Tren Sentimen Investor di Indonesia Meningkat

advertisement
Untuk distribusi 18 Juli 2013
TSX/NYSE/PSE: MFC
SEHK:945
Tren Sentimen Investor di Indonesia Meningkat
Investor Indonesia Mulai Melirik Saham,
Sementara Dana Tunai dan Properti Masih Diminati
•
•
•
•
Para investor Indonesia paling optimistis di Asia
Saham memperoleh peningkatan sentimen yang paling tinggi dibandingkan dengan instrumen
investasi lainnya
Para investor Indonesia memegang dana tunai dalam jumlah besar, setara dengan 12 bulan
pendapatan pribadi
Sekitar 22 persen dari dana tunai tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari dan
pengeluaran tak terduga; sisanya digunakan untuk tujuan jangka menengah hingga jangka
panjang
Indonesia – Hasil temuan terbaru dari Manulife Investor Sentiment Index di Indonesia (Manulife ISI)1
menunjukkan bahwa peningkatan tren sentimen investor Indonesia sejalan dengan peningkatan
temuan Manulife di beberapa negara di Asia, Kanada dan Amerika Serikat.
Hasil Manulife ISI menunjukkan dengan jelas bahwa mayoritas investor di Asia dan Kanada berharap
kondisi keuangannya lebih baik dalam dua tahun mendatang, meningkat dibandingkan temuan
sebelumnya pada awal tahun ini. Sementara Amerika Serikat tidak menunjukkan perubahan sentimen
terhadap kondisi keuangannya.
“Hasil temuan Manulife ISI kali ini terlihat bahwa para investor Asia mulai menunjukkan optimisme
yang menandakan perbaikan ekonomi riil, sama seperti temuan di Amerika Utara. Akan tetapi, masih
banyak dari mereka yang belum siap untuk berinvestasi dan sebagian besar masih memegang dana
tunai dalam jumlah besar, yang lama kelamaan dapat tergerus.” ungkap Robert A. Cook, Presiden
dan CEO, Manulife Asia
Survei ini memperkuat hasil temuan dari survei terakhir bahwa investor Indonesia tetap yang paling
optimistis terhadap investasi dibandingkan dengan negara lainnya yang disurvei di wilayah Asia. Tidak
hanya sentimen di Indonesia yang kembali lebih tinggi daripada negara lainnya, nilai indeksnya pun
mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni dari +54 menjadi +60.
Dana tunai dan properti masih menjadi pilihan utama dalam berinvestasi di Indonesia. Sementara
saham menunjukkan pertumbuhan sentimen paling tinggi, yang memperlihatkan perubahan yang
positif terhadap pola pikir para investor. Perubahan ini mungkin dipengaruhi oleh pertumbuhan Indeks
www.manulife.com
Harga Saham Gabungan yang tumbuh sebesar 21 persen selama 1 tahun terakhir hingga akhir
kuartal 1 tahun 2013 (Maret 2012 – Maret 2013). Namun, hal tersebut belum ditindaklanjuti dengan
langkah konkret untuk berinvestasi di saham.
Dalam temuan lainnya dari Manulife ISI menunjukkan bahwa para investor Indonesia memegang dana
tunai dalam jumlah besar. Apabila aset berupa rumah tempat tinggal dikeluarkan dari komposisi aset
investor Indonesia, para investor memegang sebesar 41 persen aset dalam bentuk dana tunai,
menjadikan Indonesia sebagai peringkat ketiga tertinggi setelah Malaysia dan Jepang. Padahal,
secara rata-rata hanya sekitar 20 persen dari dana tunai yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
dan pengeluaran tak terduga. Sementara sisanya dimasukkan ke dalam tabungan untuk tujuan jangka
menengah hingga jangka panjang.
Menyimpan aset dalam bentuk dana tunai maupun tabungan untuk tujuan jangka menengah hingga
jangka panjang bukanlah strategi terbaik, karena akan tergerus oleh inflasi dan pajak, ungkap
Legowo Kusumonegoro, Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia.
“Meningkatnya sentimen para investor yang cukup kuat terhadap saham merupakan langkah awal
yang baik untuk mengubah optimisme menjadi sebuah langkah konkret. Banyak orang berpendapat
bahwa mereka tidak memiliki cukup dana tunai. Namun demikian, hasil Manulife ISI menunjukkan
sebaliknya, bahwa para investor memegang terlalu banyak dana tunai yang mencapai hampir
setengah dari total aset yang dimiliki.” Lebih lanjut Legowo menyampaikan, “Untuk membantu
mencapai tujuan jangka menengah dan jangka panjang mereka, instrumen investasi seperti saham
dan reksa dana serta perlindungan seperti asuransi adalah pilihan yang lebih menjanjikan
dibandingkan dana tunai. Di Manulife, kami percaya bahwa hanya dengan menyisihkan minimal 10
persen dari pendapatan bulanan, kita bisa berinvestasi di pasar saham melalui reksa dana.”
