97 REKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH Konfigurasi Model Model untuk sistem penunjang manajemen produksi bersih agroindustri karet remah dirancang dalam satu paket program komputer yang direncanakan dapat diinstal dalam jaringan komputer, sehingga program tersebut mudah diakses oleh pengguna Konfigurasi model yang diberi nama SIMProsihCR tersebut disajikan pada Gambar 30. SIMProsihCR dimaksudkan sebagai alat bantu bagi manajemen perusahaan dalam melakukan audit produksi bersih dan evaluasi kinerja lingkungan baik untuk kebutuhan internal perusahaan maupun eksternal. SIMProsihCR terdiri dari empat komponen sistem utama yakni sistem manajemen basis model, sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis pengetahuan, dan sistem dialog. Data Sistem Manajemen Basis Data Data konsumsi bahan, air, dan energi Data potensi polusi Data karakteristik limbah Data hirarki limbah Data hasil audit produksi bersih Model Sistem Manajemen Basis Model Model protokol audit produksi bersih Model penilaian kinerja efisiensi Model penilaian kinerja lingkungan Model peringkat kinerja ramah lingkungan Model kesiapan sertifikasi Sistem Manajemen Basis Pengetahuan Penentuan target indikator kinerja produksi bersih Sistem pakar prediksi kinerja lingkungan Rekomendasi peningkatan kinerja produksi bersih Mekanisme Inferensi (rule base scenario) Sistem Pengolahan Terpusat Sistem Manajemen Dialog Pengguna Gambar 30 Kerangka sistem penunjang manajemen produksi bersih agroindustri karet remah. 98 Sistem Manajemen Basis Model Sistem manajemen basis model berisi model yang telah dikembangkan untuk memproses input berupa data dan pengetahuan menghasilkan output yang berbentuk informasi dan keputusan. Sistem manajemen basis model pada paket SIMProsihCR terdiri dari lima model yakni 1) model protokol audit produksi bersih, 2) model penilaian kinerja efisiensi teknis, 3) model penilaian kinerja lingkungan, 4) model peringkat kinerja lingkungan, dan 5) model kesiapan sertifikasi. 1) Model Protokol Audit Produksi Bersih Agroindustri Karet Remah Model protokol audit produksi bersih di dalam paket SIMProsihCR dirancang untuk membantu pengguna di dalam proses audit untuk mengetahui sejauh mana potensi penerapan produksi bersih dapat dilakukan oleh perusahaan. Keluaran dari model ini adalah berupa informasi potensi penerapan produksi bersih berdasarkan kriteria kondisi eksisting perusahaan dan informasi peluang produksi bersih yang memenuhi kelayakan teknis, ekonomis, dan lingkungan. Secara skematis rekayasa model potokol audit produksi bersih agroindustri karet remah menggunakan kerangka kerja pada Gambar 31. Pengembangan model protokol audit produksi bersih diawali dengan identifikasi seluruh input dan output pada rangkaian proses produksi karet remah. Penentuan potensi produksi bersih dikembangkan dengan memanfaatkan kaidah rule base if-then. 2) Model Penilaian Kinerja Efisiensi Teknis Agroindustri Karet Remah Salah satu tujuan penerapan produksi bersih adalah untuk meningkatkan efisiensi proses produksi. Barbiroli (2003) mengajukan dua belas kriteria umum yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi, baik teknis maupun ekonomis, suatu perusahaan. Dalam aplikasinya, tentu perlu dilakukan beberapa penyesuaian-penyesuaian baik dipandang dari relevansi kriteria-kriteria tersebut serta dalam perhitungan nilai-nilai yang diperlukan. Diagram alir model penilaian kinerja efisiensi teknis pada agroindustri karet remah disajikan pada Gambar 32. Model penilaian kinerja efisiensi teknis dirancang untuk membantu pengguna dalam menentukan status kinerja efisiensi teknis perusahaan. Proses seleksi kriteria efisiensi teknis pada agroindustri karet remah dilakukan dengan metode Delphi, sementara untuk penetapan status efisiensi teknis dilakukan dengan metode keputusan kelompok kriteria jamak dengan kaidah Fuzzy Independent Preference Evaluation (FIPE). 