Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003 PEMANFAATAN SERBUK SABUT KELAPADANAMPAS TAHU SEBAGAI MEDIA-PAKAN CACING TANAH (Lumbricus Rubellus) Haryono Balai Penelitian Ternak, Po. Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Cacing tanah jenis Lumbricus rubellus banyak memberikan manfaat bagi manusia, salah satu diantaranya sebagai binatang pengurai limbah organik yang dapat menghasilkan pupuk yang kaya zat hara. Untuk pemeliharaan cacing tanah secara intensif memerlukan pakan dan media organik sekaligus sebagai tempat bertumbuh dan perkembang biakannya . Pemanfaatan limbah industri sabut kelapa yang berupa serbuk sabut (coir dust) sebagai media tumbuh cacing tanah dan ampas tahu untuk bahan pakannya. Cacing tanah sebanyak 320 ekor dipelihara dalam kandang percobaan Balai Penelitian Ternak lokasi Bogor selama 6 minggu untuk mengetahui pertambahan bobot badan dan tingkat kesukaan sertajumlah konsumsi pakan. Dari hasil pengamatan per minggu (rataan bobot awal 0,060 gram/ekor)menunjukkan bahwa kelompok AST (media serbuk sabut kelapa) pertambahan bobot badan yang cukup tinggi = 0,09 g/minggu dibanding kelompok AKT (media kontrol serbuk kayu) sebesar =0,07 g/minggu, bobot badan minggu I s/d VI kelompok AST berturut-turut adalah 0,102 g; 0,290 g; 0,340 g; 0,460 g; 0,540 gdan 0,60 g dengan menghabiskan pakan ampas tahu sebanyak 321,1 gram, lebih tinggi dari AKThanya 275,3 gram . Kata kunct : Limbah serbuk sabut kelapa, ampas tahu dan cacing tanah. PENDAHULUAN Cacing tanah sangat dikenal di masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang hampir setiap hari menemukannya dikebun, tegalan dan disawah . Cacing tanah jenis Lumbricus rubellus merupakan salah satu bagian dari sistem kehidupan yang berperan sebagai mahluk perombak bahan organik (decomposer) . Peranan cacing tanah sangat besar dalam menguraikan senyawa organik menjadi unsur-unsur lebih sederhana yang dibutuhkan oleh mahluk hidup lain, khususnya tanaman. Produksi cacing tanah sangat dipengaruhi oleh pemberian pakan dan media yang digunakan untuk proses pembiakkan. Untuk memperoleh hasil yang optimal maka perlu dicari media dan pakan cacing tanah yang sesuai untuk produksi dan reproduksinya . Salah satunya adalah menggunakan limbah indutri sabut kelapa yang berupa serbuk sabut (coir dust) sebagai media serta ampas tahu sebagai pakannya . Dengan demikian budidaya cacing tanah dapat dianggap sebagai salah satu cara menanggulangi produksi limbah padat organik . 66 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003 Pengolahan sabut kelapa menjadi bahan baku industri seperti tali/tambang, coco fiber, keset, media hidroponik dan masih banyak lagi yang menghasilkan bahan sisa berupa serbuk sabut kelapa, mempakan salah satu bahan media tumbuh cacing tanah karena sifatnya "porous" sehingga dapat menyerap air yang berlebih agar memudahkan cacing tanah berkopulasi dan meletakkan telurnya. Pabrik tahu menghasilkan bahan sisa biasa dikenal dengan nama ampas tahu yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan cacing tanah, karena mempunyai kualitas yang tinggi dengan kandungan protein sebesar 30,3% (hasil uji lab .Balitnak,1999) . Selain itu keuntungan dari ampas tahu yang bentuknya lumat/lembek dan sudah setengah masak sehingga mudah dicerna . Oleh karena itu, sejauh mana potensi penggunaan kedua limbah tersebut pemanfaatannya kami ujicobakan pada tahap pemeliharaan anak cacing tanah. lhjuan Tujuan dilakukan