Legowo menambahkan, "Di Manulife, kami berkomitmen untuk tidak hanya mengedukasi, tetapi juga
mengubah pola pikir dan perilaku berinvestasi dari para investor. Hasil survei triwulanan ini benarbenar membantu kami untuk memahami apa yang sedang terjadi dengan investor saat ini dan
berguna untuk menentukan langkah yang tepat dalam menanggapi perubahan tersebut."
Selanjutnya, Alvin Pattisahusiwa, Direktur Investasi PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
meyakini bahwa kondisi ekonomi Indonesia untuk 5 tahun ke depan masih menjanjikan. "Didukung
oleh demografi yang didominasi oleh generasi muda, kebijakan fiskal pemerintah yang sehat, dan
lingkungan yang lebih baik dalam mendukung proyek-proyek infrastruktur, kami memperkirakan
ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih dari 6 persen hingga lima tahun ke depan. Selain itu, sumber
pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan datang dari investasi langsung investor asing yang diiringi
dengan pertumbuhan konsumsi dalam negeri," kata Alvin.
Manulife Investor Sentiment Index – Temuan Utama:
Sentimen investor
• Secara keseluruhan, angka indeks Manulife ISI di Indonesia meningkat sebesar 6 persen poin
sejak Maret 2013 (+54 ke +60) – peningkatan yang paling signifikan bagi Indonesia dipengaruhi
oleh sentimen terhadap real estate dan saham (meningkat sebesar 19 persen poin)
• Indonesia masih berada di posisi pertama, diikuti oleh Malaysia (+48) dan Jepang (+21).
Peningkatan yang paling signifikan ada di Jepang, dimana dengan pengecualian dana tunai,
sentimen naik untuk semua kelas aset. Alasan paling umum dari peningkatan sentimen investor
www.manulife.com
yang dapat menjelaskan perubahan ini adalah efek positif dari Abenomics dan persepsi akan
membaiknya kondisi pasar.
Keinginan untuk berinvestasi terhadap peningkatan sentimen
• Meskipun terjadi peningkatan sentimen secara keseluruhan, investor tampak lebih berhati-hati
tentang rencana mereka sendiri. Sebagai contoh, sementara lebih dari dua pertiga responden
memiliki sentimen positif atau netral terhadap saham, hanya sembilan persen mengatakan mereka
berencana untuk berinvestasi di saham global dalam 12 bulan mendatang.
• Alasan utama investor belum berani berinvestasi di saham adalah karena mereka khawatir
membuat keputusan yang tidak tepat dan keinginan untuk berinvestasi di produk yang bisa
memberikan imbal hasil yang pasti/terjamin.
• Kaum muda (25-39 tahun) kurang tertarik berinvestasi di saham dibandingkan usia 40-an
• Investor mengatakan mereka lebih optimis tentang posisi keuangan mereka, hampir 80 persen
mengatakan bahwa kondisi keuangan mereka akan membaik dalam dua tahun ke depan, naik 13
persen dari hasil kuartal pertama.
Terlalu banyak dana tunai
• Secara umum, aset utama yang dimiliki oleh para investor Indonesia adalah dana tunai, yang
berkontribusi sebesar 41 persen terhadap jumlah aset kecuali rumah. Jumlah ini setara dengan
total 12 bulan pendapatan pribadi.
• Meskipun begitu, setengah dari investor yang disurvei merasa masih belum cukup memegang
dana tunai, dan hanya delapan persen merasa sebaliknya.
Harapan terhadap hasil investasi
• Para investor Indonesia memiliki harapan untuk mendapatkan imbal hasil yang tinggi pada saham,
obligasi dan properti dalam 12 bulan mendatang. Sebanyak 9 dari 10 responden mengatakan
bahwa imbal hasil tahunan pada properti akan meningkat sebesar 32 persen.
• Sementara para investor mengharapkan peningkatan imbal hasil pada investasi pada saham dan
obligasi sebesar 27 persen dan 25 persen dalam 12 bulan ke depan.
1
Tentang Manulife Investor Sentiment Index di Asia
Manulife Investor Sentiment Index (Manulife ISI) di Asia merupakan survei triwulanan yang mengukur dan
melihat pandangan para investor di tujuh negara di Asia serta perilaku mereka terhadap kelas aset dan
instrumen investasi inti.
