INTEGRASI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL DALAM

advertisement
INTEGRASI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI SMA NEGERI 3 CILACAP
BERBASIS KURIKULUM 2013
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
ALIF SETIA KURNIAWATI
A420130062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
INTEGRASI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN
BIOLOGI DI KELAS XI SMA NEGERI 3 CILACAP
BERBASIS KURIKULUM 2013
ABSTRAK
Pembelajaran biologi berdasarkan karakteristik kurikulum 2013 antara lain
mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pada proses pengintegrasian
sikap spiritual dan sosial dalam pembelajaran biologi berbasis kurikulum 2013 di kelas
XI SMA Negeri 3 Cilacap. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan identifikasi
RPP dan observasi penanaman sikap spiritual dan sosial oleh guru dan siswa.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pelaksanaan integrasi
siap spiritual dan sosial terletak pada (1) proses perencanaan pembelajaran, guru belum
sepenuhnya menerapkan integrasi sikap spiritual dan sosial pada komponen yang terdiri
dari KI, KD, indikator, tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, langkah
pembelajaran. (2) penanaman integrasi sikap spiritual dan sosial oleh guru dikategorikan
baik karena memperoleh nilai 3 dari rentang nilai 1-4, sedangkan penanaman integrasi
sikap spiritual dan sosial oleh siswa dikategorikan baik, karena memperoleh
memperoleh nilai 3 dari rentang nilai 1-4.
Kata Kunci : kurikulum 2013, pembelajaran biologi, sikap spiritual dan sosial.
ABSTRACT
Learning biology based on the characteristic curriculum of 2013 there are developing a
balance between the spiritual and sosial attitudes. The study is aimed at knowing the
planning, knowing the process of implementation, and knowing fence on process of
integrating the spiritual and sosial attitudes in learning biologybasedon the curriculum
of 2013 in eleventh grade student at SMA N 3 Cilacap. This research is descriptive
qualitative research. The accumulation of sampling in this research is purposive
sampling by lesson planning identification and observation of planting the spiritual and
social attitudes. Based on this research, the results of research are, (1) the planning
process of learning, the teacher has not fully implemented the integration of spiritual
and social attitudes on components consisting of core competence, basic competence,
indicators, objectives, materials, methods, media, learning resources, learning step. (2)
planting the integration of spiritual and social attitudes by teachers are categorized
either as gained value 3 of the range of grades 1-4, while the cultivation of spiritual
attitudes and social integration of students categorized as good, because obtaining
scored 3 out of range of values 1-4.
Keywords: Curriculum of 2013, learning biology, spiritual and social attitudes.
1
1. PENDAHULUAN
Oviana (2013) menyatakan bahwa karakteristik kurikulum 2013 antara lain:
mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreatif, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Sekolah
merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana
dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari dalam masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar. Pada kurikulum 2013, siswa tidak
lagi menjadi obyek dari pendidikan, tapi justru menjadi subyek dengan ikut
mengembangkan tema dan materi yang ada.
Kompetensi sikap spiritual dan sosial dalam setiap kompetensi dasarnya tidak
memiliki materi pokok yang diberikan dalam pembelajaran, tetapi diajarkan secara
indirect learning. Setiap guru yang mengimplementasikan kurikulum 2013 harus
mampu menyajikan materi pada KD di KI-3 dan proses pembelajaran pada KD di KI-4
yang mengarah pada pencapaian KD pada KI-1 dan KI-2 tanpa mengajarkan secara
langsung.
Pembelajaran biologi di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta proses
pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari. Penting sekali
bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar dapat
memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi
siswa. Dalam pembelajaran biologi guru diwajibkan membuat perencanaan pelaksanaan
pelajaran (RPP). Perencanan pembelajaran maksudnya adalah membuat persiapan
pembelajaran. Proses tersebut sebagai pedoman dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran yang tidak berpedoman pada kurikulum, maka pembelajaran tidak akan
efektif.
