Badan Tenaga Nuklir Nasional JAKARTA Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional Nomor : GUNTINGAN BERITA HHK 2.1/HM 01/06/2017 Hari, tanggal Rabu, 31 Mei 2017 Sumber Berita https://kumparan.com/ra chmadin-ismail/jadinegara-donor-indonesiabumikan-diplomasi-nuklir Hal. - Kol. - Jadi Negara Donor, Indonesia Bumikan Diplomasi Nuklir Indonesia telah jadi negara donor bidang nuklir di kawasan dan kini berupaya membumikan diplomasi nuklir di forum internasional. Hal itu mengemuka dalam Konferensi Internasional Program Kerjasama Teknis International Atomic Energy Agency/IAEA (Badan Tenaga Atom Internasional) di Wina, Austria, Selasa (30/5/2017) waktu setempat. Dalam konferensi, Menristek dan Dikti M. Nasir selaku ketua delegasi menyampaikan pernyataan nasional mengenai berbagai capaian Indonesia dalam pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, terutama dalam bidang pertanian, pangan, kesehatan dan lingkungan. "Seiring dengan meningkatnya kemampuan Indonesia di bidang iptek nuklir, sejak 2012 Indonesia telah mengambil posisi sebagai negara donor membantu negara-negara lain di bidang teknologi nuklir untuk tujuan damai di kawasan," ujar Nasir. [Baca juga: IAEA Apresiasi Indonesia yang Promosikan Energi Nuklir Secara Damai] Menurut Nasir, bantuan itu diberikan baik dalam kerangka kontribusi Peaceful Uses Initiatives, maupun dalam kerangka kerjasama Selatan-Selatan melalui Regional Capacity Building Initiative (RCBI) yang diinisiasi Indonesia sejak 2015. "Selain itu, Indonesia bahkan telah memberi bantuan untuk modernisasi laboratorium aplikasi nuklir IAEA di Seibersdorf dalam upaya mempekuat kerjasama dalam pengembangan riset dan peningkatan kapasitas," imbuh Nasir. [Baca juga: Amerika Serikat dan Jepang Sepakat Perluas Sanksi untuk Korea Utara] Dirjen IAEA Yukiya Amano menyambut hangat kehadiran Menteri Nasir dan menggelar pertemuan bilateral di sela-sela konferensi, antara lain untuk secara khusus menyampaikan apresiasi atas peran Indonesia yang dinilai cukup signifikan dan kontribusi Indonesia dalam program kerjasama teknis IAEA. Menanggapi hal itu, Menteri Nasir menegaskan komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan peran aktif dalam mendukung program kerjasama teknis IAEA. Dijelaskan bahwa di sektor pangan dan pertanian, Indonesia menargetkan peningkatan kapasitas pemuliaan tanaman, pengawetan produk pangan berbasis kedelai, serta komersialisasi varietas kedelai unggul melalui sektor UKM. Jakarta, Juni 2017 Bagian Humas, Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama Copy dikirim kepada Yth.: 1. Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir 2. Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir 3. Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir 4. 5. Sekretariat Utama BGAC-melalui PAIR Target lainnya untuk sektor kesehatan adalah ketersediaan layanan radioterapi yang terjangkau bagi masyarakat, dan sektor pendidikan berupa peningkatan pemahaman masyarakat mengenai teknologi nuklir sejak dini. Dubes Darmansyah Djumala menyebut bahwa dengan pendekatan seperti itu, Indonesia berupaya membumikan diplomasi nuklir di forum internasional agar kerjasama di bidang nuklir dapat memberi manfaat konkrit bagi rakyat. Sebelumnya Dubes Djumala kepada Dirjen IAEA menyampaikan masukan tentang fokus kerjasama yang perlu ditingkatkan dalam kerangka kerjasama teknis Indonesia-IAEA, yakni bidang pangan dan pertanian, kesehatan, pendidikan dan kesadaran publik mengenai nuklir untuk tujuan damai serta peningkatan keterwakilan staf WNI di Sekretariat IAEA. "Program-program tersebut bersifat nyata, konkret dan langsung bermanfaat bagi rakyat, serta mendorong capaian IAEA dalam kerangka SDGs ke depannya,” tegas Dubes. Konferensi Internasional Program Kerjasama Teknis IAEA diselenggarakan untuk memperingati HUT IAEA ke-60. Hadir para petinggi pemerintahan negara-negara anggota meliputi kepala negara, kepala pemerintahan, para menteri dan sejumlah besar pejabat tinggi lainnya dari 168 negara anggota. Delegasi Indonesia hadir dipimpin oleh Menristek dan Dikti Prof. H. Mohammad Nasir Ph.D., Ak, didampingi Dubes/Watapri Wina Dr. Darmansjah Djumala, dengan anggota dari unsur Kemenristek, Kemenkes, BATAN, BAPETTEN, RS Dharmais dan PTRI Wina. IAEA adalah sebuah organisasi independen yang didirikan pada 29 Juli 1957 dengan tujuan mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai serta menangkal penggunaannya untuk keperluan militer. IAEA berfungsi sebagai forum antarpemerintah untuk kerjasama ilmiah dan teknis dalam penggunaan teknologi nuklir dan tenaga nuklir secara damai di seluruh dunia. Sekretariat IAEA berada di Wina, Austria, dengan jumlah anggota saat ini ada 168 negara. Sejak bergabung dengan IAEA (1959), Indonesia telah menerima berbagai manfaat, dua di antaranya yang menjadi keunggulan Indonesia adalah pemuliaan tanaman yakni varietas unggul beras, kedelai dan sorgum, dan nuklir untuk kesehatan. Kedua program unggulan tersebut dipamerkan di side event di selasela konferensi.