kembali untuk pemakaian make up water (digunakan dalam proses water steam cycle) dan service water (digunakan untuk kebutuhan sehari‐hari). Dengan pemanfaatan kembali air limbah sample table diharapkan dapat mengurangi produksi air untuk keperluan unit pembangkit yang didapat dengan menyuling air laut dengan proses Reverse Osmosis. 1.3 TUJUAN PENULISAN Tujuan pembuatan proyek akhir ini adalah diharap dapat memberikan masukan kepada manajemen unit pembangkit untuk dapat mengoptimalkan opportunity loss yang ada PLTU Cilacap. 3
Dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan opportunity lost yang ada, bila ditinjau dari sisi aset eksisting, akan mampu meningkatkan keandalan dan kualitas produksi sehingga overall equipment effectiveness menjadi lebih baik dan mampu memberikan customer value. Salah satu cara untuk meningkatkan overall equipment effectiveness yaitu dengan mencoba memanfaatkan kembali limbah hasil produksi. Salah satu langkah konkritnya adalah pemanfaatan kembali air limbah sample table dari hasil produksi PLTU Cilacap. Selain itu tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan proyek akhir ini adalah untuk mengetahui faktor‐faktor yang menimbulkan resiko, karakteristik faktor‐faktor tersebut dan memperkirakan tingkat pengembalian dan resiko pemanfaatan kembali air limbah sample table. Sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang kelayakan proyek akhir ini. 1.4 MANFAAT Selain mendapatkan keuntungan secara finansial, pemanfaatan kembali limbah cair hasil produksi dapat mengurangi efek pencemaran lingkungan akibat zat‐zat kimia yang terkandung didalamnya. Pengurangan efek pencemaran lingkungan merupakan salah satu tantangan bisnis tersendiri bagi manajemen PLTU Cilacap. Karena dengan dapat beroperasi dengan ramah terhadap lingkungan, maka citra PT S2P dan PLTU Cilacap khususnya dapat terangkat. Benefit yang terbesar adalah lingkungan sekitar terjaga kealamiannya sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup bagi manusia. 1.5 BATASAN MASALAH Sesuai dengan posisi permasalahan yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Ruang lingkup proyek akhir ini memberikan deskripsi pemanfaatan air limbah sample table yang ada pada dua unit PLTU Cilacap untuk digunakan kembali sebagai make up water dan service water. Metodologi pemecahan mendapat masukan berdasarkan informasi data internal dan kajian teknis dari air limbah yang akan digunakan. Selanjutkan diarahkan dan dicocokkan dengan keuntungan yang akan diperoleh juga manfaatnya jika digunakan kembali untuk meningkatkan efisiensi produksi. Dalam pemanfaatan air limbah sampel tabel diperlukan investasi dalam pemanfaatannya. Tentunya investasi yang dilakukan harus dapat memberikan return yang menjanjikan dan memberikan keuntungan. 4
Pendekatan investasi dapat diartikan sebagai suatu penggunaan sumber daya. Investasi selain merupakan suatu pengeluaran yang akan meningkatkan aktiva bagi perusahaan juga akan memberikan harapan suatu pengembalian tertentu. Keputusan berkenaan dengan suatu rencana investasi haruslah mencerminkan keputusan yang rasional. Untuk itu diperlukan suatu cara analisis yang sistematik dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (Siregar & Samadhi, 1989). Kelayakan suatu investasi bila ditinjau dari aspek finansial akan bergantung pada tingkat pengembalian yang diperoleh. Karena investasi merupakan suatu kegiatan jangka panjang dimana segala sesuatu dapat mengalami perubahan, maka besarnya tingkat pengembalian yang akan diperoleh mengandung ketidak pastian. Ketidakpastian menimbulkan variabilitas tingkat pengembalian yang diperoleh dari yang diharapkan, dan hal ini disebut resiko investasi. Oleh karena itu pengkajian terhadap suatu investasi selain memperhatikan tingkat pengembalian yang diperoleh, juga memperhatikan resiko investasi yang dihadapi. Sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu faktor‐faktor apa yang secara signifikan mempengaruhi pengembalian, dan oleh karena itu akan menimbulkan resiko pada investasi. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Bab I Pendahuluan meliputi: Latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penulisan, manfaat, batasan masalah, sistematika penulisan Bab II Tinjauan Pustaka. Memuat pokok‐pokok landasan teori yang menjadi pemandu dalam menyusun kerangka berpikir pemecahan masalah Bab III Kerangka Pemecahan Masalah. Menjelaskan kerangka berpikir yang digunakan dalam pemecahan masalah. Bab IV Analisis dan Pembahasan. Menyajikan dan membahas keadaan perusahaan dan kondisi dilakukannya investasi, mencakup tinjauan umum tentang keadaan perusahaan, kondisi aspek pasar, aspek teknologi dan aspek manajemen. Mengindentifikasi faktor‐
faktor yang menimbulkan resiko dalam investasi. Menjelaskan pelaksanaan dan hasil simulasi. Menganalisis faktor‐faktor tersebut. Memperkirakan tingkat pengembalian investasi dan menganalisis resiko investasi, serta menarik kesimpulan tentang kelayakan investasi. 5
Bab V Kesimpulan dan Saran. Menarik kesimpulan atas analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dan saran‐saran untuk mengantisipasi masalah‐
masalah yang mungkin timbul di masa yang akan datang. 6
Download