Tujuan yang terkandung dalam Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yaitu agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya
yaitu kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, dan ketrampilan. Oleh sebab itu evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan
2
berdasarkan kurikulum yang sedang berjalan yang bertujuan sebagai kontrol agar tujuan
pendidikan secara nasional dapat terwujud dengan baik.
Dengan demikian guru biologi dituntut lebih cermat dan kreatif dalam
menanamkan sikap spiritual dan sosial siswa melalui pembelajaran biologi. Oleh karena
itu, peneliti akan melakukan penelitian mengenai upaya dan kreatifitas guru biologi
dalam mengintegrasikan aturan tersebut.
2. METODE
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Populasi penelitian guru dan
siswa SMA Negeri 3 Cilacap. Sampel penelitian guru dan siswa kelas XI MIPA 5 SMA
Negeri 3 Cilacap. Teknik sampling yaitu purposive sampling. Teknik analisis data
dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data dalam penelitian ini berupa integrasi sikap spiritual dan sosial dalam
pembelajaran biologi di kelas XI SMA Negeri 3
berbasis kurikulum 2013
yang
dilaksanakan di kelas XI MIPA 5 sebanyak 6 kali pertemuan, atau tatap muka. Berikut
hasil penelitian dari implementasi pengintegrasian sikap spiritual dan sosial dalam
pembelajaran biologi berbasis kurikulum 2013 di kelas XI SMA Negeri 3 Cilacap.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data berdasarkan Integrasi Sikap Spiritual dan Sosial Dalam
Pembelajaran Biologi di Kelas XI SMA Negeri 3 Cilacap Berbasis Kurikulum
2013.
DATA
Identifikasi
RPP
ASPEK
Sikap
spiritual dan
sosial
PENGAMATAN
1
2
3
4
5
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
x
KETERANGAN
Ada
-
-
6
Penanaman
Pendahuluan
4
3
4
3
3
34
4
SB
sikap
Inti
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
-
-
3
spiritual dan
Penutup
sosial guru
Penanaman
Sikap
sikap
spiritual
spiritual dan
sosial siswa
4
3
4
Sikap sosial
4
3
3
4
SB
-
3
B
-
3
B
Keterangan diadaptasi dari kriteria interpretasi skor (Setiawan, 2014)
4
: Sangat Baik
3
: Baik
(B)
(SB)
2
: Cukup (C)
1
: Kurang (K)
Data identifikasi RPP dilakukan berdasarkan dokumentasi dan penanaman sikap
spiritual dan sosial oleh guru dan siswa dilakukan berdasarkan observasi. Pengamatan
pada identifikasi RPP dilakukan sebanyak enam kali berdasarkan tiga RPP, yaitu pada
BAB sistem koordinasi, sistem reproduksi, dan sistem imun, sedangkan pada penanaman
sikap spiritual dan sosial oleh guru dilakukan observasi berdasarkan tiga tahap, yaitu
pendahuluan, inti, dan penutup. Pada pengamatan sikap spiritual dan sosial oleh siswa
dilakukan dengan cara memberikan angket pada siswa.
Berdasarkan tabel identifikasi RPP maksud dari tidak ada dan ada yaitu keterkaitan
antara komponen RPP dengan integrasi sikap spiritual dan sosial, jika tidak ada maka
RPP tersebut belum ada integrasi sikap spiritual dan sosial, jika ada maka dalam
komponen tersebut sudah ada integrasi sikap spiritual dan sosial. Sedangkan pada
penanaman sikap spiritual dan sosial oleh guru, pada pendahuluan dan penutup
diperoleh nilai yang sesuai dengan perhitungan instrumen yang sudah dilakukan yang
sudah tertera pada lampiran IV, pada tahap inti diperoleh kriteri ada, maksudnya adalah
guru sudah mengaitkan materi pembelajaran dengan integrasi sikap spiritual dan sosial.
Pada penanaman sikap spiritual dan sosial oleh siswa diperoleh nilai yang kemudian di
hitung berdasarkan rumus yang sudah tertera pada instrumen lampiran IV.