99 Mulai Identifikasi proses utama karet remah Identifikasi bagan alir proses karet remah Identifikasi input proses karet remah Bahan baku Bahan pembantu Air Energi Identifikasi output proses karet remah Produk utama Produk samping Limbah cair Limbah padat Emisi gas Neraca air, bahan, energi karet remah Identifikasi sumber inefisiensi rantai proses karet remah Identifikasi aspek penting lingkungan karet remah Identifikasi peluang produksi bersih pada rantai proses karet remah Bahan Baku Reuse/ recycle Modifikasi produk Modifikasi proses Modifikasi teknologi Good house keeping IPAL Tidak Kelayakan teknis Ya Selesai Tidak Kelayakan ekonomi Ya Tidak Database produksi bersih agroindustri karet remah Benchmark produksi bersih agroindustri karet remah Ya Manfaat lingkungan Implementasi produksi bersih pada agroindustri Efektif& efisien Tidak Gambar 31 Diagram alir model protokol produksi bersih agroindustri karet remah 100 Indikator efisiensi teknis Barbiroli Seleksi dan validasi (Delphi) No 1 ... n Indikator/kriteria ................................ ................................ ................................ Penilaian efisiensi teknis Hasil pengukuran Penilaian ahli (MCMD) Numerik Non numerik Negasi kriteria Agregasi kriteria Agregasi ahli Tidak Efisiensi < Tinggi Pertahankan Ya Penyusunan prioritas peningkatan efisiensi (AHP) Prioritas alternatif perbaikan Gambar 32 Model penilaian kinerja efisiensi teknis agroindustri karet remah 3) Model Penilaian Kinerja Lingkungan Proses pengkuran kinerja lingkungan komprehensif pada agroindustri karet remah dimulai dari seleksi terhadap indikator kinerja kunci lingkungan (key environmental performance indicators, KEPI). Seleksi awal dilakukan oleh pakar terhadap sejumlah indikator kinerja lingkungan seperti ISO 14031 dan standar kinerja lingkungan lainnya menggunakan metode keputusan kelompok kriteria jamak dengan kaidah Fuzzy Independent Preference Evaluation (FIPE). Beberapa proses penyesuaian-penyesuaian dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi riil di lapangan serta kemudahan implementasi. Diagram alir model seleksi indikator kinerja kunci lingkungan tersebut disajikan pada Gambar 33. Model pengukuran kinerja lingkungan dikembangkan untuk membantu pengguna dalam mengevaluasi kinerja lingkungan komprehensif dan kondisi masing-masing indikator kunci. Hasil 101 pengukuran kinerja lingkungan agroindustri karet remah yang dikembangkan ditampilkan dalam bentuk scoring board. Rancangan SIMProsihCR untuk model kinerja lingkungan agroindustri karet remah dilengkapi dengan fasilitas traffic light system yang berfungsi sebagai umpan balik dari pencapaian kinerja saat ini. Mulai Indikator lingkungan ISO 14031 Seleksi indikator Penentuan skala penilaian (linguistic preference fuzzy non numeric) Penilaian pakar untuk setiap indikator Penentuan bobot kepentingan indikator (operator OWA) bi = Max i=1,…,r [Q(j) ^ Bj] Tingkat kepentingan setiap indikator > Tinggi? Ya Validasi indikator pada agroindustri karet remah Indikator tidak valid Indikator kinerja lingkungan agroindustri karet remah Selesai Gambar 33 Diagram alir seleksi indikator kinerja lingkungan agroindustri karet remah 102 4) Model Peringkat Kinerja Lingkungan Model pemeringkatan kinerja lingkungan dimaksudkan untuk mengevaluasi perbedaan kinerja lingkungan, baik antar perusahaan yang berbeda atau pada satu perusahaan pada periode waktu yang berbeda. Rancangan model peringkat kinerja lingkungan agroindustri karet remah disamping dilengkapi dengan fasilitas traffic light system yang berfungsi sebagai umpan balik dari pencapaian kinerja saat ini., juga akan melakukan proses pengurutan (sorting) kinerja lingkungan berdasarkan total nilai seluruh indikator KEPI yang diperoleh. Dengan demikian dapat dievaluasi perbedaan pencapaian kinerja dari beberapa perusahaan karet remah yang berbeda atau perkembangan pencapaian kinerja lingkungan sebuah perusahaan dari waktu ke waktu. Diagram alir model peringkat kinerja lingkungan diilustrasikan pada Gambar 34. 