pengamatan ini adalah untuk memanfaatkan limbah yang belum pernah dicoba digunakan sebagai media yakni serbuk sabut kelapa tanpa proses fermentasi dan pemberian pakan ampas tahu pada cacing tanah yang mudah didapat dan relatip murah harganya . Ruang Lingkup Ruang lingkup dilakukan percobaan ini lebih ditekankan pada teknik pemelihaaan anak cacing tanah dalam pemanfaatan media serbuk sabut kelapadan ampas tahu untuk mengetahui pertambahan bobot badan anak cacing tanah dan volume/banyaknya media-pakan yang digunakan . TINJAUAN PUSTAKA 1. Klasifikasi dan Indentifikasi Cacing tanah (Lumbricusrubellus) Cacing tanah termasuk dalam hewan tingkat rendah, karena tidak memiliki tulang belakang (avertebrata) . Dalam ilmu taksonomi cacing tanah dikelompokkan dalam tiga filum, yaitu : Platyhelminthes, Aschelminthes dan Annelida (Sudiarto,1999) . Klasifikasi cacing tanah Lumbricus rubellus menurut Gates (1972) adalah sebagai berikut " Filum : Annelida " " " " " Class Ordo : Chaetopoda :Oligochaeta Famili : Lumbricidae Genus : Lumbricus Species : Lumbricus rubellus Ciri-ciri morfologis dari cacing tanah Lumbricus rubellus adalah panjang tubuh berkisar antara 80-140 mm, jumlah segmen 85-140 . Jenis ini memiliki tubuh lebih kecil karenakalah bersaing dengan jenis lainnya, namun apabila diternakkan besar tubuhnya bisa menyerupai bahkan lebih besar dari yang lainnya. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 67 Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003 Cacing tanahmemiliki seta ditubuhnyayang berfungsi sebagai alatgerak, menggenggam permukaan tanah serta membantu proses perkawinan dengan memberikan rangsangan fisik kepada pasangannya . Menurut Palungkun clan Budiarti (1990), cacing tanah tidak memiliki mata tetapi ditubuhnyaterdapat prostomium yang merupakan organ syarafperasa clan berbentuk seperti bibir. Itulah sebabnya cacing tanah clapat menemukan bahan organik sebagai makanannya walaupun ticlak memiliki mata. 2 . Media Media adalah tempat bersarang cacingtanah yang harus dipilih clan diatur sedemikian agardapat membantu proses produksi clan reproduksinya . Baiktidaknya mutu media dapat menemukan berhasil atau tidaknya suatu peternakan cacing tanah (Palungkun clan Budiarti, 1990). Media tumbuh cacing tanah hates memiliki beberapa syarat/kondisi yakni menurut Andayani (1993), media yang digunakan harus clapat mempertahankan kelembaban, porous clan mengandung nutrisi yang cukup. Menurut Simanjuntak clan Waluyo (1989), bahan-bahan organik yang layak digunakan sebagai media adalah : kotoran ternak, serbuk gergaji kayo, jerami padi, daun-daunan, lumpur tanah, kompos sampah, ampas singkong clan berbagai macam limbah organik. SerbukSabut Kelapa Serbuk sabut kelapa banyak terdapat pads tempat-tempat sumber kerajinan tangan yang berasal dari serabut kelapa. Selain itu serbuk sabut kelapa juga bebas dari bahan-bahan kimia berbahaya (Faluty,1994) . Berdasarkan komposisi buah kelapa terdiri dari sabut 35%, tempurung 25%, daging buah 29% clan air buah 25% (Faluty, 1994). Komposisi kimia serbuk sabut kelapa adalah seperti yang tercantum dalam Tabel 1 . Tabel l. Komposisi kimia serbukkasar sabut kelapa Kom osisi : Air Kadar 20,39 96,43 Bahan organik Abu Bahan organik Total : Nitrogen Kalium 3.57 100,00 0,39 Lignin 0,33 43,65 Pentosan 13,10 Sumber : Thampan P.K . (1981). 