Integrasi Sikap Spiritual dan Sosial Dalam Pembelajaran Biologi di Kelas XI SMA
Negeri 3 Cilacap Berbasis Kurikulum 2013 terdiri dari dua tahapan, yaitu:
4
3.1 Proses perencanaan integrasi sikap spiritual dan sosial dalam pembelajaran
biologi di kelas XI SMA Negeri 3 cilacap berbasis kurikulum 2013.
Berdasarkan tabel 4.1, dalam dokumen RPP biologi kelas XI SMA Negeri 3
Cilacap yang dibuat oleh subyek peneliti ditemukan satu kegiatan pembelajaran
sebagai wujud implementasi pengintegrasian sikap spiritual dan sosial, yaitu
guru menuliskan rumusan tujuan pembelajaran untuk mengembangkan sikap
spiritual dan sosial siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan
pengembangan sikap spiritual dan sosial dalam RPP masih sangat minim dan
belum sesuai dengan keinginan kurikulum 2013, sebab kurikulum 2013 secara
tidak langsung meminta agar guru merancang RPP yang didalamnya terdapat
pengembangan sikap spiritual dan sosial dalam kegiatan pembelajaranya.
Berdasarkan identifikasi RPP biologi terdapat tiga bab yang di ajarkan di
semester genap, hanya satu RPP yang memiliki tujuan kompetensi sikap spiritual
dan sosial. Dengan demikian hal tersebut dapat menimbulkan tidak optimalnya
pelaksanaan pembelajaran. Alasanya adalah RPP dibuat untuk dijadikan panduan
dalam mengajar oleh guru. Apabila panduanya tidak sesuai, maka tujuan
kegiatan pembelajaran tidak dapat tercapai seutuhnya. Dengan kata lain RPP
biologi tersebut perlu diperbaiki dan dilengkapi terutama pada sikap spiritual dan
sosial agar menjadi RPP biologi yang baik, yang dapat dijadikan panduan dalam
mengembangkan sikap spiritual dan sosial siswa. Kondisi ketidaksesuaian ini
terjadi karena beberapa faktor diantaranya, yaitu: keterbatasan waktu dalam
memahami berbagai aturan dan konsep kurikulum 2013 dan implementasinya,
dan kurangnya pengalaman dan kreatifitas subyek peneliti yang menyebabkan
penyusunan RPP biologi menjadi tidak optimal.
Dengan demikian menunjukkan bahwa upaya mengembangkan sikap
spiritual dan sosial dalam RPP biologi tersebut masih perlu dimaksimalkan dan
diperbaiki lagi.
5
3.2 Pelaksanaan Integrasi Sikap Spiritual dan Sosial Dalam Pembelajaran
Biologi 2013 di Kelas XI SMA Negeri 3 Cilacap Berbasis Kurikulum.
3.2.1. Penanaman Sikap Spiritual dan Sosial Guru
Dalam tahap ini guru mengembangkan sikap spiritual dan sosial melalui
tiga tahap pembelajaran, yaitu: pendahuluan, inti, dan penutup. Dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas guru mengembangkan sikap spiritual dan
sosial dengan beberapa cara, yaitu: (1) melalui ucapan salam dan doa di awal
pembelajaran (kegiatan pendahuluan), (2) mngaitkan materi pelajaran dengan
sikap spiritual dan sosial (kegiatan inti), (3) melalui ucapan salam dan
teguran pada siswa yang dianggap melanggar aturan agama dan sosial, baik
pada kegiatan pendahuluan, inti, atau penutup.
