1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperlipidemia

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hiperlipidemia adalah salah satu faktor dari penyakit kardiovaskular yang
merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 37%,
kemudian disusul dengan golongan penyakit menular, kanker, luka-luka, diabetes,
dan penyakit pernapasan kronis (WHO, 2014). Penyakit ini disebabkan oleh
gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Adanya gangguan fungsi jantung
dan pembuluh darah tersebut dapat menimbulkan penyakit yang lebih spesifik
seperti: Penyakit Jantung Koroner (PJK), Penyakit Gagal Jantung atau Payah
Jantung, Hipertensi dan Stroke (Kemenkes RI, 2014).
Prevalensi PJK di Indonesia adalah sebesar 1,5% atau diperkirakan berjumlah
2.650.340
orang.
Persentase
tersebut
dapat
meningkat
seiring
dengan
bertambahnya umur, tertinggi pada kelompok umur 65-74 tahun yaitu 2,0% dan
3,6%. Sedangkan prevalensi PJK menurut jenis kelamin, untuk perempuan
sebesar 1,6% dan untuk laki-laki sebesar 1,3%. Estimasi jumlah penderita PJK
terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 514.597 orang (14,1%),
sedangkan jumlah penderita paling sedikit ditemukan di Provinsi Papua Barat,
yaitu sebanyak 6.690 orang (0,25%) (PERKI, 2015).
Peningkatan kadar trigliserida dalam plasma berhubungan erat dengan
timbulnya Penyakit Jantung Koroner. Kadar trigliserida yang tinggi biasanya
diikuti dengan kadar kolesterol total yang tinggi dan kadar kolesterol HDL yang
rendah, kelainan metabolik ini disebut hiperlipidemia (Zahrawardani dkk, 2013).
1
2
Hiperlipidemia dapat menyebabkan Penyakit Jantung Koroner melalui proses
yang disebut ateroskelrosis. Aterosklerosis merupakan penyempitan pembuluh
darah akibat penumpukan lemak, trombosit, neutrofil, monosit, dan makrofag
pada dinding arteri (Hasanah dkk, 2014). Pengobatan di bidang medis memang
tidak bisa dikesampingkan dalam penanganan hipirlipidemia dan PJK, namun
pasien harus berhadapan dengan berbagai risiko timbulnya efek samping dari
obat-obat tersebut, misalnya golongan statin dan fibrat yang dapat menyebabkan
hepatotoksik dan miopati. Selain itu golongan niacin juga dapat menyebabkan
efek samping rasa terbakar pada dada dan wajah, hepatotoksik, gangguan
gastrointestinal, serta hiperurisemia (PERKI, 2015). Oleh karena banyaknya efek
samping yang dapat timbul dari penggunaan obat-obatan tersebut maka
pengonsumsian tanaman obat yang dapat menekan risiko penyakit kardiovaskular
seperti biji kedelai dapat dipertimbangkan.
Biji kedelai berpotensi menekan risiko penyakit kardiovaskular karena
mengandung beberapa senyawa seperti: fitoestrogen, protein, dan fitosterol. Salah
satu contoh fitoestrogen yang paling umum dan banyak ditelti adalah isoflavon.
Isoflavon pada biji kedelai dapat menekan risiko penyakit kardiovaskular karena
dapat menurunkan kadar trigliserida di plasma darah (Baiduri dan Murwani,
2012). Penurunan tersebut terjadi karena isoflavon dapat berkompetisi dan
menggantikan posisi trigliserida dalam micelle sehingga usus menyerap lebih
sedikit trigliserida serta menghambat pembentukan kilomikron dan kolesterol
VLDL (Rucita dan Rahayuningsih, 2013). Isoflavon yang berada dalam bentuk
bebas (aglikon) mempunyai aktivitas yang lebih tinggi dalam menurunkan serum
kolesterol dan trigliserida. Kadar isoflavon aglikon pada produk kedelai hasil
3
fermentasi dapat mengalami peningkatan dari 8 % menjadi 60,3 – 79,6 %.
Produk-produk tersebut bisa berupa tahu, tape, tauco, acar, dan kecap (Ismi dkk,
2015)
Kecap merupakan salah satu produk kedelai hasil fermentasi yang paling
terkenal. Salah satu limbah industri kecap yang masih dapat dimanfaatkan adalah
ampas kecap yaitu sekitar 59,7% (Ridla, 2014). Ampas kecap masih mempunyai
kandungan gizi yang baik seperti kandungan serat kasar sekitar 6,35% dan
isoflavon sekitar 13,68 mg/g ampas kecap (Malik dkk, 2015). Berdasarkan latar
belakang di atas maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian mengenai
pengaruh susu ampas kecap kedelai hitam terhadap kadar trigliserida pada tikus
putih (Rattus novergicus) diet tinggi kolesterol.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh pemberian susu ampas kecap kedelai hitam terhadap
kadar trigliserida pada tikus putih (Rattus novergicus) diet tinggi kolesterol?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian susu ampas kecap kedelai hitam terhadap
kadar trigliserida pada tikus putih (Rattus novergicus) diet tinggi kolesterol.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengukur kadar trigliserida pada tikus putih (Rattus novergicus) diet
tinggi kolesterol yang telah diberikan susu ampas kecap kedelai hitam pada
masing-masing kelompok perlakuan.
4
2. Mengetahui dosis optimum susu ampas kecap kedelai hitam yang
berpengaruh terhadap kadar trigliserida pada tikus putih (Rattus novergicus)
diet tinggi kolesterol.
3. Mengetahui hubungan antara peningkatan dosis susu ampas kecap kedelai
hitam dengan kadar trigliserida pada tikus putih (Rattus novergicus) diet
tinggi kolesterol.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademik
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti ilmiah yang menjelaskan
tentang pengaruh pemberian susu ampas kecap kedelai hitam terhadap
penurunan kadar trigliserida pada tikus putih (Rattus novergicus) diet tinggi
kolesterol.
2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya oleh
akademisi lainnya.
1.4.2 Manfaat Klinis
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti ilmiah yang menjelaskan
tentang pengaruh pemberian susu ampas kecap kedelai hitam terhadap
penurunan kadar trigliserida.
2. Menambah wawasan dan khazanah ilmu pengetahuan.
1.4.3 Manfaat untuk Masyarakat
1. Penelitian ini dapat digunakan masyarakat untuk mengetahui lebih jauh
tentang manfaat susu ampas kecap kedelai hitam terhadap penurunan kadar
trigliserida.
Download