68 Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003 Serbuk sabut kelapa merupakan komponen yang cukup besar dari sabut kelapa yaitu sekitar 46% (Rumokoi, 1990). Komponen utama dari serbuk sabut kelapa yaitu lignin clan selulosa . AMPAS TAHU Pada proses pembuatan tahu akan menghasilkan bahan sisa berupa ampas tahu yang sering digunakan campuran pakan ternak, karena masih banyak mengandung protein yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan ternak seperti juga cacing tanah . Komposisi nutrisi dari ampas tahu dapat dilihat di Tabel 2. Tabel 2 . Komposisi Nutrisi Ampas Tahu Komposisi Nutrisi Kadar (%) Bahan kering Protein 14,6 30,2 Serat kasar Lemak Abu 22,2 9,9 5,2 Beta-N 32,5 Sumber : Sutardi (1997) Manfaat clan Kegunaan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Berbagai penelitian menunjukkan bahwa cacing tanah mempunyai manfaat yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak, bahkan di beberapa negara telah dijadikan makanan manusia (Simanjuntak clan Waluyo, 1982). Tepung cacing tanah mempunyai kandungan protein cukup tinggi (64-76%) lebih tinggi dari protein pada claging clan tepung ikan, selain itu cacing mengandung asam amino paling lengkap, lemaknya rendah, mudah dicerna clan ticlak mengandung racun (Palungkun clan Budiarti, 1990). Dalam dunia pengobatan tradisional, cacing tanah telah digunakan sebagai bahan ramuan obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Bahkan di negara-negara maju juga digunakan industri kosmetik clan minyak cacing hasil ekstraksi dapat digunakan sebagai pelembab kulit (Simanjuntak clan Waluyo, 1982). Teknik Pembuatan Media-Pakan Dan Pengamatan Pemeliharaan Cacing Tanah Waktu clan Tempat Pengamatan terhadap pemeliharaan pertumbuhan anak cacing tanah ini dilaksanakan pada tanggal 15 Januari sampai dengan 28 Pebruari 2001 dikandang percobaan Balai Penelitian Ternak (Balitnak) lokasi fl. Raya Pajajaran-Bogor. Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian 69 Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003 Alatdan Bahan Perlengkapan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah : kandang rak susun, wadah/baskom plastik untuk media-pakan tempat cacing dipelihara, clan peralatan terdiri dari termometer, pH meter, timbangan, sprayer, gentong plastik serta bahan-bahan terdiri dari media serbuk sabut kelapa, serbuk kayu, ampas tahu clan anak cacing tanah umur 1 minggu . Teknik clan Cara Pembuatan Media-Pakan Media serbuk sabut kelapa ditimbang sebanyak 5 kilogram ditambahkan air sebanyak 3 liter clan diaduk secara merata dalam gentong, kemudian ditutup rapat untuk didiamkan selama 5-7 hari, begitu juga perlakuan serbuk kayu sebagai media kontrol. Media yang siap pakai tersebut masing-masing ditimbang 200 gram untuk diisikan kesetiap wadah/baskom sebanyak 8 wadah sebagai ulangannya. Sedangkan cara pemberian pakan ampas tahu diberikan 3 hari sekali disajikan berupa bubur (kadar air 75%), dengan jumlah kebutuhan konsumsi per harinya disesuaikan dengan berat bobot baclan clan jumlah anak cacing tanah yang hidup pada saat awal clan sampai umur 6 minggu . pH clan Kelembaban Media Untuk dapat hidup clan tumbuh secara normal cacing tanah memerlukan media dengan pH sedikit asam sampai netral yaitu 6-7,2 (Palungkun clan Budiarti, 1990), karena hanya dalam kondisi inilah bakteri yang ada dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja secara optimal . Kelembaban yang diperlukan oleh cacing tanah bekisar antara 15-30% clan kokon akan diproduksi secara optimal pada kelembeban 28-42% (Minich, 1977). Cacing tanah pada prinsipnya