Berdasarkan cara pertama, yakni melalui ucapan salam dan doa di awal
pertemuan berdasarkan tabel 4.1, kegiatan pendahuluan yang dilakukan guru
biologi di kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 3 Cilacap sangat baik karena
memperoleh nilai 4 dari rentang nilai 1-4, di mana dalam proses
pelaksanaanya guru melakukan kegiatan pendahuluan tersebut secara terus
menerus. Sehingga ucapan salam dan doa menjadi kegiatan yang biasa
dilakukan, tanpa memahami arti dan makna yang terkandung. Dalam aktifitas
pengucapan salam sebaiknya guru dan siswa melakukanya dengan penuh
kesadaran dan mengetahui makna dari ucapan salam, sehingga dapat muncul
kesadaran diri siswa untuk berbuat baik. Selain itu guru juga perlu
menjelaska bahwa hikmah Allah menyuruh menyebarkan salam adalah agar
saling mendoakan orang lain selamat. Namun dalam kegiatan pendahuluan
ini merupakan hal yang baik karena memperkaya metode pengembangan
sikap spiritual dan sosial, meskipun tujuan aktifitas ini tidak berhubungan
langsung dengan kompetensi sikap spiritual dan sosial yang ditetapkan untuk
bidang studi biologi kelas XI.
Berdasarkan cara kedua yaitu mengaitkan materi pembelajaran dengan
pengembangan sikap spiritual dan sosial. Berdasarkan tabel 4.1, hasil yang
6
diperoleh yaitu, guru selalu mengaitkan materi dengan sikap spiritual dan
sosial yang ada seperti pada pengamtan 1 yaitu guru meminta siswa untuk
selalu mensyukuri atas karunia Allah atas pemberian sistem indra yang
lengkap, dan meminta siswa untuk selalu menjaga sistem indra dengan baik,
pada pengamatan 2 guru juga meminta siswa untuk selalu mensyukuri nikmat
Allah karena dapat merasakan berbagai jenis rasa dan meminta siswa untuk
selalu menjaga dan merawat sistem koordinasi, pada pengamatan 3 guru
meminta siswa untuk mempresentasikan materi sistem koordinasi sebagai
bentuk untuk mengasah percaya diri berbicara di depan umum, dan meminta
siswa untuk selalu mendekatkan diri pada Allah agar terhindar dari pengaruh
napsah, pada pengamatan 4 yaitu materi reproduksi guru meminta siswa
untuk menghormati orang tua terutama ibu, dan meminta siswa untuk
menjaga pergaulan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
contoh hamil di luar nikah, pada pengamatan 5 guru menjelaskan kepada
siswa sebagai umat beragama harus melalui pernikahan yang sah dalam
proses reproduksi, dan meminta siswa untuk memilih pergaulan yang baik,
dan pada pengamatan 6 guru meminta siswa untuk menjaga tubuh agar tetap
sehat sesuai yang dianjurkan dalam agama, dan guru meminta siswa untuk
menjaga jarak antar teman agar penyakit yang sedang di derita tidak tertular.
Berdasarkan cara ketiga yaitu menegur siswa berdasarkan tabel 4.1,
diperoleh nilai sangat baik, yaitu 4 dari rentang nilai 1-4, hal ini disebabkan
oleh tingginya kesadaran guru terhadap perilaku spiritual dan sosial siswa
yang melanggar aturan agama maupun sosial, selain itu juga pengalaman
mengajar yang cukup lama, termasuk guru senior, dan aktif dalam kegiatan
maupun pelatihan yang diadakan oleh MGMP.
Hal ini sesuai dengan
pendapat dari Anwar (2014), tentang kemampuan guru biologi yang
berpengalaman dan guru biologi yang belum berpengalaman
7
3.2.2. Penanaman Sikap Spiritual dan Sosial Siswa
Proses ini dilakukan dengan cara observasi, dengan menggunakan metode
angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau
sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi
yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66). Angket ini berisi
pernyataan siswa yang mencermikan perilaku spiritual dan sosial. Pembagian
angket dilakukan di dalam kelas di luar jam belajar mengajar berlangsung.
Angket dibagikan kepada 32 siswa di kelas XI MIPA 5 jumlah siswa
seluruhnya yaitu 34 siswa, akan tetapi pada hari pengisian angket tersebut
ada dua siswa yang izin di karenakan ada persiapan lomba cerdas cermat
tingkat nasional.
