Badan Tenaga Nuklir Nasional JAKARTA Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional Nomor : GUNTINGAN BERITA /HHK 2.1/HM 01/10/2017 Hari, tanggal Jum’at, 6 Oktober 2017 Sumber Berita http://telegraf.co.id/collaborating-center-daribadan-tenaga-atom-internasional-untukindonesia/ Hal. - Kol. - Collaborating Center dari Badan Tenaga Atom Internasional Untuk Indonesia By Atti Kurniantan “Dengan ditetapkannya BATAN sebagai CC dalam hal Mutation Breeding, maka BATAN dijadikan sebagai pusat kerja sama IAEA untuk penelitian dan pengembangan pertanian berbasis iptek nuklir di kawasan Asia-Pasifik dan Negara Selatan-Selatan” . Jakarta, Oktober 2017 Copy dikirim kepada Yth.: 1. Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir 2. Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir 3. Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir Bagian Humas, Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama 4. 5. Sekretariat Utama BGAC-melalui PAIR Telegraf, Jakarta – Indonesia melalui Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) ditetapkan sebagai Collaborating Center (CC) dalam hal Pemuliaan Mutasi Tanaman oleh Badan Tenaga Atom Internasional/ International Atomic Energy Agency (IAEA). BATAN ditunjuk sebagai CC karena peran aktifnya dalam mengaplikasikan teknologi nuklir khususnya meningkatkan produktivitas dan kualitas pangan melalui program pemuliaan mutasi tanaman (mutation breeding). Hal itu di ungkakan Kepala BATAN Djarot S Wisnusubroto dalam konfrensi pers di kantornya Jl lebak bulus Raya, Pasar Jumat, Jakarta Selatan, Jumat. Djarot mengatakan satu satunya di dunia satu lembaga mendapatkan dua CC, yang pertama di tahun 2014 yaitu Outstanding Achievement Award on Plant Mutation Breeding” dan yang kedua adalah pemuliaan mutasi tanaman, menurutnya ini adalah sesuai dengan trend kedepan sustainable development goals (SDG), sesuai apa yang di canangkan oleh presiden Indonesia. “Dengan ditetapkannya BATAN sebagai CC dalam hal Mutation Breeding, maka BATAN dijadikan sebagai pusat kerja sama IAEA untuk penelitian dan pengembangan pertanian berbasis iptek nuklir di kawasan Asia-Pasifik dan Negara Selatan-Selatan,” ungkap Djarot. Disamping sebagai pusat kerja sama dalam penelitian, BATAN juga ditetapkan sebagai tempat (host) kegiatan IAEA yang berkaitan dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian berbasis lptek Nuklir seperti melalui program pelatihan (training), kunjungan (visiting), pertemuan (meeting) internasional, bahkan cakupannya tidak hanya terbatas untuk Negara di kawasan Asia Pasifik tapi juga termasuk kawasan Afrika. Djarot menambahkan Yang mana setiap tahunnya ada beberapa negara bahkan untuk saat ini dari negara Mozambique yang sedang training mutation breeding, yang mana pada saat ini capaian BATAN dalam mutation breeding sudah mencapai 22 varietas padi, 10 varietas kedelai, 3 varietas sorgum, 2 varietas kacang hijau, 1 varietas kacang tanah, 1 varietas gandum tropis dan 1 varietas kapas. Selain Mozambique ada beberapa negara yang pernah melakukan pelatihan mutation breeding di BATAN antara lain Negara Burkina Faso, Cambodia, Laos, Myanmar, Madagascar, , Namibia, Nepal, Sri Lanka, Tanzania. Selain mendapatkan dukungan dan bantuan fasilitas riset dari IAEA, untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pertanian Iokal, Indonesia (BATAN) tentu akan lebih dikenal oIeh dunia internasional sebagai Negara yang maju dalam bidang pertanian berbasis Iptek Nuklir, demi meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan ikut serta dalam memelihara perdamaian dunia. (Red) Credit Photo : Atti Kurnia/telegraf.co.id