memerlukan tempat yang teduh clan lembab, sehingga lokasi yang dipilih harus terhindar dari sinar matahari secara langsung . Pemeliharaan clan Pengamatan Cacing Tanah Pemeliharaan clan pengamatan anak cacing tanah dilakukan dengan 2 macam/jenis media (serbuk sabut kelapa clan serbuk gergaji kayu sebagai kontrol pembanding) x 1 pakan (ampas tahu) x 4 ulangan, tiap ulangan di isi anak cacing tanah sebanyak 20 ekor. Penimbangan cacing dilakukan setiap minggu sekali, dengan cara cacing dipisahkan dari medianya sambil clihitung jumlahnya kemudian ditimbang beratnya . Pengamatan media clan pakan dibedakan menjadi 2 kelompok yakni AST : AKT : 70 Kelompok anak cacing dengan media serbuk sabut kelapa yang diberi pakan tahu . ampas Kelompok anak cacing dengan media serbuk kayu sebagai kontrol pembanding media dengan pemberian pakan ampas tahu . Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan media serbuk sabut kelapa dan serbuk gergaji kayu dibuat secara terpisah, tetap dalam kondisi basah, karena media selain berfungsi sebagai sarang tempat hidup, sekaligus sebagai sumber pakan bagi cacing . Keuntungan penggunaan media ini adalah tidak memakan waktu lama untuk proses pelapukannya, sehingga zat-zat organiknya terurai menjadi bentuk yang sederhana dan tidak beracun, sehingga cocok bagi pertambahan cacing tanah, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Razon, (1981). Setelah anak cacing ditebar dalam media 20 ekor/wadah dan diberi pakan sesuai kebutuhannya, maka diadakan pengecekkan setiap 3 jam sekali, setelah lebih dari satu hari cacing tidak ada, yang kabur meninggalkan media berarti cacing betah dan mediatersebut cocok digunakan. Penggantian media dilakukan apabila kondisinya sudah memadat, maka sirkulasi udara dalam media akan terhambat karena partikel-partikel bahan media mengecil atau menjadi halus, watnanya sudah berubah menjadi hitam, agak lengket karena kandunngan kotorannya(kascing) semakin banyak, maka secara fisik harus diganti. Pada kelompok media serbuk sabut kelapa (AST) penggantiannya lebih lamayakni diganti selama 6 minggu dibandingkan kelompok media serbuk gergaji kayu (AKT) selama 4 minggu sudah mulai hitam clan lengket . Manfaat penggantian media adalah untuk menerapkan pemeliharaan secara intensif, karena sekaligus dapat mengontrol kokon yang ada untuk ditetaskan sehingga dapat mendeteksi urutan pengelolaan sesuai umur cacing. Penimbangan cacing tanah dilakukan setiap minggu untuk mengetahui pertambahan bobot badannya, kemudian dimasukkan lagi kedalam media asalnya . Hasil penimbangan bobot badan cacing tanah tiap minggu dari bobot badan awal masing- masing kelompok sebesar 0,060 gram/ekor, yang paling tinggi diperoleh pada kelompok media AST : serbuk sabut kelapa yakni rata-rata seberat 0,60 gram/ekor dengan pertambahan bobot badan sebesar 0,09 gram per minggu clan badannya lebih cerah/segar hal ini berarti kualitas badannya lebih baik dibandingkan media AKT : serbuk gergaji kayu dengan rata-rata bobot badannya 0,52 gram/ekor pada umur 6 minggu dengan pertambahan bobot badan hanya 0,07 gram/minggu (dapat dilihat pada Tabel 3). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 71 - -. Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003 Tabel 3. Rataan Bobot Badan Cacing Tanah (gram/ekor) selama 6 minggu (`~ Iakuaii. AST Rataan : AKT Rataan : g 1 2 3 4 $ g.. _.._ _ (awal) :10 .060 .060 M. I M.2 0.131 0.08 0.125 0.07 0.102 0.125 0.144 0.10 0.11 0.12 0.321 0.353 0.237 0.250 0.290 0.25 0.286 0.222 0.318 0.269 ._3 9 __ _. 