Berdasarkan tabel 4.1, hasil pengamatan yang diperoleh baik, yaitu 3 dari
rentang nilai 1-4. Aspek yang dinilai dalam sikap spiritual yaitu berdoa pada
awal pembelajaran, menjawab salam pembuka, mensyukuri atas sistem indra
yang lengkap, mensyukuri atas indra pengecap yang sempurna, mendekatkan
diri kepada Allah agar terhindar dari pergaulan yang salah, mensyukuri atas
nikmat kesehatan yang diberikan Allah. Jenis kegiatan tersebut di
kategorikan sebagai sikap spiritual karena perilaku tersebut yang secara tidak
langsung masuk ke dalam ajaran agama yang di anjurkan, dengan kebiasaan
tersebut diharapkan dapat menambahkan keimanan dan ketaqwaan siswa
dalam memeluk agamanya. Selain aspek yang disebutkan ada satu poin plus
yang dilakukan siswa dikelas, yaitu: setiap rabu pagi sekolah mengadakan
tadarus al-quran yang dilaksanakan serentak di seluruh kelas termasuk guru
dan staf sekolah, dimana tadarus al-quran tersebut dilanjutkan dengan tilawah
dan menyanyikan sholawat bersama, tidak heran jika di setiap kelas memiliki
rak tempat menaruh al-quran yang di gunakan siswa untuk tadarus al-quran
bersama.
8
Berdasarkan tabel 4.1, diperoleh hasil pada sikap sosial baik, yaitu 3 dari
rentang nilai 1-4. Hal ini sudah sesuai dengan hasil perhitungan angket siswa
pada lampiran 36-37. Pada aspek sikap sosial ini memiliki 20 aspek yang
dilakukan siswa pada lingkungan sekolah atau diluar jam belajar mengajar
berlangsung (kegiatan pendahuluan, inti, penutup). Dari 20 aspek dan di
adaptasi dari RPP guru yang dibuat pada penilaian sikap sosial. Pada aspek
sikap sosial terdapat poin plus yang dilakukan siswa, yaitu setiap pagi, selain
hari senin siswa menyanyikan lagu nasional secara serentak pada tiap kelas,
siswa, guru dan staf sekolah menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan posisi
berdiri tegak.
4. PENUTUP
Berdasarkan integrasi sikap spiritual dan sosial dalam pembelajaran biologi di kelas
XI SMA Negeri 3 Cilacap berbasis kurikulum 2013, dapat disimpulkan:
1. Proses perencanaan pembelajaran, guru belum sepenuhnya menerapkan integrasi
sikap spiritual dan sosial pada komponen RPP yang terdiri dari KI, KD, indikator,
tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, langkah pembelajaran.
2. Proses pelaksanaan pembelajaran, meliputi :
a. Penanaman integrasi sikap spiritual dan sosial oleh guru baik karena memperoleh
nilai 3 dari rentang nilai 1-4
b. Penanaman integrasi sikap spiritual dan sosial oleh siswa baik karena
memperoleh nilai 3 dari rentang nilai 1-4
PERSANTUNAN
Terima kasih kepada Drs. Djumadi, M.Kes atas masukan dan sarannya selama
penelitian dan penulisan artikel ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
Afrizon, Renol., Ratnawulan., dan Ahmad Fauzi. 2012. Peningkatan Perilaku
Berkarakter dan Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX MTsN Model
Padang pada Mata Pelajaran IPA Fisika Menggunakan Model Problem Based
Instruction. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 1.
Anwar, Yeni; Nuryani Y Rustaman; Ari Widodo; dan Sri Redjeki. 2014. Kemampuan
Pedagogical Content Knowledge Guru Biologi Yang Berpengalaman Dan
Yang Belum Berpengalaman. Jurnal Pengajaran MIPA, 19(1), 69-73.