Survey Manulife ISI dilakukan terhadap 500 responden melalui wawancara online di setiap pasar di Hong Kong,
Cina, Taiwan,Jepang dan Singapura. Khusus di Malaysia dan Indonesia, survei ini dilakukan langsung secara
tatap muka. Para responden dari survei ini merupakan investor berpengaruh dari kelas menengah atas yang
berumur 25 tahun ke atas. Mereka merupakan kelompok pembuat keputusan utama dalam kebutuhan keuangan
keluarga dan memiliki produk investasi.
Manulife ISI merupakan serangkaian riset yang panjang di Amerika Utara yang telah lama dipelopori. Survei ini
telah mengukur sentimen para investor di Kanada selama 13 tahun terakhir dan diadopsi oleh operasional John
Hancock di Amerika Serikat pada 2011. Di Asia, survei ini baru pertama kalinya diluncurkan. Survei ini dilakukan
dalam periode pertengahan April 2013 dan Mei 2013 oleh TNS, sebuah lembaga survei internasional. Hasil
survei Manulife Kanda dan John Hancock dapat diperoleh di www.manulife.com dan www.johnhancock.com
www.manulife.com
Tentang Manulife Financial
Manulife Financial merupakan grup jasa keuangan terkemuka yang berbasis di Kanada yang beroperasi di Asia,
Kanada dan Amerika Serikat. Klien menganggap Manulife dapat memberikan untuk solusi yang kuat, dapat
diandalkan, terpercaya dan terdepan bagi keputusan penting perencanaan keuangan mereka. Jaringan
internasional para karyawan, agen dan mitra distribusi menawarkan perlindungan keuangan dan produk wealth
management dan jasa kepada jutaan nasabah. Kami juga menyediakan jasa manajemen aset kepada nasabah
institusi. Dana yang dikelola oleh Manulife Financial dan seluruh anak perusahaannya mencapai C $ 555 Milyar
(US$ 547 Milyar) pada tanggal 31 Maret 2013. Perusahaan beroperasi sebagai Manulife Financial di Kanada
dan Asia dan sebagai John Hancock di Amerika Serikat. Manulife Financial Corporation diperdagangkan dengan
nama saham MFC di TSX, NYSE, dan PSE, serta 945 di SEHK. Untuk informasi lebih lanjut mengenai
Manulife Financial dapat mengakses manulife.com.
Tentang Manulife Asset Management
Manulife Asset Management adalah perusahaan aset manajemen global dari Manulife Financial. Manulife Asset
Management memberikan solusi manajemen investasi secara luas bagi investor institusi dan produk reksa dana
di berbagai belahan dunia. Manulife Asset Management juga memberikan jasa manajemen investasi bagi
nasabah ritel dari afiliasinya melalui penawaran produk oleh Manulife dan John Hancock. Keahlian investasi ini
mencakup jangkauan kelas aset yang luas, termasuk saham, pendapatan tetap dan investasi alternatif seperti
real estate, perkayuan, pertanian, dan juga strategi alokasi aset. Manulife Asset Management memiliki kantorkantor cabang dengan kemampuan investasi yang lengkap di Amerika Serikat, Kanada, Inggris Raya, Jepang,
Hong Kong, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Selain itu, MAM juga
memiliki perusahaan patungan di bidang pengelolaan dana yang berlokasi di Cina, yaitu Manulife TEDA.
Perusahaan ini juga beroperasi di Australia, Selandia Baru, Brazil dan Uruguay. John Hancock Asset
Management, Hancock Natural Resource Group dan Declaration Management and Research juga merupakan
bagian dari Manulife Asset Management. Manulife Asset Management mendapatkan penghargaan sebagai Best
Asian Bond House untuk 2011 dari Asia Asset Management. Per 31 Maret 2013, dana kelolaan MAM adalah
sebesar USD248 miliar. Informasi lebih lanjut mengenai Manulife Asset Management bisa didapatkan di
www.ManulifeAM.com.
Media Contact:
Rizky Juanita Azuz
PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
Tel: (+6221) 2555 7788
Fax: (+6221) 25552278
[email protected]
Christine / Julia Hapsari
Zeno Stratcom
Mobile +62 858 8168 2888 / +62 81386060118
[email protected]
[email protected]
Dyah Wulandari Mardyastuti
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
Tel: (+6221) 2555 7788 ext. 2658
Fax: (+6221) 2555 2330
[email protected]
www.manulife.com
Download