14 4 0.385 0.211 0.526 0.250 0.340 0.231 0.455 0.278 0.227 0.298 0 .40 0 .45 0 .55 0.421 0.460 0.25 0.513 0.375 0.3 0.36 ~ IiIT6 _ 0.438 0.456 0.525 0.564 0.692 0.613 0.50 0.625 0.540 0.60 0.364 0.417 0.531 0.56 0.427 0.60 0.45 0.50 0.443471.52 Sedangkan jumlah konsumsi pakan pada kelompok AST selama 6 minggu sebanyak 321,1 gram lebih banyak dari kelompok AKT hanya 275,3 gram (dapat dilihat pada Tabel 4), berarti perpaduan media-pakan serbuk sabut kelapa dengan ampas tahu lebih disukai oleh Cacing tanah yang berpengaruh baik terhadap proses reproduksi clan produksi kokon. Hal ini disebabkan unsur N total dari serbuk sabut kelapa lebih tinggi (0,39%) dibandingkan serbuk kayu (0,15%) berdasarkan sumber analisa Suprapti,1988 . Tabel 4. Konsumsi Pakan Cacing Tanah (gram/ekor) selama 6 minggu er AST Rataan : AKT Rataan : 1 2 3 4 1 2 3 4 200 200 18 .38 11 .2 17.5 9.8 14 .2 17.5 20 .16 14.0 15.4 16 .77 44.94 49 .42 33 .18 35 .0 40 .64 35 .0 40.04 31 .08 44 .52 37.66 53 .9 29 .54 73.64 35 48 .02 32 .34 40 .04 38 .92 31 .78 35 .71 56 .0 63 .0 77.0 58.94 63 .74 35.0 71 .82 52.5 42.0 50 .33 61 .32 73.64 96.88 70 .0 75 .46 50 .96 74 .34 59 .78 63 .0 62 .02 63 .84 78 .96 85 .82 87.5 79 .03 58 .38 78 .4 84 .0 70 .0 72 .70 Sesuai pendapat Rukmana (1999) menyatakan bahwa limbah organik yang kaya protein akan direspon lebih cepat oleh Cacing, bahan media serbuk sabut kelapajuga tidak menganclung zat bau yang kurang disukai oleh Cacing Lumbricus rubellus, sehingga dapat meningkatkan konsumsi pakan yang diberikan setiap minggu (dalam Tabel 4). 72 Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003 KESIMPULAN Dari hasil pengamatan selama 6 minggu, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, sistem pemeliharaan cacing tanah Lumbricus rubellus meliputi persiapan anak cacing, persiapan tempat clan saranaya, pembuatan media, pemberian pakan, penggantian media, kontrol terhadap hama/serangga, penimbangan clan pemanenan cacing harus dilakukan secara cermat clan teratur agar berhasil secara optimal. Penggunaan media dari limbah berupa serbuk sabut kelapa clan pakan ampas tahu menghasilkan rataan bobot badan cacing tanah clan konsumni pakan tertinggi, karena memiliki kandungan protein total lebih tinggi clan baunya lebih disukai sehingga dapat menambah kualitas cacing tanah . Secara fisik kascing (kotoran bekas cacing) yang dihasilkan dari kelompok AST (media serbuk sabut kelapa clan ampas tahu) kualitasnya lebih bagus clan ticlak lengket selama penggantian 6 minggu, clapat digunakan untuk pupuk pada tanaman dengan harga jual yang relatip mahal. DAFTAR PUSTAKA Andayani. 1993. Potensi Cacing Tanah Lumbricus rubellus Sebagai Bahan Pakan Sumber Protein. Budiarti,A. clan R. Palungkun . 1992. Cacing Tanah : Aneka cara budidaya, Penanganan lepas panen, Peluang campuran ransum tempk clan ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. Faluty.1994 . Biology ofEarthworm. Gates. 1972. Burmese Earthworm . Vol . 62. New York. Minnich, J. 1977. The Earthworm Book. How to Raise and Use Earthworm for farm and Garden . Rodale Press . New York. Razon, C.A. and B.E. Razon. 1981 . How to Raise Red Earthworm Profitably. Bureu ofAnimal Industry, Phillipines . Rukmana . 1999. Budidaya Cacing Tanah. Kanisius. Yogyakarta. Rumokoi, M.M.M. 1990. Potens i prospek pemanfaatan limbah kelapa di Indonesia . Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian 73