Ariantini, Ni Putu., I Nengah Suandi., dan I Made Sutama. 2014. Implementasi
Pengintegrasian Sikap Spiritual dan Sosial dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 di Kelas VII SMP Negeri 1 Singaraja. EJournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3(3).
Badeni, Muhamad., dan Sri Saparahayuningsih. 2016. An Attitude and Character
Instructional Development Based on Curriculum 2013 in Elementary School.
Creative Education 7, 269-277.
Benson, Peter. 2010. Misfeasance As An Organizing Normative Idea In Private Law.
University Of Toronto Law Journal, 60(3).
Busyaeri, Akhmad., dan Mumuh Muharom. 2013. Pengaruh Sikap Guru Terhadap
Pengembangan Karakter (Peduli Sosial) Siswa Di Mi Madinatunnajah Kota
Cirebon. Jurnal Pendidikan, 15(2), 1-15.
Hamalik, Oemar .2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta : Salemba Humanika.
Kurniasih, Imas., dan Berlin Sani . 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan
Penerapannya. Surabaya: Kata Pena.
10
Kusumawardani, Mei. 2013. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Di Sekolah
Menengah Kejuruan (Smk) Negeri 4 Yogyakarta. Skripsi Sarjana Pendidikan.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Martin, Micheál. 2007. Primary School Curriculum. Ireland : The Stationery Office.
Ma’mur, Jamal. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.
Mulyana, Rohmat. 2011. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta.
Na’im, Ainun. Rembuk Nasional Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2013. Tersedia
(http://kemdikbud.go.id/dokumen/rembuknas2013/PANDUANREMBUK201
3.pdf). Diakses pada 15 Maret 2017.
Oviana, Wati, 2013. Kemampuan Mahasiswa Mengintegrasikan Sikap Spiritual dan
Sosial dalam Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 (Kajian teoritis). Jurnal
Pendidikan, 10(2), 1-11.
Rufaida, Siska Difki. 2014. Pengembangan Sikap Sosial Siswa Menggunakan
Pendekatan Pakem Pada Pembelajaran Ips Kelas Vb SD Negeri Mangiran,
Kecamatan Srandakan,Kabupaten Bantul. Skripsi Sarjana Pendidikan.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sari, Rizki Novita .2014. Implementasi Pembelajaran Dan Penilaian Sikap Spiritual
Pada Kurikulum 2013 Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan. Skripsi Sarjana Pendidikan. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Sariono. 2015. Kurikulum 2013: Kurikulum Generasi Emas. E-Jurnal Dinas Pendidikan
Kota Surabaya, 3.
Setiawan, Nur Kholis. 2014. Model Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik
Madrasah Tsanawiyah (MTs). Direktorat Pendidikan Madrasah : Dirjen
Pendidikan Islam.
11
Silas, Lwakabamba. 2015. Competence-Based Curriculum. Rwanda : WordCore
Communications Limited.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung : Alfabeta.
Sujarwo. 2010. Peranan Guru Dalam Pemberdayaan Siswa.Yogyakarta : Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Sultoni, Achmad. 2016. Implementasi Kurikulum 2013 Bidang Studi Biologi Dalam
Mengembangkan Sikap Religius Siswa Di Madrasah Aliyah. Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 15(2), 89.
Sumarhadi, Anas. 2010. Pengaruh Pembelajaran Biologi Dengan Pendekatan Joyful
Learning Melalui Metode Mind Maps Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar
Siswa Kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta. Skripsi Sarjana Pendidikan.
UIN Sunan Kalijaga.
Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Kartasura :
Fairuz Media.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Rosdakarya.
Wagiran. 2011. Pengembangan Model Pendidikan Kearifan Lokal Dalam Mendukung
Visi Pembangunan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2020 (Tahun
Kedu). Jurnal Penelitian dan Pengembangan, 3(3), 85-100.
Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Wiji, Hidayati. 2016. Implementation Of Curriculum 201 In Primary School Sleman
Yogyakarta. Journal of Research & Method in Education, 6.
12
Download