5) Model Evaluasi Kesiapan Sertifikasi ISO 14001 Model evaluasi kesiapan sertifikasi yang dikembangkan berbasis logika fuzzy dan didasarkan pada kriteria ISO 14001. Pengembangan model sistem evaluasi kesiapan sertifikasi dilakukan melalui tiga tahapan, yakni : 1) identifikasi, 2) konseptualisasi, dan 3) formulasi. Pada tahap identifikasi ditetapkan karakteristik kelulusan sertifikasi ISO 14001, selanjutnya pengetahuan ahli pada penilaian hasil audit ISO 14001 direpresentasikan dalam bentuk perangkat aturan (rule), dan pada tahap akhir menentukan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk penentuan kelulusan sertifikasi tersebut. Diagram alir penetapan status sertifikasi ISO 14001 disajikan pada Gambar 35. Data untuk kriteria kesiapan sertifikasi ISO 14001 diperoleh melalui auditing dengan mengadopsi format pertanyaan standar ISO 14001. Auditing dilakukan terhadap kesuaian, kecukupan, konsistensi, dan efektifitas sitem dalam pemenuhan elemen ISO 14001. Dengan menggunakan konsep fuzzy trapezoidal, maka keempat indikator dapat disederhankan melalui operasi penjumlahan fuzzy. Sistem Manajemen Basis Data Sistem manajemen basis data dalam paket SIMPROSIHCR berfungsi untuk mengelola data yang diperlukan oleh manajemen basis model dalam proses analisis dan pengambilan keputusan. Data kuantitatif maupun kualitatif termasuk pendapat dan penilaian pakar terhadap alternatif keputusan berdasarkan kriteria yang digunakan dikelola pada sistem manajemen basis data. Pada paket SIMPROSIHCR data yang dikelola dalam 103 sistem manajemen basis data meliputi data hasil audit produksi bersih, audit sistem manajemen, dan hasil pengukuran indikator kinerja kunci lingkungan. Mulai Input data umum perusahaan, data hasil pemeriksaan limbah, jumlah produksi For I = 1 to n (Perusahaan) For J = 1 to m (KEPI) Input nilai kriteria KEPI Nilai > 7 Status KEPI : Merah Status KEPI : Hijau Nlai < 4 Status KEPI : Kuning Next J Hitung Total Nilai TN = ∑ . Next I Urutkan TN Peringkat Kinerja Gambar 34 Diagram alir model peringkat kinerja lingkungan agroindustri karet remah 104 Mulai Baca Hasil Audit Bobot Taat hukum ? Fuzzyfikasi Kebijakan (7) Perencanaan (4) Penerapan dan Operasi (8) Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi (9) Pengkajian Manajemen (2) Pemenuhan elemen ISO 14001 Defuzzyfikasi Penentuan status sertifikasi ISO 14001 Lulus Bersyarat Ditangguhkan Ditolak Rekomendasi Perbaikan Lulus Pertahankan Selesai Gambar 35 Diagram alir model evaluasi kesiapan sertifikasi ISO 14001. 105 Sistem Manajemen Basis Pengetahuan Pengetahuan yang diakuisisi dari para pakar distrukturisasi dan dikelola di dalam sistem manajemen basis pengetahuan menggunakan sistem pakar (expert system). SIMPROSIHCR juga memuat knowledge base yang berisi penjelasan posisi status kinerja lingkungan komprehensif dan kesiapan sertifikasi serta saran perbaikan atau peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan ke depan. Untuk menghasilkan suatu kesimpulan, maka pengetahuan dibuat dalam bentuk kaidah IF-THEN atau IF-THEN-ELSE. Arhami (2005) menyatakan bentuk dasar metode representasi pengetahuan berbasis kaidah adalah : IF <kondisi> THEN <aksi>, atau IF <kondisi> THEN <konklusi> atau IF <anteseden> THEN <konsekuen> atau IF <evidence> THEN <hypothesis>. Dengan demikian sebuah kaidah (rules) basis pengetahuan terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok IF yang menyatakan kondisi, anteseden atau evidence yang harus dipenuhi, serta THEN yang menyatakan konklusi, konsekuen, atau hypothesis yang dapat diambil bila bagian IF terpenuhi. Strategi penalaran yang digunakan mengikuti metode modus ponens atau hypothetical syllogism atau sistem penalaran pasti. Dalam modus ponens, sebuah kaidah bernilai benar dalam bagian IF maka bagian THEN pasti bernilai benar. Mekanisme penalaran menggunakan gabungan metode forward chaining dan backward chaining secara bersama-sama sehingga mampu membentuk pembuktian lengkap. Knowledge base ini akan dapat diedit/update, agar kemutakhirannya dapat diandalkan. Sebelum diaplikasikan, perangkat lunak perlu diverifikasi pada masing-masing pengguna untuk mengetahui apakah telah memenuhi kebutuhan atau perlu dimodifikasi. Bila uji coba berhasil dan dapat diandalkan, maka SIMProsihCR siap untuk melayani kebutuhan pengguna yang terlibat dalam system produksi bersih agroindustri karet remah. Sistem Manajemen Dialog Sistem manajemen dialog dalam paket SIMProsihCR merupakan fasilitas yang dirancang untuk mengatur interaksi antara sistem dengan pengguna sehingga pengguna dapat dengan mudah berdialog dengan model (user friendly). Di dalam sistem manajemen dialog pengguna diberi menu pilihan atau pertanyaan dengan jawaban singkat. Masukan dari pengguna dapat berupa parameter, data, variabel dan pilihan yang menghasilkan keluaran berupa informasi pernyataan atau keputusan yan mudah dipahami.